Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan...

70
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Tahun 2016 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarkat Islam Kementerian Agama RI

Transcript of Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan...

Page 1: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam Tahun 2016

Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarkat Islam

Kementerian Agama RI

Page 2: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 1

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring semakin tingginya ekspektasi masyarakat terhadap

pelayanan pemerintah, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan yang

diberikan. Berbagai program dan kebijakan selama tahun 2016

telah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Meskipun

berbagai kelemahan dan tantangan masih ditemukan di hampir

semua bidang tugas dan fungsi, namun terobosan dan upaya

membangun komitmen, integritas, dan kualitas kinerja

keorganisasian menjadi perhatian Ditjen Bimas Islam. Upaya

tersebut bersandar pada sebuah hipotesa umum yang

menyebutkan bahwa jika kinerja birokrasi pemerintah tidak

meningkatkan kualitas pelayanan yang baik dan memuaskan

kepada masyarakat, maka dalam kurun waktu tertentu, institusi

birokrasi pemerintah, termasuk Ditjen Bimas Islam, secara

perlahan tetapi pasti, akan digugat atau bahkan ditinggalkan oleh

publik. Akibatnya akan berimbas pada pengalihan kepercayaan

publik kepada sektor privat (swasta) yang dianggap dapat

memenuhi tututan secara cepat, efektif, efisien, dan memuaskan.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam sebagai salah

satu unit eselon I di lingkungan Kementerian Agama merupakan

Page 3: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 2

organ terpenting dalam pelayanan kehidupan umat beragama

Islam, baik menyangkut unsur-unsur bimbingan, penyuluhan,

pembinaan, pemberdayaan, maupun pengembangan. Beberapa

unsur strategis yang menjadi tugas dan fungsi Ditjen Bimas Islam

adalah bidang urusan agama Islam yang meliputi perkawinan,

pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal;

bidang penerangan Islam yang meliputi pengembangan dakwah

Islamiyah, penanganan kelompok dan aliran sempalan, kerja sama

kemitraan ormas Islam, pembinaan Qari/Qariah, dan

pengembangan seni budaya Islam; dan bidang pemberdayaan zakat

dan wakaf yang meliputi pengembangan manajemen pengelolaan

zakat dan wakaf, penguatan kelembagaan zakat dan wakaf,

pembinaan kesadaran berzakat dan berwakaf, dan lain sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut, upaya untuk meningkatkan kualitas

kinerja Bimas Islam terus dilakukan menuju lembaga publik yang

profesional, kredibel, dan akuntabel. Ditjen Bimas Islam telah dan

terus mengambil langkah-langkah strategis yang berkaitan dengan

Strategi Peningkatan Kinerja Ditjen Bimas Islam menuju lembaga

pemerintah yang memiliki kinerja terbaik (best performance) dan

pelayanan terbaik (best services) untuk meningkatkan kualitas

masyarakat Islam. Sebagai salah satu bentuk laporan pertanggung

jawaban kinerjanya pada tahun 2016, Ditjen Bimas Islam membuat

pola pengukuran kinerja berdasarkan standar Laporan Kinerja

Beberapa unsur strategis yang menjadi tugas dan

fungsi Ditjen Bimas Islam adalah bidang urusan

agama Islam yang meliputi perkawinan, pembinaan

keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal;

bidang penerangan Islam yang meliputi

pengembangan dakwah Islamiyah, penanganan

kelompok dan aliran sempalan.

Page 4: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 3

Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja ini dibuat berdasarkan pada

tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan Peraturan Menteri

Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Agama yang menyebutkan bahwa Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam mempunya tugas, menyelenggarakan

perumusan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi

teknis di bidang Bimbingan Masyarakat Islam berdasarkan

kebijakan yang ditetapkan Menteri.

B. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, maka kedudukan,

tugas, fungsi dan susunan organisasi dan tata kerja Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam adalah unsur

pelaksana yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada

Menteri Agama.

2. Tugas Pokok

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam mempunyai

tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan

standardisasi teknis di bidang bimbingan Masyarakat Islam.

3. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam menyelenggarakan fungsi:

1) Perumusan kebijakan di bidang bimbingan Masyarakat Islam;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan Masyarakat

Islam;

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang

bimbingan Masyarakat Islam;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bimbingan

Masyarakat Islam; dan

Page 5: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 4

5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam.

C. ASPEK STRATEGIS

Mengacu pada RPJMN 2015-2019 setiap eselon I pada

Kementerian dihimbau untuk memiliki hanya 1 program, seiring

dengan kebijakan tersebut program Ditjen Bimas Islam pada

periode 2015-2019 adalah Program Bimbingan Masyarakat Islam

yang terbagi dalam 5 kegiatan strategis yaitu :

1. Dukungan manajemen dan pelayanan Bimas Islam,

2. Pengelolaan urusan agama dan pembinaan syariah,

3. Pengelolaan dan Pembinaan penerangan Agama Islam,

4. Pembinaan dan pemberdayaan zakat,

5. Pembinaan dan pemberdayaan wakaf.

Pembangunan masyarakat Islam tahun 2016 tidak dapat

dilepaskan dari aspek-aspek strategis yang menjadi pendukung

dalam menjalakan program dan kegiatan Direktorat Jenderal Bimas

Islam. Beberapa aspek strategis diantaranya adalah:

1. Besarnya jumlah umat Islam Indonesia yang berjumlah 87,18 %

dari total penduduk Indonesia pada tahun 2010 (data BPS), dan

terbesar jumlah muslim di dunia, merupakan jumlah yang

sangat potensial untuk dikembangkan. Meskipun rata-rata umat

Islam Indonesia masih mengalami problem dalam pendidikan,

kesehatan, ekonomi, termasuk politik, namun dari indikator-

indikator yang ada, umat Islam Indonesia dapat menjadi

barometer kemajuan peradaban umat Islam dunia.

2. Pola keberagamaan umat Islam Indonesia yang cenderung

moderat, tidak ekstrim kanan atau kiri, dapat menjadi kekuatan

untuk membangun potensi yang dimiliki, baik dalam bidang

pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Ilmu pengetahuan

dan teknologi, pola hubungan antara individu dan kelompok,

sistem sosial yang menjunjung tinggi HAM, persatuan dan

kesatuan, kerukunan, harmoni, dan perdamaian.

Page 6: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 5

3. Besarnya jumlah unit layanan berupa satuan kerja Kantor

Urusan Agama (KUA), Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota dan Kantor Wilayah Kemenag Provinsi yang

tersebar di seluruh nusantara. Cakupan wilayah yang luas dan

persebaran instantsi vertikal tersebut merupakan potensi besar

dalam pembangunan bidang agama Islam.

4. Berdasarkan data yang ada, jumlah masjid dan mushalla di

seluruh nusantara merupakan kekuatan yang dapat dijadikan

sebagai pusat pengembangan gagasan pembangunan sumber

daya manusia yang yang beriman dan bertakwa. Persebaran

masjid dan mushalla yang merata dalam jumlah besar dapat

dijadikan titik simpul penggalangan kekuatan potensi umat, baik

dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, maupun pengembangan

mental-spiritual masyarakat.

5. Menjamurnya pendidikan non-formal yang tumbuh dan

berkembang di tengah masyarakat berupa Taman al-Quran,

majelis ta’lim, pengajian remaja, pengajian rutin di masjid,

pendidikan pra-pengantin, dan sebagainya menjadi potensi bagi

upaya untuk menjaga tradisi luhur bangsa, pengembangan

keilmuan dan kebudayaan Islam yang kaya akan nilai-nilai

moral dan spiritual.

6. Jumlah penyuluh agama Islam yang menyebar di seluruh

nusantara sebagai organ penting pemerintah dalam memberikan

bimbingan kepada masyarakat berkaitan dengan pelaksanaan

ajaran Islam dan berbagai kebijakan pembangunan bidang

agama. Melalui penyuluh, pembangunan bidang agama dapat

menyentuh akar rumput untuk mendapatkan manfaat,

khususnya dalam hubungan dengan kebijakan pembangunan

bidang agama.

7. Berkembangnya media dakwah Islamiyah yang telah masuk ke

berbagai lini kehidupan masyarakat, seperti TV, radio, internet,

HP, media cetak memunculkan harapan besar untuk terus

meluaskan wilayah dakwah dan menjangkau umat yang merata

Page 7: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 6

dan massif dalam mengembangkan pemahaman keagamaan

yang moderat, toleran, dan seimbang (rahmatan lil-alamin).

8. Besarnya jumlah organisasi massa Islam dari berbagai corak dan

warna keberagamaan menjadi kekuatan untuk menjalankan

roda pembinaan kepada umat Islam. Tugas dan fungsi

pemerintah terbantu dengan peran dan kontribusi ormas dalam

pembinaan umat.

9. Kekayaan seni budaya Islam yang memiliki nilai-nilai luhur

bangsa untuk dijadikan nafas kebudayaan yang potensial untuk

pembangunan peradaban tinggi berbasis keislaman dan

keindonesiaan.

10. Jumlah umat Islam Indonesia yang besar memiliki potensi zakat,

sedekah, dan infak, serta bentuk amal sosial lainnya yang luar

biasa. Amal sosial tersebut merupakan salah satu instrumen

ajaran Islam yang berbasis pada nilai-nilai kesejahteraan dan

keadilan dapat menjadi pusat bagi terbangunnya kesejahteraan

masyarakat. Potensi zakat, sedekah, dan infak, serta bentuk

amal sosial lainnya yang dikelola secara profesional-produktif

akan menghasilkan berbagai kebajikan umum dan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

D. STRUKTUR ORGANISASI

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, secara struktural

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dibantu oleh:

1. Sekretariat

Sekretariat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,

pelayanan dan pemberian dukungan administrasi kepada

seluruh unit kerja di lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam menyelenggarakan fungsi:

Page 8: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 7

a. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran

di lingkungan direktorat jenderal;

b. pelaksanaan urusan keuangan di lingkungan direktorat

jenderal;

c. penyiapan penyusunan organisasi, tata laksana, kerja sama,

dan hubungan masyarakat;

d. penyiapan penyusunan peraturan perundang-undangan dan

bantuan hukum;

e. pengelolaan kepegawaian di lingkungan direktorat jenderal;

f. pengelolaan sistem informasi manajemen di lingkungan

direktorat jenderal; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, perlengkapan

dan barang milik/kekayaan negara di lingkungan direktorat

jenderal.

2. Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah

Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah

mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan

kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi di

bidang urusan agama Islam dan pembinaan syariah.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Urusan

Agama Islam dan Pembinaan Syariah menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang kepenghuluan, pemberdayaan

Kantor Urusan Agama, kemasjidan, produk halal, dan

pembinaan syariah;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang kepenghuluan,

pemberdayaan Kantor Urusan Agama, kemasjidan, produk

halal, dan pembinaan syariah;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

kepenghuluan,pemberdayaan Kantor Urusan Agama,

kemasjidan, produk halal, dan pembinaan syariah;

Page 9: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 8

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi kepenghuluan,

pemberdayaan Kantor Urusan Agama, kemasjidan, produk

halal, dan pembinaan syariah; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

3. Direktorat Penerangan Agama Islam

Direktorat Penerangan Agama Islam mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

standarisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi di bidang

Penerangan Agama Islam.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Penerangan

Agama Islam menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang bimbingan dan penyuluhan

agama Islam, pengembangan kemitraan umat Islam,

pengembangan musabaqah al-Qur’an dan al-Hadits, publikasi

dakwah dan hari besar Islam serta pengembangan seni

budaya Islam;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang bimbingan dan penyuluhan

agama Islam, pengembangan kemitraan umat Islam,

pengembangan musabaqah al-Qur’an dan al-Hadits, publikasi

dakwah dan hari besar Islam serta pengembangan seni

budaya Islam;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

bimbingan dan penyuluhan agama Islam, pengembangan

kemitraan umat Islam, pengembangan musabaqah al-Qur’an

dan al-Hadits, publikasi dakwah dan hari besar Islam serta

pengembangan seni budaya Islam;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bimbingan

dan penyuluhan agama Islam, pengembangan kemitraan umat

Islam, pengembangan musabaqah al-Qur’an dan al-Hadits,

publikasi dakwah dan hari besar Islam serta pengembangan

seni budaya Islam; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Page 10: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 9

4. Direktorat Pemberdayaan Zakat

Direktorat Pemberdayaan Zakat mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi di bidang

pemberdayaan zakat.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat

Pemberdayaan Zakat menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang sistem informasi dan

penyuluhan zakat, serta pemberdayaan dan pengawasan

lembaga zakat;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang sistem informasi dan

penyuluhan zakat, serta pemberdayaan dan pengawasan

lembaga zakat;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

sistem informasi dan penyuluhan zakat, serta pemberdayaan

dan pengawasan lembaga zakat;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sistem

informasi dan penyuluhan zakat, serta pemberdayaan dan

pengawasan lembaga zakat; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

5. Direktorat Pemberdayaan Wakaf

Direktorat Pemberdayaan Wakaf mempunyai tugas

melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,

standardisasi dan bimbingan teknis serta evaluasi di bidang

pemberdayaan wakaf.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat

Pemberdayaan Wakaf menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang pengembangan sistem

informasi, penyuluhan dan kerja sama wakaf, sertifikasi dan

mutasi harta benda wakaf, serta pembinaan nazhir dan

lembaga wakaf;

Page 11: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 10

b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem

informasi, penyuluhan dan kerja sama wakaf, sertifikasi dan

mutasi harta benda wakaf, serta pembinaan nazhir dan

lembaga wakaf;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

pengembangan sistem informasi, penyuluhan dan kerja sama

wakaf, sertifikasi dan mutasi harta benda wakaf, serta

pembinaan nazhir dan lembaga wakaf;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang

pengembangan sistem informasi, penyuluhan dan kerja sama

wakaf, sertifikasi dan mutasi harta benda wakaf, serta

pembinaan nazhir dan lembaga wakaf; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

Struktur organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam sampai tingkat unit eselon II secara rinci digambarkan

pada Lampiran 1.

Dalam menjalankan tugasnya, Ditjen Bimas Islam didukung

oleh 273 orang pegawai dari berbagai bidang keahlian seperti

agama, hukum syari’ah, pendidikan, teknik, administrasi,

manajemen, keuangan, dan sebagainya. Komposisi pegawai Ditjen

Bimas Islam dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel I.1 Statistik Pegawai Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam

Berdasarkan Pendidikan

Unit Eselon II Jenjang Pendidikan Jumlah

SD SMP SMA D3 S1 S2 S3

Sekretariat 0 0 11 2 44 8 3 68

Ditura Islam dan

Binsyar

0 0 13 7 39 7 0 66

Ditpena Islam 0 1 13 3 24 10 1 52

Ditdaya Zakat 0 0 6 2 27 9 0 44

Ditdaya Wakaf 0 0 5 0 30 6 2 43

Total 0 1 48 14 164 40 6 273

Page 12: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 11

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI Tahun 2016

berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010

tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Kinerja

Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:

BAB I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tujuan dan

sasaran, serta sejauh mana capaian tujuan dan sasaran tersebut

serta kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya.

BAB II – Perencanaan dan Penetapan Kinerja, menjelaskan

secara ringkas dokumen perencanaan yang menjadi dasar

pelaksanan program, kegiatan dan anggaran Direktorat Jenderal

Bimbingan Masyarakat Islam Tahun 2016 meliputi Renstra

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Tahun 2015-

2019, Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 dan Perjanjian Kinerja

Tahun 2016.

BAB III – Laporan Kinerja Tahun 2016, menjelaskan analisis

pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam dikaitkan dengan pertanggungjawaban publik terhadap

pencapaian sasaran strategis untuk tahun 2016.

BAB IV – Penutup, menjelaskan simpulan menyeluruh dari

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Tahun 2016 dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi

perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Page 13: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 12

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN

KERJA

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif,

efisien dan akuntabel, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada:

1. RPJM Nasional Tahun 2015-2019 Bidang Agama

2. Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2015-2019

3. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Tahun 2015-2019

4. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

A. RPJM Nasional Tahun 2015-2019 Bidang Agama

Kebijakan Nasional di Bidang Agama harus selaras dengan Misi

pembangunan nasional sebagaimana disebut dalam RPJMN 2005-2025

diantaranya yaitu “Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,

beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila”. Kata

kunci berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab

merupakan ranah bidang Agama. Dalam hal ini agamalah yang

diharapkan berperan besar dalam membentuk watak atau karakter

bangsa sesuai dengan kata kunci diatas. Agama memiliki andil besar

dalam proses pembentukan karakter, jika agama diajarkan secara benar.

Terdapat hubungan positif antara agama dan pembentukan karakter yang

baik. Peran agama dalam proses membentuk karakter bangsa, adalah

Page 14: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 13

menjadikan moral agama sebagai ‘pemimpin’ dalam kehidupan bangsa

tersebut sehari-hari.

Sesuai dengan tugas pokok Pemerintah dalam pembangunan

bimbingan masyarakat Islam yaitu membimbing, melayani,

memberdayakan dan mengembangkan umat, arah kebijakan dan strategi

nasional pembangunan bidang agama hingga tahun 2016 adalah sebagai

berikut :

1. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama;

2. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama;

3. Peningkatan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi

keagamaan;

4. Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama;

5. Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah;

6. Peningkatan dan pemerataan akses dan mutu pendidikan agama dan

pendidikan keagamaan; dan

7. Peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang agama.

Strategi pencapaian visi pembangunan bidang agama adalah

peningkatan seluruh pelayanan kepada umat beragama agar dapat

menjalankan ajaran agamanya sesuai dengan tuntunannya serta

peningkatan dan pengembangan pemahaman dalam meningkatkan

kesejahteraan dan tuntunan agama. Karenanya, negara memiliki fungsi

untuk memfasilitasi umat beragama dalam menjalankan agamanya

dengan baik dan ikut mengupayakan terwujudnya kerukunan internal

umat beragama, antar umat beragama, dan antar umat beragama dengan

pemerintah.

B. Rencana Strategis Kementerian Agama Tahun 2015-2019

Sejalan dengan visi, misi dan agenda pembangunan nasional serta

Nawacita Kabinet Kerja 2015 - 2019, Visi Kementerian Agama adalah

“Terwujudnya Indonesia Yang Taat Beragama, Rukun, Cerdas, dan

Sejahtera Lahir Batin Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Yang

Page 15: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 14

Berdaulat, Mandiri Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-

Royong”.

Sejalan dengan visi di atas, Kementerian Agama memiliki misi untuk:

1. Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.

2. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat beragama.

3. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan

berkualitas.

4. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi

dan keagamaan.

5. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas

dan akuntabel.

6. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama,

pendidikan agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan

keagamaan.

7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan

terpercaya.

Kementerian Agama merupakan kementerian yang mengemban tugas

dan fungsi pembangunan bidang agama serta bidang pendidikan. Secara

lebih khusus pembangunan bidang pendidikan yang menjadi tugas

Kementerian Agama adalah pendidikan umum berciri agama, pendidikan

agama, dan pendidikan keagamaan. Sebagai penjabaran dari Visi dan

Misi Kementerian Agama, Kementerian Agama menetapkan tujuan sesuai

dengan kedua tugas dan fungsi yang diembannya.

Tujuan Pembangunan bidang agama untuk periode 2015 – 2019

adalah:

1. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama

masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan

beragama.

2. Pengukuhan suasana kerukunan hidup umat beragama yang

harmonissebagai salah satu pilar kerukunan nasional.

3. Pemenuhan kebutuhan akan pelayanan kehidupan beragama yang

berkualitas dan merata.

Page 16: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 15

4. Peningkatan pemanfaatan dan perbaikan kualitas pengelolaan potensi

ekonomi keagamaan dalam meningkatkan kontribusi pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan percepatan

pembangunan.

5. Peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang

trasparan dan akuntabel untuk pelayanan ibadah haji yang prima.

6. Peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang agama dalam

menunjang penyelenggaraan pembangunan bidang agama yang

efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Adapun strategi untuk merealisasikan keenam tujuan strategis

tersebut dituangkan dalam 6 Sasaran Strategis Kementerian Agama,

terkait bidang Agama, sebagai berikut:

1. Sasaran terkait peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan

ajaran agama (TA.1) adalah meningkatnya kualitas dan ketersediaan

bimbingan dan fasilitasi keagamaan, yang antara lain ditandai dengan:

a. Meningkatnya jumlah penyuluh agama berkualitas yang tersebar

merata di seluruh wilayah Indonesia; dan

b. Meningkatnya proporsi lembaga sosial keagamaan yang difasilitasi

dalam memenuhi standar minimal lembaga keagamaan.

2. Sasaran terkait pemenuhan pelayanan kehidupan beragama yang

berkualitas (TA.3) adalah meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan

beragama ditandai antara lain dengan:

a. Meningkatnya Kantor Urusan Agama yang memenuhi standar

pelayanan menjadi dalam memberikan layanan administrasi

keagamaan pada msyarakat;

b. Meningkatnya kapasitas penyebaran kitab suci kepada umat

beragama; dan

c. Meningkatnya jumlah tempat ibadah yang terfasilitasi.

3. Sasaran terkait peningkatan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan

potensi ekonomi keagamaan (TA.4) adalah meningkatnya kualitas dan

akuntabilitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan yang ditandai

antara lain dengan:

Page 17: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 16

a. Meningkatnya Pengelolaan dana zakat tahunan yang terhimpun;

dan

b. Meningkatnya persentase tanah wakaf yang bersertifikat.

4. Sasaran terkait peningkatan kualitas tatakelola pembangunan bidang

agama (TA.6) adalah terselenggaranya tatakelola pembangunan bidang

agama yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel, yang

ditunjukkan antara lain dengan:

a. Meningkatnya predikat opini laporan keuangan Kementerian

Agama;

b. Meningkatnya hasil penilaian akuntabilitas kinerja (LAKIP)

Kementerian Agama;

c. Meningkatnya hasil penilaian Reformasi Birokrasi Kementerian

Agama; dan

d. Menurunnya persentase temuan audit terhadap pelaksanaan

anggaran Kementerian Agama.

C. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Tahun 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam 2015-

2019 merupakan perencanaan jangka menengah Ditjen Bimbingan

Masyarakat Islam yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi

hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu lima tahun oleh Ditjen

Bimbingan Masyarakat Islam beserta strategi yang akan dilakukan untuk

mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang

diamanahkan.

Penyusunan Renstra Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam telah

mengacu pada RPJM Nasional tahun 2015-2019 bidang agama serta

Renstra Kementerian Agama Tahun 2015-2019 yang telah ditetapkan,

khususnya terkait dengan bidang kehidupan beragama yang diarahkan

pada peningkatan kualitas kehidupan beragama melalui program

Bimbingan Masyarakat Islam.

Page 18: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 17

a. Visi

Dengan mempertimbangkan amanat konstitusi dan amanat rencana

pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam RPJP dan RPJM

nasional 2015-2019, maka visi pembangunan Bimas Islam 2015-2019

adalah: “Terwujudnya Masyarakat Islam Indonesia Yang Taat

Beragama Dan Sejahtera Lahir Batin”

b. Misi

Dalam rangka mencapai visi Bimas Islam yang diharapkan, maka misi

Bimas Islam 2015-2019 yang akan dilaksanakan adalah

“Meningkatkan Kualitas bimbingan, layanan keagamaan, dan

pemberdayaan potensi Ekonomi Umat Islam Indonesia”

c. Tujuan dan Sasaran Strategis

Mengacu pada visi dan misi yang akan dicapai, maka tujuan

pembangunan Bimas Islam lima tahun ke depan adalah mewujudkan

tatanan masyarakat Muslim Indonesia yang sejalan dengan visi Bimas

Islam dengan mengoptimalkan kualitas bimbingan, pelayanan,

pemberdayaan, dan pengembangan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Dengan mempertimbangkan kondisi, potensi dan permasalahan

yang ada, dan sinergi dengan visi, misi dan tujuan jangka panjang

yang telah ditetapkan, maka Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam menetapkan sasaran strategis yaitu terwujudnya

suatu kondisi keberagamaan masyarakat Islam Indonesia taat

beragama, maju, sejahtera, cerdas, dan toleran dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI.

Sasaran strategis tersebut hendak dicapai dalam periode 2015-

2019 menurut lima bidang prioritas, yaitu :

1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam;

2) Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah;

3) Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam;

Page 19: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 18

4) Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Zakat, dan;

5) Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Wakaf.

d. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam juga telah menetapkan Indikator

Kinerja Utama (IKU) secara berjenjang, sebagai ukuran keberhasilan

organisasi dalam mencapai sasaran strategis organisasi. Penetapan

IKU telah mengacu pada Renstra Kementerian Agama Tahun 2015-

2019 dan Renstra Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Tahun 2015-

2019.

Tabel II.1 Indikator Kinerja Utama

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatnya

kualitas dan

ketersediaan

bimbingan dan

fasilitasi keagamaan

1. Jumlah penyuluh agama Islam yang

berkualitas di seluruh wilayah

Indonesia;

2. Proporsi lembaga sosial keagamaan

yang difasilitasi dalam memenuhi

standar minimal lembaga

keagaamaan.

Meningkatnya

kualitas pelayanan

kehidupan beragama

umat Islam

1. Jumlah Kantor Urusan Agama yang

memenuhi standar pelayanan dalam

layanan administrasi keagamaan;

2. Jumlah tempat ibadah terfasilitasi

selama lima tahun sampai dengan

tahun 2019;

3. Indeks kepuasan layanan KUA.

Meningkatnya

kualitas dan

akuntabilitas

pengelolaan potensi

ekonomi keagamaan

1. Dana Zakat yang terhimpun;

2. Persentase tanah wakaf yang

bersertifikat;

3. Meningkatnya jumlah lembaga zakat

(Badan Amil Zakat Provinsi) dengan

Page 20: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 19

opini "terbaik" audit syariah.

D. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan

terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan

mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus

perjanjian kinerja antara lain adalah untuk: (1) Sebagai wujud nyata

komitmen untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi,

dan kinerja aparatur; (2) Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar

evaluasi kinerja aparatur; (3) Sebagai dasar penilaian

keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi; (4)

Sebagai dasar untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas

perkembangan dan kemajuan kinerja organisasi; dan (5) sebagai dasar

pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

a. Indikator Kinerja Utama

Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam telah membuat Perjanjian

Kinerja tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan,

tugas, dan fungsi yang ada. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolak

ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2016. Perjanjian

Kinerja Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam tahun 2016 disusun

dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2016 yang telah

ditetapkan.

Perjanjian Kinerja Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Tahun

2016 adalah sebagai berikut:

Tabel II.2 Target Indikator Kinerja Utama

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama TARGET

Meningkatnya

kualitas dan

ketersediaan

bimbingan dan

1. Jumlah penyuluh agama Islam

yang berkualitas di seluruh

wilayah;

2. Proporsi lembaga sosial

2.750 orang

25,39%

Page 21: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 20

fasilitasi keagamaan yang difasilitasi

dalam memenuhi standar

minimal lembaga keagaamaan.

Meningkatnya

kualitas

pelayanan

kehidupan

beragama

1. Jumlah Kantor Urusan Agama

yang memenuhi standar

pelayanan dalam layanan

administrasi keagamaan;

2. Jumlah tempat ibadah

terfasilitasi selama lima tahun

sampai dengan 2019;

3. Indeks Kepuasan Layanan KUA.

2.858 KUA

600 masjid

/ musholla

67

Meningkatnya

kualitas dan

akuntabilitas

pengelolaan

potensi ekonomi

keagamaan

1. Dana Zakat yang terhimpun;

2. Persentase tanah wakaf yang

bersertifikat;

3. Meningkatnya jumlah lembaga

Zakat (Badan Amil Zakat

Provinsi) dengan opini “terbaik”

audit syariah.

4,5 T

Rupiah

70%

3 BAZNAS

Namun, seiring dengan beberapa kebijakan anggaran, dan

perubahan kebijakan mutasi pimpinan struktural di lingkungan

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, maka Ditjen

Bimbingan Masyarakat Islam melakukan beberapa revisi pada target

Indikator Kinerja Utama, diantaranya adalah sebagai berikut :

Tabel II.3

Revisi Indikator Kinerja Utama

NO SASARAN PROGRAM

INDIKATOR KINERJA TARGET REVISI

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meningkatnya kualitas dan ketersediaan bimbingan dan fasilitasi keagamaan umat

1. Jumlah penyuluh agama Islam yang berkualitas di seluruh wilayah

2.750 orang

75.313 orang

Page 22: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 21

Islam 2. Proporsi lembaga sosial keagamaan yang difasilitasi dalam memenuhi standar minimal lembaga keagaamaan.

25,39% 25,39%

2 Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama umat Islam

1. Jumlah Kantor Urusan Agama yang memenuhi standar pelayanan dalam layanan administrasi keagamaan

2.858 KUA

2.858 KUA

2. Jumlah tempat ibadah yang terfasilitasi selama lima tahun sampai dengan tahun 2019

600 masjid/m

ushola

275 masjid/mushol

a

3. Indeks Kepuasan Layanan KUA

67 67

3 Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan

1. Dana Zakat yang terhimpun

6,7 trilyun rupiah

4,5 triliyun rupiah

2. Meningkatnya jumlah lembaga zakat (Badan Amil Zakat Provinsi) dengan opini "terbaik" audit syariah

3 BAZNAS

3 BAZNAS

3. Persentase Tanah Wakaf yang Bersertifikat

70% 70%

Definisi operasional indikator yaitu sebagai berikut:

1. Jumlah Penyuluh Agama Yang Berkualitas Di Seluruh Wilayah

Penyuluh Agama Islam merupakan salah satu unsur penting

dalam upaya peningkatan pemahaman dan Pengalaman ajaran agama

Islam kepada masyarakat, dalam masa pembangunan dewasa ini

peran penyuluh agama Islam dituntut agar mampu menyebarkan

segala aspek pembangunan melalui bahasa agama agar penyuluhan

dapat berhasil, untuk itu seorang penyuluh agama harus dapat

memahami materi da’wah, menguasai betul metode dakwah dan

teknik penyuluhan, sehingga diharapkan penyuluh agama Islam

dapat mencapai tujuan da’wah yaitu dapat mengubah masyarakat

kearah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera lahir batin,

Page 23: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 22

diharapkan penyuluh agama Islam dapat berperan pula sebagai

motivator pembangunan.

Berdasarkan pemikiran di atas maka Ditjen Bimas Islam

memfasilitasi dan melakukan pembinaan kepada penyuluh dan di

lingkungan Ditjen Bimas Islam yang meliputi : Penyuluh Agama Islam

dan Penyuluh Non PNS. Dimana Penyuluh Agama Islam didiklatkan

dalam rangka peningkatan kompetensi, Penyuluh Agama Islam Non

PNS diberikan honor untuk menunjang operasional dalam

melaksanakan kegiatan penyuluhan.

2. Proporsi Lembaga Sosial Keagamaan Yang Difasilitasi Untuk

Ditingkatkan Kualitas Pelayanannya Keagamaan

Dalam rangka mewujudkan kualitas kehidupan umat beragama,

Direktorat jenderal Bimbingan Masyarakat Islam telah menjalin

kerjasama dengan berbagai elemen umat sebagai sebuah kesatuan

yang utuh dalam pembinaan umat Islam. Dengan melibatkan seluruh

elemen umat diharapkan mampu menjangkau lapisan-lapisan

masyarakat dengan berbagai karakteristik dan problematikanya.

Lembaga sosial keagamaan dalam hal ini adalah organisasi

masyarakat tingkat pusat yang memiliki periodesasi kepengurusan

dari sebelum kemerdekaan smpai dengan sekarang.

Terdapat 93 lembaga keagamaan yang bermitra dengan

Kementerian Agama, terbagi dengan beberapa kriteria yaitu :

1. Gerakan pendidikan seperti NU, Muhammadiyah, Al-Wasliah,

Matlaul Anwar, dll

2. Gerakan dakwah perkotaan seperti IKADI

3. Gerakan dakwah Pedalaman seperti Hidayatullah, dan Permusi

4. Gerakan pemberdayaan ekonomi umat seperti SI, SII, dan salimah

5. Gerakan penguatan rohani dan keimanan seperti JATMAN, PPTI,

AMTI

6. Gerakan kajian intelektual wanita seperti MIM

7. Gerakan kajian intelektual muslim seperti ICMI

8. Gerakan berbasis masjid seperti DMI dan BKPMRI

9. Gerakan pembinaan mualaf seperti HBMI, PITI dan mualaf center

Page 24: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 23

10. Gerakan pemberdayaan disabilitas seperti MTTI

11. Gerakan pemberdayaan buruh seperti GASBNDO

Ditjen Bimas Islam memfasilitasi lembaga-lembaga yang memiliki

program sejalan dengan program Ditjen Bimas Islam dengan

memberikan bantuan operasional lembaga sosial keagamaan untuk

digunakan dalam rangka menyukseskan program yang mendukung.

3. Jumlah Kantor Urusan Agama yang memenuhi standar pelayanan

dalam layanan administrasi keagamaan

Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai garda terdepan merupakan

cerminan dari Ditjen Bimas Islam. Kantor yang tidak hanya melayani

pernikahan ini melakukan pelayanan keagamaan lainnya yang

dibutuhkan oleh masyarakat, berdasarkan PMA nomor 34 Tahun

2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Urusan Agama

Kecamatan bahwa tugas KUA kecamatan yaitu melaksanakan layanan

dan bimbingan masyarakat Islam di wilayah kerjanya, dengan

fungsinya yaitu :

(1) Pelaksanaan pelayanan, pengawasan, pencatatan, dan pelaporan

nikah dan rujuk;

(2) Penyusunan statistik layanan dan bimbingan masyarakat Islam;

(3) Pengelolaan dokumentasi dan sistem informasi manajemen KUA

Kecamatan;

(4) Pelayanan bimbingan keluarga sakinah;

(5) Pelayanan bimbingan kemasjidan;

(6) Pelayanan bimbingan hisab rukyat dan pembinaan syariah;

(7) Pelayanan bimbingan dan penerangan agama Islam;

(8) Pelayanan bimbingan zakat dan wakaf; dan

(9) Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggan dan KUA

kecamatan.

Dengan demikian tugas dan fungsi KUA bukan hanya soal

administrasi pernikahan dan kepenghuluan tetapi memiliki cakupan

yang cukup luas. Karena itu KUA harus didukung dengan standar

pelayanan KUA yang memadai sesuai dengan Peraturan Dirjen Bimas

Islam Nomor DJ.II/1209 Tahun 2013 tentang Standar Operasional

Page 25: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 24

Prosedur pada Kantor Urusan Agama. Peningkatan standar pelayanan

KUA meliputi :

Standardisasi gedung KUA Kecamatan sesuai dengan tipologi;

Sistem, Mekanisme dan Prosedur (pelayanan yang efektif dan

efisien);

Sumber Daya Manusia (profesionalisme pegawai);

Sarana dan Prasarana Pelayanan (kelengkapan sarana dan

prasarana);

Penanganan Pengaduan Masyarakat (penyelesaian pengaduan

masyarakat);

Sistem Informasi Pelayanan Publik (keterbukaan informasi);

Produktivitas (pencapaian target waktu pelayanan).

4. Jumlah Tempat Ibadah Yang Terfasilitasi Selama Lima Tahun

Sampai Dengan Tahun 2019

Masjid dan mushalla merupakan tempat merefleksikan aktifitas

keagamaan umat Islam yang berfungsi sebagai rumah ibadah, pusat

pendidikan, dakwah, dll. Peran penting masjid tercatat dalam sejarah

awal perjuangan dan perkembangan Islam, disaat peristiwa hijrahnya

Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, masjid merupakan

bangunan yang pertama kali didirikan Rasulullah SAW dan para

sahabatnya.

Seiring dengan perkembangan kehidupan beragama di

Indonesia, sebagai negara mayoritas berpenduduk muslim dan

tersebar di dunia, sehingga memiliki kebutuhan akan sarana rumah

ibadah berupa masjid dan mushalla semakin besar dan tersebar

diseluruh pelosok nusantara. Semangat untuk membangun,

merenovasi dan memakmurkan rumah ibadah tersebut semakin hari

semakin besar.

Ditjen Bimas Islam Sebagai unit yang mengayomi rumah ibadah

umat muslim pun memfasilitasi pembangunan dan pengembangan

masjid dan mushalla dalam bentuk bantuan pembangunan/rehab

rumah ibadah, serta memakmurkan masjid-masjid di Indonesia

sehingga ikut mengembangkan masyarakat disekitarnya.

Page 26: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 25

5. Indeks Kepuasan Layanan KUA

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dalam

hal ini pelayanan KUA kepada masyarakat merupakan implikasi dari

fungsi aparat negara sebagai pelayan masyarakat sehingga

kedudukan aparatur pemerintah dalam pelayanan umum (public

service) dangat strategis karena akan menentukan sejauhmana

pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya bagi

masyarakat dan sejauh mana negara telah menjalankan perannya

dengan baik sesuai dengan tujuan pendiriannya.

Indeks kepuasan masyarakat (IKM) yang dilakukan oleh Ditjen

Bimas Islam adalah upaya untuk menggali data dan informasi tentang

tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran

secara kuantitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh

layanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan

membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Sesuai dengan

Permenpan Nomor 16 Tahun 2014, survey IKM meliputi pernyataan

sebagai berikut :

(1) Prosedur dan persyaratan pelayanan

(2) Kejelasan petugas pelayanan

(3) Kedisiplinan dan tanggung jawab

(4) Kemampuan petugas

(5) Kepastian jadwal dan kecepatan pelayanan

(6) Keadilan mendapatkan pelayanan

(7) Kesopanan dan keramahan petugas

(8) Kewajaran biaya pelayanan

(9) Kenyamanan lingkungan

(10) Keamanan pelayanan

6. Dana Zakat yang terhimpun

Pengelolaan zakat secara profesional dan produktif dapat ikut

membantu perekonomian masyarakat lemah dan membantu

pemerintah dalam meningkatkan perekonomian negara, yaitu

meningkatnya pemberdayaan ekonomi umat sesuai dengan misi-misi

yang diembannya.

Page 27: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 26

Pelaksanaan zakat di Indonesia diawali dengan dikeluarkannya

Instruksi Menteri Agama Nomor 2 Tahun 1984 tanggal 3 Maret 1984

tentang infaq seribu rupiah selama bulan Ramadhan yang

pelaksanaannya diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Bimas

Islam dan Urusan Haji nomor 19/1984 tanggal 30 April 1984. Pada

tahun 1999 pengelolaan zakat mulai bersifat nasional semakin

intensif setelah diterbitkannya Undang-undang Nomor 38 tahun 1999

tentang pengelolaan Zakat. Undang-undang inilah yang menjadi

landasan legal formal pelaksanaan zakat di Indonesia. Pemerintah

dalam hal ini Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri

wajib memfasilitasi terbentuknya lembaga pengelola zakat, yakni

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk tingkat pusat, dan Badan

Amil Zakat Daerah (BAZDA) untuk tingkat daerah. BAZNAS ini

dibentuk berdasarkan Keppres No. 8/2001 tanggal 17 Januari 2001.

7. Meningkatnya jumlah lembaga zakat (Badan Amil Zakat Provinsi)

dengan opini "terbaik" audit syariah

Berkaitan dengan opini “Terbaik” audit syariah, riilnya akan

dilaksanakan pada tahun 2017, dan pada tahun 2016 ini, fokus

pelaksanaan kegiatan dan anggaran diarahkan untuk pra-audit atau

persiapan program jumlah lembaga Zakat (BAZ Provinsi) opini

“Terbaik” audit syariah. Namun, dalam pelaksanaannya pun Ditjen

Bimas Islam sudah melakukan penilaian sementara. Adapun unsur

syariah lembaga zakat yang dinilai adalah :

Pengujian substansi terhadap pengumpulan zakat;

Pengujian substansi terhadap pendistribusian dan pendayagunaan

zakat;

Pengujian substansi terhadap pengelolaan keuangan zakat.

8. Persentase Tanah Wakaf yang Bersertifikat

Eksistensi wakaf di Indonesia ditandai dengan lahirnya Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Agraria, dalam pasal 49

Undang-undang tersebut dijelaskan bahwa untuk keperluan

peribadatan dan keperluan suci lainnya dapat diberi tanah yang

dikuasai langsung oleh negara dengan hak pakai, perwakafan tanah

Page 28: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 27

milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28

Tahun 1977.

b. Indikator Kinerja Pendukung

Dalam pencapaian Indikator-indikator Kinerja Utama Ditjen

Bimas Islam pun didukung oleh indikator-Kinerja pendukung yang

ada di direktorat-direktorat terkait adalah sebagai berikut :

Bidang Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah;

Tingkat pencapaian Bidang Pengelolaan Urusan Agama Islam dan

Pembinaan Syari’ah didukung oleh : “Meningkatnya kualitas dan

ketersediaan bimbingan dan fasilitasi keagamaan umat Islam”,

dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Tabel II.4 Indikator Kinerja Direktorat Urusan Agama Islam

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Jumlah peraturan/kebijakan terkait urusan agama Islam dan Pembinaan Syariah

5 regulasi

2 Jumlah Penghulu yang terbina 318 penghulu

3 Jumlah Calon penghulu yang terfasilitasi assessment

2500 penghulu

4 Jumlah Calon Penghulu yang terfasilitasi Diklat

2200 penghulu

5 Jumlah PPN/Penghulu luar negeri yang terfasilitasi pembinaan

20 penghulu

6 Jumlah KUA yang memenuhi standar pelayanan

2858 KUA

7 Indeks Kepuasan Masyarakat terkait Layanan KUA

67

8 Jumlah Pembangunan gedung KUA 181 KUA

9 Jumlah Pengadaan Lahan dan Sertifikasi Tanah KUA

163 KUA

10 Jumlah penyelenggaraan pemilihan KUA teladan

33 Provinsi, 1 Nasional

11 Jumlah penyelenggaraan pemilihan keluarga sakinah teladan

33 Provinsi, 1 Nasional

12 Jumlah Calon Pengantin yang memperoleh 2.000.000

Bidang Pengelolaan Urusan Agama Islam

dan Pembinaan Syari’ah

Page 29: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 28

fasilitasi Kursus pra nikah pasang

13 Jumlah Masjid/Mushola yang terfasilitasi pengukuran arah kiblat

1.000 masjid/musholla

14 Jumlah Masjid/Mushola yang terfasilitasi bantuan

275 masjid/musholla

15 Jumlah Masjid yang memenuhi standar pelayanan

33 masjid/musholla

16 Jumlah Masjid yang teregister 500 masjid

17 Jumlah RPH/RPU/pasar tradisional/pasar modern yang mendapatkan fasilitasi bimbingan dan pengawasan produk halal

60 lokasi

18 Jumlah publikasi /promosi gemar halal 1.000 eks

19 Persentase tersedianya data Urusan Agama Islam yang akurat

65%

Bidang Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam.

Tingkat pencapaian Bidang Pengelolaan dan Pembinaan

Penerangan Agama Islam didukung dengan “Meningkatnya Kualitas

Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam”, dengan

indikator kinerja sebagai berikut :

Tabel II.5 Indikator Kinerja Direktorat Penerangan Agama Islam

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Jumlah peraturan/kebijakan tentang penerangan agama Islam

5 regulasi

2 Jumlah Penyuluh Agama yang berkualitas 75.313 penyuluh

3 Rasio jumlah penyuluh Agama Islam 1 : 2500

4 Jumlah daerah/lokasi penting (rawan konflik, lokalisasi, LP) yang mendapat penyuluhan

80 lokasi

5 Jumlah Sinergi Bimas Islam, ormas Islam

dan KL dalam Penanganan keumatan dan pemberdayaan umat

7 kegiatan

6 Jumlah penyelesaian konflik intern umat 5 kali

7 Persentase menurunnya pengikut aliran menyimpang dan radikal

100 %

8 Jumlah Penyelenggaraan MTQ/STQ 509

9 Jumlah Pengiriman Delegasi MTQ 10 delegasi

Bidang Pengelolaan Pembinaan

Penerangan Agama Islam

Page 30: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 29

Internasional

10 Jumlah penyelenggaraan HBI tingkat kenegaraan

6 kegiatan

11 Jumlah Lembaga Keagamaan yang difasilitasi dalam memenuhi standar minimal lembaga keagamaan

32 LK

12 Jumlah siaran keagamaan pada media elektronik yang mendapatkan pengawasan

17 media

13 Jumlah Inventarisasi aset dan situs keagamaan Islam

34 situs

14 Persentase tersedianya data penerangan Agama Islam yang akurat

65%

Bidang Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Zakat.

Tingkat pencapaian Bidang Pengelolaan dan Pembinaan

Pemberdayaan Zakat didukung dengan : ”Meningkatnya Kualitas

dan Akuntabilitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan”,

dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Tabel II.6 Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Zakat

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Jumlah peraturan/kebijakan di bidang zakat 4 regulasi

2 Jumlah Dana zakat yang terhimpun 4,5 Triliyun

3 Jumlah Event Gerakan Sadar zakat melalui media elektronik

5

4 Jumlah lembaga zakat yang terakreditasi 10

5 Jumlah amil yang telah memenuhi standar kompetensi

1000

6 Jumlah BAZNAS yang terfasilitasi bantuan 1

7 Jumlah Lembaga Zakat yang mendapatkan Sosialisasi Standar Akuntansi Lembaga Zakat

100

8 Jumlah Pengawasan Lembaga Zakat (Audit Syariah pada BAZ dan LAZ)

52

9 Jumlah Promosi/Publikasi Gerakan Sadar Zakat

1000

10 Jumlah Penyelesaian Kasus pada Lembaga Pengelola Zakat

5

Bidang Pengelolaan dan Pembinaan

Pemberdayaan Zakat

Page 31: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 30

11 Persentase tersedianya data zakat yang akurat 65%

12 Jumlah Lembaga Zakat (BAZ) Provinsi dengan opini terbaik audit syariah

3

Bidang Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Wakaf.

Tingkat pencapaian Bidang Pengelolaan dan Pembinaan

Pemberdayaan Wakaf didukung dengan ”Meningkatnya Kualitas dan

Akuntabilitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan”, dengan

indikator kinerja sebagai berikut :

Tabel II.7 Indikator Kinerja Pemberdayaan Wakaf

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

1 Jumlah peraturan/kebijakan di bidang wakaf 4 regulasi

2 Jumlah lokasi tanah wakaf yang bersertifikat 2500 lokasi

3 Jumlah penyelesaian sengketa tanah wakaf 5 kasus

4 Jumlah tanah wakaf yang produktif 30 lokasi

5 Jumlah BWI yang terfasilitasi bantuan 34 BWI

6 Jumlah BWI yang terbentuk 92 BWI

7 Jumlah Midis Billboard tanah wakaf 500 billboard

8 Jumlah Nazir yang terfasilitasi Pembinaan 500 nazhir

9 Persentase tersedianya data wakaf yang akurat 65 %

E. Pagu Anggaran Tahun 2016

Untuk mendukung pelaksanaan Program Bimbingan Masyarakat

Islam, telah dialokasikan anggaran sebesar Rp.4.996.788.082.000,-,

namun sehubungan dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016

tentang langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga

dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Perubahan Tahun Anggaran 2016 maka jumlah anggaran yang dikelola

berkurang menjadi sebesar Rp. 4.996.613.700.000,-.

Bidang Pengelolaan dan Pembinaan

Pemberdayaan Wakaf

Page 32: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 31

Dengan adanya pagu minus anggaran Belanja Pegawai pada

Program Bimbingan Masyarakat Islam Daerah tahun anggaran 2016,

maka Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam mengajukan usulan

tambahan anggaran untuk penyelesaian pagu minus kepada

Kementerian Keuangan melalui Sekretariat Jenderal Kementerian

Agama. Usulan tersebut dipenuhi dengan sesuai dengan surat

Pengesahan Revisi Anggaran Tahun 2016, sehingga pagu anggaran

Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam mengalami perubahan menjadi

Rp5.235.388.249.000,- Dengan pendistribusiannya sebagai berikut :

Tabel II.8 Pagu Anggaran Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam

NO NAMA KEGIATAN TARGET

1 Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Wakaf

Rp. 41.868.148.000

2 Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Zakat

Rp. 40.948.481.000

3 Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam Rp. 229.016.988.000

4 Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Rp. 1.509.294.950.000

5 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Bimas Islam Rp. 3.414.259.682.000

JUMLAH Rp. 5.235.388.249.000

Page 33: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 32

III. Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016

A. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016

Akuntabilitas Kinerja Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam merupakan

bentuk pertanggung-jawaban kinerja yang memuat realisasi dan tingkat capaian

kinerja yang diperjanjikan pada tahun 2016. Pengukuran dilakukan dengan cara

membandingkan antara target sasaran yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja

dengan realisasinya. Tingkat capaian kinerja Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam

Tahun 2016 berdasarkan hasil pengukurannya dapat diilustrasikan dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel III.1 Realisasi Capaian Kinerja Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Meningkatnya

kualitas dan

ketersediaan

bimbingan dan

fasilitasi keagamaan

umat Islam

Jumlah Penyuluh Agama

Islam yang Berkualitas di

Seluruh Wilayah

75.313 58.599 77,81

Proporsi Lembaga Sosial

Keagamaan yang di Fasilitasi

dalam Memenuhi Standar

Minimal Lembaga Keagamaan

60 35 58,33

Meningkatnya

kualitas pelayanan

kehidupan

beragama umat

Islam

Jumlah Kantor Urusan Agama

yang memenuhi standar

pelayanan dalam layanan

administrasi keagamaan

2.858 2.858 100

Jumlah tempat ibadah

terfasilitasi selama lima tahun

sampai dengan tahun 2019

275 333 121,09

Indeks Kepuasan Layanan

KUA

67 67,49 100,73

Meningkatnya

kualitas dan

akuntabilitas

Dana Zakat yang terhimpun 4,5

triliyun

4,4 triliyun 88,89

Meningkatnya jumlah lembaga 3 BAZNAS 3 BAZNAS 100

Page 34: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 33

pengelolaan potensi

ekonomi keagamaan

zakat (Badan Amil Zakat

Provinsi) dengan opini

“Terbaik" Audit Syariah

Persentase Tanah Wakaf yang

Bersertifikat

70% 66,91% 95,59

I. MENINGKATNYA KUALITAS DAN KETERSEDIAAN BIMBINGAN DAN

FASILITASI KEAGAMAAN UMAT ISLAM

Salah satu tujuan dalam pembangunan di bidang agama adalah

peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama masyarakat

dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan beragama, dengan sasaran

strategisnya yaitu meningkatkan kualitas dan ketersediaan bimbingan dan

fasilitasi keagamaan umat Islam.

Untuk mengukur tercapainya Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas

dan Ketersediaan Bimbingan dan Fasilitasi Keagamaan Umat Islam, Ditjen

Bimas Islam telah menetapkan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama, yaitu :

(1)Jumlah Penyuluh Agama Islam yang Berkualitas di Seluruh Wilayah;

(2)Proporsi Lembaga Sosial Keagamaan yang di Fasilitasi dalam Memenuhi

Standar Minimal Lembaga Keagamaan.

Tabel III.2

Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas dan Ketersediaan Bimbingan dan Fasilitasi keagamaan umat Islam

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % KATEGORI

1 Jumlah Penyuluh Agama

Islam yang Berkualitas di

Seluruh Wilayah 75.313 62.210 82,60

BELUM

TERCAPAI

2 Proporsi Lembaga Sosial

Keagamaan yang di Fasilitasi

dalam Memenuhi Standar

Minimal Lembaga

Keagamaan

25,39% 17,54,% 69,07 BELUM

TERCAPAI

Page 35: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 34

1) Jumlah Penyuluh Agama Islam yang Berkualitas di Seluruh Wilayah

Tugas penyuluh agama Islam sangatlah penting karena pembangunan

tidak semata-mata membangun manusia dari aspek lahiriah dan jasamani

saja, melainkan juga membimbing dan membangun aspek rohaniah, mental

spiritualnya yang dilaksanakan secara simultan, termasuk dalam

penanganan komflik-konflik bernuansa keagamaan. Penyuluh agama Islam

juga dituntut untuk memiliki wawasan kebangsaan dan nasionalisme yang

tinggi, yaitu rasa kebangsaan dan semangat kebangsaan yang dapat

digunakan sebagai alat pemersatu bangsa di tengah-tengah masyarakat yang

beraneka ragam latar belakang, suku, agama, ras dan adat istiadat. Dengan

wawasan kebangsaan penyuluh diharapkan memiliki cara pandang tentang

diri dan lingkungannya yang mengutamakan kesatuan wilayah Republik

Indonesia dan menghargai kebhinekaan untuk tujuan nasional. Penyuluh

agama Islam diharapkan memiliki kemampuan memetakan persoalan umat

dan bangsa ini dengan baik, merespon dan menyelesaikan berbagai

persoalan umat dan bangsa, dimana konflik internal dan konflik antar umat

beragama menjadi persoalan yang sangat sensitive dan mudah tersulut

diberbagai belahan bumi pertiwi.

Pernikahan adalah awal dari sebuah keluarga, yaitu upacara

pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang

(laki-laki dan perempuan) dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan

secara norma agama, norma hukum dan norma sosial. Pengesahan secara

hukum suatu pernikahan dilakukan dengan mencatatkan peristiwa

pernikahan dalam dokumen Negara secara tertulis dan ditandatangani,

dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku sesuai dengan syarat pernikahan

berdasarkan Undang-undang.

Adapun capaian kinerja pada indikator Penyuluh Agama dan Tenaga

Teknis Keagamaan dalam hal ini penghulu yang difasilitasi dalam pembinaan

dan pengembangan dapat digambarkan pada tabel berikut :

Tabel III.3

Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Penyuluh dan Tenaga Teknis Keagamaan yang difasilitasi dalam Pembinaan dan Pengembangan

INDIKATOR TAHUN TARGET 5 TAHUN

Page 36: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 35

KINERJA 2015 2016 (2019)

TARGET 80.000 75.313 95.000

REALISASI 78.535 62.210 62.210

CAPAIAN (%) 98,16% 83,13% 65,48%

Dari tabel diatas terlihat bahwa capaian kinerja Indikator Penyuluh

dan Tenaga Teknis Keagamaan mengalami penurunan, ini dikarenakan

rasionalisasi pendataan penyuluh yang dilakukan oleh Ditjen Bimas Islam

bersama dengan Bappenas dalam rangka menguatkan kuota penyuluh

agama Islam non PNS secara nasional, penentuan jumlah penyuluh agama

Islam Non-PNS berbasis pada keberadaan Kantor Urusan Agama (KUA),

dengan ketentuan 8 (delapan) orang penyuluh agama Islam Non PNS

berdasarkan tugas dan fungsinya yang dibagi dengan spesialisasi di bidang

zakat, wakaf, kerukunan umat, keluarga sakinah, radikalisme dan aliran

sempalan, narkoba dan HIV, dan pengentasan buta aksara Al-Quran. Ditjen

Bimas Islam selain melakukan pembinaan dan sosialisasi yang dilakukan

oleh Kanwil Provinsi di setiap daerah, juga meningkatkan perkembangan

akademis para penyuluh bersinergi dengan Badan Litbang dan Diklat dengan

mengadakan diklat para penyuluh.

Gambar III.1 Tampilan data Penyuluh PNS dan Non PNS, dan kinerja para penyuluh pada Simpenais.Kemenag.go.id

2) Proporsi Lembaga Sosial Keagamaan yang di Fasilitasi dalam Memenuhi

Standar Minimal Lembaga Keagamaan

Lembaga sosial keagamaan adalah organisasi yang dibentuk oleh

anggota masyarakat secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi,

Page 37: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 36

fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk

berperan serta dalam pembangunan, dalam rangka mencapai tujuan

nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ditjen Bimas Islam sebagai unit yang membawahi lembaga sosial

keagamaan yang ada di Indonesia pun berperan dalam meningkatkan

kualitas pelayanan lembaga sosial keagamaan dan pemahaman manajemen

organisasi lembaga sosial keagamaan, sehingga terwujudnya lembaga sosial

keagamaan yang mumpuni dalam menampung aspirasi dan mensejahterakan

kemaslahatan umat.

Terdapat 92 lembaga keagamaan yang bermitra dengan Kementerian

Agama, terbagi dengan beberapa kriteria yaitu :

1. Gerakan pendidikan seperti NU, Muhammadiyah, Al-Wasliah, Matlaul

Anwar, dll

2. Gerakan dakwah perkotaan seperti IKADI

3. Gerakan dakwah Pedalaman seperti Hidayatullah, dan Permusi

4. Gerakan pemberdayaan ekonomi umat seperti SI, SII, dan salimah

5. Gerakan penguatan rohani dan keimanan seperti JATMAN, PPTI, AMTI

6. Gerakan kajian intelektual wanita seperti MIM

7. Gerakan kajian intelektual muslim seperti ICMI

8. Gerakan berbasis masjid seperti DMI dan BKPMRI

9. Gerakan pembinaan mualaf seperti HBMI, PITI dan mualaf center

10. Gerakan pemberdayaan disabilitas seperti MTTI

11. Gerakan pemberdayaan buruh seperti GASBNDO

Tabel III.4 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Proporsi Lembaga Sosial

Keagamaan yang difasilitasi dalam Memenuhi Standar Minimal Lembaga

Keagamaan

INDIKATOR

KINERJA

TAHUN TARGET 5 TAHUN

(2019) 2015 2016

TARGET 60 60 92

REALISASI 40 35 72*

CAPAIAN (%) 66,67 58,33 78,26

*dikurangi MUI, NU dan Muhammadiyah

Page 38: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 37

Dari tabel diatas jumlah lembaga sosial keagamaan yang difasilitasi

mengalami angka penurunan, hal ini dikarenakan kebijakan anggaran yang

hanya mencakup 35 lembaga. Sementara 3 lembaga yang menjadi prioritas

Ditjen Bimas Islam yang difasilitasi adalah MUI, NU dan Muhammadiyah

yang selalu difasilitasi setiap tahunnya. Data lembaga diatas adalah lembaga

sosial keagamaan pusat yang total jumlahnya sebanyak 92 lembaga pusat

yang memiliki perwakilan sampai dengan tingkat kota/kabupaten.

II. MENINGKATNYA KUALITAS PELAYANAN KEHIDUPAN BERAGAMA UMAT

ISLAM

Untuk mengukur tercapainya Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas

Pelayanan Kehidupan Beragama Umat Islam, Ditjen Bimas Islam telah

menetapkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama, yaitu : (1) Jumlah Kantor Urusan

Agama yang memenuhi standar pelayanan dalam layanan administrasi

keagamaan; (2) Jumlah tempat ibadah terfasilitasi selama lima tahun sampai

dengan tahun 2019; (3) Indeks kepuasan layanan KUA.

Tabel III.5

Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama Umat Islam

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % KATEGORI

1 Jumlah Kantor Urusan

Agama yang memenuhi

standar pelayanan dalam

layanan administrasi

keagamaan

2.858 2.858 100 Tercapai

2 Jumlah tempat ibadah

terfasilitasi selama lima

tahun sampai dengan tahun

2019

275 333 121,09 Tercapai

3 Indeks Kepuasan Layanan

KUA 67 67,49 100,73 Tercapai

Page 39: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 38

1) Jumlah Kantor Urusan Agama yang Memenuhi Standar Pelayanan dalam

Layanan Administrasi Keagamaan

Berikut perjalanan perkembangan Ditjen Bimas Islam dalam capaian

indikator Kantor Urusan Agama yang memenuhi standar pelayanan dalam

layanan administrasi keagamaan :

Tabel III.6

Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Kantor Urusan Agama yang Memenuhi Standar Pelayanan dalam Layanan Administrasi Keagamaan

INDIKATOR

KINERJA

TAHUN TARGET 5 TAHUN

(2019) 2015 2016

TARGET 2.749 2.858 3.188

REALISASI 2.191 2.858 2.858

CAPAIAN (%) 79,70% 100% 89,65%

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa capaian kinerja indikator Kantor

Urusan Agama yang memenuhi standar pelayanan dalam layanan

administrasi keagamaan mengalami kemajuan di tahun 2016. Dengan

targetnya sebesar 3.188 KUA sampai dengan 5 tahun, di tahun 2015 Ditjen

Bimas Islam tidak memenuhi target pada indikator ini, dari targetnya

sebanyak 2.749 KUA hanya terealisasi sebanyak 2.191 KUA. Namun, di

tahun 2016 Ditjen Bimas Islam melakukan upaya-upaya untuk mempercepat

meningkatkan standar pelayanan yang ada di KUA Kecamatan, sehingga

capaian kinerja pada tahun 2016 mencapai 100%.

Peningkatan standar pelayanan KUA meliputi :

Standardisasi gedung KUA Kecamatan sesuai dengan tipologi melalui

program SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), yang telah dilakukan

pembangunan sebanyak 181 KUA.

Page 40: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 39

Gambar III.2 Standar gedung KUA dalam peningkatan pelayanan KUA

Sistem, Mekanisme dan Prosedur (pelayanan yang efektif dan efisien) yang

telah diatur, demi terwujudnya standar pelayanan KUA yang memadai maka

terdapat beberapa SOP yang ada di KUA, antara lain yaitu: SOP pendaftaran

nikah, SOP pelaksanaan Akad dan pencatatan nikah, SOP rekomendasi

nikah, SOP pembuatan Akta Ikrar Wakaf dan SOP legalisir buku nikah.

Gambar III.3 Standar Operasional Prosedur wakaf, bantuan masjid, dan nikah

Page 41: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 40

Dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (profesionalisme pegawai)

dalam hal ini penghulu dan pelaksana administrasi, Ditjen Bimas Islam

telah melakukan pembinaan dan sosialisasi peraturan alur nikah terbaru

terutama mengenai prosedur biaya nikah luar kantor yaitu PP Nomor 19

tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan

Pajak yang Berlaku pada Kementerian Agama. Dalam peningkatan

kualitas penghulu pada tahun 2016, Ditjen Bimas Islam juga telah

melakukan assesment kepada calon penghulu sebanyak 2200 penghulu

dan memfasilitasi diklat penghulu sebanyak 2000 penghulu.

Gambar III.4 Pembukaan Diklat Fungsional Pembentukan Jabatan Fungsional Penghulu (Calon Penghulu) yang dihelat serentak live melalui video conference pada enam BDK se-Indonesia, bertempat di Balai Diklat Keagamaan (BDK) Bandung. Video conference dilakukan di lima titik BDK lainnya, yaitu BDK Denpasar, BDK Surabaya, BDK Semarang, BDK Padang, dan BDK Medan.(Bandung, 22 Agustus 2016)

Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan (kelengkapan sarana dan

prasarana) terus dilakukan, pemenuhan kebutuhan sarana dan

prasarana untuk mendukung sistem informasi data Bimas Islam secara

online, ada beberapa sistem informasi data Bimas Islam yang terkoneksi

langsung ke KUA, diantaranya yaitu: SIMKAH, SIMAS, SIMPENAIS, dan

SIWAK. Pada tahun 2016 telah terealisasi pengadaan sarana dan

prasarana ke 635 KUA yang di kelola oleh Kankemenag Kota.

Page 42: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 41

Penanganan pengaduan masyarakat (penyelesaian pengaduan

masyarakat) harus diselesaikan sesuai dengan tingkatannya, Pihak KUA

berkewajiban menanggapi pengaduan masyarakat terkait pelayanan yang

ada di KUA sesuai dengan SOP nya, namun sesuai dengan kapasitasnya

apabila permasalahan tidak dapat diselesaikan di tingkat KUA, maka

harus secepatnya disampaikan ke tingkat yang lebih tinggi (Kankemenag

Kota/Kabupaten). Terkait dengan hal tersebut, Ditjen Bimas Islam

menampung beberapa jenis pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti,

antara lain yaitu :

1) Pemberian Informasi;

2) Penyampaian Pendapat;

3) Saran perbaikan terhadap penyelenggaraan pemerintahan;

4) Pendapat dan saran pembangunan.

Dan, kriteria Dumas (Pengaduan Masyarakat) yang akan dilayani, yaitu :

1) Pengaduan harus yang Obyektif/bukan fitnah;

2) Memberi fakta dengan jelas dan lengkap;

3) Menjelaskan ketentuan yang dilanggar.

Di tahun 2016 pengaduan masyarakat melalui website mencapai 117

pengaduan, yang dapat dijawab langsung oleh tim Pengaduan Masyarakat

melalui website, jika diperlukan akan ditindaklanjuti dengan

direkomendasikan ke tingkat Kanwil Provinsi untuk di klarifikasi, jika

menyalahi aturan maka akan diberikan sangsi sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

Sistem Informasi Pelayanan Publik (keterbukaan informasi) yang terus di

update adalah salah satu indikator bahwa KUA tersebut telah

memaksimalkan pelayanannya, karena di era keterbukaan informasi saat

ini pemerintah dituntut untuk penyediaan data yang cepat, tepat dan

akuntabel. KUA telah menyiapkan keakuratan data melalui sistem

informasi seperti SIMKAH (Sistem Informasi Nikah), SIMAS (sistem

Informasi Masjid), SIMPENAIS (Sistem Informasi Penerangan Agama

Islam), dan SIWAK (Sistem Informasi Wakaf).

Page 43: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 42

Gambar III.5 Tampilan SIMKAH online salah satu pendukung standar Pelayanan yang ada di KUA

Produktivitas (pencapaian target waktu pelayanan) pelayanan yang

dilakukan di KUA tidak memakan waktu lama, namun tetap menalaah

data-data secara detil dan benar sehingga terhindar dari kesalahan atau

kepalsuan data yang mungkin bisa dilakukan oleh masyarakat.

2) Jumlah tempat ibadah terfasilitasi selama lima tahun sampai dengan

tahun 2019

Tercermin pada Data Ditjen Bimas Islam dalam Angka tahun 2014,

rumah ibadah (masjid dan mushalla) terdata sejumlah 741.991 masjid dan

mushalla. Permohonan bantuan pembangunan/rehab rumah ibadah pun

semakin hari semakin bertambah rata-rata setiap tahun mencapai 1000

hingga 1500 permohonan bantuan. Berikut adalah tabel capaian kinerja

indikator Jumlah tempat ibadah terfasilitasi selama lima tahun sampai

dengan tahun 2019 :

Tabel III.7 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah tempat ibadah

terfasilitasi selama lima tahun sampai dengan tahun 2019

INDIKATOR

KINERJA

TAHUN TARGET 5 TAHUN

(2019) 2015 2016

TARGET 529 275 5.000

REALISASI 437 333 806

CAPAIAN (%) 82,61% 121,09% 16,12%

Page 44: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 43

Dari tabel diatas target untuk indikator Jumlah tempat ibadah

terfasilitasi selama lima tahun sampai dengan tahun 2019 menurun dari 437

menjadi 275, namun pencapaian targetnya melebihi target yang telah

ditentukan yaitu sebesar 333, ini diakibatkan karena kebijakan pengurangan

anggaran di tahun 2016. Di tahun 2015 rumah ibadah yang difasilitasi

terealisasi sebanyak 437 masjid dan mushalla dengan komposisi 344 unit

masjid dan 93 unit mushalla, sementara di tahun 2016 rumah ibadah yang

di fasilitasi sebanyak 333 rumah ibadah dengan komposisi masjid 240 unit

dan 93 unit mushalla.

Gambar III.6 Pembangunan Masjid Besar Babul Jihad di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Barat

3) Indeks Kepuasan Layanan Kantor Urusan Agama

Survey IKM bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit

pelayanan secara berkala sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam

rangka peningkatan kualitas pelayanan publik selanjutnya. Berikut

perbandingan capaian kinerja indikator Indeks Kepuasan Layanan

Masyarakat antara tahun 2015 dan 2016.

Page 45: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 44

Tabel III.8 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Indeks Kepuasan Layanan

Kantor Urusan Agama

INDIKATOR

KINERJA

TAHUN TARGET 5 TAHUN

(2019) 2015 2016

TARGET 3 67 80

REALISASI 3,38 67,49 67,49

CAPAIAN (%) 112,67 100,73 84,36

Dari tabel diatas target untuk capaian kinerja indikator Indeks

Kepuasan Layanan Kantor Urusan Agama mengalami perubahan skoring, di

tahun 2015 skoring tertinggi dan terendah yang digunakan adalah 1 s.d 4,

sementara di tahun 2016 skoring terendah dan tertinggi yang digunakan

yaitu 20 s.d 80 dengan kelipatan 20. Survey IKM sesuai dengan Permenpan

Nomor 16 Tahun 2014 dan dilakukan pengumpulan data ke beberapa

provinsi yaitu : Jawa Barat, Sumatera Selatan, NTB, Sulawesi Selatan,

Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Banda Aceh, Sumatera Barat, dan Bali dengan

total jumlah kuesioner IKM yang dikumpulkan sebanyak 450 kuesioner.

Gambar III.7 Tampilan Kuesioner Indeks Kepuasan Masyarakat

Page 46: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 45

III. MENINGKATNYA KUALITAS DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN

POTENSI EKONOMI KEAGAMAAN

Ditjen Bimas Islam adalah sebagai pelaksana fungsi regulator dan

pengawasan dalam pengelolaan potensi ekonomi keagamaan, sedangkan

BAZNAS dan BWI melaksanakan fungsi eksekutor dan koordinator, hal ini

diatur dalam perundang-undangan. Ditjen Bimas Islam dituntut lebih fokus

dalam melaksanakan fungsi pengaturan dan pengawasan pengelolaan Zakat

dan Wakaf. peran dan positioning Ditjen Bimas Islam dalam Undang-undang

sudah sedemikian jelas dalam pengaturan dan pengawasan pengelolaan zakat

dan wakaf. Ditjen Bimas Islam merupakan pemegang otoritas mengawasi dan

menjatuhkan sangsi terhadap pengelola zakat dan wakaf yang melakukan

pelanggaran kepatuhan pada regulasi dan ketentuan syariah tentang

pengelolaan zakat dan wakaf.

Berikut capaian sasaran strategis meningkatnya kualitas dan

akuntabilitas pengelolaan potensi ekonomi keagamaan dengan 3 (tiga)

indikator yaitu: (1) Dana Zakat terhimpun; (2) Meningkatnya jumlah lembaga

zakat (Badan Amil Zakat Provinsi) dengan opini “terbaik” Audit Syariah; (3)

persentase Tanah Wakaf yang Bersertifikat.

Tabel III. 9

Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % KATEGORI

1 Dana Zakat yang

terhimpun 4,5 T 4,4 T 88,89

Belum

Tercapai

2

Meningkatnya jumlah

lembaga zakat (Badan

Amil Zakat Provinsi)

dengan opini “Terbaik"

Audit Syariah

3 3 100 Tercapai

3 Persentase Tanah Wakaf

yang Bersertifikat 70% 66,91% 95,59

Belum

Tercapai

Page 47: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 46

1) Dana Zakat Yang Terhimpun

Jumlah dana zakat yang berhasil dihimpun selama tahun 2016 adalah

sebesar Rp. 4,4 T dari targetnya Rp. 4,5 T. Penghimpunan dana zakat pada

tahun 2016 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, yang

hanya mencapai sebesar Rp. 2 T dari target sebesar Rp. 3,9 T. Peningkatan

ini tidak terlepas dari sosialisasi yang dilakukan oleh BAZNAS dan Ditjen

Bimas Islam kepada masyarakat, selain itu juga penghimpunan dana zakat

yang dilakukan di Istana Presiden pada tanggal 30 Juni 2016 lalu yang di

prakarsai oleh Presiden Joko Widodo telah mampu meningkatkan jumlah

penghimpunan dana zakat yang cukup signifikan.

Tabel III.10 Perbandingan Capaian Indikator Dana Zakat Yang Terhimpun

INDIKATOR

KINERJA

TAHUN TARGET 5

TAHUN

(2019) 2015 2016

TARGET 3,9 T 4,5 T 24,9

REALISASI 2T 4,4 T 6,4

CAPAIAN (%) 52,31 88,89 25,70

Dari sisi pemanfaatan penggunaan dana zakat yang disalurkan

terkonsentrasi pada 2 sektor, yaitu penyaluran per Asnaf dan penyaluran per

Program, yang dapat dibagi lagi menjadi :

1. Penyaluran per Asnaf

a. Penyaluran untuk fakir miskin

b. Penyaluran untuk amil

c. Penyaluran untuk mualaf

d. Penyaluran untuk Riqab

e. Penyaluran untuk Ghamirin

f. Penyaluran untuk Fisabilillah

g. Penyaluran untuk Ibnu Sabil

2. Penyaluran per Program

a. Program Sosial

b. Program Pendidikan

Page 48: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 47

c. Program Kesehatan

d. Program Ekonomi

e. Program Keagamaan

2) Meningkatnya Jumlah Lembaga Zakat (Badan Amil Zakat Provinsi)

Dengan Opini “Terbaik” Audit Syariah

Dalam mendukung pelaksanaan pengelolaan zakat oleh lembaga zakat,

pemerintah dalam hal ini Direktorat Pemberdayaan Zakat, Ditjen Bimas

Islam, Kementerian Agama memiliki perhatian khusus terhadap Lembaga

Pengelola Zakat baik LAZ, BAZNAS, BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kab/Kota

yang memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan zakat sesuai asas

pengelolaan zakat yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2011 yaitu salah satunya berasaskan Syariat Islam.

Oleh karena itu agar lembaga pengelola zakat lebih baik dan meningkat

dalam menjalankan peran dan fungsinya, Pemerintah dalam hal ini

Direktorat Pemberdayaan Zakat akan melaksanakan program Monitoring dan

Evaluasi Kepatuhan Syariah bagi Lembaga Pengelola Zakat di tahun 2016.

Tabel III.11

Perbandingan Capaian Indikator Meningkatnya Jumlah Lembaga Zakat (Badan Amil Zakat Provinsi) Dengan Opini “Terbaik” Audit Syariah

INDIKATOR

KINERJA

TAHUN TARGET 5

TAHUN

(2019) 2015 2016

TARGET - 3

REALISASI - 3

CAPAIAN (%) - 100%

Hasil dari pre-audit syariah yang dilakukan oleh Direktorat

Pemberdayaan Zakat telah menentukan 3 (tiga) BAZNAS dengan opini

“Terbaik” audit syariah, yaitu: BAZNAS Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi

Sulawesi Tenggara, dan Papua. Berikut adalah hasil penilaian lembaga zakat

dengan opini “terbaik” audit syariah :

Page 49: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 48

Tabel III.12 Nilai Kepatuhan Syariah Monitoring dan evaluasi dengan opini “Terbaik”

Syariah

NO LEMBAGA ZAKAT NILAI

1 BAZNAS PROV. SUMUT 340

2 BAZNAS PROV. BANTEN 340

3 BAZNAS PROV. SUMATERA SELATAN 340

4 BAZNAS PROV. KALIMANTAN BARAT 340

5 BAZNAS PROV. RIAU 340

6 BAZNAS PROV. JAWA TIMUR 340

7 BAZNAS KOTA JAMBI 335

8 BAZNAS KAB. SUKABUMI 335

9 BAZNAS KAB. LANGKAT 335

10 LAZ AL AZHAR PEDULI UMAT 335

11 LAZ BAITULMAL MUAMALAT 335

12 BAZIS DKI JAKSEL 335

13 BAZNAS KAB. SAMBAS 335

14 BAZNAS PROV. KALIMANTAN SELATAN 330

15 BAZNAS PROV. SUMATERA BARAT 330

16 BAITULMAL PROVINSI ACEH 330

17 LAZ DDII 330

18 LAZ IZI 330

19 LAZ NU 330

20 BAZNAS PROV. GORONTALO 325

21 BAZNAS PROV. NTT 325

22 BAZNAS PROV. SULTRA 325

23 BAZNAS KAB. BATANGHARI 325

24 BAZNAS PROV. KALIMANTAN TENGAH 320

25 BAZNAS PROV. KALTIM 315

26 LAZ YAYASAN AMANAH TAKAFUL 315

27 BAZNAS PROV. JAMBI 310

28 BAZNAS PROV. PAPUA 310

29 LAZ YBSM 305

30 BAZNAS PROV. SULAWESI UTARA 300

31 BAZNAS KOTA SEMARANG 300

32 BAZNAS PROV. BABEL 295

33 BAZNAS KAB. SINGKAWANG 295

34 BAZNAS PROV. SULTENG 290

35 BAZNAS PROV. SULAWESI BARAT 285

36 BAZNAS KEPRI 280

37 BAZNAS PROV. LAMPUNG 275

38 BAZNAS PROV. SULSEL 275

39 BAZNAS DIY 265

40 BAZNAS PROV. BALI 260

41 BAZNAS KAB. BANTAENG 255

42 BAZNAS PROV. MALUKU 240

43 BAZNAS PROV. PAPUA BARAT 220

Page 50: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 49

44 BAZNAS PROV. JAWA TENGAH 205

45 BAZNAS KAB. SORONG 195

46 BAZNAS KAB. BANDUNG BARAT 180

47 BAZNAS KAB. DONGGALA 155

48 BAZNAS KOTA AMBON 105

Dengan Pengujian substantif monitoring dan evaluasi syariah dan

pendistribusian dan pendayagunaan zakat meliputi;

a. Memastikan zakat yang dikelola oleh lembaga pengelola zakat disalurkan

kepada mustahik sesuai asnaf yang ada

b. Memeriksa apakah penyaluran zakat yang dilakukan dalam tahun

pembukuan yang berjalan

c. Memeriksa dan memastikan penyaluran zakat bebas dari kepentingan

lain di luar kepentingan mustahik

d. Memastikan bahwa zakat yang telah diterima oleh mustahik tidak ada

kewajiban mengembalikan kepada lembaga pengelola zakat

e. Memastikan lembaga pengelola zakat memiliki standar waktu

penyelesaian penyaluran sehingga mustahik menerima haknya dalam

waktu yang cepat dan tidak terhambat birokrasi yang lama.

f. Memeriksa dan memastikan bahwa amil pendistribusian tidak menerima

hadiah atau sesuatu pemberian dari mustahik berkaitan dengan

tugasnya sebagai amil pendistribusian

3) Persentase Tanah Wakaf yang Bersertifikat

Kegiatan legalisasi asset umum adalah program nasional yang

diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu salah satu

bentuk kegiatan legalisasi asset yang pada hakekatnya merupakan proses

administrasi pertanahan yang meliputi; adjudikasi, pendaftaran tanah

sampai dengan penerbitan sertipikat/tanda bukti hak atas tanah dan

diselenggarakan secara massal. PRONA dimulai sejak tahun 1981

berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 189 Tahun 1981

tentang Proyek Operasi Nasional Agraria. Berdasarkan keputusan tersebut,

Penyelenggara PRONA bertugas memproses pensertipikatan tanah secara

Page 51: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 50

masal sebagai perwujudan daripada program Catur Tertib di Bidang

Pertanahan.

Kesempatan ini pun tidak dilewatkan oleh Ditjen Bimas Islam,

Direktorat wakaf pun mengeluarkan surat edaran menghimbau Kanwil

Provinsi dan kota/kabupaten untuk mengawal para nazhir untuk melakukan

percepatan sertipikasi tanah wakaf. Hal inilah yang mendorong Kanwil

Provinsi dan Kankemenag Kota/kabupaten untuk membuat nota

kesepahaman dengan Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Pertanahan Nasional.

Tabel III.13 Perbandingan Capaian Indikator Persentase Tanah Wakaf Yang

Bersertipikat

INDIKATOR

KINERJA

TAHUN TARGET 5 TAHUN

(2019) 2015 2016

TARGET 70% 70% 79%

REALISASI 66,67% 66,91% 66,91%

CAPAIAN (%) 95,24% 95,59% 84,70%

Setelah dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan

BPN terkait Proyek Operasi Nasional Agraria (PRONA), Kanwil Kemenag Prov.

Jawa Barat mengajukan tanah wakaf untuk mengikuti program ini sebanyak

1.015 lokasi, Kanwil Kemenag Prov. Sulawesi Selatan sebanyak 50 lokasi

tanah wakaf yang disertipikasi.

Total jumlah tanah wakaf pada tahun 2016 adalah sebanyak 435.395

lokasi, dan yang sudah bersertifikat ditahun 2015 sebanyak 290.279 lokasi

(66,67%), dan pada tahun 2016 telah disertipikasi sebanyak 1065 lokasi

tanah wakaf, sehingga totalnya menjadi 291.344 lokasi (66,91%).

B. INDIKATOR KINERJA PENDUKUNG

Dalam pencapaian Indikator-indikator Kinerja Utama Ditjen Bimas Islam

pun didukung oleh indikator-Kinerja pendukung yang ada di direktorat-

direktorat terkait dengan capaiannya sebagai berikut :

Page 52: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 51

a. Bidang Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah;

Tingkat pencapaian Bidang Pengelolaan Urusan Agama Islam dan

Pembinaan Syari’ah didukung oleh : “Meningkatnya kualitas dan

ketersediaan bimbingan dan fasilitasi keagamaan umat Islam”,

dengan indikator kinerja sebagai berikut :

Tabel III.14

Indikator Kinerja Direktorat Urusan Agama Islam

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1

Jumlah peraturan/kebijakan terkait urusan agama Islam dan Pembinaan Syariah

5 regulasi 8 regulasi 160

2 Jumlah Penghulu yang terbina

318 penghulu 635 penghulu 200

3 Jumlah Calon penghulu yang terfasilitasi assessment

2500 penghulu 2200 penghulu 88

4 Jumlah Calon Penghulu yang terfasilitasi Diklat

2200 penghulu 2000 penghulu 91

5 Jumlah PPN/Penghulu luar negeri yang terfasilitasi pembinaan

20 penghulu 34 penghulu 170

6 Jumlah KUA yang memenuhi standar pelayanan

2858 KUA 2858 KUA 100

7 Indeks Kepuasan Masyarakat terkait Layanan KUA

67 67,49 100,73

8 Jumlah Pembangunan gedung KUA

181 KUA 181 KUA 100

9 Jumlah Pengadaan Lahan dan Sertifikasi Tanah KUA

163 KUA 130 KUA 80

10 Jumlah penyelenggaraan pemilihan KUA teladan

33 Provinsi, 1 Nasional

33 provinsi, 1 nasional

100

11 Jumlah penyelenggaraan pemilihan keluarga sakinah teladan

33 Provinsi, 1 Nasional

33 provinsi, 1 nasional

100

12 Jumlah Calon Pengantin yang memperoleh fasilitasi Kursus pra nikah

2.000.000 pasang

1.837.050 pasang

92

Bidang Pengelolaan Urusan Agama Islam

dan Pembinaan Syari’ah

Page 53: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 52

13

Jumlah Masjid/Mushola yang terfasilitasi pengukuran arah kiblat

1.000 masjid/musholla

3.299 masjid/musholla

330

14 Jumlah Masjid/Mushola yang terfasilitasi bantuan

275 masjid/musholla

333 masjid/musholla

121

15 Jumlah Masjid yang memenuhi standar pelayanan

33 masjid/musholla

33 masjid/musholla

100

16 Jumlah Masjid yang teregister

180.000 masjid 175.793 masjid 97

17

Jumlah RPH/RPU/pasar tradisional/pasar modern yang mendapatkan fasilitasi bimbingan dan pengawasan produk halal

60 lokasi 56 lokasi 93

18 Jumlah publikasi /promosi

gemar halal 1.000 eks 1.000 eks 100

19 Persentase tersedianya data Urusan Agama Islam yang akurat

65% 50% 77

b. Bidang Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan Agama Islam.

Tingkat pencapaian Bidang Pengelolaan dan Pembinaan Penerangan

Agama Islam didukung dengan “Meningkatnya Kualitas Pengelolaan dan

Pembinaan Penerangan Agama Islam”, dengan indikator kinerja sebagai

berikut :

Tabel III.15 Indikator Kinerja Direktorat Penerangan Agama Islam

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Jumlah peraturan/kebijakan tentang penerangan agama Islam

5 regulasi 5 regulasi 100

2 Jumlah Penyuluh Agama yang berkualitas

75.313 penyuluh

60.010 penyuluh

80

3 Rasio jumlah penyuluh Agama Islam

1 : 2500 1 : 4000 63

4 Jumlah daerah/lokasi penting (rawan konflik, lokalisasi, LP) yang mendapat penyuluhan

80 lokasi 60 lokasi 75

5 Jumlah Sinergi Bimas Islam, 7 kegiatan 4 kegiatan 57

Bidang Pengelolaan Pembinaan

Penerangan Agama Islam

Page 54: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 53

ormas Islam dan KL dalam Penanganan keumatan dan pemberdayaan umat

6 Jumlah penyelesaian konflik intern umat

5 kali 2 kali 40

7 Persentase menurunnya pengikut aliran menyimpang dan radikal

100% 60% 60

8 Jumlah Penyelenggaraan MTQ/STQ

509 509 100

9 Jumlah Pengiriman Delegasi MTQ Internasional

10 delegasi 14 delegasi 140

10 Jumlah penyelenggaraan HBI tingkat kenegaraan

6 kegiatan 5 kegiatan 83

11 Jumlah Lembaga Keagamaan yang difasilitasi dalam memenuhi standar minimal lembaga keagamaan

32 LK 35 LK 109

12 Jumlah siaran keagamaan pada media elektronik yang mendapatkan pengawasan

17 media 22 media 129

13 Jumlah Inventarisasi aset dan situs keagamaan Islam

34 situs 30 situs 88

14 Persentase tersedianya data penerangan Agama Islam yang akurat

65% 61% 94

c. Bidang Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Zakat.

Tingkat pencapaian Bidang Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan

Zakat didukung dengan : ”Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas

Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan”, dengan indikator kinerja

sebagai berikut :

Tabel III.16 Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Zakat

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Jumlah peraturan/kebijakan di bidang zakat

4 regulasi 2 regulasi 50

2 Jumlah Dana zakat yang terhimpun

4,5 triliyun 4,4 triliyun 97,78

Bidang Pengelolaan dan Pembinaan

Pemberdayaan Zakat

Page 55: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 54

3 Jumlah Event Gerakan Sadar zakat melalui media elektronik

5 10 200

4 Jumlah lembaga zakat yang terakreditasi

10 12 120

5 Jumlah amil yang telah memenuhi standar kompetensi

1000 760 76

6 Jumlah BAZNAS yang terfasilitasi bantuan

1 1 100

7 Jumlah Lembaga Zakat yang mendapatkan Sosialisasi Standar Akuntansi Lembaga Zakat

100 174 174

8 Jumlah Pengawasan Lembaga Zakat (Audit Syariah pada BAZ dan LAZ)

52 52 100

9 Jumlah Promosi/Publikasi Gerakan Sadar Zakat

1000 1000 100

10 Jumlah Penyelesaian Kasus pada Lembaga Pengelola Zakat 5 4 80

11 Persentase tersedianya data zakat yang akurat

65% 65% 100

12 Jumlah Lembaga Zakat (BAZ) Provinsi dengan opini terbaik audit syariah

3 3 100

d. Bidang Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan Wakaf.

Tingkat pencapaian Bidang Pengelolaan dan Pembinaan Pemberdayaan

Wakaf didukung dengan ”Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas

Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan”, dengan indikator kinerja

sebagai berikut :

Tabel III.17 Indikator Kinerja Pemberdayaan Wakaf

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Jumlah peraturan/kebijakan di bidang wakaf

4 regulasi 4 regulasi 100

2 Jumlah lokasi tanah wakaf yang bersertifikat

2500 lokasi 1065 lokasi 42,60

Bidang Pengelolaan dan Pembinaan

Pemberdayaan Wakaf

Page 56: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 55

3 Jumlah penyelesaian sengketa tanah wakaf

5 kasus 4 kasus 80

4 Jumlah tanah wakaf yang produktif

30 lokasi 30 lokasi 100

5 Jumlah BWI yang terfasilitasi bantuan

34 BWI 1 BWI 2,94

6 Jumlah BWI yang terbentuk 92 BWI 92 BWI 100

7 Jumlah Midis Billboard tanah wakaf

500 billboard 0 0

8 Jumlah Nazir yang terfasilitasi Pembinaan

500 nazhir 290 nazhir 58

9 Persentase tersedianya data wakaf yang akurat

65 % 65% 100

C. REALISASI ANGGARAN

Dalam mendukung pelaksanaan Program Bimbingan Masyarakat Islam,

telah dialokasikan anggaran sebesar Rp4.996.788.082.000,-. Sehubungan

dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-langkah

Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam Rangka Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016,

maka jumlah anggaran yang dikelola berkurang menjadi Rp4.996.613.700.000,-

pada Triwulan III.

Dengan adanya pagu minus anggaran Belanja Pegawai pada Program

Bimbingan Masyarakat Islam Daerah tahun anggaran 2016, maka Ditjen

Bimbingan Masyarakat Islam mengajukan usulan tambahan anggaran untuk

penyelesaian pagu minus kepada Kementerian Keuangan melalui Sekretariat

Jenderal Kementerian Agama. Usulan tersebut dipenuhi dengan sesuai dengan

surat Pengesahan Revisi Anggaran Tahun 2016, sehingga pagu anggaran Ditjen

Bimbingan Masyarakat Islam mengalami perubahan menjadi

Rp5.235.388.249.000,-, dengan realisasi anggaran sebesar

Rp4.498.048.667.320,- (85,92), sebagaimana pada Secara lebih detil gambaran

pencapaian pada setiap program di pusat dan daerah adalah sebagai berikut :

Tabel III.18 Realisasi Anggaran Belanja Pusat dan Daerah

NO URAIAN PAGU ANGGARAN (Rp) REALISASI %

1 Pengelolaan dan Pembinaan

Pemberdayaan Wakaf Rp. 41.868.148.000 Rp. 38.399.549.586 74

2 Pengelolaan dan Pembinaan Rp. 40.948.481.000 Rp. 36.788.402.675 85

Page 57: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 56

Pemberdayaan Zakat

3 Pengelolaan dan Pembinaan

Penerangan Agama Islam Rp. 229.016.988.000 Rp. 221.216.786.591 93

4 Pengelolaan Urusan Agama

Islam dan Pembinaan Syariah Rp. 1.509.294.950.000 Rp. 936.643.282.245 62

5 Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya Bimas Islam

Rp. 3.414.259.682.000 Rp. 3.265.000.646.223 85

TOTAL Rp. 5.235.388.249.000 Rp. 4.498.048.667.320 85,92

Sampai dengan berakhirnya tahun anggaran 2016, anggaran DIPA yang

terserap sebesar Rp.4.498.049.667.320,- atau 85,92%. Perbandingan pagu dan

realisasi anggaran yang terserap oleh Ditjen Bimas Islam dari tahun 2015 adalah

sebagai berikut :

Tabel III.19 Perbandingan Realisasi Anggaran

TAHUN 2015 2016

PAGU Rp.5.267.009.185.000 Rp.5.235.388.249.000

REALISASI Rp.4.228.398.926.517 Rp.4.498.048.667.320

% 80,28 85,92

Pagu anggaran Ditjen Bimas Islam pada tahun 2016 mengalami

penurunan sebesar Rp.31.620.936.000,- dibandingkan dengan tahun 2015,

namun untuk realisasi anggaran pada tahun 2016 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2015, dimana tahun 2016

terserap sebesar 85,92%.

D. KENDALA UMUM

Dalam melaksanakan Perjanjian Kinerja 2016 ini, Ditjen Bimas Islam masih

menghadapi hambatan dan kendala yang memerlukan pemecahan masalah

demi terciptanya keberhasilan pencapaian tujuan. Hambatan tersebut bisa

muncul dari faktor internal maupun eksternal, di antaranya:

a. Faktor Internal

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama, Ditjen Bimas Islam di antaranya

memiliki kewajiban untuk memfasilitasi lembaga, masjid/mushola, dan

memfasilitasi bantuan untuk sertipikasi tanah wakaf. Akan tetapi,

Page 58: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 57

seringkali perubahan kebijakan pengalokasian anggaran berpengaruh besar

pada ketepatan hasil capaian kinerja IKU tersebut. Selain itu, masih belum

optimalnya proses pendataan dan pemetaan penyuluh, lembaga, KUA,

masjid/mushola, dan tanah wakaf yang disebabkan oleh sistem pendataan

yang belum sistematis dan terencana.

b. Faktor Eksternal

Dalam proses pencapaian Kinerja untuk beberapa indikator kinerja

mengharuskan Ditjen Bimas Islam agar selalu bersinergi dan berkoordinasi

dengan pihak lain, misalnya dalam proses sertifikasi tanah wakaf yang

harus berkoordinasi dengan BPN. Namun, karena hasil akhir berupa

sertipikat tanah wakaf adalah murni kewenangan BPN, maka seringkali hal

ini menghambat pencapaian target kinerja Ditjen Bimas Islam.

E. KENDALA DALAM PENCAPAIAN TARGET PER INDIKATOR

1. Jumlah Penyuluh Agama yang Berkualitas

Tidak semua daerah memiliki anggaran yang cukup untuk memfasilitasi

peningkatan kualitas Penyuluh.

2. Proporsi Jumlah Lembaga Sosial Keagamaan yang Difasilitasi dalam

Memenuhi Standar Minimal Lembaga Keagamaan

Koordinasi dengan lembaga sosial keagamaan yang bersangkutan untuk

memenuhi kelengkapan persyaratan bantuan.

3. Ada beberapa lembaga sosial keagamaan yang berkontribusi dan juga

bermitra dengan program Ditjen Bimas Islam, namun tidak mengajukan

permohonan bantuan karena sistem pelaporan keuangan pemerintah

menyulitkan bagi lembaga tersebut.

4. Jumlah KUA yang Memenuhi Standar Pelayanan

Masih banyak KUA yang belum mempunyai lahan dan gedung sendiri.

Sampai dengan saat ini, lahan yang digunakan masih banyak berstatus

sewa, milik Pemda dan Wakaf. Keterbatasan anggaran untuk

pembelian/pengadaan lahan KUA, mengakibatkan tidak bisa merenovasi

gedung. Sementara kelayakan gedung KUA merupakan salah satu dari

indikator penilaian standar pelayanan KUA.

5. Indeks Kepuasan Masyarakat Terkait Layanan KUA

Page 59: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 58

KUA tidak bisa serta-merta meminta setiap masyarakat pengguna layanan

KUA atau yang telah menerima layanan KUA, baik nikah, wakaf, konsultasi

syariah, zakat, maupun layanan laiinya untuk mengisi kuesioner survey

Indeks Kepuasan Layanan (IKM).

6. Jumlah Masjid/Mushola yang Terfasilitasi Bantuan

Belum teralokasinya anggaran Sosialisasi Juknis Bantuan, sehingga dalam

pemenuhan kelengkapan dokumen asli persyaratan bantuan dari pihak

pemohon seringkali tidak terpenuhi tepat waktu. Demikian pula, harus

menunggu perubahan akun dan alokasi bantuan masjid/mushola pasca

bencana bagi daerah yang terkena bencana.

7. Jumlah Dana Zakat yang Terhimpun

Sesuai dengan UU Nomor 23 Tahun 2011, bahwa dalam upaya mencapai

tujuan pengelolaan Zakat, dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

yang melaksanakan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

Zakat, dibantu dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ), namun koordinasi antara

BAZNAS dan LAZ, baik pusat maupun daerah belum terintegrasi dengan

baik, sehingga data untuk jumlah Dana Zakat yang terhimpun belum

maksimal.

8. Jumlah Lembaga Zakat (BAZNAS) Provinsi dengan Opini “Terbaik” Audit

Syariah

Sehubungan adanya kebijakan anggaran untuk Bimbingan Teknis

Pelaporan Keuangan dan Audit Syariah, sehingga tidak semua BAZNAS

Kota/Kabupaten terwakili dalam Bimtek tersebut, termasuk belum dapat

mencetak buku Pedoman Audit Syariah.

9. Jumlah Lokasi Tanah Wakaf yang Bersertifikat

Sehubungan adanya kebijakan anggaran, maka bantuan sertipikasi tanah

wakaf tahun 2016 ditiadakan. Namun karena Ditjen Bimas Islam bersinergi

dengan BPN dalam hal mendukung Proyek Operasi Nasional Agraria

(PRONA), maka sertipikasi tanah wakaf tetap dapat dilaksanakan.

F. UPAYA TINDAK LANJUT

1. Meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dengan Kanwil Kementerian

Agama;

Page 60: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 59

2. Terus berupaya untuk koordinasi dengan instansi terkait dalam pencapaian

target yang sehubungan dengan regulasi;

3. Meningkatkan koordinasi dengan BAZNAS terkait pengelolaan dana zakat,

serta mendorong BAZNAS sebagai data center penghimpunan zakat di

Indonesia;

4. Meningkatkan koordinasi dengan para penerima bantuan untuk

mempercepat realisasi penggunaan bantuan;

5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia operator aplikasi dalam

rangka pemenuhan data yang akurat;

6. Melakukan evaluasi lebih lanjut dalam perencanaan kinerja terkait dalam

penetapan sasaran, indikator kinerja, target indikator yang ditetapkan, dan

pengalokasian anggaran.

Page 61: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 60

IV. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

tahun anggaran 2016 merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kinerja

Ditjen Bimas Islam dalam pencapaian visi, misi dan sasaran strategis,

serta disusun untuk memenuhi amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun

1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi

Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi.

Pelaksanaan tugas Ditjen Bimas Islam pada tahun 2016

dilaksanakan dalam 3 (tiga) sasaran strategis dan 8 (delapan) IKU, yang

walaupun penuh dengan berbagai hambatan dan tantangan namun tetap

dilaksanakan dengan baik. Dalam pencapaian kinerja Ditjen Bimas Islam

tersebut, terdapat beberapa IKU yang dapat memenuhi target atau sesuai

dengan rencana, ada yang dapat melampaui target, namun ada pula yang

belum dapat memenuhi target.

Dalam rangka mengatasi masalah/hambatan serupa di tahun yang

akan datang, telah dirumuskan beberapa strategi yang dapat dilakukan,

terutama terhadap beberapa IKU yang belum memenuhi target, yaitu :

1. Ditjen Bimas Islam diharapkan lebih proaktif, kreatif, adaptif, dan

responsif terhadap laju perubahan di berbagai sektor kehidupan, baik

perubahan yang membawa dampak positif maupun negatif.

2. Perlu adanya format perencanaan kegiatan yang terintegrasi antara

Pusat dan Daerah.

3. Ditjen Bimas Islam dituntut untuk memberikan kontribusi yang

signifikan bagi tercapainya tatanan kehidupan yang dicita-citakan

masyarakat melalui program pembangunan agama.

Page 62: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 61

4. Penetapan Indikator Kinerja Utama serta Penyusunan Penetapan

Kinerja hendaknya dilakukan secara matang, terukur dan

berkelanjutan berdasarkan pada Renstra yang telah ditetapkan.

5. Penetapan Kinerja sebaiknya disusun sebelum proses perencanaan

program sehingga diharapkan adanya sinergitas antara target yang

ingin dicapai dengan program yang direncanakan.

6. Perencanaan program hendaknya dilakukan secara menyeluruh

mengacu pada Penetapan Kinerja, sehingga program dan kegiatan yang

dihasilkan dapat lebih mendukung pencapaian sasaran , tujuan dan

visi, misi.

7. Perencanaan program dan kegiatan perlu dilakukan secara yang lebih

matang, variatif dan menyentuh kepentingan masyarakat secara

langsung. Oleh karena itu, setiap Unit Eselon II di lingkungan

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam perlu membuat

highlight program dan kegiatan setiap tahun dengan menentukan

besaran tema sebagai ikon sasaran tahunan.

8. Pengukuran tingkat keberhasilan maupun kegagalan kinerja Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam hendaknya dilakukan secara

kuantitatif. Alat ukur kinerja jangan hanya ditekankan pada

penyerapan anggaran, tapi haru memperhitungkan aspek hasil (output)

dan keluaran (outcomes).

9. Perlu dilakukannya pemetaan problem secara jelas pada program

kegiatan yang berhubungan dengan kepentingan-kepentingan riil

masyarakat Islam. Sebagai contoh, sebuah kegiatan workshop atau

seminar di suatu tempat lebih banyak ditentukan secara acak pembuat

rencana program, bukan karena analisis yang memadai atau

reasonable.

10. Peningkatan peran serta unit terkait dan masyarakat sebagai

dukungan pelaksanaan program dan kegiatan dengan meningkatkan

Page 63: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 62

koordinasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal menyangkut

aspek pembobotan materi kegiatan maupun penjadwalan waktu.

11. Perlu ada kontrol kinerja secara teratur dan disiplin selain yang bersifat

mekanistik birokrasi kepada pelaksana program dan kegiatan unggulan

di setiap unit eselon II, sehingga performa kinerja dapat dipantau setiap

saat.

12. Peningkatan kualitas sumber daya Direktorat Jenderal Bimas Islam

melalui pendidikan seperti beasiswa kepada para pegawai di Bimas

Islam yang memiliki kapasitas baik, para Kepala KUA, Penyuluh Agama

Islam. Selain itu perlu adanya peningkatan kualitas pelatihan maupun

pembinaan langsung pada masing-masing pemegang program. Lebih

dari itu, perlu dipikirkan terkait penempatan SDM yang memenuhi

aspek the right man and the right place pada simpul-simpul decicion

maker.

13. Efisiensi dan efektivitas program sebaiknya menjadi perhatian bersama

sehingga dalam penganggaran dapat dilaksanakan lebih proporsional

sesuai dengan lingkup kewenangan unit masing-masing.

14. Agar tingkat keberhasilan kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan

Masyarakat Islam dapat dinilai positif dan diterima oleh khalayak

umum, perlu ditingkatkan sosialisasi keberhasilan kinerja (image

building) melalui berbagai media yang relevan, khususnya melalui

pengembangan portal Bimas Islam: bimasislam.kemenag.go.id.

Dengan disusunnya laporan kinerja ini, diharapkan dapat memberikan

informasi secara transparan baik kepada Pimpinan, maupun seluruh pihak

Pencapaian kinerja kegiatan dari masing-masing indikator kinerja secara umum

dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan

pencapaian 100% selama tahun kedua pelaksanaan Renstra

Page 64: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 63

yang terkait mengenai tugas dan fungsi Ditjen Bimas Islam. Selain itu, melalui

laporan kinerja ini pula diharapkan adanya umpan balik guna peningkatan

kinerja pada periode berikutnya. Dengan demikian, laporan kinerja dapat

dijadikan pendorong untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi melalui

penyesuaian indikator-indikator kinerja yang telah ada dengan perkembangan

tuntutan stakeholders, sehingga tujuan dalam pelaksanaan reformasi birokrasi

Kementerian Agama yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,

bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila

dapat tercapai.

Page 65: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Tahun 2016 disusun dalam rangka memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7

Tahun 1999 tentang Kinerja Instansi Pemerintah yang merupakan wujud

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang

dibebankan kepada Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dalam

kurun waktu tahun 2016. Selain itu, laporan ini disusun sebagai sarana

pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan

penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih (good governance and

clean government) serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya.

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Tahun 2016 disusun dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Laporan

ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan sesuai

dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

serta Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Tahun 2015-2019. Pada Laporan Kinerja ini dijelaskan upaya

mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam

pelaksanaan program/kegiatan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam selama Tahun 2016.

Mudah-mudahan penyajian Laporan Kinerja ini dapat menjadi alat

untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama tahun 2016 agar dapat

melaksanakan kinerja secara lebih produktif, efektif dan efisien di tahun

berikutnya.

Jakarta, Januari 2017

a.n Direktur Jenderal

Prof.Dr.H. Muhammadiyah Amin

Page 66: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii Ringkasan Eksekutif iv I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi 3 C. Aspek Strategis 4 D. Struktur Organisasi 6 1 Sekretariat 6 2 Direktorat urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah 7 3 Direktorat Penerangan Agama Islam 8 4 Direktorat Pemberdayaan Zakat 9 5 Direktorat Pemberdayaan Wakaf 9 E. Sistematika Penyajian 11 II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN Nasional 2015-2019 Bidang Agama 12 B. Rencana Strategis Kementerian AgamaTahun 2015-2019 13 C. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Tahun 2015 – 2019 16

a Visi 17 b Misi 17 c Tujuan dan Sasaran Strategis 17 d Indikator Kinerja Utama 18 D. Penetapan Kinerja Tahun 2016 16 a Indikator Kinerja Utama 19 b Indikator Kinerja Pendukung 27 E Pagu Anggaran Tahun 2016 30 III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016 A. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016 32 I Meningkatnya Kualitas dan Ketersediaan Bimbingan dan Fasilitasi

Keagamaan Umat Islam 33

1 Jumlah Penyuluh Agama Islam yang berkualitas diseluruh wilayah 34 2 Proporsi Lembaga Sosial Keagamaan yang Difasilitasi dalam

Memenuhi Standar Minimal Lembaga Keagamaan 35

II Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama Umat Islam 37 1 Jumlah Kantor Urusan Agama yang Memenuhi Standar Pelayanan

dalam Layanan Administrasi Keagamaan 38

2 Jumlah Tempat Ibadah yang Terfasilitasi selama Lima Tahun sampai dengan Tahun 2019

42

3 Indeks Kepuasan Layanan Kantor Urusan Agama 43 III Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas Pengelolaan Potensi Ekonomi 45

Page 67: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 iii

Keagamaan 1 Dana Zakat yang Terhimpun 46 2 Meningkatnya Jumlah Lembaga Zakat (Badan Amil Zakat Provinsi)

dengan Opini “Terbaik” Audit Syariah 47

3 Persentase Tanah Wakaf yang Bersertifikat 49 B Indikator Kinerja Pendukung 50 C Realisasi Anggaran 55 D Kendala Umum 56 E Kendala Dalam Pencapaian Target Per indikator 57 F Upaya Tindak Lanjut 58 IV Penutup 60 A Kesimpulan 60 Lampiran I. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam II. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 II. Pengukuran Kinerja Tahun 2016

Page 68: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2016 vi Tabel I.1 Statistik pegawai Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam berdasarkan

Pendidikan 10

Tabel II.1 Indikator Kinerja Utama 19 Tabel II.2 Revisi Indikator Kinerja Utama 20 Tabel II.3 Indikator Kinerja Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan

Syariah 27

Tabel II.4 Indikator Kinerja Direktorat Penerangan Agama Islam 28 Tabel II.5 Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Zakat 29 Tabel II.6 Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Wakaf 30 Tabel II.7 Pagu Anggaran Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam 31 Tabel III.1 Realisasi Capaian Kinerja Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam 32 Tabel III.2 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas dan Ketersediaan

Bimbingan dan Fasilitasi Keagamaan Umat Islam 33

Tabel III.3 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Penyuluh dan Tenaga Teknis Keagamaan yang difasilitasi dalam Pembinaan dan Pengembangan

35

Tabel III.4 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Lembaga Sosial Keagamaan yang Difasilitasi untuk Ditingkatkan Kualitas Pelayanannya

37

Tabel III.5 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama Umat Islam

38

Tabel III.6 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Kantor Urusan Agama yang Memenuhi Standar Pelayanann dalam Layanan Administrasi Keagamaan

39

Tabel III.7 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Tempat Ibadah yang Terfasilitasi Untuk Ditingkatkan Kualitas Pelayanannya

40

Tabel III.8 Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Indeks Kepuasan Layanan Kantor Urusan Agama

42

Tabel III.9 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas dan Akuntabilitas Pengelolaan Potensi Ekonomi Keagamaan

44

Tabel III.10 Perbandingan Capaian Indikator Dana Zakat yang Terhimpun 44 Tabel III.11 Perbandingan Capaian Indikator Meningkatnya Jumlah Lembaga Zakat

(Badan Amil Zakat Provinsi) dengan opini “Terbaik” audit Syariah 46

Tabel III.12 Nilai Kepatuhan Syariah Monitoring dan Evaluasi dengan opini “terbaik” Syariah

46

Tabel III.13 Perbandingan Capaian Indikator Persentase Tanah Wakaf yang Bersertipikat

49

Tabel III.14 Indikator Kinerja Direktorat urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah

50

Tabel III.15 Indikator Kinerja Direktorat Penerangan Agama Islam 51 Tabel III.16 Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Zakat 52 Tabel III.17 Indikator Kinerja Direktorat Pemberdayaan Wakaf 53 Tabel III.18 Realisasi Anggaran Belanja Pusat dan Daerah 54 Tabel III.19 Perbandingan Realisasi Anggaran 55

Page 69: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam

Tahun 2016 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari

pelaksanaan Rencana Kementerian Agama Tahun 2015-2019, Rencana

Strategis Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Tahun 2015-

2019 dan Rencana Kinerja Tahunan 2016 yang telah ditetapkan melalui

Penetapan Kinerja Tahun 2016. Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam ini pada hakikatnya merupakan

kewajiban dan upaya untuk memberikan penjelasan mengenai

akuntabilitas terhadap kinerja yang telah dilakukan selama tahun 2016.

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi pada Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, maka dirumuskan Visi yang akan

dicapai pada tahun 2015-2019 yaitu, “Terwujudnya masyarakat Islam

Indonesia yang Taat Beragama, dan Sejahtera Lahir Batin”.

Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam periode 2015-2019

meliputi 3 (tiga) sasaran program, yaitu:

1) Meningkatnya kualitas dan ketersediaan bimbingan dan fasilitasi

Keagamaan Umat Islam;

2) Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama umat Islam;

3) Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas pengelolaan potensi ekonomi

keagamaan.

Sasaran strategis tersebut selanjutnya diukur dengan

mengaplikasikan 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama (IKU), sebagaimana

disajikan pada Tabel 1.

Page 70: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Bimbingan …bimasislam.kemenag.go.id/uploads/files/Laporan-kinerja-ditjen... · pembinaan keluarga, pemberdayaan masjid, penjaminan halal; bidang

LAPORAN KINERJA DITJEN BIMAS ISLAM TAHUN 2016 vi

Tabel 1

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

No Sasaran Program Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1 Meningkatnya

kualitas dan

ketersediaan

bimbingan dan fasilitasi keagamaan

umat Islam

1. Jumlah Penyuluh Agama Islam

yang berkualitas di seluruh

wilayah Indonesia

2.750 orang

2. Proporsi lembaga sosial

keagamaan yang difasilitasi

dalam memenuhi standar minimal lembaga keagamaan

25,39%

2 Meningkatnya

kualitas pelayanan

kehidupan beragama

umat Islam

1. Jumlah Kantor Urusan Agama

yang memenuhi standar

pelayanan dalam layanan

administrasi keagamaan

2.858 KUA

2. Jumlah tempat ibadah yang

terfasilitasi selama lima tahun

sampai dengan tahun 2019

275

masjid/mushola

3. Indeks Kepuasan Layanan KUA 67

3 Meningkatnya

kualitas dan akuntabilitas

pengelolaan potensi

ekonomi keagamaan

1. Dana Zakat yang Terhimpun 6,7 trilyun rupiah

2. Meningkatnya jumlah lembaga

zakat (Badan Amil Zakat Provinsi) dengan opini "Terbaik" audit

syariah

3 BAZNAS

3. Persentase Tanah Wakaf yang Bersertifikat

70%

Kinerja Ditjen Bimas Islam tahun 2016 mengalami kenaikan skor

menjadi 82,15% dengan kategori “berhasil” dari tahun sebelumnya (2015)

dengan skor 79,86%. Ini merupakan kenaikan yang cukup signifikan dari

seluruh sudut kinerja Bimas Islam selama tahun 2015. Ditjen Bimas Islam

terus melakukan segala upaya yang diperlukan sesuai dengan kewenangan

agar dapat senantiasa melakukan perbaikan dalam mewujudkan praktek-

praktek penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan publik.

RERATA CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 SEBESAR : 82,15%