SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah...

147
SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PENCEGAHAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GANTRUNG KECAMATAN KEBONSARI KABUPATEN MADIUN Oleh : DAYA PRATAMA PUTRA NIM : 201302067 PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN 2017

Transcript of SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah...

Page 1: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA

DALAM PENCEGAHAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GANTRUNG KECAMATAN KEBONSARI

KABUPATEN MADIUN

Oleh :

DAYA PRATAMA PUTRA

NIM : 201302067

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 2: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

ii

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA

DALAM PENCEGAHAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GANTRUNG KECAMATAN KEBONSARI

KABUPATEN MADIUN

Diajukan Untuk Memenuhi

Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :

DAYA PRATAMA PUTRA

NIM : 201302067

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017

Page 3: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan

Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA

DALAM PENCEGAHAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GANTRUNG KECAMATAN KEBONSARI

KABUPATEN MADIUN

Mengetahui

Ketua Program Studi SI Ilmu Keperawatan

Mega Arianti Putri, S.Kep.,Ns.,M.Kep

NIS. 20130092

Menyetujui,

Pembimbing II

Drs. I Made Santu S.Kep.,Ners.,MM

NIS. 20050002

Menyetujui,

Pembimbing I

Priyoto S.Kep.,Ns.,M.Kes

NIS. 20150115

Page 4: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

iv

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi dan dinyatakan telah

memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar

(SKM/S.Kep/A.Md.Keb/A/Md.RMIK/A.Md.Far)

Pada Tanggal, Agustus 2017

DEWAN PENGUJI

1. Istikomah.S.Kep.,Ners.,M.Kes

NIP. 197405171998032009

:

2. Priyoto S.Kep.,Ners.,M.Kes

NIS. 20150115

:

3. Drs. I Made Santu S.Kep.,Ners.,MM

NIS. 2005002

:

Mengesahkan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Ketua,

Zaenal Abidin.SKM.,M.Kes (Epid)

NIS.201601301

Page 5: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

v

PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas

dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa

bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada

Tuhan YME, karena atas izin dan karuniaNya maka skripsi ini dapat dibuat dan

selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan penguasa alam

yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.

Kepada Orang tua saya yang telah memberikan dukungan moril maupun

materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya, karena tiada kata

seindah lantunan do’a dan tiada do’a yang paling khusuk selain do’a yang terucap

dari Orang tua. Ucapan terimakasih tidak pernah cukup untuk membalas kebaikan

Orang tua, karena itu persembahan bakti dan cinta saya untuk Orang tua.

Kepada Bapak dan Ibu Dosen pembimbing, penguji dan pengajar, yang

selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktu untuk menuntun dan

mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai

harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu

dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.

Kepada orang yang saya sayangi dan teman angkatan 2013 Keperawatan B. Tanpa

semangat, dukungan dan bantuan kalian semua saya bukan apa-apa, terimakasih

untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama. Dengan

perjuangan dan kebersamaan kita semua pasti bisa! Semangat!!

Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya

persembahkan skripsi ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya banggakan

dan saya sayangi. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk

kemajuan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang, Amin Ya Robbal Alamin.

Page 6: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

vi

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Daya Pratama Putra

NIM : 201302067

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini hasil dari pekerjaan saya sendiri

dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan dalam memperoleh

gelar (ahli madya/ sarjana) di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan baik yang sudah

maupun belum/ tidak dipublikasikan, sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan

daftar pustaka.

Madiun, Agustus 2017

Daya Pratama Putra

NIM. 201302067

Page 7: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Daya Pratama Putra

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 15 November 1995

Agama : Islam

Alamat : jl. Gerilya Rt 009/004 Dsn. Pintu Ds. Dagangan

Kec. Dagangan Kab. Madiun

No. Hp : 082228123364

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

2001-2007 : MI-Plus Al Islam Dagangan

2007-2010 : SMP Negeri 1 Dagangan

2010-2013 : SMA Negeri 1 Dagangan

2013-Sekarang : STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Riwayat Pekerjaan : -

Page 8: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

viii

DAFTAR ISI

Sampul Depan .....................................................................................................i

Sampul Dalam .....................................................................................................ii

Lembar Persetujuan .............................................................................................iii

Lembar Pengesahan ............................................................................................iv

Lembar Persembahan ..........................................................................................v

Lembar Keaslian Penelitian ................................................................................vi

Daftar Riwayat Hidup .........................................................................................vii

Daftar Isi..............................................................................................................viii

Daftar Gambar .....................................................................................................xi

Daftar Tabel ........................................................................................................xii

Daftar Lampiran ..................................................................................................xiii

Daftar Istilah........................................................................................................xiv

Daftar Singkatan..................................................................................................xv

Kata Pengantar ....................................................................................................xvi

Abstrak ................................................................................................................xviii

Abstract ...............................................................................................................xix

BAB 1 PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang .................................................................................1

1. 2 Rumusan Masalah ............................................................................4

1. 3 Tujuan Penelitian..............................................................................4

1. 4 Manfaat Penelitian............................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan ..........................................................................6

2.2.1Definisi ..........................................................................................6

2.2.2Domain Pengetahuan ....................................................................7

2.2.3Cara Memperoleh Pengetahuan ....................................................9

2.2.4Kriteia Pengetahuan ......................................................................10

2.2 Konsep Perilaku ..................................................................................10

2.2.1Definisi ..........................................................................................10

2.2.2Ilmu-ilmu Dasar Perilaku ..............................................................11

2.2.3Ranah Domain Perilaku ................................................................12

2.2.4Bentuk Perilaku .............................................................................16

2.2.5Definisi Perilaku Kesehatan ..........................................................17

2.2.6Klasifikasi Perilaku kesehatan ......................................................17

2.2.7Determinan Perilaku Kesahatan ....................................................18

2.2.8Perubahan Perilaku Kesehatan ......................................................19

2.2.9 Pengukuran Perilaku ....................................................................19

2.3 Konsep Keluarga ...............................................................................20

2.3.1Definisi ..........................................................................................20

2.3.2Struktur Keluarga ..........................................................................21

Page 9: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

ix

2.3.3Fungsi Keluarga................................................................... .........22

2.3.4Peran Keluarga ..............................................................................23

2.3.5Kesehatan Keluarga ......................................................................23

2.3.6Peran Perawat Keluarga ................................................................24

2.4 Konsep Penyakit .................................................................................25

2.4.1Definisi ..........................................................................................25

2.4.2Anatomi Fisiologis Sistem Pernafasan .........................................26

2.4.3Etiologi............................................................................. .............33

2.4.4Patofisiologi ..................................................................................34

2.4.5Klasifikasi .....................................................................................36

2.4.6Manifestasi Klinis .........................................................................39

2.4.7Komplikasi ....................................................................................40

2.4.8Penatalaksanaan ............................................................................40

2.5 Kerangka Teori ...................................................................................44

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3. 1 Kerangka Konseptual .........................................................................45

3. 2 Hipotesis Penelitian ............................................................................46

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4. 1 Desain Penelitian ................................................................................47

4. 2 Populasi dan Sampel ...........................................................................47

4.2.1 Populasi .......................................................................................48

4.2.2Sampel...........................................................................................48

4. 3 Teknik Sampling ................................................................................49

4. 4 Kerangka Kerja Penelitian ..................................................................51

4. 5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ....................................52

4.5.1 Identifikasi Variabel ....................................................................52

4.5.2 Definisi Operasional ....................................................................53

4. 6 Instrumen Penelitian ...........................................................................55

4.6.1 Uji Validitas ................................................................................55

4.6.2Uji Reliabilitas ..............................................................................55

4. 7 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................56

4.7.1 Lokasi Penelitian .........................................................................56

4.7.2Waktu Penelitian ...........................................................................56

4. 8 Prosedur Pengumpulan Data ..............................................................56

4.8.1 Pengumpulan Data ......................................................................56

4.8.2Pengolahan Data ...........................................................................57

4. 9 Analisis Data ......................................................................................58

4.9.1 Analisis Univariat .......................................................................59

4.9.2Analisis Bivariat............................................................................59

4. 10 Etika Penelitian ................................................................................60

Page 10: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

x

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil ....................................................................................................61

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian ........................................................61

5.1.2Data Umum ...................................................................................62

5.1.3 Data Khusus ................................................................................64

5.2Pembahasan ..........................................................................................66

5.2.1 Karakteristik Responden ..............................................................66

5.2.2 Pengetahuan Responden ..............................................................69

5.2.3 Perilaku Responden .....................................................................71

5.2.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku ....................................74

5.3 Keterbatasan ......................................................................................76

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ..........................................................................................77

6.2 Saran ....................................................................................................78

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Page 11: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................................. 44

Gambar 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 45

Gambar 4.1 Kerangka Kerja ................................................................................. 50

Page 12: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ............................................................................ 52

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia ...................................................................... 62

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin ...................................................... 62

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan ........................................................... 63

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan ............................................................. 63

Tabel 5.5 Distribusi Pengetahuan ......................................................................... 64

Tabel 5.6 Distribusi Perilaku................................................................................. 64

Tabel 5.7 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku .............................................. 65

Page 13: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Pengajuan Judul ……………………........…................ 81

Lampiran 2 Lembar Pengambilan Data Awal..……………………….......... 82

Lampiran 3 Lembar izin pengambilan surat BAKESBANGPOL.................. 83

Lampiran 4 Lembar Surat BANGKESBANGPOL........................................ 84

Lampiran 5 Lembar Penjelasan Penelitian ……...............………………….. 87

Lampiran 6 Lembar Informed Concent..........................................................

Lampiran 7 Lembar Kisi-kisi Kuisioner..........................................................

Lampiran 8 Lembar Kuisioner.........................................................................

Lampiran 9 Lembar Data SPSS.......................................................................

88

89

90

99

Lampiran 10 Lembar Keterangan Penelitian...................................................

Lampiran 11 Lembar Kegiatan Penelitian.......................................................

Lampiran 12 Lembar Jadwal Penyusunan.......................................................

110

111

113

Page 14: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

xiv

DAFTAR ISTILAH

Adoption : Adopsi

Analitik : Menganalisis

Attitude Toward the Behaviour : Pengukuran sikap berperilaku

Behaviour Belief : Pengukuran perilaku terhadap keyakinan

Coding : Merubah data dari huruf menjadi bilangan

Comprehention : Memahami

Editing : Memeriksa, merubah

Educator : Pendidikan

Guide Response : Praktik terpimpin

Healthy Behavior : Perilaku kesehatan

Humidifikasi : Pengatur kelembapan udara

Knowledge : Pengetahuan

Korelasi : Berhubungan

Mast Chest X-ray : Rontgen dada

Perceived Behavioral Control : Pengukuran perilaku yang dapat diterima

Responsible : Bertanggung jawab

Scoring : Penilaian dengan skor

Subjective Nom : Pengukuran norma subjektif

Tabulating (Tabulasi) : Menggambarkan jawaban

Valving : Menghargai

Vocal Cord : Pita suara

Page 15: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

xv

DAFTAR SINGKATAN

ARDS : Accute Respiratory Distress Syndrom

BCG : Bacille Calmette Guerin

BTA : Basil Tahan Asam

INH : Isoniazid, obat antituberkulin

KIE : Komunikasi, Informasi, Edukasi

OAT : Obat Anti Tuberkulosis

PAS : Para Amino Salisilik

PMO : Pengawasan Minum Obat

PPTI : Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis

Paru Indonesia

SOPT : Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis

TBC : Tuberculosis

UPT : Unit Pelayanan Terpadu

WHO : World Health Organitation

Page 16: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

xvi

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan uji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, karunia serta hidayahnya sehingga penulis dapat

menyesaikan penyuisunan skripsi yang berjudul “ Hubungan Pengetahuan Dengan

Perilaku Keluarga Dalam Pencegahan Tuberkulosis Di Wilayah Kerja Puskesmas

Gantrung Kecamatan Kebonsari ”.

Adapun maksud penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalam penyelesaian pendidikan sarjana keperawatan di Stikes Bhakti Husada

Mulia Madiun.

Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan

bantuan dari pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati mengucapkan

terima kasih sebesar- besarnya kepada:

1. dr. Iin Sugianti selaku Kepala Puskesmas Gantrung yang telah memberikan ijin

untuk terlaksananya pengumpulan data dan penelitian hingga selesai.

2. Zaenal Abidin.,SKM.,M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun yang telah memberikan ijin, kesempatan dan pengarahan kepada

peneliti, sehingga skripsi ini terselesaikan.

3. Mega Arianti Putri.,S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Ketua Prodi SI Keperawatan

STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Page 17: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

xvii

4. Priyoto.,S.Kep.,Ners.,M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, dorongan, motivasi, saran dengan sabar, tulus dan iklas kepada

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. I Made Santu.,S.Kep.,Ners.,MM selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, dorongan, motivasi, saran dengan sabar, tulus dan

iklas kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Orang Tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dan

semangat serta doa yang tulus untuk saya menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman program studi ilmu keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun angkatan 2013 atas kerja sama dan motivasinya.

8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkankan satu persatu atas bantuan

dalam menyelesaikan proposal ini.

9. Semua anggota keluarga yang bersedia untuk menjadi responden dalam

penelitian ini.

Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan usulan

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan penelitian

ini.

Madiun, Agustus 2017

Penulis

Page 18: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

xviii

Progam Studi S-1 Keperawatan

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2017

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA

DALAM PENCEGAHAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GANTRUNG KECAMATAN KEBONSARI

KABUPATEN MADIUN

Daya Pratama Putra

201302067

114 halaman + 8 tabel + 7 gambar + lampiran Tuberkulosis adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim

paru yang disebabkan oleh basil Mycobacterium Tuberculosis.beberapa faktor

yang mempengaruhi penularan Tuberkulosis adalah pengetahuan dan perilaku.

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, setelah seseorang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek. Perilaku adalah tindakan atau respon suatu mahkluk hidup

terhadap rangsangan dari luar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah

hubungan pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam pencegahan penyakit

Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung

Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan korelasi

menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah

198 responden yang terindikasi suspek Tuberkulosis Paru di Wilayah kerja

Puskesmas Gantrung dengan sampel sebanyak 66 responden. Pegumpulan data

menggunakan kuisioner tentang pengetahuan tentang penyakit Tuberkulosis dan

perilaku pencegahan Tuberkulosis. Analisa data menggunakan uji Spearman-rank

dengan tingkat kesalahan α= 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan perilaku

keluarga dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis. Nilai korelasi didapatkan r =

0,568 tingkat kekuatan hubungan kedua variabel tersebut sedang karena berada

pada rentang 0,40 – 0,599, dan nilai ( p = 0,001 ≤ α = 0,05 ) sehingga secara

statistika H₁ diterima.

Berdasarkan hasil penelitian ini responden dengan perilaku positif didasari

dengan pengetahuan yang baik sedangkan responden dengan perilaku negatif

didasari pengetahuan yang cukup dan kurang. Dengan demikian diharapkan

pengetahuan seseorang tentang Tuberkulosis semakin baik diimbangi dengan

perilaku sehat dalam mencegah penularan penyakit Tuberkulosis

Kata kunci : Tuberculosis, Pengetahuan, Perilaku

Kepustakaan :20 (2006-2017)

Page 19: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

xix

Nursing Progam

Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2017

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE WITH FAMILY BEHAVIOUR

IN PREVENTION OF TUBERCULOSIS AT THE WORKING AREA OF

GANTRUNG PUBLIC HEALTH CENTER KEBONSARI DISTRICT

MADIUN REGENCY

Daya Pratama Putra

201302067

114 pages, 8 tables, 7 pictures and enclosures

Tuberculosis is an infectious disease that primarily affects the lung

parenchyma caused by the Mycobacterium Tuberculosis bacillus. Some of the

factors that affect Tuberculosis transmission are knowledge and behavior.

Knowledge is the result of knowing, once a person has sensed an object. Behavior

is the action or response of a living being to external stimuli. This study aims to

determined whether there is a relationship of knowledge with family behavior in

the prevention of Tuberculosis disease in the Work Area of Gantrung Public

Health Center

This research used analytical method with correlation design using cross

sectional approach. The population in this study were 198 respondents indicated

suspected Tuberculosis in the working area of Gantrung Public Health Center

with a sample of 66 respondents. Data collection used questionnaires on

knowledge about Tuberculosis and Tuberculosis prevention behavior. Data

analysis used Spearman-rank test with error rate α = 0,05.

The results showed there was a relationship of knowledge with family

behavior in the prevention of Tuberculosis disease. Correlation value obtained r

= 0.568 strength level of relationship between the two variables were 0.40 -

0.599, and the value (p = 0.001 ≤ α = 0.05) so that statistically H₁ accepted.

According to the result of this research, respondent with positive behavior

based on good knowledge while respondent with negative behavior based on

average knowledge and low knowledge. Therefore expected someone knowledge

about Tuberculosis more better and balanced with healthy behavior to preventing

Tuberculosis transmissions.

Key words : Tuberculosis,Knowledge, Behaviour

Bibliography : 20 (2006-2017)

Page 20: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang tedepan dalam

meningkatkan derajat kesehatan komunitas, masalah kesehatan yang dialami

oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga

yang lain. Adapun faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga yaitu

pengetahuan dan perilaku (Lola dkk, 2015).

Indonesia sebagai negara berkembang terdapat berbagai masalah besar,

salah satunya masalah kesehatan, tercatat masih tingginya angka penularan

penyakit endemik. Salah satunya Tuberkulosis, Tuberkulosis merupakan

penyakit tropis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberkulosis.

Penularan penyakit ini sangat mudah apabila kesadaran penderita ingin

sembuh sangat kurang, sanitasi lingkungan yang buruk dan utamanya peran

keluarga dalam upaya pencegahan penyakit ini (Linda, 2011).

Peran keluarga dalam upaya pencegahan penyakit Tuberkulosis harus

didasari pengetahuan dan perilaku yang sehat, terjadinya penularan penyakit

tuberkulosis karena kurangnya pengetahuan dan perilaku kurang sehat.

Perilaku kurang sehat tersebut ditunjukan dengan rendahnya Pengawasan

Minum Obat (PMO) oleh keluarga kepada penderita, kurangnya kesadaran

memakai masker utamanya pada penderita, keterlambatan Vaksin BCG

Page 21: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

2

(pada orang yang tidak terinfeksi), kurangnya dorongan memotivasi

penderita rutin berobat 6-9 bulan, kurangnya sinar Matahari yang masuk ke

dalam rumah sehingga timbul suasana yang lembab (Lola dkk,2015).

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2010

sebanyak 8,9 juta penderita TB Paru dengan proposi 80% pada 22 negara

berkembang dengan kematian 3 juta per tahun dan 1 orang dapat terinfeksi

TB Paru setiap detik. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2014

ditemukan jumlah kasus baru TB Paru sebanyak 176.677 kasus, menurut

kelompok umur kasus TB paling banyak ditemukan pada kelompok umur

25-34 tahun yaitu sebesar 20,76% diikuti kelompok umur 45-54 tahun

sebesar 19,57% dan kasus TB Paru pada laki-laki lebih tinggi daripada

perempuan, proporsi menurut Provinsi Jawa Timur memiliki presentase

54%. Didapatkan data penjaringan suspek TB Paru di Kota Madiun tahun

2015 sebesar 2.169 dari perkiraan suspek sebesar 1.870 yang mengalami

kenaikan 14% dibandingkan tahun 2014. Berdasarkan survey di UPT

Puskesmas Gantrung Kecamatan Kebonsari dari bulan Januari-Mei 2017

terdapat 198 keluarga dengan anggota keluarga yang terindikasi suspek TB

Paru dan 17 positif menderita TB Paru.

Tuberkulosis merupakan penyakit tropis yag disebabkan oleh bakteri

Mycobacterium Tuberkulosis. Penularan penyakit ini sangat mudah apabila

kesadaran penderita ingin sembuh sangat kurang, utamanya peran keluarga

dalam upaya pencegahan penyakit ini. Penyakit Tuberkulosis dapat terjadi

karena adanya pengetahuan dan perilaku keluarga yang kurang sehat.

Page 22: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

3

Kurangnya perilaku sehat keluarga tersebut ditunjukan dengan tidak

menggunakan masker (jika kontak dengan pasien), keterlambatan dalam

pemberian vaksin BCG (pada orang yang tidak terinfeksi), etika batuk yang

benar belum diterapkan, pengolahan limbah sputum belum mengetahui tata

caranya dan disiplin dalam mengikuti terapi 6-9 bulan. Terjadinya perilaku

yang kurang sehat dari keluarga karena kurangnya pengetahuan, dalam hal

ini bagaimana seharusnya keluarga klien yang terdiagnosa TB Paru

mengetahui secara jelas dan benar apa sebenarnya penyakit Tuberkulosis

ini, dan bagaimana cara penularan dan pencegahannya. Perilaku keluarga

sangat menentukan keberhasilan pengobatan, amat terlebih pada

pencegahannya, jika keluarga mengerti dengan apa yang akan dilakukan

otomatis keluarga bisa dan mampu melindungi dirinya dan anggota keluarga

lainnya. Jika perilaku sehat maka akan membawa dampak positif bagi

pencegahan penularan Tuberkulosis (Linda, 2011)

Sehingga solusi yang didapat adalah upaya pencegahan penularan

penyakit Tuberkulosis yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan

keluarga dengan pendidikan kesehatan keluarga tentang kronologi penyakit,

cara penularan, pengobatan serta sanitasi lingkungan yang sehat. Sebab,

perilaku yang sehat didasari dengan pengetahuan yang baik dapat

meningkatkan perilaku lebih sehat dibandingkan yang tidak didasari dengan

pengetahuan. Kurangnya pengetahuan pencegahan dan pengobatan dalam

lingkup keluarga berdampak pada perilaku kurang sehat menjadi hal yang

perlu diidentifikasi lebih dalam (Widyanto dkk, 2013).

Page 23: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

4

Hal ini menunjukan bahwa TB Paru saat ini masih merupakan masalah

kesehatan di Indonesia dan salah satunya di wilayah kerja Puskesmas

Gantrung, dari latar belakang diatas saya ingin meneliti hubungan

pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam pencegahan Tuberkulosis di

wilayah kerja Puskesmas Gantrung.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dapat dirumuskan

Apakah ada Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Keluarga dalam

Pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung?

1.3. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan

pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam pencegahan Tuberkulosis

di wilayah kerja Puskesmas Gantrung Kecamatan Kebonsari

Kabupaten Madiun

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga dalam pencegahan

Tuberkulosis.

2. Mengidentifikasi perilaku kerluarga dalam pencegahan

Tuberkulosis.

3. Menganalisis hubungan pengetahuan dengan perilaku keluarga

dalam pencegahan Tuberkulosis.

Page 24: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

5

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Keluarga/pasien

Keluarga dapat memahami pengetahuan tentang penyakit

Tuberkulosis, selain itu keluarga dapat berperilaku positif dalam

mencegah penularan penyakit Tuberkulosis sehingga keluarga menjadi

kader aktif dalam pencegahan Tuberkulosis.

2. Bagi Puskesmas Gantrung

Dapat meningkatkan dan mengembangkan wawasan pengetahuan

dalam Tuberkulosis, dan dapat mengurangi insiden penyakit

Tuberkulosis.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan gambaran untuk memperoleh hasil yang lebih baik bagi

penelitian berikutnya dan menambah kepustakaan tentang kajian ilmu

keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

keperawatan.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai proses penelitian

serta tentang keperawatan keluarga dalam komunitas, serta mengetahui

kajian tentang penyakit Tuberkulosis.

5. Bagi Pembaca

Diharapkan pembaca mampu mengerti dan memahami peran keluarga

menjadi salah satu dasar dalam upaya pencegahan penyakit menular

Tuberkulosis.

Page 25: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.2.1 Definisi

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan

seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi (Endang , 2015)

Pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal,

pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya, akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti sesorang

yang berkependidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini

mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek

mengandung dua aspek yaitu aspek positis dan aspek negatif. Kedua aspek ini

yang akan menentukan perilaku sesorang (Wawan, 2011)

Page 26: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

7

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

1. Faktor internal: faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia,

minat, kondisi fisik, pendidikan, pekerjaan dan usia.

2. Faktor eksternal: faktor dari luar diri, misal keluarga, masyarakat, sarana,

lingkungan dan sosial budaya.

3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar misalnya strategi dan

metode dalam pembelajaran (Endang, 2015).

2.2.2 Domain pengetahuan

Ada enam tingkatan domain pengetahuan, yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsanya yg telah doterima. Oleh sebab

itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemempuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

mengintreprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap

objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

Page 27: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

8

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek

yang dipelajari.

3. Aplikasi (Apllication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi

ataupun kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau objek kedalam

komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Syntesis)

Menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi ( Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang telah ada

(Wawan dkk, 2011).

Page 28: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

9

2.2.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut:

1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan

yang lain samapai maslah tersebut dapat dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang

pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima

mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenrannya baik

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

masa lalu.

Page 29: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

10

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut

metodologi penelitian (Wawan, 2011).

2.1.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Wawan (2011) pengetahuan dapat diketahui dengan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik : hasil presentase 76%-100%.

2. Cukup : hasil presentase 56%-75%.

3. Kurang : hasil presentase >56 %.

2.2 Konsep Perilaku

2.2.1 Definisi

Perilaku adalah tindakan atau aktivasi dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari

uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah

semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun

yang tidak diamati oleh pihak luar (Endang, 2015)

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivasi organisme atau mahkluk

hidup yang bersangkutan, dan merupakan respon atau reaksi seseorang

terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia

terjadi melalui proses stimulus, organisme dan respons (Notoatmodjo, 2010)

Page 30: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

11

Berdasarkan stimulus-organisme-respon tersebut, maka perilaku manusia

dikelompokkan menjadi 2, yaitu (Endang, 2015):

1. Perilaku tertutup (Convert Behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup (Convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus

ini masih terbatas pada perhatian, presepsi, pengetahuan, kesadaran dan

sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum

dapat diamati secara jelas orang lain.

2. Perilaku terbuka (Overt Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata terbuka.

Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan

atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau diliaht oleh orang

lain.

2.2.2 Ilmu-ilmu Dasar Perilaku

Stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang tersebut (faktor

eksternal), dan respons merupakan faktor dari diri dalam diri orang yang

bersangkutan (faktor internal). Faktor eskternal atau stimulus adalah faktor

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk sosial,

budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Dari penelitian-penelitian yang ada

faktor eksternal yang paling besar perannya dalam membentuk perilaku

manusia adalah faktor sosial dan budaya, dimana seseoarang tersebut berada.

Sedangkan faktor internal yang menentukan seseorang itu merespons stimulus

Page 31: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

12

dari luar adalah perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti dan

sebagainya.

Faktor sosial sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara

lain, struktur sosial, pranata-pranata sosial, dan permasalahn-permasalahan

sosial yang lain. Ilmu yang mempelajari masalah-masalah ini ada sosiologi,

faktor budaya sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku seseorang

antara lain : nilai-nilai, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan, masyarakat,

tradisi dan sebagainya. Ilmu yang mempelajari masalah-masalah ini adalah

antropologi, sedangkan faktor-faktor internal yang mempengaruhi

terbentuknya perilaku seperti perhatian motivasi, persepsi, intelegensi, fantasi

dan sebagainya dicakup psikologi. Dapat disimpulakan, bahwa ilmu perilaku

dibentuk atau dikembangkan dari 3 cabang ilmu yaitu, psikologi, sosilogi,

antropologi, sehingga dalam ilmu perilaku terdapat konotasi atau pengertian

jamak “ilmu-ilmu perilaku” atau “behavioral sciences” (Notoatmodjo, 2010).

2.2.3 Ranah Domain Perilaku

Perilaku merupakan keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas

seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal

tersebut, perilaku di bagi menjadi 3 domain yaitu:

1. Pengetahuan (Knowledge)

Hasil dari penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat

Page 32: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

13

yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi 6 tingkat pengetahuan,

yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsanya yg telah doterima. Oleh sebab

itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah, kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemempuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

mengintreprestasikan secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu

objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Apllication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi

ataupun kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

Page 33: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

14

d. Analisis (Analysis)

Suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau objek kedalam

komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (Syntesis)

Menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yang telah ada

(Notoadmojo, 2010)

2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan(senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan

sebagainya). Sikap mempunyai 3 komponen pokok, yakni:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan:

Page 34: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

15

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memerhatikan

stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valving)

Mengajak orang lain utnuk mnegerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertnggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Endang, 2015).

3. Tindakan atau praktik

Seperti yang telah disebutkan sikap adalah kecenderungan untuk

bertindak. Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk

terwujudnya tindakan perlu beberapa faktor antara lain adanya fasilitas

atau sarana dan prasarana. Dalam praktik atau tindakan ini dapat

dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yakni:

a. Praktik terpimpin (Guided Response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan. Misalnya, anak

kecil menggosok gigi namun masih selalu diingatkan oleh ibunya,

disebut praktik atau tindakan terpimpin.

Page 35: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

16

b. Praktik secara mekanisme (Mechanism)

Apabila subjek atau sesorang telah melakukan atau mempraktikan

suatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.

Misal, seorang anak menggosok gigi setelah makan tanpa diingatkan

oleh ibunya.

c. Adopsi (Adoption)

A dopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.

Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme

saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau tindakan yang berkualitas.

Misal menggosok gigi bukan sekedar gosok gigi melainkan dengan

teknik-teknik yang benar (Notoatmodjo, 2010)

2.2.4 Bentuk Perilaku

Menurut Wawan dan Dewi (2011) Secara lebih operasional perilaku dapat

diartikan suatu respons organisme seseorang terhadap rangsangan (stimulus)

dari luar subjek tersebut. Respons ini berbentuk 2 macam, yakni:

a. Bentuk pasif

Respon internal yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara

langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau

sikap batin dan pengetahuan.

b. Bentuk aktif

Apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

Page 36: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

17

2.2.5 Definisi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik

yang dapat diamati (Observable) maupun yang tidak dapat di amati

(Unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan . pada garis besarnya perilaku kesehatan dikelompokkan menjadi 2,

yakni :

1. Perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat

Perilaku ini disebut perilaku sehat (Healthy Behavior) yang mencakup

perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar dari penyakit atau

penyebab masalah penyakit atau penyebab masalah kesehatan.

2. Perilaku orang yang sakit

Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan untuk

memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah (Notoatmodjo,

2010).

2.2.6 Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Menurut Endang & Elisabeth (2015) perilaku kesehatan adalah suatu

respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan

dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan

minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health Maintanance), perilaku atau

usaha-usaha seseorang untuk memelihata atau menjaga kesehatan agar

tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

Page 37: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

18

2. Perilaku pencarian atau penggunanaan sistem atau fasilitas kesehatan,

atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (Health Seeking

Behavior).

3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah apabila seseorang merespons

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan

sebagainya.

2.2.7 Determinan Perilaku Kesehatan

Menurut teori Lawerence Green berangkat dari analisis penyebab masalah

kesehatan, green membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan

tersebut, yakni behavioral factors (faktor perilaku), dan non behavioral factors

atau non perilaku, selanjutnya green menganalisis, bahwa faktor perilaku

sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama (Notoadmodjo, 2010) yaitu:

1. Faktor predisposisi

Faktor-faktor yang mempermudah dan mempresdiposisi terjadinya

perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,

kepercayaan, nilai- nilai, tradisi san sebagainya.

2. Faktor pemungkin

3. Faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau

tindakan, yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan

prasarana.

4. Faktor penguat

Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

Page 38: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

19

2.2.8 Perubahan Perilaku kesehatan

Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan

kesehatan yang menjadi sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku.

Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari promosi atau pendidikan

kesehatan, sekurang-kurangnya mempunyai 3 dimensi, yakni:

a. Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai

dengan nilai-nilai kesehatan).

b. Mengembangkan perilaku positif (pembentukan atau pengembangan

perilaku sehat).

c. Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai

dengan norma / nilai kesehatan (perilaku sehat).

2.2.9 Pengukuran Perilaku

1. Pengukuran sikap berperilaku (Attitude Toward the Behavior)

Uji coba diperlukan untuk mengidentifikasi perilaku terbuka, normatif

dan kontrol perilaku. Responden diberikan deskripsi dari sebuah perilaku

dan diberi pertanyaan ilustrasi. Untuk memperoleh hasil dari perilaku,

partisipan dalam studi percobaan diberi waktu beberapa menit untuk

mengutarakan pemikiran mereka dalam menanggapi pertanyaan-

pertanyaan yang ada.

2. Pengukuran keyakinan terhadap perilaku (Behavior Belief)

Kekuatan keyakinan dan evaluasi hasil juga dapat digunakan untuk

memperoleh gabungan keyakinan (belief composite) yang diasumsikan

Page 39: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

20

untuk menentukan sikap terhadap perilaku yang sesuai dengan model

harapan- nilai, seperti yang ditunjukan dalam persamaan dibawah ini:

A á Σ bi ei

Keterangan:

A =sikap

Bi= Behavior belief

Ei= evaluation outcome

3. Pengukuran norma subyektif (Subjective Nom)

Pengukuran dari kekuatan keyakinan normatif dan motivasi untuk

memenuhi keinginan orang yang berpengaruh menghasilkan gambaran

mengenai tekanan normatif pada populasi tersebut.

4. Pengukuran kontrol perilaku yang dapat diterima (Perceived Behavioral

Control)

Mengihitung kemampuan dan kekuatan rata-rata dari keyakinan kendali

yang berbeda-beda memberikan gambaran mengenai faktor yang dilihat

sebagai pendukung atau pengahalang kinerja perilaku (Priyoto, 2014).

2.3 Konsep Keluarga

2.3.1 Definisi Keluarga

Keluarga merupakan sebuah kelompok yang mengidentifikasi diridan

terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat

terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun

berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap dirinya sebagai

keluarga (Friedman, 2010).

Page 40: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

21

Keluarga merupakan suatu sistem, sebagai sistem keluarga mempunyai

anggota, yaitu ayah, ibu, dan anak atau semua induvidu yang tinggal didalam

rumah tangga tersebut (Mubarak, 2011).

2.3.2 Struktur Keluarga

Menurut Mubarak (2011), Struktur keluarga terdiri atas bermacam-macam,

diantaranya adalah:

1. Patrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal

Keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

4. Patrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga kawinan

Hubungam suami istri sebagian dasar bagi pembinaan keluarga dan

beberapa sanak saudara yang menajdi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami istri.

Page 41: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

22

2.3.3 Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (2010), terdapat 5 fungsi keluarga yang saling

berhubungan, yaitu:

1. Fungsi afektif

Dasar utama baik untuk pembentukan maupun keberlanjutan unit

keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi

keluarga yang paling terpenting.

2. Fungsi sosial

Fungsi yang universal dan lintas budaya yang dibutuhkan untuk

kelangsungan hidup masyarakat.

3. Fungsi reproduksi

Untuk menjamin kontinuitas antar generasi keluarga dan masyarakat

yaitu menyediakan anggota baru untuk masyarakat.

4. Fungsi ekonomi

Melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup finansial,

ruang, dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses

pengambilan keputusan.

5. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan

makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan dan perlindungan

terhadap bahaya.

Page 42: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

23

2.3.4 Peran Keluarga

Peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu peran

formal atau terbua dan peran informal atau tertutup. Sementara peran formal

adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran keluarga (ayah,

suami, dll) sedangkan peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak

pada permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional anggota

keluarga dan memelihara keseimbangan keluarga (Friedman, 2010).

2.3.5 Kesehatan Keluarga

Kesehatan keluarga merujuk pada sejauh mana keluarga membantu

anggota keluarganya untuk memenuhi kebutuhan perawatan dirinya, dan

sejauh mana keluarga memenuhi fungsi keluarga serta mencapai tugas

perkembangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga. Keluarga

yang sehat memberikan kebebasab yang dibutuhkan anggota keluarga untuk

mengeksplorasi dan menemukan jati diri, sementara pada saat yang sama

memberikan perlindungan dan keamana yang mereka butuhkan untuk meraih

potensi dirinya ( Friedman, 2010)

2.3.6 Peran Perawat Keluarga

Memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarganya, sehingga

keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan. Perawatan kesehatan

keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai

unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat (Mubarak, 2011).

Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga antara lain

sebgagai berikut:

Page 43: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

24

1. Pendidik (Educator)

Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan

kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan progam

asuhan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah

kesehatan keluarganya.

2. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar tercapai

pelayan yang komprehensif.

3. Pelaksana perawatan dan pengawasan perawatan langsung

Bertanggung jawab sebagai pelaksana perawatan langsung atau

mendemonstrasikan asuhan yang disaksikan keluarga serta mengawasi

status kesehatan keluarga.

4. Pengawas kesehatan

Melakukan home visit yang teratur untuk mengidentifikasi atau

melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.

5. Konsultan atau penasihat

Pada situasi ini Perawat dipercaya sebagai narasumber untuk mengatasi

maslaah kesehatan keluarga

6. Kolaborasi

Perawat komunitas harus berkerja sama dengan anggota tim kesehatan

dan instansi kesehatan guna mencapai tahap kesehatan yang optimal

7. Advokasi

Page 44: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

25

Berkewajiban melindungi hak keluarga.

8. Fasilitator

Membantu keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

9. Penemu kasus

Mengidentifikasi atau melakukan kajian masalah kesehtan secara dini,

sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.

10. Modifikasi lingkungan

Dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun

lingkungan masyarakat sehingga tercipta sanitasi dan karakteristik

lingkungan yang sehat ( Mubarak, 2011).

2.4 Konsep Penyakit Tuberkulosis

2.4.1 Definisi

Tuberkulosis atau TB adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang

parenkim paru. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang

disebabkan oleh basil Mycobacterium Ttuberkulosis yang merupakan salah satu

penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar basil

tuberkulosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan

selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon

(Andareto, 2015).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh

Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman batang aeorbik dan tahan asam ini, dapat

merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteri

Page 45: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

26

patogen, tetapi hanya strain bovin dan manusia yang patogenik terhadap

manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4mm, ukuran ini lebih

kecil dari pada sel darah merah (Sylvia, 2006).

Tuberkulosis Paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang

parenkim Paru-paru, penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian tubuh lain

seperti, ginjal, tulang dan nodus limfe (Somantri, 2012).

2.4.2 Anatomi Fisiologi Pernafasan

A. Sistem pernafasan bagian atas

a. Lubang hidung (Cavum Nasalis)

Hidung dibentuk oleh tulang sejati (Os) dan tulang rawan

(Kartilago). Hidung dibentuk oleh sebagian kecil tulang sejati, sisinya

terdiri atas kartilago, dan jaringan ikat (Connective Tissue). Bagian

dalam hidung merupakan suatu lubang yang dipisahkan menjadi

lubang kiri dan kanan oleh sekat (Septum). Rongga hidung

mengandung rambut (Fimbria) yang berfungsi sebagai penyaring

(Filter) kasar terhadap benda asing yang masuk. Pada permukaan

(Mukosa) hidung terdapat epitel bersilia yang mengandung sel goblet.

Sel tersebut mengeluarkan lendir sehingga dapat menangkap benda

asing yang masuk kedalam saluran pernafasan. Kita dapat mencium

aroma karena di dalam lubang hidung terdapat reseptor. Reseptor bau

terletak pada cribriform plate, di dalamnya terdapat ujung dari saraf

kranial 1 (Nervous Olfactorius).

Page 46: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

27

Hidung berfungsi sebagai jalan nafas, pengatur udara, pengatur

kelembapan udara (Humidifikasi), pengatur suhu, pelindung dan

penyaring udara, indra pencium, dan resonator suara. Fungsi hidung

sebagai pelindung dan penyaring dilakukan oleh vibrissa, lapisan

lendir, dan enzim lisozim. Vibrissa adalah rambut pada vestibulum

nasi yang bertugas sebagai penyaring debu dan kotoran (partikel

berukuran besar). Debu-debu kecil dan kotoran (partikel kecil) yang

masih dapat melewati vibrissa akan melekat pada lapisan lendir dan

selanjutnya dikeluarkan oleh refleks bersin. Jika dalam udara masih

terdapat bakteri (partikel sangat kecil), maka enzim lisozim yang

menghancurkannya.

b. Sinus Paranasalis

Sinus paranasalis merupakan daerah yang terbuka pada tulang

kepala. Dinamakan sesuai dengan tulang tempat dia berada yaitu sinus

frontalis, sinus ethmoidalis, sinus sphenoidalis, dan sinus maxilarris.

Sinus berfungsi untuk :

1) Membantu menghangatkan dan humidifikasi.

2) Meringankan berat tulang tengkorak.

3) Mengatur bunyi suara manusia dengan ruang resonansi.

c. Faring

Faring merupakan pipa berotot berbentuk cerobong (kurang lebih

13cm) yang letaknya bermula dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan espfagus pada ketinggian tulang rawan

Page 47: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

28

(Kartilago) krikoid. Faring digunakan pada saat digestion (menelan)

seperti pada saat bernapas. Berdasarkan letaknya faring dibagi

menjadi tiga yaitu dibelakang hidung (Naso-faring), belakang

mulut(Oro-faring), dan belakang faring(Laringo-faring).

Nasofaring terdapat pada superior di area yang terdapat epitel

bersilia (Pseudo Stratified) dan tonsil (Adenoid), serta merupakan

muara tube eusthacius. Adenoid atau faringeal tonsil berada dilangit-

langit nasofaring. Tenggorokan dikelilingi oleh tonsil, adenoid, dan

jaringan limfoid lainnya. Struktur tersebut penting sebagai mata rantai

nodus limfatikus untuk menjaga tubuh dari invasi organisme yang

masuk ke hidung dan tenggorokan.

Orofaring berfungsi untuk menampung udara dari nasofaring dan

makanan dari mulut. Pada bagian ini terdapat tonsili palatina

(posterior) dan tonsili lingualis (dasar lidah).

Laringo faring merupakan bagian terbawah faring yang

berhubungan dengan esofagus dan pita suara (Vocal Cord) yang

berada dalam trakhea. Laringofaring berfungsi pada saat proses

menelan dan respirasi. Laringofaring terletak dibagian depan pada

laring, sedangkan trakhea berada dibelakang.

d. Laring

Laring sering disebut dengan voice box dibentuk oleh struktur

epiteliumlined yang berhubungan dengan faring(di atas) dan trakhea

Page 48: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

29

(di bawah). Laring terletak dianterior tulang belakang (vertebrae) ke-4

dan ke-6. Bagian atas dari esofagus berada diposterior laring.

Fungsi utama laring dalah untuk pembentukan suara, sebagai

proteksi jalan napas bawah dari benda asing dan untuk memfasilitasi

proses terjadinya batuk. Laring terdiri atas :

1) Epiglotis : katup kartilago yang menutup dan membuka selama

menelan.

2) Glotis : lubang antara pita suara dan laring.

3) Kartilago tiroid : kartilago yang terbesar pada trakhea, terdapat

bagian yang membentuk jakun (Adam’s Apple)

4) Kartilago krikoid : cincin kartilago yang utuh dilaring ( terletak

dibawah kartilago tiroid)

5) Kartilago artenoid : digunakan pada pergerakan pita suara

bersama dengan kartilago tiroid.

6) Pita suara : sebuah ligamen yang dikontrol oleh pergerakan otot

yang menghasilkan suara dan menempel pada lumen laring.

B. Saluran Pernafasan Bagian Bawah

Saluran pernapasan bagian bawah (Tracheobronchia Ttree) terdiri atas :

1. Saluran udara konduktif

a. Trakhea

Trakhea merupakan perpanjangan dari laring pada

ketinggian tulang vertebrae torakal ke-7 yang bercabang

menjadi dua bronkhus. Ujung cabang trakhea disebut carina.

Page 49: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

30

Trakhea bersifat sangat fleksibel, berotot, dan memiliki panjang

12 cm dengan cincin kartilago berbentuk huruf C. Pada cincin

tersebut terdapat epitel bersilia tegak (Pseudostratifies Ciliated

Columnar Epithelium) yang mengandung banyak sel goblet

yang mensekresikan lendir (Mucus).

b. Bronkhus dan Bronkiolus

Cabang bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan

cenderung lebih vertikal dari pada cabang yang kiri. Hal tersebut

menyebabkan benda asing lebih mudah masuk ke dalam cabang

sebelah kanan dari pada cabang bronkhus sebelah kiri.

Segmen dan subsegmen bronkhus bercabang lagi dan

berbentuk seperti ranting masuk ke setiap paru-paru. Bronkhus

disusun oleh jaringan kartilago sedangkan bronkhiolus, yang

berakhir di alveoli, tidak mengandung kartilago. Tidak adanya

kartilago menyebabkan bronkhiolus mampu menangkap udara,

namun juga dapat mengalami kolaps. Agar tidak kolaps, alveoli

dilengkapi dengan porus/lubang kecil yang terletak antar alveoli

(Kohn Pores) yang berfungsi untuk mencegah kolaps alveoli.

Saluran pernafasan mulai dari trakhea sampai bronkhus

terminalis tidak mengalami pertukaran gas dan merupakan area

yang dinamakan Anatomical Deud Space. Banyaknya udara

yang berada dalam area tersebut adalah sebesar 150 ml. Awal

dari pertukaran gas terjadi di bronkhiolus respiratorius.

Page 50: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

31

2. Saluran Respiratorius Terminal

a. Alveoli

Parenkim paru-paru merupakan area yang aktif bekerja dari

jaringan paru-paru. Parenkim tersebut mengandung berjuta-juta

unit alveolus. Alveoli merupakan kantong udara yang berukuran

sangat kecil, dan merupakan akhir dari bronkhiolus respiratorius

sehingga memungkinkan pertukaran O2 dan CO2. Seluruh dari

unit alveoli (zona respirsi) terdiri atas bronkhiolus respiratorius,

duktus alveolus, dan alveolar sacs (kantong alveolus). Fungsi

utama dari unit alveolus adalah pertukaran O2 dan CO2 diantara

kapiler pulmoner dan alveoli.

Diperkirakan terdapar 24juta alveoli pada bayi yang baru

lahir. Seiring dengan pertambahan usia, jumlah alveoli pun

bertambah dan akan mencapai jumlah yang sama dengan orang

dewasa pada usia 8 tahun, yakni 300 juta alveoli. Setiap unit

alveoli menyuplai 9-11 prepulmonari dan pulmonari kapiler.

b. Paru-paru

Paru-paru terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut

yang ujungnya berada diatas tulang iga pertama dan dasarnya

berada pada diafragma. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus

sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus

tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi

Page 51: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

32

menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit

terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.

Paru-paru kanan dan kiri dipisahkan oleh ruang yang

disebut mediastinum. Jantung, aorta, vena cava, pembuluh paru-

paru, esofagus, bagian dari trakhea dan bronkhus, serta kelenjar

timus terdapat pada mediastinum.

c. Dada,diafragma, dan pleura

Tulang dada (Sternum) berfungsi melindungi paru-paru,

jantung, dan pembuluh darah besar. Bagian luar rongga dada

terdiri atas 12 pasang tulang iga (Costae). Bagian atas dada pada

daerah leher terdapat dua otot tambahan inspirasi yaitu otot

scaleneus dan sternocleidomastoid. Otot scaleneus menaikkan

tulang iga ke-1 dan ke-2 selama inspirasi untuk memperluas

rongga dada atas dan menstabilkan dinding dada, sedangkan otot

sternocleidomastoid mengangkat sternum. Otot parasternal,

trapezius, dan pectoralis juga merupakan otot tambahan inspirasi

dan berguna untuk meningkatkan kerja napas. Di antara tulang

iga terdapat otot interkostal. Otot interkostal eksternus

menggerakkan tulang iga ke atas dan kedepan sehingga akan

meningkatkan diameter anterposterior dinding dada.

Diafragma terletak dibawah rongga dada. Diafragma

berbentuk seperti kubah pada saat keadaan relaksasi. Pengaturan

sifat diafragma (Nervus Phrenicus) terdapat pada susunan saraf

Page 52: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

33

spinal pada tingkat C3, sehingga jika terjadi kecelakaan pada

saraf C3 akan menyebabkan gangguan ventilasi.

Pleura merupakan membran serosa yang menyelimuti paru-

paru. Pleura ada dua macam yaitu pleura parietal yang

bersinggungan dengan rongga dada (lapisan luar paru-paru) dan

pleura viseral yang menutupi setiap Paru-paru (lapisan dalam

Paru-paru). Di antara kedua pleura terdapat cairan pleura seperti

selaput tipis yang memungkinkan kedua permukaan tersebut

bergesekan satu sama lain selama respirasi, dan mencegah

pelekatan dada dengan Paru-paru. Masuknya udara maupun

cairan ke dalam rongga pleura akan menyebabkan Paru-paru

tertekan dan kolaps. Apabila terserang penyakit , pleura kan

mengalami peradangan (Somantri, 2012).

2.4.3 Etiologi

Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri atau

kumian ini berbentuk batang, dengan ukuran panjang 1-4 µm denga tebal 0,3-

0,6µm. Sebagian besar kuman berupa lemal/lipid, sehingga kuman tahan

terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia atau fisik. Sifat lain dari kuman

ini adalah aerob yang menyukai daerah dengan banyak oksigen, dan daerah

yang memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu apikal/apeks paru. Daerah yang

memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu apikal atau apeks Paru (Somantri,

2012). Penyakit infeksi yang menyebar dengan rute naik di udara. Infeksi

disebabkan oleh pengisapan air liur yang berisi bakteri Mycobacterium

Page 53: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

34

Tuberkulosis . seseorang yang terkena infeksi dapat menyebarkan partikel kecil

melalui batuk, bersin atau berbicara, berhubungan dekat dengan mereka yang

terinfeksi meningkatkan kesempatan untuk transmisi. Begitu terhisap

organisme secara khas di dalam Paru-paru, tetapi dapat menginfeksi organ

tubuh lainnya. Organisme mempunyai kapsul sebelah luar. Penyakit TB

ditetapkan ketika seseoarang mempunyai gejala dan tanda Tuberkulosis,

rongsten dada biasanya abnormal dalam aspek aspek apikal Paru-paru. Pada

pasien HIV, area lain mungkin juga terpengaruh (Mary, 2014).

2.4.4 Patofisiologi

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveoli biasanya diinhalasi

sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil karena gumpalan

yang lebih besar cenderung tertahan di rongga hidung dan tidak menyebabkan

penyakit. Setelah berada dalam ruang Alveolus ( biasanya di bagian bawah

lobus atas atau di bagian atas lobus bawah) Basil Tuberkulosis ini

membangkitkan reaksi peradangan, Lekosit Polimorfonuklear tampak pada

temapat tersebut dan mefagosit bakteri tetapi tidak membunuh organisme

tersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag.

Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala-gejala

pneumonia akut, pneumoni seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa

menimbulkan kerusakan jaringan paru atau proses dapat berjalan terus dan

bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel, basil juga menyebar

melalui kelenjar limfe regional. Makrofag yang mengalami infiltrasi menjadi

lebih panjang dan sebagian bersatu sehigga membentuk sel Tuberkel Epiteloid

Page 54: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

35

yang dikelilingi oleh limfosit , reaksi ini biasanya berlangsung selama 10-20

hari. Nekrosis bagian sentral lesi memberikan gambaan yang relatif padat

seperti keju, lesi nekrosis ini disebut Nekrosis Kaseosa, daerah yang

mengalami nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri

dari sel epiteloid dan fibriblas menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi

menjadi lebih fibrosa, membentuk jaringan parut yang akhirnya membentuk

suatu kapsul yang mengelilingi Tuberkel.

Lesi primer Paru-paru disebut fokus ghon dan gabungan terserangnnya

kelenjar limfe regional dan lesi primer dinamakan lesi ghon. Kompleks ghon

yang mengalami perkapuran ini dapat dilihat pada orang sehat yang kebetulan

menjalani pemeriksaan radiogram rutin. Respon lain yang terjadi pada daerah

nekrosis adalah pencairan dimana bahan cair lepas ke dalam bronkus dan

menimbulkan kavias, materi tuberkular yang dilepaskan dari dinding kavitas

akan masuk percabangan Trakeobronkial, proses ini apat terulang kembali pada

bagian lain dari paru atau basil dapat terbawa ke laring, telinga tengah atau

usus. Kavitas kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan

meninggalkan jaringan parut fibrosa, bila peradangan mereda lumen bronkus

dapat menyempit dan tertutup oleh ja ringan parut yang terdapat dekat dengan

perbatasan bronkus, bahan perkejuan dpat mengental sehingga tidak dapat

mengalir melalui saluran yang ada dan lesi mirip dengan lesi berkapsul tidak

terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan gejala dalam waktu lama atau

membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan

aktif. Penyakit dapat menyebar melalui saluran limfe atau pembuluh darah (

Page 55: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

36

Limfohemtogen). Organisme yang lolos dari kelenjar limfe akan mencapai

aliran darah dalam jumlah yang lebih kecil yang kadang-kadang dapat

menimbulkan lesi pada berbagai organ lain (Ekstrapulmoner). Penyebaran

hemotgen merupakan suatu fenomena akut biasanya menyebabkan tuberkulosis

milier, ini terjadi bila fokus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak

organisme masuk ke dalam sistem vaskuler dan tersebar ke dalam sistem

vaskuler ke organ-organ tubuh (Mary, 2014).

2.4.5 Klasifikasi

Penyakit TB Paru dapat diklasifikasikan berdasarkan 4 hal yaitu lokasi

atau organ tubuh yang terkena, bakteriologi, tingkat keparaha penyakit dan

riwayat pengobatan TB Paru sebelumnya, adapun penjelasan masing-masing

klasifikasi adalah sebagai berikut (Sudoyo, 2009)

1. Berdasarkan organ tubuh yang terkena

a. TB Paru adalah Tuberkulosis yang menyerang jaringan (Parenkim)

paru dan tidak termasuk pleura (Selaput Paru) dan kelenjar pada hilus

b. TB Ekstra Paru adalah Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh

selain paru seperti pleura, selaput otak, selaput jantung (Pericardium),

kelenjar limfe, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin.

2. Berdasarkan bakteriologi

Klasifikasi bakteriologi didasarkan pada hasil pemeriksaan dahak

mikroskopis, yaitu:

a. TB Paru BTA positif

Page 56: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

37

1) Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak hasilnya positif.

2) 1 spesimen dahak hasilnya positif dan foto thoraks dada

menunjang gambaran TB.

3) 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimn

dahal pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya bta negatif dan tidak

ada perbaikan setelah pemberian Antibiotika non OAT (Obat Anti

TB).

b. TB Paru BTA negatif

Semua kasus yang tidak memenuhi kriteria tb paru bta positif

termasuk pada klasifikasi sebagai berikut:

1) Paling tidak 3 spesimen dahak hasilnya BTA negativ

2) Foto thorak abnormal menunjukan gambar TB

3) Tidak ada perbaikan setelah pemberian Antibiotika

4) Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan

3. Berdasarkan tingkat keparahan penyakit:

a. pembagian TB Paru BTA negativ dengan foto thoraks positif

berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu didasarkan pada bentuk berat

dan ringan, bentuk berat digambarkan dengan foto thoraks yang

memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas. Misalnya proses

“far advanced” dan atau keadaan umum klien buruk.

b. Sedangkan pembagian TB Ekstra Paru berdasarkan tingkat

keparahannya yaitu:

Page 57: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

38

1) TB Paru ekstra ringan seperti TB kelenjar limfe, pleuritis

eksudativa unilateral, tulang kecuali tulang belakang, sendi, dan

kelenjar adrenal.

2) TB Ekstra Paru berat seperti meningitis, milier, pericarditis,

pleuritis eksudativa bilateral, tb tulang belakang, tb usus, tb saluran

kemih dan alat kelamin

4. Berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya

a. Baru, yaitu klien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah

pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan (4 minggu)

b. Kambuh (relaps), yaitu klien TB yang sebelumnya pernah mendapat

pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan

lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif melalui asupan atau

kultur.

c. Pengobatan setelah putus berobat (Default), yiatu klien yang telah

berobat dan putus obat 2 bulan ata lebih dengan BTA positif.

d. Gagal (Failure), yaitu klien dengan hasil pemeriksaan dahak tetap

positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih

selama pengobatan.

e. Pindahan (Transferin), yaitu klien dipindahkan dari upk yang

memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya

f. Lain-lain, yaitu semua kasus yang tidak memenuhi kriteria sperti

kasus kronis yang hasil pemeriksaan BTA masih positif meskipun

telah menyelesaikan pengobatan ulang

Page 58: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

39

2.4.6 Manifestasi Klinis

Demam biasanya menyerupai demam influenza tetapi kadang-kadang

demam mencapai 40-41 c, serangan demam pertama dapat sembuh namun

kemudian hilang timbul. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh

pasien dengan berat ringannya infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.

Batuk atau batu darah terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, sifat

batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian setelah timbul

peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum) keadaan yang lanjut

adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.

Kebanyakan batuk darah pada Tuberkulosis terjadi kavitas, tetapi dapat juga

terjadi pada ulkus dinding bronkus. Sesak nafas ditemukan pada penyakit yang

sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah sebagian paru-paru.

Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga

menimbulakan pleuritis terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik

atau melepas nafasnya. Gejala malaise ditemukan berupa anoreksia tidak ada

nafsu makan, badan semakin kurus (berat badan turun, sakit kepala, meriang,

nyeri otot, keringat malam. Gejala tersebut terjadi hilang timbul dan semakin

lama semakin berat (Andareto, 2015).

Page 59: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

40

2.4.7 Komplikasi

Menurut Sudoyo (2009) Penyakit Tuberkulosis Paru bila tidak ditangani

dengan benar akan menimbulkan komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan

komplikasi lanjut

a. Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, usus.

b. Komplikasi lanjut: obstruksi jalan nafas > SOPT (Sindrom Obstruksi

Pasca Tuberkulosis), kerusakan parenkim berat > fibrosis paru, kor

pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal nafas dewasa

(ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.

2.4.8 Penatalaksanaan

Membagi penatalaksanaan TB Paru menjadi 3 bagian yaitu pencegahan

pengobatan dan penemuan penderita

A. Pencegahan

1. Pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan penderita TB

Paru BTA positif. Pemeriksaan meliputi tes tuberkulin, klinis dan

radiologis. Bila tes tuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto

thoraks diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih negatif,

diberikan bcg vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil tes

tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksi.

2. Mass chest x-ray yaitu pemeriksaan massal terhadap kelompok-keompok

populasi tertentu misalnya :

a. Karyawan rumah sakit/puskesmas/balai pengobatan

b. Penghuni rumah tahanan

Page 60: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

41

c. Siswa siswi pesantren

3. Vaksinasi BCG

4. Kemoprofilaksi dengan menggunakan INH 5 mg/kgbb selama 6-12 bulan

dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang

masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksi primer atau utama ialah bayi yang

menyusu pada ibu dengan BTA positif, sedangkan kemoprofilaksi

sekunder diperlukan bagi kelompok berikut:

a. Bayi dibawah umur lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif

karena resiko timbulnya tb milier dan meningitis TB.

b. Anak dengan remaja dibawah 20 tahun dengan hasil tes tuberkulin

positif yang bergaul erat dengan penderita tuber yang menular

c. Individu yang menunjukan konversi hasil tes tuberkulin dari negatif

menjadi positif

d. Penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat

imunosupresif jangka panjang

e. Penderita diabetes melitus

5. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit Tuberkulosis

kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun di tingkat rumah sakit

oleh petugas pemerintahan maupun petugas LSM (misalnya,

Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Paru Indonesia –PPTI).

Page 61: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

42

6. Etika batuk yang benar :

a. Pertama, jika akan batuk atau bersin tutup mulut dan hidung

dengan menggunakan tissue, saputangan atau lengan baju

bagian dalam.

b. Kedua, buang tissue yang sudah dipakai kedalam tempat

sampah.

c. Ketiga, cuci tangan menggunakan air bersih dan gunakan sabun

atau bisa gunakan cairan berbasis alkohol.

d. Keempat, gunakan masker apabila berinteraksi dengan orang

disekitar.

7. Membuang ludah atau dahak tidak sembarang tempat, membuang dahak

diwadah atau kaleng tertutup dengan diberi air sebanyak ¼ bagian

kemudian ditambah lisol atau bayclin untuk membunuh kuman, dan

membuang dahak di WC/ kloset langsung ke kamar mandi dan langsung

menyiramkan hingga bersih.

B. Pengobatan

Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain mengobati, juga

untuk mencegah kematian, kekambuhan, retensi terhadap OAT, serta

memutuskan mata rantai penularan. Untuk penatalaksanaan pengobatan

TB Paru, berikut adalah beberapa hal yang penting untuk diketahui

Mekanisme kerja Obat Anti Tuberkulosis (OAT) :

1. Aktivasi bakterisidial, untuk bakteri yang membelah cepat

Page 62: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

43

a. Estraseluler jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R)

dan Streptomisin (S).

b. Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan

Isoniazid (INH)

2. Aktivitas sterilisasi terhadap the persister (Bakteri Semidormant)

c. Ekstreseluler jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan

Isoniazid

d. Intraseluler untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin

dan isoniazid. Untuk very slowly growing bacilli digunakan

Pirazinamid (Z)

3. Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas

bakteriostatis terhadap tahan asam

e. Ekstraseluler jenis obat yang digunakan ialah Etambutol (E),

Asam Para Amino Salisilik (PAS), dan Sikloserine

f. Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh

Isoniazid dalam keadaan telah terjadi resistensi sekunder

Pengobatan Tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-

3 bulan ) dan fase lanjutan (4-7 bulan ). Paduan obat yang digunakan

terdiri dari atas obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang

digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah Rifampisin, Isoniazid,

Pirazinamid, Streptomisin, dan Etambutol (Muttaqin, 2012).

Page 63: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

44

2.5 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam

pencegahan Tuberkulosis menurut teori Lawrence Green (1980)

dalam (Purwoastuti, 2015) dan (Notoatmodjo, 2010).

Keterangan:

: Berhubungan

: Faktor yang mempengaruhi

Faktor Pendukung:

a. Ketersediaan

fasilitas

kesehatan seperti

puskesmas, obat-

obatan, peralatan

kesehatan

Faktor Pendorong:

a. Progam

kesehatan

b. Tim medis

sebagai referensi

masyarakat

Faktor Predisposisi:

a. Pengetahuan

b. Sikap

c. Keyakinan

d. Tradisi

e. Nilai-nilai

Faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan :

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Usia

d. Keluarga

e. Sarana

f. Lingkungan

g. Sosial

budaya

h. Upaya

belajar

Faktor yang mempengaruhi perilaku keluarga

dalam pencegahan Tuberkulosis

Page 64: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

45

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka konsep menurut teori Lawrence Green (1980) tentang

pengetahuan dengan perilaku perilaku keluarga dalam pencegahan

Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Gantrung Kecamatan

Kebonsari Tuberkulosis (Purwoastuti, 2015) dan (Notoatmodjo,

2010).

Keterangan :

: Tidak diteliti

: Diteliti

Faktor Predisposisi :

a. Pengetahuan

b. Keyakinan

c. Kepercayaan

d. Nilai-nilai

e. Tradisi

f. Kondisi fisik

g. Pendidikan

h. Pekerjaan

i. Usia

Faktor Pendukung :

a. Ketersediaan

fasilitas

kesehatan

b. Obat-obatan

c. Peralatan

kesehatan

Faktor Pendorong

a. Progam

kesehatan

b. Metode dan

strategi

c. Tim kesehatan

sebagai

referensi

masyarakat

Perilaku keluarga dalam

pencegahan Tuberkulosis

Pengetahuan keluarga

tentang Tuberkulosis

Faktor Predisposisi :

a. Keyakinan

b. Kepercayaan

c. Nilai-nilai

d. Tradisi

e. Pendidikan

f. Pekerjaan

g. Usia

Page 65: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

46

: Berhubungan

: Faktor yang mempengaruhi

Dari gambar 3.1 dapat dijelaskan faktor yang mempengaruhi pengetahuan

meliputi kondisi fisik, intelegensia, pendidikan, keluarga, sarana, lingkungan,

upaya belajar. Sedangkan perilaku dipengaruhi beberapa faktor meliputi faktor

predisposisi ( pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, kondisi fisik,

pendidikan, pekerjaan, usia). Faktor pemungkin ( keluarga, lingkungan,

sarana, sosial budaya, masyarakat). Faktor penguat ( strategi, metode, tim

kesehatan).

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pertanyaan asumsi tentang hubungan antara dua atau

lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam

penelitian. Setiap hipotesis terdiri atas suatu unit atau bagian dari permasalahan

( Nursalam, 2015).

H1 : ada hubungan tentang pengetahuan Tuberkulosis dengan perilaku

keluarga dalam pencegahan Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas

Gantrung Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun

Page 66: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

47

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan rancangan penelitian Analitik Korelasi

dengan pendekatan Cross Sectional. Jenis penelitian ini mempelajari dinamika

korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,

observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. (Nursalam, 2016).

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia/klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,2016). Berdasarkan

pengertian tersebut populasi dalam penelitian ini adalah 198 keluarga dengan

anggota keluarga yang terindikasi suspek TB Paru di wilayah kerja Puskesmas

Gantrung Kecamatan Kebonsari.

4.2.2 Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi yang terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling , sedangkan sampling

adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi

yang ada (Nursalam, 2016). Adapun sampel dalam penelitian ini adalah:

Page 67: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

48

Rumus Slovin:

n=N / (1+N. (e)²)

n = 198 / (1+198. (10%)²)

n= 198 / (1+198. (0,1)²)

n= 198 / (1+198. (0,01))

n= 198 / (1+1,98)

n=198 / 2,98

n= 66,4 = 66

keluarga dengan anggota keluarga yang terindikasi Suspek TB Paru yang

berada di tingkat kecamatan. Selain itu berdasarkan kriteria sampel (Nursalam,

2016) :

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Pertimbangan ilmiah

harus menjadi pedoman saat menentukan kriteria inklusi. Pada penelitian

ini kriteria inklusi meliputi :

a. Keluarga yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Gantrung

b. Anggota keluarga yang berkunjung ke Puskemas pada bulan Januari-

Mei 2017 dengan terindikasi suspek TB Paru

c. Anggota keluarga terindikasi suspek TB Paru yang bersedia menjadi

responden

Page 68: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

49

2. Kriteria ekslusi

Kriteris ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab, pada penelitian

ini kriteria ekslusi meliputi :

a. Anggota keluarga yang tidak ada dirumah

b. Anggota keluarga terindikasi suspek TB Paru yang tidak bersedia

menjadi respoden

4.3 Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili

populasi. Teknik Sampling merupakan cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian(Nursalam, 2016). Teknik sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah

teknik pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh

peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

Page 69: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

50

4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Gambar 4.1 : Kerangka Kerja

Desain penelitian:

Analitik Korelasi dengan Metode cross sectional

Populasi :

198 keluarga dengan anggota keluarga yang terindikasi suspek TB Paru

Pengumpulan data :

Kuesioner

Variabel Independent :

Pengetahuan Keluarga

tentang Tuberkulosis

Variabel dependent :

Perilaku Keluarga

dalam pencegahan

Tuberkulosis

Pengolahan analisis data :

Editing, coding, scoring, tabulating dengan uji

Spearman Rho

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Sampel :

66 keluarga dengan anggota keluarga yang terindikasi suspek TB Paru

yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dengan menggunakan tehnik

Purposive Sampling

Page 70: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

51

4.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Ciri yang dimiliki

oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda dengan

yang dimiliki oleh kelompok tersebut (Nursalam, 2016). Dalam riset,

variabel dikarakteristikkan sebagai derajat, jumlah, dan perbedaan.

Variabel juga merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang

didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau

manipulasi suatu penelitian. Konsep yang dituju dalam suatu penelitian

bersifat konkret dan secara langsung bisa diukur, misalnya denyut

jantung, hemoglobin, dan pernapasan tiap menit. Sesuatu yang konkret

tersebut bisa diartikan sebagai suatu variabel dalam penelitian. Jenis

variabel diklasifikasikan menjadi bermacam-macam tipe untuk

menjelaskan penggunaannya dalam penelitian (Nursalam, 2016).

Variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel independen (bebas)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan

keluarga tentang Tuberkulosis.

b. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku keluarga

dalam pencegahan Tuberkulosis.

Page 71: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

52

4.5.2 Definisi Operasional

Definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang di

definisikan tersebut, dapat diamati artinya memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena (Nursalam, 2016).

Variabel Definisi

Operasional

Indikator Alat Ukur Skala

Data

Skor

Variabel

independen :

Pengetahuan

keluarga

tentang

penyakit

Tuberkulosis

Pengetahuan

adalah hal-hal

yang diketahui

oleh keluarga

tentang

Tuberkulosis

1. Pengertian

Tuberkulosis

2. Gejala

Tuberkulosis

3. Penularan

Tuberkulosis

4. Pengobatan

Tuberkulosis

Kuesioner

Dengan

pengukuran

skala

Guttman

Ordinal Dengan

skor

pertany

aan :

Benar =

1

salah =

0

Kategor

i:

Baik :

hasil

present

ase

76%-

100%

Cukup :

56%-

75%

Kurang

: hasil

present

asi

<56%

Perilaku

keluarga

dalam

pencegahan

Tuberkulosis

Perilaku

pencegahan

adalah tindakan

keluarga dalam

pencegahan

Tuberkulosis

1. Menggunakan

masker

2. Etika batuk

yang benar

3. Tidak meludah

dan

membuang

dahak

Kuesioner Nomina

l

Dengan

skor

pertany

aan :

Benar =

1

salah =

0

Page 72: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

53

disembarang

tempat

4. Mendorong

penderita agar

rutin

mengkonsumi

obat dan

kontrol

5. Menjaga

sanitasi

lingkungan

yang bersih

dan nyaman

6. Berhenti dan

tidak merokok

7. Mengkonsums

i makanan

minuman yang

bergizi

8. Olah raga

ringan

dibawah sinar

matahari pagi

hari

Kategor

i:

Positif

dan

Negatif

Page 73: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

54

4.6 Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam penelitian disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian

yang diamati. Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel

harus teruji validitasdan reliabilitasnya (Nursalam, 2016).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen kuisioner, pada jenis

instrumen ini peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk

menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2016). Kuisioner yang digunakan

peneliti adalah kuisioner tertutup, kuisioner tertutup adalah kuisioner yang sudah

disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih, kuisioner ini berisi

pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan penyakit Tuberkulosis dan perilaku

pencegahan Tuberkulosis, pilihan jawaban multiplechoice dengan memberi tanda

(X). Jumlah soal pertanyaan 25 terdiri dari 10 pertanyaan tentang pengetahuan

penyakit Tuberkulosis dan 15 pertanyaan tentang perilaku pencegahan

Tuberkulosis.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung

Kecamatan Kebonsari

4.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Agustus 2017.

Page 74: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

55

4.8 Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2016).

Dalam penelitian ini, prosedur pengumpulan data yang ditetapkan adalah

sebagai berikut :

1. Mengurus surat pengantar dari kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Bhakti Husada Mulia Madiun.

2. Memberikan surat pengantar ke KESBANGPOL, Dinas Kesetahan Kab.

Madiun dan Kepala Puskesmas Gantrung

3. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan penelitian dan

apabila responden bersedia dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

kemudian mengisi “Inform consent” maka orang tersebut dijadikan

responden.

4. Peneliti membagikan lembar kuesioner dan mempersilahkan responden

untuk mengisi lembar kuesioner sesuai petunjuk.

5. Setelah lembar kuesioner diisi oleh responden kemudian dikumpulkan

kembali pada peneliti dan dicek kelengkapannya, jika belum lengkap maka

saat itu juga diminta untuk melengkapi data dan hasil pengisian yang diteliti

oleh peneliti.

Page 75: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

56

4.8.2 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah salah satu langkah yang penting. Hal ini

disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah,

belum memberikan informasi apa-apa dan belum siap untuk disajikan

(Notoatmodjo, 2012). Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Editing

Data yang terkumpul, baik data kualitatif maupun data kuantitatif harus

dibaca sekali lagi untuk memastikan apakah data tersebut dijadikan bahan

analisis atau tidak (Notoatmodjo, 2012).

2. Coding

Memberikan skor atau nilai pada setiap item jawaban. Data yang terkumpul

bisa berupa angka, kata, atau kalimat (Notoatmodjo, 2012).

a. Coding untuk variabel pengetahuan dalam pencegahan Tuberkulosis

adalah:

Pengetahuan baik : 3

Pengetahuan cukup : 2

Pengetahuan kurang : 1

b. Coding untuk variabel perilaku pencegahan Tuberkulosis :

Perilaku Positif : 2

Perilaku Negatif : 1

Page 76: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

57

3. Scoring

Menentukan skor atau nilai untuk setiap item pertanyaan dan tentukan nilai

terendah dan tertinggi. Tahapan ini dilakukan setelah ditentukan kode

jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil

observasi dapat diberikan skor (Arikunto, 2010).

a. Untuk mengukur pengetahuan dalam pencegahan Tuberkulosis

Skor 0 : Bila responden menjawab salah

Skor 1 : Bila responden menjawab benar

b. Untuk mengukur perilaku Pencegahan Tuberkulosis

Skor 0: Bila responden menjawab salah

Skor 1 : Bila responden menjawab benar

4. Tabulating

Tabulating adalah penyajian data dalam bentuk tabel sehingga memudahkan

para pembaca memahami laporan penelitian tersebut. Tahap akhir dari

proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2012).

4.9 Teknik Analisis Data

Tahap analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai

tujuan, dimana tujuan pokok penelitian adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan

penelitian yang mengungkap fenomena. Data mentah yang didapat, tidak dapat

menggambarkan informasi yang diinginkan untuk menjawab masalah penelitian

(Nursalam, 2016).

Page 77: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

58

4.9.1 Analisa Univariat

Analisa univariat adalah data yang terkait dengan pengukuran satu variabel

pada waktu tertentu. Variabel univariat dalam penelitian ini yaitu

mendiskripsikan variabel pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam

pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung Kecamatan

Kebonsari. (I Ketut, 2016)

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah data yang terkait dengan pengukuran dua variabel

pada waktu tertentu (interkorelasi antara dua variabel) (I ketut, 2016). Dalam

penelitian ini analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam pencegahan Tuberkulosis. Uji

statistik yang digunakan adalah uji Spearman Rank. Menurut (I ketut, 2016)

metode Spearman Rank adalah non-parametric version dari pearson r.

Biasanya digunakan untuk menguji data yang ordinal level atau masalah-

masalah dengan small data sets. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam penggunaan Sperman Rank seperti berikut ini :

1. Spearman Rho Rank digunakan sebagai uji alternatif dari pearson r

correlation.

2. Spearman Rho ini digunakan ketika minimal satu dari dua variabel

berskala ordinal.

3. Correlation coefficient yang ditunjukkan oleh spearman rho yang

dihasilkan dari ranking observasi, bukan berdasarkan nilai aktual dari

observasi.

Page 78: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

59

4. Kalkulasi spearman rho dengan merangking observasi setiap variabel

dari yang terendah sampai tertinggi.

Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p (p – value) dan

nilai α (0,05), ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut :

1. Jika p – value < 0,05 berarti H1 di terima, artinya ada hubungan

pengetahuan Tuberkulosis dengan perilaku keluarga dalam pencegahan

Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung.

2. Jika p – value > 0,05 berarti H1 ditolak, artinya tidak ada hubungan

pengetahuan Tuberkulosis dengan perilaku keluarga dalam pencegahan

Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung.

4.10 Etika Penelitian

Agar studi alamiah benar-benar dapat terjadi dan peneliti tidak mendapat

persoalan masalah etik maka ada beberapa yang harus di persiapkan oleh peneliti

antara lain yaitu (Nursalam, 2016) :

1. Meminta izin pada penguasa setempat dimana penelitian akan di laksanakan

sekaligus memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.

2. Menempatkan orang-orang yang di teliti bukan sebagai objek melainkan orang

yang derajatnya sama dengan peneliti.

3. Menghargai, menghormati dan patuh semua peraturan, norma, nilai

masyarakat, kepercayaan, adat-istiadat dan kebudayaan yang hidup di dalam

masyarakat tempat penelitian di lakukan.

4. Memegang segala rahasia yang berkaitan dengan informasi yang di berikan.

Page 79: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

60

5. Informasi tentang subjek tidak di publikasikan bila subjek tidak menghendaki,

termasuk nama subjek tidak akan dicantumkan dalam laporan penelitian.

6. Peneliti dalam merekrut partisipan terlebih dahulu, memberikan Informed

Consent, yaitu memberi tahu secara jujur maksud dan tujuan terkait dengan

tujuan penelitian pada sampel dengan sejelas-jelasnya.

7. Selama dan sesudah penelitian (privacy) tetap dijaga, semua partisipan

diperlakukan sama, nama partisipan di ganti dengan nomor (anonimity),

peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan dan hanya di

gunakan untuk kegiatan penelitian serta tidak akan di publikasikan tanpa izin

partisipan.

8. Selama pengambilan data peneliti memberi kenyamanan pada partisipan

dengan mengambil tempat wawancara sesuai dengan keinginan partisipan.

Sehingga partisipan dapat leluasa tanpa ada pengaruh lingkungan untuk

mengungkapkan masalah yang di alami.

Page 80: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

61

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Pembahasan

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Gambaran lokasi penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung

Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun, dengan jumlah responden 66

yang bertempat tinggal di desa Tambak Mas berjumlah 24 orang,

Tanjungrejo berjumlah 21 orang, Palur berjumlah 9 orang, Sidorejo

berjumlah 12 orang.

Secara umum, keadaan lingkungan sekitar rumah responden tampak

lembab diakibatkan dari pekarangan yang tidak dirawat karena beberapa

dari responden tidak ada waktu untuk membersihkan dan merawat karena

faktor pekerjaan sehingga keinginan untuk merawat lingkungan sekitar

sangat kurang. Ada beberapa responden mempunyai hewan ternak dengan

jarak kandang dari rumah kurang dari 10 meter, disini responden

beranggapan untuk faktor keamanan yang menjadi acuan, beberapa juga

mempunyai lahan pertanian dan keadaan dalam rumah ada beberapa yang

minim ventilasi sehingga sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah.

Jarak rumah dengan puskesmas rata –rata 3000 m-4000 m.

Page 81: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

62

5.1.2 Data Umum

Data umum ini akan menyajikan karakteristik responden berdasarkan

usia, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin responden tentang pengetahuan

dengan perilaku keluarga dalam pencegahan Tuberkulosis

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia.

No. Usia (Tahun) Frekuensi Presentase

1. >30 Tahun 63 95

2. <30 Tahun 3 5

Total 66 100

Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar usia responden adalah

>30 tahun sebanyak 63 responden (95%) dan <30 tahun sebanyak 3

responden (5%).

2. Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin.

No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

1. Laki-laki 48 73

2. Perempuan 18 27

Total 66 100

Tabel 5.2 dapat diketahui sebagian besar responden berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 48 responden (73%) dan berjenis kelamin perempuan

sebanyak 18 (27%).

Page 82: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

63

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan.

No. Pendidikan Frekuensi Presentase

1. Tidak Sekolah 2 3

2. Lulus SD 17 26

3. Lulus SMP 18 27

4. Lulus SMA 24 36

5. Perguruan Tinggi 5 8

Total 66 100

Tabel 5.3 dapat diketahui sebagian besar responden dengan pendidikan

terakhir SMA sebanyak 24 responden (36%), responden dengan

pendidikan terakhir SMP sebanyak 18 responden (27%), responden

dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 17 responden (26%), responden

dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi sebnayak 5 responden (8%)

dan responden yang tidak menempuh pendidikan atau tidak sekolah

sebanyak 2 responden (3%)

4. Karakterisktik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan.

No. Pekerjaan Frekuensi Presentase

1. Tidak Bekerja 6 9

2. Pedagang 5 8

3. Swasta 10 15

4. PNS 4 6

5. Petani 31 47

6. Buruh 8 12

7. Wiraswasta 2 3

Total 66 100

Page 83: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

64

Tabel 5.4 dapat diketahui sebagian besar responden bekerja sebagai

petani sebanyak 31 responden (47%), swasta sebanyak 10 responden

(15%), Buruh sebanyak 8 responden (12%), tidak bekerja sebanyak 6

responden (9%), pedagang sebanyak 5 responden (8%), PNS sebanyak 4

responden (6%), Wiraswasta sebanyak 2 responden (3%).

5.1.3 Data Khusus

1. Pengetahuan responden tentang penyakit Tuberkulosis

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Terhadap Penyakit

Tuberkulosis.

No. Pengetahuan Frekuensi Presentase

1. Baik 17 26

2. Cukup 31 47

3. Kurang 18 27

Total 66 100

Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

berpengetahuan cukup tentang penyakit Tuberkulosis yaitu sebanyak 31

responden (47%), sedangkan responden dengan pengetahuan kurang

sebanyak 18 responden (27%) dan responden dengan pengetahuan baik

sebanyak 17 responden (26%).

2. Perilaku responden dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Perilaku responden dalam pencegahan

Tuberkulosis.

No. Perilaku Frekuensi Presentase

1. Positif 26 39

2. Negatif 40 61

Total 66 100

Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebagian perilaku responden dalam

pencegahan penyakit Tuberkulosis dengan perilaku negatif sebanyak 40

reponden (61%), dan responden dengan perilaku positif sebanyak 26

responden (39%)

Page 84: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

65

3. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan Keluarga

dalam Pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas

Gantrung

Tabel 5.7 Analisa Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Keluarga

dalam Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas

Gantrung

Pengetahuan

tentang

Penyakit

Tuberkulosis

Perilaku Keluargadalam

Pencegahan Penyakit

Tuberkulosis

Total

Positif Negatif

N % N % N %

Baik 13 20 4 6 17 26

Cukup 13 20 18 27 31 47

Kurang 0 0 18 27 18 27

26 40 40 60 66 100

α : 0,05 p-value : 0,001 r : 0,568

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.5 sebagian responden yang

mempunyai pengetahuan baik, perilaku Positif yaitu 13 responden (20%),

responden yang mempunyai pengetahuan cukup,perilaku Positif yaitu 13

responden (20%), responden yang mempunyai pengetahuan baik,

perilaku Negatif yaitu 4 responden (6%). Sedangkan responden yang

mempunyai pengetahuan cukup, perilaku Negatif yaitu 18 responden

(27%) dan pengetahuan kurang, perilaku Negatif sebanyak 18 responden

(27%).

Hasil uji analisis dengan menggunakan uji spearman rank dengan tingkat

kepercayaan 0,05 diperoleh p = (0,001≤ 0,05) maka H₁ diterima dan H₀

ditolak, yang berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

keluarga dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis di Wilayah Kerja

Puskesmas Gantrung Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.

Page 85: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

66

5.2 Pembahasan

5.2.1 karakteristik Responden

Ada perbedaan pengetahuan dan perilaku disetiap responden, hal ini di

dasari dari beberapa faktor yaitu usia, pekerjaan, keyakinan atau kebiasaan,

petugas kesehatan dan pendidikan.

Penelitian ini dilakukan pada responden dengan rata-rata usia dalam

kategori dewasa awal, dewasa madya dan dewasa lanjut, Teori hurlock dalam

Trirahayu (2016) mengatakan umur 41-65 tahun menunjukkan kematangan

seseorang dalam berfikir dan akan lebih ahli dalam merawat. Dewasa

merupakan individu yang telah selesai tumbuh dan memiliki perilaku yang

lebih konseptual sehingga berpengaruh dalam pencegahan penularan

penyakit. khususnya sebagian besar responden dalam kategori umur dengan

tingkat berkembangan yang matang, sehingga dapat merawat anggota

keluarga yang menderita penyakit. Terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan perilaku keluarga dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis, karena

salah satu faktor yang mempengaruhi adalah usia.

Responden dalam penelitian ini sebagian besar bekerja sebagai petani

sebanyak 31 responden (47%), swasta sebanyak 10 responden (15%), Buruh

sebanyak 8 responden (12%), tidak bekerja sebanyak 6 responden (9%),

pedagang sebanyak 5 responden (8%), PNS sebanyak 4 responden (6%),

Wiraswasta sebanyak 2 responden (3%).

Jenis pekerjaan menentukan faktor resiko yang harus di hadapi di setiap

individu. Bila bekerja di lingkungan berdebu paparan partikel debu di daerah

Page 86: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

67

berdebu akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan,

paparan kronis udara yang tercemar dapat meningkatkan morbiditas terutama

terjadinya penyakit saluran pernafasan. Beberapa beban kerja yang berat

mengharuskan bekerja dengan mengeluarkan energi yang banyak sehingga

menimbulkan rasa lelah yang mendorong setelah aktivitas penuh selama

sehari untuk istirahat(Ristyo.2012)

Peneliti berasumsi akan timbul suatu perilaku yang membuat responden

tidak respon terhadap lingkungan di sekitar responden yang mengakibatkan

lingkungan di sekitar responden menjadi tidak kondusif.

Menurut Notoatmodjo (2010), seseorang atau masyarakat dapat

memperoleh pengalaman / pengetahuan melalui berbagai macam media.

Tetapi masing-masingmempunyai intensitas yang berbeda-beda di dalam

membantu permasalahan seseorang. Perilaku dalam pencegahan Tuberkulosis

dalam penelitian ini dipengaruhi oleh keyakinan atau kebiasaan. Dibuktikan

dari hasil kuisioner beberapa responden mengonsumsi rokok, dalam hal ini

responden berasumsi rokok sebagai faktor pendorong untuk meningkatkan

stamina dalam bekerja.

Peneliti berasumsi sebagian responden dengan riwayat mengonsumsi

rokok didasari oleh sugesti yang kuat dan tidak mengerti dampak

mengonsumsi rokok.

Sumber informasi yang didapat responden didapatkan dari petugas

kesehatan dan orang- orang terdekat responden. Hal ini sesuai dengan teori

Wawan dan Dewi (2010) bahwa respon ini dibentuk menjadi 2 yaitu reaksi

Page 87: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

68

manusia baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan sikap) maupun

bersifat aktif (tindakan yang nyata atau praktik). Hasil penelitian ini secara

umum sebagian besar responden mengerti tentang pengertian, penyebab,

tanda gejala dan penularan penyakit Tuberkulosis melalui indera pengelihatan

dan pendengaran yang digunakan untuk melihat dan mendengar dari petugas

kesehatan. Sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan kurang

kemungkinan akibat lalai akan informasi yang didapat dan mengabaikan

informasi yang didapat

Peneliti berasumsi kemauan rasa ingin tahu dan kemauan ingin menggali

banyak informasi akan membawa dampak yang bermanfaat untuk diri sendiri

dan orang di sekitar.

Sebagian besar responden dengan pendidikan terakhir SMA sebanyak 24

responden (36%), responden dengan pendidikan terakhir SMP sebanyak 18

responden (27%), responden dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 17

responden (26%), responden dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi

sebnayak 5 responden (8%) dan responden yang tidak menempuh pendidikan

atau tidak sekolah sebanyak 2 responden (3%). Rendahnya tingkat pendidikan

seseorang akan berpengaruh pada pemahaman mengenai pencegahan

penularan penyakit, sedangkan seseorang dengan tingkat pendidikan yang

tinggi akan mempengaruhi perilakunya, sehingga kewaspadaan seseorang

terhadap pencegahan penularan penyakit lebih tinggi (Martin 2016).

Peneliti berasumsi bahwa tingkat pendidikan seseorang sangat

mempengaruhi tingkat pengetahuan dan perilaku seseorang dalam

Page 88: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

69

menerapkan dan berargumen, namun ada suatu keadaan dimana seseorang

mengerti tetapi dalam menerapkan kurang sesuai dengan apa yang seseorang

pahami, disaat keadaan seperti itu akan timbul masalah yang menyebabkan

implementasi dari suatu informasi yang didapat tidak menjadi terealisasikan.

Support, motivasi perlu dijadikan tambahan untuk seseorang tersebut paham

terhadap informasi yang didapat serta baik dalam implementasinya.

5.2.2 Pengetahuan responden tentang penyakit Tuberkulosis di Wilayah

Kerja Puskemas Gantrung

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan dari 66 responden

berpengetahuan cukup tentang penyakit Tuberkulosis yaitu sebanyak 31

responden (47%), sedangkan responden dengan pengetahuan kurang

sebanyak 18 responden (27%) dan responden dengan pengetahuan baik

sebanyak 17 responden (25%).

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (wawan ; dewi,

2010).

Page 89: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

70

Menurut Wawan dan Dewi, 2010 faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, faktor lingkungan dan sosial

budaya.

Penelitian ini dilakukan pada responden dengan rata usia dalam kategori

dewasa awal, dewasa madya dan dewasa lanjut, Teori hurlock dalam

Trirahayu (2016) mengatakan umur 41-65 tahun menunjukkan kematangan

seseorang dalam berfikir dan akan lebih ahli dalam merawat. Dewasa

merupakan individu yang telah selesai tumbuh dan memiliki perilaku yang

lebih konseptual sehingga berpengaruh dalam pencegahan penularan

penyakit. khususnya sebagian besar responden dalam kategori umur dengan

tingkat berkembangan yang matang, sehingga dapat merawat anggota

keluarga yang menderita penyakit. Terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan perilaku keluarga dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis, karena

salah satu faktor yang mempengaruhi adalah usia.

Selain itu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan

responden. Responden dengan pendidikan terakhir SMA berjumlah 24

responden (36%), responden dengan pendidikan terakhir berjumlah 18

responden (27%), responden dengan pendidikan terakhir SD berjumlah 17

responden (26%), responden dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi

berjumlah 5 responden (8%) dan responden yang tidak sekolah berjumlah 2

responden (3%). Pendidikan merupakan suatu usaha dasar untuk

mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang berlangsung seumur

hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak

Page 90: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

71

pengetahuannya dan tinggi kesadaraannya tentang hak yang dimilikinya

untuk memperoleh informasi tentang pencegahan penularan penyakit pada

dirinya sehingga menuntut agar memperoleh keselamatan jiwanya.

Rendahnya tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh pada

pemahaman mengenai pencegahan penularan penyakit, sedangkan seseorang

dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi perilakunya,

sehingga kewaspadaan seseorang terhadap pencegahan penularan penyakit

lebih tinggi (Martin 2016).

Hasil penelitian ini secara umum sebagian besar responden mengerti

tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan penularan penyakit

Tuberkulosis melalui indera pengelihatan dan pendengaran yang digunakan

untuk melihat dan mendengar dari petugas kesehatan. Sedangkan responden

yang mempunyai pengetahuan kurang kemungkinan akibat lalai akan

informasi yang didapat dan mengabaikan informasi yang didapat, karena

kemauan rasa ingin tahu dan kemauan ingin menggali banyak informasi akan

membawa dampak yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang di sekitar.

5.2.3 Perilaku keluarga dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis di

wilayah kerja Puskemas Gantrung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebagian perilaku responden

dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis dengan perilaku negatif sebanyak

40 reponden (61%), dan responden dengan perilaku positif sebanyak 26

responden (39%)

Page 91: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

72

Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu faktor predisposisi

yang terdiri atas pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,

umur, pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi keluarga, faktor pendukung

yang terdiri atas lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya sarana dan

prasarana kesehatan, serta ada atau tidak adanya program kesehatan, dan

faktor pendorong terdiri atas sikap dan perbuatan petugas kesehatan atau

orang lain yang menjadi panutan (Notoadmodjo, 2010).

Perilakudalam pencegahan penyakit Tuberkulosis dalam penelitian ini

dipengaruhi oleh pengetahuan dan kebiasaan atau keyakinan. Dibuktikan

dengan hasil kuesioner bahwa 60,6% respondenberperilaku negatif, 39,4%

responden berperilaku positif. Hal ini sesuai dengan teori Notoadmodjo, 2010

bahwa faktor predisposisi yang terdiri atas pengetahuan, sikap, kepercayaan,

keyakinan, nilai-nilai, umur, pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi

keluarga. Kebiasaan responden tersebut akan mempengaruhi perilaku yang

memungkinkan untuk dilakukan secara terus menerus.

Faktor lain yang mempengaruhi perilaku yaitu pengetahuan yang didapat.

Hal ini sesuai dengan teori Wawan dan Dewi (2011) bahwa respon ini

dibentuk menjadi 2 yaitu reaksi manusia baik bersifat pasif (pengetahuan,

persepsi, dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau praktik).

Disini dijelaskan bahwa responden yang kurang mengerti tentang penyakit

Tuberkulosis maka akan mempengaruhi perilaku dalam pencegahan.

Sehingga dibutuhkan informasi yang dapat membuat responden mengerti

Page 92: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

73

tentang penyakit Tuberkulosis sehingga akan mempengaruhi perilaku ke arah

yang positif.

Selain itu faktor yang mempengaruhi perilakudalam pencegahan penyakit

Tuberkulosis yaitu faktor lingkungan. Hal ini sesuai teori menurut

Notoadmodjo (2010) ada 3 yaitu salah satunya faktor pemungkin yang terdiri

atas lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya sarana dan prasarana

kesehatan, serta ada atau tidak adanya program kesehatan. Hasil observasi di

Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung sudah ada fasilitas yang mendukung

yaitu Puskesmas Gantrung dengan jarak tempuh kurang lebih 3000 m-4000 m

dan akses rute yang ditempuh jalan beraspal. Namun ada beberapa keadaan

lingkungan sekitar rumah responden tampak lembab diakibatkan dari

pekarangan yang tidak dirawat serta ada beberapa mempunyai hewan ternak

dengan jarak kandang dari rumah kurang dari 10 meter, beberapa juga

mempunyai lahan pertanian dan keadaan dalam rumah ada beberapa yang

minim ventilasi sehingga sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah.

Keadaan lingkungan seperti ini pemicu terjadinya penularan penyakit yang

sangat tinggi, mikrobakterium sangat mudah berkembang biak, sehingga

perlu adanya perilaku sehat sadar lingkungan agar pencegahan penularan

penyakit dapat di antisipasi

Faktor lain yang mempengaruhi perilaku adalah faktor penguat yaitu

orang disekitar responden yang selalu memberikan arahan dan aturan. Selain

itu petugas kesehatan yang memberikan penyuluhan di masyarakat.. Hal ini

sesuai dengan teori Notoadmodjo, 2010 bahwa perilaku dipengaruhi oleh

Page 93: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

74

faktor penguat terdiri atas sikap dan perbuatan petugas kesehatan atau orang

lain yang menjadi panutan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa ada

penyuluhan kesehatan yang diadakan petugas kesehatan setiap hari senin dan

kamis. Sehingga perilaku remaja putri didorong menjadi lebih baik oleh

petugas kesehatan.

5.2.4 Hubungan pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam

pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan

perilaku keluarga dalam pencegahan Penyakit Tuberkulosis di Wilayah Kerja

Puskesmas Gantrung Kecamatan Kebonsari karena nilai ( p = 0,001 ≤ α =

0,05 ) sehingga secara statistika H₁ diterima. Nilai korelasi didapatkan r =

0,568 yang artinnya arah korelasi positif dimana semakin baik

pengetahuannya semakin baik perilakunya, sedangkan semakin kurang

pengetahuannya semakin ke arah negatif perilakunya. Tingkat kekuatan

hubungan kedua variabel tersebut sedang karena berada pada rentang 0,40 –

0,599.

Hasil penelitian sebagian sebagian responden yang mempunyai

pengetahuan baik, perilaku Positif yaitu 13 responden (20%), responden yang

mempunyai pengetahuan cukup,perilaku Positif yaitu 13 responden (20%),

responden yang mempunyai pengetahuan baik, perilaku Negatif yaitu 4

responden (6%). Sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan cukup,

perilaku Negatif yaitu 18 responden (27%) dan pengetahuan kurang, perilaku

Negatif sebanyak 18 responden (27%).

Page 94: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

75

Pengetahuan seseorang berhubungan dengan perilaku disebabkan karena

pengetahuan tentang penyakit Tuberkulosisakan mempengaruhi perilaku

dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis. Hal ini sesuai dengan teori

Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2010) bahwa perilaku itu sendiri di

tentukan oleh 3 faktor, yaitu salah satunya faktor predisposisi terjadi perilaku

antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, umur,

pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi keluarga. Teori Green dalam

penelitian ini akan digunakan untuk memprediksi bahwa pengetahuan akan

mempengaruhi sikap yang kemudian menentukan baik buruknya perilaku

seseorang untuk meningkatkan kesehatannya. Pengetahuan baik mendorong

perilaku yang positif dan benar, sedangkan pengetahuan yang kurang atau

salah akan mengakibatkan perilaku yang negatif dan tidak benar.

Page 95: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

76

5.3 Keterbatasan

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak

kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum

optimal atau bisa dikatakan belum sempurna, banyak sekali kekurangan-

kekurangan tersebut antara lain :

1. Pengumpulan data menggunakan kuesioner sehingga kejujuran

responden sangat menentukan data yang akan diberikan.

2. Pengambilan data dengan door to door dalam kondisi lingkungan

majemuk kurang mempercayai terhadap kedatangan orang asing.

3. Lokasi penelitian dengan kontur pedesaan, akses jalan pehubung antar

desa sebagian masih terdapat jalan bebatuan dan cor semen khusus untuk

kendaraan kecil

4. Terbatasnya tenaga sehingga memungkinkan hasil penelitian ini jauh dari

sempurna. Peneliti tidak dapat mengobservasi secara langsung tetapi

berbentuk kuesioner

Page 96: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

77

BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Pengetahuan dengan perilaku dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis di

Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan responden dengan berpengetahuan cukup tentang penyakit

Tuberkulosis yaitu sebanyak 31 responden (47,0%), sedangkan responden

dengan pengetahuan kurang sebanyak 18 responden (27,3%) dan responden

dengan pengetahuan baik sebanyak 17 responden (25,8%).

2. Perilaku responden dalam pencegahan penyakit Tuberkulosis dengan

perilaku negatif sebanyak 40 reponden (60,6%), dan responden dengan

perilaku positif sebanyak 26 responden (39,4%).

3. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam pencegahan

penyakit Tuberkulosis di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung dengan p =

(0,001) ≤ α=0,05 dan korelasi r= 0,568 yang berarti kedua variabel memiliki

hubungan sedang.

Page 97: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

78

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Untuk lebih banyak bertanya dan menggali informasi tentang penyakit

Tuberkulosis serta memulai untuk berperilaku sehat sadar lingkungan

sekitar.

2. Bagi Instansi Tempat Penelitian

Perlu observasi lapangan lebih ketat kembali karena untuk penderita hanya

sebatas mengerti namun dalam tindakan masih belum semua dilaksanakan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah sumber informasi dan daftar pustaka untuk sekolah tinggi

ilmu kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun berkaitan dengan hubungan

pengetahuan dengan perilaku keluarga dalam pencegahan penyakit

Tuberkulosis.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat memotivasi dan menginspirasi bagi peneliti selanjutnya untuk

mengembangkan penelitian ini agar lebih sempurna dan bermanfaat bagi

semua pihak. Serta untuk penelitian selanjutnya lebih mendalami beberapa

faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang penyakit dan perilaku

pencegahan Tuberkulosis sehingga dalam penelitian selanjutnya mendapat

hasil yang lebih baik lagi.

Page 98: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

79

DAFTAR PUSTAKA

Andareto, Obi. 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda. Pustaka Ilmu Semesta.

Jakarta.

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Jakarta.

Digiulio, Mary. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 1. Rapha Publising.

Yogyakarta.

Fibriana, Linda. 2011. Hubungan antara Sikap dengan Perilaku Keluarga Tentang

Pencegahan Penyakit Menular Tuberkulosis. Vol 1. No 1. Di akses pada (

19 Januari 2017).

Friedman, Marilyn M,. Bowden, Vicky R,. Jones, Elaine G. 2010. Buku Ajar

Keperawatan: Riset, Teori dan Praktik. Edisi 5.EGC. Jakarta.

Irman, Somantri. 2012. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan

Sistem Pernafasan. Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta.

Kausar, Lola,. Herawati. Pertiwiwati, Endang. 2015. Tugas Kesehatan Keluarga

pada Anggota Keluarga yang Menderita Tuberkulosis Paru. Jurnal

Kesehatan Keluarga. Vol 3. No 2. Di akses pada (19 Januari 2017).

Martin, Alvishena. 2016. Pengetahuan Sikap dan Tindakan Penderita TB Paru

Terhadap pencegahan kontak Serumah di Puskesmas Airtis Kecamatan

Kampar Kabupaten Kampar. Jurnal Kesehatan Keluarga. Vol 3. No 1.

Di akses Pada (19 Januari 2017).

Mubarak, Wahit I,. Nurul C,. Santoso. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2.

Salemba Medika. Jakarta.

Muttaqin, Arif. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan

Sistem Pernafasan. Salemba Medika. Jakarta.

Notoatmodjo. 2010. Promo Kesehatan Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Rineka

Cipta. Jakarta.

. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka

Cipta. Jakarta.

Page 99: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

80

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika.

Jakarta.

Price, Sylvia. 2006. Patofisiologis: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi

6. EGC. Jakarta.

Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Nuha Medika.

Yogyakarta.

Purwoastuti, Endang. 2015. Perilaku dan Soft Skill Kesehatan. Pustaka Baru

Press. Yogyakarta.

Sari, P Ristyo. 2012. Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Angka Kejadian

TB Paru BTA Positif di Wiayah Kerja Puskesmas Peterongan Jombang.

Jurnal Kesehatan Keluarga. Di akses pada (06 Agustus 2017)

Sudoyo, Aru w. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. Interna Publising.

Jakarta.

Swarjana, I Ketut. 2016. Statistik Kesehatan. Edisi 1. Andi Offset. Yogyakarta.

Wawan, A,. M, Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta.

Page 100: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

81

Lampiran 1

Page 101: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

82

Lampiran 2

Page 102: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

83

Lampiran 3

Page 103: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

84

Page 104: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

85

Page 105: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

86

Page 106: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

87

Lampiran 5

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM

PENCEGAHAN TUBERKULOSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

GANTRUNG KECAMATAN KEBONSARI

Oleh :

DAYA PRATAMA PUTRA

Penulis adalah mahasiswa sarjana keperawatan STIKES Bhakti Husada

Mulia Madiun, penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan sarjana keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan menerapkan tentang

Tuberkulosis dan pencegahannya, partisipasi saudara dalam penulisan ini akan

membawa dampak positif dalam upaya mencari hubungan pengetahuan dengan

perilaku dalam pencegahan Tuberkulosis. Peneliti mengharap informasi yang

anda berikan nanti sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya dan tanpa

dipengaruhi oleh orang lain. Peneliti menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas

saudara. Informasi yang saudara berikan hanya akan digunakan untuk

pengembangan ilmu pendidikan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud –

maksud lain.

Partisipasi anda dalam penulisan ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut

atau tidak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden

penelitian ini, silahkan anda menandatangani kolom yang tersedia.

Madiun, Mei 2017

Peneliti

Daya Pratama Putra

NIM. 201302067

Page 107: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

88

Lampiran 6

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(Inform Concent)

Dengan Hormat,

Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti

Husada Mulia Madiun

Nama : Daya Pratama Putra

Nim : 201302067

Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “ Hubungan Pengetahuan

dengan Perilaku Keluarga dalam Pencegahan Tuberkulosis di Wilayah Kerja

Puskesmas Gantrung Kecamatan Kebonsari”

Adapun informasi dan kesediaan bapak ibu berikan akan dijamin

kerahasiaanya dan saya bertanggung jawab apabila informasi yang diberikan

merugikan bapak ibu.

Sehubungan dengan hal tersebut, apabila bapak ibu setuju ikut serta dalam

penelitian ini dimohon untuk menandatangani kolom yang telah disediakan.

Atas kesediaan dan kerjasamanya saya mengucapkan terima kasih.

Peneliti

Daya Pratama Putra

NIM. 201302067

Madiun, Mei 2017

Responden

Page 108: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

89

Lampiran 7

KISI-KISI KUISIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN

DENGAN PERILAKU KELUARGA DALAM PENCEGAHAN

TUBERKULOSIS

No. Variabel Indikator No. Pertanyaan

1. Pengetahuan

tentang penyakit

Tuberkulosis

5. Pengertian Tuberkulosis

6. Gejala Tuberkulosis

7. Penularan Tuberkulosis

8. Pengobatan Tuberkulosis

1, 2, 3

4

5, 6, 7

8, 9, 10

2. Perilaku

pencegahan

Tuberkuloss

1. Menggunakan masker

2. Etika batuk yang benar

3. Tidak meludah dan

membuang dahak

disembarang tempat

4. Mendorong penderita agar

rutin mengkonsumi obat

dan kontrol

5. Menjaga sanitasi

lingkungan yang bersih dan

nyaman

6. Berhenti dan tidak merokok

7. Mengkonsumsi makanan

minuman yang bergizi

8. Olahraga ringan dibawah

sinar matahari pagi hari

1, 2

3, 4, 5

6, 7

8, 9

10, 11

12, 13

14

15

Page 109: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

90

Lampiran 8

KUISIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN

PERILAKU KELUARGA DALAM PENCEGAHAN

TUBERKULOSIS

A. Pengantar

Berikut ini adalah pertanyaan yang berkaita dengan pengetahuan

penderita TB Paru BACALAH SETIAP PERTANYAAN DENGAN

CERMAT SEBELUM MENJAWAB, kemudian pilihlah jawaban yang

anda rasa paling sesuai dengan keadaan diri anda pada lembar jawaban

yang tersedia . saya sangat menghargai kejujuran dan keterbukaan anda.

TERIMA KASIH

No kuisioner (diisi oleh peneliti) :

Kode responden (diisi oleh peneliti) :

Tanggal (diisi oleh peneliti) :

B. Petunjuk

1. Silahkan bapak/ibu jawab pertanyaan dengan jujur.

2. Jawaban tidak mempengaruhi profesi bapak/ibu.

3. Jawaban akan dijaga kerahasiannya dan hanya dipergunakan untuk

penelitian.

Page 110: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

91

C. Identitas Pribadi

Petunjuk pengisian isilah form identitas no 1 sampai 6 dengan mengisi

tanda check list (√) pada kotak yang sesuai

1. Umur Responden :

2. Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

3. Status Perkawinan

Belum Kawin Kawin

Janda Duda

4. Pendidikan Terakhir

Tidak Sekolah Lulus SMA

Lulus SD Perguruan Tinggi

Lulus SMP

5. Apakah Pekerjaan Anda

Tidak Bekerja Petani

Pedagang Buruh

Swasta Wiraswasta

PNS ABRI

Pensiun Lainnya.....

6. Penghasilan Perbulan Kurang Lebih Rp.........

Page 111: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

92

D. Pengetahuan Responden

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini berhubungan dengan pengetahuan

tentang penyakit TB Paru, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan

memberi tanda (X) pada jawaban yang sesuai saudara mengerti.

1. Menurut saudara/ saudari apa itu penyakit TB Paru/TBC?

a. Penyakit keturunan

b. Penyakit langka

c. Penyakit yang ditandai dengan batuk disertai dahak bercampur

darah

2. Menurut saudara/saudari apa penyebab penyakit TB Paru/TBC?

a. Kuman/Bakteri TB Paru

b. Keturunan

c. Nyamuk

3. Menurut saudara/saudari penyakit TB Paru/TBC dapat juga

disebabkan oleh lingkungan yang...

a. Bersih, sejuk, nyaman

b. Kering, bersih, gersang

c. Lembab, kotor, kurang nyaman

4. Menurut saudara/saudari bagaimana gejala penyakit TB paru/TBC?

a. Batuk disertai pilek

b. Batuk disertai pegel linu

Page 112: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

93

c. Batuk disertai dahak lebih dari 2 minggu bercampur darah, nafsu

makan menurun, badan menurun, nyeri dada, sesak nafas, keringat

dingin pada malam hari, demam, lemas.

5. Menurut saudara/saudari penyakit TB Paru/TBC dapat menular kepada

anggota keluarga yang lain karena :

a. Terhirup percikan ludah atau dahak penderita TB Paru/TBC

b. Bersalaman dengan penderita TB Paru/TBC

c. Dari keturunan

6. Menurut saudara/saudari melalui apa penyakit TB Paru dapat menular?

a. Keringat

b. Air kencing

c. Percikan dahak/ludah penderita TB Paru/TBC

7. Menurut saudara/saudari bagaimana cara menghindari penularan TB

Paru/TBC pada orang lain?

a. Tidak meludah sembarangan

b. Tidak menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin serta

meludah sembarangan

c. Menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin serta tidak

meludah disembarang tempat

.

Page 113: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

94

8. Menurut saudara/saudari penyakit TB Paru dapat disembuhkan

dengan:

a. Berobat kalau ada waktu

b. Berobat secara teratur dan berperilaku sehat

c. Berobat kalau sudah parah

9. Menurut saudara/saudari imunisasi apa yang digunakan untuk

mencegah TB Paru?

a. Imunisasi tetanus

b. Imunisasi BCG

c. Imunisasi campak

10. Menurut saudara/saudari efek apa yang akan timbul jika tidak berobat

secara teratur?

a. Cepat sembuh

b. Penyakit akan resisten dan sulit untuk disembuhkan

c. Sembuh sendiri

Page 114: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

95

E. Perilaku Responden

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini berhubungan dengan perilaku

pencegahan TB Paru, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan

memberi tanda (X) pada jawaban yang sesuai saudara/saudari mengerti.

1. Apakah saudara/saudari menggunakan masker saat hendak

berkomunikasi?

a. Kalau ingat saja

b. Jarang memakai

c. Selalu memakai

2. Bagaimana penggunaan masker yang benar?

a. Baru, Bersih, Sekali pakai buang (dissposible)

b. Baru, Bersih, Sekali pakai, di pakai lagi

c. Baru , Bersih, Sekali pakai, dicuci

3. apa yang digunakan untuk menutupi mulut dan hidung ketika

saudara/saudari batuk/bersin?

a. Tidak ditutupi

b. Tissue, lengan bagian dalam, saputangan

c. Menempelkan badan di tembok

4. Apa alasan anda menutup mulut ketika batuk/bersin?

a. Terbiasa menutup mulut

b. Mencegah penyebaran kuman

c. Malu dilihat orang sekitar

Page 115: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

96

5. Setelah menutup mulut saat bersin/batuk, apa yang akan

saudara/saudari lakukan?

a. Membuang tissue disembarang tempat

b. Mencuci saputangan dengan detergen

c. Tidak mencuci tangan

6. Bagaimana meludah secara baik?

a. Di toilet atau wastafel tidak disiram

b. Disembarang tempat

c. Di toliet atau wastafel dan disiram

7. Bagaiman membuang dahak secara baik?

a. Disembarang tempat

b. Di saluran air

c. Di kaleng/wadah dengan ¼ cairan lisol untuk membunuh kuman

8. Apa yang saudara/saudari lakukan dalam pengobatan TB Paru/TBC?

a. Tidak perlu minum obat

b. Minum obat kalau ada waktu

c. Rutin minum obat sesuai anjuran petugas kesehatan

9. Ketika jadwal untuk kontrol apakah saudara/saudari rutin datang ke

pelayanan kesehatan?

a. Selalu datang

b. Kalau ada waktu

c. Malas untuk datang

Page 116: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

97

10. Bagaimana keadaan lingkungan disekitar rumah saudara/saudari?

a. Lembab, kotor, kurang nyaman

b. Nyaman, bersih, sejuk

c. Kering, bersih, gersang

11. Usaha apa yang saudara/saudari lakukan apabila lingkungan disekitar

rumah terasa lembab, kotor dan kurang nyaman?

a. Membersihkan lingkungan sekitar, membiarkan ventilasi rumah

terbuka pada pagi hingga siang hari, membiarkan sinar matahari

dapat masuk ke dalam rumah

b. Membatasi sinar matahari masuk ke dalam rumah.

c. Dibiarkan saja

12. Apakah saudara/saudari merokok?

a. Tidak merokok

b. Merokok

c. Kalau ingin

13. Apabila saudara/saudari merokok dan mengerti bahaya merokok

langkah apa yang akan anda lakukan?

a. Berhenti seketika

b. Tetap merokok

c. Kalau ingin

Page 117: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

98

14. Salah satu pencegahan TB Paru/TBC adalah meningkatkan daya tahan

tubuh dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi,

menurut saudara/saudari seperti apa makanan bergizi itu?

a. Makanan dan minuman enak, mengenyangkan

b. Makanan dan minuman mahal

c. Makanan yang akan tinggi protein, kalori, mineral, dan vitamin

15. Apakah saudara/saudari melakukan olahraga ringan di pagi hari?

a. Tidak pernah

b. Kadang-kadang jika ada waktu

c. Setiap hari dibawah sinar matahari

Page 118: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

99

Page 119: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

100

Page 120: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

101

DATA VIEW DISTRIBUSI FREKUENSI

UMUR JENIS_KELAMIN

STATUS_

PERKAWINAN

PENDIDIKAN_

TERAKHIR PEKERJAAN

1 2 2 3 1

1 1 2 3 6

1 2 2 2 6

1 2 3 2 6

1 1 2 2 6

1 2 2 4 1

1 1 2 4 2

1 1 2 3 8

1 1 2 5 3

1 2 2 4 1

1 1 2 4 6

1 1 2 2 6

1 1 2 4 7

1 2 1 5 4

1 1 2 4 2

1 1 2 2 6

1 1 2 4 6

1 1 2 4 6

1 2 3 3 2

1 2 2 3 2

1 1 4 3 6

1 1 2 5 4

1 1 2 2 6

2 1 1 4 3

2 2 1 5 4

1 1 2 3 6

Page 121: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

102

1 1 4 4 6

1 1 4 1 6

1 2 2 4 1

1 2 2 2 6

1 2 3 2 1

1 1 2 3 6

1 1 2 4 7

1 1 2 3 6

1 1 2 2 6

1 1 2 3 7

1 1 2 3 6

1 2 2 3 1

1 1 2 2 3

1 1 2 4 3

1 1 2 4 3

1 1 2 4 3

1 1 4 4 7

1 2 2 3 6

1 1 2 3 7

1 1 4 2 6

1 1 4 4 3

1 2 2 4 8

1 1 2 2 6

1 1 2 2 6

1 1 2 1 6

2 2 2 4 3

1 1 4 3 2

1 1 2 2 6

1 1 2 3 6

Page 122: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

103

1 1 2 4 3

1 2 2 4 3

1 1 2 5 4

1 1 2 4 6

1 1 2 2 7

1 1 2 2 6

1 2 2 4 7

1 1 2 3 6

1 1 2 2 6

1 1 2 4 7

1 1 2 3 6

Page 123: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

104

DATA VIEW VARIABEL PENGETAHUAN DAN PERILAKU

PENGETAHUAN PERILAKU

2 1

2 1

2 1

1 1

2 2

2 1

2 1

2 2

2 1

2 2

1 1

2 2

2 1

2 2

1 1

2 1

3 2

3 2

3 2

3 2

2 2

3 2

2 2

1 2

2 2

3 2

2 1

1 2

1 1

3 2

3 2

1 1

3 2

1 1

2 1

3 2

3 2

2 2

Page 124: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

105

3 2

2 2

3 2

1 1

2 2

2 1

3 2

2 2

2 1

1 1

3 2

2 2

3 2

2 2

1 1

3 2

1 1

1 2

2 2

1 1

1 1

3 2

2 2

2 1

2 2

1 2

1 1

2 2

Page 125: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

106

HASIL DISTRIBUSI FREKUENSI

Statistics

UMUR

JENIS_KELAMIN

STATUS_PERKAWINAN

PENDIDIKAN_TERAKHIR PEKERJAAN

N Valid 66 66 66 66 66

Missing 0 0 0 0 0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid >30 TAHUN 63 95.5 95.5 95.5

<30 TAHUN 3 4.5 4.5 100.0

Total 66 100.0 100.0

JENIS_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 48 72.7 72.7 72.7

PEREMPUAN 18 27.3 27.3 100.0

Total 66 100.0 100.0

STATUS_PERKAWINAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BELUM KAWIN 3 4.5 4.5 4.5

KAWIN 53 80.3 80.3 84.8

JANDA 3 4.5 4.5 89.4

DUDA 7 10.6 10.6 100.0

Total 66 100.0 100.0

PENDIDIKAN_TERAKHIR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK SEKOLAH 2 3.0 3.0 3.0

LULUS SD 17 25.8 25.8 28.8

LULUS SMP 18 27.3 27.3 56.1

LULUS SMA 24 36.4 36.4 92.4

PERGURUAN TINGGI 5 7.6 7.6 100.0

Total 66 100.0 100.0

Page 126: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

107

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid TIDAK BEKERJA 6 9.1 9.1 9.1

PEDAGANG 5 7.6 7.6 16.7

SWASTA 10 15.2 15.2 31.8

PNS 4 6.1 6.1 37.9

PETANI 31 47.0 47.0 84.8

BURUH 8 12.1 12.1 97.0

WIRASWASTA 2 3.0 3.0 100.0

Total 66 100.0 100.0

Page 127: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

108

HASIL UJI KORELASI

Correlations

pengetahuan perilaku

Pengetahuan Pearson Correlation 1 .568**

Sig. (2-tailed) .000

N 66 66

Perilaku Pearson Correlation .568** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 66 66

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

pengetahuan perilaku

Spearman's rho pengetahuan Correlation Coefficient 1.000 .568**

Sig. (2-tailed) . .000

N 66 66

perilaku Correlation Coefficient .568** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 66 66

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 128: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

109

HASIL UJI CROSSTAB

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengetahuan * perilaku 66 100.0% 0 .0% 66 100.0%

pengetahuan * perilaku Crosstabulation

Perilaku

Total Positif Negatif

pengetahuan Baik Count 13 4 17

% within pengetahuan 76.5% 23.5% 100.0%

% within perilaku 50.0% 10.0% 25.8%

% of Total 19.7% 6.1% 25.8%

Cukup Count 13 18 31

% within pengetahuan 41.9% 58.1% 100.0%

% within perilaku 50.0% 45.0% 47.0%

% of Total 19.7% 27.3% 47.0%

Kurang Count 0 18 18

% within pengetahuan .0% 100.0% 100.0%

% within perilaku .0% 45.0% 27.3%

% of Total .0% 27.3% 27.3%

Total Count 26 40 66

% within pengetahuan 39.4% 60.6% 100.0%

% within perilaku 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 39.4% 60.6% 100.0%

Page 129: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

110

Lampiran 10

Page 130: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

111

Lampiran 11

Page 131: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

112

Page 132: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

113

Lampiran 12

TABEL JADWAL PENYUSUNAN SKRIPSI

NO KEGIAT

AN

JANUA

RI

FEBRUA

RI

MARE

T

APRI

L

ME

I

JUN

I

JUL

I

AGUST

US

1. Mengajuk

an Judul

2. Menyusun

Bab 1

3. Menyusun

Bab 2

4. Menyusun

Bab 3

5. Menyusun

Bab 4

6. Ujian

Proposal

7. Revisi

Proposal

8. Penelitian

9. Menyusun

bab 5-6

10. Ujian

Skripsi

Page 133: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

84

Lampiran 4

Page 134: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

85

Page 135: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

86

Page 136: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN
Page 137: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

111

Lampiran 7

Page 138: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

Lampiran 8

Page 139: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN
Page 140: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

99

Lampiran 9

NO NAMA RESPONDEN USIA JENIS KELAMIN STATUS PERKAWINAN PENDIDIKAN PEKERJAAN JUMLAH KRITERIA

1 TN. I 38 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 7 70 2 cukup

2 TN. D 42 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PEDAGANG >RP 1.000.000,- 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 70 2 cukup

3 TN. K 46 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP WIRASWASTA <RP 1.000.000,- 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 7 70 2 cukup

4 TN. A 35 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN PERGURUAN TINGGI SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 1 baik

5 TN. M 50 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI <RP 1.000.000,- 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 6 60 2 cukup

6 TN. Y 32 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA BURUH <RP 1.000.000,- 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 70 2 cukup

7 TN. D 60 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN TIDAK SEKOLAH PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 7 70 2 cukup

8 TN. R 48 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA BURUH <RP 1.000.000,- 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 7 70 2 cukup

9 TN. A 35 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 7 70 2 cukup

10 TN. T 49 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI >RP 1.000.000,- 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 7 70 2 cukup

11 TN. K 48 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 baik

12 TN. K 60 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 6 60 2 cukup

13 NY. T 36 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA TIDAK BEKERJA 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 6 60 2 cukup

14 TN. B 30 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD BURUH <RP 1.000.000,- 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7 70 2 cukup

15 TN. M 46 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA BURUH <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 1 baik

16 TN. L 37 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,- 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 70 2 cukup

17 NY. J 45 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 4 40 3 kurang

18 TN. P 55 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 4 40 3 kurang

19 NY. N 35 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMP TIDAK BEKERJA 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 5 50 3 kurang

20 NY. S 50 TAHUN PEREMPUAN JANDA SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 4 40 3 kurang

21 TN. P 49 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP BURUH <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 70 2 cukup

22 TN. J 50 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMA PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 5 50 3 kurang

23 TN. B 56 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 60 2 cukup

24 TN. S 55 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90 1 baik

25 NY. G 32 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA WIRASWASTA <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7 70 2 cukup

26 TN. S 52 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,- 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 3 30 3 kurang

27 TN. P 40 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 70 2 cukup

28 TN.A 35 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 baik

29 TN. W 50 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 90 1 baik

30 TN. K 50 TAHUN LAKI-LAKI DUDA TIDAK SEKOLAH PETANI <RP 1.000.000,- 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 20 3 kurang

31 NY. S 40 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 kurang

32 TN. G 39 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2 20 1 baik

33 NY. W 42 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMP TIDAK BEKERJA 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 5 50 3 kurang

34 NY. B 31 TAHUN PEREMPUAN BELUM KAWIN PERGURUAN TINGGI PNS >RP 2.500.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 baik

35 TN. K 47 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP BURUH <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 60 2 cukup

36 TN. M 50 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4 40 3 kurang

37 TN. M 40 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 20 3 kurang

38 TN.G 39 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PEDAGANG >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 6 60 2 cukup

39 NY. S 52 TAHUN PEREMPUAN JANDA SD TIDAK BEKERJA 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 2 20 3 kurang

40 TN. M 36 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,-- 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 6 60 2 cukup

41 TN. Y 48 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,-- 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 5 50 3 kurang

42 TN. H 28 TAHUN LAKI-LAKI BELUM KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 baik

43 NY. S 45 TAHUN PEREMPUAN JANDA SMP PEDAGANG >RP 1.000.000,- 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 7 70 2 cukup

44 NY. U 38 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 70 2 cukup

45 TN. A 55 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMP PETANI <RP 1.000.000,-- 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 5 50 3 kurang

46 NY. W 47 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMP PEDAGANG >RP 1.000.000,- 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7 70 2 cukup

47 NY. A 39 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA TIDAK BEKERJA 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 7 70 2 cukup

48 TN. T 40 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80 1 baik

49 TN. A 45 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMA BURUH <RP 1.000.000,- 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 50 3 kurang

50 NY. K 39 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA TIDAK BEKERJA 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 7 70 2 cukup

51 NY. Y 49 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 10 3 kurang

52 TN. Y 54 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 70 2 cukup

53 TN.N 32 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 80 1 baik

54 TN.S 52 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 kurang

55 TN. Y 35 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN PERGURUAN TINGGI PNS >RP 2.500.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 baik

56 TN. P 50 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN PERGURUAN TINGGI PNS >RP 2.500.000,- 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1 baik

57 NY. S 42 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 70 2 cukup

58 NY. R 27 TAHUN PEREMPUAN BELUM KAWIN PERGURUAN TINGGI PNS >RP 2.500.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100 1 baik

59 NY. P 28 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 80 1 baik

60 TN. M 59 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 10 3 kurang

61 TN. W 52 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 60 2 cukup

62 TN. H 32 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 70 2 cukup

63 TN. G 58 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP BURUH <RP 1.000.000,- 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6 60 2 cukup

64 TN. M 47 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 1 baik

65 TN. S 30 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90 1 baik

66 TN. S 42 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMP PEDAGANG >RP 1.000.000,- 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 7 70 2 cukup

DATA TABULASI PENGETAHUAN

PERTANYAANPENGHASILAN

Page 141: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

100

NO NAMA RESPONDEN USIA JENIS KELAMIN STATUS PERKAWINAN PENDIDIKAN PEKERJAAN PENGHASILAN KRITERIA

1 TN. I 38 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 positif

2 TN. D 42 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PEDAGANG >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 11 73 positif

3 TN. K 46 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP WIRASWASTA <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 93 positif

4 TN. A 35 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN PERGURUAN TINGGI SWASTA >RP 1.000.000,- 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 10 67 positif

5 TN. M 50 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 33 negatif

6 TN. Y 32 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA BURUH <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13 87 positif

7 TN. D 60 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN TIDAK SEKOLAH PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 8 53 positif

8 TN. R 48 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA BURUH <RP 1.000.000,- 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 7 47 negatif

9 TN. A 35 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 10 67 positif

10 TN. T 49 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 7 47 negatif

11 TN. K 48 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14 93 positif

12 TN. K 60 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 27 negatif

13 NY. T 36 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA TIDAK BEKERJA 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 9 60 positif

14 TN. B 30 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD BURUH <RP 1.000.000,- 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 7 47 negatif

15 TN. M 46 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA BURUH <RP 1.000.000,- 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 12 80 positif

16 TN. L 37 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,- 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 9 60 positif

17 NY. J 45 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7 47 negatif

18 TN. P 55 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3 20 negatif

19 NY. N 35 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMP TIDAK BEKERJA 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 7 47 negatif

20 NY. S 50 TAHUN PEREMPUAN JANDA SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 7 47 negatif

21 TN. P 49 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP BURUH <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 7 47 negatif

22 TN. J 50 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMA PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 6 40 negatif

23 TN. B 56 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 6 40 negatif

24 TN. S 55 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 47 negatif

25 NY. G 32 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA WIRASWASTA <RP 1.000.000,- 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 7 47 negatif

26 TN. S 52 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7 negatif

27 TN. P 40 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI <RP 1.000.000,- 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 10 67 positif

28 TN.A 35 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 6 40 negatif

29 TN. W 50 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 14 93 positif

30 TN. K 50 TAHUN LAKI-LAKI DUDA TIDAK SEKOLAH PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 6 40 negatif

31 NY. S 40 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 13 negatif

32 TN. G 39 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 11 73 positif

33 NY. W 42 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMP TIDAK BEKERJA 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 5 33 negatif

34 NY. B 31 TAHUN PEREMPUAN BELUM KAWIN PERGURUAN TINGGI PNS >RP 2.500.000,- 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 10 67 positif

35 TN. K 47 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP BURUH <RP 1.000.000,- 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 9 60 positif

36 TN. M 50 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 7 negatif

37 TN. M 40 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 20 negatif

38 TN.G 39 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PEDAGANG >RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 7 47 negatif

39 NY. S 52 TAHUN PEREMPUAN JANDA SD TIDAK BEKERJA 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 4 27 negatif

40 TN. M 36 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,-- 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 27 negatif

41 TN. Y 48 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI <RP 1.000.000,-- 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 4 27 negatif

42 TN. H 28 TAHUN LAKI-LAKI BELUM KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 87 positif

43 NY. S 45 TAHUN PEREMPUAN JANDA SMP PEDAGANG >RP 1.000.000,- 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 5 33 negatif

44 NY. U 38 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 80 positif

45 TN. A 55 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMP PETANI <RP 1.000.000,-- 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 3 20 negatif

46 NY. W 47 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMP PEDAGANG >RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 7 negatif

47 NY. A 39 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA TIDAK BEKERJA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 13 87 positif

48 TN. T 40 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA PETANI <RP 1.000.000,- 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 11 73 positif

49 TN. A 45 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMA BURUH <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 2 13 negatif

50 NY. K 39 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA TIDAK BEKERJA 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5 33 negatif

51 NY. Y 49 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 7 negatif

52 TN. Y 54 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD SWASTA >RP 1.000.000,- 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 6 40 negatif

53 TN.N 32 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 11 73 positif

54 TN.S 52 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 20 negatif

55 TN. Y 35 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN PERGURUAN TINGGI PNS >RP 2.500.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 100 positif

56 TN. P 50 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN PERGURUAN TINGGI PNS >RP 2.500.000,- 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 7 47 negatif

57 NY. S 42 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 6 40 negatif

58 NY. R 27 TAHUN PEREMPUAN BELUM KAWIN PERGURUAN TINGGI PNS >RP 2.500.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 11 73 positif

59 NY. P 28 TAHUN PEREMPUAN KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 11 73 positif

60 TN. M 59 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SD PETANI <RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 13 negatif

61 TN. W 52 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP PETANI >RP 1.000.000,- 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 4 27 negatif

62 TN. H 32 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SD PETANI >RP 1.000.000,- 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 10 67 positif

63 TN. G 58 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMP BURUH <RP 1.000.000,- 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 7 47 negatif

64 TN. M 47 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 7 47 negatif

65 TN. S 30 TAHUN LAKI-LAKI KAWIN SMA SWASTA >RP 1.000.000,- 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 14 93 positif

66 TN. S 42 TAHUN LAKI-LAKI DUDA SMP PEDAGANG >RP 1.000.000,- 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5 33 negatif

PERTANYAAN JUMLAH

DATA TABULASI PERILAKU

Page 142: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

114

Page 143: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

115

Page 144: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

116

Page 145: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

117

Page 146: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

118

Page 147: SKRIPSIrepository.stikes-bhm.ac.id/176/1/20.pdf · Laporan Karya Ilmiah / Proposal Ini Telah Disetujui Oleh Pembimbing Dan Telah Dinyatakan Layak Mengikuti Ujian Sidang SKRIPSI HUBUNGAN

119