LAPORAN KASUS Randy Jwa Pelamonia

download LAPORAN KASUS Randy Jwa Pelamonia

of 17

description

1

Transcript of LAPORAN KASUS Randy Jwa Pelamonia

LAPORAN KASUS

I. RIWAYAT PSKIATRI1.1 Data Identifikasi Nama: bochari muslangUmur: 77 TahunAlamat: Jl. A. Mappasilang Agama : IslamSuku: MakassarStatus perkawinan: Sudah MenikahPendidikan: PGSLP (setingkat S1)Pekerjaan : pnsiunan depag kab barru

1.2 Keluhan utama :Mengamuk

1.3 Riwayat Gangguan Sekarang :Pasien dirawat diruangan seruni RS.tk II pelamonia dengan keluhan mengamuk dan suka berbicara sendiri, susah tidur dan gelisah. Hal seperti ini sudah dialami sejak beberapa minggu yang lalu dan pasien baru pertama kali darawat . Kejadian ini diawali pada beberapa saat yang lalu dimana pasien mulai berbicara sendiri dan mulai mengamuk dan berteriak ingin mati dan mau menceraikan istrinya. Diduga menurut istri pasien, kejadian ini diawali saat ada keluarga dari pasien yang sering ribut tentang tanah warisan. Sejak saatitu pasien mulai sering terlihat murung dan belakangan ini sering berbicara sendiri dan kadang pasien mengamuk.Hendaya / disfungsi Hendaya sosial (baik) Hendaya pekerjaan (baik) Hendaya penggunaan waktu senggang (Baik)

1.4 Riwayat Gangguan Sebelumnyaa. Riwayat penyakit dahulu Trauma (+) Infeksi (-)b. Riwayat penggunaan zat psikoaktif Merokok (-) Alkohol (-) Napza (-)c. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnyaTidak ada gangguan psikiarik sebelumnya.

1.5 Riwayat pribadia. Riwayat prenatal dan perinatalPasien lahir normal di Rumah cukup bulan, dan ditolong oleh dukun. b. Masa kanak awal (Usia 1-3 tahun)Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya.c. Masa kanak pertengahan (Usia 3-11 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak seusianya. Bermain dengan semua teman-temannya baik laki-laki maupun perempuan Bisa membedakan mainan untuk anak perempuan atau pun untuk laki-laki Masuk SD sejak usia 6 tahun. Mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya.

d. Riwayat anak akhir (Pubertas s/d remaja) Pasien tamat SD dan melanjutkan ke tingkat SMP kemudian lanjut ke tingkat SPG (setingkat SMA) setelah tamat dari SPG pasien melanjutkan pendidikan di PGSLP (setingkat S1)

e. Riwayat Masa Dewasa1. Riwayat PekerjaanPasien adalah pensiunan Depag2. Riwayat Pernikahan dan Kehidupan Sexual Pasien sudah menikah dan memiliki 5 orang anak (,,,,) Pasien menikah setelah tamat PGSLP3. Riwayat MiliterTidak ada4. Riwayat PendidikanSD, SMP, SPG, PGSLP selesai dengan nilai yang cukup baik.5. Riwayat AgamaMenjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya (Agama Islam). Pasien adalah orang yang taat beragama dan terkenal religius di lingkungan sekitar pasien.6. Riwayat aktivitas Sosial Pasien cukup baik dan ramah dengan tetangga. Mudah bergaul dengan siapa saja.7. Situasi Kehidupan SekarangPasien tinggal bersama istrinya, anak-anak pasien semua sudah menikah dan keluar dari rumah8. Riwayat HukumPasien tidak pernah berkasus 9. Riwayat KeluargaPasien merupakan anak kelima dari enam bersaudara (,,,,,). Tidak terdapat riwayat keluarga dengan gangguan psikiatri.10. Mimpi, khayalan dan nilai hidup Pasien merasa puas dengan kehidupannya sekarang.AUTOANAMNESISDM: Assalamu Alaikum pak?, selamat pagi P: Walaikum Salam DokDM: Perkenalkan, nama saya Randy, dokter muda yang bertugas dipoli jiwa ini, mungkin bapak bisa saya tanya-tanya sedikit?P: iya dokDM: Klo boleh saya tau siapa namata ?P: Bochari dok.DM: Bapak umurnya sekarang berapa?P: 77 tahun dokDM: Bapak tinggal dimana ?P : saya tinggal di barru. DM : apa pekerjaan ta pak?P: saya pensiunan Depag.DM : kalo boleh tahu apa keluhan ta sampai datang berobat pak?P: itu dok, saya katanya suka bicara tidak karuan.DM: Sejak kapan itu ibu?P: baru-baru iniji dokDM: bapak bicara tidak karuan kayak bagaimana?P: saya juga tidak tau dokDM: bapak, saya dengar-dengar katanya bapak sering mengamuk? P: tidak ji dok.DM: bapak sering tidak, dengar saura-suara yang orang lain tidak dengar? P: tidak ada dokDM: oh begitu pak, trus bapak tidurnya kalau malam bagusji?P : bagus ji dok, tapi kemarin susah tidur.DM: kenapa bapak susah tidur? Mungkin ada yang bapak pikir?P: tidak tau dokDM : bapak pernahki sakit begini sebelumnya ?P: tidak pernah dokDM : klo dikeluargata ada sakitya seperti kita?P: tidak ada.

DM: bapak dulu sekolahnya sampai dimana?P: saya sekolah SPG dok, trus lanjut 1 tahun PGSLPDM: apa itu PGSLP pak?P: itu setara dengan S1 dok. DM : bapak masi kita ingatji namanya teman-temanta waktu di SPG ki? P: itu teman ku namanya Kahar Usman di SPGDM: pak coba bapak jawab yah, kalau 100-7 berapa pak?P: 83 dokDM: bapak tau ji artinya panjang tangan?P: tidak tau dokDM: kalau ada udang dibalik batu pak?P: ada punya maksud tertentuDM: bapak bisa jeki eja kata MAWAR?P: M A W A RDM: bapak ingat ndak tadi malam bapak ngapain?P: tadi malam saya dijenguk sama keuargaku dok. DM : baik bu.. kira-kira masih ada yang mau bapak ceritakan ke saya?P : tidak ada dok.DM: kalo begitu terima kasih atas waktunya pak. P : Iya dok, sama-sama DM : Jangan lupa minum obatta pak yah semoga cepatki sembuh.P: iya amin dok.

Alloanamnesa didapat dariNama : Hj. Sitti AminahHubungan dengan pasien : istri pasien

DM : permisi bu, saya mau bertanya lagi tentang bapak di ibu, bisaji bu?P: oiya bisa ji nak, mari duduk ki disini nak.DM: apa hubungan ta dengan bapak bu?P: oh saya istrinya nakDM: bu, sejak kapan ki bapak mulai seperti ini?P: itu dok sejak hari rabu yang lalu dok kira-kira sebelas malam miDM: awal mulanya itu kayak bagaimana bu? Bisaki ceritakan ke saya bu?P: awalnya itu bapak ini sering murung trus pikiranya kayak kosong begitu, trus ndak lama kemudian bapak sering bicara yang tidak karuan dok.DM: bicara tidak karuannya itu kayak bagaiman bu?P: itu dok, kalau sudah mulai lagi penyakitnya dia sering teriak kalau mau na ceraikanka, trus sering bilang kalau dia mau mati saja.DM: maaf bu saya mau tanya lagi, hubunganta sama bapak baik-baik ji selama ini?P: iya baik-baik saja, cuman itu kalau datang lagi penyakitnya seringki bicara begitu saya curiga ini kalau bapak ini dirasuki, soalnya pernah saya panggil ustad untuk di rukiyah, katanya ini bapak dirasuki. Tapi belakangan ini sudah jarangmi kayak begitu karna sering saya mengaji-mengaji disampingnya.DM: ada berapa anaknya bapak sama ibu?P: lima anakku dok, empat cowo satu cewek yang paling bungsu.DM: bagaimana hubungannya bapak sama anak-anaknya?P: baik-baik ji hubungannya sama anak-anaknya, tidak pernah ada masalah besar, trus anaknya juga sudah menikahmi semua baru keluar dari rumah.DM: bapak dilingkungan sekitar bagaimana bu? Baikji hubungannya sama tetangga-tetangga?P: baik semua dok, malah bapak ini rajin pergi sholat dimesjid.DM: bu, seringki liat bapak bicara-bicara sendiri ndak? Atau mungkin bapak pernah cerita kalau ada yang sering dia temani bicaraP: iya dok, sering itu dia bicara-bicara sendiri, seakan-akan itu ada yang bicara sama dia.DM: bu, ada tidak masalah-masalah yang belakangan ini sering buat bapak terganggu atau jadi kepikiran begitu bu?P: itu dok, kayaknya yang buat dia kayak begini itu gara-gara masalah warisan tanahnya yang sering didesak-desak sama keluarga-keluarganya, sering itu dia cerita sampai menangis tentang masalah itu tanah warisan.DM: hubungannya bapak dengan keluarganya bagaimana bu?P: itumi dok gara-gara itu tanah warisan sampai tidak baikmi hubungannya sama keluarganya.DM: oh jadi itu yang selalu bapak pikir sampai-sampai tidak bisa tidurdan kadang-kadang murung di?P: iya dok kayaknya itumi penyebabnya.DM: bu, bapak merokok ndak? Atau pernah minum minuman keras?P: oh tidak pernah itu sama sekali bapak sentuh yang begituan, ini bapak rajin sekali sholat.DM: bu, ini bapak pernah ndak jatuh sebelumnya sampai pingsan.P: oiya bapak pernah jatuh dari tangga sekitar 2 tahun yang lalu, tapi tidak sampai pingsan ji, cumin berdarah ji pelipisnya baru dibawa kerumah sakit.DM: bapak punya penyakit lain lagi ndak bu selain ini? Kayak darah tinggi atau gula bu?P: oiya bapak punya darah tinggi, itu ada obat darah tingginya yang selalu dia minum.DM: oh jadi teratur ji bapak minum obatnya di?P: iye teratur ki minum obat.DM: masih ada lagi mungkin yang mauki sampaikan sama saya bu?P: kayaknya tidak ada dokDM: kalau begitu saya permisi dulu bu di, terimakasih sudah mau saya wawancari.P: iya dok sama-sama.. terimakasih juga dok.

II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL (PSIKIATRI)2.1 Gambaran Umum1. PenampilanTampak seorang ibu perawakan sedang, berambut pendek mengenakan baju kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana panjang putih dan membawa tas jinjingan, postur wajah sesuai dengan umur. Perawatan diri baik. 2. KesadaranKualitas : Baik (tidak terdapat gangguan kesadaran) 3. Perilaku dan aktivitas psikomotorPasien duduk tenang saat wawancara. 4. Sikap terhadap pemeriksaCukup Kooperatif

2.2 Keadaan Afektif1) Mood: cemas 2) Afek : cemas 3) Keserasian: serasi4) Empati: dapat dirabarasakan2.3 Gangguan Persepsi :1) Halusinasi: - Halusinasi Auditorik (-) Halusinasi Taktil (-)2) Ilusi: Tidak ada3) Depersonalisasi: Tidak ada4) Derealisasi: Tidak ada2.4 Pikiran1) Bentuk Pikir : Realistik2) Arus pikiran a. Produktivitas : Cukup, berbicara spontanb. Kontinuitas : Relevanc. Verbalisasi : baik3) Isi pikirana. Preokupasi: Tidak adab. Gangguan isi pikiran: 1. Waham yang kacau (Bizzare delusion) : tidak ada 2. Waham curiga : tidak ada3. Waham somatik : tidak ada 2.5 Pengendalian Impuls : Baik2.6 Fungsi Intelektual (kognitif)1) Taraf pendidikan: Sesuai dengan taraf pendidikan 2) Orientasi :a. Waktu: baikb. Tempat: baikc. Orang: baik3) Daya ingat:a. Jangka panjang: baikb. Jangka sedang: baikc. Jangka Pendek: baikd. Jangka Segera: baik4) Konsentrasi dan perhatian: Baik 5) Kemampuan menolong diri sendiri : Baik 6) Pikiran Abstrak : Baik2.7 Daya Nilai : 1) Norma sosial : Baik 2) Uji daya nilai : Baik 3) Penilaian realita: Baik 4) Tilikan: Derajat 6 (pasien sadar bahwa dirinya sakit dan butuh pengobatan)2.8 Realibilitas : Dapat dipercaya

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGISa. Status Internus :TD : 120/80 mmHg, Nadi : 86x/I, Pernapasan : 20x/I, Suhu : 370 Cb. Status Neurologis :GCS (E4M6V5), Pupil : Bundar (isokor) ukuran 2 mm, reflex cahaya langsung (+/+), tanda rangsang menings : kaku kuduk (-), kernig sign (-), fungsi motorik dan sensorik pada ekstremitas dalam batas normal.IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNASeorang perempuan berumur 41 tahun datang ke poli jiwa dengan keluhan merasa gelisah dan susah tidur yang dialami sekitar 3 bulan yang lalu. Kejadian ini diawali saat pasien bermasalah dengan suaminya, namun pasien hanya memendam dan tidak berani melawan saat pasien dimarahi oleh suaminya. Suami pasien juga sering memarahi dan memukul anaknya, pada saat pasien melihat anaknya dimarahi dan dipukul, pasien merasa sesak, keringat dingin dan jantung berdebar-debar. Suami pasien merupakan orang yang keras dalam keluarga suami pasien juga cuek dengan kondisi pasien, mertua dari pasien juga merupakan orang yang keras dan selalu marah-marah sama pasien. Pasien biasa curhat kepada saudara perempuannya. Pasien sebelumnya pernah berobat di Bantaeng dan diberikan obat alprazolam 0,5mg, dan amitriptylin 25mg. pasien merasa tenang dan bisa tidur setelah minum obat tersebut. Pasien juga mengeluhkan nyeri ulu hati dan demam yang dialami 2 minggu. Tampak seorang ibu perawakan sedang, berambut pendek mengenakan baju kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana panjang putih dan membawa tas jinjingan, postur wajah sesuai dengan umur. Perawatan diri baik. Fungsi intelektual baik, tidak terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi, dan gangguan isi pikir berupa waham. Pengendelian impuls baik, norma sosial baik, uji daya nilai baik, penilaian realita baik dan tilikan derajat 6 (menyadari dirinya sakit dan butuh pengobatan). Didapatkan Status Internus TD : 120/80 mmHg, Nadi : 86x/I, Pernapasan : 20x/I, Suhu : 370 C dan pada pemeriksaan Status Neurologis didapatkan hasil GCS (E4M6V5), Pupil : Bundar (isokor) ukuran 2 mm, reflex cahaya langsung (+/+), tanda rangsang menings : kaku kuduk (-), kernig sign (-), fungsi motorik dan sensorik pada ekstremitas dalam batas normal.V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)Aksis I : Berdasarkan autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinik bermakna, yaitu keluhan susah tidur, sakit kepala, kurang bersemangat, gelisah, sehingga menimbulkan distress (penderitaan) dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat disimpulkan pasien menderita gangguan jiwa. Dari status internus dan neurologis tidak ditemukan kelainan sehingga kelainan mental organik dapat disingkirkan. Pada pemeriksaan pasien ini ditemukan gejala anxietas yang menonjol seperti rasa khawatir namun tidak berlangsung tiap hari. Berdasarkan PPDGJ III, maka didiagnosa Gangguan Cemas Menyeluruh (F.41.1) Aksis II : Ciri kepribadian tidak khas. Aksis III : GOO-G99: Penyakit susunan saraf (vertigo). KOO-K93: Penyakit sistem pencernaan (Gastritis)Aksis IV :Kurang jelas namun diduga karena : Konflik dalam rumah tangga Aksis V : GAP scale 70-61 : beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. VI. PROGNOSIS Dubia et Malam Faktor pendukung : Tidak ditemukan riwayat organobiologik yang berhubungan langsung Ada dukungan dari keluarga untuk sembuh Tidak terdapat riwayat gangguan yang sama dalam keluarga Faktor Penghambat : Tidak ada VII. RENCANA TERAPIPsikofarmaka : Ratinidin 3 x 1 Corrage 20mg 1 x 1 Amitriptyin 1 x 25mgPsikoterapi : Ventilasi : Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya, agar pasien memahami kondisi dirinya dan memahami cara menghadapinya serta memotivasi pasien agar meminum obat secara teratur.VIII. PEMBAHSAAN DAN TINJAUAN PUSTAKA1. Definisi Gangguan Cemas Menyeluruh Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD) merupakan kekhawatiran yang berlebih dan meresap disertai oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien. Beberapa gejala somatik yang dialami adalah ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, keluhan epigastrik dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial dan pekerjaan. 2. Epidemiologi Gangguan Cemas MenyeluruhPrevalensi gangguan cemas menyeluruh antara 3-8% dan rasio antara perempuan dan laki-laki sekitar 2:1. Usia onset sukar untuk ditentukan karena mereka melaporkan mengalami kecemasan selama yang dapat mereka ingat.3. Etiologi Gangguan Cemas MenyeluruhFaktor BiologiArea otak yang diduga terlibat pada timbulnya gangguan ini adalah lobus oksipitalis yang mempunyai reseptor benzodiazepin tertinggi di otak. Basal ganglia, sistem limbik dan korteks frontal juga dihipotesiskan terlibat pada timbulnya gangguan ini. Pada pasien juga ditemukan sistem serotonergik yang abnormal. Neurotransmitter yang berkaitan adalah GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan kolesitokinin. Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography) ditemukan penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih otak.Teori GenetikPada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan genetik pasien gangguan anxietas menyeluruh dan gangguan depresi mayor pada pasien wanita. Sekitar 25% dari keluarga tingkat pertama penderita juga mengalami gangguan yang sama. Sedangkan penelitian pada pasangan kembar didapatkan angka 50% pada kembar monozigotik dan 15% pada kembar dizigotik.Teori PsikoanalitikTeori psikoanalitik menghipotesiskan bahwa anxietas adalah gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan. Pada tingkat yang paling primitif anxietas dihubungkan dengan perpisahan dengan objek cinta. Pada tingkat yang lebih matang lagi dihubungkan dengan kehilangan cinta dari objek yang penting. Anxietas kastrasi berhubungan dengan fase oedipal sedangkan anxietas superego merupakan ketakutan seseorang untuk mengecewakan nilai dan pandangannya sendiri (merupakan anxietas yang paling matang).Teori Kognitif PerilakuPenderita berespon secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman, disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal negatif pada lingkungannya, adanya distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negatif terhadap kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.4. Tanda dan Gejala Klinis Gangguan Cemas MenyeluruhGejala utama adalah anxietas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kewaspadaan secara kognitif. Kecemasan bersifat berlebihan dan mempengaruhi aspek kehidupan pasien. Ketegangan motorik bermanifestasi sebagai bergetar, kelelahan dan sakit kepala. Hiperaktivitas otonom timbul dalam bentuk pernafasan yang pendek, berkeringat, palpitasi, dan disertai gejala saluran pencernaan. Terdapat juga kewaspadaan kognitif dalam bentuk iritabilitas.5. Pedoman Diagnostik Gangguan Cemas MenyeluruhMenurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III)Penderita harus menunjukkan gejala primer anxietas yang berlangsung hampir setiap hari selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini biasanya mencakup hal-hal berikut:a) Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dan sebagainya);b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipneu, keluhan epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dan sebagainya).Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan somatik berulang-ulang. Adanya gejala-gejala lain yang bersifat sementara, terutama depresi, tidak menyingkirkan gangguan anxietas menyeluruh sebagai diagnosis utama, selama pasien tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif (F32), gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panik (F41.0) atau gangguan obsesif kompulsif (F42).Termasuk: Neurosis anxietas Reaksi anxietas Keadaan anxietasMenurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV ( DSM-IV-TR)Kriteria Diagnosis berdasarkan DSM-IV TR:1. Kecemasan dan kekhawatiran berlebihan (harapan yang mengkhawatirkan), terjadi lebih banyak dibandingkan tidak selama paling kurang 6 bulan, tentang sejumlah peristiwa atau aktivitas (seperti pekerjaan atau prestasi sekolah). 1. Orang kesulitan untuk mengendalikan kekhawatiran.1. Kecemasan dan kekhawatiran adalah dihubungkan dengan tiga (atau lebih) dari enam gejala berikut (dengan paling kurang beberapa gejala terjadi lebih banyak dibandingkan tidak selama 6 bulan terakhir). Catatan : Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak.Catatan : Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak : 1. Gelisah atau perasaan tegang atau cemas1. Merasa mudah lelah1. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong1. Iritabilitas1. Ketegangan otot1. Gangguan tidur (kesulitan untuk memulai atau tetap tertidur, atau tidur yang gelisah dan tidak memuaskan)1. Fokus kecemasan dan kekhawatiran adalah tidak dibatasi pada gambaran utama gangguan Aksis I, misalnya, kecemasan atau ketakutan adalah bukan suatu Serangan Panik (seperti pada Gangguan Panik), merasa malu di depan umum(seperti pada Fobia Sosial), terkontaminasi (seperti pada Gangguan Obsesif Kompulsif), merasa jauh dari rumah atau kerabat dekat (seperti pada Gangguan Cemas Perpisan), pertambahan berat badan (seperti pada Anoreksia Nervosa), menderita berbagai keluhan fisik (seperti pada Gangguan Somatisasi), atau menderita penyakit serius (seperti pada Hipokondriasis), serta kecemasan dan kekhawatiran tidak terjadi secara eksklusif selama Gangguan Stres Pascatrauma.1. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.1. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis umum (misalnya hipertiroidisme) dan tidak terjadi secara eksklusif selama suatu Gangguan Mood, Ganguan Psikotik, atau Gangguan Perkembangan Pervasif.IX. FOLLOW UPMemantau keadaan pasien dan perkembangan penyakitnya, efektifitas terapi serta memantau efek samping obat.

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA LAPORAN KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN JULI, 2013UNIV. MUHAMMADIYAH MAKASSAR

LAPORAN KASUS GANGGUAN CEMAS MENYELURUH (F41.1)

OLEH :

ELIM JUSRI10542 0073 09

PEMBIMBING :dr. Novry RHB, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2013

8