Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik...

57
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

Transcript of Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik...

Page 1: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

2015

DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BANTUL TAHUN 2016

Page 2: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah media akuntabilitas yang

dapat dipergunakan oleh suatu organisasi atau instansi pemerintah untuk melaksanakan kewajiban dan menjawab kepada pihak-pihak yang memerlukan.

Media akuntabilitas yang dibuat secara periodik memuat informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang memberi amanah atau pihak yang memberikan delegasi wewenang. Melalui media ini diharapkan secara formal dapat dilakukan pertanggungjawaban dan bahan untuk menjawab berbagai permasalahan yang diminta oleh pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini didesain secara komprehensif, dan dimaksudkan untuk : (1) menyampaikan informasi tentang aktivitas di masa lalu dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas.

Sehubungan dengan adanya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul membuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 yang didalamnya memuat penilaian kinerja atas sasaran-sasaran dinas dengan sumber dana dari APBD Kabupaten tahun 2015. Penyusunan laporan kinerja ini berdasarkan pada Review RPJMD Kabupaten Bantul 2011-2015 dan Review Renstra Dipertahut 2011-2015.

Mengingat keterbatasan yang ada dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini, mungkin masih dijumpai adanya kesalahan penafsiran dan penghitungan, sehingga masih terbuka untuk dikoreksi dan diperbaiki. Semoga bermanfaat.

Bantul, Februari 2016 Kepala Dinas

Partogi Dame Pakpahan, BE, SE, M.Si Pembina Utama Muda /IV.c

NIP. 19560308 198603 1007

Page 3: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sehubungan dengan adanya Peraturan Presiden Republik Indoneisa

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul membuat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 yang didalamnya memuat penilaian kinerja atas sasaran-sasaran dinas dengan sumber dana dari APBD Kabupaten tahun 2015. Penyusunan laporan kinerja ini berdasarkan pada Review RPJMD Kabupaten Bantul 2011-2015 dan Review Renstra Dipertahut 2011-2015.

Menurut hasil Pengukuran Kinerja dari tiga sasaran strategis dan empat Indikator Kinerja Utama (IKU) diperoleh hasil tiga Indikator Kinerja Utama masuk kategori tinggi dan satu indikator Kinerja Utama masuk kategori sangat tinggi. Sasaran tersebut dicapai dengan anggaran APBD Perubahan Kabupaten Bantul sebesar Rp 32.328.670.025,- melalui 12 program yang terdiri dari 57 kegiatan serta dukungan dana dari APBD Propinsi dan APBN.

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi petugas di lingkungan dinas dalam melaksanakan clean government dan good governance. Disamping itu diharapkan laporan ini dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk pengambilan keputusan perumusan kebijakan pembangunan pertanian dan kehutanan di masa mendatang.

Bantul, Februari 2016

Kepala Dinas

Partogi Dame Pakpahan, BE, SE, M.Si Pembina Utama Muda /IV.c

NIP. 19560308 198603 1007

Page 4: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...…………………………………………………………

RINGKASAN EKSEKUTIF …………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................

i

ii

iii

iv

vi

BAB I.

BAB II.

BAB III

BAB IV

PENDAHULUAN ……………………………………………………...

1.1. Latar Belakang ......................................................................

1.2. Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi ..................................

1.3. Isu Strategis ...........................................................................

1.4. Sistematika Penulisan Laporan Kinerja .................................

PERENCANAAN KINERJA ................................………….....……

2.1. Rencana Strategis ………………………………………………..

2.2. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 .......................................

2.3. Program untuk Pencapaian Sasaran ......................................

AKUNTABILITAS KINERJA …………………………………………

3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 ......................

3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ..................................

3.3. Akuntabilitas Anggaran .....………………………....................

PENUTUP ……………………………………………………………..

Lampiran Prestasi dan Penghargaan ...........................................

1

1

2

4

4

6

6

9

11

12

13

14

46

48

50

Page 5: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

iv

DAFTAR TABEL

2.1. IKU Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul .................................

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 ...............................................................

2.3. Program Kegiatan Tahun 2015 ..............................................................

3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja .................................................................

3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 .......................................

3.3. Capaian Sasaran I Tahun 2015 .............................................................

3.4. Data Produksi Padi, Palawija Tahun 2014 – 2015 .................................

3.5. Data Produksi Hortikultura Tahun 2014 – 2015 .....................................

3.6. Data Produksi Perkebunan Tahun 2014 – 2015 ....................................

3.7. Produksi Benih Padi Berlabel Bantul Tahun 2014 – 2015 .....................

3.8. Daftar Kelompok Penangkar Benih Padi Tahun 2015 ...........................

3.9. Kelompok Penerima Pelatihan Pupuk Organik .....................................

3.10. Kelompok Penerima Pelatihan GAP Tembakau .................................

3.11. Kelompok Pelatihan Pengolahan dan Pemasaran Tembakau ............

3.12. Capaian Indikator Sasaran I ................................................................

3.13. Populasi Ternak Kabupaten Bantul Tahun 2014 – 2015 ....................

3.14. Produksi Hasil Ternak Tahun 2014 – 2015 .........................................

3.15. Data Pendataan Ternak KK Miskin 2015 ............................................

3.16. Data Penggunaan Straw Tahun 2014 – 2015 ....................................

3.17. Data Kelahiran Inseminasi Buatan Tahun 2014 – 2015 .....................

3.18. Kejadian Penyakit Avian Influenza Tahun 2014 – 2015 ......................

3.19. Capaian Indikator Sasaran II ..............................................................

3.20. Kelompok Kegiatan Pendampingan PLKSDA-BM .............................

3.21. Luas Lahan Kritis Kabupaten Bantul Tahun 2014 – 2015 ...................

3.22. Capaian Indikator Sasaran III ..............................................................

3.23. Rincian Jumlah Luas Hutan Rakyat Budidaya .....................................

3.24. Kategori Lomba Penghijauan & Konservasi Alam Wana Lestari .........

3.25. Luas Hutan Rakyat Tahun 2014 – 2015 ..............................................

9

10

11

13

13

14

15

17

19

26

26

27

29

30

32

32

33

35

35

35

37

40

41

41

42

42

43

43

Page 6: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

v

3.26. Usaha Budidaya Lebah Madu Tahun 2014 – 2015 .............................

3.27. Penanaman Lahan di Bawah Tegakan Tahun 2014 – 2015 ...............

3.28. Produksi Tanaman Kehutanan ............................................................

3.29. Anggaran dan Realisasi per Sasaran Tahun 2015 ..............................

3.30. Prestasi dan Penghargaan Tahun 2015 ..............................................

44

45

45

47

50

Page 7: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

vi

DAFTAR GAMBAR

1.1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul .........

3

Page 8: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Pendahuluan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai tuntutan keadaan, setiap organisasi publik saat ini

diharapkan lebih terbuka dan dapat memberikan suatu transparansi dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya. Oleh karena itu, organisasi publik

diharapkan dapat membuat suatu Rencana Strategis (Strategic Plan),

serta Laporan pertanggung jawaban Kinerja (Performence Accountability

Report) organisasi yang dapat mencerminkan transparansi dan

akuntabilitas organisasi. Rencana strategis merupakan rencana umum

lima tahunan yang diuraikan lebih lanjut kedalam rencana tahunan agar

program dan kegiatan lebih terfokus. Dengan adanya rencana kinerja

yang tersusun dengan baik diharapkan kinerja organisasi dapat semakin

baik dan lebih terfokus.

Laporan Kinerja (Performence Report) tahun 2015, merupakan

uraian lebih lanjut secara periodik dan rencana strategis untuk mengukur

pencapaian target kinerja yang sudah ditetapkan dalam dokumen

penetapan kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja ini dilakukan

dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja setiap

indikator dalam pencapaian sasaran instansi. Laporan Kinerja merupakan

dokumen laporan tahunan yang berisi pertanggung-jawaban kinerja suatu

instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Maksud disusunnya Laporan Kinerja Tahun 2015 adalah sebagai

bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul selama kurun waktu 1 (satu)

tahun dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan

Laporan Kinerja juga menjadi alat kendali untuk mendorong peningkatan

kinerja setiap unit organisasi.

Tujuan penyusunan Laporan Kinerja sebagai salah satu alat untuk

mendapatkan masukan stakeholders demi perbaikan kinerja Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul melakukan identifikasi

Page 9: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Pendahuluan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

2

keberhasilan, permasalahan dan solusi yang menjadi sumber untuk

perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang

akan datang. Dengan pendekatan ini, Laporan Kinerja sebagai proses

evaluasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perbaikan yang

berkelanjutan di pemerintah untuk meningkatkan kinerja pemerintahan

melalui perbaikan pelayanan publik

1.2. Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi

Pembentukan Dinas Pertanian dan Kehutanan tertuang dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2009 Tanggal 17

September 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 16

Tahun 2007 Tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah

di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Pertanian dan

Kehutanan membawahi :

1. Sekretariat

2. Bidang Tanaman Pangan

3. Bidang Sarana dan Prasarana Agribisnis

4. Bidang Perkebunan dan Hortikultura

5. Bidang Kehutanan

6. Bidang Pengembangan Peternakan

7. Bidang Kesehatan Hewan

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul memiliki 4 Unit

Pelaksana Teknis (UPT) meliputi :

1. UPT Balai Benih Pertanian

2. UPT Pengolahan Pupuk Organik

3. UPT Rumah Potong Hewan

4. UPT Pusat Kesehatan Hewan

Page 10: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Pendahuluan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

3

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Tugas utama dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul adalah untuk melaksanakan urusan rumah tangga pemerintahan

daerah dan tugas pembantuan di bidang pertanian dan kehutanan. Untuk

melaksanakan tugas tersebut maka Dinas Pertanian dan Kehutanan

mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang pertanian dan kehutanan

meliputi subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

peternakan, kesehatan hewan dan kehutanan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan di

bidang pertanian dan kehutanan meliputi subsektor tanaman pangan,

hortikultura, perkebunan, peternakan, kesehatan hewan dan

kehutanan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pertanian dan kehutanan

meliputi subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

peternakan, kesehatan hewan dan kehutanan berdasarkan

kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati;

Page 11: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Pendahuluan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

4

d. Melaksanakan kesekretarariatan dinas; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupatu sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

1.3. Isu Strategis

Isu strategis yang menjadi perhatian dalam pembangunan

pertanian dan kehutanan di Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian alih fungsi lahan

2. Orientasi pencapaian target produksi belum selalu identik dengan

penambahan pendapatan petani, sehingga perlu diangkat skenario

baru keberpihakan Pemerintah kepada petani, melalui ‘Subsidi Harga

Produk”, bukan sekedar subsidi input

3. Keberadaan dan posisi peternak masih selalu diombang ambingkan

oleh harga pakan

4. Animo penggunaan pupuk organik masih rendah, perlu peningkatan

Organic farming: menuju sustainable agriculture, untuk memenuhi

kebutuhan petani sendiri maupun tata niaga

5. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk

pembangunan bidang pertanian dan kehutanan yang sesuai dengan

rencana tata ruang Kabupaten Bantul harus dilakukan secara sinergis

dan terencana dengan stakeholder terkait

6. Pembangunan bidang pertanian dan kehutanan merupakan upaya

nyata untuk mengantisipasi kerusakan lingkungan di Kabupaten

Bantul, sehingga pembangunan sektor pertanian harus dilaksanakan

secara berkesinambungan dengan memperhatikan kelestarian

lingkungan.

1.4. Sistematika Penulisan Laporan Kinerja

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Memuat secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan,

struktur organisasi, tugas dan fungsi, isu strategis yang

Page 12: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Pendahuluan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

5

dihadapi pebangunan pertanian dan kehutanan serta

sistematika penyajian

Bab II : Perencanaan Kinerja (IKU)

Memuat Rencana Strategis, Visi. Misi, Tujuan, Sasaran

Strategis dan Indikator Kinerja Utama, Perjanjian Kinerja

(PK) Tahun 2015, dan Program untuk pencapaian sasaran.

Bab III : Akuntabilitas Kinerja

Berisi penjelasan singkat tentang capaian indikator kinerja

utama tahun 2015, evaluasi dan analisis capaian kinerja per

sasaran melalui program dan kegiatan yang dilaksanakan,

serta akuntabilitas anggaran

Bab IV : Penutup

Menguraikan ringkasan dan kesimpulan pencapaian kinerja

dan pemanfaatannya sebagai umpan balik dalam

perencanaan pembangunan daerah.

Page 13: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

6

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1. RENCANA STRATEGIS

Sesuai tugas pokok dan fungsinya Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bantul telah mempunyai rencana strategis yang berorientasi pada

hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu Lima (5) tahun yaitu untuk tahun

2011-2015 dengan selalu memperhitungkan perubahan lingkungan Renstra

Dinas Kabupaten Bantul yang mencakup Visi, Misi, tujuan, sasaran serta

cara mencapai tujuan dan sasaran akan diuraikan dalam bagian ini.

2.1.1. Visi

Sebagaimana telah dirumuskan dan disepakati bersama dengan

melibatkan seluruh eksponen pegawai di lingkungan Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Bantul, maka Visi Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bantul adalah:

Visi Dinas Pertanian dan Kehutanan selaras dengan Visi Kabupaten

Bantul “Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis dan Agamis”.

Perkembangan situasi nasional yang dipacu oleh revolusi transformasi global

menuntut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul untuk

melakukan pengembangan / pembaharuan program / kegiatan sesuai dengan

fungsi dan tugas pokok sehingga dapat beroperasi secara lebih efektif,

efisiensi dan ekonomis serta memiliki akuntabilitas.

Perkembangan inilah yang membawa Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bantul harus menjadi suatu institusi yang akuntabel, kredibel,

responsibel yang berupaya menempatkan posisi dirinya sebagai pelayan

publik /masyarakat.

“ TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN PETANI”

Page 14: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

7

2.1.2. Misi

Dari visi yang telah ditetapkan dapat dirumuskan misi yang diemban

oleh Kantor / Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul sebagai

berikut :

Tiga misi ini merupakan tekad / keinginan Dinas Pertanian dan

Kehutanan dalam mewujudkan ketahanan pangan, kelestarian alam dan

lingkungan, pelayanan dan bimbingan kepada masyarakat.

Sesuai dengan perkembangan dan perubahan waktu, peranan Dinas

Pertanian dan Kehutanan tidak saja hanya melakukan tugas pokok dan

fungsinya akan tetapi juga memfasilitasi terciptanya keamanan dan

ketentraman pada masyarakat.

2.1.3. Tujuan

Tujuan merupakan implementasi penjabaran dari misi dan merupakan

sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu lima tahun ke

depan atau lebih. Adapun tujuan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul adalah :

1. Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas pertanian serta

pengembangan agropolitan

2. Tersedianya lahan pertanian pangan secara berkelanjutan

3. Meningkatkan kualitas lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam

yang berkesinambungan

1. Meningkatkan intensifikasi, ekstensifikasi, dan

diversifikasi pertanian (tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, peternakan dan kehutanan)

2. Mengupayakan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan

3. Meningkatkan dan melestarikan daya dukung lingkungan

Page 15: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

8

2.1.4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utam a

Sasaran atau objektivitas organisasi merupakan bagian yang integrasi

dalam proses perencanaan strategis organisasi harus disusun konsisten

dengan perumusan visi, misi dan tujuan organisasi.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan

dicapai secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran, atau bulanan

Adapun sasaran strategis Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul beserta indikatornya yang tertuang dalam RPJMD maupun renstra

adalah:

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian serta

pengembangan agropolitan

2. Mendukung terwujudnya peningkatan pengelolaan dan pelestarian

SDA, perlindungan fungsi lingkungan dan keanekaragaman hayati

3. Terkelolanya sumber daya hutan

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/ atau kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang

ditetapkan organisasi. Indikator kinerja memberikan penjelasan, baik secara

kuantitatif maupun kualitatif, mengenai apa yang akan diukur untuk

menentukan apakah tujuan telah tercapai. Indikator kinerja digunakan untuk

melacak tingkat kemajuan (progress) dan menyediakan suatu dasar untuk

evaluasi dan peningkatan kinerja.

Kinerja Utama dari instansi adalah hal utama apa yang akan

diwujudkan oleh instansi atau untuk mewujudkan apa instansi pemerintah

dibentuk, yang menjadi core areal/business dan tertuang dalam tupoksi serta

kewenangan utama instansi tersebut. Sehingga dapat diartikan, Indikator

kinerja utama (key performance indicator) adalah ukuran keberhasilan dari

suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator Kinerja Utama dan

target Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul disajikan dalam

tabel sebagai berikut:

Page 16: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

9

Tabel 2.1. IKU Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bantul

No. Sasaran Strategis No. Indikator Kinerja Penjelasan (Formulasi pengukuran, Tipe Perhitungan, Sumber Data)

1 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian serta pengembangan agropolitan

1 Pertumbuhan produksi tanaman pangan (padi)

Formulasi Pengukuran : Angka pertumbuhan produksi tanaman pangan (padi) dihitung berdasarkan rumus :

Produksi tahun n-(n-1)/Produksi (n-1) x 100%

Tipe Penghitungan : Kumulatif Sumber Data : BPS dan Bidang Tanaman Pangan Dipertahut

2 Jumlah populasi ternak Formulasi Pengukuran : Angka populasi ternak dihitung berdasarkan data Jumlah populasi ternak (sapi potong, sapi perah, kambing, domba, ayam buras, ayam petelur, ayam ras edaging dan itik) dikonversi dalam satuan ternak: Sapi: 1 satuan ternak setara dengan 1 ekor, Kambing/domba: 1 satuan ternak setara dengan 7 ekor, Ayam/itik: 1 satuan ternak setara dengan 100 ekor

Tipe Penghitungan : Kumulatif Sumber Data : BPS dan Bidang Pengembangan Peternakan Dipertahut

2 Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan pelestarian SDA, perlindungan fungsi lingkungan dan keanekaragaman hayati

1 Luas lahan kritis Formulasi Pengukuran : Angka luas lahan kritis dihitung berdasarkan data Luas lahan yang tidak produktif dan tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan perlindungan tanahdengan criteria penutupan vegetasi kurang dari 25% dan ada gejala erosi Tipe Penghitungan : Kumulatif Sumber Data : Bidang Kehutanan Dipertahut

3 Terkelolanya sumberdaya hutan

1 Rasio luas lahan hutan budidaya

Formulasi Pengukuran : Angka rasio luas lahan hutan budidaya dihitung berdasarkan rumus : (Jml luas hutan rakyat budidaya+luas kawasan hutan negara) / (Jumlah luas hutan rakyat+hutan negara) x100% Tipe Penghitungan : Kumulatif Sumber Data : Bidang Kehutanan Dipertahut

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

2.2. PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2015

Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan kinerja antara atasan dan

bawahan dalam hal ini Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul dengan Penjabat Bupati Bantul untuk mewujudkan target kinerja

tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Pertanian

dan Kehutanan. Perjanjian kinerja ini dilampiri dengan sasaran strategis,

Page 17: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

10

indikator kinerja utama beserta target kinerja dan anggaran. Penyusunan

Perjanjian Kinerja Dinas disusun setelah Dokumen Pelaksana Anggaran telah

disahkan. Perjanjian Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul tahun 2015 tersaji dalam tabel berikut,

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Dipertahut Bantul

No.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

1

Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian serta pengembangan agropolitan

Pertumbuhan produksi tanaman pangan (padi)

3,6 %

Jumlah populasi ternak (sapi potong, sapi perah, kambing, domba, ayam buras, ayam petelur, ayam ras, ayam pedaging dan itik)

97.764 satuan ternak

2

Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan pelestarian SDA, perlindungan fungsi lingkungan dan keanekaragaman hayati

Luas lahan kritis 1.333,25 ha

3 Terkelolanya sumberdaya hutan

Rasio luas lahan hutan budidaya

20,0 %

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Page 18: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

11

2.3. Program untuk Pencapaian Sasaran

Dalam mencapai tiga sasaran strategis Dinas Pertanian dan

Kehutanan kemudian dijabarkan dalam program dan kegiatan 2015 dalam

tabel sebagai berikut :

Tabel 2.3. Program kegiatan Tahun 2015

No Program / Kegiatan Anggaran Murni (Rp)

Anggaran Perubahan (Rp)

1 Pelayanan Administrasi Perkantoran (14 kegiatan)

361.050.000 407.204.000

2 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (5 kegiatan)

667.995.000 966.686.000

3 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur (1 kegiatan)

40.000.000 0

4 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan (1 kegiatan)

12.000.000 30.675.000

5 Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian / Perkebunan (7 kegiatan)

7.089.948.875 22.818.098.875

6 Rehabilitasi Hutan dan Lahan (3 kegiatan) 1.355.068.650 1.472.878.650 7 Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian / Perkebunan (1 kegiatan) 59.700.000 59.700.000

8 Kerjasama Informasi dengan Mas Media (1 kegiatan)

6.000.000 6.000.000

9 Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan (2 kegiatan)

644.130.000 657.430.000

10 Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan (10 kegiatan)

4.457.817.500 4.695.547.500

11 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak (6 kegiatan)

563.635.000 548.535.000

12 Peningkatan Produksi Hasil Peternakan (6 kegiatan)

752.915.000 665.915.000

16.010.260.025 32.328.670.025 Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Page 19: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

12

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul

merupakan pertanggungjawaban Kepala Dinas atas pelaksanaan tugas

pokok dan fungsinya, dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran

sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan sesuai kewenangan

yang dimiliki oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Bantul didukung oleh Sekretariat dan bidang-

bidang dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dan aparatur,

serta pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan sebagai upaya

mengimplementasikan program kerja yang telah ditetapkan dalam

dokumen perencanaan (Renstra).

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bantul sebagai langkah awal dalam mengimplementasikan

Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) yang telah mulai

diimplementasikan sejak tahun 2011 walaupun belum secara menyeluruh.

Sedangkan Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul tahun 2015 ini merupakan pelaporan kinerja tahun terakhir yang

bertolok ukur Renstra Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul

(2011-2015).

Pengembangan Sistem AKIP akan terus dilaksanakan dalam rangka

merespon perubahan manajemen pemerintahan tersebut. Sejalan dengan

Review Rencana Strategis tahun 2011-2015, yang memuat 3 misi, maka

ditetapkan 3 sasaran yang ingin dicapai selama tahun 2011-2015. Untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan tersebut, tahun 2015 dilaksanakan

melalui 12 program dan 57 kegiatan.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator

kinerja pada level sasaran dan kegiatan. Pengukuran dengan

menggunakan indikator kinerja pada level sasaran digunakan untuk

menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran dengan indikator

Page 20: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

13

kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan rencana kinerja

tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, untuk

memberikan penilaian yang lebih independen melalui indikator-indikator

outcomes atau minimal outputs dari kegiatan yang terkait langsung

dengan sasaran yang diinginkan.

Untuk dapat mengetahui tingkat capaian kinerja hasil pengukuran

capaian kinerja digambarkan dalam skala nilai peringkat kinerja dikutip

dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 yang

disajikan dalam tabel berikut,

Tabel 3.1. Skala Nilai peringkat Kinerja

Kode Interval Nilai Reliasasi Kinerja

Kriteria Penilaian Reliasasi Kinerja

≤ 50 Sangat Rendah 50,1 s/d 65 Rendah 65,1 s/d 75 Sedang 75,1 s/d 90 Tinggi ≥ 90,1 Sangat Baik

3.1. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015

Berikut ini capaian indikator utama Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bantul Tahun 2015.

Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Capaian 2014

Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

1 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian serta pengembangan agropolitan

Pertumbuhan produksi tanaman pangan (padi)

(-) 7,89 %

3,6 %

3,26 %

90,55 %

Jumlah populasi ternak

100.544 satuan ternak

97.764

satuan

ternak

107.935 satuan ternak

110,40 %

2 Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan pelestarian SDA

Luas lahan kritis

1.420,5 ha

1.333,25 ha

1.420,5 ha

87,71 %

3 Terkelolanya sumberdaya hutan

Rasio luas lahan hutan budidaya

22,77 % 20,0 % 16,05 % 80,25 %

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Page 21: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

14

3.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pencapaian kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan terlihat dari

sejauh mana pelaksanaan strategi dalam rangka pencapaian sasaran

yang telah ditetapkan dan dikomitmenkan, dengan capaian kinerja

sasaran sebagaimana tertera di atas. Uraian dan analisis capaian kinerja

masing-masing sasaran adalah sebagai berikut :

3.2.1. Sasaran I : Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian serta Pengembangan Agropolitan

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap dua indikator kinerja utama

dari sasaran I dapat dilihat bahwa indikator pertumbuhan produksi

tanaman pangan masuk kategori kinerja tinggi (90,55%) dan indikator

populasi ternak masuk kategori kinerja sangat baik (110,40%). Uraian

capaian dari masing-masing indikator serta program dan kegiatan yang

dilaksanakan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul dalam

pencapaian target indikator tersebut diuraikan sebagai berikut,

a) Pertumbuhan Produksi Tanaman Pangan

Tabel 3.3. Capaian Sasaran I Tahun 2015

No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja

Capaian 2014

Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

1 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian serta pengembangan agropolitan

1 Pertumbuhan produksi tanaman pangan (padi)

(-) 7,89 %

3,6 %

3,26 %

90,55 %

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Page 22: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

15

Dalam mencapai sasaran peningkatnya produksi dan produktivitas

pengembangan agropolitan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul melaksanakan program kegiatan meliputi :

� Program Peningkatan Ketahanan Pangan

1. Kegiatan Penyusunan data base potensi produk pangan

Kegiatan ini bertujuan menyajikan data statistik pertanian.

Pendataan dilaksanakan setiap bulan oleh mantri tani bekerja sama

dengan Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil pendataan diolah dan

dievaluasi setiap subround (empat bulanan). Hasil evaluasi dijadikan

bahan untuk peramalan produksi untuk subround berikutnya. Hasil

analisa data statistik selama satu tahun yang telah disahkan oleh

Dinas Pertanian dan BPS didokumentasikan ke dalam sebuah buku

statistik pertanian. Database potensi produksi pangan meliputi

berbagai produksi, sebagai berikut:

a. Produksi Tanaman Pangan

Tabel 3.4. Data Produksi Padi, Palawija Tahun 2014-2015

No. Komoditas Tahun Ket. 2014 (ATAP) 2015 (ASEM) Padi Sawah

1 Luas Panen 30.160 29.522 ha 2 Produktivitas (GKG) 63,90 67,22 ku/ha 3 Produksi (GKG ) 192.711 198.457 ton 4 Produksi beras 121.793 125.425 ton

Padi Ladang 1 Luas Panen 30 120 ha 2 Produktivitas (GKG) 45,25 57,08 ku/ha 3 Produksi (GKG ) 136 685 ton 4 Produksi beras 86 433 ton

Jagung 1 Luas Panen 3.826 4.312 ha 2 Produksi (pipilan kering) 22.671 28.933 ton 3 Produktivitas 59,26 67,10 ku/ha

Kedelai 1 Luas Panen 1.562 1.660 ha 2 Produksi (wose kering) 2.501 2.785 ton 3 Produktivitas 16,01 16,77 ku/ha

Kacang tanah 1 Luas Panen 3.106 3.390 ha 2 Produksi (wose kering) 4.192 6.015 ton 3 Produktivitas 13,50 17,74 ku/ha

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Page 23: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

16

Meskipun terdapat penurunan luas panen padi sawah

sebesar 2,1%, produktivitas dan produksi padi mengalami

kenaikan masing-masing sebesar 5,19% dan 2,98%

dibandingkan tahun 2014. Kenaikan produktivitas dan produksi

padi dikarenakan adanya penerapan teknologi Pengelolaan

Tanaman Terpadu (PTT), intensitas penyinaran yang optimal,

serangan OPT rendah, tidak terjadi bencana alam yang

mengakibatkan puso.

Selain tanaman padi, komoditas yang termasuk tanaman

pangan adalah palawija, antara lain jagung, kacang tanah dan

kedelai. Produksi jagung pada tahun 2015 mengalami kenaikan

sebesar 27,62% dibandingkan tahun 2014, sedangkan

produktivitasnya mengalami kenaikan sebesar 13,23%. Kenaikan

produksi dan prouktivitas jagung disebabkan oleh kenaikan luas

panen yang besarnya mencapai 12,70%. Penerapan Teknologi

PTT jagung dan kenaikan harga jual jagung juga menambah

minat petani menanam jagung.

Produksi kacang tanah mengalami kenaikan sebesar

43,49% pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014,

produktivitasnya mengalami kenaikan sebesar 31,41%.

Kenaiakan produksi ini disebabkan oleh kenaikan luas panen

sebesar 9,14%. Kenaikan luas panen disebabkan petani memilih

menanam kacang tanah karena harga jual kacang tanah relatif

stabil.

Seperti halnya palawija lainnya, kedelai pada tahun 2015

juga mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014. Kenaikan

produksi kedelai mencapai 11,35%. Hal ini disebabkan adanya

kenaikan luas panen sebesar 6,27%. Kenaikan luas panen

kedelai dikarenakan adanya dukungan kegiatan Gerakan

Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) kedelai

seluas 970 Ha dan penyalurannya tepat waktu sehingga

mendukung realisasi tanam kedelai.

Page 24: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

17

b. Produksi Tanaman Hortikultura

Tanaman hortikultura utama Bantul antara lain bawang

merah, cabai merah, jamur dan pisang. Data prodiksi keempat

komoditas hortikultura adalah sebagai berikut,

Tabel 3.5. Data Produksi Hortikultura Tahun 2014 – 2015

No. Komoditas Tahun

Ket. 2014 2015 (Angka sementara)

Bawang merah 1 Luas Panen 833 585 Ha 2 Produksi 8.392,1 4.427,9 Ton 3 Produktivitas 10,07 7,64 ton/ha

Cabai Merah 1 Luas Panen 289 472 Ha 2 Produksi 314 1.323,3 Ton 3 Produktivitas 1,09 2,80 Ton/ha

Jamur 1 Luas Panen 2.847 1.577 m2 2 Produksi 17.239 5.232 kg 3 Produktivitas 6,05 3,32 kg/m2

Pisang 1 Tanaman menghasilkan 571.529 626.920 pohon 2 Produksi 68.098 103.270 Ku 3 Produktivitas 0,12 0,16 ku/poho

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Bawang merah mengalami penurunan luas panen 29,77%

karena ada banjir pada bulan April dan serangan trotol (altenaria)

pada bulan Agustus yang menyebabkan puso di beberapa lokasi

bawang merah. Untuk serangan altenaria yang tidak begitu

parah menyebabkan penurunan produksi maupun produktivitas.

Selain itu petani bawang merah biasanya menggunakan benih

sendiri, bekas tanaman yang terkena banjir sehingga kualitas

kurang baik dan mudah terserang penyakit. Meskipun begitu,

karena ada pendampingan dari pemerintah baik melalui APBD

Kab maupun APBN serangan hanya menurunkan produktivitas

sebanyak 24,13%.

Luas panen cabai merah meningkat 63,32%

menyebabkan peningkatan produksi sebanyak 321,43%.

Sehingga produktivitasnya naik 156,88%. Pendampingan dari

Page 25: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

18

Dipertahut melalui Pelatihan GAP dari APBD Kabupaten dan

Sekolah Lapangan dari APBN menambah pengetahuan petani

dan mendorong penerapan teknologi maupun budidaya yang

tepat dalam budidaya cabai merah dan bawang merah. Materi

dari pelatihan maupun SL antara lain penggunaan biopestisida,

pupuk kandang, peningkatan kesuburan tanah dengan

trichoderma, gliocadium, dan PGPR. Sehingga meskipun ada

altenaria pada bawang merah tetapi sebagian besar masih

terselamatkan. Begitu juga pada cabai merah, serangan virus

kuning seperti tahun 2014 lalu, lebih bisa terkontrol pada tahun

2015 dan terlihat dari peningkatan produksi maupun

produktivitas cabai merah.

Pada komoditas jamur, luas panen mengalami penurunan

44,61%. Produksinya juga turun hingga 69,65% dan

produktivitas turun hingga 45,12%. Hal ini dikarenakan kubung-

kubung tempat budidaya jamur sudah lama sehingga kondsinya

kurang optimal untuk pertumbuhan jamur yang mengakibatkan

produksi maupun produktivitasnya turun.

Produksi pisang dapat meningkat sebanyak 51,65%

dengan tanaman menghasilkan meningkat 9,69%. Hal ini

didukung pemahaman petani mengenai budidaya pisang

meningkat karena adanya pelatihan dan pendampingan dari

pemerintah sehingga meningkatkan produktivitas pisang

sebanyak 33,33%. Selain itu, panen pisang tahun ini merupakan

hasil kegiatan bantuan bibit pisang tahun lalu. Panen pertama

pohon pisang biasanya panen terbaik daripada panen pohon

berikutnya.

c. Produksi Tanaman Perkebunan

Komoditas perkebunan andalan di Kabupaten Bantul

antara lain tembakau, mete, tebu dan kelapa dengan data

produksi sebagai berikut,

Page 26: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

19

Tabel 3.6. Data Produksi Perkebunan Tahun 2014-2015

No. Komoditas Tahun Ket. 2014 2015 Tembakau Paiton

1 Luas Panen 73,1 80,60 ha 2 Produksi 824 1123,20 ku 3 Produktivitas 11,27 13,94 ku/ha

Tembakau Rakyat 1 Luas Panen 219 398 ha 2 Produksi 2.068,5 3617 ku 3 Produktivitas 9,45 9,09 ku/ha

Mete 1 Luas Panen 474 252,40 ha 2 Produksi 6,56 174,95 ku 3 Produktivitas 0,03 0,69 ku/ha

Tebu 1 Luas Panen 1.425,93 1333,66 ha 2 Produksi 47.349,8 50.392,65 ku 3 Produktivitas 33,21 37,79 ku/ha

Kelapa 1 Luas Panen 7.026,01 7.039,65 ha 2 Produksi 88.925,89 89.456,53 ku 3 Produktivitas 12,66 12,71 ku/ha

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Luas panen tembakau paiton meningkat 10,26%

dibandingkan tahun 2014 dikarenakan petani kerjasama dengan

PT Sadana Arif Nusa, sehingga jika permintaan meningkat,

maka luas tanam juga meningkat. Varietas tembakau paiton

lebih tahan jika kekurangan air dibandingkan dengan tembakau

rakyat. Dapat dilihat pada tahun 2015, produktivitas tembakau

paiton meningkat dibanding tahun lalu sebanyak 23,69%, tetapi

tembakau rakyat produktivitasnya menurun 3,81% karena waktu

tanam kekurangan air sehingga daun tembakau rakyat menjadi

tipis dan kurang lebar.

Produksi maupun produktivitas mete meningkat

dibandingkan tahun 2014 karena cuaca tahun ini cukup optimal

untuk pembuahan mete. Selain itu, hama helopetis pada mete

dapat tertanggulangi dengan pestisida nabati daun mindi.

Berbeda dengan tahun 2014, dampak abu vulkanik menutup

tumbuhan mete menjadikan bunga tidak dapat berbuah.

Page 27: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

20

Luas panen tebu menurun 6,47% karena ada alih fungsi

lahan tebu ke komoditas lain yaitu tanaman pangan. Meskipun

begitu produksinya meningkat 6,43% dibanding tahun 2014

karena cuaca tahun ini optimal untuk pertumbuhan tebu, tidak

terlalu banyak hujan saat tanam tebu sehingga randemen

meningkat, prouktivitas meningkat hingga 13,79%.

Luas panen kelapa meningkat 0,19% menjadikan produksi

kelapa juga meningkat sebanyak 0,60%. Produktivitas kelapa

juga meningkat 0,39% karena cuaca optimal untuk pertumbuhan

kelapa.

2. Kegiatan Monitoring, evaluasi dan pelaporan kebijakan subsidi

pertanian

Tujuan dari kegiatan ini dalah mengatur dan mengawasi

distribusi pupuk bersubsidi melalui monitoring dan evaluasi ke

distributor, kelompok tani, dan pengecer serta koordinasi distributor,

kelompok tani, pengecer, dan produsen.

3. Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian

Keluaran dari kegiatan ini adalah penagihan dana pasca panen

di 36 kelompok tani, pelatihan pengolahan hasil pertanian sebanyak

100 orang yang terbagi dalam 5 angkatan. Selain itu juga dilakukan

analisa usaha tani untuk menghitung untung/rugi usaha petani.

Analisa Usaha Tani dibantu oleh Mantri Tani se Kabupaten Bantul

dengan sampling petani secara acak.

4. Kegiatan Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk

perkebunan, produk pertanian

Merupakan kegiatan operasional Kebun Buah Mangunan yang

meliputi honor karyawan, pembelian saprodi untuk pemeliharaan

tanaman, pembelian pakan ternak, pengadaan alat angkutan darat

bermotor roda tiga (1 unit), serta pelaksanaan pelatihan peningkatan

Page 28: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

21

pelayanan Kebun Buah Mangunan sebanyak 2 angkatan @ 20 orang.

Kebun Buah Mangunan telah memberikan kontribusi terhadap daerah

yang berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD) cukup signifikan pada

tahun 2015 sebesar Rp 1.311.445.500,-. Selain itu, Kebun Buah

Mangunan telah membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar,

menjadi salah satu sarana pemasaran produk pertanian dan sarana

pembelajaran bagi siswa.

5. Kegiatan Pendampingan WISMP

Kegiatan Pendampingan WISMP (Water Resources and

Irrigation Sector Management Program) tahap II yang dilaksanakan

pada tahun ini meliputi pelatihan SL Iklim dan GP3A sebanyak 50

peserta dari GP3A Karangploso Kanan, Keputren, Pleret dan GP3A

Karangploso Kiri, Segoroyoso Pleret. Selain itu dilaksanakan pelatihan

penguatan kelembagaan P3A sebanyak 50 peserta dari P3A Sedyo

Maju, Pelemadu, Sriharjo, Imogiri dan P3A Mrsudi Dwi Tirto, Nogosari,

Srihardono, Pundong.

6. Kegiatan DAK Bidang Pertanian

Dalam rangka untuk peningkatan produksi dan produktivitas

pertanian maka salah satu aspek yang perlu di lakukan adalah dengan

menyediakan sarana dan prasarana pertanian yang memadai

termasuk di dalamnya adalah pembangunan infrastruktur pertanian.

Pada tahun 2015 kegiatan DAK Bidang pertanian mendapat

tambahan anggaran sebesar Rp 14.070.100.000, sehingga total

anggaran menjadi Rp 18.886.633.875. Keluaran kegiatan yang telah

dilaksanakan antara lain Pengadaan Terpal untuk UPT BBP

Barongan, sepeda motor, mikroskop, LCD, notebook, printer,

konstruksi gudang pestisida, pagar Puskeswan, pagar BBP Barongan,

tempat parkir Puskeswan, serta rehab RPH.

Adanya UU 23 Tahun 2014 yang mewajibkan kelompok

penerima hibah dari APBD baik kelompok tani / P3A harus berbadan

Page 29: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

22

hukum Indonesia menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan yang

berakibat dana hibah tidak dilaksanakan pada tahun 2015.

7. Kegiatan Percepatan pembangunan pertanian dan perkebunan

Keluaran dari kegiatan ini adalah pengadaan kendaraan roda

empat dan kendaraan roda dua dan pemberdayaan kelompok P3A

dan GP3A dalam bentuk lomba tingkat kabupaten dengan hasil

sebagai berikut:

a. Lomba P3A :

- Juara I Lomba P3A an P3A Tri Tirto Mulyo, Nogosari,

Sumberagung, Jetis

- Juara II Lomba P3A : P3A Tangguh Lestari, Tegalrejo,

Srigading, Sanden

- Juara III Lomba P3A : P3A Ngudi Rahayu, Kadisoro,

Gilangharjo, Pandak

b. Lomba GP3A :

- Juara I Lomba GP3A: GP3A Nglaran, Potorono, Banguntapan,

Bantul

- Juara II Lomba GP3A: GP3A Tegal Kanan, Bodowaluh,

Srihardono, Pundong

- Juara III Lomba GP3A: GP3A Merdiko Kiri, Dadapan,

Timbulharjo, Sewon

� Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian /

Perkebunan

1. Kegiatan Promosi atas hasil produksi pertanian / perkebunan

unggulan daerah

Pelaksanaan melalui pameran hasil produksi pertanian /

perkebunan unggul daerah meliputi pameran Bantul Expo tanggal 26

Juli s/d 5 Agustus 2015, pameran Hari Krida Pertanian tanggal 9 s/d

13 Juli 2015 dan pameran Hari Pangan Sedunia pada tanggal 30

Page 30: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

23

Oktober s/d 1 November 2015. Diharapkan dari kegiatan ini kelompok

tani/kelompok pengolah mulai mendapatkan pasar.

� Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian /

Perkebunan

1. Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi

Pertanian/Perkebunan Tepat Guna (operasional petroganik)

Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengoptimalkan SDM,

sarana dan prasarana serta didukung anggaran sebesar Rp

645.300.000,00 yang dialokasikan untuk operasional dan pembelian

bahan baku pupuk (kotoran ayam, kotoran sapi, kapur, dan mixtro).

Target produksi tahun ini sebesar 305 ton meningkat 5 ton

dibandingkan tahun lalu.

2. Kegiatan Pengembangan Unit Pengelolaan Jasa Alat (UPJA) Mesin

Pertanian

Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan UPJA (Unit

Pengelola Jasa Alat) Mesin Pertanian. Pada tahun ini dilaksanakan

pelatihan Pengelolaan UPJA dengan peserta sebanyak 20 orang

dengan tujuan memberdayakan pengelolaan / kelembagaan UPJA

karena selama ini kelembagaan UPJA kurang diperhatikan.

� Program Peningkatan Produksi Pertanian / Perkebunan

1. Kegiatan Penyuluhan Peningkatan produksi pertanian / perkebunan

Kegiatan ini difokuskan kepada aspek ketersediaan pangan

dan upaya untuk menghasilkan produk yang memiliki daya saing dan

nilai tambah melalui :

a. Pengembangan padi “Bantul” dengan pola pemberian bantuan

benih dan saprodi di 17 kecamatan masing-masing-masing 1

kelompok tani @1 ha.

Page 31: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

24

b. Peningkatan Produksi Padi dengan pola pemberian bantuan benih

dan saprodi di 17 kecamatan masing-masing-masing 1 kelompok

tani @3 ha.

c. Pengembangan pangan lokal ubi jalar di Kelompok Tani

Karanganyar, Gadingharjo, Sanden

d. Pengembangan pangan lokal garut di Kelompok Tani Kebokuning,

Terong, Dlingo

e. Penangkaran benih padi inpari 23 “bantul”, inpari 24 “gabusan” di

Kelompok Tani Tani Maju I, Kadek, Wijirejo, Pandak

f. Gerakan pengendalian opt tanaman pangan

g. Pengadaan alat pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT) tikus dengan Trap Barrier System (TBS) dan pelatihan TBS

sebanyak 30 orang dari 3 Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani

Boga Lestari, Samben, Argomulyo, Sedau, Kelompok Tani Ngudi

Mulyo, Gubug, Argosari, Sedayu, dan Gapoktan Wonokromo,

Pleret

2. Kegiatan Penyediaan sarana produksi pertanian/perkebunan

Kegiatan ini bertujuan untuk penyediaan saprodi, pengolahan

lahan kebun-kebun di 6 BPP dan 1 BBP.

3. Kegiatan Peningkatan kapasitas perencanaan pembangunan

pertanian

Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian tidak lepas

dari adanya perencanaan program dan kegiatan yang ada di

Dipertahut Kab. Bantul. Oleh karenanya diperlukan alokasi anggaran

untuk pelaksanaan perencanaan tersebut melalui kegiatan ini. Output

dari kegiatan ini adalah dokumen RKA hingga DPA maupun DPPA

serta dokumen perencanaan seperti Rencana Kerja Tahunan.

Page 32: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

25

4. Kegiatan Pengelolaan dan Pengembangan Perbenihan Pertanian

Kabupaten Bantul mempunyai potensi besar sebagai produsen

benih padi unggul, karena area sawah yang diperuntukkan untuk

menghasilkan benih padi terbesar di semua kecamatan dan

memenuhi seluruh kebutuhan benih unggul. Kebutuhan Benih Padi di

Kabupaten Bantul + 900 ton/tahun, dan masih belum tercukupi.

Sekitar 30 persen petani, menggunakan benih padi tidak bersertifikat.

Benih yang ditanam petani di ambil dari padi konsumsi yang kualitas

tidak bagus. Melalui kegiatan ini UPT Balai Benih Pertanian

diharapkan dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan berkerja

sama dengan Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Pertanian ( BPSBP)

DIY dan petani kelompok penangkar benih.

Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Balai Benih Pertanian

(BBP) Barongan telah mengembangkan pola kemitraan aliansi

segitiga dalam memproduksi dan memasarkan benih padi, yaitu

antara BBP Barongan, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

(BPSB), dan kelompok penangkar benih. BBP Barongan yang tidak

memiliki lahan namun memiliki bahan baku padi untuk perbenihan,

memberikan bantuan sarana produksi, bimbingan, ilmu, wawasan

serta teknologi baru kepada petani penangkar. Dengan adanya

kejasama ini produktivitas petani dapat meningkat. Pihak BBP

Barongan membeli hasil panen padi kelompok penangkar dengan

sistem timbang bayar dan dengan penetapan harga yang layak serta

di atas harga pasar. BBP Barongan juga melakukan pendampingan

dan pembinaan kepada kelompok penangkar benih untuk selanjutnya

bekerja sama dengan BPSP untuk melakukan pengujian dan

sertifikasi benih.

Untuk Kegiatan Tahun 2015 UPT BBP dapat memproduksi

benih sebanyak 195.015 kg dan pembelian GKP Calon Benih

sebanyak 316.406 kg. Adapun varietas yang diproduksi adalah Situ

Bagendit, IR 64, Ciherang, Mekongga, Pepe, Logawa, Inpari 23

Bantul. Produksi Benih di BBP Barongan dapat dilihat berikut,

Page 33: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

26

Tabel 3.7. Produksi Benih Padi Berlabel Bantul Tahun 2014-2015 No. Uraian 2014 2015 Keterangan 1 FS 6.345 6.695 kg 2 SS 166.280 184.600 Kg 3 ES 6.860 3.720 Kg

Jumlah 179.485 195.015 kg Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Produksi benih padi berlabel di Bantul Seed Center pada tahun

2015 mengalami peningkatan sebesar 8,65% dibandingkan tahun

2014 dengan kerjasama dengan 12 kelompok penangkar benih,

namun demikian total jumlah kelompok penangkar benih di Kabupaten

Bantul adalah sebagai berikut,

Tabel 3.8. Daftar Kelompok Penangkar Benih Padi Tahun 2015

No. Nama Kelompok Alamat Luas Lahan (ha)

1 Sumber Makmur KBD Sumber, Semberagung, Jetis 4 2 Sumber Rejeki Sumber, Sumberagung, Jetis 3,5 3 Ngudi Makmur Gulon, Srihardono, Pundong 2 4 Ngudyo Makmur Ponggok, Trimulyo, Jetis 4 5 Paker Paker, Molyodadi, Bambanglipuro 2,2 6 Code Code, Trirenggo, Bantul 6 7 Sido RUkun Banyakan, Sitimulyo, Piyungan 2 8 Tani Mulyo Jowilan, Sumbermulyo 2,3 9 Rukun Makmur Ngentak, Sumberagung, Jetis 5

10 Lestari Wonolopo, Canden, Jetis 2 11 Tani Mulyo Kersan, Timbulharjo, Sewon 1,5 12 Tunas Harapan Manding Kidul, Trirenggo 1 13 Sri Rejeki Sawahan, Sumberagung, Jetis 1,5 14 Madya Jayan, Kebonagung, Imogiri 2,7 15 Ngudi Santoso Babatan, Sitimulyo, Piyungan 10 16 Mardi Manunggal Tegalyoso, Sitimulyo, Piyungan 5 17 Langgeng Maju Mandingan, Srimartani, Piyungan 5 18 Banyakan I Banyakan, Sitimulyo, Piyungan 3 19 Ngudi Mulyo Karangtengah, Sitimulyo, Piyungan 5 20 Tirto Rahayu Miri, Pendowoharjo, Sewon 1,5 21 Tirto Maju Deresan, Ringinharjo, Bantul 1,5 22 Tani Maju I Kadek, Wijirejo, Pandak 1,5 23 Taruna Tani Sorobayan, Gadingsari, Sanden 1,5 24 Tani Pokok Wonorejo II, Gadingsari, Sanden 1,5 25 Ngudi Raharjo Jopaten, Poncosari, Srandakan 1,5 26 Tani Manunggal Tunjungan, Caturharjo, Pandak 5 27 Sedyo Makmur Polaman, Argorejo, Sedayu 10 28 Randugumbolo I Mrisi, Tirtonirmolo, Kasihan 3 29 Eko Karyo Gunungan, Sumbermulyo,

Bambanglipuro 1,5

30 Ngupoyo Tirto Pelemadu, Sriharjo, Imogiri 1,5 31 Mantap Karangtalun, Imogiri 1,5 32 Gemah Ripah Trirenggo, Bantul 25

Page 34: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

27

No. Nama Kelompok Alamat Luas Lahan (ha)

33 Manunggal Tambalan, Pleret,Pleret 10 34 Gapoktan Dadi

Makmur Desa Sabdodadi, Bantul 10

35 Gapoktan Tri Manunggal Sedyo

Desa Triharjo, Pandak 10

36 Tani Mulyo Rogoitan, Pendowoharjo, Sewon 10 37 Dagaran Dagaran, Palbapang, Bantul 10

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

5. Kegiatan Pengembangan Pupuk Organik

Tujuan kegiatan adalah mengembangkan pupuk organik dari

limbah kotoran ternak. Pengembangan pupuk organik bertujuan agar

petani tidak tergantung pada pupuk kimia, sehingga unsur hara tanah

dapat terpelihara. Selain itu pemanfaatan limbah pasar dapat

mengurangi volume limbah pasar. Pelatihan ini diikuti oleh 150

peserta yang dibagi dalam 5 angkatan/kelompok, dan setiap angkatan

dilaksanakan dalam 2 hari dengan peserta sebagai berikut,

Tabel 3.9. Kelompok Penerima Pelatihan Pupuk Organik

No Kelompok Penerima Alamat 1 KT Sapi Ayem Belan, Kuwon, Sidomulyo, Bambanglipuro 2 KT Sumber Mulyo Mangunan, Mangunan, Dlingo 3 KT Ngudi Makmur Brongkol, Argodadi, Sedayu 4 KT Sumber Rejeki Balong, Timbulharjo, Sewon 5 KT Sumber Rejeki, Balong Timbulharjo, Sewon 6 KT Mergi Gesang Ngireng-ngireng, Panggungharjo, Sewon

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

6. Kegiatan Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman hortikultura

Kegiatan bertujuan meningkatkan produksi maupun

produktivitas tanaman hortikultura. Keluaran dari kegiatan ini yaitu

dengan melaksanakan pelatihan GAP (Good Agriculture Practices)

buah maupun sayur sehingga diharapkan petani dapat menanam

buah maupun sayur dengan penanganan budidaya yang sesuai

standar dan hasil panen dapat optimal.

a. Pelatihan GAP Buah (pisang) :

- Kelompok Tani Ciren Triharjo Pandak

Page 35: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

28

- Kelompok Tani Krajan Poncosari Srandakan

- Kelompok Tani Seloharjo Pundong

- Kelompok Tani Triwidadi Pajangan

- Kelompok Tani Sendangsari Pajangan

b. Pelatihan GAP Sayur

- Kelompok Tani Muntuk Dlingo (bawang merah)

- Kelompok Tani Cangkring Poncosari Srandakan (Cabai Merah)

Belanja bibit tanaman buah, bibit sayuran dan saprodi yang

rencananya akan diberikan kepada kelompok tani pada anggaran

perubahan APBD Kabupaten Bantul dihapus karena tidak dapat

dilaksanakan oleh adanya UU 23 Tahun 2014 yang mengharuskan

kelompok penerima hibah harus berbadan hukum.

7. Kegiatan Sertifikasi Lahan Pertanian

Sertifikasi lahan pertanian merupakan upaya Dipertahut

Kabupaten Bantul dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian.

Kegiatan ini bekerja sama dengan BPN untuk pelaksanaan serifikasi

lahan petani. Petani tidak perlu mengeluarkan biaya dalam sertifikasi

lahan sawahnya, tetapi lahan sawah tersebut tidak boleh

dialihfungsikan selama 10 tahun ke depan. Sertifikasi lahan pertanian

tahun 2015 ini adalah sebanyak 250 bidang dengan lokasi di Sriharjo,

Imogiri.

8. Kegiatan Pengembangan agribisnis tembakau

Tujuan kegiatan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai

Hasil Tembakau (DBHCHT) adalah terlaksananya serangkaian sistem

agribisnis tembakau yang melalui proses budidaya, produksi, panen,

pascapanen, pengolahan dan pemasaran. Selain itu juga untuk

meningkatkan standarisasi kualitas bahan baku, penanganan panen

dan pascapanen, penguatan kelembagaan kelompok dan asosiasi

petani tembakau sehingga meningkatkan nilai tambah produk dan

Page 36: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

29

meningkatkan pendapatan petani tembakau. Keluaran kegiatan ini

meliputi :

a. Pelatihan GAP Tembakau sebanyak 150 orang terbagi dalam 5

Angkatan masing-masing 30 orang selama 3 hari dengan

pemberian bantuan saprotan berupa pupuk, obat-obatan,

handsprayer, cangkul dan lainnya. Materi Pelatihan GAP

Tembakau meliputi pengenalan dan pengendalian OPT tembakau,

perbaikan mutu tembakau unggul lokal, penangkaran untuk

pelestarian benih tembakau unggul lokal, pembibitan dan

persiapan lahan tembakau (teori dan praktek), tanam,

pemeliharaan, panen dan pasca panen tembakau. Kelompok

peserta pelatihan GAP tembakau sebagai berikut,

Tabel 3.10. Kelompok Penerima Pelatihan GAP Tembakau

No Waktu Pelaksanaan Tempat

Peserta Kelompok Alamat

1 27, 28 dan 29 Mei 2015

Putat, Selopamioro, Imogiri.

- Ngudi Mulyo

- Ngudi Hasil

- Putat, Selopamioro, Imogiri.

- Siluk I, Selopamioro, Imogiri.

2 03, 04 dan 05 Juni 2015

Lemahbang, Mangunan, Dlingo.

- Ngudi Mulyo

- Sido Mulyo

- Lemahbang, Mangunan, Dlingo.

- Seropan, Muntuk, Dlingo. 3 08, 09 dan10

Juni 2015 Lemahrubuh, Selopamioro, Imogiri.

- Ngudi Rahayu - Tani Maju

- Lemahrubuh, Selopamioro, Imogiri.

- Jetis, Selopamioro, Imogiri.

4 11, 12 dan 13 Juni 2015

Prayan, Srimulyo, Piyungan.

- Rukun Tani - Murwat

- Prayan, Srimulyo, Piyungan.

- Jolosutro, Srimulyo, Piyungan

5 15, 16 dan 17 Juni 2015

Gunungan, Pleret, Pleret.

- Madyo Laras - Rukun Santoso

- Gunungan, Pleret, Pleret. - Kedungrejo, Wonolelo,

Pleret. Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

b. Pelatihan pengolahan dan pemasaran tembakau sebanyak 150

peserta dalam 5 angkatan masing-masing 30 orang selama 3 hari.

Bantuan alat rajang tembakau 14 unit, rigen/bambu penjemur

tembakau, terpal, plastik packing tembakau tidak dapat

dilaksanakan karena adanya UU 23 tahun 2014 dimana kelompok

Page 37: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

30

penerima diharuskan memiliki badan hukum Indonesia. Kelompok

peserta pelatihan pengolahan dan pemasaran tembakau sebagai

berikut,

Tabel 3.11. Kelompok pelatihan pengolahan dan pemasaran tembakau

No Waktu Pelaksanaan Tempat

Peserta Kelompok Alamat

1 27, 28 dan 29 Agustus 2015

Bojong, Wonolelo, Pleret.

- Tri Rejeki - Sido Mulyo - Jejeran II

- Bojong, Wonolelo, Pleret. - Petung, Wonolelo, Pleret. - Jejeran II, Wonokromo,

Pleret. 2 31 Agustus,

01 dan 02 September 2015

Dlingo I, Dlingo, Dlingo

- Ngudi Mulyo - Sido Mulyo - Giri Wiji - Amrih Lestari

- Dlingo I, Dlingo, Dlingo. - Koripan I, Dlingo, Dlingo. - Koripan II, Dlingo, Dlingo. - Ngunut, Dlingo, Dlingo.

3 16, 17 dan 18 September 2015

Purworejo, Wonolelo, Pleret.

- Manunggal

- Dadi Mulyo

- Purworejo, Wonolelo, Pleret.

- Kecamatan Pleret. 4 19,21 dan 22

September 2015 Srunggo I, Selopamioro, Imogiri

- Wonorejo

- Bumi Mukti

- Sari Mulyo

- Srunggo I, Selopamioro, Imogiri.

- Srunggo II, Selopamioro, Imogiri.

- Kalidadap II, Selopamioro, Imogiri.

5 25, 26 dan 28 September 2015

Siluk II, Selopamioro, Imogiri.

- Ngudi Lestari

- Sedyo Mulyo - Lestari Mulyo

- Siluk II, Selopamioro, Imogiri.

- Sompok, Sriharjo, Imogiri. - Nawungan I,

Selopamioro, Imogiri. Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

c. Sertifikasi Lahan Tembakau 100 Bidang di Selopamioro, Imogiri

yang diawali dengan pembentukan tim pokja sertifikasi dengan

anggota BPN, Dipertahut dan desa, dilanjutkan dengan

sosialisasi, pemberkasan, pengukuran, dan sertifikasi.

d. Kunjungan lapangan perwakilan peserta pelatihan tembakau ke

Dishutbun Temanggung dan KT Widodo Rahardjo Bakal,

Campurejo, Tretep, Temanggung pada tanggal 24-25 Agustus

2015.

e. Pembangunan gudang tembakau kelompok tani Pengurus Anak

Cabang Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (PAC-APTI) Dadi

Mulyo Wonolelo Pleret

Page 38: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

31

f. Pembuatan embung 2 unit di KT Bumi Mukti Srunggo II,

Selopamioro, Imogiri dan KT Ngudi Makmur, Nogosari,

Selopamioro Imogiri

g. Pembuatan Jalan Usaha Tani sepanjang 1 km di KT Sari Mulyo

Kalidadap II Seopamioro Imogiri dan KT Sumber Baru Kajor

Wetan, Selopamioro Imogiri

9. Kegiatan Penyebarluasan dan Sosialisasi Berbagai Informasi

Pertanian

Keluaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya buku informasi

pertanian dan cetak leaflet profil Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bantul yang berisi profil Dipertahut serta data-data yang

tersedia di Dipertahut Kabupaten Bantul.

10. Kegiatan Pengembangan Agribisnis Perkebunan

Merupakan kegiatan baru berdasarkan usulan musrenbang

kecamatan berupa usulan pengembangan/pelatihan budidaya

perkebunan seperti kelapa dan kakao. Keluaran kegiatan ini meliputi,

a. Pelatihan gula semut berupa fasilitasi peralatan agribisnis gula

semut timbangan, wajan, panci, seller, jerigen dan lainnya di 2

kelompok yaitu KT Rejo Mulyo II, Turen, Tirtomulyo, Kretek dan

KT Rukun Lestari, Buruan, Tirtosari, Kretek

b. Pelatihan GAP Kakao berupa fasilitasi pelatihan seperti biji kakao,

pupuk organik, peralatan seperti cangkul, gunting pangkas,

handsprayer di 2 kelompok (20 ha) yaitu KT Mulyosari,

Sendangsari, Terong dan KT Sumbermulyo, Ngencep, Terong

c. Hasil kegiatan pembibitan kakao 90% layak tanam

d. Konsultasi ke Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Jember dengan

materi konsultasi meliputi perbanyakan tanaman/pembuatan

benih/bibit kakao, dan budidaya tanaman kakao dan kunjungan ke

kebun pembibitan dan kebun induk tanaman kakao tanggal 30 Juli

s.d 1 Agustus 2015

Page 39: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

32

e. Konsultasi ke Dishutbun Blitar dan kunjungan lapangan ke

kampung coklat Blitar untuk memberi wawasan kepada peserta

mengenai pembibitan, budidaya, pasca panen, dan olahan kakao.

b) Jumlah Populasi Ternak

Tabel 3.12. Capaian Indikator Sasaran I

No Sasaran Strategis No Indikator Kinerja

Capaian 2014

Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

1 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian serta pengembangan agropolitan

2 Jumlah populasi ternak

100.544 satuan ternak

97.764

satuan

ternak

107.935 satuan ternak

110,40 %

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Populasi ternak di Kabupaten Bantul pada tahun 2014-2015 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.13. Populasi Ternak Kabupaten Bantul Tahun 2014-2015 (ekor)

No Populasi Tahun

Naik/Turun (%) 2014 2015

1 Sapi Potong 52.564 54.640 3,95 2 Sapi Perah 201 247 22,89 3 Kambing 84.370 96.021 13,81 4 Domba 61.498 71.754 16,68 5 Ayam Buras 810.922 913.767 12,68 6 Ayam ras Petelur 732.545 777.726 6,17 7 Ayam ras Pedaging 952.449 1.006.163 5,64 8 Itik 198.177 210.400 6,17 Konversi ke satuan ternak 100.544 107.935 7,35

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten melampaui target dengan

capaian 110,40%. Selain populasi ternak, produksi hasil peternakan yang

meliputi daging, susu dan telur juga dapat dijadikan indikator keberhasilan

dalam pembangunan peternakan di Kabupaten Bantul. Data produksi hasil

ternak di Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut,

Page 40: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

33

Tabel 3.14. Produksi Hasil Ternak Tahun 2014-2015 (kg)

No Hasil Ternak Tahun Naik / Turun

(%) 2014 2015 Produksi Daging

1 Daging Sapi Potong 2.560.172 2.967.063 15,89 2 Daging Kambing 556.921 610.995 9,71 3 Daging Domba 1.628.891 1.749.802 7,42 4 Daging Ayam Buras 1.419.612 1.599.654 12,68 5 Daging Ayam Ras Petelur 1.305.546 1.478.473 13,25 6 Daging Ayam Ras Pedaging 5.069.443 5.361.883 5,77 7 Daging Itik 322.433 342.320 6,17 Jumlah 12.863.017 14.142.366 9,95

Produksi Telur 1 Telur Ayam Buras 490.680 560.485 14,23 2 Telur Ayam Ras Petelur 5.495.908 5.698.661 3,69 3 Telur Itik 1.058.707 1.313.183 24,04 Jumlah 7.045.296 7.572.329 7,48

Produksi susu 1 Susu Sapi Perah 259.858 304.662 17,24 Jumlah 259.858 304.662 17,24

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Baik produksi dan populasi ternyata mengalami kenaikan dibanding

tahun 2014, salah satu yang menyebabkan hal tersebut adalah masih

tingginya minat masyarakat di Kabupaten Bantul dalam memelihara dan

membudidayakan ternak sebagai penggerak ekonominya.

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul telah

melaksanakan Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang

mendukung pencapaian target sasaran meningkatkan produksi dan

produktivitas pertanian serta pengembangan agropolitan. Kegiatan-

kegiatan dalam program tersebut meliputi :

1. Kegiatan Pembibitan dan perawatan ternak (Penetasan ayam buras)

Tujuan kegiatan ini adalah peningkatan populasi ternak ayam

buras melalui penetasan telur ayam buras menggunakan mesin tetas

untuk menghasilkan Day Old Chicken (DOC). Keluaran kegiatan ini

meliputi:

� Belanja bibit ternak (telur calon ayam buras) 34.500 butir

� Belanja bahan kimia dan perlengkapan penetasan

� Belanja pemeliharaan alat pengolahan bermesin (mesin tetas)

� Operasional penetasan

Page 41: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

34

2. Kegiatan Penelitian dan pengolahan gizi pakan ternak

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap

pakan ternak buatan yang beredar dengan melakukan pengambilan

sampel pakan ternak dari poultry, pedagang pakan, produsen dan

pabrik pakan, kemudian sampel pakan diuji di Chemix Pratama

Laboratorium.

3. Kegiatan Bimbingan dan pemberdayaan kelompok

Kegiatan pemberdayaan terhadap peternak dan petugas

melalui lomba kelompok ternak unggas, kambing dan sapi, petugas

inseminator dan dokter hewan. Prestasi yang diperoleh tahun 2015 ini

adalah juara 3 tingkat DIY lomba kelompok kambing atas nama

Kelompok Sido Rukun Brajan, Pleret dan juara 3 tingkat DIY petugas

Inseminator atas nama Purwanto.

Selain melalui lomba kelompok ternak dan petugas,

dilaksanakan pula pelatihan itik turi sebagai tindak lanjut diakuinya itik

turi Bantul sebagai aset daerah dan salah satu plasma nutfah ternak

nasional melalui Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Nomor 665/Kpts/SR.120/6/2014 tanggal 4 Juni 2014 dengan peserta

25 orang.

4. Kegiatan Peningkatan Mutu Genetik Sapi

Keluaran kegiatan ini adalah pembelian semen, speculum, dan

inseminator gun yang digunakan untuk inseminasi buatan. Inseminasi

buatan bertujuan untuk meningkatkan populasi ternak sapi di

Kabupaten Bantul. Tahun 2015 ini terdapat inovasi kegiatan berupa

pelayanan Inseminasi Buatan bersubsidi untuk KK Miskin. Sasaran

kegiatan ini baru dilakukan di 3 desa meliputi Desa Selopamioro

Imogiri, Desa Seloharjo Pundong, dan Desa Argorejo Sedayu.

Pendataan ternak di KK Miskin dilakukan melalui sosialisasi kepada

peternak dengan mengirimkan format/blangko pendataan ternak yang

dimiliki oleh peternak KK miskin, dengan data sebagai berikut,

Page 42: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

35

Tabel 3.15. Data Pendataan Ternak KK Miskin 2015

No Lokasi Kegiatan Jumlah Sapi

yang dimiliki KK Miskin

Jumlah dosis IB

1 Desa Selopamioro 1.012 ekor 400 2 Desa Seloharjo 1.066 ekor 1.294 3 Desa Argorejo 192 ekor 136

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Dari hasil IB bersubsidi di 3 lokasi tersebut dilakukan pula

pemeriksaan kebuntingan (PKb) dengan persentase 45,6 % (834

ekor) dengan tingkat kegagalan 2% maka dari 834 ekor sapi yang

bunting akan diperoleh kelahiran pedet (anak sapi) sebanyak 817 ekor

di tahun 2016.

Untuk menghasilkan anakan yang unggul telah disediakan

straw untuk ternak sapi, domba, dan kambing. Jenis semen beku yang

paling banyak digunakan adalah Simental, Limosin, Brahman, dan

Peranakan Ongole (PO). Persentase kelahiran pada tahun 2015

mengalami penurunan sebesar 1,98% dibandingkan tahun 2014

sebanding dengan penurunan jumlah penggunaan straw. Data

penggunaan straw dan kelahiran inseminasi buatan disajikan sebagai

berikut,

Tabel 3.16. Data Penggunaan Straw Tahun 2014 – 2015

No Tahun Jenis Pejantan / Semen Beku

Simmental Limosin P.O Brahman Brangus Perah/FH Kerbau Jumlah Kambing/ domba

1 2014 25.772 1.142 3.209 214 1.295 4 6 35.006 3.364 2 2015 29.173 536 2.526 1.063 174 8 2 33.695 3.139

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Tabel 3.17. Data Kelahiran Inseminasi Buatan Tahun 2014 – 2015

No Tahun Kelahiran Ket.

% Jantan Betina Jumlah

1 2014 9.923 10.260 20.183 60,16

2 2015 10.534 9.321 19.872 58,97

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Page 43: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

36

5. Kegiatan Pendampingan operasional dana revolving bantuan ternak

sapi

Kegiatan ini digunakan untuk pembinaan kelompok ternak

penerima dana revolving (untuk pembelian sapi modal pengembangan

usaha) di 17 kecamatan. Permasalahan kegiatan ini adalah kelompok

lambat dalam membayar angsuran, sehingga diharapkan ke depannya

lebih selektif lagi dalam memilih kelompok penerima dana revolving.

6. Kegiatan Pendampingan operasional pemeliharaan ternak kuda

Keluaran kegiatan ini adalah terlaksananya operasional

budidaya pejantan kuda unggul seperti obat-obatan dan bahan pakan,

belanja sewa lahan dan biaya pemeliharaan kandang.

Pelayanan Kesehatan Hewan merupakan salah satu tupoksi Dinas

Pertanian dan Kehutanan yang secara tidak langsung mendukung

sasaran peningkatan produksi dan produktivitas peternakan di kabupaten

Bantul. Pelayanan kesehatan hewan dilaksanakan melalui Program

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak dengan kegiatan-

kegiatan meliputi,

1. Kegiatan Pendataan masalah peternakan

Tujuan pendataan masalah ternak adalah untuk

menginventarisasi permasalahan peternakan sebagai dasar evaluasi

terhadap upaya penanggulangan maupun pencegahan yang telah

dilaksanakan dan menentukan upaya-upaya yang akan ditempuh

untuk menangani permasalahan peternakan. Pendataan dilaksanakan

oleh medik dan paramedik veteriner di Puskeswan. Hasil dari

pendataan ini antara lain adalah terdatanya serangan virus Avian

Influenza (AI) pada ternak unggas seperti berikut,

Page 44: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

37

Tabel 3.18. Kejadian Penyakit Avian Influenza Tahun 2014-2015 Tahun Jumlah Kasus Terlapor 2014 19 2015 5

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Tahun 2015 ini mengalami penurunan kasus terlapor sebanyak

14 kasus menjadi 5 kasus terlapor. Penurunan ini dikarenakan oleh

kesadaran masyarakat akan vaksinasi dan biosecurity

(mempertahankan agar kuman tidak masuk dalam lingkungan

peternakan). Selain itu terdapat peningkatan anggaran untuk vaksinasi

AI dan desinfektan sehingga serangan AI dapat dicegah.

2. Kegiatan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular

ternak

Tujuan kegiatan ini adalah menjaga kesehatan ternak dan

mencegah terjadinya perluasan penularan penyakit ternak. Beberapa

upaya yang telah dilakukan, antara lain:

a. Pengambilan dan pemeriksaan spesimen di laboratorium

kesehatan hewan sebanyak 300 spesimen yaitu untuk dilakukan

pemeriksaan parasit cacing pada kotoran (feses) sapi dan

hasilnya 247 ada cacing Helminthosis dan 53 lainnya tidak

terdeteksi adanya cacing;

b. Pengambilan dan pengiriman spesimen dari sampel bangkai

ayam ke Balai Besar Veteriner Wates sebanyak 20 spesimen

untuk dilakukan Uji Avian Influenza (AI) dan hasilnya 5

diantaranya positif terserang AI. Pengujian AI dilaksanakan di

Lab BBVet Wates karena di Lab Kesmavet maupun Lab Keswan

Kab. Bantul tidak ada fasilitas alat maupun reagen untuk uji

tersebut.

c. Desinfeksi di pasar-pasar unggas dan kandang-kandang ternak

secara rutin selama 12 bulan.

d. Sosialisasi penyakit hewan untuk 500 orang peserta (terbagi

dalam 20 kali sosialisasi).

Page 45: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

38

e. Pengadaan bahan kimia laboratorium kesehatan hewan

sebanyak satu paket.

f. Pengadaan peralatan laboratorium kesehatan hewan (peralatan

pengaduk magnetik) 1 unit dan rehab bangunan lab Kesmavet /

type C

g. Vaksinasi AI 45.000 ekor

3. Kegiatan Pengawasan Kesmavet dan pemeriksaan hewan qurban

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

a. Pengawasan peredaran daging dilakukan selama 12 bulan;

b. Sosialisasi peduli pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh

dan halal sebanyak 10 kali @ 25 orang peserta yang terdiri dari

pelaku usaha, kader kesehatan, dan masyarakat konsumen,

yang bertempat di Guwosari, Tirtonirmolo, Argomulyo,

Pendowoharjo, Segoroyoso, Selopamioro, Srigading, Poncosari,

Argodadi, dan Prancak Glondong, Sewon.

c. Sosialisasi pemotongan hewan qurban bagi takmir masjid/panitia

diikuti oleh 50 orang peserta pada tanggal 9 September 2015;

d. Apresiasi kesejahteraan hewan diikuti oleh 30 orang peserta

pada tanggal 20 Mei 2015 dengan sasaran kegiatan Pemotong

hewan, peternak, pedagang hewan, dan tokoh masyarakat.

Tujuannya adalah untuk memberi pemahaman bahwa hewan

adalah makhluk yang perlu diperlakukan dengan baik dan

manusiawi baik dalam pemeliharaan, penjualan, dan proses

pmotongannya sehingga diperoleh produk daging berkualitas;

e. Bimbingan kesehatan masyarakat veteriner diikuti oleh 30 orang

peserta pada tanggal 5 Mei 2015 dengan tujuan untuk

memberikan arahan dan gambaran pentingnya penerapan ASUH

(Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) dalam Pengolahan Pangan Asal

Hewan;

f. Pemeriksaan kesehatan hewan di tempat penjualan hewan

qurban serta pemantauan dan pemeriksaan hewan qurban di

Page 46: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

39

tempat pemotongan hewan qurban dengan melibatkan 150

petugas dari instansi terkait dan mahasiswa FKH UGM;

g. Pengambilan dan pemeriksaan specimen di lab BBVet Wates

sebanyak 24 specimen dengan sampel bakso untuk diuji ELISA,

hasilnya semua sempel bakso negatif, artinya tidak ada

pemalsuan atau pencampuran daging sapi yang digunakan

sebagai bahan pembuatan bakso;

h. Pemeriksaan sampel daging dan susu masing-masing 240

sampel di lab Kesmavet. Hasil pemeriksaan sampel daging : 198

sampel kategori baik, 6 sampel kategori cukup, dan tidak ada

sampel kategori jelek. Sedangkan hasil pemeriksaan sampel

susu : 33 sampel kategori baik, 191 sampel kategori lebih dari

cukup, 5 sampel kategori cukup, dan 11 sampel kategori jelek.

i. Pengadaan tempat penyimpanan produk peternakan dan bahan

kimia laboratorium kesmavet

4. Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Hewan

Kegiatan yang dilaksanakan meliputi :

a. Bimbingan dokter hewan praktek diikuti 25 orang dokter hewan;

b. Bimbingan peredaran obat hewan diikuti 20 orang pengusaha

depo obat hewan;

c. Pengawasan peredaran obat hewan di 30 depo obat hewan

d. Pengadaan obat-obatan dan satu peralatan medis veteriner

5. Kegiatan Optimalisasi UPT Puskeswan

Keluaran kegiatan ini digunakan untuk operasional UPT Puskeswan

seperti pengadaan pakaian kerja lapangan 18 buah, pengobatan

penyakit hewan 1.100 ekor dan pengambilan dan pemeriksaan

sampel feces 200 ekor

Page 47: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

40

6. Kegiatan Optimalisasi UPT Rumah Pemotongan Hewan

Keluaran kegiatan ini digunakan untuk operasional UPT RPH seperti

evaluasi optimalisasi retribusi RPH, Koordinasi pemotongan hewan,

dan pengawasan pemotongan hewan se Kabupaten Bantul selama 12

bulan

3.2.2. Sasaran II : Terwujudnya Peningkatan Pengelolaan dan

Pelestarian SDA

Indikator sasaran ini adalah Luas Lahan Kritis. Angka luas lahan

kritis dihitung berdasarkan data luas lahan yang tidak produktif dan tidak

berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan perlindungan tanah

dengan kriteria penutupan vegetasi kurang dari 25% dan ada gejala erosi.

Tabel 3.19. Capaian Indikator Sasaran II

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Capaian 2014

Tahun 2015 Target Realisasi Capaian

2 Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan pelestarian SDA

Luas lahan kritis

1.420,5 ha

1.333,25 ha

1.420,5 ha

87,71 %

Sumber: Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Capaian kinerja untuk sasaran ini adalah 87,71 % atau masuk

dalam kategori kinerja tinggi. Program yang dilaksanakan dalam

pencapaian sasaran ini adalah Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

dengan kegiatan Pendampingan/Penunjang Kegiatan Pengelolaan Lahan

Kritis Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat (PLKSDA-BM). Keluaran

kegiatan ini antara lain:

a. Pendampingan Program PLKSDA-BM (TP APBN) di 3 kelompok

tani yaitu:

Page 48: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

41

Tabel 3.20. Kelompok kegiatan Pendampingan PLKSDA-BM

Kelompok Tani Alamat Luasan Kelompok Tani Lestari Mulyo Nawungan I, Selopamioro, Imogiri 35 Ha Kelompok Tani Kitri Dadi Soko Seloharjo, Pundong 7 Ha Kelompok Tani Sedyo Maju Pencitrejo, Terong, Dlingo 4 Ha

Sumber: Dipertahut Kab. Bantul, 2016

b. Sekolah lapangan Penanganan Lahan Kritis di Kelompok Tani

Kelompok Tani Lestari Mulyo, Nawungan I, Selopamioro, Imogiri

dengan peserta sebanyak 25 orang dari anggota kelompok tani di

Rumah Bapak Tugimin, Nawungan I, Selopamioro, Imogiri.

c. Pelatihan Penanganan Lahan Kritis yang diikuti oleh 35 peserta

terdiri dari 3 orang Tenaga Pendamping Masyarakat dan lainnya

berasal dari dua Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani Kitri Dadi,

Soko Seloharjo, Pundong dan Kelompok Tani Sedyo Maju,

Pancitrejo, Terong, Dlingo

d. Studi banding kelompok tani ke Jember, Jawa Timur untuk mengajak

petani melakukan pembelajaran tentang Pengelolaan Lahan Kritis

dan Contoh Pengelolaan Lahan Kritis di tempat tujuan yaitu

Kelompok Tani Desa Tanggul Wetan, Kecamatan Tanggul,

Kabupaten Jember.

Penanganan lahan kritis di Selopamioro, Seloharjo, dan Terong

masih belum dapat menurunkan luasan lahan kritis, karena di lokasi

tersebut merupakan lahan potensial kritis dan tanaman masih memerlukan

pemeliharaan sehingga dampak kegiatan masih belum dapat menjadikan

lahan potensial kritis tersebut menjadi lahan produktif.

Tabel 3.21. Luas Lahan Kritis Kabupaten Bantul Tahun 2014-2015

Tahun Sangat Kritis (ha) Kritis (ha) Potensial Kritis

(ha) 2014 - 477,75 1420,5 2015 - 477,75 1420,5

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Page 49: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

42

3.2.3. Sasaran III : Terkelolanya Sumber Daya Hutan

Pengelolaan sumber daya hutan merupakan tupoksi dari bidang

Kehutanan di Dinas Pertanian dan kehutanan Kabupaten Bantul. Indikator

kinerja sasaran ini adalah Rasio Luas Lahan Hutan Budidaya. Capaian

kinerja untuk sasaran ini adalah 80,25% atau masuk kategori kinerja

tinggi.

Tabel 3.22 Capaian Indikator Sasaran III

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Capaian 2014

Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

3 Terkelolanya sumberdaya hutan

Rasio luas lahan hutan budidaya

22,77 % 20,0 % 16,05 % 80,25 %

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Angka rasio luas lahan hutan budidaya dihitung berdasarkan rumus :

(Jml luas hutan rakyat budidaya+luas kawasan hutan negara) x100%

(Jumlah luas hutan rakyat+hutan negara)

(496 Ha + 1052,56) x 100% = 16,05 % (8.595 + 1.052,56)

Tabel 3.23 Rincian jumlah luas hutan rakyat budidaya

Konservasi 180 Ha Kegiatan penanganan lahan kritis 46 Ha Kegiatan budidaya / pengembangan dan Pemeliharaan Bambu 20 Ha Penghijauan lingkungan 250 Ha Total 496 Ha

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam mendukung

pencapaian target dari sasaran Terkelolanya Sumber Daya Hutan adalah

Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan dengan kegiatan sebagai berikut :

1) Kegiatan Pembinaan, Pengendalian, dan Pengawasan Gerakan

Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Kegiatan ini menggunakan dana dari

DAK bidang kehutanan. Akan tetapi tidak dapat dilaksanakan untuk

kegiatan fisiknya karena terkendala adanya amanat UU 23 tahun

Page 50: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

43

2014 yang mewajibkan kelompok penerima berbadan hukum

nasional. Keluaran kegiatan yang dapat terealisasi hanya yang

bersifat perencanaan kegiatan dan koordinasi.

2) Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan

Lahan (RHL). Keluaran dari kegiatan ini antara lain melaksanakan

sosialisasi Tata Usaha Hasil Hutan dan pelatihan SKAU dan

mengikuti lomba Penghijauan dan Konservasi Alam Wana Lestari

dengan kategori meliputi :

Tabel 3.24. Kategori Lomba Penghijauan & Konservasi Alam Wana Lestari

Kategori Perwakilan Alamat Kelompok tani hutan kelompok tani

Manunggal Gampeng, Triwidadi, Pajangan

Kategori Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM)

SDN Kadibeso Triwidadi, Pajangan

Kategori Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM)

Sugiyarto Sendangsari, Pajangan

Desa peduli kehutanan desa Dlingo Dlingo Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Pada tahun 2015 tidak terdapat penambahan luas hutan rakyat

karena tidak ada kegiatan pembuatan / pengkayaan hutan rakyat.

Tabel 3.25. Luas Hutan Rakyat Tahun 2014 – 2015

No Kecamatan Luas Hutan Rakyat 2014 (Ha)

Luas Hutan Rakyat 2014 (Ha)

1 Sedayu 398 398 2 Pajangan 2.621 2.621 3 Kasihan 272 272 4 Srandakan 45 45 5 Pandak 75 75 6 Sanden 63 63 7 Bantul - - 8 Sewon - - 9 Jetis 18 18 10 Pundong 350 350 11 Kretek 140 140 12 Bambanglipuro 40 40 13 Dlingo 1.598 1.598

Page 51: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

44

No Kecamatan Luas Hutan Rakyat 2014 (Ha)

Luas Hutan Rakyat 2014 (Ha)

14 Piyungan 420 420 15 Imogiri 2.180 2.180 16 Pleret 375 375 17 Banguntapan - -

Jumlah 8.595 8.595 Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Dari hutan rakyat, dibudidayakan aneka usaha hasil hutan meliputi,

budidaya lebah madu dan penanaman tanaman di bawah tegakan

(garut/umbi). Jumlah unit usaha kegiatan budidaya lebah madu tidak

mengalami perubahan dibandingkan tahun lalu namun mengalami

peningkatan produksi.

Tabel 3.26. Usaha Budidaya Lebah Madu Tahun 2014 – 2015

No Kecamatan Tahun 2014 Tahun 2015

Jumlah (unit)

Produksi (kg/th)

Jumlah (unit)

Produksi (kg/th)

1 Sedayu - - - - 2 Pajangan - - - - 3 Kasihan - - - - 4 Srandakan 4 199,8 4 199,8 5 Pandak - - - - 6 Sanden - - - - 7 Bantul - - - - 8 Sewon - - - - 9 Jetis - - - -

10 Pundong - - - - 11 Kretek - - - - 12 Bambanglipuro - - - - 13 Dlingo 25 200 25 240 14 Piyungan - - - - 15 Imogiri 12 192,4 12 222,4 16 Pleret - - - - 17 Banguntapan - - - -

Jumlah 41 592,2 41 662,2 Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Pada tahun 2015 tidak ada kegiatan penanaman lahan bawah

tegakan dengan tanaman garut dan umbi. Petani hanya mengembangkan

usahanya dari tanaman yang sudah ada.

Page 52: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

45

Tabel 3.27. Penanaman Lahan di Bawah Tegakan Tahun 2014 – 2015

No.

Kecamatan

Tahun 2014 Tahun 2015 Vol (Ha) Jenis

Komoditi Produksi (TonHa)

Vol (Ha)

Jenis Komoditi

Produksi (Ton/Ha)

1. Sedayu 118 Garut, umbi 95 118 Garut, umbi 95 2. Pajangan 105 Garut, umbi 84 105 Garut, umbi 84 3. Kasihan - - - - - - 4. Srandakan - - - - - - 5. Pandak 61 Garut, umbi 48 61 Garut, umbi 48 6. Sanden 9 Garut, umbi 7,2 9 Garut, umbi 7,2 7. Bantul - - - - - - 8. Sewon - - - - - - 9. Jetis - - - - - - 10. Pundong 7,5 Garut, umbi 6 7,5 Garut, umbi 6 11. Kretek - - - - - - 12. Bambanglipuro 2,5 Garut, umbi 2 2,5 Garut, umbi 2 13. Dlingo 203 Garut, umbi 162,4 203 Garut, umbi 162,4 14. Piyungan 45 Garut, umbi 35 45 Garut, umbi 35 15. Imogiri 21 Garut, umbi 12 21 Garut, umbi 12 16. Pleret 6 Garut, umbi 5 6 Garut, umbi 5 17. Banguntapan - - - - - -

Jumlah 578 - 463,8 578 - 463,8 Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Untuk produksi tanaman kehutanan dalam bentuk kayu bulat dan

kayu olahan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.28. Produksi Tanaman Kehutanan

No. Produksi hasil kehutanan Tahun 2014 Tahun

2015 Naik/

(Turun) % 1.

Kayu bulat (m3)

3.946,38

2.446,21

(38,01%)

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

Data kayu bulat diperoleh dari pemerintah desa karena mulai bulan

Agustus 2012 ijin pengangkutan kayu ditangani oleh pemerintahan desa.

Page 53: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

46

3.3. AKUNTABILITAS ANGGARAN

Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan dalam

pencapaian indikator-indikator dalam sasaran strategis, Dinas Pertanian

dan Kehutanan Kabupaten Bantul memiliki anggaran murni yang

tercantum dalam DPA Tahun 2015 sebesar Rp 16.010.260.025,- yang

terdiri dari 12 program dan 57 kegiatan. Dalam perjalanannya, terdapat

perubahan anggaran (DPPA Tahun 2015) sehingga anggaran di Dinas

Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul menjadi sebesar Rp

32.328.670.025 dengan realisasi sebesar Rp 10.024.803.141,- atau

31,01%.

Anggaran ini terdiri dari anggaran administrasi umum dan anggaran

kegiatan utama. Kegiatan administrasi umum merupakan kegiatan

pendukung dalam pencapaian sasaran. Dengan total anggaran kegiatan

administrasi umum sebesar Rp 1.410.565.000,- dengan realisasi Rp

1.316.270.091,- atau 93,31% dengan 4 program dan 21 kegiatan rutin.

Sedangkan untuk kegiatan utama dalam pencapaian tiap sasaran

strategis dengan perincian seperti tabel 3.29 berikut

Page 54: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

47

Tabel 3.29. Anggaran dan Realisasi per Sasaran Tahun 2015

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Kinerja Tahun 2015 Anggaran Tahun 2015 Keterangan

Target Realisasi Capaian Target (Rp) Realisasi (Rp)

Capaian (Rp)

1 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian serta pengembangan agropolitan

Pertumbuhan produksi tanaman pangan (padi)

3,6 %

3,26 %

90,55 %

28.230.776.375 7.431.504.870 26,32 % Kegiatan fisik terkendala UU 23 tahun 2014 yang mewajibkan kelompok penerima berbadan hukum nasional. Keluaran kegiatan yang dapat terealisasi hanya yang bersifat perencanaan kegiatan dan koordinasi

Jumlah populasi ternak

97.764

satuan

ternak

107.935 satuan ternak

110,40 %

1.181.450.000 1.088.668.000 92,15%

2 Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan pelestarian SDA

Luas lahan kritis

1.333,25 ha

1.420,5 ha

87,71 %

1.293.270.650 56.197.150 4,34% Kegiatan fisik terkendala UU 23 tahun 2014 yang mewajibkan kelompok penerima berbadan hukum nasional. Keluaran kegiatan yang dapat terealisasi hanya yang bersifat perencanaan kegiatan dan koordinasi

3 Terkelolanya sumberdaya hutan

Rasio luas lahan hutan budidaya

20,0 % 16,05 % 80,25 % 143.148.000 132.163.030 92,33%

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016

.

Page 55: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Penutup

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

48

BAB IV

P E N U T U P

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Pertanian dan

Kehutanan Kabupaten Bantul merupakan tindak lanjut dari Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah Tahun 2014 berdasarkan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

APBD Kabupaten Bantul pada tahun 2015 menyediakan dana

sebesar Rp 32.328.670.025,- Dana tersebut digunakan untuk

pelaksanaan kegiatan di Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul sebanyak

12 program yang terdiri dari 57 kegiatan dengan realisasi sebesar Rp

10.024.803.141,- atau 31,01 % realisasi yang kecil ini disebabkan karena

kegiatan fisik yang diperbantukan kepada kelompok terkendala UU nomor

23 tahun 2014 yang mewajibakn kelompok penerima harus memiliki

badan hukum Indonesia.

Sesuai dengan Peraturan Bupati Bantul nomor 74 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Bantul nomor 16B

Tahun 2011 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten

Bantul Tahun 2011 – 2015, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul memiliki tiga sasaran dengan empat Indikator Kinerja Utama. Dari

hasil pengukuran kinerja,diperoleh hasil capaian tahun 2015 sebagai

berikut :

a. Capaian kinerja untuk sasaran I : Meningkatnya produksi dan

produktivitas pertanian serta pengembangan agropolitan

dengan 2 Indikator Kinerja Utama, meliputi pertumbuhan

produksi tanaman pangan (padi) dengan capaian 90,55% atau

Page 56: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Penutup

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

49

masuk kategori tinggi dan indikator jumlah populasi ternak

dengan capaian 110,40% masuk kategori kinerja sangat tinggi.

b. Capaian kinerja untuk sasaran II : Terwujudnya peningkatan

pengelolaan dan pelestarian SDA dengan Inidkator Kinerja

Utama luas lahan kritis dengan capaian 87,71% masuk kategori

kinerja tinggi.

c. Capaian kinerja untuk sasaran III : Terkelolanya sumber daya

hutan dengan Indikator Kinerja Utama rasio luas lahan hutan

budidaya capaian 80,25% masuk kategori kinerja tinggi.

Laporan Kinerja Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bantul diharapkan dapat dijadikan acuan bagi petugas di lingkungan dinas

dalam melaksanakan clean government dan good governance. Disamping

itu diharapkan laporan kinerja ini dapat memberikan masukan bagi pihak-

pihak yang berkepentingan (stake holders) untuk pengambilan keputusan

perumusan kebijakan pembangunan pertanian dan kehutanan di masa

mendatang.

Page 57: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 · dan proyeksi di masa depan; (2) memberikan umpan balik sebagai bahan pengambilan kebijakan dan (3) sebagai media akuntabilitas. Sehubungan

Lampiran

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015

50

Lampiran Prestasi dan Penghargaan Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bantul Tahun 2015

Tabel 3.30. Prestasi dan Penghargaan Tahun 2015 No. Tingkat Nama Prestasi 1 Nasional Juara II Lomba Kelompok Tani Berprestasi Komoditas

Jagung an Kel. Tani Sido Makmur III, Derman, Sumbermulyo, Bambanglipuro

2 Nasional Juara Unit Kerja Pelayanan Publik Berprestasi an UPT Puskeswan

3 Nasional Peringkat IV Pemeringkatan Keterbukaan Informasi Publik Berbasis Web Kategori SKPD Lingkup Kabupaten/Kota Pertanian (dari Kementan) an Dipertahut Kab. Bantul

4 Propinsi Juara II Lomba Kelompok Tani Berprestasi Komoditas Kedelai (Kel. Tani Sumber Giri, Kanigoro, Mangunan, Dlingo)

5 Propinsi Juara II Lomba Kelompok Tani Berprestasi komoditas tebu an. Kelompok Tani Tunas Baru, Nawungan I, Selopamioro, Imogiri

6 Propinsi Juara III Lomba Inseminator an Purwanto 7 Propinsi Juara III Lomba kelompok ternak kambing a.n.

Kelompok Sido Rukun, Brajan, Pleret 8 Propinsi Juara II lomba penghijauan dan konservasi alam

nasional kategori kelompok tani penghijauan a.n. Kelompok Tani Manunggal, Guwo, Triwidadi, Pajangan

9 Propinsi Juara III lomba penghijauan dan konservasi alam nasional kategori Kecil Menanam Dewasa Memanen an SD Kadireso, Triwidadi, Pajangan)

10 Propinsi Juara Harapan I lomba penghijaun dan konservasi alam nasional kategori Desa Peduli Kehutanan an Desa Dlingo, Kec. Dlingo

11 Propinsi Juara II lomba penghijauan dan konservasi alam nasional kategori Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat an. Sugiyanto, Jetis, Sendangsari, Pajangan

Sumber : Dipertahut Kab. Bantul, 2016