Laporan Kasus Ulkus Kornea Ec. Fungi

download Laporan Kasus Ulkus Kornea Ec. Fungi

of 8

description

laporan kasus ulkus kornea ec. jamur

Transcript of Laporan Kasus Ulkus Kornea Ec. Fungi

Laporan KasusOD ULKUS KORNEA EC. FUNGIIdentitas Pasien

Nama:Tn. LUmur:44 Tahun

Jenis Kelamin:Laki-lakiAgama: IslamSuku Bangsa:Makassar/IndonesiaPekerjaan:PetaniAlamat: Bone

No. Reg.: 659559Tanggal Pemeriksaan: 2 Mei 2014

Tempat Pemeriksaan: Poliklinik Mata RSWSANAMNESIS

Keluhan utama: Nyeri pada mata kanan Anamnesis terpimpin: Dialami secara perlahan-lahan sejak 1 bulan yang lalu akibat terkena rumput. Pasien merasakan penurunan penglihatan (+) baik jauh maupun dekat, rasa mengganjal (-), mata merah (+), terlihat putih di mata hitam sejak 1 minggu setelah kejadian. Air mata berlebih (+), kotoran mata berlebih (-), gatal (+), silau (+). Riwayat mata merah (-), riwayat keluar darah (-). Riwayat memakai kacamata (-). Riwayat berobat ke Puskesmas Bone 2 minggu setelah kejadian, diberikan obat berupa obat tetes mata (nama obat tidak diketahui pasien) untuk seminggu dan tidak dipakai teratur. Namun karena dirasakan tidak ada perbaikan (tetap nyeri dan penglihatan semakin memburuk), kemudian pasien berobat ke RSWS. Riwayat DM (-), Riwayat HT (-), Riwayat alergi (-).PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisataStatus Umum: Sakit Ringan/Gizi Cukup/Sadar

Tanda Vital:

Tekanan Darah: 120/80 mmHg Nadi

: 88 x/menit Pernapasan: 18 x/menit Suhu

: 36,5oC

Pemeriksaan

A. Inspeksi

PEMERIKSAANODOS

PalpebraEdema (-)Edema (-)

Apparatus LakrimalisLakrimasi (-)Lakrimasi (-)

SiliaSekret (+)Sekret (-)

KonjungtivaHiperemis (+), injeksi konjungtiva dan injeksi perikorneaHiperemis (-)

Mekanisme muscular

ODS

Normal ke segala arah :

Nyeri saat menggerakkan bola mata (-)Normal ke segala arah:Nyeri saat menggerakkan bola mata (-)

KorneaKeruh di sentral dan parasentral, ukuran vertikal 6 mm horizontal 6 mmJernih

Bilik mata depanSulit dievaluasiNormal

IrisCokelat, krypte (+)Cokelat, krypte (+)

PupilSulit dievaluasiBulat, sentral

LensaSulit dievaluasiJernih

B. Palpasi

ODOS

Tensi ocularTnTn

Nyeri tekan+-

Massa tumor--

Glandula pre-aurikulerTidak ada pembesaranTidak ada pembesaran

C. Tonometri

Tidak dilakukan pemeriksaan

D. Visus

VOD : 1/300 + +

VOS : 6/6E. Campus Visual

Tidak dilakukan pemeriksaan

F. Color Sense

Tidak dilakukan pemeriksaanG. Light Sense

Tidak dilakukan pemeriksaanH. Penyinaran Oblik

PEMERIKSAANODOS

KonjungtivaHiperemis (+), injeksi konjungtiva dan injeksi perikorneaHiperemis (-)

KorneaKeruh di sentral dan parasentral.Jernih

BMDSulit dievaluasiNormal

IrisCokelat, kripte (+)Cokelat, kripte (+)

PupilSulit dievaluasiBulat, sentral , RC (+)

I. Slit Lamp

SLOD : Konjunctiva hiperemis (+) injeksi konjungtiva dan injeksi perikornea, Kornea keruh, florosens (+) di sentral dan parasentral, ukuran vertikal 6 mm, horizontal 6 mm, dan kedalaman mencapai stroma. BMD normal, hipopion (-), sel (-), aquous flare (-), iris cokelat, kripte (+), sinekia anterior dan posterior sulit dievaluasi, pupil sulit dievaluasi, lensa sulit dievaluasi.SLOS : Konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD normal, iris : coklat, kripte (+), pupil : bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

J. Tes Fluoresens : (+) tampak keruh di sentral dan parasentral. K. Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% : (+) ditemukan hifa

L. Oftalmoskopi

Tidak dilakukan pemeriksaanM. Resume

Seorang laki-laki berumur 44 tahun datang ke poliklinik mata RSWS dengan keluhan nyeri pada mata kanan yang dialami sejak 1 bulan yang lalu akibat terkena rumput. Penurunan visus (+) dekat dan jauh, rasa mengganjal (-), mata merah (+), leukokoria sejak 1 minggu setelah kejadian. Lakrimasi (+), sekret (-), gatal (+), fotofobia (+). Riwayat terapi (+), obat topikal selama seminggur, tidak dipakai teratur. Namun karena dirasakan tidak ada perbaikan, kemudian pasien berobat ke RSWS.

Dari pemeriksaan oftalmologi, pada pemeriksaan visus didapatkan VOD : 1/300, VOS : 6/6. Pada oculus dextra didapatkan nyeri tekan (+), konjungtiva hiperemis (+) injeksi konjungtiva dan injeksi perikornea, kornea keruh, florosens (+) di sentral dan parasentral, ukuran vertikal 6 mm, horizontal 6 mm, dan kedalaman mencapai stroma. BMD normal, hipopion (-), sel (-), aquous flare (-), iris cokelat, kripte (+), sinekia anterior dan posterior sulit dievaluasi, pupil sulit dievaluasi, lensa sulit dievaluasi. Pada pemeriksaan tes KOH (+).M. Diagnosis

OD Ulkus kornea ec. fungiN. Differential Diagnosis

OD Ulkus kornea bakterialOD Ulkus kornea viralO. Terapi : Oral :

Na Diklofenak 50 mg 2x1 tab Fluconazole 150 mg 1x1 tabTopikal :

C. Natacen

4x1 gtt OD C. Tropin 1%

2x1 gtt OD C. LFX

6x1 gtt OD

C. lyteers4x1gtt OD

Bebat mata

P. Prognosis

1.Quo ad vitam: Bonam

2.Quo ad sanationem: Dubia et Bonam

3.Quo ad visam: Malam

4.Quo ad cosmeticum: Dubia et Bonam

DISKUSI

Dari anamnesis didapatkan seorang laki-laki berumur 44 tahun datang ke poliklinik mata RSWS dengan keluhan nyeri pada mata kanan yang dialami sejak 1 bulan yang lalu akibat terkena rumput. Penurunan visus (+) dekat dan jauh, rasa mengganjal (-), mata merah (+), leukokoria sejak 1 minggu setelah kejadian. Lakrimasi (+), sekret (-), gatal (+), fotofobia (+). Riwayat terapi (+), obat topikal selama seminggur, tidak dipakai teratur. Namun karena dirasakan tidak ada perbaikan, kemudian pasien berobat ke RSWS.

Dari pemeriksaan oftalmologi, pada pemeriksaan visus didapatkan VOD : 1/300, VOS : 6/6. Pada oculus dextra didapatkan nyeri tekan (+), konjungtiva hiperemis (+) injeksi konjungtiva dan injeksi perikornea, kornea keruh, florosens (+) di sentral dan parasentral, ukuran vertikal 6 mm, horizontal 6 mm, dan kedalaman mencapai stroma. BMD normal, hipopion (-), sel (-), aquous flare (-), iris cokelat, kripte (+), sinekia anterior dan posterior sulit dievaluasi, pupil sulit dievaluasi, lensa sulit dievaluasi. Pada pemeriksaan tes KOH (+)Berdasarkan hasil anamnesis, hasil pemeriksaan oftalmologi, serta pemeriksaan penunjang tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien menderita oculus dekstra ulkus kornea ec. fungi.

Ulkus kornea merupakan keadaan patologik kornea, yaitu hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Kerusakan epitel menyebabkan mikroorganisme masuk ke dalamkornea, dalam hal ini yaitu jamur. Predisposisi utama adalah para petani yang menggunakan alat pemotong rumput atau sejenisnya di lapangan berumput tanpa memakai pelindung mata.

Dari anamnesis didapatkan predisposisi terjadinya kasus ini adalah mata pasien mengalami trauma akibat terkena benda asing (kemasukan rumput) yang merupakan penyebab terjadinya infeksi pada kornea. Gejala yang dirasakan oleh pasien adalah berupa nyeri pada mata kanan, gejala nyeri terjadi oleh karena kornea memiliki banyak serabut saraf nyeri sehingga setiap lesi pada kornea baik superfisial maupun dalam akan memberikan rasa sakit dan rasa sakit ini diperhebat oleh adanya gesekan palpebra pada kornea. Pasien juga mengeluhkan adanya rasa mengganjal dan sering silau jika melihat cahaya. Fotofobia yang terjadi mengakibatkan gangguan pembiasan cahaya pada retina tidak pada satu titik dikarenakan adanya kekeruhan pada kornea sebagai media refrakta. Pada pemeriksaan fisis ditemukan penurunan visus pada mata yang mengalami infeksi oleh karena adanya defek pada kornea sehingga menghalangi refleksi cahaya yang masuk melewati media refrakta terutama jika letaknya di sentral.

Pada pemeriksaan tes flouresensi tampak kornea keruh di sentral dan parasentral, akibat terdapat defek pada epitel kornea yang menyebabkan hilangnya sebagian permukaan kornea ditandai dengan warna hijau pada daerah yang defek dan warna biru oleh daerah yang intak.Pada pemeriksaan mikroskopik KOH 10% ditemukan hifa yang membantu untuk menentukan mikroorganisme penyebab defek kornea serta penegakan diagnosis untuk menyingkirkan differensial diagnosis.

Saat ini pasien mendapat pengobatan sistemik Na diklofenak 50 mg 2x1 dan fluconazole 150 mg 1x1 tab. Na diklofenak adalah obat golongan antiinflamasi nonsteroid yang mempunyai efek anti inflamasi, analgetik, dan antipiretik. Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat sintesa prostaglandin. Fluconazole merupakan antifungi yang bekerja dengan menghambat sintesa ergosterol pada konsentrasi rendah dan pada konsentrasi tinggi bekerja merusak dinding sel. Fluconazole merupakan pilihan pengobatan bagi keratitis kausa fungi filamentosa dan yeast.Penatalaksanaan topikal yang diberikan adalah C. Natacen4x1 gtt OD, C. Tropin 1% 2x1 gtt OD, C. LFX 6x1 gtt OD, C. lyteers 4x1gtt OD. C. Natacen (natamycin) tetes mata anti fungi yang merupakan suspensi ophthalmic 5% golongan polyene, bersifat spectrum luas terhadap fungal filamentaous yang disebabkan oleh Fussarium sp yang paling umum penyebab ulkus kornea ec. fungi, dengan cara melisiskan membran jamur.

C. tropin diberikan untuk paralisis m. siliaris dan m. konstriktur pupil. Lumpuhnya m. siliaris menyebabkan mata tidak mempunyai daya akomodasi sehingga mata dalam keadaan istirahat.dengan lumpuhnya m. konstriktor pupil, terjadi midriasis untuk mencegah terjadinya sinekia anterior maupun posterior. Juga dapat berfungsi sebagai dekongestan untuk menurunkan tanda peradangan dan sedatif untuk menghilangkan rasa sakit.

C. LFX mengandung levofloxacin sebagai antibiotik, yang bersifat bakterisida terutama terhadap bakteri gram negatif. Dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder pada ulkus kornea. C. lyteers mengandung sodium klorida, kalium klorida, serta mucin sebagai bahan tambahan, berfungsi sebagai lubrikan sehingga dapat melindungi kornea pada mata yang sakit.9