Laporan Hasil Training

15
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat bimbingan dan kemudahan yang Allah anugerahkan kepada saya, sehingga mendapat kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Hasil Training sebagai konstribusi saya untuk memajukan dan meningkatkan kualitas pelayanan pada Rabbani Hypnofashion Story. Laporan ini saya sajikan semata-mata atas dasar permintaan pihak perusahaan untuk mencari dan melaporkan kejadian-kejadian yang dialami semasa mengikuti training. Sehingga, dalam laporan ini akan saya kemukakan beberapa masalah atau kendala yang saya hadapi semasa mengikuti traning di Rabbani Hypnofashion Story. Maka dari itu, laporan disusun dengan bahasa yang sangat sederhana, agar lebih mudah dipelajari dan dicerna makna essensi yang terkandung di dalamnya. Dari kesederhanaan laporan ini, saya membuka tangan selebar-lebarnya, guna menerima teguran dan saran juga bimbingan dari pembaca, demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya semoga usaha ini mendapat ridha Allah SWT, dan merupakan amal sholeh bagi saya. Amin. Penulis, ELIS DIANAWATI

Transcript of Laporan Hasil Training

Page 1: Laporan Hasil Training

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat

bimbingan dan kemudahan yang Allah anugerahkan kepada saya, sehingga mendapat

kesempatan untuk menyelesaikan Laporan Hasil Training sebagai konstribusi saya

untuk memajukan dan meningkatkan kualitas pelayanan pada Rabbani Hypnofashion

Story.

Laporan ini saya sajikan semata-mata atas dasar permintaan pihak perusahaan

untuk mencari dan melaporkan kejadian-kejadian yang dialami semasa mengikuti

training. Sehingga, dalam laporan ini akan saya kemukakan beberapa masalah atau

kendala yang saya hadapi semasa mengikuti traning di Rabbani Hypnofashion Story.

Maka dari itu, laporan disusun dengan bahasa yang sangat sederhana, agar lebih

mudah dipelajari dan dicerna makna essensi yang terkandung di dalamnya.

Dari kesederhanaan laporan ini, saya membuka tangan selebar-lebarnya, guna

menerima teguran dan saran juga bimbingan dari pembaca, demi kesempurnaan

laporan ini.

Akhirnya semoga usaha ini mendapat ridha Allah SWT, dan merupakan amal

sholeh bagi saya. Amin.

Penulis,

ELIS DIANAWATI

Page 2: Laporan Hasil Training

PENDAHULUAN

Pertama-tama saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang

mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya laporan ini akhirnya dapat saya selesaikan.

Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada

para keluarganya, para sahabat-sahabatnya hingga kepada kita semua selaku umatnya

hingga akhir jaman. Amin.

Selanjutnya saya ucapkan terima kasih kepada pihak perusahaan terutama

untuk Manager HRD, yang telah memberikan saya kesempatan untuk mengikuti

Training di Hypnofashion Story Rabbani. Juga kepada seluruh pihak yang telah

membantu melalui dukungan dan support atas terselesaikannya laporan ini.

Pada kesempatan ini akan saya sampaikan beberapa masalah atau kendala

yang saya temui ketika mengikuti training di Hypnofashion Story Rabbani. Untuk

itu, saya mohon maaf apabila ada kesalahan baik dalam penulisan maupun cara

penyampaian kepada semua pihak atas apa yang saya paparkan. Karena

sesungguhnya saya melakukan ini semata-mata untuk mendapatkan keridhoan dari

Allah SWT dan demi kemajuan kita bersama.

Page 3: Laporan Hasil Training

PENGALAMAN DAN MASALAH/KENDALA YANG DITEMUKAN

SAAT MELAKSANAKAN TRAINING DI HYPNOFASHION STORY

RABBANI.

1. Pertama kali saya mulai diterjunkan ke lapangan yaitu pada hari Sabtu di cabang

Rabbani Buahbatu. Saya ditempatkan di counter 1 yaitu kerudung. Di sana saya

diajarkan bagaimana cara melipat kerudung standar. Dan Alhamdulillah saya

bisa melakukannya. Saya mulai beres-beres dan melipat kerudung. Saya pun

melayani banyak customer. Dari semua customer yang saya layani ada satu

customer, dia seorang laki-laki yang sengaja datang ke Bandung untuk

berkunjung ke Rabbani. Dia bertanya pada saya,

Customer : Mbak…kerudung mana yang model terbaru?

Saya : Oh…ada mas, ini kerudung terbaru kami, modelnya GT, ada GT

1, GT 2 dan GT 3.

( sambil membawa contoh masing-masing model )

Yang ini GT 1, yang ini GT 2 dan yang ini GT 3. Mas mau pilih

yang mana?

Customer : Aduh mbak saya bingung! Saya tidak tahu model kerudung yang

mana yang cocok buat ibu saya!

Saya : Ya sudah mas, sekarang begini saja, saya ambilkan model-

model kerudung yang paling bagus, lalu mas tinggal pilih mana

yang cocok buat ibu mas!

Sebentar yam as, saya ambilkan dulu! ( sambil membawa model

terbaru ) Ini mas model-modelnya…

Customer : Mbak, kayanya saya suka yang ini! Saya minta warna hitam dan

putih size M.

Saya : ini mas barangnya,… mau pakai tas belanja? Ini tas belanjanya.

Ada yang lainnya mas?

Customer : Oh, tidak, cukup mbak! Sebenarnya saya datang ke Rabbani

bukan untuk belanja tapi saya suka dengan arsitektur Rabbani.

Saya : Oh, ya, terima kasih!

Alhamdulillah hari pertama saya terjun ke lapangan saya dapat menjual banyak

model kerudung.

Itulah pengalaman pertama saya di Rabbani cabang Buahbatu.

Ada satu masalah yang saya temukan di sana yaitu ketika saya sedang

melipat-lipat kerudung, saya menemukan satu kerudung yang kotor dan tidak

Page 4: Laporan Hasil Training

layak jual. Menurut saya itu masalah, karena tidak seharusnya kerudung yang

kotor itu ada di FO Rabbani yang terkenal dan go international.

Saran saya, melipat-lipat atau beres-beres alangkah baiknya lebih teliti lagi.

Tidak asal-asalan, memeriksa barang kemungkinan ada barang yang cacat

atau kotor.

2. Hari Minggu adalah hari kedua saya berada di Rabbani cabang Buahbatu. Saat

itu saya masuk shift pagi dan lagi-lagi saya ditempatkan di counter 1 (kerudung).

Seperti biasanya, sebelum mulai kerja kita melaksanakan SP, setelah itu semua

SCM mulai melaksanakan aktivitas seperti biasanya. Saya sendiri mulai

membereskan rak kerudung dan saya melayani banyak customer, karena pada

saat itu Rabbani sedang banyak dikunjungi customer dari berbagai kalangan.

Dari semua customer yang saya layani, ada satu orang customer, dia orang

Malaysia. Dia membeli banyak kerudung. Tapi dia sedikit kecewa karena

beberapa kerudung yang dia pilih yang dia suka tida ada ukurannya. Saya sudah

berusaha mencari, tapi ukuran tersebut tidak ada, lalu saya sampaikan kepada

customernya,

Saya : Maaf, pak, kerudung yang bapak pilih tidak ada size M,

mungkin kalau bapak ingin size M, bapak bisa ambil model lain!

Customer : Mbak saya itu ingin kerudung ini size M buat istri saya, bukan

kerudung model lain, saya tak butuh model lain!

Ketika saya dimarahi oleh customer, sejujurnya saya merasa sakit hati. Tapi,

saya berusaha ikhlas dan saya pun mengerti, dimarahi oleh customer adalah

konsekuensi dari pekerjaan seorang SCM, karena seorang SCM setiap harinya

sering berinteraksi dengan customer yang memiliki perbedaan karakter.

Ada beberapa masalah yang saya temukan.

Saya menemukan pada rak kerudung GT 1, 2 dan 3, yang seharusnya kotak

atas ukuran L, kotak tengah ukuran M dan kotak bawah ukuran S, itu

berantakan tidak sesuai penempatan ukurannya.

Saran : pada saat membereskan kerudung supaya ukurannya dilihat dan

disimpat sesuai dengan kotak masing-masing ukuran agar pada saat seorang

SCM melayani customer dan mencarikan ukurannya bisa dengan cepat

menemukannya sehingga customer tidak menunggu terlalu lama.

Page 5: Laporan Hasil Training

Karena pada hari itu sedang rame (banyak dikunjungi customer). Jadi rak

kerudung sedikit berantakan. Ketika saya sedang melayani, saya melihat

teteh SCM sedang beres-beres kerudung di bawah, dipinggir sebelah kanan

ada customer sedang memilih kerudung seperti orang kebingungan. Tapi

teteh SCM tersebut tidak menghiraukannya, dan tetap memilih membereskan

kerudung. Ketika customer tersebut bertanya, baru teteh SCM tersebut

meninggalkan pekerjaannya. Menurut saya perlakuan tersebut tidak sopan

dan tidak pantas dilakukan seorang SCM.

Saran : membiarkan dulu pekerjaan dan layani customer dengan baik. Karena

customer is the king.

3. Pada hari kamis, tepatnya tanggal 28 Januari 2010 merupakan hari pertama saya

training di Rabbani cabang Ujungberung. Seperti biasa kita melaksanakan SP

dan saya mulai memperkenalkan diri. Setelah itu, saya mulai melakukan

pekerjaan, menyapu lantai, lap-lap rak dan melipat-lipat kerudung.

Hari itu di Rabbani Ujungberung tidak terlalu ramai dikunjungi, sehingga saya

tidak banyak melayani customer. Saya tidak dapat memperinci berapa kerudung

yang telah terjual, tapi yang saya ingat saya banyak mengeluarkan kerudung

yang sedang discount yang harganya mulai dari Rp 20.000,- dan Rp 25.000,-.

Atas pelayanan dan penjualan kerudung, saya dapat mengumpulkan omzet

penjualan sebesar Rp 486.800,-

Saya menemukan masalah di Rabbani Ujungberung, yaitu di sana saya lagi-

lagi mendapatkan kerudung yang kotor dan tidak layak jual, seperti yang

saya temukan di Rabbani cabang Buahbatu.

Saran saya, melipat-lipat atau beres-beres alangkah baiknya lebih teliti lagi.

Tidak asal-asalan, memeriksa barang kemungkinan ada barang yang cacat

atau kotor.

4. Pada hari jumat tanggal 29 hari ke 2 saya training di rabbani ujung berung. Hari

itu saya masuk pagi. Seperti biasa saya dan scm lainnya melakukan sp pagi

setelah itu saya beres-beres seperti nyapu, ngepel, dan lap-lap rak. Hari itu di

toko tidak terlalu rame dan saya pun tidak terlalu banyak melayani customer,

sehingga tidank banyak kerudung yang terjual sehingga saya hanya mendapatkan

omzet sebesar Rp. 468.900.- dari semua customer yang saya layani. Dari

beberapa customer yang saya layani ada satu customer ketika saya tawarkan

Page 6: Laporan Hasil Training

kerudung model terbaru yaitu GT customer itu langsung tertarik dan ingin

mencobanya,setelah di coba dia cocok tapi sayangnya tidak ada ukuran yang

customer inginkan tidak ada, dia merasa kecewa, ketika saya tawarkan model lain

customer itu tidak mau dan customer itu pun kecewa terhadap rabbani! “kenapa

produk terbaru tidak lengkap ukurannya?” akhirnya customer itu pulang dengan

tidak membeli satu kerudung pun.

Saya menemukan masalah: kurangnya stok ukuran, menurut saya itu

masalah karena yang tadinya customer itu akan membeli jadi tidak beli

karena ukuran nya tiadak ada yang cocok.

Saran saya: semua jenis kerudung ukuranya lebih di lengkapi, jadi nantinya

tidak ada lagi customer yang kecewa karena yang di inginkan tidak ada.

Kendalanya: ketika ada customer yang bertanya “kapan mbak ada barang

nya lagi?” saya bingung harus menjawab apa dan kapan sedangkan

customer itu membutuhkan jawaban yang pasti.

5. Pada hari sabtu tanggal 30 hari ke 3 saya training di rabbani ujung berung, hari

itu saya masuk siang. Ketika saya masuk toko keadaan toko sedang sepi, tapi

setelah sholat duhur sekitar jam 13.00 WIB mulai banyak customer. Dari

beberapa customer yang saya layani ada satu customer dia seorang ibu yang

datang dengan cucunya untuk mencari kerudung, setelah dapat model yang di

inginkan, lalu saya tawarkan model yang lain dan ibu itu pun tertarik untuk

membelinya, saya pun menawarkan kerudung anak ternyata tertarik dan

menganbil 2 pcs,selain kerudung yang saya tawarkan saya pun menawarkan

gamis dan ibu itu pun tertarik dan membeli 2 pcs gamis dengan model yang

berbeda. Setelah selesai belanja saya antar ibu itu ke kasir untuk membayar

belanjaanya. Alhamdulilah perjuangan saya tidak sia-sia untuk menawarkan

barang ternyata ibu itu belanja sebesar Rp. 646.650.-. dan alhamdulilah juga hari

itu saya mendapatkan omzet sebesar Rp.1.042.550 dari semua customer yang

saya layani.

Masalah yang saya temukan: di pakaian gamis terdapat yang cacat, dan yang

cacat itu di temukan oleh customer.

Saran saya: setiap melipat gamis tolong lebih teliti lagi kemungkinan ada

barang yang cacat atau kotor.

Kendalanya: susah mencari size gamis dan kastun karena kurangnya stok

ukuran.

Page 7: Laporan Hasil Training

6. Pada hari Minggu tanggal 31 Januari 2010, saya dan seorang calon SM

melaksanakan Mobile Store/Bazzar.

Saya dan calon SM tersebut berangkat pukul 6.30 pagi. Pasar yang pertama saya

kunjungi adalah pasar induk Gedebage. Di sana kami tidak dapat tempat, setelah

menemukan tempat beberapa menit kemudian kami di usir oleh tukang parkir.

Kami pun pergi melanjutkan perjalanan ke pasar yang lain dan kami pun tiba di

pasar Minggu Metro dan menemukan tempat di dekat Superindo Metro.

Meskipun becek, kami tetap berjualan di sana. Alhamdulillah, kerudung yang

kami bawa pun banyak terjual terutama oleh kalangan ibu-ibu. Ketika sedang

ramai-ramainya, polisi datang menghampiri kami dan mengusir kami supaya

tidak berjualan di sana. Kami pun pergi dan mencari tempat yang lain. Setelah

menemukan tempat yang baru, dan baru menjual satu kerudung, kami pun diusir

oleh ibu-ibu katanya mengganggu pemandangan dan tidak enak dilihat.

Setelah itu, kami pun pergi mencari tempat berjualan yang lebih strategis, dan

kami tidak menemukannya. Akhirnya kami pergi dan melanjutkan perjalanan

menuju Cijerah. Kami pun mendapatkan tempat yang lumayan strategis yaitu

dekat TK dan kebetulan di sana sedang banyak ibu-ibu. Lalu saya pun mulai

menawarkan kerudung yang kami bawa kepada ibu-ibu tersebut. Ternyata

mereka welcome atas kedatangan kami. Dan Alhamdulillah, beberapa barang

yang kami bawa terutama kerudung laris terjual meski tidak banyak.

Hari semakin sore, akhirnya kami pun melanjutkan perjalan untuk pulang dan

kembali ke toko. Alhamdulillah, perjuangan saya tidak sia-sia, omzet yang saya

dapatkan pada saat itu mencapai Rp 800.000,-. Setelah sampai di toko, ketika

sedang memeriksa barcode kerudung yang terjual, ternyata ada beberapa barcode

tidak tercantum kode warnanya, sehingga saya harus melakukan SO ulang.

Masalah : berangkat bazzarnya kurang pagi.

Saran : seharusnya kalau berangkat bazzar subuh, jadi bisa mendapat

tempat untuk berjualan.

Kendala : pada saat ramai dikunjungi pembeli, barang dagangan tidak

terkontrol dan warna yang harusnya ditulis dibarcode tidak ditulis karena

terlalu ramainya pembeli. Seharusnya kita pergi beberapa orang supaya

tidak akan terlalu sibuk, satu orang untuk mengontrol barang dagangan

Page 8: Laporan Hasil Training

takut-takut ada yang mengambil dan satu orang menuliskan kode warna

pada barcode.

7. Pada tanggal 2 Februari 2010 saya tidak mengikuti training karena sakit. Kondisi

badan saya tidak memungkinkan untuk bekerja. Saya merasa menyesal karena

tidak mengikuti training karena sakit. Tapi saya bersyukur, saya mendapat

beberapa pengalaman baru setelah kondisi saya baik.

8. Pada tanggal 3 Februari 2010 hari Rabu, saya masuk training, meski kondisi

badan masih terasa lemas dan letih tetapi saya memaksanakan diri untuk masuk.

Seperti hari-hari biasanya, kami melakukan SP dan beres-beres toko seperti

menyapu, mengepel serta lap-lap dan merapikan rak. Hari itu toko tdak terlalu

rame sehingga saya tidak terlalu banyak melayani customer saya lebih banyak

melipat dan saya belajar kasir mulai dari cara bertransaksi, menggunakan

member dan bagaimana cara memasukan kode warna. Tapi pada sore harinya

alhamdulilah ada customer, dari beberapa customer yang saya layani ada satu

customer yang membeli kerudung dia sudah mendapatkan warna kerudung yang

customer itu inginkan, tapi setelah di kasir ada customer lain membeli kerudung

yang warnanya sama lalu customer itu ingin keridung yang itu tapi stok

kerudung itu habis customer itu memaksa dan akhirnya saya harus mencari di

gudang tapi di gudang pun tidak ada. Dan akhirnya customer itu kelur dari toko

sambil marah-marah.

Masalah yang saya temukan: kurangnya stok kerudung yang banyak

dinikmati semua customer.

Saran saya: apabila ada kerudung yang banyak di nikmati semua para ibu-

ibu seharusnya stok lebih di perbanyak, lebih baik stok lebih dari pada

kurang.

Kendalanya: susahnya untuk membuat customer itu ngerti bahwa kerudung

yang customer inginkan tidak ada.

9. Pada hari kamis hari terakhir saya training di rabbani ujung berung karena

besoknya saya harus melaksanakan training class lagi dipatiukur. Hari itu saya

masuk pagi seperti biasa saya melaksanakan sp pagi dan beres-beres seperti

nyapu, ngepel, dan lap-lap rak. Setelah itu saya membereskan rak kerudung. Hari

itu keadaan toko tidak terlalu ramai.dan hari itu pun saya tidak terlalu banyak

melayani customer karena saya menggantikan teh pipeh untuk jadi kasir karena

Page 9: Laporan Hasil Training

teh pipeh dan teh purna sedang sibuk mempersiapkan buka puasa bareng anak

yatim piatu. Ketika saya di kasir saya harus bulak balik ke luar untuk

menukarkan uang receh untuk kembalian. Nah itulah cerita dan pengalaman saya

di hari terakhir training di rabbani ujung berung.

Masalah yang saya temukan: tidak adanya persiapan uang receh.

Saran saya: sebelum buka toko siapkan uang receh sebanyak mungkin,

sehingga ketika sedang melayani customer tidak harus lari-lari mencari

uang receh dan customerpun tidak lama menuggu.

Kendalanya: sulit mencari warung untuk menukarkan uang dan kesulitan

ketika ada penukaran barang.

10. Training Class yang dilakukan oleh Rabbani sebelum menjadi karyawan, sangat

membantu para calon karyawan-karyawannya. Karena di sini kami bisa

menemukan pengalaman dan pengetahuan baru melalui presentasi dan diskusi,

dan yang saya rasakan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai pedoman

ketika di terjunkan langsung ke lapangan.

11. Mengenai kualitas barang yang ditawarkan Rabbani, menurut saya sangat bagus

dan dimata masyarakat Rabbani sudah sangat terkenal. Hanya saja ada beberapa

hal yang masih menjadi kendala :

1. Penyediaan stok barang masih kurang memenuhi kebutuhan customer.

Sebagai contoh stok size XL masih kurang banyak. Karena beberapa orang

mungkin memiliki kelebihan ukuran badan dan Rabbani masih belum

memenuhi kebutuhan tersebut, meskipun ada belum tentu cocok dengan apa

yang diinginkan oleh customer tersebut. (Ujungberung dan Buahbatu)

2. Sumber daya manusia terutama SCM sebagai pondasi sebuah Fashion

House merupakan titik kritis. Karena sesungguhnya merekalah yang

behubungan langsung dengan customer. Tutur kata, perilaku dan sikap

diharapkan agar tetap terjaga supaya customer merasa senang, nyaman

berbelanja dan merasa betah berada di outlet. Tidak menutup kemungkinan

omzetpun akan bertambah besar. Mungkin beberapa customer ada yang

merasa tidak nyaman atas pelayanan dari para SCM Rabbani. Dan

diharapkan tetap menjaga hubungan baik antara sesama karyawan.

3. Diharapkan untuk SCM selalu menomor satukan customer. Apabila sedang

melakukan pekerjaan, lebih baik ditunda terlebih dahulu dan layani

customer dengan baik. Setelah itu kita bisa melanjutkan pekerjaan kembali.

Page 10: Laporan Hasil Training

PENUTUP

Akhirnya dapat saya simpulkan, pertama bahwa dibeberapa fashion house

selalu menomor satukan customer. Karena merekalah yang memberikan sumbangsih

yang sangat besar. Coba bayangkan, apa jadinya jika tidak ada customer?

Kedua, pelayanan menjadi hal kedua yang harus dilakukan oleh fashion

house. Baik buruknya citra sebuah fashion house tergantung dari pelayanan para

SPG/SCM-nya.

Ketiga, infrastruktur ruangan mulai dari penempatan jenis, ukuran, dan tata

ruang dilakukan supaya customer merasa nyaman dan betah berada di outlet dan

tidak sulit untuk mencari barang dan ukuran yang diinginkan.

Keempat, melengkapi barang jenis/model baru dan ukurannya sesuai dengan

permintaan customer.

Kelima, fasilitas yang disediakan untuk karyawannya agar lebih dilengkapi.

Contoh : penyediaan fasilitas loker untuk karyawan.

Demikian yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.