LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

66
ss LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI Nomor: LAP-2/D6/02/2016 Tanggal 29 Januari 2016

Transcript of LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Page 1: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

ss

LAPORAN KINERJA

TAHUN 2015

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Nomor: LAP-2/D6/02/2016

Tanggal 29 Januari 2016

Page 2: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

i

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas

perkenanNya Deputi Bidang Investigasi dapat menyelesaikan

penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015. Penyusunan Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 berpedoman pada Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Pusat. Laporan Kinerja ini

merupakan media pertanggungjawaban Deputi Bidang Investigasi dalam mewujudkan visi

dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis.

Laporan Kinerja Tahun 2015 memberikan gambaran mengenai pertanggungjawaban atas

pemanfaatan sumber daya yang dikelola Deputi Bidang Investigasi beserta seluruh

jajarannya dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Pada tahun 2015 kegiatan dalam rangka mencapai sasaran program terealisasi melebihi

target yang telah ditetapkan. Namun demikian, masih terdapat beberapa permintaan

penugasan yang belum dapat dipenuhi. Dengan penuh kesadaran hal tersebut akan menjadi

perhatian bagi seluruh jajaran di lingkungan Deputi Bidang Investigasi untuk meningkatkan

kinerja dengan lebih baik dan profesional pada tahun-tahun mendatang.

Deputi Kepala BPKPBidang Investigasi

Iswan ElmiNIP 19600127 198102 1 001

KATA PENGANTAR

Page 3: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

ii

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peraturan Presiden Nomor 192

Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang BPKP, BPKP telah merumuskan visi:

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional”

Berdasarkan visi BPKP tersebut telah dirumuskan 3 (tiga) misi, yaitu:

1. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi

yang Bersih dan Efektif.

2. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif.

3. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten.

Misi BPKP yang terkait dengan Deputi Bidang Investigasi adalah misi 1:

“Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan

dan Korporasi yang Bersih dan Efektif”.

Penjabaran atau implementasi dari misi yang akan dicapai dituangkan dalam tujuan dan

sasaran strategis. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan

memperhatikan sumber daya organisasi dan kondisi lingkungan, Deputi Bidang Investigasi

menetapkan program dan kegiatan dalam Renstra yang dinyatakan dalam suatu indikator

kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu. Keberhasilan

program diukur dengan indikator hasil (outcome), sedangkan keberhasilan kegiatan diukur

dengan menggunakan indikator keluaran (output).

RINGKASAN EKSEKUTIF

Page 4: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

iii

Pada tahun 2015 realisasi outcome sebesar 83,17% atau mencapai 166,34% dari target

sebesar 40%. Realisasi output sebesar 477 laporan atau mencapai 147,68% dari target 323

laporan. Dana yang digunakan oleh Deputi Bidang Investigasi melaksanakan seluruh

kegiatannya adalah sebesar Rp5.628.070.449,00 atau 78.54% dari anggaran sebesar

Rp7.166.138.000,00. Program dan kegiatan yang dilakukan oleh Deputi Bidang Investigasi

tahun 2015 terfokus pada pengawasan untuk mendorong peningkatan ruang fiskal,

pengamanan keuangan negara secara efektif, dan peningkatan kualitas tata kelola publik

(Governance). Pencapaian sasaran outcome tersebut didukung dengan peningkatan

kapasitas SDM, sarana prasarana pelaksanaan tugas, dan tersedianya anggaran pelaksanaan

kegiatan.

Page 5: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

iv

Halaman

Kata Pengantar i

Ringkasan Pimpinan ii

Daftar Isi iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1

B. Aspek Strategis Organisasi 2

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 3

D. Struktur Organisasi 4

E. Sistematika Penyajian 8

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis 2015-2019

1. Pernyataan Visi

2. Pernyataan Misi

3. Tujuan Strategis

4. Sasaran Strategis

5. Sasaran Program

6. Indikator Kinerja Utama

7. Program dan Kegiatan

10

11

12

13

14

15

16

18

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 19

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja 22

B. Analisis Capaian Kinerja 24

DAFTAR ISI

Page 6: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

v

C. Realisasi Keuangan 44

D. Lain-lain 46

BAB IV PENUTUP 57

Lampiran

Page 7: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

1

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Presien Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Deputi Bidang Investigasi melaksanakan tugas membantu

Kepala di bidang pelaksanaan pengawasan kelancaran pembangunan termasuk

program lintas sektoral, pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian harga, audit klaim,

audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan

keuangan negara, audit penghitungan kerugian keuangan negara dan pemberian

keterangan ahli. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Investigasi

menyelenggarakan fungsi:

1. pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis di bidang investigasi;

2. penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi;

3. penyusunan pedoman dan pemberian bimbingan teknis investigasi dan

pencegahan kolusi, korupsi dan nepotisme;

4. pengoordinasian penyelenggaraan pengawasan intern terhadap perencanaan

dan pelaksanaan kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan

termasuk program lintas sektoral;

5. pelaksanaan audit atas penyesuaian harga, audit klaim dan audit investigatif

terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan

negara, audit penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian

keterangan ahli pada instansi pusat dan daerah, dan/atau kegiatan lain yang

seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara dan/atau

subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat

kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah, serta upaya pencegahan korupsi;

BAB IPENDAHULUAN

Page 8: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

2

6. pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis program anti korupsi kepada

masyarakat, dunia usaha, aparat pemerintahan dan badan-badan lainnya;

7. pelaksanaan analisis, evaluasi dan pengolahan hasil pengawasan bidang

penugasan investigasi; dan

8. pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan pemerintah di

bidang keinvestigasian sesuai peraturan perundang-undangan.

B. Aspek Strategis Organisasi

1. Adanya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, BPKP memiliki mandat sebagai

pengawas intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina penyelenggaraan

SPIP. Dengan terbitnya PP ini, cakupan penugasan BPKP yang semakin luas, dan

terjadi perubahan paradigma yang lebih mengedepankan pencegahan dengan

pembangunan suatu sistem yang mampu mencegah kecurangan/

penyimpangan atau memudahkan pendeteksian adanya kecurangan/

penyimpangan.

2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 menjelaskan bahwa BPKP memiliki

mandat untuk melakukan lingkup penugasan yang bersifat makro dan strategis,

pembinaan penyelenggaraan SPIP, penyedia laporan pengawasan yang

berskala nasional ke Presiden, dan pembinaan penyelenggaraan JFA. BPKP

diharapkan berkontribusi pada pencapaian tujuan pemerintah dan

pembangunan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan

memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja program pembangunan

pusat, daerah, dan korporasi. Deputi Bidang Investigasi berkontribusi

memberikan rekomendasi keinvestigasian dengan melaksanakan audit

investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan

keuangan negara/daerah.

3. Perhatian pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden

Jusuf Kalla, terhadap peran pengawasan membuka peluang yang cukup

terbuka untuk secara efektif menyelenggarakan pembangunan pengawasan

nasional dan pengawasan pembangunan nasional terkait dengan terwujudnya

Page 9: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

3

pemerintah yang transparan, efektif dan efisien. Perhatian pemerintah

tersebut adalah gambaran utama peluang besar bagi BPKP untuk

menyelenggarakan fungsinya. BPKP dalam memberikan assurance tentang

pencapaian keberhasilan pemerintah dalam memberikan rekomendasi

perbaikan untuk memitigasi risiko, dan memastikan tujuan program

pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional, dapat tercapai.

BPKP juga berfungsi sebagai mitra strategis K/L/P/K dalam hal pemberian jasa

consultancy.

4. Dalam kondisi masih banyaknya kasus korupsi, masih besar pula harapan

Aparat Penegak Hukum (APH) meminta BPKP untuk melakukan audit atas kasus

TPK.

5. Adanya produk-produk unggulan yang dibutuhkan oleh stakeholders (Fraud

Control Plan/FCP dan forensik komputer) yang memungkinkan BPKP

melakukan penugasan sesuai dengan kebutuhan stakeholders.

C. Kegiatan dan Produk Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Peraturan Kepala BPKP

Nomor: PER-1314/K/D6/2012 tanggal 16 Oktober 2012 tentang Pedoman Penugasan

Bidang Investigasi (PPBI), Deputi Bidang Investigasi melaksanakan kegiatan/penugasan

bidang investigasi untuk memenuhi akuntabilitas yang menjadi perhatian para

stakeholder. Kegiatan/penugasan tersebut meliputi:

1. Pengawasan dalam rangka mendukung Program Prioritas Presiden

(Pengawalan Pembangunan Nasional).

2. Penanganan pangaduan/temuan-temuan audit agar penyelesaian proyek tidak

terhambat sesuai dengan kebijakan pengutamaan upaya pencegahan korupsi.

3. Penanganan kasus Aparat Penegak Hukum (Audit Investigatif, Audit dalam

rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara, Pemberian Keterangan Ahli,

dan Forensik Komputer).

4. Penanganan kasus K/L/P/K (Audit Investigatif, Forensik Komputer).

5. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan.

Page 10: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

4

6. Audit Penyesuaian Harga.

7. Audit Klaim.

8. Fraud Control Plan (FCP).

9. Sosialisasi Program Anti Korupsi.

10. Kajian Hasil Pengawasan.

11. Penugasan investigasi lainnya yang berkaitan dengan upaya pencegahan

korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Penugasan bidang investigasi harus didasarkan pada alasan yang cukup, yaitu:

1. Adanya indikasi penyimpangan yang menimbulkan kerugian keuangan negara

dari pengembangan hasil audit operasional.

2. Pengembangan informasi laporan/pengaduan masyarakat yang layak untuk

ditindaklanjuti.

3. Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan.

4. Permintaan dari pimpinan/atasan pimpinan Objek Penugasan.

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-080/K/2001 tanggal 20

Pebruari 2001, struktur organisasi Deputi Bidang Investigasi terdiri dari 3 (tiga)

Direktorat. Masing-masing Direktorat mempunyai Sub Direktorat dan Kelompok Pejabat

Fungsional. Untuk urusan Tata Usaha, Deputi Bidang Investigasi memperoleh staf

perbantuan dari Sekretariat Utama.

Page 11: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

5

BAGAN 1.1STRUKTUR ORGANISASI

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Deputi Bidang InvestigasiIswan Elmi

Direktur Investigasi InstansiPemerintah

Samono

Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah

Pusat IIrham

Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah

Pusat IISugiharto

Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah

DaerahPiping Effrianto

Kelompok JabatanFungsional

Direktur Investigasi BUMNdan BUMD

Alexander Rubi Satyoadi

Kasubdit InvestigasiBUMN

Nasrul Wathon

Kasubdit InvestigasiBUMD

Gumbira Budi Purnama

Kelompok JabatanFungsional

Direktur InvestigasiHambatan Kelancaran

PembangunanJuliver Sinaga

Kasubdit Investigasi HKPInstansi Pemerintah

Hieronymus Saktyo P

Kasubdit Investigasi HKPBUMN dan BUMD

Buntoro

Kelompok JabatanFungsional

Kasubbag Tata UsahaSutisna

Page 12: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

6

1. Direktorat Investigasi Instansi Pemerintah

Tugas pokok dan fungsi:

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan

koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,

penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan

investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan

kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi pada

instansi pemerintah pusat dan daerah.

2. Direktorat Investigasi Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha

Milik Daerah

Tugas pokok dan fungsi:

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan

koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,

penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan

investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan

kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi terhadap

kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara pada Badan

Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah.

3. Direktorat Investigasi Hambatan Kelancaran Pembangunan

Tugas pokok dan fungsi:

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan

koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,

penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan

investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan

kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi terhadap

hambatan kelancaran pembangunan pada instansi pemerintah pusat dan

Page 13: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

7

daerah, Badan Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya

terdapat kepentingan pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah.

4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan VI

Tugas pokok dan fungsi:

Melakukan urusan tata usaha pengawasan, kepegawaian, keuangan,

perlengkapan dan administrasi Jabatan Fungsional di Deputi Bidang Investigasi.

Jumlah pegawai Deputi Bidang Investigasi per 1 Januari 2015 sebanyak 107 orang. Jika

dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2015 sebanyak 106 orang, maka secara

total terjadi pengurangan jumlah pegawai sebanyak 1 orang. Jumlah pegawai tersebut

dapat klasifikasi sebagai berikut :

TABEL 1.1JUMLAH DAN KLASIFIKASI PEGAWAI TAHUN 2015

BERDASARKAN GOLONGAN

GOLONGANRUANG

TOTALa b c d e

IV 8 10 9 - 1 28

III 24 10 7 27 - 68

II - - 4 6 - 10

I - - - - - -

TOTAL 32 20 20 33 1 106

Page 14: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

8

TABEL 1.2JUMLAH DAN KLASIFIKASI PEGAWAI TAHUN 2015

BERDASARKAN JABATAN

Uraian Posisi

01-01-2015

Mutasi Posisi

31-12-2015Tambah Kurang

Struktural

a. Eselon I 1 - - 1

b. Eselon II 3 - - 3

c. Eselon III 7 2 2 7

d. Eselon IV - - - -

Fungsional Auditor

a. Auditor Madya 17 4 3 18

b. Auditor Muda 24 - 3 21

c. Auditor Pratama - 24 - 24

d. Auditor Penyelia 7 - 3 4

e. Auditor PelaksanaLanjutan

- - - -

f. Auditor Pelaksana 5 - - 5

g. Calon Auditor Pratama 20 - 20 -

Fungsional Lainnya 23 - - 23

Jumlah 107 30 31 106

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja menginformasikan pencapaian kinerja Deputi Bidang Investigasi selama

Tahun 2015 dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 yang merupakan

komitmen Deputi Bidang Investigasi untuk mencapai kinerja sebaik-baiknya sebagai

upaya memenuhi misi organisasi. Melalui pembandingan tersebut akan diperoleh celah

kinerja (Performance Gap) untuk disempurnakan kembali dalam rencana kinerja

berikutnya.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Tahun 2015, adalah sebagai berikut:

Page 15: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

9

BAB I PENDAHULUAN

Berisi uraian umum mengenai tugas, fungsi dan wewenang Deputi

Bidang Investigasi, aspek strategis, kegiatan dan produk, struktur

organisasi serta sistematika penyajian.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Berisi uraian singkat mengenai Rencana Strategis (Renstra) 2015–

2019 yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis,

sasaran program, Indikator Kinerja Utama (IKU), serta program dan

kegiatan Deputi Bidang Investigasi. Bab ini juga menguraikan

mengenai Perjanjian Kinerja (PK) yang menggambarkan target

program dan kegiatan serta indikator keberhasilannya pada tahun

2015.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Berisi uraian mengenai capaian dan analisis masing-masing indikator

kinerja utama dan penjelasan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

dalam mendukung capaian IKU, serta realisasi keuangan tahun 2015.

BAB IV PENUTUP

Berisi uraian singkat mengenai keberhasilan dan kegagalan,

permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja

kedeputian, serta langkah-langkah perbaikan kinerja yang akan

dilaksanakan pada tahun mendatang.

Page 16: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

10

A. Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen perencanaan yang

memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka

melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang akan dilaksanakan oleh Deputi Bidang

Investigasi. Renstra Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015-2019 tidak terlepas dari

Renstra Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang disusun dengan

memperhatikan:

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.

b. Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tanggal 16 Agustus 1999

jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tanggal 21 November 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

c. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tanggal 27 Desember 2001 tentang KPK

d. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tanggal 18 April 2006 tentang

Pengesahan United Nations Convention Against Corruption 2003 (Konvensi

Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi 2003).

e. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Sesuai dengan

peraturan ini, mandat yang diemban BPKP adalah sebagai auditor Presiden

yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas

keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh Instansi Pemerintah.

Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dilaksanakan atas

kegiatan tertentu meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan

kebendaharaan umum negara, Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi

BAB IIPERENCANAAN DANPERJANJIAN KINERJA

Page 17: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

11

Pemerintahan yang Baik dan Bersih, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan

dari Presiden. BPKP khususnya Deputi Bidang Investigasi melakukan

pengawasan intern melalui audit dengan tujuan tertentu.

f. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang

BPKP. Sesuai dengan peraturan ini Deputi Bidang Investigasi melaksanakan

tugas membantu Kepala di bidang pelaksanaan pengawasan kelancaran

pembangunan termasuk program lintas sektoral, pencegahan korupsi, audit

atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara, audit

penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli.

g. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang

Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan

Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan

Kesejahteraan Rakyat.

h. Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-06.00.00-080/K/2001 tanggal 20

Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPKP.

i. Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-1314/K/D6/2012 tanggal 16 Oktober 2012

tentang Pedoman Penugasan Bidang Investigasi.

1. Pernyataan Visi

BPKP sebagai pengawas internal pemerintah yang bertanggung jawab langsung

kepada Presiden diharapkan mampu meningkatkan efektivitas sistem pengawasan

nasional dalam memberantas KKN dan mendorong terwujudnya good governance

baik dalam sektor pemerintahan maupun sektor publik. Deputi Bidang Investigasi

sebagai bagian integral dari BPKP, harus ikut mereposisi dan meredefinisi perannya

untuk mendukung visi BPKP demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dan

bebas dari KKN serta tercapainya kelancaran pembangunan yang

berkesinambungan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang

Investigasi telah menetapkan visi yang menjadi arah perkembangan organisasi di

masa mendatang. Visi tersebut adalah sebagai berikut:

Page 18: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

12

BAGAN 2.1VISI DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

2. Pernyataan Misi

Visi yang telah ditetapkan merupakan kesepakatan yang harus dilaksanakan oleh

seluruh jajaran Deputi Bidang Investigasi. Untuk mencapai visi tersebut Deputi

Bidang Investigasi menetapkan misi sebagai berikut:

Misi ini dilatarbelakangi bahwa masyarakat menginginkan pemerintahan yang

bersih, bebas KKN, dan berjalan dengan baik tanpa menimbulkan dampak negatif

pada masyarakat. Kegiatan pengawasan Deputi Bidang Investigasi diselenggarakan

untuk mendukung tata kelola pemerintah dan korporasi yang bersih dan efektif,

serta diarahkan untuk memastikan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan berjalan secara akuntabel, transparan, dan efektif.

Korupsi semakin hari semakin meningkat, korupsi sudah merebak ke semua

komponen masyarakat dan tatanan negara, baik pejabat, staf negara, anggota

dewan atau legislatif. Penyelenggaraan aktifitas pemerintah dan layanan

masyarakat yang menggunakan anggaran negara yang cukup besar menjadi

VISI DEPUTIBIDANG

INVESTIGASI

PUSAT KEUNGGULANSOLUSI KECURANGAN

1. Membantu terwujudnya tata kelola pemerintahan dankorporasi yang bersih dan terselenggaranya manajemenpelaksanaan pembangunan yang baik

2. Membantu terwujudnya pemberantasan KKN yang efektifdan efisien

Page 19: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

13

santapan yang sedap bagi para koruptor dan menimbulkan kerugian negara.

Banyaknya pemberantasan korupsi ternyata tidak menjadikan masyarakat semakin

takut melakukan tindakan korupsi. Untuk itu Deputi Bidang Investigasi terus

melakukan upaya pemberantasan korupsi secara efisien dan efektif. Efisien karena

jumlah anggaran yang terbatas. Sedangkan ukuran efektif dari pemberantasan

korupsi adalah jumlah kasus yang sudah disidangkan semakin meningkat dan

diprioritaskan pada kualitas penanganan perkara.

3. Tujuan Strategis

Penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai dalam jangka

waktu satu sampai lima tahun dituangkan dalam tujuan strategis Deputi Bidang

Investigasi. Tujuan akan menjadi arah perjalanan Deputi Bidang Investigasi dan

perbaikan-perbaikan yang diinginkan sesuai dengan tugas dan fungsi Deputi Bidang

Investigasi.

Dalam rangka mencapai misi yang telah ditetapkan, Deputi Bidang Investigasi telah

menetapkan tujuan sebagai berikut:

BAGAN 2.2TUJUAN STRATEGIS DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Misi 1

Membantu terwujudnya tatakelola pemerintahan dankorporasi yang bersih dan

terselenggaranya manajemenpelaksanaan pembangunan

yang baik

Tujuan

Peningkatan KualitasAkuntabilitas Pengelolaan

Keuangan dan PembangunanNasional yang Bersih dan Efektif

Misi 2

Membantu terwujudnyapemberantasan KKN yang

efektif dan efisien

Tujuan

Peningkatan EfektivitasPenyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah

Page 20: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

14

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan yang mencerminkan

berfungsinya hasil (outcome) dari semua program yang telah ditetapkan, serta

menjadi indikator untuk menilai keberhasilan suatu pencapaian tujuan. Terkait

dengan tujuan tersebut, Deputi Bidang Investigasi menetapkan sasaran strategis:

a. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional

Untuk mencapi sasaran ini Deputi Bidang Investigasi menetapkan arah

kebijakan sebagai berikut:

1) Kajian empiris data Audit Investigatif dan Audit dalam rangka

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara, penyebab korupsi,

sebaran, nilai dan dampak.

2) Temuan material dan siginifikan hasil 4 fokus pengawasan BPKP.

3) Respon atas Isu isu yang menjadi Perhatian Presiden/Pimpinan

4) Kompetensi APIP tentang Keinvestigasian.

5) Terkait proyek strategis nasional BPKP memprioritaskan

penanganan pengaduan/temuan-temuan audit agar penyelesaian

proyek tidak terhambat sesuai dengan kebijakan pengutamaan

upaya pencegahan korupsi.

6) Mengikutsertakan APIP lainnya dalam menangani pengaduan/

temuan hasil audit rutin secara proporsional.

7) Hasil penanganan pengaduan dikonsultasikan/koordinasikan

dengan APH.

b. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian,

Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi dan Program Prioritas

Pembangunan Nasional

Untuk mencapi sasaran ini Deputi Bidang Investigasi melakukan

pembinaan SPI kepada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan

Korporasi yang terlibat dalam pembangunan nasional dengan tujuan:

1) Meningkatkan kepedulian atas permasalahan korupsi melalui

perbaikan atau penyempurnaan sistem pengendalian intern.

Page 21: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

15

2) Mendorong upaya pencegahan korupsi melalui sistem

pengendalian yang dirancang dan diimplementasikan secara

spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan

pengungkapan kejadian berindikasi korupsi.

3) Mendorong upaya pencegahan korupsi di sektor korporasi.

4) Meningkatkan kapabilitas SPI korporasi.

5) Meningkatkan upaya pemberantasan korupsi.

6) Meningkatkan tindak lanjut atas hasil pengawasan, jumlah kasus

hambatan kelancaran pembangunan yang diselesaikan, dan

jumlah penghematan keuangan negara.

7) Melakukan revolusi karakter bangsa dengan meningkatnya

kualitas pendidikan karakter untuk membina budi pekerti,

membangun watak, dan nilai-nilai nasionalisme.

Target Sasaran Strategis adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1Target Kinerja Sasaran Strategis

No. Sasaran StrategisIndikator Kinerja

Uraian Target2015

Target2019

1. MeningkatnyaKualitasAkuntabilitasPengelolaanKeuangan danPembangunanNasional

Indeks AkuntabilitasPengelolaan Keuangandan PembangunanProgram Prioritas dalamNawa Cita

1 dari skala5

3 dari skala5

5. Sasaran Program

Arah kebijakan pengawasan Deputi Bidang Investigasi akan dilaksanakan melalui

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan

Nasional serta Pembinaan SPIP. Sasaran yang akan dicapai dari program tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 22: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

16

Tabel 2.2Target Kinerja Sasaran Program

Program SasaranProgram

Indikator Kinerja

Uraian Target2015

Target2019

PengawasanInternAkuntabilitasPengelolaanKeuangan Negaradan PembinaanPenyelenggaraanSPIP pada DeputiBidang Investigasi

PerbaikanPengelolaanProgramPrioritasNasional danPengelolaanKeuanganNegara BidangPengawasanKeinvestigasian

Penyerahan HasilPengawasanKeinvestigasiankepada AparatPenegakHukum/Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi

40% 80%

6. Indikator Kinerja Utama

Pengawasan program strategis/program prioritas nasional dan pengelolaan

keuangan negara/daerah dimaksudkan untuk meningkatkan akuntabilitas

pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional. Akuntabilitas meliputi

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban

dengan aspek pada fungsi penerimaan, program prioritas nasional, dan kebijakan

fiskal. Akuntabilitas merupakan kondisi yang akan dicapai yang mencerminkan

pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari pengawasan dan

pembinaan yang dilakukan oleh BPKP. Untuk mewujudkan akuntabilitas, hasil dari

pengawasan intern diharapkan dapat memberikan perbaikan dalam pengelolaan

keuangan dan pembangunan, pengelolaan risiko serta dapat meningkatkan kualitas

penyelenggaraan sistem pengendalian intern.

Sasaran program menunjukkan berfungsinya output pengawasan intern yang

dilakukan oleh BPKP. Output pengawasan rekomendasi hasil pengawasan yang

berkualitas dan dapat dilaksanakan oleh K/L/P/K akan memberikan hasil berupa

perbaikan atas pengelolaan program strategis/program prioritas nasional.

Page 23: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

17

Untuk menilai hasil ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.3Target Indikator Kinerja Program (Outcome)

Program Indikator KinerjaProgram

SatuanTarget

2015 2016 2017 2018 2019

ProgramPengawasan InternAkuntabilitas PengelolaanKeuangan Negara danPembinaan PenyelenggaraanSPIP pada Deputi BidangInvestigasi

Sasaran ProgramPerbaikan PengelolaanProgram Prioritas Nasionaldan Pengelolaan KeuanganNegara Bidang PengawasanKeinvestigasian

Penyerahan HasilPengawasanKeinvestigasiankepada AparatPenegakHukum/Kementerian /Lembaga/PemerintahDaerah/ Korporasi

% 40 50 50 70 80

Tabel 2.4Target Indikator Kinerja Kegiatan (Output)

No Sasaran Kegiatan IndikatorKinerja

Kegiatan

Satuan Target

2015 2016 2017 2018 2019

1. Tersedianyainformasi hasilpengawasan dalammencapaiperbaikan tatakelola, perbaikansistempengendalianintern, pengelolaankerugian negara,dan peningkatankapabilitas APIPpada DirektoratInvestigasi InstansiPemerintah

RekomendasiHasilPengawasanKeinvestigasianInstansiPemerintah

Rekomendasi 160 154 154 154 154

Page 24: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

18

2. Tersedianyainformasi hasilpengawasan dalammencapaiperbaikan tatakelola, perbaikansistempengendalianintern, pengelolaankerugian negara,dan peningkatankapabilitas APIPpada DirektoratInvestigasi BUMNdan BUMD

RekomendasiHasilPengawasanKeinvestigasianBUMN/BUMD

Rekomendasi 84 81 81 81 81

3. Tersedianyainformasi hasilpengawasan dalammencapaiperbaikan tatakelola, perbaikansistempengendalianintern, pengelolaankerugian negara,dan peningkatankapabilitas APIPpada DirektoratInvestigasi HKP

RekomendasiHasilPengawasanKeinvestigasianatas HambatanKelancaranPembangunan

Rekomendasi 79 64 64 64 64

7. Program dan Kegiatan

Program Deputi Bidang Investigasi mencerminkan tugas dan fungsi yang berisi

kegiatan untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Program

tersebut adalah Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara

dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP. Dalam rangka menyelaraskan seluruh

aktivitas sesuai dengan bidang pengawasan masing-masing unit kerja, program

tersebut dibedakan menjadi sub program:

a. Sub program Pengawasan Keinvestigasian dan Penyelesaian hambatan

Kelancaran Pembangunan

Sub program ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling

berkaitan yang bersifat represif guna mendukung peran Aparat Penegak

Page 25: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

19

Hukum (APH). Selain itu, sub program ini juga diarahkan pada

penyelesaian berbagai hambatan kelancaran pembangunan.

b. Sub program pencegahan korupsi pada K/L

Sub program ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada K/L

baik preemptive, preventive, maupun edukative guna meminimalkan

terjadinya fraud pada K/L.

c. Sub program pencegahan korupsi pada Pemerintah Daerah

Sub program ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada

Pemerintah Daerah baik preemptive, preventive, maupun edukative guna

mendukung peran Pemerintah Daerah yang lebih signifikan dalam

penerimaan negara, pelayanan publik, dan pembangunan perekonomian.

d. Sub program pencegahan korupsi pada Korporasi

Sub program ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada

Korporasi baik preemptive, preventive, maupun edukative guna

mendukung peran Korporasi yang lebih signifikan dalam penerimaan

negara, pelayanan publik, dan pembangunan perekonomian.

Kegiatan pengawasan mencerminkan tugas dan fungsi Direktorat yang berisi

komponen kegiatan untuk mencapai keluaran (output). Kegiatan pengawasan

Deputi Bidang Investigasi terdiri dari:

a. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP terkait keinvestigasian pada Kementrian/ Lembaga.

b. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP terkait keinvestigasian pada BUMN/BUMD.

c. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP terkait Hambatan Kelancaran Pembangunan.

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen yang berisi penugasan dari

pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Dokumen ini

Page 26: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

20

berisi sasaran strategis, sasaran program, sasaran kegiatan, indikator kinerja, dan target

kinerja yang diperjanjikan dalam satu tahun serta memuat rencana anggaran untuk

program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis.

Target dari indikator kinerja sasaran program dan sasaran kegiatan ditetapkan dalam

bentuk satuan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik indikator yang

digunakan. Satuan ditetapkan dalam bentuk kuantitatif yang dapat dihitung dan diukur,

sehingga dapat dinilai untuk menentukan tingkat keberhasilan dari masing-masing

program. Program yang disertai dengan indikator hasil program dan indikator hasil

kegiatan dituangkan dalam satu dokumen Perjanjian Kinerja (PK).

Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 2.5Perjanjian Kinerja Tahun 2015

No. Sasaran Strategis/Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target

Sasaran Program

1. Perbaikan Pengelolaan ProgramPrioritas Nasional dan PengelolaanKeuangan Negara BidangPengawasan Keinvestigasian

Penyerahan HasilPengawasanKeinvestigasiankepada AparatPenegakHukum/Kementerian /Lembaga/PemerintahDaerah/Korporasi

50%

Sasaran Kegiatan

1. Tersedianya informasi hasilpengawasan dalam mencapaiperbaikan tata kelola, perbaikansistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara, danpeningkatan kapabilitas APIP padaDirektorat Investigasi InstansiPemerintah

RekomendasiHasilPengawasan

160

2. Tersedianya informasi hasilpengawasan dalam mencapaiperbaikan tata kelola, perbaikan

RekomendasiHasilPengawasan

84

Page 27: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

21

sistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara, danpeningkatan kapabilitas APIP padaDirektorat Investigasi BUMN danBUMD

3. Tersedianya informasi hasilpengawasan dalam mencapaiperbaikan tata kelola, perbaikansistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara, danpeningkatan kapabilitas APIP padaDirektorat Investigasi HambatanKelancaran Pembangunan

RekomendasiHasilPengawasan

79

Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

Rp7.166.138.000,00

Page 28: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

22

Akuntabilitas Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Deputi Bidang

Investigasi dalam tahun 2015 yang ditujukan untuk memenuhi target rencana kinerja yang

telah ditetapkan. Dalam uraian berikut disajikan akuntabilitas Deputi Bidang Investigasi dari

aspek keuangan, Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana sebagai unsur penunjang

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran

kinerja yang mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja

untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran dalam rangka mewujudkan

misi yang telah ditetapkan.

A. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) dan

Rencana Kerja Tahunan (RKT). Pengukuran kinerja mencakup penilaian indikator kinerja

sasaran yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja (PK). Pengukuran kinerja dilakukan

dengan cara membandingkan antara target dan dengan realisasinya. Persentase

pencapaian rencana tingkat capaian, dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi

realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik.

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2015, Deputi Bidang Investigasi merencanakan

pencapaian satu program melalui indikator outcome. Capaian indikator outcome tahun

2015 adalah sebagai berikut:

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

Page 29: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

23

Tabel 3.1Capain Kinerja Outcome Tahun 2015

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian(%)

1. PerbaikanPengelolaanProgram PrioritasNasional danPengelolaanKeuangan NegaraBidang PengawasanKeinvestigasian

Penyerahan HasilPengawasanKeinvestigasian kepadaAparat PenegakHukum/Kementerian/Lembaga/ PemerintahDaerah/ Korporasi

% 50 83,17 166,34

Indikator kinerja outcome tahun 2015 dicapai melalui kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan oleh Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP, dengan indikator

kinerja output sebagaimana terdapat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2Capaian Kinerja Output Tahun 2015

No. Sasaran Kegiatan IndikatorKinerja

Satuan Target Realisasi Capaian(%)

1. Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara, dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiInstansi Pemerintah

RekomendasiHasilPengawasan

RekomendasiKeinvestigasian

101 170 168,32

RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi

59 116 196,61

2. Tersedianya informasi hasilpengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara, dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiBUMN dan BUMD

RekomendasiHasilPengawasan

RekomendasiKeinvestigasian

54 59 109,26

RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi

30 27 90,00

3. Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian intern

RekomendasiHasilPengawasan

RekomendasiKeinvestigasian

66 84 127,27

Page 30: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

24

pengelolaan keuangannegara, dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiHKP

RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi

13 21 161,54

Jumlah 323 477 147,68

B. Analisis Capaian Kinerja

v Tujuan Strategis

Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Nasional yang Bersih dan Efektif

v Sasaran Strategis

Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Nasional

v Sasaran Program

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan

Negara Bidang Pengawasan Keinvestigasian

v Indikator Kinerja

Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak

Hukum/Kementerian /Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Korporasi

Uraian indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat PenegakHukum/Kementerian /Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Korporasi

Dalam rangka perbaikan pengelolaan keuangan negara/daerah, Deputi Bidang

Investigasi menetapkan arah kebijakan peningkatan tata kelola atau governance yang

memadai melalui pemantapan penerapan sistem pengendalian intern Kementerian,

Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi (K/L/P/K) serta peningkatan kapabilitas

pengawasan intern dan sinergitas APIP. Sebagai upaya untuk penyiapan landasan

pembangunan yang kokoh, sistem pengendalian intern dan fungsi pengawasan internal

Page 31: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

25

perlu ditingkatkan melalui upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi secara terus

menerus, karena pada kenyataannya perbuatan korupsi telah menimbulkan kerugian

negara, yang berdampak pada timbulnya krisis di berbagai bidang.

Upaya pencegahan korupsi dilakukan dengan meningkatkan kepedulian dan partisipasi

masyarakat dalam pemberantasan korupsi serta memberikan pemahaman dan

pengetahuan atas fraud melalui pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis program

anti korupsi. Dalam rangka pemberantasan korupsi, Deputi Bidang Investigasi

meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Aparat Penegak Hukum (APH) dalam

penanganan kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi.

Realisasi IKU “Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak

Hukum, Kementerian, Lembaga, Korporasi” sebesar 83,17% atau mencapai 166,34%

dari target sebesar 50%. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan yang

diserahkan ke APH/ Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Korporasi

dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan yaitu 2.185 laporan dibandingkan

dengan 2.627 permintaan penugasan.

Capaian IKU “Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak

Hukum, Kementerian, Lembaga, Korporasi” tidak dapat dibandingkan dengan capaian

tahun sebelumnya karena outcome tersebut baru ditetapkan pada Renstra periode

2015-2019.

Jumlah permintaan penugasan dan jumlah laporan yang diserahkan kepada

APH/K/L/P/K pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

TABEL 3.3Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada APH/K/L/P/K

No Instansi Permintaan Laporan Capaian(%)

Pengamanan KeuanganNegara/Daerah

1 Aparat Penegak Hukum(Audit Investigatif, AuditPKKN, PKA, KomputerForensik)

2.400 2.006 83,58

Page 32: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

26

Sub Jumlah 2.400 2.006 83,58

K/L/P/K

1 Instansi Lain 19 19 100.00

2 Hambatan KelancaranPembangunan

49 36 73.47

Sub Jumlah 68 55 80,88

Peningkatan Tata Kelola(Governance System)

Fraud Control Plan 67 48 71.64

Sub Jumlah 67 48 71,64Peningkatan Ruang Fiskal

1 Penyesuaian Harga 71 65 91.55

2 Klaim 21 11 52.38

Sub Jumlah 92 76 82,61

Jumlah 2.627 2.185 83,17

Penugasan pengawasan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai IKU outcome

“Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum,

Kementerian, Lembaga, Korporasi” bertujuan untuk mendorong peningkatan ruang

fiskal, pengamanan keuangan negara secara efektif, dan peningkatan kualitas tata

kelola publik (Governance). Rincian penugasan pengawasan tahun 2015 adalah sebagai

berikut:

1. Pengawasan Untuk Mendorong Peningkatan Ruang Fiskal

Untuk mendorong peningkatan ruang fiskal, Deputi Bidang Investigasi melakukan

pengawasan atas pengeluaran keuangan negara yang masih dapat ditingkatkan

penghematannya. Kegiatan pengawasan tersebut berupa Audit Penyesuaian Harga

dan Audit Klaim.

Jumlah permintaan untuk melakukan Audit Klaim sebanyak 21 permintaan, realisasi

penugasan dan penerbitan laporan sebanyak 11 laporan.

Page 33: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

27

Rincian Laporan Audit Penyesuaian Harga dan Audit Klaim beserta koreksi audit

adalah sebagai berikut:

TABEL 3.10Koreksi Audit Berdasarkan Pelaksanaan Pengawasan Pengawasan Untuk

Mendukung Peningkatan Ruang Fiskal

No. Uraian JumlahLaporan

Koreksi AuditRp USD

1 Audit PenyesuaianHarga

65 215.824.126.556,94 6,471,650.75

2 Audit Klaim 11 146.007.559.215,96 -

Jumlah 112 361.831.685.772,90 6,471,650.75

Laporan hasil Audit Penyesuaian Harga yang dilakukan diantaranya adalah:

a. Pekerjaan Pembangunan Daerah Irigasi Batang Anai II Paket LMS-3

Program Participatory Irrigation Rehabilitation-Improvement Management

Project (PIRIMP) Periode V (Januari 2013 s.d Juni 2013) dengan nilai

koreksi audit sebesar Rp439.532.742,00 (tidak termasuk PPN).

b. Pekerjaan Wonokromo River Improvement Surabaya (Wonokromo River)

Sub Project (Package 3) pada Balai Besar Wilayah Sungai Brantas SNVT

Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Brantas dengan nilai koreksi audit

sebesar Rp3.815.655.999,00 (tidak termasuk PPN).

c. Pekerjaan ICB Civil Works Construction of Spillway (Package No.1), JICA

Loan IP-552 pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Bengawan Solo,

Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, untuk Periode Januari 2014 –

Desember 2014 dengan nilai koreksi audit sebesar Rp80.210.883,53 (tidak

termasuk PPN).

Laporan hasil Audit Klaim dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Kepala

Satuan Kerja. Audit Klaim yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015 adalah:

a. Kontrak Pembangunan PLTG Kaltim (Peaking) 2x(50-60) MW (Netto),

Nomor: 01.PJ.122/UIPKITRINGKAL/2012, tanggal 27 Februari 2012 dengan

nilai koreksi audit sebesar Rp47.468.781.451,00 (tidak termasuk PPN).

Page 34: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

28

b. Pekerjaan Pembangunan Jalur Ganda antara Niru-Tanjung Enim Baru pada

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Sumatera Selatan dengan nilai

koreksi audit sebesar Rp35.108.248.370,65 (tidak termasuk PPN).

Penugasan dalam rangka peningkatan ruang fiskal menggunakan SDM sebanyak

1.248 OH atau 90,63% dari rencana 1.377 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar

Rp498.010.753,00 atau 61,10% dari anggaran sebesar Rp815.009.000,00.

Permintaan audit belum seluruhnya dipenuhi karena data dan informasi yang

disampaikan oleh K/L/P/K belum lengkap, sehingga belum dapat ditindaklanjuti

dengan penugasan.

2. Pengamanan Keuangan Negara Secara Efektif

Dalam rangka pengamanan keuangan negara/daerah, Deputi Bidang Investigasi

melaksanakan pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan dan

pemberantasan korupsi. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:

a. Penanganan Pengaduan

Pada tahun 2015 Deputi Bidang Investigasi menerima 122 pengaduan. Atas

pengaduan tersebut dilakukan penelaahan dengan hasil telaahan sebagai

berikut:

Difile 84

Diteruskan ke Perwakilan BPKP untuk

ditindaklanjuti

19

Jumlah 103

Dalam proses penelaahan 19

Pengaduan masyarakat diteruskan ke Perwakilan BPKP agar digunakan sebagai

bahan masukan penugasan pengawasan.

Pelaksanaan kegiatan pengaduan masyarakat menggunakan SDM sebanyak

231 OH atau 61,44% dari target sebesar 376 OH. Hambatan dalam pelaksanaan

Page 35: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

29

kegiatan ini adalah informasi dari pengaduan tidak lengkap sehingga tidak

dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk penugasan audit.

Realisasi penggunaan dana sebesar Rp2.400.000,00 atau 6% dari anggaran

sebesar Rp41.700.000,00.

b. Penanganan Kasus Aparat Penegak Hukum (APH)

Adanya pengaduan masyarakat dan hasil audit reguler APIP yang

menginformasikan dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK) pada instansi

pemerintah, BUMN, dan BUMD, merupakan informasi awal bagi Aparat

Penegak Hukum (APH). Untuk menindaklanjuti informasi awal tersebut, APH

memerlukan keahlian di bidang akuntansi dan auditing baik dalam tahap

penyelidikan, penyidikan, penuntutan, maupun pemeriksaan perkara TPK di

sidang pengadilan. BPKP memiliki SDM yang mempunyai keahlian di bidang

akuntansi dan auditing ingin berperan aktif dalam pemberantasan TPK, karena

itu permintaan dari APH untuk melaksanakan kegiatan audit investigatif, audit

dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara, pemberian keterangan

ahli, dan komputer forensik akan direspon dengan maksimal.

Jumlah permintaan penugasan Audit Investigatif, Audit dalam rangka PKKN,

Pemberian Keterangan Ahli, dan Komputer Forensik dari APH berjumlah 2.400

permintaan. Permintaan tersebut telah ditindaklanjuti dengan penugasan dan

telah diterbitkan laporan sebesar 83,58% atau sebanyak 2.006 laporan. Rincian

laporan yang diserahkan ke APH dan jumlah nilai kerugian keuangan negara

adalah sebagai berikut:

TABEL 3.4Laporan Hasil Pengawasan yang Diserahkan Kepada Aparat Penegak Hukum

Beserta Nilai Kerugian Keuangan Negara

No. Uraian Jumlah

Kasus

Jumlah Kerugian Keuangan Negara

Rp USD SAR

1 Audit

Investigatif

Kejaksaan 28 65.681.026.939,55 -

Page 36: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

30

Kepolisian 94 223.176.630.329,51 -

Sub Jumlah 122 288.857.657.269,06 -

2 Audit dalamrangka PKKNKejaksaan 289 1.182.401.721.444,62 907,493,02

Kepolisian 317 810.670.476.425,5 1,000,000,00

KPK 5 74.016.814.123,02 - 17.967.405,00

Sub Jumlah 611 2.067.089.011.993,14 1,907,493,02 17.967.405,00

3 PemberianKeteranganAhliKejaksaan 172 - -

Kepolisian 178 - -

KPK 5 - -

Pengadilan 908 - -

Lainnya 3 - -

Sub Jumlah 1.266 - -

4 KomputerForensik

7 - -

Jumlah 2.006 2.355.946.669.262,20 1,907,493.02 17.967.405,00

Laporan Hasil Audit Investigatif yang diserahkan ke APH pada tahun 2015

antara lain:

1) Audit Investigatif atas Kegiatan Pemberian Bantuan Dana Hibah dan

Bantuan Sosial kepada Kelompok/Lembaga/Group/Organisasi yang

Menggunakan Dana bersumber dari DPA Sekretariat Daerah

Kabupaten Bengkalis TA 2012, dengan nilai kerugian keuangan negara

sebesar Rp29,10 milyar.

2) Audit Investigatif atas Program Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

serta Pengairan pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten

Bogor TA 2014, dengan nilai kerugian keuangan negara sebesar

Rp19,30 milyar.

Page 37: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

31

3) Audit Investigatif atas Kegiatan Pengadaan Alat-alat Kesehatan pada

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat TA 2012, dengan nilai kerugian

keuangan negara Rp18,67 milyar.

Laporan Hasil Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

yang diserahkan ke APH pada tahun 2015 diantaranya adalah:

1) Audit dalam rangka PKKN atas Dugaan TPK Penyeertaan Modal

Pemerintah Kabupaten Bengkulu pada PT Bumi Laksamana Jaya

Bengkalis TA 2012, dengan nilai kerugian keuangan negara sebesar

Rp265 milyar.

2) Audit dalam rangka PKKN atas Pengadaan UPS pada Suku Dinas

Pendidikan Menengah Jakarta Barat TA 2014, dengan nilai kerugian

keuangan negara sebesar Rp81,43 milyar.

3) Audit dalam rangka PKKN atas Pengadaan UPS pada Suku Dinas

Pendidikan Menengah Jakarta Pusat TA 2014, dengan nilai kerugian

keuangan negara sebesar Rp78,64 milyar.

4) Audit dalam rangka PKKN atas perkara dugaan TPK dalam

Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2010-2013, dengan nilai kerugian

keuangan negara sebesar Rp25,461 milyar dan SAR17.97 juta.

Pemberian Keterangan Ahli yang dilaksanakan pada tahun 2015 diantaranya

adalah:

1) PKA kasus Pelaksanaan Program Kredit Usaha Pembibitan/Peternakan

Sapi (KUPS) tahun 2010 untuk Koperasi Tani Bidara Tani

Kabupatenupaten Jombang yang dananya berasal dari PT Bank Jatim

Cabang Jombang atas nama tersangka Heru Cahyo Setiyono.

2) PKA kasus Pekerjaan Proyek Pematangan dan Pembersihan Lahan

Persiapan Pembuatan Paralel Runway TA 2009 dan Peningkatan

Landasan Pacu Tahap I TA 2010 di Bandar Udara Kelas Juwata di Kota

Tarakan Kaltim atas nama H. Husni Djau, SE. MM.

3) PKA pada perkara dugaan TPK Kegiatan Pengadaan Alat Kedokteran,

Kesehatan dan KB Program Upaya Kesehatan Perorangan di RSUD

Page 38: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

32

Sultan Thaha Saifuddin Kebupaten Tebo TA 2010 atas nama Dr.H.

Achmad Agus Fauriza, MPH.

Pada tahun 2015 dilaksanakan juga penugasan komputer forensik. Komputer

forensik adalah proses untuk memperoleh dan menganalisis dokumen

elektronik dalam rangka memperoleh petunjuk atau bukti digital untuk

kepentingan penanganan kasus yang berindikasi tindak pidana. Permintaan

Komputer Forensik dalam rangka membantu Aparat Penegak Hukum (APH)

yang dilaksanakan pada tahun 2015 antara lain:

1) Pendampingan Penggeledahan sehubungan dengan penyidikan kasus

TPK pada Proyek Pembangunan Stadion Utama Sepakbola (SUS)

Gedebage di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung APBD TA

2009-2013.

2) Kegiatan Pemeriksaan Lapangan yang dilakukan Bareskrim Polri di

Surabaya terkait Dugaan TPK Pengadaan Uninteruptibe Power Supply

(UPS) APBD Provinsi DKI Jakarta TA 2014.

Penanganan kasus Aparat Penegak Hukum (APH) menggunakan SDM sebenyak

5.835 OH atau 84,64% dari rencana 6.894 OH. Realisasi penggunaan dana

sebesar Rp1.785.851.951,00 atau 87,26% dari anggaran sebesar

Rp2.046.573.000,00.

Hambatan dalam memenuhi permintaan penugasan adalah data dan informasi

yang disampaikan oleh Penyidik belum lengkap, sehingga belum dapat

ditindaklanjuti dengan penugasan.

c. Penanganan Kasus Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah /Korporasi(K/L/P/K)

Dalam rangka pengamanan keuangan negara/daerah, selain melaksanakan

penugasan pengawasan atas permintaan APH, Deputi Bidang Investigasi juga

melaksanakan penugasan pengawasan atas permintaan K/L/P/K yaitu Audit

Investigatif dan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan.

Jumlah permintaan dari K/L/P/K untuk melakukan audit investigatif dan

Evaluasi HKP sebanyak 68 penugasan. Permintaan tersebut telah

Page 39: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

33

ditindaklanjuti dengan penugasan dan penerbitan laporan sebanyak 55 laporan

atau 80,88%.

Jumlah Laporan Audit Investigatif atas Permintaan Instansi Lain dan Laporan

Evaluasi HKP adalah sebagai berikut:

TABEL 3.5Laporan Hasil Audit Investigatif Atas Permintaan Instansi Lain

No. Uraian JumlahKasus

Jumlah Kerugian Keuangan Negara

Rp USD

1 Audit InvestigatifpermintaanInstansi Lain

19 101.221.905.110,01 -

Jumlah 19 101.221.905.110,01 -

TABEL 3.6Laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan dan Koreksi Audit

No. Uraian JumlahLaporan

Koreksi AuditRp USD

1 Evaluasi HambatanKelancaranPembangunan

36 - -

Jumlah 36 - -

Audit Investigatif atas permintaan Instansi Lain yang dilaksanakan pada tahun

2015 antara lain:

1) Audit Investigatif atas Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor PD Irian

Bhakti Tahun 2012, dengan nilai temuan Rp476,71 juta.

2) Audit Investigatif atas Penyalahgunaan Dana Tambahan PPL pada

Bawaslu Provinsi Kalimantan Timur, dengan nilai temuan sebesar

Rp2,28 milyar.

3) Audit Investigatif atas Pelaksanaan Kegiatan Cetak Sawah oleh PT Sang

Hyang Seri (Persero) di Kabupatenupaten Ketapang Kalimantan Barat

Tahun 2012, dengan nilai temuan sebesar Rp21,93 milyar.

Page 40: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

34

Jumlah SDM dalam rangka membantu APH sebanyak 5.835 OH atau 84,64%

dari rencana 6.894 OH. Penanganan kasus K/L/P/K menggunakan SDM

sebanyak 848 OH atau 103,18% dari rencana 875 OH. Realisasi penggunaan

dana sebesar Rp169.674.390,00 atau 70,16% dari anggaran sebesar

Rp241.826.000,00.

Hambatan dalam memenuhi permintaan penugasan antara lain adalah data

dan informasi yang disampaikan oleh K/L/P/K belum lengkap dan perbuatan

melawan hukum/penyimpangan belum jelas sehingga belum dapat

ditindaklanjuti dengan penugasan.

3. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Publik (Governance)

Adanya perubahan paradigma yang lebih mengedepankan pencegahan korupsi

dengan membangun suatu sistem yang mampu mencegah atau memudahkan

pendeteksian adanya kecurangan/penyimpangan, mendorong Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) khususnya Deputi Bidang Investigasi untuk

terus meningkatkan efektifitas pencegahan korupsi. Deputi Bidang Investigasi

berperan aktif membantu dan bekerja sama dengan K/L/P/K untuk meningkatkan

peran dan tugasnya dalam memberikan nilai tambah kualitas tata kelola dan

mendorong upaya pencegahan korupsi.

Dalam rangka peningkatan tata kelola, Deputi Bidang Investigasi melaksanakan

penugasan dalam rangka perbaikan pencegahan korupsi yang terdiri dari

penugasan Fraud Control Plan (FCP), Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK), dan

kajian pengawasan.

a. Fraud Control Plan (FCP)

Dalam mengelola organisasi, hal-hal yang diperlukan untuk mencegah korupsi

seperti tersebut di atas dikenal dengan Program Anti Korupsi atau Fraud

Control Plan (FCP). FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara

spesifik, teratur dan terukur oleh suatu organisasi, untuk mencegah,

menangkal dan memudahkan pendeteksian, jumlah serta frekuensi

kemungkinan terjadinya korupsi/kecurangan yang ditandai dengan eksistensi

Page 41: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

35

dan implementasi beberapa atribut dalam kerangka upaya mencapai tujuan

organisasi secara keseluruhan.

Terkait dengan FCP, BPKP melaksanakan penugasan:

1) Sosialisasi FCP, adalah kegiatan penyebaran informasi FCP oleh tim

kerja FCP kepada organisasi atau pihak lain yang berkepentingan.

2) Diagnostic Assesment (DA) FCP, dilaksanakan setelah dilakukan

sosialisasi yang bertujuan untuk menentukan eksistensi dan

implementasi FCP yang dapat digunakan untuk mengukur

keberhasilan organisasi dalam mencegah dan mendeteksi fraud.

3) Bimbingan teknis FCP, meliputi transfer pengetahuan mengenai FCP

dan membantu penyusunan pedoman praktis FCP.

4) Evaluasi atas Implementasi FCP, bertujuan untuk menilai sejauh mana

organisasi telah mengembangkan dan mengimplementasikan FCP dan

apa hambatannya.

5) Monitoring dan Tindak Lanjut FCP, dilakukan terhadap setiap tahapan

FCP yang telah dilaksanakan oleh organisasi. Tujuannya adalah untuk

mengkaji apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana,

mengidentifikasi masalah yang muncul agar dapat diatasi, mengetahui

kaitan antara kegiatan implementasi FCP dengan tujuan untuk

memperoleh ukuran kemajuan.

Permintaan penugasan FCP pada tahun 2015 sebanyak 67 penugasan, realisasi

dan jumlah laporan sebanyak 48 laporan.

TABEL 3.7PENUGASANFRAUDCONTROL PLAN (FCP) TAHUN 2015

No. Kegiatan Permintaan Laporan

1. Sosialisasi 36 24

2. Diagnostic Assessment 12 7

3. Bimtek/Implementasi 16 13

4. Evaluasi 3 4

JUMLAH 67 48

Page 42: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

36

Berdasarkan hasil Diagnostic Assessment (DA) dengan menggunakan

kuesioner, Program Evaluasi dan Fraud Risk Assessment dapat disimpulkan

bahwa:

1) Keberadaan dan Implementasi 10 atribut FCP belum memadai.

2) Terdapat resiko Fraud yang perlu dilakukan penanganan agar fraud

bisa dihindari.

3) Pimpinan berkomitmen untuk melakukan anti korupsi (zero

tolerance).

4) Whistle Blower System (WBS) harus disosialisasikan dan

diinternalisasikan kepada jajaran pegawai di lingkungan unit kerja

masing-masing instansi untuk meningkatkan kepedulian pegawai

terhadap Fraud di lingkungan kerjanya.

Sebanyak 17 Instansi telah mengimplementasikan FCP, yaitu:

1) RSUD Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten

2) Kantor Pertanahan Kota Balikpapan

3) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon

4) Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia

5) RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti Kabupaten Kutai Kartanegara

6) Perpustakaan BPAD D. I. Yogyakarta

7) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMP2T)

Kabupaten Siak

8) Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau

9) RSD Mardi Waluyo Kota Blita

10) Dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Minahasa Utara

11) Dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Minahasa Utara

12) RSU Kota Jantho Kab. Aceh Besar Tahun 2014

13) PT Semen Padang

14) PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunung Kidul

15) PT Askrindo (Persero)

16) RSUD Kalabahi Kabupaten Alor

17) RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie

Page 43: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

37

Kegiatan FCP menggunakan SDM sebenyak 705 OH atau 84,54% dari rencana

596 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar Rp159.332.140,00 atau 50,74%

dari anggaran sebesar Rp313.995.000,00.

Permintaan penugasan FCP belum seluruhnya dapat dipenuhi karena SDM

banyak digunakan untuk memenuhi penugasan permintaan APH. Bukti-bukti

terkait dengan perbuatan Tindak Pidana Korupsi (TPK) sulit diperoleh sehingga

penugasan audit investigatif dan audit dalam rangka penghitungan kerugian

keuangan negara memerlukan waktu yang lama.

b. Sosialisasi Anti Korupsi (SosPAK)

SosPAK bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan pemahaman dan

kepedulian masyarakat terhadap permasalahan korupsi. Pada tahun 2015

SosPAK dilaksanakan sebanyak 61 kali dengan kelompok sasaran (Focus Group)

Pelajar, Mahasiswa dan Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa. Realisasi focus

group yang mengikuti SosPAK tahun 2015 adalah sebagai berikut :

TABEL 3.8REALISASI FOCUS GROUP

No Focus Group JumlahKegiatan

JumlahPeserta(orang)

1. Pelajar 23 3.595

2. Mahasiswa 28 19.121

3. PengelolaPengadaan Barangdan Jasa

11 649

Jumlah 61 23.365

Selain ketiga focus group yang sudah ditetapkan tersebut, terdapat Perwakilan

BPKP yang melaksanakan sosialisai atas permintaan masyarakat dengan focus

group yang berbeda, yaitu focus group Dosen/Guru, Aparatur Desa dan

Kelompok Dharma Wanita, dengan rincian sebagai berikut:

Page 44: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

38

TABEL 3.9REALISASI FOCUS GROUP TAMBAHAN

No Focus Group Jumlah Kegitan Jumlah Peserta(orang)

1. Dosen atau Guru 3 116

2. Aparatur Desa 3 370

3. Kelompok DharmaWanita

1 120

4. CPNS 1 79

Jumlah 8 685

Tingkat pemahaman dan kepedulian peserta sospak tahun 2015 terhadap

pemberantasan korupsi pada seluruh provinsi adalah sangat baik. Hal ini

ditunjukkan oleh rata-rata skor pemahaman sebesar 5,07 dan rata-rata skor

kepedulian sebesar 5,14 dari skala 6. Jika capaian tersebut dibandingkan

dengan rentang penilaian tertinggi, maka capaian rata-rata tingkat

pemahaman peserta SosPAK seluruh wilayah adalah 84,50% sedangkan

capaian tingkat kepedulian adalah 85,60%

Pemahaman didefinisikan sebagai tingkat kemampuan peserta dalam

menyerap materi sosialisasi yang diberikan oleh Perwakilan BPKP. Kepedulian

merupakan suatu sikap yang menunjukkan keprihatinan atau perhatian terus-

menerus (concern) terhadap suatu hal yang terlihat dalam sikap maupun

tindakan kongkrit untuk memberikan peranan atas objek yang menjadi

keprihatinan tersebut. Terkait dengan SosPAK ini, kepedulian didefinisikan

sebagai bentuk pernyataan sikap atau komitmen peserta sosialisasi untuk

berperan serta dalam memerangi dan mencegah korupsi akibat proses

sosialisasi perwakilan BPKP.

Alat/tools yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan

kepedulian adalah kuesioner. Jumlah kuesioner yang telah diisi oleh peserta

sospak tahun 2015 adalah sebanyak 7.095 kuesioner. Analisis atas capaian

kinerja diuraikan berdasarkan wilayah atau Perwakilan BPKP yang

melaksanakan SosPAK dan berdasarkan focus group dengan uraian sebagai

berikut:

Page 45: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

39

1) Berdasarkan Wilayah

Secara umum, pemahaman dan kepedulian peserta sospak tahun

2015 terhadap pemberantasan korupsi pada seluruh provinsi adalah

sangat baik. Capaian rata-rata tingkat pemahaman peserta sospak

untuk seluruh wilayah adalah sebesar 84,50% sedangkan capaian

tingkat kepedulian adalah 85,60%.

2) Berdasarkan Focus Group

Capaian indikator pemahaman berada pada kisaran 3,27 hingga 5,19

dengan capaian rata-rata keseluruhan adalah 5,07 (sangat baik). Hal

ini menunjukkan bahwa pemahaman masing-masing focus group

setelah diadakannya sosialisasi tergolong baik. Sementara itu, capaian

indikator kepedulian berada pada kisaran 4,71 hingga 5,48, dengan

capaian rata-rata keseluruhan adalah 5,14 (sangat baik). Hal ini

menunjukkan bahwa, secara umum diperoleh gambaran bahwa

tingkat pemahaman mempunyai korelasi positif dengan tingkat

kepedulian yaitu semakin seorang memahami mengenai anti korupsi,

maka semakin peduli terhadap upaya pemberantasan korupsi.

Kegiatan SosPAK tingkat kedeputian menggunakan SDM sebenyak 90 OH atau

73,17% dari rencana 123 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar

Rp45.764.350,00 atau 37,29% dari anggaran sebesar Rp122.730.000,00.

c. Kajian Pengawasan

Kegiatan kajian pengawasan bertujuan untuk:

1) Mengurangi kesempatan kejadian korupsi dengan cara membuat

masukan/usulan penyempurnaan terhadap peraturan perundangan-

undangan yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya KKN

2) Memberikan masukan/usulan perbaikan program atau kegiatan

dengan melakukan kajian hasil pengawasan dan kajian atas

kasus/kejadian korupsi.

Page 46: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

40

Pada tahun 2015 target kajian pengawasan ditetapkan sebanyak 37 penugasan,

terealisasi sebanyak 26 penugasan. Realisasi penugasan kajian pengawasan

diantaranya:

1) Kajian atas Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BLUD RSUD Arifin

Achmad Provinsi Riau

2) Kajian Hasil Pengawasan/Pemetaan Korupsi selama tahun 2014 oleh

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan.

3) Kajian atas Kenaikan Nilai Tukar Dollar (USD) terhadap Rupiah pada

Pekerjaan Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno –

Hatta

4) Kajian atas Penyelesaian Pembangunan 11 Pilar di Jampea-Jalan

Sulawesi Pada Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok.

Kegiatan kajian pengawasan menggunakan SDM sebenyak 135 OH atau 69,23%

dari rencana 195 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar Rp6.810.000,00 atau

34,41% dari anggaran sebesar Rp19.790.000,00.

Pengendalian Terhadap Penugasan Keinvestigasian

Selain melaksanakan penugasan dalam rangka pengamanan keuangan

negara/daerah, peningkatan tata kelola, dan peningkatan ruang fiskal, Deputi

Bidang Investigasi juga melakukan pengendalian yang memadai terhadap setiap

penugasan bidang investigasi. Pengendalian dimaksudkan agar laporan hasil

penugasan bidang investigasi dapat memberikan manfaat bagi pihak yang

berkepentingan (stakeholdrers). Pengendalian tersebut dilakukan melalui kegiatan

penyamaan persepsi, koordinasi pengawasan, quality assurance, peer reviu atas

laporan penugasan bidang investigasi, dan pemantauan tindak lanjut. Kegiatan

tersebut bertujuan untuk menjamin kualitas audit, mempercepat proses

penugasan, dan mencari jalan keluar atas permasalahan-permasalahan yang timbul

selama penugasan.

Page 47: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

41

Target dan realisasi penugasan tersebut pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

TABEL 3.11Target Dan Realisasi Dalam Rangka Pengendalian Terhadap Penugasan

Keinvestigasian

No. Uraian Penugasan

Target Realisasi

1 Penyamaan Persepsi 95 155

2 Koordinasi Pengawasan 137 134

3 Quality Assurance 89 107

4 Peer reviu atas laporanpenugasan investigasi

22 20

5 Pemantauan TindakLanjut

- 3

Jumlah 343 419

Rencana dan realisasi penggunaan SDM serta anggaran dan realisasi untuk kegiatan

tersebut adalah sebagai berikut:

TABEL 3.12Target Dan Realisasi Penggunaan Sdm Serta Anggaran Dan Realisasi Penggunaan

DanaDalam Rangka Pengendalian Terhadap Penugasan Keinvestigasian

No. Uraian SDM (OH) Dana

Rencana Realisasi % Anggaran Realisasi %

1 PenyamaanPersepsi/KoordinasiPengawasan

2.104 1.563 74,29 801.531.000 499.378.356 62,26

2 Quality Assurance 2.194 1.853 84,46 1.265.088.000 1.064.976.042 84,18

3 Peer reviu ataslaporan penugasaninvestigasi

2.469 4.969 201,26 247.896.000 193.980.396 78,25

4 Pemantauan TindakLanjut

31 20 64,52 - - -

Jumlah 6.798 8.405 123,64 2.314.515.000 1.758.334.794 75,97

Page 48: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

42

Kajian Pengawasan Penyaluran Bantuan Sosial

Adanya ekspektasi dari stakeholders agar BPKP mendorong pengelolaan pemerintah

yang baik dan bersih (good and clean governance) dan meningkatkan upaya

pemberantasan korupsi, Deputi Bidang Investigasi terus melakukan upaya

pemberantasan korupsi secara efisien dan efektif. Efisien karena dengan jumlah

anggaran yang terbatas mampu melaksanakan fungsi pengawasan sesuai target yang

ditetapkan. Sedangkan ukuran efektif dari meningkatnya jumlah dan kualitas kasus

korupsi yang berhasil diungkap. Pengawasan yang dilakukan diharapkan dapat

mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara negara.

Sebagai upaya pemberantasan korupsi dan dalam rangka mendukung agenda prioritas

Presiden dalam membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, Deputi Bidang Investigasi melakukan

kajian hasil pengawasan penyaluran Bantuan Sosial (Bansos). Bansos dimaksudkan

untuk membantu pihak-pihak yang layak memperolehnya berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar memperoleh kehidupan yang layak.

Tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasi

program/ kegiatan Bansos sudah diatur dalam Permendagri Nomor 32 tahun 2011 dan

Permendagri Nomor 39 tahun 2012.

Pada kenyataannya masih dijumpai permasalahan kegiatan Bansos bahkan terjadi

tindak pidana korupsi atas kegiatan tersebut. Sehubungan dengan banyaknya

permasalahan pada penyaluran Bansos, Deputi Bidang Investigasi memberikan

rekomendasi agar penyimpangan pada penyaluran Bansos tidak terulang atau

berkurang.

Berdasarkan data hasil pengawasan tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, jumlah

kejadian penyimpangan Bansos dan nilai kerugian keuangan negaranya adalah sebagai

berikut:

Page 49: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

43

Tabel 3.13Nilai Kerugian Keuangan Negara Atas Penyimpangan Bansos

No Uraian Kejadian NIlai (Rp)

1 Bantuan Penghitungan Kerugian NegaraKejaksaan

35 94.402.359.486,76

2 Bantuan Penghitungan Kerugian NegaraKepolisian

46 42.819.833.224,19

3 Bantuan Penghitungan Kerugian Negara KPK 1 2.175.000.000,00

4 Bantuan Penghitungan Kerugian NegaraKemenerian/ Lain-lain

3 53.918.556.151,00

5 TPK Kejaksaan (Audit Investigatif) 15 22.901.139.075,92

6 TPK Kepolisian (Audit Investigatif) 10 41.667.366.119,00

Jumlah 110 257.884.254.056,87

Dari hasil kajian pengawasan ditemukan bahwa pelaksanaan kegiatan bansos telah

membuka celah adanya kolusi yang berujung korupsi. Hal ini disebabkan kurang adanya

transparansi, partisipasi, akuntabitas dalam tahapan kegiatan bansos.

1. Tahap Perencanaan

Tidak adanya informasi kepada publik tentang penetapan para pihak baik

orang dan lembaga yang ditetapkan sebagai penerima dana bansos. Selain itu

proposal tidak melalui dinas terkait dengan penerima dana bansos, maksudnya

jika penerima dana bansos adalah lembaga agama, maka seharusnya ada

rekomendasi atau verifikasi terlebih dahulu oleh pejabat yang berwenang.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada pencairan uang banyak kelemahan karena sistem pengendalian internal

tidak berfungsi atau berjalan sebagaimana seharusnya. Pencaiaran uang secara

langsung/ uang tunai, bukan melalui rekening bank penerima.

3. Pemanfaatan Dana Bansos

Tidak ada cek dan recek atas penggunaan dana bansos oleh satuan pengawas

internal. Pengawalan kegiatan tidak berjalan sebagaimana seharusnya, yaitu

dengan modus:

a. Penerima fiktif

Page 50: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

44

b. Pemotongan dana bantuan

c. Tidak ada pertanggungjawaban pencairan uang.

4. Tahap Pelaporan

Pelaporan penggunaan dana bansos oleh pihak penerima tidak dianggap

penting sehingga tidak diketahui outputnya apalagi outcomenya. Hal ini karena

anggaran berbasis kinerja belum dipahami sebagai sesuatu yang penting.

5. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi pada setiap kegiatan oleh para pejabat tidak berjalan baik.

Kembali pada ketiadaan SOP dan pengarahan pada setiap kegiatan dan

program dalam hal ini bansos tidak dilakukan dengan niatan yang baik.

Berdasarkan hasil analisis atas penyebab terjadinya penyimpangan kegiatan/ program

Bansos maka rekomendasi guna perbaikan adalah:

1. Perlunya penerapan asas transparansi, partisipasi dan akuntabitas secara

sungguh-sungguh oleh para pihak yang terkait bansos.

2. Perlunya sosialisasi SOP/ketentuan peraturan perundang-undangan terkait

Bansos sehingga semua pihak paham dalam melaksanakan kegiatan sesuai

tupoksinya.

3. Peningkatan fungsi aparat pengawas internal pemerintah dalam hal ini

Inspektorat Kota/ Kabupaten.

4. Perlunya evaluasi secara terus menerus atas tahapan-tahapan kegiatan dan

pertanggungjawaban keuangan harus didukung dengan laporan kegiatan.

Rekomendasi tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk perbaikan

kegiatan/program Bansos. Kegiatan ini menggunakan SDM sebanyak 45 OH dan tidak

ada penggunaan dana.

C. Realisasi Keuangan

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatannya pada tahun 2015, Deputi Bidang

Investigasi memperoleh pendanaan dari DIPA sebesar Rp7.166.138.000,00 dan terealisir

sebesar Rp5.628.070.449,00 atau 78,54% dengan rincian sebagai berikut:

Page 51: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

45

TABEL 3.14Realisasi Keuangan Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

No. Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

3670 Pembinaan Administrasi danPengelolaan Perlengkapan sertaPembayaran Gaji/Tunjangan

1.250.000.000 1.202.261.228

3679 Pengendalian/Pelaksanaan PengawasanIntern Akuntabilitas Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIPterkait Investigasi pada BUMN danBUMD

1 Audit Investigatif 268.462.000 232.998.838

2 Audit dalam rangka PKKN 325.694.000 259.264.727

3 Pemberian Keterangan Ahli 156.984.000 120.543.950

4 FCP 205.465.000 130.597.140

5 Quality Assurance 185.700.000 125.576.820

6 Peer Reviu Laporan PenugasanInvestigasi

195.480.000 153.961.796

7 Penelaahan Pengaduan Masyarakat 33.300.000 -

8 Koordinasi Pengawasan 275.236.000 239.630.843

9 Penyamaan Persepsi 247.757.000 137.928.560

Sub Jumlah 1.894.078.000 1.400.502.674

3680 Pengendalian/Pelaksanaan PengawasanIntern Akuntabilitas Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIPterkait HKP

1 Evaluasi HKP 241.826.000 169.674.390

2 Audit Penyesuaian Harga 326.152.000 208.527.588

3 Audit Klaim 488.857.000 289.483.165

4 Kajian Pengawasan 19.790.000 6.810.000

5 Quality Assurance 633.987.000 571.367.145

Page 52: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

46

6 Penyamaan Persepsi 152.040.000 81.939.100

Sub Jumlah 1.862.652.000 1.327.801.388

3681 Pengendalian/Pelaksanaan PengawasanIntern Akuntabilitas Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIPterkait Investigasi padaKementerian/Lembaga

1 Audit Investigatif 73.134.000 71.432.500

2 Audit dalam rangka PKKN 707.515.000 687.340.340

3 Pemberian Keterangan Ahli 192.280.000 176.939.736

4 FCP 108.530.000 28.735.000

5 Komputer Forensik 322.504.000 237.331.860

6 Quality Assurance 445.401.000 368.032.077

7 Peer Reviu Laporan PenugasanInvestigasi

52.416.00 40.018.600

8 Penelaahan Pengaduan Masyarakat 8.400.000 2.400.000

9 SosPAK 122.730.000 45.764.350

10 Penyamaan Persepsi 126.498.000 39.510.696

Sub Jumlah 2.159.408.000 114.010.046

Jumlah 7.166.138.000 5.628.070.449

D. Lain-Lain

Selain melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang telah

ditetapkan, Deputi Bidang Investigasi juga melaksanakan kegiatan berikut:

1. Penandatanganan Pakta Integritas

Pada tanggal 20 Januari 2015, seluruh pegawai di lingkungan Deputi Bidang

Investigasi menandatangani Pakta Integritas.

Pada acara tersebut, Deputi Bidang Investigasi, Iswan Elmi menegaskan bahwa

Penandatanganan Pakta Integritas ini bukanlah formalitas belaka, namun bentuk

Page 53: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

47

janji dan komitmen bersama untuk menjunjung tinggi integritas dan jiwa anti

korupsi.

GAMBAR 3.1PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS

2. Rapat Kerja

Rapat Kerja Deputi Bidang Investigasi dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2015 di

Aula Timur BPKP Pusat dengan mengambil tema “Peningkatan Kapabilitas SDM

Bidang Investigasi dalam Rangka Menyongsong BPKP Baru”. Rapat Kerja dibuka

oleh Kepala BPKP dan diikuti oleh Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, para

Direktur dan Kepala Sub Direktorat di lingkungan Deputi Bidang Investigasi, para

Pejabat Fungsional Auditor, serta para Pejabat Fungsional Umum di lingkungan

Deputi Bidang Investigasi.

Materi yang disampaikan adalah Bisnis Proses Penugasan Bidang Keinvestigasian,

draft Struktur Organisasi dan Tata Kerja Deputi (SOTK) Deputi Investigasi yang baru,

Aplikasi Current Issue (ACI), draft Revisi Pedoman Pelaksanaan Audit dalam rangka

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), Bisnis Proses Penugasan Bidang

Keinvestigasian II (Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan, Audit

Page 54: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

48

Penyesuaian Harga, dan Audit Klaim), Standar Kompetensi Auditor Investigasi,

Rencana Strategis 2015-2019 dan Rencana Kerja 2016.

GAMBAR 3.2RAPAT KERJA DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

3. Forum Investigasi

Forum Investigasi dengan tema ”Peningkatan Sinergitas dan Kapabilitas Auditor

Investigatif BPKP dalam Rangka Implementasi Kebijakan Percepatan Proyek Strategi

Nasional” dilaksanakan selama tiga hari tanggal 21 September 2015 s.d 23

September 2015 bertempat di Aula Perwakilan BPKP DIY. Peserta terdiri dari 15

Kepala Perwakilan BPKP, Kabid/ Korwas Bidang Investigasi didampingi pengendali

teknis dari seluruh perwakilan dengan total peserta 121 orang. Acara dibuka oleh

Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, Iswan Elmi. Hadir pula dalam acara

pembukaan Kepala Biro Hukum dan Humas, dan para Direktur di lingkungan Deputi

Bidang Investigasi.

Maksud dan tujuan penyelenggaraan Forum Keinvestigasian Tahun 2015, adalah

sebagai berikut:

a. Penyamaan persepsi atas arah dan kebijakan BPKP dengan terbitnya Peraturan

Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP dan penugasan pemerintah.

Page 55: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

49

b. Penyampaian Draf Penyempurnaan Pedoman Penugasan Bidang Investigasi

dikaitkan dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014.

c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap pelaksanaan kegiatan

di bidang keinvestigasian, sebagaimana telah diatur dalam Pedoman

Penugasan Bidang Investigasi dan Petunjuk Teknis, sehingga dapat mengurangi

risiko yang mungkin timbul dari penugasan keinvestigasian.

d. Untuk memantapan strategis penugasan bidang keinvestigasian dalam rangka

proposionalitas beban kerja antar Direktorat dilngkungan deputi bidang

investigasi dan efisiensi serta intensitas pengembangan kompetensi SDM

auditor bidang investigasi.

e. Terbitnya atau tersusunnya draft Memorandum of Understanding (MoU)

antara BPKP, APIP lainnya dan Aparat Penegak Hukum dalam rangka

implementasi kebijakan percepatan proyek strategis nasional termasuk

prosedur pelaksanaannya.

Materi yang dibahas meliputi:

a. Evaluasi atas Kinerja Bidang Investigasi, Target Penugasan Bidang Investigasi

dan Refocusing.

b. Usulan Struktur Organisasi Deputi Bidang Investigasi.

c. Standar Kompetensi Deputi Bidang Investigasi.

d. Masukan Biro Hukum dalam rangka Penyempurnaan PPBI.

e. Bisnis Proses Deputi Investigasi, Audit Investigasi – PKKN.

f. Pola Sinergitas BPKP, APIP Lainnya dan Aparat Penegak Hukum (APH).

g. Audit Penyesuaian Harga, Audit Klaim dan Evaluasi Hambatan Kelancaran

Pembangunan.

Page 56: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

50

GAMBAR 3.3ARAHAN DARI DEPUTI KEPALA BPKP BIDANG INVESTIGASI DALAM FORUM INVESTIGASI

GAMBAR 3.4PESERTA FORUM INVESTIGASI

4. Workshop

Dalam rangka meningkatkan kompetansi auditor investigasi, pada tahun 2015

Deputi Bidang Investigasi melaksanakan workshop berikut:

Page 57: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

51

a. Workshop Matrikulasi Hukum

Workshop Matrikulasi Hukum diselenggarakan untuk memberikan pemahaman

tentang hukum yang tidak dapat dipisahkan dari penugasan bidang investigasi.

Setelah mengikuti workshop, peserta diharapkan dapat mengidentifikasikan

unsur-unsur penyimpangan yang terkait pidana dan TPK, perdata dan

penyimpangan lain dalam kasus-kasus yang dihadapi dalam penugasan di

bidang investigasi.

Workshop Matrikulasi Hukum dilaksanakan 4 (empat) tahap sebagai berikut:

1) Tahap I diselenggarakan tanggal 26 s.d. 30 Oktober 2015 diikuti oleh

37 peserta yang terdiri dari pejabat struktural eselon III dan PFA di

lingkungan Deputi Bidang Investigasi.

2) Tahap II diselenggarakan tanggal 2 s.d. 6 November 2015, diikuti oleh

38 peserta yang terdiri dari pejabat struktural eselon III dan PFA di

lingkungan Deputi Bidang Investigasi.

3) Tahap III dan IV dilaksanakan secara simultan, diikuti oleh 66 orang

peserta yang terdiri dari PFA dan pejabat struktural eselon III dari

seluruh perwakilan BPKP serta PFA dan pejabat struktural eselon III di

lingkungan Deputi Bidang Investigasi.

Materi yang disampaikan dalam Workshop Matrikulasi Hukum meliputi:

1) Pengantar Hukum.

2) Pengantar Hukum Administrasi Negara.

3) Hukum Administrasi Negara.

4) Hukum Perdata.

5) Pengantar Hukum Pidana.

6) Hukum Pidana.

7) Pengantar Tindak Pidana Korupsi.

8) Tindak Pidana Korupsi.

9) Peraturan Perundang-undangan.

10) Hukum Pembuktian Pidana.

Page 58: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

52

GAMBAR 3.5ARAHAN DEPUTI KEPALA BPKP DALAM PEMBUKAAN WORKSHOP

MATRIKULASI HUKUM

b. Workshop Komputer Forensik

Workshop Komputer Forensik dilaksanakan di Perwakilan BPKP Provinsi Jambi

tanggal 8 s.d 9 April 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Bali tanggal 19 s.d 20

Oktober 2015. Pengetahuan tentang komputer forensik dan audit e-

Procurement diharapkan dapat diimplementasikan dalam melaksanakan tugas-

tugas pengawasan.

Materi yang disampaikan pada workshop komputer forensik meliputi:

1) Latar belakang forensik komputer dan penjelasan tentang Petunjuk

Teknis Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik.

2) Pengenalan forensik komputer.

3) Audit atas pengadaan barang/jasa secara elektronik.

4) Persiapan praktek forensik komputer (instalasi program).

5) Praktek forensik komputer.

Page 59: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

53

GAMBAR 3.6WORKSHOP KOMPUTER FORENSIK

c. Workshop Keinvestigasian

Workshop keinvestigasian dilaksanakan di Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

tanggal 14 s.d 16 April 2015, Perwakilan BPKP Sumatera Barat tanggal 10 s.d 14

Agustus 2015, Perwakilan BPKP Sulawesi Tengah tanggal 4 s.d 7 Agustus 2015,

dan Perwakilan BPKP Provinsi Aceh tanggal 12 s.d 13 Oktober 2015.

Materi yang disampaikan pada workshop keinvestigasian meliputi Pencegahan

serta Penanganan Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, Audit Investigatif,

Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara, Pemberian Keterangan Ahli

dan E-Procurement.

Page 60: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

54

GAMBAR 3.7WORKSHOP KEINVESTIGASIAN

d. Workshop on the Interpretation of Contract Provision for Price Adjustment

EINRIP

Workshop ini diselenggarakan pada tanggal 28 April 2015. Peserta workshop

berasal dari Deputi Bidang Investigasi, 9 Perwakilan BPKP, dan Direkorat

Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Tujuan diselenggarakannya workshop ini adalah:

1) Memberikan gambaran tentang The Eastern Indonesia National Road

Improvement Project (EINRIP).

2) Memahami tentang ketentuan Fédération Internationale Des Ingénieurs-

Conseils (FIDIC).

3) Memberikan penyamaan interpretasi ketentuan tentang Penyesuaian

Harga dalam FIDIC.

Materi Workshop meliputi:

1) Pengantar Umum Tentang EINRIP.

2) Administrasi kontrak FIDIC.

3) Klausul kontrak pasal 13.8 tentang Penyesuaian Harga.

Page 61: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

55

GAMBAR 3.8WORKSHOP ON THE INTERPRETATION OF CONTRACT PROVISION FOR PRICE

ADJUSTMENT EINRIP

5. Kegiatan Deputi Bidang Investigasi

a. Pelatihan Bersama Peningkatan Kapasitas Penegak Hukum dalam

Penanganan Tindak Pidana Korupsi

Pelatihan dilaksanakan tanggal 19 s.d 23 Oktober 2015 bertempat di Aula

Hotel Sanur Paradise Plaza. Pelatihan diikuti oleh 180 orang diantaranya:

46 orang dari Kejaksaan Bali, 34 orang Jaksa dari NTB, 42 orang Penyidik

dari Kepolisian Bali, 38 orang Penyidik dari Kepolisian NTB, 5 orang Auditor

dari Perwakilan BPK-RI Provinsi Bali, 5 orang Auditor dari Perwakilan BPK-

RI Provinsi Nusa Tenggara Barat, 5 orang Auditor Perwakilan BPKP Provinsi

Bali dan 5 orang Auditor dari Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara

Barat.

b. National Anti Fraud Conference 2015 di Hotel Discovery Kuta Bali

Konferensi dilaksanakan tanggal 21 s.d 22 Oktober 2015 diselenggarakan

oleh ACFE bekerjasama dengan berbagai BUMN dan BPKP.

Peserta terdiri dari berbagai instansi, kementerian, BPK, BPKP, Inspektorat

dan BUMN dengan jumlah peserta sebanyak 200 orang lebih.

Page 62: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

56

GAMBAR 3.9NATIONAL ANTI FRAUD CONFERENCE 2015

c. Pembinaan ke Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 17

Februari 2015.

d. Narasumber Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Strategi

Komunikasi Publik BPKP Tahun 2015" pada hari Jumat tanggal 20 Februari

2015.

e. Menghadiri Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Sektor Kelautan di

Medan tanggal 24 Maret 2015.

f. Tanggal 10 Juni 2015 memberikan arahan terkait dengan keluarnya

Perpres 192 Tahun 2014 di Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

g. Pada tanggal 2 November 2015 menyelenggarakan Bimbingan Teknis

Keinvestigasian Bagi Auditor APIP di Bandung.

Page 63: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

57

Laporan Kinerja merupakan media pertanggungjawaban Deputi Bidang Investigasi

dalam melaksanakan program dan kegiatan yang telah dilakukan. Berdasarkan visi, misi,

tujuan, sasaran yang telah dirumuskan dan strategi atau cara-cara untuk pencapaiannya

serta penetapan indikator kinerja sebagai media pengukuran kinerja yang jelas dan

tepat, maka dapat ditetapkan tingkat pencapaian kinerja untuk suatu periode tertentu.

Pada tahun 2015 realisasi outcome sebesar 83,17% atau mencapai 166,34% dari target

sebesar 40%. Realisasi output sebesar 477 laporan atau mencapai 147,68% dari target

323 laporan. Dana yang digunakan oleh Deputi Bidang Investigasi melaksanakan seluruh

kegiatannya adalah sebesar Rp5.628.070.449,00 atau 78.54% dari anggaran sebesar

Rp7.166.138.000,00. Program dan kegiatan yang dilakukan oleh Deputi Bidang

Investigasi tahun 2015 terfokus pada pengamanan keuangan negara/daerah,

peningkatan tata kelola (Governance System), dan peningkatan ruang fiskal.

Target kinerja outcome maupun output yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja

Tahun 2015 secara keseluruhan dapat disimpulkan tercapai. Pembinaan dan

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai aset utama dalam mencapai

keberhasilan untuk mewujudkan visi, dan misi terus ditingkatkan baik intensitas

maupun kualitasnya. Diharapkan dalam masa yang akan datang ada perbaikan dan

penambahan sarana pendukung kerja mengingat sarana yang dimiliki saat ini belum

cukup memadai dalam jumlahnya.

Akhirnya, tanpa mengabaikan berbagai kendala dan keterbatasan yang ada, Deputi

Bidang Investigasi bertekad untuk terus meningkatkan kinerja sebagai perwujudan dari

pertanggungjawaban amanah yang diemban.

BAB IVPENUTUP

Page 64: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Lampiran 1

Pagu Realisasi % Target Realisasi %

2 3 4 5 6=5/4 7 8 9=8/7 10 11 12=11/10

1 Perbaikan pengelolaanprogram PrioritasNasional danPengelolaan KeuanganNegara BidangPengawasanKeinvestigasian

Penyerahan Hasil PengawasanKeinvestigasian kepada AparatPenegak Hukum, Kementerian,Lembaga, Korporasi

% 50 83,17 166,34 3.417.403.000 2.612.869.234 76,46 9.742 9.301 95,47

1

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMADEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Indikator Kinerja Utama Satuan Target

TAHUN 2015

SDM (OH)Dana (Rp)Realisasi Capaian Kinerja

(%)Sasaran Program

Page 65: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Lampiran 2

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Realisasidibanding

TargetProgram

2 3 4 5 6=5/3 71 Perbaikan pengelolaan

program Prioritas Nasionaldan Pengelolaan KeuanganNegara Bidang PengawasanKeinvestigasian

Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasiankepada Aparat Penegak Hukum, Kementerian,Lembaga, Korporasi

% 50 83,17 166,34 Pengawasan InternAkuntabilitasPengelolaanKeuangan Negaradan PembinaanPenyelenggaraanSPIP pada DeputiBidang Investigasi

Sasaran Strategis/ Program

TARGET DAN REALISASI IKUDEPUTI BIDANG INVESTIGASI

TAHUN 2015

1

Page 66: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Lampiran 3

Pagu Realisasi % Target Realisasi %3 3 5 6=5/3 7 8 9=8/7 10 11 12=11/10 13

Sasaran Kegiatan

RekomendasiHasilPengawasan

Rekomendasi 160 303 189,38 2.159.408.000 1.697.505.159 78,61 7.602 10.772 141,70

1 RekomendasiKeinvestigasian

Rekomendasi 103 189 183,50 1.801.650.000 1.583.495.113 87,89 6.193 9.573 154,58

2 RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi

Rekomendasi 57 114 200,00 357.758.000 114.010.046 31,87 1.409 1.199 85,10

RekomendasiHasilPengawasan

Rekomendasi 84 86 102,38 3.144.078.000 2.602.763.902 82,78 8.121 6.861 84,48

1 RekomendasiKeinvestigasian

Rekomendasi 56 60 107,14 2.415.620.000 2.094.607.359 86,71 7.055 6.039 85,60

2 RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi

Rekomendasi 28 26 92,86 728.458.000 508.156.543 69,76 1.066 822 77,11

RekomendasiHasilPengawasan

Rekomendasi 79 105 132,91 1.862.652.000 1.327.801.388 71,29 4.142 3.879 93,65

1 RekomendasiKeinvestigasian

Rekomendasi 66 84 127,27 1.690.822.000 1.239.052.288 73,28 3.599 3.407 94,67

2 RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi

Rekomendasi 13 21 161,54 171.830.000 88.749.100 51,65 543 472 86,92

7.166.138.000 5.628.070.449 78,54 19.865 21.512 108,29

CAPAIAN KINERJA OUTPUTDEPUTI BIDANG INVESTIGASI

TAHUN 2015

Sasaran Strategis Indikator KinerjaOutput Satuan Target Realisasi % Dana (Rp)

Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiHKP

JUMLAH

SDM (OH) Program

1 2PengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanPenyelenggaraan SistemPengendalian InternPemerintah

1 Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiInstansi Pemerintah

2 Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiBUMN dan BUMD

3