Laporan Kegiatan ODC (Save Our Shark and Sea Turtle)

download Laporan Kegiatan ODC (Save Our Shark and Sea Turtle)

of 4

description

laporan

Transcript of Laporan Kegiatan ODC (Save Our Shark and Sea Turtle)

Project Title:

Laporan Kegiatan ODC

Nama Kegiatan: Save Our Shark and Sea Turtle

Latar Belakang

Latar belakang hiu dan penyu secara umum Perairan Indonesia adalah perairan tropis yang terkenal kaya akan sumberdaya ikan dengan beraneka ragam jenis biota lainnya. Dengan tinggi nya keaneka ragaman biota di laut indonesia ini menjadikannya sebagai salah satu negara dengan penghasil sumberdaya luat terbesar didunia. Salah satu ikan yang menjadi komoditi ekspor dan sangat bernilai ekonomis serta sejarah yaitu hiu. Hiu sangat populer karena hampir seluruh bagian tubuhnya dapat di mamfaatkan dan dikomersilkan baik itu untuk konsumsi maupun obat-obatan bahkan sebagai bahan baku industri. Akan tetapi, dengan potensi yang besar ini timbul permasalahan kecendrungan disebabkan oleh tingginya nilai jual yang mengakibabkan terus berkurangnya sumberdaya bila tidak diikuti oleh pengelolaan yang baik.

Selain hiu, penyu juga merupakan topik dunia yang sedang hangat di bicarakan. Penyu merupakan reptil yang hidup di laut serta mampu bermigrasi dalam jarak yang jauh di sepanjang kawasan Samudera Hindia, Samudra Pasifik dan Asia Tenggara. Keberadaannya telah lama terancam, baik dari alam maupun kegiatan manusia yang membahayakan populasinya secara langsung maupun tidak langsung. Aspek ekologi hiu dan penyuHiu didunia di ketahui berjumlah 250-300 jenis dan 29 jenis diantanya terdapat di Indonesia. Hiu merupakan pemangsa tertinggi di lautan atau sering dikatakan top predator. Jadi, kehadiran Hiu di ekosistem sangat berpengaruh dalam menyeimbangkan rantai makanan. Di katakan saja hiu sebagai top predator punah maka pertumbuhan dari predator dibawahnya akan semakin tidak terkontrol yang menyebabkan ikan-ikan ataupun biota-biota yang lebih kecil yang menjadi makanannya akan menurun populasinya lambat laun akan terjadi predasi antar species akibat kebutuhan makanan yang berkurang. Untuk itu pemerintah harus berpikir extra bagaimana agar pengelolaan Hiu ini dapat di terapkan sebaik mungkin untuk menjaga ekosistem yang seimbang.Pada dasarnya semua biota yang ada dilaut harus harus terus terkontrol keberadaannya disebabkan peran masing-masing biota adalah penting. Penyu merupakan hewan primitif yang telah ada di dunia sejak 150 juta tahun yang lalu. Di dunia, keberadaa penyu pernah sampai 30 jenis tetapi saat ini hanya tinggal 7 spesies saja. Hal ini disebabkan pemamfaatan yang tidak disertai dengan pemikiran-pemikiran konservatif. Dari 7 spesies tersebut 6 diantaranya terdapat di Indonesia yaitu Penyu Belimbing, Penyu Hijau, Penyu Tempayan, Penyu Pipih, Penyu Sisik dan Penyu Lekang. Apabila di lihat dari sistem reproduksinya penyu ini tergolong panjang dan sensitif. Kebiasaan reproduksi penyu betina yaitu di pantai berpasir. Dikatakan , dari 100 telur yang di hasilkan oleh betina hanya 1 telur yang dapat mencapai dewasa dan bereproduksi kembali (seleksi alam). Aspek Sosial dan ekonomi (pemanfaatan/perdagangan di indonesia atau AcehSebagai negara dengan predikat negara kepulauan tentunya indonesia mempunyai hasil laut yang luar biasa. Kebanyakan masyarakat pesisir di indonesia pada umumnya dan Aceh pada khususnya menggantungkan hidupnya dengan hasil laut. Namun pemamfaatan yang hanya memikirkan keuntungan saja akan menyebabkan dampak negatif di kemudian hari. Di aceh sendiri penangkapan yang di lakukan masih hanya memikirkan keuntungan semata. Pengunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan serta pengelolaan menjadi faktor yang tidak di perhitungkan. Apabila hal ini terus berlanjut, penghasilan perekonomian masyarakat akan terus berkurang. Hiu yang memiliki nilai jual yang tinggi tentunya akan menjadi target penangkapan oleh nelayan. Di Aceh sendiri perdagangan hiu masih di lakukan secara terang-terangan, Pemamfaatanya pun terbatas hanya pada konsumsi semata. Sama hal nya dengan Penyu yang merupakan salah satu hewan yang keberadaannya terancam. Di Indonesia pemamfaatan penyu lebih kepada konsumsi telur dan cangkangnya saja, akan tetapi ada beberapa daerah yang mengkonsumsi daging sebagai syarat dalam proses keagamaan. Sedangkan yang menjadi ancaman keberadaan penyu sendiri yaitu ganguan habitat bertelur (baik manusia maupun predator), pemamfaatan yang berlebihan, dan penangkapan yang tidak sengaja. Di aceh sendiri, telur penyu ini menjadi hal biasa untuk di perdagangkan terbukti dengan penjualan secara bebas di TPI (tempat penampungan ikan). Hal ini seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah maupun LSM akan tetapi masyarakat harus berperan aktif dalam melakukan pemamfaatan agar tetap menjaga perekonomian berkelanjutan. Kebijakan Hiu dan Penyu Penangkapan ikan hiu yang tidak terkendali dikhawatirkan akan menyebabkan ancaman kepunahan ikan hiu dunia. Apalagi dalam The Conference of the Parties to the Convention on International Trade in Endangered Species (COP CITES) pada bulan Maret tahun 2013 juga telah memasukkan 4 spesies hiu ke dalam daftar Appendik II CITES. Dengan adanya aturan ini bukan berarti penangkapan di hentikan tetapi penangkapan akan berada pada pengawasan yang ketat. Dari Spesies Yang Ditemukan Di Aceh Hasil Pengamatan 2010 dan data Analisis DNA 2012 dari sekian jenis hiu yang di temukan ada 3 jenis hiu yang termasuk kedalam Appendik II CITES.

Sedangkan kondisi penyu Indonesia pada umumnya dan di Aceh pada Khususnya sangat mudah kita menemukan telur penyu yang di perdagangkan dengan bebas. Pemerintah Indonesia telah berusaha untuk melindungi penyu dari kepunahan dengan mengeluarkan peraturan pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan Satwa. Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa seluruh jenis penyu dilindungi.

Akan tetapi berjalan tidaknya hal ini bukan tergantung kepada satu pihak melainkan banyak pihak dan yang paling berperan adalah masyarakat pada umumnya.

Jelaskan dampak atau pengaruh (signifikan) dari kegiatan/output yang direncanakan Sosialisasi/seminar dan KampanyeDari hasil seminar dan kampanye pengaruh signifikan yang menjurus kepada aksi nyata belum terlihat. Akan tetapi, pemahaman tentang berbagai aspek dari hiu dan penyu ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan edukasi kepada masyarakat lainnya. Ruang lingkup isu (Banda Aceh/Aceh/Indonesia), area (lokasi) yang dicover publikasi mediaKegiatan ini hanya melibatkan mahasiswa,siswa/i, dan organisasi yang bergerak di bidang lingkungan dan hanya sebagai edukasi dan kampanye. Tanpa melibatkan si pelaku utama yaitu produsen (nelayan/masyarakat pesisir), dampak secara signifikan tidak terlihat akan tetapi melalui media massa di harapkan pesan-pesan yang diharapkan dapat tersampaikan kepada masyarakat luas dan kepada produsen (nelayan/masyarakat pesisir) pada khususnya. Peserta yang terlibat (jumlah)Perserta yang terlibat berasal dari mahasiswa dari setiap fakultas,SMA/SMA perikanan, dan organisasi yang bergerak di bidang lingkungan yang secara keseluruhan berjumlah 54 orang peserta. Publikasi media (masukan link media online dan copy media cetak)Publikasi media yang ada meliputi :

1. http://detak-unsyiah.com/

2. http://regional.kompas.com/read/2014/02/27/1805581/Mahasiswa.Aceh.Kampanye. Penyelamatan.Hiu.dan.Penyu3. SERAMBI INDONESIA

Jelaskan kendala yang dihadapi yang mempengaruhi rencana kegiatanKegiatan ini awalnya berancana menghadirkan perwakilan-perwakilan mahasiswa dari setiap fakultas dan beberapa organisasi yang begerak pada bidang lingkungan. Akan tetapi, pada hari pelaksanaan hanya berapa fakultas dan organisasi yang mengirimkan perwakilannya. Hal ini,sangat mengganggu di karenakan ruangan yang di persiapkan adalah untuk kapasitas yang banyak sehingga selain banyak kekosongan yang terjadi seminar yang awalnya untuk edukasi tidak tersampaikan secara keeluruhan.

Jelasakan dukungan multipihak yang dalam kegiatan tersebutTerlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang memiliki andil yang sangat besar. Diantaranya yaitu, Maria ulfa S.kel M.si dan Widya Sari M.si yang berperan sebagai pemateri, Fauna dan Flora Internasional yang berperan sebagai Donatur, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kelautan dan Perikanan yang sangat membantu proses admistrasi, Media informasi Detak Unsyiah,kompas,dan serambi, serta para peserta kegiatan yang ikut menyemarakkan acara ini.

Apakah kegiatan ini memberikan pengaruh kepada partisipan/publik/nelayanDari awal perencanaan kegiatan ini memang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada partisipan dan publik agar mengetahui informasi-informasi yang ada tentang Hiu dan Penyu. Informasi ini lah nantinya diharapkan akan menjadi pedoman dasar dalam langkah-langkah ataupun aksi secara nyata dalam menanggapi isu-isu Hiu dan Penyu.

Apakah kegiatan ini mempengaruhi reformasi dalam kebijakan perikanan hiu dan penyu nasional serta praktek perikanan di Aceh Rencana Aksi Perikanan Hiu Nasional?Isu Hiu dan Penyu ini adalah isu nasional dan internasional yang telah lama hangat di bicarakan. Banyak hal-hal atau gebrakan-gebrakan yang telah dilakukan untuk menanggapi isu-isu ini dari mulai seminar sampai pembentukan kebijakan-kebijakan. Seminar yang kami lakukan ini sedikit banyak telah membantu pemerintah dalam mensosialisasikan tentang keberadaan hiu dan penyu indonesia pada umumnya dan Aceh pada Khususnya Hubungan dengan pemerintah daerah (kegiatan yang sudah pernah dilakukan)?Hubungan yang dilakukan secara langsung maupun pendekatan-pendekatan kepada pemerintah dalam hal kegiatan dengan tema yang sama tidak dilakukan. Akan tetapi, informasi yang ada tetap di sampaikan secara umum melalui media massa yang nantinya diharapkan pemerintah sedikit terbantu dalam hal melaksanakan Rencana aksi perikanan Hiu secara nasional.

Saran dan rekomendasiDi lihat dari kondisi Hiu dan Penyu yang semakin memprihatinkan di Aceh diharapkan kedepanya banyak pihak-pihak yang bergerak memberikan sosialisasi langsung kepada para nelayan sebagai produsen dan masyarakat umum sebagai konsumen tentang keberadaan hiu dan penyu di Aceh.

Laporan Keuangan