LAporan IB

download LAporan IB

of 6

description

sdasdasda

Transcript of LAporan IB

Nama : Agustinus Hadi Prasetyo

Tanggal : 01 Oktober 2014

NIM : G84120080

Laporan Praktikum Instrumentasi Bioanalisis

PENDAHULAN

Fitokimia merupakan suatu teknik analisis kandungan kimia di dalam bagian-bagian tumbuhan (akar, batang, ranting, daun, biji, dan buah). Analisis fitokimia barsifat kualitatif sehingga kandungan kimia dalam suatu tumbuhan dapat diketahui dengan metode fitokimia. Secara umum kandungan kimia tumbuhan dapat di kelompokan ke dalam golongan senyawa alkaloid, flavonoid, tannin, polivenol, dan kuinon. Untuk identivikasi senyawa-senyawa tersebut yang terdapat pada tumbuhan berdasarkan endapan dan warna yang ditimbulkan dengan menggunakan peraksi-peraksi yang spesifik dan khusus (Robinson 1991)

Tabel 1 Senyawa fitokimia ekstrak daun kumis kucing

Senyawa FitokimiaPerubahan WarnaHasilGambar

Ulangan 1Ulangan 2Ulangan 1Ulangan 2Ulangan 1Ulangan 2

Alkaloid

Dragendrof

Meyer

WagnerMerahMerah+

-

++

+

+

CokelatPutih

CokelatCokelat

FlavonoidKuningKuning--

SaponinBuihBuih++

TaninHijauHijau++

Triterpenoid

SteroidHijauCokelat-

+-

-

Fenolik HidrokuinonCokelatCokelat--

Keterangan: (+) = terkandung dalam ekstrak

(-) = tidak terkandung dalam ekstrak

Tabel 2. Kadar Air daun kumis kucing

Ulangan Bobot sampel basah (gram)Bobot cawan kosong(gram)Bobot cawan+ sampel kering (gram)Bobot kering (gram)Kadar air

1228.2630.051.7910.5 %

2221.9323.681.7512%

3219.3521.111.7612%

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa yang tersebar luas hampir pada semua jenis tumbuhan yang merupakan senyawa turunan yang mengandung unsur nitrogen (umumnya dalam cincin) yang terdapat pada mahluk hidup (Harborne 1987).Penambahan kloroform amoniakal dalam uji ini bertujuan memutuskan ikatan antara asam tanin dan alkaloid yang terikat secara ionik dimana atom N dari alkaloid berikatan silang stabil dengan gugus hidroksifenolik dari asam tanin tersebut. Penambahan asam sulfat 2 N yang bertujuan untuk mengikat kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar dapat bereaksi dengan pereaksi-pereaksi logam yang spesifik untuk alkaloid yang menghasilkan kompleks garam anorganik yang tidak larut sehingga terpisah dengan metabolit sekunder lainnya (Harborne 1987).Prinsip dari metode analisis ini adalah reaksi pengendapan yang terjadi karena adanya penggantian ligan. Atom nitrogen yang mempunyai pasangan elektron bebas pada alkaloid dapat mengganti ion iodo dalam pereaksi-pereaksi. Pereaksi Dragendorff mengandung bismut nitrat dan kalium iodida dalam larutan asam asetat glasial [kalium tetraiodobismutat (III)]. Pereaksi Wagner mengandung iod dan kalium iodida. Seiangkan pereaksi Mayer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida [kalium tetraiodomerkurat (II)] (Meike 2008).Uji yang praktikan peroleh menunjukkan bahwa baik ekstrak satu maupun ekstrak dua memiliki kandungan alkaloid terbukti dari ketiga uji terkecuali ekstrak satu di uji meyer, seluruh uji menunjukkan hasil positif. Hal ini dibuktikan dengan literatur bahwa setelah ditambahkan dengan pereaksi Meyer terdapat warna putih, pereaksi Wagner berwarna putih dan pula yang terjadi ketika sampel ditambahkan pereaksi Dragendorff terdapat endapan merah kecoklatan (Meike 2008).Secara kimia terdapat dua jenis tanin, yaitu tanin terkondensasi atau flavolan dan tanin yang terhidrolisisanin terkondensasi atau flavolan. Nama lainnya adalah proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah monomer antosianidin. Proantosianidin dapat dideteksi langsung dengan mencelupkan jaringan tumbuhan ke dalam HCl 2M mendidih selama setengah jam yang akan menghasilkan warna merah yang dapat diekstraksi dengan amil atau butil alkohol. Bila digunakan jaringan kering, hasil tanin agak berkurang karena terjadinya pelekatan tanin pada tempatnya didalam sel. Tanin yang terhidrolisis terbatas pada tumbuhan berkeping dua. Cara deteksi tanin terhidrolisis adalah dengan mengidentifikasi asam galat/asam elagat dalam ekstrak eter atau etil asetat yang dipekatkan (Harborne,1987).Tannin dibagi menjadi dua golongan dan masing-masing golongan memberikan reaksi warna yang berbeda terhadap FeCI3 1 %. Golongan tannin hidrolisis akan menghasilkan warna biru kehitaman dan tannin kondensasi akan menghasilkan warna hijau kehitaman. Pada saat penambahannya diperkirakan FeC13 bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa tannin. Hasil reaksi itulah yang akhirnya menimbulkan warna. Pereaksi FeCI3; digunakan secara luas untuk mengidentifikasi senyawa fenol termasuk tannin. Oleh sebab itu dapat terjadi kemungkinan bahwa hasil positif juga dapat diberikan oleh senyawa fenolik lain dalam sampel. Hasil yang praktikan peroleh menunjukkan bahwa ekstrak sampel daun kumis kucing memiliki hasil positif yaitu warna hijau yaitu menunjukkan bahw daun kumis kucing memiliki tanin terhidrolisis (Sastrohamidjojo 1996).Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam terutama pada jaringan tumbuhan tinggi. Senyawa ini merupakan produk metabolik sekunder yang terjadi dari sel dan terakumulasi dari tubuh tumbuhan sebagai zat racun (Robinson 1991). Senyawa flavonoid mempunyai kerangka dasar karbon dalam inti dasarnya yang tersusun dalam konfigurasi C6- C3 C6. Susunan tersebut dapat menghasilkan tiga struktur yaitu: 1,3-diarilpropana (flavonoid), 1,2-diarilpropana (isoflavonoid), 2,2-diarilpropana (neoflavonoid).Menurut Markham (1982), flavonoid merupakan senyawa polar karena mempunyai gugus hidroksil yang tak tersulih, atau suatu gula, sehingga flavonoid cukup larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol dan air. Flavonoid umumnya terikat pada gula sebagai glukosida dan aglikon flavonoid.Hasil yang praktikan peroleh adalah hasil negatif. Uji warna yang penting dalam larutan alkohol ialah direduksi dengan serbuk Mg dan HCl pekat. Diantara flavonoid hanya flavalon yang menghasilkan warna merah ceri kuat (Harborne 1987).Hasil yang praktikan peroleh menunjukkan hasil negatif dan sesuai dengan literatur yang dilakukan oleh Meiki etal pada tahun 2009 yang menyatakan bahwa uji flavonoid pada daun ini memiliki hasil negatif.Menurut Harborne (1984), saponin adalah glikosida triterpen dan sterol. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa yang stabil dalam air dan menghomolisis sel darah merah. Dari segi pemanfaatan, saponin sangat ekonomis sebagai bahan baku pembuatan hormon steroid, tetapi saponin kadang-kadang dapat menyebabkan keracunan pada ternak (Robinson 1991).Hasil uji kami menunjukkan bahwa ekstrak daun kumis kucing yang kami peroleh postitif. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya bahwa baik daun kumis kucing yang tua ataupun muda memiliki saponin walaupun memiliki kepekatan yang berbeda dengan uji saponin (Sukmasari 2006).Semua terpenoid berasal dari molekul isoprena, CH2=C(CH3)-CH=CH2dan kerangka karbonya dibangun oleh penyambungan dua atau lebih satuan C5ini. Walaupun demikian, secara biosintesis senyawa yang berperan adalah isopentil pirofosfat, CH2=C(CH3)-(CH)2OPP, yang terbentuk dari asetat melalui asam mevalonat, CH2OHCH2C(OH,CH3)-CH2CH2COOH. Isopentil piropospat terdapat dalam sel hidup dan berkesinambungan dengan isomernya, dimetilalil piropospat, (CH3)2C=CHCH2OPP.Triterpen terdiri dari enam unit C5atau 30 atom karbon. Secara kimia, terpenoid umumnya larut dalam lemak dan terdapat didalam sitoplasma sel tumbuhan. Biasanya diekstraksi memakai petrolium eter, eter atau kloroform dan dapat dipisahkan secara kromatografi pada silika gel dengan pelarut ini (Harborne 1987).Steroid adalah terpenoid yang kerangka dasarnya terbentuk dari sistem cincin siklopentana prehidrofenantrena. Steroid merupakan golongan senyawa metabolik sekunder yang banyak dimanfaatkan sebagai obat. Hormon steroid pada umumnya diperoleh dari senyawa-senyawa steroid alam terutama dalam tumbuhan (Djamal 1988). Analisis ini didasarkan pada kemampuan senyawa triterpenoid dan steroid membentuk warna oleh H2SO4 pekat dalam pelarut anhidrida asam asetat. Hasil positif diberikan pada sampel yang membentuk warna merah jingga untuk analisis triterpenoid dan biru untuk analisis steroid dan hasil uji kami menunjukkan bahwa hanya ekstrak satu yang memiliki steroid. Hasil ini didukung oleh penelitia Meike tahun 2009 yang menunjukkan adanya steroid dan ketidak hadiran triterpenoid.Fenol meliputi berbagai senyawa yang berasal dari tumbuhan yang mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus hidroksil. Kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai kromofor kasar. Identifikasi hasil positif senyawa ini yaitu adanya perubahan warna larutan menjadi merah, violet, atau merah-ungu (Harbourne 1987).Uji yang kami peroleh menunjukkan bahwa ekstrak daun kumis kucing tidak memiliki senyawa fenolik hidrokuinon.

Kadar air yang praktikan peroleh dari tiga kali ulangan memiliki hasil yang tidak terlalu literatur. Menurut Sutjipto 2009, kadar air daun kumis kucing yang dipanaskan pada suhu 500C memiliki kadar air 10 %. SIMPULAN

Sampel yang diuji degan fitokimia memiliki hasil positif. Hanya triterpenoid dan fenol hidrokuinon yang tidak dimiliki oleh senyawa ini.

DAFTAR PUSTAKA

Djamal R. 1988.Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat.Pusat Penelitian.Universitas Negeri Andalas..Harborne J.B., 1987.Phitochemical Method.Chapman and Hall ltd. London.

Markham K.R., 1982.Cara Mengidentifikasi Falvanoid.Alih Bahasa : Kosasih Padmawinata, (1988). ITB.Bandung.Meiske Sangi, Max R. J. Runtuwene1, Herny E. I. Simbala, Veronica M. A. Makang. 2008. Analisis fitokimia tumbuhan obat di Kabupaten Minahasa Utara. Chem. Prog. Vol. 1, No. 1. Robinson T. 1991.The Organic Constituen of HigherPlants.6thEdition. Department of Biochemistry.UniversityofMassachusettsSastrohamidjojo H. 1996.Sintesis Bahan Alam.Gadjah Mada university Press. Yogyakarta.Sukmasari Man, Tjitjah Fatimah. 2006. Analisis kadar saponin dalam daun kumis kucing dengan menggunakan TLC-Scanner. Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian

Sutjipto, Wahyu J.P , Yuli Widyastuti.2009.Pengaruh cara pengeringan terhadap perubahan fisikokimia daun kumis kucing (Orthosipon stamineus Benth).Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 2 no.1.