Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

61
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Timur - 13120 Telepon (021) 8584867, Faximile (021) 85906404 Nomor : SPM-01/K.D4/PW18/2015 20 Januari 2016 Lampiran : Satu Laporan Hal : Laporan Hasil Pengawasan BPKP Pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015 Yth. Gubernur Sulawesi Utara di Manado Bersama ini terlampir kami sampaikan Laporan Hasil Pengawasan BPKP Pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015, meliputi kegiatan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara, sebagai implementasi atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) serta Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014. Pada tahun 2015, Perwakilan BPKP Sulawesi Utara melakukan kegiatan pengawasan dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada Gubernur dan para stakeholder serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara dan penyelenggaraan SPIP pada K/L dan Pemerintah Daerah. Tugas pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2015 lebih difokuskan pada tugas-tugas dalam rangka penguatan kualitas sistem pengendalian intern dan keandalan penyelenggaraan fungsi pengawasan intern pada instansi vertikal K/L, Pemerintah Daerah, serta korporasi yang menjadi perhatian Presiden, bersifat makro strategis, dan berdampak signifikan, dengan hasil sebagai berikut: 1. Pengawalan Pembangunan Nasional Hasil kegiatan pengawalan akuntabilitas pembangunan nasional, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara mencatat perlu adanya perhatian pada pelaksanaan program prioritas bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kemaritiman, kedaulatan pangan dan reformasi birokrasi. Simpulan dari kegiatan tersebut antara lain : Penyusunan prioritas rencana kebutuhan dan anggaran belanja modal sarana dan prasarana sekolah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota masih memerlukan perbaikan dan penajaman lebih lanjut. Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi Sulawesi Utara secara umum memperoleh nilai kinerja dengan skor 76,35 (cukup berhasil). Selain itu Aksesibilitas dan Mutu Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dalam Provinsi Sulawesi Utara memperoleh nilai kinerja dengan skor kinerja sebesar 71,75 (cukup berhasil).

Transcript of Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

Page 1: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANDEPUTI BIDANG PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEUANGAN DAERAH

Jalan Pramuka Nomor 33 Jakarta Timur - 13120Telepon (021) 8584867, Faximile (021) 85906404

Nomor : SPM-01/K.D4/PW18/2015 20 Januari 2016Lampiran : Satu LaporanHal : Laporan Hasil Pengawasan BPKP

Pada Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2015

Yth. Gubernur Sulawesi Utaradi Manado

Bersama ini terlampir kami sampaikan Laporan Hasil Pengawasan BPKP Pada Provinsi

Sulawesi Utara Tahun 2015, meliputi kegiatan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara, sebagai implementasi atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) serta Peraturan Presiden Nomor 192

Tahun 2014.

Pada tahun 2015, Perwakilan BPKP Sulawesi Utara melakukan kegiatan pengawasan

dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada

Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan

tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada Gubernur dan para

stakeholder serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan

negara dan penyelenggaraan SPIP pada K/L dan Pemerintah Daerah.

Tugas pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2015 lebih

difokuskan pada tugas-tugas dalam rangka penguatan kualitas sistem pengendalian intern dan

keandalan penyelenggaraan fungsi pengawasan intern pada instansi vertikal K/L, Pemerintah

Daerah, serta korporasi yang menjadi perhatian Presiden, bersifat makro strategis, dan

berdampak signifikan, dengan hasil sebagai berikut:

1. Pengawalan Pembangunan NasionalHasil kegiatan pengawalan akuntabilitas pembangunan nasional, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara mencatat perlu adanya perhatian pada pelaksanaan program

prioritas bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kemaritiman, kedaulatan pangan dan

reformasi birokrasi.

Simpulan dari kegiatan tersebut antara lain :

Penyusunan prioritas rencana kebutuhan dan anggaran belanja modal sarana dan

prasarana sekolah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota masih memerlukan

perbaikan dan penajaman lebih lanjut.

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi Sulawesi Utara secara

umum memperoleh nilai kinerja dengan skor 76,35 (cukup berhasil). Selain itu

Aksesibilitas dan Mutu Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan

Kepulauan (DTPK) dalam Provinsi Sulawesi Utara memperoleh nilai kinerja dengan skor

kinerja sebesar 71,75 (cukup berhasil).

Page 2: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

2

Dana desa yang telah ditransfer dari RKUN ke RKUD per 31 Desember 2015 sebesar

Rp 402.546.360.000 untuk 12 Kabupaten/Kota. Sedangkan penyaluran dana dari RKUD

ke rekening desa sebesar Rp 389.825.202.038 atau 96,84%.

Pembangunan jalan tol Manado-Bitung mengalami kendala karena adanya hambatan

pembebasan lahan.

Pelayanan bidang maritim pada Pemerintah Daerah Minahasa Tenggara dan Kepulauan

Sangihe menunjukan kinerja yang kurang baik dengan skor sebesar 58,51 dan 58,40

yang disebabkan terbatasnya fasilitas yang dimiliki oleh pelabuhan, serta kompetensi

SDM dan sarana prasarana dalam penanganan illegal fishing.

Evaluasi atas Pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan pada Pelabuhan

Perikanan Samudra Bitung. Pembongkaran hasil tangkap dilakukan di luar pelabuhan

sebagaimana ditetapkan dalam Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), terdapat 929 kapal

yang tidak menyampaikan log book, tidak seluruh hasil tangkapan dilakukan inspeksi

pembongkaran, pemanfaatan dermaga pelabuhan perikanan samudera bitung belum

efektif, perpanjangan SIPI tidak disertai dengan persyaratan yang ditentukan dan

registrasi surat tanda bukti lapor kedatangan kapal perikanan belum dilaksanakan

dengan tertib.

Pelaksanaan Program Akselerasi Swasembada Pangan pada Dinas Pertanian dan

Peternakan Provinsi Sulawesi Utara belum berjalan secara optimal dengan adanya

kondisi sebagai berikut: terdapat perbedaan luas sebanyak 22.962 Ha antara luas lahan

riil dengan lahan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL). Hal tersebut mengakibatkan

terjadinya kelebihan perhitungan alokasi/penyaluran Bansos Jaringan Integrasi Tersier

(JIT), kelebihan volume kontrak pengadaan pupuk dan kelebihan volume kontrak

pengadaan benih. Untuk kelebihan perhitungan penyaluran Bansos JIT telah

ditindaklanjuti berupa audit investigasi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian,

sedangkan terhadap kelebihan volume pengadaan pupuk dan benih dilakukan

revisi/adendum kontrak. Pengadaan Alsintan, Rice Milling Unit (RMU), Optimasi Lahan

Kedelai dan System of Rice Intensification (SRI) belum selesai/masih rendah

realisasinya. Disamping itu, pengadaan benih padi belum terealisasi/disalurkan kepada

petani.

2. Peningkatan Ruang Fiskal Kegiatan pengawasan dalam rangka Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN) di wilayah

Provinsi Sulawesi Utara menghasilkan peningkatan penerimaan keuangan Negara dari

PNBP Kementerian Kesehatan bidang kesehatan pelabuhan dan PNBP Kementerian

Agraria Tata Ruang/BPN sebesar Rp 323.355.600,00.

Kegiatan pengawasan dalam rangka efisiensi pengeluaran keuangan negara/daerah

telah menghasilkan Rp 855.603.432,80 yang diperoleh dari koreksi atas audit

penyesuaian harga dan audit klaim pihak ketiga.

Page 3: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

3

Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran

2014 pada 3 (tiga) Kabupaten/Kota, perlu dilakukan upaya perbaikan terkait

permasalahan kekurangan pekerjaan, kelebihan pembayaran melebihi nilai kontrak,

kelebihan perhitungan volume RAB kontrak, keterlambatan penyelesaian pekerjaan

yang belum dipungut dendanya. Melalui usaha secara berkala penyelenggaraan

pelatihan dan bimbingan teknis/sosialiasi petunjuk teknis masing-masing bidang DAK

untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam pertanggungjawaban keuangan dan

melaksanakan pekerjaan. Serta meningkatkan koordinasi antara SKPD pengelola DAK

dengan SKPD teknis terkait pelaksanaan pekerjaan.

3. Pengamanan Aset Hasil audit investigatif berdasarkan permintaan Aparat Penegak Hukum (APH)

sebanyak 3 (tiga) kasus ditemukan indikasi kerugian keuangan negara sebesar Rp

5.567.375.159,00.

Mediasi atas hambatan atau debottlenecking pada Pembangunan Dermaga & Terminal

Kalimas di DLKR Pelabuhan Manado pada PT Pelindo IV (Persero) Cabang Manado

disepakati akan dibentuk tim penyelesaian pembangunan dermaga oleh Walikota

Manado.

Pembangunan atas Air Bersih terhadap ±250 KK Masyarakat Desa Pontodon Timur

Kota Kotamobagu disepakati kompensasi/pembayaran suplai air baku akan dibicarakan

kembali.

4. Peningkatan Governance System Peningkatan akuntabilitas keuangan daerah yaitu pendampingan penyusunan

anggaran, penatausahaan dan pelaporan keuangan membawa dampak peningkatan

opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2014, yaitu 10 (sepuluh)

Pemerintah memperoleh Opini WTP dan 6 (enam) pemda memperoleh opini WDP.

Dibandingkan dengan opini LKPD tahun 2013, 5 (lima) pemda mengalami peningkatan

dari opini WDP ke WTP, sedangkan 4 (empat) pemda mengalami peningkatan dari TW

ke WDP. Seluruh pemerintah daerah tersebut mendapat pendampingan Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Utara.

Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) pada Kabupaten/Kota

se-Provinsi Sulawesi Utara secara umum menunjukkan perbaikan. Terdapat 6 (enam)

pemda yang mengalami peningkatan prestasi EKPPD dari tahun sebelumnya, dari

sedang ke tinggi, namun juga terdapat 3 (tiga) pemda yang mengalami penurunan

prestasi EKPPD dari tahun sebelumnya, dari tinggi menjadi sedang.

Level Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pada Pemerintah Kabupaten/Kota

se-Provinsi Sulawesi Utara rata-rata masih pada level 1 (initial). Pada level ini APIP

belum mampu memberikan jaminan atas proses tata kelola sesuai dengan peraturan

dan mencegah korupsi.Dalam Tahun 2015 terdapat 3 (tiga) Pemerintah Daerah yang

memiliki APIP berada di level 2, yakni Pemerintah Kota Manado, Kota Kotamobagu, dan

Page 4: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015
Page 5: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

BADANPENGAWASANKEUANGANDANPEMBANGUNAN

LAPORAN HASIL PENGAWASAN BPKPPADA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2015

NOMOR : LAP-013/PW18/1/2016TANGGAL: 15 JANUARI 2016

Page 6: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015
Page 7: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

ii

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

RINGKASAN EKSEKUTIFMemenuhi amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun

2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, dan Instruksi

Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem

Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern

Dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, kegiatan pengawasan

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara periode tahun 2015 diarahkan untuk

mengawal akuntabiltas program strategis pemerintah yang dikelompokkan dalam

empat fokus pengawasan, dengan ikhtisar sebagai berikut:

A. Pengawalan Akuntabilitas Pembangunan NasionalDalam rangka mengawal akuntabilitas pembangunan nasional, rencana

pengawasan tahunan BPKP diarahkan pada pengawalan Nawa Cita yang

difokuskan pada 3 (tiga) bidang pembangunan wajib (pendidikan, kesehatan, dan

kemiskinan), 4 (empat) bidang pembangunan sektoral (infrastruktur, maritim,

energi, dan pangan), serta peningkatan governance system yang signifikan,

strategis dan menjadi perhatian Presiden. Selama tahun 2015, pengawalan

akuntabilitas pembangunan yang telah dilakukan meliputi kegiatan pengawasan

yang mencakup bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, kemaritiman,

kedaulatan pangan dan reformasi birokrasi.

1. Pendidikan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang belum sepenuhnya

dicantumkan dalam Dokumen Renja-SKPD dan RKA/DPA-SKPD, telah

direkomendasikan agar menuangkan seluruh indikator SPM serta target 5

tahun dan target 1 tahun kedalam dokumen Renja-SKPD dan RKA/DPA-

SKPD untuk tahun berikutnya.

Menyusun prioritas rencana kebutuhan sarana dan prasarana sekolah-

sekolah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota dan menganggarkan

belanja modal sesuai dengan ketersediaan anggaran dan prioritas

tersebut.

Page 8: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

iii

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Mengusulkan formasi tambahan guru tetap maupun tidak tetap untuk

memenuhi jumlah dan kualifikasi SDM guru sesuai Permendikbud nomor

23 tahun 2013.

Tim Pelaksana Bansos Sarana dan Prasarana Pendidikan belum memiliki

pengetahuan yang cukup dalam menyusun Laporan

Pertanggungjawaban pelaksanaan Kegiatan. Serta belum tersedianya

data dan informasi terkait anggaran/biaya kebutuhan Sarana Prasarana

Pendidikan di Sekolah.

2. Kesehatan Terdapat Peningkatan Penemuan Penyakit Menular Jenis TB BTA (+),

Demam Berdarah (DBD) dan juga HIV/AIDS Tahun 2013 ke 2014.

Dibutuhkan peningkatan sosialisasi kegiatan promosi Penanggulangan

Penyakit Menular di semua kalangan masyarakat, mengadakan Program

Tindak Lanjut terhadap Peningkatan Penyebaran Penyakit dan Program

Pencegahan Dini terhadap Peningkatan Penyebaran Penyakit.

Kinerja Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Provinsi

Sulawesi Utara secara umum cukup berhasil dengan skor 76,35. Kinerja

Aksesibilitas dan Mutu Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal,

Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dalam Provinsi Sulawesi Utara

sebesar 71,75 dengan kategori Cukup Berhasil. Dengan hal-hal yang

masih memerlukan perbaikan yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

belum menyusun Perencanaan Pemenuhan Kebutuhan Fisik, SDM FKTP

dan Jaringannya. Adanya ketidaksesuaian atas penetapan Puskesmas

DTPK berdasarkan SK Menteri kesehatan dengan kondisi yang ada saat

ini, fungsi Pustu (Puskesmas Pembantu) dan Poskesdes (Pos Kesehatan

Desa) sebagai Jaringan Pelayanan Puskesmas belum berjalan dengan

baik. Belum setiap desa memiliki Poskesdes ataupun Bidan Desa, serta

belum memadainya sarana maupun prasarana kesehatan yang terdapat

di fasilitas kesehatan. Kurangnya pelatihan kepada tenaga operator alat

kesehatan yang tersedia di Puskesmas dan Administrasi dan Tata Kelola

Persediaan Obat-obatan belum dilaksanakan dengan memadai.

Page 9: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

iv

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

3. Infrastrukur Sampai dengan tanggal 31 Desember 2015, dana desa yang sudah

ditransfer dari RKUN ke RKUD sebesar Rp 402.546.360.000 untuk 12

Kabupaten/Kota. Sedangkan penyaluran dana dari RKUD ke rekening

desa sebesar Rp 389.825.202.038 atau 96,84%.

Keterlambatan penyaluran dana desa dari RKUD ke Kas Desa

disebabkan desa belum menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDes) sebagai syarat penyaluran dana desa dari RKUD ke kas

desa sebagaimana diatur dalam PP 60 Tahun 2014. Perwakilan BPKP

Perwakilan Provinsi Sulawesi Utara memberikan rekomendasi kepada

Pemda agar membentuk tim gabungan dari unsur DPPKAD, PMD, dan

APIP yang berfungsi untuk mengambil langkah-langkah strategis

percepatan penyusunan APBDesa.

Pembebasan lahan yang terhambat di jalur akses jalan tol Manado-

Bitung, 5 persil tanah seluas 22.518 M2 karena belum adanya

kesepakatan harga dengan pemilik lahan, 23 persil tanah seluas 78.488

M2 menunggu penilaian appraisal, dan sebanyak 175 persil tanah seluas

582.666 M2 masih dalam tahap musyawarah. Telah direkomendasikan

kepada Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XI agar meningkatkan

koordinasi dengan Pemkab Minahasa Utara, Pemkot Bitung, BPN

Wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Hukum Tua (Kepala Desa) dalam

rangka mempercepat proses pembebasan lahan serta memantau

perkembangan penandatanganan Loan Agreement ke Kementerian

Keuangan.

4. Kemaritiman Hasil penilaian pelayanan bidang maritim pada dua Pemda yakni

Minahasa Tenggara dan Kepulauan Sangihe menunjukan nilai yang

kurang baik dengan skor sebesar 58,51 dan 58,40. Masih terdapatnya

permasalahan seperti terbatasnya fasilitas yang dimiliki oleh pelabuhan,

SDM dan sarana prasarana dalam penanganan illegal fishing, dan

perizinan kapal nelayan belum seluruhnya sesuai dengan ketentuan.

Evaluasi atas Pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan pada

Pelabuhan Perikanan Samudra Bitung. Pembongkaran hasil tangkap

Page 10: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

v

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

dilakukan di luar pelabuhan sebagaimana di tetapkan dalam Surat Izin

Penangkapan Ikan (SIPI), terdapat 929 kapal yang tidak menyampaikan

log book, tidak seluruh hasil tangkapan di lakukan inspeksi

pembongkaran, pemanfaatan dermaga pelabuhan perikanan samudera

bitung belum efektif, perpanjangan SIPI tidak disertai dengan persyaratan

yang ditentukan dan registrasi surat tanda bukti lapor kedatangan kapal

perikanan belum dilaksanakan dengan tertib.

5. Kedaulatan Pangan Evaluasi Dukungan dan Pengawasan Kegiatan Pencapaian

Swasembada Pangan pada Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi

Sulawesi Utara, Realisasi Anggaran Tahun 2015 posisi 30 November

2015 masih rendah yaitu 55,68%. Realisasi Anggaran Tahun 2015 posisi

31 Desember 2015 sampai dengan saat penerbitan laporan ini belum

kami peroleh. Terdapat perbedaan luas lahan sebanyak 22.962 Ha

antara luas lahan yang diusulkan sebagai penerima bantuan sosial yaitu

52.427 Ha dengan luas lahan sebenarnya yang dimiliki oleh kelompok

tani sebanyak 29.465 Ha yang mengakibatkan terjadinya kelebihan

perhitungan dan penyaluran Bansos JIT sebesar Rp25.258.750.000 serta

kelebihan pengadaan pupuk sebesar Rp12.106.322.625 dan kelebihan

pengadaan benih sebesar Rp5.568.285.000.

Reviu atas Program Ketahanan Pangan dan Gerakan Peningkatan

Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara oleh PT Pupuk Kaltim, PT Pertani (Persero), dan PT

Sang Hyang Seri (Persero) dapat diinformasikan bahwa realiasi distribusi

pupuk urea, NPK, dan organik produksi PT Pupuk Kaltim tahun 2013

dan tahun 2014 di wilayah pemasaran Provinsi Sulawesi Utara rata rata

hanya mencapai kurang lebih 64% dari target yang ditetapkan.

Dana APBN Tahun 2015 Refocussing dan APBN-P Tahun 2015 untuk

Program Akselerasi Swasembada Pangan Kementerian melalui Kegiatan

Pengadaan Benih Padi pada Areal Pengembangan Jaringan Irigasi

sebanyak 1.340.000 kg, dengan pagu anggaran sebesar Rp 12,99

Milyar. Sampai dengan tanggal 31 Agustus 2015 kontrak pengadaan

benih dengan PT Pertani (Persero) belum ditandatangani. Sehingga

Page 11: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

vi

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

belum ada dampak pemenuhan benih nasional tahun 2015 yang

dilakukan oleh PT. Pertani (Persero) di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

6. Reformasi Birokrasi Evaluasi atas Kinerja Layanan Administrasi Kepegawaian terkait

seleksi/rekrutmen CPNS Kota Manado Tahun 2014. Formasi telah diusulkan

berdasarkan analisa jabatan yang disusun pada tahun 2014, tidak terdapat

perbedaan antara formasi tersedia dengan usulan formasi.

Secara umum pelaksanaan pengumuman, pendaftaran dan verifikasi

peserta seleksi CPNS Tahun 2014 pada Kota Manado telah dilakukan

secara terbuka dan tidak diskriminatif. Pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar

(TKD) pada Seleksi CPNS Tahun 2014 pada Kota Manado telah dilakukan

secara akuntabel, efisien, transparan, efektif dan sesuai dengan ketentuan

berlaku.

B. Peningkatan Ruang FiskalOptimalisasi Penerimaan NegaraKegiatan pengawasan dalam rangka Optimalisasi Penerimaan Negara (OPN)

di wilayah Provinsi Sulawesi Utara yaitu Audit PNBP Kantor Kesehatan

Pelabuhan Bitung, Audit Pengelolaan PNBP pada Kominfo Manado, BHP

Frekuensi dan Informatika pada lokasi Monitor Spektrum Radio Tahuna,

Kementerian Agraria Tata Ruang/BPN pada Kantor Pertanahan Kota Manado

dan Kota Bitung. Telah menghasilkan tambahan potensi penerimaan

keuangan negara sebesar Rp 323.355.600. Upaya yang masih harus

dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam mengoptimalisasi penerimaan

Negara yaitu meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan PNBP

sehingga mekanisme pemungutan, perhitungan, penyetoran dan sanksi bisa

berjalan dengan baik. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan informasi

yang mendukung pengelolaan PNBP.

Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD)Beberapa hal yang berpotensi menjadi penyebab tidak optimalnya

pengelolaan Pendapatan Asli Daerah yaitu belum siapnya peraturan

pelaksanaan teknis pengelolaan pendapatan asli daerah, kurang optimalnya

dalam penyusunan database wajib pajak, kurang memadainya SDM dalam

Page 12: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

vii

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

pengelolaan asli daerah, baik dari segi kuantitas dan kualitas, dan kurangnya

inovasi dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Efisiensi Pengeluaran Negara/DaerahKegiatan pengawasan dalam rangka efisiensi pengeluaran keuangan

negara/daerah telah menghasilkan Rp 855.603.432,80 yang diperoleh dari

koreksi atas audit penyesuaian harga dana audit klaim pihak ketiga.

Monitoring Dana Alokasi Khusus (DAK) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAK tahun anggaran 2014 yang

dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara, dilaksanakan

pada 3 Kabupaten/Kota. Dengan nilai sampling Rp 71.295.332.478 dari

total nilai DAK termasuk pendamping sebesar Rp 215.325.430.000.

Masih terdapat beberapa kelemahan yang memerlukan perbaikan dalam

penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada lingkungan

pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan

komunikasi dan pemantauan.

Dalam rangka perbaikan dibutuhkan upaya secara berkala

menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan teknis/sosialiasi petunjuk

teknis masing-masing bidang DAK untuk meningkatkan kompetensi

pegawai dalam pertanggungjawaban keuangan dan melaksanakan

pekerjaan. Meningkatkan koordinasi antara SKPD pengelola DAK dengan

SKPD teknis terkait pelaksanaan pekerjaan.

C. Pengamanan Aset Negara/DaerahAudit InvestigatifTelah dilakukan audit investigatif berdasakan permintaan Aparat Penegak

Hukum (APH) sebanyak 3 laporan/kasus dengan total indikasi kerugian

keuangan negara sebesar Rp 5.567.375.159.

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)Telah dilakukan audit PKKN untuk menyatakan pendapat mengenai nilai

kerugian negara yang timbul dari kasus penyimpangan guna mendukung

tindakan ligitasi atas permintaan APH sebanyak sebanyak 11 laporan dengan

total nilai kerugian negara sebesar sebesar Rp 8.726.914.493.

Page 13: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

viii

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Hambatan Kelancaran PembangunanDalam rangka mendorong penyelesaian atas hambatan kelancaran

pembangunan, BPKP bersama pihak-pihak terkait telah melakukan mediasi

atas hambatan atau debottlenecking pada Pembangunan Dermaga &

Terminal Kalimas di DLKR Pelabuhan Manado pada PT Pelindo IV (Persero)

Cabang Manado, dan Pembangunan atas Air Bersih Terhadap ±250 KK

Masyarakat Desa Pontodon Timur Kota Kotamobagu.

Pemberian Keterangan AhliPemberian keterangan ahli bertujuan untuk memberikan pendapat

berdasarkan keahlian di bidang akuntansi dan auditing dalam suatu kasus

TPK dan/atau perdata untuk membuat jelas suatu kasus bagi penyidik

dan/atau hakim, dimana pada tahun 2015 telah dilakukan Pemberian

Keterangan Ahli kepada penyidik Kejaksaan sebanyak 8 kasus dan penyidik

Kepolisian sebanyak 9 kasus.

D. Peningkatan Governance SystemLaporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Opini LKPD tahun 2014 Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan 8

Pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara mengalami peningkatan

dibandingkan opini LKPD tahun 2013, sedangkan 7 Pemerintah

Kabupaten/Kota mendapat opini yang sama dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

Kondisi yang dapat menghambat peningkatan kualitas Laporan

Keuangan Daerah Tahun 2015 terkait dengan penerapan akuntansi

berbasis akrual salah satunya yaitu sumber daya manusia dalam rangka

penerapan akuntansi berbasis akrual baik di tingkat SKPKD dan SKPD.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kegiatan pengawasan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara dalam rangka peningkatan pelaporan akuntabilitas kinerja

antara lain Asistensi Penyusunan LAKIP, Pendampingan Kegiatan Reviu

LAKIP, Narasumber Peningkatan Kualitas LAKIP.

Masih terbatasnya pemahaman pegawai terhadap proses penyusunan

LAKIP, dokumen-dokumen perencanaan pemda belum lengkap dan

selaras, sehingga dibutuhkan usaha melalui kegiatan bimtek, sosialisasi,

Page 14: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

ix

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

diklat, dan perbaikan penyusunan dokumen perencanaan yang selaras

dimulai dari RPJMD sampai dengan dokumen turunan lainnya baik di

tingkat Pemda maupun SKPD.

Laporan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LKPPD) Hasil EKPPD tahun 2015 pada Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi

Utara menunjukkan terdapat 6 Pemda yang mengalami peningkatan

prestasi LPPD dari tahun sebelumnya, namun terdapat pula 3 Pemda

yang mengalami penurunan prestasi LPPD dari tahun sebelumnya.

Belum memadainya mekanisme pengumpulan data dan dokumen

pendukung terhadap isian capaian kinerja dari setiap Indikator Kinerja

Kunci (IKK) dalam LKPPD. Serta belum disusunnya peraturan daerah

mengenai Standar Pelayanan Publik, Standard Operating Procedure

(SOP) sesuai dengan kebijakan untuk setiap urusan pemerintahan

terhadap pelayanan publik yang diselenggarakan Pemda.

Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Level APIP pada Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Utara

rata-rata masih pada level 1 (initial). Pada level ini APIP belum mampu

memberikan jaminan atas proses tata kelola sesuai dengan peraturan

dan mencegah korupsi.

Dalam Tahun 2015 terdapat 3 (tiga) Pemerintah Daerah yang memiliki

APIP berada di level 2, yakni Pemerintah Kota Manado, Kotamobagu,

dan Provinsi Sulawesi Utara.

Dalam rangka peningkatan kapabilitas APIP, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara telah melakukan kegiatan yaitu Bimbingan Teknis Tata

Kelola APIP, Validasi Self Assestment Peningkatan Kapabilitas APIP,

Asistensi Self-Assessment dan Peningkatan Kapabilitas APIP.

Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Hasil penilaian terhadap penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara Tahun

2015 menunjukkan bahwa tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP

berada pada level “rintisan” atau tingkat 2 dari 6 tingkat maturitas SPIP.

Pengukuran maturitas SPIP dilakukan terhadap 25 fokus penilaian

maturitas penyelenggaraan 5 unsur SPIP.

Page 15: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

x

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Pemerintah Daerah dapat meningkatkan maturitas ke tingkat berikutnya

dengan melakukan sosialisasi atau diseminasi kebijakan dan prosedur

kepada seluruh pegawai.Mengintegrasikan dan menginternalisasikan

pengendalian intern sebagai proses yang melekat/integral dengan proses

kegiatan lainnya. Evaluasi secara berkala atas efektivitas prosedur

pengendalian/pemantauan yang terintegrasi dalam kegiatan secara

otomatis, pelatihan kepada pegawai terutama Satgas SPIP untuk

mengikuti pendidikan dan pelatihan SPIP, dan evaluasi SOP secara

berkala.

Asesmen Good Corporate Governance (BUMD) Menurut data profil, jumlah BUMD di Wilayah Provinsi Sulawesi Utara

sebanyak 12 (Dua Belas) PDAM dan 7 (Tujuh) Perusahaan Daerah Non

PDAM. Dari jumlah tersebut, perusahaan yang sudah menerapkan Good

Corporate Governance (GCG) adalah PT Bank Sulut yang dievaluasi oleh

konsultan swasta. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah

melakukan evaluasi kinerja PDAM tahun 2014 adalah 8 (delapan) dari 10

(sepuluh) unit PDAM yang berada di Provinsi Sulawesi Utara. Hasil

evaluasi kinerja PDAM Tahun 2014 menyimpulkan bahwa seluruh PDAM

dalam kondisi kurang sehat dan mengalami penurunan kesehatan,

kenaikan kerugian dan kenaikan utang kepada pemerintah dibandingkan

dengan tahun 2013, serta seluruh laporan keuangan belum diaudit.

Adapun jumlah utang PDAM kepada Pemerintah Pusat tahun 2014 adalah

sebesar Rp 242 Milyar.

Dari 10 (sepuluh) unit RSUD di Provinsi Sulawesi Utara, hanya 2 (dua)

RSUD yang sudah ditetapkan sebagai BLUD namun belum menerapkan

Pola Pengelolaan Keuangan (PPK)-BLUD. Dengan demikian, sampai saat

ini Provinsi Sulawesi Utara belum memiliki RSUD yang secara murni

menerapkan PPK-BLUD.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan evaluasi pada

RSJ Prof Dr.V.L Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara dan RSUD Kota

Bitung. Ruang lingkup evaluasi meliputi kinerja keuangan, pelayanan, dan

kinerja mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat. Menurut hasil

evaluasi, RSJ Prof Dr. V.L Ratumbuysang mendapat skor kinerja 42,95

Page 16: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

xi

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

dengan predikat B+ dengan kondisi “Kurang Sehat” atau mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 yang masih mendapat skor

kinerja sebesar 55,55. Sedangkan skor kinerja RSUD Kota Bitung sebesar

57,90 dengan predikat B++, namun masih dalam kondisi kurang sehat.

Pengawasan Manajemen Aset Pengawasan berupa assurance dan consulting dengan tujuan

memberikan masukan agar proses PBJ dilakukan secara efisien sesuai

dengan ketentuan yang berlaku dan aset yang dicatat mencerminkan

kondisi yang sebenarnya. Melakukan Evaluasi/Kajian Proses Pengadaan

Barang/Jasa, Survei Penataan Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang

dan Jasa (PBJ), Pendampingan Probity Audit, Koordinasi dan Supervisi

Pencegahan (Korsupgah) Korupsi atas Pengadaan Barang/Jasa dan

Quality Assurance pelaksanaan Probity Audit.

Mewujudkan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) yang dapat

dipertanggungjawabkan dilakukan dengan cara penegakan komitmen

Pejabat Pembuat Komitmen Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat

Komitmen, Panitia Pemilihan Penyedia Barang/jasa, Panitia Penerima

Hasil Pekerjaan untuk melaksanakan proses pengadaan barang/jasa

dengan menerapkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan, terbuka,

bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel sesuai dengan Peraturan

Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang telah diubah terakhir kali dengan

Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015. Menambah jumlah personel

yang bersertifikat PBJ di lingkungan SKPD dan auditor Inspektorat

dengan mengikutsertakan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan

bersertifikat keahlian bidang pengadaan barang dan jasa (PBJ).

Menetapkan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dengan

mempertimbangkan jumlah paket dan kompleksitas pekerjaan.

Merencanakan kegiatan audit proses pengadaan barang/jasa dengan

spesifik dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT) Inspektorat.

Menurut data Satker PK PAM dan SNVT Sumber Daya Air Kementerian

PU di Provinsi Sulawesi Utara, nilai pembangunan Sistem Penyediaan Air

Minum (SPAM) dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014, kurang lebih

Rp 465 Milyar. Dari hasil pembangunan SPAM tersebut sebagian sudah

Page 17: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

xii

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

terbangun, dioperasikan oleh PDAM, diserahkan ke Pemkab/Pemkot,

namun belum dicatat sebagai aset PDAM.

Sampai dengan tahun 2015 pelimpahan aset PDAM Kabupaten

Kabupaten Minahasa kepada PDAM Kabupaten Pemekaran, yaitu PDAM

Kabupaten Minahasa Utara, PDAM Kabupaten Minahasa Selatan, dan

PDAM Kota Tomohon belum tuntas. Padahal proses pelimpahan aset

oleh PDAM Pemekaran sudah dilaksanakan sejak tahun 2012. Hal ini

disebabkan sulitnya melakukan penelurusan atas aset-aset yang sudah

diserahkan karena tidak didukung dengan rincian yang jelas dan

dokumen kepemilikan yang sah.

Page 18: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

xiii

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

RINGAKASAN EKSEKUTIF.............................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................xii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK...................................................................xiv

BAB I GAMBARAN UMUM PENGAWASAN.................................................1

A. PERAN BPKP ........................................................................................1

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN BPKP................2

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASAN .......................................3

D. DUKUNGAN SUMBER DAYA................................................................3

BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN .......................................................5

A. PENGAWALAN PEMBANGUNAN NASIONAL......................................5

B. KONTRIBUSI PENINGKATAN RUANG FISKAL .................................15

C. PENGAMANAN ASET NEGARA .........................................................19

D. PENINGKATAN GOVERNANCE SYSTEM .........................................24

Page 19: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

xiv

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

DAFTAR GRAFIK DAN TABEL

Tabel 1.1 Rencana dan Realisasi. .................................................................3

Tabel 1.2 SDM BPKP Dipekerjakan pada Pemda .........................................4

Tabel 2.1 Penyaluran Dana ..........................................................................8

Tabel 2.2 Optimalisasi Penerimaan Daerah.................................................16

Tabel 2.3 Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah .........................................18

Tabel 2.5 Laporan Audit Investigatif.............................................................19

Tabel 2.6 Laporan Audit PKKN....................................................................20

Tabel 2.7 Laporan Audit Hambatan Kelancaran Pembangunan ..................20

Tabel 2.8 PKA Kejaksaan ............................................................................21

Tabel 2.9 PKA Kepolisian ............................................................................22

Tabel 2.10 PKA Pengadilan ...........................................................................23

Tabel 2.11 Laporan Keuangan Pemda ..........................................................25

Tabel 2.12 LAKIP...........................................................................................27

Tabel 2.13 Laporan EKPPD...........................................................................29

Tabel 2.14 Kinerja PDAM...............................................................................34

Grafik 1 Pegawai BPKP Berdasarkan Jabatan .............................................4

Grafik 2 Pegawai BPKP Berdasarkan Pendidikan. .......................................4

Page 20: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

1

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

GAMBARAN UMUM PENGAWASAN

A. PERAN BPKPProses pelaksanaan pembangunan daerah membutuhkan adanya suatu

sistem perencanaan pembangunan yang baik. Namun, keberhasilan

prosesnya membutuhkan adanya fungsi pengawasan melalui sistem

pengendalian intern yang andal agar agenda pembangunan yang tertuang

dalam dokumen perencanaan dapat tercapai.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP melakukan

pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi

Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara, dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP. Melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014

dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan

negara/daerah dan pembangunan nasional.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan dua fungsi

utama, yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern,

dan fungsi pengawasan intern. Fungsi pengarahan dan pengoordinasian

pengawasan intern meliputi fungsi perumusan kebijakan nasional

pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan

pembangunan nasional, dan fungsi pengoordinasian dan sinergi

penyelenggaraan pengawasan intern bersama-sama dengan aparat

pengawasan intern pemerintah lainnya. Sedangkan fungsi pengawasan intern

tersebut adalah meliputi:

a. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan dan pengeluaran

BABI

Page 21: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

2

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional yang seluruh atau

sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah.

b. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan

pemanfaatan aset negara/daerah.

c. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian

intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan

program/kebijakan pemerintah yang strategis.

d. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau

kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas

penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah,

audit perhitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian

keterangan ahli dan upaya pencegahan korupsi.

e. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah

pusat; dan pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi

penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah

pusat, pemerintah daerah, dan badan lainnya.

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGAWASAN BPKPStrategi pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam kurun

waktu 20152019 adalah memfokuskan pada peningkatan kualitas hasil

pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui penguatan SPIP, penguatan

kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber daya manusia Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Utara. Sebagai program-program indikatif untuk

mewujudkan visi dan misi, secara lebih spesifik strategi tersebut tertuang

dalam empat butir strategi sebagai berikut:

a. Peningkatan kapasitas pengawasan intern yang mendukung sinergi

pengawasan program pemerintah dan mendukung penguatan

penyelenggaraan SPIP.

b. Pemokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program

pembangunan nasional bersifat lintas bidang dalam RPJMN 20152019,

termasuk di dalamnya menguatkan sistem pengendalian intern program

lintas.

c. Pengawasan terhadap optimalisasi penerimaan negara/daerah.

Page 22: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

3

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

d. Pengamanan keuangan/aset negara/daerah termasuk pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana korupsi.

Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan keuangan

negara/daerah dan pembangunan nasional di daerah, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara menetapkan sinergi dan koordinasi sebagai kaidah

pelaksanaan dalam perencanaan dan pengendalian pengawasan serta dalam

pelaksanaan operasional pengawasan.

Guna mendukung empat butir strategi tersebut terdapat strategi internal

(supporting), yaitu:

a. Peningkatan kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

dan ketaatan terhadap standar serta SOP berbasis risiko.

b. Peningkatan kapasitas information and communication technology (ICT)

berbasis BPKP’s Enterprise Architecture dan Bussiness Architecture

untuk setiap sasaran strategis pengawasan.

c. Peningkatan sarana dan prasarana.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGAWASANPelaksanan kegiatan pengawasan dikelompokkan ke dalam 4 fokus, yaitu

Pengawalan Pembangunan Nasional, Kontribusi Peningkatan Ruang Fiskal,

Pengamanan Aset Negara, dan Peningkatan Governance System.

Jumlah realisasi kegiatan pengawasan tahun 2015 sebanyak 347 Penugasan

Pengawasan (PP) atau 99% dari target tahun 2015 sebanyak 235 PP,

dengan rincian terlihat pada Tabel 1.1.Tabel 1.1

Rencana dan Realisasi Penugasan

NoBidang

PengawasanRincian Realisasi PP

Target Realisasi Persentase1 Bidang AN 42 42 100%2 Bidang IPP 87 87 100%3 Bidang APD 160 160 100%4 Bidang INV 61 58 95%

350 347 99%

D. DUKUNGAN SUMBER DAYAPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara didukung oleh sumber daya

manusia sebanyak 115 orang, dengan jumlah jabatan fungsional auditor

Page 23: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

4

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

sebanyak 81 orang (70%). Sedangkan rincian pegawai perwakilan BPKP

berdasarkan jabatan dan pendidikan terlihat pada Grafik 1 dan Grafik 2.Grafik 1. Pegawai BPKP Berdasarkan Jabatan

Grafik 2. Pegawai BPKP Berdasarkan Pendidikan

Dari jumlah tersebut, tidak termasuk 4 orang pegawai yang dipekerjakan

pada Pemerintah Daerah agar proses transfer knowledge guna percepatan

peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan perbaikan lingkungan

pengendalian di lingkungan Pemerintah Daerah dapat lebih optimal. Rincian

pegawai BPKP yang dipekerjakan pada Pemerintah Daerah terlihat pada

Tabel 1.2.Tabel 1.2

SDM BPKP Dipekerjakan pada Pemda Berdasarkan WilayahNo. Pemerintah Daerah Pegawai1. Provinsi Sulawesi Utara 22. Kota Manado 13. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 1

Jumlah 4

3%

44%

31%

21% 1%

S2 S1/D IV D III SLTA SLTP/SD

Jabatan JumlahPejabat Struktural 10Fungsional Auditor 81Fungsional TertentuLainnya

3

Fungsional Umum 21Jumlah 115

Pendidikan JumlahS2 3S1/D IV 51D III 36SLTA 24SLTP/SD 1

Jumlah 115

Pejabat Struktural Fungsional Auditor

Fungsional Tertentu Lainnya Fungsional Umum

Page 24: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

5

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

URAIAN HASIL PENGAWASAN

Laporan Hasil Pengawasan BPKP di lingkungan Provinsi Sulawesi Utara Tahun

2015 dikelompokkan pada 4 (empat) fokus pengawasan, yaitu pengawalan

pembangunan nasional, peningkatan ruang fiskal, pengamanan aset negara, dan

perbaikan governance system, dengan hasil sebagai berikut:

A. PENGAWALAN PEMBANGUNAN NASIONALPada tahun 2015, kegiatan pengawasan dilaksanakan pada program-

program dalam dimensi Nawa Cita dengan rincian hasil pengawasan sebagai

berikut:

1. PendidikanDalam rangka pengawalan pembangunan nasional bidang pendidikan di

Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara, BPKP telah melakukan

Evaluasi Kinerja Pelayanan Bidang Pendidikan pada 2 (dua) Kabupaten,

yakni Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Bolaang

Mongondow Timur. Adapun kesimpulan umum berdasarkan hasil

evaluasi adalah sebagai berikut:

1) Indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang belum

sepenuhnya dicantumkan dalam Dokumen Renja-SKPD dan

RKA/DPA-SKPD.

2) Kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.

3) Kurangnya jumlah tenaga pengajar, baik pengajar tetap maupun tidak

tetap disekolah.

BPKP juga melakukan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Bantuan Sarana

Prasarana Pendidikan pada 4 (empat) Kabupaten/Kota, yaitu Manado,

Minahasa, Bitung dan Bolmong. Hasil Kegiatan Bansos Sarpras di

Provinsi Sulawesi Utara secara umum cukup berhasil. Namun masih

ditemukan beberapa kekurangan yang butuh untuk diperbaiki yaitu

seperti Tim Pelaksana Bansos Sarana dan Prasarana Pendidikan di

BABII

Page 25: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

6

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

masing-masing sekolah tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam

menyusun Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan Kegiatan. Dinas

Pendidikan Kabupaten tidak memiliki data dan informasi terkait

anggaran/biaya kebutuhan Sarana Prasarana Pendidikan di Sekolah

yang seharusnya, yang disusun melalui analisis kebutuhan berdasarkan

data kependidikan yang telah di sinkronisasi dengan data DAPODIK yang

ada.

Kepada Gubernur Sulawesi Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara merekomendasikan agar mengintruksikan Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten untuk:

1) Menuangkan seluruh indikator SPM serta target 5 (lima) tahun dan

target 1 tahun kedalam dokumen Renja-SKPD dan RKA/DPA-SKPD

untuk tahun berikutnya.

2) Menyusun prioritas rencana kebutuhan sarana dan prasarana

sekolah-sekolah di lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota dan

menganggarkan belanja modal sesuai dengan ketersediaan

anggaran dan prioritas tersebut.

3) Mengusulkan formasi tambahan guru tetap maupun tidak tetap untuk

memenuhi jumlah dan kualifikasi SDM guru sesuai Permendikbud

Nomor 23 tahun 2013.

2. KesehatanDalam rangka pengawalan pembangunan nasional bidang kesehatan di

Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Utara, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara telah melakukan Pengawasan Program Lintas Sektor

Pembangunan Daerah atas Penanggulangan Penyakit Menular pada 2

Kabupaten dan 4 Kota, yakni Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten

Bolaang Mongondow, Kota Manado, Kota Kotamobagu, Kota Tomohon,

dan Kota Bitung. Berdasarkan hasil pengawasan yang telah dilakukan

menunjukkan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1) Terdapat Peningkatan Penemuan Penyakit Menular Jenis TB BTA

(+), Demam Berdarah (DBD) dan juga HIV/AIDS Tahun 2013 ke

2014.

2) Kurangnya sosialisasi kegiatan promosi Penanggulangan Penyakit

Menular di semua kalangan masyarakat.

Page 26: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

7

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Kepada Gubernur Sulawesi Utara, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara merekomendasikan agar mengintruksikan Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk:

1) Mengadakan Program Tindak Lanjut terhadap Peningkatan

Penyebaran Penyakit Menular dengan cara :

a. Membuat database lokasi titik penyebaran penyakit menular

secara berkala.

b. Membersihkan atau menetralisir lokasi yang menjadi lokasi utama

penyebaran Penyakit Menular dengan memberikan pelayanan

kesehatan dan pemahaman mengenai Penyakit Menular baik

kepada masyarakat yang terjangkit maupun masyarakat sekitar.

2) Mengadakan Program Pencegahan Dini terhadap Peningkatan

Penyebaran Penyakit Menular dengan cara :

a. Pengenalan melalui kegiatan sosialisasi penyebab penyakit dan

dampaknya dengan bekerja sama dengan lembaga/LSM terkait di

Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Perkantoran.

b. Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk memasukkan

materi mengenai Penyakit Menular kedalam kurikulum sekolah

ataupun perguruan tinggi.

Perwakilan BPKP Sulawesi Utara juga melakukan Audit Kinerja Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) dan Audit Kinerja Aksesibilitas dan Mutu

Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan

(DTPK). Kinerja JKN di Provinsi Sulawesi Utara secara umum cukup

berhasil dengan skor 76,35. Simpulan umum yang masih memerlukan

perbaikan yaitu adanya pengenaan tambahan biaya kepada peserta

Penerima Bantuan Iuran (PBI), terdapat kelebihan peserta JKN,

pemanfaatan dana kapitasi atas pelayanan peserta PBI dan pemantauan

berupa pelaporan kegiatan JKN belum dilaksanakan sesuai ketentuan.

Kinerja Aksesibilitas dan Mutu Pelayanan Kesehatan di DTPK dalam

Provinsi Sulawesi Utara sebesar 71,75 dengan kategori Cukup Berhasil.

Adapun hal-hal yang masih memerlukan perbaikan yaitu Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota belum menyusun Perencanaan Pemenuhan

Kebutuhan Fisik dan SDM Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)

dan Jaringannya, adanya ketidaksesuaian atas penetapan Puskesmas

Page 27: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

8

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

DTPK berdasarkan SK Menteri kesehatan dengan kondisi yang ada saat

ini, fungsi Pustu (Puskesmas Pembantu) dan Poskesdes (Pos Kesehatan

Desa) sebagai Jaringan Pelayanan Puskesmas belum berjalan dengan

baik, tidak setiap desa memiliki Poskesdes ataupun Bidan Desa, belum

memadainya sarana maupun prasarana kesehatan yang terdapat di

fasilitas kesehatan, kurangnya pelatihan kepada tenaga operator alat

kesehatan yang tersedia di Puskesmas dan Administrasi dan Tata Kelola

Persediaan Obat-obatan Belum Dilaksanakan Dengan Memadai.

3. InfrastrukturDana DesaSampai dengan tanggal 31 Desember 2015, dana desa yang sudah

ditransfer dari RKUN ke RKUD sebesar Rp 402.546.360.000 untuk 12

Kabupaten/Kota. Sedangkan penyaluran dana dari RKUD ke rekening

desa sebesar Rp 389.825.202.038, dengan rincian sebagai berikut:Tabel 2.1

Penyaluran Dana Desa di Wilayah Sulawesi UtaraTahun 2015 (Rupiah)

No Nama Pemda PenyaluranDana Desa DariRKUN Ke RKUD

Penyaluran DariRKUD Ke Desa

1 Minahasa 59.997.140.000 59.997.140.0002 Bolaang Mongondow 53.458.431.000 50.036.132.7523 Minahasa Selatan 40.965.353.000 40.965.353.0004 Kep. Talaud 38.154.408.000 38.047.982.8005 Kep. Sangihe 38.998.397.000 38.998.397.0006 Minahasa Tenggara 36.264.822.000 36.264.822.0007 Minahasa Utara 33.975.540.000 25.362.570.8008 Bolaang Mongondow Utara 28.677.046.000 28.677.046.1009 Kep. Siau Tagulandang Biaro 22.707.402.000 22.707.402.000

10 BolaangMongondow Selatan 22.485.895.000 22.308.113.20011 Bolaang Mongondow Timur 22.289.277.000 22.005.509.93512 Kotamobagu 4.572.649.000 4.454.732.451

Jumlah 402.546.360.000 389.825.202.038

Dalam rangka pengawasan pengelolaan dana desa di 12 Kabupaten/Kota

Provinsi Sulawesi Utara, kegiatan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara, berupa:

1) Survei kondisi pengelolaan keuangan desa di Kabupaten Minahasa

Utara dan Kabupaten Minahasa dan mengadakan rapat koordinasi

Page 28: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

9

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

dengan Kepala PMD, Inspektur dan Sekretaris Daerah 12

Kabupaten/Kota.

2) Mengadakan bimbingan teknis pengelolaan dana desa pada

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow

Utara, dan Kabupaten Minahasa Tenggara, Kotamobagu, dan

Kepulauan Talaud.

3) Mengadakan evaluasi pengelolaan keuangan Desa pada Kabupaten

Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa

Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kabupaten Bolaang

Mongondow, dan Kota Kotamobagu.

4) Melakukan pendampingan implementasi SIMDA Desa pada

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Utara

dan Minahasa Tenggara.

Keterlambatan penyaluran dana desa dari RKUN ke Kas Desa

disebabkan desa belum menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDes) sebagai syarat penyaluran dana desa dari RKUD ke kas

desa sebagaimana diatur dalam PP 60 Tahun 2014.

Rekomendasi yang telah diberikan adalah Pemerintah Daerah agar

membentuk tim gabungan dari unsur DPPKAD, PMD, dan APIP yang

berfungsi untuk mengambil langkah-langkah strategis percepatan

penyusunan APBDesa.

Kegiatan yang direncanakan di tahun 2016 adalah sebagai berikut:

1) Pendampingan implementasi SIMDA Desa.

2) Monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan desa.

3) Rapat koordinasi dengan PMD.

Monitoring Pembangunan Jalan Tol Manado - BitungPembangunan ruas tol Manado-Bitung direncanakan dengan panjang

39,9 km. Dari hasil pengawasan berupa monitoring yang telah dilakukan

oleh Perwakilan PBKP Provinsi Sulawesi Utara, terdapat permasalahan

yang perlu mendapat perhatian, yaitu :

1) Pembebasan lahan yang terhambat di jalur akses jalan tol, 5 persil

tanah seluas 22.518 M2 belum dibebaskan karena belum adanya

kesepakatan harga dengan pemilik lahan, 23 persil tanah seluas

78.488 M2 yang masih menunggu penilaian appraisal, dan sebanyak

Page 29: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

10

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

175 persil tanah seluas 582.666 M2 yang masih dalam tahap

musyawarah.

2) Pekerjaan konstruksi sampai dengan November 2015 adalah 0,85 km

atau baru mencapai 24,50% dari target yang direncanakan (DIPA

2015).

3) Loan Agreement dengan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok

belum turun dan belum dapat dilakukan revisi anggaran sehingga

uang muka untuk pelaksanaan konstruksi untuk Sta. 0+000 s.d Sta.

7+000 belum dapat diajukan. Apabila pinjaman tersebut tidak dapat

direalisasikan akan berpotensi membebani anggaran APBN di tahun

berikutnya.

Telah direkomendasikan kepada Kepala Balai Pelaksanaan Jalan

Nasional XI agar meningkatkan koordinasi dengan Pemkab Minahasa

Utara, Pemkot Bitung, BPN Wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan Hukum

Tua (Kepala Desa) dalam rangka mempercepat proses pembebasan

lahan serta memantau perkembangan penandatanganan Loan

Agreement ke Kementerian Keuangan.

4. KemaritimanKinerja Pelayanan Bidang KemaritimanDalam rangka pengawalan bidang kemaritiman Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan Audit Kinerja Pelayanan Bidang

Kemaritiman yang dilaksanakan pada 2 (dua) sampel Pemerintah Daerah

yaitu Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Hasil penilaian pelayanan bidang maritim atas dua Pemda tersebut

menunjukan nilai kurang baik dengan skor sebesar 58,51 dan 58,40.

Masalah yang menyebabkan rendahnya skor tersebut antara lain:

1) Terbatasnya fasilitas yang dimiliki oleh pelabuhan.

2) Terbatasnya SDM dan sarana prasarana dalam penanganan illegal

fishing.

3) Perizinan kapal nelayan belum seluruhnya sesuai dengan ketentuan.

Atas permasalahan tersebut kepada Gubernur, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Utara merekomendasikan agar mendorong Bupati

untuk melakukan:

Page 30: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

11

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

1) Menambah/meningkatkan fasilitas-fasilitas yang terdapat di

pemerintah daerah.

2) Memberikan pelayanan pengurusan perizinan sesuai dengan SOP

dan Peraturan yang berlaku.

3) Meningkatkan koordinasi pengawasan atas kekayaan laut baik

dengan nelayan setempat maupun satker pusat penjaga keamanan

dan keselamatan laut (TNI, Bakamla, Polairud).

Program Tol Laut Pelabuhan BitungKapasitas pelayanan berkaitan pelaksanaan Program Tol Laut pada

Pelindo IV Cabang Pelabuhan Bitung dan Terminal Peti Kemas Bitung

sampai dengan November 2015 antara lain panjang dermaga 1.440 m,

container yard seluas 5 Ha, arus kunjungan kapal sebesar 3.322 call

(10.749.401 GT), arus barang 5.529.335 metric ton, arus peti kemas

208.139 teus, dan arus penumpang 155.019 orang.

Dalam rangka mencapai target arus peti kemas menjadi 350 ribu teus

pada tahun 2018, Otoritas Pelabuhan Bitung sedang melakukan

penambahan panjang dermaga peti kemas sepanjang 100 m dan PT

Pelindo IV sedang merencanakan reklamasi penambahan container yard

seluas 5 ha dan melakukan pengembangan Container Terminal

Operation System (CTOS).

Namun PT Pelindo IV mengalami kendala karena status dermaga adalah

milik Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Bitung (Pemerintah

Pusat), adanya pembatasan jenis barang/komoditas ekspor-impor yang

menyebabkan berkurangnya volume arus barang, dan pemberian izin

pengembangan pelabuhan dari Kementerian Perhubungan

membutuhkan waktu yang cukup lama.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan Evaluasi atas

Pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan pada Pelabuhan

Perikanan Samudra Bitung. Adapun hal-hal yang secara umum masih

membutuhkan area perbaikan yakni pembongkaran hasil tangkap

dilakukan di luar pelabuhan sebagaimana di tetapkan dalam (Surat Izin

Penangkapan Ikan (SIPI), terdapat 929 kapal yang tidak menyampaikan

log book, tidak seluruh hasil tangkapan di lakukan inspeksi

pembongkaran, pemanfaatan dermaga pelabuhan perikanan samudera

Page 31: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

12

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

bitung belum efektif, perpanjangan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI)

tidak disertai dengan persyaratan yang ditentukan dan registrasi surat

tanda bukti lapor kedatangan kapal perikanan belum dilaksanakan

dengan tertib.

5. Kedaulatan PanganDalam rangka pengawalan program prioritas nasional bidang kedaulatan

pangan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan

Evaluasi Dukungan dan Pengawasan Kegiatan Pencapaian Swasembada

Pangan pada Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara.

Adapun simpulan umum hasil pengawasan yang masih membutuhkan

perbaikan antara lain:

1) Realisasi Anggaran Tahun 2015 sampai dengan posisi 30 November

2015 masih rendah yaitu 55,68%. Realisasi Anggaran Tahun 2015

posisi 31 Desember 2015 sampai dengan saat penerbitan laporan ini

belum kami peroleh.

2) Terdapat perbedaan luas lahan sebanyak 22.962 Ha antara luas

lahan yang diusulkan sebagai penerima bantuan sosial yaitu 52.427

Ha dengan luas lahan sebenarnya yang dimiliki oleh kelompok tani

sebanyak 29.465 Ha yang mengakibatkan terjadinya kelebihanperhitungan dan penyaluran Bansos Jaringan Integrasi Tersier (JIT)

sebesar Rp 25.258.750.000 serta kelebihan pengadaan pupuk

sebesar Rp 12.106.322.625 dan kelebihan pengadaan benih sebesar

Rp 5.568.285.000. Untuk pengadaan pupuk dan benih, Dinas

Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara sudah melakukan

revisi/addendum kontrak.

3) Dokumen pertanggungjawaban Poktan tidak disusun sesuai dengan

pengeluaran riil Poktan.

4) Pupuk Urea yang sudah tersalur ke kelompok tani dan akan ditarik

kembali sudah sempat digunakan oleh kelompok tani. Dan penyedia

pupuk NPK belum merealisasikan penyaluran pupuk kepada Poktan.

5) Benih padi belum disalurkan kepada petani penerima bantuan dan

realisasi anggaran Pengadaan Benih Padi untuk areal

Pengembangan Jaringan Irigasi sebanyak 1.340.000 kg masih nihil

(0%) yang mengakibatkan tujuan program tidak dapat tercapai secara

Page 32: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

13

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

optimal. Sampai dengan saat penerbitan laporan ini, data realisasi

kegiatan pengadaan benih padi belum diperoleh.

6) Realisasi fisik dan keuangan kegiatan Optimasi PAT-PIP Kedelai dan

Pengembangan System of Rice Intensification rendah yang

mengakibatkan tujuan program tidak dapat tercapai secara optimal.7) Pengadaan alsintan dan Rice Milling Unit (RMU) telah selesai

pelaksanaan kontraknya namun belum dapat dimanfaatkan oleh

petani karena peralatan RMU belum terpasang dan sebagian alsintan

belum didistribusikan ke kelompok tani atau poktan sehingga tujuan

program tidak dapat tercapai secara optimal.

Hasil reviu atas Program Ketahanan Pangan dan Gerakan Peningkatan

Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara oleh PT Pupuk Kaltim, PT Pertani (Persero), dan PT Sang

Hyang Seri (Persero) dapat diinformasikan bahwa:

1) Distribusi Pupuk

a. Realiasi distribusi pupuk urea, NPK, dan organik produksi PT

Pupuk Kaltim tahun 2013 dan tahun 2014 di wilayah pemasaran

Provinsi Sulawesi Utara rata rata hanya mencapai kurang lebih

64% dari target yang ditetapkan.

b. Distribusi Pupuk NPK dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik dan

PT Pupuk Kaltim tanpa pembagian porsi tanggung jawab yang

jelas.

c. Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 4

Tahun 2015 tanggal 21 Januari 2015, Bupati Bolaang

Mongondow menerbitkan Peraturan Nomor 5 Tahun 2015

tanggal 23 Jaunuari 2015 Tentang Alokasi Kebutuhan Pupuk

Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. Padahal Menteri Pertanian

telah menerbitkan peraturan terkait Kebutuhan dan HET Pupuk

Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2015 pada

tanggal 27 November 2014.Hal ini menimbulkan keraguan bagi

produsen dan distributor untuk menyalurkan pupuk bersubsidi

sesuai kebutuhan kelompok petani.

2) Dampak Pemenuhan Benih Nasional.

Dalam tahun anggaran 2015 pada Dinas Pertanian dan Peternakan

Page 33: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

14

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Provinsi Sulawesi Utara, tersedia dana APBN Tahun 2015 Refocussing

dan APBN-P Tahun 2015 untuk Program Akselerasi Swasembada

Pangan Kementerian melalui Kegiatan Pengadaan Benih Padi pada

Areal Pengembangan Jaringan Irigasi sebanyak 1.340.000 kg, dengan

pagu anggaran sebesar Rp 12,99 Milyar. Berdasarkan hasil evaluasi

sampai dengan tanggal 31 Agustus 2015 belum ada realisasi kegiatan

pengadaan benih padi pada program tersebut, dan kontrak pengadaan

benih dengan PT. Pertani (Persero) belum ditandatangani. Sehingga

belum ada dampak pemenuhan benih nasional tahun 2015 yang

dilakukan oleh PT. Pertani (Persero) di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

3) GP3K

Permasalahan terkait penyaluran Dana Pinjaman PK-GP3K pada Kantor

Satgas PT Sang Hyang Seri (Persero) (PT SHS) Sulawesi Utara tahun

2013, yaitu terdapat penggunaan Dana Program Kemitraan GP3K Tahun

2013 yang tidak sesuai peruntukannya sebesar Rp 4,525 milyar.

Laporan Perkembangan Kantor Pengacara Negara pada Kejaksaan

Negeri Amurang tanggal 31 Oktober 2014, antara lain menyimpulkan

bahwa bantuan peminjaman modal yang diberikan oleh PT SHS kepada

Gabungan Kelompok Tani Pelangi sebesar Rp5,9 Milyar, termasuk

didalamnya dana GP3K sebesar Rp4,525 Milyar yang menjadi catatan

hasil evaluasi, tidak digunakan dan dikelola sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan. Penyelesaian hukum atas kasus tersebut akan

dilimpahkan ke Bidang Tindak Pidana Khusus.

Atas permasalahan telah direkomedasikan kepada :

1) Direksi PT Pupuk Kaltim (Persero) dan PT Pertani (Persero) untuk

meningkatkan koordinasi dengan Kementerian Pertanian, Dinas

Pertanian Provinsi Sulawesi Utara dan Dinas Pertanian Kabupaten untuk

mempercepat proses pengadaan benih nasional dan proses penerbitan

peraturan/regulasi Harga Eceran Tertinggi untuk alokasi kebutuhan

pupuk bersubsidi di Provinsi Sulawesi Utara.

2) PT Pupuk Indonesia selaku induk PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk

Kaltim untuk membuat instruksi yang jelas mengenai pembagian porsi

tanggung jawab distribusi Pupuk NPK kepada kedua produsen di

Wilayah Provinsi Sulawesi Utara.

Page 34: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

15

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

6. Reformasi BirokrasiPerwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan Evaluasi atas

Kinerja Layanan Administrasi Kepegawaian terkait seleksi/rekrutmen CPNS

Kota Manado Tahun 2014. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan sebagai

langkah perbaikan adalah sebagai berikut :

1) Formasi telah diusulkan berdasarkan analisa jabatan yang disusun

pada tahun 2014, tidak terdapat perbedaan antara formasi tersedia

dengan usulan formasi.

2) Secara umum pelaksanaan pengumuman, pendaftaran dan verifikasi

peserta seleksi CPNS Tahun 2014 pada Kota Manado telah

dilakukan secara terbuka dan tidak diskriminatif, namun belum

akuntabel.

3) Pelaksanaan Tes Kompetensi Dasar (TKD) pada Seleksi CPNS

Tahun 2014 pada Kota Manado telah dilakukan secara akuntabel,

efisien, transparan, efektif dan sesuai dengan ketentuan berlaku.

4) Kota Manado tidak melaksanakan Tes Kompetensi Bidang (TKB)

pada Seleksi CPNS Tahun 2014.

5) Pelaksanaan Penetapan Hasil Kelulusan Seleksi CPNS Tahun 2014

pada Kota Manado telah dilakukan secara efisien, transparan, efektif

dan sesuai dengan ketentuan berlaku, namun belum akuntabel.

B. KONTRIBUSI PENINGKATAN RUANG FISKALKegiatan pengawasan dalam rangka mendorong peningkatan ruang fiskal

difokuskan pada optimalisasi penerimaan dan efisiensi pengeluaran

keuangan negara dan daerah. Pada semester ini kegiatan pengawasan yang

dilakukan telah menghasilkan potensi penerimaan keuangan negara yang

berasal dari pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan efisiensi

pengeluaran negara dan daerah yang berasal dari koreksi penyesuaian harga

dan klaim pihak ketiga.

Rincian kegiatan dan hasil pengawasan sebagai berikut:

1. Optimalisasi Penerimaan NegaraKegiatan pengawasan dalam rangka Optimalisasi Penerimaan Negara

(OPN) di lingkungan Provinsi Sulawesi Utara yaitu Audit PNBP Kantor

Kesehatan Pelabuhan Bitung, Audit Pengelolaan PNBP pada Kominfo

Page 35: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

16

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Manado, BHP Frekuensi dan Informatika pada lokasi Monitor Spektrum

Radio Tahuna, Kementerian Agraria Tata Ruang/BPN pada Kantor

Pertanahan Kota Manado dan Kota Bitung. Telah menghasilkan

tambahan potensi penerimaan keuangan negara sebesar Rp323.355.600,

dengan rincian terlihat pada Tabel 2.2.Tabel 2.2

Rekapitulasi Optimalisasi Penerimaan Negara

Upaya yang masih harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam

mengoptimalisasi penerimaan negara, antara lain sebagai berikut:

a. Meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan PNBP sehingga

mekanisme pemungutan, perhitungan, penyetoran dan sanksi bisa

berjalan dengan baik.

b. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan informasi yang

mendukung pengelolaan PNBP.

2. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD)Kegiatan pengawasan dalam rangka Optimalisasi Pendapatan Asli

Daerah (OPAD) di lingkungan pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota di

wilayah Provinsi Sulawesi Utara, antara lain berupa:

a. Penerapan SIMDA-Pendapatan di Pemerintah Kota Bitung dan

persiapan penerapan SIMDA-Pendapatan di Pemerintah Kabupaten

Kepulauan Talaud, Pemerintah Kabupaten Minahasa, dan

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

b. Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi Pengelolaan

Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintah Kabupaten Bolaang

Mongondow dan Pemerintah Kota Kotamobagu.

c. Pengawasan atas Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah pada

Pemerintah Kabupaten Minahasa, Pemkab Minahasa Selatan dan

Provinsi Sulawesi Utara.

Beberapa hal yang berpotensi menjadi penyebab tidak optimalnya

pengelolaan Pendapatan Asli Daerah yaitu belum siapnya peraturan

No. Uraian Rp1. Pajak -2. Bea Cukai -3. PNBP 323.355.600,00

Jumlah 323.355.600,00

Page 36: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

17

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

pelaksanaan teknis pengelolaan pendapatan asli daerah, kurang

optimalnya dalam penyusunan database wajib pajak, kurang

memadainya SDM dalam pengelolaan asli daerah, baik dari segi

kuantitas dan kualitas, dan kurangnya inovasi dalam rangka

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Upaya yang masih harus dilakukan oleh pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota dalam mengoptimalisasi Pendapatan Asli

Daerah, antara lain sebagai berikut:

a. Menetapkan Peraturan Kepala Daerah sebagai peraturan

pelaksanaan lebih teknis dari Peraturan Daerah yang mengatur

tentang Pendapatan Asli Daerah.

b. Menyusun database atau melakukan perbaikan database yang ada,

antara lain dengan melakukan inventarisasi wajib pajak.

c. Melakukan penghitungan potensi Pendapatan Asli Daerah

berdasarkan data-data riil Pendapatan Asli Daerah.

d. Mengikutsertakan SDM dalam kegiatan peningkatan

kapabilitas/kemampuan pengelolaan pendapatan asli daerah baik

berupa Bimbingan Teknis, Sosialisasi, serta Pendidikan dan Latihan.

e. Meningkatkan inovasi dan kemudahan pelayanan kepada masyarakat

dalam rangka optimalisasi penerimaan pendapatan asli daerah.

3. Efisiensi Pengeluaran Negara/DaerahKegiatan pengawasan dalam rangka efisiensi pengeluaran keuangan

negara/daerah telah menghasilkan Rp855.603.432,80 yang diperoleh dari

koreksi atas penyesuaian harga dan klaim pihak ketiga dengan rincian

terlihat dalam Tabel 2.3.Tabel 2.3

Efisiensi Pengeluaran Negara/Daerah

No. Uraian Rp1. Audit Penyesuaian Harga 850.979.432,802. Audit Klaim/tagihan pihak 3 4.624.000,00

Jumlah 855.603.432,80

3.1. Audit Penyesuaian HargaAudit atas penyesuaian harga dilakukan terhadap kontrak-kontrak

pengadaan barang dan jasa (PBJ) tahun jamak (multi years), yang

Page 37: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

18

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

hasilnya akan digunakan sebagai dasar pembayaran kepada pihak

ketiga. Dari hasil audit diperoleh koreksi penyesuaian harga

sebesar Rp 850.979.432,80 dari 3 kontrak.

3.2. Audit KlaimAudit atas klaim dilakukan untuk menilai kelayakan klaim yang

diajukan oleh pihak ketiga kepada K/L/P/K. Potensi penghematan

yang diperoleh dari koreksi atas pengajuan klaim adalah sebesar

Rp 4.624.000 dari 1 kontrak.

3.3. Monitoring Dana Alokasi Khusus(DAK)Monitoring pelaksanaan DAK pada pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara dilakukan

untuk menilai kelayakan laporan output DAK yang dibuat

pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang hasilnya akan

digunakan sebagai dasar penentuan jumlah penggantian DAK.

Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAK tahun anggaran 2014

yang dilakukan oleh BPKP Perwakilan Sulawesi Utara,

dilaksanakan pada 3 Kabupaten/Kota yaitu Kabupaten Kepulauan

Sangihe, Kabupaten Minahasa dan Kota Bitung.

Tabel 2.4Dana Alokasi Khusus (Rupiah)

No Pemda Nilai DAK (Termasuk Pendamping) DAK Tambahan (TermasukPendamping)

Nilai DAK Nilai Sampel Nilai DAK Nilai Sampel1. Kabupaten

Minahasa 56.058.270.000 22.055.008.794- -

2. KabupatenKep.Sangihe

106.397.410.000 33.571.407.400 14.741.540.000 3.524.506.600

3. Kota Bitung 52.869.750.000 15.668.916.284 -

Jumlah 215.325.430.000 71.295.332.478 14.741.540.000 3.524.506.600Hasil monitoring dan evaluasi pengelolaan DAK pada 3

Kabupaten/Kota tersebut diantaranya:

a. Terdapat kekurangan pekerjaan, kelebihan pembayaran

melebihi nilai kontrak, kelebihan perhitungan volume RAB

kontrak/mark up (kemahalan harga), keterlambatan

penyelesaian pekerjaan yang belum dipungut dendanya pada

pelaksanaan kegiatan fisik/kontrak/swakelola.

Page 38: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

19

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

b. Masih terdapat beberapa kelemahan yang memerlukan

perbaikan dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI)

pada lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan

pengendalian, informasi dan komunikasi dan pemantauan.

Kepada Gubernur, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

merekomendasikan agar mendorong Bupati/Walikota :

1) Secara berkala menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan

teknis/sosialiasi petunjuk teknis masing-masing bidang DAK untuk

meningkatkan kompetensi pegawai dalam pertanggungjawaban

keuangan dan melaksanakan pekerjaan.

2) Meningkatkan koordinasi antara SKPD pengelola DAK dengan SKPD

teknis terkait pelaksanaan pekerjaan.

3) Mengidentifikasi risiko internal dan eksternal serta penanganan

dampak risiko, melakukan pengawasan pekerjaan, penyiapan SOP,

pemantauan, dan pengawasan pekerjaan pengelolaan Dana Alokasi

Khusus.

C. PENGAMANAN ASET NEGARA/DAERAHPengawasan atas pengamanan aset negara dilakukan bersama dengan

Aparat Penegak Hukum (APH), yaitu Kepolisian dan Kejaksaan, dengan

tujuan memberikan kontribusi dalam upaya penyelamatan keuangan negara

melalui audit investigatif dan audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

(PKKN). Dari hasil audit diperoleh potensi penyelamatan keuangan negara

sebesar Rp 14.094.011.261,2.

1. Audit InvestigatifTelah dilakukan audit investigatif berdasakan permintaan APH sebanyak

3 laporan/kasus dengan total indikasi kerugian keuangan negara sebesar

Rp 5.567.375.159,40 dengan rincian sebagai berikut:Tabel 2.5

Laporan Audit InvestigatifNo KLPK Jumlah Kasus Nilai Kerugian1. Kabupaten Bolaang Mongondow dan

Kabupaten Minahasa Utara2 2.426.710.266,40

2. Kota Manado 1 3.140.664.893,00Jumlah 3 5.567.375.159,40

Page 39: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

20

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

2. Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)Telah dilakukan audit PKKN untuk menyatakan pendapat mengenai nilai

kerugian negara yang timbul dari kasus penyimpangan guna mendukung

tindakan ligitasi atas permintaan APH sebanyak sebanyak 11 laporan

dengan total nilai kerugian negara sebesar sebesar Rp 8.726.914.493,24

miliar dengan rincian sebagai berikut:Tabel 2.6

Laporan Audit PKKNNo Instansi Jumlah Kasus Nilai Kerugian (Rp)1. Kabupaten Bolaang Mongondow 2 1.285.560.082,002. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2 2.935.411.390,443. Kabupaten Minahasa 2 1.098.053.298,184. Kabupaten Minahasa Selatan 1 1.206.068.181,005. Kabupaten Minahasa Utara 2 676.404.405,626. Kota Tomohon 1 511.202.755,007. Kota Bitung 1 1.014.214.381,00

Jumlah 11 8.726.914.493,24Catatan: Kerugian negara pada Kabupaten Minahasa Utara sebesar Rp 676.404.405,62 termasukkerugian negara yang telah diperhitungkan dalam audit investigasi sebesar Rp 200.278.391,40.

3. Hambatan Kelancaran PembangunanDalam rangka mendorong penyelesaian atas hambatan kelancaranpembangunan, BPKP bersama pihak-pihak terkait telah melakukanmediasi atas hambatan atau debottlenecking, antara lain:

Tabel 2.7Laporan Audit Hambatan Kelancaran Pembangunan

No Uraian Permasalahan Pihak Terkait Hasil Mediasi

1 Hambatan KelancaranPembangunan atasPembangunanDermaga&TerminalKalimas di DLKRPelabuhan Manadopada PT Pelindo IV(persero) CabangManado

Pemkot Manadodengan PT PelindoIV (Persero) CabangManado

Walikota Manado membentukTim Koordinasi yangberanggotakan para pihakinstansi terkait yang bertugasuntuk menginventarisasi danmelengkapi dokumen ataspemanfaatan lahan yang sudahdi reklamasi

Setelah diperoleh kejelasanterhadap pengakuan dankepemilikan aset, makadiupayakan membuat kerjasamaoperasional

2 Hambatan KelancaranPembangunan atasPenyaluran Air BersihTerhadap ±250 KKMasyarakat Desa

PDAM KabupatenBolaang Mongondowdengan PemkotKotamobagu

Pemerintah Kota Kotamobaguakan memasang jaringan pipa

PDAM Kabupaten BolaangMongondow akan menyuplai airbaku kepada Pemerintah Kota

Page 40: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

21

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Pontodon Timur KotaKotamobagu

Kotamobagu Kompensasi/pembayaran suplai

air baku akan dibicarakankembali, dengan memperhatikanbatas wilayah Kota Kotamobagudan Kabupaten BolaangMongondow

4. Pemberian Keterangan AhliPemberian keterangan ahli bertujuan untuk memberikan pendapat

berdasarkan keahlian di bidang akuntansi dan auditing dalam suatu

kasus TPK dan/atau perdata untuk membuat jelas suatu kasus bagi

penyidik dan/atau hakim, dimana pada tahun 2015 telah dilakukan

Pemberian Keterangan Ahli kepada penyidik Kejaksaan sebanyak 8

kasus dan penyidik Kepolisian sebanyak 9 kasus, dengan rincian sebagai

berikut:Tabel 2.8

PKA Kepada KejaksaanNo Pemda Jumlah

KasusNama Kasus Nilai Kerugian

(Rupiah)1. Kabupaten

BolaangMongondowUtara

2 Pemberian Keterangan Ahli KepadaPenyidik Kejaksaan Negeri Borokoterkait Pelaksanaan PengadaanPerlengkapan dan PemeliharaanRumah Dinas Wakil Bupati KabupatenBolaang Mongondow Utara Tahun2013 Pemberian Keterangan Ahli Kepada

Penyidik Kejaksaan Negeri Borokoterkait Pengelolaan Dana BLM danSPP PNPM di Bolaang MongondowUtara tahun 2013

190.255.252,44

222.390.082,00

2. KabupatenMinahasa

2 Pemberian Keterangan Ahli padaperkara dugaan TPK dana block-grantpeningkatan mutu SMP menujuSekolah Standar Nasional (SSN)tahun 2011 dan 2012 dan danaBantuan Operasional Sekolah (BOS)tahun 2012 dan 2013 SMPN1 Sonder Pemberian Keterangan Ahli pada

Kasus Dugaan TPK PembangunanPagar Stadion KawangkoanKabupaten Minahasa pada DisporaProvinsi Sulut tahun 2010

310.643.899,00

74.400.000,00

3. KabupatenMinahasaUtara

2 Pemberian Keterangan Ahli kepadaPenyidik Kejaksaan Negeri AirmadidiDugaan TPK bantuan revitalisasiprasarana olahraga masyarakat di 3Desa di 3 Kecamatan di Kab.Minahasa Utara Permintaan Keterangan Ahli Dana

APBN Kementerian Koperasi danUKM untuk Revitalisasi Pasar

479.998.500,00

823.418.000,00

Page 41: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

22

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Tradisional di Desa WoatutumouKecamatan Kalawat Kabupatenminahasa Utara tahun 2013 olehKejaksaan Negeri Airmadidi

4. KabupatenMinahasaSelatan

1 Pemberian Keterangan Ahli KasusPerkara DugaanTPK BantuanPenangkapan Ikan 30GT pada DinasKelautan dan Perikanan KabMinahasa Selatan Th 2011

1.206.068.181,00

5. KotaTomohon

1 Pemberian Keterangan Ahli Kepadapenyidik kejari tomohon perkaradugaan TPk pada penerimaan biayapengurusan IUP mineral bukan logamdan batuan pada dinas ESDM kotatomohon tahun anggaran 2013

25.000.000,00

Tabel 2.9.PKA Kepada Kepolisian

No Pemda JumlahKasus

Nama Kasus Nilai Kerugian(Rupiah)

1. ProvinsiSulawesiUtara

- - -

2. KabupatenMinahasa

3 Pemberian Keterangan Ahli terkaitDugaan TPK atas kegiatan KelompokUsaha Bersama Program KeluargaHarapan (KUBE-PKH) KabupatenMinahasa Tahun 2013 Pemberian Keterangan Ahli tambahan

kepada penyidik Polda Sulut perkaradugaan TPK pembangunan pagarstadion kawangkoan kabupatenMinahasa pada Dinas Pemuda danOlahraga Provnsi SUlawesi Utaratahun anggaran 2010 Pemberian Keterangan Ahli Kasus TPK

Pelaksanaan dan PertanggungjawabanDAK Minahasa Th 2012

106.000.000,00

76.713.197,14

851.927.030,00

3. KabupatenKepulauanSangihe

2 Pemberian Keterangan Ahli pada kasusdugaan TPK Penyalahgunaan DanaHibah Pemerintah Daerah KabupatenKepulauan Sangihe sejumlah Rp.500.000.000 kepada PanwaslukadaKabupaten Kepulauan Sangihe tahun2011 Pemberian Keterangan Ahli Kepada

Penyidik Polres Sangihe dugaanpenyalahgunaan dana kegiaan GerakanRehabilitasi Hutan dan Lahan(GERHAN) tahun 2007

173.680.000

923.357.641,00

4. KabupatenMinahasaUtara

1 Pemberian Keterangan AhliPenyimpangan BSPS Minut 2012

237.452.430,00

5. KabupatenBolaangMongondowUtara

1 Pemberian Keterangan AhliPeningkatan Pelayanan KedinasanKepala Daerah Kabupaten BolaangMongondow Utara tahun 2012

2.216.818.181,00

6. Kota 1 Pemberian Keterangan Ahli kepada 443.102.846,00

Page 42: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

23

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Tomohon penyidik atas perkara dugaan TPK DanaBantuan Perkuatan ProgramPengembangan Pasar Souvenir KUKMtahap II tahun 2007 kepada KSU BerkatBersama

7. Kota Bitung 1 Pemberian Keterangan Ahli KasusDugaan Penyimpangan dalampengadaan Fasilitas (mesin dan alatpendukung lainnya) pada TerminalBahan Baku Kayu di Kota Bitung tahun2010

1.014.214.381,00

Selain kepada penyidik, telah dilakukan Pemberian Keterangan Ahli di

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebanyak 13 kasus, dengan rincian

sebagai berikut:Tabel 2.10

PKA di PengadilanNo Pemda Jumlah

KasusNama Kasus Nilai Kerugian

(Rp)1. Provinsi

SulawesiUtara

1 Pemberian Keterangan Ahlikasus/perkara dugaan Tindak PidanaKorupsi Pengadaan Buku IlmuPengetahuan Umum untuk Desa danKelurahan pada Badan Perpustakaan,Arsip dan Dokumentasi ProvinsiSulawesi Utara Tahun Anggaran 2011atas nama terdakwa Drs. Jemmy JusJulius Pelealu, MBA, Theresia SilviaAjawaila, dan Linda Massie

578.174.925,00

2. KabupatenMinahasaUtara

2 Pemberian Keterangan Ahli dipersidangan perkara dugaan TPKpengadaan alat kesehatan pada RSWalanda Maramis minahasa utaratahun anggaran 2013 denganterdakwa dr.Ronny Budiman Pemberian Keterangan Ahli Kasus

Penyimpangan DAK BidangPendidikan Minahasa Utara tahun2007

2.993.823.137,50

851.927.030,00

3. KabupatenMinahasa

1 Pemberian Keterangan Ahli padaperkara dugaan TPK dana block-grantpeningkatan mutu SMP menujuSekolah Standar Nasional (SSN) tahun2011 dan 2012 dan dana BantuanOperasional Sekolah (BOS) tahun2012 dan 2013 SMPN1 Sonder a.nterdakwa Margotje Augustina Manorek

310.643.899,00

4. KabupatenBolaangMongondow

1 Pemberian Keterangan Ahli dugaanpenyimpangan dana tunjanganpenghasilan aparat desa (TPAPD)pada kabupaten Bolaang Mongondowtahun 2010-2011 atas nama terdakwaFarid Asimin, MAP

4.810.425.000,00

5. KabupatenMinahasaSelatan

1 Pemberian Keterangan Ahli dpengadilan dugaan TPK pengadaanturus jalan

172.619.841,00

Page 43: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

24

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

6. KabupatenBolaangMongondowUtara

2 Pemberian Keterangan Ahli KasusSPP PNPM Bolaang MongondowUtara dengan nama tersangka Wirdarauf Pemberian Keterangan Ahli Kasus

Pengisian Rumah Dinas Wakil BupatiBolaang Mongondow Utara

222.390.082,00

190.255.252,44

7. KabupatenKepulauanSangihe

1 Pemberian Keterangan Ahli KasusDugaan TPK GERHAN SangiheTahun 2007 dengan Terdakwa Ci Koridi Pengadilan Negeri Manado

923.357.641,00

8. KotaManado

2 Pemberian Keterangan Ahli padaKasus Dugaan Tindak Pidana KorupsiDana Bantuan PembangunanGelanggang Pemuda Kota ManadoTahun Anggaran 2011, atas namaterdakwa Paskalis Mitakda,Drs.Ronny Eman dan Djudry Umar Pemberian Keterangan Ahli di

persidangan perkara dugaan TindakPidana Korupsi Pengadaan Tanahuntuk Kantor Kesehatan PelabuhanKelas II Manado di Lingkungan IIKelurahan Lapangan KecamatanMapanget Kota Manado T.A 2010atas nama terdakwa Shirley M.Rembet, S.K.M.M.Si.

1.056.827.252,74

243.960.000,00

9. KotaKotamobagu

1 Pemberian Keterangan Ahli dipersidangan TPK Kasus DugaanPenyimpangan PekerjaanPembangunan KPP Kotamobagu tahun2008 atas nama terdakwa NoorsscaMaarscell R.W. alias Onal, dkk

5.079.270.831,21

10. KotaTomohon

1 Pemberian Keterangan Ahlipemungutan Pajak dan RetribusiGalian C Kota Tomohon

219.700.000,00

Catatan: Nilai Kerugian Keuangan Negara tersebut adalah nilai kerugian keuangan negara yangdisampaikan oleh Pemberi Keterangan Ahli (PKA) dihadapan penyidik kepolisian dan kejaksaankemudian disampaikan kembali oleh Pemberi Keterangan Ahli di dalam persidangan.

D. PENINGKATAN GOVERNANCE SYSTEMUntuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan kinerja, kapabilitas

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), dan proses manajemen

organisasi, dengan rincian sebagai berikut:

1. Pelaporan Keuangan dan KinerjaSalah satu peran BPKP di daerah adalah meningkatkan kualitas

akuntabilitas keuangan dan kinerja pemerintah daerah. Hal tersebut

tercermin dari opini audit BPK atas LKPD, hasil evaluasi AKIP, dan

evaluasi LKPPD sebagai berikut:

Page 44: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

25

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

1.1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)Indikator kualitas akuntabilitas keuangan salah satunya ditunjukkan

dari opini auditor eksternal (BPK) atas penyajian laporan keuangan.

Perolehan opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi

Sulawesi Utara dan pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi

Sulawesi tahun 2012, 2013, dan 2014 adalah sebagai berikut:Tabel 2.11

Laporan Keuangan Pemerintah DaerahNO NAMA PEMDA 2012 2013 20141. Provinsi Sulawesi Utara WTP-DPP WDP WTP-DPP2. Kota Manado WDP WDP WTP-DPP3. Kab. Minahasa TW WDP WTP-DPP4. Kota Bitung WTP-DPP WTP WTP5. Kota Tomohon WDP WTP-DPP WTP-DPP6. Kab. Minahasa Utara WDP WDP WDP7. Kab. Minahasa Selatan TMP TW WDP8. Kab. Minahasa

TenggaraTMP TW WDP

9. Kab. BolaangMongondow

TMP TW WDP

10. Kota Kotamobagu WDP WTP-DPP WTP-DPP11. Kab. Bolaang

Mongondow UtaraTMP WDP WDP

12. Kab. BolaangMongondow Selatan

WDP WDP WTP-DPP

13. Kab. BolaangMongondow Timur

WDP WTP-DPP WTP-DPP

14. Kab. Kep. Talaud TW TW WDP15. Kab. Kep. Sangihe TMP WDP WTP-DPP16. Kab. Kep. Sitaro WDP WTP-DPP WTP-DPP

Opini LKPD tahun 2014 Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan 8

Pemerintah Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara mengalami

peningkatan dibandingkan opini LKPD tahun 2013, sedangkan 7

Pemerintah Kabupaten/Kota mendapat opini yang sama

dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Tahun 2015 merupakan tahun pertama penerapan akuntansi

berbasis akrual sebagaimana diamanatkan dalam PP 71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Upaya yang telah

dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka

penerapan akuntansi berbasis akrual kepada Pemerintah Daerah di

Sulawesi Utara, antara lain:

Page 45: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

26

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

a. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis SIMDA-Keuangan Berbasis

Akrual dan SIMDA-BMD Berbasis Akrual.

b. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Kebijakan Akuntansi dan

Sistem Prosedur Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual.

c. Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Pengelolaan Barang Milik

Daerah.

d. Asisntensi Penyajian Kembali Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD) Tahun 2014.

e. Asistensi Revisi Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan

Akuntansi Pemerintah Daerah dan Sistem Prosedur Akuntansi

Pemerintah Daerah.

Kondisi yang dapat menghambat peningkatan kualitas Laporan

Keuangan Daerah Tahun 2015 terkait dengan penerapan akuntansi

berbasis akrual, antara lain:

a. Kesiapan peraturan pendukung penerapan akuntansi berbasis

akrual berupa Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan

Akuntansi Berbasis Akrual dan Peraturan Kepala Daerah

tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Berbasis Akrual.

b. Kesiapan SDM dalam rangka penerapan akuntansi berbasis

akrual baik di tingkat SKPKD dan SKPD.

c. Penatausahaan Barang Milik Daerah yang belum tertib, yaitu

terdapat perbedaan Nilai Aset Tetap yang tercatat di Neraca

dibandingkan dengan KIB-BMD, Aset Tetap yang dicatat secara

gabungan tidak dirinci berdasarkan jenis barangnya, dan Aset

Tetap yang dinilai dengan Rp1,00.

d. Penatausahaan Piutang Daerah belum tertib, yaitu belum

didukung dengan dokumen Surat Keterangan Tanggung Jawab

Mutlak (SKTJM) untuk piutang Tuntutan Ganti Rugi (TGR) dan

dokumen Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat

Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) untuk piutang pajak daerah

dan piutang retribusi daerah.

e. Penatausahaan Persediaan belum tertib, yaitu belum didukung

dengan kartu persediaan per jenis barang persediaan.

Page 46: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

27

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Upaya yang harus dilakukan Pemerintah Daerah dalam rangka

mempertahankan dan meningkatkan opini Laporan Keuangan

Daerah, antara lain:

a. Melakukan perubahan/revisi Peraturan Kepala Daerah tentang

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dan Sistem Prosedur

Akuntansi Pemerintah Daerah disesuaikan dengan PP 71

Tahun 2010, Buletin Teknis SAP Berbasis Akrual, Permendagri

64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah, dan

Permendagri 73 Tahun 2015 Pedoman Penyisihan Piutang dan

Penyisihan Dana Bergulir pada Pemerintah Daerah.

b. Meningkatkan kemampuan SDM dalam penerapan akuntansi

berbasis akrual dengan melakukan bimbingan teknis,

pendidikan dan pelatihan, dan workshop akuntansi berbasis

akrual.

c. Melakukan penatausahaan Barang Milik Daerah, Piutang

Daerah, dan Persediaan dengan tertib sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

1.2. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)Pemerintah DaerahIndikator kualitas akuntabilitas kinerja salah satunya ditunjukkan dari

hasil penilaian Kementerian PAN dan RB atas Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (AKIP). Perolehan hasil evaluasi atas LAKIP di

lingkungan Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut:Tabel 2.12

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahNo Pemda 2012 2013 20141. Provinsi Sulawesi Utara B B B2. Bolaang Mongondow C C3. Bolaang Mongondow Selatan D D D4 Bolaang Mongondow Timur D C C5 Bolaang Mongondow Utara C C C6 Kep. Sangihe C C C7 Kep. Siau Tagulandang Biaro D C C8 Kep. Talaud C C C9 Minahasa C C10 Minahasa Selatan C C C

Page 47: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

28

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

11 Minahasa Tenggara D C C12 Minahasa Utara CC CC13 Kota Bitung CC CC14 Kota Kotamobagu C C C15 Kota Manado CC B B16 Kota Tomohon C C C

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas

LAKIP, diantaranya:

a. Kegiatan Asistensi Penyusunan LAKIP Tahun 2014 dan

Perjanjian Kinerja Tahun 2015 pada Pemerintah Kabupaten

Minahasa Selatan dan Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang

Mongondow Utara, Sangihe.

b. Pendampingan Kegiatan Reviu LAKIP Tahun 2014 pada

Pemerintah Kota Kotamobagu.

c. Kegiatan Sebagai Narasumber Peningkatan Kualitas LAKIP

Kota Tomohon, Talaud, Minahasa Selatan, Minahasa Utara.

Masalah yang menghambat kualitas AKIP sebagai berikut:

b. Masih terbatasnya pemahaman pegawai terhadap proses

penyusunan LAKIP.

c. Dokumen-dokumen perencanaan pemda belum lengkap, dan

belum selaras antara dokumen yang satu dengan lainnya.

Kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Utara agar mendorong

Bupati/Walikota untuk meningkatkan peringkat LAKIP melalui

upaya antara lain:

a. Melakukan peningkatan kualitas SDM dengan melakukan

Bimbingan Teknis, Sosialisasi, dan Pendidikan dan Pelatihan.

b. Memperbaiki proses penyusunan dokumen perencanaan yang

selaras dimulai dari RPJMD dengan lengkap sampai dengan

dokumen turunan lainnya baik di tingkat Pemda maupun SKPD.

1.3. Laporan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LKPPD)Selain itu, kualitas akuntabilitas kinerja juga dapat ditunjukkan dari

hasil penilaian Kemendagri atas Laporan Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (LKPPD). Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Page 48: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

29

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Utara setiap tahun bekerjasama dengan Inspektorat Provinsi

Sulawesi Utara melakukan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah (EKPPD) atas LKPPD Kabupaten/Kota se-

Provinsi Sulawesi Utara, yang hasilnya divalidasi oleh Kemendagri.

Perolehan hasil evaluasi atas LKPPD di lingkungan Pemerintah

Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Utara dalam 3 (tiga) tahun

terakhir, adalah sebagai berikut:Tabel 2.13

Laporan EKPPDNo Kabupaten/Kota Prestasi EKPPD (Tahun)

2012 2013 20141 Kabupaten Bolaang Mongondow Sedang Rendah Rendah

2 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan*) - Sedang Tinggi

3 Kabupaten Bolaang Mongondow Timur*) - Sedang Tinggi

4 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tinggi Tinggi Tinggi

5 Kabupaten Kepulauan Sangihe Tinggi Sedang Sangat

Tinggi

6 Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro Tinggi Rendah Tinggi

7 Kabupaten Kepulauan Talaud Tinggi Tinggi Tinggi

8 Kabupaten Minahasa Tinggi Sedang Tinggi

9 Kabupaten Minahasa Selatan Tinggi Sedang Tinggi

10 Kabupaten Minahasa Tenggara Tinggi Tinggi Sedang

11 Kabupaten Minahasa Utara Tinggi Sedang Sedang

12 Kota Bitung Tinggi Sedang Sedang

13 Kota Kotamobagu Sedang Sedang Sedang

14 Kota Manado Tinggi Sangat

Tinggi

Sedang

15 Kota Tomohon Tinggi Tinggi Sedang

*) Belum memenuhi syarat sebagai Pemda yang dievaluasi pada tahun yang bersangkutan.Sumber: Validasi Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) tahun 2013,2014, dan 2015 oleh Timnas EKPPD.

Hasil EKPPD pada Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Utara

menunjukkan terdapat 6 Pemda yang mengalami peningkatan

prestasi LKPPD dari tahun sebelumnya, namun terdapat pula 3

Pemda yang mengalami penurunan prestasi LPPD dari tahun

sebelumnya.

Hal-hal yang berpotensi mengakibatkan rendahnya hasil EKPPD,

yakni belum memadainya mekanisme pengumpulan data dan

Page 49: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

30

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

dokumen pendukung terhadap isian capaian kinerja dari setiap

Indikator Kinerja Kunci (IKK) dalam LKPPD.

Indikator kinerja yang mengakibatkan rendahnya prestasi EKPPD

yaitu belum disusunnya peraturan daerah mengenai Standar

Pelayanan Publik, Standard Operating Procedure (SOP) teknis

setiap urusan pemerintahan sesuai dengan kebijakan yang

ditetapkan oleh Pemerintah cq. Kementerian dan Lembaga

Pemerintah Non Kementerian, serta belum dilaksanakannya Survei

Kepuasan Masyarakat untuk setiap urusan pemerintahan terhadap

pelayanan publik yang diselenggarakan Pemda.

Untuk meningkatkan kualitas dan peringkat EKPPD, kepada

Gubernur Provinsi Sulawesi Utara agar mendorong Bupati/Walikota,

untuk:

1. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) pengumpulan

data dan dokumen pendukung terhadap capaian kinerja dari

setiap IKK dalam LPPD.

2. Menyusun peraturan daerah mengenai Standar Pelayanan

Publik.

3. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) teknis setiap

urusan pemerintahan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan

oleh Pemerintah.

4. Menyelenggarakan Survei Kepuasan Masyarakat untuk setiap

urusan pemerintahan terhadap kualitas pelayanan publik.

2. Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern PemerintahLevel APIP pada Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Utara

rata-rata masih pada level 1 (initial). Pada level ini APIP belum mampu

memberikan jaminan atas proses tata kelola sesuai dengan peraturan

dan mencegah korupsi.

Diharapkan pada akhir tahun 2019, seluruh APIP telah mencapai level 3

(integrated), yaitu APIP telah mampu memberikan layanan assurance

dan consulting sesuai standar yang berlaku, untuk meningkatkan kinerja

(ekonomis, efisensi dan efektivitas) dalam penyelenggaraan

pemerintahan.

Page 50: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

31

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Tahun 2015 terdapat 3 (tiga) Pemerintah Daerah yang memiliki APIP

berada di level 2, yakni Pemerintah Kota Manado, Kotamobagu, dan

Provinsi Sulawesi Utara.

Dalam rangka peningkatan kapabilitas APIP, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara telah melakukan kegiatan yaitu Bimbingan Teknis Tata

Kelola APIP pada Inspektorat Minahasa Tenggara, Minahasa Selatan,

Kotamobagu, Tomohon, dan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara.

Validasi Self Assestment Peningkatan Kapabilitas APIP pada Inspektorat

Provinsi Sulawesi Utara.Asistensi Self-Assessment dan Peningkatan

Kapabilitas APIP pada Inspektorat Pemerintah Kota Kotamobagu dan

Kota Manado.

Dari hasil pengawasan dijumpai hal sebagai berikut:

a. Kuantitas dan kualitas SDM di Inspektorat Kabupaten/Kota belum

memadai.

b. APIP belum sepenuhnya didukung dengan dana yang memadai.

c. Perencanaan pemeriksaan dalam Program Kerja Pemeriksaan

Tahunan (PKPT) belum berbasis risiko, tetapi bersifat reguler untuk

seluruh SKPD.

d. APIP belum mempunyai SOP dan kendali mutu.

Kepada Gubernur, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara

merekomendasikan agar mendorong Bupati/Walikota untuk

meningkatkan kapabilitas APIP. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan

adalah sebagai berikut:

a. Merekrut dan peningkatan kualitas SDM dengan melakukan

Bimbingan Teknis, Sosialisasi, serta Pendidikan dan Pelatihan.

b. Mempertimbangkan penyusunan PKPT dengan pendekatan berbasis

risiko kelemahan pengelolaan keuangan daerah.

c. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) guna menjamin

mutu pengawasan.

3. Proses ManajemenKegiatan pengawasan yang telah dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

proses manajemen yang efektif antara lain sebagai berikut:

Page 51: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

32

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

3.1. Pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)Dalam rangka pembinaan SPIP, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara telah melakukan kegiatan Penilaian Tingkat

Maturitas Penyelenggaraan SPIP Pada Pemerintah Kabupaten

Minahasa Utara. Hasil penilaian terhadap penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah

Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2015 menunjukkan bahwa

tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP berada pada level “rintisan”

atau tingkat 2 dari 6 tingkat maturitas SPIP. Pengukuran maturitas

SPIP dilakukan terhadap 25 fokus penilaian maturitas

penyelenggaraan 5 unsur SPIP.

Dengan tingkat maturitas “rintisan”, maka karakteristik

penyelenggaraan SPIP secara umum menunjukkan bahwa

Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara:

a. Kebijakan dan prosedur pengendalian untuk semua kegiatan

pokok unit organisasi dalam K/L/Pemda sesuai PP Nomor 60

Tahun 2008 telah ditetapkan;

b. Kebijakan dan prosedur atas semua kegiatan pokok unit

organisasi dalam K/L/Pemda belum dikomunikasikan,

dilaksanakan, didokumentasikan secara konsisten. Dan belum

dilakukan evaluasi secara berkala atas efektivitas

penerapannya.

c. Pemantauan belum dilaksanakan secara berkelanjutan,

terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung oleh

pemantauan otomatis menggunakan aplikasi komputer.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara juga telah melakukan

kegiatan pendampingan penerapan SPIP yang telah dilakukan

antara lain:

1. Pembinaan Terhadap Penyelenggaraan SPIP pada Balai

Pengawas Obat dan Makanan Kota Manado.

2. Monitoring dan Evaluasi terhadap Penyelenggaraan SPIP pada

Balai Wilayah Sungai Sulawesi I dan RSUP Prof. Dr.R. D

Kandou.

3. Penilaian Risiko pada KPU Provinsi Sulawesi Utara.

Page 52: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

33

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

4. Identifikasi/Pemetaan Risiko pada Balai Pelaksanaan Jalan

Nasional XI Periode Tahun 2015.

Upaya yang dapat dilakukan Pemerintah Daerah untuk

meningkatkan maturitas ke tingkat berikutnya, adalah:

a. Melakukan sosialisasi atau diseminasi kebijakan dan prosedur

kepada seluruh pegawai.

b. Mengintegrasikan dan menginternalisasikan pengendalian intern

sebagai proses yang melekat/integral dengan proses kegiatan

lainnya

c. Melakukan evaluasi secara berkala atas efektivitas prosedur

pengendalian/pemantauan yang terintegrasi dalam kegiatan

secara otomatis.

d. Memberikan pelatihan kepada pegawai terutama Satgas SPIP

untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan SPIP.

e. Satgas SPIP agar melakukan CSA (Control Self Assesment)

atau evaluasi, penilaian risiko, pengukuran maturity level SPIP,

dan pemantauan berkelanjutan

f. Mengevaluasi SOP secara berkala untuk mengantisipasi,

mengidentifikasi dan bereaksi atas perubahan – perubahan

risiko.

3.2. Asesmen Good Corporate Governance (BUMD)Kinerja PDAMMenurut data profil, jumlah BUMD di Wilayah Provinsi Sulawesi

Utara sebanyak 12 PDAM dan 7 Perusahaan Daerah Non PDAM.

Dari jumlah tersebut, perusahaan yang sudah menerapkan Good

Corporate Governance(GCG) adalah PT Bank Sulut yang

dievaluasi oleh konsultan swasta. Upaya yang dilakukan adalah

melakukan bimtek penerapan infrastruktur GCG berupa board

manual pada dua PDAM, yaitu PDAM Minahasa Utara dan PDAM

Tomohon. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi utara telah

melakukan evaluasi kinerja PDAM tahun 2014 adalah 8 (delapan)

dari 10 (sepuluh) unit PDAM yang berada di Provinsi Sulawesi

Utara, yaitu PDAM Kota Bitung, PDAM Kabupaten Minahasa Utara,

PDAM Kota Tomohon, PDAM Kabupaten Minahasa, PDAM

Page 53: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

34

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Kabupaten Minahasa Selatan, PDAM Kabupaten Bolaang

Mangondow, PDAM Kabupaten Sitaro, dan PDAM Kabupaten

Sangihe.

Kinerja rata-rata 8 (delapan) PDAM di Provinsi Sulawesi Utara tahun

2014 dibandingkan dengan kinerja tahun 2013, adalah sebagai

berikut:Tabel 2.14

Kinerja PDAM di Provinsi Sulawesi UtaraNo Uraian 2014 2013 Naik/Turun1 Nilai Kinerja (sesuai SK

Mendagri No 47/1999)Kurang (Skor43,18)

Kurang (Skor35,04)

Naik

2 Tingkat Kesehatan (dinilaidengan kriteria BPPSPAM)

Kurang Sehat(Skor 2,27)

Kurang Sehat(Skor 2,30)

Turun

3 Cakupan Wilayah LayananAdministratif

23,84% 21,94% Naik

4 Cakupan Wilayah LayananTeknis

41,85% 35,86% Naik

5 Total Aset (juta rupiah) 105.683 68.745 Naik6 Laba (Rugi) Tahun

Berjalan (juta rupiah)(1.340) (535,75) Turun

7 Non Revenue WaterDistribusi Air Minum

59,02% 54,45% Naik

8 Selisih Tarif Harga Jual Airdengan Harga Pokok Air(Rp/M3)

2.316,15 1.598,02 Naik

9 Utang kepada PemerintahPusat (Milyar rupiah) *)

128,86 127,99 Naik

10 Opini terhadap LaporanKeuangan

belum diaudit belum diaudit Stagnan

*) Belum termasuk utang PDAM Kota Manado yang sudah jatuh tempo bulan Juli 2013 sebesarRp113,10 Milyar.

Hasil evaluasi kinerja diatas menunjukkan bahwa:

a. Walaupun terdapat peningkatan pada tahun 2014, kinerja

PDAM secara umum masih berkinerja “kurang”, hanya 3 PDAM

yang berkinerja “cukup” yaitu PDAM Kota Bitung, PDAM

Kabupaten Sangihe, dan PDAM Kabupaten Minahasa Utara dan

belum ada PDAM yang berkinerja “baik”

b. Secara umum kondisi kesehatan PDAM tahun 2014 masih

berstatus “kurang sehat” dan terjadi penurunan skor kondisi

kesehatan dibandingkan dengan tahun 2013. Hal ini terjadi

karena adanya penurunan kesehatan 4 PDAM, tingginya tingkat

kebocoran dan non revenue water distribusi dan cenderung

meningkat pada tahun 2014, dan Laporan Keuangan seluruh

PDAM tahun 2014 belum diaudit oleh auditor independen.

Page 54: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

35

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

c. Kondisi keuangan tahun 2014 mengalami penurunan yang

terlihat 7 PDAM mengalami kerugian dan hanya 1 PDAM yang

mendapat laba yaitu PDAM Bitung, total asset cenderung

meningkat namun menanggung utang kepada Pemerintah

Pusat sebesar Rp 128, 86 Milyar.

Selain itu, dapat diinformasikan bahwa:

a. Ketidakterpaduan program pengembangan Sarana Air Minum

Provinsi Sulawesi Utara khususnya di Wilayah Kabupaten

Bolaang Mangondow dengan Wilayah Pemekaran yang

diindikasikan mengakibatkan pemborosan keuangan negara

akibat pembangunan sambungan air minum ganda yangmencapai 3.561 unit.

b. Keputusan PUPN tanggal 4 Maret 2014 menetapkan jumlah

piutang Negara yang wajib dilunasi/diselesaikan oleh PT Air

Manado (PDAM Kota Manado) kepada Pemerintah Pusat

adalah sebesar Rp 113.071.483.856,04. Namun PDAM Kota

Manado/PT Air Manado tidak dapat mengikuti program

restrukturisasi utang tersebut karena adanya kendala dalam

rencana revitalisasi PDAM Kota Manado dan tidak tersedianya

dana pembayaran hutang oleh PT Air Manado sebagaimana

dipersyaratkan dalam perjanjian kerjasama.

Upaya yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara dalam rangka meningkatkan kinerja dan akuntabilitas PDAM

antara lain:

a. Memberikan bimbingan teknis/asistensi penyusunan RKAP dan

corporate plan, penyusunan sistem operasi dan prosedur, dan

Sistem Informasi Akuntansi PDAM kepada beberapa PDAM.

b. Melakukan reviu laporan keuangan tahun 2014 atas laporan

keuangan PDAM Kota Bitung, PDAM Kabupaten Minahasa,

PDAM Kota Tomohon, PDAM Kabupaten Bolaang Mangondow,

PDAM Kabupaten Sangihe, dan PDAM Kabupaten Sitaro.

c. Memberikan saran perbaikan kepada manajemen PDAM dalam

rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kehematan

pelaksanaan kegiatan usaha, serta saran untuk meningkatkan

Page 55: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

36

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

koordinasi dengan Satuan Kerja Pengembangan Sarana Air

Minum Provinsi Sulawesi Utara dan masing-masing Pemerintah

Kabupaten/Kota setempat dalam rangka meningkatkan

pencapaian cakupan layanan PDAM dan menekan pemborosan

keuangan Negara karena pembangunan sambungan ganda.

d. Melakukan bimbingan teknis/asistensi management asset pada

5 (lima) PDAM dan akan dilanjutkan lagi pada tahun 2016.

e. Menyampaikan surat atensi kepada Bupati Minahasa Selatan

Nomor S-686/PW18/4/2015 tanggal 7 Juli 2015 terkait dengan

penurunan kinerja PDAM Kabupaten Minahasa Selatan yang

signifikan tahun 2014, tidak aktifnya direktur PDAM selama

empat bulan, kurangnya pengendalian atas transaksi keuangan,

dan indikasi penyimpangan atas penggunaan dana penyertaan

modal pemerintah daerah sebesar Rp500 juta sehingga menjadi

salah satu catatan pengecualian atas laporan keuangan

Kabupaten Minahasa Selatan tahun 2014 oleh Badan

Pemeriksa Keuangan RI.

Penguatan Tata Kelola RSUDDari 10 (sepuluh) unit RSUD di Provinsi Sulawesi Utara, hanya 2

(dua) RSUD yang sudah ditetapkan sebagai BLUD namun belum

menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) – BLUD. Dengan

demikian, sampai saat ini Provinsi Sulawesi Utara belum memiliki

RSUD yang secara murni menerapkan PPK-BLUD. Kondisi ini

berbeda dengan provinsi lainnya yang cukup serius menyiapkan

RSUD di wilayahnya untuk menerapkan PPK BLUD.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan evaluasi

kinerja 2 (dua) RSUD tahun 2014, yaitu RSJ Prof Dr. V.L

Ratumbuysang Provinsi Sulawesi Utara dan RSUD Kota Bitung.

Ruang lingkup evaluasi meliputi kinerja keuangan, pelayanan, dan

kinerja mutu pelayanan dan manfaat bagi masyarakat. Menurut hasil

evaluasi, RSJ Prof Dr. V.L Ratumbuysang mendapat skor kinerja

42,95 dengan predikat B+ dengan kondisi “Kurang Sehat” atau

mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 yang masih

mendapat skor kinerja sebesar 55,55. Sedangkan skor kinerja RSUD

Page 56: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

37

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Kota Bitung sebesar 57,90 dengan predikat B++, namun masih

dalam kondisi kurang sehat.

Penurunan kesehatan RSJ Prof Dr. V.L Ratumbuysang tahun 2014

sebagai dampak diberlakukannya Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 56 Tahun 2014 yang mensyaratkan bahwa rumah sakit

hanya dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai bidang

kekhususannya, yaitu kesehatan jiwa. Padahal sesuai visi dan misi

yang telah ditetapkan, pengembangan rumah sakit diarahkan sesuai

kebutuhan dan permintaan masyarakat. Hal ini berdampak pada

pendapatan operasi tahun 2014 sebesar Rp 2,61 Milyar atau hanya

16,31% dari targetnya, kurang bermanfaatnya hasil feasibility study

pengembangan pelayanan rumah sakit, dan kurang efektifnya

realiasi anggaran APBD Provinsi Sulawesi Utara untuk pekerjaan

penyusunan master plan dan konstruksi senilai Rp 6,43 milyar.

Langkah-langkah yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara yaitu :

a. Melaksanakan sosialisasi, penandatangan Nota Kesepahaman

dengan RSUD dan Asosiasi Rumah Sakit Daerah Provinsi

Sulawesi Utara dalam rangka penguatan tata kelola

manajemen yang baik di lingkungan RSUD se-Provinsi

Sulawesi Utara, dan mengadakan seminar tentang PPK BLUD.

b. Melaksanakan bimbingan teknis dan asistensi penyiapan

infrastruktur tata kelola PPK BLUD pada RSUD Liunkendage

Kabupaten Kepulauan Sangihe, RSUD DR Sam Ratulangi

Tondano Kabupaten Minahasa, RSUD Amurang Kabupaten

Minahasa Selatan, RSJ Prof DR Ratumbuysang Provinsi

Sulawesi Utara, RSUD Maria Walanda Maramis Kabupaten

Minasaha Utara, dan RSUD Datoe Binangkang Kabupaten

Bolaang Mangondow.

c. Menyampaikan surat atensi kepada Gubernur Provinsi

Sulawesi Utara Nomor S-1007/PW18/4/2015 tanggaL 29

Oktober 2015 perihal penghentian pelayanan medik umum

Rumah Sakit J Prof Dr.V.L.Ratumbuysang agar permasalahan

Page 57: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

38

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

dan dampaknya dikonsultasikan kepada Kementerian

Kesehatan RI.

d. RSUD Liunkendage Kabupaten Kepulauan Sangihe sedang

dalam tahap penetapan BLUD dan diharapkan pada bulan Juni

2016 dapat menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD

(PPK-BLUD).

4. Pengawasan Manajemen AsetBPKP telah melakukan kegiatan pengawasan berupa assurance dan

consulting dengan tujuan memberikan masukan agar proses PBJ

dilakukan secara efisien sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan aset

yang dicatat mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

Bentuk pengawasan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Utara dalam proses pengadaan barang/jasa dalam tahun 2015,

antara lain:

1) Melakukan Evaluasi/Kajian Proses Pengadaan Barang/Jasa pada

Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow, Pemerintah Kabupaten

Kepulauan Talaud, Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara, dan

Pemerintah Kota Bitung.

2) Melakukan Survei Penataan Sistem dan Prosedur Pengadaan

Barang dan Jasa (PBJ) pada Pemerintah Kabupaten Minahasa dan

Pemerintah Kota Tomohon.

3) Pendampingan Probity Audit pada Inspektorat Kabupaten Bolaang

Mongondow Selatan dan Probity Audit Pembangunan Gedung Kantor

Pertanahan Kota Manado.

4) Koordinasi dan Supervisi Pencegahan (Korsupgah) Korupsi atas

Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Kabupaten Bolaang

Mongondow dan Pemerintah Kota Kotamobagu.

5) Joint Audit dengan Inspektorat Provinsi Sulawesi Utara berupa

Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa.

6) Quality Assurance pelaksanaan Probity Audit oleh Inspektorat

Minahasa Tenggara

7) Reviu Pembangunan Gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas

Sam Ratulangi.

Page 58: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

39

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

8) Pelaksanaan Quality Assurance (QA) atas Pelaksanaan Inventarisasi

Barang Milik Negara (BMN) Satuan Kerja Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan di Provinsi Sulawesi Utara.

9) Reviu Hasil Pekerjaan Konsultan Perencanaan Dalam Rangka

Penyusunan HPS atas Pembangunan Gedung Perkuliahan Kampus

IAIN (STAIN) Manado.

10) Verifikasi Pembayaran sisa Tagihan Paket Pekerjaan Pelebaran

Jalan Pinolisian - Onggunoi - Molobog (MYC) DIPA 2015.

11) Joint Audit BNPB - BPKP atas Dana Siap Pakai (DSP) pada BPBD

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, BPBD Kabupaten

Kepulauan Sangihe, BPBD Kabupaten Minahasa, BPBD Kabupaten

Minahasa Selatan, BPBD Kabupaten Minahasa Tenggara, dan BPBD

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2014.

12) Pendampingan Pengelolaan Dana Siap Pakai (DSP) pada Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bitung.

Berdasarkan kegiatan tersebut di atas, kelemahan proses pengadaan

barang/jasa yang dijumpai antara lain:

1. Tahap Perencanaan

Ketidakcermatan dalam penyusunan HPS yaitu tidak berdasarkan

Kerangka Acuan Kerja, harga pasar setempat, dan tidak berdasarkan

volume yang sebenarnya.

2. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Pelelangan)

a) Ketidakcermatan dalam evaluasi pemilihan penyedia barang/jasa

(pelelangan) yaitu tidak sesuai dengan dokumen pengadaan.

b) Keterbatasan personel yang memiliki sertifikat PBJ sehingga

terjadi perangkapan keanggotaan Pokja di ULP.

3. Tahap Pelaksanaan Kontrak

a) Keterbatasan personel yang memiliki sertifikat PBJ sehingga

terjadi perangkapan PPK oleh PA/KPA dan perangkapan

keanggotan Pokja di ULP.

b) Kelemahan pengawasan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan

Panita Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) yang berakibat

kekurangan pekerjaan dan berpotensi terhadap kelebihan

pembayaran.

Page 59: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

40

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

c) Penetapan 1 (satu) Tim Panitia Penerima Hasil Pekerjaan

(PPHP) untuk seluruh pengadaan pada satu SKPD.

4. Tahap Pengawasan Internal oleh APIP

a) Kurangnya pemahaman mengenai proses Pengadaan

Barang/jasa di tingkat auditor Inspektorat.

b) Inspektorat Kabupaten/Kota belum merencanakan secara spesifik

audit pengadaan barang dan jasa dalam Program Kerja

Pengawasan Tahunan (PKPT). Pengawasan PBJ dilakukan

simultan dalam audit regular pada seluruh SKPD.

Upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka

mewujudkan Pengadaan Barang dan Jasa yang dapat

dipertanggungjawabkan antara lain:

1. Penegakan komitmen Pejabat Pembuat Komitmen Pengguna

Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Panitia Pemilihan Penyedia

Barang/jasa, Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melaksanakan

proses pengadaan barang/jasa dengan menerapkan prinsip-prinsip

efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif,

dan akuntabel sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 yang telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden

Nomor 4 Tahun 2015.

2. Menambah jumlah personel yang bersertifikat PBJ di lingkungan

SKPD dan auditor Inspektorat dengan mengikutsertakan dalam

kegiatan pendidikan dan pelatihan bersertifikat keahlian bidang

pengadaan barang dan jasa (PBJ).

3. Menetapkan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan dengan

mempertimbangkan jumlah paket dan kompleksitas pekerjaan.

4. Merencanakan kegiatan audit proses pengadaan barang/jasa dengan

spesifik dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT)

Inspektorat.

Memperhatikan bahwa masih rendahnya akuntabilitas pelaporan

keuangan PDAM, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara telah

memberikan bimbingan teknis kepada 5 PDAM di Wilayah Provinsi

Sulawesi Utara, yaitu PDAM Kota Bitung, PDAM Kabupaten Minahasa

Utara, PDAM Kabupaten Minahasa, PDAM Kota Tomohon, dan PDAM

Page 60: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

41

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Kabupaten Kepulauan Sangihe. Bimtek meliputi inventarisasi dan

penatausahaan aktiva tetap PDAM.

Berdasarkan hasil bimtek, terdapat beberapa hal yang menyebabkan

pencatatan aktiva tetap belum sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) yaitu :

(1) Terdapat pekerjaan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM) oleh Satker PK PAM dan SNVT Sumber Daya Air

Kementerian PU di Provinsi Sulawesi Utara dari tahun 2009 sampai

dengan tahun 2014, dengan nilai kurang lebih Rp 465 Milyar (data

dari PK PAM Provinsi Sulawesi Utara) dengan klasifikasi

permasalahan sebagai berikut sebagai berikut:

a. Sudah terbangun, sudah diserahkan kepada Pemerintah

Kabupaten/Kota setempat, sudah dioperasikan PDAM, namun

belum diserahkan kepada PDAM.

b. Sudah terbangun, sudah dioperasikan PDAM, namun belum

diserahkan oleh PK PAM dan SNVT Sumber Daya Air baik

kepada Pemerintah Kabupaten/Kota setempat maupun kepada

PDAM.

c. Sudah terbangun, sudah dioperasikan PDAM, namun belum

diserahkan diserahkan oleh PK PAM dan SNVT Sumber Daya

Air baik kepada Pemerintah Kabupaten/Kota setempat maupun

kepada PDAM dan tidak didukung rincian jumlah dan nilai aktiva

tetap yang dibangun dan dioperasikan.

e. Sudah selesai pembangunannya oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota setempat, sudah dioperasikan oleh PDAM,

namun belum diserahkan kepada PDAM.

f. Sudah selesai pembangunannya oleh PK PAM dan SNVT,

namun terdapat permasalahan dalam pengoperasiannya, seperti

kurangnya pasokan debit air baku, ketidakmampuan PDAM

dalam mengoperasikan Aktiva Tetap karena biaya

pengoperasian jauh lebih tinggi dibanding pendapatan yang

diharapkan, dan adanya kendala teknis pengoperasian di

lapangan.

Page 61: Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2015

42

Laporan Hasil Pengawasan BPKP pada Provinsi Sulawesi UtaraTahun 2015

Hal ini mengakibatkan posisi keuangan dan pendapatan dan biaya

PDAM terkait sampai saat ini belum mencerminkan posisi yang

sebenarnya.

(2) Masih belum tuntasnya pencatatan atas pelimpahan aset PDAM

Kabupaten Kabupaten Minahasa kepada PDAM Kabupaten

Pemekaran, yaitu PDAM Kabupaten Minahasa Utara, PDAM

Kabupaten Minahasa Selatan, dan PDAM Kota Tomohon. Padahal

pelimpahan pengelolaan sudah dilaksanakan pada tahun 2012. Hal

ini disebabkan sulitnya melakukan penelurusan atas aset-aset yang

sudah diserahkan karena tidak didukung dengan rincian yang jelas

dan dokumen kepemilikan yang sah. Akibatnya PDAM Kabupaten

Minahasa Utara dan PDAM Kabupaten Minahasa Selatan belum

melakukan pencatatan atas aset tersebut secara memadai, padahal

selama ini sudah dioperasikan oleh PDAM tersebut.

(3) Seluruh PDAM belum menatausahakan aktiva tetap secara tertib,

yang antara lain meliputi proses perencanaan, pengadaan,

pencatatan, pemanfaatan, pengendalian penggunaan aset.

Upaya yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Utara antara lain:

(1) Memberikan asistensi kepada Manajemen PDAM dalam rangka

penyusunan Standar Prosedur dan Operasi Pengelolaan Aktiva

Tetap PDAM dan Pembentukan Tim Inventarisasi Aktiva Tetap.

(2) Memberikan asistensi kepada manajemen PDAM dalam rangka

melakukan penelusuran bukti perolehan, rincian, dan pencatatan

Aktiva Tetap.

(3) Memberikan rekomendasi kepada manajemen PDAM dalam rangka

meningkatkan koordinasi dengan PK PAM Provinsi Sulawesi Utara,

SNVT Sumber Daya Air Kementerian PU Wilayah Provinsi Sulawesi

Utara, dan Pemerintah Daerah setempat dalam rangka mempercepat

proses penyerahan dan pencatatan atas aktiva tetap yang dibangun

oleh instansi tersebut dan dalam rangka mengurangi risiko

kegagalan operasional aktiva tetap.