Modul Teknik KIE
description
Transcript of Modul Teknik KIE
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) antara lain
ditandai dengan adanya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk, Penurunan tingkat
Fertilitas, peningkatan kesadaran masyarakat tentang makna keluarga kecil, hal ini
mencerminkan betapa besarnya peran Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) dalam melaksanakan kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) KKB
di wilayah binaan di tingkat desa/kelurahan. KIE biasa disebut juga dengan
penyuluhan.
PKB sebagai ujung tombak program sangat strategis perannya dalam melakukan
pembinaan langsung kepada individu, keluarga dan masyarakat di tingkat desa/
kelurahan. Oleh karena itu para PLKB perlu dibekali pengetahuan tentang program
KKB Nasional dengan jelas dalam melakukan pembinaan kepada individu, keluarga
dan masyarakat di tingkat desa/kelurahan sehingga dapat melaksanakan tugas dalam
memberikan KIE/Penyuluhan KKB dengan mudah dan percaya diri.
Modul Teknik KIE/Penyuluhan KKB bagi PKB ini dimaksudkan untuk menyiapkan
pesan tentang KIE/Penyuluhan KKB, agar kegiatan pelayanan KIE/Penyuluhan KKB
dapat dilaksanakan secara profesional di tingkah desa/kelurahan.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas konsep dasar KIE/Penyuluhan KKB, jenis dan bentuk KIE/
Penyuluhan KKB, media KIE/Penyuluhan KKB, serta langkah-langkah KIE/Penyuluhan
KKB. Pada akhir pembelajaran peserta diharapkan mampu mempraktikan KIE/
Penyuluhan KKB sesuai dengan kondisi masyarakat yang berbeda di Indonesia.
C. Manfaat Modul
Modul ini diharapkan bermanfaat bagi para peserta diklat untuk membekali
pengetahuan dan keterampilan tentang KIE/Penyuluhan sehingga dapat meningkatkan
profesionalisme sebagai Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana.
D. Standar Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
Setelah selesai pembelajaran peserta diklat diharapkan mampu mempraktikan
KIE/Penyuluhan dalam program KKB.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah selesai membaca modul ini, peserta diklat dapat:
2
a. Menjelaskan konsep dasar KIE/Penyuluhan
b. Menjelaskan jenis dan prinsip KIE/Penyuluhan
c. Menjelaskan media KIE/Penyuluhan
d. Mempraktikkan langkah-langkah KIE/Penyuluhan
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Konsep Dasar KIE/Penyuluhan
a. Pengertian KIE/Penyuluhan
b. Tujuan KIE/Penyuluhan
c. Sasaran KIE/Penyuluhan
d. Komponen KIE/Penyuluhan
2. Jenis dan Prinsip KIE/Penyuluhan
a. Jenis-jenis KIE/Penyuluhan
b. Bentuk KIE/Penyuluhan
c. Prinsip KIE/Penyuluhan
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KIE/Penyuluhan
e. Pokok-pokok Pengelolaan KIE/Penyuluhan
3. Media KIE/Penyuluhan
a. Media KIE/Penyuluhan
b. Materi KIE/Penyuluhan
4. Langkah-langkah KIE/Penyuluhan
a. Langkah-langkah KIE/Penyuluhan
b. Praktik KIE/Penyuluhan
c. Hambatan dan kiat memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan
F. Petunjuk Belajar
Untuk mencapai hasil pembelajaran, peserta diklat perlu mengikuti beberapa petunjuk
antara lain sebagai berikut:
1. Bacalah modul ini tahap demi tahap. Mulailah dengan kegiatan belajar 1 (satu) dan
seterusnya. Sebelum Anda benar-benar paham tentang materi pada tahap awal,
jangan membaca materi pada halaman berikutnya. Lakukan pengulangan pada
halaman tersebut sampai Anda benar-benar memahaminya.
2. Jika Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman atau sub
bahasan tertentu, diskusikan dengan teman Anda atau fasilitator yang sekiranya
dapat membantu untuk memahami materi modul ini.
3. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar sebaiknya Anda
mengerjakan latihan dengan menjawab soal-soal yang sudah disediakan.
4. Jika Anda masih belum bisa menjawab, lakukan pengulangan untuk hingga Anda
benar-benar bisa mengerjakan latihan.
3
BAB II
KONSEP DASAR KIE/PENYULUHAN
A. Pengertian KIE/Penyuluhan
KIE merupakan gabungan dari tiga konsep yaitu Komunikasi, Informasi dan Edukasi.
Pengertian ketiga konsep tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. BKKBN
mendefinisikan Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian isi pesan dari
seseorang kepada pihak lain untuk mendapatkan tanggapan, Informasi sebagai data
dan fakta untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siapa saja, sementara Edukasi
didefinisikan sebagai sesuatu kegiatan yang mendorong terjadinya perubahan
(pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan) seseorang, kelompok dan masyarakat.
KIE juga biasa disebut dengan penyuluhan adalah suatu kegiatan dimana terjadi
proses komunikasi dan edukasi dengan penyebaran informasi.
Dalam kaitannya dengan program KKB Nasional, Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE)/Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam program
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN, 2011).
KIE/Penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik dengan memperhatikan media/
saluran yang digunakan, dimana media/saluran merupakan suatu alat bantu/wadah
yang digunakan untuk menyampaikan informasi/ pesan kepada khalayak. Selain itu
dalam penyampaian KIE/Penyuluhan juga harus memahami materi KIE/Penyuluhan
yang akan disampaikan. Materi KIE/Penyuluhan adalah keseluruhan bahan pendukung
yang dihasilkan/ diproduksi untuk dipergunakan sebagai alat bantu penyampaian
pesan KIE/Penyuluhan Program KKB Nasional kepada sasaran/khalayak, baik berupa
bahan cetakan, elektronik, fotografi maupun alat peraga yang siap dikomunikasikan.
Adapun Isi pesan KIE/Penyuluhan itu sendiri merupakan informasi program KKB
Nasional yang perlu diketahui oleh keluarga dan masyarakat.
B. Tujuan KIE/Penyuluhan
Tujuan KIE/Penyuluhan adalah mengubah sikap mental, kepercayaan nilai-nilai dan
perilaku individu serta kelompok masyarakat (BKKBN, 2011). Ditambahkan dalam
Soleh (2011), dalam kaitannya dengan program KB, tujuan dilaksanakannya Program
KIE/Penyuluhan adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai penambahan
peserta baru.
2. Membina kelestarian peserta KB
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan
konsep KIE/Penyuluhan dalam menjalankan pelaksanaan program KKB.
4
3. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin
berlangsungnya proses penerimaan.
4. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif, peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar sehingga
masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku yang sehat dan
bertanggung jawab.
Sementara BKKBN (2010) merangkum bahwa tujuan KIE/Penyuluhan program KKB
untuk mempercepat pencapaian suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat tentang kependudukan dan KB yang dapat
dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi.
C. Sasaran KIE/Penyuluhan
Menurut BKKBN (2010a), berdasarkan tujuan yang disebutkan di atas dapat diketahui
sasaran KIE adalah sebagai berikut:
1. Individu
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam
lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya.
2. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
3. Masyarakat
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
D. Komponen KIE/Penyuluhan
Dalam mempelajari KIE/Penyuluhan, maka kita harus mengetahui pula komponen dari
KIE/Penyuluhan, yaitu:
1. Pemberi KIE/Penyuluhan (Penyuluh KB, Toma, Toga, atau Kader)
2. Penerima KIE/Penyuluhan (Individu, Keluarga, Masyarakat)
3. Isi KIE/Penyuluhan
4. Cara/ Metode menyampaikan KIE/Penyuluhan
5. Media penyampaian KIE/Penyuluhan
6. Hasil KIE/Penyuluhan
E. Rangkuman
KIE/Penyuluhan adalah suatu kegiatan dimana terjadi proses komunikasi dan edukasi
dengan penyebaran informasi. KIE bertujuan untuk mempercepat mencapai suatu
5
perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dapat diukur diantara kelompok
audiensi atau sasaran (individu, keluarga dan masyarakat) yang jelas melalui berbagai
saluran komunikasi.
KIE/Penyuluhan KKB dapat dilaksanakan kepada perseorangan (individu), kelompok
dan masyarakat. Ada 6 komponen KIE/Penyuluhan yaitu pemberi KIE (Penyuluh KB,
Toma, Toga, atau Kader), penerima KIE/Penyuluhan (Keluarga, Masyarakat), isi KIE/
Penyuluhan, cara/metode menyampaikan KIE/Penyuluhan, media penyampaian
KIE/Penyuluhan dan hasil KIE/Penyuluhan.
F. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Apakah yang dimaksud dengan KIE/Penyuluhan?
2. Apa tujuan KIE/Penyuluhan?
3. Apa isi pesan KIE/Penyuluhan KKB?
4. Siapa saja yang menjadi sasaran KIE/Penyuluhan?
5. Jelaskan komponen KIE/Penyuluhan?
6
BAB III
JENIS DAN BENTUK KIE/PENYULUHAN KKB
A. Jenis KIE/Penyuluhan
1. KIE Individu
KIE individu merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas
KIE dengan individu sasaran program KB. Biasanya dilakukan oleh PLKB dalam
kegiatan kunjungan rumah atau jika sasaran individu mendatangi PLKB untuk
mendapatkan KIE/Penyuluhan sesuai keinginannya.
2. KIE Kelompok
KIE kelompok merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung antara petugas
KIE dengan kelompok (2-15 orang). PKB harus mempunyai jadwal kegiatan rutin
pertemuan-pertemuan ditingkat kelurahan dan kelompok kegiatan (poktan) yang ada.
Contohnya kegiatan pertemuan rutin bulanan ditingkat kelurahan, kegiatan poktan
BKB, BKR, BKL dan UPPKS.
3. KIE Massa
KIE massa merupakan suatu proses KIE tentang program KKB yang dapat dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah yang
besar. PLKB bisa berkoordinasi dengan SKPDKB untuk minta bantuan mobil
penerangan (Mupen) untuk menayangkan film program KKB dan mobil pelayanan
(Muyan) untuk melakukan pelayanan KB di saat kegiatan-kegiatan momentum.
B. Bentuk KIE/Penyuluhan
1. KIE Tatap Muka
KIE/Penyuluhan tatap muka biasanya dilakukan oleh PLKB pada saat kunjungan
rumah atau jika sasaran individu mendatangi PLKB di kelurahan. Sasaran KIE
individu dalam kegiatan kunjungan rumah adalah bisa calon akseptor KB atau ibu
hamil atau peserta KB pasca pelayanan atau pasca rujukan komplikasi atau juga
keluarga yang mempunyai balita atau keluarga yang mempunyai remaja atau
keluarga yang mempunyai lansia atau keluarga yang mempunyai permasalahan
yang berhubungan dengan program KB.
2. KIE Penyuluhan
Biasanya dilakukan dipendopo kelurahan atau dipertemuan tingkat RW, pertemuan
RT atau pertemuan rutin lainnya (di poktan posyandu, BKB, BKR, BKL dan
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan jenis
danprinsip dan KIE/Penyuluhan KKB dalam pelaksanaan program KKB.
7
UPPKS). Sasaran KIE kelompok adalah masyarakat setempat yang disesuaikan
dengan tema KIE nya dan berjumlah antara 2 sampai 15 orang. Jika KIE kelompok
akan menyampaikan informasi tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) maka sasarannya adalah pasangan calon akseptor, ibu pasca melahirkan
dan akseptor non MKJP. PKB harus juga mengundang peserta KB MKJP untuk ikut
menyampaikan testimoninya sehingga KIE yang dilakukan akan lebih efektif dan
berhasil.
3. KIE Media Massa
KIE/Penyuluhan dengan menggunakan media massa ditujukan pada sasaran yang
berjumlah banyak. Biasanya dilakukan pada kegiatan momentum seperti kegiatan
TNI Manunggal KB Kesehatan (TMKK), dengan menayangkan film program KKB.
Selain menggunakan sarana mobil penerangan juga digunakan mobil pelayanan
KB.
C. Prinsip-prinsip KIE/Penyuluhan
Pada dasarnya kegiatan advokasi dan KIE adalah untuk melakukan perubahan, maka
akan selalu ada resistensi, oposisi, dan konflik. Tidak ada faktor tunggal yang
menjamin keberhasilan KIE. Beberapa prinsip di bawah ini dapat dijadikan pedoman
dalam melakukan KIE yang sukses:
1. Realistis
Advokasi dan KIE yang berhasil bersandar pada isu dan agenda yang spesifik, jelas,
dan terukur. Biasanya berdasarkan identifikasi permasalahan atau hasil dari analisis
pendataan keluarga.
2. Sistematis
Advokasi dan KIE adalah seni tetapi bukan lukisan abstrak sehingga diperlukan
perencanaan yang akurat. KIE/Penyuluhan memerlukan perencanaan yang matang
mulai dari persiapan sampai tahapan pelaksanaan dan evaluasi.
3. Taktis
Advokasi dan KIE tidak mungkin dilakukan secara sendiri sehingga harus
membangun kemitraan. PKB hendaknya selalu membangun hubungan baik dengan
mitra kerja, antara lain Kepala Desa/Lurah, Kepala Puskesmas, dokter, bidan, tokoh
agama, tokoh masyarakat, PKK, LSM lainnya, kader dan masyarakat.
4. Strategis
KIE/Penyuluhan tidak selalu menjadi kegiatan yang berdiri sendiri namun bisa
dilakukan secara integratif dengan kegiatan lainnya di lini lapangan (bersifat luwes
sesuai karakteristik wilayahnya).
5. Berani
KIE/Penyuluhan yang bertujuan mengubah sikap mental, kepercayaan nilai-nilai
perilaku individu serta kelompok masyarakat haruslah bersifat berani memberikan
informasi yang jujur apa adanya. Contohnya efek samping alat dan obat kontrasepsi.
8
D. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KIE/Penyuluhan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan adalah:
1. Memperlakukan sasaran dengan sopan, baik ramah
2. Memahami, menghargai dan menerima keadaan sasaran (status pendidikan, sosial
ekonomi dan emosi) sebagaimana adanya
3. Memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
4. Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan
sehari-hari
5. Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan dan resiko yang dimiliki sasaran.
E. Pokok-Pokok Pengelolaan KIE/Penyuluhan
Pokok-pokok pengelolaan KIE/Penyuluhan KKB Nasional meliputi hal-hal berikut :
1. Analisis
Kegiatan analisis meliputi analisis khalayak, analisis kebutuhan program, analisis isi
pesan dan analisis potensi pendukung.
2. Penetapan strategi
Penetapan strategi meliputi penetapan tahapan, penetapan tujuan/sasaran/ target,
pemilihan media KIE/Penyuluhan, perumusan isi pesan dan pengaturan
pendayagunaan sumber dukungan (tenaga, dana, sarana) termasuk penyiapan
sumber daya manusia.
3. Penyusunan isi pesan
Penyusunan isi pesan merupakan penjabaran dari program yang ingin disampaikan
dalam bentuk tulisan, suara atau gambar yang dapat dimengerti sasaran.
4. Pemilihan media
Pemilihan media harus sesuai dengan isi pesan dari program yang akan
disampaikan kepada sasaran. Contoh media untuk KIE/Penyuluhan KB bisa berupa
leaflet tentang alokon, lembar balik tentang alokon serta alat dan obat kontrasepsi.
5. Pelaksanaan
Isi pesan dan media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan kondisi
sasaran dan tujuan dari KIE yang ingin dicapai. Demikian juga penentuan waktu dan
tempatnya haruslah sesuai dengan karakteristik wilayah.
6. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan mengacu kepada rencana KIE/Penyuluhan yang telah disusun,
sedangkan evaluasi dilakukan secara berkala untuk melihat proses, hasil ataupun
dampak dari KIE KKB yang dilakukan. Contoh: setelah 3 bulan apakah sasaran
calon abseptor pada saat KIE/Penyuluhan sudah mendapatkan pelayanan KB.
9
F. Rangkuman
Pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB merupakan salah satu cara penyampaian pesan
oleh PKB kepada sasaran dalam pelaksanaan program KKB di lini lapangan.
KIE/Penyuluhan (Individu, Kelompok, Massa) merupakan jenis-jenis komunikasi yang
harus dipahami dan dipraktikkan PKB untuk melaksanakan program KKB di lini
lapangan.
Bentuk-bentuk KIE/Penyuluhan meliputi KIE tatap muka, KIE penyuluhan kelompok
dan KIE penyuluhan dengan menggunakan media massa.
Prinsip-prinsip KIE/Penyuluhan meliputi realistis, sistematis, taktis, strategis dan berani
dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan KIE/Penyuluhan.
KIE/Penyuluhan akan berhasil jika memperhatikan hal-hal yang penting saat
menyampaian KIE/Penyuluhan dengan memahami kondisi atau latar belakang
sasaran. PKB harus menghormati sasaran, menggunakan bahasa yang mudah,
menggunakan media yang menarik dan sesuai dengan isu yang ada.
Pokok-pokok pengelolaan KIE/Penyuluhan KKB Nasional meliputi Analisis; Penetapan
strategi; Penyusunan isi pesan; pemilihan media; Pelaksanaan; Monitoring dan
Evaluasi.
G. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Sebutkan jenis-jenis KIE/Penyuluhan!
2. Sebutkan bentuk-bentuk KIE/Penyuluhan!
3. Sebutkan prinsip-prinsip KIE/Penyuluhan!
4. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan KIE/Penyuluhan!
5. Sebutkan pokok-pokok pengelolaan Advokasi, KIE/Penyuluhan KKB!
10
BAB IV
MEDIA KIE/PENYULUHAN
A. Media KIE/Penyuluhan
Media berarti wadah atau sarana. Media merupakan salah satu unsur dalam komunikasi
yang memainkan peranan penting dalam proses pelaksanaan KIE/Penyuluhan karena
efektifitas KIE/Penyuluhan itu tergantung pada ketepatan media yang digunakan. Media
KIE/Penyuluhani berperan sebagai perantara dalam penyampaian pesan dari pemberi
KIE/Penyuluhan kepada penerima KIE/Penyuluhan.
1. Jenis-jenis media komunikasi
Berdasarkan sifatnya terdapat tiga jenis media komunikasi, yaitu: media komunikasi
audial, media komunikasi visual, dan media komunikasi audio-visual, serta KIE Kit.
Ketiga jenis media komunikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Media Komunikasi Audial
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, didengar dan dipahami oleh alat
pendengaran. Misalnya telepon, intercom, radio serta tape recorder.
b. Media Komunikasi Visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat dan dipahami oleh alat
penglihatan. Misalnya surat, KIE Kit, surat kabar, faksimili, majalah, buku, buletin
dan sejenisnya.
c. Media Komunikasi Audio-visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat ditangkap, dilihat, didengar dan dipahami
melalui alat pendengaran dan penglihatan. Misalnya televisi, film layar lebar, VCD,
internet dan sejenisnya.
Berdasarkan penggunaanya, media atau saluran komunikasi dapat dibagi dua, yaitu
media personal dan non-personal. Saluran komunikasi personal adalah meliputi dua
orang atau lebih yang berkomunikasi langsung secara tatap muka, pembicara
dengan audiensnya, menggunakan telepon, atau e-mail, dan bisa lebih efektif karena
adanya peluang untuk mengindividualisasikan penyampaian pesan dan umpan
baliknya. Sementara dalam saluran komunikasi non personal atau media massa
mempunyai karakteristik yang berbeda. Cangara (2003) memaparkan lima
karakteristik media massa sebagai berikut:
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat mempraktikkan cara
menggunakan media sesuai materi KIE/penyuluhan
11
a. Pertama, bersifat melembaga, pihak yang mengelola media melibatkan banyak
individu mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
b. Kedua, bersifat satu arah.
c. Ketiga, jangkauan yang luas, artinya media massa memiliki kemampuan untuk
menghadapi jangkauan yang lebih luas dan kecepatan dari segi waktu. Juga,
bergerak secara luas dan simultan di mana dalam waktu bersamaan informasi
yang disebarkan dapat diterima oleh banyak individu.
d. Keempat, pesan yang disampaikan dapat diserap oleh siapa saja tanpa
membedakan faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, suku bangsa, dan
bahkan tingkat pendidikan.
e. Kelima, dalam penyampaian pesan media massa memakai peralatan teknis dan
mekanis.
Tetapi dalam konteks pembelajaran KIE, yang akan dipelajari dalam bab ini adalah
media non personal atau media massa, karena KIE adalah kegiatan komunikasi
yang mempunyai sasaran banyak orang sehingga media massa banyak digunakan.
Dalam Amri (2010) berdasarkan bentuknya media terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Media Cetak
Media cetak merupakan sekumpulan bahan-bahan informasi yang di cetak di atas
kertas, dengan maksud untuk mencapai tujuan seperti memotivasi tingkat
perhatian dan perilaku seseorang, menyampaikan informasi dan pengetahuan
serta memberikan instruksi.
Kelebihan:
1) Repeatable, dapat di baca berkali-kali dengan menyimpannya atau
menglipingnya.
2) Analisa lebih tajam, dapat membuat orang benar-benar mengerti Kekurangan :
3) Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat karena media
cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi kepada
masyarakat dan harus menunggu turun cetak. Media cetak sering kali hanya
memuat berita yang telah disebarluaskan oleh media lainnya.
4) Tidak adanya audio, media cetak hanya berupa tulisan yang tentu saja tidak
dapat didengar.
5) Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual berupa
gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.
6) Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus
mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.
b. Media Elektronik
Media elektronik adalah media yang menggunakan elektronik untuk mengakses
kontennya.
Kelebihan :
1) Cepat, dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan
berita ke masyarakat luas.
2) Ada audio visual, media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan
para audiensnya untuk memahami berita.(khusus televisi)
3) Terjangkau luas, media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.
12
Kekurangan :
Tidak ada pengulangan, media elektronik tidak dapat mengulang apa yang sudah
ditayangkan.
c. Media Online
Media online adalah media massa yang dapat ditemukan di internet memiliki
kelebihan dan kekurangan (Jonru, 2006).
Kelebihan:
1) Sangat cepat, dari segi waktu media online sangat cepat dalam
menyampaikan beritanya.
2) Audio Visual, media online juga mempunyai audio visual dengan melakukan
streaming.
3) Praktis dan Fleksibel, media online dapat diakses dari mana saja dan kapan
saja yang kita mau.
Kekurangan :
Tidak selalu tepat, karena mengutamakan kecepatan berita yang dimuat di media
online biasanya tidak seakurat media lainnya.
B. Jenis-jenis media dalam KIE
Sebagai sebuah bentuk komunikasi, KIE tidak bisa terlepas dari penggunaan media
karena media berperan membantu proses KIE berjalan efektif dan efisien. Karena KIE
memiliki sasaran khalayak yang banyak, maka media komunikasi massa merupakan
media yang paling banyak digunakan karena mampu menjangkau khalayak yang
banyak dan tersebar di wilayah yang luas.
KIE merupakan aktivitas promosi atau pemasaran, oleh karena itu harus dipahami
bahwa media dalam dunia promosi atau pemasaran terbagi menjadi tiga (BKKBN,
2010b) yaitu:
a. Media lini atas (above the line media).
Media lini atas adalah media untuk aktifitas marketing/promosi yang biasanya
dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya membentuk brand image yang
diinginkan atau strategi promosi yang dilakukan secara terbuka melalui media massa
(Triadi dan Bharata, 2010).
b. Media lini bawah (below the line media).
Sedangkan media lini bawah adalah aktifitas marketing atau promosi yang dilakukan
di tingkat retail/konsumen dengan salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen
supaya sadar dengan suatu produk atau strategi promosi yang dilakukan dengan
melakukan penjualan langsung ke konsumen (Triadi dan Bharata, 2010)
c. Media lini atas-lini bawah (through the line media).
Media lini atas-lini bawah merupakan kombinasi dari dua jenis media tersebut yaitu
strategi promosi yang dilakukan secara terbuka melalui media massa dilakukan di
tingkat retail/konsumen (Triadi dan Bharata, 2010).
13
KIE dilakukan menggunakan ketiga jenis media tersebut. Contoh-contoh dari jenis-jenis
media tersebut dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 1. Jenis Media Massa
No Nama Media Jenis Media
1 Media lini atas (above the line media) 1. Televisi 2. Radio 3. Surat Kabar 4. Majalah/Tabloid 5. Internet
2 Media lini bawah (below the line media) 1. Pamflet 2. Leaflet 3. Booklet 4. Lembar Balik 5. Fact Sheet 6. Jurnal 7. Folder 8. Kartu Ucapan 9. Kaset CD 10. Kaset Audio Video
3 Media lini atas-lini bawah (through the line media)
1. Poster 2. Neon sign 3. Billboard 4. Umbul-umbul 5. Spanduk 6. Mobil Unit Penerangan 7. Transit Media 8. Mobil Media
Sumber: BKKBN, 2010
Setiap jenis media memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Hal yang harus
diperhatikan adalah tidak selamanya semua media bisa digunakan pada semua wilayah
atau daerah meskipun media memiliki keunggulan dalam menembus batas wilayah,
ruang dan waktu. Agar penggunaan media yang tepat sasaran, tepat guna dan tepat
wilayah, yang kita diperlukan adalah kejelian, kecerdasan, kreativitas, inovasi dan
modifikasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya
sangat penting untuk mengidentifikasi media mana yang tepat untuk sebuah program.
Contoh-contoh media dan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Jenis Media dan Karakteristiknya
No Jenis Media Karakteristik
1. Pamflet Transmisi informasi. Terbaik jika hasil/akibat (outcome) yang diinginkan kognisi daripada emosi
2. Lembar Informasi Informasi yang singkat dan sesuai. Digunakan sebagai rangkaian dengan folder penyimpanan informasi, tidak tepat untuk perubahan perilaku yang kompleks.
3. Laporan Berkala Kontinuitas, lebih pribadi, menuntut banyak tenaga untuk mengerjakan dan komitmen dan penilaian kebutuhan yang detail sebelum dimiliki
14
No Jenis Media Karakteristik
4. Poster Fungsi penyusunan agenda. Pesan visual. Membutuhkan masukan kreatif. Kemungkinan graffiti jadi bahan pertimbangan
5. T-Shirt Bisa menonjolkan emosi personal. Digunakan untuk menyatakan sikap dan komitmen terhadap program/ ide.
6. Stiker Pesan singkat untuk mengidetifikasi/memotivasi pengguna, menyatakan komitmen serta murah dan persuasive
7. Video Instruksional, motivasional, berguna untuk ditonton dnegan orang dewasa sebagai cadangan untuk program lain
8. Televisi Menumbuhkan kesadaran, peran penciptaan, kebangkitan, permodelan, dan gambar. Dapat menjadi lebih berguna dalam pelatihan informasi dan keterampilan saat kesadaran dan minat terhadap kesehatan meningkat. Menimbulkan dampak yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak. Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah sangat mahal, banyak gangguan, khalayak tidak selektif
9. Radio Informatif, interaktif (percakapan dua arah). Berbiaya rendah namun efektif dan berguna dalam menciptakan kesadaran dan menyediakan informasi
10. Surat Kabar Lembar informasinya panjang dan pendek. Material/ bahan tergantung pada kertas dan hari-hari dalam seminggu, keunggulannya fleksibel, diterima luas, merupakan referensi yang bisa dibawa-bawa, memuat hal-hal yang aktual. Sedangkan kelemahannya adalah hanya dibaca dalam waktu singkat
11. Majalah Berguna dalam peran pendukung dan untuk menginformasikan dan menyediakan bukti sosial. Khalayak pembaca cukup luas dan khusus. Kualitas reproduksi sangat bagus, dapat digunakan sebagai media humas dan sales promotion. Sedangkan kelemahannya adalah waktu edar sangat lambat, biaya mahal, pemesanan tempat iklan di majalah harus jauh hari.
Sumber: Egger dalam Donovan et. al., 2003 dalam BKKBN (2010) dan berbagai sumber
Sebagaimana telah disebutkan di atas, media massa adalah media yang paling banyak
digunakan dalam KIE/Penyuluhan karena kemampuannya menjangkau khalayak yang
sangat besar (banyak) dan tersebar di wilayah yang sangat luas. Dalam jenis-jenis
media yang disebutkan di atas, media massa yang memiliki karakter demikian adalah
jenis media above the line atau media lini atas. Selain itu, media-media tersebut banyak
digunakan karena memilliki daya tarik yang tinggi atau banyak digunakan masyarakat.
Contoh-contoh penggunaan media lini atas tersebut antara lain:
a. Televisi
Televisi banyak digunakan, baik televisi nasional dan televisi lokal. Contoh
penggunaannya adalah mempromosikan Genre (Generasi Berencana) sebagai
15
bagian dari program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja, yaitu antara
lain:
1) GenRe (Generasi Berencana) Talkshow yaitu acara talkshow tentang
permasalahan remaja yang dikemas dalam drama di televisi.
2) Pesan sisipan melalui Sandiwara/Humor dan program-program popular.
3) KB File dalam berita, management issue yang dikemas menjadi Video Teks yang
disisipkan dalam program berita.
4) Iklan bermuatan pesan-pesan Genre.
b. Radio
Radio banyak digunakan karena mempunyai pendengar yang setia. Contoh
penggunaanya dapat dilihat pada upaya mempromosikan Genre (Generasi
Berencana) sebagai bagian dari program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi
Remaja, yaitu:
1) Pembentukan opini melalui Media Massa baik melalui pejabat dan/atau penentu
kebijakan melalui program talkshow yang sudah ada (sisipan
pertanyaan/inspirasi).
2) Memberikan inspirasi pembentukan PIK Remaja atau PIK Mahasiswa sebagai
bagian dari Genre melalui ide-ide yang disampaikan oleh penyiar, sehingga
terkesan menjadi bagian dalam siaran.
3) Seluruh informasi tentang Genre di radio selalu diakhiri dengan Mars KB untuk
mengingatkan masyarakat akan pentingnya Genre.
c. Surat Kabar
Surat kabar banyak digunakan karena merupakan sumber informasi terpercaya dan
banyak pembacanya. Contoh penggunaanya antara lain:
1) Pembentukan opini melalui media massa melalui penulisan, baik oleh wartawan,
pejabat maupun penulis ahli.
2) Mengangkat profil keluarga yang berhasil menjalankan konsep KB dalam majalah-
majalah atau.
3) Memberikan inspirasi tentang pentingnya memelihara kesehatan reproduksi ibu
agar bisa mengoptimalkan potensinya.
4) Memberikan inspirasi kesehatan reproduksi dan penundaan usia perkawinan demi
persiapan pembentukan keluarga yang lebih baik, dengan membuka rubrik
remaja.
d. Internet
Internet banyak digunakan dalam KIE karena saat ini karena merupakan media yang
banyak digunakan oleh masyarakat. Berbeda dengan media lain, tidak ada intervensi
dalam mengakses informasi apapun di internet. Pengguna bebas mengakses
informasi apapun dan dalam waktu yang bersamaan. Contoh penggunaanya antara
lain membuat website khusus untuk kalangan remaja yang menyediakan banyak
informasi dengan isi pesan yang member inspirasi tentang kesehatan reproduksi dan
penundaan usia perkawinan.
16
Media yang selama ini paling sering digunakan oleh PKB, antara lain:
1) Lembar balik
2) Q chard
3) Leaflet
4) Poster
5) Buku
6) Celemek Alat Reproduksi (Wanita dan Pria)
7) Alokon Kit
8) Beberan simulasi
9) Kantong Wasiat
C. Materi KIE/Penyuluhan
BKKBN mempunyai Visi “Penduduk Tumbuh Seimbang 2015” dan untuk mencapai Visi
tersebut, maka BKKBN melaksanakan Misi “Mewujudkan Pembangunan yang
Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera” .
PKB sebagai ujung tombak program KKB haruslah memahami materi yang diperlukan
dalam KIE/Penyuluhan KKB dalam pelaksanaan program KKB.
1. Program Kependudukan
Masalah kependudukan di Indonesia dewasa ini, sudah merupakan masalah yang
perlu mendapat perhatian dan penggarapan yang serius dari kita, yaitu pemerintah
bersama dengan masyarakat kita semua dan menjadi bahan analisis yang menarik
karena berbagai aspek pembangunan berkaitan dengan masalah kependudukan.
a. Masalah pokok kependudukan di Indonesia dipengaruhi antara lain:
1) Masalah jumlah penduduk yang besar
2) Masalah pertumbuhan penduduk yang cepat
3) Masalah penyebaran penduduk yang timpang/tidak merata
4) Masalah komposisi umur penduduk
5) Masalah mobilitas penduduk
6) Masalah tingkat kelahiran yang tinggi
7) Karakteristik sosial ekonomi penduduk
b. Implikasi terhadap pembangunan
1) Peningkatan kesejahteraan lambat
2) Pemanfaatan sumber alam berlebihan
3) Pinjaman luar negeri meningkat
4) Penanggulangan kemiskinan sulit
5) Masalah ketenaga kerjaan meningkat
6) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) rendah, rangking 108 dari 179 negara
17
c. Kebijakan dan perencanaan bidang kependudukan
Kebijakan dan perencanaan dalam bidang kependudukan yang segmentatif
adalah mutlak sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis (pembangunan
berwawasan kependudukan), yang meliputi antara lain:
1) Pengendalian kuantitas penduduk
2) Peningkatan kualitas penduduk
3) Mobilitas diarahkan sesuai visi BKKBN dan sasaran MDG’s
4) TFR diharapkan konstan pada angka 1,6 - 2,1
5) Komitmen program KKB harus tetap tinggi di berbagai tingkatan wilayah
Terdapat tiga komponen dasar kependudukan, yaitu fertilitas, mortalitas dan
migrasi.
a. Fertilitas
1) Konsep dan Definisi Fertilitas
a) Fertilitas dan Fekunditas
Fertilitas, adalah kemampuan seorang wanita untuk melahirkan hidup
seorang anak, sedangkan potensi seorang wanita untuk melahirkan
disebut Fekunditas.
Berbeda dengan Fertilitas, dalam fekunditas yang dilihat adalah potensi
untuk melahirkan tanpa melihat apakah wanita tersebut benar-benar
melahirkan seorang anak atau tidak.
b) Jumlah Kelahiran
Yang dimaksud jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang
terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu.
c) Anak Lahir Hidup (ALH – Children Ever Born)
Kelahiran yang dimasukkan dalam perhitungan adalah anak yang lahir
hidup. Untuk bayi yang lahir hidup sesaat kemudian meninggal/mati maka
seharusnya dimasukkan dalam penghitungan dan registrasi sebagai
kelahiran.
Konsep kelahiran Hidup menurut World Health Organization (WHO)
Didefinisikan sebagai kelahiran bayi, tanpa memperhitungkan lamanya di
dalam kandungan, di mana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan
pada saat dilahirkan, misalnya ada nafas (bernafas), ada denyut jantung,
atau denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot.
d) Anak Masih Hidup (AMH – Children Still Living)
Yaitu jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita sampai
saat wawancara dilakukan.
18
e) Abortus
Adalah kematian janin dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang
dari 28 minggu
Abortus dapat terjadi disebabkan karena :
- Disengaja (induced)
- Tidak disengaja (spontaneous)
f) Masa Reproduksi (childbearing Age)
g) Yaitu masa dimana perempuan mampu melahirkan dimulai dari saat
menarche hingga memasuki masa menopause yang disebut juga usia
subur (15 – 49 tahun).
h) Sumber Data Fertilitas
Sumber data fertilitas dapat diperoleh melalui:
(1) Registrasi penduduk
(2) Sensus penduduk
(3) Survei penduduk Antar Sensus ( Supas )
(4) Survei-survei lain yang mempunyai cakupan nasional, missal Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
2) Ukuran-ukuran Fertilitas
Ukuran-ukuran fertilitas dapat dikelompokkan ke dalam istilah:
a) Yearly performance current fertility yang meliputi (CBR;GFR;ASFR;TFR)
(1) CBR: Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
Yaitu angka yang menunjukkan jumlah kelahiran pada suatu periode
per 1000 penduduk pada periode yang sama.
(2) GFR: General Fertility Rate (Angka Kelahiram Umum)
Yaitu banyaknya kelahiran pada suatu periode per 1000 penduduk
perempuan usia 15-49 tahun atau 15-44 tahun pada pertengahan
periode yang sama.
(3) ASFR: Age Specific Fertility (Angka Fertilitas Umur tertentu)
Yaitu banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur tertentu
pada suatu periode per 1000 penduduk perempuan pada kelompok
umur yang sama pada pertengahanperiode yang sama.
(4) TFR: Total Fertility Rate ( Angka Fertilitas Total)
Adalah angka yang menunjukkan rata-rata jumlah anak yang dimilki
oleh wanita usia subur, sepanjang siklus kehidupan reproduksinya.
b) Reproductive History (comulative fertility) yang meliputi (CEB,CWR)
(1) CEB: Children ever born (jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup
(ALH)
Anak Lahir hidup ini mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok
atau beberapa kelompok perempuan selama masa reproduksinya
(disebut juga paritas).
19
(2) CWR: Child Woman Ratio
Merupakan ratio antara jumlah anak berusia dibawah lima tahun (0-4
tahun) dengan jumlah penduduk perempuan usia reproduksi.
c) Ukuran-ukuran Reproduksi
Berkaitan dengan ukuran reproduksi dikenal istilah Angka Reproduksi.
Angka Reproduksi adalah: ukuran yang berkenaan dengan kemampuan
suatu penduduk untuk menggantikan dirinya. Oleh karenanya yang dihitung
adalah bayi perempuan saja.
Yang termasuk ukuran Reproduksi meliputi (GRR dan NRR)
(1) GRR : Gross Reproduction Rate (Angka Reproduksi Kotor)
Yaitu banyaknya perempuan yang dilahirkan oleh suatu kohor
perempuan.
(2) NRR : Nett Reproduction Rate (Angka Reproduksi Bersih)
Yaitu angka memperhitungkan kemungkinan si bayi perempuan
meninggal sebelum masa reproduksinya.
Asumsi: bayi perempuan mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas
ibunya.
Contoh : missal ada NRR = 1,00623 per ibu
Artinya bahwa rata-rata banyaknya anak perempuan yang dimiliki oleh
suatu kohor perempuan yang akan tetap hidup hingga masa
reproduksinya adalah satu dan dua orang.
3) Metode-metode Pengukuran Fertilitas
a) Metode Langsung
Metode langsung dapat diperoleh dengan menghitung jumlah bayi yang lahir
dalam suatu periode pengamatan kemudian dibagi dengan jumlah
perempuan yang terpapar kepada peristiwa melahirkan (woman years
lived). Informasi ini diperoleh dari sejarah kelahiran lengkap (full birth
histories) selama periode tertentu dengan menggunakan data kalender.
Estimasi TFR dengan menggunakan metode langsung di Indonesia
pertamakali dilakukan dengan menggunakan hasil Survei Prevalensi
Kontrasepsi Indonesia ( SPI ) 1987, kemudian Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) 1991,1994 dan 1997 serta hasil Supas 1995 juga
dilakukan estimasi TFR dengan menggunakan metode langsung.
b) Metode Tidak Langsung
Metode tidak langsung diperoleh dengan menggunakan informasi tentang
jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup (Children ever born) serta jumlah
anak masih hidup (surving children).
Estimasi TFR untuk Indonesia dan propinsi-propinsi telah dilakukan dengan
menggunakan metode tidak langsung, yaitu yang dihitung:
20
Anak kandung (own-Children/OC)
(1) Rele
(2) Palmore
(3) Anak lahir hidup yang terlahir (Last Live Birth/ LLB )
Data yang telah digunakan adalah hasil Sensus Penduduk 1971,1980 dan
1990 serta survei Penduduk Antar Sensus (Supas) 1976, 1985 dan 1995.
Khusus untuk metode LLB data yang digunakan adalah hasil Supas 1985
dan 1995. Estimasi dengan metode yang berbeda menghasilkan angka
yang berbeda karena masing-masing metode menggunakan asumsi serta
penyesuaian yang berbeda.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas
a) Secara langsung :
(1) Jumlah WUS
(2) Jumlah PUS
(3) Rata-rata usia kawin pertama
(4) Lama status kawin
(5) Keguguran
(6) Abstinensi
(7) Kontrasepsi
b) Secara tidak langsung : sosial, ekonomi, demografi, budaya, dan
lingkungan
b. Mortalitas
1) Definisi Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu komponen demografi selain
fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur
penduduk.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu
peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen,
yang bisa terjadi setiap saat setelah terjadi kelahiran hidup.
Definisi kematian tersebut harus diketahui, untuk mendapatkan data kematian
yang benar. Kematian hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup
atau keadaan mati selalu didahului dengan keadaan hidup.
Lahir hidup (live birth)
Yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu secara
lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan
tersebut terjadi; hasil konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup
lainnya, seperti denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot,
tanpa memandang apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.
21
Lahir mati (fetal death)
Yaitu peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi
sebelum hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.
2) Sumber data kematian
Beberapa sumber data kematian yaitu:
a) Sensus penduduk
b) Survei
c) Sumber-sumber lain seperti: Rumah Sakit, Dinas Pemakaman, Kantor
Polisi, dll
3) Indikator Mortalitas
Bermacam-macam Indikator Mortalitas atau Angka kematian yang umum
dipakai adalah:
a) Angka Kematian Kasar (AKK) atau Crude Death rate (CDR)
Angka Kematian Kasar (Crude death Rate) adalah angka yang
menunjukkan berapa besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun
tertentu untuk setiap 1000 penduduk.
Angka ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk,
penduduk tua mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan penduduk yang masih muda
b) Angka Kematian Bayi (AKB) / Infant Mortality Rate (IMR)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Angka Kematian Bayi
(AKB)/ Infant Mortality Rate adalah banyaknya kematian bayi berusia
dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
c) Angka Kematian Balita (AKBa 0-5 th)
Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk bayi yang
baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun 11
bulan 29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0- 4 tahun.
Angka kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0 – 4 tahun
selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada
pertengahan tahun ini (termasuk kematian bayi).
d) Angka Kematian Anak (AKA 1 - 5 th)
Yang dimaksud dengan anak (1-4 tahun )disini adalah penduduk yang
berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 sampai dengan 4
tahun 11 bulan 29 hari.
e) Angka Kematian Anak
Adalah jumlah kematian anak berusia 1–4 tahun selama satu tahun per
1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu.
22
f) Angka Kematian Ibu (AKI) / MMR
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau
dkematian dalan kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll.
g) Angka Kematian Ibu (AKI) / (Maternal Mortality Rate)
Adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian ibu melahirkan per
100.000 kelahiran hidup per tahun.
h) Angka Harapan Hidup (UHH) atau Life Expectancy
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial
ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan
hidup penduduk suatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan
melalui puskemas, meningkatnya daya beli masyarakat akan
meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi
kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunya pendidikan yang lebih baik
sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai,
yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
i) Angka Harapan Hidup Pada suatu umur x adalah
Rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang
telah berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi
mortalitas yang berlaku dilingkungan masyarakatnya.
Angka harapan hidup saat lahir adalah; rata-rata tahun hidup yang akan
dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.
c. Migrasi
Migrasi merupakan salah satu dari tiga komponen dasar dalam Demografi.
Komponen ini bersama dengan komponen lainnya, kelahiran dan kematian
mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah seperti pertumbuhan,
juml;ah, komposisi, dan distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional
sangat penting dilakukan tertama terkait dengan kepadatan penduduk yang
tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi penduduk untuk
melakukan migrasi, kelancaran sarana transportasi antar wilayah dan
pembangunan.
1) Definisi Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari
suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal)
atau batas politik/negara (migrasi internasional).
2) Jenis-jenis Migrasi
Ditinjau dari dimensi ruang atau/daerah, secara garis besar migrasi
dibedakan atas :
23
a) Perpindahan antar Negara, yaitu perpindahan penduduk dari suatu
Negara ke Negara lain atau yang disebut sebagai Migrasi International.
b) Perpindahan yang terjadi dalam suatu Negara. Misalnya antar propinsi,
antar kota dan kabupaten, migrasi pedesaan ke perkotaan atau suatu
administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten,
seperti kecamatan, kelurahan dan seterusnya. Jenis Migrasi Internal.
Dalam kenyataan sehari-hari dikenal jenis perpindahan yang bersifat tidak
menetap karena berkaitan pekerjaan yaitu:
a) Migrasi Sirkuler atau musiman
Yakni migrasi yang terjadi jika seseorang berpindah tempat tetapi tidak
bermaksud menetap di tempat tujuan, apalagi biasanya orang tersebut
masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asal.
b) Migrasi Ulang-Alik (commuter)
Yakni orang yang setiap hari meninggalkan tempat tinggalnya pergi ke
kota lain untuk bekerja berdagang dan sebagainya tetapi pulang pada
sore harinya.
c) Urbanisasi (Urbanization)
Yaitu bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah
perkotaan uang disebabkan oleh pertambahan penduduk alami,
perpindahan penduduk ke perkotaan, dan atau akibat dari perluasan
daerah perkotaan.
d) Transmigrasi (Transmigration)
Adalah salah satu bagian dari migrasi yang direncanakan pemerintah
maupun oleh sekelompok penduduk yang berangkat bermigrasi
bersama-sama. Transmigrasi adalah pemindahan dan/kepindahan
penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah yang lain yang
ditempatkan di dalam wilayah RI guna kepentingan pembangunan
Negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh
pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang
transmigrasi di Indonesia, diatur dengan Undang-Undang No.3 Tahun
1972.
3) Ukuran-ukuran Migrasi
Ada beberapa pengertian tentang ukuran-ukuran yang digunakan dalam
perhitungan migrasi antar Kabupaten dan Kota. Ukuran-ukuran tersebut
adalah:
a) Angka Migrasi Masuk (MI): yaitu angka menunjukkan banyaknya migrant
yang masuk per 1000 penduduk dia suatu kabupaten atau kota tujuan
dalam satu tahun.
24
b) Angka Migrasi ke Luar (MO): menunjukkan banyaknya migrant yang
keluar per 1000 penduduk di suatu Kabupaten dan kota tujuan dalam satu
tahun.
c) Angka Migrasi Netto (MN): yaitu selisih banyaknya migrant yang masuk
dan keluar ked an dari suatu kab atau kota per 1000 penduduk dalam
satu tahun.
4) Faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi
Pada dasarnya ada dua pengelompokkan faktor-faktor yang menyebabkan
seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factor) dan
faktor penarik (pull factor).
a) Faktor pendorong (push factor)
Faktor pendorong disebabkan anatara lain:
(1) Makin berkurang sumber-sumber kehidupan
(2) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal
(3) Adanya tekanan pokitik atau agama / suku,
(4) Sehingga mengganggu hak azasi penduduk di daerah asal
(5) Alasan pendidikan
(6) Adanya bencana alam
b) Faktor penarik (full factor)
Faktor penarik disebabkan antara lain:
(1) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan memperbaiki taraf
hidup
(2) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang baik.
(3) Kondisi lingkungan yang nyaman dan keadaan hidup yang
menyenangkan
(4) Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat hiburan yang banyak,
pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah.
2. Program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
a. Keluarga Berencana
Untuk mewujudkan visi BKKBN yaitu “penduduk tumbuh seimbang 2015”, dan
misi BKKBN yaitu “mewujudkan pembangunan yang berwawasan
kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera”, bahwa
keluarga berencana bukan saja kehendak eksekutif dan rakyat melalui legislatif
tetapi merupakan kehendak kita semua melalui Undang-Undang yang harus
dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Program Keluarga Berencana Nasional dan Kesehatan Reproduksi bertujuan
untuk membantu keluarga dalam merencanakan keluarga, mengatur
kehamilan, mencegah kehamilan tak diinginkan, meningkatkan akses dan
kualitas informasi, konseling dan pendidikan KB dan KR, meningkatkan peran
25
serta pria dalam KB, meningkatkan kemitraan dan menggerakkan seluruh
elemen masyarakat dalam program KB dan KR.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut dilakukan
melalui kegiatan pokok:
1) Pelayanan Kontrasepsi dan Alokon
Pelayanan kontrasepsi yang ada meliputi:
a) Pelayanan Kontrasepsi Sederhana
Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan: cara sederhana, pil
KB, suntik KB, IUD dan upaya penanggulangan efek samping,
komplikasi sesuai dengan kewenangannya serta upaya rujukannya.
b) Pelayanan Kontrasepsi Lengkap
Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan: cara sederhana, pil
KB, suntik KB, IUD pemasangan dan pencabutan Implan, Kontap Pria
bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan
c) Pelayanan Kontrasepsi Sempurna
Adalah pelayanan yang memberikan pelayanan: kontrasepsi
sederhana,pil KB, suntik KB, IUD,pemasangan dan pencabutan Implan,
Kontap Pria dan Wanita bagi fasilitas yang memenuhi persyaratan dan
penanggulangan infertilitas sesuai dengan kemampuan. Alat dan obat
Kontrasepsi (Alokon).
2) Macam-Macam Alat Kontrasepsi
Dalam pelayanan kontrasepsi, PKB diharapkan menguasai informasi tentang
alat dan obat kontrasepsi, sehingga calon akseptor dapat menentukan
pilihan ber-KB dengan mantap. Adapun Alat dan Obat Kontrasepsi meliputi:
a) Kondom
Yaitu sarung karet tipis penutup penis yang menampung cairan sperma
pada saat pria berejakulasi.
Cara kerja
Mencegah pertemuan spermatozoa/sel mani dengan ovum/sel telur
pada waktu bersenggama penghalang kontak langsung dengan cairan
terinfeksi.
Keuntungan
Mencegah, mudah didapat, tidak perlu resep dokter
Mudah dipakai sendiri
Dapat mencegah penularan penyakit kelamin
Efektivitas 88 – 98%
Kerugian
Selalu harus memakai kondom baru
Selalu harus ada persediaan
Pada penggunaan yang tidak benar kemungkinan dapat sobek
26
Mengganggu kenyamanan bersanggama
Tingkat kegagalan cukup tinggi, bila terlambat memakainya
Kadang-kadang ada yang tidak tahan (alergi) terhadap karetnya
Cara Penggunaan
Dengan cara menyarungkannya pada alat kelamin laki-laki yang sudah
tegang (keras), dari ujung zakar (penis) sampai ke pangkalnya pada
saat akan bersenggama. Sesudah selesai bersenggama, agar segera
dikeluarkan dari liang senggama, sebelum zakar (penis) menjadi
lemas.
Efek/ akibat samping : Alergi terhadap karet.
Tempat mendapatkan:
Rumah sakit
Klinik KB, Puskesmas
Tim Keluarga Berencana Keliling (TKBK)
Pos Alat Keluarga Berencana Desa (PAKBD)
Pembantu Petugas Keluarga Berencana Desa (PPKBD)
Apotik
Dokter, Bidan Swasta
Kunjungan ulang: Jika persediaan habis, pemakai dapat kembali ke
klinik
Hal yang perlu diingat :
Pakai kondom baru setiap bersenggama
Pastikan anda punya persediaan kondom yang cukup
Jika kondom robek, pertimbangkan kontrasepsi darurat sesegera
mungkin
Simpan kondom di tempat terlindung dari sinar matahari langsung
Buang kondom bekas di tempat sampah tertutup
Jauhi dari jangkauan anak-anak
b) KB Suntik
Adalah obat KB yang disuntikkan 1 bulan sekali atau 3 bulan sekali. Untuk
wanita yang menyusui sebaiknya tidak menggunakan yang 1 bulan
karena akan mempengaruhi produksi Air Susu Ibu (ASI)
Cara Kerja KB Suntik
Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur
Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma sulit masuk ke
dalam rongga rahim
Menepiskan selaput lendir agar tidak siap hamil
Keuntungan menggunakan KB Suntik
Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%
Tidak membatasi umur
Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak
mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui.
27
Kekurangan/ Efek samping KB Suntik
Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa
bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara
Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
Jangan menggunakan KB Suntik 1 bulan, jika:
Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
Ibu hamil atau di duga hamil
Pendarahan vaginal tanpa sebab
Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
Penderita kanker payudara
Tempat mendapatkan KB Suntik
Rumah sakit, Klinik KB dan Puskesmas
Dokter dan Bidan Swasta
Hal yang perlu diingat:
Suntikan pertama hari 1-5 dari permulaan masa haid. Setelah di suntik
tidak boleh ditekan atau digosok, karena obat tidak akan bekerja.
Suntikan ulang harus sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
c) PIL KB
Obat kontrasepsi yang diminum setiap hari selama 21 atau 28 hari
Macam Pil KB
Pil KB yang hanya mengandung hormon golongan progesteron
Pil kombinasi yang mengandung hormon golongan estrogen dan
progesteron
Cara kerja PIL KB
Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur
Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma tidak dapat
masuk
Menipiskan selaput lendir agar tidak siap hamil
Keuntungan menggunakan Pil KB
Penggunaan mudah dan murah, mengurangi rasa sakit ketika haid
Dapat mencegah kehamilan di luar rahim, kanker rahim dan kanker
payudara
Kesuburan dapat segera kembali
Tidak mempengaruhi ASI bagi yang menggunakan pil KB tunggal
Efektifitasnya 98,5% sampai lebih dari 99%
Kerugian dan efek samping Pil KB
Pemakaian harus disiplin setiap hari
Dapat meningkatkan infeksi jamur di sekitar kemaluan
28
Perdarahan/spotting (bercak) antara masa haid (terutama pada
pengguna pil yang hanya mengadung progesteron)
Jangan menggunakan Pil KB kombinasi, jika
Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
Ibu hamil atau di duga hamil
Perdarahan vaginal tanpa sebab
Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi, kanker payudara,
migrain dan tumor ganas
Ibu menyusui jika kurang dari 6 bulan
Tempat mendapatkan Pil KB
Rumah sakit, klinik KB dan Puskesmas
TKBK, PAKBD, Apotik, Dokter dan Bidan Swasta
Yang harus diingat:
Minum Pil KB diawali hari 1-5 masa haid
Pil KB kombinasi dilarang diberikan pada ibu usia diatas 35 tahun
dan perokok berat.
d) Susuk KB
Merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang terbuat dari silastik
yang berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan di bawah
kulit lengan kiri atas bagian dalam. Terdapat 2 jenis susuk KB yaitu terdiri
dari 1 batang dan 2 batang, masing-masing dapat mencegah kehamilan
selama 3 tahun.
Cara kerja Susuk KB (Implant)
Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur
Mengentalkan lendir mulut rahim, sehingga sperma sulit untuk masuk
Menipiskan selaput lendir agar tidak siap hamil
Keuntungan menggunakan Susuk KB (Implant)
Tidak menekan produksi ASI
Praktis dan Efektif
Masa pakai jangka panjang (3 tahun)
Kesuburan cepat kembali setelah pencabutan
Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen
Efektifitasnya 99-99,8%
Kerugian/ efek samping Susuk KB (Implant)
Harus dipasang dan dicabut oleh petugas kesehatan yang terlatih
Dapat mengubah pola haid
Jangan menggunakan Susuk KB (Implant) jika
Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi
dan kencing manis
Perdarahan vaginal tanpa sebab
29
Tempat pelayanan Susuk KB (Implant) yaitu Rumah sakit, Klinik KB
dan Puskesmas, Apotik, Dokter dan Bidan Swasta.
e) IUD/ AKDR
IUD/AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rongga
rahim, terbuat dari plastik fleksibel, beberapa jenis IUD dililit tembaga atau
tembaga bercampur perak, bahkan ada yang disisipi hormon golongan
progesteron, IUD bertembaga dapat dipakai selama 10 tahun.
Cara kerja IUD
Mencegah pembuahan sel telur oleh sperma, dan mencegah
tertanamnya hasil pembuahan pada selaput lendir rahim.
Keuntungan menggunakan IUD
Praktis, efektif dan ekonomis
Kesuburan dapat segera kembali jika IUD dibuka/ditanggalkan
Tidak menggunakan pemberian ASI
Kerugian/ efek samping IUD
Dapat ke luar sendiri jika ukuran IUD tidak cocok dengan rahim
pemakai
Perdarahan lebih banyak dan lebih lama pada saat menstruasi
kadang-kadang dapat disertai kram dan nyeri selama menstruasi
yang biasanya akan hilang setelah 3 bulan
Dapat mengalami bercak perdarahan setelah 1 atau 2 hari setelah
pemasangan
Jangan menggunakan IUD, jika
Hamil atau diduga hamil
Gangguan perdarahan dan peradangan alat kelamin
Kecurigaan kanker kelamin dan tumor jinak serta radang pinggul
Tempat pelayanan IUD
Rumah sakit, Klinik KB dan Puskesmas
Dokter dan Bidan Swasta
f) Vasektomi (MOP)
Vasektomi merupakan pengikatan dan pemotongan saluran benih agar
sperma tidak keluar dari bguah zakar, cara ini dipakai untuk kontrasepsi
mantap pria.
Cara kerja vasektomi (MOP)
Saluran benih tertutup, sehingga tidak dapat menyalurkan spermatozoa
Keuntungan menggunakan vasektomi (MOP)
Permanen dan efektif
30
Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu
hubungan seksual
Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
Kerugian Vasektomi
Harus ada tindakan pembedahan minor. Tidak dapat dilakukan pada
orang yang masih ingin memiliki anak, meskipun masih bisa
disambung kembali (rekanalisasi) jika ingin punya anak lagi.
Jangan menggunakan vasektomi (MOP), jika
Peradangan kulit atau jamur di daerah kemaluan, menderita kencing
manis
Tempat Pelayanan Vasektomi (MOP) :Rumah sakit, Puskesmas, Klinik
KB
Yang harus diingat
Untuk laki-laki usia subur sudah punya anak cukup (2 anak) dan isteri
berisiko tinggi
Boleh bersenggama setelah 2-3 hari pasca operasi dengan
menggunakan kondom, penggunaan kondom dilanjutkan sampai 20
kali ejakulasi atau 3 bulan pasca operasi
Syarat
Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani, mengikuti konseling
(bimbingan tatap muka) dan menandatangani formulir persetujuan
tindakan medis (informed consent)
g) Tubektomi (MOW)
Tubektomi merupakan metode kontrasepsi dengan melakukan pengikatan
dan pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi sperma.
Cara kerja tubektomi (MOW)
Perjalanan sel telur terhambat karna saluran telur tertutup
Keuntungan menggunakan tubektomi (MOW)
Permanen dan efektif
Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
Tidak ada efek samping jangka panjang dan tidak mengganggu
hubungan seksual
Kerugian tubektomi (MOW):
Ada kemungkinan mengalami resiko pembedahan
Tidak dilakukan tubektomi/ ditunda bila:
Menderita tekanan darah tinggi, stroke, kencing manis, penyakit
jantung, paru-paru.
31
Tempat pelayanan tubektomi (MOW)
Rumah sakit. Jika ada keluhan, pemakai harus kembali ke rumah sakit.
Yang harus diingat
Untuk wanita usia subur berumur di atas 30 tahun, sudah punya anak
cukup (2 anak), anak terkecil harus berusia minimal 5 tahun.
Syarat
Sukarela, bahagia, sehat jasmani dan rohani, mengikuti konseling
(bimbingan tatapmuka) dan menandatangani formulir persetujuan
tindakan medik (informed consent).
b. Kesehatan Reproduksi
Dalam Program KKB Nasional juga dikembangkan program Kesehatan
Reproduksi yang mencakup Program Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak
(KHIBA) dan Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi (PMKR).
Upaya yang diperlukan untuk peningkatan status kesehatan dan Kelangsungan
Hidup Ibu, Bayi dan Anak (KHIBA) melalui kegiatan promosi dan KIP/ Konseling
KB–KR (demand side)
1) Pengertian
KHIBA adalah hak azasi bagi ibu, bayi dan anak balita untuk mencapai
hidup berkualitas yang harus dikembangkan oleh pribadi dan keluarga,
dihormati oleh orang lain dan dijamin oleh negara
2) Ruang Lingkup
Pembinaan KHIBA dilaksanakan melalui upaya peningkatan dukungan
politis dari Tokoh agama terhadap akses dan kualitas pelayanan, persiapan
kehamilan dst serta pelayanan kontrasepsi dengan memperhatikan nilai-nilai
sosial budaya.
Pembinaan peningkatan KHIBA dilaksanakan melalui upaya peningkatan
PSP catin, pasutri, keluarga dan masyarakat tentang persiapan dst dan
penggunaan kontrasepsi, serta ASI eksklusif, gizi, imunisasi, pemberian
vitamin A dan pencegahan berbagai penyakit pada bayi dan anak
3) Penanggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi (PMKR)
Merupakan upaya untuk membantu pasangan suami istri untuk memiliki
pengetahuan, kesadaran sikap dan perilaku tentang masalah kesehatan
reproduksi melalui kegiatan promosi, KIE dan KIP/ Konseling, pencegahan
ISR/ PMS/ HIV/ AIDS, kanker alat reproduksi, perilaku seksual yang sehat
serta infertilitas.
c. Kesehatan Reproduksi Remaja
Program Kesehatan Reproduksi Remaja bertujuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan reproduksi remaja dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam
32
mendukung upaya peningkatan kualitas generasi mendatang, dan kualitas
pelayanan kesehatan reproduksi remaja melalui pengembangan pusat informasi
dan konseling (PIK) di tingkat kecamatan dan pendidikan KRR melalui kelompok
sebaya di jalur sekolah dan luar sekolah.
1) Program KRR
a) Pengertian
Program Kesehatan reproduksi (KRR) adalah:
Program untuk membantu remaja agar memiliki status kesehatan
reproduksi yang baik, melalui pemberian informasi,pelayanan konseling,
pendidikan ketrampilan hidup.
Kesehatan reproduksi remaja (KRR) adalah:
Suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses
reproduksi yang dimiliki oleh remaja, tidak semata-mata berarti bebas
penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental
serta sosial kultural.
b) Tujuan Umum
Meningkatnya kualitas hidup remaja melalui upaya peningkatan
pengetahuan, sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan
reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi mereka secara
terpadu dengan memperhatikan keadilan dan kesehatan gender.
c) Tujuan Khusus
Meningkatkan Pengetahuan Sikap Perilaku Remaja tentang TRIAD
KRR (seksualitas, HIV / AIDS, Napza)
Meningkatkan Pengetahuan Sikap Perilaku remaja tentang PUP dan
Norma Keluarga Kecil
Meningkatkan Pengetahuan Sikap Perilaku tentang program KRR
agar dapat menjadi Pendidik Sebaya (PS) dan Konselor Sebaya
(KS).
d) Arah Kebijakan
Arah kebijakan Program KRR adalah menuju TEGAR REMAJA, yaitu
remaja yang berperilaku sehat, menghindari resiko Triad KRR,
menunda usia perkawinan, bercita-cita menjadi keluarga kecil
berkualitas, menjadi contoh idola, teladan dan model remaja sebayanya
2) Triad Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
Yang dimaksud dalam Triad KRR adalah materi-materi dalam KRR yang
meliputi:
a) Seksualitas
Semua yang berhubungan dengan manusia sebagai mahluk seksual
yang meliputi emosi, kepribadian, sikap dan lain-lain.
33
Seksualitas mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan:
Pubertas yang meliputi: cirri-ciri pubertas, mimpi basah, menstruasi
dan kehamilan
Pengenalan organ dan sistem yang meliputi (anatomi, fungsi dan
proses) alat reproduksi
b) HIV dan AIDS
Dalam HIV dan AIDS dipelajari tentang:
Informasi umum tentang HIV dan AIDS
Tahapan perubahan fase
Penularan HIV dan AIDS
Cara menghindari HIV dan AIDS
Cara mengetahui orang terinfeksi HIV dan AIDS
Stigma dan diskriminasi penderita
c) NAPZA
Dalam Napza dipelajari antara lain:
Pengertian Napza
Jenis-jenis Napza
Penyalahgunaan Napza
Penanggulangan Penyalahgunaan Napza
Cara mengatasi ketergantungan Napza (Medis, Psikologis, ekonomi
& lingkungan
3) PIK-R/ M
Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa adalah suatu wadah
yang dikelola dari oleh dan untuk remaja dalam memberikan informasi, dan
layanan konseling tentang kesehatan reproduksi remaja.
3. Program Ketahanan Kesejahteraan Keluarga
Program peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga bertujuan untuk
membentuk keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan fisik, materiil dan
psikis mental spiritual, hidup mandiri serta mengembangkan diri dan keluarganya
untuk hidup harmonis sesama anggota keluarga dan lingkungannya, dalam
meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin. Program ketahanan dan kesejahteraan
keluarga yaitu:
a. Bina Keluarga Balita (BKB)
1) Pengertian
Wadah kegiatan keluarga yang mempunyai balita-anak (0-10) tahun,
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua (ayah
dan ibu) dan anggota keluarga lain, untuk mengasuh dan membina tumbuh
kembang anak melalui kegiatan rangsangan fisik, mental, intelektual,
emosional, spiritual, sosial dan moral untuk mewujudkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kesertaan,
34
pembinaan dan kemandirian ber-KB bagi Pasangan Usia Subur (PUS)
anggota kelompok kegiatan.
2) Tujuan
Meningkatkan pengetahuan keluarga yang mempunyai balita tentang
tumbuh kembang anak secara optimal.
3) Sasaran
Ibu hamil dan keluarga dengan balita/anak umur 0-6 tahun, 6-10 tahun
(dikelompokkan menurut umur anak).
4) Prinsip-prinsip
a) Menitik beratkan pada pembinaan orang tua dan anggota keluarga
lainnya yang mempunyai balita
b) Membina tumbuh kembang melalui stimulasi
c) Menggunakan media interaksi: APE, nyanyian/lagu, dongeng, gerak/tari
(sesuai kelompok usia)
d) Menggunakan Kartu Kembang Anak (KKA) sebagai alat pantau
perkembangan anak
e) Tidak membedakan perlakuan terhadap anak laki-laki dan perempuan
5) Bentuk Layanan
a) Penyuluhan kepada orangtua meliputi semua materi “pengasuhan
tumbuh kembang anak” sesuai kelompok usia
b) Pertemuan dengan keluarga minimal sebulan sekali
c) Melakukan rujukan bila anak mengalami gangguan tumbuh kembang
d) Seluruh materi (sesuai kelompok usia) diselesaikan dalam waktu 1
(satu) tahun
6) Klasifikasi Kelompok
a) BKB Dasar
b) BKB Berkembang
c) BKB Paripurna
b. Bina Keluarga Remaja (BKR)
1) Pengertian
Bina Keluarga Anak dan remaja (BKR) adalah kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok keluarga/ orang tua untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman dan sikap serta perilaku orang tua, sehingga dapat melakukan
komunikasi dan hubungan harmonis antara keluarga dan remaja.
2) Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, wawasan orangtua anak dan remaja tentang
pentingnya hubungan yang setara dan harmonis, menumbuhkan rasa cinta
dan kasih sayang antara orangtua dan anak remajanya, melaksanakan
deteksi dini terhadap setiap gejala kesenjangan hubungan orangtua dan
anak remaja, sehingga dapat meningkatkan hubungan yang serasi dan
harmonis yang didukung sikap dan perilaku yang rasional dan bertanggung
jawab terhadap pembinaan proses tumbuh kembang anak dan remajanya.
3) Sasaran
Adalah keluarga yang mempunyai anak remaja
35
4) Ruang Lingkup Kegiatan
Pendataan keluarga yang punya remaja, penyuluhan, pertemuan berkala,
kunjungan rumah, rujukan ke konselor, pencatatan dan pelaporan.
5) Klasifikasi Kelompok
a) BKR Dasar
BKR dasar adalah kelompok BKR yang telah mempunyai pengurus
yang terdiri dari ketua dan tiga anggota, mempunyai 4 orang kader/
fasilitator, dan telah melaksanakan kegiatan kelompok berupa
pertemuan penyuluhan.
b) BKR Berkembang
BKB berkembang adalah kelompok BKR yang telah mempunyai
pengurus yang terdiri dari ketua dan tiga anggota, mempunyai 6 orang
kader, 2 – 4 diantaranya telah dilatih tentang BKR, telah melaksanakan
kegiatan kelompok berupa penyuluhan, konseling, dan telah
mempunyai tenaga konselor.
c) BKR Paripurna
BKR paripurna adalah kelompok BKR yang telah mempunyai pengurus
yang terdiri dari ketua dan tiga anggota atau sesuai dengan kebutuhan,
mempunyai 8 orang kader, yang semuanya telah dilatih tentang BKR,
telah melaksanakan kegiatan kelompok berupa penyuluhan, konseling,
rujukan, serta telah mempunyai tenaga konselor dan pakar, yang dapat
membimbing kelompok tersebut dalam melakukan berbagai kegiatan di
lapangan, termasuk program-program pengentasan kemiskinan.
c. Bina Keluarga Lansia (BKL)
1) Pengertian
Adalah wadah kegiatan keluarga yang mempunyai lansia, untuk
mewujudkan lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif dan bertaqwa,
sehingga dapat diberdayakan dalam pembangunan dengan memperhatikan
kearifan, pengetahuan, keahlian dan pengalamannya sesuai usia dan
kondisi fisiknya.
2) Tujuan
Meningkatkan kesejateraan Lansia melalui kepedulian dan peran keluarga
dalam mewujudkan lansia yang sehat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat.
3) Sasaran
Keluarga yang seluruh anggotanya lanjut usia atau keluarga yang
mempunyai anggota lanjut usia.
4) Ruang Lingkup Kegiatan
Penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan , pencatatan dan pelaporan oleh
kader.
5) Stratifikasi Kelompok
a) BKL Dasar
Adalah kelompok BKL yang telah mempunyai pengurus yang terdiri dari
dari ketua dan 3 anggota atau sesuai dengan kebutuhan, mempunyai 4
36
orang kader/fasilitator dan telah melaksanakan kegiatan kelompok
berupa pertemuan penyuluhan.
b) BKL Berkembang
Adalah kelompok BKL yang telah mempunyai pengurus yang terdiri dari
ketua dan 3 anggota, mempunyai 6 orang kader, 2-4 diantaranya telah
dilatih tentantg BKL, telah melaksanakan kegiatan kelompok berupa
penyuluhan, konseling dan telah mempunyai tenaga “konselor”.
c) BKL Paripurna
Adalah kelompok BKL yang telah mempunyai pengurus yang terdiri dari
ketua dan 3 anggota atau sesuai kebutuhan, mempunyai 8 orang kader
yang semuanya telah dilatih tentang BKL, telah melaksanakan kegiatan
kelompok berupa penyuluhan, konseling, rujukan, serta telah
mempunyai tenaga “konselor” yang dapat membimbing kelompok
tersebut dalam melakukan berbagai kegiatan di lapangan, termasuk
program pengentasan kemiskinan seperti kegiatan ekonomi produktif.
6) Materi pokok penyuluhan BKL
Materi pokok penyuluhan BKL terdiri dari:
a) Materi Dasar
Program KB Nasional
Konsep Dasar BKL
b) Materi Inti
Pemantapan 8 fungsi keluarga
Peran keluarga
Pembinaan kehidupan beragama
Pembinaan psikis/ mental
Pembinaan sosial, ekonomi dan budaya
Pola hidup sehat
c) Materi Penunjang
Pengelolaan Program BKL untuk kader
Materi lain yang diperlukan
d. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
1) Pengertian Kelompok UPPKS adalah kelompok usaha ekonomi produktif
yang beranggotakan sekumpulan anggota keluarga yang saling berinteraksi
dan terdiri dari berbagai tahapan KS, baik PUS yang sudah ber-KB maupun
yang belum ber-KB dalam rangka meningkatkan tahapan kesejahteraan dan
memantapkan kesertaan ber-KB
2) Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan peserta KB terutama keluarga Pra S dan KS I
anggota kelompok UPPKS melalui proses pembelajaran usaha dalam rangka
meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-KB
37
e. Pembentukan Karakter Sejak Dini (PKSD)
Pembentukan karakter sejak dini adalah suatu upaya untukmeningkatkan
kualitas perilaku,sikap dan moral seseorang sejak usia dini bahkan sejak dalam
kandungan sehingga dapat mencapai tujuan hidup yang bermakna.
f. Delapan Fungsi Keluarga
Untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang berkualitas perlu masing-masing
keluarga memahami dan melaksanakan fungsi-fungsi yang terangkum dalam 8
fungsi keluarga. Dalam setiap fungsi terdapat nilai-nilai moral yang harus
diterapkan keluarga melalui sikap dan perilaku orang tua yang akan menjadi
teladan bagi anaknya.
Adapun 8 fungsi keluarga tersebut adalah:
1) Fungsi Agama
Fungsi ini untuk membangun insan yang agamis yang bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Fungsi ini dimungkinkan untuk dijalankan oleh
setiap keluarga karena pada kenyataannya disamping agama sudah
menjadi pegangan bangsa Indonesia, juga adalah sebagai landasan idiil
negara kita yaitu sila pertama Pancasila. Keluarga dibangun untuk mampu
menjadi wahana yang pertama dan utama membawa seluruh anggotanya
melaksanakan ke-Tuhanan Yang Maha Esa dengan penuh iman dan taqwa
terhadap TYME.
Contoh: iman, taqwa, kejujuran, tenggang rasa, rajin, kesolehan, ketaatan,
suka membantu, disiplin, sopan santun, kesabaran, kasih sayang, tanggung
jawab terhadap anak, gotong royong, sopan santun, kerukunan, kepedulian,
kebersamaan, toleransi, kebangsaan.
2) Fungsi Sosial Budaya
Fungsi ini merupakan fungsi pelestarian budaya bangsa melalui keluarga,
dimana keluarga dibangun menjadi wahana untuk melestarikan budaya
nasional yang luhur dan bermartabat yang mencerminkan tingkah laku suatu
bangsa.
Contoh: gotong royong, sopan santun, kerukunan, kepedulian, kebersamaan,
toleransi, kebangsaan.
3) Fungsi Cinta Kasih
Fungsi ini adalah suatu perwujudan bahwa pada hakekatnya manusia
haruslah mencintai dan mengasihi sesama anggota keluarga dan kemudian
untuk mengasihi masyarakat dimana mereka berada. Keluarga menjadi
wahana yang pertama dan utama untuk menumbuhkan cinta kasih antar
sesama anggotanya, antar orang tua dengan pasangannya, antara anak
dengan orangtuanya, dan antara sesama anak-anak sendiri.
Contoh: empati, akrab, adil, pemaaf, setia, pengorbanan, suka menolong,
bertanggung jawab.
38
4) Fungsi Perlindungan
Keluarga menjadi perlindungan yang utama dan kokoh dalam memberikan
kebenaran dan keteladanan kepada anak-anak dan keturunannya. Fungsi
ini harus diciptakan rasa aman dan nyaman dalam lingkungan keluarga.
Contoh: aman, pemaaf, tanggap, tabah.
5) Fungsi Reproduksi
Fungsi ini adalah suatu fungsi yang hakiki karena manusia harus dapat
melanjutkan keturunannya dan yang diharapkan adalah keturunan yang
berkualitas. Keluarga menjadi pengatur reproduksi keturunan secara sehat
dan berencana sehingga anak-anak bangsa Indonesia menjadi berkualitas,
menjadi anak yang memiliki daya saing global.
Contoh: tanggung jawab, sehat, keteguhan.
6) Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Keluarga menjadi wahana sebagai sekolah dan guru yang pertama dan
utama dalam mengantarkan anak menjadi panutan masyarakat dan dirinya
sendiri. Fungsi ini mempersiapkan generasi yang lebih baik dengan
memperkenalkan Bina Keluarga Balita.
Contoh: percaya diri, luwes, bangga, rajin, kreatif, tanggung jawab,
kerjasama.
7) Fungsi Ekonomi
Upaya yang dilakukan dalam memberikan suatu kegiatan yang bersifat
ekonomis yang sangat produktif untuk meningkatkan perekonomian,
kesejahteraan dan kemandirian keluarga, menjadi keluarga yang sejahtera
lahir batin.
Contoh: hemat, teliti, disiplin, peduli, ulet.
8) Fungsi Pemeliharaan Lingkungan
Keluarga siap dan sanggup untuk menjadi pemelihara dan menjamin
terkondisinya kelestarian lingkungan hidup dalam mendukung
pembangunan nasional berwawasan kependudukan yang berkelanjutan.
Contoh: bersih, disiplin, teratur.
g. Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP)
Institusi Masyarakat adalah organisasi kelompok, maupun perorangan yang
mempunyai pengaruh dalam masyarakat dan pranata serta mempunyai tujuan
yang ingin dicapai. IMP merupakan suatu wadah pengorganisasian dan
pembinaan keluarga serta wadah pengelolaan dan pelaksanaan gerakan KB
nasional ditingkat desa kebawah. Wadah tersebut secara nasional disebut
Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) (Desa/kelurahan), Sub
PPKBD ( RW).
PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) adalah seorang atau
beberapa orang kader yang secara sukarela berperan aktif melaksanakan/
39
mengelola program KB Nasional ditingkat desa/kelurahan. Memiliki tugas,
tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat berwenang
sebagai pembantu pembina penyelenggaraan program KB di desa/kelurahan
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pelayanan KB dan KS, membina
kelompok kegiatan, mencatat dan melaporkan kegiatan yang dilakukan secara
rutin.
Sub PPKBD (Sub Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) adalah
seorang atau beberapa orang kader yang secara sukarela berperan aktif
melaksanakan/mengelola program KB Nasional ditingkat dusun/Rukun Warga
(RW).
h. PKB RT
Paguyuban KB/ Kelompok Akseptor KB adalah wadah kegiatan peserta KB di
bawah dusun atau pada tingkat RT, yang merupakan satu bentuk Institusi
masyarakat yang secara sukarela mengelola kegiatan gerakan KB di
wilayahnya, dengan anggota kelompok minimal 50 orang merupakan media
pertemuan dan interaksi antara peserta KB, anggota PKK, PUS yang belum ber
KB, remaja, tokoh masyarakat dalam rangka mewujudkan keluarga kecil
berkualitas.
4. Program pembangunan keluarga yang mengarah pada NKKBS
Program ini diarahkan untuk meningkatkan kemandirian sekaligus meningkatkan
cakupan dan kualitas pelayanan kependudukan dan KB/ KR serta pemberdayaan
keluarga, terutama yang diselenggarakan masyarakat, dan juga dimaksudkan untuk
meningkatkan mutu kinerja para pengelola dan pelaksana di lapangan dalam rangka
melembagakan keluarga kecil berkualitas. Program ini juga bertujuan untuk
peningkatan kapasitas kinerja, termasuk dalam pengembangan kebijakan
pembangunan Keluarga Berencana Nasional yang kuat dan terintegrasi dengan
kebijakan pembangunan Kependudukan.
Adapun pokok-pokok kegiatan program pembangunan Keluarga meliputi: Sistem
pencatatan dan pelaporan program KB Nasional yang disebut sistem informasi
manajemen program KB Nasional.
Sistem Informasi Manajemen Program KB Nasional:
a. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM adalah suatu sistem yang terorganisasi untuk memberikan data/ informasi
terpilih yang diperlukan para manajer untuk melaksanakan tugasnya, pada saat
yang diperlukan dan dalam bentuk dan substansi yang tepat serta dapat
menggugah suatu pengambilan keputusan secara aktif dan efisien dengan biaya
seminimal mungkin.
40
b. SIM Program KB Nasional
SIM Program KB Nasional adalah suatu sistem yang terorganisasi untuk
memberikan data/ informasi terpilih yang diperlukan para pimpinan program
untuk melaksanakan tugasnya, pada saat diperlukan dan dalam bentuk dan isi
yang tepat serta dapat menggugah suatu pengambilan keputusan secara
berdaya guna dan berhasil guna. Adapun SIM Program KB Nasional meliputi :
1) Pendataan Keluarga
Adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data demografi, keluarga
berencana, keluarga sejahtera dan data individu anggota keluarga yang
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah (Pemda dan BKKBN) secara
serentak pada waktu yang telah ditentukan (setahun sekali) dari rumah ke
rumah, dengan wawancara dan observasi.
2) Mekanisme Pelaksanaan SIM Program
Agar tujuan SIM Program KB Nasional dapat dicapai dengan proses
pemilihan informasi, dimulai dari:
a) Perencanaan
b) Pengumpulan
c) Pengolahan
d) Analisa
e) Penyajian dan Penyebarluasan
f) Dokumentasi (Penyimpanan)
g) Monitoring
5. Gender dalam program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
a. Pengertian Gender
Gender yaitu perbedaan fungsi, tugas dan peran antara laki-laki dan perempuan
yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan jaman.
b. KKG dalam KB-KR
Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dalam Keluarga Berencana Nasional
dan Kesehatan Reproduksi yaitu: kesetaraan dan keadilan dapat diwujudkan
dalam bentuk peran dan tanggung jawab bersama antara suami dan isteri untuk
meningkatkan kualitas kesehatan reproduksinya, termasuk KB, kesehatan
maternal/ ibu, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, dan pengasuhan
anak.
c. Program KB Berwawasan Gender
Merupakan suatu sikap yang responsive gender terhadap pelaksanaan program
keluarga berencana. Dalam hal ini baik meliputi program-program yang bersifat
pelayanan (pemakaian kontrasepsi yang) maupun program-program yang
bersifat ketahanan dan pemberdayaan keluarga (BKB, BKR, BKL dan UPPKS)
serta program-program penunjang lainnya.
41
D. Rangkuman
Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan diperlukan media untuk mempermudah pemberi
KIE/Penyuluhan dalam proses penyampaian pesan. Media terbagi menjadi dua, yaitu
media personal dan media non personal atau media massa. Media massa adalah media
yang paling banyak digunakan dalam KIE/Penyuluhan karena kemampuannya
menjangkau sasaran yang sangat besar (banyak) dan tersebar di wilayah yang sangat
luas. Media ini terbagi menjadi tiga, yaitu media lini atas (above the lini media), media
lini bawah (below the line media), media lini atas-lini bawah (through the line media).
Pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya sangat penting untuk
mengidentifikasi media mana yang tepat untuk program tertentu. Pemilihan media
KIE/Penyuluhan yang tepat dapat mempermudah dalam pencapai hasil KIE/Penyuluhan
yang diharapkan.
Materi KIE/Penyuluh KKB yang dilaksanakan oleh PKB mencakup program
kependudukan, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, program ketahanan
kesejahteraan keluarga, program pembangunan keluarga yang mengarah pada
NKKBS, delapan (8) fungsi keluarga, pembentukan karakter sejak dini, institusi
masyarakat pedesaan, dan gender dalam program keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi.
E. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan materi KIE/Penyuluhan KKB yang Anda ketahui!
2. Jelaskan Media KIE/Penyuluhan KKB yang Anda ketahui!
42
BAB V
LANGKAH-LANGKAH KIE/PENYULUHAN
A. Langkah-Langkah KIE/Penyuluhan
PKB dalam melaksanakan KIE/Penyuluhan haruslah mengetahui langkah-langkah
teknisnya agar tujuan dari KIE/Penyuluhan tercapai secara efektif dan efisien. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Identifikasi dan analisis permasalahan
Permasalahan di wilayah binaan didapatkan dari data basis (hasil pendataan
keluarga), kondisi wilayah geografi, topografi, sosial budaya serta hasil
pelaksanaan program KB. Contohnya: Desa Sidomulyo merupakan daerah
pegunungan. Peserta KB aktif pada Desa Sidomulyo adalah 47% dan alat
kontrasepsi yang paling diminati adalah pil. Penduduknya sebagian bekerja
sebagai petani. Puskesmas letaknya jauh di Kecamatan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa permasalahannya adalah kesertaan ber-KB masih rendah dan
kontrasepsi yang diminati adalah pil.
b. Mengetahui sasaran yang akan diberi KIE/Penyuluhan
PKB harus mengetahui kondisi sasaran yang akan dihadapi dalam pelayanan
KIE/Penyuluhan KKB. Beberapa hal yang perlu diketahui antara lain adalah jenis
pekerjaan, latar belakang pendidikan, rata-rata jumlah anak yang dipunyai pada
tiap keluarga. Kita sudah mempelajari sasaran KIE/Penyuluhan pada bab
sebelumnya, dimana sasaran KIE/Penyuluhan bisa individu, keluarga atau
masyarakat. Adapun penentuan sasaran KIE/Penyuluhan adalah sebagai berikut:
1) Disesuaikan dengan permasalahan yang ada di wilayah binaan (Kondisi data
base KB dan KS yang ada)
2) Sesuai dengan materi KIE/Penyuluhan yang akan disampaikan
3) Sesuai dengan tujuan KIE/Penyuluhan yang ingin dicapai
4) Disesuaikan dengan kondisi wilayah binaan menyangkut: geografi, topografi
dan sosial budaya
c. Menetapkan tujuan KIE/Penyuluhan yang akan dicapai
Sangatlah diperhatikan apa yang sebenarnya ingin dicapai dalam pelayanan
KIE/Penyuluhan. Hal ini harus disepakati dengan Pemerintah/ pihak Kelurahan,
Indikator Keberhasilan:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan dapat mempraktikkan
langkah-langkah Advokasi, KIE/Penyuluhan.
43
Toma dan Toga sehingga PKB dapat mengetahui secara jelas tujuan pelayanan
KIE/Penyuluhan sesuai dengan kondisi wilayah binaan.
d. Menentukan bahan/ materi KIE/Penyuluhan
Bahan/ materi yang disiapkan disesuaikan dengan permasalahan/isu yang telah
ditentukan
e. Menentukan metode KIE/Penyuluhan
PKB harus memperhatikan kehidupan sosial budaya dan agama di wilayah
binaannya. Bisa dengan menyampaikan KIE/Penyuluhan dengan metode
ceramah tanya jawab, dengan memperagakan atau dengan cara diskusi.
f. Menentukan media KIE
Penentuan media KIE yang digunakan hendaknya yang sesuai dengan latar
belakang masyarakat. Bisa dengan cara memberikan KIE sebelum dan ditengah-
tengah pemutaran film. Media KIE dapat juga digunakan KIE Kit.
g. Menentukan tempat KIE/Penyuluhan
Pertimbangan pemilihan tempat adalah salah satu kunci sukses kegiatan
KIE/Penyuluhan KKB. Bisa di Balai Kelurahan, bisa juga di Balai RW, bisa
dilakukan dari rumah ke rumah (kunjungan rumah) sesuai dengan kondisi alam
dan letak rumah penduduk.
h. Menentukan Waktu KIE/Penyuluhan
Menentukan waktu pelayanan KIE/Penyuluhan KKB juga harus memperhatikan
pekerjaan masyarakat.
i. Menyiapkan diri (percaya diri, penampilan, penguasaan materi, kualitas suara,
penggunaan bahasa dan memperhatikan adat budaya setempat)
2. Pelaksanaan
a. Mengucapkan salam pembuka
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan isi pesan dengan baik
d. Mengunakan media KIE/Penyuluhan yang sesuai
e. Menggunakan metoda yang sudah ditentukan termasuk tanya jawab
f. Menyampaikan kesimpulan
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan
3. Monitoring dan Evaluasi
a. Mengetahui keadaan (pengetahuan, sikap dan perilaku) sebelum mendapatkan
KIE/Penyuluhan
b. Memperhatikan respon sasaran pada saat diberikan KIE/Penyuluhan
c. Mengetahui perubahan (pengetahuan, sikap dan perilaku) sesudah diberi
KIE/Penyuluhan. (Bisa melalui kunjungan rumah atau hasil kesertaan ber KB
atau pelaksanaan KIE berikutnya). Evaluasi bisa dilakukan mingguan, bulanan
atau triwulanan.
44
B. Praktik KIE/Penyuluhan
Pada kesempatan mata diklat ini, marilah kita membagi kelas menjadi 4 (empat)
kelompok untuk melakukan simulasi melaksanakan KIE/Penyuluhan. Masing-masing
kelompok terdiri dari 7-8 orang yang berperan sebagai:
1. Penyuluh KB
2. Kepala Desa
3. Dokter atau Bidan
4. Ketua PKK
5. Kader
6. Sasaran
7. Sasaran
8. Sasaran
Tugas:
1. Diskusikan dan tuliskan proses langkah-langkah KIE/Penyuluhan
2. Diskusikan dan tentukan siapa berperan apa
3. Diskusikan dan buat skenario tema KIE/Penyuluh yang dipilih
4. Media KIE disediakan
5. Waktu berdiskusi 30 menit
6. Masing-masing kelompok melakukan simulasi selama 15 menit
7. Kelompok yang tidak melakukan simulasi menjadi pengamat kelompok yang
melakukan simulasi, dan mendapatkan kesempatan 5 menit menyampaikan hasil
pengamatan.
C. Hambatan dan Kiat memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan
1. Hambatan KIE/Penyuluhan
Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB, tidak jarang PKB mengalami kesulitan
atau hambatan, maka perlu diketahui beberapa hambatan dalam KIE, yaitu:
a. Percaya diri dan penguasaan materi kurang.
b. Waktu terbatas.
c. Budaya yang berbeda antara sasaran dan PKB (pemberi KIE /Penyuluhan).
d. Gaduh.
e. Waktu yang kurang tepat (rawan ngantuk)
f. Penerima pesan acuh tak acuh.
g. Pertanyaan yang sulit.
h. Penerima pesan yang nakal atau melecehkan
2. Kiat memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB, maka PKB diharapkan mampu untuk
selalu memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan. Berikut adalah poin-poin kiat
memperbaiki diri dalam KIE/Penyuluhan:
a. Belajar dan berlatih terus menerus
b. Bekerja sesuai perencanaan
45
c. Mengoptimalkan media KIE/Penyuluhan
d. Mencatat semua yang akan dikerjakan (bisa dijadikan Angka Kredit)
e. Mengevaluasi program dan diri sendiri
f. Meningkatkan kreativitas dan inovasi
g. Meningkatkan Koordinasi dan kerjasama dengan Instansi lain, Kepala Desa,
PKK, LOSM, TOMA dan TOGA
h. Membuang penyakit MALAS
D. Rangkuman
Kegiatan KIE/Penyuluhan yang dilakukan PKB tidak bisa terlepas dari langkah
persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Selain ketiga langkah tersebut,
kegiatan KIE/Penyuluhan akan lebih efektif jika selalu memperhatikan tujuan, sasaran,
metode dan media yang digunakan.
Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB tak jarang PKB mengalami hambatan.
Hambatan yang ada tidak boleh diabaikan, namun harus dipelajari dan dicari cara atau
kiat untuk mengatasinya. Dengan demikian diharapkan tujuan KIE/Penyuluhan dapat
tercapai.
E. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan langkah-langkah KIE/Penyuluhan KKB!
2. Jelaskan mengapa KIE/Penyuluhan penting untuk program KKB!
3. Jelaskan hambatan yang Anda alami pada saat melaksanakan KIE/Penyuluhan di
wilayah binaan Anda!
4. Bagaimana Anda mengatasi hambatan tersebut?
46
BAB V
P E N U T U P
A. Kesimpulan
KIE/Penyuluhan adalah suatu kegiatan dimana terjadi proses komunikasi dan edukasi
dengan penyebaran informasi. KIE/Penyuluhan bertujuan untuk mempercepat
mencapai suatu perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang dapat diukur
diantara kelompok audiensi atau sasaran (individu, keluarga dan masyarakat) yang
jelas melalui berbagai saluran komunikasi.
Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan, haruslah diperhatikan materi sesuai dengan isu
yang ada diwilayah kerja PKB. Materi KIE meliputi: Program Kependudukan; Program
KB dan Kesehatan Reproduksi; Program Keluarga Sejahtera/ Ketahanan Keluarga,
Program Keluarga yang mengarah pada NKKBS; Gender dalam Keluarga Berencana
dan Kesehatan Reproduksi.
PKB harus memperhatikan Langkah-Langkah Advokasi, KIE/Penyuluhan KKB, yaitu:
Persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
KIE/Penyuluhan tidak bisa terlepas dari penggunaan media. Media terbagi menjadi
dua, yaitu media personal dan media non personal atau media massa. Media massa
adalah media yang paling banyak digunakan dalam KIE/Penyuluhan karena
kemampuannya menjangkau khalayak yang sangat besar (banyak) dan tersebar di
wilayah yang sangat luas. Pemahaman tentang jenis media dan karakteristiknya
sangat penting untuk mengidentifikasi media mana yang tepat untuk program tertentu.
Pelaksanaan KIE/Penyuluhan akan lebih efektif jika selalu memperhatikan tujuan,
sasaran, metode dan media yang digunakan.
Dalam pelaksanaan KIE/Penyuluhan KKB tak jarang PKB mengalami hambatan.
Hambatan yang ada tidak boleh diabaikan, namun harus dipelajari dan dicari cara atau
kiat untuk mengatasinya. Dengan demikian diharapkan tujuan KIE/Penyuluhan dapat
tercapai.
B. Evaluasi
Setelah menerapkan pengetahuan ini dalam kegiatan pembelajaran, pasti akan
menemui banyak kendala dan permasalahan-permasalahan baru dilapangan. Untuk itu
para penyuluh lapangan Keluarga Berencana harus selalu mengembangkan diri untuk
selalu belajar, mengadakan inovasi sehingga pelaksanaan KIE/Penyuluhan akan
menjadi menarik dan akhirnya didapatkan hasil yang optimal.
47
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN, 2010. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera di Kabupaten dan Kota. Jakarta
BKKBN, 2009. Pedoman KIE Program KB Nasional. Jakarta
BKKBN, UU RI No.52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga. Jakarta
BKKBN, 2006. Advokasi dan KIE Program KB Nasional. Jakarta
BKKBN, Prototype Produksi Media Advokasi dan KIE Program Pembangunan
Kependudukan dan KB. Jakarta
BKKBN, 2004. Kebijakan Nasional Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Dalam Pelayanan
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta
BKKBN Provinsi Jawa Tengah, 2003. Buku Pedoman Materi Penanggulangan Masalah
Kesehatan Reproduksi (Informasi Dasar Penanggulangan Masalah Kesehatan
Reproduksi) Materi Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi, dan anak Balita (Menyiapkan
Anak Balita yang Sehat dan Berkualitas)
BKKBN, UU RI No.10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera. Jakarta
BKKBN, 1986, Sistem Informasi Manajemen Program KB Nasional.
Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN, 2009, Panduan
Pengelolaan Pusat Informasi & Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK –
KRR). Jakarta.
Endang Parwieningrum, BKKBN, 2009. Modul Gender Dalam KB/ KR BKKBN. Jakarta.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010. Dasar-Dasar
Demografi, Salemba Empat, Jakarta.