Laporan IHT Riptortus linearis

8
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN Hubungan antara Faktor Fisik Tanaman dengan Perkembangan Hama dan Preferensinya pada Tanaman Inang Oleh: UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN MALANG 2014 Nama : Frelyta A. Z. NIM : 115040201111290 Kelompok : Senin, 09.15 Asisten : Ria Vidia

description

Riptortus linearis

Transcript of Laporan IHT Riptortus linearis

Page 1: Laporan IHT Riptortus linearis

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN

Hubungan antara Faktor Fisik Tanaman dengan Perkembangan Hama dan

Preferensinya pada Tanaman Inang

Oleh:

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

MALANG

2014

Nama : Frelyta A. Z.

NIM : 115040201111290

Kelompok : Senin, 09.15

Asisten : Ria Vidia

Page 2: Laporan IHT Riptortus linearis

BAB III METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat

Beaker glass : untuk wadah larutan.

Cutter : untuk menghilangkan trichom pada daun.

Gelas plastik : untuk wadah spesimen selama perlakuan percobaan.

Kertas label : untuk memberi label pada permukaang elas plastik.

Kompor listrik : untuk memanaskan larutan.

Mikroskop : untuk melihat bekas tusukan specimen.

Spatula : untuk mengaduk ketika memanaskan larutan.

Petridish : untuk wadah selama pengamatan di bawah mikroskop.

Toples plastik : untuk wadah specimen.

Bahan

Rhiptortus linearis :sebagai spesimen yang akan diamati

Daun kedelai :sebagai inang dari spesimen

Aquades :sebagai pelarut asam fuksin

Cairan asam fuksin :berfungsi untuk memperjelas bekas tusukkan spesimen ketika

diamati dengan mikroskop

Page 3: Laporan IHT Riptortus linearis

3.2 Cara kerja

Mengambil 2 tangkai daun kedelai, dengan perlakuan 1 tangkai daun bertrichom dan 1

tangkai daun tidak bertrichom

Memasukkan masing- masing daun tersebut ke dalam toples plastik yang telah diberi

label dengan 2x ulangan

Memasukkan 2 ekor Rhiptortus linearis ke dalam toples plastik

Setelah 24 jam, Rhiptortus linearis dikeluarkan dari toples plastik

Mendidihkan asam fuksin dan aquadeas kemudian masukkan daun kedelai ke dalam

larutan tersebut.

Setelah terjadi perubahan warna, angkat daun tersebut kemudian bilas dengan air

mengalir dan selanjutnya diletakkan dalam petridish.

Amati dan hitung jumlah tusukan Rhiptortus linearis dengan menggunkan mikroskop.

Tusukan ditandai dengan adanya bintik warna gelap pada daun.

Bandingkan jumlah tusukan antara kedua perlakuan tersebut.

Hasil

3.3 Analisis Perlakuan

Dalam praktikum terdapat dua jenis perlakuan yang digunakan yaitu daun kedelai

bertrichom dan tidak bertrichom (trichome telah dihilangkan terlebih dahulu). Tujuan dari

digunakannya kedua perlakuan tersebut untuk mengetahui pengaruh morfologi tanaman

sebagai sistem pertahanan tanaman (trichom pada permukaan daun kedelai) terhadap

tingkat serangan hama Riptortus linearis.

Daun kedelai dimasukkan ke dalam toples, kemudian dimasukkan lagi 2 imago

Riptortus linearis ke dalam masing-masing toples dan ditunggu 24 jam dengan asmsi

bahwa hama sudah melakukan penusukan pada daun. Untuk mengetahui adanya bekas

tusukan , daun dipanaskan asam fuksin yang sudah dilarutkan/dididihkan di aquades

sebelumnya. Jika terjadi perubahan warna, daun diangkat dan dibilas dengan air mengalir,

kemudian dilakukan pengamatan mikroskop untuk mengetahui jumlah tusukan pada daun

kedelai.

Page 4: Laporan IHT Riptortus linearis

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Dokumentasi dan Klasifikasi Riptortus linearis

Gambar 1. Hama pengisap polong kedelai Riptortus linearis

(Prayogo dan sudarsono, 2005)

Klasifikasi kepik penghisap polong kedelai yaitu Kingdom: Animalia, Filum:

Arthropoda, Kelas: Insecta, Ordo: Hemiptera, Family: Alydidae, Genus:Riptortus,

Spesies:Riptortus linearis (Anonimus, 2013).

4.2 Tabel Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4

1. Daun bertrichoma 8 tusukan 11 tusukan 15 tusukan 8 tusukan

2. Daun tanpa

trichoma 25 tusukan 60 tusukan 7 tusukan 9 tusukan

Page 5: Laporan IHT Riptortus linearis

4.3 Dokumentasi Hasil (Daun Bertricoma dan Tanpa Tricoma)

Ulangan Daun Bertricoma Daun Tanpa Trricoma

1

2

3

4

Page 6: Laporan IHT Riptortus linearis

4.4 Pembahasan, poin pembahasan mencangkup pertanyaan yang ada di modul

Berdasarkan praktikum hasil praktikum, dapat diketahui bahwa rata-rata daun

bertrichoma memilii jumlah tusujan yang lebih sedikit dibandingkan dengan daun yang

tidak bertrichoma. Berarti terdapat hubungan antara faktor fisik tanaman (ada dan tidaknya

trichom pada daun kedelai) terhadap tingkat serangan hama Riptortus linearis. Hubungan

tersebut ditinjukkan oleh adanya trichom pada daun dapat membantu mengurangi kerusakan

akibat serangan R.linearis. Dengan kata lain, faktor dari tanaman yaitu morfologinya dapat

dijadikan sebagai salah satu pertahanan dari serangan hama. Samsudin (2008) menyatakan

bahwa pada tanaman terdapat mekanisme katahanan secara morfologi yang dapat

digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan serangga hama, salah satu mekanisme

ketahanan secara morfologi ini adalah adanya bulu-bulu halus pada permukaan tanaman yang

biasa disebut trikoma. Trikoma dapat mengurangi efek kerusakan yang ditimbulkan oleh

serangan serangga hama. Ditambahkan oleh Suharsono (2006) bahwa ketahanan kedelai

terhadap penghisap polong Riptortus linearis dipengaruhi oleh ketebalan kulit polong dan

kerapatan trichom. Trichom yang rapat dan panjang mengurangi banyaknya luka tusukan

stilet penghisap polong.

Seperti hasil praktikum, tanaman yang tidak bertrichom memiliki tingkat kerusakan

oleh R.linearis yang lebih besar karena tidak adanya mekanisme ketahanan tanaman secara

secara fisik. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi R.linearis lebih condong kepada tanaman

yang tidak memiliki pertahanan fisik (trachoma). Sebenarnya bukan hanya trichoma yang

dapat mempengaruhi tingkat serangan maupun perkembangan hama di lapang. Sodiq (2009)

menyatakan bahwa terdapat kolerasi antara serangga hama dengan jumlah bulu (trichome)

pada permukaan daun, luas daun, kandungan cairan pada daun dan diameter batang.

Disamping itu, jumlah bulu pada daun mempengaruhi populasi telur yang diletakkan, semakin

jarang atau sedikit trichom, maka populasi telur semakin tinggi.

Page 7: Laporan IHT Riptortus linearis

BAB V KESIMPULAN

Terdapat hubungan antara faktor fisik tanaman, dilihat dari ada dan tidaknya trichom

pada daun kedelai terhadap tingkat serangan hama Riptortus linearis. Adanya trichom pada

daun dapat membantu mengurangi kerusakan akibat serangan R.linearis karena ada suatu

mekanisme ketahanan secara morfologi oleh tanaman dan ketika trichom tersebut hilang,

maka kerusakan yang ditimbulkan oleh R.linearis menjadi lebih besar karena hilangnya

mekanisme ketahanan tanaman secara morfologi atau secara fisik

Page 8: Laporan IHT Riptortus linearis

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2013. Riptortus linearis. http://eol.org/pages/12036879/names?all=1. Species

2000 & Catalogue of Life. Diakses tanggal 12 Mei 2014.

Marwoto. 1983. Pengaruh Waktu Tanam dan Penggunaan Jerami Sebagai Penutup Tanah

Terhadap Tingkat Serangan Lalat Bibit Ophiomya phaseoli pada Tanaman Kedele.

Thesis. Pasca Sarjana Pertanian UGM. 1-17

Sodiq, M. 2009. Ketahanan Tanaman Terhadap Hama. Universitas Pembangunan Nasional

Veteran. Surabaya.

Suharsono. 2006. Antixenosis morfologis salah satu faktor ketahanan kedelai terhadap

hama pemakan polong. Buletin Palawija. 11: 31-33