LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI
Transcript of LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI
ss
LAPORAN KINERJA
TAHUN 2015
DEPUTI BIDANG INVESTIGASI
Nomor: LAP-2/D6/02/2016
Tanggal 29 Januari 2016
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
i
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas
perkenanNya Deputi Bidang Investigasi dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015. Penyusunan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Pusat. Laporan Kinerja ini
merupakan media pertanggungjawaban Deputi Bidang Investigasi dalam mewujudkan visi
dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis.
Laporan Kinerja Tahun 2015 memberikan gambaran mengenai pertanggungjawaban atas
pemanfaatan sumber daya yang dikelola Deputi Bidang Investigasi beserta seluruh
jajarannya dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
Pada tahun 2015 kegiatan dalam rangka mencapai sasaran program terealisasi melebihi
target yang telah ditetapkan. Namun demikian, masih terdapat beberapa permintaan
penugasan yang belum dapat dipenuhi. Dengan penuh kesadaran hal tersebut akan menjadi
perhatian bagi seluruh jajaran di lingkungan Deputi Bidang Investigasi untuk meningkatkan
kinerja dengan lebih baik dan profesional pada tahun-tahun mendatang.
Deputi Kepala BPKPBidang Investigasi
Iswan ElmiNIP 19600127 198102 1 001
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
ii
Sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peraturan Presiden Nomor 192
Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang BPKP, BPKP telah merumuskan visi:
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional”
Berdasarkan visi BPKP tersebut telah dirumuskan 3 (tiga) misi, yaitu:
1. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi
yang Bersih dan Efektif.
2. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif.
3. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan
Kompeten.
Misi BPKP yang terkait dengan Deputi Bidang Investigasi adalah misi 1:
“Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan
dan Korporasi yang Bersih dan Efektif”.
Penjabaran atau implementasi dari misi yang akan dicapai dituangkan dalam tujuan dan
sasaran strategis. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan sumber daya organisasi dan kondisi lingkungan, Deputi Bidang Investigasi
menetapkan program dan kegiatan dalam Renstra yang dinyatakan dalam suatu indikator
kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu. Keberhasilan
program diukur dengan indikator hasil (outcome), sedangkan keberhasilan kegiatan diukur
dengan menggunakan indikator keluaran (output).
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
iii
Pada tahun 2015 realisasi outcome sebesar 83,17% atau mencapai 166,34% dari target
sebesar 40%. Realisasi output sebesar 477 laporan atau mencapai 147,68% dari target 323
laporan. Dana yang digunakan oleh Deputi Bidang Investigasi melaksanakan seluruh
kegiatannya adalah sebesar Rp5.628.070.449,00 atau 78.54% dari anggaran sebesar
Rp7.166.138.000,00. Program dan kegiatan yang dilakukan oleh Deputi Bidang Investigasi
tahun 2015 terfokus pada pengawasan untuk mendorong peningkatan ruang fiskal,
pengamanan keuangan negara secara efektif, dan peningkatan kualitas tata kelola publik
(Governance). Pencapaian sasaran outcome tersebut didukung dengan peningkatan
kapasitas SDM, sarana prasarana pelaksanaan tugas, dan tersedianya anggaran pelaksanaan
kegiatan.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
iv
Halaman
Kata Pengantar i
Ringkasan Pimpinan ii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1
B. Aspek Strategis Organisasi 2
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 3
D. Struktur Organisasi 4
E. Sistematika Penyajian 8
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2015-2019
1. Pernyataan Visi
2. Pernyataan Misi
3. Tujuan Strategis
4. Sasaran Strategis
5. Sasaran Program
6. Indikator Kinerja Utama
7. Program dan Kegiatan
10
11
12
13
14
15
16
18
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja 22
B. Analisis Capaian Kinerja 24
DAFTAR ISI
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
v
C. Realisasi Keuangan 44
D. Lain-lain 46
BAB IV PENUTUP 57
Lampiran
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
1
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Presien Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan Deputi Bidang Investigasi melaksanakan tugas membantu
Kepala di bidang pelaksanaan pengawasan kelancaran pembangunan termasuk
program lintas sektoral, pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian harga, audit klaim,
audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan negara, audit penghitungan kerugian keuangan negara dan pemberian
keterangan ahli. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Investigasi
menyelenggarakan fungsi:
1. pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis di bidang investigasi;
2. penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi;
3. penyusunan pedoman dan pemberian bimbingan teknis investigasi dan
pencegahan kolusi, korupsi dan nepotisme;
4. pengoordinasian penyelenggaraan pengawasan intern terhadap perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan
termasuk program lintas sektoral;
5. pelaksanaan audit atas penyesuaian harga, audit klaim dan audit investigatif
terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan
negara, audit penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian
keterangan ahli pada instansi pusat dan daerah, dan/atau kegiatan lain yang
seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara dan/atau
subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat
kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah, serta upaya pencegahan korupsi;
BAB IPENDAHULUAN
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
2
6. pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis program anti korupsi kepada
masyarakat, dunia usaha, aparat pemerintahan dan badan-badan lainnya;
7. pelaksanaan analisis, evaluasi dan pengolahan hasil pengawasan bidang
penugasan investigasi; dan
8. pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan pemerintah di
bidang keinvestigasian sesuai peraturan perundang-undangan.
B. Aspek Strategis Organisasi
1. Adanya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, BPKP memiliki mandat sebagai
pengawas intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina penyelenggaraan
SPIP. Dengan terbitnya PP ini, cakupan penugasan BPKP yang semakin luas, dan
terjadi perubahan paradigma yang lebih mengedepankan pencegahan dengan
pembangunan suatu sistem yang mampu mencegah kecurangan/
penyimpangan atau memudahkan pendeteksian adanya kecurangan/
penyimpangan.
2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 menjelaskan bahwa BPKP memiliki
mandat untuk melakukan lingkup penugasan yang bersifat makro dan strategis,
pembinaan penyelenggaraan SPIP, penyedia laporan pengawasan yang
berskala nasional ke Presiden, dan pembinaan penyelenggaraan JFA. BPKP
diharapkan berkontribusi pada pencapaian tujuan pemerintah dan
pembangunan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan
memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja program pembangunan
pusat, daerah, dan korporasi. Deputi Bidang Investigasi berkontribusi
memberikan rekomendasi keinvestigasian dengan melaksanakan audit
investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan
keuangan negara/daerah.
3. Perhatian pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla, terhadap peran pengawasan membuka peluang yang cukup
terbuka untuk secara efektif menyelenggarakan pembangunan pengawasan
nasional dan pengawasan pembangunan nasional terkait dengan terwujudnya
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
3
pemerintah yang transparan, efektif dan efisien. Perhatian pemerintah
tersebut adalah gambaran utama peluang besar bagi BPKP untuk
menyelenggarakan fungsinya. BPKP dalam memberikan assurance tentang
pencapaian keberhasilan pemerintah dalam memberikan rekomendasi
perbaikan untuk memitigasi risiko, dan memastikan tujuan program
pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional, dapat tercapai.
BPKP juga berfungsi sebagai mitra strategis K/L/P/K dalam hal pemberian jasa
consultancy.
4. Dalam kondisi masih banyaknya kasus korupsi, masih besar pula harapan
Aparat Penegak Hukum (APH) meminta BPKP untuk melakukan audit atas kasus
TPK.
5. Adanya produk-produk unggulan yang dibutuhkan oleh stakeholders (Fraud
Control Plan/FCP dan forensik komputer) yang memungkinkan BPKP
melakukan penugasan sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
C. Kegiatan dan Produk Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Peraturan Kepala BPKP
Nomor: PER-1314/K/D6/2012 tanggal 16 Oktober 2012 tentang Pedoman Penugasan
Bidang Investigasi (PPBI), Deputi Bidang Investigasi melaksanakan kegiatan/penugasan
bidang investigasi untuk memenuhi akuntabilitas yang menjadi perhatian para
stakeholder. Kegiatan/penugasan tersebut meliputi:
1. Pengawasan dalam rangka mendukung Program Prioritas Presiden
(Pengawalan Pembangunan Nasional).
2. Penanganan pangaduan/temuan-temuan audit agar penyelesaian proyek tidak
terhambat sesuai dengan kebijakan pengutamaan upaya pencegahan korupsi.
3. Penanganan kasus Aparat Penegak Hukum (Audit Investigatif, Audit dalam
rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara, Pemberian Keterangan Ahli,
dan Forensik Komputer).
4. Penanganan kasus K/L/P/K (Audit Investigatif, Forensik Komputer).
5. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
4
6. Audit Penyesuaian Harga.
7. Audit Klaim.
8. Fraud Control Plan (FCP).
9. Sosialisasi Program Anti Korupsi.
10. Kajian Hasil Pengawasan.
11. Penugasan investigasi lainnya yang berkaitan dengan upaya pencegahan
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Penugasan bidang investigasi harus didasarkan pada alasan yang cukup, yaitu:
1. Adanya indikasi penyimpangan yang menimbulkan kerugian keuangan negara
dari pengembangan hasil audit operasional.
2. Pengembangan informasi laporan/pengaduan masyarakat yang layak untuk
ditindaklanjuti.
3. Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan.
4. Permintaan dari pimpinan/atasan pimpinan Objek Penugasan.
D. Struktur Organisasi
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-080/K/2001 tanggal 20
Pebruari 2001, struktur organisasi Deputi Bidang Investigasi terdiri dari 3 (tiga)
Direktorat. Masing-masing Direktorat mempunyai Sub Direktorat dan Kelompok Pejabat
Fungsional. Untuk urusan Tata Usaha, Deputi Bidang Investigasi memperoleh staf
perbantuan dari Sekretariat Utama.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
5
BAGAN 1.1STRUKTUR ORGANISASI
DEPUTI BIDANG INVESTIGASI
Deputi Bidang InvestigasiIswan Elmi
Direktur Investigasi InstansiPemerintah
Samono
Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah
Pusat IIrham
Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah
Pusat IISugiharto
Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah
DaerahPiping Effrianto
Kelompok JabatanFungsional
Direktur Investigasi BUMNdan BUMD
Alexander Rubi Satyoadi
Kasubdit InvestigasiBUMN
Nasrul Wathon
Kasubdit InvestigasiBUMD
Gumbira Budi Purnama
Kelompok JabatanFungsional
Direktur InvestigasiHambatan Kelancaran
PembangunanJuliver Sinaga
Kasubdit Investigasi HKPInstansi Pemerintah
Hieronymus Saktyo P
Kasubdit Investigasi HKPBUMN dan BUMD
Buntoro
Kelompok JabatanFungsional
Kasubbag Tata UsahaSutisna
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
6
1. Direktorat Investigasi Instansi Pemerintah
Tugas pokok dan fungsi:
Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan
koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,
penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan
investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan
kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi pada
instansi pemerintah pusat dan daerah.
2. Direktorat Investigasi Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
Milik Daerah
Tugas pokok dan fungsi:
Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan
koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,
penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan
investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan
kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi terhadap
kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara pada Badan
Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah.
3. Direktorat Investigasi Hambatan Kelancaran Pembangunan
Tugas pokok dan fungsi:
Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan
pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan
koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,
penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan
investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan
kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi terhadap
hambatan kelancaran pembangunan pada instansi pemerintah pusat dan
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
7
daerah, Badan Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya
terdapat kepentingan pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah.
4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan VI
Tugas pokok dan fungsi:
Melakukan urusan tata usaha pengawasan, kepegawaian, keuangan,
perlengkapan dan administrasi Jabatan Fungsional di Deputi Bidang Investigasi.
Jumlah pegawai Deputi Bidang Investigasi per 1 Januari 2015 sebanyak 107 orang. Jika
dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2015 sebanyak 106 orang, maka secara
total terjadi pengurangan jumlah pegawai sebanyak 1 orang. Jumlah pegawai tersebut
dapat klasifikasi sebagai berikut :
TABEL 1.1JUMLAH DAN KLASIFIKASI PEGAWAI TAHUN 2015
BERDASARKAN GOLONGAN
GOLONGANRUANG
TOTALa b c d e
IV 8 10 9 - 1 28
III 24 10 7 27 - 68
II - - 4 6 - 10
I - - - - - -
TOTAL 32 20 20 33 1 106
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
8
TABEL 1.2JUMLAH DAN KLASIFIKASI PEGAWAI TAHUN 2015
BERDASARKAN JABATAN
Uraian Posisi
01-01-2015
Mutasi Posisi
31-12-2015Tambah Kurang
Struktural
a. Eselon I 1 - - 1
b. Eselon II 3 - - 3
c. Eselon III 7 2 2 7
d. Eselon IV - - - -
Fungsional Auditor
a. Auditor Madya 17 4 3 18
b. Auditor Muda 24 - 3 21
c. Auditor Pratama - 24 - 24
d. Auditor Penyelia 7 - 3 4
e. Auditor PelaksanaLanjutan
- - - -
f. Auditor Pelaksana 5 - - 5
g. Calon Auditor Pratama 20 - 20 -
Fungsional Lainnya 23 - - 23
Jumlah 107 30 31 106
E. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja menginformasikan pencapaian kinerja Deputi Bidang Investigasi selama
Tahun 2015 dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 yang merupakan
komitmen Deputi Bidang Investigasi untuk mencapai kinerja sebaik-baiknya sebagai
upaya memenuhi misi organisasi. Melalui pembandingan tersebut akan diperoleh celah
kinerja (Performance Gap) untuk disempurnakan kembali dalam rencana kinerja
berikutnya.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Tahun 2015, adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
9
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian umum mengenai tugas, fungsi dan wewenang Deputi
Bidang Investigasi, aspek strategis, kegiatan dan produk, struktur
organisasi serta sistematika penyajian.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Berisi uraian singkat mengenai Rencana Strategis (Renstra) 2015–
2019 yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis,
sasaran program, Indikator Kinerja Utama (IKU), serta program dan
kegiatan Deputi Bidang Investigasi. Bab ini juga menguraikan
mengenai Perjanjian Kinerja (PK) yang menggambarkan target
program dan kegiatan serta indikator keberhasilannya pada tahun
2015.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Berisi uraian mengenai capaian dan analisis masing-masing indikator
kinerja utama dan penjelasan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
dalam mendukung capaian IKU, serta realisasi keuangan tahun 2015.
BAB IV PENUTUP
Berisi uraian singkat mengenai keberhasilan dan kegagalan,
permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja
kedeputian, serta langkah-langkah perbaikan kinerja yang akan
dilaksanakan pada tahun mendatang.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
10
A. Rencana Strategis 2015-2019
Rencana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen perencanaan yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka
melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang akan dilaksanakan oleh Deputi Bidang
Investigasi. Renstra Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015-2019 tidak terlepas dari
Renstra Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang disusun dengan
memperhatikan:
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.
b. Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tanggal 16 Agustus 1999
jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tanggal 21 November 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
c. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tanggal 27 Desember 2001 tentang KPK
d. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tanggal 18 April 2006 tentang
Pengesahan United Nations Convention Against Corruption 2003 (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi 2003).
e. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Sesuai dengan
peraturan ini, mandat yang diemban BPKP adalah sebagai auditor Presiden
yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh Instansi Pemerintah.
Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dilaksanakan atas
kegiatan tertentu meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan
kebendaharaan umum negara, Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi
BAB IIPERENCANAAN DANPERJANJIAN KINERJA
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
11
Pemerintahan yang Baik dan Bersih, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan
dari Presiden. BPKP khususnya Deputi Bidang Investigasi melakukan
pengawasan intern melalui audit dengan tujuan tertentu.
f. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang
BPKP. Sesuai dengan peraturan ini Deputi Bidang Investigasi melaksanakan
tugas membantu Kepala di bidang pelaksanaan pengawasan kelancaran
pembangunan termasuk program lintas sektoral, pencegahan korupsi, audit
atas penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara, audit
penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli.
g. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang
Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan
Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan
Kesejahteraan Rakyat.
h. Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-06.00.00-080/K/2001 tanggal 20
Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPKP.
i. Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-1314/K/D6/2012 tanggal 16 Oktober 2012
tentang Pedoman Penugasan Bidang Investigasi.
1. Pernyataan Visi
BPKP sebagai pengawas internal pemerintah yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden diharapkan mampu meningkatkan efektivitas sistem pengawasan
nasional dalam memberantas KKN dan mendorong terwujudnya good governance
baik dalam sektor pemerintahan maupun sektor publik. Deputi Bidang Investigasi
sebagai bagian integral dari BPKP, harus ikut mereposisi dan meredefinisi perannya
untuk mendukung visi BPKP demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dan
bebas dari KKN serta tercapainya kelancaran pembangunan yang
berkesinambungan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang
Investigasi telah menetapkan visi yang menjadi arah perkembangan organisasi di
masa mendatang. Visi tersebut adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
12
BAGAN 2.1VISI DEPUTI BIDANG INVESTIGASI
2. Pernyataan Misi
Visi yang telah ditetapkan merupakan kesepakatan yang harus dilaksanakan oleh
seluruh jajaran Deputi Bidang Investigasi. Untuk mencapai visi tersebut Deputi
Bidang Investigasi menetapkan misi sebagai berikut:
Misi ini dilatarbelakangi bahwa masyarakat menginginkan pemerintahan yang
bersih, bebas KKN, dan berjalan dengan baik tanpa menimbulkan dampak negatif
pada masyarakat. Kegiatan pengawasan Deputi Bidang Investigasi diselenggarakan
untuk mendukung tata kelola pemerintah dan korporasi yang bersih dan efektif,
serta diarahkan untuk memastikan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan berjalan secara akuntabel, transparan, dan efektif.
Korupsi semakin hari semakin meningkat, korupsi sudah merebak ke semua
komponen masyarakat dan tatanan negara, baik pejabat, staf negara, anggota
dewan atau legislatif. Penyelenggaraan aktifitas pemerintah dan layanan
masyarakat yang menggunakan anggaran negara yang cukup besar menjadi
VISI DEPUTIBIDANG
INVESTIGASI
PUSAT KEUNGGULANSOLUSI KECURANGAN
1. Membantu terwujudnya tata kelola pemerintahan dankorporasi yang bersih dan terselenggaranya manajemenpelaksanaan pembangunan yang baik
2. Membantu terwujudnya pemberantasan KKN yang efektifdan efisien
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
13
santapan yang sedap bagi para koruptor dan menimbulkan kerugian negara.
Banyaknya pemberantasan korupsi ternyata tidak menjadikan masyarakat semakin
takut melakukan tindakan korupsi. Untuk itu Deputi Bidang Investigasi terus
melakukan upaya pemberantasan korupsi secara efisien dan efektif. Efisien karena
jumlah anggaran yang terbatas. Sedangkan ukuran efektif dari pemberantasan
korupsi adalah jumlah kasus yang sudah disidangkan semakin meningkat dan
diprioritaskan pada kualitas penanganan perkara.
3. Tujuan Strategis
Penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai dalam jangka
waktu satu sampai lima tahun dituangkan dalam tujuan strategis Deputi Bidang
Investigasi. Tujuan akan menjadi arah perjalanan Deputi Bidang Investigasi dan
perbaikan-perbaikan yang diinginkan sesuai dengan tugas dan fungsi Deputi Bidang
Investigasi.
Dalam rangka mencapai misi yang telah ditetapkan, Deputi Bidang Investigasi telah
menetapkan tujuan sebagai berikut:
BAGAN 2.2TUJUAN STRATEGIS DEPUTI BIDANG INVESTIGASI
Misi 1
Membantu terwujudnya tatakelola pemerintahan dankorporasi yang bersih dan
terselenggaranya manajemenpelaksanaan pembangunan
yang baik
Tujuan
Peningkatan KualitasAkuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan PembangunanNasional yang Bersih dan Efektif
Misi 2
Membantu terwujudnyapemberantasan KKN yang
efektif dan efisien
Tujuan
Peningkatan EfektivitasPenyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
14
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan yang mencerminkan
berfungsinya hasil (outcome) dari semua program yang telah ditetapkan, serta
menjadi indikator untuk menilai keberhasilan suatu pencapaian tujuan. Terkait
dengan tujuan tersebut, Deputi Bidang Investigasi menetapkan sasaran strategis:
a. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional
Untuk mencapi sasaran ini Deputi Bidang Investigasi menetapkan arah
kebijakan sebagai berikut:
1) Kajian empiris data Audit Investigatif dan Audit dalam rangka
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara, penyebab korupsi,
sebaran, nilai dan dampak.
2) Temuan material dan siginifikan hasil 4 fokus pengawasan BPKP.
3) Respon atas Isu isu yang menjadi Perhatian Presiden/Pimpinan
4) Kompetensi APIP tentang Keinvestigasian.
5) Terkait proyek strategis nasional BPKP memprioritaskan
penanganan pengaduan/temuan-temuan audit agar penyelesaian
proyek tidak terhambat sesuai dengan kebijakan pengutamaan
upaya pencegahan korupsi.
6) Mengikutsertakan APIP lainnya dalam menangani pengaduan/
temuan hasil audit rutin secara proporsional.
7) Hasil penanganan pengaduan dikonsultasikan/koordinasikan
dengan APH.
b. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian,
Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi dan Program Prioritas
Pembangunan Nasional
Untuk mencapi sasaran ini Deputi Bidang Investigasi melakukan
pembinaan SPI kepada Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan
Korporasi yang terlibat dalam pembangunan nasional dengan tujuan:
1) Meningkatkan kepedulian atas permasalahan korupsi melalui
perbaikan atau penyempurnaan sistem pengendalian intern.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
15
2) Mendorong upaya pencegahan korupsi melalui sistem
pengendalian yang dirancang dan diimplementasikan secara
spesifik untuk mencegah, menangkal, dan memudahkan
pengungkapan kejadian berindikasi korupsi.
3) Mendorong upaya pencegahan korupsi di sektor korporasi.
4) Meningkatkan kapabilitas SPI korporasi.
5) Meningkatkan upaya pemberantasan korupsi.
6) Meningkatkan tindak lanjut atas hasil pengawasan, jumlah kasus
hambatan kelancaran pembangunan yang diselesaikan, dan
jumlah penghematan keuangan negara.
7) Melakukan revolusi karakter bangsa dengan meningkatnya
kualitas pendidikan karakter untuk membina budi pekerti,
membangun watak, dan nilai-nilai nasionalisme.
Target Sasaran Strategis adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1Target Kinerja Sasaran Strategis
No. Sasaran StrategisIndikator Kinerja
Uraian Target2015
Target2019
1. MeningkatnyaKualitasAkuntabilitasPengelolaanKeuangan danPembangunanNasional
Indeks AkuntabilitasPengelolaan Keuangandan PembangunanProgram Prioritas dalamNawa Cita
1 dari skala5
3 dari skala5
5. Sasaran Program
Arah kebijakan pengawasan Deputi Bidang Investigasi akan dilaksanakan melalui
Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional serta Pembinaan SPIP. Sasaran yang akan dicapai dari program tersebut
adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
16
Tabel 2.2Target Kinerja Sasaran Program
Program SasaranProgram
Indikator Kinerja
Uraian Target2015
Target2019
PengawasanInternAkuntabilitasPengelolaanKeuangan Negaradan PembinaanPenyelenggaraanSPIP pada DeputiBidang Investigasi
PerbaikanPengelolaanProgramPrioritasNasional danPengelolaanKeuanganNegara BidangPengawasanKeinvestigasian
Penyerahan HasilPengawasanKeinvestigasiankepada AparatPenegakHukum/Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Korporasi
40% 80%
6. Indikator Kinerja Utama
Pengawasan program strategis/program prioritas nasional dan pengelolaan
keuangan negara/daerah dimaksudkan untuk meningkatkan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional. Akuntabilitas meliputi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban
dengan aspek pada fungsi penerimaan, program prioritas nasional, dan kebijakan
fiskal. Akuntabilitas merupakan kondisi yang akan dicapai yang mencerminkan
pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari pengawasan dan
pembinaan yang dilakukan oleh BPKP. Untuk mewujudkan akuntabilitas, hasil dari
pengawasan intern diharapkan dapat memberikan perbaikan dalam pengelolaan
keuangan dan pembangunan, pengelolaan risiko serta dapat meningkatkan kualitas
penyelenggaraan sistem pengendalian intern.
Sasaran program menunjukkan berfungsinya output pengawasan intern yang
dilakukan oleh BPKP. Output pengawasan rekomendasi hasil pengawasan yang
berkualitas dan dapat dilaksanakan oleh K/L/P/K akan memberikan hasil berupa
perbaikan atas pengelolaan program strategis/program prioritas nasional.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
17
Untuk menilai hasil ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut:
Tabel 2.3Target Indikator Kinerja Program (Outcome)
Program Indikator KinerjaProgram
SatuanTarget
2015 2016 2017 2018 2019
ProgramPengawasan InternAkuntabilitas PengelolaanKeuangan Negara danPembinaan PenyelenggaraanSPIP pada Deputi BidangInvestigasi
Sasaran ProgramPerbaikan PengelolaanProgram Prioritas Nasionaldan Pengelolaan KeuanganNegara Bidang PengawasanKeinvestigasian
Penyerahan HasilPengawasanKeinvestigasiankepada AparatPenegakHukum/Kementerian /Lembaga/PemerintahDaerah/ Korporasi
% 40 50 50 70 80
Tabel 2.4Target Indikator Kinerja Kegiatan (Output)
No Sasaran Kegiatan IndikatorKinerja
Kegiatan
Satuan Target
2015 2016 2017 2018 2019
1. Tersedianyainformasi hasilpengawasan dalammencapaiperbaikan tatakelola, perbaikansistempengendalianintern, pengelolaankerugian negara,dan peningkatankapabilitas APIPpada DirektoratInvestigasi InstansiPemerintah
RekomendasiHasilPengawasanKeinvestigasianInstansiPemerintah
Rekomendasi 160 154 154 154 154
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
18
2. Tersedianyainformasi hasilpengawasan dalammencapaiperbaikan tatakelola, perbaikansistempengendalianintern, pengelolaankerugian negara,dan peningkatankapabilitas APIPpada DirektoratInvestigasi BUMNdan BUMD
RekomendasiHasilPengawasanKeinvestigasianBUMN/BUMD
Rekomendasi 84 81 81 81 81
3. Tersedianyainformasi hasilpengawasan dalammencapaiperbaikan tatakelola, perbaikansistempengendalianintern, pengelolaankerugian negara,dan peningkatankapabilitas APIPpada DirektoratInvestigasi HKP
RekomendasiHasilPengawasanKeinvestigasianatas HambatanKelancaranPembangunan
Rekomendasi 79 64 64 64 64
7. Program dan Kegiatan
Program Deputi Bidang Investigasi mencerminkan tugas dan fungsi yang berisi
kegiatan untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan. Program
tersebut adalah Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara
dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP. Dalam rangka menyelaraskan seluruh
aktivitas sesuai dengan bidang pengawasan masing-masing unit kerja, program
tersebut dibedakan menjadi sub program:
a. Sub program Pengawasan Keinvestigasian dan Penyelesaian hambatan
Kelancaran Pembangunan
Sub program ini merupakan seluruh aktivitas pengawasan yang saling
berkaitan yang bersifat represif guna mendukung peran Aparat Penegak
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
19
Hukum (APH). Selain itu, sub program ini juga diarahkan pada
penyelesaian berbagai hambatan kelancaran pembangunan.
b. Sub program pencegahan korupsi pada K/L
Sub program ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada K/L
baik preemptive, preventive, maupun edukative guna meminimalkan
terjadinya fraud pada K/L.
c. Sub program pencegahan korupsi pada Pemerintah Daerah
Sub program ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada
Pemerintah Daerah baik preemptive, preventive, maupun edukative guna
mendukung peran Pemerintah Daerah yang lebih signifikan dalam
penerimaan negara, pelayanan publik, dan pembangunan perekonomian.
d. Sub program pencegahan korupsi pada Korporasi
Sub program ini merupakan seluruh aktivitas pencegahan korupsi pada
Korporasi baik preemptive, preventive, maupun edukative guna
mendukung peran Korporasi yang lebih signifikan dalam penerimaan
negara, pelayanan publik, dan pembangunan perekonomian.
Kegiatan pengawasan mencerminkan tugas dan fungsi Direktorat yang berisi
komponen kegiatan untuk mencapai keluaran (output). Kegiatan pengawasan
Deputi Bidang Investigasi terdiri dari:
a. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP terkait keinvestigasian pada Kementrian/ Lembaga.
b. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP terkait keinvestigasian pada BUMN/BUMD.
c. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP terkait Hambatan Kelancaran Pembangunan.
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen yang berisi penugasan dari
pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Dokumen ini
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
20
berisi sasaran strategis, sasaran program, sasaran kegiatan, indikator kinerja, dan target
kinerja yang diperjanjikan dalam satu tahun serta memuat rencana anggaran untuk
program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis.
Target dari indikator kinerja sasaran program dan sasaran kegiatan ditetapkan dalam
bentuk satuan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik indikator yang
digunakan. Satuan ditetapkan dalam bentuk kuantitatif yang dapat dihitung dan diukur,
sehingga dapat dinilai untuk menentukan tingkat keberhasilan dari masing-masing
program. Program yang disertai dengan indikator hasil program dan indikator hasil
kegiatan dituangkan dalam satu dokumen Perjanjian Kinerja (PK).
Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.5Perjanjian Kinerja Tahun 2015
No. Sasaran Strategis/Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target
Sasaran Program
1. Perbaikan Pengelolaan ProgramPrioritas Nasional dan PengelolaanKeuangan Negara BidangPengawasan Keinvestigasian
Penyerahan HasilPengawasanKeinvestigasiankepada AparatPenegakHukum/Kementerian /Lembaga/PemerintahDaerah/Korporasi
50%
Sasaran Kegiatan
1. Tersedianya informasi hasilpengawasan dalam mencapaiperbaikan tata kelola, perbaikansistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara, danpeningkatan kapabilitas APIP padaDirektorat Investigasi InstansiPemerintah
RekomendasiHasilPengawasan
160
2. Tersedianya informasi hasilpengawasan dalam mencapaiperbaikan tata kelola, perbaikan
RekomendasiHasilPengawasan
84
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
21
sistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara, danpeningkatan kapabilitas APIP padaDirektorat Investigasi BUMN danBUMD
3. Tersedianya informasi hasilpengawasan dalam mencapaiperbaikan tata kelola, perbaikansistem pengendalian internpengelolaan keuangan negara, danpeningkatan kapabilitas APIP padaDirektorat Investigasi HambatanKelancaran Pembangunan
RekomendasiHasilPengawasan
79
Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
Rp7.166.138.000,00
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
22
Akuntabilitas Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Deputi Bidang
Investigasi dalam tahun 2015 yang ditujukan untuk memenuhi target rencana kinerja yang
telah ditetapkan. Dalam uraian berikut disajikan akuntabilitas Deputi Bidang Investigasi dari
aspek keuangan, Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana sebagai unsur penunjang
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran
kinerja yang mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja
untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran dalam rangka mewujudkan
misi yang telah ditetapkan.
A. Capaian Kinerja
Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) dan
Rencana Kerja Tahunan (RKT). Pengukuran kinerja mencakup penilaian indikator kinerja
sasaran yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja (PK). Pengukuran kinerja dilakukan
dengan cara membandingkan antara target dan dengan realisasinya. Persentase
pencapaian rencana tingkat capaian, dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi
realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik.
Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2015, Deputi Bidang Investigasi merencanakan
pencapaian satu program melalui indikator outcome. Capaian indikator outcome tahun
2015 adalah sebagai berikut:
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
23
Tabel 3.1Capain Kinerja Outcome Tahun 2015
No. Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian(%)
1. PerbaikanPengelolaanProgram PrioritasNasional danPengelolaanKeuangan NegaraBidang PengawasanKeinvestigasian
Penyerahan HasilPengawasanKeinvestigasian kepadaAparat PenegakHukum/Kementerian/Lembaga/ PemerintahDaerah/ Korporasi
% 50 83,17 166,34
Indikator kinerja outcome tahun 2015 dicapai melalui kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP, dengan indikator
kinerja output sebagaimana terdapat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2Capaian Kinerja Output Tahun 2015
No. Sasaran Kegiatan IndikatorKinerja
Satuan Target Realisasi Capaian(%)
1. Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara, dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiInstansi Pemerintah
RekomendasiHasilPengawasan
RekomendasiKeinvestigasian
101 170 168,32
RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi
59 116 196,61
2. Tersedianya informasi hasilpengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara, dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiBUMN dan BUMD
RekomendasiHasilPengawasan
RekomendasiKeinvestigasian
54 59 109,26
RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi
30 27 90,00
3. Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian intern
RekomendasiHasilPengawasan
RekomendasiKeinvestigasian
66 84 127,27
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
24
pengelolaan keuangannegara, dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiHKP
RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi
13 21 161,54
Jumlah 323 477 147,68
B. Analisis Capaian Kinerja
v Tujuan Strategis
Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional yang Bersih dan Efektif
v Sasaran Strategis
Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional
v Sasaran Program
Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan
Negara Bidang Pengawasan Keinvestigasian
v Indikator Kinerja
Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak
Hukum/Kementerian /Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Korporasi
Uraian indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat PenegakHukum/Kementerian /Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Korporasi
Dalam rangka perbaikan pengelolaan keuangan negara/daerah, Deputi Bidang
Investigasi menetapkan arah kebijakan peningkatan tata kelola atau governance yang
memadai melalui pemantapan penerapan sistem pengendalian intern Kementerian,
Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi (K/L/P/K) serta peningkatan kapabilitas
pengawasan intern dan sinergitas APIP. Sebagai upaya untuk penyiapan landasan
pembangunan yang kokoh, sistem pengendalian intern dan fungsi pengawasan internal
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
25
perlu ditingkatkan melalui upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi secara terus
menerus, karena pada kenyataannya perbuatan korupsi telah menimbulkan kerugian
negara, yang berdampak pada timbulnya krisis di berbagai bidang.
Upaya pencegahan korupsi dilakukan dengan meningkatkan kepedulian dan partisipasi
masyarakat dalam pemberantasan korupsi serta memberikan pemahaman dan
pengetahuan atas fraud melalui pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis program
anti korupsi. Dalam rangka pemberantasan korupsi, Deputi Bidang Investigasi
meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan Aparat Penegak Hukum (APH) dalam
penanganan kasus yang berindikasi tindak pidana korupsi.
Realisasi IKU “Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak
Hukum, Kementerian, Lembaga, Korporasi” sebesar 83,17% atau mencapai 166,34%
dari target sebesar 50%. Pengukuran IKU dihitung berdasarkan jumlah laporan yang
diserahkan ke APH/ Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/ Korporasi
dibandingkan dengan jumlah permintaan penugasan yaitu 2.185 laporan dibandingkan
dengan 2.627 permintaan penugasan.
Capaian IKU “Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak
Hukum, Kementerian, Lembaga, Korporasi” tidak dapat dibandingkan dengan capaian
tahun sebelumnya karena outcome tersebut baru ditetapkan pada Renstra periode
2015-2019.
Jumlah permintaan penugasan dan jumlah laporan yang diserahkan kepada
APH/K/L/P/K pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
TABEL 3.3Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada APH/K/L/P/K
No Instansi Permintaan Laporan Capaian(%)
Pengamanan KeuanganNegara/Daerah
1 Aparat Penegak Hukum(Audit Investigatif, AuditPKKN, PKA, KomputerForensik)
2.400 2.006 83,58
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
26
Sub Jumlah 2.400 2.006 83,58
K/L/P/K
1 Instansi Lain 19 19 100.00
2 Hambatan KelancaranPembangunan
49 36 73.47
Sub Jumlah 68 55 80,88
Peningkatan Tata Kelola(Governance System)
Fraud Control Plan 67 48 71.64
Sub Jumlah 67 48 71,64Peningkatan Ruang Fiskal
1 Penyesuaian Harga 71 65 91.55
2 Klaim 21 11 52.38
Sub Jumlah 92 76 82,61
Jumlah 2.627 2.185 83,17
Penugasan pengawasan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai IKU outcome
“Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum,
Kementerian, Lembaga, Korporasi” bertujuan untuk mendorong peningkatan ruang
fiskal, pengamanan keuangan negara secara efektif, dan peningkatan kualitas tata
kelola publik (Governance). Rincian penugasan pengawasan tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
1. Pengawasan Untuk Mendorong Peningkatan Ruang Fiskal
Untuk mendorong peningkatan ruang fiskal, Deputi Bidang Investigasi melakukan
pengawasan atas pengeluaran keuangan negara yang masih dapat ditingkatkan
penghematannya. Kegiatan pengawasan tersebut berupa Audit Penyesuaian Harga
dan Audit Klaim.
Jumlah permintaan untuk melakukan Audit Klaim sebanyak 21 permintaan, realisasi
penugasan dan penerbitan laporan sebanyak 11 laporan.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
27
Rincian Laporan Audit Penyesuaian Harga dan Audit Klaim beserta koreksi audit
adalah sebagai berikut:
TABEL 3.10Koreksi Audit Berdasarkan Pelaksanaan Pengawasan Pengawasan Untuk
Mendukung Peningkatan Ruang Fiskal
No. Uraian JumlahLaporan
Koreksi AuditRp USD
1 Audit PenyesuaianHarga
65 215.824.126.556,94 6,471,650.75
2 Audit Klaim 11 146.007.559.215,96 -
Jumlah 112 361.831.685.772,90 6,471,650.75
Laporan hasil Audit Penyesuaian Harga yang dilakukan diantaranya adalah:
a. Pekerjaan Pembangunan Daerah Irigasi Batang Anai II Paket LMS-3
Program Participatory Irrigation Rehabilitation-Improvement Management
Project (PIRIMP) Periode V (Januari 2013 s.d Juni 2013) dengan nilai
koreksi audit sebesar Rp439.532.742,00 (tidak termasuk PPN).
b. Pekerjaan Wonokromo River Improvement Surabaya (Wonokromo River)
Sub Project (Package 3) pada Balai Besar Wilayah Sungai Brantas SNVT
Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Brantas dengan nilai koreksi audit
sebesar Rp3.815.655.999,00 (tidak termasuk PPN).
c. Pekerjaan ICB Civil Works Construction of Spillway (Package No.1), JICA
Loan IP-552 pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Bengawan Solo,
Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, untuk Periode Januari 2014 –
Desember 2014 dengan nilai koreksi audit sebesar Rp80.210.883,53 (tidak
termasuk PPN).
Laporan hasil Audit Klaim dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Kepala
Satuan Kerja. Audit Klaim yang dilaksanakan pada bulan Desember 2015 adalah:
a. Kontrak Pembangunan PLTG Kaltim (Peaking) 2x(50-60) MW (Netto),
Nomor: 01.PJ.122/UIPKITRINGKAL/2012, tanggal 27 Februari 2012 dengan
nilai koreksi audit sebesar Rp47.468.781.451,00 (tidak termasuk PPN).
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
28
b. Pekerjaan Pembangunan Jalur Ganda antara Niru-Tanjung Enim Baru pada
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Sumatera Selatan dengan nilai
koreksi audit sebesar Rp35.108.248.370,65 (tidak termasuk PPN).
Penugasan dalam rangka peningkatan ruang fiskal menggunakan SDM sebanyak
1.248 OH atau 90,63% dari rencana 1.377 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar
Rp498.010.753,00 atau 61,10% dari anggaran sebesar Rp815.009.000,00.
Permintaan audit belum seluruhnya dipenuhi karena data dan informasi yang
disampaikan oleh K/L/P/K belum lengkap, sehingga belum dapat ditindaklanjuti
dengan penugasan.
2. Pengamanan Keuangan Negara Secara Efektif
Dalam rangka pengamanan keuangan negara/daerah, Deputi Bidang Investigasi
melaksanakan pengawasan represif untuk preventif serta pencegahan dan
pemberantasan korupsi. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
a. Penanganan Pengaduan
Pada tahun 2015 Deputi Bidang Investigasi menerima 122 pengaduan. Atas
pengaduan tersebut dilakukan penelaahan dengan hasil telaahan sebagai
berikut:
Difile 84
Diteruskan ke Perwakilan BPKP untuk
ditindaklanjuti
19
Jumlah 103
Dalam proses penelaahan 19
Pengaduan masyarakat diteruskan ke Perwakilan BPKP agar digunakan sebagai
bahan masukan penugasan pengawasan.
Pelaksanaan kegiatan pengaduan masyarakat menggunakan SDM sebanyak
231 OH atau 61,44% dari target sebesar 376 OH. Hambatan dalam pelaksanaan
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
29
kegiatan ini adalah informasi dari pengaduan tidak lengkap sehingga tidak
dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk penugasan audit.
Realisasi penggunaan dana sebesar Rp2.400.000,00 atau 6% dari anggaran
sebesar Rp41.700.000,00.
b. Penanganan Kasus Aparat Penegak Hukum (APH)
Adanya pengaduan masyarakat dan hasil audit reguler APIP yang
menginformasikan dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK) pada instansi
pemerintah, BUMN, dan BUMD, merupakan informasi awal bagi Aparat
Penegak Hukum (APH). Untuk menindaklanjuti informasi awal tersebut, APH
memerlukan keahlian di bidang akuntansi dan auditing baik dalam tahap
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, maupun pemeriksaan perkara TPK di
sidang pengadilan. BPKP memiliki SDM yang mempunyai keahlian di bidang
akuntansi dan auditing ingin berperan aktif dalam pemberantasan TPK, karena
itu permintaan dari APH untuk melaksanakan kegiatan audit investigatif, audit
dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara, pemberian keterangan
ahli, dan komputer forensik akan direspon dengan maksimal.
Jumlah permintaan penugasan Audit Investigatif, Audit dalam rangka PKKN,
Pemberian Keterangan Ahli, dan Komputer Forensik dari APH berjumlah 2.400
permintaan. Permintaan tersebut telah ditindaklanjuti dengan penugasan dan
telah diterbitkan laporan sebesar 83,58% atau sebanyak 2.006 laporan. Rincian
laporan yang diserahkan ke APH dan jumlah nilai kerugian keuangan negara
adalah sebagai berikut:
TABEL 3.4Laporan Hasil Pengawasan yang Diserahkan Kepada Aparat Penegak Hukum
Beserta Nilai Kerugian Keuangan Negara
No. Uraian Jumlah
Kasus
Jumlah Kerugian Keuangan Negara
Rp USD SAR
1 Audit
Investigatif
Kejaksaan 28 65.681.026.939,55 -
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
30
Kepolisian 94 223.176.630.329,51 -
Sub Jumlah 122 288.857.657.269,06 -
2 Audit dalamrangka PKKNKejaksaan 289 1.182.401.721.444,62 907,493,02
Kepolisian 317 810.670.476.425,5 1,000,000,00
KPK 5 74.016.814.123,02 - 17.967.405,00
Sub Jumlah 611 2.067.089.011.993,14 1,907,493,02 17.967.405,00
3 PemberianKeteranganAhliKejaksaan 172 - -
Kepolisian 178 - -
KPK 5 - -
Pengadilan 908 - -
Lainnya 3 - -
Sub Jumlah 1.266 - -
4 KomputerForensik
7 - -
Jumlah 2.006 2.355.946.669.262,20 1,907,493.02 17.967.405,00
Laporan Hasil Audit Investigatif yang diserahkan ke APH pada tahun 2015
antara lain:
1) Audit Investigatif atas Kegiatan Pemberian Bantuan Dana Hibah dan
Bantuan Sosial kepada Kelompok/Lembaga/Group/Organisasi yang
Menggunakan Dana bersumber dari DPA Sekretariat Daerah
Kabupaten Bengkalis TA 2012, dengan nilai kerugian keuangan negara
sebesar Rp29,10 milyar.
2) Audit Investigatif atas Program Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
serta Pengairan pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten
Bogor TA 2014, dengan nilai kerugian keuangan negara sebesar
Rp19,30 milyar.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
31
3) Audit Investigatif atas Kegiatan Pengadaan Alat-alat Kesehatan pada
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat TA 2012, dengan nilai kerugian
keuangan negara Rp18,67 milyar.
Laporan Hasil Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
yang diserahkan ke APH pada tahun 2015 diantaranya adalah:
1) Audit dalam rangka PKKN atas Dugaan TPK Penyeertaan Modal
Pemerintah Kabupaten Bengkulu pada PT Bumi Laksamana Jaya
Bengkalis TA 2012, dengan nilai kerugian keuangan negara sebesar
Rp265 milyar.
2) Audit dalam rangka PKKN atas Pengadaan UPS pada Suku Dinas
Pendidikan Menengah Jakarta Barat TA 2014, dengan nilai kerugian
keuangan negara sebesar Rp81,43 milyar.
3) Audit dalam rangka PKKN atas Pengadaan UPS pada Suku Dinas
Pendidikan Menengah Jakarta Pusat TA 2014, dengan nilai kerugian
keuangan negara sebesar Rp78,64 milyar.
4) Audit dalam rangka PKKN atas perkara dugaan TPK dalam
Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 2010-2013, dengan nilai kerugian
keuangan negara sebesar Rp25,461 milyar dan SAR17.97 juta.
Pemberian Keterangan Ahli yang dilaksanakan pada tahun 2015 diantaranya
adalah:
1) PKA kasus Pelaksanaan Program Kredit Usaha Pembibitan/Peternakan
Sapi (KUPS) tahun 2010 untuk Koperasi Tani Bidara Tani
Kabupatenupaten Jombang yang dananya berasal dari PT Bank Jatim
Cabang Jombang atas nama tersangka Heru Cahyo Setiyono.
2) PKA kasus Pekerjaan Proyek Pematangan dan Pembersihan Lahan
Persiapan Pembuatan Paralel Runway TA 2009 dan Peningkatan
Landasan Pacu Tahap I TA 2010 di Bandar Udara Kelas Juwata di Kota
Tarakan Kaltim atas nama H. Husni Djau, SE. MM.
3) PKA pada perkara dugaan TPK Kegiatan Pengadaan Alat Kedokteran,
Kesehatan dan KB Program Upaya Kesehatan Perorangan di RSUD
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
32
Sultan Thaha Saifuddin Kebupaten Tebo TA 2010 atas nama Dr.H.
Achmad Agus Fauriza, MPH.
Pada tahun 2015 dilaksanakan juga penugasan komputer forensik. Komputer
forensik adalah proses untuk memperoleh dan menganalisis dokumen
elektronik dalam rangka memperoleh petunjuk atau bukti digital untuk
kepentingan penanganan kasus yang berindikasi tindak pidana. Permintaan
Komputer Forensik dalam rangka membantu Aparat Penegak Hukum (APH)
yang dilaksanakan pada tahun 2015 antara lain:
1) Pendampingan Penggeledahan sehubungan dengan penyidikan kasus
TPK pada Proyek Pembangunan Stadion Utama Sepakbola (SUS)
Gedebage di Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung APBD TA
2009-2013.
2) Kegiatan Pemeriksaan Lapangan yang dilakukan Bareskrim Polri di
Surabaya terkait Dugaan TPK Pengadaan Uninteruptibe Power Supply
(UPS) APBD Provinsi DKI Jakarta TA 2014.
Penanganan kasus Aparat Penegak Hukum (APH) menggunakan SDM sebenyak
5.835 OH atau 84,64% dari rencana 6.894 OH. Realisasi penggunaan dana
sebesar Rp1.785.851.951,00 atau 87,26% dari anggaran sebesar
Rp2.046.573.000,00.
Hambatan dalam memenuhi permintaan penugasan adalah data dan informasi
yang disampaikan oleh Penyidik belum lengkap, sehingga belum dapat
ditindaklanjuti dengan penugasan.
c. Penanganan Kasus Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah /Korporasi(K/L/P/K)
Dalam rangka pengamanan keuangan negara/daerah, selain melaksanakan
penugasan pengawasan atas permintaan APH, Deputi Bidang Investigasi juga
melaksanakan penugasan pengawasan atas permintaan K/L/P/K yaitu Audit
Investigatif dan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan.
Jumlah permintaan dari K/L/P/K untuk melakukan audit investigatif dan
Evaluasi HKP sebanyak 68 penugasan. Permintaan tersebut telah
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
33
ditindaklanjuti dengan penugasan dan penerbitan laporan sebanyak 55 laporan
atau 80,88%.
Jumlah Laporan Audit Investigatif atas Permintaan Instansi Lain dan Laporan
Evaluasi HKP adalah sebagai berikut:
TABEL 3.5Laporan Hasil Audit Investigatif Atas Permintaan Instansi Lain
No. Uraian JumlahKasus
Jumlah Kerugian Keuangan Negara
Rp USD
1 Audit InvestigatifpermintaanInstansi Lain
19 101.221.905.110,01 -
Jumlah 19 101.221.905.110,01 -
TABEL 3.6Laporan Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan dan Koreksi Audit
No. Uraian JumlahLaporan
Koreksi AuditRp USD
1 Evaluasi HambatanKelancaranPembangunan
36 - -
Jumlah 36 - -
Audit Investigatif atas permintaan Instansi Lain yang dilaksanakan pada tahun
2015 antara lain:
1) Audit Investigatif atas Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor PD Irian
Bhakti Tahun 2012, dengan nilai temuan Rp476,71 juta.
2) Audit Investigatif atas Penyalahgunaan Dana Tambahan PPL pada
Bawaslu Provinsi Kalimantan Timur, dengan nilai temuan sebesar
Rp2,28 milyar.
3) Audit Investigatif atas Pelaksanaan Kegiatan Cetak Sawah oleh PT Sang
Hyang Seri (Persero) di Kabupatenupaten Ketapang Kalimantan Barat
Tahun 2012, dengan nilai temuan sebesar Rp21,93 milyar.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
34
Jumlah SDM dalam rangka membantu APH sebanyak 5.835 OH atau 84,64%
dari rencana 6.894 OH. Penanganan kasus K/L/P/K menggunakan SDM
sebanyak 848 OH atau 103,18% dari rencana 875 OH. Realisasi penggunaan
dana sebesar Rp169.674.390,00 atau 70,16% dari anggaran sebesar
Rp241.826.000,00.
Hambatan dalam memenuhi permintaan penugasan antara lain adalah data
dan informasi yang disampaikan oleh K/L/P/K belum lengkap dan perbuatan
melawan hukum/penyimpangan belum jelas sehingga belum dapat
ditindaklanjuti dengan penugasan.
3. Peningkatan Kualitas Tata Kelola Publik (Governance)
Adanya perubahan paradigma yang lebih mengedepankan pencegahan korupsi
dengan membangun suatu sistem yang mampu mencegah atau memudahkan
pendeteksian adanya kecurangan/penyimpangan, mendorong Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) khususnya Deputi Bidang Investigasi untuk
terus meningkatkan efektifitas pencegahan korupsi. Deputi Bidang Investigasi
berperan aktif membantu dan bekerja sama dengan K/L/P/K untuk meningkatkan
peran dan tugasnya dalam memberikan nilai tambah kualitas tata kelola dan
mendorong upaya pencegahan korupsi.
Dalam rangka peningkatan tata kelola, Deputi Bidang Investigasi melaksanakan
penugasan dalam rangka perbaikan pencegahan korupsi yang terdiri dari
penugasan Fraud Control Plan (FCP), Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK), dan
kajian pengawasan.
a. Fraud Control Plan (FCP)
Dalam mengelola organisasi, hal-hal yang diperlukan untuk mencegah korupsi
seperti tersebut di atas dikenal dengan Program Anti Korupsi atau Fraud
Control Plan (FCP). FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang secara
spesifik, teratur dan terukur oleh suatu organisasi, untuk mencegah,
menangkal dan memudahkan pendeteksian, jumlah serta frekuensi
kemungkinan terjadinya korupsi/kecurangan yang ditandai dengan eksistensi
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
35
dan implementasi beberapa atribut dalam kerangka upaya mencapai tujuan
organisasi secara keseluruhan.
Terkait dengan FCP, BPKP melaksanakan penugasan:
1) Sosialisasi FCP, adalah kegiatan penyebaran informasi FCP oleh tim
kerja FCP kepada organisasi atau pihak lain yang berkepentingan.
2) Diagnostic Assesment (DA) FCP, dilaksanakan setelah dilakukan
sosialisasi yang bertujuan untuk menentukan eksistensi dan
implementasi FCP yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan organisasi dalam mencegah dan mendeteksi fraud.
3) Bimbingan teknis FCP, meliputi transfer pengetahuan mengenai FCP
dan membantu penyusunan pedoman praktis FCP.
4) Evaluasi atas Implementasi FCP, bertujuan untuk menilai sejauh mana
organisasi telah mengembangkan dan mengimplementasikan FCP dan
apa hambatannya.
5) Monitoring dan Tindak Lanjut FCP, dilakukan terhadap setiap tahapan
FCP yang telah dilaksanakan oleh organisasi. Tujuannya adalah untuk
mengkaji apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana,
mengidentifikasi masalah yang muncul agar dapat diatasi, mengetahui
kaitan antara kegiatan implementasi FCP dengan tujuan untuk
memperoleh ukuran kemajuan.
Permintaan penugasan FCP pada tahun 2015 sebanyak 67 penugasan, realisasi
dan jumlah laporan sebanyak 48 laporan.
TABEL 3.7PENUGASANFRAUDCONTROL PLAN (FCP) TAHUN 2015
No. Kegiatan Permintaan Laporan
1. Sosialisasi 36 24
2. Diagnostic Assessment 12 7
3. Bimtek/Implementasi 16 13
4. Evaluasi 3 4
JUMLAH 67 48
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
36
Berdasarkan hasil Diagnostic Assessment (DA) dengan menggunakan
kuesioner, Program Evaluasi dan Fraud Risk Assessment dapat disimpulkan
bahwa:
1) Keberadaan dan Implementasi 10 atribut FCP belum memadai.
2) Terdapat resiko Fraud yang perlu dilakukan penanganan agar fraud
bisa dihindari.
3) Pimpinan berkomitmen untuk melakukan anti korupsi (zero
tolerance).
4) Whistle Blower System (WBS) harus disosialisasikan dan
diinternalisasikan kepada jajaran pegawai di lingkungan unit kerja
masing-masing instansi untuk meningkatkan kepedulian pegawai
terhadap Fraud di lingkungan kerjanya.
Sebanyak 17 Instansi telah mengimplementasikan FCP, yaitu:
1) RSUD Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten
2) Kantor Pertanahan Kota Balikpapan
3) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon
4) Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
5) RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti Kabupaten Kutai Kartanegara
6) Perpustakaan BPAD D. I. Yogyakarta
7) Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMP2T)
Kabupaten Siak
8) Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau
9) RSD Mardi Waluyo Kota Blita
10) Dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Minahasa Utara
11) Dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Minahasa Utara
12) RSU Kota Jantho Kab. Aceh Besar Tahun 2014
13) PT Semen Padang
14) PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunung Kidul
15) PT Askrindo (Persero)
16) RSUD Kalabahi Kabupaten Alor
17) RSUD Tgk Chik Ditiro Sigli Kabupaten Pidie
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
37
Kegiatan FCP menggunakan SDM sebenyak 705 OH atau 84,54% dari rencana
596 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar Rp159.332.140,00 atau 50,74%
dari anggaran sebesar Rp313.995.000,00.
Permintaan penugasan FCP belum seluruhnya dapat dipenuhi karena SDM
banyak digunakan untuk memenuhi penugasan permintaan APH. Bukti-bukti
terkait dengan perbuatan Tindak Pidana Korupsi (TPK) sulit diperoleh sehingga
penugasan audit investigatif dan audit dalam rangka penghitungan kerugian
keuangan negara memerlukan waktu yang lama.
b. Sosialisasi Anti Korupsi (SosPAK)
SosPAK bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan pemahaman dan
kepedulian masyarakat terhadap permasalahan korupsi. Pada tahun 2015
SosPAK dilaksanakan sebanyak 61 kali dengan kelompok sasaran (Focus Group)
Pelajar, Mahasiswa dan Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa. Realisasi focus
group yang mengikuti SosPAK tahun 2015 adalah sebagai berikut :
TABEL 3.8REALISASI FOCUS GROUP
No Focus Group JumlahKegiatan
JumlahPeserta(orang)
1. Pelajar 23 3.595
2. Mahasiswa 28 19.121
3. PengelolaPengadaan Barangdan Jasa
11 649
Jumlah 61 23.365
Selain ketiga focus group yang sudah ditetapkan tersebut, terdapat Perwakilan
BPKP yang melaksanakan sosialisai atas permintaan masyarakat dengan focus
group yang berbeda, yaitu focus group Dosen/Guru, Aparatur Desa dan
Kelompok Dharma Wanita, dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
38
TABEL 3.9REALISASI FOCUS GROUP TAMBAHAN
No Focus Group Jumlah Kegitan Jumlah Peserta(orang)
1. Dosen atau Guru 3 116
2. Aparatur Desa 3 370
3. Kelompok DharmaWanita
1 120
4. CPNS 1 79
Jumlah 8 685
Tingkat pemahaman dan kepedulian peserta sospak tahun 2015 terhadap
pemberantasan korupsi pada seluruh provinsi adalah sangat baik. Hal ini
ditunjukkan oleh rata-rata skor pemahaman sebesar 5,07 dan rata-rata skor
kepedulian sebesar 5,14 dari skala 6. Jika capaian tersebut dibandingkan
dengan rentang penilaian tertinggi, maka capaian rata-rata tingkat
pemahaman peserta SosPAK seluruh wilayah adalah 84,50% sedangkan
capaian tingkat kepedulian adalah 85,60%
Pemahaman didefinisikan sebagai tingkat kemampuan peserta dalam
menyerap materi sosialisasi yang diberikan oleh Perwakilan BPKP. Kepedulian
merupakan suatu sikap yang menunjukkan keprihatinan atau perhatian terus-
menerus (concern) terhadap suatu hal yang terlihat dalam sikap maupun
tindakan kongkrit untuk memberikan peranan atas objek yang menjadi
keprihatinan tersebut. Terkait dengan SosPAK ini, kepedulian didefinisikan
sebagai bentuk pernyataan sikap atau komitmen peserta sosialisasi untuk
berperan serta dalam memerangi dan mencegah korupsi akibat proses
sosialisasi perwakilan BPKP.
Alat/tools yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan
kepedulian adalah kuesioner. Jumlah kuesioner yang telah diisi oleh peserta
sospak tahun 2015 adalah sebanyak 7.095 kuesioner. Analisis atas capaian
kinerja diuraikan berdasarkan wilayah atau Perwakilan BPKP yang
melaksanakan SosPAK dan berdasarkan focus group dengan uraian sebagai
berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
39
1) Berdasarkan Wilayah
Secara umum, pemahaman dan kepedulian peserta sospak tahun
2015 terhadap pemberantasan korupsi pada seluruh provinsi adalah
sangat baik. Capaian rata-rata tingkat pemahaman peserta sospak
untuk seluruh wilayah adalah sebesar 84,50% sedangkan capaian
tingkat kepedulian adalah 85,60%.
2) Berdasarkan Focus Group
Capaian indikator pemahaman berada pada kisaran 3,27 hingga 5,19
dengan capaian rata-rata keseluruhan adalah 5,07 (sangat baik). Hal
ini menunjukkan bahwa pemahaman masing-masing focus group
setelah diadakannya sosialisasi tergolong baik. Sementara itu, capaian
indikator kepedulian berada pada kisaran 4,71 hingga 5,48, dengan
capaian rata-rata keseluruhan adalah 5,14 (sangat baik). Hal ini
menunjukkan bahwa, secara umum diperoleh gambaran bahwa
tingkat pemahaman mempunyai korelasi positif dengan tingkat
kepedulian yaitu semakin seorang memahami mengenai anti korupsi,
maka semakin peduli terhadap upaya pemberantasan korupsi.
Kegiatan SosPAK tingkat kedeputian menggunakan SDM sebenyak 90 OH atau
73,17% dari rencana 123 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar
Rp45.764.350,00 atau 37,29% dari anggaran sebesar Rp122.730.000,00.
c. Kajian Pengawasan
Kegiatan kajian pengawasan bertujuan untuk:
1) Mengurangi kesempatan kejadian korupsi dengan cara membuat
masukan/usulan penyempurnaan terhadap peraturan perundangan-
undangan yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya KKN
2) Memberikan masukan/usulan perbaikan program atau kegiatan
dengan melakukan kajian hasil pengawasan dan kajian atas
kasus/kejadian korupsi.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
40
Pada tahun 2015 target kajian pengawasan ditetapkan sebanyak 37 penugasan,
terealisasi sebanyak 26 penugasan. Realisasi penugasan kajian pengawasan
diantaranya:
1) Kajian atas Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BLUD RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau
2) Kajian Hasil Pengawasan/Pemetaan Korupsi selama tahun 2014 oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan.
3) Kajian atas Kenaikan Nilai Tukar Dollar (USD) terhadap Rupiah pada
Pekerjaan Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno –
Hatta
4) Kajian atas Penyelesaian Pembangunan 11 Pilar di Jampea-Jalan
Sulawesi Pada Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok.
Kegiatan kajian pengawasan menggunakan SDM sebenyak 135 OH atau 69,23%
dari rencana 195 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar Rp6.810.000,00 atau
34,41% dari anggaran sebesar Rp19.790.000,00.
Pengendalian Terhadap Penugasan Keinvestigasian
Selain melaksanakan penugasan dalam rangka pengamanan keuangan
negara/daerah, peningkatan tata kelola, dan peningkatan ruang fiskal, Deputi
Bidang Investigasi juga melakukan pengendalian yang memadai terhadap setiap
penugasan bidang investigasi. Pengendalian dimaksudkan agar laporan hasil
penugasan bidang investigasi dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
berkepentingan (stakeholdrers). Pengendalian tersebut dilakukan melalui kegiatan
penyamaan persepsi, koordinasi pengawasan, quality assurance, peer reviu atas
laporan penugasan bidang investigasi, dan pemantauan tindak lanjut. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk menjamin kualitas audit, mempercepat proses
penugasan, dan mencari jalan keluar atas permasalahan-permasalahan yang timbul
selama penugasan.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
41
Target dan realisasi penugasan tersebut pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
TABEL 3.11Target Dan Realisasi Dalam Rangka Pengendalian Terhadap Penugasan
Keinvestigasian
No. Uraian Penugasan
Target Realisasi
1 Penyamaan Persepsi 95 155
2 Koordinasi Pengawasan 137 134
3 Quality Assurance 89 107
4 Peer reviu atas laporanpenugasan investigasi
22 20
5 Pemantauan TindakLanjut
- 3
Jumlah 343 419
Rencana dan realisasi penggunaan SDM serta anggaran dan realisasi untuk kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut:
TABEL 3.12Target Dan Realisasi Penggunaan Sdm Serta Anggaran Dan Realisasi Penggunaan
DanaDalam Rangka Pengendalian Terhadap Penugasan Keinvestigasian
No. Uraian SDM (OH) Dana
Rencana Realisasi % Anggaran Realisasi %
1 PenyamaanPersepsi/KoordinasiPengawasan
2.104 1.563 74,29 801.531.000 499.378.356 62,26
2 Quality Assurance 2.194 1.853 84,46 1.265.088.000 1.064.976.042 84,18
3 Peer reviu ataslaporan penugasaninvestigasi
2.469 4.969 201,26 247.896.000 193.980.396 78,25
4 Pemantauan TindakLanjut
31 20 64,52 - - -
Jumlah 6.798 8.405 123,64 2.314.515.000 1.758.334.794 75,97
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
42
Kajian Pengawasan Penyaluran Bantuan Sosial
Adanya ekspektasi dari stakeholders agar BPKP mendorong pengelolaan pemerintah
yang baik dan bersih (good and clean governance) dan meningkatkan upaya
pemberantasan korupsi, Deputi Bidang Investigasi terus melakukan upaya
pemberantasan korupsi secara efisien dan efektif. Efisien karena dengan jumlah
anggaran yang terbatas mampu melaksanakan fungsi pengawasan sesuai target yang
ditetapkan. Sedangkan ukuran efektif dari meningkatnya jumlah dan kualitas kasus
korupsi yang berhasil diungkap. Pengawasan yang dilakukan diharapkan dapat
mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara negara.
Sebagai upaya pemberantasan korupsi dan dalam rangka mendukung agenda prioritas
Presiden dalam membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, Deputi Bidang Investigasi melakukan
kajian hasil pengawasan penyaluran Bantuan Sosial (Bansos). Bansos dimaksudkan
untuk membantu pihak-pihak yang layak memperolehnya berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku agar memperoleh kehidupan yang layak.
Tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasi
program/ kegiatan Bansos sudah diatur dalam Permendagri Nomor 32 tahun 2011 dan
Permendagri Nomor 39 tahun 2012.
Pada kenyataannya masih dijumpai permasalahan kegiatan Bansos bahkan terjadi
tindak pidana korupsi atas kegiatan tersebut. Sehubungan dengan banyaknya
permasalahan pada penyaluran Bansos, Deputi Bidang Investigasi memberikan
rekomendasi agar penyimpangan pada penyaluran Bansos tidak terulang atau
berkurang.
Berdasarkan data hasil pengawasan tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, jumlah
kejadian penyimpangan Bansos dan nilai kerugian keuangan negaranya adalah sebagai
berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
43
Tabel 3.13Nilai Kerugian Keuangan Negara Atas Penyimpangan Bansos
No Uraian Kejadian NIlai (Rp)
1 Bantuan Penghitungan Kerugian NegaraKejaksaan
35 94.402.359.486,76
2 Bantuan Penghitungan Kerugian NegaraKepolisian
46 42.819.833.224,19
3 Bantuan Penghitungan Kerugian Negara KPK 1 2.175.000.000,00
4 Bantuan Penghitungan Kerugian NegaraKemenerian/ Lain-lain
3 53.918.556.151,00
5 TPK Kejaksaan (Audit Investigatif) 15 22.901.139.075,92
6 TPK Kepolisian (Audit Investigatif) 10 41.667.366.119,00
Jumlah 110 257.884.254.056,87
Dari hasil kajian pengawasan ditemukan bahwa pelaksanaan kegiatan bansos telah
membuka celah adanya kolusi yang berujung korupsi. Hal ini disebabkan kurang adanya
transparansi, partisipasi, akuntabitas dalam tahapan kegiatan bansos.
1. Tahap Perencanaan
Tidak adanya informasi kepada publik tentang penetapan para pihak baik
orang dan lembaga yang ditetapkan sebagai penerima dana bansos. Selain itu
proposal tidak melalui dinas terkait dengan penerima dana bansos, maksudnya
jika penerima dana bansos adalah lembaga agama, maka seharusnya ada
rekomendasi atau verifikasi terlebih dahulu oleh pejabat yang berwenang.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada pencairan uang banyak kelemahan karena sistem pengendalian internal
tidak berfungsi atau berjalan sebagaimana seharusnya. Pencaiaran uang secara
langsung/ uang tunai, bukan melalui rekening bank penerima.
3. Pemanfaatan Dana Bansos
Tidak ada cek dan recek atas penggunaan dana bansos oleh satuan pengawas
internal. Pengawalan kegiatan tidak berjalan sebagaimana seharusnya, yaitu
dengan modus:
a. Penerima fiktif
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
44
b. Pemotongan dana bantuan
c. Tidak ada pertanggungjawaban pencairan uang.
4. Tahap Pelaporan
Pelaporan penggunaan dana bansos oleh pihak penerima tidak dianggap
penting sehingga tidak diketahui outputnya apalagi outcomenya. Hal ini karena
anggaran berbasis kinerja belum dipahami sebagai sesuatu yang penting.
5. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi pada setiap kegiatan oleh para pejabat tidak berjalan baik.
Kembali pada ketiadaan SOP dan pengarahan pada setiap kegiatan dan
program dalam hal ini bansos tidak dilakukan dengan niatan yang baik.
Berdasarkan hasil analisis atas penyebab terjadinya penyimpangan kegiatan/ program
Bansos maka rekomendasi guna perbaikan adalah:
1. Perlunya penerapan asas transparansi, partisipasi dan akuntabitas secara
sungguh-sungguh oleh para pihak yang terkait bansos.
2. Perlunya sosialisasi SOP/ketentuan peraturan perundang-undangan terkait
Bansos sehingga semua pihak paham dalam melaksanakan kegiatan sesuai
tupoksinya.
3. Peningkatan fungsi aparat pengawas internal pemerintah dalam hal ini
Inspektorat Kota/ Kabupaten.
4. Perlunya evaluasi secara terus menerus atas tahapan-tahapan kegiatan dan
pertanggungjawaban keuangan harus didukung dengan laporan kegiatan.
Rekomendasi tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
kegiatan/program Bansos. Kegiatan ini menggunakan SDM sebanyak 45 OH dan tidak
ada penggunaan dana.
C. Realisasi Keuangan
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatannya pada tahun 2015, Deputi Bidang
Investigasi memperoleh pendanaan dari DIPA sebesar Rp7.166.138.000,00 dan terealisir
sebesar Rp5.628.070.449,00 atau 78,54% dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
45
TABEL 3.14Realisasi Keuangan Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
No. Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
3670 Pembinaan Administrasi danPengelolaan Perlengkapan sertaPembayaran Gaji/Tunjangan
1.250.000.000 1.202.261.228
3679 Pengendalian/Pelaksanaan PengawasanIntern Akuntabilitas Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIPterkait Investigasi pada BUMN danBUMD
1 Audit Investigatif 268.462.000 232.998.838
2 Audit dalam rangka PKKN 325.694.000 259.264.727
3 Pemberian Keterangan Ahli 156.984.000 120.543.950
4 FCP 205.465.000 130.597.140
5 Quality Assurance 185.700.000 125.576.820
6 Peer Reviu Laporan PenugasanInvestigasi
195.480.000 153.961.796
7 Penelaahan Pengaduan Masyarakat 33.300.000 -
8 Koordinasi Pengawasan 275.236.000 239.630.843
9 Penyamaan Persepsi 247.757.000 137.928.560
Sub Jumlah 1.894.078.000 1.400.502.674
3680 Pengendalian/Pelaksanaan PengawasanIntern Akuntabilitas Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIPterkait HKP
1 Evaluasi HKP 241.826.000 169.674.390
2 Audit Penyesuaian Harga 326.152.000 208.527.588
3 Audit Klaim 488.857.000 289.483.165
4 Kajian Pengawasan 19.790.000 6.810.000
5 Quality Assurance 633.987.000 571.367.145
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
46
6 Penyamaan Persepsi 152.040.000 81.939.100
Sub Jumlah 1.862.652.000 1.327.801.388
3681 Pengendalian/Pelaksanaan PengawasanIntern Akuntabilitas Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIPterkait Investigasi padaKementerian/Lembaga
1 Audit Investigatif 73.134.000 71.432.500
2 Audit dalam rangka PKKN 707.515.000 687.340.340
3 Pemberian Keterangan Ahli 192.280.000 176.939.736
4 FCP 108.530.000 28.735.000
5 Komputer Forensik 322.504.000 237.331.860
6 Quality Assurance 445.401.000 368.032.077
7 Peer Reviu Laporan PenugasanInvestigasi
52.416.00 40.018.600
8 Penelaahan Pengaduan Masyarakat 8.400.000 2.400.000
9 SosPAK 122.730.000 45.764.350
10 Penyamaan Persepsi 126.498.000 39.510.696
Sub Jumlah 2.159.408.000 114.010.046
Jumlah 7.166.138.000 5.628.070.449
D. Lain-Lain
Selain melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang telah
ditetapkan, Deputi Bidang Investigasi juga melaksanakan kegiatan berikut:
1. Penandatanganan Pakta Integritas
Pada tanggal 20 Januari 2015, seluruh pegawai di lingkungan Deputi Bidang
Investigasi menandatangani Pakta Integritas.
Pada acara tersebut, Deputi Bidang Investigasi, Iswan Elmi menegaskan bahwa
Penandatanganan Pakta Integritas ini bukanlah formalitas belaka, namun bentuk
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
47
janji dan komitmen bersama untuk menjunjung tinggi integritas dan jiwa anti
korupsi.
GAMBAR 3.1PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS
2. Rapat Kerja
Rapat Kerja Deputi Bidang Investigasi dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2015 di
Aula Timur BPKP Pusat dengan mengambil tema “Peningkatan Kapabilitas SDM
Bidang Investigasi dalam Rangka Menyongsong BPKP Baru”. Rapat Kerja dibuka
oleh Kepala BPKP dan diikuti oleh Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, para
Direktur dan Kepala Sub Direktorat di lingkungan Deputi Bidang Investigasi, para
Pejabat Fungsional Auditor, serta para Pejabat Fungsional Umum di lingkungan
Deputi Bidang Investigasi.
Materi yang disampaikan adalah Bisnis Proses Penugasan Bidang Keinvestigasian,
draft Struktur Organisasi dan Tata Kerja Deputi (SOTK) Deputi Investigasi yang baru,
Aplikasi Current Issue (ACI), draft Revisi Pedoman Pelaksanaan Audit dalam rangka
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), Bisnis Proses Penugasan Bidang
Keinvestigasian II (Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan, Audit
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
48
Penyesuaian Harga, dan Audit Klaim), Standar Kompetensi Auditor Investigasi,
Rencana Strategis 2015-2019 dan Rencana Kerja 2016.
GAMBAR 3.2RAPAT KERJA DEPUTI BIDANG INVESTIGASI
3. Forum Investigasi
Forum Investigasi dengan tema ”Peningkatan Sinergitas dan Kapabilitas Auditor
Investigatif BPKP dalam Rangka Implementasi Kebijakan Percepatan Proyek Strategi
Nasional” dilaksanakan selama tiga hari tanggal 21 September 2015 s.d 23
September 2015 bertempat di Aula Perwakilan BPKP DIY. Peserta terdiri dari 15
Kepala Perwakilan BPKP, Kabid/ Korwas Bidang Investigasi didampingi pengendali
teknis dari seluruh perwakilan dengan total peserta 121 orang. Acara dibuka oleh
Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, Iswan Elmi. Hadir pula dalam acara
pembukaan Kepala Biro Hukum dan Humas, dan para Direktur di lingkungan Deputi
Bidang Investigasi.
Maksud dan tujuan penyelenggaraan Forum Keinvestigasian Tahun 2015, adalah
sebagai berikut:
a. Penyamaan persepsi atas arah dan kebijakan BPKP dengan terbitnya Peraturan
Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP dan penugasan pemerintah.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
49
b. Penyampaian Draf Penyempurnaan Pedoman Penugasan Bidang Investigasi
dikaitkan dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014.
c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap pelaksanaan kegiatan
di bidang keinvestigasian, sebagaimana telah diatur dalam Pedoman
Penugasan Bidang Investigasi dan Petunjuk Teknis, sehingga dapat mengurangi
risiko yang mungkin timbul dari penugasan keinvestigasian.
d. Untuk memantapan strategis penugasan bidang keinvestigasian dalam rangka
proposionalitas beban kerja antar Direktorat dilngkungan deputi bidang
investigasi dan efisiensi serta intensitas pengembangan kompetensi SDM
auditor bidang investigasi.
e. Terbitnya atau tersusunnya draft Memorandum of Understanding (MoU)
antara BPKP, APIP lainnya dan Aparat Penegak Hukum dalam rangka
implementasi kebijakan percepatan proyek strategis nasional termasuk
prosedur pelaksanaannya.
Materi yang dibahas meliputi:
a. Evaluasi atas Kinerja Bidang Investigasi, Target Penugasan Bidang Investigasi
dan Refocusing.
b. Usulan Struktur Organisasi Deputi Bidang Investigasi.
c. Standar Kompetensi Deputi Bidang Investigasi.
d. Masukan Biro Hukum dalam rangka Penyempurnaan PPBI.
e. Bisnis Proses Deputi Investigasi, Audit Investigasi – PKKN.
f. Pola Sinergitas BPKP, APIP Lainnya dan Aparat Penegak Hukum (APH).
g. Audit Penyesuaian Harga, Audit Klaim dan Evaluasi Hambatan Kelancaran
Pembangunan.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
50
GAMBAR 3.3ARAHAN DARI DEPUTI KEPALA BPKP BIDANG INVESTIGASI DALAM FORUM INVESTIGASI
GAMBAR 3.4PESERTA FORUM INVESTIGASI
4. Workshop
Dalam rangka meningkatkan kompetansi auditor investigasi, pada tahun 2015
Deputi Bidang Investigasi melaksanakan workshop berikut:
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
51
a. Workshop Matrikulasi Hukum
Workshop Matrikulasi Hukum diselenggarakan untuk memberikan pemahaman
tentang hukum yang tidak dapat dipisahkan dari penugasan bidang investigasi.
Setelah mengikuti workshop, peserta diharapkan dapat mengidentifikasikan
unsur-unsur penyimpangan yang terkait pidana dan TPK, perdata dan
penyimpangan lain dalam kasus-kasus yang dihadapi dalam penugasan di
bidang investigasi.
Workshop Matrikulasi Hukum dilaksanakan 4 (empat) tahap sebagai berikut:
1) Tahap I diselenggarakan tanggal 26 s.d. 30 Oktober 2015 diikuti oleh
37 peserta yang terdiri dari pejabat struktural eselon III dan PFA di
lingkungan Deputi Bidang Investigasi.
2) Tahap II diselenggarakan tanggal 2 s.d. 6 November 2015, diikuti oleh
38 peserta yang terdiri dari pejabat struktural eselon III dan PFA di
lingkungan Deputi Bidang Investigasi.
3) Tahap III dan IV dilaksanakan secara simultan, diikuti oleh 66 orang
peserta yang terdiri dari PFA dan pejabat struktural eselon III dari
seluruh perwakilan BPKP serta PFA dan pejabat struktural eselon III di
lingkungan Deputi Bidang Investigasi.
Materi yang disampaikan dalam Workshop Matrikulasi Hukum meliputi:
1) Pengantar Hukum.
2) Pengantar Hukum Administrasi Negara.
3) Hukum Administrasi Negara.
4) Hukum Perdata.
5) Pengantar Hukum Pidana.
6) Hukum Pidana.
7) Pengantar Tindak Pidana Korupsi.
8) Tindak Pidana Korupsi.
9) Peraturan Perundang-undangan.
10) Hukum Pembuktian Pidana.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
52
GAMBAR 3.5ARAHAN DEPUTI KEPALA BPKP DALAM PEMBUKAAN WORKSHOP
MATRIKULASI HUKUM
b. Workshop Komputer Forensik
Workshop Komputer Forensik dilaksanakan di Perwakilan BPKP Provinsi Jambi
tanggal 8 s.d 9 April 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Bali tanggal 19 s.d 20
Oktober 2015. Pengetahuan tentang komputer forensik dan audit e-
Procurement diharapkan dapat diimplementasikan dalam melaksanakan tugas-
tugas pengawasan.
Materi yang disampaikan pada workshop komputer forensik meliputi:
1) Latar belakang forensik komputer dan penjelasan tentang Petunjuk
Teknis Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik.
2) Pengenalan forensik komputer.
3) Audit atas pengadaan barang/jasa secara elektronik.
4) Persiapan praktek forensik komputer (instalasi program).
5) Praktek forensik komputer.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
53
GAMBAR 3.6WORKSHOP KOMPUTER FORENSIK
c. Workshop Keinvestigasian
Workshop keinvestigasian dilaksanakan di Perwakilan BPKP Provinsi Lampung
tanggal 14 s.d 16 April 2015, Perwakilan BPKP Sumatera Barat tanggal 10 s.d 14
Agustus 2015, Perwakilan BPKP Sulawesi Tengah tanggal 4 s.d 7 Agustus 2015,
dan Perwakilan BPKP Provinsi Aceh tanggal 12 s.d 13 Oktober 2015.
Materi yang disampaikan pada workshop keinvestigasian meliputi Pencegahan
serta Penanganan Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, Audit Investigatif,
Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara, Pemberian Keterangan Ahli
dan E-Procurement.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
54
GAMBAR 3.7WORKSHOP KEINVESTIGASIAN
d. Workshop on the Interpretation of Contract Provision for Price Adjustment
EINRIP
Workshop ini diselenggarakan pada tanggal 28 April 2015. Peserta workshop
berasal dari Deputi Bidang Investigasi, 9 Perwakilan BPKP, dan Direkorat
Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Tujuan diselenggarakannya workshop ini adalah:
1) Memberikan gambaran tentang The Eastern Indonesia National Road
Improvement Project (EINRIP).
2) Memahami tentang ketentuan Fédération Internationale Des Ingénieurs-
Conseils (FIDIC).
3) Memberikan penyamaan interpretasi ketentuan tentang Penyesuaian
Harga dalam FIDIC.
Materi Workshop meliputi:
1) Pengantar Umum Tentang EINRIP.
2) Administrasi kontrak FIDIC.
3) Klausul kontrak pasal 13.8 tentang Penyesuaian Harga.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
55
GAMBAR 3.8WORKSHOP ON THE INTERPRETATION OF CONTRACT PROVISION FOR PRICE
ADJUSTMENT EINRIP
5. Kegiatan Deputi Bidang Investigasi
a. Pelatihan Bersama Peningkatan Kapasitas Penegak Hukum dalam
Penanganan Tindak Pidana Korupsi
Pelatihan dilaksanakan tanggal 19 s.d 23 Oktober 2015 bertempat di Aula
Hotel Sanur Paradise Plaza. Pelatihan diikuti oleh 180 orang diantaranya:
46 orang dari Kejaksaan Bali, 34 orang Jaksa dari NTB, 42 orang Penyidik
dari Kepolisian Bali, 38 orang Penyidik dari Kepolisian NTB, 5 orang Auditor
dari Perwakilan BPK-RI Provinsi Bali, 5 orang Auditor dari Perwakilan BPK-
RI Provinsi Nusa Tenggara Barat, 5 orang Auditor Perwakilan BPKP Provinsi
Bali dan 5 orang Auditor dari Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
b. National Anti Fraud Conference 2015 di Hotel Discovery Kuta Bali
Konferensi dilaksanakan tanggal 21 s.d 22 Oktober 2015 diselenggarakan
oleh ACFE bekerjasama dengan berbagai BUMN dan BPKP.
Peserta terdiri dari berbagai instansi, kementerian, BPK, BPKP, Inspektorat
dan BUMN dengan jumlah peserta sebanyak 200 orang lebih.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
56
GAMBAR 3.9NATIONAL ANTI FRAUD CONFERENCE 2015
c. Pembinaan ke Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 17
Februari 2015.
d. Narasumber Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Strategi
Komunikasi Publik BPKP Tahun 2015" pada hari Jumat tanggal 20 Februari
2015.
e. Menghadiri Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Sektor Kelautan di
Medan tanggal 24 Maret 2015.
f. Tanggal 10 Juni 2015 memberikan arahan terkait dengan keluarnya
Perpres 192 Tahun 2014 di Perwakilan BPKP Provinsi Riau.
g. Pada tanggal 2 November 2015 menyelenggarakan Bimbingan Teknis
Keinvestigasian Bagi Auditor APIP di Bandung.
Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015
57
Laporan Kinerja merupakan media pertanggungjawaban Deputi Bidang Investigasi
dalam melaksanakan program dan kegiatan yang telah dilakukan. Berdasarkan visi, misi,
tujuan, sasaran yang telah dirumuskan dan strategi atau cara-cara untuk pencapaiannya
serta penetapan indikator kinerja sebagai media pengukuran kinerja yang jelas dan
tepat, maka dapat ditetapkan tingkat pencapaian kinerja untuk suatu periode tertentu.
Pada tahun 2015 realisasi outcome sebesar 83,17% atau mencapai 166,34% dari target
sebesar 40%. Realisasi output sebesar 477 laporan atau mencapai 147,68% dari target
323 laporan. Dana yang digunakan oleh Deputi Bidang Investigasi melaksanakan seluruh
kegiatannya adalah sebesar Rp5.628.070.449,00 atau 78.54% dari anggaran sebesar
Rp7.166.138.000,00. Program dan kegiatan yang dilakukan oleh Deputi Bidang
Investigasi tahun 2015 terfokus pada pengamanan keuangan negara/daerah,
peningkatan tata kelola (Governance System), dan peningkatan ruang fiskal.
Target kinerja outcome maupun output yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja
Tahun 2015 secara keseluruhan dapat disimpulkan tercapai. Pembinaan dan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai aset utama dalam mencapai
keberhasilan untuk mewujudkan visi, dan misi terus ditingkatkan baik intensitas
maupun kualitasnya. Diharapkan dalam masa yang akan datang ada perbaikan dan
penambahan sarana pendukung kerja mengingat sarana yang dimiliki saat ini belum
cukup memadai dalam jumlahnya.
Akhirnya, tanpa mengabaikan berbagai kendala dan keterbatasan yang ada, Deputi
Bidang Investigasi bertekad untuk terus meningkatkan kinerja sebagai perwujudan dari
pertanggungjawaban amanah yang diemban.
BAB IVPENUTUP
Lampiran 1
Pagu Realisasi % Target Realisasi %
2 3 4 5 6=5/4 7 8 9=8/7 10 11 12=11/10
1 Perbaikan pengelolaanprogram PrioritasNasional danPengelolaan KeuanganNegara BidangPengawasanKeinvestigasian
Penyerahan Hasil PengawasanKeinvestigasian kepada AparatPenegak Hukum, Kementerian,Lembaga, Korporasi
% 50 83,17 166,34 3.417.403.000 2.612.869.234 76,46 9.742 9.301 95,47
1
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMADEPUTI BIDANG INVESTIGASI
Indikator Kinerja Utama Satuan Target
TAHUN 2015
SDM (OH)Dana (Rp)Realisasi Capaian Kinerja
(%)Sasaran Program
Lampiran 2
Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Realisasidibanding
TargetProgram
2 3 4 5 6=5/3 71 Perbaikan pengelolaan
program Prioritas Nasionaldan Pengelolaan KeuanganNegara Bidang PengawasanKeinvestigasian
Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasiankepada Aparat Penegak Hukum, Kementerian,Lembaga, Korporasi
% 50 83,17 166,34 Pengawasan InternAkuntabilitasPengelolaanKeuangan Negaradan PembinaanPenyelenggaraanSPIP pada DeputiBidang Investigasi
Sasaran Strategis/ Program
TARGET DAN REALISASI IKUDEPUTI BIDANG INVESTIGASI
TAHUN 2015
1
Lampiran 3
Pagu Realisasi % Target Realisasi %3 3 5 6=5/3 7 8 9=8/7 10 11 12=11/10 13
Sasaran Kegiatan
RekomendasiHasilPengawasan
Rekomendasi 160 303 189,38 2.159.408.000 1.697.505.159 78,61 7.602 10.772 141,70
1 RekomendasiKeinvestigasian
Rekomendasi 103 189 183,50 1.801.650.000 1.583.495.113 87,89 6.193 9.573 154,58
2 RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi
Rekomendasi 57 114 200,00 357.758.000 114.010.046 31,87 1.409 1.199 85,10
RekomendasiHasilPengawasan
Rekomendasi 84 86 102,38 3.144.078.000 2.602.763.902 82,78 8.121 6.861 84,48
1 RekomendasiKeinvestigasian
Rekomendasi 56 60 107,14 2.415.620.000 2.094.607.359 86,71 7.055 6.039 85,60
2 RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi
Rekomendasi 28 26 92,86 728.458.000 508.156.543 69,76 1.066 822 77,11
RekomendasiHasilPengawasan
Rekomendasi 79 105 132,91 1.862.652.000 1.327.801.388 71,29 4.142 3.879 93,65
1 RekomendasiKeinvestigasian
Rekomendasi 66 84 127,27 1.690.822.000 1.239.052.288 73,28 3.599 3.407 94,67
2 RekomendasiPerbaikanPencegahanKorupsi
Rekomendasi 13 21 161,54 171.830.000 88.749.100 51,65 543 472 86,92
7.166.138.000 5.628.070.449 78,54 19.865 21.512 108,29
CAPAIAN KINERJA OUTPUTDEPUTI BIDANG INVESTIGASI
TAHUN 2015
Sasaran Strategis Indikator KinerjaOutput Satuan Target Realisasi % Dana (Rp)
Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiHKP
JUMLAH
SDM (OH) Program
1 2PengawasanInternAkuntabilitasKeuanganNegara danPembinaanPenyelenggaraan SistemPengendalian InternPemerintah
1 Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiInstansi Pemerintah
2 Tersedianya informasihasil pengawasan dalammencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistempengendalian internpengelolaan keuangannegara dan peningkatankapabilitas APIP padaDirektorat InvestigasiBUMN dan BUMD
3