Laporan Kasus Jiwa

33
Laporan Kasus Gangguan Cemas Menyeluruh F 40.1 Oleh Novita Ningtyas I1A010004 Muzalipah I1A010005 Dita Irmaya I1A010010 Dwiputra Tesan Panenga I1A010022 Pembimbing dr. H. Achyar Nawi Husein, Sp.KJ

description

Laporan kasus jiwa, pada saat tertentu ada kelainan jiwa yang dimiliki pasien. File ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka dari jiwa itu sendiri

Transcript of Laporan Kasus Jiwa

Page 1: Laporan Kasus Jiwa

Laporan Kasus

Gangguan Cemas Menyeluruh

F 40.1

Oleh

Novita Ningtyas I1A010004

Muzalipah I1A010005

Dita Irmaya I1A010010

Dwiputra Tesan Panenga I1A010022

Pembimbing

dr. H. Achyar Nawi Husein, Sp.KJ

UPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa

FK Unlam-RSUD Sambang Lihum

Juli, 2014

Page 2: Laporan Kasus Jiwa

LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRI

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E

Usia : 61 tahun

Jenis Kelamin : Wanita

Alamat : Jl. Bina Putra RT 02 RW 03, Banjarbaru

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Pensiun

Agama : Kristen

Suku : Dayak Maanyan

Bangsa : Indonesia

Status Perkawinan: Menikah

Tanggal Berobat : 14 Juli 2014

RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari autoanamnesa pada tanggal 14 Juli 2014 dan alloanamnesa

dengan Ny. Neni Persada Yanti, anak kandung os pada tanggal 14 Juli 2014,

pukul 10.00 wita di Poli Jiwa RS Moch. Ansyari Saleh.

KELUHAN UTAMA :

Cemas

KELUHAN TAMBAHAN:

Gangguan Tidur

2

Page 3: Laporan Kasus Jiwa

Sesak Nafas

Nyeri Kepala

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Alloanamnesis dengan Ny. Neni Persada Yanti / anak kandung os

Anak os mengeluh os sering merasa cemas sejak Juni 2013. Os mulai

cemas jika ditinggal sendirian dirumah. Saat cemas muncul, os merasa

tangan dan kaki os dingin, nyeri kepala, dan sesak nafas. Keluhan ini juga

muncul jika os berada ditempat ramai seperti, pasar, mall, tempat

perkawinan, dan pemakaman. Anak os menduga os cemas karena sudah

pensiun dan tidak bekerja lagi. Os memang sering menyimpan permasalahan

seorang diri. Os memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan rematik, dan

diobati, os mengaku keluhan berkurang. Os tidak pernah berteriak,

memukul-mukul dinding, tetapi sering menangis seorang sendiri, os tidak

merasa dirinya adalah Tuhan atau Dewa. Os juga tidak pernah mendengar

suara bisikan atau melihat bayangan aneh.

Autoanamnesis:

Os kooperatif saat diajak berbicara. Os mau menjawab saat ditegur

dan diberikan pertanyaan. Os menikah pertama kali pada umur 20 tahun,

suami Os meninggal dunia saat os berumur 28 tahun karena penyakit liver.

Os mengaku saat itu sempat stres namun bisa mengatasinya dengan banyak

beribadah kepada Tuhan. Os menikah untuk kedua kalinya dengan seorang

duda beranak 6, dan os seorang janda beranak 2. Dari pernikahan os dan

suami kedua, os memiliki seorang putri. Os mengaku selalu menjaga

3

Page 4: Laporan Kasus Jiwa

tingkah laku os didepan ke-6 anak tirinya, agar os tidak dibenci. Tetapi os

merasa tidak dihormati sebagai ibu tiri oleh ke-6 anak tirinya. Jika anak

tirinya mulai berulah kepada os, seperti berteriak, os menghindar dengan

pergi ke dapur seolah-olah os tidak mendengar. Os mengaku punya rasa

sakit hati sebagai ibu tiri yang sebenarnya os menyayangi ke-6 anak tirinya.

Os hanya menyimpan sendiri rasa sakit hatinya sampai sekarang.

Selain perlakuan ke-6 anak tiri os, os dimadu suaminya selama 10

tahun, tapi os tidak bereaksi apapun. Didalam hati os, os menyimpan rasa

dendam terhadap kedua orang tersebut. Os merasa sudah mencurahkan

segalanya untuk keluarga, tetapi suami os bersikap sebaliknya. Setelah 10

tahun, suami os dengan istri simpanannya bercerai. Suami os menikah siri

lagi dengan wanita lain dan os dimadu untuk yang ke dua kalinya. Sikap os

masih sama, os hanya menerima nasib tanpa berbuat apa-apa. Os berpikir os

sudah tua, maka os membiarkan suami os menikah lagi, walaupun hati os

menyimpan rasa sakit yang sangat dalam.

Juni 2013 os merasa cemas karena selalu ditinggal sendirian di rumah.

Os tinggal bersama anak kandungnya bersama suami os dan ketiga cucunya.

Os merasa karena tinggal bersama anak, os harus membantu anaknya untuk

mengerjakan pekerjaan rumah. Tetapi os tidak diizinkan anaknya. Teguran

tersebut membuat hati os sedih, os ingin sekali membantu anak os agar

pekerjaan anaknya lebih ringan.

Lama-kelamaan os merasa sangat kesepian seorang diri dirumah.

Dalam benak os, os sudah tua dan akan segera meninggal. Os tidak ingin

4

Page 5: Laporan Kasus Jiwa

meninggal dalam keadaan tidak ada anaknya disampingnya. Pikiran tersebut

membuat os takut sendirian dirumah atau didalam kamar mandi sendirian.

Os juga mengaku cemas jika berada di tempat ramai seperti pasar, mall,

perkawinan atau pemakaman. Os cemas jika harus meninggal mendadak

ditempat tersebut. Os sendiri megaku tidak takut mati namun, apabila os

mendengar ada tetangga atau kerabatnya meninggal dunia os langsung

ketakutan dan berkeringat dingin. Perasaan os saat itu beranggapan dia

sebentar lagi menginggal dunia. Os mengaku dia apabila dia ditinggal

sendirian di rumah os berpikiran bahwa sebentar lagi diri akan meninggal

dan apabila anak atau saudaranya datang kerumahnya atau ada yang

menemaninya dirumah perasaan itu hilang dan os menjadi tenang kembali.

Gejala yang dialami os saat cemas keluar keringat dingin, nyeri kepala, dan

sesak nafas. Os mengaku sulit untuk memulai tidur, os harus berdoa panjang

terlebih dahulu, lalu bisa tidur.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Os tidak pernah ada riwayat demam dengan penurunan kesadaran

Os tidak ada riwayat kejang

Ostidak pernah dirawat di RSJdengan keluhan serupa

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

Riwayat Antenatal dan Prenatal

Selama os dalam kandungan, ibu os tidak pernah mengalami masalah

kesehatan yang serius. Ibu os tidak ada mendapat masalah yang dapat

5

Page 6: Laporan Kasus Jiwa

membuatnya gelisah atau sedih. Os lahir cukup bulan, dilahirkan

spontan dan langsung menangis, tidak ada cacat bawaan.

Infancy (0 - 1,5 tahun) Basic Trust vs. Mistrust

Os diberikan ASI sambil dibawa jalan keluar rumah dan saat orang tua

os berjualan. Kebersihan os terjaga. Os tidur nyenyak dan nafsu

makan baik.

Early Childhood (1,5 – 3 tahun) Autonomy vs. Shame & Doubt

Os selalu dalam pengawasan ibunya. Jika os ingin sesuatu ibu os akan

melakukannya untuk os. Jika hal yang dilakukan os membahayakan

seperti keluar rumah tanpa orang tua os tidak diperbolehkan.

Preschool Age (3 – 6 tahun) Inisiative vs. Guilt

Os tidak berteman baik dengan teman di lingkungan rumah os. Os

berinteraksi baik kepada kedua orangtua os. Os dulunya memang anak

yang pendiam dan tidak suka berbicara. Sewaktu kecil pada awal

tahun 1998 os pernah naik sepeda dan disapa oleh tetangganya, sejak

kejadian tersebut os tidak pernah mau lagi bersepeda.Os pernah ingin

membantu pekerjaan ibunya mencuci piring tetapi tidak diizinkan, ibu

os takut os memecahkan piring dan melukai diri os.Os selalu

mendapatkan dukungan dalam segala kegiatan, seperti belajar

bersepeda. Jika os gagal, orang tua os selalu memberi semangat.

School Age (6 – 12 tahun) Industry vs. Inferiority

Os mulai bersekolah dan tidak pernah tinggal kelas. Namun, Os hanya

sedikit memiliki teman, bahkan tidak memiliki teman akrab. Os bisa

6

Page 7: Laporan Kasus Jiwa

memakaikan baju kepada boneka yang os miliki dengan berbagai

gaya. Selain itu os bisa menyusun piring ditempatnya masing-masing.

Adolescence (12 – 18 tahun) Identity vs. Role Diffusion

Pada tahun akhir 2005 Os hanya sekolah sampai MTsN (tidak tamat).

Saat os sekolah, os hanya sedikit memiliki teman bahkan tidak

memiliki teman akrab. Ibu os menyangkal adanya perlakuan-

perlakuan tidak menyenangkan saat os bersekolah.Os mulai sering

diam dan jarang berbicara. Pada usia 17-18 tahun, os mulai sering

mondar-mandir sendiri dan mulai sering mengamuk. Os pernah di

rawat di RSJ karena keluhan mengamuknya tersebut.Os putus sekolah

ketika berusia 13 tahun dan memilih untuk berdagang dengan

kemampuan keterampilannya seperti menjahit atau membuat pernak-

pernik untuk membantu ibunya, tetapi tidak diperbolehkan. Os sering

membuat pernak-pernik hiasan rumah. Os juga mengenali jati diri

sebagai perempuan.

Riwayat Pendidikan

Os tidak tamat Tsanawiyah. Saat bersekolah prestasi Os biasa saja,

dan memutuskan untuk putus sekolah. Namun, Os tumbuh menjadi

anak yang pemalu dan mulai jarang bermain dengan teman-temannya.

Riwayat Pekerjaan

7

Page 8: Laporan Kasus Jiwa

Os sebelumnya tidak pernah bekerja.

Riwayat Perkawinan

Os belum menikah.

RIWAYAT KELUARGA

Herediter (-)

Keterangan :

= Pasien

= Laki-laki

= Wanita

RIWAYAT SITUASI SEKARANG

Os tinggal dengan orang tua dan adik os. Ostidak bekerja. Kehidupan

sehari-hari pasien dibiayai oleh kedua orang tua os.

PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

Os sadar bahwa dirinya sakit dan ingin segera sembuh, os sangat ingin bisa

kembali sekolah dan mempunyai banyak teman. Os merasa tidak percaya

diri dan selalu curiga terhadap orang lain.Os kooperatif saat diajak

berbicara.Os mau menjawab saat ditegur dan diberikan pertanyaan.

STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum

Penampilan

8

Page 9: Laporan Kasus Jiwa

Os tampak terawat. Pada tanggal 14 Juli 2014, dilakukan

wawancara langsung dengan os di Poli Jiwa RS Moch. Ansyari Saleh

pkl. 11.00 wita. Os berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi, kulit

putih, wajah terlihat normal. Os memakai baju merah muda berlengan

pendek motif bunga, celana os berwarna merah tua. Os memakai syal

berwarna hitam-putih motif bunga, os memakai sendal dan tas berwarna

merah muda. Rambut os berwarna hitam bergelombang dan diikat

kebelakang.

Os menjawab pertanyaan dengan lancar saat ditanya dan bisa

dimengerti. Saat ditanya tentang hari dan tanggal berapa saat ini,

siang/malam, os menjawab benar; tempat apa ini, kota apa, os

menjawab dengan benar, siapa orang-orang disampingnya dan apa

hubungannya dengan os, os menjawab benar; siapa penanya serta siapa

diri os dan hubungan antara penanya dan os sebagai dokter os yang

berobat, os menjawab benar.

Saat ditanya mengenai hitung-hitungan 100-3 sebanyak lima kali,

os menjawab dengan tepat. Saat ditanya berapa hari dalam seminggu,

sebutkan, lalu balik, os dapat menjawabnya dengan tepat walaupun

tidak lancer karena kesulitan berbicara.

Saat ditanya dirumah dengan siapa, os menjawab benar; saat sekolah

SD dulu siapa teman sebangkunya, os dapat menjawab; saat disuruh

untuk menghapal 3 benda (buku, pulpen, kunci) lalu dialihkan

perhatiannya dengan pertanyaan-pertannyaan lain ± 15 menit, os dapat

9

Page 10: Laporan Kasus Jiwa

menyebutkan kembali bahkan ketika dibalik. Saat ditanya mengenai arti

panjang tangan os mengerti menjawab perbuatan mencuri barang orang

lain.

Saat ditanya tempat os sekarang berada pada provinsi apa, ibu kota

provinsinya apa, nama Negara kita apa, serta ibu kota Negara kita apa,

dan presiden Negara kita siapa, semua dijawab dengan tepat dan benar.

Saat ditanya apakah mencuri itu diperbolehkan lalu bagaimana dengan

membunuh, os menjawab jelas tidak boleh. Bagaimana bila os

menemukan dompet di jalan, os menjawab dibiarkan saja jika bukan

punya kita atau diberikan kepada polisi saja. Apa beda bohong dan

khilaf, os menjawab bohong adalah bicara tidak sebenarnya, sedangkan

khilaf adalah perbuatan yang dilakukan tidak sengaja.

Kesadaran

E4 V5 M6

Perilaku dan aktivitas psikomotor

normoaktif

Pembicaraan

koheren

Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

Kontak psikis

Ada, wajar

10

Page 11: Laporan Kasus Jiwa

Keadaan Afektif, Perasaan, Ekspresi Afektif serta Empati

Afek : euthym

Ekspresi Afektif :

Keserasian : serasi

Empati : dapat dirabarasakan

Fungsi Kognitif

Intelegensi dan pengetahuan umum : baik

Daya konsentrasi : baik

Orientasi : Waktu : baik

Tempat : baik

Orang : baik

Situasi : baik

Daya Ingat : Segera : baik

Jangka Pendek : baik

Jangka Panjang : baik

Pikiran abstrak : baik

Gangguan Persepsi

Halusinasi auditorik/visual/olfaktorik : Auditorik (-/-/-)

Depersonalisasi / derealisasi : Disangkal

Proses Pikir

Arus Pikir

Produktivitas : spontan

Kontinuitas : relevan

11

Page 12: Laporan Kasus Jiwa

Hendaya berbahasa : (-)

Isi Pikir :

Preokupasi : (-)

Gangguan Isi Pikir : (-)

Pengendalian Impuls

Terkendali

Daya Nilai

Daya nilai sosial :baik

Uji daya nilai : baik

Penilaian realitas : baik

Tilikan

Tilikan 3 : Pasien menyadari bahwa dirinya sakit tetapi menyalahkan orang

lain atai faktor dari luar.

Taraf dapat dipercaya

Dapat dipercaya

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

Status Internus

Keadaan Umum : Tampak sehat, kesadaran komposmentis

Tanda Vital : Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80 X/menit

Respirasi : 20 X/menit

Suhu : 36,3oC

Bentuk badan : ideal

12

Page 13: Laporan Kasus Jiwa

Kulit : putih, tidak sianosis, turgor cepat kembali,

kelembaban cukup, tidak anemis.

Kepala :

Mata : Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak

anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor

Hidung : Bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak

ada sekret

Mulut : Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir

terlihat kering.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Thoraks :

Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : Fremitus raba simetris kanan dan kiri

Perkusi :

Cor : batas jantung normal

Pulmo : sonor

Auskultasi :

Cor : S1=S2 tunggal, murmur (-)

Pulmo : Vesikuler, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Abdomen :

Inspeksi : Simetris, cembung

Auskultasi : Peristaltik usus normal

Palpasi : Hepar/Lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

13

Page 14: Laporan Kasus Jiwa

Perkusi : Timpani, asites (-), nyeri ketuk (-)

Ektremitas : pergerakan bebas, tidak ada edema atau atrofi,

tidak ada tremor.

Status Neurologis :

Nervus I-XII : tidak ada kelainan

Gejala rangsang meningeal : tidak ada

Gejala TIK meningkat : tidak ada

Refleks fisiologis : normal

Refleks patologis : tidak ada

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Alloanamnesis

1. Cemas jika ditinggal sendirian dirumah

2. Cemas jika berada di tempat ramai atau mendengar tetangga ada yang

meninggal

3. Saat cemas os keluar keringat dingin, nyeri kepala dan sesak napas

Autoanamnesis

1. Os mengaku cemas ditinggal sendiri takut meninggal mendadak.

2. Os sulit memulai tidur.

3. Os menyimpan sakit hati selama puluhan tahun.

Afek (mood) : euthym

Ekspresi afektif :

Empati : dapat diraba rasakan

Halusinasi : (-)

14

Page 15: Laporan Kasus Jiwa

Preokupasi : (-)

Waham : (-)

Penilaian Realita : baik

Tilikan : derajat 3

Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL

1. AKSIS I : Gangguan panik (F41.0)

2. AKSIS II : none

3. AKSIS III : E00-G90

4. AKSIS IV : Masalah keluarga

5. AKSIS V : GAF scale 90-81 (gejala minimal, berfungsi baik, cukup

puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa)

VII. DAFTAR MASALAH

1. ORGANOBIOLOGIK

Status interna dan neurologis dalam batas normal

2. PSIKOLOGIK

Cemas, sering sedih, sulit tidur

3. SOSIAL/KELUARGA

Stressor yang diakibatkan keluarga

VIII. PROGNOSIS

Diagnosa penyakit : dubia malam

Perjalanan penyakit : dubia ad bonam

15

Page 16: Laporan Kasus Jiwa

Ciri kepribadian : dubia ad malam

Stressor psikososial : dubia

Riwayat Herediter : ad bonam

Pendidikan : dubia ad malam

Lingkungan sosial : dubia ad malam

Organobiologik : ad bonam

Pengobatan psikiatrik : dubia ad malam

Ketaatan berobat : ad bonam

Kesimpulan : dubia ad malam

IX. RENCANA TERAPI

Medika mentosa :

Stelazine 5 mg 2 x 1/2 untuk anti psikosis tipikal, memblokade dopamin pada

reseptor pasca sinaptik neuron di otak khususnya sistem limbik dan sistem

ekstapiramidal

Kalxetin 10 mg2 x 1 caps, termasuk dalam antidepressan golongan SSRI (Selektif

Serotonin Reseptor Inhibitor). Pemberian SSRI akan meningkatkan kadar

serotonin dalam otak sehingga dapat menurunkan kecemasan da kegelisahan os.

Selain itu penggunaan SSRI dapat mengurangi gejala putus zat pada os karena

diduga dekstrometorfan mendadak akan menimbulkan gejala seperti mual,

muntah, rasa tersengat listrik dan rasa sakit di otot yang serupa dengan gejala

putus zat SSRI.

THP 2x 2 mg diberikan bila muncul efek samping dari pemberian obat

antipsikosis yaitu sindrom parkinson seperti tremor, bradikinesia, dan rigiditas.

16

Page 17: Laporan Kasus Jiwa

Psikoterapi: Psikoterapi suportif terhadap penderita dan keluarga.

Terapi religi : pasien dianjurkan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,

seperti pengajian.

Rehabilitasi : memberi kegiatan kepada penderita yang sesuai bakat dan minatnya

agar membantu mempercepat penyembuhan.

Usul pemeriksaan penunjang: tidak ada.

DISKUSI

Skizofrenia adalah satu istilah untuk beberapa gangguan yang ditandai

dengan kekacauan kepribadian, distorsi terhadap realitas, ketidakmampuan untuk

berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.Perasaan dikendalikan oleh kekuatan dari

luar dirinya, waham/delusi dan gangguan persepsi. Umumnya gangguan ini

muncul pada usia yang sangat muda, dan memuncak pada usia antara 25-35 tahun.

Gangguan yang muncul dapat terjadi secara lambat atau datang secara tiba-tiba

pada penderita yang cenderung suka menyendiri yang mengalami stress.

Skizofrenia hebefrenik disebut disorganized type atau “kacau balau” yang ditandai

dengan inkoherensi, afek inappropriate, perilaku dan tertawa kekanak-kanakan,

yang terpecah-pecah, dan perilaku aneh seperti menyeringai sendiri, menunjukkan

gerakan-gerakan aneh, mengucap berulang-ulang dan kecenderungan untuk

menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial.

Pedoman diagnostik untuk Skizofrenia menurut PPDGJ III, antara lain:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang sangat jelas(dan biasanya dua gejala

atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas). Gejala-gejala

tersebut ialah:

17

Page 18: Laporan Kasus Jiwa

a. - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya

sama, namun kualitasnya berbeda ; atau

- “thought insertion or withdrawal” = isi yang asing dan luar masuk ke

dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh

sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

- “thought broadcasting”= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain

atau umum mengetahuinya; 

b. - “delusion of control”= waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

- “delusion of passivitiy”= waham tentang dirinya tidak berdaya dan

pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang ”dirinya” = secara jelas

merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,

atau penginderaan khusus);

- “delusional perception” = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau

mukjizat;  Halusinasi auditorik

c. Halusinansi auditorik

d. Waham-waham menetap jenis lainnya.

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini :

Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja

Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan

Perilaku katatonik

18

Page 19: Laporan Kasus Jiwa

Gejala-gejala “negatif”.

Adanya gejala tersebut berlangsung lebih dari 1 bulan, dan harus ada

perubahan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari

beberapa prilaku pribadi (personal behavior).

Pedoman diagnosis secara umum untuk skizofrenia pada penderita ini

telah terpenuhi yaitu ditemukannya perilaku gaduh gelisah dan gejala-gejala

negatif pada penderita berupa bicara yang jarang, respon emosional yang tumpul,

penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial. Gejala-gejala

tersebut telah berlangsung selama kurang lebih 1 bulanyang lalu.

Pengelompokan tipe skizofrenia itu dapat dilihat dari gejala yang paling

menonjol (dominan) disamping gejala umum yang mendasari skizofrenia itu

sendiri, misalnya pada skizofrenia hebefrenik gejala yang menonjol adalah

perilaku kekanak-kanakan, pada skizofrenia katatonik gejala yang menonjol

adalah kekakuan motorik (otot alat gerak), pada skizofrenia paranoid gejala yang

menonjol adalah waham dan pada skizofrenia residual yang menonjol adalah

gejala “negatif”.

Ganguan jiwa skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cenderung

berlanjut (kronis, menahun).Oleh karenanya terapi pada skizofrenia memerlukan

waktu relatif lama berbulan bahkan bertahun, Hal ini dimaksudkan untuk

menekan sekecil mungkin kekambuhan (relapse).Terapi yang dimaksud meliputi

terapi dengan obat-obatan anti Skizofrenia (psikofarmaka), psikoterapi, terapi

psikososial, dan terapi psikorelegius.

19

Page 20: Laporan Kasus Jiwa

Tujuan umum pengobatan adalah mengurangi keparahan gejala kegilaan,

mencegah kekambuhan dari masa timbulnya gejala dan hal-hal yang berkaitan

dengan kemunduran fungsi, dan memberikan dukungan untuk mencapai taraf

hidup yang terbaik.Obat antipsikosis, aktivitas rehabilitasi dan komunitas

pendukung, dan psikoterapi adalah tiga komponen utama dalam pengobatan.

Terapi yang direncanakan untuk pasien ini adalah psikotropika yaitu

Chlorpromazin, Haloperidol, Trihexypenidyl, Risperidone, dan Lodomer.

Chlorpromazin dengan dosis 3x100 mg digunakan sebagai antipsikosis dengan

efek sekunder berupa sedasi kuat, untuk mengatasi gelisah dan susah tidur. Efek

primer obat ini memerlukan waktu 2-3 minggu untuk bekerja optimal.Lodomer1

amp digunakan untuk menghilangkan gejala psikotik atipikal. Trihexypenidyl 3x2

mg digunakan untuk mengatasi adanya efek samping dari pemberian obat

antipsikosis yaitu sindrom parkinson seperti tremor, bradikinesia, dan rigiditas.

Risperidone merupakan antipsikosis atipikal yang digunakan untuk mengatasi

gejala negatif yang muncul pada pasien.

Hipotesis terjadinya sindrom psikosis diduga berkaitan dengan aktivitas

neurotransmitter dopamine yang meningkat (hiperaktivitas sistem dopaminergik

sentral). Sehingga, mekanisme kerja obat anti psikosis adalah memblokade

dopamin pada reseptor pasca sinaptik pada neuron di otak, khususnya di sistem

limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonistsi) sehingga

efektif untuk gejala positif. Sedangkan obat anti psikosis atipikal disamping

berafinitas terhadap “Dopamine D2 Receptors” juga terhadap “Serotonin 5 HT2

20

Page 21: Laporan Kasus Jiwa

Receptors” (Serotonin-dopamine antagonist), sehingga efektif juga untuk gejala

negatif.

Salah satu efek samping dari obat antipsikosis adalah hepatotoksik,

sehingga disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium rutin dam kimia

darah terutama untuk memeriksa fungsi hati (SGOT, SGPT), selain dapat dilihat

dari pemeriksaan fisik, seperti tanda ikterik dan palpasi hepar.

Selain menggunakan psikofarmaka, terapi pada pasien ini dapat dilakukan

dengan cara psikoterapi berupa terapi keluarga dan masyarakat agar bisa

menerima keadaan penderita dengan tidak menimbulkan stressor-stressor baru,

melainkan dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk kesembuhan

penderita. Psikoterapi dan rehabilitasi merupakan penatalaksanaan gangguan jiwa

lanjutan yang sudah tenang bertujuan untuk menguatkan daya tahan mental,

mempertahankan kontrol diri dan mengembalikan keseimbangan adaptatif. Disini,

peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam membantu kesembuhan

pasien.

Prognosis untuk skizofrenia hebefrenik sama dengan skizofrenia tipe

lainnya, prognosisnya pada umumnya kurang begitu menggembirakan. Sekitar

25% pasien dapat kembali pulih dari episode awal. Sekitar 25% tidak akan pernah

pulih dan perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada

diantaranya, ditandai dengan kekambuhan periodik dan ketidakmampuan

berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang singkat.

21

Page 22: Laporan Kasus Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001

Maramis WF, Maramis AA. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press, 2009.

Kusumawardhani AAAA, Husain AB, Adikusuma A, et al. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: FK UI.

Sinaga Banhard Rudyanto. 2AA7. Skizofrenia dan Diagnosis Banding. Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

Kaplan, HI, Sadock BJ, Skizofrenia, In :Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition,2007.

22