LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

13
LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11 Anggota : 1. Galvan Yudistira A24070040 2. Sitta Azmi Farchany A24070088 3. Azanel Walad A24070156 4. Merry Gloria Meliala A24070162 5. Nova MS H34070111 Departemen Agronomi dan Hortikultura

Transcript of LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

Page 1: LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN

PEMELIHARAAN TM KELAPA

KELOMPOK B 11

Anggota :

1. Galvan Yudistira A24070040

2. Sitta Azmi Farchany A24070088

3. Azanel Walad A24070156

4. Merry Gloria Meliala A24070162

5. Nova MS H34070111

Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

2010

Page 2: LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu komoditas pertanian

yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia. Oleh karena begitu

luasnya kegunaan kelapa tersebut, ia dijuluki pohon kehidupan. Menurut

Thampan (1982), kelapa tumbuh dan dibudidayakan di 80 negara yang terletak di

daerah tropis.

Kelapa yang merupakan tumbuhan tropis dapat tumbuh dari tepi pantai

hingga 1000 meter diatas permukaan laut antara 23o LU dan 23o LS. Batas

ketinggian tempat yang secara ekonomi masih layak diusahakan tergantung pada

suhu dan/atau jaraknya dai garis khatulistiwa. Hasil pengamatan dari berbagai

tempat menunjukkan bahwa pembuahan jarang terjadi pada ketinggian lebih dari

900 m dpl.

Menurut perkiraan beberapa ahli, kepulauan di Indonesia merupakan

daerah asal kelapa. Tanaman ini telah lama dikenal dan dibudidayakan di seluruh

kepulauan Indonesia. Kelapa di Indonesia dapat digolongkan sebagai komoditas

strategi karena sekitar 98 persen dari lebih kurang 3,4 juta hektar kelapa

diusahakan oleh petani. Disamping itu, banyak kebutuhan hidup penduduknya

yang dipenuhi dari kelapa.

Salah satu tahapan dalam pembudidayaan kelapa adalah pemeliharaan

tanaman kelapa. Seperti yang diketahui, bahwa serangan hama dan penyakit dapat

mengakibatkan kerusakan tanaman hingga menimbulkan kerugian ekonomis yang

sangat berarti. Bahkan, dalam keadaan tertentu, dapat mengakibatkan kematian

tanaman.

Seberapa besar gangguan hama dan penyakit terhadap kelapa dapat

dihindari atau diatasi banyak ditentukan oleh ketepatan waktu dan teknik

pengendalian yang diterapkan. Dalam kaitan dengan ini, sistem pemantauan

sangat besar peranannya.

Dengan demikian, program pengendalian hama dan penyakit meliputi

pemantauan, pelatihan, dan organisasinya, hendaknya merupakan bagian tidak

terpisahkan dengan kegiatan lainnya. Bagi perkebunan rakyat, program tersebut

Page 3: LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

dapat dilaksanakan oleh dinas perkebunan, bekerjasama dengan petani lewat

kelompok tani.

Tujuan

Kegiatan praktikum bertujuan agar mahasiswa dapat:

1. Melakukan pemeliharaan tanaman meliputi: sanitasi tanaman,

pengendalian gulma bokoran dan gawangan serta pemupukan.

2. Menentukan kebutuhan tenaga kerja dan waktu untuk pemeliharaan

kelapa.

Page 4: LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Gulma

a. Pengendalian Gulma Secara Bilogis

Pengendalian gulma secara biologis disini adalah pengendalian dengan

menggunakan agen biologi dalam menekan pertumbuhan gulma. Tanaman

penutup tanah merupakan salah satu contoh agen pengendali gulma secara

biologis. Penanaman penutup tanah dapat dilakukan setelah pembukaan lahan

sebelum penanaman kelapa. Penaburan benih tanaman penutup tanah

dilakukan ada saat musim penghujan. Keuntungan yang diperoleh jika lahan

ditanami dengan tanaman penutup antara lain:

- Tanaman penutup tanah mampu bersaing dengan pertumbuhan gulma,

terutama alang-alang

- Penambahan unsure Nitrogen di dalam tanah melalui simbiose dengan

bakteri Rhizobium

- Dapat memperkecil penguapan air tanah pada musim kemarau

- Dapat mengurangi resiko kebakaran gambut ada musim kemarau

- Memperkecil fluktuasi suhu pada siang dan malam hari

- Dapat menekan perkembangan populasi hama Oryctes rhinoceros

Contoh lain dari pengendalian secara biologis adalah penanaman tanaman

sela di antara kelapa. Cara ini mempunyai manfaat ganda yaitu disamping

dapat menekan pertumbuhan gulma, juga memberi nilai tambah berupa hasil

tanaman sela. Tanaman sela di antara kelapa dapat berupa tanaman semusim

(palawija dan hortikultura) maupun tanaman tahunana seperti kopi dan kakao.

Tanaman palawija dan hortikultura yang dapat diusahakan antara lain jagung,

kedelai, kacang tanah, kacang hijau, tomat, cabe, dan semangka.

b. Pengendalian Gulma Secara Mekanis

Pengendalian gulma secara mekanis adalah serangkaian tindakan

penekanan atau pengaturan pertumbuhan gulma. Pengendalian secara

mekanikal dapat berupa pencabutan rumput dengan tangan atau menggunakan

cangkul, parang, golok, sabit atau peralatan lain yang sesuai.

Page 5: LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

c. Pengendalian Gulma Secara Kimiawi

Pengendalian gulma secara kimiawi yaitu menggunakan bahan kimia atau

herbisida untuk memusnahkan gulma. Keuntungan dengan cara ini ialah

tenaga kerja dan waktu pengendalian yang digunakan lebih sedikit

dibandingkan dengan cara lain. Mengingat harga bahan kimia yang cukup

mahal, pelaksanaannya harus dilakukan seteliti mungkin dengan

menggunakan tenaga kerja yang terampil. Berdasarkan cara kerjanya bahan

kimia herbisida dapt digolongkan atas :

- Herbisida kontak

- Herbisida sistemik

- Herbisida kontak dan sistemik

Dalam penerapannya, cara-cara pengendalian gulma yang telah

dikemukakan, dapat dilakukan dilaksanakan secara menyeluruh atau terbatas.

Terdapat dua sistem pengendalian terbatas, baik dengan menggunakan cara

biologi, kimia, maupun mekanikal yaitu, (1) sitem gawangan dan (2) individual

atau bobokor.

Pengendalian gulma sistem gawangan adalah pengendalian gulma secara

terbatas berupa jalur sepanjang barisan kelapa. Lebar jalur sekitar 4 m. Sistem ini

digunakan untuk menekan pertumbuhna gulma yang tumbuh lebat sebelum tiba

jadwal pengendalian. Sistem ini juga dapat digunakan secara berselang-seling

dengan sistem pengendalian menyeluruh untuk menekan biaya, khususnya jika

peertumbuhan gulma tidak terlalu cepat seperti pada tanaman kelapa yang

tajuknya telah menutup areal.

Pengendalian gulma sistem bobokor atau individual adalah pengendalian

gulma yang dilakukan terbatas sekitar pohon dengan garis tengah 1 hingga 2

meter tergantung umur kelapa. Pengendalian gulma di daerah bobokor dilakukan

sebelum pemupukan sebaiknya dilakukan setiap dua bulan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Page 6: LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

Untuk pengendalian hama dan penyakit kelapa dapat dilakukan dengan

cara sanitasi, yaitu semua sisa-sisa tanaman yang ada dipertanaman dan sekitarnya

harus dibersihkan dan dimusnahkan. Dapat pula menggunakan musuh alami

diantaranya :

a. Kumbang Brontispa

- Tanaman yang terserang, pucuk tidak berkembang dengnan sempurna,

daun menjadi kecil dan pendek. Anak daun yang terserang kelihatan

melengkung, keriting dengan warna kemerah-merahan atau mengering.

Anak daun yang terserang larva dan kumbang Bronstipa memperlihatkan

garis-garis memanjang dari bekas gigitan.

- Serangan yang berat dapat mematikan pohon, terutama pohon kelapa yang

masih muda.

- Pengendalian biologi dengan parasit Tetrastichodes bronstipe yang akan

dapat membunuh larva dan kepompong.

b. Kumbang Badak/Kwang-wung (Oryctes rhinoceros)

- Kumbang berwarna hitam kecoklatan, bertelur disampah, pupuk kandang,

kompos, sisa taanaman atau kayu yang lapuk, kumban gini dapat terbang

dari pohon ke pohon. Menyerang umbut atau pucuk kelapa, pucuk akan

patah dan lambat laun akan mati.

- Pemberantasan atau pencegahan dapat dilakukan dengan memelihara

kebersihan kebun dan tanaman atau taburi tajuk dengan Basudin 10 G

sebanyak 10-20 gr atau Furadan 3 G sebanyak 40-50 gr per pohon.

Lakukan tiga bulan sekali.

- Pengendalian biologi dengan Baculoviros dan cendawan metarisizum

anisophan yang paling baik.

Page 7: LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasili

Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan tanaman kelapa

sawit oleh kelompok B11 adalah 30 menit. Jumlah tanaman kelapa sawit yang

dipelohara yaitu 4 tanaman. Sebanyak 3 tanaman mempunyai arah orientasi daun

ke kanan, dan 1 tanaman mempunyai arah orientasi daun ke kiri.

Pembahasan

Sukamanto (2001) menyatakan bahwa pemeliharaan kelapa dilakukan

supaya tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang

maksimal atau seperti yang diharapkan. Pemeliharaan tanaman meliputi beberapa

aspek yaitu penyulaman. penyiraman, pemagaran, penyiangan, sanitasi kebun dan

pohon, pemeliharaan parit drainase rorak, pemeliharaan teras pada lahan berbukit

pada lahan berbukit, serta penanggulangan hama penyakit tanaman.

Pemeliharaan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu aspek penyiangan

dan sanitasi. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma di sekitar

tanaman kelapa. Jenis gulma yang dominant pada lahan di sekitan tanaman kelapa

yaitu jenis rumput-rumputan. Gulma dibersihkan untuk mengurangai persaingan

hara dengan tanaman kelapa. Pada tanaman hortikultura dan tanaman di

pembibitan, gulma dibersihakan untuk menghindari penyebaran hama dan

penyakit. Gulma dapat menjadi inang bagi hama dan penyakit tertentu. Namun,

hal ini jarang terjadi pada tanaman tahunan.

Selain itu, penyiangan juga dilakukan sebelum melakukan pemupukan.

Hal ini dilakukan supaya pemupukan efektif. Pemupukan akan lebih mudah

dilakukan jika tidak ada gulma. Selain itu, tanpa adanya gulma, pemupukan akan

menjadi lebih tepat sasaran karena berkurangnya persaingan hara.

Penyiangan dilakukan di sekeliling tanaman, pada umumnya membentuk

piringan dengan diameter 1-1.5 cm. Gulma yang tumbuh diluar piringan

umumnya hanya dibabat. Gulma yang telah dibabat dapat dijadikan kompos. Di

daerah cincin inilah biasanya pupuk diberikan.

Page 8: LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

Pembersihan atau pengendalian gulma di piringan dilakukan dengan

menggunakan cangkul. Namun, gulma yang berada sangat dekat dengan batang

kelapa, dicabut dengan tangan. Jika tidak berhati-hati, penggunaan cangkul dapat

melukai batang. Batang kelapa hanya berisi serabut-serabut kayu yang mengeras

(Suhadirman, 1992) tetapi penggunaan cangkul untuk gulma yang sangat dekat

dengan batang tidak efisien.

Selain penyiangan, aspek lain yang dilakukan pada pemeliharaan kelapa

sawit oleh kelompok B11 adalah sanitasi.Sanitasi yang umum dilakukan adalah

pembuangan sampah maupun pelepah yang sudah jatuh atau menjelang jatuh.

Namun pada lahan yang dipelihara tidak terdapar sampah. Sanitasi yang dilakukan

berupa pembuangan pelepah yang sudah jatuh dan menjelang jatuh. Pelepah yang

sudah jatuh atau menjelang jatuh pada umumnya adalah pelepah yang suadah tua.

Tujuan melakukan sanitasi adalah untuk pencegahan atau penanggulangan

hama/penyakit.

Page 9: LAPORAN ILMU TANAMAN PERKEBUNAN PEMELIHARAAN TM KELAPA KELOMPOK B 11

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 1984. Bercocok Tanam Kelapa Hibrida. Departemen Pertanian Balai

Informasi Pertanian. Ungaran.

Pranowo, Dibyo., et al. 1993. Budidaya Tanaman Kelapa d Lahan Pasang Surut.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Industri.

Suhadirman, P. 1992. Kelapa Hibrida. Penebar Swadaya. Jakarta. 103 hal.

Sukamto. 2001. Kelapa Kopyor. Penebar Swadaya. Jakarta. 72 hal.

Androecia, D., Z. Untu. 1990. Kelapa-1. Prosiding Simposium I Hasil Penelitian

dan Pengembangan Tanaman Industri. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Industri. Bogor. 371 hal.