LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA KOMISI V … · Waktu kunjungan kerja ke negara Austria dan...
-
Upload
nguyenquynh -
Category
Documents
-
view
236 -
download
0
Transcript of LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA KOMISI V … · Waktu kunjungan kerja ke negara Austria dan...
1
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KERJA KOMISI V DPR RI KE AUSTRIA DAN TURKI
DALAM RANGKA PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG USUL INISIATIF
TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
TGL 28 JULI S.D 3 AGUSTUS 2010
________________________________________________
I. PENDAHULUAN
A. Dasar Hukum
1. Pasal 20, Pasal 20 A, dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Keputusan DPR-RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Tata Tertib Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;
4. Keputusan rapat intern Komisi V DPR-RI tanggal 14 Juli 2010 tentang
pembahasan Rancangan Undang-Undang usul inisiatif tentang Perumahan
dan Permukiman akan didahului dengan melakukan kunjungan ke luar negeri;
5. Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor:
PW.01/5780/DPR-RI/VII/2010 tentang Persetujuan Permohonan Izin
Kunjungan Kerja Luar Negeri Komisi V DPR-RI dalam rangka pembahasan
Rancangan Undang-Undang usul inisiatif tentang Perumahan dan
Permukiman.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan kunjungan kerja Panitia Kerja RUU Perumahan dan
Permukiman ke Austria dan Turki adalah untuk mengetahui, mempelajari,
mendapatkan data dan informasi, mencari contoh, perbandingan, serta
2
memperoleh penjelasan secara langsung menyangkut kebijakan, pengaturan,
dan pelaksanaan mengenai perumahan dan permukiman di negara tersebut.
Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka mencari masukan sebagai bahan
dalam pembahasan RUU tentang Perumahan dan Pemukiman yang akan
dilakukan DPR-RI bersama dengan Pemerintah.
Beberapa masukan diharapkan dapat diperoleh melalui kegiatan kunjungan kerja
ini yaitu :
1. membuka akses, khususnya akses langsung untuk kerjasama di bidang
perumahan dan permukiman dengan negara-negara tujuan, yaitu Austria
dan Turki;
2. melakukan pengamatan dan mempelajari pengalaman dari negara tujuan,
khususnya terkait dengan permasalahan, formulasi kebijakan, dan strategi
perumahan dan permukiman; dan
3. memfasilitasi dan membuka kesempatan kerjasama dengan tujuan untuk
memperkuat dan memformulasi masukan bagi pembahasan RUU
Perumahan dan Permukiman.
C. Waktu dan Lokasi
Waktu kunjungan kerja ke negara Austria dan Turki diselenggarakan pada
tanggal 28 Juli sampai dengan tanggal 3 Agustus 2010. Adapun pelaksanaan
kunjungan tersebut, adalah:
1. pada hari Kamis, tanggal 29 Juli 2010: delegasi Komisi V DPR RI melakukan
kunjungan ke Parlemen Austria, dan diterima oleh salah satu anggota
parlemen beserta staf-nya.
Pada hari yang sama delegasi mengadakan pertemuan dengan manajemen
Socially Supported Housing Fasility HAUS LEO. Delegasi diterima oleh
Direktur Program Haus Leo, Maria (hubungan Internasional), dan dr. Angelina
(urusan kesehatan kota Wina dari Partai Sosial).
Pada malam harinya, delegasi mengadakan pertemuan didahului jamuan
makan malam dengan Kedutaan Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik
Indonesia (LBBP-RI) di Wina, dan diterima oleh Duta Besar RI-LBBP, I Gusti
Agung Wesaka Puja serta beberapa pejabat di jajaran Kedutaan RI-LBBP di
Wina.
3
2. pada hari Jum’at, tanggal 30 Juli 2010: delegasi mengadakan pertemuan
dengan Kementerian Ekonomi Provinsi Upper Austria (WIRTSCHAFTS
LANDESRAT) di kota Linz, delegasi diterima oleh salah satu Direktur di
Kementerian. Kemudian dilanjutkan dengan mengadakan peninjauan
lapangan melihat kawasan perumahan dan permukiman di Kota Linz.
Keesokan harinya, atas undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di
Slowakia, delegasi melanjutkan perjalanan dan mengadakan pertemuan
dengan Dubes RI, Harsha E. Joesoef, MSc di Bratislava, Slowakia beserta
jajarannya.
3. pada hari Minggu, tanggal 1 Agustus 2010 : delegasi bertolak menuju
Istanbul Turki, lalu pada Senin, tanggal 2 Agustus 2010 delegasi mengadakan
pertemuan dengan pejabat TC. Basbakanlik TOKI, di Istanbul, Turki yaitu
lembaga yang melakukan perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan
perumahan di Turki, berada di bawah serta bertanggung jawab kepada
Perdana Menteri.
Adapun susunan Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR-RI dalam rangka
pembahasan Rancangan Undang-Undang Usul Inisiatif tentang Perumahan dan
Permukiman adalah sebagai berikut:
1. Ir. H. MULYADI F-PD PIMPINAN DELEGASI
2. H. MUHIDIN M. SAID, SE, MBA F-PG PIMPINAN DELEGASI
3. IR. NOVA IRIANSYAH, MT F-PD ANGGOTA DELEGASI
4. MICHAEL WATTIMENA, SE, MM F-PD ANGGOTA DELEGASI
5. AGUS BASTIAN, SE, MM F-PD ANGGOTA DELEGASI
6. DRS. UMAR ARSAL F-PD ANGGOTA DELEGASI
7. DRS. H. ELDIE SUWANDIE F-PG ANGGOTA DELEGASI
8. IR. SUDJADI F-PDIP ANGGOTA DELEGASI
9. LASARUS, S.Sos, M.Si F-PDIP ANGGOTA DELEGASI
10. DRS. ARIFINTO F-PKS ANGGOTA DELEGASI
11. HJ. HANNA GAYATRI, SH F-PAN ANGGOTA DELEGASI
12. DRA. HJ. NORHASANAH, M.Si F-PPP ANGGOTA DELEGASI
13. H. MARWAN JA’FAR F-PKB ANGGOTA DELEGASI
14. IR. FARY DJEMI FRANCIS, MM F-GERINDRA ANGGOTA DELEGASI
15. DRS. AKBAR FAIZAL, M.Si F-HANURA ANGGOTA DELEGASI
SEKRETARIAT :
16. M. NAJIB IBRAHIM, S.Ag LEGAL DRAFTER
17. KUNARTO, S.Sos SEKRETARIAT
4
II. PROFILE NEGARA AUSTRIA DAN TURKI
A. Profile Negara Austria
1. Umum
Nama Negara : Republik Austria
Bentuk Negara : Federal, terdiri atas 9 negara bagian
Bentuk Pemerintahan : Demokrasi Parlementer
Ibu Kota : Wien/Wina/Vienna
Kepala Negara : Heinz Fischer (Presiden, sejak 8 Juli
2004 dan kembali terpilih pada April 2010)
Kepala Pemerintahan : Werner Paymann (Perdana Menteri,
sejak 2 Desember 2008)
Hari Nasional : 26 Oktober
Bahasa Nasional : Jerman
Lagu Kebangsaan : Land der Berge
Agama : 74% Katolik, 5% Protestan, 4% Muslim,
17% lain-lain
Mata Uang : Euro
Jumlah Penduduk : 8,3 juta jiwa (2009)
Pendapatan Perkapita : US$32,800 (WKO Statistik)
2. Geografis
Luas wilayah : 83.870 km persegi
Batas-batas Negara : Utara dengan Jerman dan Ceko
: Timur dengan Slowakia dan Hongaria
: Selatan dengan Slovenia dan Italia
: Barat dengan Swiss dan Liechtenstein
Musim : 4 musim, terdingin bulan Februari -15oC
Terpanas pada bulan Juli/Agustus +35oC
5
Peta Negara Austria dan Ibukotanya Wina
Austria adalah sebuah negara yang dikelilingi daratan, terletak di bagian
selatan Eropa tengah pada posisi 47°20' LU dan 13°20' BT. Wilayahnya
meliputi sebagian Alpen Timur dan sebagian daerah aliran Sungai Donau.
Austria merupakan negara federal yang terdiri atas sembilan negara bagian,
yaitu:
1.Wina Ibukota : Wina
2. Voralberg Ibukota : Bregenz
3. Tirol Ibukota : Innbruck
4. Salzburg Ibukota : Salzburg
5. Karnten (Carinthia) Ibukota : Klagenfurt
6. Steiermark (Styria) Ibukota : Graz
7. Oberosterreich (Upper Austria) Ibukota : Linz
8. Niederosterreich (Lower Austria) Ibukota : St. Polten
9. Burgenland Ibukota : Eisenstadt
Austria berbatasan dengan delapan negara yang tata susunan masyarakat
dan sistem perekonomiannya berbeda-beda. Penduduk negara tetangga itu
termasuk rumpun bangsa utama Eropa seperti Germanika, Romanika dan
Slavia, kecuali orang Hongaria (Magyar) yang tergolong rumpun bangsa
Ural-Altai. Panjang garis perbatasan Austria keseluruhannya adalah 2.562
km yaitu 784 km dengan Jerman, 362 km dengan Republik Ceko, 91 km
dengan Slowakia, 366 km dengan Hongaria, 330 km dengan Slovenia, 430
km dengan Italia, 164 km dengan Swiss dan 35 km dengan Liechtenstein.
3. Sistem Pemerintahan
Legislatif:
• Nationalrat (Dewan Perwakilan Rakyat Pusat)
Austria adalah negara federal yang menganut sistem demokrasi
parlementer dengan sistem perwakilan dua kamar. Kamar pertama adalah
Dewan Perwakilan Rakyat Pusat yang merupakan wakil partai-partai politik
yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu parlemen dengan jumlah anggota
183 orang. Pemilu tersebut diadakan setiap empat tahun sekali namun
pemilu terakhir dilangsungkan pada tanggal 28 September 2008 karena
perpecahan pemerintah koalisi. Dewan Perwakilan Rakyat Pusat bersama-
sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian (Bundesrat) sebagai
6
kamar kedua bertugas menyusun Undang-undang Nasional yang berlaku
untuk seluruh negara. Komposisi kekuatan partai politik di Nationalrat
hasil pemilu terakhir adalah SPO (Sozialdemokratische Partei Osterreichs)
57 kursi (31,67%), OVP (Osterreichische Volkspartei) 51 kursi (28,33%),
FPO (Freiheitliche Partei Osterreichs) 34 kursi (18,89%), BZO (Bundnis
Zukunft Osterreich) 21 kursi (11,67%) dan Partai Hijau (Grunnen) 20
kursi (11,11%).
• Bundesrat (Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian)
Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian mempunyai anggota 62 orang,
yang dikirim dari negara-negara bagian dan dapat diganti setiap saat
sesuai dengan hasil pemilu negara bagian yang bersangkutan.
• Gemeinderat (Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten)
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten ini dipilih oleh rakyat di
daerah kabupaten masing-masing dengan tugas mengadakan pemilihan
Burgermeister (Kepala Daerah Kabupaten).
Eksekutif
• Bundespresident (Presiden Federal)
Presiden Federal dipilih oleh rakyat untuk masa jabatan enam tahun dan
dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden dilantik
oleh Bundesversamlung, yaitu gabungan Nationalrat dan Bundesrat.
Dalam melaksanakan tugasnya Presiden bertanggung jawab kepada
Bundesversamlung ini. Presiden berwenang mengangkat Perdana Menteri
dan anggota kabinetnya, serta menjadi Panglima Tertinggi Angkatan
Bersenjata Austria.
• Bundesregierung (Pemerintah Federal)
Pemerintah Federal dipimpin oleh Bundeskanzler (Perdana Menteri)
dengan dibantu oleh Vizekanzler (Wakil Perdana Menteri), Bundesminister
(Menteri) dan beberapa Sekretaris Negara. Bundeskanzler ditunjuk dan
diangkat oleh Presiden dari ketua partai politik terkuat yang memiliki
anggota terbanyak di Nationalrat. Sedang Vizekanzler dan Sekretaris
Negara diangkat oleh Presiden atas usul Perdana Menteri. Perdana
Menteri bertanggung jawab ke Nationalrat.
7
• Landesregierung (Pemerintah Negara Bagian)
Kepala Pemerintah Negara Bagian adalah seorang Landeshauptman
(Gubernur), yang dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Negara Bagian
yang bersangkutan.
Pemerintah Austria sekarang merupakan pemerintah koalisi antara
Sozialdemokratische Partei Osterreichs (SPO) yang menguasai 57 kursi
(31,67%) dengan Osterreichische Volkspartei (OVP) yang menguasai 51
kursi (28,33%). Sedang dua partai lainnya, yaitu Grunen dan FPO, menjadi
partai oposisi.
4. Politik Luar Negeri
Politik luar negeri Austria memprioritaskan hubungannya dengan Uni Eropa
(EU) dan negara-negara Eropa Timur dan kawasan Balkan. Karena itu,
Austria sangat mendukung perluasan EU untuk meliputi pula sepuluh negara
Eropa Timur yang terlaksana pada tanggal 1 Mei 2004. Namun demikian,
Austria menentang aksesi Turki ke EU dengan alasan negara ini belum siap
dan EU juga belum siap menerima Turki.
Hubungan Austria dengan AS dan masalah perang terhadap terorisme
internasional juga menjadi salah satu pusat perhatian politik luar negeri
Austria pasca serangan teroris tanggal 11 September 2001 terhadap AS.
Dalam perang Irak, Austria sebagai negara netral tidak mendukung serangan
militer AS dan Inggris terhadap Irak karena tidak mendapat mandat dari
PBB. Namun demikian, Austria juga tidak mendukung posisi Perancis dan
Jerman.
5. Hubungan Bilateral Austria — Indonesia
Politik luar negeri RI yang bebas aktif dan politik luar negeri Austria yang
netral merupakan titik tolak dalam meningkatkan kerjasama kedua negara
baik di forum bilateral maupun internasional/multilateral. Sampai saat ini
hubungan bilateral kedua negara berjalan dengan baik dan tidak terdapat
masalah-masalah politis yang mengganggu. Sebagai negara anggota Uni
Eropa (EU), Austria secara konsisten mendukung Indonesia yang kuat,
8
bersatu dan sejahtera, serta mendukung integritas wilayah NKRI. Dalam fora
internasional/multilateral, Indonesia dan Austria menjalin kerjasama yang
baik dan saling mendukung dalam menghadapi masalah-masalah
internasional.
6. Perdagangan Indonesia — Austria
Total perdagangan RI-Austria mengalami penurunan yang cukup signifikan
akibat krisis finansial global yang terjadi di tahun lalu, dari US$ 393,4 juta
pada tahun 2008 menjadi US$ 300,5 pada tahun 2009. Nilai impor Indonesia
dari Austria tahun 2009 mencapai US$ 259,3 juta, sedangkan nilai ekspor
Indonesia tahun 2009 mencapai US$ 41,2 juta. Total defisit perdagangan
Indonesia terhadap Austria pada tahun 2009 adalah US$ 218,1 juta,
menurun dari defisit pada tahun 2008 yang mencapai US$ 323,7 juta.
SEKILAS KOTA WINA
Sejarah Singkat
Hasil penelitian dan penggalian purbakala menunjukan bahwa Wina telah
berpenghuni sejak awal jaman paleolithic. Nama kota Wina berasal dari Vedunia
yang sejak 2000 tahun sebelum Masehi daerahnya sudah menjadi
penampungan suku Kelten. Sekitar 15 tahun sebelum Masehi daerah sekitar
sungai Donau dikuasai bangsa Romawi dibawah Kaisar Agustus dan kemudian
pada abad pertama sesudah Masehi, dijadikan pangkalan militer Vindobona
dengan 5000 tentara. Di dekat daerah pangkalan militer Vindobona tersebut
(sekarang ini dikenal sebagai Ring atau daerah Satu) terdapat sebuah
perkampungan rakyat dengan penduduk kurang lebih 20.000 orang. Vindobona
juga menjadi kubu pertahanan Roma di sepanjang sungai Donau.
Kota Wina berkembang dengan pesat dibawah Kaisar Marcus Aurelius dan
Kaisar Probus. Kebun-kebun anggur dan Heurigen (tempat minum anggur) yang
kita jumpai di Wina sekarang merupakan peninggalan Kaisar Probus. Bangsa
Romawi menduduki daerah Wina selama 400 tahun hingga mundur karena
didesak suku bangsa Hunen. Peninggalan bangunan bangsa Romawi di bisa
dijumpai di daerah Innere Stadt (daerah distrik 1 atau Ring).
Sekitar abad ke-9 daerah Wina diduduki oleh suku bangsa Magyar dan pada
tahun 955 bangsa Magyar didesak ke Hungaria oleh suku bangsa Bavaria
setelah berkali-kali mengalami peperangan. Pada akhir abad ke-10 tersebut
mulai lahir dinasti Babenberger yang kemudian menguasai beberapa wilayah di
9
negeri ini dan berhasil membangun jalur penting perdagangan yang akhirnya
berkuasa untuk selama 270 tahun. Pada zaman Babenberger inilah untuk
pertama kalinya Ostmark Babenberger pada tahun 956 dinamakan ,,Ostarichi
(Osterrich) dan pada tahun 1137 Wina diproklamirkan sebagai kota. Pada waktu
itu kedudukan kota Wina adalah sebagai transit untuk para pelancong dan
tentara.
Beberapa waktu setelah terjadi kekacauan, pemerintahan berpindah kepada
keluarga Habsburg yang berkuasa sejak tahun 1275. Keluarga Habsburg
memerintah dengan cara memperluas wilayah yang dikuasainya dan juga
melalui perkawinan politik. Dalam masa pemerintahan keluarga Habsburg ini
banyak kemajuan yang diperoleh rakyat antara lain dengan didirikannya serikat-
serikat kerja yang sekarang ini tampak dari nama-nama jalan seperti
Bognergasse, Nagleergasse, Goldschmiedgasse, Seilergasse, dan sebagainya.
Pada tahun 1365 Yayasan Universitas Wina dibentuk oleh Herzog Rudolf IV.
Antara abad 16 dan 17 Wina yang merupakan pusat kedudukan dinasti
Habsburg secara terus menerus berada dibawah ancaman Kekaisaran Ottoman.
Pada tahun 1529 untuk pertama kalinya bangsa Turki dari Kekaisaran Ottoman
berusaha menduduki Wina namun dapat digagalkan. Pada tahun 1683 untuk
kedua kalinya kota Wina dikepung oleh bangsa Turki dan sekali lagi dapat
dipukul mundur karena bantuan sekutu dinasti Habsburg dan kecerdasan
Pangeran Eugene dari Savoy. Pada masa itu rakyat Wina menghadapi berbagai
musibah antara lain pertikaian antara penganut Katholik dengan Protestan serta
timbulnya wabah penyakit pes yang menimbulkan korban terhadap 30.000 jiwa
manusia. Pendudukan bangsa Turki ternyata membawa kebiasaan baru bagi
rakyat setempat yang kemudian mengenal minum kopi, yang selanjutnya mulai
dikenal di Eropa. Warung-warung kopi (Kaffeehaus) sekarang ini menjadi salah
satu daya tarik untuk turisme, yang merupakan warisan dari masa pendudukan
bangsa Turki.
Dari pertikaian agama tersebut nampaknya golongan Katholik yang lebih
mendapat dukungan rakyat sehingga mendorong penganut agama Protestan
harus menepi dan bahkan sembunyi-sembunyi dalam menjalankan ibadah.
Kemenangan golongan Katholik inilah yang kemudian melahirkan banyak
bangunan Gereja Katholik dan biara-biara diberbagai wilayah yang ada dalam
kekuasaan dinasti Habsburg.
10
Pada abad ke 18 semasa Pangeran Eugene, Wina mengalami puncak kejayaan
bangunan gedung-gaya Barok. Pada zaman itu pula dibangun Belvedere sebagai
istana musim panas Pangeran Eugen. Istana musim dingin di Himmelpfangasse
sekarang dipakai oleh Menteri Keuangan. Pada abad ke-18 dibawah
pemerintahan Ratu Maria Theresia terjadilah kemajuan-kemajuan yang sangat
pesat untuk kepentingan rakyat, antara lain diadakannya undang-undang wajib
belajar, Wina dijadikan Pusat Pemerintahan, dibentuknya badan-badan sosial
dan kebudayaan serta kegiatan lainnya untuk meningkatan taraf hidup rakyat.
Dibawah kekuasaan Maria Theresia, dibangun istana Schonbrunn sebagai istana
musim panas dengan bentuk gaya Rokoko. Istana musim dingin Ratu adalah
Hofburg. Masih dalam masa pemerintahan Ratu Maria Theresia, musik dan seni
sangat dihargai dan menghiasi istana-istana Habsburg bahkan banyak anggota
keluarga Habsburg adalah musikus dan komposer musik. Penghargaan terhadap
seni dari keluarga Raja dan para bangsawan dimasa itu menjadikan Wina
sebagai pusat musik diseantero Eropa. Banyak anggota dinasti Habsburg juga
dikenal sebagai kolektor seni. Mata uang, barang tambang, batu mulia dan
berbagai koleksi benda seni dapat disaksikan saat ini dibeberapa musium.
Salah satu dari 15 orang anak Maria Theresia, yaitu Kaisar Joseph II
meneruskan politik ibunya dalam meningkatkan jaminan sosial bagi rakyatnya.
Dalam masa pemerintahan Kaisar Joseph II dibangun rumah sakit untuk umum,
penyiksaan untuk para tahanan dihapuskan, rakyat dibebaskan memeluk
agamanya masing-masing dan rakyat diizinkan masuk ke Prater (Taman
Hiburan) yang sebelumnya hanya untuk orang-orang tertentu saja. Zaman
Kaisar Joseph II ini dikenal dalam sejarah dengan istilah "Josephinus".
Pada tahun 1848 Kaisar Franz Joseph yang pada waktu itu berumur 18 tahun
naik tahta dan menjalankan pemerintahan selama 68 tahun. Dibawah kekuasaan
Kaisar Franz Joseph pada tahun 1865 dibangun jalan Ring (Ringstrasse) yang
dilengkapi dengan gedung-gedung megah di tepi jalan.
Pada tahun 1867 terjadi dual monarchy dengan Hongaria (yakni satu kebijakan
politik luar negeri, tetapi kebijakan politik dalam negerinya bersifat independen),
di mana kota Wina menjadi pusat pemerintahan dan Franz Joseph menjadi
Kaisar Austria sekaligus Raja Hungaria. Pada zaman Pemerintahan Kaisar Franz
Joseph inilah Johann Strauss Sr. terkenal sebagai Raja Waltz dan Johann Strauss
Jr. (anak) terkenal dengan operettenya. Begitu pula dengan era Ringstrasse
11
terkenal pula arsitek dan pelukis -pelukis senior seperti Adolf Loos, Otto Wagner,
Gustav Klimt dan Egon Schiele dengan Jugend Stil-nya.
Putra Mahkota Rudolf, anak Franz Joseph dari perkawinannya dengan Elisabeth
(Sissi), pada tahun 1889, bunuh diri di Mayerling dan pada tahun 1898 Ratu
Elisabeth dibunuh di Jenewa. Franz Ferdinand, kemenakan Franz Joseph yang
dicalonkan untuk menggantikannya pada tahun 1914 terbunuh di Sarajewo.
Setelah Kaisar Franz Joseph meninggal pada tahun 1916, kemenakannya yang
lain, yaitu Karel I menggantikannya. Pada tahun 1918, Karel I dengan sukarela
turun dari tahta dan terjadi peruntuhan dinasti Habsburg di Austria.
Pada tahun 1918 setelah Karel I turun tahta, maka Republik Austria Pertama
diproklamasikan, dengan Wina sebagai pusat politik dan kebudayaan Austria,
meskipun Wina merupakan sebuah propinsi terkecil di Austria. Pada tahun 1938
Hitler menduduki Austria dan dengan paksa Austria dijadikan satu dengan
Jerman. Pada waktu Perang Dunia ke-II banyak bangunan, perumahan dan
industri yang hancur, dan tahun 1945 pasukan Sekutu menduduki Wina.
Setelah Perang Dunia Kedua sampai tahun 1955 Austria diduduki oleh empat
negara besar, yaitu AS, Uni Soviet, Inggris, dan Perancis. Pada tanggal 15 Mei
1955 keempat negara besar tersebut bersama dengan Austria menanda tangani
State Treaty yang memulihkan kembali Austria menjadi negara merdeka dan
berdaulat dan menjalankan politik luar negeri netral permanen yand ditetapkan
dalam UUD-nya atas jaminan dari keempat negara besar tersebut. Penarikan
pasukan Sekutu terakhir terjadi pada tanggal 25 Oktober 1955. Saat yang
bersejarah itu sekaligus diproklamirkan sebagai Hari Nasional Austria.
B. Profile Negara Turki
1. Umum
Ibukota : Ankara (39°55′N 32°50′E)
Kota Terbesar : Istanbul
Bahasa Resmi : Turki
Lagu kebangsaan : İstiklâl Marşı
Pemerintahan : Republik (Parlementer)
Presiden : Abdullah Gül
Perdana Menteri : Recep Tayyip Erdoğan
Speaker of Parliament : Köksal Toptan
12
Ketua Mahkamah Konstitusi : Hasim Kilic
Luas : 783,562 km2
Total Provinsi : 81 buah
Populasi : 73,914,000 jiwa (2008), Etnis Turki menempati
lebih 80 persen jumlah penduduk, dan etnis
Kurdi 15 persen. 99 persen dari jumlah
penduduk seluruh negeri menganut agama
Islam
Kepadatan : 93/km2, atau 240,9/sq mi
GDP (2008)--PPP : Total $1.028 triliun, per kapita: $13,920
MATA UANG : Turkish Lira (1 USD = 1,58 TRY)
Sektor andalan : sektor pariwisata jumlah wisatawan pada tahun
2006 mencapai 20 juta orang atau 34 persen
dari jumlah penduduk Turki.
ZONA WAKTU : UTC+2 untuk musim dingin dan UTC+3 untuk
musim panas.
IKLIM / CUACA : Bervariasi antara -4° C (25º F) dan 30° C (86º
F). Marmara dan Aegean dan pantai Mediterania
memiliki iklim Mediterania dengan khas panas
dan sejuk, dingin. Di sebelah timur negara ini
dikelilingi oleh gunung dengan udara yang sejuk
atau dingin. Sebelah tenggara yang panas
udaranya.
2. PERWAKILAN RI UNTUK TURKI
Duta Besar (Ambassador) : H.E. Mr. Awang Bahrin
Alamat : Abdullah Cevdet Sokak No. 10 (P.O.BOX 42)
Cankaya 06680, Ankara, Turkey
Telepon/ Fax : (90-312) 438-2190/ (90-312) 438-2193
Email/ Website : [email protected] / www.indo-tr.org
Hal Lain Terkait Turki:
Sungai Terpanjang : Kızılırmak 1355km
Gaji rata-rata tahunan : € 3500
Gunung Tertinggi : Gunung Ararat (Ağrı Dağı) 5137m
Harapan Hidup : laki-laki 68, perempuan 73
Ranking dunia di antara kota-kota paling mahal : 18.
13
3. SEKILAS NEGARA TURKI
Republik Turki (bahasa Turki: Türkiye Cumhuriyeti ) disebut Türkiye ( bahasa
Turki: Türkiye ) adalah sebuah negara besar di kawasan Eurasia. Wilayahnya
terbentang dari Semenanjung Anatolia di Asia Barat Daya dan daerah Balkan di
Eropa Tenggara. Turki berbatasan dengan Laut Hitam di sebelah utara; Bulgaria di
sebelah barat laut; Yunani dan Laut Aegea di sebelah barat; Georgia di timur laut;
Armenia, Azerbaijan, dan Iran di sebelah timur; dan Irak dan Suriah di tenggara;
dan Laut Mediterania di sebelah selatan. Laut Marmara yang merupakan bagian dari
Turki digunakan untuk menandai batas wilayah Eropa dan Asia, sehingga Turki
dikenal sebagai negara transkontinental. Turki, terkenal dengan kekayaan
sejarahnya, karena Turki terletak di reruntuhan peradaban Trojans, Yunani, Roman,
dan Ottomans.
Mustafa Kemal Attaturk dikenal sebagai pendiri dan Presiden pertama Republik
Turki, bapak Turki modern dan menetapkan fondasi sekulerisme (laiklik). Mustafa
Kemal Atatürk (lahir di Selânik (Thessaloniki, 12 Maret 1881 –wafat di Istana
Dolmabahçe, Istanbul, Turki, 10 November 1938 pada umur 57 tahun). Atatürk
juga memperkenalkan abjad Turki yang baru kepada rakyat Kayseri (20 September
1928).
Atatürk dikenang melalui banyak bangunan peringatan di seluruh Turki, seperti
Bandara Internasional Atatürk di Istanbul, Jembatan Atatürk di atas Tanduk Emas
(Haliç), Bendungan Atatürk, Stadion Atatürk, dan Anıtkabir, mausoleum tempat ia
dikebumikan. Patung-patung raksasa Atatürk statues bertebaran di seluruh Istanbul
dan berbagai kota lainnya di Turki, dan praktis setiap pemukiman yang besar
mempunyai bangunan peringatannya sendiri untuknya.
a. Sejarah
Ibu kotanya berada di Ankara namun kota terpenting dan terbesar adalah
Istanbul. Kawasan yang terdiri dari Turki modern telah menyaksikan kelahiran
peradaban-peradaban utama, termasuk Kekaisaran Bizantium dan Kekhalifahan
Turki Utsmani. Lokasi yang strategis di persilangan dua benua, budaya Turki
merupakan budaya dua peradaban, campuran budaya Timur-Barat. Dengan
adanya kawasan yang kuat dari Adriatik ke Tiongkok dalam jalur tanah di antara
Rusia dan India, Turki telah memperoleh kepentingan strategis yang semakin
tumbuh. Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia,
peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan
14
pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan
bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota
lainnya di Turki, menjadikan lansekap dan pengembangan kota yang
terintegrasi, mendapat perhatian utama pemerintah.
b. Geografi
Secara geografis, Turki membentuk sebuah jembatan antara alam dunia lama
benua Asia, Afrika dan Eropa. The Anatolian barat semenanjung adalah titik di
Asia, dari Eropa dibagi oleh Bosphorus dan Dardanelles Straits. Thrace adalah
bagian barat dari Turki di benua Eropa. Dua sungai besar mengalir dari Turki di
Laut Caspian basin, di Aras dan Kura.
Di beberapa provinsi yang perbedaan suhu lebih dari 24 jam dapat sebanyak 20
derajat celcius. Pada musim semi tahun itu tidak biasa untuk menemukan cuaca
khas dari dua atau bahkan tiga musim di berbagai lokasi sekitar Turki dalam
satu hari. The Mediterania pantai dapat menikmati panas panas ketika sedang
Hitam Laut wilayah mendapatkan sebanyak 2000 mm dari hujan di beberapa
tempat, terdapat bagian-bagian dari Central Anatolia hujan dengan rata-rata
hanya satu dari delapan total ini.
Turki memiliki lebih dari satu puncak di ketinggian 5.000 meter (Mt. Ararat), tiga
di atas 4.000 meter dan 129 puncak melebihi 3000 meter. Penyebaran flora dan
fauna yang spesies sepanjang poros utara-selatan selama periode dingin sekali
bergeser ke timur-barat poros saat sedang interval. Ini lebih meningkatkan
keanekaragaman hayati.
Utama bagi burung berpindah rute antara Asia, Eropa dan Afrika lewat Turki,
dan hal ini juga menjadi faktor dalam mengembangkan jumlah spesies yang
ditemukan di sini untuk bagian tahun.
c. Politik dan Pemerintahan
Turki adalah sebuah republik konstitusional yang demokratis, sekular, dan
bersatu. Sistem politiknya didirikan pada tahun 1923 di bawah pimpinan Mustafa
Kemal Atatürk setelah kejatuhan Khilafah Ottoman, akibat Perang Dunia I. Sejak
itu, Turki telah berangsur-angsur bergabung dengan Barat sementara di saat
yang sama menjalin hubungan dengan dunia Timur. Negara ini merupakan
salah satu anggota pendiri Persatuan Bangsa-bangsa, Organisasi Konferensi
Islam (OKI), OECD, dan OSCE, serta negara anggota Dewan Eropa sejak tahun
1949, dan NATO sejak tahun 1952. Sejak tahun 2005, Turki adalah satu-satunya
15
negara Islam pertama yang berunding menyertai Uni Eropa, setelah merupakan
anggota koalisi sejak tahun 1963. Turki juga merupakan anggota negara
industri G20 yang mempertemukan 20 buah ekonomi yang terbesar di dunia.
d. Ekonomi
Turki, sebenarnya adalah negara pertanian dan peternakan tradisional.
Pertanian cukup berkembang dan dapat swasembada dalam bahan pangan,
kapas, sayur-sayuran, buah dan daging, nilai produksi pertanian menempati
sekitar 20 persen GNP. Jumlah pekerja sektor pertanian menempati 46 persen
jumlah total penduduk. Turki memiliki sumber mineral yang melimpah, luas
hutan 20 juta hektar, namun kebutuhan akan minyak bumi dan gas alam perlu
diimpor dalam jumlah besar. Turki memiliki industri ringan, tekstil dan makanan
yang cukup berkembang. Sektor-sektor industri yang penting antara lain besi
dan baja, semen, elektronik, permesinan dan otomotif. Industri dan pertanian di
daerah pantai sangat berkembang, transportasi di daerah pedalaman bagian
timur kurang leluasa dan taraf produksi relatif tertinggal. Dalam
perkembangannya, pariwisata menjadi primadona ekonomi yang senantiasa
dikembangkan.
e. Pertahanan dan Keamanan
Presiden adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata, kepala staf umum
adalah komandan tertinggi. Dewan Keamanan Nasional adalah lembaga
pengambil keputusan pertahanan yang tertinggi, Komisi Militer Tertinggi adalah
lembaga pengambil keputusan tertinggi mengenai urusan intern angkatan
bersenjata, Staf Umum merupakan lembaga komando operasi tertinggi
angkatan bersenjata, membawahi berbagai jenis pasukan; Kementerian
Pertahanan adalah lembaga administrasi tertinggi untuk mengadakan kerjasama
dengan Staf Umum. Turki melaksanakan sistem dinas tentara wajib, masa dinas
18 bulan, dan dilaksanakan langkah-langkah profesionalisme tentara.
f. Transportasi
Turki terletak di ujung timur Eropa barat akhir timur Tengah dan Asia Utara
timur dari Mediterania, selatan hitam laut, timur dari Aegean. Turki adalah
bagian dari tanah, semenanjung, antara Eropa dan Asia dan Timur Tengah. Hal
ini dapat disebut sebagai jembatan antara timur dan barat. Untuk itu,
transportasi menjadi sektor yang juga menjadi perhatian serius Pemerintah
Turki. Turki dapat dicapai dengan pesawat dari seluruh dunia dengan
16
bandaranya yang megah, kereta, bus, mobil, maupun kapal laut atau feri
penyeberangan.
Tercatat hingga akhir 1999, Turki memiliki 118 bandara, 22 dari yang terbuka
untuk lalu lintas internasional. Namun, sebagian besar lalu lintas internasional di
bandara: Bandara Internasional Ataturk di Istanbul, Adnan Menderes Bandara di
Izmir, dan Bandara Esenboga di ibukota, Ankara. Terminal penumpang berskala
internasional di Istanbul, yang dibuka pada Januari 2000, merupakan salah satu
yang terbesar di Eropa. Lebih dari 300 penerbangan asing yang melayani Turki,
di samping Turkish Airlines (Thy).
Pengiriman melalui laut, memainkan peran penting dalam perekonomian
Turki. Tidak mengherankan, sejak lebih dari 70 persen dari Turki dengan 4
batas laut: Laut Hitam di utara, Marmara di barat laut, Aegean di sebelah barat,
dan Mediterania di sebelah selatan-barat daya. Turki memiliki banyak pelabuhan
besar dan kecil, 21 di antaranya internasional. Lima port, semua milik negara,
menangani sebagian besar pengiriman melalui laut: Istanbul dan Kocaeli di Laut
Marmara, Izmir di Aegean, dan Mersin dan Iskenderun di Mediterania.
Selain sistem kereta api yang merupakan salah satu weakest mode transportasi
di Turki, sistem transportasi jalan raya melayani lebih dari 95 persen dari
angkutan penumpang dan lebih dari 90 persen dari angkutan barang di Turki.
Jaringan jalan negara yang luas, dengan lebih dari 382.000 kilometer (hampir
237.000 mil). Krisis ekonomi 1998 dan gempa bumi pada tahun 1999 sempat
menyebabkan beberapa proyek ditunda.
LANSEKAP TURKI, NEGERI BENTENG DAN MASJID
Ankara adalah ibu kota Turki sejak tahun 1923, menggantikan Konstantinopel atau
Istanbul. Kota ini juga menjadi ibu kota Provinsi Ankara. Sebelumnya, Ankara
dikenal dengan nama Angora atau Engürü; di masa Romawi dikenal sebagai
Ancyra; dan di masa Hellenistik sebagai Áŋkyra.
17
Kota Ankara terletak di Provinsi Ankara dan berada di tengah-tengah negara
Turki, dengan luas wilayahnya adalah 25.615 km.2 Kota terbesar kedua di Turki ini
dihuni oleh 4.455.453 jiwa (2007) dan sangat penting dilihat dari sisi ekonomi dan
industri. Sebagai pusat pemerintahan Turki, di Ankara terletak seluruh kedutaan
besar negara-negara lain. Kota ini terletak di daerah terkering di Turki dan
dikelilingi daerah stepa dengan berbagai situs arkeologi dari masa Ottoman,
Byzantium, dan Romawi.
Bandara utama Ankara adalah Bandara Internasional Esenboga yang terletak di
sebelah utara kota. Terminal Bus Ankara (bahasa Turki: Ankara Şehirlerarası
Terminal İşletmesi) adalah bagian penting dari jaringan bus di Ankara dan stasiun
kereta api Ankara Garı adalah penghubung antara bagian barat dan timur Turki. Di
Ankara terdapat dua jalur kereta bawah tanah dan tiga jalur lagi dalam tahap
konstruksi.
Kota Istanbul, jembatan kontradiksi budaya Asia dan Eropa, dipenuhi peninggalan
benteng kota yang tersisa dari masa kejayaan Bizantium (abad IV-XIV Masehi).
Daya tarik Istanbul adalah sebagai kota tua di daratan paling timur Eropa, namun
menjadi bagian sebuah negara Asia. Turki seperti gado-gado raksasa dengan
perpaduan antara Eropa dan Asia di dalamnya. Selama 700 tahun (1300-1924),
Istanbul pernah menjadi pusat khilafah (pemerintahan) Islam bertaraf internasional.
Para raja Dinasti Utsmani yang berhasil mengusai tiga benua (Asia, Afrika, dan
Eropa) menjadi kiblat politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pertahanan-keamanan
kerajaan-kerjaaan Islam di seluruh dunia masa itu. Termasuk kerajaan-kerajaan
Islam di Nusantara, seperti Samudra Pasai (Aceh), Ternate, Tidore, Bacan (Maluku),
Sulu (Filipina), dan lain-lain.
Di tengah kota Istanbul, terdapat kekhasan arsitektur masjid-masjid di kota yang
dibangun pada abad III Masehi itu, Kubah utama yang biasanya diikuti dengan
beberapa kubah lebih kecil di bawahnya menjadi ciri khas masjid-masjid di kota
industri utama Turki itu yang jumlahnya mencapai 444 buah dengan mesjid
terkenal seperti Masjid Suleymaniye, Masjid Biru (Sultanahmet), dan Masjid
Ortakoy. Masjid Biru dibangun tahun 1609-1616, berhadapan dengan peninggalan
Gereja Ayasofya (St Sophia)—kemudian dijadikan museum pada masa Kekaisaran
Ottoman—yang dibangun sekitar abad ke-7 Masehi.
Sebagai salah satu mahakarya arsitektur terhebat di dunia, Haghia Sophia
menyimpan keindahan gaya arsitektur Bizantium yang memesona. Awalnya gedung
bersejarah ini merupakan sebuah gereja (Church of Holy Wisdom) yang mengalami
18
perubahan fungsi menjadi mesjid saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed
II. Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Haghia Sophia
menjadi museum, dilakukan sejumlah renovasi. Bahkan pengembangan ruang dan
penataan dengan bangunan modern lainnya, menjadi sebuah ciri khas tersendiri
dalam penataan terintegrasi suatu pembangunan.
Dari sekian banyak bangunan fisik berusia tua, terdapat masjid-masjid yang sangat
indah. Ikon dari Istanbul adalah masjid Sultan Ahmet, yang berhadapan dengan
Aya Sofia dan dikelilingi oleh taman-taman yang indah (Sultan Ahmet Square).
Masjid ini dibangun abad 16 dan satu-satunya masjid yang punya enam Minaret
(menara mesjid). Kubahnya menggunakan ornamen bercat kebiru-biruan, sehingga
disebut juga masjid biru (blue Mosque). Blue Mosque, terkenal dengan keindahan
arsitektur salah satu bangunan religi paling terkenal di dunia. Bangunan ini
dirancang oleh arsitek kerajaan Mehmet Aga atas perintah Sultan Ahmet I.
Ketahanan bangunan ini terhadap gempa telah teruji terbukti bertahan hingga kini.
Harus diingat bahwa Turki adalah wilayah pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu
Eropa, Asia dan Afrika-Mediteran. Wilayah ini sangat sering diguncang gempa,
sampai data pertanahan di sana harus terus menerus diupdate karena titik-titiknya
akan selalu bergeser oleh dinamika bumi.
Sebagai bekas ibu kota Byzantine yang kemudian dibangun kembali oleh Kekaisaran
Ottoman sekitar tahun 1453, Istanbul juga kaya dengan kompleks istana, salah
satunya adalah Istana Topkapi. Topkapi Palace merupakan istana yang dibangun
oleh Sultan Ahmed the Conqueror setelah berhasil merebut Konstantinopel
(kemudian diganti nama menjadi Istanbul) dari kerajaan Byzantinium. Istana ini
kemudian dijadikan museum oleh pemerintah Republik Turki, dimana tersimpan
banyak koleksi permata, batu serta barang berharga lainnya. Lingkungan istana,
yang menjadi pusat kerajaan Ottoman terletak di sebuah bukit antara Selat
Bosphorus, Golden Horn, dan Laut Marmara, seluas 700.000 meter persegi. Walau
Sultan Mehmet II mulai berkuasa di Istambul pada tahun 1453, Istana Topkapi ini
baru dibangun pada 1465-1470. Dan selama 400 tahun dihuni oleh 24 Sultan
Ottoman. tak ada yang lebih berharga dari koleksi di seputar Nabi Muhammad
SAW, antara lain tapak kaki Nabi Muhammad, potongan jenggot Sang Nabi, surat
Nabi Muhammad SAW yang ditujukan kepada Mukavkis dari Mesir (surat ini ditulis
di daun kurma, ditemukan di Mesir tahun 1850), stempel Sang Nabi, cambuk dan
pedang Nabi Muhammad SAW, jubah, dan berbagai peralatan Ka’bah pada masa-
masa awal. Juga berbagai peralatan Para Sahabat Nabi, diantaranya pedang 4
19
Sahabat Nabi, yakni Abubakar, Umar, Usman, dan Ali. Selama 407 tahun, dari
tahun 1517 sampai 1924, 24 orang hafal Alquran (hafiz) membaca ayat-ayat suci
selama 24 jam nonstop.
Kebesaran Kekaisaran Ottoman juga bisa dilihat dari banyaknya peninggalan istana,
antara lain Istana Ishak Pasa di luar kota Dogubayazit, di kaki Gunung Agri atau
Ararat, yang konon merupakan tempat berlabuhnya perahu Nabi Nuh.
Hal lainnya yang menjadi daya tarik adalah pasar besar yang beratap (Kapalicarsi,
Grand Bazaar) yang merupakan cikal bakal bentuk bangunan mall di zaman
modern. Pasar terbesar di Istanbul yang dibangun oleh Sultan Mehmet II pada
tahun 1461, untuk memfasilitasi para pedagang. Pasar ini menawarkan berbagai
macam produk tekstil, perhiasan, serta aneka souvenir.
Yang lainnya adalah bangunan-bangunan Universitas seperti Universitas Istanbul
yang klasik dan berdekatan dengan dua masjid yang megah, masjid Sultan
Sulayman dan masjid Sultan Beyazit. Pada abad dibangunnya, masih jarang ada
universitas di Eropa.
Secara fisik Turki sekarang ini memang mirip dengan Eropa Barat. Bila tak kelihatan
menara masjid atau tulisan khas Turki, sulit membedakan pemandangan di Istanbul
dengan di Jerman. Meski demikian, sebenarnya Turki nyaris bangkrut. Di tahun
1994, 1 US$ dihargai 10.000 Turkish Lira (uang Turki). Tahun 2004 ini 1 USD setara
1.500.000 Turkish Lira. Jadi jangan kaget bila ongkos naik bus kota adalah sejuta,
atau harga Menu di Mc Donald adalah 6 juta. Turki telah lama mengalami mega
inflasi (di atas 100% per tahun). Penyelamat ekonomi Turki hanyalah sektor
pariwisata (dan ini jugalah pintu masuk maksiat dari Barat) dan transfer dari jutaan
warga Turki yang bekerja di Eropa Barat.
Peradaban sebelum Islam
Turki bukan hanya Islam. Negeri ini juga kaya dengan berbagai peninggalan
kekaisaran Romawi pada masa sebelum Masehi hingga peninggalan-peninggalan
Kristen yang tersebar di berbagai tempat. Berbagai sisa peninggalan yang masih
terjaga baik itu akan membuat siapa pun yang melihatnya tergetar.
Banyak peninggalan Kristen merupakan bangunan yang sangat unik karena
menempel di sebuah dinding batu—mirip bangunan terkenal Petra di Jordania—
antara lain di kota Silifke, Antakya, dan Cevlik, di selatan Turki yang berbatasan
dengan Suriah. Makam Santo Thecia yang dikenal sebagai martir perempuan
pertama berada di dalam goa di Bukit Ayatekla yang kemudian menjadi bagian
20
Gereja Santo Petrus. Bangsa Turki juga membuktikan dirinya sebagai bangsa yang
sangat menghargai sejarah masa lalu, terbukti dari masih terjaganya berbagai
peninggalan pada masa Romawi. Gunung Nemrut di wilayah selatan Anatolia
merupakan kompleks pemakaman Raja Antiochus I pada abad ke-1 SM. Di lokasi ini
terdapat sejumlah patung yang melambangkan dewa Apollo, Zeus, Hercules, Tyche,
dan Raja Antiochus.
Turki juga dikenal dengan tujuh gereja di wilayah Anatolia yang disebut dalam
Perjanjian Baru yang ditulis Santo Johannes. Ketujuh kota yang memegang peranan
penting dalam perkembangan agama Kristen di Turki itu adalah Izmir dengan
Gereja Santo Polycarp-nya, Bergama (Pergamum) dengan Basilika Merah-nya,
Akhisar (Thyatira) dengan Basilika Thyatira-nya, Sart (Sardis) dengan gereja yang
dibangun di bekas Candi Artemis (abad IV sebelum Masehi), Alasehir dengan
Basilika Byzantine-nya, Eskihisar (Laodicea) dengan Pamukkale-nya, dan Efes
(Ephesus) dengan Bulbuldagi-nya yang konon merupakan tempat tinggal Bunda
Maria, Basilika Bunda Maria, dan Basilika Santo Johannes.
Turki juga sangat kaya dengan berbagai peninggalan sejarah sebelum Masehi. Kota
Antalya di selatan Turki, misalnya, diyakini dibangun pada Abad 159 SM oleh Raja
Attalos II, Raja Pergamum. Kota itu juga diperebutkan oleh Kekaisaran Romawi,
Bizantium, dan Seljuk. Lebih ke timur Antalya terdapat Perge yang dibangun pada
1500 SM oleh Hittites. Di sebelah timur Perge terdapat kota tua lainnya, yaitu
Aspendos yang terkenal dengan teater kunonya yang hingga sekarang masih
bertahan sebagai museum teater berkapasitas 15.000 orang.
Istanbul memiliki pelabuhan alam yang terbaik di dunia, Golden Horn. Yakni muara
sungai yang bentuknya seperti tanduk. Di era Bizantium, Golden Horn merupalan
pelabuhan komersial terkenal yang paling sibuk. Konon, saat kerajaan Bizantium
ditaklukkan oleh Fatih Sulsam Mehmet II di tahun 1453, penduduk yang melarikan
diri membuang semua harta emas (golden) mereka ke sungai. Oleh sebagian
orang, kisah ini dipercaya menjadi latar belakang di balik pemberian nama Golden
Horn. Tapi, ada juga yang berpendapat bahwa nama itu diberikan karena cahaya
berwarna keemasan muncul dari sungai saat matahari terbenam.
Selain Golden Horn, terdapat pula Selat Bosphorus yang membelah Istanbul, dan
menjadi jembatan air antara kebudayaan sisi Eropa dan Asia.
21
III. KEGIATAN DAN HASIL PERTEMUAN
Berikut kami sampaikan kegiatan kunjungan kerja dan hasil pertemuan delegasi
Panitia Kerja Komisi V DPR RI dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-
Undang Usul Inisiatif tentang Perumahan dan Permukiman dengan beberapa
institusi di Austria dan Turki sesuai dengan tata urutan waktu pelaksanaan
kunjungan.
A. Kunjungan ke Parlemen Austria (Das Osterreichische Parlament)
Pada hari pertama, (hari Kamis, tanggal 29 Juli 2010) delegasi Panitia Kerja
Komisi V DPR RI berkesempatan melakukan kunjungan ke Parlemem Austria
di kota Wina dan melihat Gedung Parlemen Austria dengan arsitektur bergaya
neo classic dan dibangun pada abad 19. Gedung parlemen Austria merupakan
salah satu bangunan bersejarah yang dilindungi. Arsitek pembangunan
gedung parlemen ini adalah Theophil Hansen yang terinspirasi untuk
menggambarkan keterwakilan rakyat. Selama berkunjung di Parlemen Austria
di kota Wina, delegasi memperoleh penjelasan dari staf parlemen mengenai
sejarah pembangunan gedung parlemen, makanisme dan tata cara
bersidang, mekanisme pembahasan undang-undang dan hal-hal lain seputar
keparlemenan di Austria. Dalam kesempatan kunjungan ini, delegasi bertemu
dan melakukan dialog dengan salah seorang anggota parlemen untuk saling
berbagi informasi mengenai keparlemenan di masing-masing negara.
B. Pertemuan dengan Socially Supported Housing Fasility HAUS LEO
Setelah melakukan kunjungan ke Parlemen Austria, delegasi selanjutnya
melaksanakan pertemuan dengan Socially Supported Housing Fasility HAUS
LEO, dan diterima oleh Direktur Program Haus Leo, yaitu Maria (hubungan
Internasional) dan dr. Angelina (urusan kesehatan kota Wina dari Partai
sosial).
Public Housing adalah institusi sosial di Kota Wina yang khusus dibentuk
untuk menyediakan penampungan (rumah) bagi orang/keluarga yang tidak
mampu secara ekonomi maupun sosial, sehingga membutuhkan perhatian
dari pemerintah dalam bentuk Socially Supported Housing Fasility. Salah
satunya dengan membentuk konsep ―Haus Leo‖ (rumah leo). Konsep Haus
(rumah) Leo dipilih mengambil contoh dari permainan anak sehingga menarik
22
sebanyak mungkin anak, namun anak yang sudah memegang dinding tidak
boleh di tangkap/di paksa. Rumah Leo ini disediakan bagi mereka yang sudah
tidak mempunyai tempat tinggal atau bagi yang terusir dari tempat
penampungan lain, karena di rumah Leo diperbolehkan tinggal dalam waktu
yang lama bahkan boleh seumur hidup.
Dalam rumah Leo diciptakan suasana senyaman mungkin agar mereka
tertarik dan akan kembali lagi, dengan memberikan perlindungan serta
penghidupan yang baru bagi mereka yang tinggal di rumah Leo tersebut. Di
rumah Leo ini juga dilakukan pemulihan kehidupan (normalisasi kehidupan)
dari permasalahan kehidupan yang dihadapi sebelumnya, pemulihan kondisi
psikologis dan kesehatan melalui treatment oleh pekerja sosial sesuai dengan
permasalahan yang dihadapinya. Mereka yang diperbolehkan tinggal di
rumah Leo, tidak hanya anak-anak/remaja, semua usiapun diperbolehkan.
Usia tertua penghuni saat ini lelaki dengan usia 90 tahun dan termuda
berusia 30 tahun. Penghuni di rumah Leo adalah laikilaki, sehingga tidak ada
perempuan yang tinggal, walaupun demikian ada rumah sosial lain di kota
Wina yang menganut sistem campuran antara laki-laki dengan perempuan.
Masih terdapat sekitar 12 rumah sosial dengan konsep ―Leo‖ yang dikelola
oleh Non Government Organization (NGO), menampung lebih kurang 700
orang.
Public Housing dibentuk oleh pemerintah daerah (city goverment). Politik
Perumahan di Austria merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, bukan
kewajiban dari pemerintah pusat. Pemerintah pusat membuat kebijakan
anggaran dan membagi secara proporsional sesuai dengan populasi negara
bagian (daerah) yang khusus diperuntukkan bagi sektor perumahan. Public
Housing mempunyai tugas utama antara lain untuk:
a. Mengurus orang yang membutuhkan bantuan, baik yang tinggal di
rumah maupun di panti, termasuk pemberian bantuan kepada orang
cacat;
b. Menyediakan rumah (penampungan) bagi yang tidak memiliki rumah
atau sedang menghadapi banyak masalah sosial yang harus mereka
selesaikan. Permasalahan yang di tampung antara lain tidak mempunyai
pekerjaan (hingga mendapatkan kerja), pendapatan yang minim
sehingga tidak mampu memiliki/sewa rumah, tidak ada keluarga atau
tidak mempunyai hubungan dengan keluarganya, serta masalah narkoba.
23
Public housing ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap keluarga
atau orang yang tidak mampu secara ekonomi atau sosial untuk memperoleh
tempat tinggal dengan secara menciptakan suasana nyaman agar tidak
menimbulkan trauma terhadap problematika ekonomi dan sosial. Karena
bagaimanapun mereka adalah bagian dari masyarakat yang juga layak
memperoleh perumahan yang layak dari negara.
Bantuan dari public housing diberikan kepada warga negara Austria dan para
pencari suaka ke negara Austria dengan syarat yang ketat. Bagi yang tidak
mempunyai pendapatan, diberikan bantuan sosial. Sementara yang memiliki
pendapatan terbatas, diwajibkan sewa rumah dengan harga sangat murah
(terjangkau).
c. Pertemuan dengan Duta Besar - LBBP Republik Indonesia di Wina
Pada malam harinya, delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI melakukan
pertemuan di dahului jamuan makan malam dengan Duta Besar – Luar Biasa
dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia di Wina, H.E. I Gusti Agung Wesaka
Puja yang didampingi beberapa pejabat KBRI Wina. Dalam pertemuan
tersebut, Ketua Delegasi, Ir. H. Mulyadi setelah memperkenalkan anggota
delegasi, kemudian menyampaikan maksud dan tujuan dari kunjungan kerja
yang dilaksanakan di Austria, yaitu untuk memperoleh masukan dan
informasi yang terkait dengan perencanaan, pengadaan tanah,
pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan, serta pengendalian dan
pengawasan di bidang perumahan dan permukiman di Austria. Pada
pertemuan itu, Duta Besar didampingi para pejabat KBRI memberikan
penjelasan dan paparan mengenai hal-hal yang ditanyakan oleh para delegasi
Panitia Kerja Komisi V DPR RI.
Adapun penjelasan dan paparan dari Duta Besar, I Gusti Agung Wesaka Puja,
dapat kami sampaikan dan rangkum sebagai berikut :
1. Gambaran Umum
Perencanaan perumahan rakyat di Austria mempunyai sejarah panjang
sejak abad ke-19. Setelah perang dunia II, pemerintah menyusun rapi
arsitektur perkotaan dan perumahan. Perencanaan ini didukung oleh
asosiasi perumahan, yang mempunyai 93 anggota.
24
Negara berperan penting dalam penyediaan rumah bagi rakyat, dengan
mengembangkan pola ―sosial patnership‖. Semua warga negara
berkewajiban untuk berperan serta (terlibat) dalam upaya penyediaan
rumah yang layak bagi setiap orang. Rumah merupakan kebutuhan dasar
(basic need, basic human right) sehingga tidak diserahkan pada
mekanisme pasar, diperlukan intervensi yang besar dari pemerintah
(sebagai bentuk tanggung jawab) untuk mensejahterakan rakyat.
Penguasaan tanah di Austria atas dasar hak milik. Tanah yang ditempati
selama kurun waktu 30 tahun, yang tidak ada pengakuan dari pihak lain
(komplain) maka dapat diakui sebagai hak milik. Untuk kepemilikan
asing, selain warga negara Uni Eropa, masih belum terbuka (sangat
sulit). Pemberian hak sewa-pun dibatasi untuk setiap tahun, tidak diberi
dalam jangka waktu yang panjang. Pemerintah kota secara hukum
didorong memberikan kontribusi untuk menyediakan lahan bagi
pembangunan perumahan sosial agar harganya terjangkau. Nanum hal
ini tidak selalu terjadi, dalam beberapa skema subsidi perumahan
terdapat keterbatasan atas tanah harga. Sehingga kadangkala harga
tanah yang tinggi dikompensasikan dengan kepadatan lebih tinggi,
misalnya di kota Wina yang digunakan untuk memonopoli perolehan
tanah bagi perumahan sosial di tahun 80-an, tetapi strategi ini tidak
dilanjutkan.
Negara-negara Eropa melakukan proses reorientasi perumahan dengan
membuat pedoman kebijakan melalui mengurangi biaya perumahan atau
memperkenalkan kebijakan subsidi yang berorientasi pasar, demi
efisiensi dan tujuan sosial (merumahkan masyarakat).
Situasi perumahan Austria jauh lebih baik dari rata-rata Uni Eropa,
dimana masyarakatnya memiliki akses ke perumahan yang terjangkau
dan pengeluaran publik untuk kebijakan perumahan sebesar 1% dari
PDB. Pemerintah Austria setidaknya melakukan dengan benar kebijakan
perumahan, metode yang digunakan untuk perusahaan pendanaan, dan
pelaksanaan mekanisme pasar dalam domain yang spesifik kebijakan
perumahan. Secara umum situasi perumahan dan permukiman di Austria
berlangsung sangat baik, baik dalam hal biaya perumahan rumah tangga
maupun kualitas dari stock perumahan dengan penataan ruang yang
25
sangat memperhatikan lingkungan dan pemisahan daerah rendah
dengan dataran tinggi.
2. Kebijakan Perumahan di Austria
Kebijakan perumahan di Austria saat iniBack in the middle of the 19
century, housing reformers concerned by the distressing living conditions
and the tremendous population growth paved the way for the birth of
limited-profit housing associations. Since then housing and social issues
have been linked together and co-operative initiatives from neighbouring
countries were propagated in Austria. The oldest still active housing co-
operative in Austria was founded in 1895., seperti saham keuntungan
yang terbatas, sewa yang wajar, pengawasan aset dan audit pemerintah
merupakan komponen penting dari intervensi yang dilakukan negara
untuk kepentingan masyarakat Austria. As a result of the long-term
government support for housing, "every sixth inhabitant of Austria lives
in an apartment built and/or managed by a limited-profit housing
association today".Sebagai hasil dari dukungan pemerintah jangka
panjang untuk perumahan ini, adanya dukungan keuangan negara dan
sektor nirlaba yang kompeten dan berdedikasi terbatas, yaitu melalui
asosiasi perumahan yang membangun dan/atau mengelola suatu
apartemen/perumahan.
Intervensi secaraConstant government housing intervention is required in
Austria. konstisten dari pemerintah diperlukan di Austria dalam rangka
memenuhi kebutuhan akan rumah. Even higher income families do not
have the financial capacity to finance the buying of their dwelling over
their active work life. Bahkan keluarga yang berpenghasilan lebih tinggi-
pun walau mereka masih aktif bekerja, tidak memiliki kemampuan
keuangan untuk membiayai pembelian rumah tinggal. For that reason,
the Austrian government has set aside essential financing mechanisms
and enacted legislation to regulate the security of tenure and rent
control. These housing interventions address the needs of a broad
spectrum of the population, larger than just low-income groups. Untuk
itu, pemerintah Austria telah menyiapkan mekanisme penyediaan dana
untuk pembiayaan perumahan yang diatur dengan undang-undang.
Mekanisme ini untuk mengatur keamanan kepemilikan dan sewa,
26
sedangkan kontrol dilakukan oleh pemerintah (tidak diserahkan pada
mekanisme pasar bebas). Bentuk intervensi kebutuhan perumahan dalam
spektrum yang lebih luas kepada penduduk, dilakukan lebih besar
kepada kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. In Austria, state
intervention in housing development is significant.
Di Austria, campur tangan pemerintah dalam pembangunan perumahan
sangat signifikan. Public funds are available through an elaborate system
of Housing Promotion Schemes" whose goals are to ensure sufficient
good quality housing, to provide investment capital and to make it
affordable to people. The subsidies provided are direct object-specific,
meaning that the financial assistance is given directly to the housing co-
operatives and is geared towards the construction costs as opposed to
the subject-specific subsidies, which are directed to individuals. Financial
assistance includes: Publik dengan dana yang tersedia melalui sistem
yang ada, sangat sulit untuk memastikan kualitas perumahan yang cukup
baik dengan mekanisme pasar biasa. Sehingga dibutuhkan Promosi
Skema Intervensi Perumahan yang bertujuan untuk memberikan modal
investasi agar harga perumahan terjangkau oleh masyarakat, dalam
bentuk subsidi. Subsidi diberikan langsung kepada objek-spesifik, yang
berarti bahwa bantuan keuangan diberikan langsung kepada koperasi
perumahan (bukan kepada subjek pembangunan dalam bentuk subsidi
khusus), yaitu melalui :
a. a. Long term and low interest rates public grants or mortgages that
cover between 30% to 70% of the construction costs. Jangka
panjang dan tingkat suku bunga umum yang rendah, dalam bentuk
hibah atau kredit pemilikan rumah yang mencakup antara 30%
sampai 70% dari biaya konstruksi.
b. b. Annuity grants/loans granted either instead of the loan for the
construction costs loan or in addition to such loan to reduce the
repayments of mortgages.Anuitas hibah/pinjaman yang diberikan,
baik dari pinjaman untuk biaya konstruksi atau di samping pinjaman
tersebut diberikan pinjaman lain untuk mengurangi pembayaran
dari hipotik.
Other assistance includes:c. c. Housing allowances based on income
and size of household.Tunjangan Perumahan berdasarkan
27
pendapatan dan ukuran rumah tangga. Walaupun ada tunjangan
perumahan, kenyataannya(Only 4% of households receive housing
allowances in Austria - a very low figure compared to other
European countries) hanya 4% dari rumah tangga menerima
tunjangan perumahan di Austria, atau lebih rendah dibandingkan
dengan negara-negara Eropa lainnya.
d. d. A homebuyer program is available to all individuals to help toward
the acquisition of a dwelling of any type.Program membeli rumah
(homebuyer) tersedia bagi semua individu untuk membantu ke arah
akuisisi rumah tinggal dari jenis apa pun.
3. Sistem Pembiayaan
Pembiayaan perumahan dibuat dengan sistem hipotek yang didukung
surat berharga (MBS) seperti yang dipraktikkan di Amerika Serikat dan
skema tabungan kontrak ("Bausparkassen") sebagai model pembiayaan
perumahan dasar di Eropa Tengah, dan sedikit pada alternatif model
sebagai skema asuransi hipotek Kanada atau Denmark Mortgage Bank.
Metode pembiayaan seperti ini, khususnya diterapkan untuk
pembangunan perumahan sosial, dan keberhasilannya sangat tergantung
kelembagaan hukum dan politik dalam suatu negara.
Pembiayaan perumahan melalui pemberian subsidi perlu adanya
komitmen hukum, keuangan, dan ekonomi politik dalam kerangka
kebijakan yang lebih luas. Dengan adanya subsidi ini, pemerintah
menentukan biaya sewa agar tidak terlalu tinggi sehingga mampu
menjangkau semua lapisan, terutama mereka yang lemah dari segi
ekonomi maupun sosial - yang dikenal istilah sektor sosial dan sosial
perumahan, merupakan aspek penting yang harus ditanggung sebagai
sebuah "sosial" elemen dalam proporsi yang jauh lebih besar dari saham
perumahan Austria.
Pemberian subsidi di sektor perumahan tidak terbatas pada sektor sewa
yang dikendalikan oleh pemerintah kota, namun juga diberikan kepada
asosiasi yang membangun perumahan dengan laba terbatas. Mekanisme
subsidi memainkan peranan penting sebagai bagian dalam
mempengaruhi pembentukan harga di seluruh pasar perumahan, untuk
28
mencegah biaya ditentukan melalui mekanisme pasar bebas. Korelasi ini
harus dipertimbangkan ketika menerapkan jangka "perumahan sosial"
seperti yang biasanya dilakukan secara eksklusif untuk segmen pasar
sewa yang dibentuk oleh masyarakat dan pendapatan laba terbatas bagi
badan/perusahaan. Dalam konteks kelembagaan, limited profit housing
associations (LPHA) berfungsi untuk menjembatani kepentingan negara
dan pasar.
Austria tidak mengikuti kecenderungan tren di negara-negara Eropa pada
umumnya pada peningkatan promosi kepemilikan rumah terhadap
pemilik-pekerjaan, termasuk promosi dari jenis kepemilikan juga bagi
rumah tangga penghasilan terbatas. Di sisi lain, Austria membangun
rumah sewa masih lebih besar proporsinya dari konstruksi pembangunan
perumahan baru. Pada tahun 2002, 48% dari tempat tinggal
diselesaikan untuk ditempati sendiri oleh pemiliknya, 18% adalah
kondominium, dan menyewa tempat tinggal mencakup 29%. Proporsi
yang cukup besar untuk menjaga stok perumahan sewa dari waktu ke
waktu. Walaupun juga diberikan kesempatan hak untuk membeli, masih
relatif kecil rumah tangga yang akan membeli, mereka lebih banyak
memlih menyewa rumah (utamanya di daerah perkotaan).
Pengalaman penurunan harga rumah di pertengahan tahun 90-an ini
memberikan kontribusi pada sebuah kecenderungan pengurangan
pengeluaran negara di sektor perumahan dalam kaitan dengan
peningkatan biaya rumah tangga untuk konsumsi perumahan, hal ini
terjadi hampir di seluruh Eropa. Di Austria sebagian besar modal
pembangunan perumahan yang dibutuhkan masih disediakan oleh
negara. Kebijakan pendanaan perumahan tergantung pada situasi
pertumbuhan anggaran jangka pendek negara, seperti telah ditentukan
untuk jangka waktu empat tahun. Hal ini memberikan kontribusi
terhadap stabilitas dan kesinambungan pengeluaran kebijakan di sektor
perumahan. Target tunjangan perumahan diberikan oleh badan-badan
publik di Austria untuk pembangunan perumahan sekitar 200 mil dari
sekitar pabrik, merupakan sekitar 8% dari total belanja langsung dan
tidak langsung perumahan rakyat.
Austria terus memberikan subsidi kepada objek yang lebih luas, dan
tunjangan dana perumahan terutama hanya untuk sewa perumahan
29
yang diatur dengan mekanisme non-pasar, terutama ditargetkan pada
keluarga berpenghasilan rendah yang disediakan untuk orang-orang
yang dianggap paling membutuhkan dan dengan demikian
mengembangkan karakteristik ukuran kesejahteraan residual. Kebijakan
perumahan di Austria tidak membatasi hanya kebijakan untuk rumah
tangga berpenghasilan rendah. Subsidi juga diberikan kepada sebagian
besar penduduk dengan berbagai jenis kepemilikan.
Hal lain dari kebijakan perumahan di Austria yang penting bagi sektor
perumahan sosial adalah dalam penentuan biaya sewa tempat tinggal
yang berkesinambungan. Peraturan Negara menciptakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban dalam kehidupan sosial untuk mendapat
kesempatan bekerja, dengan mengembangkan metode berbasis pasar
keuangan yang tetap kompetitif dengan pasar swasta. Inilah posisi
antara negara dan pasar dalam menciptakan negara kesejahteraan, salah
satu karakteristiknya adalah mengontrol harga perumahan agar
menjangkau semua lapisan masyarakat, dimana negara berhasil menjadi
perisai sosial sektor perumahan dari persaingan pasar swasta. Sektor
sosial disediakan untuk keluarga berpenghasilan rendah yang fungsi
sebagai jaring pengaman.
Komposisi saham perumahan di Austria terdiri dari 53% rumah tangga
hidup dalam properti mereka sendiri, 11% di kondominium (gedung-
gedung bertingkat multi fungsi), dan 42% di rumah-rumah keluarga
tunggal. Persentase rumah keluarga tunggal berkisar dari 80% di
beberapa provinsi (Burgenland) hanya 4% di ibukota. 40% dari seluruh
rumah tangga yang di tinggali di sewa, pihak swasta menyewa rumah
susun yang digunakan sebagai bagian kegiatan utama (600 000 unit
/18%), tetapi dalam dekade terakhir telah disusul oleh sektor perumahan
sosial. Sebagian besar (sekitar 220.000 rumah) dimiliki oleh kota Wina.
Perumahan asosiasi dan koperasi mengelola sebanyak 435 000 flat sewa,
ditambah sekitar 200.000 kondominium (Sumber: Statistik Austria,
IIBW).
4. Kerangka Kelembagaan Badan PublikTunjukkan huruf latin
Skema subsidi perumahan telah bergeser ke otoritas provinsi ("Lander")
di akhir 80-an. Namun demikian negara federal memegang peranan
30
penting dalam membuat kebijakan perumahan, terutama bertanggung
jawab untuk melahirkan peraturan perundang-undangan dan penerimaan
pajak. Di Austria, dikenal empat hal dalam hukum perumahan:
Tenancy Law, beberapa peraturan umum yang berlaku untuk semua
tempat tinggal sewa, terutama mengenai pembatasan tingkat sewa,
sewa peraturan, dan perlindungan terhadap penyitaan.
Hukum kondominium, mengatur hubungan antara pemilik flat, syarat-
syarat pemeliharaan, dan lainnya.
Hukum perumahan terbatas-laba mengatur kegiatan LPHA, perilaku
dan kontrol, perhitungan sewa (biaya sewa), istilah dari "hak untuk
membeli" serta persyaratan pemeliharaan.
Civil Code, sebuah bagian dari stok perumahan, terutama menyewa
rumah keluarga tunggal. Kontrak untuk segmen ini diatur hanya
dalam bentuk Perdata.
"Lander" (Provinsi)
Sembilan "Lander" merupakan Negara Federal Austria. Wina sendiri adalah salah
satu "Lander", karena ju memilikikotamadya sendiri. Dalam konteks perumahan
"Lander" memiliki kompetensi legislatif dalam memberikan skema subsidi
perumahan, pengawasan terhadap LPHA, kesejahteraan sosial, perencanaan
wilayah dan aturan bangunan. Menterjemahkan mekanisme subsidi perumahan
dalam pembuatan kebijakan di wilayah regional masing-masing merupakan
tanggung jawab "Lander".
Kebijakan perumahan dari masing-masing "Lander" banyak berbeda, dan
ditetapkan secara otonom dalam hal skema pemberian subsidi (berupa
konstruksi baru, pemugaran, tunjangan, termasuk juga pembaharuan pusat
desa dan subsidi untuk pembeli kedua), menentukan penerima subsidi (swasta,
kota, asosiasi perumahan, pembangun komersial, dll), bentuk subsidi (berupa
subsidi pinjaman, subsidi suku bunga, hibah annuity dalam bentuk tunjangan
perumahan, dll), ketentuan subsidi (besaran suku bunga, membayar kembali,
jangka waktu pinjaman, batas pendapatan, dll), aspek pembiayaan (sewa
maksimum, ekuitas minimum pembangunan, ekuitas maksimum penyewa,
pembatasan tingkat bunga pasar modal, keterbatasan biaya konstruksi, dll),
dan kualitas standar bangunan (terutama aspek efisiensi energi dan ekologi).
Pemerintah kota berkewajiban menyediakan lahan dan memberikan keringanan
31
pajak properti sebagai bentuk dukungan dalam pembangunan perumahan
sosial.
Koperasi Perumahan dari Pemerintah melalui Konstitusi Keuangan
Di Austria 93% dari pendapatan pajak yang dikumpulkan dari
Negara Federal dan ―Lander", dibagi menurut tingkat negara dan
hukum kontrak antara semua badan publik sebagai bentuk "pemerataan
pendapatan", dengan jangka waktu empat tahun. Hal ini merupakan instrumen
inti untuk menentukan pembagian tugas antara otoritas politik negara,
utamanya adalah menyangkut pendanaan dari skema subsidi perumahan dari
"Lander". Aspek ini terutama bertanggung jawab untuk kelangsungan kebijakan
di bidang perumahan di Austria, karena mereka beranggapan bahwa perumahan
merupakan kebutuhan dasar (basic need) masyarakat dan bagian dari HAM
maka diperlukan intervensi dari pemerintah.
KKey characteristics of the Austria housing co-operatives aarakteristik utama
dari koperasi perumahan adalah:
a.a. They build housing for rent or for sale (owner occupation) for their
members.Mereka membangun perumahan untuk disewakan atau untuk
dijual (dimiliki) bagi anggotanya. Activities of the housing co-operatives are
limited. Kegiatan koperasi perumahan terbatas untuk proyek-proyek
perumahan dan dana mereka sendiri harus diinvestasikan kembali ke sektor
perumahan;
b.b. They must comply with a regular audit on effectiveness, economy and
usefulness;Mereka harus mematuhi audit reguler pada efektivitas, ekonomi
dan kegunaan;
c.c. As limited-prof it housing co-operatives (the majority in the federation are),
housing co-operatives must comply with the Limited-Prof it Housing Act
regulations, which state: koperasi perumahan harus mematuhi
ketentuan yang mengatur Perumahan, yang menyatakan:
(1) (i) Rents are fixed to cover the appropriate cost ofSewa tetap
diperuntukan untuk menutupi biaya yang sesuai tanah, construction,
administration and financing. bangunan, administrasi, dan pendanaan.
The rents include an amount dedicated for repairs and long-term
maintenance. Harga sewa meliputi biaya untuk perbaikan dan
pemeliharaan jangka panjang. The rents charged must be justifiable
32
and tenants and member-owners can request an assessment if in doubt
over the appropriateness of the amount charged. Harga sewa yang
dibebankan memperoleh persetujuan dari penyewa dan pemilik, jika
terdapat ketidak sesuaian, harga sewa dapat dinegosiasikan kembali;
(2) (ii) Sale price for owner-occupied dwellings is also regulaHarga
jual untuk tempat tinggal oleh pemilik juga diatur; (iii) Member
contribution in the case of withdrawal and liquidation is
(3) Anggota koperasi memiliki kontribusi dalam proses penarikan dan
likuidasi reimbursed at nominal value; penggantian sebesar nilai
nominal;
(4) (iv) Profits are limited (ceiling for interest rates on own
funds);They have an obligation to build housiKeuntungan yang
diperoleh, digunakan untuk membangun perumahan. They need
explicit permission from the provincial government to interrupt their
building activities; Koperasi membutuhkan izin secara eksplisit dari
pemerintah provinsi untuk menghentikan kegiatan pengembangan
mereka; (v) Housing co-operatives must comply with an audit
process that
(5) Perumahan koperasi harus memenuhi proses audit yangevaluates
financial performance, profitability, management and compliance with
obligations. Federal provinces approve the annual auditing report and
define sanctions in the cases of non-compliance meliputi evaluasi
kinerja keuangan, profitabilitas, dan manajemen sesuai dengan
kewajiban. Laporan audit tahunan harus memperoleh persetujuan dari
Provinsi Federal dan apabila ada kasus kesalahan dapat diberikan
sanksi;d.
(6) Housing co-operatives can have access to public financing for specific
projects; about 90% of their projects are assisted by public
mPerumahan-perumahan koperasi dapat memiliki akses untuk
pendanaan publik untuk proyek-proyek tertentu; sekitar 90% dari
proyek-proyek mereka dibantu dengan cara umum. The units allocated
through these projects must comply with the obligations determined by
the Housing Promotion Schemes which are: Unit-unit yang dialokasikan
melalui proyek-proyek tersebut harus mematuhi kewajiban ditentukan
oleh Skema Promosi Perumahan yaitu:
33
a) (i) Application of income limits for future tenants and
ownerpenerapan batas penghasilan bagi penyewa dan pemilik-yang
diperuntukkan bagi anggota; (ii) Allocation of some units to
public authority referrals (some
b) alokasi dari beberapa unit menjadi rujukan otoritas publik
(beberapa housing co-operativesperumahan koperasi);e.
c) kLimited housing co-operatives are exempt from corporation tax
(taxatioperasi perumahan Terbatas dibebaskan dari pajak korporasi
(pajak penghasilan).
Badan Swasta
Selain asosiasi perumahan dengan keuntungan terbatas, lembaga swasta juga
berperan penting dalam penyediaan perumahan. Hal ini dapat dibedakan dalam
kebijakan perumahan Austria, pengembang komersial dengan kemampuan yang
dimilikinya mempunyai akses pada subsidi perumahan di beberapa "Lander"
(misalnya Vienna) bahkan untuk perumahan sewa sosial. Untuk ini saham
mereka terikat ke beberapa bagian perumahan keuntungan terbatas (LPHA).
Kepentingan pengembang komersial diwakili oleh Federal Ekonomi Kamar/
KADIN atau secara pribadi. Pembangunan oleh pihak swasta hampir setengah
dari konstruksi perumahan baru berupa rumah keluarga tunggal, mayoritasnya
memiliki akses ke kredit bersubsidi.
5. Perumahan Sosial
Ada beberapa unsur penting yang harus dipertimbangkan dalam mengkaji
sektor perumahan sosial di suatu negara, terutama sistem perumahan
keuntungan terbatas (LPHA). Di Austria, LPHA terdiri dari 200 koperasi
perumahan, yang merupakan perusahaan terbatas swasta dan publik memiliki
saham terbatas dengan total perumahan (tempat tinggal sewa dan
kondominium) sebanyak 700.000 unit (sekitar 19% , 2001). LPHA bertanggung
jawab untuk 28% dari konstruksi perumahan baru dan untuk tugas tersebut
diberikan sekitar 33% dari total pengeluaran untuk subsidi perumahan. Asosiasi
perumahan ini dimiliki oleh otoritas publik (pemerintah), organisasi nirlaba,
partai, serikat pekerja, perusahaan, bank, atau pihak swasta. Untuk
menghindari moral hazard, perusahaan konstruksi dilarang ikut bergabung
dengan asosiasi perumahan/LPHA. Skema subsidi perumahan berasal dari
34
pembagian pajak umum sebagaimana diatur dalam pemerataan pendapatan
antara Negara Federal dan "Lander". Dana ini dialokasikan khusus untuk
pembangunan perumahan, pemugaran, sebagai langkah untuk mencapai
tujuan dan Kyoto-infrastruktur.
Di Austria, pemberian subsidi bukan hanya dari sisi untuk menekan permintaan
pasar perumahan, tetapi utamanya mempromosikan konstruksi baru yang
ramah lingkungan. Idenya adalah, bahwa pemberian subsidi menghasilkan
keterjangkauan untuk tempat tinggal sebagian besar penduduk dari tekanan
tingkat harga pasar swasta (mekanisme pasar) dan keluarga berpenghasilan
rendah memiliki tambahan akses terhadap tunjangan perumahan. Dengan
adanya pasokan luas perumahan yang terjangkau, telah menghasilkan tidak
lebih dari 5% dari populasi penduduk yang memerlukan tunjangan perumahan.
Permintaan pasar perumahan bersama-dibiayai oleh masyarakat melalui kredit
bunga rendah karena ada subsidi tidak lebih dari 30-40% dari modal yang
diperlukan.
6. Bank Perumahan "WOHNBAUBANKEN"
Bank perumahan dirancang khusus sebagai lembaga keuangan yang bertujuan
untuk mengumpulkan uang untuk konstruksi perumahan selama sepuluh tahun.
Bank khusus pembangunan perumahan mengeluarkan obligasi konversi
(HCCB), yang mendapat pembebasan pajak penghasilan. Oleh karena itu, HCCB
dapat dikeluarkan di bawah suku bunga pasar. Uang yang terkumpul melalui
HCCB Kemudian dialokasikan bagi program konstruksi pembangunan rumah
baru sebagai objek yang mendapat subsidi dari pemerintah.
Dengan cara ini, dana swasta yang diajukan oleh bank-bank perumahan bisa
disalurkan untuk proyek-proyek publik yang dianggap layak mendapat
pendanaan.
Bank pembangunan perumahan yang beroperasi di Austria hari ini telah
berhasil dalam meningkatkan pendanaan konstruksi perumahan. Hampir
semua perumahan bertingkat dalam skema subsidi perumahan yang sebagian
untuk pemugaran (renovasi) dibiayai oleh bank-bank perumahan. Kebanyakan
pemegang dari HCCB adalah investor swasta, untuk mencoba meminimalisir
risiko dengan melakukan investasi berjangka panjang.
7. Tantangan Kebijakan Perumahan di Sebagian Besar Eropa
35
Affordability: Social housing and housing allowances are designed to make
rents affordable, but there are some countries (particularly in the south) with
minimal social rented sectors and some groups do not have access to social
housing even where it exists and others do not have access to housing
allowances (eg young people or illegal immigrantKeterjangkauan:
perumahan sosial dan tunjangan perumahan dirancang untuk membuat uang
sewa menjadi lebih terjangkau. Namun ada beberapa negara (terutama di
selatan) untuk beberapa penyewa sosial dan beberapa kelompok, tidak
memiliki akses ke perumahan sosial, dan ada kelompok lain yang tidak
memiliki akses untuk tunjangan perumahan (misalnya remaja atau imigran
ilegal). Further, some groups have incomes just above the levels that allow
them to qualify for assistance, while owner occupiers in some countries
receive little assistance in the event of job loss and where variable rate
mortgages are prevalent, owners are vulnerable to rapidly rising mortgage
rates. Selanjutnya, beberapa kelompok yang memiliki pendapatan rendah
(minim) memungkinkan bagi mereka yang memenuhi syarat untuk
memperoleh bantuan, sementara di beberapa negara, bagi orang yang
kehilangan pekerjaan memperoleh bantuan yang dinilai dengan variabel
hipotik,
Improved conditions: The highest space standards are found in
Luxembourg, the Netherlands, Sweden and the UK; the lowest in the southern
states. Single family dwellings are most common in the Benelux countries,
Ireland and the UK, and least common in Greece, Germany and
ItalPeningkatan fasilitas standar: Standar ruang tinggal tertinggi
ditemukan di Luksemburg, Belanda, Swedia, dan Inggris, dan yang terendah
di negara-negara selatan. Proporsi terbesar sebelum tahun-1919 fasilitas
standar rumah tinggal seperti kamar mandi, pemanas sentral yang paling
umum di negara-negara utara, meskipun mereka berbeda-beda kondisi tiap
negara, ditemukan di Finlandia, Swedia, Spanyol, Italia, dan Belanda.
Amenities such as baths, showers, central heating are most common in the
northern countries, although they vary between tenures. Fasilitas In much of
north and west Europe, upgrading of the private rented sector combined with
the demolition of slum housing has left the private rented sector with amenity
levels similar to those found in other tenures; but in the Mediterranean
countries amenities in private rented dwellings are markedly poorer than in
the owner occupied stock. di sebagian utara dan barat Eropa, pelibatan sektor
36
swasta untuk membangun perumahan melalui peremajaan rumah kumuh
telah meningkat. Tetapi di negara-negara Mediterania, menyewa kamar di
tempat tinggal pribadi di cirikan sebagai kalangan tidak mampu.
Access: Access to owner occupation has improved, especially in those
countries (the UK, Finland, Spain) where deregulation has led to a decline in
mortgage rationing.Akses: Akses kepemilikan telah membaik, terutama di
Inggris, Finlandia, Spanyol, dimana deregulasi telah menyebabkan penurunan
penjatahan hipotek. However, reductions in tax subsidies may reduce access.
Namun, pengurangan subsidi pajak dapat mengurangi akses kemepilikan.
Affordability in the private rented sector may have been helped by rent
control, but at the cost of diminishing supply and therefore access, especially
in the furnished sub-sector. Keterjangkauan di sektor sewa oleh swasta, telah
dibantu oleh kontrol sewa yang dilakukan pemerintah. Rent decontrol and
support for landlords should improve access, although some groups, such as
immigrants, still face difficulties. Membebaskan dari kontrol sewa dari tuan
tanah telah meningkatkan akses kepemilikan, meskipun bagi beberapa
kelompok, seperti imigran, masih mengalami kesulitan untuk itu. Access to the
social rented sector diminished in the 1980s as unemployment and household
formation rates rose and investment fell. The pressure on the social rented
sector may diminish somewhat as household formation rates fall.
Homelessness: Homelessness is the most acute manifestation of social
exclusion.Tunawisma: Homelessness adalah sebagai bentuk akut dari
sebagian besar keterbatasan sosial. Estimating the numbers of homeless is
problematic. Masih terdapat kesulitan untuk memperkirakan jumlah
tunawisma, biasanya para tunaswisma itu dari kalangan laki-laki, tetapi dari
kalangan wanita jumlahnya secara proporsional terus meningkat. Street
children can be found in Portugal and Greece. Anak jalanan dapat ditemukan
di Portugal dan Yunani. Estimates suggest that there are 150- 200,000 shanty
town dwellers in southern Europe. Diperkirakan ada 150.000-200.000
penduduk kota kumuh di Eropa selatan. There are also in the region of
200,000 homeless immigrants and 200,000 living in caravans or tents. Ada
juga disuatu wilayah yang terdapat 200.000 imigran tunawisma yang
bertempat tinggal di kafilah atau tenda. These figures do not include the
"hidden" homeless living in insecure accommodation, such as sleeping on
friends' or relatives' floors. Angka-angka ini tidak termasuk "tunaswiswa
37
tersembunyi" yaitu tunawisma yang tinggal di tempat-tempat yang tidak
layak, seperti tidur di rumah teman 'atau' tempat kerabat. The causes of
increased homelessness are various, but include high rates of household
formation and sudden immigration, rising levels of family breakdown, higher
unemployment (especially among the young), poorly constructed social
security systems in the south and reduced coverage in the north, and the
deinstitutionalisation of psychiatric patients. Penyebab meningkatnya jumlah
tunawisma bervariasi, yang termasuk tinggi adalah karena berkeluarga dan
imigrasi tiba-tiba, meningkatnya masalah keluarga/broken home, angka
pengangguran tinggi (terutama di kalangan kaum muda), serta tidak adanya
sistem jaminan sosial. Homeless people are disproportionately represented by
the following groups: men, those aged 30-39, the unemployed, those who fail
to receive social security, those in poor health, substance abusers, those who
have spent time in institutions and recent immigrants. Tunawisma sebagian
besar berada pada kelompok pria yang berusia 30-39 tahun, dikarenakan
karena tidak memiliki pekerjaan (pengangguran), tidak memiliki jaminan
sosial, para imigran. Secara hukum bagi tunawisma tidak memiliki hak untuk
memperoleh perumahan, kecuali di Perancis dan inggris.
D. Pertemuan dengan Kementerian Ekonomi Provinsi Oberosterreich/
Upper Austria (WIRTSCHAFTS LANDESRAT)
Pertemuan dengan Kementerian Ekonomi Provinsi Oberosterreich/Upper
Austria atau yang disebut Wirtschafts Landesrat dilakukan pada hari Jum’at
tanggal 30 Juli 2010. Pertemuan ini dilakukan di Provinsi Oberosterreich/Upper
Austria dengan ibukotanya Linz yang jarak tempuhnya cukup jauh dari Kota
Wina karena merupakan provinsi sendiri. Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR
RI diterima oleh salah satu Direktur di Kementerian Ekonomi Provinsi
Oberosterreich/Upper Austria, Mr. Robert Himsi. Setelah pertemuan
dilanjutkan dengan peninjauan lapangan melihat kawasan perumahan dan
permukiman di kota Linz. Dari penjelasan dan paparan dari Mr. Robert Himsi
serta tanya jawab anggota delegasi, dapat kami sampaikan sebagai berikut :
Penyediaan rumah bagi warga negara bagian Upper Austria dilakukan setelah
terjadinya perang dunia II, dimana lebih kurang 70.000 orang melakukan
eksodus sebelum dan selama terjadinya perang dunia II. Untuk itulah
pemerintah membuat regulasi dalam bentuk undang-undang agar sebagian
pendapatan pajak yang diterima, dikhususkan untuk pembangunan rumah
38
tinggal. Selain itu, pemerintah juga membuat kebijakan penentuan biaya sewa
tidak boleh melebihi dari limit yang telah ditetapkan. Kebijakan ini sebagai
bentuk kemudahan yang diberikan pemerintah dalam rangka menyediakan
rumah bagi warganya, terutama akibat yang ditimbulkan dari perang dunia II.
Pendapatan dari pajak ini memberikan dukungan yang signifikan bagi
pemberian subsidi perumahan. Subsidi diberikan kepada pihak swasta untuk
pembangunan rumah, kemudian menjual tidak boleh melebihi batas yang
ditentukan. Melalui kebijakan ini, pemerintah telah berhasil menyediakan
700.000 fasilitas rumah tinggal dan ½ (setengah) dari penduduk kota Linz
tinggal di rumah dengan fasilitas subsidi dari pemerintah. Penerimaan pajak
ditentukan berdasarkan jumlah penduduk. Negara bagian Upper Austria
menerima 350 juta Euro dari pemerintah pusat untuk penyediaan rumah.
Dari penerimaan pajak tersebut, pemerintah negara bagian dapat
menyediakan sewa rumah secara murah agar warga mampu (terjangkau)
membayar sewa dan memberikan bantuan beban energi rumah tangga yang
rendah kepada 2500 satuan unit apartemen (sarusun), baik sewa maupun
milik. Selain menyiapkan aturan renovasi pada 14.000 unit rumah agar
menerapkan kebutuhan beban energi yang rendah, dengan pemberian subsidi
pada penyediaan energi yang ramah lingkungan.
Subsidi kepada warga diberikan sebanyak 50% dari total investasi dalam
bentuk pinjaman bunga sebesar 1% selama pinjaman berjalan (30 – 40
tahun) untuk dapat membeli rumah. Dalam hal ini, pemerintah bertanggung
jawab atas sebagian hutang di bank. Pinjaman sebagian besar (antara 30% -
40%) diberikan untuk renovasi rumah dan bunga yang diterima, juga
dipergunakan untuk pembangunan rumah baru yang ramah lingkungan.
Kebijakan pemberian subsidi, harus memisahkan antara objek dan subjek
yang disubsidi agar masyarakat tidak menyewa rumah dengan harga yang
terlalu mahal. Subsidi diberikan sesuai dengan perkembangan harga pasar,
jika harga naik maka dengan sendirinya menaikkan besaran subsidi. Dalam hal
ini, pemerintah melakukan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi
penyimpangan dan pemberian subsidi tepat sasaran.
Komponen pendapatan dari pajak dikembalikan untuk pemberian subsidi
dengan cara memberikan pinjaman kepada bank (investasi). Pemerintah
menentukan suka bunga tertentu, agar pihak bank yang menerima dana dari
pemerintah tidak menentukan bunga secara sepihak (kebijakan yang tidak
39
memperkaya bank). Sudah sewajarnya jika negara memberikan pinjaman
investasi, kemudian menentukan bunga yang wajar kepada pihak bank yang
melakukan investasi dari dana masyarakat (negara).
E. Pertemuan dengan Duta Besar RI di Bratislava - Slovakia
Pada hari Sabtu, tanggal 31 Juli 2010, Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI
diundang oleh Duta Besar RI Slowakia untuk berkunjung ke Bratislava, karena
pada tanggal tersebut baru diberlakukannya aturan bebas visa bagi pemegang
passport dinas (service passport). Dengan demikian, delegasi Panitia Kerja
Komisi V DPR RI merupakan delegasi resmi pertama yang berkunjung ke
Slowakia dengan menggunakan aturan bebas visa. Sebelum melakukan
pertemuan dengan pihak KBRI Slowakia, delegasi menyempatkan diri untuk
mengunjungi gedung Parlemen Slowakia. Setelah itu delegasi mengadakan
pertemuan (secara informal) didahului dengan jamuan makan malam dan
diterima langsung oleh Duta Besar RI, Harsha E. Joesoef, MSc yang
didampingi oleh beberapa pejabat KBRI. Dalam pertemuan tersebut Ketua
Delegasi Ir. H. Mulyadi, memperkenalkan anggota delegasi dan
menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan kerja ke Austria dan Turki
adalah untuk memperoleh masukan dan informasi yang terkait dengan
perencanaan, pengadaan tanah, pembangunan, pemanfaatan, pemeliharaan,
serta pengendalian dan pengawasan di bidang perumahan dan permukiman di
kedua negara tersebut. Duta Besar RI, menyambut baik kunjungan delegasi
ke Slowakia, dan menyampaikan bahwa walaupun Slowakia bukan merupakan
tujuan utama kunjungan kerja, namun apabila delegasi memerlukan bahan,
data dan informasi yang terkait dengan masalah perumahan dan permukiman
di Slowakia, pihak KBRI bersedia dan siap membantu untuk memfasilitasi
untuk selanjutnya dikomunikasikan dengan instansi atau stakeholder terkait
lainnya di Slowakia. Setelah pertemuan, pada hari itu juga (malam hari)
delegasi kembali ke Austria, dan tiba di Wina lebih kurang pukul 23.30 waktu
setempat.
F. Pertemuan dengan TC BASBAKANLIK TOKI di Istanbul – Turki.
Delegasi bertolak menuju Istanbul Turki, pada hari Minggu, tanggal 1 Agustus
2010. Selanjutnya pada hari Senin, tanggal 2 Agustus 2010, Delegasi Panitia
Kerja Komsi V DPR RI mengadakan pertemuan dengan TC BASBAKANLIK
TOKI di Istanbul – Turki. Delegasi diterima oleh Pejabat TC BASBAKANLIK
40
TOKI di Istanbul – Turki, yang selanjutnya memberikan penjelasan dan
paparan mengenai perumahan dan permukiman di Turki. Dari pertemuan dan
tanya jawab oleh anggota delegasi, diperoleh masukan dan informasi sebagai
berikut :
TC. BASBAKANLIK TOKI (disebut TOKI) merupakan lembaga yang
dibentuk Pemerintah Turki Untuk melakukan perencanaan, pembangunan, dan
pengelolaan perumahan di Turki, yang bertujuan memenuhi kebutuhan
perumahan di Turki, terutama di Istambul yang terus meningkat seiring
dengan pertumbuhan kota. Dalam menjalankan misi dari pemerintah, TOKI
berada di bawah serta bertanggung jawab kepada Perdana Menteri. TOKI
didirikan pada tahun 2003, dan dalam menjalankan tugasnya, pendanaan
TOKI berasal dari hutang modal dari pemerintah serta fasilitas tanah dari
pemerintah, kemudian diusahakan/dikelola oleh TOKI untuk pembangunan
perumahan.
Pembangunan perumahan yang dilakukan TOKI, baik rumah sederhana,
rumah menengah-sedang, maupun rumah mewah. Ukuran rumah sederhana
adalah seharga 25.000 euro dengan luas 95 m2 (terdiri dari kamar tidur,
kamar mandi, ruang tamu/keluarga, dan dapur), ukuran rumah menengah-
sedang adalah seharga 125.000 euro dengan luas 100 m2, sedangkan untuk
rumah mewah ukurannya tidak ditentukan (permintaan pasar). Saat ini, TOKI
telah membangun sekitar 17% rumah menengah dan mewah dari total 65.000
unit hunian (450.000 rumah) dari kebutuhan perumahan yang ditargetkan
500.000 unit, selanjutnya akan dibuat target perencanaan baru.
Untuk dapat memiliki rumah yang dibangun oleh TOKI adalah mereka yang
berpenghasilan 500 euro ke bawah, dengan cara mencicil. Khusus untuk
pembangunan rumah mewah, TOKI tidak langsung melakukan sendiri, tetapi
membentuk badan tersendiri untuk pembangunan rumah mewah di bawah
TOKI. Kebijakan TOKI lebih berkonsentrasi pada pembangunan rumah susun
(vertical house), dan tidak menutup kemungkinan untuk pembangunan landid
house di luar perkotaan (pedesaan) yang masih mempunyai luasan tanah.
Dalam melakukan pembangunan perumahan, TOKI mendapat subsidi/fasilitasi
tanah dari pemerintah, penyediaan PSU (posyandu, sekolah, parkir, dan
tempat ibadah) dari pemerintah kota. Disamping itu, di Turki penggunaan
energi/listrik tidak dibatasi voltase-nya, pemerintah hanya menentukan harga
yang harus dibayar tiap rumah tangga. Terhadap rumah yang di bangun
41
TOKI, pengelolaannya ditentukan oleh penghuninyadan menyangkut
kepemilikannya tidak diperbolehkan bagi warga negara asing. Kepemilikan
bagi orang asing dimungkinkan terhadap perumahan yang bukan di bangun
oleh TOKI (dibangun oleh swasta dengan mekanisme pasar).
Disamping membangun rumah baru, TOKI juga membangun dan mengelola
rumah/kawasan kumuh (tidak layak). Rumah lama yang dirusak, akan dibayar
dengan harga semestinya atau di beri ganti rumah baru di apartemen (rumah
susun) yang dibangun, ditambah dengan tambahan uang sesuai dengan
perhitungan layak. Selama pembangunan berlangsung, akan diberikan
kompensasi sewa bagi pemilik rumah. Peremajaan permukiman/rumah lama
dilakukan dengan pendekatan persuasif, dengan tidak merugikan pemiliknya
(tanpa penggusuran).
IV. KESIMPULAN
Dari uraian hasil pertemuan kunjungan kerja yang dilakukan Delegasi Panitia Kerja
Komisi V DPR-RI, maka kesimpulan yang dapat disusun dalam rangka memberikan
masukan bagi pembahasan RUU Perumahan dan Permukiman adalah sebagai
berikut:
1. Penataan Ruang
Penataan ruang khususnya yang terkait di bidang perumahan dan permukiman
yang ada di Austria di tetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah
regional dan lokal (negara federal), sudah berlangsung dengan baik sehingga
arsitektur perkotaan dan perumahan tersusun dengan rapi. Bahkan penataan
ruang sangat memperhatikan aspek kelestarian fungsi lingkungan hidup dan
pelestarian terhadap bangunan tua yang menggambarkan perjalanan sejarah
negara Austria. Di Turki, penataan ruangnya belum sepenuhnya tertata
sebagaimana di Austria, karena sedang mengalami pertumbuhan. Pembangunan
di bidang perumahan di titik beratkan pada daerah luar kota, dengan
pertimbangan harga tanah di pusat kota sangat mahal dan pembangunan
perumahan di pusat kota yang mengalami peningkatan diarahkan pada
pembangunan rumah susun.
2. Kelembagaan
Dalam hal penanganan masalah di bidang perumahan, pemerintah Austria lebih
bersifat membuat kebijakan mengenai intervensi (pemihakan pemerintah) dan
42
pemberian subsidi. Pelaksanaannya merupakan kewenangan dari masing-
masing pemerintah daerah/kota (negara federal). Negara berperan penting
dalam penyediaan rumah bagi rakyat, dengan mengembangkan pola ―sosial
patnership‖. Semua warga negara berkewajiban untuk berperan serta (terlibat)
dalam upaya penyediaan rumah yang layak bagi setiap orang. Untuk itu,
terdapat kelembagaan limited profit housing associations (LPHA) yang
berfungsi untuk menjembatani kepentingan negara dan pasar, terlibat dalam
pendanaan (terutama untuk perumahan social), dan asosiasi perumahan yang
terlibat dalam pembangunan. Disamping ketelibatan ―lander‖ (pemerintah
provinsi), koperasi dan bank perumahan yang memberikan kontribusi penuh
dalam upaya memenuhi kebutuhan perumahan.
Sedangkan di Turki, Pemerintah membentuk lembaga TOKI untuk melakukan
perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan perumahan. TOKI berada
langsung di bawah dan bertanggung jawab kepada Perdana Menteri.
3. Pengadaan Tanah
Penguasaan tanah di Austria atas dasar hak milik. Tanah yang ditempati selama
kurun waktu 30 tahun, yang tidak ada pengakuan dari pihak lain (komplain)
maka dapat diakui sebagai hak milik. Pemerintah daerah/kota berkewajiban
menyediakan lahan bagi pembangunan perumahan sosial agar harganya
terjangkau. Di Turki tanah yang dikuasai pemerintah diberikan subsidi/fasilitasi
kepada lembaga TOKI untuk melakukan pembangunan perumahan.
4. Pembiayaan
Di Austria sebagian besar modal pembangunan perumahan yang dibutuhkan
masih disediakan oleh negara. Kebijakan pendanaan perumahan tergantung
pada situasi pertumbuhan anggaran jangka pendek negara, seperti telah
ditentukan untuk jangka waktu empat tahun. Pemerintah mengembangkan
skema tabungan kontrak ("Bausparkassen") sebagai model pembiayaan
perumahan dasar di Eropa Tengah, dan skema pemberian subsidi secara luas,
tidak hanya untuk perumahan sosial/MBR.
5. Pemanfaatan, Pengendalian, dan Pengawasan Perumahan dan
Permukiman
Pemanfaatan, pengendalian, dan pengawasan perumahan di Austria diterapkan
dengan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dengan berjejer rapinya semua
perumahan di perkotaan maupun di pedesaan. Hampir semua rumah yang ada
memiliki dan mempertahankan bentuk maupun gaya peninggalan lama. Setiap
43
pengembangan maupun perluasan rumah dilakukan dengan perizinan dan
pengawasan yang sangat ketat, sehingga keserasian bangunan dapat terjaga
dengan lingkungan sekitarnya. Pemerintah mendorong pengembangan maupun
perluasan rumah yang ramah lingkungan, dengan memberi subsidi.
6. Pemeliharaan dan Perbaikan
Di Turki ada kebijakan pemeliharaan dan perbaikan terhadap rumah yang sudah
tidak layak. Rumah lama yang dirusak, akan dibayar dengan harga semestinya
atau di beri ganti rumah baru di apartemen (rumah susun) yang dibangun,
ditambah dengan tambahan uang sesuai dengan perhitungan layak. Selama
pembangunan berlangsung, akan diberikan kompensasi sewa bagi pemilik
rumah.
7. Peremajaan Permukiman Kumuh
Di Austria maupun Turki, jika akan dilakukan peremajaan permukiman/rumah
lama dilakukan dengan pendekatan persuasif, dengan tidak merugikan
pemiliknya (tanpa penggusuran). Malah di Turki dilakukan pergantian yang
wajar (di beri ganti rumah baru di apartemen/rumah susun yang dibangun,
ditambah dengan tambahan uang sesuai dengan perhitungan layak) dan
diberikan sewa selama pembangunan berlangsung.
8. Kepemilikan Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Pemerintah Austria sangat perduli terhadap masalah perumahan bagi MBR, hal
ini dapat dilihat dari disediakannya perumahan sosial sebagai bentuk
pemihakan/intervensi pemerintah dalam penyediaan perumahan, sehingga
terlihat tidak ada gelandangan. Akses terhadap perumahan sosial dapat
dilakukan dengan cara sewa maupun milik. Harga perumahan sosial tersebut
dikendalikan sedemikaan rupa sehinga dapat terjangkau oleh semua lapisan, hal
ini dapat dilakukan karena terdapat perlakuan yang khusus dari pemerintah dan
tidak melepaskan urusan perumahan kepada mekanisme pasar bebas.
9. Kepemilikan Rumah bagi Orang Asing
Di Austria pada prinsipnya tidak terdapat larangan bagi kepemilikan rumah
untuk orang asing. Namun orang asing di luar Uni Eropa masih belum terbuka
(sangat sulit) dan dibatasi kepemilikan rumah di Austria. Pemberian hak sewa-
pun dibatasi untuk setiap tahun, tidak diberi dalam jangka waktu yang panjang.
44
Sedangkan di Turki, tidak ada larangan bagi orang asing untuk memiliki rumah
di luar yang di bangun oleh TOKI, pada prinsipnya rumah yang dibangun
berdasarkan subsidi/fasilitasi dari pemerintah tertutup kepemilikannya bagi
orang asing.
V. PENUTUP
Demikian Laporan Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR-RI ke Austria dan Turki
dalam rangka pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) Usul Inisiatif
tentang Perumahan dan Permukiman, yang dilaksanakan dari tanggal 28 Juli
sampai dengan 3 Agustus 2010.
Semoga Hasil kunjungan ini dapat memberikan wawasan dan sumbangan fikiran
yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pembahasan
Rancangan Undang-Undang tentang Perumahan dan Permukiman bersama
Pemerintah. Selain daripada itu, kunjungan ini diharapkan pula dapat membangun
dan mempererat hubungan antara parlemen Indonersia, Austria dan Turki pada
khususnya, dan hubungan bilateral antara Indonesia dan Austria - Turki pada
umumnya.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan kunjungan kerja dimaksud sehingga dapat terselenggara dengan baik
dan lancar.
Jakarta, Agustus 2010
KETUA DELEGASI KUNKER
PANITIA KERJA KOMISI V DPR-RI,
IR. H. MULYADI No. Ang. A-434
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Kunjungan Delegasi Panitia Kerja Komisi V ke Parlemen Austria
45
Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI berfoto bersama dengan anggota Parlemen Austria di depan Gedung Parlemen Austria di Kota Wina
Delegasi Panitia Kerja Komisi V mendengarkan penjelasan mengenai bangunan Parlemen Austria di Kota Wina
B. Pertemuan Delegasi dengan Sosially Supported Housing Fasility Haus Leo
46
Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Ms Maria dari Sosially Supported Housing Fasility Haus Leo
Suasana pertemuan Delegasi Komisi V DPR RI dengan Sosially Supported Housing Fasility Haus Leo
C. Pertemuan dengan Duta Besar – LBBP RI di Wina
47
Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Duta Besar LBPP RI H.E. I Gusti Agung Wesaka Puja
Pertemuan Delegasi Komisi V DPR RI dengan Duta Besar – LBPP didampingi pejabat KBRI Wina
48
Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI berfoto bersama Dubes – LBPP RI di Wina setelah selesai mengadakan pertemuan di KBRI
D. Pertemuan dengan Kementerian Ekonomi Provinsi Upper Austria (WIRTSCHAFTS LANDESRAT) di kota Linz,
Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Mr. Robert Himsi Direktur di Kementerian Ekonomi Provinsi Upper Austria
49
E. Pertemuan dengan Duta Besar RI di Slowakia
Pertemuan Delegasi Komisi V DPR RI dengan Duta Besar RI Harsha E. Joesoef. MSc di Bratislava Slowakia didampingi pejabat KBRI
Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Duta Besar RI Slowakia
50
Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI berfoto bersama Dubes RI Slowakia didepan gedung Parlemen Slowakia
F. Pertemuan dengan TC. Basbakanlik TOKI, di Istanbul, Turki
Pertemuan Delegasi Komisi V DPR RI dengan TC. Basbakanlik TOKI, di Istanbul, Turki
51
Ketua Delegasi Panitia Kerja Komisi V DPR RI, Ir. H. Mulyadi menyerahkan cinderamata kepada Pejabat TC. Basbakanlik TOKI
Mendengarkan penjelasan mengenai pengelolaan perumahan dan permukiman di Turki