laporan kerja praktek jalan rigid

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Awalnya jalan hanya berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup atau pun sumber air. Setelah manusia mulai berkelompok, jejak-jejak tersebut berubah menjadi jalan setapak. Dengan mulai dipergunakannya hewan sebagai alat transportasi, jalan mulai dibuat rata dan diperkeras. Jalan merupakan salah satu sarana dan prasarana perhubungan yang sangat penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat (Silvia Sukirman, 1999). Pada kenyataannya sarana jalan sangat menunjang laju perkembangan di berbagai sektor kehidupan manusia diantaranya sector perekonomian, pendidikan, politik, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan nasional demi tercapainya pembangunan nasional yang adil dan merata. Saat ini perkembangan transportasi terutama untuk mobilitas penduduk dan kendaraan sudah semakin Subandi / 312 13 008 Rijal Januari Utomo / 312 13 020Jurusan Teknik Sipil – PNUP 1

description

teknik sipil politeknik negeri ujung pandang

Transcript of laporan kerja praktek jalan rigid

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Awalnya jalan hanya berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan hidup

atau pun sumber air. Setelah manusia mulai berkelompok, jejak-jejak tersebut

berubah menjadi jalan setapak. Dengan mulai dipergunakannya hewan sebagai

alat transportasi, jalan mulai dibuat rata dan diperkeras.

Jalan merupakan salah satu sarana dan prasarana perhubungan yang sangat

penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat (Silvia Sukirman, 1999).

Pada kenyataannya sarana jalan sangat menunjang laju perkembangan di berbagai

sektor kehidupan manusia diantaranya sector perekonomian, pendidikan, politik,

dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan nasional demi

tercapainya pembangunan nasional yang adil dan merata.

Saat ini perkembangan transportasi terutama untuk mobilitas penduduk

dan kendaraan sudah semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan suatu

prasarana jalan yang memadai untuk menghubungkan suatu daerah dengan daerah

yang lain. Untuk membuat suatu jalan yang baik diperlukan perencanaan jalan

yang baik pula. Dengan demikian, perkembangan jalan harus dapat mendukung

perkembangan umat manusia sehingga kegiatan untuk mencari kebutuhan hidup

dan berkomunikasi antar penduduk lain dapat lebih meningkat.

Dengan demikian, suatu jalan harus direncanakan tebal perkerasannya.

Sejalan dengan tingkat pertumbuhan sosial masyarakat, maka perlu diadakan

usaha peningkatan jalan. Hal ini disebabkan agar terjalin kesinambungan antara

peningkatan sarana transportasi jalan tiap tahunnya dengan kemampuan daya

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 1

dukung jalan itu sendiri, yang secara tidak langsung untuk mengurangi kemacetan

dan kecelakaan lalu lintas.

Sebagai tindak lanjut dari masalah di atas maka pemerintah dalam hal ini

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga mengadakan

pembangunan dan peningkatan jalan secara menyeluruh kedaerah - daerah, baik

itu Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II di seluruh Indonesia. Dalam

melaksanakan suatu proyek pekerjaan jalan dibutuhkan penanganan yang

professional, dan tenaga-tenaga yang memiliki semangat yang tinggi dan keahlian

di bidang pekerjaan jalan.

Politeknik Negeri Ujung Pandang, khususnya Jurusan Teknik Sipil pada

kurikulum semester V mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Hal ini

dimaksudkan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan

tambahan tentang teknik pelaksanaan suatu proyek di lapangan. Agar nantinya

mahasiswa dapat menyeimbangkan antara teori yang telah didapatkan di bangku

perkulihan dan praktek yang telah diikuti di lapangan.

B. Maksud dan Tujuan

Praktek kerja lapangan ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat terlibat

langsung dalam pekerjaan di lapangan. Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek

kerja lapangan adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan tentang ruang lingkup disiplin ilmu teknik sipil dan

bagaimana penerapannya di lapangan secara nyata.

2. Dapat membandingkan keadaan yang terjadi di lapangan dengan hasil

teori yang diterima di bangku kuliah.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 2

3. Mampu memahami gambar - gambar secara detail pekerjaan konstruksi

jalan raya.

4. Memperluas hubungan dengan masyarakat industri yang merupakan mitra

kerja kami nantinya.

5. Meningkatkan hubungan antara Politeknik dan Industri di lapangan.

C. Batasan Masalah

Pada proyek Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga – Mutalib Dg.

Narang Kab. Gowa mengingat keterbatasan waktu dan masalah-masalah yang

berkaitan dengan hal tersebut, maka laporan ini membahas:

1. Mobilisasi, Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah beton kurus, Pekerjaan

perkerasan beton semen.

2. Pemeliharaan dan Pengendalian mutu.

D. Metode Praktek Kerja Lapangan

Dalam praktek kerja lapangan ini metode yang kami gunakana dalah :

1. Pengambilan Data Primer

a. Metode pengamatan langsung (observasi)

Metode pengamatan langsung di lapangan selama ± 1 ½ bulan pada

Proyek Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga – Mutalib Dg.

Narang Kab. Gowa

b. Metode interview (wawancara / diskusi).

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 3

Metode pengambilan data dengan cara menanyakan langsung pada pihak -

pihak yang bertanggung jawab di lapangan pada saat pelaksanaan proyek

sedang berlangsung.

2. Pengambilan Data Sekunder

Berupa pengambilan data langsung mengenai proyek tersebut di kantor

CV. Faiz Karya – PT. Tristar Mandiri, baik gambar atau pun hasil uji

laboratorium.

E. Sistematika Penulisan

Ada beberapa aspek kegiatan yang termasuk pokok-pokok penulisan pada

laporan ini, yaitu :

Bab I Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

B. Maksud dan tujuan

C. Batasan masalah

D. Metode praktek kerja lapangan

E. Sistematika Penulisan

Bab II Gambaran Umum Proyek

A. Tinjauan umum proyek

B. Maksud dan tujuan proyek

C. Nama proyek

D. Lokasi proyek

E. Biaya proyek

F. Nomor Kontrak

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 4

G. Jangka waktu pelaksanaan

H. Owner / Pemilik

I. Kontraktor / Pelaksana

J. Konsultan / Pengawas

K. Hubungan kerja pelaksanaan proyek

L. Struktur Organisasi

Bab III Pelaksanaan Pekerjaan

A. Tinjauan umum

B. Ruang Lingkup

C. Sumber daya

D. Pelaksanaan pekerjaan

E. Metode Pekerjaan

Bab IV Masalah dan Pemecahannya

A. Tinjauan Umum

B. Masalah dan Pemecahannya

Bab V Penutup

A. Memuat tentang kesimpulan

B. Memuat tentang saran

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 5

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Tinjauan Umum Proyek

Jaringan jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat

penting sebagai penunjang berhasilnya berbagai faktor pembangunan. Proyek

Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga – Mutalib Dg. Narang Kab. Gowa

merupakan pembangunan sarana transportasi yang dapat memberikan pelayanan

bagi kegiatan masyarakat di masa kini dan yang akan datang.

Untuk menentukan kelayakan suatu sarana transportasi darat ditingkatkan

atau dibangun, sangatlah ditentukan oleh berbagai aspek seperti ekonomi, sosial

budaya, politik, dan yang lebih penting lagi adalah fungsi dari jalan tersebut.

Melalui Proyek Proyek Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga –

Mutalib Dg. Narang Kab. Gowa diharap dapat memperlancar arus kendaraan baik

itu dari arah Kota Makassar ataupun dari daerah-daerah lain sehingga potensi-

potensi sumber daya ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya dapat meningkat.

Dengan adanya pembangunan jalan ini berarti memberikan arti yang

sangat besar bagi masyarakat untuk memperlancar arus mobilitas kendaraan dan

manusia sehingga kemacetan dan waktu tempuh dapat di minimalisir

B. Maksud dan Tujuan Proyek

Pada umumnya pembangunan / peningkatan sarana jalan dimaksudkan

untuk memperlancar dan meningkatkan serta percepatan pembangunan bidang

kehidupan masyarakat. Melalui pembangunan / peningkatan sarana jalan berarti

membuka isolasi daerah dan masyarakat di suatu kawasan yang dilalui oleh jalan

tersebut.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 6

Dengan terbukanya isolasi suatu daerah dan masyarakat berarti memberi

kemungkinan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tersebut karena arus

informasi, transportasi dan komunikasi akan lebih lancar. Berdasarkan

pertimbangan tersebut di atas, maka pemerintah menganggap perlu untuk

mengadakan Proyek Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga – Mutalib Dg.

Narang Kab. Gowa mengingat kondisi jalan yang ada sekarang memerlukan

rehabilitas, ditinjau dari segi konstruksi terhadap kondisi yang ideal dan

perkembangan mobilitas kendaraan.

Dengan melihat kondisi yang demikian maka proyek ini diharapkan dapat

meningkatkan pelayanan dan struktur dari jalan yang lama. Disamping itu Proyek

Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga – Mutalib Dg. Narang Kab. Gowa

ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan pelayanan sehingga memberikan kenyamanan dan

keamanan bagi para pemakai jalan.

2. Dengan selesainya pembangunan prasarana jalan ini otomatis waktu

perjalanan lebih singkat antara Kota Makassar dan Kabupaten lainnya.

C. Nama Proyek

Nama proyek ini adalah Proyek Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg.

Bunga – Mutalib Dg. Narang Kab. Gowa.

D. Lokasi Proyek

Lokasi pada proyek yaitu Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga – Mutalib Dg. Narang

Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

E. Biaya Proyek

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 7

Biaya total proyek sebesar Rp. 4.472.004.756,-. ( Empat Milyar Empat Ratus

Tujuh Puluh Dua Juta Empat Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Enam Rupiah ).

F. Nomor Kontrak

602.2/2090/DBM

G. Jangka Waktu Pelaksanaan

Berdasarkan persetujuan kontrak maka waktu pelaksanaan proyek 145 hari

kalender, di mulai tanggal 15 Juni 2015

H. Owner / Pemilik

Owner / Pemilik adalah perorangan atau suatu badan/ instansi yang

menugaskan atau atas namanya menugaskan perencana, pelaksana dan pengawas

proyek. Adapun yang bertindak selaku pemilik proyek adalah Kementrian

Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, dalam hal ini Pelaksana Teknis

Kegiatan Layanan Teknis Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan

Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun tugas dan tanggung jawab

pemilik proyek adalah sebagai berikut :

1. Mengambil keputusan terakhir yang mengikat

mengenai pembangunan proyek.

2. Mengambil keputusan terakhir tentang penunjukan

kontraktor.

3. Menandatangani Surat Perintah Kerja ( SKP ) dan

surat perjanjian dengan kontraktor.

4. Mengesahkan dokumen pembayaran kontraktor.

5. Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan.

6. Menyetujui atau menolak pekerjaan tambah / kurang.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 8

7. Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan.

I. Kontraktor / Pelaksana

Kontraktor/Pelaksana adalah badan hukum yang menpunyai tenaga ahli

atau keahlian serta peralatan lengkap, untuk mengusahakan dan melaksanakan

pekerjaan bangunan untuk orang lain/jasa atas dasar pembayaran, seperti yang

telah ditetapkan, yang bertindak sebagai pelaksana pada proyek ini adalah PT.

Mitra Bahagia Utama. Hak dan kewajiban dari kontraktor, adalah :

1. Melaksanakan suatu pekerjaan yang diberikan oleh owner

(pemberi pekerjaan).

2. Bertanggung jawab atas pelaksana konstruksi hingga selesai

sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syaratnya.

3. Berhak menerima pembayaran dari Owner sesuai dengan hasil

kerja yang dihasilkan.

J. Konsultan / Pengawas

Konsultan / Pengawas adalah perorangan atau suatu badan instansi yang

bertugas mengawasi pelaksanaan suatu proyek. Adapun yang bertindak sebagai

pengawas pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga

– Mutalib Dg. Narang Kab. Gowa adalah CV. Fais Karya - PT. Wesitan

Konsultasi Pembangunan, JO.

Adapun tugas dan tanggung jawab dari pengawas, adalah:

1. Mengawasi pekerjaan sesuai dengan gambar rencana.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 9

2. Menyetujui perubahan–perubahan serta penyesuain di lapangan selama

pelaksanaan atas dasar persetujuan bersama.

3. Memuat laporan harian dan bulanan atas dasar kemajuan pekerjaan.

4. Mengawasi kecepatan waktu penyelesaian.

K. Hubungan Kerja Pelaksanaan Proyek

1. Hubungan Owner dan Kontraktor

Pemilik proyek dalam hal ini menawarkan gambar kerja kepada

kontraktor untuk direalisasikan dan menyediakan dana seperti yang

tercantum dalam RAB serta membuat kontrak perjanjian. Pemilik proyek

juga harus menyediakan segala sesuatu yang diperlukan sehingga proyek

dapat rampung sesuai dengan rencana dan waktu yang telah di tentukan.

2. Hubungan Owner dan Pengawas

Kontraktor dan Konsultan bersama-sama bertanggung jawab atas

pelaksanaan, yaitu menekan biaya dan waktu pelaksanaan proyek sehingga

proyek dapat selesai sesuai dengan biaya dan waktu yang telah ditentukan.

Pemilik proyek wajib menyediakan dana / biaya pengawasan.

Adapun bagan hubungan kerjasama antara Owner, Konsultan dan

Kontraktor adalah sebagai berikut:

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 10

O W N E R

KONTRAKTORKONSULTAN

Ket :Garis KomandoGaris Koordinasi

Gambar Bagan Hubungan Kerja

Gambar 1. Bagan Hubungan Kerja

L. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Konsultan

Gambar 2. Struktur Organisasi Konsultan

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 11

Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

Gambar 3. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 12

SITE MANAGER

KHAERUL

QUALITY ENGINEER

BAKRI

PELAKSANA 1

UDIN

PELAKSANA 2

ANSHARULLAH, ST

BAB III

PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Tinjauan Umum

Proyek Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga – Mutalib Dg.

Narang Kab. Gowa pada pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dari tanggal 15

Juni – 20 November 2015 yang kami laksanakan di Kabupaten Gowa,

dilaksanakan karena kepadatan arus lalu lintas pada jalan tersebut tinggi.

Perkerasan jalan yang digunakan pada proyek ini adalah perkerasan jalan

dengan menggunakan Rigid Pavement sebagai bahan perekat. Secara umum

keadaan jalan yang akan dikerjakan merupakan jalan yang sudah pernah

mengalami perkerasan jalan sebelumnya.

Oleh karena ruas jalan ini merupakan jalan di mana perkembangan

ekonomi masyarakat bergantung pada kelancaran arus barang dan manusia,

sehingga dengan adanya proyek ini maka diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan structural dari poros jalan tersebut dengan cara perkerasan jalan

dalam rangka peningkatan kegiatan ekonomi Sulawesi Selatan kedepannya.

B. Lingkup Pekerjaan

Proyek Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga – Mutalib Dg.

Narang Kab. Gowa merupakan proyek yang sifatnya melaksanakan pekerjaan

fisik pada badan jalan yang dimaksudkan untuk meningkatkan mutu jalan demi

kelancaran dari pelayanan bagi pemakai jalan. Berdasarkan tanggal kontrak

Proyek ini berjalan sejak tanggal 15 Juni 2015 sampai tanggal 20 November

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 13

2015 (135 hari kalender) dan masa pemeliharaan terhitung 180 hari kalender .

Sedangkan PKL (praktek kerja lapangan) kami mulai dilaksanakan mulai 21

September 2015 sampai 29 Oktober 2015. Adapun Pelaksanaan pada pelebaran

jalan ini, meliputi

DIV. I UMUM

1. Mobilisasi

2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

3. Pengamanan Lingkungan Hidup

DIV. II DRAINASE

1. Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air

2. Pasangan Batu dan Mortar

DIV. III PEKERJAAN TANAH

1. Penyiapan Badan Jalan

DIV. IV PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

1. Urugan Pilihan

DIV. V PERKERASAN BERBUTIR

1. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

2. Lapisan Pondasi Bawah Beton Kurus

3. Perkerasan Beton Semen

DIV. VII STRUKTUR

1. Pasangan Batu

DIV. VIII PENGEMBALIAN KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR

1. Marka Jalan Termoplastik

DIV. IX PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 14

1. Pemeliharaan Rutin Perkerasan

2. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan

3. Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan

C. Sumber Daya

1. Bahan

Semen

a. Semen harus merupakan semen portland jenis I, II atau III sesuai dengan

AASHTO M 85.

b. Kecuali diperkenankan lain, maka hanya produk dari satu pabrik atau satu

jenis merk semen portland tertentu yang harus digunakan di proyek.

Air

Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan atau penggunaan-

penggunaan tertentu lainnya harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang

merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan

organik. Air harus diuji sesuai dengan dan harus memenuhi persyaratan

AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum dapat dipakai dengan

tanpa pengujian.

Persyaratan Gradasi Agregat

a. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan yang

diberikan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini

dapat tidak ditolak asalkan Kontraktor dapat menunjukkan bahwa

persyaratan yang dirinci dalam Butir dapat dipenuhi jika menggunakan

bahan-bahan tersebut.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 15

b. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel

terbesar tidak lebih besar dari pada ¾ jarak bersih minimum antara

batang tulangan atau antara batang tersebut dengan acuan atau antara

batasan-batasan ruang lainnya dimana pekerjaan beton harus

ditempatkan.

Sifat Agregat

a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih

dan keras yang diperoleh dari pemecahan batu, atau dengan menyaring

dan mencuci (bila perlu) kerikil dan pasir sungai.

b. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti yang dirinci

dalam AASHTO T21 bila diambil contoh dan diuji sesuai dengan

ketentuan BS CP 114 dan prosedur AASHTO yang relevan.

c. Agregat yang berupa bahan-bahan yang berukuran sama yang berasal

dari berbagai sumber harus ditimbun dalam timbunan terpisah dan

hanya boleh digunakan dalam struktur yang terpisah.

Bahan Tambah (Additive)

Penggunaan plastisator, bahan-bahan tambah untuk mengurangi air atau

bahan tambah lainnya, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu. Jika

digunakan, bahan yang bersangkutan harus memenuhi AASHTO M 154

atau M 194. Bahan tambahan yang bersifat mempercepat dan yang

mengandung Calcium Chlorida tidak boleh digunakan.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 16

Membran Kedap Air

Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang

kedap setebal 125 mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan

membran harus kedap air sepenuhnya waktu beton dicor. Lapisan bawah

yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan beton

bertulang yang menerus.

Tulangan Baja

a. Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja atau

batang baja berulir sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana.

b.  Baja tulangan harus merupakan batang baja polos atau berulir grade

U24 atau batang berulir grade U40 sesuai dengan persyaratan Sll 0136-

84, kecuali jika disetujui lain atau diperlihatkan lain dalam Gambar

Rencana.

c.  Tulangan anyaman kawat baja harus memenuhi persyaratan-persyaratan

AASHTO M 55. Tulangan ini harus disediakan dalam bentuk lembaran-

lembaran datar dan merupakan jenis yang disetujui.

d.  Batang baja harus memenuhi persyaratan AASHTO M 54. Bagian-

bagiannya harus berukuran dan berjarak antara sebagaimana

diperlihatkan dalam Gambar Rencana.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 17

e.  Batang baja untuk Ruji (Dowel) harus berupa batang bulat biasa sesuai

dengan AASHTO M 31. Batang dowel berlapis plastik yang memenuhi

AASHTO M 254 dapat digunakan.

f. Batang pengikat (Tie bar) harus berupa batang baja berulir sesuai

dengan AASHTO M 31.

Bahan-bahan untuk Sambungan

a. Bahan-bahan pengisi siar muai harus sesuai dengan persyaratan-

persyaratan AASHTO M 153 atau M 213. Bahan-bahan tersebut harus

dilubangi untuk dilalui dowel-dowel sebagaimana diperlihatkan dalam

Gambar Rencana. Bahan pengisi untuk setiap sambungan harus disediakan

dalam bentuk satu kesatuan utuh untuk tebal dan lebar penuh yang

diperlukan untuk sambungan yang bersangkutan kecuali jika diijinkan lain.

Di mana ujung-ujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-ujung

tersebut harus diikat satu sama lainnya dan dipertahankan dengan kokoh dan

tepat ditempatnya dengan jepitan kawat (stapling) atau penyambung /

pengikat yang baik lainnya.

b. Bahan penutup sambungan (joint sealant) harus berupa Expandite

Plastic, senyawa gabungan bitumen karet Grade 99 yang dituangkan dalam

keadaan panas, atau bahan serupa yang disetujui. Bahan sambungan harus

sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat bahan yang bersangkutan.

2. Tenaga kerja

a. General Superintendent

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 18

b. Site Manager

c. Quality Engineer

d. Quantity Engineer

e. Koordinator Teknik

f. Safety Management

g. Administrasi

h. Surveyor

i. Supervisi

j. Logistic/ Equipment

k. Operator

l. Pelaksana

m. Kepala Tukang

n. Tukang

o. Tenaga Harian

3. Alat-alat yang digunakan

Untuk memperlancar pelaksanaan pekerja di lapangan, tentu tidak lepas

dari penyediaan alat – alat pekerjaan. Dalam Proyek ini digunakan alat –

alat kerja antara lain :

a. Concrete Mixer ( Molen )

Untuk mengadukkan beton harus menggunakan alat pengaduk

concrete mixer. Pada proyek ini menggunakan beton dengan mutu K-

350 untuk pengecoran rigid dan beton dengan mutu K-125 untuk

pengecoran lean concrete. Karena keterbatasan alat, dan beton yang

dibutuhkan dalam jumlah besar maka perusahaan yang bersangkutan

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 19

memilih untuk membeli beton siap pakai (yang telah diaduk) dari

beberapa perusahaan pengelola beton yang juga berada dalam lokasi

Proyek Bandara Kuala Namu.

b. Truck dan Grobak Dorong

Alat ini digunakan untuk mengangkut bahan – bahan seperti pasir,

batu, besi atau baja, baut serta bahan – bahan lain yang diperlukan

untuk berada disekitar lokasi sesuai dengan kapasitas dan

kemampuaannya.

c. Alat Pemotong Besi

Alat ini digunakan untuk memotong besi tulangan sesuai dengan

ukuran yang telah ditentukan.

d. Alat pembengkok Besi Tulangan

Alat ini digunakan untuk membengkokkan besi tulangan sesuai

dengan ukuran yang telah ditentukan.

e. VibratorRoller

Untuk mencegahnya timbulnya rongga-rongga kosong pada adukan

beton, maka adukan beton harus dipadatkan. Pemadatan dilakukan

dengan 2 (dua) cara yaitu :

1) Merojok dan menumpuk atau memukul – mukul cetakan dengan besi

atau kayu (non mekanis)

2) Memadatkan dengan cara mekanis yaitu Vibrator. Bila pemadatan

menggunakan vibrator, harus memperhatikan hal-hal  sebagai

berikut:

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 20

- Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan beton secara

vertikal pada keadaan khusus boleh dimiringkan sampai 450.

- Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah

horizontal, karena akan menyebabkan pemisahan bahan.

- Jarum penggetar tidak boleh bersentuhan dengan tulangan beton,

untuk menjaga agar tulangan tidak bergeser dari betonnya.

- Untuk beton tebal penggetaran dilakukan berlapis-lapis dan setiap

lapis 30 cm sampai 50cm.

- Jarum pengetar di tarik secara pelan-pelan, bila adukan beton sudah

nampak mengkilat (air semen memisah dari agregat) alat penggetar

ditarik.

- Jarak antara pemasukan jarum penggetar harus dipilih sehingga

daerah-daerahnya saling menutupi.

f. Mesin Pompa.

Alat ini digunakan untuk menghisap sisa air pada pipa baja dan

mengurangi kelebihan air pada tapak pilar sebelum pengecoran.

g. Waterpass

Digunakan untuk mengukur elevasi tanah untuk dapat melakukan

pekerjaan pengecoran lean concrete sebelum pengecoran rigid

dilakukan.

h. Excavator

Setelah dilakukan pengukuran elevasi dengan menggunakan

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 21

waterpass, maka dilakukan pengerukan, penimbunan dan meratakan

tanah dengan menggunakan escafator.

i. Paku

j. Tali

k. Martil

l. Slang

m. Sendok spesi

D. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Pekerjaan Umum

Pekerjaan umum meliputi :

a. Pembuatan Papan Proyek

Sebagai langkah awal persiapan,maka perlu dibuat suatu

proyek yang tujuannya agar orang dapat mengetahui nama dan proyek

yang sedang dikerjakan dan pemasangan papan proyek ini ditempatkan

pada titik awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan.

Dalam papan proyek ini berisi tentang :

1) Nama proyek

2) Lokasi proyek

3) Biaya proyek

4) Sumber dana proyek

5) Masa kontrak

6) Nama pemilik proyek, pengawas proyek, pelaksana proyek

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 22

7) Dan lain-lain

b. Pembuatan Base Camp

Salah satu tanggung jawab kontraktor adalah menyiapkan

fasilitas yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan selama proyek

berlangsung dalam hal ini Base Camp..

c. Pengukuran Awal / Shop Drawing

Pengukuran awal ini dilakukan oleh pihak kontraktor dengan

diawasi oleh pengawas lapangan untuk menentukan jarak panjang dan

lebar bahu jalan setiap stasiun (Sta) di sepanjang jalan yang akan

dikerjakan.

Pengukuran ini dimaksudkan untuk membandingkan volume

pekerjaan yang ada pada kontrak penawaran dengan volume di

lapangan.

2. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan

a. Urugan Pilihan

1) Wheel Loader memuat kedalam Dump Truck.

2) Dump Truck mengangkut dari quarry ke lapangan.

3) Material dihampar dengan menggunakan Motor Grader.

4) Hamparan material disiram air dengan Water tank Truck (sebelum

pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan

Vibrator Roller.

5) Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapikan tepi

hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 23

3. Pekerjaan Berbutir

a. Lapis Pondasi Agregat Kelas B

1) Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat kedalam Dump

Truck di Base Camp

2) Dump Truck mengangkut Agregat kelokasi pekerjaan dan dihampar

dengan Motor Grader.

3) Dump Truck mengangkut Agregat kelokasi pekerjaan dan dihampar

dengan Motor Grader

4) Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi

hamparan dan level permukaan dengan menggunakan Alat Bantu.

b. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

1) Lantai kerja dicor di atas tanah yang telah ditimbun/digali

berdasarkan elevasi yang telah direncanakan.

2) Setelah pekerjaan timbun/gali selesai akan dilanjutkan dengan

pekerjaan Lean Concrete (lantai kerja) setebal 10 cm dengan beton

K-125. Pekerjaan ini memerlukan ketelitian dalam hal kerataan dan

elevasi harus diperhatikan. Lean concrete akan menentukan kualitas

pekerjaan beton rigid diatasnya.

3) Material lean concrete akan disuplai dari baching plant dalam bentuk

ready mix yang diangkut ke lapangan dengan menggunakan truck

mixer

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 24

4) Pekerjaan penghamparannya akan dilakukan dengan menggunakan

tenaga manusia (pekerja). Untuk menjaga kerataan disiapkan

Straight Edge agar tidak ada gelombang

c. Pekerjaan Beton Semen

1) Pertama-tama yang harus diperhatikan adalah segregasi dan

bleeding. Untuk menghindari terjadinya segregasi dan bleeding, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penuangan beton.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

- Campuran yang akan dituangkan harus ditempatkan sedekat

mungkin dengan cetakan akhir untuk mencegah segregasi karena

penanganan kembali atau pengaliran adukan.

- Pembetonan harus dilaksanakan dengan kecepatan penuangan

yang diatur sedemikian rupa sehingga campuran beton selalu

dalam keadaan plastis dan dapat mengalir dengan mudah ke

dalam rongga di antara tulangan.

- Campuran beton yang telah mengeras atau yang telah terkotori

oleh material asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.

Campuran beton yang setengah mengeras atau telah mengalami

penambahan air tidak boleh dituangkan, kecuali telah disetujui

oleh pengawas ahli.

- Setelah penuangan campuran beton dimulai, pelaksanaan harus

dilakukan tanpa henti hingga diselesaikan penuangan suatu panel

atau penampang, yang dibentuk oleh batas-batas elemennya atau

batas penghentian penuangan yang ditentukan, kecuali diizinkan

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 25

atau dilarang dalam pelaksanaan siar pelaksanaan (construction

joint).

- Permukaan atas dari acuan yang diangkat secara vertical pada

umumnya harus terisi rata dengan campuran beton.

2) Sama halnya dengan lean concrete, pengecoran beton kaku K-350

dilakukan dengan tenaga manusia dan material beton rigid disuplai

dari baching plant dalam bentuk ready mix yang diangkut ke

lapangan dengan menggunakan truck mixer dan dicor setebal 25 cm

yang diletakkan di atas lean concrete yang sebelumnya telah

dipasang penulangan.

3) Apabila spesi beton dituang dalam bekisting maka diantara dinding

dan spesi beton didalam campuran spesi beton sendiri terdapat

banyak udara. Ruang kosong ini sangat merugikan bagi kualitas

beton. Karenanya spesi beton yang baru dicor harus dipadatkan.

4) Metode pemadatan beton rigid yang dilaksanakan pada proyek ini

adalah pemadatan mekanis yaitu dengan menggunakan vibrator. Hal

– hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian vibrator adalah :

- Pada tempat – tempat yang dekat jaraknya dilakukan dengan

waktu getar yang pendek tidak boleh lebih dari 5 detik untuk satu

titik.

- Masukkan alat penggetar dengan arah tegak lurus.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 26

- Bila tampak permukaan agak licin, tarik perlahan – lahan

sehingga lubang yang ditinggalkan akan menutup dengan

sendirinya

- Jangan sampai menggetarkan konstruksi tulangan.

- Hindarkan singgungan alat penggetar dengan bekisting.

5) Pada prinsipnya pembongkaran bekisting dilakukan dengan

ketentuan – ketentuan yang terdapat dalam peraturan PBI-1971.

Adapun ketentuan – ketentuannya adalah sebagai berikut :

- Untuk bekisting bagian struktur hanya boleh dibongkar setelah

mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan

beban – beban pelaksanaan yang bekerja padanya selama

pembangunan. Cetakan dapat dibongkar setelah beton berumur 3

minggu atau menurut ketentuan lain.

- Bekisting harus tetap dipasang selama paling sedikit 8 jam

setelah penghamparan beton.

- Setelah acuan dibongkar, permukaan beton yang terbuka harus

segera dirawat.

4. Perawatan Baton

Setelah pengecoran beton selesai, beton perlu dirawat agar mutu

beton tidak berubah atau berkurang. Perawatan beton dimaksudkan untuk

mencegah pengerasan bidang – bidang beton secara mendadak akibat terik

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 27

matahari. Pengerasan mendadak dapat menimbulkan retak – retak pada

permukaan beton, karena beton belum meningkat secara sempurna.

Beton yang telah dicor harus dicurring dengan Curring Compound

eks. Fosroc segera setelah pekerjaan pembuatan alur (grooving)

dilaksanakan, untuk menjaga kelembaban air sering digunakan karung

goni atau geoteksil non wovan dan disiram berulang – ulang dan karung

harus selalu dalam kondisi basah. Proses curring ini dilakukan sampai

kekuatan beton memenuhi syarat penelitian laboratorium yang biasanya

sampai 7 hari setelah pengecoran.

Adapun cara perawatan beton adalah :

a. Beton yang belum kering / harus dilindungi dari aliran air dan peralatan

yang merusak beton.

b. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas langsung, sehingga tidak

terjadi penguapan yang terlalu cepat.

c. Beton harus dilindungi dari hujan yang bisa merusak ikatan beton.

5. Pengendalian Mutu Di Lapangan

a. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability). Satu atau lebih pengujian

“slump”, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang dihasilkan.

b. Pengujian Kuat Tekan. Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang

dari 1 pengujian kuat tekan untuk setiap 60 m3 beton yang dicor. Setiap

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 28

pengujian harus termasuk 3 contoh yang identik untuk diuji pada umur

3, 7 dan 28 hari. Tetapi bila jumlah beton yang dicor dalam satu hari

memberikan kurang dari 5 contoh untuk diuji, maka contoh-contoh

harus diambil dari 5 takaran yang dipilih secara acak. Contoh pertama

dari contoh-contoh ini harus diuji pada umur 3 hari disusul dua oleh

pengujian lebih lanjut pada umur 7 dan 28 hari.

c. Pengujian Tambahan. Kontraktor harus melaksanakan pengujian

tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau

campuran atau pekerjaan beton akhir, pengujian tambahan tersebut

meliputi :

1) Pengujian yang tidak merusak menggunakan “sclerometer” atau

perangkat penguji lainnya.

2) Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton.

3) Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan secara khusus.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 29

BAB IV

MASALAH DAN PEMECAHANNYA

A. Tinjauan Umum

Pada umumnya semua pekerjaan yang dilakukan pasti akan mendapatkan

masalah. Masalah yang timbul dalam pekerjaan yaitu masalah yang timbul karena

faktor instansi terkait, faktor masyarakat, dan faktor lalu lintas. Masalah-masalah

tersebut dapat menimbulkan kerusakan/kerugian dan keterlambatan terhadap

progres pekerjaan yang dinginkan. Untuk itu perlu diperhitungkan masalah-

masalah yang akan terjadi pada pekerjaan agar dapat meminimalisir masalah-

masalah yang akan terjadi sehingga pekerjaan dapat mencapai hasil yang

diinginkan.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 30

B. Masalah dan Pemecahannya

1. Faktor Instansi Terkait

- Lemahnya pengawasan dari konsultan pengawas sehingga

menyebabkan progres pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.

- Pemecahan masalahnya adalah konsultan pengawas seharusnya

bekerja lebih professional dan harus selalu berada di lapangan.

2. Faktor Masyarakat

- Masalah yang terjadi akibat faktor masyarakat, yaitu pembebasan

lahan karena tidak setuju dengan harga yang ditawarkan oleh

pemerintah kepada warga/masyarakat tersebut.

- Pemecahan masalahnya adalah melakukan negosiasi dengan

warga/masyarakat, mengalihkan sebagian dana pekerjaan ke site

development. Atau bernegosiasi dengan intansi kemasyarakatan atau

tokoh-tokoh masyrakat.

3. Faktor lalu lintas

- Permasalahan yang terjadi akibat padatnya lalu lintas yang hilir mudik

pada saat pekerjaan berlangsung sehingga menghambat pekerjaan.

- Pemecahan masalahnya adalah seharusnya instansi terkait menyiapkan

orang-orang yang khusus mengatur lalu lintas pada pekerjaan tersebut

dan memaksimalkan sosialisasi pada masyarakat sekitar agar pekerjaan

dapat dikerjakan semaksimal mungkin.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 31

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan Pada Proyek

Pembangunan Jalan Ruas Mustafa Dg. Bunga – Mutalib Dg. Narang Kab.

Gowa.

Dalam pelaksanaan suatu proyek, kerjasama dan koordinasi antar pihak

kontraktor, pihak konsultan, dan pihak pimpinan proyek harus terjalin

dengan baik. Demikian pun dalam tubuh kontraktor, setiap personil

harus menciptakan suasana kerja yang tentram dan menjadi satu team

work yang baik.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 32

Tidak sesuainya waktu yang telah ditentukan dalam Time Schedule

sehingga pekerjaan terhambat yang disebabkan beberapa faktor seperti

faktor cuaca, lingkungan dan teknis.

B. Saran

Sebelum melakukan suatu pekerjaan proyek maka terlebih dahulu

melakukan persiapan yang akan dibutuhkan dalam proyek seperti alat

berat, material, dan kondisi lapangan sehingga tidak menghambat

proses pekerjaan.

Subandi / 312 13 008Rijal Januari Utomo / 312 13 020 Jurusan Teknik Sipil – PNUP 33