Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal...

127

Transcript of Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal...

Page 1: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat
Page 2: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Tahun 2019 dapat diselesaikan.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Tahun 2019 disusun sebagai wujud

pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan

perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan

kinerja ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan atas penggunaan anggaran. Selain itu laporan kinerja

merupakan salah satu kendali sekaligus alat untuk memacu peningkatan kinerja Direktorat

Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Tahun 2019, Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan memasuki tahun terakhir

dalam pembangunan kesehatan periode 2015-2019. Program ini didesain untuk mencapai

sasaran meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Pelaksanaan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan di tahun 2019 memiliki

berbagai inovasi dan terobosan, namun tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Untuk itu,

atas nama Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, saya berterima kasih atas

saran dan masukan perbaikan bagi penyempurnaan dokumen perencanaan serta

pelaksanaan program dan kegiatan di periode berikutnya.

Page 3: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

ii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

Page 4: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun

2019 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan

perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan kinerja disusun sesuai amanat

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Pada dasarnya laporan ini menginformasikan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2019 sebagai bagian dari pencapaian sasaran

strategis Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada Rencana Strategis

(Renstra) Kementerian Kesehatan 2015-2019.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penilaian atas hasil evaluasi Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Unit Organisasi Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan memperoleh nilai AA. Rincian penilaian tersebut

sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2014-2019

No. Tahun Hasil Penilaian Kategori

1 2014 97,65 AA

2 2015 96,73 AA

3 2016 97,50 AA

4 2017 97,75 AA

5 2018 97,01 AA

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017

tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang

merupakan revisi pertama atas Renstra Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015, sasaran

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses, kemandirian

dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, dengan tujuan yang akan dicapai pada

tahun 2019 adalah:

a. Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial sebesar

95%.

Page 5: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

iv Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

b. Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri dan

jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

sebanyak 73 jenis.

c. Persentase produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)

di peredaran yang memenuhi syarat sebesar 90%.

Dari indikator kinerja tahun 2019 tersebut di atas, Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu

dengan capaian:

a. Realisasi Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial sebesar

96,34%.

b. Realisasi jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri

dan jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

sebanyak 78 jenis.

c. Realisasi persentase produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah

tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat sebesar 95,67%.

Keberhasilan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam

mencapai target indikator kinerja di tahun terakhir Renstra 2015-2019 merupakan hasil

kerja keras seluruh komponen, pendayagunaan sumber daya yang optimal dan

penguatan terutama dalam perencanaan program kegiatan dan penyusunan peraturan

perundang-undangan bidang kefarmasian dan alat kesehatan serta monitoring dan

evaluasi pelaksanaan kegiatan yang berkelanjutan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Direktorat Jenderal Kefarmasian

dan Alat Kesehatan didukung oleh anggaran yang dituangkan dalam Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2019 dengan alokasi sebesar

Rp.4.479.337.816.000,00 yang terdiri alokasi Kantor Pusat sebesar

Rp.4.417.337.816.000,00 dan alokasi Dekonsentrasi sebesar Rp.62.000.000.000,00.

Selama pelaksanaan kegiatan tahun 2019, alokasi APBN Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalami 5 kali revisi perubahan anggaran program

dikarenakan; 1) Penambahan alokasi kekurangan gaji dan tunjangan

Rp.3.577.207.000,00; 2) Efisiensi dan optimalisasi Anggaran Penyediaan Obat dan

Vaksin sebesar Rp.1.635.136.632.000,00; 3) Penerimaan Hibah Luar Negeri Langsung

pada Satker Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT sebesar Rp.1.137.872.000,00; 4)

Penerimaan Hibah Luar Negeri Langsung pada Satker Pelayanan Kefarmasian

Rp.1.623.552.000,00; dan 5) Penerimaan Hibah Luar Negeri Langsung pada Satker

Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebesar Rp.3.799.214.000,00,

Page 6: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 v

sehingga alokasi anggaran Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

menjadi sebesar Rp.2.855.475.661.000,00 (Dua triliun delapan ratus lima puluh lima

miliar empat ratus tujuh puluh lima juta enam ratus enam puluh satu ribu rupiah).

Adapun realisasi anggaran tahun 2019 adalah sebesar Rp.1.979.331.071.559,00 (Satu

triliun sembilan ratus tujuh puluh sembilan miliar tiga ratus tiga puluh satu juta tujuh

puluh satu ribu lima ratus lima puluh sembilan rupiah) dengan persentase realisasi

sebesar 69,32%.

Dalam pelaksanaannya, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

memiliki upaya dan prestasi yang telah dicapai pada tahun 2019 antara lain:

1. Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan berupaya untuk meningkatkan akses,

kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan bagi pembangunan

kesehatan. Salah satu bentuk upaya peningkatan akses, kemandirian, dan mutu

tersebut melalui diseminasi informasi, advokasi, dan fasilitasi lintas pemangku

kepentingan, dengan kegiatan ini diharapkan para lintas program, lintas sektor,

maupun mitra terkait dapat memperoleh informasi terkini di bidang kefarmasian

dan alat kesehatan, serta mengkolaborasikan berbagai masukan.

“Seminar Bidang Kefarmasian dan Alkes” dengan Tema ”The 1st Technofarmalkes 2019: Indonesian Health Tech Innovation” merupakan langkah pengembangan

inovasi dan daya saing produk dalam negeri, yang meliputi produk sediaan farmasi

dan alat kesehatan, inovatif hasil penelitian, dan instrumen kebijakan perdagangan

bilateral, regional, dan internasional; uji klinik alat kesehatan; serta fasilitasi

(business matching, sharing experience) academic-business-government-community-innovator (A-B-G-C-I). Melalui diseminasi informasi inovasi,

peningkatan daya saing, pembiayaan, dan pelayanan kesehatan kepada

pemangku kepentingan terkait, diharapkan mendorong kemandirian sediaan

farmasi dan alat kesehatan produksi dalam negeri.

Page 7: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

vi Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

Gambar 1. The 1st Technofarmalkes 2019: Indonesian Health Tech Innovation

2. Website e-Fornas berfungsi tidak hanya sebagai media informasi satu arah namun

juga dikembangkan dengan menanamkan fitur baru chat online yang

memungkinkan masyarakat baik umum maupun tenaga kesehatan dapat

berkomunikasi secara langsung apabila memiliki pertanyaan atau keluhan seputar

penerapan Formularum Nasional (Fornas) atau kendala dalam memanfaatkan

website e-Fornas.

Gambar 2. e-Fornas

Page 8: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 vii

3. Satuan kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 sebagai upaya untuk

meningkatkan kinerja aparatur, sistem birokrasi yang lebih efektif dan efisien

dalam mendukung Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Gambar 3. Sertifikat ISO 9001:2015

4. Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan

organisasi dan memfasilitasi pengelolaan tata persuratan dan pengaturan jadwal

pimpinan, serta memberikan kemudahan dalam pelacakan tindak lanjut disposisi,

maka dikembangkanlah Sistem Informasi Persuratan secara Elektronik yang

disebut dengan Sistem Informasi Persuratan dan Agenda Pimpinan Internal

(SIPAPI). Akses SIPAPI ini diberikan mulai dari pejabat eselon I sampai dengan

pelaksana.

Gambar 4. Aplikasi SIPAPI

Page 9: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

viii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

5. Kementerian Kesehatan menerima trofi dan piagam dari Pemerintah Indonesia

atas capaian opini Wajar tanpa pengecualian (WTP) 6 kali berturut-turut untuk

laporan tahun 2014-2019 karena berhasil menyusun dan menyajikan laporan

keuangan. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan turut serta dalam

meraih WTP dengan melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara efektif,

efisien, transparan dan akuntabel sesuai aturan yang berlaku dalam rangka

mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

Gambar 5. Penghargaan dan Trofi WTP

6. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan meraih penghargaan tertinggi

di lingkungan Kementerian Kesehatan melalui Ahmad Hafiz, S.E. sebagai Petugas

Penyusun Laporan Keuangan Tahun 2018 dan Semester I tahun 2019 dengan

Kualitas Terbaik Pertama Tingkat Kementerian Kesehatan kategori Satuan Kerja

Non BLU. Penilaian didasarkan pada kualitas laporan keuangan tahun anggaran

2018 dan kualitas laporan keuangan semester 1 Tahun 2019.

Page 10: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 ix

Gambar 6. Penghargaan Petugas Penyusun Laporan Keuangan Tahun 2018 dan Semester I Tahun 2019 Kualitas Terbaik Pertama Tingkat Kementerian Kesehatan

Kategori Satuan Kerja Non BLU

7. e-Post Border Alkes dan PKRT adalah aplikasi online yang berfungsi sebagai

sistem pengawasan secara elektronik untuk meningkatkan efektifitas verifikasi

serta tindak lanjut yang dilakukan oleh pusat maupun provinsi terhadap

perusahaan yang melakukan impor alat kesehatan dan PKRT.

Gambar 7. e-Post Border Alkes dan PKRT

Page 11: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

x Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

8. e-BBKOS merupakan aplikasi elektronik portal informasi bahan baku kosmetika,

berisi 15.923 bahan baku kosmetika, berupa search engine yang user friendly sehingga memudahkan pengguna untuk mengakses informasi di mana pun dan

kapan pun melalui berbagai gawai yang dimiliki, baik berupa personal computer (PC), tablet, maupun smartphone. Informasi bahan baku kosmetika di e-BBKOS

terdiri dari International Nomenclature Cosmetic Ingredient (INCI) Name, Chemical Abstracts Service (CAS) Number, kegunaan, rumus molekul (RM), berat molekul

(BM), dan struktur kimia.

Gambar 8. e-BBKOS

9. Dalam rangka peningkatan pelayanan publik maka sekretariat tim penilai angka

kredit jabatan fungsional apoteker dan asisten apoteker di Sekretariat Direktorat

Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan melakukan pengembangan aplikasi

Daftar Usulan Penetapan Angka Kredit sehingga didapati rekap data pemangku

jabatan di setiap rumah jabatan secara realtime.

10. SIMEDANBAJA merupakan aplikasi untuk mempermudah alur proses data dan

informasi mengenai pengadaan barang dan jasa (PBJ) dalam bentuk elektronik

yang akan digunakan sebagai wadah untuk proses pengolahan data secara

elektronik dengan kemudahan, kecepatan dan ketepatan data yang tepat dalam

bentuk data yang terintegrasi. Aplikasi ini mengakomodir kebutuhan stakeholder dengan menampilkan data dan informasi terhadap proses PBJ secara terkini.

Page 12: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 xi

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF .................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xii

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1

B. MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................................ 1

C. SASARAN PROGRAM DAN ASPEK STRATEGIS ................................................ 2

D. STRUKTUR ORGANISASI..................................................................................... 5

E. SISTEMATIKA ....................................................................................................... 10

BAB II PERENCANAAN KINERJA................................................................................. 12

A. RENCANA STRATEGIS ........................................................................................ 12

B. PERJANJIAN KINERJA ......................................................................................... 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................. 18

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ........................................................................ 18

1. PENGUKURAN KINERJA ................................................................................. 18

2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................. 20

B. REALISASI ANGGARAN ....................................................................................... 65

1. KANTOR PUSAT ............................................................................................... 68

2. DANA DEKONSENTRASI ................................................................................. 69

C. SUMBER DAYA MANUSIA .................................................................................... 72

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 76

Page 13: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

xii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Tahun 2014-2019 ................................................................. iii Tabel 2. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan .............................. 13 Tabel 3. Indikator Kinerja dan Target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2015-2019 ................................................................................... 13 Tabel 4. Cara Perhitungan Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat

Kesehatan .............................................................................................. 14 Tabel 5. Sasaran Kegiatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan ....... 14 Tabel 6. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 ............................................................................................ 15 Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 ............................................................................................ 18 Tabel 8. Cara Perhitungan Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin

di Puskesmas ......................................................................................... 21 Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Puskesmas

dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial Tahun 2019 ................ 22 Tabel 10. Daftar Obat dan Vaksin Indikator ........................................................... 25 Tabel 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan

Farmasi yang Siap Diproduksi di Dalam Negeri dan Jumlah

Jenis/Varian Alat Kesehatan yang Diproduksi di Dalam Negeri

(Kumulatif) Tahun 2019 .......................................................................... 27 Tabel 12. Daftar Nama Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di

Dalam Negeri Tahun 2015-2019 ............................................................ 28 Tabel 13. Daftar Nama Jenis/Varian Alat Kesehatan yang Diproduksi di Dalam

Negeri Tahun 2015-2019 ....................................................................... 31 Tabel 14. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Produk Alat

Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di

Peredaran yang Memenuhi Syarat Tahun 2019 ..................................... 35 Tabel 15. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Puskesmas yang

Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Tahun 2019 ..... 37 Tabel 16. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Rumah Sakit yang

Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Tahun 2019 ..... 39 Tabel 17. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Kabupaten/Kota

yang Menerapkan Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Tahun

2019 ....................................................................................................... 42

Page 14: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 xiii

Tabel 18. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan

Vaksin sesuai Standar Tahun 2019 ........................................................ 43 Tabel 19. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Instalasi Farmasi

Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat

dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Tahun 2019 .............................. 48 Tabel 20. Percepatan waktu janji layanan/Service Level Agreement (SLA)

Perizinan Alat Kesehatan dan PKRT ...................................................... 49 Tabel 21. Jumlah Permohonan Izin Edar Produk Alat Kesehatan dan PKRT

Tahun 2019 ............................................................................................ 50 Tabel 22. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Penilaian Pre-

Market Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

(PKRT) yang diselesaikan Tepat Waktu Sesuai Good Review Practices Tahun 2019 ............................................................................................ 50

Tabel 23. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Sarana Produksi

Alat Kesehatan dan PKRT yang Memenuhi Cara Pembuatan yang

Baik (GMP/CPAKB) Tahun 2019 ............................................................ 52 Tabel 24. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Industri Sediaan

Farmasi yang Bertransformasi Dari Industri Formulasi Menjadi Industri

Berbasis Riset (Kumulatif) Tahun 2019 .................................................. 55 Tabel 25. Industri Sediaan Farmasi yang Bertransformasi Dari Industri Formulasi

Menjadi Industri Berbasis Riset (Kumulatif)Tahun 2017-2019 ................ 55 Tabel 26. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin

Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2019 . 60 Tabel 27. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan

Dukungan Manajemen yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2019 ..... 63 Tabel 28. Pengukuran Persentase Layanan Dukungan Manajemen yang

Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2019 .................................................. 63 Tabel 29. Alokasi Dana dan Realisasi Anggaran Program Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Tahun 2019 Berdasarkan Kegiatan ...................................... 65 Tabel 30. Alokasi Dana dan Realisasi Anggaran DIPA Kantor Pusat Direktorat

Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 ......................... 69 Tabel 31. Alokasi Dana dan Realisasi Anggaran DIPA Dekonsentrasi Direktorat

Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 ......................... 71 Tabel 32. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Jabatan ............ 72

Page 15: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

xiv Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

Tabel 33. Pemenuhan Kebutuhan PNS di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan

Alat Kesehatan Tahun 2019 ................................................................... 73 Tabel 34. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Pendidikan ....... 74 Tabel 35. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Jenis Kelamin .. 75

Page 16: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 xv

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Tahun 2019 ....................................................................... 19 Grafik 2. Target dan Realisasi Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan

Vaksin di Puskesmas Tahun 2015-2019 ............................................. 22 Grafik 3. Target dan Realisasi Indikator Persentase Puskesmas dengan

Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial Tahun 2017-2019 ................. 23 Grafik 4. Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial Tahun

2019 per Provinsi ................................................................................ 24 Grafik 5. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Bahan Baku Obat dan Obat

Tradisional serta Alat Kesehatan (Alkes) yang Diproduksi di Dalam

Negeri (Kumulatif) Tahun 2015-2019 .................................................. 26 Grafik 6. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi

yang Siap Diproduksi di Dalam Negeri dan Jumlah Jenis/Varian Alat

Kesehatan yang Diproduksi di Dalam Negeri (Kumulatif) Tahun 2015-

2019 .................................................................................................... 27 Grafik 7. Pertumbuhan Industri Alat Kesehatan dalam Negeri per 31 Desember

2019 .................................................................................................... 30 Grafik 8. Target dan Realisasi Indikator Persentase Produk Alat Kesehatan

dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di Peredaran

yang Memenuhi Syarat Tahun 2015-2019 ........................................... 34 Grafik 9. Target dan Realisasi Indikator Persentase Puskesmas yang

Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Tahun 2015-

2019 .................................................................................................... 37 Grafik 10. Target dan Realisasi Indikator Persentase Rumah Sakit yang

Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Tahun 2015-

2019 .................................................................................................... 39 Grafik 11. Target dan Realisasi Indikator Persentase Penggunaan Obat

Rasional di Puskesmas Tahun 2015-2019 .......................................... 41 Grafik 12. Target dan Realisasi Indikator Persentase Kabupaten/Kota yang

Menerapkan Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Tahun 2015-

2019 .................................................................................................... 42 Grafik 13. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan

Vaksin sesuai Standar Tahun 2015-2019 ............................................ 43

Page 17: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

xvi Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

Grafik 14. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan

Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2017-2019 ............................ 44 Grafik 15. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan

Obat dan Vaksin Sesuai Standar per Provinsi Tahun 2017-2019 ........ 45 Grafik 16. Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melakukan Manajemen

Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar per Provinsi Tahun

2017-2019 ........................................................................................... 46 Grafik 17. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Instalasi Farmasi

Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik

Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) Tahun 2015-2019 ......... 48 Grafik 18. Target dan Realisasi Indikator Persentase Penilaian Pre-Market Alat

Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang

diselesaikan Tepat Waktu Sesuai Good Review Practices Tahun

2015-2019 ........................................................................................... 51 Grafik 19. Target dan Realisasi Indikator Persentase Sarana Produksi Alat

Kesehatan dan PKRT yang Memenuhi Cara Pembuatan yang Baik

(GMP/CPAKB) Tahun 2015-2019........................................................ 53 Grafik 20. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Industri yang Memanfaatkan

Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Produksi Dalam Negeri

(Kumulatif) Tahun 2015-2019 .............................................................. 54 Grafik 21. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Industri Sediaan Farmasi yang

Bertransformasi Dari Industri Formulasi Menjadi Industri Berbasis

Riset (Kumulatif) Tahun 2015-2019 ..................................................... 55 Grafik 22. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin

Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun

2015-2019 ........................................................................................... 60 Grafik 23. Target dan Realisasi Indikator Persentase Kepuasan Klien Terhadap

Dukungan Manajemen Tahun 2015-2019 ........................................... 62 Grafik 24. Target dan Realisasi Indikator Persentase Layanan Dukungan

Manajemen yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2015-2019 .......... 63 Grafik 25. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian

Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun

2019 .................................................................................................... 66 Grafik 26. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian

Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun

2015-2019 ........................................................................................... 67

Page 18: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 xvii

Grafik 27. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian

Indikator Kinerja Program Persentase Puskesmas dengan

Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial Tahun 2019 .......................... 67 Grafik 28. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian

Indikator Kinerja Program Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang

Siap Diproduksi di Dalam Negeri, dan Jumlah Alat Kesehatan yang

Diproduksi di Dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2019 ........................... 68 Grafik 29. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian

Indikator Kinerja Program Persentase Produk Alat Kesehatan dan

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di Peredaran yang

Memenuhi Syarat Tahun 2019 ............................................................ 68 Grafik 30. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Jabatan ......... 73 Grafik 31. Pemenuhan Kebutuhan PNS di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan

Alat Kesehatan Tahun 2019 ................................................................ 74 Grafik 32. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Pendidikan .... 74 Grafik 33. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Jenis Kelamin 75

Page 19: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

xviii Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. The 1st Technofarmalkes 2019: Indonesian Health Tech Innovation ....................................................................................... vi

Gambar 2. e-Fornas ......................................................................................... vi Gambar 3. Sertifikat ISO 9001:2015 ................................................................. vii Gambar 4. Aplikasi SIPAPI ............................................................................... vii Gambar 5. Penghargaan dan Trofi WTP .......................................................... viii Gambar 6. Penghargaan Petugas Penyusun Laporan Keuangan Tahun 2018

dan Semester I Tahun 2019 Kualitas Terbaik Pertama Tingkat

Kementerian Kesehatan Kategori Satuan Kerja Non BLU .............. ix Gambar 7. e-Post Border Alkes dan PKRT ...................................................... ix Gambar 8. e-BBKOS ........................................................................................ x Gambar 9. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat

Kesehatan ...................................................................................... 6 Gambar 10. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian

dan Alat Kesehatan ........................................................................ 6 Gambar 11. Struktur Organisasi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan ................................................................... 7 Gambar 12. Struktur Organisasi Direktorat Pelayanan Kefarmasian .................. 8 Gambar 13. Struktur Organisasi Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian 8 Gambar 14. Struktur Organisasi Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT 9 Gambar 15. Struktur Organisasi Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan

PKRT .............................................................................................. 10 Gambar 16. Dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan

Alat Kesehatan Tahun 2019 ........................................................... 16 Gambar 17. Lampiran Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan

Alat Kesehatan Tahun 2019 ........................................................... 17 Gambar 18. Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan pada Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 dalam Aplikasi e-

Monev DJA/Aplikasi SMART .......................................................... 20 Gambar 19. Pelaksanaan Sampling Alat Kesehatan .......................................... 36 Gambar 20. Kegiatan Inspeksi Sarana Produksi Alat Kesehatan dan PKRT ...... 53

Page 20: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT

PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN ............................... 77 LAMPIRAN 2 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT PELAYANAN

KEFARMASIAN ......................................................................... 80 LAMPIRAN 3 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT PRODUKSI DAN

DISTRIBUSI KEFARMASIAN .................................................... 83 LAMPIRAN 4 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT PENILAIAN ALAT

KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH

TANGGA .................................................................................... 86 LAMPIRAN 5 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT PENGAWASAN ALAT

KESEHATAN DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH

TANGGA .................................................................................... 89 LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT

JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ............. 92 LAMPIRAN 7 DATA KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN DI PUSKESMAS

TAHUN 2019 .............................................................................. 95 LAMPIRAN 8 DATA HASIL UJI SAMPLING ALAT KESEHATAN DAN PKRT

TAHUN 2019 .............................................................................. 97 LAMPIRAN 9 KERTAS KERJA EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA UNIT

KERJA DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT

KESEHATAN TAHUN 2018 ....................................................... 98 LAMPIRAN 10 SOP PEMANTAUAN CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ................................. 102 LAMPIRAN 11 SOP PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA DIREKTORAT

JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN ............. 104

Page 21: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

xx Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

Page 22: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau

kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang diamanatkan para pemangku

kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran atau

target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun

secara periodik. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyusun laporan

kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam

rangka mencapai tujuan atau sasaran strategis dan sekaligus sebagai alat kendali dan

pemacu peningkatan kinerja serta sebagai salah satu alat untuk mendapat masukan bagi

stakeholder demi perbaikan kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian

Kesehatan, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas

menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kefarmasian dan alat

kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan

tugas tersebut, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dituntut untuk

melaksanakan pemerintahan berbasis kinerja dalam rangka mewujudkan birokrasi yang

bersih dan akuntabel, efektif dan efisien, serta memiliki pelayanan publik yang berkualitas.

Penyusunan laporan kinerja mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan merupakan

bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Direktorat

Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan atas penggunaan anggaran. Pelaporan kinerja

memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai

dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja.

Page 23: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

2 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

C. SASARAN PROGRAM DAN ASPEK STRATEGIS

Program Indonesia Sehat merupakan bentuk pelaksanaan Nawacita ke-5, sasaran dari

program ini adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui

upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan

finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia Sehat terdiri dari tiga

pilar, yaitu: 1). Paradigma Sehat; 2). Penguatan Pelayanan Kesehatan; dan 3). Pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan berperan dalam mendukung

Program Indonesia Sehat, dalam hal menjamin akses, kemandirian dan mutu sediaan

farmasi dan alat kesehatan, yang salah satunya diindikasikan oleh Puskesmas dengan

ketersediaan obat dan vaksin esensial.

Sesuai Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan,

perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan menjadi

tugas Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017 tentang Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan Tahun 2015-2019 yang merupakan revisi pertama atas Renstra Nomor

HK.02.02/Menkes/52/2015, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

melaksanakan salah satu dari 5 (lima) program teknis Kementerian Kesehatan yaitu

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses,

kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan. Indikator tercapainya sasaran

tersebut adalah:

1. Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial.

2. Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri dan

jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif).

3. Persentase produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)

di peredaran yang memenuhi syarat.

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1. Pelayanan Kefarmasian

Sasaran kegiatan ini adalah (1) Puskesmas dan rumah sakit yang melaksanakan

pelayanan kefarmasian sesuai standar dan (2) Penggunaan obat rasional di

Puskesmas.

Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

Page 24: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 3

a. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai

standar.

b. Persentase rumah sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai

standar.

c. Persentase kabupaten/kota yang menerapkan penggunaan obat rasional di

Puskesmas.

2. Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah (1) Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin

esensial; (2) Instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota menerapkan sistem

informasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP); serta (3) Instalasi

farmasi kabupaten/kota melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai

standar.

Indikator pencapaian sasaran ini adalah:

a. Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial.

b. Persentase instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang menerapkan

aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

c. Persentase Instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen

pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar.

3. Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Sasaran kegiatan ini adalah (1) Bahan baku sediaan farmasi yang diproduksi di

dalam negeri; (2) Transformasi industri sediaan farmasi dari industri formulasi

menjadi industri bahan baku berbasis riset serta; (3) Layanan izin industri sediaan

farmasi efektif.

Indikator dalam pencapaian sasaran ini adalah:

a. Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri

(kumulatif).

b. Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi (kumulatif).

c. Persentase layanan perizinan dan pelaporan yang sesuai standar.

4. Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

(PKRT)

Sasaran kegiatan ini adalah: (1) Alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri dan

(2) Pengawasan pre-market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah

tangga (PKRT) efektif.

Indikator dalam pencapaian sasaran ini adalah:

a. Jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif).

Page 25: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

4 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

b. Persentase penilaian pre-market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan

rumah tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat waktu sesuai Good Review Practices.

5. Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

(PKRT)

Sasaran kegiatan ini adalah pengawasan post-market alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) efektif.

Indikator dalam pencapaian sasaran ini adalah:

a. Persentase produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga

(PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat.

b. Persentase sarana produksi alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah

tangga (PKRT) yang memenuhi cara pembuatan yang baik (GMP/CPAKB).

6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sasaran kegiatan ini adalah layanan dukungan manajemen pada Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan tepat waktu.

Indikator dalam pencapaian sasaran ini adalah persentase layanan dukungan

manajemen yang diselesaikan tepat waktu.

Aspek Strategis pada Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat

dilihat berdasarkan Analisis Mandat Peraturan yang menyatakan bahwa terdapat 5 (lima)

mandat terkait peraturan yang ada di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

antara lain:

1. komoditi;

2. sumber daya;

3. pelayanan kefarmasian;

4. pengawasan; dan

5. pemberdayaan masyarakat.

Bahwa dalam 5 (lima) mandat yang dimaksud di atas, maka peraturan terkait dengan

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan diatur dalam 12 (dua belas) Undang-

Undang, 7 (tujuh) Peraturan Pemerintah, 5 (lima) Peraturan Presiden, 1 (satu) Inpres dan 1

(satu) Perka Badan POM. Sehingga secara keseluruhan peraturan yang dimandatkan pada

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan terdapat 26 (dua puluh enam)

peraturan.

Page 26: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 5

D. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2018 tentang perubahan atas Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

kefarmasian dan alat kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan

dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan

kefarmasian;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat

kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan

kefarmasian;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan distribusi

sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga,

pengawasan alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola

perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan distribusi sediaan

farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat

kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan,

dan pelayanan kefarmasian;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi,

alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan

dan perbekalan kesehatan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan

pelayanan kefarmasian;

f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan

g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Page 27: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

6 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Gambar 9. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Susunan organisasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan terdiri atas:

a. Sekretariat Direktorat Jenderal

Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Dukungan manajemen merupakan strategic enabler untuk menjaga dan

memastikan bahwa sasaran dapat dicapai melalui siklus manajemen yang

terorganisasi dengan baik, pengalokasian sumber daya secara efektif dan efisien, serta

dengan mentaati (conformity) kaidah-kaidah tata kelola pemerintahan yang baik.

Dukungan manajemen bagi pelaksanaan program meliputi lingkup perencanaan-

penganggaran-pemantauan-evaluasi, penyediaan data dan informasi, pelaksanaan

urusan kepegawaian-umum-rumah tangga, urusan keuangan dan Barang Milik Negara

(BMN) sesuai ketentuan, serta pelaksanaan urusan hukum-organisasi-hubungan

kemasyarakatan.

Gambar 10. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Page 28: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 7

b. Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,

prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang tata kelola obat publik dan perbekalan

kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Lingkup peran

dan fungsi tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan antara lain: 1)

Perencanaan dan penilaian ketersediaan; 2) Pengendalian harga dan pengaturan

pengadaan; 3) Pengendalian obat publik dan perbekalan kesehatan; serta 4)

Pemantauan pasar obat publik dan perbekalan kesehatan.

Gambar 11. Struktur Organisasi Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

c. Direktorat Pelayanan Kefarmasian

Direktorat Pelayanan Kefarmasian mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan

pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

di bidang pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Lingkup peran dan fungsi pelayanan kefarmasian antara lain: 1)

Manajemen dan klinikal farmasi; 2) Analisis farmakoekonomi; 3) Seleksi obat dan alat

kesehatan; serta 4) Penggunaan obat rasional.

Page 29: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

8 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Gambar 12. Struktur Organisasi Direktorat Pelayanan Kefarmasian

d. Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian mempunyai tugas melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan

kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi,

dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi kefarmasian sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Lingkup peran dan fungsi bidang produksi dan

distribusi kefarmasian adalah: 1) Obat dan pangan; 2) Obat tradisional dan kosmetik;

3) Narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi; serta 4) Kemandirian obat dan bahan

baku sediaan farmasi.

Gambar 13. Struktur Organisasi Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Page 30: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 9

e. Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi,

serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penilaian alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Lingkup peran dan fungsi bidang penilaian alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga adalah: 1) Penilaian alat kesehatan kelas A dan B; 2)

Penilaian alat kesehatan kelas C dan D; 3) Penilaian produk diagnostik dan alat

kesehatan khusus, dan 4) Penilaian PKRT dan produk mandiri.

Gambar 14. Struktur Organisasi Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT

f. Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga.

Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi,

serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan rumah tangga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Page 31: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

10 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Gambar 15. Struktur Organisasi Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT

E. SISTEMATIKA

Sistematika Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 sebagai berikut:

Ikhtisar Eksekutif

Bab I Pendahuluan Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

kepada sasaran program dan aspek strategis organisasi serta permasalahan

utama yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang

bersangkutan.

Bab III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada subbab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja.

Page 32: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 11

B. Realisasi Anggaran

Pada subbab ini diuraikan realisasi anggaran kantor pusat dan dana

dekonsentrasi yang digunakan dan yang telah digunakan untuk

mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian

kinerja.

C Sumber Daya Manusia

Pada subbab ini disajikan gambaran sumber daya manusia yang

mendukung pelaksanaan tujuan organisasi.

Bab IV Penutup Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

Lampiran

Page 33: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

12 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Visi dan Misi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengikuti visi dan

misi Presiden yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan

berkepribadian, berlandaskan gotong-royong”.

Tujuan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan:

1. Terwujudnya peningkatan Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial.

2. Terwujudnya kemandirian sediaan farmasi dan alat kesehatan.

3. Terjaminnya produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT)

yang memenuhi syarat di peredaran.

Salah satu strategi pembangunan kesehatan 2015-2019 adalah meningkatkan

ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan kualitas farmasi dan alat kesehatan. Arah

kebijakan dan strategi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan didasarkan pada

arah kebijakan dan strategi nasional yaitu meningkatkan akses, kemandirian, dan mutu

sediaan farmasi dan alat kesehatan. Strategi yang perlu dilakukan dari berbagai upaya

antara lain:

1. Regulasi perusahaan farmasi memproduksi bahan baku dan obat tradisional dan

menggunakannya dalam produksi obat dan obat tradisonal dalam negeri, serta bentuk

insentif bagi percepatan kemandirian nasional.

2. Regulasi penguatan kelembagaan dan sistem pengawasan pre dan post market alat

kesehatan.

3. Pokja ABGC (Academic-Business-Government-Community Colaboration) dalam

pengembangan dan produksi bahan baku obat, obat tradisional dan alat kesehatan

dalam negeri.

4. Regulasi penguatan penggunaan dan pembinaan industri alat kesehatan dalam negeri.

5. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dan tenaga kesehatan tentang

pentingnya kemandirian bahan baku obat, obat tradisional dan alat kesehatan dalam

negeri yang berkualitas dan terjangkau.

6. Mewujudkan instalasi farmasi pusat sebagai center of excellence manajemen

pengelolaan obat, vaksin dan perbekalan kesehatan di sektor publik.

7. Memperkuat tata laksana Health Technology Assessment (HTA) dan pelaksanaannya

dalam seleksi obat dan alat kesehatan untuk program pemerintah maupun manfaat

paket Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Page 34: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 13

8. Percepatan tersedianya produk generik bagi obat-obat yang baru habis masa

patennya.

9. Membangun sistem informasi dan jaringan informasi terintegrasi di bidang kefarmasian

dan alat kesehatan.

10. Menjadikan tenaga kefarmasian sebagai tenaga kesehatan strategis berbasis tim.

11. Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat rasional melalui

penguatan manajerial, regulasi, edukasi serta sistem monitoring dan evaluasi.

12. Menjalankan program promotif preventif yang berdasarkan pemberdayaan masyarakat,

termasuk yang ditujukan untuk meningkatkan penggunaan obat rasional di

masyarakat, dan melibatkan lintas sektor.

13. Law enforcement pengawasan alat kesehatan dan PKRT.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017

tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang merupakan

revisi pertama atas Renstra Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015, Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan salah satu dari 5 (lima) program teknis

Kementerian Kesehatan yaitu Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Sasaran Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Sasaran Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan

Tercapainya sasaran tersebut direpresentasikan dengan indikator kinerja beserta

target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 3. Indikator Kinerja dan Target Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015-2019

Indikator Kinerja Target

2015 2016 2017 2018 2019

Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial - - 85% 90% 95%

Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri dan jumlah

jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

a. Target bahan baku sediaan farmasi 5 10 20 30 45

b. Target jenis/varian alat kesehatan 2 7 14 21 28

Persentase produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) di

peredaran yang memenuhi syarat 77% 80% 83% 86% 90%

Page 35: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

14 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Cara perhitungan indikator kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Cara Perhitungan Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Indikator Kinerja Cara Perhitungan

Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat

dan vaksin esensial

Jumlah Puskesmas yang memiliki obat dan vaksin esensialJumlah Puskesmas di Indonesia yang melapor

× 100%

Jumlah bahan baku sediaan farmasi serta alat kesehatan

(Alkes) yang diproduksi di dalam negeri

Dihitung jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi dan jumlah jenis/varian alat kesehatan yang telah mampu diproduksi, oleh industri di dalam negeri (kumulatif)

Persentase produk alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga (PKRT) di peredaran yang

memenuhi syarat

Jumlah sampel alkes dan PKRT yang diuji dan memenuhi syaratJumlah sampel alkes dan PKRT yang diuji

× 100%

Untuk mencapai sasaran tersebut, maka kegiatan yang akan dilakukan sebagaimana

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Sasaran Kegiatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Kegiatan Sasaran

Peningkatan Pelayanan Kefarmasian (1) Puskesmas dan rumah sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar dan (2) Penggunaan obat rasional di Puskesmas

Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

(1) Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial; (2) Instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota menerapkan sistem informasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP); serta (3) Instalasi farmasi kabupaten/kota melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar

Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

(1) Bahan baku sediaan farmasi yang diproduksi di dalam negeri; (2) Transformasi industri sediaan farmasi dari industri formulasi menjadi industri bahan baku berbasis riset serta; (3) Layanan izin industri sediaan farmasi efektif

Peningkatan Penilaian Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT)

(1) Alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri dan (2) Pengawasan pre-market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) efektif

Peningkatan Pengawasan Alat Kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan Rumah

Tangga (PKRT)

Pengawasan post-market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) efektif

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Layanan dukungan manajemen pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tepat waktu

Page 36: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 15

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari

pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian

kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan

pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang

serta sumber daya yang tersedia.

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyusun perjanjian kinerja

mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Target ini

menjadi komitmen bagi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan untuk

mencapainya dalam tahun 2019.

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Sasaran Indikator Kinerja Target 2019

Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu

sediaan farmasi dan alat kesehatan

Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial 95%

Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri dan jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

a. Target bahan baku sediaan farmasi 45

b. Target jenis/varian alat kesehatan 28

Persentase produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat

90%

Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

ditandatangani oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan sebagai Pihak

Pertama dan Menteri Kesehatan sebagai Pihak Kedua. Dokumen Perjanjian Kinerja tersebut

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 37: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

16 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Gambar 16. Dokumen Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 38: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 17

Gambar 17. Lampiran Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 39: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

18 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

1. PENGUKURAN KINERJA Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dalam pelaksanaan Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan 2015-2019. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan

antara realisasi kinerja dengan target kinerja dari masing-masing indikator kinerja yang telah

ditetapkan dalam perencanaan kinerja. Melalui pengukuran kinerja diperoleh gambaran

pencapaian masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan

kegiatan di masa yang akan datang agar setiap kegiatan yang direncanakan dapat lebih

berhasil guna dan berdaya guna.

Salah satu pondasi utama dalam menerapkan manajemen kinerja adalah pengukuran

kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan

meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan

seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran

kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan

yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah.

Pengukuran kinerja menggunakan alat ukur berupa indikator sebagaimana yang telah

ditetapkan pada dokumen perencanaan kinerja.

Hasil pengukuran kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun

2019 sebagai berikut:

Tabel 7. Capaian Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2019

Realisasi 2019

Capaian 2019

Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu

sediaan farmasi dan alat kesehatan

Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial

95% 96,34% 101,41%

Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri dan jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

a. Target bahan baku sediaan farmasi 45 50 111,11%

b. Target jenis/varian alat kesehatan 28 28 100,00%

Page 40: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 19

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2019

Realisasi 2019

Capaian 2019

Persentase produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat

90% 95,67% 106,30%

Grafik 1. Target dan Realisasi Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019

Ketiga Indikator Kinerja Program telah mencapai sasaran yang diharapkan. Hal ini

didukung dengan sumber daya yang tersedia sebagai bagian dari pencapaian kinerja

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

95% 96,34%

Persentase Puskesmas dengan ketersediaanobat dan vaksin esensial

73 78

Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siapdiproduksi di dalam negeri dan jumlah jenis alat

kesehatan yang diproduksi di dalam negeri(kumulatif)

90% 95,67%

Persentase produk Alat Kesehatan dan PKRT diperedaran yang memenuhi syarat

Page 41: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

20 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Gambar 18. Pemantauan Indikator Kinerja Kegiatan pada Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 dalam Aplikasi e-Monev DJA/Aplikasi SMART

Pada Gambar di atas, kondisi per 26 Januari 2020 terlihat nilai pencapaian kinerja

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan termasuk dalam kategori sangat baik,

terlihat dari nilai pencapaian kinerja sebesar 92,07 dengan realisasi volume keluaran

sebesar 105,44%.

2. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah

dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari

tujuan. Sasaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatnya akses,

kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Analisis capaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:

1. Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan berperan dalam mendukung Program

Indonesia Sehat dalam hal menjamin akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat

kesehatan, yang salah satunya diindikasikan oleh Puskesmas dengan ketersediaan obat dan

vaksin esensial. Indikator ini bertujuan untuk memantau ketersediaan obat dan vaksin

esensial di Puskesmas.

Page 42: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 21

Kondisi yang dicapai:

Indikator Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial merupakan

indikator pada revisi Renstra sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/Menkes/422/2017 yang mulai berlaku pada 29 Agustus 2017. Indikator

sebelumnya adalah persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas yang dihitung

dengan formulasi sebagai berikut:

Tabel 8. Cara Perhitungan Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas

INDIKATOR KINERJA CARA PERHITUNGAN

Persentase ketersedian obat

dan vaksin di Puskesmas

Jumlah kumulatif item obat yang tersedia di (n) Puskesmas

x 100% Jumlah (n) Puskesmas yang melapor x Jumlah total item obat indikator

Indikator ini juga merupakan indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 sehingga pemantauannya tetap dilakukan sampai

dengan tahun 2019 walaupun terdapat revisi Renstra sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017 yang mulai berlaku pada 29 Agustus 2017.

Pada tahun 2015 sampai dengan pertengahan tahun 2017, dilakukan pemantauan

terhadap indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas yang memiliki

target pada tahun 2015 sebesar 77%, dengan capaian sebesar 79,38%. Pada tahun 2016,

indikator tersebut memiliki target sebesar 80% dengan capaian sebesar 81,57%. Pada tahun

2017, memiliki target sebesar 83% dan capaian sebesar 89,30%. Sementara pada tahun

2018, memiliki target sebesar 86% dan capaian sebesar 92,47%. Pada tahun 2019, memiliki

target sebesar 90% dan capaian sebesar 94,22%.

Bila dilakukan perbandingan antara capaian tahun 2019 dengan target akhir tahun

Renstra/RPJMN 2015-2019, capaian indikator dimaksud lebih tinggi sebesar 4,22% dengan

persentase capaian sebesar 104,69%. Hal ini menunjukkan indikator tersebut telah

mencapai target akhir tahun Renstra/RPJMN 2015-2019.

Page 43: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

22 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Grafik 2. Target dan Realisasi Indikator Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Tahun 2015-2019

Revisi Renstra yang mulai berlaku di pertengahan tahun 2017 mengamanatkan

perubahan indikator yang semula persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas

menjadi persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial dengan

definisi operasional yakni persentase Puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin

esensial (pemantauan dilaksanakan terhadap 20 item obat indikator). Adapun realisasi

indikator tersebut pada tahun 2019 sebesar 96,34%, melebihi target yang telah ditetapkan

dalam Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019 yaitu sebesar 95% dengan capaian sebesar

101,41%.

Bila dilakukan perbandingan capaian tahun 2019 dengan target akhir tahun Renstra

2015-2019, capaian indikator dimaksud lebih tinggi sebesar 1,34% yang menandakan

indikator tersebut telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Tabel 9. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin

esensial

95% 96,34% 101,41%

Capaian indikator dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir memiliki tren positif dimana

capaian pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 6,84% dari tahun 2017 dan kenaikan

sebesar 3,51% dari tahun 2018 ke tahun 2019.

77% 80% 83% 86% 90% 79,38% 81,57% 89,30% 92,47% 94,22%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 44: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 23

Grafik 3. Target dan Realisasi Indikator Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial Tahun 2017-2019

Hasil tersebut diperoleh dari periode pelaporan bulan November dimana jumlah

Puskesmas yang memiliki 80% obat dan vaksin essensial sebanyak 9.133 Puskesmas dari

Puskesmas yang melapor sebanyak 9.480. Sedangkan Puskesmas di seluruh Indonesia

adalah 9.994 sehingga baru 94,85% yang melapor.

Jumlah Puskesmas yang melapor mengalami peningkatan yang signifikan bila

dibandingkan tahun 2017, 2018 dan 2019 yaitu sebanyak 8.472 Puskesmas, 9.227

Puskesmas dan 9.480 Puskesmas.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk peningkatan pelaporan oleh Puskesmas

adalah dengan dibentuknya tim penanggungjawab pengumpulan data indikator kinerja tata

kelola obat publik dan perbekalan kesehatan merupakan salah satu upaya yang

meningkatkan ketaatan pelaporan data lebih optimal sehingga pencapaian output menjadi

maksimal.

Capaian tertinggi persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin

esensial pada tahun 2019 yakni sebesar 100% dan dicapai oleh 10 provinsi, yaitu Jambi,

Kepulauan Bangka Belitung, D.I. Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan

Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, dan Maluku. Capaian tertinggi

tersebut meningkat dibandingkan tahun 2018 dimana provinsi yang memiliki capaian

persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial sebesar 100%

sebanyak 4 provinsi. Untuk Provinsi dengan persentase Puskesmas dengan ketersediaan

obat dan vaksin esensial terendah tahun 2019 adalah Nusa Tenggara Timur dengan capaian

sebesar 82,46%.

85% 90% 95% 85,99% 92,83% 96,34%

2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 45: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

24 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Grafik 4. Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial Tahun 2019 per Provinsi

Pemantauan dilakukan terhadap 20 item obat dan vaksin yang dianggap esensial dan

harus tersedia di pelayanan kesehatan dasar, sebagaimana tabel berikut:

82,46% 90,36% 91,01% 91,52% 93,30% 93,37% 94,02% 94,69% 95,00% 95,63% 95,78% 95,84% 95,92% 96,67% 96,73% 97,86% 98,51% 98,53% 98,85% 99,22% 99,42% 99,43% 99,47% 99,55% 99,59% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00%

NUSA TENGGARA TIMURSUMATERA SELATAN

KALIMANTAN TENGAHSULAWESI TENGGARA

BENGKULUPAPUA

LAMPUNGSULAWESI TENGAH

TARGET 2019PAPUA BARAT

SUMATERA UTARAJAWA BARAT

JAWA TENGAHGORONTALO

RIAUBANTEN

DKI JAKARTASUMATERA BARATKEPULAUAN RIAU

MALUKU UTARAJAWA TIMUR

ACEHKALIMANTAN TIMURSULAWESI SELATAN

KALIMANTAN BARATMALUKU

SULAWESI BARATSULAWESI UTARA

KALIMANTAN UTARAKALIMANTAN SELATAN

NTBBALI

D.I. YOGYAKARTAKEPULAUAN BANGKA BELITUNG

JAMBI

Page 46: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 25

Tabel 10. Daftar Obat dan Vaksin Indikator

NO NAMA OBAT BENTUK SEDIAAN

1 Albendazol Tablet

2 Amoxicillin 500 mg Tablet

3 Amoxicillin Sirup

4 Deksametason Tablet

5 Diazepam 5 mg/mL Injeksi

6 Epinefrin (Adrenalin) 0,1% (sebagai HCL) Injeksi

7 Fitomenadion (Vitamin K) Injeksi

8 Furosemid 40 mg / HCT Tablet

9 Garam Oralit Serbuk

10 Glibenklamid / Metformin Tablet

11 Kaptopril Tablet

12 Magnesium Sulfat 20 % Injeksi

13 Metilergometrin Maleat 0,200 mg-1 ml Injeksi

14 Obat Anti Tuberculosis dewasa Tablet

15 Oksitosin Injeksi

16 Parasetamol 500 mg Tablet

17 Tablet Tambah Darah Tablet

18 Vaksin BCG Injeksi

19 Vaksin DPT/ DPT-HB/ DPT-HB-Hib Injeksi

20 Vaksin Td Injeksi

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja

persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial tahun 2019, yaitu

sebagai berikut:

1. Mekanisme perencanaan kebutuhan belum berjalan dengan optimal dikarenakan

keterbatasan koordinasi dan sumber daya.

2. Beberapa obat program belum terdapat di e-katalog nasional.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara lain

sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan koordinasi lintas program dalam hal perencanaan kebutuhan obat

program dan pemanfaatan obat buffer pusat dalam memenuhi ketersediaan obat

program.

2. Mendorong seluruh obat program untuk masuk dalam e-katalog nasional.

Page 47: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

26 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

2. Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di Dalam Negeri dan Jumlah Jenis/Varian Alat Kesehatan yang Diproduksi di Dalam Negeri (Kumulatif)

Indikator ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan atau perkembangan produksi

sediaan farmasi dan alat kesehatan di dalam negeri serta mendorong kemandirian sediaan

farmasi dan alat kesehatan produksi dalam negeri, hal ini sejalan dengan amanah Inpres

Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat

Kesehatan.

Kondisi yang dicapai:

Pada tahun 2015 sampai dengan pertengahan tahun 2017, dilakukan pemantauan

terhadap indikator jumlah bahan baku obat dan obat tradisional serta alat kesehatan (Alkes)

yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) dengan target pada tahun 2015 sebanyak 7 jenis

dan capaian sebesar 11 jenis, sedangkan target 2016 sebesar 14 jenis dan capaian sebesar

23 jenis.

Grafik 5. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional serta Alat Kesehatan (Alkes) yang Diproduksi di Dalam Negeri (Kumulatif) Tahun 2015-2019

Pada tahun 2017, terjadi revisi Renstra sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017 yang mulai berlaku pada 29 Agustus 2017 dimana terjadi

perubahan nomenklatur dan target capaian indikator menjadi jumlah bahan baku sediaan

farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri dan jumlah jenis/varian alat kesehatan yang

diproduksi di dalam negeri (kumulatif) dengan target sebanyak 34 jenis dan tercapai

sebanyak 37 jenis dengan rincian jumlah realisasi bahan baku sediaan farmasi sebesar 23

jenis dan jumlah jenis/varian alat kesehatan sebesar 14 jenis/varian. Pada tahun 2018, target

indikator jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri dan

jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) ditetapkan

sebanyak 51 jenis dan tercapai sebanyak 54 jenis dengan rincian jumlah realisasi bahan

baku sediaan farmasi sebesar 33 jenis dan jumlah jenis/varian alat kesehatan sebesar 21

jenis/varian. Untuk tahun 2019, target indikator jumlah bahan baku sediaan farmasi yang

7 14

21 28

35

11

23

37

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 48: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 27

siap diproduksi di dalam negeri dan jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di

dalam negeri (kumulatif) ditetapkan sebanyak 73 jenis dan tercapai sebanyak 78 jenis

dengan rincian jumlah realisasi bahan baku sediaan farmasi sebesar 50 jenis dan jumlah

jenis/varian alat kesehatan sebesar 28 jenis/varian sebagaimana dijelaskan dalam Tabel 10

dan Grafik 6.

Jika dibandingkan dengan target akhir tahun Renstra (73 jenis), capaian tahun 2019

disimpulkan mencapai target akhir tahun Renstra 2015-2019 dalam indikator jumlah bahan

baku sediaan farmasi dan jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri

dengan hasil sebesar 78 atau dengan persentase capaian sebesar 106,85%.

Tabel 11. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di Dalam Negeri dan Jumlah Jenis/Varian Alat Kesehatan yang Diproduksi di

Dalam Negeri (Kumulatif) Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri dan jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)

73 78 106,85%

- Bahan Baku Sediaan Farmasi 45 50 111,11%

- Jenis/Varian Alat Kesehatan 28 28 100,00%

Capaian indikator dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir memiliki tren positif dimana

capaian pada tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 17 jenis dari tahun 2017 dan

kenaikan sebesar 24 jenis dari tahun 2018 ke tahun 2019.

Grafik 6. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di Dalam Negeri dan Jumlah Jenis/Varian Alat Kesehatan yang Diproduksi di Dalam

Negeri (Kumulatif) Tahun 2015-2019

Target pencapaian kinerja untuk indikator jumlah bahan baku sediaan farmasi yang

siap diproduksi di dalam negeri (kumulatif) tahun 2019 ditetapkan sejumlah 45 (empat puluh

7 17

34 51

73

37 54

78

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 49: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

28 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

lima) jenis. Adapun capaian jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di

dalam negeri tahun 2019 adalah sejumlah 17 jenis. Karena pengukuran indikator ini

dilakukan secara kumulatif, maka jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi

di dalam negeri tahun 2019 adalah sejumlah 50 jenis atau mencapai 111,11% dari target

yang ditetapkan untuk tahun 2019 sejumlah 45 jenis. Jumlah 50 jenis tersebut terdiri dari

capaian tahun 2015 sejumlah 8 jenis, tahun 2016 sejumlah 8 jenis, tahun 2017 sejumlah 7

jenis, tahun 2018 sejumlah 10 jenis, dan tahun 2019 sejumlah 17 jenis.

Jika dibandingkan dengan target akhir tahun Renstra 2015-2019 (45 jenis), capaian

tersebut disimpulkan telah tercapai, dimana jumlah bahan baku sediaan farmasi yang

diproduksi di dalam negeri mendapat hasil lebih tinggi sebesar 5 jenis dari target dengan

persentase capaian sebesar 111,11%.

Upaya yang dilakukan dalam mencapai target indikator kinerja ini adalah dengan

berkoordinasi dan bersinergi dengan lembaga pendidikan dan lembaga penelitian melalui

fasilitasi peningkatan kapasitas produksi BBO dan BBOT. Pada tahun 2019 dilakukan kerja

sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi (BPPT) dan Perguruan Tinggi yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM),

Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Sumatera Utara

(USU) dan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS).

Tabel 12. Daftar Nama Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di Dalam Negeri Tahun 2015-2019

NO BAHAN BAKU SEDIAAN FARMASI

Tahun 2015

1 Ekstrak Terstandar Daun Kepel (Stelechocarpus burahol (BI.) Hook.f. & Th)

2 Ekstrak Umbi Bengkoang (Pachyrrhizus erosus L.)

3 Ekstrak Aktif Terstandar Daun Mimba (Azadirachta indica)

4 Ekstrak Biji Klabet (Trigonella foenum-graecum L.)

5 Pemanis Alami Glikosida Steviol

6 Ekstrak Terstandar Strobilanthes crispus L.

7 Ekstrak Terstandar Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)

8 Karagenan Pharmaceutical Grade

Tahun 2016

9 Kristal PGV-6

10 Kristal HGV-6

11 Kristal GVT-6

12 Fraksi Gel dan Fraksi Antrakinon Terstandar Daun Lidah Buaya (Aloe vera L.)

Page 50: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 29

13 Ekstrak Terstandar Daun Sendok (Plantago major)

14 Fraksi Polisakarida Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.)

15 Phlobaphene

16 Fraksi Bioaktif Biji Pala (Myristica fragrans Houtt)

Tahun 2017

17 Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum burmanii)

18 Asam Mefenamat

19 Kombinasi Ekstrak Air Tempuyung (Sonchus arvensis) dan Keji Beling (Strobilanthes cripus)

20 Amilum Sagu (Metroxylon SP) Terpregelatinasi

21 Fraksi Aktif Terstandar Herba Kumis Kucing (Orthosiphon arisatus (Blume))

22 Parasetamol

23 Ekstrak Terstandar Daun Pepaya (Carica papaya)

Tahun 2018

24 Sefalosporin C

25 1,3 bis (para hidroksifenil) urea/HP 2009

26 Fraksi Antosianin Daun Ubi Ungu (Ipomoea batatas L)

27 Ekstrak Daun Belimbing Manis (Averrhoa carambola L)

28 Fraksi Aktif dari Umbi Tanaman Talas (Collocasia esculenta)

29 Kuersetin Kalium Bisulfat dari Daun Beluntas (Pluchea indica (L.) Less)

30 Nobiletin dari Herba Bandotan (Ageratum conyzoides L.)

31 Isolat Phylantin dari Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri)

32 Isolat Hypophylantin dari Tanaman Meniran (Phyllanthus niruri)

33 Isolat 6-Gingerol dari Rimpang Jahe (Zingiber officinale)

Tahun 2019

34 Ekstrak Terstandar Akar Pakis Tangkur (Polypodium feei)

35 Senyawa A-115

36 Senyawa B-143

37 Granul Larut Air dari Ekstrak Buah Cabe Jawa

38 Simplisia Buah Kapulaga (Amomum cardamomum Willd)

39 Simplisia Terstandar Daun Gaharu

40 Ekstrak Kering Terstandar Daun Gaharu

41 Simplisia Terstandar Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc.)

42 Simplisia Terstandar Rimpang Kencur (Kaempferia galanga)

43 Simplisia Terstandar Rimpang Kunyit (Curcuma domestica L.)

44 Ekstrak Terstandar Spirulina (Spirulina platensis)

45 Simplisia Terstandar Herba meniran (Phylanthus niruri Linn)

46 Ektrak Terstandar Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry.)

47 Glukosamin

Page 51: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

30 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

48 7-ACA

49 Ekstrak Produk Rimpang Jahe (Zingiber officinale) Terstandar dengan Kadar 6 -shogaol yang optimal

50 Prekursor Insulin Glargine

Salah satu indikator kinerja kegiatan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga adalah alat kesehatan yang diproduksi di dalam

negeri. Capaian sasaran kegiatan diukur dengan indikator kinerja kegiatan jumlah jenis alat

kesehatan yang diproduksi di dalam negeri. Untuk mencapai sasaran kegiatan tersebut

dilakukan melalui koordinasi lintas sektor yang melibatkan industri, peneliti dan pemerintah

yang mempertemukan antara regulator, industri alat kesehatan dalam negeri,

akademisi/peneliti dan stakeholder terkait, kegiatan tersebut bertujuan untuk mendorong

hilirisasi hasil riset alat kesehatan. Adapun kegiatan yang telah dilakukan antara lain: 1)

Melaksanakan survei dan pemetaan kemampuan industri alat kesehatan dalam negeri

dengan mendata kebutuhan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, dari

keseluruhan kebutuhan alat kesehatan tersebut berapa yang sudah dipenuhi oleh indusri

dalam negeri; 2) Mengoptimalkan penggunaan aplikasi sistem informasi alat kesehatan

produksi dalam negeri (sisprokal.kemkes.go.id); 3) Workshop peningkatan kemanfaatan alat

kesehatan dalam negeri kepada tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan; 4)

Edukasi penggunaan alat kesehatan dan PKRT yang baik dan benar kepada masyarakat

dan pameran alat kesehatan produksi dalam negeri. Pameran produk alat kesehatan dan

PKRT dalam negeri telah dilaksanakan sebanyak 7 kali bersamaan dengan kegiatan Rapat

Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas), Rapat Koordinasi Nasional Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan dan Koordinasi Lintas Sektor Dalam Rangka

Pengembangan Industri Alat Kesehatan Dalam Negeri dan Kemanfaatan Alat Kesehatan

Dalam Negeri.

Grafik 7. Pertumbuhan Industri Alat Kesehatan dalam Negeri per 31 Desember 2019

Dari grafik di atas, terlihat bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir industri alat

kesehatan dalam negeri tumbuh sebesar 120 industri atau naik sebesar 62%.

193 215 242

274 313

2015 2016 2017 2018 2019

Page 52: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 31

Target pencapaian kinerja untuk indikator jumlah jenis/varian alat kesehatan yang

diproduksi di dalam negeri (kumulatif) sampai dengan tahun 2019 ditetapkan sejumlah 28

jenis/varian. Adapun capaian jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam

negeri tahun 2019 adalah sejumlah 7 (tujuh) jenis/varian. Karena pengukuran indikator ini

dilakukan secara kumulatif, maka jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di

dalam negeri sampai dengan tahun 2019 adalah sejumlah 28 jenis/varian atau mencapai

100% dari target yang ditetapkan untuk tahun 2019 sejumlah 28 jenis/varian. Jumlah 28

jenis/varian tersebut terdiri dari capaian tahun 2015 sejumlah 3 jenis/varian, tahun 2016

sejumlah 4 jenis/varian, tahun 2017 sejumlah 7 jenis/varian, tahun 2018 sejumlah 7

jenis/varian dan tahun 2019 sejumlah 7 jenis/varian.

Jika dibandingkan dengan target akhir tahun Renstra 2015-2019 (28 jenis/varian),

capaian tersebut disimpulkan telah tercapai, dimana jumlah jenis/varian alat kesehatan yang

diproduksi di dalam negeri mendapat persentase capaian sebesar 100%.

Tabel 13. Daftar Nama Jenis/Varian Alat Kesehatan yang Diproduksi di Dalam Negeri Tahun 2015-2019

NO JENIS/VARIAN ALAT KESEHATAN

Tahun 2015

1 Karixa Renograf

2 Triton Synthetic-Biological Sutures

3 Triton T-Skin Marker

Tahun 2016

4 DOMAS FLEXI-CORD Progressive

5 ORTHINDO Pedide Screw Titanium

6 ID BIOSENS Dengue NS1

7 INA-SHUNT Semilunar Flushing Valve System

Tahun 2017

8 RENOMA Blood Lancet

9 NPC Strip G

10 ENESERS Anaesthesia Machine

11 ONEMED Uro One Folley Catheter

12 TESENA Electrocardiograph 12 Channel Telemetry

13 ZENMED + Orthopedic Plate

14 Paket Benang Bedah Triton

Tahun 2018

15 Heron V

16 JMS Cell Washing

17 REFOCARE Calcium Alginate Dressing

Page 53: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

32 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

18 CERASPON

19 BUDI Pengukur Kadar Lemak Digital

20 DERMATIX Ultra

21 ZETTA TeleCTG

Tahun 2019

22 BONEFILL ORTHO

23 VIRNA Glaucoma Implant by ROHTO®

24 FEMICAM Portable Medical Camera

25 BIOSAINS RAPID TEST GAD65

26 KARIXA Dentolaser

27 HEXAETCH Etching Gel

28 ONEMED® Alginate Impression Material

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja

Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri dan jumlah

jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) yaitu:

1. Beberapa rencana penggunaan anggaran penelitian kurang sesuai dengan yang

tertera pada dokumen kontrak yang disebabkan karena adanya perbedaan

kebijakan institusi penelitian terkait management fee.

2. Terdapat 1 (satu) kegiatan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode

yang tidak sesuai dengan proposal.

3. Persepsi laporan keuangan dan laporan pekerjaan yang tidak seragam dan kurang

lengkap.

4. Masih kurangnya pemahaman industri alat kesehatan dalam negeri dan peneliti

pada saat proses pendaftaran izin edar produk alat kesehatan hasil riset.

5. Sekitar 60% industri alat kesehatan dalam negeri merupakan usaha mikro, kecil

dan menengah (UMKM), dengan fasilitas produksi yang terbatas dan pemahaman

mutu produk yang belum memadai.

6. Masih terbatasnya jumlah dan kemampuan industri alat kesehatan dalam negeri

untuk memproduksi alat kesehatan inovasi dan pengembangan baru, sebagian

besar masih fokus pada alat kesehatan teknologi rendah dan menengah.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami dalam pencapaian

indikator kinerja Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri

Page 54: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 33

dan jumlah jenis/varian alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif)adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan addendum pada dokumen kontrak.

2. Memperkuat monitoring dan evaluasi serta meminta peneliti melakukan riset ulang

dengan metode yang sudah disetujui dan disepakati oleh Tim Reviewer. 3. Disusun petunjuk pelaksanaan teknis monitoring dan evaluasi untuk dapat

dipedomani peneliti dalam penyusunan administratif keuangan dan dokumen

teknis.

4. Memberikan bimbingan teknis kepada industri alat kesehatan dalam negeri dan

peneliti dalam pemenuhan persyaratan dokumen pendaftaran izin edar produk alat

kesehatan hasil riset.

5. Mengupayakan pembinaan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di

bidang alat kesehatan untuk memberikan pengetahuan dalam mempertahankan

dan meningkatkan mutu produk.

6. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas sektor dalam rangka pengembangan

alat kesehatan dalam negeri berbasis riset.

3. Persentase Produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di Peredaran yang Memenuhi Syarat

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan melakukan upaya pengendalian

post-market untuk memastikan bahwa alat kesehatan dan PKRT yang telah diberikan izin

edar tersebut, secara terus menerus sesuai dengan persyaratan keamanan, mutu, manfaat

dan penandaan yang telah disetujui.

Upaya kerja sama lintas sektor dilakukan secara berkesinambungan untuk

memperkuat pengawasan produk alat kesehatan dan PKRT. Selain itu juga dilakukan

pengawasan post border terhadap alat kesehatan dan PKRT serta peningkatan kompetensi

sumber daya manusia di dinas kesehatan provinsi/kabupaten/kota. Salah satu kegiatan

pengendalian post-market dilakukan melalui sampling produk alat kesehatan dan PKRT.

Sampling alat kesehatan dan PKRT merupakan kegiatan dalam rangka pembinaan,

pengendalian dan pengawasan terhadap keamanan, mutu dan manfaat alat kesehatan dan

PKRT yang telah beredar di wilayah Indonesia.

Kondisi yang dicapai:

Indikator persentase produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga

(PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat mengalami perubahan target capaian indikator

Page 55: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

34 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

pada revisi Renstra Tahun 2017 sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/Menkes/422/2017 yang mulai berlaku pada 29 Agustus 2017. Target dan capaian

indikator produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) di

peredaran yang memenuhi syarat sebelum dan sesudah revisi adalah sebagai berikut:

Grafik 8. Target dan Realisasi Indikator Persentase Produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di Peredaran yang Memenuhi Syarat Tahun 2015-2019

Pada tahun 2019 dilakukan pengambilan sampel alat kesehatan dan PKRT di 34

provinsi dan pengujian sampel dilakukan di beberapa laboratorium yaitu di Pusat

Pemeriksaaan Obat dan Makanan Nasional (PPOMN-BPOM), Laboratorium Balai Besar

Pemeriksaan Obat dan Makanan (BBPOM) Provinsi DKI Jakarta, Balai Pengujian Mutu

Produk Tanaman Kementerian Pertanian, IPB Culture Collection Departemen Biologi

Fakultas Matematika dan IPA, Unit Layanan Pengujian Fakultas Farmasi Universitas

Airlangga, Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), PT Sucofindo.

Produk yang disampling adalah produk yang berdasarkan analisa risiko, produk yang

banyak dipakai oleh tenaga kesehatan dan masyarakat, produk yang banyak beredar dan

memiliki dampak yang cukup luas pada masyarakat, produk yang memiliki riwayat Tidak

Memenuhi Syarat (TMS) dan produk program pemerintah.

Jumlah sampel alat kesehatan yang memenuhi syarat terhadap parameter uji yang

telah ditetapkan sebanyak 1.142 sampel dari 1.153 sampel yang telah memiliki sertifikat

hasil uji. Sampel PKRT yang memenuhi syarat terhadap parameter uji sejumlah 778 sampel

dari 854 sampel yang telah memiliki sertifikat hasil uji. Total sampel yang memenuhi syarat

1.920 dari total sampel sejumlah 2.007 sehingga realisasi indikator kinerja sebesar 95,67%.

Bila dilakukan perbandingan antara capaian tahun 2019 dengan target akhir tahun

Renstra 2015-2019, capaian indikator dimaksud lebih tinggi sebesar 5,67% dengan

persentase capaian sebesar 106,30%. Hal ini menunjukkan telah tercapai target indikator

akhir tahun Renstra 2015-2019. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut

75% 77% 79% 81% 83% 77% 80% 83% 86% 90% 78,18%

94,80% 88,16% 98,63% 95,67%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Target Revisi Realisasi

Page 56: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 35

antara lain melakukan analisis dan evaluasi hasil uji sampling dan tindak lanjut pengawasan

produk alat kesehatan dan PKRT yang bertujuan sebagai post market control. Selain itu juga

dilakukan pengawasan post market di peredaran untuk memastikan alat kesehatan dan

PKRT yang telah diberikan persetujuan izin edarnya tetap memenuhi persyaratan,

keamanan, manfaat dan mutu.

Tabel 14. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) di Peredaran yang Memenuhi Syarat Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi

syarat

90% 95,67% 106,30 %

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja

kegiatan persentase produk alat kesehatan dan PKRT yang memenuhi syarat yaitu:

1. Terbatasnya kapasitas dan kemampuan laboratorium uji untuk produk alat

kesehatan dan PKRT.

2. Hasil uji sampling alat kesehatan dan PKRT yang dilaksanakan oleh satker dekon

belum terakomodir sebagai bagian dari indikator persentase produk alat kesehatan

dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan prioritas sampling produk alat kesehatan dan PKRT untuk

pelaksanaan sampling pusat dan dana Dekonsentrasi tahun 2020 sesuai

kemampuan dan kapasitas laboratorium uji.

2. Hasil uji sampling alat kesehatan dan PKRT yang dilaksanakan oleh satker

Dekonsentrasi akan diakomodir sebagai bagian dari indikator persentase produk

alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang memenuhi syarat di tahun 2020.

Page 57: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

36 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Gambar 19. Pelaksanaan Sampling Alat Kesehatan

Capaian kinerja dari indikator kinerja program kefarmasian dan alat kesehatan

didukung dengan beberapa kegiatan lainnya dengan indikator kinerja sebagai berikut:

1) Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar.

2) Persentase rumah sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar.

3) Persentase kabupaten/kota yang menerapkan penggunaan obat rasional di

Puskesmas.

4) Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen pengelolaan

obat dan vaksin sesuai standar.

5) Persentase instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang menerapkan aplikasi

logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).

6) Persentase penilaian pre-market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah

tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat waktu sesuai Good Review Practices. 7) Persentase sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang memenuhi cara

pembuatan yang baik (GMP/CPAKB).

8) Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi

industri berbasis riset (kumulatif).

9) Persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu.

10) Persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat waktu.

Page 58: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 37

INDIKATOR KINERJA LAINNYA SEBAGAI INDIKATOR PENDUKUNG PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Analisis capaian kinerja dari indikator pendukung program kefarmasian dan alat

kesehatan sebagai berikut:

1) Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

Kondisi yang dicapai:

Indikator persentase Puskesmas yang melakukan pelayanan kefarmasian sesuai

standar meningkat setiap tahun. Peningkatan berkisar pada angka 5% pertahun, dengan

memperhitungkan bahwa setiap tahun jumlah Puskesmas di Indonesia selalu bertambah.

Hal inilah yang membuat Direktorat Pelayanan Kefarmasian perlu melakukan intervensi

terhadap stakeholder terkait agar realisasi capaian target indikator selalu mencapai angka

100% setiap tahunnya. Adapun tujuan dari indikator ini ditetapkan adalah untuk mengetahui

jumlah Puskesmas yang telah melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar dengan

parameter Puskemas yang telah melaksanakan pemberian informasi obat dan/atau

konseling. Indikator ini tidak mengalami perubahan pada revisi Renstra. Berikut merupakan

target, realisasi dan capaian persentase Puskesmas yang melakukan pelayanan

kefarmasian sesuai standar.

Tabel 15. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan

kefarmasian sesuai standar

60% 60,06% 100,10%

Grafik 9. Target dan Realisasi Indikator Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Pelayanan

Kefarmasian Sesuai Standar Tahun 2015-2019

40% 45% 50% 55%

60%

40,01% 45,39% 50,01%

55,13% 60,06%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 59: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

38 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Capaian indikator kinerja persentase Puskesmas yang melakukan pelayanan

kefarmasian sesuai standar tahun 2019 adalah sebesar 60,06%. Bila dibandingkan dengan

target akhir tahun Renstra 2015-2019 yakni sebesar 60%, indikator yang dimaksud

mencapai hasil lebih tinggi 0,06% dengan persentase capaian sebesar 100,10%. Hal ini

menunjukkan telah tercapai target indikator akhir tahun Renstra 2015-2019.

Kegiatan yang telah dilakukan dalam mencapai target indikator tersebut antara lain: 1)

Melaksanakan pendampingan Puskesmas untuk mendukung pencapaian indikator

pelayanan kefarmasian; 2) Melakukan advokasi terkait penempatan tenaga kefarmasian di

Puskesmas; serta 3) Menyusunan Pedoman Pengelolaan Vaksin di Fasyankes.

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja

kegiatan persentase Puskesmas yang melakukan pelayanan kefarmasian sesuai standar

yaitu:

1. Belum semua Puskesmas melaksanakan pelayanan kefarmasian terutama PIO dan

atau Konseling yang terdokumentasi karena belum memiliki atau kurangnya tenaga

apoteker.

2. Tenaga apoteker dan tenaga kefarmasian di Puskesmas jarang/tidak pernah

mendapatkan pelatihan pelayanan kefarmasian.

3. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/Menkes/382/2019 tentang

Penempatan Tenaga Apoteker di Puskesmas, belum ditindaklanjuti sesuai harapan.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami adalah sebagai berikut:

1. Diselesaikannya penyusunan Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kefarmasian Bagi

Tenaga Apoteker di Puskesmas.

2. Pembuatan google form pelaporan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

3. Sosialisasi dan pembinaan kepada dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan

kabupaten/kota.

4. Revisi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.

Page 60: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 39

2) Persentase Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar

Kondisi yang dicapai:

Indikator persentase rumah sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai

standar merupakan indikator baru pada revisi Renstra tahun 2017. Akan tetapi pengukuran

indikator ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2016. Tujuan dari indikator ini ditetapkan adalah

untuk mengetahui jumlah rumah sakit yang telah melaksanakan pelayanan kefarmasian

sesuai standar dengan parameter rumah sakit yang telah melaksanakan pemberian

informasi obat dan konseling. Realisasi indikator persentase rumah sakit yang

melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar tahun 2019 sebesar 71,13%, melebihi

target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019 yakni sebesar

65%. Hal tersebut menunjukkan telah tercapaianya target indikator di tahun terakhir Renstra

2015-2019 ditandai dengan capaian indikator yang dimaksud lebih tinggi 0,28% dengan

persentase capaian sebesar 100,43%.

Tabel 16. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase rumah sakit yang melaksanakan pelayanan

kefarmasian sesuai standar

65% 65,28% 100,43%

Grafik 10. Target dan Realisasi Indikator Persentase Rumah Sakit yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai Standar Tahun 2015-2019

Realisasi capaian indikator tahun 2017 adalah sebesar 57,40% dengan target sebesar

55%. Pada tahun 2018 meningkat 8,46% menjadi 65,86% dengan target sebesar 60%

sehingga menghasilkan persentase capaian sebesar 109,76%. Pada tahun 2019 mengalami

penurunan sebesar 0,58% menjadi 65,28%, namun telah melebihi target yang telah

ditetapkan yakni sebesar 65% sehingga menghasilkan persentase capaian sebesar

50% 55% 60% 65%

56,02% 57,40% 65,86% 65,28%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 61: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

40 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

100,43%. Penurunan tersebut dikarenakan adanya updating database rumah sakit

pemerintah pada tahun 2019 dari 873 rumah sakit menjadi 1.011 rumah sakit.

Kegiatan yang telah dilakukan dalam mendukung capaian indikator ini antara lain: 1)

Melaksanakan peningkatan kemampuan tenaga kefarmasian di rimah sakit untuk

mendukung akreditasi rumah sakit; 2) Hands On Practice penerapan analisis

farmakoekonomi dan penggunaan aplikasi e-case report form dan e-modelling di rumah

sakit; 3) Melakukan pengembangan Fornas sebagai acuan dalam penggunaan obat sebagai

kendali mutu dan kendali biaya pada pelayanan kesehatan di era JKN.

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja

kegiatan persentase rumah sakit yang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar

yaitu:

1. Masih ditemui kekurangan jumlah tenaga kefarmasian, terutama tenaga apoteker,

di rumah sakit.

2. Untuk dapat memberikan dampak positif terhadap mutu pelayanan kesehatan

secara umum di rumah sakit, tenaga kefarmasian terutama apoteker di rumah

sakit hendaknya memiliki kompetensi yang memadai.

3. Sulitnya mendapatkan kelengkapan data dan informasi tentang pelaksanaan

pelayanan kefarmasian di rumah sakit.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami adalah sebagai berikut:

1. Advokasi kepada para pemangku kepentingan tentang pentingnya penempatan

tenaga kefarmasian di fasilitas pelayanan kefarmasian, termasuk rumah sakit.

2. Mengadakan upaya peningkatan mutu pelayanan kefarmasian dalam bentuk

bimbingan teknis, pelatihan dan workshop berbagai bidang terkait pelayanan

kefarmasian bagi tenaga apoteker di Rumah Sakit.

3. Mempermudah pelaporan pelayanan kefarmasian dari rumah sakit dengan

membuat inovasi pelaporan dengan menggunakan sistem informasi.

3) Persentase Kabupaten/Kota yang Menerapkan Penggunaan Obat Rasional di

Puskesmas

Kondisi yang dicapai:

Perhitungan capaian Indikator Penggunaan Obat Rasional berdasarkan rekapitulasi

data capaian Penggunaan Obat Rasional secara berjenjang mulai dari Puskesmas, dinas

Page 62: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 41

kesehatan kabupaten/kota dan dinas kesehatan provinsi yang kemudian dilaporkan ke

Kementerian Kesehatan c.q. Direktorat Pelayanan Kefarmasian setiap tiga bulan.

Indikator Penggunaan Obat Rasional merupakan indikator majemuk/komposit yang

terdiri dari komponen penggunaan antibiotika pada ISPA non pneumonia, penggunaan

antibiotika pada diare non spesifik, penggunaan injeksi pada myalgia dan rerata jumlah

resep per lembar resep. Masing-masing komponen indikator dihitung terhadap jumlah kasus

ISPA non-pneumonia, diare non-spesifik dan Myalgia yang diambil di sarana yang sama,

dengan menggunakan rumus tertentu, kemudian dibandingkan dengan target capaian per

tahun.

Indikator Penggunaan Obat Rasional pada tahun 2015-2016 yaitu persentase

penggunaan obat rasional di Puskesmas, dengan target capaian 62% pada tahun 2015 dan

64% pada tahun 2016. Dari data berikut, target indikator Persentase Penggunaan Obat

Rasional di Puskesmas pada tahun 2015 dan 2016 telah tercapai. Pada akhir tahun 2015

tercapai realisasi sebesar 70,64% Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas, dengan

persentase capaian 113,94%. Pada akhir tahun 2016 tercapai realisasi sebesar 71,05%

Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas, dengan persentase capaian 111,01%.

Grafik 11. Target dan Realisasi Indikator Persentase Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Tahun 2015-2019

Keterangan: Realisasi tahun 2018-2019 tidak terisi dengan adanya perubahan indikator Penggunaan Obat 2017-2019

Indikator Penggunaan Obat Rasional untuk tahun 2017-2019 yaitu persentase

kabupaten/kota yang menerapkan penggunaan obat rasional di Puskesmas. Definisi

operasional Kabupaten/kota yang menerapkan Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas

adalah kabupaten/kota yang 20% Puskesmasnya memiliki nilai rerata Penggunaan Obat

Rasional minimal 60%. Target indikator kabupaten/kota yang menerapkan Penggunaan Obat

Rasional tahun 2017-2019 secara berurutan adalah 30%, 35%, dan 40%.

62% 64%

66% 68%

70% 70,64% 71,05% 73,41%

2015 2016 2017 (TW 2) 2018 2019

Target Realisasi

Page 63: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

42 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Tabel 17. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Kabupaten/Kota yang Menerapkan Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas

40% 47,08% 117,70%

Grafik 12. Target dan Realisasi Indikator Persentase Kabupaten/Kota yang Menerapkan Penggunaan Obat Rasional di Puskesmas Tahun 2015-2019

Permasalahan:

Terdapat beberapa kendala yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja kegiatan

persentase kabupaten/kota yang menerapkan penggunaan obat rasional di Puskesmas

yaitu:

1. Masih kurangnya jumlah dan pemahaman SDM di Puskesmas dalam

pengumpulan, perhitungan, dan pelaporan data indikator Penggunaan Obat

Rasional (POR) secara benar dan tepat waktu.

2. Belum semua Puskesmas tersedia data peresepan yang dilengkapi dengan

diagnosis/kode penyakit.

3. Masih rendahnya kesadaran tentang manfaat pemantauan Penggunaan Obat

Rasional.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami adalah sebagai berikut:

1. Advokasi tentang pentingnya penempatan tenaga kefarmasian di fasilitas

pelayanan kesehatan, termasuk Puskesmas.

2. Mengadakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui bimbingan teknis,

pelatihan, dan koordinasi dengan organisasi profesi.

30% 35%

40%

30,35% 37,55%

47,08%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 64: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 43

3. Menyusun instrumen pelaporan dinas kesehatan kabupaten/kota secara elektronik

sehingga waktu pengumpulan, monitoring dan evaluasi data menjadi lebih baik.

4) Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar

Kondisi yang dicapai:

Realisasi indikator persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang

melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar tahun 2019 sebesar

92,02%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun

2015-2019 yaitu sebesar 75% dengan capaian sebesar 122,69%. Realisasi tersebut lebih

tinggi bila dibandingkan dengan capaian tahun 2018 yaitu 89,69%. Indikator ini tidak

mengalami perubahan pada revisi Renstra tahun 2017. Berikut merupakan target, realisasi,

dan capaian indikator persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota (IFK) yang melakukan

manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar:

Tabel 18. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin sesuai Standar Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan

Vaksin sesuai Standar

75% 92,02% 122,69%

Grafik 13. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin sesuai Standar

Tahun 2015-2019

55% 60% 65% 70% 75% 57,34% 63,88%

81,32% 89,69% 92,02%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 65: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

44 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Grafik 14. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar Tahun 2017-2019

Jumlah IFK di Indonesia tahun 2019 sebanyak 514. Tahun 2018 terdapat 17 provinsi

dengan persentase instalasi farmasi kabupaten/kota (IFK) yang melakukan manajemen

pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar tertinggi yaitu sebesar 100%.

Dari 34 provinsi yang telah mengumpulkan data capaian skor IFK yang melakukan

manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar di tahun 2018, terdapat dua

provinsi yang mempunyai skor rata-rata di bawah 70, yaitu Papua Barat dan DKI Jakarta.

Tahun 2019 jumlah tersebut berkurang menjadi hanya 1 provinsi, yaitu Provinsi DKI Jakarta.

Provinsi Papua Barat telah berhasil meningkatkan skornya menjadi di atas 70.

Skor rata-rata tertinggi di tahun 2017 dan 2018 dimiliki oleh Provinsi D.I. Yogyakarta

dengan skor sebesar 90,03 dan 94,01. Pada tahun 2019 skor rata-rata tertinggi dimiliki oleh

Provinsi Kepulauan Riau dengan skor sebesar 92,43. Skor rata-rata terendah tahun 2017

dimiliki oleh Provinsi Kalimantan Utara. Pada tahun 2018 dan 2019 skor rata-rata terendah

dimiliki oleh Provinsi DKI Jakarta.

514 418

96

514 461

53

514 473

41

Jumlah IFK Seluruh Indonesia Jumlah IFK SesuaiStandar

Jumlah IFK Tidak SesuaiStandar

2017 2018 2019

Page 66: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 45

Grafik 15. Komposisi Jumlah IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar per Provinsi Tahun 2017-2019

86,21%

7,69%

60,00%

27,27%

100,00%

73,33%

100,00%

82,35%

100,00%

75,00%

40,00%

92,86%

100,00%

100,00%

100,00%

86,36%

90,00%

88,89%

63,16%

100,00%

100,00%

88,89%

87,50%

0,00%

93,33%

82,35%

85,71%

100,00%

100,00%

100,00%

70,00%

100,00%

72,73%

78,26%

75,86%

38,46%

80,00%

45,45%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

83,33%

80,00%

92,86%

100,00%

100,00%

100,00%

95,45%

80,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

88,89%

87,50%

0,00%

86,67%

88,24%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

70,00%

100,00%

87,88%

100,00%

82,76%

53,85%

70,00%

81,82%

100,00%

80,00%

100,00%

100,00%

92,31%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

92,86%

90,91%

90,00%

100,00%

100,00%

100,00%

100,00%

92,59%

100,00%

50,00%

86,67%

94,12%

100,00%

83,33%

100,00%

100,00%

90,00%

100,00%

87,88%

91,30%

0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00% 120,00%

PAPUA

PAPUA BARAT

MALUKU UTARA

MALUKU

GORONTALO

SULAWESI UTARA

SULAWESI BARAT

SULAWESI TENGGARA

SULAWESI TENGAH

SULAWESI SELATAN

KALIMANTAN UTARA

KALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN TIMUR

KALIMANTAN BARAT

NUSA TENGGARA TIMUR

NUSA TENGGARA BARAT

BALI

JAWA TIMUR

D.I. YOGYAKARTA

JAWA TENGAH

JAWA BARAT

BANTEN

DKI JAKARTA

LAMPUNG

SUMATERA SELATAN

KEPULAUAN RIAU

RIAU

BANGKA BELITUNG

SUMATERA BARAT

BENGKULU

JAMBI

SUMATERA UTARA

ACEH

2019

2018

2017

Page 67: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

46 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Grafik 16. Skor Rata-Rata Persentase IFK yang Melakukan Manajemen Pengelolaan Obat dan Vaksin Sesuai Standar per Provinsi Tahun 2017-2019

78,18%

60,36%

73,59%

67,43%

85,81%

79,99%

87,12%

75,71%

80,30%

66,05%

31,68%

83,44%

83,34%

82,28%

86,01%

81,05%

88,23%

79,02%

55,01%

90,03%

88,87%

82,89%

81,75%

59,73%

83,71%

77,38%

86,30%

86,45%

85,02%

85,13%

75,83%

79,18%

73,95%

80,19%

76,85%

63,79%

74,99%

72,86%

86,48%

85,41%

86,13%

87,28%

80,90%

83,45%

77,22%

83,44%

93,32%

86,80%

88,73%

82,08%

87,52%

85,52%

88,13%

94,01%

90,68%

83,92%

80,57%

59,73%

83,08%

79,90%

90,12%

87,20%

85,02%

85,13%

75,83%

87,54%

82,76%

90,33%

77,47%

70,15%

76,32%

80,55%

85,64%

79,67%

92,40%

86,75%

85,40%

85,68%

87,74%

85,64%

91,31%

86,02%

86,28%

81,80%

86,98%

85,71%

86,87%

92,16%

91,67%

83,29%

82,39%

65,58%

79,58%

83,86%

92,43%

84,21%

84,77%

92,21%

81,80%

87,92%

81,82%

82,53%

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90,00% 100,00%

PAPUA

PAPUA BARAT

MALUKU UTARA

MALUKU

GORONTALO

SULAWESI UTARA

SULAWESI BARAT

SULAWESI TENGGARA

SULAWESI TENGAH

SULAWESI SELATAN

KALIMANTAN UTARA

KALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN TIMUR

KALIMANTAN BARAT

NUSA TENGGARA TIMUR

NUSA TENGGARA BARAT

BALI

JAWA TIMUR

D.I. YOGYAKARTA

JAWA TENGAH

JAWA BARAT

BANTEN

DKI JAKARTA

LAMPUNG

SUMATERA SELATAN

KEPULAUAN RIAU

RIAU

BANGKA BELITUNG

SUMATERA BARAT

BENGKULU

JAMBI

SUMATERA UTARA

ACEH

2019

2018

2017

Page 68: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 47

Permasalahan:

Permasalahan dalam pencapaian indikator persentase instalasi farmasi kabupaten/kota

(IFK) yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar sepanjang

tahun 2019 adalah mekanisme pelaporan data yang masih manual dan sistem penilaian yang

bersifat self assessment.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara lain

dengan memanfaatkan sistem pelaporan data yang terintegrasi dengan mekanisme

pelaporan data daerah sebagai mekanisme pelaporan dan verifikasi hasil penilaian.

5) Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

Kondisi yang dicapai:

Penerapan sistem informasi manajemen logistik obat dan BMHP secara elektronik

memungkinkan perolehan data dan informasi terkait ketersediaan obat dan BMHP di setiap

tingkat pelayanan kesehatan secara otomatis. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai

dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan dalam

menjaga ketersediaan obat dan BMHP baik di pusat, provinsi maupun kabupaten/kota,

sehingga masyarakat dapat menerima manfaat yang optimal dari pelayanan kesehatan.

Realisasi indikator persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang

menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) tahun 2019

sebesar 40,51%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian

Kesehatan Tahun 2015-2019 yaitu sebesar 40% dengan capaian sebesar 101,28%.

Indikator ini merupakan indikator baru di tahun 2017 dalam Direktorat Tata Kelola Obat

Publik dan Perbekalan Kesehatan yang dituangkan dalam revisi pertama Renstra 2015-2019

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017.

Page 69: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

48 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Tabel 19. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

(BMHP) Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang

menerapkan aplikasi logistik obat dan Bahan Medis Habis Pakai

(BMHP)

40% 40,51% 101,28%

Grafik 17. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Instalasi Farmasi Provinsi dan Kabupaten/Kota yang Menerapkan Aplikasi Logistik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

(BMHP) Tahun 2015-2019

Permasalahan:

Permasalahan dalam pencapaian indikator persentase instalasi farmasi provinsi dan

kabupaten/kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan BMHP di tahun 2019 adalah

rendahnya kepatuhan terhadap penggunaan aplikasi logistik obat dan BMHP di Daerah.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas antara

lain:

1. Memanfaatkan hasil evaluasi penggunaan dana DAK Non Fisik untuk

pemanfaatan aplikasi logistik obat dan BMHP sebagai dasar pertimbangan

dalam pengalokasian dana DAK di tahun berikutnya.

2. Melakukan pengembangan terhadap aplikasi e-Logistik dengan mengakomodir

kebutuhan pengguna di daerah.

15% 20%

30%

40%

20,26%

34,49% 40,51%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 70: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 49

6) Persentase penilaian Pre-Market Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat waktu sesuai Good Review Practices

Kondisi yang dicapai:

Dengan telah terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 62 tahun 2017 tentang

Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan Kesehatan

Rumah Tangga maka berlaku Service Level Agreement (SLA) yang baru. Lama waktu

penyelesaian permohonan perizinan menjadi jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya

terutama permohonan izin edar alat kesehatan dalam negeri. Perubahan waktu janji layanan

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 20. Percepatan waktu janji layanan/Service Level Agreement (SLA) Perizinan Alat Kesehatan dan PKRT

Page 71: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

50 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Tabel 21. Jumlah Permohonan Izin Edar Produk Alat Kesehatan dan PKRT Tahun 2019

Jumlah permohonan perizinan alat kesehatan dan PKRT yang masuk selama tahun

2019 sejumlah 25.041 berkas dan yang telah selesai proses evaluasinya sejumlah 24.368

berkas. Dari jumlah tersebut, perizinan yang sudah selesai tepat waktu sesuai Good Review Practice tahun 2019 sejumlah 21.951 berkas. Sehingga capaian indikator kinerja kegiatan

persentase penilaian pre-market tepat waktu sesuai Good Review Practice tahun 2019

adalah 90,08% dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 22. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Penilaian Pre-Market Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diselesaikan Tepat Waktu

Sesuai Good Review Practices Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase penilaian pre-market alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan rumah tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat waktu

sesuai Good Review Practices

85,00% 90,08% 105,98%

Page 72: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 51

Grafik 18. Target dan Realisasi Indikator Persentase Penilaian Pre-Market Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang diselesaikan Tepat Waktu Sesuai Good

Review Practices Tahun 2015-2019

Pada tahun 2015, capaian indikator kinerja kegiatan persentase penilaian pre-market alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat

waktu sesuai Good Review Practice adalah sebesar 70,68% dengan target sebesar 63%

sehingga diperoleh persentase capaian indikator kinerja sebesar 112,19%, sedangkan pada

tahun 2016 capaian indikatornya adalah sebesar 90,21% dengan target sebesar 66%

sehingga diperoleh persentase capaian indikator kinerja sebesar 136,68%. Dari data di atas

tampak bahwa target indikator kinerja kegiatan persentase penilaian pre-market tepat waktu

sesuai Good Review Practice pada tahun 2015 dan 2016 telah tercapai dengan kenaikan

25% dari tahun 2015 dengan capaian 32,44%. Untuk tahun 2017, indikator mengalami revisi

pada target yang akan dicapai. Target awal yang ditetapkan pada Renstra awal sebesar

69%, direvisi menjadi 80%. Adapun capaian indikator ini pada tahun 2017 sebesar 96,16%

dengan perolehan persentase capaian indikator sebesar 120,20%. Untuk tahun 2018, target

capaian indikator ini sebesar 82% dengan capaian indikator sebesar 89,09% dengan

persentase capaian sebesar 108,65%. Pada tahun 2019, target capaian yakni sebesar 85%

dan capaian indikator sebesar 90,08% dengan perolehan persentase capaian indikator

sebesar 105,98%.

Permasalahan:

Permasalahan dalam pencapaian indikator persentase penilaian pre-market alat

kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) yang diselesaikan tepat waktu

sesuai Good Review Practice tahun 2019 diuraikan sebagai berikut:

1. Telah terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2019 tentang Jenis dan

Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku di Kementerian Kesehatan

dimana ada beberapa layanan yang mengalami perubahan tarif, mengakibatkan

adanya penambahan alur dan waktu dalam proses evaluasi.

63% 66% 80% 82% 85%

70,68% 90,21% 96,16% 89,09% 90,08%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 73: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

52 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

2. Keterbatasan kapasitas storage server co-location menyebabkan proses

persetujuan tanda tangan elektronik (digital signature approval) membutuhkan

waktu lebih lama.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami dalam pencapaian

indikator kinerja kegiatan persentase penilaian pre-market tepat waktu sesuai Good Review Practices yaitu:

1. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian

Keuangan untuk melakukan penyesuaian tarif PNBP pada sistem agar sesuai

dengan regulasi terbaru.

2. Melakukan pemindahan sebagian server existing dari co-location ke server milik

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan yang memiliki kapasitas yang

lebih memadai.

7) Persentase Sarana Produksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang Memenuhi Cara Pembuatan yang Baik (GMP/CPAKB)

Kondisi yang dicapai:

Jumlah sarana produksi alat kesehatan pada tahun 2019 sejumlah 188 sarana

produksi alat kesehatan dan PKRT. Jumlah sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang

memenuhi CPAKB sebanyak 171 sarana. Sehingga, persentase sarana produksi alat

kesehatan dan PKRT yang memenuhi cara pembuatan yang baik (CPAKB/GMP) pada tahun

2019 adalah 90,96% sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 23. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Sarana Produksi Alat Kesehatan dan PKRT yang Memenuhi Cara Pembuatan yang Baik (GMP/CPAKB) Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang

memenuhi cara pembuatan yang baik (GMP/CPAKB)

90% 90,96% 101,07%

Page 74: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 53

Grafik 19. Target dan Realisasi Indikator Persentase Sarana Produksi Alat Kesehatan dan PKRT yang Memenuhi Cara Pembuatan yang Baik (GMP/CPAKB) Tahun 2015-2019

Permasalahan:

Permasalahan dalam mencapai indikator kinerja persentase sarana produksi alat

kesehatan dan PKRT yang memenuhi cara pembuatan yang baik tahun 2019 antara lain

masih rendahnya komitmen dari beberapa pimpinan perusahaan yang telah memenuhi cara

pembuatan yang baik (GMP/CPAKB/CPPKRTB) untuk menerapkan secara konsisten dan

mengajukan sertifikat cara produksi alat kesehatan yang baik (CPAKB) dan atau cara

produksi perbekalan kesehatan rumah tangga (CPPKRTB)

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap permasalahan yang dialami dalam pencapaian

indikator kinerja persentase sarana produksi alat kesehatan dan PKRT yang memenuhi cara

pembuatan yang baik tahun 2019 adalah adanya perubahan instrument inspeksi sarana

Produksi Alat Kesehatan/PKRT untuk mendorong percepatan penerapan

CPAKB/CPPKRTB sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Gambar 20. Kegiatan Inspeksi Sarana Produksi Alat Kesehatan dan PKRT

35% 40%

50%

70%

90%

35,44% 47,00% 50,20%

71,02%

90,96%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 75: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

54 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

8) Jumlah Industri Sediaan Farmasi yang Bertransformasi Dari Industri Formulasi Menjadi Industri Berbasis Riset (Kumulatif)

Kondisi yang dicapai:

Indikator jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi

menjadi industri berbasis riset (kumulatif) merupakan indikator baru pada revisi Renstra

tahun 2017 sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/Menkes/422/2017, sehingga pengukurannya baru di mulai pada tahun 2017.

Indikator ini menggantikan indikator sebelumnya yang terdapat di Renstra Awal yaitu jumlah

industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan obat tradisional produksi dalam negeri

(kumulatif). Adapun target dan realisasi indikator jumlah industri yang memanfaatkan bahan

baku obat dan obat tradisional produksi dalam negeri (kumulatif) tahun 2015-2019 sebagai

berikut:

Grafik 20. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Industri yang Memanfaatkan Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional Produksi Dalam Negeri (Kumulatif) Tahun 2015-2019

Pada tahun 2017, indikator jumlah industri yang memanfaatkan bahan baku obat dan

obat tradisional produksi dalam negeri (kumulatif) sudah tidak lagi didukung sumber daya

anggaran sehingga pelaksanaannya dialihkan ke indikator jumlah industri sediaan farmasi

yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif).

Realisasi capaian indikator jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri

formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif) adalah sebanyak 3 industri dari target

sebanyak 3 industri yang telah ditetapkan sehingga persentase capaian indikator ini sebesar

100%. Sedangkan pada tahun 2018, realisasi capaian indikator jumlah industri sediaan

farmasi yang bertransformasidari industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif)

adalah sebanyak 6 industri dari target sebanyak 6 industri yang telah ditetapkan sehingga

persentase capaian indikator ini mencapai 100%. Pada tahun 2019, realisasi capaian

indikator jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi

industri berbasis riset (kumulatif) adalah sebanyak 11 industri dari target sebanyak 9 industri

yang telah ditetapkan sehingga persentase capaian indikator ini mencapai 122,22%.

2

4 6

8

10

2

4 4

2015 2016 2017 (TW 2) 2018 2019

Target Realisasi

Page 76: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 55

Tabel 24. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Jumlah Industri Sediaan Farmasi yang Bertransformasi Dari Industri Formulasi Menjadi Industri Berbasis Riset (Kumulatif) Tahun

2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Jumlah industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri

formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif)

9 11 122,22%

Grafik 21. Target dan Realisasi Indikator Jumlah Industri Sediaan Farmasi yang Bertransformasi Dari Industri Formulasi Menjadi Industri Berbasis Riset (Kumulatif) Tahun

2015-2019

Daftar industri sediaan farmasi yang bertransformasi dari industri formulasi menjadi

industri berbasis riset (kumulatif) tahun 2017-2018 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 25. Industri Sediaan Farmasi yang Bertransformasi Dari Industri Formulasi Menjadi Industri Berbasis Riset (Kumulatif)Tahun 2017-2019

2017 Maturity Level

BUMN farmasi produsen vaksin; memiliki fasilitas R&D dan produksi

vaksin virus dan vaksin bakteri; telah di-endorse oleh Organization of Islamic

Cooperation (OIC) sebagai center of excellence (CoE) pengembangan

bioteknologi dan vaksin;memungkinkan terus sustainable menjadi industri

farmasi life science

3

6

9

3

6

11

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 77: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

56 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

PMDN yang telah melaksanakan riset dan pengembangan produk

inovatif obat tradisional maupun sediaan farmasi; telah memiliki infrastruktur

R&D bernama Dexa Development Center (DDC) yang menyelenggarakan R&D

formulasi, formulasi inovatif dan new drug delivery system (NDDS) serta Dexa

Laboratories of Biomolecular Science (DLBS) untuk R&D dan produksi produk

inovatif berdasarkan biomolecular science;

Dexa Medica dan DLBS telah melaksanakan riset terpadu dengan

research center of excellence internasional di bidang farmasi, biofarmasi, dan

nutraceutical

PMDN yang telah melaksanakan riset dan pengembangan riset

unggulan mulai dari stem cell sampai bioteknologi; Kalbe Farma telah

melaksanakan R&D dalam rangka transfer teknologi dan joint-venture

termasuk dalam hal pengembangan produk inovatif dan berteknologi tinggi

(insulin analog, long acting EPO, EPO, rituximab dan bevacizumab serta

transtuzumab); pipeline R&D dengan bersinergi dengan stakeholder terkait

secara sustainable dan sistematik antara lain dengan perguruan tinggi i3L,

UGM, ITB, UI, dan Udayana

2018 Maturity Level

PMA Industri Farrmasi bahan obat yang mengembangkan HFC (High Function

Chemistry) yang belum banyak dikembangkan di Indonesia. Selain itu PT.

Page 78: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 57

Kimia Farma Sungwun Pharmacopia melakukan kerjasama dengan Sungwun

Pharmacopia Co.Ltd di Korea Selatan dalam transfer teknologi dan

pengembangan sumber daya manusia dengan mengirimkan personel ke plant

Sungwun Pharmacopia di Korea Selatan. PT. Kimia Farma Sungwun

Pharmacopia juga telah mendapatkan penghargaan dari Menteri Kesehatan RI

pada pameran pembangunan kesehatan dan produk kesehatan dalam negeri

sebagai salah satu industri farmasi yang mewujudkan kemandirian akan obat

dan bahan baku obat di dalam negeri;

PT Kalbio Global Medika PMDN Industri Farmasi Obat dan Bahan Obat yang

melakukan pengembangan produk berinovasi tinggi, yaitu Konsentrat

Recombinant Protein dan produk biosimilar, yaitu Bio Better Product untuk

memenuhi kebutuhan pasar lokal dan internasional serta pengembangan

akan 10 (sepuluh) molekul produk bioteknologi secara komersial. PT. Kalbio

Global Medika juga melakukan investasi dalam pengembangan riset produk

biosimilar yang cukup besar serta melakukan pengembangan sumber daya

manusia untuk mengembangkan riset melalui kerja sama dengan Institute

Pendidikan. PT Kalbio Global Medika juga telah mendapatkan penghargaan

dari Menteri Kesehatan RI pada pameran pembangunan kesehatan dan

produk kesehatan dalam negeri sebagai salah satu industri farmasi yang

mewujudkan kemandirian akan obat dan bahan baku obat di dalam negeri

sebagai salah satu industri farmasi yg mewujudkan kemandirian akan obat

dan bahan baku obat di dalam negeri;

PT. Daewoong Infion mendukung trensformasi industri farmasi melalui

pengembangan riset produk berinovasi tinggi yaitu eryhropoeitin, EGF

(Epidermal Growth Factor) dan Human Growth Hormonel/Somatropin;

2019 Maturity Level

Industri farmasi PMA joint-venture antara PT. Otto Pharmaceutical Industries,

Indonesia dengan Chong Kun Dang Pharmaceuticals, Korea Selatan yang

mengembangkan obat anti kanker dengan rencana produksi lokal obat anti

kanker untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia, dimana belum terlalu

Page 79: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

58 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

banyak industri farmasi di Indonesia yang melakukan pengembangan

terhadap obat anti kanker. Beberapa produk yang diproduksi oleh PT. CKD

Otto Pharmaceutical telah mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) dan Sertifikat

Halal.

Industri farmasi yang memiliki fasilitas produksi terbesar di Asia Tenggara

serta telah dilengkapi dengan fasilitas produksi yang terkoneksi dengan

internet/Internet of Things (IoT) yang mendukung industri di era industri 4.0.

PT. Kimia Farma Plant Banjaran juga dilengkapi dengan laboratorium

Research and Development (RnD) sebagai upaya untuk bertransformasi

menjadi industri berbasis riset.

Industri farmasi yang melakukan pengembangan produk biologi dengan fokus

pada pengembangan produk imuno onkologi serta memiliki pendanaan

khusus dalam pengembangan produk tersebut. Pendanaan khusus

mengimplikasikan bahwa industri farmasi berkomitmen untuk

bertransformasi menjadi industri berbasis riset.

Industri farmasi yang berkomitmen untuk bertransformasi menjadi industri

berbasis riset dengan melakukan pengembangan riset terhadap produk

enoksaparin yang akan dikembangkan melalui domba untuk menjamin

kehalalan produk yaitu sebagai produk non porcine.

Industri farmasi yang melakukan transfer teknologi dalam pengembangan

produk biologi dengan perusahaan farmasi Dong A, Korea Selatan. PT

Combiphar Dong A melakukan investasi pembangunan pabrik biosimilar,

dengan tahap awal memproduksi produk biologik berjenis rekombinan

protein dan telah mendapatkan sertifikasi CPOB dari Badan POM.

Page 80: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 59

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja

kegiatan jumlah industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif) tahun 2019

yaitu:

1. Terdapat perbedaan pemahaman dari industri farmasi dalam melakukan pengisian

tools self assessment maturity level sehingga mempengaruhi penilaian terhadap

level dari transformasi dari industri farmasi yang bersangkutan.

2. Masih kurangnya komitmen industri farmasi dalam melaksanakan transformasi.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami dalam pencapaian

indikator kinerja kegiatan jumlah industri formulasi menjadi industri berbasis riset (kumulatif)

tahun 2019 yaitu adalah sebagai berikut:

1. Melakukan klarifikasi pada saat desk self assessment maturity level kepada

industri farmasi sehingga industri farmasi memiliki pemahaman yang sama dalam

pengisian tools self assessment maturity level. 2. Melakukan pembinaan serta sosialisasi terhadap industri farmasi terkait Instruksi

Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri

Farmasi dan Alat Kesehatan, serta koordinasi dengan kementerian/lembaga

terkait untuk dapat dilakukan pemberian insentif kepada industri farmasi yang

bertransformasi.

9) Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu

Kondisi yang dicapai:

Indikator persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat

waktu merupakan indikator baru pada Revisi Renstra tahun 2017 sesuai dengan Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017, sehingga pengukurannya baru

dimulai di tahun 2017. Capaian indikator kinerja kegiatan persentase layanan izin industri

sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu tahun 2017 adalah sebesar 85,11% dari

target yang telah ditetapkan sebesar 85% sehingga persentase capaian indikator ini menjadi

106,76%. Sedangkan pada tahun 2018 persentase capaian indikator kinerja kegiatan

layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu mencapai 93,95% dari

target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 88%, sehingga persentase capaian indikator

Page 81: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

60 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

layanan izin industri menjadi 106,76%, naik dari pencapian tahun 2017 sebesar 100,13%.

Pada tahun 2019, persentase capaian indikator kinerja kegiatan layanan izin industri sediaan

farmasi yang diselesaikan tepat waktu mencapai 94,09% dari target yang telah ditetapkan,

yaitu sebesar 90%, sehingga persentase capaian indikator layanan izin industri menjadi

104,54%.

Tabel 26. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan

tepat waktu

90% 94,09% 104,54%

Grafik 22. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Izin Industri Sediaan Farmasi yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2015-2019

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Produksi dan Distribusi

Kefarmasian melaksanakan kegiatan perizinan di bidang produksi dan distribusi

kefarmasian. Kegiatan perizinan Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian meliputi

perizinan bidang obat yang dilaksanakan di Subdirektorat Obat dan Pangan, bidang obat

tradisional dan kosmetika yang dilaksanakan di Subdirektorat Obat Tradisional dan

Kosmetika, dan bidang narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi yang dilaksanakan di

Subdirektorat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi.

Kegiatan perizinan bidang produksi dan distribusi kefarmasian menjadi salah satu

indikator kinerja Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian dengan diukur persentase

layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu.

85%

88% 90%

85,11%

93,95% 94,09%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 82: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 61

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator kinerja

kegiatan persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan tepat waktu

tahun 2019 yaitu:

1. Adanya proses pengembangan sistem pada aplikasi perizinan, seperti

pembaharuan menu (modul) dan digital signature.

2. Adanya kendala pada integrasi sistem antara sistem perizinan Kementerian

Kesehatan dengan sistem perizinan kementerian/lembaga lain terkait.

3. Penyesuaian sistem digital signature dengan sistem perizinan Internasional (I2ES)

terkait impor dan ekspor komoditi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi.

4. Adanya kendala koordinasi dengan Badan Narkotika Internasional (International Narcotic Control Board) terkait diterapkannya sistem digital signature pada

perizinan impor dan ekspor komoditi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi.

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami dalam pencapaian

indikator kinerja kegiatan persentase layanan izin industri sediaan farmasi yang diselesaikan

tepat waktu tahun 2019 yaitu:

1. Koordinasi secara intensif degan berbagai stakeholder sehingga dapat

mempercepat penyelesaian proses pengembangan sistem pada aplikasi perizinan

di lingkup Kementerian Kesehatan.

2. Koordinasi dan tindak lanjuti untuk integrasi sistem aplikasi perizinan internal

Kementerian Kesehatan dengan kementerian/lembaga terkait .

3. Sosialisasi penerapan digital signature kepada pelaku usaha dan

menggunakan/bergabung dengan sistem perizinan impor dan ekspor Internasional

(I2ES) untuk menjamin validitas perizinan impor dan ekspor narkotika,

psikotropika, dan prekursor farmasi (SPI/SPE) dengan digital signature.

4. Melakukan koordinasi dengan Badan Narkotika Internasional (International Narcotic Control Board) melalui teleconference terkait penerapan digital signature

perizinan impor dan ekspor komoditi narkotika, psikotropika dan prekursor farmasi

secara internasional.

Page 83: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

62 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

10) Persentase Layanan Dukungan Manajemen yang Diselesaikan Tepat Waktu

Kondisi yang dicapai:

Persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat waktu

menggambarkan kinerja kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis

lainnya di Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Yang dimaksud dengan layanan

dukungan manajemen yang diselesaikan tepat waktu adalah tersedianya pelayanan

kesekretariatan yang diselesaikan tepat waktu sesuai janji layanan dari Sekretariat Direktorat

Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Indikator Persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat waktu

mengalami perubahan nomenklatur dan target capaian indikator pada pada revisi Renstra

tahun 2017 sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/Menkes/422/2017 yang mulai berlaku pada 29 Agustus 2017. Indikator

sebelumnya adalah Persentase kepuasan klien terhadap dukungan manajemen dengan

capaian dan target sebagai berikut.

Grafik 23. Target dan Realisasi Indikator Persentase Kepuasan Klien Terhadap Dukungan Manajemen Tahun 2015-2019

Realisasi indikator persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat

waktu tahun 2017 sebesar 93,35%, melebihi target yang telah ditetapkan dalam Renstra

Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yaitu sebesar 87% dengan capaian sebesar

107,30%. Pada tahun 2018, target indikator tersebut sebesar 90% dan realisasi indikatornya

mencapai 97,70% sehingga persentase capaiannya adalah 108,56%. Tahun 2019, indikator

tersebut memiliki target sebesar 95% dan realisasi indikator mencapai 98,30% dengan

persentase capaian sebesar 103,47%.

75% 80% 85% 90% 95%

85,71% 87,03% 89,97%

2015 2016 2017 (TW 2) 2018 2019

Target Realisasi

Page 84: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 63

Tabel 27. Target, Realisasi dan Capaian Indikator Persentase Layanan Dukungan Manajemen yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Realisasi 2019 Capaian 2019

Persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat

waktu

95% 98,30% 103,47%

Grafik 24. Target dan Realisasi Indikator Persentase Layanan Dukungan Manajemen yang Diselesaikan Tepat Waktu Tahun 2015-2019

Indikator ini diukur dengan jumlah layanan dukungan manajemen yang diselesaikan

tepat waktu sesuai dengan janji layanan dibandingkan dengan jumlah layanan dukungan

manajemen. Adapun 8 (delapan) jenis pelayanan Sekretariat Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan beserta capaiannya di tahun 2019, dapat dilihat pada tabel

di bawah ini: Tabel 28. Pengukuran Persentase Layanan Dukungan Manajemen yang Diselesaikan Tepat

Waktu Tahun 2019

No Jenis Pelayanan Tahun 2019

TW I TW II TW III TW IV Persentase

1 Penerbitan STRA 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

2 Penyelesaian Penilaian Angka Kredit (PAK) Apoteker dan Asisten Apoteker

100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

3 Penyelesaian Layanan Pengadaan 100,00% 85,71% 100,00% 100,00% 96,43%

4 Penyelesaian Rancangan Permenkes 100,00% 100,00% 100,00% 60,00% 90,00%

5 Respon Time terhadap Keluhan Pelanggan 100,00% - - 100,00% 100,00%

6 Penyelesaian Revisi 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

7 Tindak Lanjut LHP - 100,00% 100,00% - 100,00%

8 Pencairan Dana 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,00%

Layanan Dukungan Manajemen Tepat Waktu 100,00% 97,96% 100,00% 94,29% 98,30%

80% 85% 87% 90%

95% 93,35% 97,70% 98,30%

2015 2016 2017 2018 2019

Target Realisasi

Page 85: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

64 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Permasalahan:

Terdapat beberapa permasalahan yang dialami dalam pencapaian indikator

kinerja kegiatan persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan tepat

waktu tahun 2019 yaitu:

1. Adanya penumpukan paket pengadaan pada waktu tertentu ada sehingga

membutuhkan waktu evaluasi yang lebih panjang

2. Adanya usulan draf rancangan PMK yang masuk dari unit teknis yang butuh

pembahasan intensif serta mengalami perubahan substansi materi

Upaya Pemecahan Masalah:

Upaya pemecahan masalah terhadap kendala yang dialami dalam pencapaian

indikator kinerja kegiatan persentase layanan dukungan manajemen yang diselesaikan

tepat waktu tahun 2019 yaitu adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan evaluasi pelaksanaan Rencana Umum Pengadaan serta memperkuat

komitmen pelaku pengadaan

2. Dilakukan sosialisasi dalam pembahasan rancangan peraturan, apabila ada

perubahan substansi unit teknis harus segera meyampaikan ke Setditjen

Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Page 86: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 65

B. REALISASI ANGGARAN

Alokasi APBN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada tahun 2019

yang tertera pada perjanjian kinerja adalah sebesar Rp.4.479.337.816.000,00 yang terdiri

alokasi Kantor Pusat sebesar Rp.4.417.337.816.000,00 dan alokasi Dekonsentrasi sebesar

Rp.62.000.000.000,00. Selama pelaksanaan kegiatan tahun 2019, alokasi APBN Direktorat

Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengalami 5 kali revisi perubahan anggaran

program dikarenakan; 1) Penambahan alokasi kekurangan gaji dan tunjangan

Rp.3.577.207.000,00; 2) Efisiensi dan optimalisasi Anggaran Penyediaan Obat dan Vaksin

sebesar Rp.1.635.136.632.000,00; 3) Penerimaan Hibah Luar Negeri Langsung pada satker

Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT sebesar Rp.1.137.872.000,00; 4) Penerimaan Hibah

Luar Negeri Langsung pada satker Pelayanan Kefarmasian Rp.1.623.552.000,00; dan 5)

Penerimaan Hibah Luar Negeri Langsung pada satker Tata Kelola Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan sebesar Rp.3.799.214.000,00 sehingga alokasi anggaran Direktorat

Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menjadi sebesar Rp.2.855.475.661.000,00 (Dua

triliun delapan ratus lima puluh lima miliar empat ratus tujuh puluh lima juta enam ratus enam

puluh satu ribu rupiah). Adapun realisasi anggaran tahun 2019 adalah sebesar

Rp.1.979.331.071.559,00 (Satu triliun sembilan ratus tujuh puluh sembilan miliar tiga ratus

tiga puluh satu juta tujuh puluh satu ribu lima ratus lima puluh sembilan rupiah) dengan

persentase realisasi sebesar 69,32%.

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan didukung dengan anggaran Kantor Pusat

dan Dana Dekonsentrasi. Rincian alokasi dan realisasi Program Kefarmasian dan Alat

Kesehatan tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 29. Alokasi Dana dan Realisasi Anggaran Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Berdasarkan Kegiatan

NO KEGIATAN ALOKASI REALISASI %

1 Peningkatan Pelayanan Kefarmasian Rp. 35.677.387.000 Rp. 33.888.780.422 94,99

2 Peningkatan Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes

Rp. 2.586.340.977.000 Rp. 1.731.168.019.656 66,94

3 Peningkatan Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Rp. 50.257.371.000 Rp. 43.694.381.608 86,94

4 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Kefarmasian dan Alkes

Rp. 118.681.654.000 Rp. 110.349.462.387 92,98

5 Peningkatan Penilaian Alkes & PKRT Rp. 32.638.271.000 Rp. 31.310.010.752 95,93

6 Peningkatan Pengawasan Alkes & PKRT Rp. 31.880.001.000 Rp. 28.920.416.774 90,72

TOTAL Rp. 2.855.475.661.000 Rp. 1.979.331.071.599 69,32

Page 87: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

66 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Anggaran yang dialokasikan untuk Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun

2019 sebesar Rp.2.855.475.661.000,00 dan realisasi anggaran untuk pelaksanaan program

tersebut sebesar 69,32% atau Rp.1.979.331.071.559,00. Rerata capaian Indikator Kinerja

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2019 adalah sebesar 104,71%. Rerata

capaian Indikator tersebut didapat dari perhitungan rerata tertimbang antara 4 Indikator

Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang terdiri dari Persentase Puskesmas

dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial dengan persentase capaian sebesar

101,41%, Jumlah bahan baku sediaan farmasi yang siap diproduksi di dalam negeri, dan

jumlah alat kesehatan yang diproduksi di dalam negeri (kumulatif) dengan persentase

capaian untuk target sediaan farmasi sebesar 111,11% dan persentase capaian untuk target

alkes sebesar 100,00%, serta Persentase produk alat kesehatan dan perbekalan kesehatan

rumah tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi syarat dengan persentase capaian

sebesar 106,30%. Hal tersebut menyatakan terwujudnya efisiensi anggaran terhadap

capaian kinerja, karena capaian kinerja sebesar 104,71% dapat terwujud dengan 69,32%

penyerapan anggaran.

Upaya yang dilakukan dalam mewujudkan efisiensi anggaran terhadap capaian kinerja

pada tahun 2019 antara lain dengan

1. Mengoptimalkan penggunaan buffer stok obat di semua tingkat, baik

Kabupaten/Kota, Provinsi maupun Pusat

2. Mengoptimalkan pelaksanaan penelitian sediaan farmasi sehingga dihasilkan

bahan baku yang melampaui target

Grafik 25. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, efisiensi penggunaan sumber daya terhadap

capaian Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah tercapai. Berikut

merupakan gambaran analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya yang

menggambarkan kondisi lima tahun terakhir.

104,71%

69,32%

Capaian Kinerja Realisasi Anggaran

Page 88: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 67

Grafik 26. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian Indikator Kinerja Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2015-2019

Efisiensi penggunaan sumber daya terhadap capaian Indikator Kinerja Program yang

pertama yaitu Persentase Puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial telah

tercapai. Hal tersebut dikarenakan capaian kinerja sebesar 101,41% dapat terwujud dengan

66,65% penyerapan anggaran.

Grafik 27. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian Indikator Kinerja Program Persentase Puskesmas dengan Ketersediaan Obat dan Vaksin Esensial

Tahun 2019

Untuk Indikator Kinerja Program yang kedua yakni Jumlah bahan baku sediaan farmasi

yang siap diproduksi di dalam negeri, dan jumlah alat kesehatan yang diproduksi di dalam

negeri (kumulatif), efisiensi penggunaan sumber daya dapat tercapai dengan terwujudnya

efisiensi anggaran terhadap capaian kinerja, karena capaian kinerja sebesar 111,11% dapat

terwujud dengan 90,27% penyerapan anggaran untuk target bahan baku sediaan farmasi

dan capaian kinerja sebesar 100,00% dapat terwujud dengan 98,28% penyerapan anggaran

untuk target alat kesehatan.

121,49% 129,79% 105,60% 106,96% 104,71%

95,19% 83,74%

99,09% 82,32%

69,32%

2015 2016 2017 2018 2019

Capaian Kinerja Realisasi Anggaran

101,41%

66,65%

Capaian Kinerja Realisasi Anggaran

Page 89: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

68 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Grafik 28. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian Indikator Kinerja Program Jumlah Bahan Baku Sediaan Farmasi yang Siap Diproduksi di Dalam Negeri,

dan Jumlah Alat Kesehatan yang Diproduksi di Dalam Negeri (kumulatif) Tahun 2019

Sedangkan untuk Indikator Kinerja Program yang ketiga yaitu Persentase produk alat

kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) di peredaran yang memenuhi

syarat, efisiensi penggunaan sumber daya dapat tercapai dengan terwujudnya efisiensi

anggaran terhadap capaian kinerja, karena capaian kinerja sebesar 106,30% dapat terwujud

dengan 94,04% penyerapan anggaran.

Grafik 29. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Terhadap Capaian Indikator Kinerja Program Persentase Produk Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga

(PKRT) di Peredaran yang Memenuhi Syarat Tahun 2019

1. KANTOR PUSAT Keberhasilan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam mencapai

target indikator kinerja di tahun keempat Renstra 2015-2019 merupakan hasil kerja keras

seluruh komponen, pendayagunaan sumber daya yang optimal dan penguatan terutama

dalam perencanaan penyusunan peraturan perundang-undangan bidang kefarmasian dan

alat kesehatan serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang berkelanjutan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan

Alat Kesehatan didukung oleh anggaran yang dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) tahun 2019 dengan alokasi sebesar Rp. 4.416.809.696.000,00. Selama

pelaksanaan kegiatan tahun 2019, anggaran Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat

111,11%

90,27%

Capaian Kinerja Realisasi Anggaran

Target Bahan Baku Sediaan Farmasi

100,00%

98,28%

Capaian Kinerja Realisasi Anggaran

Target Alat Kesehatan

106,30%

94,04%

Capaian Kinerja Realisasi Anggaran

Page 90: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 69

Kesehatan mengalami 5 kali revisi perubahan anggaran program dikarenakan; 1)

Penambahan alokasi kekurangan gaji dan tunjangan Rp.3.577.207.000,00; 2) Efisiensi dan

optimalisasi Anggaran Penyediaan Obat dan Vaksin sebesar Rp.1.635.136.632.000,00; 3)

Penerimaan Hibah Luar Negeri Langsung pada Satker Pengawasan Alat Kesehatan dan

PKRT sebesar Rp.1.137.872.000,00; 4) Penerimaan Hibah Luar Negeri Langsung pada

Satker Pelayanan Kefarmasian Rp.1.623.552.000,00; dan 5) Penerimaan Hibah Luar Negeri

Langsung pada Satker Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan sebesar

Rp.3.799.214.000,00, sehingga alokasi anggaran Kantor Pusat Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan menjadi sebesar Rp.2.793.475.661.000,00 (Dua triliun

tujuh ratus sembilan puluh tiga miliar empat ratus tujuh puluh lima juta enam ratus enam

puluh satu ribu rupiah). Adapun realisasi anggaran tahun 2019 adalah sebesar

Rp.1.921.448.952.814,00 (Satu triliun sembilan ratus dua puluh satu miliar empat ratus

empat puluh delapan juta sembilan ratus lima puluh dua ribu delapan ratus empat belas

rupiah) dengan persentase realisasi sebesar 69,78%.

Tabel 30. Alokasi Dana dan Realisasi Anggaran DIPA Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

NO SATUAN KERJA ALOKASI AWAL ALOKASI REALISASI REALISASI %

1 Direktorat Pelayanan Kefarmasian

Rp. 21.523.529.000 Rp. 23.147.081.000 Rp. 22.278.603.530 96,25

2 Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes

Rp. 4.198.405.718.000 Rp. 2.567.912.396.000 Rp. 1.713.794.599.187 66,74

3 Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

Rp. 44.172.717.000 Rp. 44.172.717.000 Rp. 38.081.836.207 86,21

4 Sekretariat Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Rp. 99.332.824.000 Rp. 103.202.567.000 Rp. 95.980.939.136 93,00

5 Direktorat Penilaian Alkes dan PKRT

Rp. 28.677.767.000 Rp. 28.677.767.000 Rp. 27.489.626.617 95,86

6 Direktorat Pengawasan Alkes dan PKRT

Rp. 25.225.261.000 Rp. 26.363.133.000 Rp. 23.823.348.137 90,37

TOTAL Rp. 4.417.337.816.000 Rp. 2.793.475.661.000 Rp. 1.921.448.952.814 68,78

2. DANA DEKONSENTRASI Dekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang Pemerintah Pusat kepada Gubernur

sebagai wakil Pemerintah di daerah. Dengan demikian, dekonsentrasi disusun untuk

mempercepat pencapaian tujuan dan target program. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan

Alat Kesehatan mengalokasikan dana dekonsentrasi untuk mendukung tercapainya prioritas

nasional dan target-target Rencana Kerja Pemerintah tahun 2019, melalui peran serta

pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Peran serta tersebut tertuang dalam bentuk

kegiatan yang sudah ditetapkan, sehingga bila dilaksanakan dengan baik akan mendukung

tercapainya peningkatan akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan.

Page 91: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

70 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Pada tahun 2019, sasaran kegiatan dan indikator kinerja beserta target dekonsentrasi

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan antara lain: 1) Peningkatan pelayanan

kefarmasian dengan indikator kinerja Fasyankes yang mampu dalam melaksanakan

pelayanan kefarmasian sesuai standar memiliki target sebesar 2.018 fasyankes; 2)

Peningkatan tata kelola obat publik dan perbekalan kesehatan dengan indikator kinerja dinas

kesehatan provinsi dan yang Melaksanakan Program Tata Kelola Obat Publik dan

Perbekalan Kesehatan memiliki target sebesar 34 provinsi; 3) Peningkatan produksi dan

distribusi kefarmasian dengan indikator kinerja Sarana Produksi dan Distribusi sediaan

Farmasi dan Pengamanan Pangan yang di binamemiliki target sebesar 2.300 sarana; 4)

Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program kefarmasian dan

alat kesehatan dengan indikator kinerja layanan perencanaan, konsolidasi dan evaluasi

terhadap manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya memiliki target sebesar 34 prov;

5) Peningkatan penilaian alat kesehatan dan PKRT dengan indikator kinerja Tenaga

Kesehatan dan Masyarakat di provinsi/kabupaten/kota Yang Terpapar Tentang Penggunaan

Alat Kesehatan dan PKRT Yang Tepat Gunamemiliki target sebesar 5.038 orang; serta 6)

Peningkatan pengawasan alat kesehatan dan PKRT dengan indikator kinerja Produk dan

Sarana Distribusi Alat Kesehatan Serta Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) yang

di uji memiliki target sebesar 1.407 produk.

Untuk mencapai sasarankegiatan dari Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan di

daerah, tahun 2019 disediakan dana Dekonsentrasi sebesar Rp.62.000.000.000,00 (Enam

puluh dua miliar rupiah). Realisasi dana Dekonsentrasi tahun 2019 adalah

Rp.57.882.118.785,00 (Lima puluh tujuh miliar delapan ratus delapan puluh dua juta seratus

delapan belas ribu tujuh ratus delapan puluh lima rupiah) dengan persentase realisasi

sebesar 93,96%. Alokasi dana dan realisasi DIPA Dekonsentrasi Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan seperti diuraikan pada tabel berikut ini:

Page 92: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 71

Tabel 31. Alokasi Dana dan Realisasi Anggaran DIPA Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

NO SATUAN KERJA 2018

ALOKASI REALISASI %

1 Dinkes Provinsi DKI Jakarta 1,619,396,000 1,561,465,448 96.42%

2 Dinkes Provinsi Jawa Barat 2,393,564,000 2,088,546,573 87.26%

3 Dinkes Provinsi Jawa Tengah 2,575,686,000 2,334,011,150 90.62%

4 Dinkes Provinsi D.I. Yogyakarta 1,249,927,000 1,200,109,899 96.01%

5 Dinkes Provinsi Jawa Timur 2,438,153,000 2,249,905,319 92.28%

6 Dinkes Provinsi Aceh 2,142,505,000 2,069,232,200 96.58%

7 Dinkes Provinsi Sumatera Utara 2,550,702,000 2,483,654,750 97.37%

8 Dinkes Provinsi Sumatera Barat 1,768,503,000 1,616,790,436 91.42%

9 Dinkes Provinsi Riau 1,977,850,000 1,862,037,300 94.14%

10 Dinkes Provinsi Jambi 1,340,674,000 1,298,239,912 96.83%

11 Dinkes Provinsi Sumatera Selatan 1,508,142,000 1,425,427,109 94.52%

12 Dinkes Provinsi Lampung 1,486,070,000 1,460,759,450 98.30%

13 Dinkes Provinsi Kalimantan Barat 1,914,812,000 1,752,529,660 91.52%

14 Dinkes Provinsi Kalimantan Tengah 1,601,735,000 1,568,071,724 97.90%

15 Dinkes Provinsi Kalimantan Selatan 1,405,290,000 1,368,484,460 97.38%

16 Dinkes Provinsi Kalimantan Timur 1,958,657,000 1,700,312,682 86.81%

17 Dinkes Provinsi Sulawesi Utara 2,004,974,000 1,993,802,000 99.44%

18 Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah 1,959,535,000 1,940,835,234 99.05%

19 Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan 1,911,360,000 1,800,315,824 94.19%

20 Dinkes Provinsi Sulawesi Tenggara 1,868,440,000 1,774,818,500 94.99%

21 Dinkes Provinsi Maluku 2,046,700,000 1,895,280,562 92.60%

22 Dinkes Provinsi Bali 1,391,537,000 1,351,345,655 97.11%

23 Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Barat 1,658,942,000 1,595,189,740 96.16%

24 Dinkes Provinsi Nusa Tenggara Timur 2,309,488,000 2,154,863,413 93.30%

25 Dinkes Provinsi Papua 2,448,748,000 2,150,319,416 87.81%

26 Dinkes Provinsi Bengkulu 1,293,515,000 1,282,063,900 99.11%

27 Dinkes Provinsi Maluku Utara 2,042,656,000 2,016,844,000 98.74%

28 Dinkes Provinsi Banten 1,742,587,000 1,183,286,809 67.90%

29 Dinkes Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 1,397,644,000 1,381,083,265 98.82%

30 Dinkes Provinsi Gorontalo 1,223,014,000 1,212,147,582 99.11%

31 Dinkes Provinsi Kepulauan Riau 1,776,018,000 1,538,547,500 86.63%

32 Dinkes Provinsi Papua Barat 1,927,232,000 1,680,321,610 87.19%

33 Dinkes Provinsi Sulawesi Barat 1,324,954,000 1,276,636,585 96.35%

34 Dinkes Provinsi Kalimantan Utara 1,740,990,000 1,614,839,118 92.75%

TOTAL 62,000,000,000 57,882,118,785 93.36%

Page 93: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

72 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

C. SUMBER DAYA MANUSIA

Pada perayaan Kemerdekaan RI yang ke 74 mengangkat tema SDM “Unggul

Indonesia Maju” yang merupakan penegasan pentingnya pembangunan SDM. Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menetapkan nilai-nilai yang

harus diterapkan oleh ASN yaitu tuntas, berinovasi, beretika, berpikir strategis, berkolaborasi

dan berkeputusan tegas. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) di Sekretariat

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mengacu pada Undang-Undang Nomor

5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dimana manajemen ASN diselenggarakan

berdasarkan Sistem Merit, yaitu kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar,

tanpa membedakan latar belakang. Menjalankan strategi untuk mewujudkan SMART ASN

dengan pengembangan SDM menuju manusia unggul mempunyai korelasi yang erat dengan

produktivitas kerja.

Perbedaan mendasar manajemen ASN berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2014 dengan manajemen PNS berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

adalah bahwa di era ASN, pangkat melekat pada jabatan, dan jabatan seorang ASN terbagi

menjadi jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrasi, dan jabatan fungsional. Salah satu

rencana aksi meningkatkan profesionalisme ASN adalah melalui kebijakan penguatan

jabatan fungsional.

Keadaan pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

sampai akhir tahun 2019 berjumlah 235 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 32. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Jabatan

Jabatan Jumlah

Jabatan Pimpinan Tinggi Madya 1

Pratama 6

Jabatan Administrasi Administrator 23

Pengawas 57

Pelaksana 139

Jabatan Fungsional Ahli Madya 1

Ahli Muda 6

Jumlah 235

Page 94: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 73

Grafik 30. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Jabatan

Sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen

PNS (sebagai peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang

Aparatur Sipil Negara), Kementerian/Lembaga sedang melakukan penataan ASN. Penataan

ASN adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk memperoleh kuantitas,

kualitas, komposisi dan distribusi pegawai yang tepat sesuai dengan kebutuhan organisasi

sehingga dapat mewujudkan visi dan misi organisasi. Tahun 2018 adalah tahun percepatan

penataan ASN dengan target pada tahun 2019 dapat diwujudkan postur ASN yang ideal

sesuai dengan kebutuhan organisasi. Strategi penataan ASN meliputi program

pengembangan, mutasi, dan promosi untuk meningkatkan kinerja dan kompetensi.

Penataan ASN di lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

sampai dengan akhir tahun 2019 masih dalam tahap identifikasi antara peta jabatan dengan

syarat jabatan. Peta jabatan menggambarkan personel yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tugas dan fungsi suatu unit organisasi yang didasarkan pada analisis beban

kerja. Tingkat pemenuhan peta jabatan oleh PNS di lingkungan Direktorat Jenderal

Kefarmasian dan Alat Kesehatan dirangkum pada tabel berikut.

Tabel 33. Pemenuhan Kebutuhan PNS di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Satuan Organisasi Kebutuhan

(berdasarkan ABK)

Bezetting (Keadaan Pegawai)

Persentase

Sekretariat Direktorat Jenderal 125 67 53,6%

Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekkes 118 33 27,97%

Direktorat Pelayanan Kefarmasian 107 35 32,71%

Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian 107 33 30,84%

Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT 113 37 32,74%

Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT 93 30 32,26%

Jumlah 663 235 35,44%

SEKRETARIATDIREKTORAT

JENDERAL

DIREKTORATTATA KELOLA

OBAT PUBLIK DANPERBEKKES

DIREKTORATPELAYANAN

KEFARMASIAN

DIREKTORATPRODUKSI &DISTRIBUSI

KEFARMASIAN

DIREKTORATPENILAIAN ALAT

KESEHATAN &PKRT

DIREKTORATPENGAWASAN

ALAT KESEHATAN& PKRT

PimpinanMadya

PimpinanPratama

Administrator Pengawas

Pelaksana Ahli Madya Ahli Muda Ahli Pertama

Page 95: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

74 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Grafik 31. Pemenuhan Kebutuhan PNS di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Tabel 34. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat

Kesehatan Tahun 2019 Menurut Pendidikan

Pendidikan Jumlah

S3 1

S2 dan sederajat 157

Spesialis 1/2/A V 1

S1 55

D3 14

Akademi 1

SMA 6

Jumlah 235

Grafik 32. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian

dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Pendidikan

0

20

40

60

80

100

120

140

SekretariatDirektoratJenderal

Direktorat TataKelola Obat

Publik &Perbekkes

DirektoratPelayanan

Kefarmasian

DirektoratProduksi &Distribusi

Kefarmasian

DirektoratPenilaian AlatKesehatan &

PKRT

DirektoratPengawasan Alat

Kesehatan &PKRT

Kebutuhan (berdasarkan ABK) Bezetting (Keadaan Pegawai)

0,43%

66,81%

0,43%

23,40%

5,96%

0,43% 2,55%

8,94%

S3

S2 dan sederajat

Spesialis 1/2/A V

S1

D3

Akademi

SMA

Page 96: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 75

Tabel 35. Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Pria 81

Wanita 155

Jumlah 236

Grafik 33. Komposisi Sumber Daya Manusia di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 Menurut Jenis Kelamin

34%

66%

Pria

Wanita

Page 97: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

76 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja berdasarkan perencanaan strategis yang telah ditetapkan. Laporan ini disusun sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun upaya dalam mencapai sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan didalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen perencanaan program Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada tahun anggaran 2019, yang tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Program (IKP) serta analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran. Pencapaian seluruh Indikator Kinerja Program Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2019 telah mencapai target yang telah ditetapkan.

Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan yang telah dicanangkan pada periode berikutnya sehingga pelaksanaan kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sinergi antara perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan sehingga terjadi keterpaduan dalam mencapai akuntabilitas kinerja. Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2020 antara lain membangun Sistem Digital Inventory Nasional, membentuk Center of Excellent Pelayanan Kefarmasian dan kendali mutu kendali biaya obat di rumah sakit, menyusun Roadmap pengembangan vaksin halal, deregulasi perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT), dan menerapkan Sistem Stakeholder Informasi (SSI) dalam pengawasan post border.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi kinerja dalam penyempurnaan dokumen perencanaan maupun pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

Page 98: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 77

LAMPIRAN 1 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK DAN

PERBEKALAN KESEHATAN

Page 99: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

78 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 100: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 79

Page 101: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

80 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

LAMPIRAN 2 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN

Page 102: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 81

Page 103: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

82 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 104: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 83

LAMPIRAN 3 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

Page 105: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

84 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 106: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 85

Page 107: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

86 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

LAMPIRAN 4 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT PENILAIAN ALAT KESEHATAN DAN

PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

Page 108: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 87

Page 109: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

88 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 110: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 89

LAMPIRAN 5 PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT PENGAWASAN ALAT KESEHATAN DAN

PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

Page 111: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

90 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 112: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 91

Page 113: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

92 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL KEFARMASIAN DAN

ALAT KESEHATAN

Page 114: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 93

Page 115: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

94 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 116: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 95

LAMPIRAN 7 LAMPIRAN 7

DATA KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN DI PUSKESMAS TAHUN 2019

Page 117: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

96 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 118: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 97

LAMPIRAN 8 DATA HASIL UJI SAMPLING ALAT KESEHATAN DAN PKRT TAHUN 2019

Page 119: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

98 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

LAMPIRAN 9 KERTAS KERJA EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA UNIT KERJA DIREKTORAT

JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN TAHUN 2018

Page 120: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 99

Page 121: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

100 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

Page 122: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 101

Page 123: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

102 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

LAMPIRAN LAMPIRAN 10

SOP PEMANTAUAN CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Page 124: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 103

Page 125: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

104 Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019

LAMPIRAN 11 SOP PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL

KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Page 126: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan

Tahun 2019 105

Page 127: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat ... · Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2019 i ... Nilai Evaluasi SAKIP Direktorat