Laporan Hematologi 4 Perdarahan Matelda

13
Laporan Praktikum ke-12 Hari/tgl: Senin/ 11 Mei 2015 Teknik Pemeriksaan Waktu : 14.00-18.00 WIB Laboratorium Klinik Dosen : Dr.drh.Erni Sulistiawati, SP1 Asisten: Dhyang Saputra, Amd Maftuchin Saleh HEMATOLOGI 4: PERDARAHAN Kelompok 6 Annisa Nintyarifa J3P113017 Ferrandy Prasetyo J3P113021 Grafinny Eka Fitri J3P113026 Matelda Septia Riany J3P113035 Dede Sutiawan J3P213060

description

Punya Orang

Transcript of Laporan Hematologi 4 Perdarahan Matelda

Laporan Praktikum ke-12Hari/tgl: Senin/ 11 Mei 2015Teknik PemeriksaanWaktu: 14.00-18.00 WIBLaboratorium KlinikDosen: Dr.drh.Erni Sulistiawati, SP1Asisten: Dhyang Saputra, Amd Maftuchin Saleh

HEMATOLOGI 4: PERDARAHAN

Kelompok 6

Annisa NintyarifaJ3P113017Ferrandy PrasetyoJ3P113021Grafinny Eka FitriJ3P113026Matelda Septia RianyJ3P113035Dede SutiawanJ3P213060

PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINERDIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR2015

PENDAHULUANHemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah dan agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Fungsi utama mekanisme koagulasi adalah menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk trombus sementara atau hemostatik trombus pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan (vascular injury) (Sacher dan McPherson 2002). Hemostasis terdiri dari enam komponen utama, yaitu trombosit, endotel vaskuler, faktor prokoagulan plasma protein, natural antikkoagulant protein, protein fibrinolitik dan protein antifibrinolitik. Semua komponen ini harus tersedia dalam jumlah cukup dengan fungsi yang baik serta tempat yang tepat untuk dapat menjalankan faal hemostasis dengan baik. Interaksi komponen ini dapat memacu terjadinya trombosit disebut sebagai sifat protrombotik dan dapat juga menghambat proses trombosit yang berlebihan, disebut sebagai sifat antitrombotik. Faal hemostasis dapat berjalan normal jika terdapat keseimbangan antara faktor protrombotik dan faktor antitrombotik (Handayani dan Haribowo 2008).Trombosit (keping-keping darah) adalah fragmen sitoplasmik tanpa inti berdiameter 2-4 mm yang berasal dari megakariosit. Hitung trombosit normal dalam darah tepi adalah 150.000 400.000 /l dengan proses pematangan selama 7-10 hari di dalam sumsum tulang. Trombosit dihasilkan oleh sumsum tulang (stem sel) yang berdiferensiasi menjadi megakariosit. Megakariosit ini melakukan reflikasi inti endomitotiknya kemudian volume sitoplasma membesar seiring dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatannya, kemudian sitoplasma menjadi granula dan trombosit dilepaskan dalam bentuk platelet / keping-keping. Trombosit atau platelet sangat penting untuk menjaga hemostasis tubuh. Adanya abnormalitas pada vaskuler, trombosit, koagulasi, atau fibrinolisis akan menggangu hemostasis sistem vaskuler yang mengakibatkan perdarahan abnormal / gangguan perdarahan (Hoffbrand dkk 2005). Trombosit berperan dalam pembentukan sumbatan mekanis selama respon hemostatik normal terhadap luka, vaskular. Hal ini terjadi karena fungsi trombosit sebagai adhesi, pelepasan, agregasi dan aktivitas prokoagulan dan fusi (Sotianingsih 2001).Tujuan praktikum kali ini adalah mahasiswa mampu mempelajari faktor-faktor hemostasis yang letaknya ekstravaskuler dengan memahami faktor-faktor atau komponen pembekuan darah.

METODE PRAKTIKUMTempat dan Waktu PraktikumPraktikum dilaksanakan di Laboratorium Diploma IPB. Waktu praktikum yaitu hari Senin, tanggal 11 Mei 2015 pukul 14.00-18.00 WIB.Alat dan BahanAlat yang digunakan adalah pipet eritrosit, kamar hitun, gelas penutup, tisu, countet, mikroskop, preparat ulas, spoit 5ml, tabung reaksi 3ml, lidi, lemari es, stopwatch, kapas, waterbath, dan mikropipet.Bahan yang digunakan adalah darah, ammonium oksalat 1%, methanol, eosin, methylen blue, alcohol 70%, dan larutan CaCl2 0.025M.Prosedur PercobaanPerhitungan Trombosit Dengan Hemositometer. Alat dan bahan dipersiapkan. Dengan pipet eritrosit dan karet penghisap hisap darah sampai tanda 0,5 dan cairan ammonium oksalat sampai tanda 101 jangan sampai terjadi gelembung. Kocok selama 15-30 detik dengan arah angka 8. Buang suspense 2-3 tetes ke tisu, lalu teteskan pada kamar hitung yang terdapat coverglass diatasnya. Biarkan kamar hitung selama 10 menit dalam posisi horisontal supaya trombosit mengandap. Hitunglah trombosit dalam seluruh bidang besar tengah. Jumlah trombosit per L darah adalah: jumlah trombosit x 2000.Morfologi Trombosit. Alat dan bahan dipersiapkan. Teteskan satu tetes darah pada gelas objek, dan buat ulas darah kemudian biarkan diudara hingga kering. Lakukan pewarnaan deep quick yaitu methanol 5 detik, eosin 5 detik, dan methylen blue 5 detik kemudian keringkan kembali diudara. Hitung morfologi trombosit di daerah monolayer.Retraksi Bekuan dan Konsistensinya. Alat dan bahan dipersiapkan. Darah diletakkan pada tabung reaksi sebanyak 1mL, sebatag lidi dengan panjag 10 cm dimasukkan dalam tabung dan biarkan di suhu kamar selama 2-3jam atau emalaman di dalam lemari es. Lepaskan bekuan darahyang terbentuk dan catat volume serum yang tersisa serta nyatakan volume tersebut dalam persen.Masa Rekalsifikasi Plasma. Alat dan bahan dipersiapkan. Darah dmasukkan kedalam tabung sentriuse, putar dengan kecepatan 3000rpm selama 20 menit. Plasma dipisahkan, tiga tabung disiapkan dengan berisi 2mL larutan CaCl2 0.025M, NaCl 0.85%, dan 2mL plasma sampel yang ketiganya dimasukkan dalam penangas air dengan temperature 37oC. Dua tabung dipersiapkan masing masing berisi campuran 0,5mL plasma dan 0.5ml larutan NaCl 0.85% lalu inkubasi lagi. Biarkan kedua tabung di penangas air dan salah satunya diberi beberapa teteslarutan CaCl2 saat mulai dicampurkan hitung waktunya. Hentikan stopwatch dan angkat kedua tabung saat benang-benang fibrin mulai terbentuk. HASIL DAN PEMBAHASANHasilPada praktikum Hematologi ke-4 tentang perdarahan dapat mengindentifikasi dengan beberapa uji diantaranya perhitungan trombosit dengan hemositometer, morfologi trombosit, retraksi bekuan dan kosistensinya, dan masa rekalsifikasi plasma.

Tabel Hematologi ke-4 : Trombosit/ HemostasisNo.Materi PercobaanHasil

1Perhitungan Jumlah Trombosit Rumus: (N) 10 Faktor PengaliDiketahui:N = 10Faktor Pengali = 10Ditanyakan:Jumlah Trombosit?

Jawab.Jumlah Trombosit = (N) 10 Faktor Pengali= 10 10 200= 20.000 mm3

2Morfologi Trombosit

Trombosit= 123 dilihat dari sepuluh bidang pandang. Rata-rata= = 12 keping TrombositEritrosit= 200

3Retraksi Pembekuan Darah

= 60 %

4Masa Rekalsifikasi Plasma Sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan adanya benang fibrin.Terbentuknya fibrin pada waktu 1 menit 30 detik (Normal)

Hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa darah yang kami uji hasilnya normal, dan pada morfologi trombosit hasilnya trombositois. Trombositosis mengartikan turunnya kadar trombosit diperoleh perbandingan eritrosit dan trombosit yaitu 1:16.

PembahasanTrombosit merupakan fragmen sel yang berdiameter 2-4. Dibentuk dalam sum-sum tulang dan limfa, mempunyai masa hidup 8-10 hari. Keping-keping darah berkerut pada pembuluh darah luka di mana trombosit melepaskan satu bahan yang membatasi pembuluh darah dan beragresi untuk membentuk gumpalan. Reaksi ceat ini membatasi kehilangan darah sebelum koagulasi (pembekuan darah) terjadi. Pada kuda jumlahnya berkisar antara 110.000-300.000 per mm3 dengan rataan 176.000. Trombosit memiliki dua fungsi berbeda, yaitu melindungi integritas endotel pembuluh darah. Interaksi trombosit dengan pembuluh darah disebut hemostasis primer (Rahayu 2012).Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan kotoran kecil. Ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal. Ada dua cara penghitungan trombosit yaitu cara langsung dan cara tak langsung. Untuk menghitung trombosit secara langsung, darah diencerkan dalam pipet eritrosit lalu dimasukkan ke dalam kamar hitung. Pengencer yang digunakan adalah larutan ammonium sulfat 1%. Fungi larutan ini adalah untuk melisiskan eritrosit. Hasil yang didapatkan dari uji perhitungan ini adalah 10 bentuk trombosit sehingga didapatkan jumlah trombosit per L darah dalam pengenceran 200x adalah 10x10x200 = 20.000 mm3. Nilai normal trombosit bervariasi sesuai metode yang dipakai. Menurut Aida (2005), jumlah trombosit normal adalah 150.000 400.000/mm3, tapi jumlah rata-rata adalah 250.000/mm3. Menurut Purwanto (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah trombosit dalam darah, yaitu trombositopenia, trombositosis dan trombositemia. Trombositopenia adalah berkurangnya jumlah trombosit dibawah normal, yaitu kurang dari 150 x 109 / L yang dapat terjadi bila: penurunan produksi (megakariositopeni) yang terjadi bila fungsi sumsum tulang terganggu meningkatnya destruksi (megakariositosis) yang terjadi akibat trombosit yang beredar, berhubungan dengan mekanisme imun akibat pemakaian yang berlebihan (megakariositosis), misalnya pada dic (disseminated intravasculer coagulation), kebakaran dan trauma. pengenceran trombosit. tranfusi yang dibiarkan dalam waktu singkat dengan memakai darah murni yang disimpan sehingga dapat mengakibatkan kegagalan hemostatik pada resipien.Trombositosis adalah meningkatnya jumlah trombosit pada peredaran darah di atas normal, yaitu lebih dari 400 x 109 / L, dapat terjadi apabila rangsangan-rangsangan yang menyebabkan trombositosis ditiadakan, sehingga jumlah trombosit kembali normal, misalnya terjadi pada perdarahan yang akut, pada trauma waktu pembedahan atau melahirkan. Trombositemia adalah peningkatan jumlah trombosit oleh proses yang ganas, misalnya pada lekemia mielositik kronik sehingga jumlah trombosit pada trombositemi dapat melebihi 1.000109/L (Purwanto 2009). Darah yang kami uji mengalami trombositopenia karena nilainya berada jauh dibawah normal, tetapiini bisa terjadi oleh beberapa faktor, seperti perhitungan trombosit yang kurang teliti dalam menghitung jumlah trombosit dalam bilik hitung. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh kurang meratanya pengocokan darah yang dilakukan.Dalam pemeriksaan keadaan trombosit yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan morfologi trombosit. Jumlah trombosit dihitung dalam 100 lapangan penglihatan dan secara normal akan didapatkan lebih dari 500-1500 trombosit. Pemeriksaan morfologi trombosit dilakukan untuk mengetahui apakah ada kelainan bentuk trombosit. Dilakukan dengan bantuan pewarnaan deep quick yaitu larutan methanol, eosin, dan methylen blue. Preparat tersebut dilihat dibawah mikroskop dengan gelos objek bagian monolier. Hasil yang didapatkan dari uji morfologi trombosit:eritrosit adalah 12:200 atau 1:16 yang berarti dapat dikatakan normal karena 1 trobosit dapat melibatkan 20 dengan perbandingan nilai 1:20.Reaksi pembekuan darah yang sudah didiamkan selama satu malam dan diamati hasilnya dalah 60%. Pembekuan darah yang terjadi selama satu malam dan berada di kisaran 40% - 60% dapat dikatakan dalam keadaan normal. Koagulasi diawali dengan proses pembentukan trombosiplastin, substansia yang cepat bertindak terhadap mekanisme pembekuan darah, misalnya jari tangan, luka kena pisau. Selama darah mengalir dari pembuluh yang tersayat, permukaan dimana platelet cenderung untuk berkumpul dan dihancurkan dengan meninggalkan substansi yang dikenal sebagai faktor platelet atau pembeku darah. Dengan adanya ion kalium dan substansi tambahan faktor platelet bereaksi dengan faktor anti hemofilik membentuk tromboplastin. Sel-sel jaringan tetangganya yang luka kena pisau juga akan melepaskan substansi tromboplastin. Darah yang didiamkan dalam suhu ruang akan mengalami proses pembekuan (Osman 2007). Fase ke dua dari pembekuan darah melibatkan perubahan protrombin menjadi trombin. Protrombin adalah salah satu protein plasma biasa, dibentuk di dalam hati membentuk vitamin K, kekurangan vitamin K ini dapat mengakibatkan pendarahan, suatu kecenderungan tidak cukup membentuk protrombin. Protrombin dibentuk di dalam fase untuk membantu memulai merubah protrombin. Tetapi dengan adanya ion kalsium dan faktor penghambat tertentu cukup untuk memperlengkap reaksi tersebut (Osman 2007). Fase ketiga proses pembekuan darah melibatkan aksi trombin di dalam merubah Fibrinogen yang dapat larut menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Fibrinogen adalah plasma lain yang dihasilkan oleh hati dan ditemukan di dalam sirkulasi plasma. Mula-mula fibrin keluar sebagai jaringan-jaringan dari benang yang cepat menjadi padat, membentuk bekuan eritrosit. Eritrosit terperangkap di dalam perangkap fibrin, tetapi sel-sel darah ini tidak tahu apa yang dilakukannya dengan pembekuan itu. Selama bekuan menyusut, tampak cairan berwarna kuning bening keluar, cairan ini disebut serum, sama dengan plasma kecuali tanpa fibrinogen dan unsur pembeku lainnya yang telah digunakan di dalam proses pembekuan darah (Osman 2007).Masa rekalsifikasi merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menyusun fibrin dari plasma rendah trombosit dan Ca2+ dengan adanya penambahan CaCl2. Fungsi penambahan CaCl2 adalah untuk mengaktifkan ion Ca2+ yang berfungsi sebagai katalisator terbentuknya fibrinogen karena Ca mengendap saat dilakukan pemusingan, padahal Ca2+ ini diperlukan untuk mempercepat terbentuknya benang fibrin hingga terjadi bekuan. Pemeriksaan masa rekalsifikasi pasma diperoleh waktu pembekuan plasma selama 1 menit 30 detik, waktu pembekuan ini berada dalam kisaran normal yaitu antara kisaran 90-250 detik (Nurcahyo 2003). Hasil uji kami memperlihatkan bahwa waktu fibrin tersebut dibentuk adalah pada waktu 1 menit 30 detik yang mengartikan normal.

SIMPULANTrombosit merupakan fragmen sel yang berdiameter 2-4 dan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal mengakibatkan kesulitan saat perhitungan trombosit, didapati trombosit dalam keadaan normal dengan perbandingan 1:16, yang artinya 1 trombosit untuk 16 eritrosit. Retraksi 60%, dan fibrin tersebut terbentuk pada waktu 1 menit 30 detik yang mengartikan normal.

DAFTAR PUSTAKAAida Y. 2005.Fisiologi Hewan. Fakultas Biologi UAJY: Yogyakarta.Handayani W, Haribowo AS. 2008. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta (ID): Salemba Medika.Hoffbrand AV, Petit JE dan Moss PAH. 2005. Kapita Selekta Hematologi. Edisi 4. Jakarta (ID): EGC.Nurcahyo H. 2003. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan Dasar. Yogyakarta: Jurdik Biologi FMIPA UNY.Purwanto A P. 2009. Pemeriksaan Jumlah Trombosit dalam Diagnosis Laboratorium. Dikutip dari: http://www.salipo.com.23 Oktober 2010.Osman Khairul. 2007. Gangguan Pendarahan. Jakarta: Essential HematologySacher RA dan McPherson RA. 2002. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta (ID): EGC. Sotianingsih. 2001. Uji Diagnostik Pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tepi dalam Menilai Fungsi Agregasi Trombosit. Semarang (ID) : Pustaka Jaya.