Laporan Kasus Mioma Uteri

23

Click here to load reader

Transcript of Laporan Kasus Mioma Uteri

Page 1: Laporan Kasus Mioma Uteri

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian

Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot

polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.1 Mioma uteri disebut juga dengan leimioma

uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat karena jaringan ikat dan otot

rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang paling umum dan sering

dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkan gejala klinis berdasarkan besar dan

letak mioma.

2. Anatomi Uterus

3. Epidemiologi

Mioma uterus, atau disebut juga sebagai leiomioma atau fibroid merupakan tumor

jinak yang sering ditemukan pada wanita usia reproduktif (20-25%). Pada usia > 35 tahun

kejadiannya lebih tinggi., yaitu mendekati angka 40%. Tingginya kejadian mioma uterus

antara usia 35 tahun dan usia 50 tahun menunjukan adannya hubungan kejadian mioma

uterus dengan estrogen. Pada usia menopause terjadi regresi mioma uterus

Wanita kulit hitam di USA 3-9 kali menderita mioma uterus dibandingkan wanita

kulit putih. Namun di Afrika, wanita kulit putih sedikit sekali menderita mioma uterus.

Perbedaan Amerika dan Afrika mungkin dikaitkan dengan adanya perbedaan pola hidup.

Di USA, dari650.000 histerektomi yang dilakukan per tahun, sebanyak 27% (175.000)

disebabkan arena mioma uterus. Berdasarkan angka kejadian residif dari mioma uterus

sebanyak 15 % (4-59%), maka sebanyak 10% (3-21%) harus dilakukan operasi lagi.

4. Etiologi

Mioma uteri berasal dari sel otot polos myometrium, menurut teori onkogenik

maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan promotor.

Factor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan miom auteri masih belum diketahui dengan

pasti. Dari penelitian menggunakan glukosa-6-phospatase dihydrogenase diketahui

Page 2: Laporan Kasus Mioma Uteri

bahwa mioma berasal dari jaringan yang uniseluler. Transformasi neoplastic dari

myometrium menjadi mioma melibatkan mutasi somatic dari myometrium normal dan

interaksi kompleks dari hormone steroid seks dan growth factor local. Mutasi somatic ini

merupakan awal dari proses pertumbuhan tumor.

Tidak didapat bukti bahwa hormone estrogen berperan sebagai penyakit mioma,

namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari

reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi disbanding dari myometrium

sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah dibandingkan endometrium. Hormone

progesterone meningkatkan aktivitas mitotic dari mioma pada wanita muda namun

mekanisme dan factor pertumbuhan yang terlibat tidak diketahui secara pasti.

Progesterone memungkinkan pembesaran tumor dengan cara down-regulation apoptosis

dari tumor. Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi

matriks ekstraseluler.

Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang

berpendapat:

1. Teori Stimulasi

Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa :

a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil

b. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche

c. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause

d. Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan mioma uteri

2. Teori Cellnest atau genitoblas

Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell

nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen. (Prawirohardjo,

1996:282)

5. Factor Resiko

a. Usia penderita

Wanita kebanyakannya didiagnosa dengan mioma uteri dalam usia 40-an;

tetapi,masih tidak diketahui pasti apakah mioma uteri yang terjadi adalah disebabkan

peningkatan formasi atau peningkatan pembesaran secara sekunder terhadap perubahan

Page 3: Laporan Kasus Mioma Uteri

hormon pada waktu usia begini. Faktor lain yang bisa mengganggu insidensi sebenar

kasus mioma uteri adalah kerana dokter merekomendasi dan pasien menerima

rekomendasi tersebut untuk menjalani histerektomi hanya setelah mereka sudah melepasi

usia melahirkan anak (Parker, 2007). 16

Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai

sarang mioma.Mioma belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke dan setelah

menopause hanya 10% mioma yang masih bertumbuh (Prawirohardjo, 2008)

b. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)

Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil

histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa hormon esterogen

endogen pada wanita-wanita menopause pada kadar yang rendah atau sedikit (Parker,

2007). Awal menarke (usia di bawah 10 tahun) dijumpai peningkatan resiko ( RR 1,24)

dan menarke lewat (usia setelah 16 tahun) menurunkan resiko (RR 0,68) untuk menderita

mioma uteri.

c. Riwayat Keluarga

Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri

mempunyai peningkatan 2,5 kali kemungkinan risiko untuk menderita mioma uteri

dibanding dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri. Penderita mioma

yang mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri mempunyai 2 kali lipat

kekuatan ekspresi dari VEGF-α (a myoma-related growth factor) dibandingkan dengan

penderita mioma yang tidak mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri (Parker,

2007). 16

c. Etnik

Dari studi yang dijalankan melibatkan laporan sendiri oleh pasien mengenai

mioma uteri, rekam medis, dan pemeriksaan sonografi menunjukkan golongan etnik

Afrika-Amerika mempunyai kemungkinan risiko menderita mioma uteri setinggi 2,9 kali

berbanding wanita etnik caucasia, dan risiko ini tidak mempunyai kaitan dengan faktor

risiko yang lain. Didapati juga wanita golongan Afrika-Amerika menderita mioma uteri

dalam usia yang lebih muda dan mempunyai mioma yang banyak dan lebih besar serta

menunjukkan gejala klinis. Namun ianya masih belum diketahui jelas apakah perbedaan

Page 4: Laporan Kasus Mioma Uteri

ini adalah kerana masalah genetik atau perbedaan pada kadar sirkulasi estrogen,

metabolisme estrogen, diet, atau peran faktor lingkungan.

Pada penelitian terbaru menunjukkan yang Val/Val genotype untuk enzim

essensial kepada metabolisme estrogen,catechol-O-methyltransferase (COMT) ditemui

sebanyak 47% pada wanita Afrika-Amerika berbanding hanya 19% pada wanita kulit

putih. Wanita dengan genotype ini lebih rentan untuk menderita mioma uteri. Ini

menjelaskan mengapa prevalensi yang tinggi untuk menderita mioma uteri dikalangan

wanita Afrika-Amerika lebih tinggi (Parker, 2007). 16

d. Berat Badan

Satu studi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan risiko menderita

mioma uteri adalah setinggi 21% untuk setiap kenaikan 10kg berat badan dan dengan

peningkatan indeks massa tubuh. Temuan yang sama juga turut dilaporkan menyebabkan

pemingkatan konversi androgen adrenal kepada estrone dan menurunkan hormon sex-

binding globulin. Hasilnya menyebabkan peningkatan estrogen secara biologikal yang

bisa menerangkan mengapa terjadi peningkatan prevalensi mioma uteri dan

pertumbuhannya (Parker, 2007).

Beberapa penelitian menemukan hubungan antara obesitas dan peningkatan

insiden mioma uteri. Suatu studi di Harvard yang dilakukan oleh Dr. Lynn Marshall

menemukan bahwa wanita yang mempunyai Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas normal,

berkemungkinan 30,23% lebih sering menderita mioma uteri. Ros dkk, (1986)

mendapatkan resiko mioma uteri meningkat hingga 21% untuk setiap 10 Kg kenaikan

berat badan dan hal ini sejalan dengan kenaikan IMT

e. Diet

Ada studi yang mengaitkan dengan peningkatan terjadinya mioma uteri dengan

pemakanan seperti daging sapi atau daging merah atau ham bisa meningkatkan insidensi

mioma uteri dan sayuran hijau bisa menurunkannya. Studi ini sangat sukar untuk

diintepretasikan kerana studi ini tidak menghitung nilai kalori dan pengambilan lemak

tetapi sekadar informasi sahaja dan juga tidak diketahui dengan pasti apakah vitamin,

serat atau phytoestrogen berhubung dengan mioma uteri (Parker, 2007). 16

f. Kehamilan dan paritas

Page 5: Laporan Kasus Mioma Uteri

Peningkatan paritas menurunkan insidensi terjadinya mioma uteri. Mioma uteri

menunjukkan karakteristik yang sama dengan miometrium yang normal ketika kehamilan

termasuk peningkatan produksi extracellular matrix dan peningkatan ekspresi reseptor

untuk peptida dan hormon steroid. Miometrium postpartum kembali kepada berat asal,

aliran darah dan saiz asal melalui proses apoptosis dan diferensiasi. Proses remodeling ini

berkemungkinan bertanggungjawab dalam penurunan saiz mioma uteri. Teori yang lain

pula mengatakan pembuluh darah di uterus kembali kepada keadaan atau saiz asal pada

postpartum dan ini menyebabkan mioma uteri kekurangan suplai darah dan kurangnya

nutrisi untuk terus membesar. Didapati juga kehamilan ketika usia midreproductive (25-

29 tahun) memberikan perlindungan terhadap pembesaran mioma (Parker, 2007). 16

g. Kebiasaan merokok

Merokok dapat mengurangi insidensi mioma uteri. Banyak faktor yang bisa

menurunkan bioavalibiltas hormon estrogen pada jaringan seperti: penurunan konversi

androgen kepada estrone dengan penghambatan enzim aromatase oleh nikotin (Parker,

2007). 16

6. Patofisiologi

Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam myometrium dan

lambat laun membesar karena pertumbuhan itu miometrium terdesak menyusun semacam

pseudekapsula atau simpai semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin

terdapat satu mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika ada satu mioma yang

tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi

padat. Bila terletak pada dinding depan uterus, uterus mioma dapat menonjol ke depan

sehingga menekan dan mendorong kandung kencing ke atas sehingga sering

menimbulkan keluhan miksi.

Tetapi masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian darah pada

mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan

mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus

yang berlebihan sehingga terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan

fisik, kondisi tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi.

Page 6: Laporan Kasus Mioma Uteri

Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang mengalami

kekurangan volume cairan.

7. Klasifikasi

Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari

korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri

dibagi 4 jenis antara lain:

1. Mioma submukosa

2. Mioma intramural

3. Mioma subserosa

4. Mioma intraligamenter

Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48%),

submukosa (6,1%) dan jenis intraligamenter (4,4%)3

1. Mioma submukosa

Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai

6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.

Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan, tetapi mioma

submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.

Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya

benjolan waktu kuret, dikenal sebagai currete bump dan dengan pemeriksaan histeroskopi dapat

diketahui posisi tangkai tumor.

Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa pedinkulata.

Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor

ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma

yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa kasus,

penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.

2. Mioma intramural

Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Karena pertumbuhan tumor,

jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila di

dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang

Page 7: Laporan Kasus Mioma Uteri

berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus,

dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat

menimbulkan keluhan miksi.

3. Mioma subserosa

Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus

diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum

menjadi mioma intraligamenter.

4. Mioma intraligamenter

Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum

atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering parasitis

fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik

dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan

sabit.

Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas otot polos dan

jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like pattern) dengan pseudokapsul yang

terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan.

Gambaran makroskopik mioma uteri:

Berkapsul

Berbatas tegas

8. Manifestasi Klinis

a. Gejala Subjektif

Pada umumnya kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Timbulnya gejala subjektif dipengaruhi oleh: letak mioma uteri, besar mioma uteri, perubahan dan komplikasi yang terjadi.Gejala subjektif pada mioma uteri:

a) Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling umum dijumpai. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah:

Page 8: Laporan Kasus Mioma Uteri

menoragia, dan metrorargia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini antara lain adalah: pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium, permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa, atrofi endometrium, dan gangguan kontraksi otot rahim karena adanya sarang mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.

b) Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas tetapi gejala ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan dan pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.

c) Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat miomauteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuria, pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.3,19,25

b. Gejala Objektif

Gejala Objektif merupakan gejala yang ditegakkan melalui diagnosa ahli medis. Gejala objektif mioma uteri ditegakkan melalui:

1) Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik dapat berupa pemeriksaan Abdomen dan pemeriksaan pelvik. Pada pemeriksaan abdomen, uterus yang besar dapat dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba

Page 9: Laporan Kasus Mioma Uteri

sebagai nodul ireguler dan tetap, area perlunakan memberi kesan adanya perubahan degeneratif. Pada pemeriksaan Pelvis, serviks biasanya normal, namun pada keadaan tertentu mioma submukosa yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan terlihat pada ostium servikalis. Uterus cenderung membesar tidak beraturan dan noduler. Perlunakan tergantung pada derajat degenerasi dan kerusakan vaskular. Uterus sering dapat digerakkan, kecuali apabila terdapat keadaanpatologik pada adneksa.

2) Pemeriksaan Penunjang; Apabila keberadaan masa pelvis meragukan maka pemeriksaan dengan ultrasonografi akan dapat membantu. Selain itu melalui pemeriksaan laboratorium (hitung darah lengkap dan apusan darah) dapat dilakukan.

9. Diagnosis

a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan yang didapatkan sesuai dengan yang didapatkan dari gejala objektif

tersebut diatas.

b. Temuan Laboratorium

Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini disebabkan perdarahan

uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat besi. Kadang-kadang mioma

menghasilkan eritropoeitin yang pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia.

Adanya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan

mioam terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan

kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.

c. Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi

Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam

menetapkan adanya mioma uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama bermanfaat

pada uterus yang kecil. Uterus atau massa yang paling besar baik diobservasi

melalui ultrasonografi transabdominal. Mioma uteri secara khas menghasilkan

Page 10: Laporan Kasus Mioma Uteri

gambaran ultrasonografi yang mendemonstrasikan irregularitas kontur maupun

pembesaran uterus. Adanya kalsifikasi ditandai oleh fokus-fokus hiperekoik

dengan bayangan akustik. Degenerasi kistik ditandai adanya daerah yang

hipoekoik.13

Hiteroskopi

Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika

tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat diangkat.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Sangat akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi

jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap berbatas tegas

dan dapat dibedakan dari miometrium normal. MRI dapat mendeteksi lesi sekecil

3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk mioma submukosa. MRI

dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus yang tidak dapat

disimpulkan.

10. Tatalaksana

1. Konservatif Penderita dengan mioma yang kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan

pengobatan, tetapi harus diawasi perkembangan tumornya. Jika mioma lebih besar

dari kehamilan 10 – 12 minggu, tumor yang berkembang cepat, terjadi torsi pada

tangkai, perlu diambil tindakan operasi.1,7

2. Terapi medikamentosa

Terapi medikammentosa yang dapat memperkecil volume atau menghentikan

pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi

medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi pengganti sementara

dari terapi operatif.3,8

Adapun preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa adalah analog

GnRH, progesteron,danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin, anti prostaglandin,

agen-agen lain (gossipol,amantadine)

Analog GnRH .

Penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 pasien dengan mioma uteri yang

diberikan analog GnRH leuprorelin asetat selama 6 bulan, ditemukan pengurangan

Page 11: Laporan Kasus Mioma Uteri

volume uterus rata-rata 67 %, pada 90 wanita didapatkan pengecilan volume uterus

sebesar 20 %, dan pada 35 wanita ditemukan pengurangan volume mioma sebanyak 80

%.

Efek maksimal dari analog GnRH baru terlihat setelah 3 bulan dimana cara

kerjanya menekan produksi estrogen dengan sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah

menyerupai kadar estrogen wanita usia menopause. Setiap mioma uteri memberikan hasil

yang berbeda-beda terhadap pemberian analog GnRH.2,9

Mioma submukosa dan mioma intramural merupakan mioma uteri yang paling

responsif terhadap pemberian analog GnRH. Sedangkan mioma subserosa tidak responsif

dengan pemberian analog GnRH ini.

Keuntungan pemberian pengobatan medikamentosa dengan analog GnRH

adalah.2

1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri

2. Mengurangi anemia akibat pendarahan

3. Mengurangi pendarahan pada saat operasi

4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan mioma

5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal

6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi

Progesteron

Peneliti Lipschutz tahun 1939, melaporkan perkembangan mioma uteri dapat

dihambat atau dihilangkan dengan pemberian progesteron. Dimana progesteron yang

diproduksi oleh tubuh dapat berinteraksi secara sinergis dengan estrogen, tetapi

mempunyai aksi antagonis.3,10,11

Tahun 1946 Goodman melaporkan terapi injeksi progesteron 10 mg dalam 3 kali

seminggu atau 10 mg sehari selama 2 – 6 minggu, terjadi regresi dari mioma uteri, setelah

pemberian terapi. Segaloff tahun 1949, mengevaluasi 6 pasien dengan perawatan 30

sampai 189 hari, dimana 3 pasian diberi 20 mg progesterone intramuskuler tiap hari, dan

3 pasian lagi diberi 200 mg tablet. Pengobatan ini tidak mempengaruhi ukuran mioma

uteri.

Page 12: Laporan Kasus Mioma Uteri

Goldhiezer, melaporkan adanya perubahan degeneratif mioma uteri pada

pemberian progesteron dosis besar. Dengan pemberian medrogestone 25 mg pr hari

selama 21 hari. Pada pemberian 2 mg norethindrone tiap hari selama 30 hari tidak

mempengaruhi perubahan ukuran volume mioma uteri. Perkiraan ukuran mioma uteri

sebelum dan sesudah terapi tidak dilakukan dan efektifitasnya dimulai berdasarkan

temuan histologis. Terapi progesteron mungkin ada berhasil dalam pengobatan mioma

uteri, hal ini belum terbukti saat ini.2,3,11

Danazol

Danazol merupakan progestogen sintetik yang berasal dari testoteron, dan pertama

kali digunakan untuk pengobatan endometrosis. Prof. Maheux tahun 1983 pada

pertemuan tahunan perkumpulan fertilitas Amerika, mempresentasikan hasil studinya di

Universitas Yale, 8 pasien mioma uteri diterapi 800 mg danazol setiap hari, selama 6

bulan. Dosis substansial didapatkan hanya menyebabkan pengurangan volume uterus

sebesar 20 – 25 %, dimana diperoleh fakta bahwa damazol memiliki substansi

androgenik.3

Tamaya, dan rekan-rekan tahun 1979, melaporkan reseptor androgen pada mioma

terjadi peningkatan aktivitas 5 ∝ - reduktase dibandingkan dengan miometrium dan

endometrium normal. Yamamoto tahun 1984, dimana mioma uteri, memiliki suatu

aktifitas aromatase yang tinggi dan dapat membentuk estrogen dari androgen.3,12

Tamoksifen

Tamoksifen merupakan turunan trifeniletilen mempunyai khasiat estrogenik

maupun antiestrogenik. Dan dikenal sebagai “selective estrogen receptor modulator”

(SERM) dan banyak digunakan untuk pengobatan kanker payudara stadium lanjut.

Karena khasiat sebagai estrogenik maupun antiestrogenik. Beberapa peneliti melaporkan,

pemberian tamoksifen 20 mg tablet perhari untuk 6 wanita premenopause dengan mioma

uteri selama 3 bulan dimana, volumae mioma tidak berubah.

Kerja tamoksifen pada mioma uteri, dimana konsentrasi reseptor estradiol total

secara signifikan lebih rendah. Hal ini terjadi karena peningkatan kadar progesteron bila

diberikan secara berkelanjutan.3

Page 13: Laporan Kasus Mioma Uteri

Goserelin

Goserelin merupakan GnRH agonis, dimana ikatan reseptornya terhadap jaringan

sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah berada cukup lama. Dan pada pemberian

goserelin dapat mengurangi setengah ukuran mioma uteri dan dapat menghilangkan

gejala menorargia dan nyeri pelvis. Pada wanita premenopause dengan mioma uteri,

pengobatan jangka panjang dapat menjadi alternatif tindakan histerektomi terutama pada

saat menjelang menopause. Pemberian goserelin 400 mikrogram 3 kali sehari semprot

hidung sama efektifnya dengan pemberian 500 mikrogram sehari sekali dengan cara

injeksi subkutan.

Untuk pengobatan mioma uteri, dimana kadar estradiol kurang signifikan

disupresi selama pemberian goserelin dan pasien sedikit mengeluh efek samping berupa

keringat dingin. Pembereian dosis yang sesuai, agar dapat menstimulasi estrogen tanpa

tumbuh mioma kembali atau berulangnya peredaran abnormal sulit diterima. Peneliti

mengevaluasi efek pengobatan dengan formulasi depot bulanan goserelin dikombinasi

dengan HRT (estrogen konjugasi 0.3 mg ) dan medroksiprogesteron asetat 5 mg pada

pasien mioma uteri, parameter yang diteliti adalah volume mioma uteri, keluhan pasien,

corak perdarahan, kandungan mineral tulang dan fraksi kolesterol.

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian, dimana pemberian goserelin dikombinasi

dengan HRT dilaporkan mioma uteri berkurang, dengan keluhan berupa keringat dingin

dan pola perdarahan spotting, bila pengobatan dihentikan. Dimana kandungan mineral

tulang berkurang bila pemberian pengobatan selama 6 bulan pertama. Tiga bulan setelah

pengobatan perlu dilakukan observasi, dan konsentrasi HDL kolesterol meningkat selama

pengobatan, sedangkan plasma trigliserida konsentrasi menetap selama pemberian

terapi.10

Antiprostaglandin

Penghambat pembentukan prostaglandin dapat mengurangi perdarahan yang

berlebihan pada wanita dengan menoragia, dan hal ini beralasan untuk diterima atau

mungkin efektif untuk menoragia yang diinduksi oleh mioma uteri.

Page 14: Laporan Kasus Mioma Uteri

Ylikorhala dan rekan-rekan, melaporkan pemberian naproxen 500 – 1000 mg

setiap hari untuk terapi selama 5 hari tidak memiliki efek pada menoragia yang diinduksi

mioma, meskipun hal ini mengurangi perdarahan menstruasi 35,7 % wanita dengan

menoragia idiopatik. Studi ini didasarkan hanya penilaian secara simptomatik, sedangkan

ukuran mioma tidak diukur.3

3. Terapi operatif

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.

Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukosum pada myom geburt

dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma subserosum dapat

mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila miomektomi ini dikerjakan

karena keinginan memperoleh anak, maka kemungkinan akan terjadi kehamilan adalah

30 – 50%.

Perlu disadari bahwa 25 – 35% dari penderita tersebut akan masuh diperlukan

histerektomi. Histerektomi adalah pengangkatan uterus, yang umumnya merupakan

tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilakukan perabdominal maupun pervaginam.

Histerktomi total umumnya dilakukan dengan alas an mencegah akan timbulnya

karsinoma services uteri. Histerektomi supra vaginal hanya dilakukan apabila terdapat

kesukaran teknis dalam pengangkatan uterus keseluruhan. 15

BAB III

LAPORAN KASUS

Page 15: Laporan Kasus Mioma Uteri

II. Identitas

Nama : Nn. W. N

Usia : 36 tahun

Alamat : Sumbawa

Pekerjaan : Swasta

Pendidikan :

Agama : Islam

Suku : Sumbawa

Status pernikahan : Belum Menikah

MRS : 10-12-2013

Tgl pemeriksaan :

III. Anamnesis

Keluhan Utama : Benjolan pada perut

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien rujukan RSUD Sumbawa dengan Kista Ovarii susp. Ganas. Pasien mengeluhkan

benjolan pada perut yang semakin lama semakin membesar. Benjolan ini disadari sejak ± 3

bulan terakhir. benjolan ini bermula hanya sebesar telur ayam yang lama kelamaan

semakin membesar dan sampai ke ukuran saat ini. Benjolan dirasakan nyeri apabila

ditekan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami keluhan benjolan seperti ini sebelumnya. Riwayat

hipertensi, diabetes mellitus, asma, penyakit jantung dan penyakit ginjal disangkal oleh

pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada didalam keluarga yang mengalami keluhan serupa seperti yang dirasakan pasien

saat ini. Riwayat hipertensi (-), Diabetes mellitus (-), asma (-), penyakit ginjal (-), dan

penyakit jantung (-).

Riwayat Alergi

Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan.

Page 16: Laporan Kasus Mioma Uteri

Riwayat Menstruasi

Haid Pertama : 11 tahun

Siklus Haid : 28 hari, teratur

Nyeri setiap Haid : (-)

Riwayat Perkawinan

Belum Menikah

IV. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Status Gynecologi

V. Pemeriksaan Penunjang

VI. Diagnosis Kerja

VII. Planning Terapi

VIII. Prognosis

IX. KIE