Laporan Kimia Fisika Isoterm Adsorpsi Karbon
-
Upload
cevi-hidayah-nugraha -
Category
Documents
-
view
78 -
download
4
description
Transcript of Laporan Kimia Fisika Isoterm Adsorpsi Karbon
laporan kimia fisika isoterm adsorpsi karbon aktifPosted on April 3, 2012 by ferrazukhrufia
Standar
1. A. TUJUAN
Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang.
1. B. LATAR BELAKANG TEORI
Adsorbsi secara umum adalah proses penggumpalan subtansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh
permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara subtansi dengan
penyerapannya. Adsorbsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu ;
1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak – balik
apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat
terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.
2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi.
Kekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben dipengaruhi oleh sifat dari adsorbat maupun adsorbennya. Gejala
yang umum dipakai untuk meramalkan komponen mana yang diadsorpsi lebih kuat adalah kepolaran adsorben
dengan adsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar, maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih kuat
dibandingkan dengan komponen yang kurang polar. Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh sifat keras-lemahnya
dari adsorbat maupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan istilah polarizing power cation, yaitu
kemampuan suatu kation untuk mempolarisasi anion dalam suatu ikatan. Kation yang mempunyai polarizing power
cation besar cenderung bersifat keras. Sifat polarizing power cation yang besar dimiliki oleh ion-ion logam dengan
ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar. Sebaliknya sifat polarizing power cation yang rendah dimiliki oleh ion-
ion logam dengan ukuran besar namun muatannya kecil, sehingga diklasifikasikan ion lemah.
Sedangkan pengertian keras untuk anion dihubungkan dengan istilah polarisabilitas anion yaitu, kemampuan suatu
anion untuk mengalami polarisasi akibat medan listrik dari kation. Anion bersifat keras adalah anion berukuran kecil,
muatan besar dan elektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lemah dimiliki oleh anion dengan ukuran besar, muatan
kecil dan elektronegatifitas yang rendah. Ion logam keras berikatan kuat dengan anion keras dan ion logam lemah
berikatan kuat dengan anion lemah (Atkins at al. ,1990).
Jumlah zat yang diadsorpsi pada permukaan adsorben merupakan proses berkesetimbangan, sebab laju peristiwa
adsorpsi disertai dengan terjadinya desorpsi. Pada awal reaksi, peristiwa adsorpsi lebih dominan dibandingkan
dengan peristiwa desorpsi, sehingga adsorpsi berlangsung cepat. Pada waktu tertentu peristiwa adsorpsi cenderung
berlangsung lambat, dan sebaliknya laju desorpsi cendrung meningkat. Waktu ketika laju adsorpsi adalah sama
dengan laju desorpsi sering disebut sebagai keadaan berkesetimbangan. Pada keadaan kesetimbangan tidak
teramati perubahan secara makroskopis. Waktu tercapainya keadaan setimbang pada proses adsorpsi adalah
berbeda-beda, Hal ini dipengaruhi oleh jenis interaksi yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat. Secara umum
waktu tercapainya kesetimbangan adsorpsi melalui mekanisme fisika (fisisorpsi) lebih cepat dibandingkan dengan
melalui mekanisme kimia atau kemisorpsi (Castellans 1982).
Suatu permukaan padatan yang bersentuhan dengan larutan akan menyebabkan molekul-molekul terlarut terserap/
adsorp pada permukaan padatan. Adsorbsi molekul digambarkan sebagai berikut :
A + B —> A.B
Dimana :
A = adsorbat
B = adsorbent
A.B = jumlah bahan yang terjerap
Energi yang dihasilkan seperti ikatan hidrogen dan gaya Van Der Waals menyebabkan bahan yang teradsorp
berkumpul pada permukaan penserap. Bila reaksi dibalik, molekul yang terjerap akan terus berkumpul pada
permukaan karbon aktif sehingga jumlah zat diruas kanan reaksi sama dengan jumlah zat pada ruas kiri. Apabila
kesetimbangan telah tercapai, maka proses adsorpsi telah selesai. (Arifin, 2008)
Isoterm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorbent antara fasa teradsorpsi pada permukaan
adsorben dengn fasa ruah saat kesetimbangan pada suhu tertentu. Dibawah ini adalah beberapa contoh isoterm
yang biasa digunakan dalam adsorpsi :
log x/m x/m
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
a Log C b C
Gambar 1. (a) kurva Freundlich; (b) kurva Langmuir
Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya lapisan monolayer dari molekul-molekul
adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben
bersifat heterogen. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai berikut.
Log (x/m) = log k + 1/n log c…………………………………………………………………. ..(1),
sedangkan kurva isoterm adsorpsinya disajikan pada Gambar 1.(a)
Isoterm adsorpsi Langmuir didasarkan atas beberapa asumsi, yaitu (a) adsorpsi hanya terjadi pada lapisan tunggal
(monolayer), (b) panas adsorpsi tidak tergantung pada penutupan permukaan, dan (c) semua situs dan
permukaannya bersifat homogen (Oscik J ,1994). Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat diturunkan secara
teoritis dengan menganggap terjadinya kesetimbangan antara molekul-molekul zat yang diadsorpsi pada permukaan
adsorben dengan molekul molekul zat yang tidak teradsorpsi. Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan
sebagai berikut (Day, R. A. dan Underwood, A. L., 2002):.
C merupakan konsentrasi adsorbat dalam larutan, x/m adalah konsentrasi adsorbat yang terjerap per gram
adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi
maksimum dari adsorben. Kurva isoterm adsorpsi Langmuir dapat disajikan seperti pada Gambar 1 (b).
Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-95% karbon yang dihasilkan dari
bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit kelapa, dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakukan
dengan cara khusus baik aktivasi kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif
dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada besar
atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap karbon aktif sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat
karbon aktif. Karena hal tersebut maka karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi
karbon aktif di dunia ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula dan pembersihan minyak dan lemak, kimia dan
farmasi. ( M.T. Sembiring, dkk, 2003)
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif
dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat
aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif
tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya karbon aktif di kemas dalam kemasan yang
kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis karbon aktif dapat di reaktivasi kembali, meskipun demikian
tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi
sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut. (Perpamsi, 2002).
1. C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Cawan porselin 1 buah
2. Labu takar bertutup 250 ml 12 buah
3. Labu Erlenmeyer 150 ml 6 buah
4. Gelas ukur 5 ml 1 buah
5. Gelas ukur 10 ml 1 buah
6. Gelas ukur 25 ml 1 buah
7. Corong kaca 6 buah
8. Buret 50 ml 1 buah
9. Stativ dan penyangga 1 buah
10. Pembakar spiritus 1 buah
11. Kasa 1 buah
12. Neraca analitik 1 buah
13. Spatula 1 buah
14. Thermometer 1 buah
15. Kertas saring 6 buah
16. Botol 6 buah
17. Beaker glass 1 buah
Bahan :
1. Larutan asam asetat 0,5 N; 0,25 N; 0,125N; 0,0625N; 0,0313N; 0,0156N
2. Adsorben Arang
3. Larutan NaOH 0,25 N
4. Indicator phenolphthalein (PP)
1. D. CARA KERJA
Titrasi juga dilakukan pada sisa asam
1. E. DATA PENGAMATAN
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data yang disajikan pada table 1 dan 2.
Suhu kamar : 27 0 C
Table 1. Data Pengamatan
Konsentrasi CH3COOH
Awal Akhir
CH3COOH NaOH 0,25 N CH3COOH NaOH 0,25 N
0,5 N 10 ml 18,5 18,4 10 ml 17,2 15,3
0,25 N 10 ml 11,5 12,6 10 ml 8,4 7,1
0,125 N 25 ml 11,3 10,8 25 ml 10 10,1
0,0625 N 50 ml 10,5 10,2 50 ml 10,1 9,1
0,0313 N 50 ml 6,6 6,5 50 ml 5,5 5,2
0,0156 N 50 ml 3,6 3,9 50 ml 2 2,2
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan
N M CH3COOH x x/m log x/m log C
o (gram)Awal Akhir
Yang teradsorps
i (C)
1.0,4612
50,4062
5 0,0550,3302
70,3302
7
-0,4811
2
-1,2596
3
2.0,3012
50,1937
5 0,1075 0,6455 0,6455
-1,1901
0
-0,9685
9
3. 0,1105 0,1005 0,010,0600
50,0600
5 -1,2214 -2
4.0,0517
5 0,048 0,003750,0225
20,0225
2
-1,6474
3
-2,4259
6
5.0,0327
50,0267
5 0,034750,2086
70,2086
7
-0,6805
4 -1,4590
6.0,0187
5 0,0105 0,008250,0495
40,0495
4 -1,3050 -2,0835
m= massa adsorbent mula-mula=1 gram
1. F. HASIL DAN PEMBAHASAN
Percobaan yang dilakukan pada bab isotherm adsorpsi arang aktif adalah dengan menggunakan larutan organic
yaitu asam asetat dengan variasi 6 konsentrasi. Adsorben yang digunakan adalah arang yang telah diaktifkan
sebelumnya. Pada percobaan ini adsorban yang digunakan adalah arang,dimana sebelum digunakan harus
diaktifkan dulu dengan cara dipanaskan. Hal ini agar pori-pori arang semakin besar sehingga dapat memepermudah
penyerapan. Karena semakin luas permukaan adsorben maka daya penyerapannya pun semakin tinggi. Pengaktifan
arang dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Ann Limley, Et.al, 1995, menyatakan bahwa dengan proses oksidasi, karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua
jenis, yaitu :
1. L-karbon (L-AC) yaitu karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300oC – 400oC (570o-750oF)
dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari
logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+, Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan
berinteraksi dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam atau garam
seperti NaCl hampir sama pada perlakuan pertukaran ion.
2. H-karbon (H-AC) yaitu karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu 800o-1000oC (1470o-
1830oF) kemudian didinginkan pada atmosphere inersial. H-AC memiliki permukaan yang bersifat basa
sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih
effisien dalam mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang mempunyai
kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi dengan menaikan angka asiditas.
Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia
organik sehingga efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun
sintetik dengan menetralkannya.
Pada percobaan ini pengaktifan arang dilakukan dengan cara pemanasan menggunakan suhu yang tinggi, hal ini
dilakukan karena percobaan ini mengadsorbsi larutan organic (asam asetat) sehingga pengaktifan dilakukan dengan
suhu tinggi dan tidak sampai membara. Perlakuan ini dimaksudkan supaya arang tidak menjadi abu.
Arang yang telah aktif digunakan untuk mengadsorpsi asam asetat dengan variasi konsentrasi yaitu, 0,5 N; 0,25 N;
0,125 N; 0,0625 N; 0,0313 N; 0,0156 N diperoleh dari hasil titrasi dengan NaOH 0,25 N, asam asetat yang dititrasi
berasal dari sisa asam yang digunakan pada percobaan. Masa arang aktif yang digunakan dalam setiap
konsentrasi adalah 1 gram. Volume asam asetat yang digunakan dalam adsorpsi adalah 100 ml. langkah pertama,
memasukkan 1 gram arang aktif kedalam Erlenmeyer dan menambahkan asam asetat dengan konsentrasi yang ada
sebanyak 100 ml kemudian tutup Erlenmeyer dan diamkan selama 30 menit dengan perlakuan pengocokan setiap
10 menit dengan rentang 1 menit dan temperature tetap dijaga konstan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga
kestabilan adsorben dalam mengadsorpsi adsorbat.
Setelah 30 menit, larutan disaring dengan kertas saring. Terakhir, titrasi asam asetat hasil adsorpsi dengan indicator
PP dan larutan NaOH 0,25 N sebagai titran. Dalam percobaan ini diambil 10 ml dari dua konsentrasi asam asetat
tertinggi, selanjutnya 25 ml dan tiga konsentrasi terendah diambil 50 ml.
Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isoterm Freundlich bagi proses adsorpsi
CH3COOH terhadap arang. Variabel yang terukur pada percobaan adalah volume larutan NaOH 0,25 N yang
digunakan untuk menitrasi CH3COOH. Setelah konsentrasi awal dan akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH yang
teradsorbsi dapat diketahui dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya dapat
dicari berat CH3COOH yang teradsorbsi.
Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah
adsorpsi. Hal ini karena asam asetat telah diadsorpsi oleh arang aktif. Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m
diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis.
Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m dengan log C dari percobaan dapat dilihat
pada gambar grafik berikut ini,
Grafik 1. Grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich
Grafik 2. Grafik Isoterm Adsorpsi Langmuir
Grafik merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan grafik tersebut jika dianalogikan dengan
persamaan Freundlich maka akan didapat nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan
sebagai berikut.
Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi Freundlich adalah y = 1x + 0,7785,
sehingga didapat nilai Log k = 0,7785 dan 1/n = 1. Maka nilai k adalah 6,0048 dan nilai n adalah 1.
Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam asetat mengalami penurunan. Pada data diatas penyerapan tiap
percobaan terjadi ketidaksamaan antara data 1 sampai 6 dapat dilihat dari X gram ( jumlah zat yang teradsorpsi)
kurang stabil. Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi hasil
adsorpsi.
Menurut M.T. Sembiring dkk, 2003 bahwa karbon aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum
pada SII No.0258 -79. Sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :
1. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk
masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan
dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus
fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan.
1. Temperatur/ suhu.
Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya proses. Karena tidak
ada peraturan umum yang bisa diberikan mengenai suhu yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang
mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan
tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan
dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada suhu kamar atau bila memungkinkan
pada suhu yang lebih kecil.
1. pH (Derajat Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam
mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut.
Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai
akibat terbentuknya garam.
1. Waktu Singgung
Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang
dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif,
pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada
partikel karbon aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi,
dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.
Kesalahan –kesalahan yang terjadi pada percobaan ini juga dapat mempengaruhi data percobaan. Kesalahan yang
terjadi seperti: kesalahan dalam pembacaan skala pada buret titrasi, kesalahan dalam pengocokan campuran larutan
dan adsorben, kesalahan yang dilakukan oleh praktikan.
1. G. SIMPULAN DAN SARAN
A. 1. Simpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Isoterm adsorbsi karbon aktif merupakan hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi( acetic acid)
persatuan luas atau persatuan berat adsorben, dengan konsentrasi zat terlarut pada temperature tertentu.
2. Isoterm yang terjadi pada percobaan ini adalah isoterm adsorpsi Freundlich, dimana adsorben
mengadsorpsi larutan organic yang sangat bagus dengan situs-situs hoterogen seperti situs Freundlich.
3. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin banyak pula zat yang
teradsorpsi demikin juga sebaliknya.
4. Semakin luas permukaan adsorben, maka semakin tinggi daya adsorpsinya pada zat terlarut.
5. Dari perhitungan di peroleh harga n = 1 dan k = 6,0048.
6. 2. Saran
Dari hasil percobaan masih banyak terjadi kesalahan, oleh karena itu kami menyarankan bahwa:
1. Penggunaan alat yang terbatas membuat percobaan kurang efisien
2. Human eror yang terjadi pada praktikan karena kurang memahami alur kerja dari percobaan ini.
3. Dalam percobaan adsorpsi ini praktikan seharusnya bisa memperoleh data dengan benar dan teliti dalam
melakukan titrasi.
1. H. DAFTAR PUSTAKA.
Castellan. 1983. Physical Chemistry. Edisi ketiga. Addison-Wesley Publishing
Company
Day, R.A, Underwood, A.L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga
Dwi, Vallentinus. 2009. Studi Adsorpsiion Cu (Ii) Dalam Larutan Tembaga
Menggunakan Komposit Serbuk Cangkang Kupang Khitosanterikatsilang. Surabaya: Skripsi FMIPA ITS.Fitryana, Rizka.2012. Isoterm Adsorpsi. http://berburudggema.blogspot.com/2012/01/percobaan-isoterm-adsorbsi.html diakses 29 Maret 2012
Sembiring, dkk. 2003. Isoterm Adsorpsi ion Cr3+ oleh abu sekam padi varietas
IR 64. Skripsi. Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Undiksha.
Suardana, Nyoman. 2009. Optimalisasi Daya Adsorpsi Zeolit Terhadap Ion
Kromium (III). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Sains &
Humaniora, 17-23 diakses tanggal 28 Maret 2012.
Wahyuni, Sri. 2012. Diktat petunjuk Praktikum Kimia Fisik. Semarang: Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
1. I. JAWABAN PERTANYAAN
A. 1. Apakah proses adsorpsi ini merupakan adsorpsi fisik atau kimia?
Pada percobaan ini proses adsorpsi terjadi secara adsorpsi fisik yang memiliki ciri molekul yang terikat pada
adsorben oleh gaya Van Der Walls, mempunyai entalpi reaksi dan bersifat tidak spesifik
1. 2. Apakah perbedan antara kedua jenis adsorpsi ini? Berikan beberapa contoh dari kedua jenis adsorpsi
ini!
A. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak –
balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik
antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan
adsorben, tidak melibatkan energy aktivasi.
B. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang teradsorbsi, terjadi
pemutusan dan pembentukan ikatan kimia, panas adsorbsinya tinggi, melibatkan energy aktivasi.
Ex: adsorpsi SDBS
Adsorsi fisik : adsorpsi nitrogen pada besi secara fisik nitrogen cair pada -190 0 C akan teradsorpsi pada
besi
Adsorpsi kimia: pada suhu 500 0 C nitrogen teradsorpsi cepat pada permukaan besi.
1. 3. Bagaimana isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat? Apa
pembatasannya?
Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik atau memuaskan. Hal ini terjadi
karaena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen. Gas merupakan
campuran yang homogen sehingga kurang cocok jika digunakan dalam isotherm Freundlich.
Batasannya : adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen.
1. 4. Mengapa isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang
memuaskan dibandingkan dengan isoterm adsorpsi Langmuir?
Bagaimana bentuk isoterm adsorpsi yang berakhir ini?
Karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen, sedangkan adsorpsi
pada Langmuir bersifat homogen. Ketika mengadsorpsi gas yang wujudnya campuran yang homogeny, maka
adsorpsi Freundlich kurang cocok. Dari percobaan yang telah dilakukan, adsorpsi ini berbentuk adsorpsi Langmuir.
1. 5. Bagaimana bentuk kurva isoterm adsorpsi Lamgmuir (antara n dan C untuk larutan atau V/m dengan P
untuk gas?
1. 6. Turunkan persamaan (1). C !
x/m = kCn
Log (x/m) = log k + n log c
1. J. LAMPIRAN
Diketahui [NaOH] = 0,25 N
Asam asetat yang diadsorpsi = 100 mL
1. Konsentrasi awal CH3COOH
A. V1 x N1 = V2 x N2
18.45 x 0.25 = 10 x N2
N2 = 0.46125 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
12.05 x 0.25 = 10 x N2
N2 = 0.30125 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
11.5 x 0.25 = 25 x N2
N2 = 0.1105 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
10.35 x 0.25 = 50 x N2
N2 = 0.05175 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
6.55 x 0.25 = 50 x N2
N2 = 0.03275 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
3.75 x 0.25 = 50 x N2
N2 = 0.01875 N
1. Konsentrasi akhir CH3COOH
A. V1 x N1 = V2 x N2
16.25 x 0.25 = 10 x N2
N2 = 0.40625 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
7.75 x 0.25 = 10 x N2
N2 = 0.19375 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
10.05 x 0.25 = 25 x N2
N2 = 0.1005 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
9.6 x 0.25 = 50 x N2
N2 = 0.048 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
5.35 x 0.25 = 50 x N2
N2 = 0.02675 N
1. V1 x N1 = V2 x N2
2.1 x 0.25 = 50 x N2
N2 = 0.0105 N
1. Jumlah zat yang teradsorbsi (x)
A. x1 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (0,46125-0,40625) x 60,05 x 100 / 1000
= 0,330275 gram
1. x2 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (0,30125-0,19375) x 60,05 x 100 / 1000
= 0,6455 gram
1. x3 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (0,1105-0,1005) x 60,05 x 100 / 1000
= 0,06005 gram
1. x4 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (0,05175-0,048) x 60,05 x 100 / 1000
= 0,02252 gram
1. x5 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (0,03275-0,02675) x 60,05 x 100 / 1000
= 0.036303 gram
1. x6 = (Cawal-Cakhir) x Mr x V / 1000
= (0,01875-0,0105) x 60,05 x 100 / 1000
=0,04954 gram
About these ads