LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA KOMISI V … · Waktu kunjungan kerja ke negara Austria dan...

53
1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA KOMISI V DPR RI KE AUSTRIA DAN TURKI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG USUL INISIATIF TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN TGL 28 JULI S.D 3 AGUSTUS 2010 ________________________________________________ I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Pasal 20, Pasal 20 A, dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 3. Keputusan DPR-RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; 4. Keputusan rapat intern Komisi V DPR-RI tanggal 14 Juli 2010 tentang pembahasan Rancangan Undang-Undang usul inisiatif tentang Perumahan dan Permukiman akan didahului dengan melakukan kunjungan ke luar negeri; 5. Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor: PW.01/5780/DPR-RI/VII/2010 tentang Persetujuan Permohonan Izin Kunjungan Kerja Luar Negeri Komisi V DPR-RI dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-Undang usul inisiatif tentang Perumahan dan Permukiman. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan kunjungan kerja Panitia Kerja RUU Perumahan dan Permukiman ke Austria dan Turki adalah untuk mengetahui, mempelajari, mendapatkan data dan informasi, mencari contoh, perbandingan, serta

Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA KOMISI V … · Waktu kunjungan kerja ke negara Austria dan...

1

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA KOMISI V DPR RI KE AUSTRIA DAN TURKI

DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG USUL INISIATIF

TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

TGL 28 JULI S.D 3 AGUSTUS 2010

________________________________________________

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

1. Pasal 20, Pasal 20 A, dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah;

3. Keputusan DPR-RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Tata Tertib Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

4. Keputusan rapat intern Komisi V DPR-RI tanggal 14 Juli 2010 tentang

pembahasan Rancangan Undang-Undang usul inisiatif tentang Perumahan

dan Permukiman akan didahului dengan melakukan kunjungan ke luar negeri;

5. Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor:

PW.01/5780/DPR-RI/VII/2010 tentang Persetujuan Permohonan Izin

Kunjungan Kerja Luar Negeri Komisi V DPR-RI dalam rangka pembahasan

Rancangan Undang-Undang usul inisiatif tentang Perumahan dan

Permukiman.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan kunjungan kerja Panitia Kerja RUU Perumahan dan

Permukiman ke Austria dan Turki adalah untuk mengetahui, mempelajari,

mendapatkan data dan informasi, mencari contoh, perbandingan, serta

2

memperoleh penjelasan secara langsung menyangkut kebijakan, pengaturan,

dan pelaksanaan mengenai perumahan dan permukiman di negara tersebut.

Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka mencari masukan sebagai bahan

dalam pembahasan RUU tentang Perumahan dan Pemukiman yang akan

dilakukan DPR-RI bersama dengan Pemerintah.

Beberapa masukan diharapkan dapat diperoleh melalui kegiatan kunjungan kerja

ini yaitu :

1. membuka akses, khususnya akses langsung untuk kerjasama di bidang

perumahan dan permukiman dengan negara-negara tujuan, yaitu Austria

dan Turki;

2. melakukan pengamatan dan mempelajari pengalaman dari negara tujuan,

khususnya terkait dengan permasalahan, formulasi kebijakan, dan strategi

perumahan dan permukiman; dan

3. memfasilitasi dan membuka kesempatan kerjasama dengan tujuan untuk

memperkuat dan memformulasi masukan bagi pembahasan RUU

Perumahan dan Permukiman.

C. Waktu dan Lokasi

Waktu kunjungan kerja ke negara Austria dan Turki diselenggarakan pada

tanggal 28 Juli sampai dengan tanggal 3 Agustus 2010. Adapun pelaksanaan

kunjungan tersebut, adalah:

1. pada hari Kamis, tanggal 29 Juli 2010: delegasi Komisi V DPR RI melakukan

kunjungan ke Parlemen Austria, dan diterima oleh salah satu anggota

parlemen beserta staf-nya.

Pada hari yang sama delegasi mengadakan pertemuan dengan manajemen

Socially Supported Housing Fasility HAUS LEO. Delegasi diterima oleh

Direktur Program Haus Leo, Maria (hubungan Internasional), dan dr. Angelina

(urusan kesehatan kota Wina dari Partai Sosial).

Pada malam harinya, delegasi mengadakan pertemuan didahului jamuan

makan malam dengan Kedutaan Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik

Indonesia (LBBP-RI) di Wina, dan diterima oleh Duta Besar RI-LBBP, I Gusti

Agung Wesaka Puja serta beberapa pejabat di jajaran Kedutaan RI-LBBP di

Wina.

3

2. pada hari Jum’at, tanggal 30 Juli 2010: delegasi mengadakan pertemuan

dengan Kementerian Ekonomi Provinsi Upper Austria (WIRTSCHAFTS

LANDESRAT) di kota Linz, delegasi diterima oleh salah satu Direktur di

Kementerian. Kemudian dilanjutkan dengan mengadakan peninjauan

lapangan melihat kawasan perumahan dan permukiman di Kota Linz.

Keesokan harinya, atas undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di

Slowakia, delegasi melanjutkan perjalanan dan mengadakan pertemuan

dengan Dubes RI, Harsha E. Joesoef, MSc di Bratislava, Slowakia beserta

jajarannya.

3. pada hari Minggu, tanggal 1 Agustus 2010 : delegasi bertolak menuju

Istanbul Turki, lalu pada Senin, tanggal 2 Agustus 2010 delegasi mengadakan

pertemuan dengan pejabat TC. Basbakanlik TOKI, di Istanbul, Turki yaitu

lembaga yang melakukan perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan

perumahan di Turki, berada di bawah serta bertanggung jawab kepada

Perdana Menteri.

Adapun susunan Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR-RI dalam rangka

pembahasan Rancangan Undang-Undang Usul Inisiatif tentang Perumahan dan

Permukiman adalah sebagai berikut:

1. Ir. H. MULYADI F-PD PIMPINAN DELEGASI

2. H. MUHIDIN M. SAID, SE, MBA F-PG PIMPINAN DELEGASI

3. IR. NOVA IRIANSYAH, MT F-PD ANGGOTA DELEGASI

4. MICHAEL WATTIMENA, SE, MM F-PD ANGGOTA DELEGASI

5. AGUS BASTIAN, SE, MM F-PD ANGGOTA DELEGASI

6. DRS. UMAR ARSAL F-PD ANGGOTA DELEGASI

7. DRS. H. ELDIE SUWANDIE F-PG ANGGOTA DELEGASI

8. IR. SUDJADI F-PDIP ANGGOTA DELEGASI

9. LASARUS, S.Sos, M.Si F-PDIP ANGGOTA DELEGASI

10. DRS. ARIFINTO F-PKS ANGGOTA DELEGASI

11. HJ. HANNA GAYATRI, SH F-PAN ANGGOTA DELEGASI

12. DRA. HJ. NORHASANAH, M.Si F-PPP ANGGOTA DELEGASI

13. H. MARWAN JA’FAR F-PKB ANGGOTA DELEGASI

14. IR. FARY DJEMI FRANCIS, MM F-GERINDRA ANGGOTA DELEGASI

15. DRS. AKBAR FAIZAL, M.Si F-HANURA ANGGOTA DELEGASI

SEKRETARIAT :

16. M. NAJIB IBRAHIM, S.Ag LEGAL DRAFTER

17. KUNARTO, S.Sos SEKRETARIAT

4

II. PROFILE NEGARA AUSTRIA DAN TURKI

A. Profile Negara Austria

1. Umum

Nama Negara : Republik Austria

Bentuk Negara : Federal, terdiri atas 9 negara bagian

Bentuk Pemerintahan : Demokrasi Parlementer

Ibu Kota : Wien/Wina/Vienna

Kepala Negara : Heinz Fischer (Presiden, sejak 8 Juli

2004 dan kembali terpilih pada April 2010)

Kepala Pemerintahan : Werner Paymann (Perdana Menteri,

sejak 2 Desember 2008)

Hari Nasional : 26 Oktober

Bahasa Nasional : Jerman

Lagu Kebangsaan : Land der Berge

Agama : 74% Katolik, 5% Protestan, 4% Muslim,

17% lain-lain

Mata Uang : Euro

Jumlah Penduduk : 8,3 juta jiwa (2009)

Pendapatan Perkapita : US$32,800 (WKO Statistik)

2. Geografis

Luas wilayah : 83.870 km persegi

Batas-batas Negara : Utara dengan Jerman dan Ceko

: Timur dengan Slowakia dan Hongaria

: Selatan dengan Slovenia dan Italia

: Barat dengan Swiss dan Liechtenstein

Musim : 4 musim, terdingin bulan Februari -15oC

Terpanas pada bulan Juli/Agustus +35oC

5

Peta Negara Austria dan Ibukotanya Wina

Austria adalah sebuah negara yang dikelilingi daratan, terletak di bagian

selatan Eropa tengah pada posisi 47°20' LU dan 13°20' BT. Wilayahnya

meliputi sebagian Alpen Timur dan sebagian daerah aliran Sungai Donau.

Austria merupakan negara federal yang terdiri atas sembilan negara bagian,

yaitu:

1.Wina Ibukota : Wina

2. Voralberg Ibukota : Bregenz

3. Tirol Ibukota : Innbruck

4. Salzburg Ibukota : Salzburg

5. Karnten (Carinthia) Ibukota : Klagenfurt

6. Steiermark (Styria) Ibukota : Graz

7. Oberosterreich (Upper Austria) Ibukota : Linz

8. Niederosterreich (Lower Austria) Ibukota : St. Polten

9. Burgenland Ibukota : Eisenstadt

Austria berbatasan dengan delapan negara yang tata susunan masyarakat

dan sistem perekonomiannya berbeda-beda. Penduduk negara tetangga itu

termasuk rumpun bangsa utama Eropa seperti Germanika, Romanika dan

Slavia, kecuali orang Hongaria (Magyar) yang tergolong rumpun bangsa

Ural-Altai. Panjang garis perbatasan Austria keseluruhannya adalah 2.562

km yaitu 784 km dengan Jerman, 362 km dengan Republik Ceko, 91 km

dengan Slowakia, 366 km dengan Hongaria, 330 km dengan Slovenia, 430

km dengan Italia, 164 km dengan Swiss dan 35 km dengan Liechtenstein.

3. Sistem Pemerintahan

Legislatif:

• Nationalrat (Dewan Perwakilan Rakyat Pusat)

Austria adalah negara federal yang menganut sistem demokrasi

parlementer dengan sistem perwakilan dua kamar. Kamar pertama adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Pusat yang merupakan wakil partai-partai politik

yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu parlemen dengan jumlah anggota

183 orang. Pemilu tersebut diadakan setiap empat tahun sekali namun

pemilu terakhir dilangsungkan pada tanggal 28 September 2008 karena

perpecahan pemerintah koalisi. Dewan Perwakilan Rakyat Pusat bersama-

sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian (Bundesrat) sebagai

6

kamar kedua bertugas menyusun Undang-undang Nasional yang berlaku

untuk seluruh negara. Komposisi kekuatan partai politik di Nationalrat

hasil pemilu terakhir adalah SPO (Sozialdemokratische Partei Osterreichs)

57 kursi (31,67%), OVP (Osterreichische Volkspartei) 51 kursi (28,33%),

FPO (Freiheitliche Partei Osterreichs) 34 kursi (18,89%), BZO (Bundnis

Zukunft Osterreich) 21 kursi (11,67%) dan Partai Hijau (Grunnen) 20

kursi (11,11%).

• Bundesrat (Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian)

Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian mempunyai anggota 62 orang,

yang dikirim dari negara-negara bagian dan dapat diganti setiap saat

sesuai dengan hasil pemilu negara bagian yang bersangkutan.

• Gemeinderat (Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten)

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten ini dipilih oleh rakyat di

daerah kabupaten masing-masing dengan tugas mengadakan pemilihan

Burgermeister (Kepala Daerah Kabupaten).

Eksekutif

• Bundespresident (Presiden Federal)

Presiden Federal dipilih oleh rakyat untuk masa jabatan enam tahun dan

dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dilantik

oleh Bundesversamlung, yaitu gabungan Nationalrat dan Bundesrat.

Dalam melaksanakan tugasnya Presiden bertanggung jawab kepada

Bundesversamlung ini. Presiden berwenang mengangkat Perdana Menteri

dan anggota kabinetnya, serta menjadi Panglima Tertinggi Angkatan

Bersenjata Austria.

• Bundesregierung (Pemerintah Federal)

Pemerintah Federal dipimpin oleh Bundeskanzler (Perdana Menteri)

dengan dibantu oleh Vizekanzler (Wakil Perdana Menteri), Bundesminister

(Menteri) dan beberapa Sekretaris Negara. Bundeskanzler ditunjuk dan

diangkat oleh Presiden dari ketua partai politik terkuat yang memiliki

anggota terbanyak di Nationalrat. Sedang Vizekanzler dan Sekretaris

Negara diangkat oleh Presiden atas usul Perdana Menteri. Perdana

Menteri bertanggung jawab ke Nationalrat.

7

• Landesregierung (Pemerintah Negara Bagian)

Kepala Pemerintah Negara Bagian adalah seorang Landeshauptman

(Gubernur), yang dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian

yang bersangkutan.

Pemerintah Austria sekarang merupakan pemerintah koalisi antara

Sozialdemokratische Partei Osterreichs (SPO) yang menguasai 57 kursi

(31,67%) dengan Osterreichische Volkspartei (OVP) yang menguasai 51

kursi (28,33%). Sedang dua partai lainnya, yaitu Grunen dan FPO, menjadi

partai oposisi.

4. Politik Luar Negeri

Politik luar negeri Austria memprioritaskan hubungannya dengan Uni Eropa

(EU) dan negara-negara Eropa Timur dan kawasan Balkan. Karena itu,

Austria sangat mendukung perluasan EU untuk meliputi pula sepuluh negara

Eropa Timur yang terlaksana pada tanggal 1 Mei 2004. Namun demikian,

Austria menentang aksesi Turki ke EU dengan alasan negara ini belum siap

dan EU juga belum siap menerima Turki.

Hubungan Austria dengan AS dan masalah perang terhadap terorisme

internasional juga menjadi salah satu pusat perhatian politik luar negeri

Austria pasca serangan teroris tanggal 11 September 2001 terhadap AS.

Dalam perang Irak, Austria sebagai negara netral tidak mendukung serangan

militer AS dan Inggris terhadap Irak karena tidak mendapat mandat dari

PBB. Namun demikian, Austria juga tidak mendukung posisi Perancis dan

Jerman.

5. Hubungan Bilateral Austria — Indonesia

Politik luar negeri RI yang bebas aktif dan politik luar negeri Austria yang

netral merupakan titik tolak dalam meningkatkan kerjasama kedua negara

baik di forum bilateral maupun internasional/multilateral. Sampai saat ini

hubungan bilateral kedua negara berjalan dengan baik dan tidak terdapat

masalah-masalah politis yang mengganggu. Sebagai negara anggota Uni

Eropa (EU), Austria secara konsisten mendukung Indonesia yang kuat,

8

bersatu dan sejahtera, serta mendukung integritas wilayah NKRI. Dalam fora

internasional/multilateral, Indonesia dan Austria menjalin kerjasama yang

baik dan saling mendukung dalam menghadapi masalah-masalah

internasional.

6. Perdagangan Indonesia — Austria

Total perdagangan RI-Austria mengalami penurunan yang cukup signifikan

akibat krisis finansial global yang terjadi di tahun lalu, dari US$ 393,4 juta

pada tahun 2008 menjadi US$ 300,5 pada tahun 2009. Nilai impor Indonesia

dari Austria tahun 2009 mencapai US$ 259,3 juta, sedangkan nilai ekspor

Indonesia tahun 2009 mencapai US$ 41,2 juta. Total defisit perdagangan

Indonesia terhadap Austria pada tahun 2009 adalah US$ 218,1 juta,

menurun dari defisit pada tahun 2008 yang mencapai US$ 323,7 juta.

SEKILAS KOTA WINA

Sejarah Singkat

Hasil penelitian dan penggalian purbakala menunjukan bahwa Wina telah

berpenghuni sejak awal jaman paleolithic. Nama kota Wina berasal dari Vedunia

yang sejak 2000 tahun sebelum Masehi daerahnya sudah menjadi

penampungan suku Kelten. Sekitar 15 tahun sebelum Masehi daerah sekitar

sungai Donau dikuasai bangsa Romawi dibawah Kaisar Agustus dan kemudian

pada abad pertama sesudah Masehi, dijadikan pangkalan militer Vindobona

dengan 5000 tentara. Di dekat daerah pangkalan militer Vindobona tersebut

(sekarang ini dikenal sebagai Ring atau daerah Satu) terdapat sebuah

perkampungan rakyat dengan penduduk kurang lebih 20.000 orang. Vindobona

juga menjadi kubu pertahanan Roma di sepanjang sungai Donau.

Kota Wina berkembang dengan pesat dibawah Kaisar Marcus Aurelius dan

Kaisar Probus. Kebun-kebun anggur dan Heurigen (tempat minum anggur) yang

kita jumpai di Wina sekarang merupakan peninggalan Kaisar Probus. Bangsa

Romawi menduduki daerah Wina selama 400 tahun hingga mundur karena

didesak suku bangsa Hunen. Peninggalan bangunan bangsa Romawi di bisa

dijumpai di daerah Innere Stadt (daerah distrik 1 atau Ring).

Sekitar abad ke-9 daerah Wina diduduki oleh suku bangsa Magyar dan pada

tahun 955 bangsa Magyar didesak ke Hungaria oleh suku bangsa Bavaria

setelah berkali-kali mengalami peperangan. Pada akhir abad ke-10 tersebut

mulai lahir dinasti Babenberger yang kemudian menguasai beberapa wilayah di

9

negeri ini dan berhasil membangun jalur penting perdagangan yang akhirnya

berkuasa untuk selama 270 tahun. Pada zaman Babenberger inilah untuk

pertama kalinya Ostmark Babenberger pada tahun 956 dinamakan ,,Ostarichi

(Osterrich) dan pada tahun 1137 Wina diproklamirkan sebagai kota. Pada waktu

itu kedudukan kota Wina adalah sebagai transit untuk para pelancong dan

tentara.

Beberapa waktu setelah terjadi kekacauan, pemerintahan berpindah kepada

keluarga Habsburg yang berkuasa sejak tahun 1275. Keluarga Habsburg

memerintah dengan cara memperluas wilayah yang dikuasainya dan juga

melalui perkawinan politik. Dalam masa pemerintahan keluarga Habsburg ini

banyak kemajuan yang diperoleh rakyat antara lain dengan didirikannya serikat-

serikat kerja yang sekarang ini tampak dari nama-nama jalan seperti

Bognergasse, Nagleergasse, Goldschmiedgasse, Seilergasse, dan sebagainya.

Pada tahun 1365 Yayasan Universitas Wina dibentuk oleh Herzog Rudolf IV.

Antara abad 16 dan 17 Wina yang merupakan pusat kedudukan dinasti

Habsburg secara terus menerus berada dibawah ancaman Kekaisaran Ottoman.

Pada tahun 1529 untuk pertama kalinya bangsa Turki dari Kekaisaran Ottoman

berusaha menduduki Wina namun dapat digagalkan. Pada tahun 1683 untuk

kedua kalinya kota Wina dikepung oleh bangsa Turki dan sekali lagi dapat

dipukul mundur karena bantuan sekutu dinasti Habsburg dan kecerdasan

Pangeran Eugene dari Savoy. Pada masa itu rakyat Wina menghadapi berbagai

musibah antara lain pertikaian antara penganut Katholik dengan Protestan serta

timbulnya wabah penyakit pes yang menimbulkan korban terhadap 30.000 jiwa

manusia. Pendudukan bangsa Turki ternyata membawa kebiasaan baru bagi

rakyat setempat yang kemudian mengenal minum kopi, yang selanjutnya mulai

dikenal di Eropa. Warung-warung kopi (Kaffeehaus) sekarang ini menjadi salah

satu daya tarik untuk turisme, yang merupakan warisan dari masa pendudukan

bangsa Turki.

Dari pertikaian agama tersebut nampaknya golongan Katholik yang lebih

mendapat dukungan rakyat sehingga mendorong penganut agama Protestan

harus menepi dan bahkan sembunyi-sembunyi dalam menjalankan ibadah.

Kemenangan golongan Katholik inilah yang kemudian melahirkan banyak

bangunan Gereja Katholik dan biara-biara diberbagai wilayah yang ada dalam

kekuasaan dinasti Habsburg.

10

Pada abad ke 18 semasa Pangeran Eugene, Wina mengalami puncak kejayaan

bangunan gedung-gaya Barok. Pada zaman itu pula dibangun Belvedere sebagai

istana musim panas Pangeran Eugen. Istana musim dingin di Himmelpfangasse

sekarang dipakai oleh Menteri Keuangan. Pada abad ke-18 dibawah

pemerintahan Ratu Maria Theresia terjadilah kemajuan-kemajuan yang sangat

pesat untuk kepentingan rakyat, antara lain diadakannya undang-undang wajib

belajar, Wina dijadikan Pusat Pemerintahan, dibentuknya badan-badan sosial

dan kebudayaan serta kegiatan lainnya untuk meningkatan taraf hidup rakyat.

Dibawah kekuasaan Maria Theresia, dibangun istana Schonbrunn sebagai istana

musim panas dengan bentuk gaya Rokoko. Istana musim dingin Ratu adalah

Hofburg. Masih dalam masa pemerintahan Ratu Maria Theresia, musik dan seni

sangat dihargai dan menghiasi istana-istana Habsburg bahkan banyak anggota

keluarga Habsburg adalah musikus dan komposer musik. Penghargaan terhadap

seni dari keluarga Raja dan para bangsawan dimasa itu menjadikan Wina

sebagai pusat musik diseantero Eropa. Banyak anggota dinasti Habsburg juga

dikenal sebagai kolektor seni. Mata uang, barang tambang, batu mulia dan

berbagai koleksi benda seni dapat disaksikan saat ini dibeberapa musium.

Salah satu dari 15 orang anak Maria Theresia, yaitu Kaisar Joseph II

meneruskan politik ibunya dalam meningkatkan jaminan sosial bagi rakyatnya.

Dalam masa pemerintahan Kaisar Joseph II dibangun rumah sakit untuk umum,

penyiksaan untuk para tahanan dihapuskan, rakyat dibebaskan memeluk

agamanya masing-masing dan rakyat diizinkan masuk ke Prater (Taman

Hiburan) yang sebelumnya hanya untuk orang-orang tertentu saja. Zaman

Kaisar Joseph II ini dikenal dalam sejarah dengan istilah "Josephinus".

Pada tahun 1848 Kaisar Franz Joseph yang pada waktu itu berumur 18 tahun

naik tahta dan menjalankan pemerintahan selama 68 tahun. Dibawah kekuasaan

Kaisar Franz Joseph pada tahun 1865 dibangun jalan Ring (Ringstrasse) yang

dilengkapi dengan gedung-gedung megah di tepi jalan.

Pada tahun 1867 terjadi dual monarchy dengan Hongaria (yakni satu kebijakan

politik luar negeri, tetapi kebijakan politik dalam negerinya bersifat independen),

di mana kota Wina menjadi pusat pemerintahan dan Franz Joseph menjadi

Kaisar Austria sekaligus Raja Hungaria. Pada zaman Pemerintahan Kaisar Franz

Joseph inilah Johann Strauss Sr. terkenal sebagai Raja Waltz dan Johann Strauss

Jr. (anak) terkenal dengan operettenya. Begitu pula dengan era Ringstrasse

11

terkenal pula arsitek dan pelukis -pelukis senior seperti Adolf Loos, Otto Wagner,

Gustav Klimt dan Egon Schiele dengan Jugend Stil-nya.

Putra Mahkota Rudolf, anak Franz Joseph dari perkawinannya dengan Elisabeth

(Sissi), pada tahun 1889, bunuh diri di Mayerling dan pada tahun 1898 Ratu

Elisabeth dibunuh di Jenewa. Franz Ferdinand, kemenakan Franz Joseph yang

dicalonkan untuk menggantikannya pada tahun 1914 terbunuh di Sarajewo.

Setelah Kaisar Franz Joseph meninggal pada tahun 1916, kemenakannya yang

lain, yaitu Karel I menggantikannya. Pada tahun 1918, Karel I dengan sukarela

turun dari tahta dan terjadi peruntuhan dinasti Habsburg di Austria.

Pada tahun 1918 setelah Karel I turun tahta, maka Republik Austria Pertama

diproklamasikan, dengan Wina sebagai pusat politik dan kebudayaan Austria,

meskipun Wina merupakan sebuah propinsi terkecil di Austria. Pada tahun 1938

Hitler menduduki Austria dan dengan paksa Austria dijadikan satu dengan

Jerman. Pada waktu Perang Dunia ke-II banyak bangunan, perumahan dan

industri yang hancur, dan tahun 1945 pasukan Sekutu menduduki Wina.

Setelah Perang Dunia Kedua sampai tahun 1955 Austria diduduki oleh empat

negara besar, yaitu AS, Uni Soviet, Inggris, dan Perancis. Pada tanggal 15 Mei

1955 keempat negara besar tersebut bersama dengan Austria menanda tangani

State Treaty yang memulihkan kembali Austria menjadi negara merdeka dan

berdaulat dan menjalankan politik luar negeri netral permanen yand ditetapkan

dalam UUD-nya atas jaminan dari keempat negara besar tersebut. Penarikan

pasukan Sekutu terakhir terjadi pada tanggal 25 Oktober 1955. Saat yang

bersejarah itu sekaligus diproklamirkan sebagai Hari Nasional Austria.

B. Profile Negara Turki

1. Umum

Ibukota : Ankara (39°55′N 32°50′E)

Kota Terbesar : Istanbul

Bahasa Resmi : Turki

Lagu kebangsaan : İstiklâl Marşı

Pemerintahan : Republik (Parlementer)

Presiden : Abdullah Gül

Perdana Menteri : Recep Tayyip Erdoğan

Speaker of Parliament : Köksal Toptan

12

Ketua Mahkamah Konstitusi : Hasim Kilic

Luas : 783,562 km2

Total Provinsi : 81 buah

Populasi : 73,914,000 jiwa (2008), Etnis Turki menempati

lebih 80 persen jumlah penduduk, dan etnis

Kurdi 15 persen. 99 persen dari jumlah

penduduk seluruh negeri menganut agama

Islam

Kepadatan : 93/km2, atau 240,9/sq mi

GDP (2008)--PPP : Total $1.028 triliun, per kapita: $13,920

MATA UANG : Turkish Lira (1 USD = 1,58 TRY)

Sektor andalan : sektor pariwisata jumlah wisatawan pada tahun

2006 mencapai 20 juta orang atau 34 persen

dari jumlah penduduk Turki.

ZONA WAKTU : UTC+2 untuk musim dingin dan UTC+3 untuk

musim panas.

IKLIM / CUACA : Bervariasi antara -4° C (25º F) dan 30° C (86º

F). Marmara dan Aegean dan pantai Mediterania

memiliki iklim Mediterania dengan khas panas

dan sejuk, dingin. Di sebelah timur negara ini

dikelilingi oleh gunung dengan udara yang sejuk

atau dingin. Sebelah tenggara yang panas

udaranya.

2. PERWAKILAN RI UNTUK TURKI

Duta Besar (Ambassador) : H.E. Mr. Awang Bahrin

Alamat : Abdullah Cevdet Sokak No. 10 (P.O.BOX 42)

Cankaya 06680, Ankara, Turkey

Telepon/ Fax : (90-312) 438-2190/ (90-312) 438-2193

Email/ Website : [email protected] / www.indo-tr.org

Hal Lain Terkait Turki:

Sungai Terpanjang : Kızılırmak 1355km

Gaji rata-rata tahunan : € 3500

Gunung Tertinggi : Gunung Ararat (Ağrı Dağı) 5137m

Harapan Hidup : laki-laki 68, perempuan 73

Ranking dunia di antara kota-kota paling mahal : 18.

13

3. SEKILAS NEGARA TURKI

Republik Turki (bahasa Turki: Türkiye Cumhuriyeti ) disebut Türkiye ( bahasa

Turki: Türkiye ) adalah sebuah negara besar di kawasan Eurasia. Wilayahnya

terbentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya dan daerah Balkan di

Eropa Tenggara. Turki berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah utara; Bulgaria di

sebelah barat laut; Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat; Georgia di timur laut;

Armenia, Azerbaijan, dan Iran di sebelah timur; dan Irak dan Suriah di tenggara;

dan Laut Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara yang merupakan bagian dari

Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki

dikenal sebagai negara transkontinental. Turki, terkenal dengan kekayaan

sejarahnya, karena Turki terletak di reruntuhan peradaban Trojans, Yunani, Roman,

dan Ottomans.

Mustafa Kemal Attaturk dikenal sebagai pendiri dan Presiden pertama Republik

Turki, bapak Turki modern dan menetapkan fondasi sekulerisme (laiklik). Mustafa

Kemal Atatürk (lahir di Selânik (Thessaloniki, 12 Maret 1881 –wafat di Istana

Dolmabahçe, Istanbul, Turki, 10 November 1938 pada umur 57 tahun). Atatürk

juga memperkenalkan abjad Turki yang baru kepada rakyat Kayseri (20 September

1928).

Atatürk dikenang melalui banyak bangunan peringatan di seluruh Turki, seperti

Bandara Internasional Atatürk di Istanbul, Jembatan Atatürk di atas Tanduk Emas

(Haliç), Bendungan Atatürk, Stadion Atatürk, dan Anıtkabir, mausoleum tempat ia

dikebumikan. Patung-patung raksasa Atatürk statues bertebaran di seluruh Istanbul

dan berbagai kota lainnya di Turki, dan praktis setiap pemukiman yang besar

mempunyai bangunan peringatannya sendiri untuknya.

a. Sejarah

Ibu kotanya berada di Ankara namun kota terpenting dan terbesar adalah

Istanbul. Kawasan yang terdiri dari Turki modern telah menyaksikan kelahiran

peradaban-peradaban utama, termasuk Kekaisaran Bizantium dan Kekhalifahan

Turki Utsmani. Lokasi yang strategis di persilangan dua benua, budaya Turki

merupakan budaya dua peradaban, campuran budaya Timur-Barat. Dengan

adanya kawasan yang kuat dari Adriatik ke Tiongkok dalam jalur tanah di antara

Rusia dan India, Turki telah memperoleh kepentingan strategis yang semakin

tumbuh. Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia,

peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan

14

pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan

bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota

lainnya di Turki, menjadikan lansekap dan pengembangan kota yang

terintegrasi, mendapat perhatian utama pemerintah.

b. Geografi

Secara geografis, Turki membentuk sebuah jembatan antara alam dunia lama

benua Asia, Afrika dan Eropa. The Anatolian barat semenanjung adalah titik di

Asia, dari Eropa dibagi oleh Bosphorus dan Dardanelles Straits. Thrace adalah

bagian barat dari Turki di benua Eropa. Dua sungai besar mengalir dari Turki di

Laut Caspian basin, di Aras dan Kura.

Di beberapa provinsi yang perbedaan suhu lebih dari 24 jam dapat sebanyak 20

derajat celcius. Pada musim semi tahun itu tidak biasa untuk menemukan cuaca

khas dari dua atau bahkan tiga musim di berbagai lokasi sekitar Turki dalam

satu hari. The Mediterania pantai dapat menikmati panas panas ketika sedang

Hitam Laut wilayah mendapatkan sebanyak 2000 mm dari hujan di beberapa

tempat, terdapat bagian-bagian dari Central Anatolia hujan dengan rata-rata

hanya satu dari delapan total ini.

Turki memiliki lebih dari satu puncak di ketinggian 5.000 meter (Mt. Ararat), tiga

di atas 4.000 meter dan 129 puncak melebihi 3000 meter. Penyebaran flora dan

fauna yang spesies sepanjang poros utara-selatan selama periode dingin sekali

bergeser ke timur-barat poros saat sedang interval. Ini lebih meningkatkan

keanekaragaman hayati.

Utama bagi burung berpindah rute antara Asia, Eropa dan Afrika lewat Turki,

dan hal ini juga menjadi faktor dalam mengembangkan jumlah spesies yang

ditemukan di sini untuk bagian tahun.

c. Politik dan Pemerintahan

Turki adalah sebuah republik konstitusional yang demokratis, sekular, dan

bersatu. Sistem politiknya didirikan pada tahun 1923 di bawah pimpinan Mustafa

Kemal Atatürk setelah kejatuhan Khilafah Ottoman, akibat Perang Dunia I. Sejak

itu, Turki telah berangsur-angsur bergabung dengan Barat sementara di saat

yang sama menjalin hubungan dengan dunia Timur. Negara ini merupakan

salah satu anggota pendiri Persatuan Bangsa-bangsa, Organisasi Konferensi

Islam (OKI), OECD, dan OSCE, serta negara anggota Dewan Eropa sejak tahun

1949, dan NATO sejak tahun 1952. Sejak tahun 2005, Turki adalah satu-satunya

15

negara Islam pertama yang berunding menyertai Uni Eropa, setelah merupakan

anggota koalisi sejak tahun 1963. Turki juga merupakan anggota negara

industri G20 yang mempertemukan 20 buah ekonomi yang terbesar di dunia.

d. Ekonomi

Turki, sebenarnya adalah negara pertanian dan peternakan tradisional.

Pertanian cukup berkembang dan dapat swasembada dalam bahan pangan,

kapas, sayur-sayuran, buah dan daging, nilai produksi pertanian menempati

sekitar 20 persen GNP. Jumlah pekerja sektor pertanian menempati 46 persen

jumlah total penduduk. Turki memiliki sumber mineral yang melimpah, luas

hutan 20 juta hektar, namun kebutuhan akan minyak bumi dan gas alam perlu

diimpor dalam jumlah besar. Turki memiliki industri ringan, tekstil dan makanan

yang cukup berkembang. Sektor-sektor industri yang penting antara lain besi

dan baja, semen, elektronik, permesinan dan otomotif. Industri dan pertanian di

daerah pantai sangat berkembang, transportasi di daerah pedalaman bagian

timur kurang leluasa dan taraf produksi relatif tertinggal. Dalam

perkembangannya, pariwisata menjadi primadona ekonomi yang senantiasa

dikembangkan.

e. Pertahanan dan Keamanan

Presiden adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata, kepala staf umum

adalah komandan tertinggi. Dewan Keamanan Nasional adalah lembaga

pengambil keputusan pertahanan yang tertinggi, Komisi Militer Tertinggi adalah

lembaga pengambil keputusan tertinggi mengenai urusan intern angkatan

bersenjata, Staf Umum merupakan lembaga komando operasi tertinggi

angkatan bersenjata, membawahi berbagai jenis pasukan; Kementerian

Pertahanan adalah lembaga administrasi tertinggi untuk mengadakan kerjasama

dengan Staf Umum. Turki melaksanakan sistem dinas tentara wajib, masa dinas

18 bulan, dan dilaksanakan langkah-langkah profesionalisme tentara.

f. Transportasi

Turki terletak di ujung timur Eropa barat akhir timur Tengah dan Asia Utara

timur dari Mediterania, selatan hitam laut, timur dari Aegean. Turki adalah

bagian dari tanah, semenanjung, antara Eropa dan Asia dan Timur Tengah. Hal

ini dapat disebut sebagai jembatan antara timur dan barat. Untuk itu,

transportasi menjadi sektor yang juga menjadi perhatian serius Pemerintah

Turki. Turki dapat dicapai dengan pesawat dari seluruh dunia dengan

16

bandaranya yang megah, kereta, bus, mobil, maupun kapal laut atau feri

penyeberangan.

Tercatat hingga akhir 1999, Turki memiliki 118 bandara, 22 dari yang terbuka

untuk lalu lintas internasional. Namun, sebagian besar lalu lintas internasional di

bandara: Bandara Internasional Ataturk di Istanbul, Adnan Menderes Bandara di

Izmir, dan Bandara Esenboga di ibukota, Ankara. Terminal penumpang berskala

internasional di Istanbul, yang dibuka pada Januari 2000, merupakan salah satu

yang terbesar di Eropa. Lebih dari 300 penerbangan asing yang melayani Turki,

di samping Turkish Airlines (Thy).

Pengiriman melalui laut, memainkan peran penting dalam perekonomian

Turki. Tidak mengherankan, sejak lebih dari 70 persen dari Turki dengan 4

batas laut: Laut Hitam di utara, Marmara di barat laut, Aegean di sebelah barat,

dan Mediterania di sebelah selatan-barat daya. Turki memiliki banyak pelabuhan

besar dan kecil, 21 di antaranya internasional. Lima port, semua milik negara,

menangani sebagian besar pengiriman melalui laut: Istanbul dan Kocaeli di Laut

Marmara, Izmir di Aegean, dan Mersin dan Iskenderun di Mediterania.

Selain sistem kereta api yang merupakan salah satu weakest mode transportasi

di Turki, sistem transportasi jalan raya melayani lebih dari 95 persen dari

angkutan penumpang dan lebih dari 90 persen dari angkutan barang di Turki.

Jaringan jalan negara yang luas, dengan lebih dari 382.000 kilometer (hampir

237.000 mil). Krisis ekonomi 1998 dan gempa bumi pada tahun 1999 sempat

menyebabkan beberapa proyek ditunda.

LANSEKAP TURKI, NEGERI BENTENG DAN MASJID

Ankara adalah ibu kota Turki sejak tahun 1923, menggantikan Konstantinopel atau

Istanbul. Kota ini juga menjadi ibu kota Provinsi Ankara. Sebelumnya, Ankara

dikenal dengan nama Angora atau Engürü; di masa Romawi dikenal sebagai

Ancyra; dan di masa Hellenistik sebagai Áŋkyra.

17

Kota Ankara terletak di Provinsi Ankara dan berada di tengah-tengah negara

Turki, dengan luas wilayahnya adalah 25.615 km.2 Kota terbesar kedua di Turki ini

dihuni oleh 4.455.453 jiwa (2007) dan sangat penting dilihat dari sisi ekonomi dan

industri. Sebagai pusat pemerintahan Turki, di Ankara terletak seluruh kedutaan

besar negara-negara lain. Kota ini terletak di daerah terkering di Turki dan

dikelilingi daerah stepa dengan berbagai situs arkeologi dari masa Ottoman,

Byzantium, dan Romawi.

Bandara utama Ankara adalah Bandara Internasional Esenboga yang terletak di

sebelah utara kota. Terminal Bus Ankara (bahasa Turki: Ankara Şehirlerarası

Terminal İşletmesi) adalah bagian penting dari jaringan bus di Ankara dan stasiun

kereta api Ankara Garı adalah penghubung antara bagian barat dan timur Turki. Di

Ankara terdapat dua jalur kereta bawah tanah dan tiga jalur lagi dalam tahap

konstruksi.

Kota Istanbul, jembatan kontradiksi budaya Asia dan Eropa, dipenuhi peninggalan

benteng kota yang tersisa dari masa kejayaan Bizantium (abad IV-XIV Masehi).

Daya tarik Istanbul adalah sebagai kota tua di daratan paling timur Eropa, namun

menjadi bagian sebuah negara Asia. Turki seperti gado-gado raksasa dengan

perpaduan antara Eropa dan Asia di dalamnya. Selama 700 tahun (1300-1924),

Istanbul pernah menjadi pusat khilafah (pemerintahan) Islam bertaraf internasional.

Para raja Dinasti Utsmani yang berhasil mengusai tiga benua (Asia, Afrika, dan

Eropa) menjadi kiblat politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pertahanan-keamanan

kerajaan-kerjaaan Islam di seluruh dunia masa itu. Termasuk kerajaan-kerajaan

Islam di Nusantara, seperti Samudra Pasai (Aceh), Ternate, Tidore, Bacan (Maluku),

Sulu (Filipina), dan lain-lain.

Di tengah kota Istanbul, terdapat kekhasan arsitektur masjid-masjid di kota yang

dibangun pada abad III Masehi itu, Kubah utama yang biasanya diikuti dengan

beberapa kubah lebih kecil di bawahnya menjadi ciri khas masjid-masjid di kota

industri utama Turki itu yang jumlahnya mencapai 444 buah dengan mesjid

terkenal seperti Masjid Suleymaniye, Masjid Biru (Sultanahmet), dan Masjid

Ortakoy. Masjid Biru dibangun tahun 1609-1616, berhadapan dengan peninggalan

Gereja Ayasofya (St Sophia)—kemudian dijadikan museum pada masa Kekaisaran

Ottoman—yang dibangun sekitar abad ke-7 Masehi.

Sebagai salah satu mahakarya arsitektur terhebat di dunia, Haghia Sophia

menyimpan keindahan gaya arsitektur Bizantium yang memesona. Awalnya gedung

bersejarah ini merupakan sebuah gereja (Church of Holy Wisdom) yang mengalami

18

perubahan fungsi menjadi mesjid saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed

II. Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Haghia Sophia

menjadi museum, dilakukan sejumlah renovasi. Bahkan pengembangan ruang dan

penataan dengan bangunan modern lainnya, menjadi sebuah ciri khas tersendiri

dalam penataan terintegrasi suatu pembangunan.

Dari sekian banyak bangunan fisik berusia tua, terdapat masjid-masjid yang sangat

indah. Ikon dari Istanbul adalah masjid Sultan Ahmet, yang berhadapan dengan

Aya Sofia dan dikelilingi oleh taman-taman yang indah (Sultan Ahmet Square).

Masjid ini dibangun abad 16 dan satu-satunya masjid yang punya enam Minaret

(menara mesjid). Kubahnya menggunakan ornamen bercat kebiru-biruan, sehingga

disebut juga masjid biru (blue Mosque). Blue Mosque, terkenal dengan keindahan

arsitektur salah satu bangunan religi paling terkenal di dunia. Bangunan ini

dirancang oleh arsitek kerajaan Mehmet Aga atas perintah Sultan Ahmet I.

Ketahanan bangunan ini terhadap gempa telah teruji terbukti bertahan hingga kini.

Harus diingat bahwa Turki adalah wilayah pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu

Eropa, Asia dan Afrika-Mediteran. Wilayah ini sangat sering diguncang gempa,

sampai data pertanahan di sana harus terus menerus diupdate karena titik-titiknya

akan selalu bergeser oleh dinamika bumi.

Sebagai bekas ibu kota Byzantine yang kemudian dibangun kembali oleh Kekaisaran

Ottoman sekitar tahun 1453, Istanbul juga kaya dengan kompleks istana, salah

satunya adalah Istana Topkapi. Topkapi Palace merupakan istana yang dibangun

oleh Sultan Ahmed the Conqueror setelah berhasil merebut Konstantinopel

(kemudian diganti nama menjadi Istanbul) dari kerajaan Byzantinium. Istana ini

kemudian dijadikan museum oleh pemerintah Republik Turki, dimana tersimpan

banyak koleksi permata, batu serta barang berharga lainnya. Lingkungan istana,

yang menjadi pusat kerajaan Ottoman terletak di sebuah bukit antara Selat

Bosphorus, Golden Horn, dan Laut Marmara, seluas 700.000 meter persegi. Walau

Sultan Mehmet II mulai berkuasa di Istambul pada tahun 1453, Istana Topkapi ini

baru dibangun pada 1465-1470. Dan selama 400 tahun dihuni oleh 24 Sultan

Ottoman. tak ada yang lebih berharga dari koleksi di seputar Nabi Muhammad

SAW, antara lain tapak kaki Nabi Muhammad, potongan jenggot Sang Nabi, surat

Nabi Muhammad SAW yang ditujukan kepada Mukavkis dari Mesir (surat ini ditulis

di daun kurma, ditemukan di Mesir tahun 1850), stempel Sang Nabi, cambuk dan

pedang Nabi Muhammad SAW, jubah, dan berbagai peralatan Ka’bah pada masa-

masa awal. Juga berbagai peralatan Para Sahabat Nabi, diantaranya pedang 4

19

Sahabat Nabi, yakni Abubakar, Umar, Usman, dan Ali. Selama 407 tahun, dari

tahun 1517 sampai 1924, 24 orang hafal Alquran (hafiz) membaca ayat-ayat suci

selama 24 jam nonstop.

Kebesaran Kekaisaran Ottoman juga bisa dilihat dari banyaknya peninggalan istana,

antara lain Istana Ishak Pasa di luar kota Dogubayazit, di kaki Gunung Agri atau

Ararat, yang konon merupakan tempat berlabuhnya perahu Nabi Nuh.

Hal lainnya yang menjadi daya tarik adalah pasar besar yang beratap (Kapalicarsi,

Grand Bazaar) yang merupakan cikal bakal bentuk bangunan mall di zaman

modern. Pasar terbesar di Istanbul yang dibangun oleh Sultan Mehmet II pada

tahun 1461, untuk memfasilitasi para pedagang. Pasar ini menawarkan berbagai

macam produk tekstil, perhiasan, serta aneka souvenir.

Yang lainnya adalah bangunan-bangunan Universitas seperti Universitas Istanbul

yang klasik dan berdekatan dengan dua masjid yang megah, masjid Sultan

Sulayman dan masjid Sultan Beyazit. Pada abad dibangunnya, masih jarang ada

universitas di Eropa.

Secara fisik Turki sekarang ini memang mirip dengan Eropa Barat. Bila tak kelihatan

menara masjid atau tulisan khas Turki, sulit membedakan pemandangan di Istanbul

dengan di Jerman. Meski demikian, sebenarnya Turki nyaris bangkrut. Di tahun

1994, 1 US$ dihargai 10.000 Turkish Lira (uang Turki). Tahun 2004 ini 1 USD setara

1.500.000 Turkish Lira. Jadi jangan kaget bila ongkos naik bus kota adalah sejuta,

atau harga Menu di Mc Donald adalah 6 juta. Turki telah lama mengalami mega

inflasi (di atas 100% per tahun). Penyelamat ekonomi Turki hanyalah sektor

pariwisata (dan ini jugalah pintu masuk maksiat dari Barat) dan transfer dari jutaan

warga Turki yang bekerja di Eropa Barat.

Peradaban sebelum Islam

Turki bukan hanya Islam. Negeri ini juga kaya dengan berbagai peninggalan

kekaisaran Romawi pada masa sebelum Masehi hingga peninggalan-peninggalan

Kristen yang tersebar di berbagai tempat. Berbagai sisa peninggalan yang masih

terjaga baik itu akan membuat siapa pun yang melihatnya tergetar.

Banyak peninggalan Kristen merupakan bangunan yang sangat unik karena

menempel di sebuah dinding batu—mirip bangunan terkenal Petra di Jordania—

antara lain di kota Silifke, Antakya, dan Cevlik, di selatan Turki yang berbatasan

dengan Suriah. Makam Santo Thecia yang dikenal sebagai martir perempuan

pertama berada di dalam goa di Bukit Ayatekla yang kemudian menjadi bagian

20

Gereja Santo Petrus. Bangsa Turki juga membuktikan dirinya sebagai bangsa yang

sangat menghargai sejarah masa lalu, terbukti dari masih terjaganya berbagai

peninggalan pada masa Romawi. Gunung Nemrut di wilayah selatan Anatolia

merupakan kompleks pemakaman Raja Antiochus I pada abad ke-1 SM. Di lokasi ini

terdapat sejumlah patung yang melambangkan dewa Apollo, Zeus, Hercules, Tyche,

dan Raja Antiochus.

Turki juga dikenal dengan tujuh gereja di wilayah Anatolia yang disebut dalam

Perjanjian Baru yang ditulis Santo Johannes. Ketujuh kota yang memegang peranan

penting dalam perkembangan agama Kristen di Turki itu adalah Izmir dengan

Gereja Santo Polycarp-nya, Bergama (Pergamum) dengan Basilika Merah-nya,

Akhisar (Thyatira) dengan Basilika Thyatira-nya, Sart (Sardis) dengan gereja yang

dibangun di bekas Candi Artemis (abad IV sebelum Masehi), Alasehir dengan

Basilika Byzantine-nya, Eskihisar (Laodicea) dengan Pamukkale-nya, dan Efes

(Ephesus) dengan Bulbuldagi-nya yang konon merupakan tempat tinggal Bunda

Maria, Basilika Bunda Maria, dan Basilika Santo Johannes.

Turki juga sangat kaya dengan berbagai peninggalan sejarah sebelum Masehi. Kota

Antalya di selatan Turki, misalnya, diyakini dibangun pada Abad 159 SM oleh Raja

Attalos II, Raja Pergamum. Kota itu juga diperebutkan oleh Kekaisaran Romawi,

Bizantium, dan Seljuk. Lebih ke timur Antalya terdapat Perge yang dibangun pada

1500 SM oleh Hittites. Di sebelah timur Perge terdapat kota tua lainnya, yaitu

Aspendos yang terkenal dengan teater kunonya yang hingga sekarang masih

bertahan sebagai museum teater berkapasitas 15.000 orang.

Istanbul memiliki pelabuhan alam yang terbaik di dunia, Golden Horn. Yakni muara

sungai yang bentuknya seperti tanduk. Di era Bizantium, Golden Horn merupalan

pelabuhan komersial terkenal yang paling sibuk. Konon, saat kerajaan Bizantium

ditaklukkan oleh Fatih Sulsam Mehmet II di tahun 1453, penduduk yang melarikan

diri membuang semua harta emas (golden) mereka ke sungai. Oleh sebagian

orang, kisah ini dipercaya menjadi latar belakang di balik pemberian nama Golden

Horn. Tapi, ada juga yang berpendapat bahwa nama itu diberikan karena cahaya

berwarna keemasan muncul dari sungai saat matahari terbenam.

Selain Golden Horn, terdapat pula Selat Bosphorus yang membelah Istanbul, dan

menjadi jembatan air antara kebudayaan sisi Eropa dan Asia.

21

III. KEGIATAN DAN HASIL PERTEMUAN

Berikut kami sampaikan kegiatan kunjungan kerja dan hasil pertemuan delegasi

Panitia Kerja Komisi V DPR RI dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-

Undang Usul Inisiatif tentang Perumahan dan Permukiman dengan beberapa

institusi di Austria dan Turki sesuai dengan tata urutan waktu pelaksanaan

kunjungan.

A. Kunjungan ke Parlemen Austria (Das Osterreichische Parlament)

Pada hari pertama, (hari Kamis, tanggal 29 Juli 2010) delegasi Panitia Kerja

Komisi V DPR RI berkesempatan melakukan kunjungan ke Parlemem Austria

di kota Wina dan melihat Gedung Parlemen Austria dengan arsitektur bergaya

neo classic dan dibangun pada abad 19. Gedung parlemen Austria merupakan

salah satu bangunan bersejarah yang dilindungi. Arsitek pembangunan

gedung parlemen ini adalah Theophil Hansen yang terinspirasi untuk

menggambarkan keterwakilan rakyat. Selama berkunjung di Parlemen Austria

di kota Wina, delegasi memperoleh penjelasan dari staf parlemen mengenai

sejarah pembangunan gedung parlemen, makanisme dan tata cara

bersidang, mekanisme pembahasan undang-undang dan hal-hal lain seputar

keparlemenan di Austria. Dalam kesempatan kunjungan ini, delegasi bertemu

dan melakukan dialog dengan salah seorang anggota parlemen untuk saling

berbagi informasi mengenai keparlemenan di masing-masing negara.

B. Pertemuan dengan Socially Supported Housing Fasility HAUS LEO

Setelah melakukan kunjungan ke Parlemen Austria, delegasi selanjutnya

melaksanakan pertemuan dengan Socially Supported Housing Fasility HAUS

LEO, dan diterima oleh Direktur Program Haus Leo, yaitu Maria (hubungan

Internasional) dan dr. Angelina (urusan kesehatan kota Wina dari Partai

sosial).

Public Housing adalah institusi sosial di Kota Wina yang khusus dibentuk

untuk menyediakan penampungan (rumah) bagi orang/keluarga yang tidak

mampu secara ekonomi maupun sosial, sehingga membutuhkan perhatian

dari pemerintah dalam bentuk Socially Supported Housing Fasility. Salah

satunya dengan membentuk konsep ―Haus Leo‖ (rumah leo). Konsep Haus

(rumah) Leo dipilih mengambil contoh dari permainan anak sehingga menarik

22

sebanyak mungkin anak, namun anak yang sudah memegang dinding tidak

boleh di tangkap/di paksa. Rumah Leo ini disediakan bagi mereka yang sudah

tidak mempunyai tempat tinggal atau bagi yang terusir dari tempat

penampungan lain, karena di rumah Leo diperbolehkan tinggal dalam waktu

yang lama bahkan boleh seumur hidup.

Dalam rumah Leo diciptakan suasana senyaman mungkin agar mereka

tertarik dan akan kembali lagi, dengan memberikan perlindungan serta

penghidupan yang baru bagi mereka yang tinggal di rumah Leo tersebut. Di

rumah Leo ini juga dilakukan pemulihan kehidupan (normalisasi kehidupan)

dari permasalahan kehidupan yang dihadapi sebelumnya, pemulihan kondisi

psikologis dan kesehatan melalui treatment oleh pekerja sosial sesuai dengan

permasalahan yang dihadapinya. Mereka yang diperbolehkan tinggal di

rumah Leo, tidak hanya anak-anak/remaja, semua usiapun diperbolehkan.

Usia tertua penghuni saat ini lelaki dengan usia 90 tahun dan termuda

berusia 30 tahun. Penghuni di rumah Leo adalah laikilaki, sehingga tidak ada

perempuan yang tinggal, walaupun demikian ada rumah sosial lain di kota

Wina yang menganut sistem campuran antara laki-laki dengan perempuan.

Masih terdapat sekitar 12 rumah sosial dengan konsep ―Leo‖ yang dikelola

oleh Non Government Organization (NGO), menampung lebih kurang 700

orang.

Public Housing dibentuk oleh pemerintah daerah (city goverment). Politik

Perumahan di Austria merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, bukan

kewajiban dari pemerintah pusat. Pemerintah pusat membuat kebijakan

anggaran dan membagi secara proporsional sesuai dengan populasi negara

bagian (daerah) yang khusus diperuntukkan bagi sektor perumahan. Public

Housing mempunyai tugas utama antara lain untuk:

a. Mengurus orang yang membutuhkan bantuan, baik yang tinggal di

rumah maupun di panti, termasuk pemberian bantuan kepada orang

cacat;

b. Menyediakan rumah (penampungan) bagi yang tidak memiliki rumah

atau sedang menghadapi banyak masalah sosial yang harus mereka

selesaikan. Permasalahan yang di tampung antara lain tidak mempunyai

pekerjaan (hingga mendapatkan kerja), pendapatan yang minim

sehingga tidak mampu memiliki/sewa rumah, tidak ada keluarga atau

tidak mempunyai hubungan dengan keluarganya, serta masalah narkoba.

23

Public housing ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap keluarga

atau orang yang tidak mampu secara ekonomi atau sosial untuk memperoleh

tempat tinggal dengan secara menciptakan suasana nyaman agar tidak

menimbulkan trauma terhadap problematika ekonomi dan sosial. Karena

bagaimanapun mereka adalah bagian dari masyarakat yang juga layak

memperoleh perumahan yang layak dari negara.

Bantuan dari public housing diberikan kepada warga negara Austria dan para

pencari suaka ke negara Austria dengan syarat yang ketat. Bagi yang tidak

mempunyai pendapatan, diberikan bantuan sosial. Sementara yang memiliki

pendapatan terbatas, diwajibkan sewa rumah dengan harga sangat murah

(terjangkau).

c. Pertemuan dengan Duta Besar - LBBP Republik Indonesia di Wina

Pada malam harinya, delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI melakukan

pertemuan di dahului jamuan makan malam dengan Duta Besar – Luar Biasa

dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Wina, H.E. I Gusti Agung Wesaka

Puja yang didampingi beberapa pejabat KBRI Wina. Dalam pertemuan

tersebut, Ketua Delegasi, Ir. H. Mulyadi setelah memperkenalkan anggota

delegasi, kemudian menyampaikan maksud dan tujuan dari kunjungan kerja

yang dilaksanakan di Austria, yaitu untuk memperoleh masukan dan

informasi yang terkait dengan perencanaan, pengadaan tanah,

pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan, serta pengendalian dan

pengawasan di bidang perumahan dan permukiman di Austria. Pada

pertemuan itu, Duta Besar didampingi para pejabat KBRI memberikan

penjelasan dan paparan mengenai hal-hal yang ditanyakan oleh para delegasi

Panitia Kerja Komisi V DPR RI.

Adapun penjelasan dan paparan dari Duta Besar, I Gusti Agung Wesaka Puja,

dapat kami sampaikan dan rangkum sebagai berikut :

1. Gambaran Umum

Perencanaan perumahan rakyat di Austria mempunyai sejarah panjang

sejak abad ke-19. Setelah perang dunia II, pemerintah menyusun rapi

arsitektur perkotaan dan perumahan. Perencanaan ini didukung oleh

asosiasi perumahan, yang mempunyai 93 anggota.

24

Negara berperan penting dalam penyediaan rumah bagi rakyat, dengan

mengembangkan pola ―sosial patnership‖. Semua warga negara

berkewajiban untuk berperan serta (terlibat) dalam upaya penyediaan

rumah yang layak bagi setiap orang. Rumah merupakan kebutuhan dasar

(basic need, basic human right) sehingga tidak diserahkan pada

mekanisme pasar, diperlukan intervensi yang besar dari pemerintah

(sebagai bentuk tanggung jawab) untuk mensejahterakan rakyat.

Penguasaan tanah di Austria atas dasar hak milik. Tanah yang ditempati

selama kurun waktu 30 tahun, yang tidak ada pengakuan dari pihak lain

(komplain) maka dapat diakui sebagai hak milik. Untuk kepemilikan

asing, selain warga negara Uni Eropa, masih belum terbuka (sangat

sulit). Pemberian hak sewa-pun dibatasi untuk setiap tahun, tidak diberi

dalam jangka waktu yang panjang. Pemerintah kota secara hukum

didorong memberikan kontribusi untuk menyediakan lahan bagi

pembangunan perumahan sosial agar harganya terjangkau. Nanum hal

ini tidak selalu terjadi, dalam beberapa skema subsidi perumahan

terdapat keterbatasan atas tanah harga. Sehingga kadangkala harga

tanah yang tinggi dikompensasikan dengan kepadatan lebih tinggi,

misalnya di kota Wina yang digunakan untuk memonopoli perolehan

tanah bagi perumahan sosial di tahun 80-an, tetapi strategi ini tidak

dilanjutkan.

Negara-negara Eropa melakukan proses reorientasi perumahan dengan

membuat pedoman kebijakan melalui mengurangi biaya perumahan atau

memperkenalkan kebijakan subsidi yang berorientasi pasar, demi

efisiensi dan tujuan sosial (merumahkan masyarakat).

Situasi perumahan Austria jauh lebih baik dari rata-rata Uni Eropa,

dimana masyarakatnya memiliki akses ke perumahan yang terjangkau

dan pengeluaran publik untuk kebijakan perumahan sebesar 1% dari

PDB. Pemerintah Austria setidaknya melakukan dengan benar kebijakan

perumahan, metode yang digunakan untuk perusahaan pendanaan, dan

pelaksanaan mekanisme pasar dalam domain yang spesifik kebijakan

perumahan. Secara umum situasi perumahan dan permukiman di Austria

berlangsung sangat baik, baik dalam hal biaya perumahan rumah tangga

maupun kualitas dari stock perumahan dengan penataan ruang yang

25

sangat memperhatikan lingkungan dan pemisahan daerah rendah

dengan dataran tinggi.

2. Kebijakan Perumahan di Austria

Kebijakan perumahan di Austria saat iniBack in the middle of the 19

century, housing reformers concerned by the distressing living conditions

and the tremendous population growth paved the way for the birth of

limited-profit housing associations. Since then housing and social issues

have been linked together and co-operative initiatives from neighbouring

countries were propagated in Austria. The oldest still active housing co-

operative in Austria was founded in 1895., seperti saham keuntungan

yang terbatas, sewa yang wajar, pengawasan aset dan audit pemerintah

merupakan komponen penting dari intervensi yang dilakukan negara

untuk kepentingan masyarakat Austria. As a result of the long-term

government support for housing, "every sixth inhabitant of Austria lives

in an apartment built and/or managed by a limited-profit housing

association today".Sebagai hasil dari dukungan pemerintah jangka

panjang untuk perumahan ini, adanya dukungan keuangan negara dan

sektor nirlaba yang kompeten dan berdedikasi terbatas, yaitu melalui

asosiasi perumahan yang membangun dan/atau mengelola suatu

apartemen/perumahan.

Intervensi secaraConstant government housing intervention is required in

Austria. konstisten dari pemerintah diperlukan di Austria dalam rangka

memenuhi kebutuhan akan rumah. Even higher income families do not

have the financial capacity to finance the buying of their dwelling over

their active work life. Bahkan keluarga yang berpenghasilan lebih tinggi-

pun walau mereka masih aktif bekerja, tidak memiliki kemampuan

keuangan untuk membiayai pembelian rumah tinggal. For that reason,

the Austrian government has set aside essential financing mechanisms

and enacted legislation to regulate the security of tenure and rent

control. These housing interventions address the needs of a broad

spectrum of the population, larger than just low-income groups. Untuk

itu, pemerintah Austria telah menyiapkan mekanisme penyediaan dana

untuk pembiayaan perumahan yang diatur dengan undang-undang.

Mekanisme ini untuk mengatur keamanan kepemilikan dan sewa,

26

sedangkan kontrol dilakukan oleh pemerintah (tidak diserahkan pada

mekanisme pasar bebas). Bentuk intervensi kebutuhan perumahan dalam

spektrum yang lebih luas kepada penduduk, dilakukan lebih besar

kepada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. In Austria, state

intervention in housing development is significant.

Di Austria, campur tangan pemerintah dalam pembangunan perumahan

sangat signifikan. Public funds are available through an elaborate system

of Housing Promotion Schemes" whose goals are to ensure sufficient

good quality housing, to provide investment capital and to make it

affordable to people. The subsidies provided are direct object-specific,

meaning that the financial assistance is given directly to the housing co-

operatives and is geared towards the construction costs as opposed to

the subject-specific subsidies, which are directed to individuals. Financial

assistance includes: Publik dengan dana yang tersedia melalui sistem

yang ada, sangat sulit untuk memastikan kualitas perumahan yang cukup

baik dengan mekanisme pasar biasa. Sehingga dibutuhkan Promosi

Skema Intervensi Perumahan yang bertujuan untuk memberikan modal

investasi agar harga perumahan terjangkau oleh masyarakat, dalam

bentuk subsidi. Subsidi diberikan langsung kepada objek-spesifik, yang

berarti bahwa bantuan keuangan diberikan langsung kepada koperasi

perumahan (bukan kepada subjek pembangunan dalam bentuk subsidi

khusus), yaitu melalui :

a. a. Long term and low interest rates public grants or mortgages that

cover between 30% to 70% of the construction costs. Jangka

panjang dan tingkat suku bunga umum yang rendah, dalam bentuk

hibah atau kredit pemilikan rumah yang mencakup antara 30%

sampai 70% dari biaya konstruksi.

b. b. Annuity grants/loans granted either instead of the loan for the

construction costs loan or in addition to such loan to reduce the

repayments of mortgages.Anuitas hibah/pinjaman yang diberikan,

baik dari pinjaman untuk biaya konstruksi atau di samping pinjaman

tersebut diberikan pinjaman lain untuk mengurangi pembayaran

dari hipotik.

Other assistance includes:c. c. Housing allowances based on income

and size of household.Tunjangan Perumahan berdasarkan

27

pendapatan dan ukuran rumah tangga. Walaupun ada tunjangan

perumahan, kenyataannya(Only 4% of households receive housing

allowances in Austria - a very low figure compared to other

European countries) hanya 4% dari rumah tangga menerima

tunjangan perumahan di Austria, atau lebih rendah dibandingkan

dengan negara-negara Eropa lainnya.

d. d. A homebuyer program is available to all individuals to help toward

the acquisition of a dwelling of any type.Program membeli rumah

(homebuyer) tersedia bagi semua individu untuk membantu ke arah

akuisisi rumah tinggal dari jenis apa pun.

3. Sistem Pembiayaan

Pembiayaan perumahan dibuat dengan sistem hipotek yang didukung

surat berharga (MBS) seperti yang dipraktikkan di Amerika Serikat dan

skema tabungan kontrak ("Bausparkassen") sebagai model pembiayaan

perumahan dasar di Eropa Tengah, dan sedikit pada alternatif model

sebagai skema asuransi hipotek Kanada atau Denmark Mortgage Bank.

Metode pembiayaan seperti ini, khususnya diterapkan untuk

pembangunan perumahan sosial, dan keberhasilannya sangat tergantung

kelembagaan hukum dan politik dalam suatu negara.

Pembiayaan perumahan melalui pemberian subsidi perlu adanya

komitmen hukum, keuangan, dan ekonomi politik dalam kerangka

kebijakan yang lebih luas. Dengan adanya subsidi ini, pemerintah

menentukan biaya sewa agar tidak terlalu tinggi sehingga mampu

menjangkau semua lapisan, terutama mereka yang lemah dari segi

ekonomi maupun sosial - yang dikenal istilah sektor sosial dan sosial

perumahan, merupakan aspek penting yang harus ditanggung sebagai

sebuah "sosial" elemen dalam proporsi yang jauh lebih besar dari saham

perumahan Austria.

Pemberian subsidi di sektor perumahan tidak terbatas pada sektor sewa

yang dikendalikan oleh pemerintah kota, namun juga diberikan kepada

asosiasi yang membangun perumahan dengan laba terbatas. Mekanisme

subsidi memainkan peranan penting sebagai bagian dalam

mempengaruhi pembentukan harga di seluruh pasar perumahan, untuk

28

mencegah biaya ditentukan melalui mekanisme pasar bebas. Korelasi ini

harus dipertimbangkan ketika menerapkan jangka "perumahan sosial"

seperti yang biasanya dilakukan secara eksklusif untuk segmen pasar

sewa yang dibentuk oleh masyarakat dan pendapatan laba terbatas bagi

badan/perusahaan. Dalam konteks kelembagaan, limited profit housing

associations (LPHA) berfungsi untuk menjembatani kepentingan negara

dan pasar.

Austria tidak mengikuti kecenderungan tren di negara-negara Eropa pada

umumnya pada peningkatan promosi kepemilikan rumah terhadap

pemilik-pekerjaan, termasuk promosi dari jenis kepemilikan juga bagi

rumah tangga penghasilan terbatas. Di sisi lain, Austria membangun

rumah sewa masih lebih besar proporsinya dari konstruksi pembangunan

perumahan baru. Pada tahun 2002, 48% dari tempat tinggal

diselesaikan untuk ditempati sendiri oleh pemiliknya, 18% adalah

kondominium, dan menyewa tempat tinggal mencakup 29%. Proporsi

yang cukup besar untuk menjaga stok perumahan sewa dari waktu ke

waktu. Walaupun juga diberikan kesempatan hak untuk membeli, masih

relatif kecil rumah tangga yang akan membeli, mereka lebih banyak

memlih menyewa rumah (utamanya di daerah perkotaan).

Pengalaman penurunan harga rumah di pertengahan tahun 90-an ini

memberikan kontribusi pada sebuah kecenderungan pengurangan

pengeluaran negara di sektor perumahan dalam kaitan dengan

peningkatan biaya rumah tangga untuk konsumsi perumahan, hal ini

terjadi hampir di seluruh Eropa. Di Austria sebagian besar modal

pembangunan perumahan yang dibutuhkan masih disediakan oleh

negara. Kebijakan pendanaan perumahan tergantung pada situasi

pertumbuhan anggaran jangka pendek negara, seperti telah ditentukan

untuk jangka waktu empat tahun. Hal ini memberikan kontribusi

terhadap stabilitas dan kesinambungan pengeluaran kebijakan di sektor

perumahan. Target tunjangan perumahan diberikan oleh badan-badan

publik di Austria untuk pembangunan perumahan sekitar 200 mil dari

sekitar pabrik, merupakan sekitar 8% dari total belanja langsung dan

tidak langsung perumahan rakyat.

Austria terus memberikan subsidi kepada objek yang lebih luas, dan

tunjangan dana perumahan terutama hanya untuk sewa perumahan

29

yang diatur dengan mekanisme non-pasar, terutama ditargetkan pada

keluarga berpenghasilan rendah yang disediakan untuk orang-orang

yang dianggap paling membutuhkan dan dengan demikian

mengembangkan karakteristik ukuran kesejahteraan residual. Kebijakan

perumahan di Austria tidak membatasi hanya kebijakan untuk rumah

tangga berpenghasilan rendah. Subsidi juga diberikan kepada sebagian

besar penduduk dengan berbagai jenis kepemilikan.

Hal lain dari kebijakan perumahan di Austria yang penting bagi sektor

perumahan sosial adalah dalam penentuan biaya sewa tempat tinggal

yang berkesinambungan. Peraturan Negara menciptakan keseimbangan

antara hak dan kewajiban dalam kehidupan sosial untuk mendapat

kesempatan bekerja, dengan mengembangkan metode berbasis pasar

keuangan yang tetap kompetitif dengan pasar swasta. Inilah posisi

antara negara dan pasar dalam menciptakan negara kesejahteraan, salah

satu karakteristiknya adalah mengontrol harga perumahan agar

menjangkau semua lapisan masyarakat, dimana negara berhasil menjadi

perisai sosial sektor perumahan dari persaingan pasar swasta. Sektor

sosial disediakan untuk keluarga berpenghasilan rendah yang fungsi

sebagai jaring pengaman.

Komposisi saham perumahan di Austria terdiri dari 53% rumah tangga

hidup dalam properti mereka sendiri, 11% di kondominium (gedung-

gedung bertingkat multi fungsi), dan 42% di rumah-rumah keluarga

tunggal. Persentase rumah keluarga tunggal berkisar dari 80% di

beberapa provinsi (Burgenland) hanya 4% di ibukota. 40% dari seluruh

rumah tangga yang di tinggali di sewa, pihak swasta menyewa rumah

susun yang digunakan sebagai bagian kegiatan utama (600 000 unit

/18%), tetapi dalam dekade terakhir telah disusul oleh sektor perumahan

sosial. Sebagian besar (sekitar 220.000 rumah) dimiliki oleh kota Wina.

Perumahan asosiasi dan koperasi mengelola sebanyak 435 000 flat sewa,

ditambah sekitar 200.000 kondominium (Sumber: Statistik Austria,

IIBW).

4. Kerangka Kelembagaan Badan PublikTunjukkan huruf latin

Skema subsidi perumahan telah bergeser ke otoritas provinsi ("Lander")

di akhir 80-an. Namun demikian negara federal memegang peranan

30

penting dalam membuat kebijakan perumahan, terutama bertanggung

jawab untuk melahirkan peraturan perundang-undangan dan penerimaan

pajak. Di Austria, dikenal empat hal dalam hukum perumahan:

Tenancy Law, beberapa peraturan umum yang berlaku untuk semua

tempat tinggal sewa, terutama mengenai pembatasan tingkat sewa,

sewa peraturan, dan perlindungan terhadap penyitaan.

Hukum kondominium, mengatur hubungan antara pemilik flat, syarat-

syarat pemeliharaan, dan lainnya.

Hukum perumahan terbatas-laba mengatur kegiatan LPHA, perilaku

dan kontrol, perhitungan sewa (biaya sewa), istilah dari "hak untuk

membeli" serta persyaratan pemeliharaan.

Civil Code, sebuah bagian dari stok perumahan, terutama menyewa

rumah keluarga tunggal. Kontrak untuk segmen ini diatur hanya

dalam bentuk Perdata.

"Lander" (Provinsi)

Sembilan "Lander" merupakan Negara Federal Austria. Wina sendiri adalah salah

satu "Lander", karena ju memilikikotamadya sendiri. Dalam konteks perumahan

"Lander" memiliki kompetensi legislatif dalam memberikan skema subsidi

perumahan, pengawasan terhadap LPHA, kesejahteraan sosial, perencanaan

wilayah dan aturan bangunan. Menterjemahkan mekanisme subsidi perumahan

dalam pembuatan kebijakan di wilayah regional masing-masing merupakan

tanggung jawab "Lander".

Kebijakan perumahan dari masing-masing "Lander" banyak berbeda, dan

ditetapkan secara otonom dalam hal skema pemberian subsidi (berupa

konstruksi baru, pemugaran, tunjangan, termasuk juga pembaharuan pusat

desa dan subsidi untuk pembeli kedua), menentukan penerima subsidi (swasta,

kota, asosiasi perumahan, pembangun komersial, dll), bentuk subsidi (berupa

subsidi pinjaman, subsidi suku bunga, hibah annuity dalam bentuk tunjangan

perumahan, dll), ketentuan subsidi (besaran suku bunga, membayar kembali,

jangka waktu pinjaman, batas pendapatan, dll), aspek pembiayaan (sewa

maksimum, ekuitas minimum pembangunan, ekuitas maksimum penyewa,

pembatasan tingkat bunga pasar modal, keterbatasan biaya konstruksi, dll),

dan kualitas standar bangunan (terutama aspek efisiensi energi dan ekologi).

Pemerintah kota berkewajiban menyediakan lahan dan memberikan keringanan

31

pajak properti sebagai bentuk dukungan dalam pembangunan perumahan

sosial.

Koperasi Perumahan dari Pemerintah melalui Konstitusi Keuangan

Di Austria 93% dari pendapatan pajak yang dikumpulkan dari

Negara Federal dan ―Lander", dibagi menurut tingkat negara dan

hukum kontrak antara semua badan publik sebagai bentuk "pemerataan

pendapatan", dengan jangka waktu empat tahun. Hal ini merupakan instrumen

inti untuk menentukan pembagian tugas antara otoritas politik negara,

utamanya adalah menyangkut pendanaan dari skema subsidi perumahan dari

"Lander". Aspek ini terutama bertanggung jawab untuk kelangsungan kebijakan

di bidang perumahan di Austria, karena mereka beranggapan bahwa perumahan

merupakan kebutuhan dasar (basic need) masyarakat dan bagian dari HAM

maka diperlukan intervensi dari pemerintah.

KKey characteristics of the Austria housing co-operatives aarakteristik utama

dari koperasi perumahan adalah:

a.a. They build housing for rent or for sale (owner occupation) for their

members.Mereka membangun perumahan untuk disewakan atau untuk

dijual (dimiliki) bagi anggotanya. Activities of the housing co-operatives are

limited. Kegiatan koperasi perumahan terbatas untuk proyek-proyek

perumahan dan dana mereka sendiri harus diinvestasikan kembali ke sektor

perumahan;

b.b. They must comply with a regular audit on effectiveness, economy and

usefulness;Mereka harus mematuhi audit reguler pada efektivitas, ekonomi

dan kegunaan;

c.c. As limited-prof it housing co-operatives (the majority in the federation are),

housing co-operatives must comply with the Limited-Prof it Housing Act

regulations, which state: koperasi perumahan harus mematuhi

ketentuan yang mengatur Perumahan, yang menyatakan:

(1) (i) Rents are fixed to cover the appropriate cost ofSewa tetap

diperuntukan untuk menutupi biaya yang sesuai tanah, construction,

administration and financing. bangunan, administrasi, dan pendanaan.

The rents include an amount dedicated for repairs and long-term

maintenance. Harga sewa meliputi biaya untuk perbaikan dan

pemeliharaan jangka panjang. The rents charged must be justifiable

32

and tenants and member-owners can request an assessment if in doubt

over the appropriateness of the amount charged. Harga sewa yang

dibebankan memperoleh persetujuan dari penyewa dan pemilik, jika

terdapat ketidak sesuaian, harga sewa dapat dinegosiasikan kembali;

(2) (ii) Sale price for owner-occupied dwellings is also regulaHarga

jual untuk tempat tinggal oleh pemilik juga diatur; (iii) Member

contribution in the case of withdrawal and liquidation is

(3) Anggota koperasi memiliki kontribusi dalam proses penarikan dan

likuidasi reimbursed at nominal value; penggantian sebesar nilai

nominal;

(4) (iv) Profits are limited (ceiling for interest rates on own

funds);They have an obligation to build housiKeuntungan yang

diperoleh, digunakan untuk membangun perumahan. They need

explicit permission from the provincial government to interrupt their

building activities; Koperasi membutuhkan izin secara eksplisit dari

pemerintah provinsi untuk menghentikan kegiatan pengembangan

mereka; (v) Housing co-operatives must comply with an audit

process that

(5) Perumahan koperasi harus memenuhi proses audit yangevaluates

financial performance, profitability, management and compliance with

obligations. Federal provinces approve the annual auditing report and

define sanctions in the cases of non-compliance meliputi evaluasi

kinerja keuangan, profitabilitas, dan manajemen sesuai dengan

kewajiban. Laporan audit tahunan harus memperoleh persetujuan dari

Provinsi Federal dan apabila ada kasus kesalahan dapat diberikan

sanksi;d.

(6) Housing co-operatives can have access to public financing for specific

projects; about 90% of their projects are assisted by public

mPerumahan-perumahan koperasi dapat memiliki akses untuk

pendanaan publik untuk proyek-proyek tertentu; sekitar 90% dari

proyek-proyek mereka dibantu dengan cara umum. The units allocated

through these projects must comply with the obligations determined by

the Housing Promotion Schemes which are: Unit-unit yang dialokasikan

melalui proyek-proyek tersebut harus mematuhi kewajiban ditentukan

oleh Skema Promosi Perumahan yaitu:

33

a) (i) Application of income limits for future tenants and

ownerpenerapan batas penghasilan bagi penyewa dan pemilik-yang

diperuntukkan bagi anggota; (ii) Allocation of some units to

public authority referrals (some

b) alokasi dari beberapa unit menjadi rujukan otoritas publik

(beberapa housing co-operativesperumahan koperasi);e.

c) kLimited housing co-operatives are exempt from corporation tax

(taxatioperasi perumahan Terbatas dibebaskan dari pajak korporasi

(pajak penghasilan).

Badan Swasta

Selain asosiasi perumahan dengan keuntungan terbatas, lembaga swasta juga

berperan penting dalam penyediaan perumahan. Hal ini dapat dibedakan dalam

kebijakan perumahan Austria, pengembang komersial dengan kemampuan yang

dimilikinya mempunyai akses pada subsidi perumahan di beberapa "Lander"

(misalnya Vienna) bahkan untuk perumahan sewa sosial. Untuk ini saham

mereka terikat ke beberapa bagian perumahan keuntungan terbatas (LPHA).

Kepentingan pengembang komersial diwakili oleh Federal Ekonomi Kamar/

KADIN atau secara pribadi. Pembangunan oleh pihak swasta hampir setengah

dari konstruksi perumahan baru berupa rumah keluarga tunggal, mayoritasnya

memiliki akses ke kredit bersubsidi.

5. Perumahan Sosial

Ada beberapa unsur penting yang harus dipertimbangkan dalam mengkaji

sektor perumahan sosial di suatu negara, terutama sistem perumahan

keuntungan terbatas (LPHA). Di Austria, LPHA terdiri dari 200 koperasi

perumahan, yang merupakan perusahaan terbatas swasta dan publik memiliki

saham terbatas dengan total perumahan (tempat tinggal sewa dan

kondominium) sebanyak 700.000 unit (sekitar 19% , 2001). LPHA bertanggung

jawab untuk 28% dari konstruksi perumahan baru dan untuk tugas tersebut

diberikan sekitar 33% dari total pengeluaran untuk subsidi perumahan. Asosiasi

perumahan ini dimiliki oleh otoritas publik (pemerintah), organisasi nirlaba,

partai, serikat pekerja, perusahaan, bank, atau pihak swasta. Untuk

menghindari moral hazard, perusahaan konstruksi dilarang ikut bergabung

dengan asosiasi perumahan/LPHA. Skema subsidi perumahan berasal dari

34

pembagian pajak umum sebagaimana diatur dalam pemerataan pendapatan

antara Negara Federal dan "Lander". Dana ini dialokasikan khusus untuk

pembangunan perumahan, pemugaran, sebagai langkah untuk mencapai

tujuan dan Kyoto-infrastruktur.

Di Austria, pemberian subsidi bukan hanya dari sisi untuk menekan permintaan

pasar perumahan, tetapi utamanya mempromosikan konstruksi baru yang

ramah lingkungan. Idenya adalah, bahwa pemberian subsidi menghasilkan

keterjangkauan untuk tempat tinggal sebagian besar penduduk dari tekanan

tingkat harga pasar swasta (mekanisme pasar) dan keluarga berpenghasilan

rendah memiliki tambahan akses terhadap tunjangan perumahan. Dengan

adanya pasokan luas perumahan yang terjangkau, telah menghasilkan tidak

lebih dari 5% dari populasi penduduk yang memerlukan tunjangan perumahan.

Permintaan pasar perumahan bersama-dibiayai oleh masyarakat melalui kredit

bunga rendah karena ada subsidi tidak lebih dari 30-40% dari modal yang

diperlukan.

6. Bank Perumahan "WOHNBAUBANKEN"

Bank perumahan dirancang khusus sebagai lembaga keuangan yang bertujuan

untuk mengumpulkan uang untuk konstruksi perumahan selama sepuluh tahun.

Bank khusus pembangunan perumahan mengeluarkan obligasi konversi

(HCCB), yang mendapat pembebasan pajak penghasilan. Oleh karena itu, HCCB

dapat dikeluarkan di bawah suku bunga pasar. Uang yang terkumpul melalui

HCCB Kemudian dialokasikan bagi program konstruksi pembangunan rumah

baru sebagai objek yang mendapat subsidi dari pemerintah.

Dengan cara ini, dana swasta yang diajukan oleh bank-bank perumahan bisa

disalurkan untuk proyek-proyek publik yang dianggap layak mendapat

pendanaan.

Bank pembangunan perumahan yang beroperasi di Austria hari ini telah

berhasil dalam meningkatkan pendanaan konstruksi perumahan. Hampir

semua perumahan bertingkat dalam skema subsidi perumahan yang sebagian

untuk pemugaran (renovasi) dibiayai oleh bank-bank perumahan. Kebanyakan

pemegang dari HCCB adalah investor swasta, untuk mencoba meminimalisir

risiko dengan melakukan investasi berjangka panjang.

7. Tantangan Kebijakan Perumahan di Sebagian Besar Eropa

35

Affordability: Social housing and housing allowances are designed to make

rents affordable, but there are some countries (particularly in the south) with

minimal social rented sectors and some groups do not have access to social

housing even where it exists and others do not have access to housing

allowances (eg young people or illegal immigrantKeterjangkauan:

perumahan sosial dan tunjangan perumahan dirancang untuk membuat uang

sewa menjadi lebih terjangkau. Namun ada beberapa negara (terutama di

selatan) untuk beberapa penyewa sosial dan beberapa kelompok, tidak

memiliki akses ke perumahan sosial, dan ada kelompok lain yang tidak

memiliki akses untuk tunjangan perumahan (misalnya remaja atau imigran

ilegal). Further, some groups have incomes just above the levels that allow

them to qualify for assistance, while owner occupiers in some countries

receive little assistance in the event of job loss and where variable rate

mortgages are prevalent, owners are vulnerable to rapidly rising mortgage

rates. Selanjutnya, beberapa kelompok yang memiliki pendapatan rendah

(minim) memungkinkan bagi mereka yang memenuhi syarat untuk

memperoleh bantuan, sementara di beberapa negara, bagi orang yang

kehilangan pekerjaan memperoleh bantuan yang dinilai dengan variabel

hipotik,

Improved conditions: The highest space standards are found in

Luxembourg, the Netherlands, Sweden and the UK; the lowest in the southern

states. Single family dwellings are most common in the Benelux countries,

Ireland and the UK, and least common in Greece, Germany and

ItalPeningkatan fasilitas standar: Standar ruang tinggal tertinggi

ditemukan di Luksemburg, Belanda, Swedia, dan Inggris, dan yang terendah

di negara-negara selatan. Proporsi terbesar sebelum tahun-1919 fasilitas

standar rumah tinggal seperti kamar mandi, pemanas sentral yang paling

umum di negara-negara utara, meskipun mereka berbeda-beda kondisi tiap

negara, ditemukan di Finlandia, Swedia, Spanyol, Italia, dan Belanda.

Amenities such as baths, showers, central heating are most common in the

northern countries, although they vary between tenures. Fasilitas In much of

north and west Europe, upgrading of the private rented sector combined with

the demolition of slum housing has left the private rented sector with amenity

levels similar to those found in other tenures; but in the Mediterranean

countries amenities in private rented dwellings are markedly poorer than in

the owner occupied stock. di sebagian utara dan barat Eropa, pelibatan sektor

36

swasta untuk membangun perumahan melalui peremajaan rumah kumuh

telah meningkat. Tetapi di negara-negara Mediterania, menyewa kamar di

tempat tinggal pribadi di cirikan sebagai kalangan tidak mampu.

Access: Access to owner occupation has improved, especially in those

countries (the UK, Finland, Spain) where deregulation has led to a decline in

mortgage rationing.Akses: Akses kepemilikan telah membaik, terutama di

Inggris, Finlandia, Spanyol, dimana deregulasi telah menyebabkan penurunan

penjatahan hipotek. However, reductions in tax subsidies may reduce access.

Namun, pengurangan subsidi pajak dapat mengurangi akses kemepilikan.

Affordability in the private rented sector may have been helped by rent

control, but at the cost of diminishing supply and therefore access, especially

in the furnished sub-sector. Keterjangkauan di sektor sewa oleh swasta, telah

dibantu oleh kontrol sewa yang dilakukan pemerintah. Rent decontrol and

support for landlords should improve access, although some groups, such as

immigrants, still face difficulties. Membebaskan dari kontrol sewa dari tuan

tanah telah meningkatkan akses kepemilikan, meskipun bagi beberapa

kelompok, seperti imigran, masih mengalami kesulitan untuk itu. Access to the

social rented sector diminished in the 1980s as unemployment and household

formation rates rose and investment fell. The pressure on the social rented

sector may diminish somewhat as household formation rates fall.

Homelessness: Homelessness is the most acute manifestation of social

exclusion.Tunawisma: Homelessness adalah sebagai bentuk akut dari

sebagian besar keterbatasan sosial. Estimating the numbers of homeless is

problematic. Masih terdapat kesulitan untuk memperkirakan jumlah

tunawisma, biasanya para tunaswisma itu dari kalangan laki-laki, tetapi dari

kalangan wanita jumlahnya secara proporsional terus meningkat. Street

children can be found in Portugal and Greece. Anak jalanan dapat ditemukan

di Portugal dan Yunani. Estimates suggest that there are 150- 200,000 shanty

town dwellers in southern Europe. Diperkirakan ada 150.000-200.000

penduduk kota kumuh di Eropa selatan. There are also in the region of

200,000 homeless immigrants and 200,000 living in caravans or tents. Ada

juga disuatu wilayah yang terdapat 200.000 imigran tunawisma yang

bertempat tinggal di kafilah atau tenda. These figures do not include the

"hidden" homeless living in insecure accommodation, such as sleeping on

friends' or relatives' floors. Angka-angka ini tidak termasuk "tunaswiswa

37

tersembunyi" yaitu tunawisma yang tinggal di tempat-tempat yang tidak

layak, seperti tidur di rumah teman 'atau' tempat kerabat. The causes of

increased homelessness are various, but include high rates of household

formation and sudden immigration, rising levels of family breakdown, higher

unemployment (especially among the young), poorly constructed social

security systems in the south and reduced coverage in the north, and the

deinstitutionalisation of psychiatric patients. Penyebab meningkatnya jumlah

tunawisma bervariasi, yang termasuk tinggi adalah karena berkeluarga dan

imigrasi tiba-tiba, meningkatnya masalah keluarga/broken home, angka

pengangguran tinggi (terutama di kalangan kaum muda), serta tidak adanya

sistem jaminan sosial. Homeless people are disproportionately represented by

the following groups: men, those aged 30-39, the unemployed, those who fail

to receive social security, those in poor health, substance abusers, those who

have spent time in institutions and recent immigrants. Tunawisma sebagian

besar berada pada kelompok pria yang berusia 30-39 tahun, dikarenakan

karena tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), tidak memiliki jaminan

sosial, para imigran. Secara hukum bagi tunawisma tidak memiliki hak untuk

memperoleh perumahan, kecuali di Perancis dan inggris.

D. Pertemuan dengan Kementerian Ekonomi Provinsi Oberosterreich/

Upper Austria (WIRTSCHAFTS LANDESRAT)

Pertemuan dengan Kementerian Ekonomi Provinsi Oberosterreich/Upper

Austria atau yang disebut Wirtschafts Landesrat dilakukan pada hari Jum’at

tanggal 30 Juli 2010. Pertemuan ini dilakukan di Provinsi Oberosterreich/Upper

Austria dengan ibukotanya Linz yang jarak tempuhnya cukup jauh dari Kota

Wina karena merupakan provinsi sendiri. Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR

RI diterima oleh salah satu Direktur di Kementerian Ekonomi Provinsi

Oberosterreich/Upper Austria, Mr. Robert Himsi. Setelah pertemuan

dilanjutkan dengan peninjauan lapangan melihat kawasan perumahan dan

permukiman di kota Linz. Dari penjelasan dan paparan dari Mr. Robert Himsi

serta tanya jawab anggota delegasi, dapat kami sampaikan sebagai berikut :

Penyediaan rumah bagi warga negara bagian Upper Austria dilakukan setelah

terjadinya perang dunia II, dimana lebih kurang 70.000 orang melakukan

eksodus sebelum dan selama terjadinya perang dunia II. Untuk itulah

pemerintah membuat regulasi dalam bentuk undang-undang agar sebagian

pendapatan pajak yang diterima, dikhususkan untuk pembangunan rumah

38

tinggal. Selain itu, pemerintah juga membuat kebijakan penentuan biaya sewa

tidak boleh melebihi dari limit yang telah ditetapkan. Kebijakan ini sebagai

bentuk kemudahan yang diberikan pemerintah dalam rangka menyediakan

rumah bagi warganya, terutama akibat yang ditimbulkan dari perang dunia II.

Pendapatan dari pajak ini memberikan dukungan yang signifikan bagi

pemberian subsidi perumahan. Subsidi diberikan kepada pihak swasta untuk

pembangunan rumah, kemudian menjual tidak boleh melebihi batas yang

ditentukan. Melalui kebijakan ini, pemerintah telah berhasil menyediakan

700.000 fasilitas rumah tinggal dan ½ (setengah) dari penduduk kota Linz

tinggal di rumah dengan fasilitas subsidi dari pemerintah. Penerimaan pajak

ditentukan berdasarkan jumlah penduduk. Negara bagian Upper Austria

menerima 350 juta Euro dari pemerintah pusat untuk penyediaan rumah.

Dari penerimaan pajak tersebut, pemerintah negara bagian dapat

menyediakan sewa rumah secara murah agar warga mampu (terjangkau)

membayar sewa dan memberikan bantuan beban energi rumah tangga yang

rendah kepada 2500 satuan unit apartemen (sarusun), baik sewa maupun

milik. Selain menyiapkan aturan renovasi pada 14.000 unit rumah agar

menerapkan kebutuhan beban energi yang rendah, dengan pemberian subsidi

pada penyediaan energi yang ramah lingkungan.

Subsidi kepada warga diberikan sebanyak 50% dari total investasi dalam

bentuk pinjaman bunga sebesar 1% selama pinjaman berjalan (30 – 40

tahun) untuk dapat membeli rumah. Dalam hal ini, pemerintah bertanggung

jawab atas sebagian hutang di bank. Pinjaman sebagian besar (antara 30% -

40%) diberikan untuk renovasi rumah dan bunga yang diterima, juga

dipergunakan untuk pembangunan rumah baru yang ramah lingkungan.

Kebijakan pemberian subsidi, harus memisahkan antara objek dan subjek

yang disubsidi agar masyarakat tidak menyewa rumah dengan harga yang

terlalu mahal. Subsidi diberikan sesuai dengan perkembangan harga pasar,

jika harga naik maka dengan sendirinya menaikkan besaran subsidi. Dalam hal

ini, pemerintah melakukan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi

penyimpangan dan pemberian subsidi tepat sasaran.

Komponen pendapatan dari pajak dikembalikan untuk pemberian subsidi

dengan cara memberikan pinjaman kepada bank (investasi). Pemerintah

menentukan suka bunga tertentu, agar pihak bank yang menerima dana dari

pemerintah tidak menentukan bunga secara sepihak (kebijakan yang tidak

39

memperkaya bank). Sudah sewajarnya jika negara memberikan pinjaman

investasi, kemudian menentukan bunga yang wajar kepada pihak bank yang

melakukan investasi dari dana masyarakat (negara).

E. Pertemuan dengan Duta Besar RI di Bratislava - Slovakia

Pada hari Sabtu, tanggal 31 Juli 2010, Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI

diundang oleh Duta Besar RI Slowakia untuk berkunjung ke Bratislava, karena

pada tanggal tersebut baru diberlakukannya aturan bebas visa bagi pemegang

passport dinas (service passport). Dengan demikian, delegasi Panitia Kerja

Komisi V DPR RI merupakan delegasi resmi pertama yang berkunjung ke

Slowakia dengan menggunakan aturan bebas visa. Sebelum melakukan

pertemuan dengan pihak KBRI Slowakia, delegasi menyempatkan diri untuk

mengunjungi gedung Parlemen Slowakia. Setelah itu delegasi mengadakan

pertemuan (secara informal) didahului dengan jamuan makan malam dan

diterima langsung oleh Duta Besar RI, Harsha E. Joesoef, MSc yang

didampingi oleh beberapa pejabat KBRI. Dalam pertemuan tersebut Ketua

Delegasi Ir. H. Mulyadi, memperkenalkan anggota delegasi dan

menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan kerja ke Austria dan Turki

adalah untuk memperoleh masukan dan informasi yang terkait dengan

perencanaan, pengadaan tanah, pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan,

serta pengendalian dan pengawasan di bidang perumahan dan permukiman di

kedua negara tersebut. Duta Besar RI, menyambut baik kunjungan delegasi

ke Slowakia, dan menyampaikan bahwa walaupun Slowakia bukan merupakan

tujuan utama kunjungan kerja, namun apabila delegasi memerlukan bahan,

data dan informasi yang terkait dengan masalah perumahan dan permukiman

di Slowakia, pihak KBRI bersedia dan siap membantu untuk memfasilitasi

untuk selanjutnya dikomunikasikan dengan instansi atau stakeholder terkait

lainnya di Slowakia. Setelah pertemuan, pada hari itu juga (malam hari)

delegasi kembali ke Austria, dan tiba di Wina lebih kurang pukul 23.30 waktu

setempat.

F. Pertemuan dengan TC BASBAKANLIK TOKI di Istanbul – Turki.

Delegasi bertolak menuju Istanbul Turki, pada hari Minggu, tanggal 1 Agustus

2010. Selanjutnya pada hari Senin, tanggal 2 Agustus 2010, Delegasi Panitia

Kerja Komsi V DPR RI mengadakan pertemuan dengan TC BASBAKANLIK

TOKI di Istanbul – Turki. Delegasi diterima oleh Pejabat TC BASBAKANLIK

40

TOKI di Istanbul – Turki, yang selanjutnya memberikan penjelasan dan

paparan mengenai perumahan dan permukiman di Turki. Dari pertemuan dan

tanya jawab oleh anggota delegasi, diperoleh masukan dan informasi sebagai

berikut :

TC. BASBAKANLIK TOKI (disebut TOKI) merupakan lembaga yang

dibentuk Pemerintah Turki Untuk melakukan perencanaan, pembangunan, dan

pengelolaan perumahan di Turki, yang bertujuan memenuhi kebutuhan

perumahan di Turki, terutama di Istambul yang terus meningkat seiring

dengan pertumbuhan kota. Dalam menjalankan misi dari pemerintah, TOKI

berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Perdana Menteri. TOKI

didirikan pada tahun 2003, dan dalam menjalankan tugasnya, pendanaan

TOKI berasal dari hutang modal dari pemerintah serta fasilitas tanah dari

pemerintah, kemudian diusahakan/dikelola oleh TOKI untuk pembangunan

perumahan.

Pembangunan perumahan yang dilakukan TOKI, baik rumah sederhana,

rumah menengah-sedang, maupun rumah mewah. Ukuran rumah sederhana

adalah seharga 25.000 euro dengan luas 95 m2 (terdiri dari kamar tidur,

kamar mandi, ruang tamu/keluarga, dan dapur), ukuran rumah menengah-

sedang adalah seharga 125.000 euro dengan luas 100 m2, sedangkan untuk

rumah mewah ukurannya tidak ditentukan (permintaan pasar). Saat ini, TOKI

telah membangun sekitar 17% rumah menengah dan mewah dari total 65.000

unit hunian (450.000 rumah) dari kebutuhan perumahan yang ditargetkan

500.000 unit, selanjutnya akan dibuat target perencanaan baru.

Untuk dapat memiliki rumah yang dibangun oleh TOKI adalah mereka yang

berpenghasilan 500 euro ke bawah, dengan cara mencicil. Khusus untuk

pembangunan rumah mewah, TOKI tidak langsung melakukan sendiri, tetapi

membentuk badan tersendiri untuk pembangunan rumah mewah di bawah

TOKI. Kebijakan TOKI lebih berkonsentrasi pada pembangunan rumah susun

(vertical house), dan tidak menutup kemungkinan untuk pembangunan landid

house di luar perkotaan (pedesaan) yang masih mempunyai luasan tanah.

Dalam melakukan pembangunan perumahan, TOKI mendapat subsidi/fasilitasi

tanah dari pemerintah, penyediaan PSU (posyandu, sekolah, parkir, dan

tempat ibadah) dari pemerintah kota. Disamping itu, di Turki penggunaan

energi/listrik tidak dibatasi voltase-nya, pemerintah hanya menentukan harga

yang harus dibayar tiap rumah tangga. Terhadap rumah yang di bangun

41

TOKI, pengelolaannya ditentukan oleh penghuninyadan menyangkut

kepemilikannya tidak diperbolehkan bagi warga negara asing. Kepemilikan

bagi orang asing dimungkinkan terhadap perumahan yang bukan di bangun

oleh TOKI (dibangun oleh swasta dengan mekanisme pasar).

Disamping membangun rumah baru, TOKI juga membangun dan mengelola

rumah/kawasan kumuh (tidak layak). Rumah lama yang dirusak, akan dibayar

dengan harga semestinya atau di beri ganti rumah baru di apartemen (rumah

susun) yang dibangun, ditambah dengan tambahan uang sesuai dengan

perhitungan layak. Selama pembangunan berlangsung, akan diberikan

kompensasi sewa bagi pemilik rumah. Peremajaan permukiman/rumah lama

dilakukan dengan pendekatan persuasif, dengan tidak merugikan pemiliknya

(tanpa penggusuran).

IV. KESIMPULAN

Dari uraian hasil pertemuan kunjungan kerja yang dilakukan Delegasi Panitia Kerja

Komisi V DPR-RI, maka kesimpulan yang dapat disusun dalam rangka memberikan

masukan bagi pembahasan RUU Perumahan dan Permukiman adalah sebagai

berikut:

1. Penataan Ruang

Penataan ruang khususnya yang terkait di bidang perumahan dan permukiman

yang ada di Austria di tetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah

regional dan lokal (negara federal), sudah berlangsung dengan baik sehingga

arsitektur perkotaan dan perumahan tersusun dengan rapi. Bahkan penataan

ruang sangat memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan hidup dan

pelestarian terhadap bangunan tua yang menggambarkan perjalanan sejarah

negara Austria. Di Turki, penataan ruangnya belum sepenuhnya tertata

sebagaimana di Austria, karena sedang mengalami pertumbuhan. Pembangunan

di bidang perumahan di titik beratkan pada daerah luar kota, dengan

pertimbangan harga tanah di pusat kota sangat mahal dan pembangunan

perumahan di pusat kota yang mengalami peningkatan diarahkan pada

pembangunan rumah susun.

2. Kelembagaan

Dalam hal penanganan masalah di bidang perumahan, pemerintah Austria lebih

bersifat membuat kebijakan mengenai intervensi (pemihakan pemerintah) dan

42

pemberian subsidi. Pelaksanaannya merupakan kewenangan dari masing-

masing pemerintah daerah/kota (negara federal). Negara berperan penting

dalam penyediaan rumah bagi rakyat, dengan mengembangkan pola ―sosial

patnership‖. Semua warga negara berkewajiban untuk berperan serta (terlibat)

dalam upaya penyediaan rumah yang layak bagi setiap orang. Untuk itu,

terdapat kelembagaan limited profit housing associations (LPHA) yang

berfungsi untuk menjembatani kepentingan negara dan pasar, terlibat dalam

pendanaan (terutama untuk perumahan social), dan asosiasi perumahan yang

terlibat dalam pembangunan. Disamping ketelibatan ―lander‖ (pemerintah

provinsi), koperasi dan bank perumahan yang memberikan kontribusi penuh

dalam upaya memenuhi kebutuhan perumahan.

Sedangkan di Turki, Pemerintah membentuk lembaga TOKI untuk melakukan

perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan perumahan. TOKI berada

langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Perdana Menteri.

3. Pengadaan Tanah

Penguasaan tanah di Austria atas dasar hak milik. Tanah yang ditempati selama

kurun waktu 30 tahun, yang tidak ada pengakuan dari pihak lain (komplain)

maka dapat diakui sebagai hak milik. Pemerintah daerah/kota berkewajiban

menyediakan lahan bagi pembangunan perumahan sosial agar harganya

terjangkau. Di Turki tanah yang dikuasai pemerintah diberikan subsidi/fasilitasi

kepada lembaga TOKI untuk melakukan pembangunan perumahan.

4. Pembiayaan

Di Austria sebagian besar modal pembangunan perumahan yang dibutuhkan

masih disediakan oleh negara. Kebijakan pendanaan perumahan tergantung

pada situasi pertumbuhan anggaran jangka pendek negara, seperti telah

ditentukan untuk jangka waktu empat tahun. Pemerintah mengembangkan

skema tabungan kontrak ("Bausparkassen") sebagai model pembiayaan

perumahan dasar di Eropa Tengah, dan skema pemberian subsidi secara luas,

tidak hanya untuk perumahan sosial/MBR.

5. Pemanfaatan, Pengendalian, dan Pengawasan Perumahan dan

Permukiman

Pemanfaatan, pengendalian, dan pengawasan perumahan di Austria diterapkan

dengan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dengan berjejer rapinya semua

perumahan di perkotaan maupun di pedesaan. Hampir semua rumah yang ada

memiliki dan mempertahankan bentuk maupun gaya peninggalan lama. Setiap

43

pengembangan maupun perluasan rumah dilakukan dengan perizinan dan

pengawasan yang sangat ketat, sehingga keserasian bangunan dapat terjaga

dengan lingkungan sekitarnya. Pemerintah mendorong pengembangan maupun

perluasan rumah yang ramah lingkungan, dengan memberi subsidi.

6. Pemeliharaan dan Perbaikan

Di Turki ada kebijakan pemeliharaan dan perbaikan terhadap rumah yang sudah

tidak layak. Rumah lama yang dirusak, akan dibayar dengan harga semestinya

atau di beri ganti rumah baru di apartemen (rumah susun) yang dibangun,

ditambah dengan tambahan uang sesuai dengan perhitungan layak. Selama

pembangunan berlangsung, akan diberikan kompensasi sewa bagi pemilik

rumah.

7. Peremajaan Permukiman Kumuh

Di Austria maupun Turki, jika akan dilakukan peremajaan permukiman/rumah

lama dilakukan dengan pendekatan persuasif, dengan tidak merugikan

pemiliknya (tanpa penggusuran). Malah di Turki dilakukan pergantian yang

wajar (di beri ganti rumah baru di apartemen/rumah susun yang dibangun,

ditambah dengan tambahan uang sesuai dengan perhitungan layak) dan

diberikan sewa selama pembangunan berlangsung.

8. Kepemilikan Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Pemerintah Austria sangat perduli terhadap masalah perumahan bagi MBR, hal

ini dapat dilihat dari disediakannya perumahan sosial sebagai bentuk

pemihakan/intervensi pemerintah dalam penyediaan perumahan, sehingga

terlihat tidak ada gelandangan. Akses terhadap perumahan sosial dapat

dilakukan dengan cara sewa maupun milik. Harga perumahan sosial tersebut

dikendalikan sedemikaan rupa sehinga dapat terjangkau oleh semua lapisan, hal

ini dapat dilakukan karena terdapat perlakuan yang khusus dari pemerintah dan

tidak melepaskan urusan perumahan kepada mekanisme pasar bebas.

9. Kepemilikan Rumah bagi Orang Asing

Di Austria pada prinsipnya tidak terdapat larangan bagi kepemilikan rumah

untuk orang asing. Namun orang asing di luar Uni Eropa masih belum terbuka

(sangat sulit) dan dibatasi kepemilikan rumah di Austria. Pemberian hak sewa-

pun dibatasi untuk setiap tahun, tidak diberi dalam jangka waktu yang panjang.

44

Sedangkan di Turki, tidak ada larangan bagi orang asing untuk memiliki rumah

di luar yang di bangun oleh TOKI, pada prinsipnya rumah yang dibangun

berdasarkan subsidi/fasilitasi dari pemerintah tertutup kepemilikannya bagi

orang asing.

V. PENUTUP

Demikian Laporan Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR-RI ke Austria dan Turki

dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Usul Inisiatif

tentang Perumahan dan Permukiman, yang dilaksanakan dari tanggal 28 Juli

sampai dengan 3 Agustus 2010.

Semoga Hasil kunjungan ini dapat memberikan wawasan dan sumbangan fikiran

yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pembahasan

Rancangan Undang-Undang tentang Perumahan dan Permukiman bersama

Pemerintah. Selain daripada itu, kunjungan ini diharapkan pula dapat membangun

dan mempererat hubungan antara parlemen Indonersia, Austria dan Turki pada

khususnya, dan hubungan bilateral antara Indonesia dan Austria - Turki pada

umumnya.

Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

pelaksanaan kunjungan kerja dimaksud sehingga dapat terselenggara dengan baik

dan lancar.

Jakarta, Agustus 2010

KETUA DELEGASI KUNKER

PANITIA KERJA KOMISI V DPR-RI,

IR. H. MULYADI No. Ang. A-434

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Kunjungan Delegasi Panitia Kerja Komisi V ke Parlemen Austria

45

Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI berfoto bersama dengan anggota Parlemen Austria di depan Gedung Parlemen Austria di Kota Wina

Delegasi Panitia Kerja Komisi V mendengarkan penjelasan mengenai bangunan Parlemen Austria di Kota Wina

B. Pertemuan Delegasi dengan Sosially Supported Housing Fasility Haus Leo

46

Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Ms Maria dari Sosially Supported Housing Fasility Haus Leo

Suasana pertemuan Delegasi Komisi V DPR RI dengan Sosially Supported Housing Fasility Haus Leo

C. Pertemuan dengan Duta Besar – LBBP RI di Wina

47

Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Duta Besar LBPP RI H.E. I Gusti Agung Wesaka Puja

Pertemuan Delegasi Komisi V DPR RI dengan Duta Besar – LBPP didampingi pejabat KBRI Wina

48

Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI berfoto bersama Dubes – LBPP RI di Wina setelah selesai mengadakan pertemuan di KBRI

D. Pertemuan dengan Kementerian Ekonomi Provinsi Upper Austria (WIRTSCHAFTS LANDESRAT) di kota Linz,

Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Mr. Robert Himsi Direktur di Kementerian Ekonomi Provinsi Upper Austria

49

E. Pertemuan dengan Duta Besar RI di Slowakia

Pertemuan Delegasi Komisi V DPR RI dengan Duta Besar RI Harsha E. Joesoef. MSc di Bratislava Slowakia didampingi pejabat KBRI

Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Duta Besar RI Slowakia

50

Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI berfoto bersama Dubes RI Slowakia didepan gedung Parlemen Slowakia

F. Pertemuan dengan TC. Basbakanlik TOKI, di Istanbul, Turki

Pertemuan Delegasi Komisi V DPR RI dengan TC. Basbakanlik TOKI, di Istanbul, Turki

51

Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Pejabat TC. Basbakanlik TOKI

Mendengarkan penjelasan mengenai pengelolaan perumahan dan permukiman di Turki

52

53