Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih
-
Upload
ahdina-karima -
Category
Documents
-
view
222 -
download
17
Transcript of Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih
![Page 1: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/1.jpg)
PERCOBAAN 01
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR: DISTILASI, TITIK DIDIH
(KI- 2051)
Tanggal Praktikum : 11 September 2015
Tanggal Pengumpulan: 18 September 2015
Disusun oleh :
Ahdina Karima
10414015
Kelompok 2
Asisten:
Putra P. H. Pafirla
10511079
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
![Page 2: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/2.jpg)
I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan kali ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan indeks bias dan titik didih larutan hasil distilasi dengan
metode distilasi biasa
2. Menentukan indeks bias dan titik didih larutan hasil distilasi dengan
metode distilasi bertingkat
3. Menentukan indeks bias dan titik didih larutan hasil distilasi dengan
metode distilasi azeotrop terner
II. TEORI DASAR
Distilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik
didih. Untuk membahas distilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair;
kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode
distilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan
sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen yang menguap
dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Prinsip distilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada
suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan
tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan distilasi adalah
pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang
terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada
distilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan atmosfer (titik didih normal). Untuk
senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang ditempatkan pada tempat
terjadinya proses distilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin, 2008).
Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa dilakukan dengan
beberapa cara sesuai dengan karakter sample. Distilasi sederhana, pemisahan ini dilakukan
bedasarkan perbedan titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari campurannya
yang yang berwujud padat. Distilasi bertingkat, pemisahan ini dilakukan berdasarkan
perbedaan titik didih yang berdekatan. Distilasi uap, dilakukan untuk memisahkan suatu zat
![Page 3: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/3.jpg)
yang sukar bercampur dengan air dan memiliki tekanan uapnyang relative tunggi atau
memiliki Mr yang tinggi (Tim Kimia Modul SMKN 13, 2001).
Distilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan
kemudian mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Distilasi sebagai proses
pemisahan dikembangkan dari konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan
sebagainya. Distilasi digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap yang
cukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan cairan-cairan
dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azeotrop). Distilasi
merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998).
III. DATA PENGAMATAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan beberapa
data hasil pengamatan pada tabel di bawah ini :
a. Distilasi biasa
Distilasi aston-air (1:1) sebanyak 40 mL
To = 32 oC
T tetesan pertama = 41 oC
Indeks bias distilasi murni = 1.358 (Koser, et.al. 1997)
Tabel 1 Hasil pengamatan distilasi biasa
V(mL) 5 10 15
T (0C) 51,5 55 90
n 1,346 1,347 1,348
b. Distilasi bertingkat
Distilasi aseton-air (1:1) sebanyak 40 mL
To = 41°C
T tetesan pertama = 40 °C
Indeks bias distilasi murni = 1.358 (Koser, et.al. 1997)
Tabel 2 Hasil pengamatan distilasi bertingkat
V(mL) 5 10 15
T (0C) 47 47 47
![Page 4: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/4.jpg)
n 1,3265 1,347 1,347
c. Distilasi azoetrop terner
Distilasi methanol-air 25mL dan toluene 12.5 mL
T tetesan pertama = 39 0C
Indeks bias literatur = 1.328 (El-Kashef. 2000)
Tabel 3 Hasil pengamatan distilasi azeotrof terner
V(mL) 5 10 15
T (0C) 39 45 50
n 1,38 1,367 1,35
IV. PENGOLAHAN DATA
a. Distilasi biasa
n distilat murni = 1,358
n distilat percobaan = 1,346+1,347+1,348
3
= 1,347
% galat = |ndistilat percobaan−ndistilat murni|
ndistilat murni
x 100%
= |1,347−1,358|
1,358 x 100%
= 0,8%
T. didih literatur = 56,53 0C
T. didih percobaan = 51,5+55+90
3
= 65,5 0C
b. Distilasi bertingkat
![Page 5: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/5.jpg)
n distilat murni = 1,358
n distilat percobaan = 1,3265+1,347+1,347
3
= 1,340
% galat = |ndistilat percobaan−ndistilat murni|
ndistilat murni
x 100%
= |1,340−1,358|
1,358 x 100%
= 1,325%
T. didih literatur = 56,53 0C
T. didih percobaan = 47+47+47
3
= 47 0C
c. Distilasi azeotrop terner
n distilat percobaan = 1,38+1,367+1,35
3
= 1,365
n distilat murni = 1,3314
% galat = |ndistilat percobaan−ndistilat murni|
ndistilat murni
x 100%
= |1,365−1,3314|
1,3314 x 100%
= 2,523%
T. didih literatur = 64,5 0C
T. didih percobaan = 39+45+50
3
![Page 6: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/6.jpg)
= 44,67 0C
![Page 7: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/7.jpg)
V.PEMBAHASAN
Prinsip dasar distilasi adalah perbedaan titik didih tiap zat dalam
larutan, sehingga apabila dipanaskan pada suhu tertentu maka zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Zat yang
menguap terlebih dahulu inilah yang disebut distilat. Distilat ini yang akan
menjadi objek selama percobaan berlangsung, baik itu perlakuan dengan
suhu, tekanan dan indeks
bias.
Distilasi uap adalah istilah yang
secara umum digunakan untuk
destilasi mendestilasi campuran air
dengan senyawa yang tidak larut
dalam air, dengan cara mengalirkan
uap air ke dalam campuran sehingga
bagian yang dapat menguap berubah
menjadi uap pada temperatur yang
lebih rendah dari pada dengan
pemanasan langsung. Distilasi uap
digunakan untuk memisahkan campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200°C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa dengan suhu
mendekati 100°C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
Prinsip dasar Destilasi uap adalah mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari
masing-masing senyawa campurannya.
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang akan didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran
yang memiliki titik didih di atas 150 0C.
Terdapat dua jenis distilasi yang telah dilakukan dalam percobaan ini,
yaitu distilasi biasa dan distilasi bertingkat. Distilasi biasa merupakan
sistem pemisahan dan pemurnian zat paling sederhana. Berbeda dengan
distilasi bertingkat yang menggunakan kolom fraksinasi berupa kondensor
![Page 8: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/8.jpg)
tanpa aliran air. Fungsi dari masing-masing alat ini berbeda dimana
distilasi bertingkat dipergunakan untuk memisahkan zat-zat yang memiliki
titik didih berdekatan, yakni kurang dari 20 oC dan bekerja dalam tekanan
yang rendah. Sedangkan pada distilasi sederhana diperlukan perbedaan
titik didih sebesar 75 oC pada tekanan atmosfer.
Pada distilasi biasa, tetesan pertama menunjukkan suhu 39 oC,
sedangkan pada tetesan pertama distilasi bertingkat meunujukkan 40 oC.
Distilat yang didapat dari kedua proses distilasi adalah aseton yang
memiliki titik didih 56,53 oC. Hal ini jelas menunjukkan bahwa tetesan
distilat pertama memiliki titik didih dibawah zat murninya, yang
mengindikasikan bahwa distilat tersebut tidak murni. Penyebabnya adalah
lemahnya ikatan yang terbentuk antar molekul zat murni dengan pelarut
sehingga penguapan akan lebih mudah terjadi, berbeda dengan ikatan
zat murni yang lebih kuat dan stabil. Tekanan uap pada campuran juga
lebih rendah dikarenakan adanya perbandingan jumlah zat pada
campuran atau disebut dengan fraksi yang sesuai dengan hukum Raoult.
Karena ada fraksi dalam suatu campuran menyebabkan tekanan
campuran akan lebih rendah dan karena tekanan uap rendah (tekanan
yang dibutuhkan untuk menguapkan zat) mengakibatkan suhu yang
dibutuhkan untuk menguapkan zat juga rendah, suhu berbanding lurus
dengan tekanan.
Pada distilasi azeotrop terner menunjukkan suhu 39 oC pada tetesan
pertama sehingga distilatnya adalah metanol yang memiliki titik didih 64.5 oC, bukan toluena. Hal ini karena memiliki perbedaan titik didih yang jauh
dibandingkan titik didih pada percobaan yaitu 110.6 oC
Indeks bias percobaan dari hasil rata-rata per 5 ml volume distilat
pada distilasi biasa adalah 1,347, pada distilasi bertingkat sebesar 1.340
dan distilasi azeotrop terner 1.365. Literatur menunjukkan bahwa aseton
memiliki indeks bias 1.358 dan metanol sebesar 1.33141. Tentunya untuk
distilasi sederhana dan bertingkat memiliki nilai indeks bias yang tidak
![Page 9: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/9.jpg)
begitu jauh perbedaannya. Lain hal dengan distilasi azeotrop terner yang
memiliki perbedaan suhu cukup jauh.
Persentase galat masing-masing distilasi memberi nilai terhadap
ketepatan proses distilasi. Distilasi biasa memiliki galat 0.8%, distilasi
bertingkat 1.325% dan distilasi azeotrop terner 2,523%. Kesalahan
terbesar terdapat pada distilasi azeotrop terner, hal ini menjelaskan
bahwa sifat senyawa azeotrop tidak dapat/sulit dipisahkan dengan cara
distilasi bertingkat karena senyawa azeotrop akan memiliki komposisi
tetap apabila dididihkan sehingga diperlukan perlakuan berbeda dari
senyawa lain. Untuk itu dibutuhkan metode pressure swing distillation
dalam pemisahan azeotrop terner.
Dari hasil perhitungan dan analisis data, galat terkecil diperoleh dari
distilasi biasa yaitu 0.8%. Hal ini dapat terjadi karena pemisahan aseton
dari air memang lebih efektif dilakukan pada distilasi sederhana
dibandingkan dengan distilasi bertingkat. Karena perbedaan titik didih
aseton dengan air cukup tinggi sekitar 50 oC maka tidak efektif jika
menggunakan distilasi bertingkat yang fungsinya adalah memisahkan
campuran zat yang memiliki sedikit perbedaan titik didih.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan berdasarkan analisis yang diperoleh dari percobaan
ini adalah:
1. Indeks bias serta titik didih distilat (Aseton:air) dengan metode distilasi biasa adalah
1,347 dan 410C
2. Indeks bias serta titik didih distilat (Aseton:air) dengan metode distilasi bertingkat adalah
1.340 dan 400C
3. Indeks bias serta titik didih distilat (metanol:air) dengan metode distilasi azeotrop terner
adalah 1.365 dan 390C
VII. DAFTAR PUSTAKA
![Page 10: Laporan Kimia Organik Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair:Distilasi & Titik Didih](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022080919/563db8e3550346aa9a97e7ea/html5/thumbnails/10.jpg)
Alan. 2012. Destilasi Uap dan Sederhana. [Online]. http://alandjibran.blogspot.co.id/
2012/06/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html Diakses pada 17 September
2015 pukul 22.37
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Kendari: Unhalu.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung: Universitas
Padjajaran.
El-Kashef, Hassan. 2000. The Necessary Requirements Imposedon Polar
Dielectric Laser Dye Solvents. Physic B : Condensed Matter 279, 295-301.
Tim Kimia Modul SMKN 13. 2001.’ Analisis Elementer’:6.