Laporan Kasus Deddy Azwir

13
MILIARIA RUBRA PENDAHULUAN Miliaria adalah suatu keadaan tertutupnya pori-pori keringat sehingga menimbulkan retensi keringat didalam kulit. Miliaria terbagi dalam beberapa tipe, miliaria kristalina yang sumbatannya berada dalam stratum korneum. Miliaria profunda, sumbatan ada dalam dermo epidermis dan miliaria rubra dimana sumbatan terletak didalam epidermis. Untuk itu yang akan dibahas didalam penulisan makalah ini adalah tentang Miliaria rubra. (1,2,3,4,5,6,7) Miliaria rubra sering terdapat pada badan dan tempat-tempat tekanan atau gesekan pakaian. Terlihat papul merah atau papul vesicular yang sangat gatal dan pedih. Miliaria jenis ini terdapat pada orang yang tidak biasa pada daerah tropik. (1,2,5) Miliaria rubra ini merupakan bentuk klinik yang sangat penting dan ditandai dengan rasa gatal dan eritem. Lesinya berupa papula eritematus dengan puncak dan pusatnya berupa vesikula. Lesinya ekstrafolikuler, ini membedakan dengan folikulitis. Papulanya steril atau terinfeksi sekunder pada miliaria yang luas dan kronis. (1,2,5) Kunci pengobatan miliaria adalah menempatkan penderita didalam lingkungan yang dingin, sehingga keringat bisa berkurang. MILIARIA RUBRA Page 1 Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KK Coass : Deddy Azwir (0810070100017) FK UNBRAH

description

ghkjgjk

Transcript of Laporan Kasus Deddy Azwir

Page 1: Laporan Kasus Deddy Azwir

MILIARIA RUBRA

PENDAHULUAN

Miliaria adalah suatu keadaan tertutupnya pori-pori keringat sehingga menimbulkan

retensi keringat didalam kulit. Miliaria terbagi dalam beberapa tipe, miliaria kristalina yang

sumbatannya berada dalam stratum korneum. Miliaria profunda, sumbatan ada dalam dermo

epidermis dan miliaria rubra dimana sumbatan terletak didalam epidermis. Untuk itu yang akan

dibahas didalam penulisan makalah ini adalah tentang Miliaria rubra.(1,2,3,4,5,6,7)

Miliaria rubra sering terdapat pada badan dan tempat-tempat tekanan atau gesekan

pakaian. Terlihat papul merah atau papul vesicular yang sangat gatal dan pedih. Miliaria jenis ini

terdapat pada orang yang tidak biasa pada daerah tropik.(1,2,5)

Miliaria rubra ini merupakan bentuk klinik yang sangat penting dan ditandai dengan rasa

gatal dan eritem. Lesinya berupa papula eritematus dengan puncak dan pusatnya berupa vesikula.

Lesinya ekstrafolikuler, ini membedakan dengan folikulitis. Papulanya steril atau terinfeksi

sekunder pada miliaria yang luas dan kronis.(1,2,5)

Kunci pengobatan miliaria adalah menempatkan penderita didalam lingkungan yang

dingin, sehingga keringat bisa berkurang. Sumbatan keratin yang menutupi lubang keringat akan

berangsur lepas beberapa hari sampai 2 minggu. AC/pendingin/ruang yang teduh bisa memberi

pencegahan pada permulaan miliaria. Obat-obatan topical dapat diberikan bedak salisil 2%

dibubuhi menthol ¼-2%. Juga dapat diberikan obat-obatan sistemik seperti antibiotik bila terjadi

infeksi sekunder dan anti histamin sebagai anti pruritus. (1,2,5,8)

Prognosis umumnya baik.(5)

MILIARIA RUBRA Page 1Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KKCoass : Deddy Azwir (0810070100017)FK UNBRAH

Page 2: Laporan Kasus Deddy Azwir

DEFENISI

Miliaria adalah kelainan kulit akibat retensi keringat, ditandai dengan adanya vesikel

milier. Miliaria juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan tertutupnya pori-pori keringat

didalam kulit. Miliaria rubra adalah kelainan kulit akibat adanya sumbatan yang terletak didalam

epidermis.(1,2,3,4,5)

SINONIM

Biang keringat, keringat buntet, liken tropikus, prickle heat.(1)

ETIOLOGI

Penyebab biasanya jika udara panas atau lembab, atau karena pengaruh pakaian yang

tidak menyerap keringat, tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat oleh bakteri yang

menimbulkan peradangan dan edema akibat keringat yang tidak keluar dan diabsorbsi oleh

stratum korneum.(5)

FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit adalah daerah yang panas dengan

kelembaban yang tinggi, insidens yang lebih tinggi pada musim panas, seperti penyakit kulit

lainnya, miliaria juga dipengaruhi faktor kebersihan, jika kotor mudah mengalami infeksi

sekunder.(5)

PATOGENESIS

Patogenesisnya belum diketahui pasti, terdapat 2 pendapat. Pendapat pertama

mengatakan primer, banyak keringat dan perubahan kualitatif, menyebabkan adanya sumbatan

keratin pada muara kelenjar keringat dan perforasi sekunder pada bendungan keringat

diepidermis.(1)

Miliaria terjadi karena ada sumbatan keratin pada saluran keringat. Pada permulaan

musim hujan udara mulai lembab. Udara lembab ini mempengaruhi keratin disekeliling lubang

keringat yang mula-mula kering kemudian menjadi lembab dan membengkak, sehingga lubang

MILIARIA RUBRA Page 2Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KKCoass : Deddy Azwir (0810070100017)FK UNBRAH

Page 3: Laporan Kasus Deddy Azwir

keringat tertutup. Dapat juga bahan kimia menyebabkan keratin menjadi basah dan menutupi

lubang keringat. Lokasi sumbatan dapat dalam saluran keringat dapat menentukan tipe miliaria

tersebut.(1,2)

Kalau sumbatan sedikit lebih dalam yakni didalam epidermis dan saluran keringat yang

pecah ada didalam epidermis, vesikula terjadi didalam epidermis. Miliaria ini ditandai dengan

eritem dan rasa gatal. Tanda ini adalah akibat dari vasodilatasi dan rangsangan reseptor gatal

oleh enzim yang keluar dari sel epidermis karena keringat yang masuk ke dalam epidermis.(2)

Pendapat kedua mengatakan bahwa primer kadar garam yang tinggi pada kulit

menyebabkan spongiosis dan sekunder terjadi pada muara kelenjar keringat (LOEWENIHOE

1961). Staphylococcus diduga juga mempunyai peranan.(1)

MANIFESTASI KLINIS

Ini merupakan bentuk klinik yang sangat penting dan ditandai dengan rasa gatal dan

eritem. Lesinya beruba papula eritematus dengan puncak dan pusatnya berupa vesikula. Lesinya

ekstrafolikuler; ini membedakan dengan folikulitis. Papulanya steril atau terinfeksi sekunder

pada miliaria yang luas dan kronis.(2)

Miliaria rubra tidak mengenai muka dan bagian volar kulit, tetapi mengenai permukaan

kulit, terutama pada punggung dan leher. Rasa gatal, dan kadang-kadang panas seperti terbakar,

biasanya timbul bersamaan dengan rangsang yang menimbulkan keringat. Miliaria rubra yang

luas dan berat dapat menyebabkan hiperpireksia dan lelah karena panas ( heat exhaustion ) serta

pingsan.(1,2,3,4,5)

Pada semua tipe, pecahnya saluran keringat dibawah sumbatan akan menghasilkan

retensi, yang mengakibatkan gatal, papula, papul vesikula dan eritematus.(2)

GAMBARAN HISTOPATOLOGIK

Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga

menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis.(1)

MILIARIA RUBRA Page 3Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KKCoass : Deddy Azwir (0810070100017)FK UNBRAH

Page 4: Laporan Kasus Deddy Azwir

DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Miliaria rubra dapat dikelirukan dengan penyakit kulit lain, misal reaksi iritasi primer,

eritema neonatorum, dan folikulitis. Dengan kaca pembesar akan tampak vesikula yang khas;

puncak lesi yang eritematus adalah folikel rambut.(2,5)

PENATALAKSANAAN

Penting untuk menghindari panas yang berlebihan, mengusahakan ventilasi yang baik,

dan menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat.

Beberapa obat lokal dapat diberikan untuk menghindari sumbatan, misalnya lalonin yang

anhidrus, salep hidrofilik, talk untuk bayi, tepung kanji, dan lasio yang berisi 1% mentol dan

trigliserin dan 4% asam salisilat dalam alkohol 95%. Antibiotika lokal juga dapat diberikan

untuk mencegah, tetapi rupanya tidak efektif. Pemberian vitamin c dosis tinggi dapat diberikan

untuk mencegah atau mengurangi timbulnya miliaria. Dapat diberikan antibiotik bila terjadi

infeksi sekunder dan anti histamin sebagai anti pruritus.(8)

Terapi: pakaian yang tipis dan yang dapat menghisap keringat. Dapat diberikan bedak salisil 2%

dibubuhi menthol ¼-2%. Losio faberi dapat pula digunakan, komposisinya sebagai berikut :

R/ acid salicylic 1

Talc venet 10

Oxyd zinc 10

Amyl. Oryzae 10

Spiritus ad. 200cc

Untuk memberikan efek antipruritus dapat ditambahkan mentholum atau champora pada

losio faberi.(1)

PROGNOSIS

Umumnya baik.(5)

MILIARIA RUBRA Page 4Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KKCoass : Deddy Azwir (0810070100017)FK UNBRAH

Page 5: Laporan Kasus Deddy Azwir

LAPORAN KASUS

Telah datang pasien bernama Ranap Manik berumur 5 tahun bersama ibunya, suku batak,

agama Kristen protestan, ke poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum

Dr.Pirngadi Medan pada tanggal 18 maret 2013, dengan keluhan utama bintil-bintil kemerahan

disertai rasa gatal didaerah hidung dan sekitarnya sejak ± 1 minggu ini. Awalnya berupa bintil-

bintil kecil berwarna merah disertai rasa gatal didaerah hidung yang dialami os ± 1 minggu ini.

Karena rasa gatal os menggaruknya, sehingga lama kelamaan bintil-bintil tersebut meluas hingga

sekeliling kedua mata dan dahi. Ibu os mengatakan bahwa os sering bermain diluar rumah saat

terik matahari siang hari. Pasien sering berkeringat dan jika telah berkeringat rasa gatal

bertambah dan os juga tidak ada riwayat alergi sebelumnya. Karena bintil-bintil yang disertai

gatal tersebut makin meluas dan tidak kunjung sembuh, maka ibu os memutuskan untuk

membawa anaknya berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUPM.

Dari anamnesis riwayat penyakit keluarga tidak dijumpai, riwayat penyakit terdahulu

tidak dijumpai. Riwayat pemakaian obat juga tidak dijumpai.

Pada pemeriksaan fisik dijumpai keadaan umum dan status gizi baik. Pada pemeriksaan

dermatologis dijumpai ruam berupa papul eritema, papul miliar, dan skuama halus pada regio

nasalis, regio orbitalis dextra at sinistra, dan regio frontalis.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka diagnosis banding penyakit ini

adalah miliaria rubra, folikulitis dan prurigo. Diagnosis sementara adalah miliaria rubra.

Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah memakai pakaian yang tipis dan

yang dapat menyerap keringat, menempatkan penderita didalam lingkungan yang dingin

sehingga keringat bisa berkurang serta hindari garukan pada daerah lesi. Penatalaksanaan khusus

pada pasien ini, secara topikal diberikan bedak salisil 2% dibubuhi mentol ¼ -2%, sedangkan

sistemik diberikan antihistamin CTM 3x ¼ tablet (pulv) sehari guna mengurangi rasa gatal

(antipruritus). Prognosis pasien ini adalah umumnya baik.

MILIARIA RUBRA Page 5Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KKCoass : Deddy Azwir (0810070100017)FK UNBRAH

Page 6: Laporan Kasus Deddy Azwir

DISKUSI

Diagnosis miliaria rubra pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesa dan

pemeriksaan fisik, dimana os datang dengan keluhan utama bintil-bintil kemerahan disertai rasa

gatal didaerah hidung dan sekitarnya sejak ± 1 minggu ini. Hal ini sesuai dengan kepustakaan

yang menyebutkan bahwa miliaria rubra memiliki bentuk klinik dan ditandai dengan rasa gatal

dan eritem.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien, maka diagnosa banding

pasien ini adalah miliaria rubra, folikulitis, dan prurigo. Hal ini sesuai dengan kepustakaan

bahwa diagnosa banding miliaria adalah folikulitis dan prurigo.

Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah memakai pakaian yang tipis dan

yang dapat menyerap keringat, menempatkan penderita didalam lingkungan yang dingin

sehingga keringat bisa berkurang serta hindari garukan pada daerah lesi. Penatalaksanaan khusus

pada pasien ini, secara topikal diberikan bedak salisil 2% dibubuhi mentol ¼ -2%, sedangkan

sistemik diberikan antihistamin CTM 3x ¼ tablet (pulv) sehari guna mengurangi rasa gatal

(antipruritus).

Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa penting untuk menghindari

panas yang berlebihan, mengusahakan ventiasi yang baik, dan menggunakan pakaian yang tipis

dan menyerap keringat. Pengobatan secara topikal diberikan bedak salisil 2% dibubuhi mentol

¼-2%. Losio faberi dapat pula digunakan dan pengobatan sistemik dapat diberikan antibiotik bila

terjadi infeksi sekunder dan antihistamin sebagai antipruritus.

Prognosis pada pasien ini baik jika mematuhi pengobatan yang diberikan. Hal ini sesuai

dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa prognosa miliaria rubra umumnya baik.

MILIARIA RUBRA Page 6Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KKCoass : Deddy Azwir (0810070100017)FK UNBRAH

Page 7: Laporan Kasus Deddy Azwir

Papula eritematous, papul miliar dan skuama halus pada daerah hidung, sekeliling kedua

mata dan dahi.

MILIARIA RUBRA Page 7Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KKCoass : Deddy Azwir (0810070100017)FK UNBRAH

Page 8: Laporan Kasus Deddy Azwir

MILIARIA RUBRA Page 8Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KKCoass : Deddy Azwir (0810070100017)FK UNBRAH

Page 9: Laporan Kasus Deddy Azwir

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A, dkk. Dermatofitosis. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007. Hal 176-177

2. Harahap M, dkk. Dermatofitosis. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates 2000.

Hal: 245-247

3. Sjamsoe S, Emmy. Penyakit Kulit yang Umum di Indonesia, Sebuah Panduan

Bergambar. Jakarta: PT Medical Multimedia Indonesia. 2005. Hal 103

4. Mansjoer A, Suprohaita. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Media

Aesculapius. 2009. Hal 132

5. Siregar R.S. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.2005. Hal 247-249

6. Mallory S.B. Bree, A. Illustrated Manual of Pediatric Dermatology. London & New

York: Taylor & Francis Group. 2005. Hal 78-79

7. Wolff K. Goldsmith A.L. Fitpatrick’s. Dermatology In General Medicine Seventh Edition

Volumes 1 & 2. New York: Mc Graw Hill Medical. 2008. Hal 768

8. www.emedicine.com/derm/topic266.htm

MILIARIA RUBRA Page 9Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp. KKCoass : Deddy Azwir (0810070100017)FK UNBRAH