Laporan KIE Racikan
-
Upload
ariani-rizka -
Category
Documents
-
view
754 -
download
34
description
Transcript of Laporan KIE Racikan
IV. RESEP RACIKAN
Resep racikan adalah resep yang mengandung lebih dari satu jenis
obat yang kemudian dicampur menjadi satu sediaan (misalnya kapsul, pil,
larutan, emulsi, salep, krim, gel, dsb).
IV.1 Contoh Resep Racikan
37
38
IV.2 Uraian Kelengkapan Resep
Resep yang lengkap harus memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Nama, alamat, no.telp, no izin praktek dokter
Nama dokter : tercantum
Alamat : tercantum
No telp : tercantum
No. izin Praktek : tidak tercantum
b. Tempat dan tanggal penulisan resep (inskripsio)
Tercantum
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio)
Tercantum
d. Nama Obat atau komposisi resep (Prescripsio) dan petunjuk pemakaian
(Signatura)
R/ Cefat 350 mg
Cortidex ¾ tab
Sanmol ¾ tab
SL
M f. Pulv dtd No. XII
S 3 dd pulv I
Tercantum
e. Tanda tangan dokter (Subcriptio)
Tercantum
f. Nama pasien
Tercantum (pria)
g. Umur dan alamat pasien
Alamat tidak tercantum & Umur tercantum (anak 7 tahun).
39
IV.3 Perhitungan
Perhitungan dosis
Cefat
Dosis untuk anak 6 tahun keatas dengan BB < 40 kg: 500 mg, 2
kali sehari (sehari = 1 g) (Martindale 36th)
Pemakaian sekali : 350 mg < 500 mg (≠OD)
Pemakaian sehari : 3 x 350 mg = 1050 mg (OD)
Cortidex
Dosis untuk anak 6-12 tahun = 0,25 – 2 mg (MIMS)
Pemakaian sekali : ¾ tab x 0,5 mg = 0,375 mg (OD)
Pemakaian sehari : 0,375 x 3 = 1,125 mg < 2 mg (≠OD)
Sanmol
Dosis tablet untuk anak (<12 tahun) = 250 – 500 mg (MIMS).
Dosis anak 6-12 tahun =250 – 500 mg, setiap 4 – 6 jam, maks : 4 kali
dosis (Martindale 36th).
DL anak 5 – 10 tahun : sekali = 100-200 mg , sehari = 400-800 mg
(FI III).
Pemakaian sekali : ¾ tab x 500 mg = 375 mg (≠OD)
Pemakaian sehari : 375 mg x 3 = 1125 mg (≠OD)
Perhitungan bahan
Cefat : 350/500 x 12 = 8 kapsul
Cortidex : ¾/0,5 x 12 = 4500 mg (9 tab)
Sanmol : ¾/500 x 12 = 4500 mg ( 9tab)
IV.4 Uraian Obat
Cefat ( Sanbe Farma )
Deskripsi:
Komposisi :
Tiap kapsul mengandung Sefadroksil Monohidrat yang setara dengan
250 mg/500 mg Sefadroksil.
40
Golongan /kelas terapi :
Antiinfeksi.
Nama dagang:
Alxil®, Ancefa®, Bidicef®, Biodroxil®, Cefadroxil Hexpharm®, cefat®,
Dexacef®, Doxef®, Duricef®, Erphadrox®, Ethicef®, Kelfex®, Lapicef®,
Librocef®, Longcef®¸Opicef®, Osadrox®, Pyricef®, Qcef®, Qidrox®,
Renasistin®, Sedrofen®, Tisacef®, Widrox®.
Indikasi:
Infeksi saluran pernapasan : tonsilitis, faringitis, pneumonia, bronkitis,
bronkiektasis, abses paru, empiema, pleuritis, sinusitis, otitis media.
Infeksi kulit dan jaringan lunak : limfangitis, abses, selulitis, ulkus
dekubitus, mastitis, furunkulosis, erisipelas.
Infeksi saluran kemih dan kelamin : plelonefritis, sistitis, adneksitis,
endometritis.
Infeksi lain : osteomielitis, artritis, septisemia, peritonitis, sepsis
puerperium.
Dosis, cara pemberian dan lama pemberian:
Dewasa: Dosis lazim 1 – 2 g per hari, diberikan dalam dua dosis terbagi
setiap 12 jam atau 1 kali setiap 24 jam.
Infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih bagian bawah yang tidak
terkomplikasi (sistitis): 1 – 2 g per hari dalam dosis tunggal atau dua
dosis terbagi. Infeksi saluran kemih lainnya 2 g per hari dalam dua
dosis terbagi.
Infeksi kulit dan jaringan lunak 1 g per hari dalam dosis tunggal atau
dalam dua dosis terbagi.
Infeksi saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Infeksi ringan,
dosis lazim 1 g per hari terbagi dalam dua dosis (2 kali 500 mg).
Infeksi sedang sampai berat, dosis yang dianjurkan 1 – 2 g per hari
terbagi dalam dua dosis (500 mg – 1 g setiap 12 jam).,Untuk faringitis
dan tonsilitis yang disebabkan oleh Streptokokus beta-hemolitikus
41
grup A, dosisnya 1 g per hari dalam dua dosis terbagi diberikan
selama 10 hari.
Anak-anak : 25 – 50 mg/kg berat badan per hari dalam dua dosis
terbagi.
Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, dosis harus disesuaikan
(dengan cara menurunkan dosis per hari atau memperpanjang interval
antara dua dosis) berdasarkan kecepatan bersihan kreatinin untuk
mencegah penimbunan obat.
Farmakologi: (Farmakodinamik/Farmakokinetik)
Absorbsi : diabsorbsi dengan cepat dan baik
Distribusi : Didistribusikan secara luas di dalam tubuh dan mencapai
konsentrasi terapetik pada jaringan dan cairan tubuh, termasuk cairan
sinovial, perikardial, pleural,dan cairan peritonial, empedu, sputum, urin,
jantung, saluran empedu, kulit dan jaringan lunak, melalui plasenta dan
ASI.
Ikatan protein : 20%.
Waktu paruh eliminasi : 1-2 jam; gagal ginjal : 20-24 jam.
Kadar puncak : 70-90 menit.
Stabilitas Penyimpanan:
Kapsul: Simpan di (° 15 - 25 ° C) dingin dan tempat yang kering, jauh
dari cahaya.
Kering sirup: Simpan bubuk kering pada dingin (15 ° - 25 ° C) dan
kering tempat jauh dari cahaya.
Kontra indikasi:
Hipersensitif terhadap sefadroksil, komponen lain dalam sediaan dan
sefalosporin lain.
Efek Samping:
Gangguan saluran pencernaan seperti kram perut, nyeri, mual, muntah,
dan diare.
Reaksi hipersensitivitas seperti ruam kulit, merah-merah, dan gatal-gatal.
Gejala kolitis pseudomembran dapat timbul selama pengobatan.
42
Pengaruh:
Parameter Monitoring :
Observasi tanda dan gejala anafilaktik selama dosis pertama
Bentuk Sediaan :
Kapsul Cefadroxil 250 mg , Kotak dari 10 strip @ 10 kapsul
Kapsul Cefadroxil 500 mg, Kotak dari 10 strip @ 10 kapsul.
Sirup Kering, Cefadroxil 125 mg / 5 ml, Botol 60 ml.
Forte Syrup Kering, Cefadroxil 250 mg / 5 ml, Botol 60 ml.
Mekanisme Aksi :
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan satu
atau lebih ikatan protein - penisilin (penicillin-binding proteins-PBPs) yang
selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan
dinding sel bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri
akan mengalami lisis karena aktivitas enzim autolitik (autolisin dan murein
hidrolase) saat dinding sel bakteri terhambat.
Cortidex ( Sanbe Farma )
Deskripsi:
Nama generik :
Deksametason.
Golongan /kelas terapi :
Antialergi.
Nama dagang:
Cetadexon®, Corsona®, Danasone®, Decilone Forte®,
Dellamethasone®, Dexa M®, Dexamethasone®, Etason®,
Faridexon/Faridexon Forte®, Fortecortin®, Indexon®, Inthesa-5®,
Kalmethasone®, Lanadexon®, Licodexon®, Mercoxon®, Molacort®, Nufadex
M 0,5/Nufadex M 0,75, Oradexon®, Prodexon®, Pycameth®, Scandexon®.
Indikasi:
Antialergi dan obat untuk anafilaksis.
43
Dosis, cara pemberian dan lama pemberian:
Untuk pengobatan alergi :
Pemberian oral :
Dewasa : Awal, 0,75-9 mg/hr PO, terbagi dalam 2-4 dosis.
Penyesuaian dapat dilakukan tergantung respon pasien.
Anak-anak : 0,024-0,34 mg/kg/hari PO atau 0,66-10 mg/m2/hari
PO, terbagi dalam 2-4 dosis.
Pemberian parenteral :
Dewasa : Awal, 0,5-9 mg/hr IV atau IM, terbagi dalam 2-4 dosis.
Penyesuaian dapat dilakukan tergantung respon pasien.
Anak-anak : 0,06-0,3 mg/kg/hr atau 1,2-10 mg/m2/hr IM atau IV
dalam dosis terbagi tiap 6-12 jam.
Untuk pengobatan anafilaksis akut atau reaksi anafilaksis :
Dosis oral dan IM :
Dewasa : 4-8 mg IM dosis tunggal pada hari pertama. Kemudian
diberikan dosis oral, 1.5 mg PO 2X sehari pada hari ke 2 dan ke 3;
kemudian 0,75 mg PO 2X sehari pada hari ke 4; kemudian 0,75 mg PO
sekali sehari pada hari ke 5 dan 6, kemudian hentikan.
Untuk pengobatan syok anafilaksis : IV.
Dewasa : dosis bervariasi 1-6 mg/kg IV atau 40 mg IV tiap 4-6
jam. Alternatif lain, 20 mg IV dilanjutkan dengan infus IV 3 mg/kg
dalam waktu 24 jam.
Farmakologi: (Farmakodinamik/Farmakokinetik)
Pemberian oral : absorpsi cepat, efek puncak tercapai dalam 1-2 jam.
Onset dan durasi bentuk injeksi berkisar 2 hari-3 minggu, tergantung cara
pemberian (IA atau IM dan tergantung luasnya suplai darah pada tempat
tersebut.
Mengalami metabolisme di hati menjadi bentuk inaktif. Waktu paruh
eliminasi pada fungsi ginjal normal adalah 1,8-3,5 jam.
44
Stabilitas Penyimpanan:
Larutan Injeksi : Simpan dalam temperatur ruang; hindari dari cahaya
dan penyimpanan beku. Stabilitas injeksi setelah dicampur pelarut adalah
24 jam pada suhu 25°C, sedang dalam refrigrator (4°C) : 2 hari.
Injeksi dapat diencerkan dalam 50-100 mL NS atau D5W.
Kontra indikasi:
Hipersensitif terhadap deksametason atau komponen lain dalam
formulasi; infeksi jamur sistemik, cerebral malaria; jamur, atau
penggunaan pada mata dengan infeksi virus (active ocular herpes
simplex).
Pemberian kortikosteroid sistemik dapat memperparah sindroma
Cushing. Pemberian kortikosteroid sistemik jangka panjang atau absorpsi
sistemik dari preparat topikal dapat menekan hypothalamic-pituitary-
adrenal (HPA).
manifestasi sindroma Cushing pada beberapa pasien. Namun risiko
penekanan HPA pada penggunaan deksametason topikal sangat rendah.
Insufisiensi adrenal akut dan kematian dapat terjadi apabila pengobatan
sistemik dihentikan mendadak.
Efek Samping:
Kardiovaskuler : Aritmia, bradikardia, henti jantung, kardiomiopati,
CHF, kolaps sirkulasi, edema, hipertens, ruptur miokardial (post-MI),
syncope, tromboembolisme, vasculitis.
Susunan saraf pusat : Depresi, instabilitas emosional, euforia, sakit
kepala, peningkatan tekanan intracranial, insomnia, malaise, neuritis,
pseudotumor cerebri, perubahan psikis, kejang, vertigo.
Dermatologis : Akne, dermatitis alergi, alopecia, angioedema, kulit
kering, erythema, kulit pecah-pecah, hirsutism, hiper-/hipopigmentasi,
hypertrichosis, perianal pruritus (pemberian IV), petechiae, rash, atrofi
kulit, striae, urticaria, luka lama sembuh.
45
Pengaruh:
Parameter Monitoring :
Kalium, Natrium, Kalsium, Glukosa darah.
Bentuk Sediaan :
Tablet & Injeksi.
Mekanisme Aksi :
Mengurangi inflamasi dengan menekan migrasi neutrofil, mengurangi
produksi mediator inflamasi, dan menurunkan permeabilitas kapiler yang
semula tinggi dan menekan respon imun.
Monitoring Penggunaan Obat :
Kadar glukosa darah, kadar kalium dan PFTs.
Sanmol ( Sanbe Farma )
Deskripsi:
Nama generik :
Paracetamol.
Golongan /kelas terapi :
Analgesik Non Narkotik.
Nama dagang:
Alphamol®, Panadol®, Pyrexin®, Xepamol®, Sanmol®, Analpin®,
Calapol®, Citamol®, Cymacold®, Erphamol®, Farmadol®, Fasidol®,
Hufagesic®, Mirasik®, Nalgesik®, Nasamol®, Novagesic®, Omegrip®,
Ottopan®, Pacetik®, Paracetol®, Paradyn®, Procet®, Progesic®, Propyretic®,
Pyrexin®, Pyridol®, Samconal®, Sumagesic®, Tempra®, Termagon®,
Tropigesic®, Turpan®, Uni Cetamol®, Varsemo®l, Xepamol®, Zetamol®.
Indikasi:
Nyeri ringan sampai sedang dan demam.
Dosis, cara pemberian dan lama pemberian:
Dewasa & anak >12 thn; oral 650 mg atau 1 g tiap 4-6 jam bila perlu,
maksimum 4 g per hari.
Pemberian oral :
46
Anak utk tiap 4-6 jam (maksimum 5 dosis per 24 jam) :
< 4 bln (2.7 - 5 kg) 40 mg,
4-11 bln (5-8 kg) 80 mg,
12-23 bln (8-11 kg)120 mg,
2-3 thn (11-16 kg)160
Farmakologi:
Memiliki aktifitas sebagai analgetik dan antipiretik.
Stabilitas Penyimpanan:
Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30° C. Sediaan bentuk larutan
atau suspensi tidak boleh dibekukan
Kontra indikasi:
Hipersensitivitas.
Efek Samping:
Efek samping dalam dosis terapi jarang; kecuali ruam kulit, kelainan
darah, pankreatitis akut pernah dilaporkan setelah penggunaan jangka
panjang.
Pengaruh:
Parameter Monitoring :
Fungsi hati.
Bentuk Sediaan :
Tablet, Sirup/Suspensi dan Sediaan Rektal.
Mekanisme Aksi :
Bekerja langsung pada pusat pengaturan panas di hipotalamus dan
menghambat sintesa prostaglandin di sistem saraf pusat.
IV.5 Interpretasi Penyakit
Berdasarkan obat yang diberikan pada resep IV dapat diinterpretasikan
bahwa pasien menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan
demam.
47
IV.6 Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Komunikasi informasi dan edukasi yang harus disampaikan kepada
pasien yaitu :
1. Diinformasikan kepada pasien bahwa, jangan menggunakan obat lain
tanpa sepengetahuan dokter. Minum obat sesuai anjuran, jangan
menambah dosis atau menghentikan obat secara mendadak tanpa
konsultasi dengan dokter.
2. Diinformasikan kepada pasien atau keluarga pasien yang mendampingi
bahwa, jika nyeri atau demamna sudah lebih dari 3 hari, untuk segera
menghubungi dokter.
3. Harus diinformasikan kepada pasien atau keluarga pasien yang
mendampingi, agar meminum obatnya sewaktu atau sesudah makan.
IV.7 Permasalahan
Resep antibiotik ini kurang lengkap dimana tidak mencantumkan
nomor izin praktek dokter yang menulis resep, tidak mencamtumkan alamat
pasien.
Pada resep ini obat yang kausativ (antibiotik) dan simptomatis
digabungkan, seharusnya dipisah karena obat kausativ (antibiotik) harus
dihabiskan sedangkan obat simptomatis diminum jika perlu saja.
IV.8 Pembahasan
Masa terapi suatu antibiotika harus diperhatikan guna mencegah
terjadinya resistensi mikroba terhadap antibiotik tertentu. Minimal
penggunaan antibiotika adalah 3 hari dan bervariasi tergantung dari jenis
obat dan tingkat keparahan dari penyakit. Sedangkan untuk kasus tertentu,
seperti TBC, masa terapi dengan antibiotika telah ditetapkan meskipun telah
tercapai perbaikan secara klinis.idak mencamtumkan
Resep tersebut kurang lengkap dimana tidak mencanrumkan omor
izin praktek dokter yang merupakan syarat seorang dokter bisa melakukan
pelayanan kesehatan, selain itu tidak mencantumkan alamat pasien supaya
48
dapat cepat diantisipasi apabila ada efek obat yang tidak diharapkan ataupun
ada kelalaian pasien dalam mengkomsumsi obat tersebut.
Sebaiknya pada waktu memberikan resep, dokter maupun apoteker
memberikan informasi tentang efek yang akan ditimbulkan apabila
mengkonsumsi obat ini dan mengintruksikan pada pasien untuk meminum
obat sesuai petunjuk, jangan menunda atau menggandakan dosis bila ada
yang terlupa. Bila ada dosis yang terlupa dapat diminum dalam 1 jam dari
jadwal
IV.9 Kesimpulan
Resep belum memenuhi syarat kelengkapan resep
Perlu edukasi terhadap pasien tentang pentingnya meminum antibiotika
secara tuntas.
II.10 Daftar Pustaka
1. Sukandar. E.Y. dkk. 2008. ISO Farmakoterapi. PT. ISFI Penerbitan.
2. Tjay tan Hoan. 2002. Obat-Obat Penting. PT. Elex Media Komputindo
Jakarta.
3. Ganiswarna. S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Bagian
Farmakologi Fak. Kedokteran UI Jakarta.
4. McEvoy GK, ed. AHFS informasi obat 2005. Bethesda, MD: American
Society of Health-System Apoteker, 2005.
5. Martindale. 2007. The Complete Drug Reference, 35th edition. United
States: The Pharmaceutical Press.
6. Anonim, 2007, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Vol 42,
ISFI, Jakarta.
7. Anonim, 2007, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 6
2006/2007, PT. InfoMaster lisensi dari CMP Medika, Jakarta.Drug Fact
& Comparisons 2003.