LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN …

LAPORAN KEMAJUAN

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

DANA BOPTN 2015

PILOT SCALE PENGOLAHAN AIR TANAH

DI KECAMATAN RUNGKUT, SURABAYA

Ketua:

Ipung Fitri Purwanti, S.T., M.T., Ph.D./ 0014117107

Anggota:

Bieby Voijant Tangahu, S.T., M.T., Ph.D./ 0018087106

Prof. Dr. Ir. Sarwoko Mangkoedihardjo, Msc.ES./ 0024085408

Harmin Sulistyaning Titah, S.T., M.T., Ph.D./ 002305750

Welly Herumurti, S.T., M.Sc./ 0023128103

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2015

iii

RINGKASAN

Hasil uji laboratorium Badan Lingkungan Hidup, menunjukkan air bersih Kota Surabaya

yang masih memenuhi baku mutu hingga tahun 2008 mencapai 97,5% dan menurun pada

tahun 2009 (58,2%). Salah satu kecamatan yang ada di Surabaya yakni Kecamatan Rungkut

mencukupi kebutuhan air sehari-hari menggunakan air sumur atau air tanah. Masyarakat

merasa air sumur tersebut tidak layak di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Hal ini

disebabkan kualitas air sumur yang tidak memenuhi standar kualitas air bersih.

Melalui Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini, diupayakan untuk membantu masyarakat

Rungkut dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya. Upaya yang akan dilakukan diawali dengan

melakukan dengar pendapat, sampling air tanah di beberapa titik, dan menguji kualitas air

tanah. Hasil kualitas air tanah yang didapatkan akan digunakan untuk membuat unit pengolahan

air bersih yang dapat dioperasionalkan secara sederhana oleh masyarakat.

Kata Kunci : Kualitas air tanah, Kecamatan Rungkut, Pengolahan air bersih

iv

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahNya

Laporan Kemajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Dana BOPTN 2015 dengan judul “Pilot

Scale Pengolahan Air Tanah di Kecamatan Rungkut, Surabaya” dapat diselesaikan dengan

baik.

Laporan Kemajuan ini memberikan gambaran mengenai pelaksanaan penelitian pada

tahap pendahuluan yaitu pelaksanaan dengar pendapat, sosialisasi terhadap masyarakat dan

penentuan lokasi sampling air tanah. Pelaksanaan tahapan telah mencapai sampling air tanah

pada 5 lokasi peneltian. Hasil uji kualitas dari masing-masing sample nantinya akan digunakan

untuk menentukan dan membuat alat pengolahan air tanah sederhana. Diuraikan dengan jelas

pada Laporan Kemajuan ini diantaranya tujuan yang hendak dicapai, pustaka yang mendukung

penelitian ini, lokasi sampling yang dipilih, hingga hasil penelitian laboratorium untuk tiap sample

air tanah di setiap lokasi.

Semoga Laporan Kemajuan ini dapat menjadi acuan dalam menentukan langkah

penelitian ke depan hingga tercipta sebuah alat pengolahan air tanah sederhana. Diharapkan

pula, laporan kemajuan ini dapat berguna bagi penelitian-penelitian yang terkait dengan air

tanah berikutnya.

v

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................................... i

Ringkasan .............................................................................................................................. ii

Prakata .................................................................................................................................. iii

Daftar Isi ................................................................................................................................ iv

Daftar Gambar ....................................................................................................................... vi

Daftar Tabel ........................................................................................................................... vii

Daftar Lampiran ..................................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Tujuan, Manfaat dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan ......................................... 2

1.3 Target Luaran ........................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 3

2.1 Air Baku .................................................................................................................... 3

2.2 Air Permukaan .......................................................................................................... 3

2.3 Air Tanah .................................................................................................................. 3

2.4 Syarat Air Baku. ........................................................................................................ 4

2.5 Air Minum .................................................................................................................. 4

2.6. Standar Kualitas Air Minum ...................................................................................... 4

2.7 Pengolahan Air Bersih Secara Konvensional ............................................................ 5

2.8 Pengolahan Air Sederhana ....................................................................................... 6

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH ................................................................................. 9

BAB IV KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DI KECAMATAN RUNGKUT ................. 11

4.1 Dengar Pendapat ...................................................................................................... 11

4.2 Sosialisasi Kegiatan .................................................................................................. 11

4.3 Pengambilan Sampel Air Tanah ................................................................................ 12

4.4 Hasil Uji Kualitas Air Tanah ....................................................................................... 15

BAB V RENCANA TAHAPAN ................................................................................................ 16

5.1 Penelitian yang Telah Dilaksanakan ......................................................................... 16

5.2 Penelitian Tahap Selanjutnya .................................................................................... 16

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 18

6.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 18

vi

6.2 Saran ........................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 19

Lampiran ................................................................................................................................ 20

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Lokasi Kecamatan Rungkut di Kota Surabaya ........................................... 9

Gambar 3.2 Peta Kecamatan Rungkut .................................................................................. 10

Gambar 4.1 Lokasi Pengambilan Sampel Kelurahan Wonorejo RW 01 ................................. 13

Gambar 4.2 Lokasi Pengambilan Sampel Kelurahan Medokan Ayu RW 09 ........................... 13

Gambar 4.3 Lokasi Pengambilan Sampel Kelurahan Rungkut Kidul RW 01 .......................... 13




Gambar 5.1 Diagram Alir Pembuatan Alat Pengolah Air Tanah ............................................. 17

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Air Minum Permenkes RI No. 416 Tahun 1990 ......................................... 5

Tabel 4.1 Hasil Uji Kualitas Air Tanah untuk Tiap Lokasi ....................................................... 15

Tabel 5.1 Jadwal Kegiatan ..................................................................................................... 16

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Pelaksanaan Dengar Pendapat dan Sosialisasi ............................. 20

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Sampling Air Tanah ........................................................ 23

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air bersih adalah salah satu kebutuhan vital bagi umat manusia. Setiap hari, air bersih

dibutuhkan untuk minum, masak, mandi, cuci dan keperluan lainnya. Dengan penggunaan air

yang bersih, manusia dapat terhindar dari beberapa jenis penyakit. Air bersih juga banyak

dibutuhkan oleh industri. Air bersih dibutuhkan sebagai bahan baku industri maupun kebutuhan

lain dalam industri tersebut. Namun, jumlah air bersih makin lama makin berkurang seiring

dengan banyaknya pencemaran yang terjadi.

Pencemaran air banyak terjadi di lingkungan sekitar. Karena terlalu banyaknya jumlah

pencemar, maka alam kehilangan kemampuan untuk memulihkan ke kondisi semula. Hilangnya

kemampuan alam inilah yang menyebabkan semakin langkanya jumlah air bersih yang tersedia

di alam secara bebas. Pencemaran air diakibatkan oleh banyak faktor. Faktor yang banyak

berpengaruh terrhadap pencemaran adalah masuknya sampah, zat organik dan zat anorganik

ke badan air.

Air yang tercemar dapat menimbulkan banyak masalah bagi umat manusia. Masalah

kesehatan adalah gangguan utama yang dapat muncul akibat penggunaan air yang tercemar.

Masalah lain seperti masalah ekonomi dan estetika juga dapat timbul akibat tercemarnya air.

Masalah kesehatan yang paling sering muncul akibat penggunaan air tercemar adalah diare dan

penyakit kulit. Karena banyaknya gangguan yang dapat ditimbulkan, maka masalah

pencemaran air harus segera diselesaikan.

Kecamatan Rungkut merupakan wilayah yang berada di pantai timur Surabaya.

Kecamatan rungkut berada di sekitar kawasan industri Rungkut. Seiring dengan pesatnya

pembangunan industri di wilayah ini, keberadaan air bersih selalu menjadi masalah. Masalah air

bersih banyak dirasakan oleh masyarakat yang pendapatannya tidak mencukupi untuk

pengadaan air bersih PDAM. Air tanah yang dimiliki oleh warga berada dalam kondisi tercemar

limbah industri. Air yang tercemar ini masih digunakan oleh masyarakat untuk keperluan mandi,

cuci dan kebutuhan lainnya kecuali minum dan masak. Penggunaan air yang tercemar tentu

dapat mengakibatkan masalah kesehatan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena

itu, diperlukan upaya pengelolaan sumber daya air yang bersifat sederhana dan mudah

diimplementasikan pada masyarakat Rungkut. Upaya pengelolaan sumber daya air ini sangat

2

dibutuhkan guna mencegah serta meminimalisasi dampak yang muncul akibat penggunaan air

yang tercemar.

1.2 Tujuan, Manfaat dan Dampak Kegiatan yang Diharapkan

Tujuan yang akan dicapai adalah membantu masyarakat untuk mengaplikasikan

pengolahan air tanah secara sederhana. Adapun manfaat dari kegiatan ini adalah mendapatkan

kualitas air bersih yang sesuai dengan syarat kesehatan. Kegiatan ini diharapkan memberikan

dampak kepada masyarakat berupa tersedianya air bersih yang sesuai syarat kesehatan.

1.3 Target Luaran

Adapun target luaran kegiatan pemberdayaan masyarakat ini adalah terciptanya unit

pengolahan air bersih sederhana yang dapat dimanfaatkan secara komunal.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Baku

Air baku merupakan salah satu bahan dasar dalam proses pengolahan air minum.

Sumber air baku harus tersedia dalam jumlah besar agar dapat memenuhi kebutuhan air minum

daerah perencanaan. Air baku dapat diambil dari sumber – sumber yang memenuhi standard

baku mutu yang dapat diolah kemudian.

Penentuan sumber air baku untuk pengolahan harus mempertimbangkan data yang

didapat melalui penelitian secara periodik antara 5 – 10 tahun (Kawamura,1991). Hal tersebut

bertujuan agar dapat melihat dan mengevaluasi kandungan air baku.

2.2 Air Permukaan

Air permukaan merupakan air yang berada pada permukaan, contohnya sungai, rawa,

danau, dan mata air. Di Indonesia, air permukaan sangat banyak ditemukan. Namun, kualitas air

permukaan umumnya buruk terutama di Negara Indonesia. Buruknya kualitas air permukaan

disebabkan oleh kandungan-kandungan yang terdapat dalam air permukaan seperti kekeruhan,

zat organik, kadar logam berat, warna, dan lain lain yang menyebabkan air permukaan tidak

dapat langsung dikonsumsi.

Sebagai sumber air baku untuk air minum, maka air permukaan harus memenuhi

kualitas oksigen yang terlarut, pH yang sesuai, kandungan zat padat, kandungan bakteri,

kehadiran zat beracun, temperatur dan parameter lainnya. Air permukaan biasanya dijadikan

alternatif bila kuantitas atau kualitas air tanah tidak memenuhi syarat sebagai bahan baku air

minum. (Al Layla, 1978). pH yang diingkan pada air permukaan diantara 6,5 dan 8,5 untuk

menjaga kelangsungan hidup air. Air permukaan yang banyak digunakan untuk sumber air baku

pengolahan air minum adalah air sungai dan air danau.

2.3 Air Tanah

Air tanah merupakan air yang berada di lapisan kedap di bawah tanah. Kualitas air tanah

jika digunakan sebagai bahan baku pengolahan air minum jauh lebih baik daripada air

permukaan. Namun, pada perencanaan menggunakan air tanah sebagai baku mutu air minum

tidak dapat dalam jumlah yang besar. Penggunaan jumlah air tanah dalam jumlah besar dapat

merubah sistem air tanah dan dapat mengubah struktur tanah. Penggunaan air tanah hanya

4

digunakan untuk mensuplai air baku yang kekurangan sumber air baku pada kondisi tertentu,

pada kasus ini jika musim kemarau berkepanjangan.

2.4 Syarat Air Baku

Sumber air baku yang diambil harus mempertimbakan dengan ketat aspek dan syarat air

baku tersebut dapat digunakan atau tidak. Penentuan syarat air baku dengan data penelitian

sumber yang dilakukan secara periodik dan harus terus di pantau dan dievaluasi mengingat

sangat mutlak agar kandungan air baku memenuhi syarat.

Syarat air baku ada bebera aspek, diantaranya adalah aspek kualitas, kontinuitas, dan

kuantitas. Dalam aspek kualitas harus melihat seberapa banyak kandungan air yang

terkontaminasi secara fisik, kimia, mikrobiologi, dan radiologi (Kawamura,1991). Syarat fisik

diantaranya adalah suhu, rasa, bau, warna, kekeruhan, dan zat padat terlarut. Syarat kimia

diantaranya adalah pH, zat organik, dan anorganik. Syarat mikrobiologis diantaranya adalah

bakteri patogen dan sejenisnya. Syarat radiologi diantaranya adalah bebas dari paparan bahan

radioaktif.

2.5 Air Minum

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan air sehingga memenuhi syarat

atau baku mutu air tersebut layak langsung diminum. Air minum yang disuplai kepada publik

harus menyediakan keamanan dan estetika menarik air minum dan terlepas dari gangguan dan

biaya yang masuk akal (Kawamura,1991). Air minum harus memenuhi standar jika akan

dikonsumsi secara langsung. Di Indonesia, air minum yang didistribusikan dari PDAM tidak

dapat langsung dikonsumsi akibat adanya kandungan mikroorganisme yang menyebabkan

beberapa penyakit seperti diare.

2.6 Standar Kulitas Air Minum

Air minum harus memiliki standar. Standar air minum bergantung dari kebijakan

pemeritah pusat maupun pemerintah pusat (Kawamura,1991). Kebijakan standar layak air

minum melihat kondisi suatu negara yang bersangkutan.

Tahun 1974 melalu EPA mengeluarkan National Interim Primary Dringking Water

Regulations (NIPDWR) dan Maximum Contaminant Levels (MCLs) sebagai syarat untuk

kandungan bahan kimia organik maupun anorganik. Sehingga pada tahun 1977 standard ini

menjadi standar utama dalam perlindungan air minum untuk kesehatan masyarakat. Pada tahun

5

1984 peraturan tersbut diamandemen menjadi National Primary Dringking Water Regulations

(NPDWR). Dari perbuhan peraturan tersebut standar untuk kualitas air minum juga berubah

sebelum tahun 1980-an syarat lolos air minum hanya 49 kontaminan namun pada tahun 2000

menjadi 190 syarat lolos air layak minum.

Standar air minum dapat ditentukan oleh badan yang ditunjuk pemerintah lokal maupun

melihat peraturan yang ditetapkan secara global. Selain pemerintah lokal dan EPA, World

Health Organization (WHO) juga memiliki standard kulaitas air minum.

Secara umum kualitas air minum melihat aspek – aspek yang ditentukan seperti bahan

organik, mikrobiologi, bahan organik buatan, dan bahan anorganik. Seperti contoh pada

standard untuk mikrobiologi yang terkandung, syarat turbiditas air minum tidak boleh lebih dari

0,5 NTU, kandungan virus, giardia, dan total coliform harus nol.

Secara umum standard air minum sesuai Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990

dengan melihat batas minum kontaminan yang diperbolehkan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Standar Air Permenkes RI No. 416 Tahun 1990

Kontaminan Kadar Diperbolehkan

Kekeruhan Maks 5 NTU

pH

COD

Salinitas

6.5-8.5

Maks 10mg/L

Maks 1%o

Sumber : Menteri Kesehatan, 2010

Standar kulitas air minum tersebut nantinya akan menjadi acuan dasar dalam penentuan

proses pengolahan yang akan digunakan. Selain melihat itu juga, dapat menjadi perimbangan

acuan biaya yang digunakan untuk memenuhi agar kandungan air minum memenuhi syarat.

2.7 Pengolahan Air Bersih secara Konvensional

Beberapa unit bangunan yang digunakan dalam pengolahan air bersih secara

konvensional adalah sebagai berikut:

6

1. Bangunan Penyadap (Intake)

Merupakan bangunan penyadap yang berfungsi untuk mengambil air baku yang

akan diolah menjadi air bersih. Unit ini dibuat sesuai dengan kapasitas kebutuhan air

harian maksimal.

2. Bangunan Sedimentasi

Berfungsi untuk menghilangkan partikel diskrit, flokulen, dan presipitat dalam

pengolahan air dengan prinsip gravitasi. Bangunan sedimentasi ini memiliki 4 zona

diantaranya: zona inlet; zona pengendapan; zona lumpur serta zona outlet.

3. Koagulasi

Merupakan proses pembubuhan bahan kimia agar partikel tersuspensi dapat

membentuk flok dan kemudian terendapkan. Koagulan yang sering digunakan untuk

proses pengolahan adalah alumunium sulfat.

4. Flokulasi

Merupakan proses pembentukan flok setelah dibubuhi koagulan dengan cara

melakukan pengadukan lambat.

5. Filtrasi

Bakteri dan sejenisnya dapat dengan efektif dihilangkan dengan menggunakan

proses filtrasi. Selain itu filtrasi juga dapat mengurangi warna, rasa, bau, kadar besi juga

kadar mangan yang terdapat di dalam air

2.8 Pengolahan Air Sederhana

Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk mendapatkan air

bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan adalah dengan membuat

saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih air atau

saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses

penyaringan air / penjernihan air secara sederhana tersebut tidak dapat menghilangkan

sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air. Gunakan destilasi sederhana untuk menghasilkan

air yang tidak mengandung garam. Berikut beberapa alternatif cara sederhana untuk

mendapatkan air bersih dengan cara penyaringan air / penjernihan air :

7

1. Saringan Kain Katun

Pembuatan saringan air / penjernihan air dengan menggunakan kain katun

merupakan teknik penyaringan yang paling sederhana / mudah. Air keruh disaring

dengan menggunakan kain katun yang bersih. Saringan ini dapat membersihkan air dari

kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air keruh. Air hasil saringan tergantung

pada ketebalan dan kerapatan kain yang digunakan.

2. Saringan Kapas

Teknik saringan air ini dapat memberikan hasil yang lebih baik dari teknik

sebelumnya. Seperti halnya penyaringan air dengan kain katun, penyaringan dengan

kapas juga dapat membersihkan air dari kotoran dan organisme kecil yang ada dalam air

keruh. Hasil saringan juga tergantung pada ketebalan dan kerapatan kapas yang

digunakan.

3. Aerasi

Aerasi merupakan proses penjernihan air dengan cara mengisikan oksigen ke

dalam air. Dengan diisikannya oksigen ke dalam air maka zat-zat seperti karbon dioksida

serta hidrogen sulfida dan metana yang mempengaruhi rasa dan bau dari air dapat

dikurangi atau dihilangkan. Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi

dan mangan akan teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang

nantinya dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi.

4. Saringan Pasir Lambat

Penjernihan air dengan saringan pasir lambat merupakan saringan air yang

dibuat dengan menggunakan lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian

bawah. Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir

terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.

5. Saringan Pasir Cepat

Penjernihan air dengan saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat,

terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah

penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni dari

8

bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati

lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan pasir.

6. Saringan Arang

Penjernihan air menggunakan saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan

pasir arang dengan tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif

dalam menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan

dapat berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat

digunakan arang aktif.

7. Saringan Keramik

Penjernihan air menggunakan saringan keramik dapat disimpan dalam jangka

waktu yang lama sehingga dapat dipersiapkan dan digunakan untuk keadaan darurat. Air

bersih didapatkan dengan jalan penyaringan air melalui elemen filter keramik. Beberapa

filter kramik menggunakan campuran perak yang berfungsi sebagai disinfektan dan

membunuh bakteri. Ketika proses penyaringan, kotoran yang ada dalam air baku akan

tertahan dan lama kelamaan akan menumpuk dan menyumbat permukaan filter.

Sehingga untuk mencegah penyumbatan yang terlalu sering maka air baku yang

dimasukkan jangan terlalu keruh atau kotor. Untuk perawatan saringan keramik ini dapat

dilakukan dengan cara menyikat filter keramik tersebut pada air yang mengalir.

8. Saringan Cadas / Jempeng / Lumpang Batu

Penjernihan air denganaalt saringan cadas atau jempeng ini mirip dengan

saringan keramik. Air disaring dengan menggunakan pori-pori dari batu cadas. Saringan

ini umum digunakan oleh masyarakat desa Kerobokan, Bali. Saringan tersebut

digunakan untuk menyaring air yang berasal dari sumur gali ataupun dari saluran irigasi

sawah. Seperti halnya saringan keramik, kecepatan air hasil saringan dari jempeng relatif

rendah bila dibandingkan dengan SPL terlebih lagi SPC.

9. Saringan Tanah Liat

Kendi atau belanga dari tanah liat yang dibakar terlebih dahulu dibentuk khusus

menyerupai alat penjernihan air pada bagian bawahnya agar air bersih dapat keluar dari

pori-pori pada bagian dasarnya.

9

BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Kecamatan Rungkut merupakan bagian wilayah Surabaya Timur yang memiliki luas

sebesar ± 21,08 km2 yang terbagi dalam enam Kelurahan, yaitu Kelurahan Kali Rungkut,

Rungkut Kidul, Medokan Ayu, Wonorejo, Penjaringan Sari, dan Kedung Baruk. Secara topografi,

Kecamatan Rungkut berada pada ketinggian 4,6 meter diatas permukaan air laut dengan rata-

rata curah hujan per bulan 189,2 mm. Menurut Badan Pusat Statistik Kota Surabaya (2014),

jumlah penduduk Kecamatan Rungkut pada tahun 2013 mencapai 111.945 jiwa dengan

kepadatan penduduk 5.325 jiwa/ km2. Adapun batas administrasi Kecamatan Rungkut adalah

sebagai berikut:

Sebelah utara : Kecamatan Mulyorejo

Sebelah selatan : Kecamatan Rungkut

Sebelah timur : Selat Madura

Sebelah barat : Kecamatan Gubeng

Lokasi Kecamatan Rungkut di Kota Surabaya ditunjukkan pada Gambar 3.1, sedangkan

peta Kecamatan Rungkut dan enam kelurahan yang berada di Kecamatan Rungkut ditunjukkan

pada Gambar 3.2.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Kecamatan Rungkut di Kota Surabaya

10

Gambar 3.2 Peta Kecamatan Rungkut Kota Surabaya

11

BAB IV

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DI KECAMATAN RUNGKUT

Kegiatan pengabdian masyarakat di Kecamatan Rungkut diawali dengan dengar

pendapat tentang kualitas air tanah yang semakin menurun sehingga warga tidak dapat

memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan selanjutnya diuraikan lebih

lengkap dalam sub bab berikut ini.

4.1 Dengar Pendapat

Kegiatan ini dilakukan dengan mengundang perwakilan masyarakat dari seluruh

kelurahan di Kecamatan Rungkut. Kegiatan ini dilakukan sebanyak satu kali dalam rangka

menjaring pendapat dari masyarakat mengenai kualitas air tanah dangkal di lokasi tempat

tinggal masing-masing. Kegiatan dengar pendapat dilaksanakan di Balai Kecamatan Rungkut

pada tanggal 22 Mei 2015. Peserta dari kegiatan ini adalah perwakilan dari setiap kelurahan

yang ada di kecamatan Rungkut. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menjaring aspirasi dan

permasalahan yang ada dalam masyarakat mengenai air tanah sehingga dapat ditetapkan

solusi yang tepat sebagai pemecahan masalah tersebut.

Kegiatan dengar pendapat berhasil mengidentifikasi beberapa masalah yang

dikeluhkan oleh masyarakat tentang kualitas air tanah yaitu:

1. Kesulitan mendapatkan air bersih non PDAM

Kesulitan mendapatkan air bersih non PDAM di sebagian pemukiman warga

disebabkan oleh adanya pencemaran. Pencemaran yang dimaksud adalah adanya

kontaminan air limbah pada air tanah. Kontaminan yang menurunkan kualitas air

tanah banyak dikeluhkan berupa bau dan perubahan warna.

2. Kesulitan mendapatkan air bersih saat musim kemarau

Kesulitan mendapatkan air bersih saat musim kemarau merupakan salah satu

masalah yang dikeluhkan oleh masyarakat. Masalah ini disebabkan banyaknya

penggunaan lahan resapan air hujan sebagai lokasi pemukiman. Kondisi ini

diperparah dengan adanya pencemaran pada sumur warga.

12

4.2 Sosialisasi Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan dengan mengundang perwakilan masyarakat dari seluruh

kelurahan. Kegiatan ini telah dilakukan sebanyak dua kali dalam rangka memberikan informasi

mengenai kegiatan percontohan pengolahan air bersih yang akan dilakukan oleh tim dari ITS

yang dimulai dengan pengambilan sampel air tanah di beberapa lokasi. Kegiatan sosialisasi

yang pertama dilakukan di Balai Kecamatan Rungkut pada tanggal 28 Juni 2015. Kegiatan ini

dihadiri oleh perwakilan masyarakat dari seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Rungkut.

Agenda utama dari kegiatan ini adalah memberikan penjelasan mengenai kegiatan sampling air

tanah yang akan dilakukan oleh tim dari ITS. Dalam kegiatan ini juga dilakukan penyuluhan

terhadap masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup.

Kegiatan sosialisasi yang kedua dilaksanakan di Balai Kecamatan Rungkut pada

tanggal 12 Agustus 2015. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan masyarakat dari seluruh

kelurahan yang ada di Kecamatan Rungkut. Agenda utama dari kegiatan sosialisasi kedua

adalah memberikan penjelasan mengenai adanya project pembuatan pilot scale pengolahan air

tanah serta perawatannya. Dalam kegiatan ini juga dilakukan penyuluhan terhadap masyarakat

untuk berpartisipasi aktif dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup. Dokumentasi dari kegiatan

dengar pendapat dan sosialisasi kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.3 Pengambilan Sampel Air Tanah

Sampling kualitas air dilakukan secara acak pada enam titik lokasi. Sampling dilakukan

sebanyak tiga kali. Pengambilan sampel dilakukan, pertama, di awal kegiatan untuk

mendapatkan kualitas air tanah awal di Kecamatan Rungkut. Kedua dan ketiga merupakan

kualitas air tanah selama monitoring setelah pemasangan unit pengolah air tanah. Lokasi

pengambilan sampel air tanah adalah sebagai berikut

1. Kelurahan Wonorejo RW 01

2. Kelurahan Medokan Ayu RW 09

3. Kelurahan Rungkut Kidul RW 01



6. Kelurahan Rungkut Kidul RW 03’

Lokasi pengambilan sampling secara jelas dapat dilihan pada Gambar 4.1 hingga

Gambar 4.5 dimana lokasi sumur ditandai dengan gambar kotak hitam ( ∎ ). Dokumentasi dari

kegiatan pengambilan sampel air tanah dapat dilihat pada Lampiran 2.

13

Gambar 4.1 Lokasi Pengambilan Sampel Kelurahan Wonorejo RW 01

Gambar 4.2 Lokasi Pengambilan Sampel Kelurahan Medokan Ayu RW 09

14

Gambar 4.3 Lokasi Pengambilan Sampel Kelurahan Rungkut Kidul RW 01



15

Gambar 4.6 Lokasi Pengambilan Sampel Kelurahan Rungkut Kidul RW 03’

4.4 Hasil Uji Kualitas Air Tanah

Parameter uji untuk kualitas air tanah dangkal meliputi parameter fisik dan kimia dengan

mengacu pada PERMENKES No. 492 Tahun 1990 tentang persyaratan kualitas air minum.

Diambil 4 parameter yang dianggap dapat mewakili kodisi kualitas air tanah yaitu COD, pH,

salinitas dan kekeruhan. Pengujian kualitas air dilakukan pada Laboratorium Manajemen

Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan. Berdasarkan lokasi sampling yang telah ditentukan,

maka hasil uji kualitas air tanah dari masing-masing lokasi dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Uji Kualitas Air Tanah untuk Tiap Lokasi

Lokasi Sampling COD (mg/L O2) pH Salinitas (%o) Kekeruhan (NTU)

Wonorejo RW 01 11,00 7,00 0.52 1.65

Medokan Ayu RW 09 19,00 6,75 1.29 7.35

Rungkut Kidul RW 01 8,00 7,15 1.15 4.35

Rungkut Kidul RW 02 60,00 7,20 0.63 12.50

Rungkut Kidul RW 03

Rungkut Kidul RW 03’

4,00

11,00

7.25

7,20

0.88

0.55

1.15

14.50

Berdasarkan standar baku mutu PERMENKES No. 492 Tahun 1990 (Tabel 2.1)

diketahui bahwa sampel Kel. Wonorejo RW 01, Kel. Medokan Ayu RW 09, Kel. Rungkut Kidul

RW 02 dan Rungkut Kidul RW 03’ melebihi baku mutu untuk nilai COD. Untuk parameter

salinitas, sampel Kel. Medokan Ayu RW 09 dan Kel. Rungkut Kidul RW 01 yang memiliki nilai

salinitas melebihi baku mutu. Untuk parameter kekeruhan, sampel Kel. Medokan Ayu RW 09,

16

Rungkut Kidul RW 02 dan Rungkut Kidul RW 03’ yang didapati memiliki nilai kekeruhan melebihi

baku mutu. Nilai COD tertinggi didapati pada sampel Rungkut Kidul RW 02 yaitu sebesar 60

mg/L kondisi ini menunjukkan bahwa terdapat banyak zat oraganik yang terkandung pada

sampel air tersebut. Nilai salinitas tertinggi didapatkan pada sampel Medokan Ayu RW 09

dengan nilai 1.29 %O, nilai ini menunjukkan adanya interusi air laut yang cukup tinggi pada

lokasi pengambilan sampel air tanah tersebut. Parameter kekeruhan menunjukkan nilai tertinggi

pada sampel Rungkut Kidul RW 03’ yaitu sebesar 14.50 NTU. Nilai kekeruhan yang tinggi ini

menggambarkan adanya partikel terlarut ataupun partikel tersuspensi dalam jumlah yang cukup

banyak pada air sampel tersebut.

Berdasarkan hasil uji kualitas air bersih (Tabel 4.1) dan hasil diskusi bersama perangkat

Kecamatan Rungkut, maka dipilih lokasi Rungkut Kidul RW 02 sebagai tempat untuk penelitian

lebih lanjut. Beberapa pertimbangan yang mendasari dipilihnya lokasi tersebut diantaranya

adalah besarnya pemanfaat (lokasi penelitian merupakan pesantren dengan jumlah murid

sekitar 300 orang), ketersediaan lahan, dan kesediaan pemilik pesantren untuk ikut memelihara

dan menjaga unit pengolahan air bersih sederhana itu nantinya. Dengan demikian, kualias air

sumur di lokasi Kelurahan Rungkut Kidul RW 02 diuji lebih detil. Hasil pengujian air di lokasi

Rungkut Kidul RW 02 secara lebih detil tercantum pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Uji Kualitas Air Tanah di Kelurahan Rungkut Kidul RW 02

Parameter Satuan Hasil Analisa Metode Analisa

pH - 7,20 pH meter

TSS mg/L 20,00 Gravimetric

Kekeruhan NTU 12,50 Turbidimeter

Salinitas 0/00 0,63 Salinometri

COD mg/L O2 60,00 Reflux/ tetrimetri

BOD mg/L O2 38,00 Winkler

Deterjen mg/L LAS 0,52 Spektrofotometri

Fe mg/L Fe 0,33 Spektrofotometri

Mn mg/L Mn 1,55 Spektrofotometri

Total Koliform MPN/100 mL 130.000 Fermentasi multi tabung

Berdasarkan hasil uji kualitas air bersih (Tabel 4.2), selanjutnya dilakukan penelitian

dalam skala laboratorium pengolahan air tanah untuk mendapatkan kualitas air bersih yang

memenuhi standart kualitas air bersih.

17

BAB V

RENCANA TAHAPAN

5.1 Penelitian yang Telah Dilaksanakan

Dapat dilihat pada Tabel 5.1 bahwa penelitian telah dilaksanakan hingga tahap ke 4 yaitu

uji kualitas air tanah. Pada laporan kemajuan ini dilaporkan segala kegiatan dan hasil hingga

tahap uji kualitas air tanah. Pada tahapan selanjutnya, akan dilaksanakan penelitian dalam

skala laboratorium, pembuatan alat pengolah air tanah sederhana sesuai dengan hasil uji

laboratorium yang telah didapatkan.

Tabel 5.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan ke-

I II III IV V VI VII VIII IX X

1 Dengar pendapat

2 Sosialisasi kegiatan

3 Sampling kualitas air tanah

4 Uji kualitas air tanah

5 Penelitian skala laboratorium

6 Pembuatan reaktor pilot scale

7 Monitoring OM dan kualitas air

5.2 Penelitian Tahap Selanjutnya

Penelitian tahap selanjutnya setelah didapatkan hasil uji laboratorium dari masing-

masing lokasi sampling adalah pembuatan reaktor skala laboratorium. Pada tahap ini akan

dilakukan uji coba pembuatan reaktor skala laboratorium terhadap air tanah yang akan diolah.

Pada proses ini akan dilakukan monitoring terhadap effluent dari reaktor. Setelah didapatkan

desain reaktor yang paling tepat, maka barulah dilakukan pembuatan reaktor skala komunal.

Diagram alir pelaksanaan penelitian selanjutnya dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Pada tahap pembuatan alat uji skala laboratorium, dilakukan pengecekan berkala pada

effluent yang dihasilkan oleh alat uji. Jika effluent yang dihasilkan oleh alat uji telah sesuai

dengan standar baku mutu Permenkes RI No. 416 Tahun 1990, barulah alat uji diaplikasikan

pada skala komunal. Untuk tahap monitoring alat pengolah air komunal, akan dilakukan

pengecekan terhadap masing-masing parameter meliputi COD, pH, kekeruhan dan salinitas.

18

Hasil yang diharapkan dari alat pengolah air tanah ini adalah air bersih yang memiliki kadar

pencemar di bawah baku mutu Permenkes RI No. 416 Tahun 1990.

Gambar 5.1 Diagram Alir Pembuatan Alat Pengolah Air Tanah

Monitoring kualitas air tanah dan pelaksanaan OM

Pembuatan unit pengolahan air tanah

Penelitian skala laboratorium pengolah air bersih

19

BAB VI

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Masalah yang dikeluhkan oleh masyarakat adalah adanya perubahan warna dan bau

yang terjadi pada air tanah warga

2. Hasil uji kualitas air tanah menunjukkan adanya nilai parameter COD, salinitas dan

kekeruhan yang melebihi baku mutu PERMENKES No. 492 Tahun 1990

3. Sampel pada lokasi Kelurahan Rungkut Kidul RW 02 memiliki nilai COD tertinggi yaitu

sebesar 60mg/L

4. Sampel pada lokasi Kelurahan Medokan Ayu RW 09 memiliki nilai salinitas tertinggi yaitu

sebesar 1.29 %o

5. Sampel pada lokasi Kelurahan Rungkut Kidul RW 03’ memiliki nilai kekeruhan tertinggi

yaitu sebesar 14.50 NTU

20

DAFTAR PUSTAKA

Al-Layla, M. A. 1978. Water Supply Engineering Design. Michigan : Ann-Arbor Science.

Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya. 2009. Pencemaran Air, Udara dan Tanah.

http://lh.surabaya.go.id/weblh/?c=main&m=pencemaran Diakses pada 23Agustus

2015 Pukul 18.20

Kawamura, S. 1991. Integrated Design of Water Treatment Fascilities. Canada : John Wiley &

Sons, Inc.

Menteri Kesehatan. 1990. Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat

dan Pengawasan Kualitas Air. Jakarta, Indonesia

World Health Organization. 2003. WHO Guidelines for drinking-water Quality. Danish

International Development Agency, Switzerland

http://lh.surabaya.go.id/weblh/?c=main&m=pencemaran

21

LAMPIRAN 1

DOKUMENTASI PELAKSANAAN DENGAR PENDAPAT DAN SOSIALISASI

1. Sosialisasi tanggal 22 Mei 2015

23

2. Sosialisasi tanggal 12 Agustus 2015

26

LAMPIRAN 2

DOKUMENTASI KEGIATAN SAMPLING AIR TANAH

LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN …

Documents

Transcript of LAPORAN KEMAJUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DANA BOPTN …