LAPORAN K3

76
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN LAPORAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA MEI 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA BENGKEL VARIASI DI MAC GALLERY DISUSUN OLEH: 1. VINNY SILFIANDHY RUMALESSIN, 110208152 2. ASMA MUFIDA ALHADAR, 1102090019 3. FAHRIN HUSAIN, 1102100050 4. AINUN RACHMI AR, 1102100130 SUPERVISOR dr. SULTAN BURAENA, MS, SPOK DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK 1

description

tugas

Transcript of LAPORAN K3

Page 1: LAPORAN K3

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN LAPORANILMU KEDOKTERAN KELUARGA MEI 2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA

BENGKEL VARIASI DI MAC GALLERY

DISUSUN OLEH:

1. VINNY SILFIANDHY RUMALESSIN, 110208152

2. ASMA MUFIDA ALHADAR, 1102090019

3. FAHRIN HUSAIN, 1102100050

4. AINUN RACHMI AR, 1102100130

SUPERVISOR

dr. SULTAN BURAENA, MS, SPOK

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

DAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2015

1

Page 2: LAPORAN K3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau

aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja dan

masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh

derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi

masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui

usaha-usaha preventif, promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau

gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja.

Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari β€œOccupational Health”

yang cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi

masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja.

Menyeluruh dalam arti usaha-usaha preventif, promotif, kuratif, dan

rehabilitatif, higiene, penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya

dan sebagainya.1

Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan

tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai, apabila

didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan

kerja. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang

sehat dan produktif antara lain: suhu ruangan yang nyaman, penerangan atau

pencahayaan yang cukup, bebas dari debu, sikap badan yang baik, alat-alat

kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau anggotanya (ergonomic ) dan

sebagainya. 1

Dasar hukum sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) tercantum dalam Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970

tentang keselamatan kerja. Dalam Undang-Undang No.23 tahun 1992

tentang kesehatan pasal 23 dinyatakan bahwa K3 harus diselenggarakan di

semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya

2

Page 3: LAPORAN K3

kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling

sedikit sepuluh orang. Jika memperhatikan isi dari pasal diatas, maka

jelaslah Bengkel termasuk kedalam kriteria tempat kerja dengan berbagai

ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan tidak hanya

terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Bengkel, tapi juga terhadap

pasien maupun pengunjung Bengkelsehingga sudah seharusnya pihak

pengelola menerapkan upaya-upaya K3 di bengkel.2

1. Tujuan Umum

Survei ini dilakukan untuk mengetahui tentang aspek kesehatan

dan keselamatan kerja (K3) pada pekerjadi Bengkel variasi Mac Gallery

Makassar.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami pekerjadi

Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.

2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat

mengganggu kesehatan petugasdi Bengkel variasi Mac Gallery

Makassar.

3. Untuk mengetahui alat pelindung diri yang digunakan petugas di

Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.

4. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan

sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus) pada

petugas di Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.

5. Untuk mengetahui rambu-rambu tentang K3 yang digunakan di

Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.

6. Untuk mengetahui alat keluhan kesehatan yang dialami petugas di

Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.

7. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan (misalnya

penyuluhan, pelatihan, pengukuran, atau pemantauan lingkungan

tentang hazard yang pernah diadakan).

3

Page 4: LAPORAN K3

8. Untuk mengetahui konstruksi bagungan dari Bengkel variasi Mac

Gallery Makassar.

9. Untuk mengetahui tersedianya alat pengendalian kebakaran di

Bengkel variasi Mac Gallery Makassar.

4

Page 5: LAPORAN K3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Bengkel Variasi Mobil adalah sebuah tempat yang menawarkan dan

melayani jasa perawatan dan variasi mobil kepada pelanggan. Jasa perawatan

mobil yang ditawarkan pada umumnya adalah cuci mobil dan salon mobil.

Sedangkan bengkel variasi mobil menawarkan dan melayani jasa variasi mobil.

Variasi mobil artinya melakukan perubahan atau penggantian (beberapa) bagian

mobil dari keadaan semula agar mobil terlihat lebih menarik. Jadi pada dasarnya

salon perawatan dan bengkel variasi memiliki maksud menjaga dan merawat

penampilan mobil agar selalu terlihat menarik.2

Dengan makin meningkatnya pertumbuhan jumlah mobil dan minat

masyarakat menggunakan kendaraan pribadi di Kota Makassar dan kepadatan

mobilitas masyarakatnya menyebabkan masyarakat di Kota Makassar ini akan

semakin membutuhkan sebuah tempat yang menawarkan jasa perawatan mobil.

Apalagi dengan mobilitas masyarakat Kota Makassar yang padat menyebabkan

pemilik kendaraan pribadi melewatkan perawatan mobil mereka sendiri. Mereka

yang tidak memiliki waktu lebih dalam merawat mobil akan menyerahkan

perawatan mobil mereka kepada tempat yang khusus memberikan jasa perawatan

ini. 2

Kondisi pasar bengkel baik motor dan mobil di Kota Makassar saat ini

sangat menjanjikan. Hal ini tidak lain karena makin bertambahnya minat

masyarakat dalam bidang otomotif. Tercatat dari tahun 2000 hingga 2010 di Kota

Makassar mengalami kenaikan jumlah event otomotif dan peserta yang mengikuti

event tersebut. Dengan meningkatnya aktivitas event seperti ini menjadikan

perkembangan bengkel variasi semakin banyak di Kota Makassar. Berbagai aspek

modifikasi pada mobil mulai dari velg dan ban, bodywork, shockbreaker, atau

penambahan aksesoris variasi yang ringan menjadikan banyaknya jenis bengkel

yang muncul dengan spesialisasi yang berbeda.3

5

Page 6: LAPORAN K3

2.2. Faktor Hazard

1.  Potensi hazard lingkungan fisik.3

Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan

gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya:

terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas

penerangan kurang memadai, getaran, radiasi. Potensi hazard lingkungan fisik

ini meliputi kebisingan. Nilai ambang batas untuk kebisingan adalah 85 dB 

untuk 8 jam pemajanan, 90 dB untuk 4 jam pemajanan, 95 dB  untuk 2 jam

pemajanan, dan seterusnya.

Sumber kebisingan yang ada terletak pada saat pekerja menyalakan

mesin mobil yang mengakibatkan ruangan tersebut menjadi bising. Jenis

kebisingan ini termasuk intermittent noise atau kebisingan yang terputus-putus

dan besarnya dapat berubah-ubah.

Potensi bahaya juga timbul pada asap knalpot yang bertebaran

sehingga berisiko mengenai mata atau terhirup melalui saluran pernafasan.

2.    Potensi hazard lingkungan fisiologis.3

Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang

disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan

norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta

peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan

kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan

pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.

Potensi hazard lingkungan fisiologis meliputi ergonomis. Pada saat

melakukan service pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut pada posisi

berdiri tanpa kursi terlebih di tambah dengan suara bising dari kendaraan.

Posisi duduk dapat mengakibatkan sakit punggung karena terlihat pada posisi

duduk pekerja tersebut membungkuk tanpa kursi atau posisi lain yang tidak

ergonomis dalam waktu yang cukup lama.

3.  Potensi hazard lingkungan Kimia.3

Potensi bahaya kimia, yaitu  potesni bahaya yang berasal dari bahan-

bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini

6

Page 7: LAPORAN K3

dapat memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja

melalui : inhalation (melalui pernafasan),ingestion (melalui mulut ke saluran

pencernaan), skin contact (melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia

terhadap tubuh tenaga kerja sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau

kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap; daya acun bahan

(toksisitas); cara masuk ke dalam tubuh.

Potensi bahaya yang timbul pada saat melakukan penggantian oli dan

tidak menggunakan sarung tangan kemudian terjadi ingestion (melalui mulut

ke saluran pencernaan) dan terjadi kontaminasi pada jenis kimia tersebut

(oli).

2.3. Penggunaan APD

Para pekerja yang beraktivitas dan melakukan pekerjaannya, tidak

menggunakan APD (alat pelindung diri) dalam bentuk apapun.Alat pelindung diri

diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena resiko

dari bahaya. Pada bidang bengkel ini, APD yang seharusnya digunakan yaitu :4

a. Sarung tangan

Dengan menggunakan sarung tangan, pekerja bengkel dapat

melindungi bagian tangan dari temperatur ekstrim, benda tajam, tertimpa

benda berat,, bahan kimia, infeksi kulit.

b. Masker

Dengan pemakaian masker di mulut dan hidung akan terlindung

dari debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).

c. Pakaian lengan panjang

Menggunakan pakean lengan panjang saat bekerja di bengkel

sangat penting pada perlindungan diri yaitu dapat terlindung

dari temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam

cair, penetrasi benda tajam (alat-alat bengkel).

d. Alat pelindung kaki

7

Page 8: LAPORAN K3

Pada alat pelindung kaki biasa yang digunakan ada pemakaian

sepatu yang nyaman agar terhindar dari lantai licin, lantai basah, benda

tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia (misalnya oli).

APD di atas dapat melindungi bagia-bagian tubuh pekerja untuk

menimalisir kecelakaan kerja selama bekerja. Dan sebaiknya harus diterapkan

pada pekerja yang bekerja di bengkel.

2.4.    Fasilitas kesehatan

Para pekerja biasanya mengalami kecelakaan kerja seperti, tidak segaja

memukul tangannya pada saat melakukan service.5

Sebaiknya perlu ada fasilitas kesehatan meski usaha ini hanya bergerak di

bidang sector informal. Penyediaan kotak P3K (pertolongan pertama pada

kecelakaan) saat terjadi kecelakaan kerja saat bekerja harusnya lebih diperhatikan

oleh suatu pengusaha.5

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1969 Pasal 19: β€œSetiap

badan, lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk kepada

konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya harus

menyediakan apotik atau pos P3K sendiri, memelihara apotik atau pos P3K

bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor pemberi jasa atau bagiannya

dan mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K.”6

Dalam upaya pengawasan P3K maka perlu tersedia fasilitas dan personil

P3K.Fasilitas dapat berupa kotak P3K, isi kotak P3K, buku pedoman, ruang P3K,

perlengkapan P3K (alat perlindungan, alatdarurat, alat angkut dan

transportasi).Personil terdiri dari penanggung jawab: petugas P3K yang telah

menerima sertifikat pelatihan P3K ditempat kerja.6

Rekomendasi minimum failitas yang tersedia dalam kotak P3K tipe I yaitu

kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban (lebar 7,5 cm), plester (lebar

1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram), perban segitiga/mettela, gunting, peniti,

sarung tangan sekali pakai, masker, aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60

ml), alkohol 70%, buku panduan P3K umum, buku catatan, daftar isi kotak.

Sedangkan pada kotak P3K tipe II terdiri dari kasa steril terbungkus, perban (lebar

8

Page 9: LAPORAN K3

5 cm), perban (lebar 7,5 cm), plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25

gram), perban segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai,

masker, bidai, pinset, lampu senter, sabun, kertas pembersih (Cleaning Tissue),

aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku panduan

P3K umum.6

Secara umum penentuan jenis dan jumlah kotak yang disediakan

tergantung dari jumlah pekerja.6

Tabel 1. Jumlah kotak P3K tiap unit kerja

2.5. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan

(sebelum kerja,berkala,berkala khusus)

Dalam upaya pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaan melalui

penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja di rumah sakit termasuk

tenaga kerja di Restoran/rumah makan, ada berbagai macam cara yang dilakukan

salah satunya yaitu pengendalian melalui jalur kesehatan. Upaya ini dilakukan

untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal (recognition)

kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis

pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang

sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya.

Dengan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat,

mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas

masyarakat pekerja. Disini diperlukan system rujukan untuk menegakkan

diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompt-treatment).

Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja

yang meliputi:

9

Page 10: LAPORAN K3

1. Pemeriksaan Awal

Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan

sebelum seseorang calon / pekerja (petugas kesehatan dan non

kesehatan) mulai melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini

bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon

pekerja dan mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi

kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan

kepadanya. Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi :

- Anamnese umum

- Anamnese pekerjaan

- Penyakit yang pernah diderita

- Alergi

- Imunisasi yang pernah didapat

- Pemeriksaan badan

- Pemeriksaan laboratorium rutin

- Pemeriksaan tertentu (Tuberkulin test, Psikotest).7

2. Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan

secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan

besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja,

makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala Ruang lingkup

pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan

khusus seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah

dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang

dihadapi dalam pekerjaan. 7

3. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan

pada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan

dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan

pekerja. Sebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak

hanya untuk intern di Tempat Kerja Kesehatan, dalam hal memberikan

10

Page 11: LAPORAN K3

pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada

masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan

preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak

kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan

kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak

terjadi kecelakaan dan sebagainya. 7

2.6. Penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan dan hazard

pada karyawan di restoran/rumah makan

1. Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss /

NIHL ) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam

jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising

lingkungan kerja. Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian

sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis. Secara

umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Bising yang

intensitasnya 85 desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan

kerusakan reseptor pendengaran Corti pada telinga dalam. Sifat

ketuliannya adalah tuli saraf koklea dan biasanya terjadi pada kedua

telinga. Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat

terpapar bising antara lain intensitas bising yang lebih tinggi,

berfrekwensi tinggi, lebih lama terpapar bising, kepekaan individu dan

faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian.8

2. Ganguan muskuloskeletal atau Musculoskeltal Disorder (MSD). Ada

beberapa faktor yang dapat menyebabkan MSD pada karyawan di

supermarket, namun faktor utamanya berupa tenaga yang dipaksakan

(force), posisi yang tidak sesuai (awkward postures) dan pengulangan

pekerjaan(repetition). Pada pekerja supermarket, mengangkat barang

jualan yang berat dan berulang dengan posisi yang tidak sesuai. 9

3. Luka tusuk dan Luka robekan, ada banyak pemicu terjadinya luka

tusuk atau luka robek pada karyawan di supermarket, di antaranya

adalah tertusuk pecahan barang-barang yang tidak sengaja dijatuhkan

11

Page 12: LAPORAN K3

oleh pekerja tersebut, atau tertimpa barang berat saat bekerja

khususnya di gudang.9

4. Luka bakar dan tersengat listrik. Flash atau luka bakar listrik adalah

cedera  panas untuk kulit yang disebabkan oleh tegangan tinggi arus

listrik mencapai kulit dari konduktor. Luka panas untuk kulit yang

intens dan mendalam, karena arus listrik memiliki suhu sekitar 2500Β°C

(cukup tinggi untuk melelehkan tulang). Api membakar pakaian dari

sering memicu bagian paling serius dari cedera. Setelah saat ini telah

memasuki tubuh, jalur bergantung pada resistensi itu pertemuan dalam

berbagai organ. Berikut ini adalah tercantum dalam urutan resistensi:

tulang, lemak, urat, kulit, otot, darah, dan saraf. Jalur dari menentukan

saat ini bertahan hidup, misalnya, jika sedang melewati jantung atau

batang otak, kematian dapat langsung dari fibrilasi ventrikel atau

apnea. Lancar lewat melalui dapat menyebabkan kejang otot cukup

parah untuk menghasilkan patah tulang-tulang panjang atau dislokasi.

Hal seperti ini paling banyak terjadi pada pekerja di bagian

maintenance kelistrikan karena sangat sering bersentuhan dengan alat-

alat listrik.10

5. Carpal Tunnel Syndrome. Carpal tunnel syndrome

(CTS), atau neuropati median di pergelangan tangan, adalah

kondisi medis di mana saraf median dikompresi di pergelangan tangan,

menyebabkan parestesia, mati rasa dan kelemahan otot di tangan.

Perdebatan internasional mengenai hubungan antara CTS dan gerakan

berulang dalam pekerjaan sedang berlangsung. Keselamatan dan

Kesehatan Administration (OSHA) telah mengadopsi aturan dan

peraturan mengenai gangguan trauma kumulatif. Faktor risiko

pekerjaan dari tugas yang berulang, gaya, postur, dan getaran telah

dikutip. Namun, American Society for Bedah Tangan (ASSH) telah

mengeluarkan pernyataan bahwa literatur saat ini tidak mendukung

hubungan sebab akibat antara aktivitas kerja spesifik dan

perkembangan penyakit seperti CTS. Sering terjadi pada kasir sebuah

12

Page 13: LAPORAN K3

supermarket karena setiap hari bertugas untuk menghitung uang saat

selesai bekerja. 11

6. Rinitis alergi, adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi

alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan

alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika

terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (von Pirquet,

1986). Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on

Asthma) tahun 2001, rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan

gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa

hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.12

7. Depresi. Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya

fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih

dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan,

psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak

berdaya dan gagasan bunuh diri. Depresi bias disebabkan oleh

beberapa faktor seperti biologis, genetic, dan psikososial (pekerjaan,

rumah tangga dll) 13

2.7. Upaya K3 lainnya yang dijalankan

1. Memonitor semua proses pekerjaan karyawan di bengkel, yang

dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa parameter-parameter yang

ditentukan sudah dipenuhi dengan baik.11

2. Memberikan pembekalan terhadap karyawan mengenai bahaya di

tempat kerja, sanitasi lingkungan kerja serta melatih teknik-teknik

bekerja secara aman agar risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat

diturunkan secara signifikan.11

13

Page 14: LAPORAN K3

2.8. Peralatan Pemadaman Kebakaran

Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan

pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar

di tempat yang bersangkutan.

1. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana

a. Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side

effect), sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan kebakaran.

Persedian air dilakukan dengan cadangan bak-bak iar dekat daerah bahaya,

alat yang diperlukan berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.

b. Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak

masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda

yang terbakar menggunakan sekop atau ember

c. Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk menutup

kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah tangga, luasnya

minimal 2 kali luas potensi api.

d. Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu

penyelamatan dan pemadaman kebakaran.

2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk

memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi

ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air

(water), busa (foam), serbuk kering (dry chemical) gas halon dan gas CO2,

yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan

terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung karena

dorongan gas bertekanan.

14

Page 15: LAPORAN K3

Prosedur penggunaan APAR :

1. Tarik segel pada APAR

2. Arahkan selang kea pi

3. Tekan pengatup

4. Semprotkan ke API

15

Page 16: LAPORAN K3

BAB III

METODE SURVEY

3.1 Bahan Dan Cara Survey

a. Peralatan yang diperlukan

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey

antara lain:

- Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai media untuk pencatatan

selama survey jalan sepintas.

- Kamera digital: Berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan

dan suasana rumah makan

- Check List: Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer

mengenai survey jalan sepintas yang dilakukan.

b. Cara

Dengan metode walk through survey dengan menggunakan check

list. Walk through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan

dan indra pendengaran sekali-sekali dilakukan wawancara dengan

pekerja.

Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah

kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja.

Sebelum melakukan pemotretan perlu dimintakan ijin terlebih dahulu

kepada pimpinan perusahaan. Laporan walk through survey tidak cukup

hanya dengan mengisi check list, melainkan juga harus menyusun essay.

Check list hanyalah merupakan panduan saja agar tidak ada kelupaan.

3.2 Lokasi Survei

Survei dilakukan di Bengkel Variasi MAC Gallery yang bertempat di

Jl. Bawakaraeng.

16

Page 17: LAPORAN K3

3.3 Jadwal Survei

Survei dilakukan pada hari ( rabu, 6 Mei 2015 ) dengan agenda

sebagai berikut:

No. Tanggal Kegiatan

1. 4-5 Mei 2015- Pengarahan kegiatan

- Pembuatan proposal walk through survey

2. 6-7 Mei 2015- Walk through survey

- Pembuatan laporan walk through survey

3. 8 Mei 2015 - Presentasi laporan walk through survey

17

Page 18: LAPORAN K3

BAB IV

HASIL SURVEY

A.    Pengetahuan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Pengetahuan mengenai K3 tentunya berbeda tiap individu yang bekerja

khususnya pada sektor informal. Di bengkel ini pekerja kurang mengetahui

mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja. pekerja tersebut mengetahui dan

menyadari pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja ketika

melakukan pekerjaannya namun lebih berpedoman melakukan sesuatu dengan

hati-hati. Pekerja sadar akan resiko dan bahaya yang dapat timbul ketika bekerja.

Mereka sering mengalami kecelakaan dalam bekerja tetapi mereka

menganggap hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dan tak perlu dikhawatirkan

lagi. Mereka juga berfikir bahwa kecelakaan terjadi begitu saja atau tanpa terduga

serta menganggap hal tersebut adalah takdir.

B.     Kondisi lingkungan kerja

Menurut Stewart and Stewart, Kondisi Kerja adalah serangkaian kondisi

atau keadaan lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja

dari para karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Yang dimaksud

disini adalah kondisi kerja yang baik yaitu nyaman dan mendukung pekerja untuk

dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada di

lingkungan karyawan yang dapat mempengaruhi  kinerja , serta keselamatan dan

keamanan kerja.

Pada dasarnya, terdapat ruang lingkup dalam penentuan bahaya atau hazard di

tempat kerja. Yakni mencakup pengenalan, evaluasi dan pengendalian. Pada

kondisi lingkungan kerja bengkel tersebut dapat dikenali potensi hazard yang ada,

yaitu:

a) Administrasi

1. Fisik : bising (suara musik dari komputer), penyakit Carpal Turner

Syndrom,.

18

Page 19: LAPORAN K3

2. Ergonomik : duduk yang terlalu lama di depan computer hanya duduk

dan hal tersebut dilakukannya sepanjang hari sehingga hal ini sering

menyebabkan timbulnya keluhan sakit pada punggung.

3. Biologik : bakteri yang berasal dari uang

4. Psikososial : Gaji cukup, Kerja berlebih tanpa adanya jadwal gantian,

hubungan interpersonal dengan karyawan lain baik

b) Pemasangan knalpot mobil

1. Fisik : menyalakan mesin mobil yang mengakibatkan ruangan tersebut

menjadi bising yang berasal dari knalpot. Jenis kebisingan ini termasuk

intermittent noise atau kebisingan yang terputus-putus dan besarnya

dapat berubah-ubah, pencahayaan dalam hal ini matahari yang langsung

berpaparan dengan tubuh.

2. Kimia : debu, asap knalpot, dan percikan dari alat las

3. Biologic : bakteri yang berasal dari knalpot yang lama

4. Ergonomic : lebih banyak berdiri berjam-jam pada saat bekerja

5. Psikososial : gaji sesuai, hubungan interpersonal dengan karyawan lain

baik

c) Pemasangan Kaca film mobil

1. Fisik : bising tidak ada, pencahayaan yang baik, temperatur cukup panas

namun terdapat ventilasi yang baik.

2. Kimia : berbentuk cair yang berasal dari cairan pembersih kaca

3. Ergonomic : lebih banyak berdiri berjam-jam pada saat bekerja

4. Psikososial : gaji sesuai, hubungan interpersonal dengan karyawan lain

baik

d) Pemasangan jok mobil

1. Fisik : bising ( mesin jahit ), pencahayaan yang baik, temperatur cukup

panas namun terdapat ventilasi yang baik.

2. Kimia : debu dan lem yang dimana debu berasal dari jok yang lama ayng

dapat dihirup melalui saluran pernapasan, dan lem yang langsung kontak

dengan kulit dan aromanya dapat masuk kedalam saluran pernapasan.

3. Biologic : bakteri yang berasal dari jok yang lama

19

Page 20: LAPORAN K3

4. Ergonomic : lebih banyak duduk berjam-jam pada saat bekerja

5. Psikososial : gaji sesuai, hubungan interpersonal dengan karyawan lain

baik

e) Pemasangan sound system

1. Fisik : bising ( sound system ), pencahayaan yang baik, temperatur

cukup panas namun terdapat ventilasi yang baik, tekanan ( listrik )

2. Kimia : lem yang langsung kontak dengan kulit dan aromanya dapat

masuk kedalam saluran pernapasan.

3. Ergonomic : lebih banyak duduk berjam-jam pada saat bekerja

4. Psikososial : gaji sesuai, hubungan interpersonal dengan karyawan lain

baik

3. Alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan

Bagian administrasi

Alat kerja yang digunakan mesin uang dan computer.

Bagian pemasangan knalpot mobil

Alat kerja yang digunakan adalah las dan palu.

Bagian pemasaangan film kaca mobil

Alat yang digunakan adalah pisau cutter.

Bagian pemasangan jok mobil

Alat yang digunakan adalah mesin jahit.

Bagian pemasangan sound system

Alat yang digunakan adalah obeng, pemotong kabel, dan gelang

antistatic.

4. Alat pelindung diri yang digunakan

Bagian administrasi

Alas kaki

Bagian pemasangan knalpot mobil

Masker, alas kaki, kacamata

Bagian pemasaangan film kaca mobil

20

Page 21: LAPORAN K3

Alas kaki

Bagian pemasangan jok mobil

Alas kaki

Bagian pemasangan sound system

Alas kaki, masker

5. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum

bekerja, berkala, berkala khusus)

Para pekerja memeriksakan kesehatannya hanya saat sakit saja di rumah

sakit terdekat dan ada pula yang hanya membeli obat di apotik terdekat tanpa

resep dokter, namun belum tersedia pemeriksaan kesehatan dalam perusahaan.

Ada pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum

bekerja, berkala, dan berkala khusus).

6. Keluhan/penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan

Keluhan atau penyakit yang sering terjadi pada pegawai yaitu keluhan

sakit punggung pada saat pekerja terlalu lama duduk.

7. Upaya K3 Lainnya

Belum ada komitmen dan kebijakan pimpinan mengenai penyuluhan,

pelatihan pemamtauan dan penyelengaraan rambu-rambu yang berhungan erat

dengan K3.

8. Alat pengendalian kebakaran

Terdapat 1 buah APAR yang terdapat diruang administrasi, namun

tempatnya sulit terlihat dan sulit untuk dijangkau.

BAB V

21

Page 22: LAPORAN K3

PEMBAHASAN

Bengkel Variasi Mobil MAC GALLERY terletak di JL. Gunung

Bawakaraeng. Unit ini terdiri dari 3 lantai, yaitu lantai 1 ruang pimpinan, ruang

administrasi, ruangan pemasangan jok, ruangan pemasangan sound system,

ruangan pemasangan film kaca mobil, toilet, dan lantai 2 terdapat ruangan

penyimpanan bahan dan alat, ruangan pembuatan jok mobil, ruang sholat, toilet,

pemasangan knalpot, serta lantai 3 digunakan untuk ruangan istirahat pekerja.

Lokasi rumah makan ini terbilang sangat strategi karena terletak di pinggir jalan

sehingga mudah terjangkau oleh siapapun. Di depan rumah makan juga tersedia

tempat parkir yang cukup luas.

Faktor hazard yang dialami karyawan di bengkel

Dari hasil survei langsung di tempat kerja karyawan bengekl yang kami

lakukan didapatkan adanya faktor hazard yang dapat dialami para karyawan

tersebut, seperti faktor fisik, yaitu kebisingan pada bagian administrasi,

bagian bagian pemasangan knalpot, bagian pemasangan jok mobil dan

bagian pemasangan sound system, kemudian faktor fisik lainnya yaitu

berupa sengatan arus listrik ketika memasang sound system, yang dimana

arus listrik yang dihasilkan baisa berasal dari aki maupun tengangan listrik

dari luar yang dapat menyebabkan suatu kecelakaan kerja.

Terdapat juga faktor kimia jenis larutan yang berasal dari bahan

pembersih kaca khususnya untuk bagian pemasangan film kaca mobil dan

lem yang digunakan pada bagian pemasangan jok dan pemasangan sound

system, debu yang didapatkan pada bagian pemasangan jok dan knalpot

serta asap knalpot yang didapat pada saat memasang knalpot.

Faktor biologi juga menjadi faktor hazard bagi karyawan yang bertugas

sebagai administrasi, yang bersumber dari uang yang berpindah dari tangan

ke tangan yang bisa saja terkontaminasi bakteri.

Faktor ergonomi juga berpengaruh dimana posisi tubuh saat berkerja

yang lebih sering duduk pada bagian administrasi yang dimana pada pekerja

22

Page 23: LAPORAN K3

ini sering mengeluh adanya sakit punggung ketika terlalu lama duduk,

bagian pemasangan jok, bagian pemasangan sound system. Dan posisi tubuh

saat bekerja yang lebih sering berdiri dan menengadah ke atas adalah bagian

pemasangan knalpot yang dimana posisi tubuh yang dilakukan oleh bagian

ini itu merupakan posisi yang sangat tidak ergonomis sehingga dapat

menyebabkan suatu penyakit.

Alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan

Alat kerja yang digunakan mesin uang dan komputer yang dapat

menyebabkan penyakit CTS karena terlalu sering mengetik menggunakan

10 jari serta dapat membuat mata pekerja menjadi perih dan kering serta

iritasi jika terlalu sering dan lama menggunakan computer. Las dan palu,

las dapat menyebabkan seseorang buta jika percikannya mengenai mata

dan membuat kulit iritasi jika terkena percikannya. Alat yang digunakan

adalah pisau cutter yang dimana jika salah atau tidak focus dapat mengenai

jari pekerja. Alat yang digunakan adalah mesin jahit yang dimana jika

salah atau tidak focus dapat mengenai jari pekerja. Obeng, pemotong

kabel, dan gelang antistatic yang dimana gelang antistatic adalah gelang

yang digunakan untuk membantu menetralkan muata-muatan listrik

ditangan sehingga pekerja terhidar dari sengatan litrik.

Penggunaan APD

Para pekerja yang beraktivitas dan melakukan pekerjaannya,

menggunakan APD (alat pelindung diri) pada pekerjaan tertentu saja, jadi

tidak melindungi secara menyeluruh. Contohnya saja pada pemasangan

audio pekerja menggunakan masker, sedangkan ada pekerjaan yang

memerlukan sarung tangan tetapi pekerja tidak menggunakannya sehingga

bisa terjadi resiko terluka.

23

Page 24: LAPORAN K3

APD di atas dapat melindungi bagian-bagian tubuh pekerja untuk

meminimalisir kecelakaan kerja selama bekerja. Dan sebaiknya harus

diterapkan pada pekerja yang bekerja di bengkel.

Pencegahan/ pengendalian kecelakaan kerja

Dalam mencegah/ mengendalikan kecelakaan kerja, para pekerja tidak

mempunyai program atau prosedur apapun, pekerja hanya mencegah

terjadinya kecelakaan kerja dengan bersikap hati-hati pada tiap aktivitasnya.

Fasilitas kesehatan

Di bengkel ini tidak mempunyai fasilitas kesehatan. Jika terjadi

kecelakaan, maka pekerja tersebut mengobati dirinya sendiri dengan

membeli obat di apotik dan biaya pengobatan di tanggung oleh pemilik

bengkel.

Sebaiknya perlu ada fasilitas kesehatan meski usaha ini hanya bergerak

di bidang sector informal. Penyediaan kotak P3K (pertolongan pertama pada

kecelakaan) saat terjadi kecelakaan kerja saat bekerja harusnya lebih

diperhatikan oleh suatu pengusaha.

Alat pengendalian kebakaran

Di bengkel ini hanya tersedia 1 APAR yang lokasinnya sulit dijangkau

dan sangat tersembunyi yaitu disamping meja administrasi. Tidak

tersedianya alarm meruapak suatu kekuarang dari bengkel ini yang dimana

aadanya alarm dapat mencegah terjadi hal-hal yang besar, alarm merupakan

suatu symptom yang dapat mencegah kebakaran yang luas.

24

Page 25: LAPORAN K3

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

1. Di bengkel ini memiliki beberapa faktor hazard yang dapat dialami para

karyawan tersebut, seperti faktor fisik, yaitu kebisingan , sengatan arus

listrik ketika memasang sound system. Terdapat juga faktor kimia jenis

larutan yang berasal dari bahan pembersih kaca , debu ,asap knalpot.

Faktor biologi uang yang berpindah dari tangan ke tangan yang bisa saja

terkontaminasi bakteri. Faktor ergonomi juga berpengaruh dimana posisi

tubuh saat berkerja yang lebih sering duduk pada bagian administrasi dan

posisi tubuh saat bekerja yang lebih sering berdiri dan menengadah ke atas

adalah bagian pemasangan knalpot

2. Alat yang digunakan pada bengkel ini bisa menyebabkan penyakit CTS,

penyakit pada mata, dan pada kulit

3. Kebanyakan karyawan hanya menggunakan alas kaki sebagai alat

pelindungnya, kemudian beberapa dari mereka menggunakan masker, dan

kacamata.

4. Kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri saat bekerja sangat

kurang.

5. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja di Bengkel ini belum

terlaksana dengan baik.

6. Pencegahan atau pengendalian kecelakaan kerja belum dilakukan dan

hanya berdasar sikap hati-hati.

7. Fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja pada bengkel ini belum

terlaksana dengan baik.

25

Page 26: LAPORAN K3

B. Saran

1. Diharapkan agar pemilik bengekel memberikan pengarahan mengenai

kesehatan dan keselamatan kerja pada semua petugas yang bekerja di

Bengkel Variasi Mobil MAC GALLERY

2. Diharapkan agar pemilik bengkel Sederhana untuk melengkapi

perlindungan diri bagi petugas yang belum memadai.

3. Diharapkan agar para karyawan di Bengkel Variasi Mobil MAC

GALLERY melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala

4. Diharapkan agar pemilik bengkel menyediakan kotak P3K di dalam

Restoran Sederhana Masakan Padang

5. Diharapkan agar semua karyawan dapat ahli dalam penggunaan Alat

Pemadam Api Ringan (APAR)

26

Page 27: LAPORAN K3

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiono. Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Pengecatan

Mobil [Tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro. 2011

2. http: // kesehatandankeselamatankerja.blogspot.com/2009/01/pengertian-

kesehatan-dan-keselamatan.html

3. Tarwaka, Bakri,S, Sudiajeng, L. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan,

Kesehatan Kerja dan Produktifitas. Surakarta: UNIBA press. 2011

4. Suma’mur. Kesehatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : PT.

Gunung Agung. 2012

5. Wahyu, Atjo. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta; CV. Haji

Masagung. 2001

6. Staff Dosen Emergency MedicineUniversity of Sumatera

Utara.Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. [Onlineon

2013], [Cited on September 2013]. Available from:

http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-dokter-s1/1110000130-

emergenvcy-medicine.html.

7. Anonim. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja.[online] [citied 2009 February

11]. Available from URL: http://www.depkes.go.id

8. Yunita, Andrina M. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Medan:

Library USU. 2010. Diakses pada tanggal 3 Februari 2015

( library.usu.ac.id/download.fk/tht-andrina1.pdf )

9. Notoatmojo Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Prinsip-Prinsip

DasarJakarta: Penerbit Rineka Cipta. 1996

10. Yudha, S Herry. Cidera Luka Bakar Listrik. Diakses pada tanggal 3

Februari 2015.(https://herrysetyayudha.wordpress.com/2012/03/10/cidera-

luka-bakar-listrik-2/)

11. Ladou Joseph. Current Occupational & Environmental Medicine.San

Fransisco : Mc Graw Hill.

27

Page 28: LAPORAN K3

12. Repository USU. Rhinitis Alergi. Diakses pada tanggal 3 Februari 2015

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21493/4/Chapter

%20II.pdf)

13. Ayu, Andini L. Psikiatri: Depresi. Diakses pada tanggal 3 Februari 2015

( http://andtobefine.blogspot.com/2010/10/psikiatri-tentang-bab-

depresi.html )

28

Page 29: LAPORAN K3

L

A

M

P

I

R

A

N29

Page 30: LAPORAN K3

1. LAMPIRAN DOKUMENTASI

30

Page 31: LAPORAN K3

31

Page 32: LAPORAN K3

32

Page 33: LAPORAN K3

33

Page 34: LAPORAN K3

2. LAMPIRAN CHECK LIST

LAMPIRAN CHECKLIST BAGIAN ADMINISTRASI

NO ASPEK YANG DINILAIBAGIAN

ADMINISTRASIKET. TAMBAHAN

    YA TIDAK  

I. HAZARD LINKUNGAN KERJA  

  A. Faktor Kebisingan  

  Sumbernya (Jenis)√  Musik dari

computer

  Jumlah pekerja √  4 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  B. Faktor pencahayaan  

  Sumbernya (Jenis) √  Lampu

  Jumlah pekerja √  4 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  C. Faktor Temperatur  

  Sumbernya (Jenis) √  Air Conditioner

  Jumlah pekerja √  4 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  D. Faktor Tekanan  

  Sumbernya (Jenis) √  

  Jumlah pekerja √  

  Berlangsung pada saat √  

  E. Faktor Getaran  

34

Page 35: LAPORAN K3

  Sumbernya (Jenis) √  

  Jumlah pekerja √  

  Berlangsung pada saat √  

  F. Faktor Kimia  

  Jenis bahan kimia √

  Nama bahan √

  Jumlah pekerja √

  G. Faktor Biologi  

  Sumber √ Uang

  Hygine perorangan √ Bakteri

  H. Faktor Ergonomi  

  Posisi tubuh saat bekerja √  Duduk

  Cara bekerja √  Melayani

 Ketata Runahtanggan (house Keeping)

√ Teratur

  I. Faktor Psikososial  

 Jadwal kerja √  Jam 09.00-

17.00

  Hubungan Interpersonal √  Baik

  Beban kerja √ Cukup

  Kemampuan √  Baik

  Gaji √  Sesuai

II. ALAT YANG DIGUNAKAN  

 Jenis alat kerja: Alat tangan, mesin √ Computer,

mesin uang

35

Page 36: LAPORAN K3

  Kegunaan : Terus-menerus √  

 Alat kerja yang berhunbungan dengan badan

√ 

 Alat kerja yang berhunbungan dengan Listrik

√ Komputer

 Alat kerja yang berhunbungan dengan cara kerja

√ 

III. ALAT PELINDUNG DIRI  

  Jenis: 1. Masker √  

  2. Sarung Tangan (gloves) √  

3. Baju pelindung √

    4. Alas kaki √  

  Pemeliharaan APD √  Dibersihkan

  Pemakaian selama bekerja √  

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN  

  Bukti pemeriksaan √  

 Pemeriksaan kesehatan: Awal….Berkala

√ 

  Berkala khusus √  

  Hasil √  

  Peraturan Perusahaan √  

V. RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT KERJA  

  Peraturan √  

  Berhubungan dengan pekerjaan √  

  Terdapat petugas K3 √  

36

Page 37: LAPORAN K3

 Rambu-rambu tentang pengunaan APD

√ 

VI. KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT  

 Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan

√ 

  Surat cuti sakit √  

 

Jenis keluhan / penyakit yang paling sering

√ Nyeri punggung pada saat duduk lama

VII. UPAYA K3 LAINNYA  

  Penyuluhan: √  

  Pelatihan: √  

  Pemantauan hazard / pengukuran √  

  Rambu-rambu bahaya √  

  Rambu-rambu evakuasi √  

VIII. LAIN-LAIN  

   Tempat sampah medis √

   Tempat sampah non medis √  

37

Page 38: LAPORAN K3

LAMPIRAN CHECKLIST BAGIAN PEMASANGAN KNALPOT

NO ASPEK YANG DINILAIBAGIAN KET.

TAMBAHAN

    YA TIDAK  

I. HAZARD LINKUNGAN KERJA  

  A. Faktor Kebisingan  

 

Sumbernya (Jenis) √  Suara yang berasal dari las knalpot mobil

  Jumlah pekerja √ 3 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  B. Faktor pencahayaan  

  Sumbernya (Jenis) √  Lampu

  Jumlah pekerja √  3 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  C. Faktor Temperatur  

  Sumbernya (Jenis) √  Matahari

  Jumlah pekerja √ 3 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  D. Faktor Tekanan  

  Sumbernya (Jenis) √  

  Jumlah pekerja √  

  Berlangsung pada saat √  

  E. Faktor Getaran  

38

Page 39: LAPORAN K3

  Sumbernya (Jenis) √  

  Jumlah pekerja √  

  Berlangsung pada saat √  

  F. Faktor Kimia  

  Jenis bahan kimia √ Gas

  Nama bahan

√ Debu, asap knalpot, pericakn las

  Jumlah pekerja √ 3 pekerja

  G. Faktor Biologi  

  Sumber √ Knalpot

  Hygine perorangan √ Bakteri

  H. Faktor Ergonomi  

  Posisi tubuh saat bekerja √  Berdiri

  Cara bekerja √  

 Ketata Runahtanggan (house Keeping)

√  Teratur

  I. Faktor Psikososial  

 Jadwal kerja √  Jam 09.00-

17.00

  Hubungan Interpersonal √  Baik

  Beban kerja √ Cukup

  Kemampuan √  Baik

  Gaji √  Sesuai

II. ALAT YANG DIGUNAKAN  

  Jenis alat kerja: Alat tangan, mesin √ Las, palu

39

Page 40: LAPORAN K3

  Kegunaan : Terus-menerus √  

 Alat kerja yang berhunbungan dengan badan

√ 

 Alat kerja yang berhunbungan dengan Listrik

√ Las

 Alat kerja yang berhunbungan dengan cara kerja

√ 

III. ALAT PELINDUNG DIRI  

  Jenis: 1. Masker √  

  2. Sarung Tangan (gloves) √  

3. Baju pelindung √

    4. Alas kaki √  

5. Kacamata √

  Pemeliharaan APD √  Dibersihkan

  Pemakaian selama bekerja √  

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN  

  Bukti pemeriksaan √  

 Pemeriksaan kesehatan: Awal….Berkala

√ 

  Berkala khusus √  

  Hasil √  

  Peraturan Perusahaan √  

V. RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT KERJA  

  Peraturan √  

  Berhubungan dengan pekerjaan √  

40

Page 41: LAPORAN K3

  Terdapat petugas K3 √  

 Rambu-rambu tentang pengunaan APD

√ 

VI. KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT  

 Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan

√ 

  Surat cuti sakit √  

 Jenis keluhan / penyakit yang paling sering

√

VII. UPAYA K3 LAINNYA  

  Penyuluhan: √  

  Pelatihan: √  

  Pemantauan hazard / pengukuran √  

  Rambu-rambu bahaya √  

  Rambu-rambu evakuasi √  

VIII. LAIN-LAIN  

   Tempat sampah medis √

   Tempat sampah non medis √  

41

Page 42: LAPORAN K3

LAMPIRAN CHECKLIST BAGIAN PEMASANGAN KACA FILM MOBIL

NO ASPEK YANG DINILAIBAGIAN KET.

TAMBAHAN

    YA TIDAK  

I. HAZARD LINKUNGAN KERJA  

  A. Faktor Kebisingan  

  Sumbernya (Jenis) √

  Jumlah pekerja √

  Berlangsung pada saat √

  B. Faktor pencahayaan  

  Sumbernya (Jenis) √  Lampu

  Jumlah pekerja √  3 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  C. Faktor Temperatur

  Sumbernya (Jenis) √

  Jumlah pekerja √

  Berlangsung pada saat √

  D. Faktor Tekanan  

  Sumbernya (Jenis) √  

  Jumlah pekerja √  

  Berlangsung pada saat √  

  E. Faktor Getaran  

  Sumbernya (Jenis) √  

  Jumlah pekerja √  

42

Page 43: LAPORAN K3

  Berlangsung pada saat √  

  F. Faktor Kimia  

  Jenis bahan kimia √ Cair

  Nama bahan √ Pembersih kaca

  Jumlah pekerja √ 3 orang

  G. Faktor Biologi  

  Sumber √

  Hygine perorangan √

  H. Faktor Ergonomi  

  Posisi tubuh saat bekerja √  Berdiri

  Cara bekerja √  

 Ketata Runahtanggan (house Keeping)

√  Teratur

  I. Faktor Psikososial  

 Jadwal kerja √  Jam 09.00-

17.00

  Hubungan Interpersonal √  Baik

  Beban kerja √ Cukup

  Kemampuan √  Baik

  Gaji √  Sesuai

II. ALAT YANG DIGUNAKAN  

  Jenis alat kerja: Alat tangan √ Pisau cutter

  Kegunaan : Terus-menerus √  

 Alat kerja yang berhunbungan dengan badan

√ 

43

Page 44: LAPORAN K3

 Alat kerja yang berhunbungan dengan Listrik

√

 Alat kerja yang berhunbungan dengan cara kerja

√ 

III. ALAT PELINDUNG DIRI  

  Jenis: 1. Masker √  

  2. Sarung Tangan (gloves) √  

3. Baju pelindung √

    4. Alas kaki √  

5. Kacamata √

  Pemeliharaan APD √  Dibersihkan

  Pemakaian selama bekerja √  

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN  

  Bukti pemeriksaan √  

 Pemeriksaan kesehatan: Awal….Berkala

√ 

  Berkala khusus √  

  Hasil √  

  Peraturan Perusahaan √  

V. RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT KERJA  

  Peraturan √  

  Berhubungan dengan pekerjaan √  

  Terdapat petugas K3 √  

 Rambu-rambu tentang pengunaan APD

√ 

44

Page 45: LAPORAN K3

VI. KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT  

 Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan

√ 

  Surat cuti sakit √  

 Jenis keluhan / penyakit yang paling sering

√

VII. UPAYA K3 LAINNYA  

  Penyuluhan: √  

  Pelatihan: √  

  Pemantauan hazard / pengukuran √  

  Rambu-rambu bahaya √  

  Rambu-rambu evakuasi √  

VIII. LAIN-LAIN  

   Tempat sampah medis √

   Tempat sampah non medis √  

45

Page 46: LAPORAN K3

LAMPIRAN CHECKLIST BAGIAN PEMASANGAN JOK MOBIL

46

Page 47: LAPORAN K3

NO ASPEK YANG DINILAIBAGIAN KET.

TAMBAHAN

    YA TIDAK  

I. HAZARD LINKUNGAN KERJA  

  A. Faktor Kebisingan  

  Sumbernya (Jenis) √ Mesin Jahit

  Jumlah pekerja √ 4 pekerja

  Berlangsung pada saat √ Bekerja

  B. Faktor pencahayaan  

  Sumbernya (Jenis) √  Lampu

  Jumlah pekerja √  4 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  C. Faktor Temperatur

  Sumbernya (Jenis) √

  Jumlah pekerja √

  Berlangsung pada saat √

  D. Faktor Tekanan  

  Sumbernya (Jenis) √  

  Jumlah pekerja √  

  Berlangsung pada saat √  

  E. Faktor Getaran  

  Sumbernya (Jenis) √  

  Jumlah pekerja √  

  Berlangsung pada saat √  

47

Page 48: LAPORAN K3

  F. Faktor Kimia  

  Jenis bahan kimia √ Gas, Padat

  Nama bahan √ Debu, Lem

  Jumlah pekerja √ 4 orang

  G. Faktor Biologi  

  Sumber √ Jok

  Hygine perorangan √ Bakteri

  H. Faktor Ergonomi  

  Posisi tubuh saat bekerja √  Duduk

  Cara bekerja √  

 Ketata Runahtanggan (house Keeping)

√  Teratur

  I. Faktor Psikososial  

 Jadwal kerja √  Jam 09.00-

17.00

  Hubungan Interpersonal √  Baik

  Beban kerja √ Cukup

  Kemampuan √  Baik

  Gaji √  Sesuai

II. ALAT YANG DIGUNAKAN  

  Jenis alat kerja: Alat tangan √ Mesin Jahit

  Kegunaan : Terus-menerus √  

 Alat kerja yang berhunbungan dengan badan

√ 

 Alat kerja yang berhunbungan dengan Listrik

√

48

Page 49: LAPORAN K3

 Alat kerja yang berhunbungan dengan cara kerja

√ 

III. ALAT PELINDUNG DIRI  

  Jenis: 1. Masker √  

  2. Sarung Tangan (gloves) √  

3. Baju pelindung √

    4. Alas kaki √  

5. Kacamata √

  Pemeliharaan APD √  Dibersihkan

  Pemakaian selama bekerja √  

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN  

  Bukti pemeriksaan √  

 Pemeriksaan kesehatan: Awal….Berkala

√ 

  Berkala khusus √  

  Hasil √  

  Peraturan Perusahaan √  

V. RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT KERJA  

  Peraturan √  

  Berhubungan dengan pekerjaan √  

  Terdapat petugas K3 √  

 Rambu-rambu tentang pengunaan APD

√ 

VI. KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT  

49

Page 50: LAPORAN K3

 Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan

√ 

  Surat cuti sakit √  

 Jenis keluhan / penyakit yang paling sering

√

VII. UPAYA K3 LAINNYA  

  Penyuluhan: √  

  Pelatihan: √  

  Pemantauan hazard / pengukuran √  

  Rambu-rambu bahaya √  

  Rambu-rambu evakuasi √  

VIII. LAIN-LAIN  

   Tempat sampah medis √

   Tempat sampah non medis √  

IX. KONSTRUKSI BANGUNAN √ Bangunan berasal dari batu, permanen.

X. ALAT PENGENDALIAN KEBAKARAN

APAR √ 1 buah

Hydran √

Alarm √

LAMPIRAN CHECKLIST BAGIAN PEMASANGAN SOUND SYSTEM

NO ASPEK YANG DINILAI BAGIAN KET.

50

Page 51: LAPORAN K3

TAMBAHAN

    YA TIDAK  

I. HAZARD LINKUNGAN KERJA  

  A. Faktor Kebisingan  

  Sumbernya (Jenis) √ Sound system

  Jumlah pekerja √ 3 pekerja

  Berlangsung pada saat √ Bekerja

  B. Faktor pencahayaan  

  Sumbernya (Jenis) √  Lampu

  Jumlah pekerja √  3 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  C. Faktor Temperatur

  Sumbernya (Jenis) √

  Jumlah pekerja √

  Berlangsung pada saat √

  D. Faktor Tekanan  

  Sumbernya (Jenis) √  Listrik

  Jumlah pekerja √  3 orang

  Berlangsung pada saat √  Bekerja

  E. Faktor Getaran  

  Sumbernya (Jenis) √  

  Jumlah pekerja √  

  Berlangsung pada saat √  

  F. Faktor Kimia  

51

Page 52: LAPORAN K3

  Jenis bahan kimia √ Gas, Padat

  Nama bahan √ Lem

  Jumlah pekerja √ 4 orang

  G. Faktor Biologi  

  Sumber √

  Hygine perorangan √

  H. Faktor Ergonomi  

  Posisi tubuh saat bekerja √  Duduk

  Cara bekerja √  

 Ketata Runahtanggan (house Keeping)

√  Teratur

  I. Faktor Psikososial  

 Jadwal kerja √  Jam 09.00-

17.00

  Hubungan Interpersonal √  Baik

  Beban kerja √ Cukup

  Kemampuan √  Baik

  Gaji √  Sesuai

II. ALAT YANG DIGUNAKAN  

 

Jenis alat kerja: Alat tangan √ Obeng, pemotong kabel, gelang antistatik

  Kegunaan : Terus-menerus √  

 Alat kerja yang berhunbungan dengan badan

√ 

52

Page 53: LAPORAN K3

 Alat kerja yang berhunbungan dengan Listrik

√

 Alat kerja yang berhunbungan dengan cara kerja

√ 

III. ALAT PELINDUNG DIRI  

  Jenis: 1. Masker √  

  2. Sarung Tangan (gloves) √  

3. Baju pelindung √

    4. Alas kaki √  

5. Kacamata √

  Pemeliharaan APD √  Dibersihkan

  Pemakaian selama bekerja √  

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN  

  Bukti pemeriksaan √  

 Pemeriksaan kesehatan: Awal….Berkala

√ 

  Berkala khusus √  

  Hasil √  

  Peraturan Perusahaan √  

V. RAMBU-RAMBU TENTANG K3 DI TEMPAT KERJA  

  Peraturan √  

  Berhubungan dengan pekerjaan √  

  Terdapat petugas K3 √  

 Rambu-rambu tentang pengunaan APD

√ 

53

Page 54: LAPORAN K3

VI. KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT  

 Izin kunjungan klinik / rs / balai pengobatan

√ 

  Surat cuti sakit √  

 Jenis keluhan / penyakit yang paling sering

√

VII. UPAYA K3 LAINNYA  

  Penyuluhan: √  

  Pelatihan: √  

  Pemantauan hazard / pengukuran √  

  Rambu-rambu bahaya √  

  Rambu-rambu evakuasi √  

VIII. LAIN-LAIN  

   Tempat sampah medis √

   Tempat sampah non medis √  

IX. REKONSTRUKSI BANGUNAN

54

Page 55: LAPORAN K3

Cheklist YA TIDAK

1. Faktor Lingkungan kerja

a. Lantai licin √

b. Uap panas (penghisap asap tidak

berfungsi)

√

c. Ventilasi yang sangat kurang √

d. Ruang kurang pencahayaan √

e. Tidak ada pendingin (kipas tidak

berfungsi)

√

X. ALAT PENGENDALIAN KEBAKARAN

Cheklist YA TIDAK KET

APAR √ 1 buah

Hydran √

Alarm √

55