LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

52
Unggul dalam IPTEK Kokoh dalam IMTAQ LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP KEMAMPUAN TINDAKAN INVASIF : PEMASANGAN INFUS PADA ANAK DIARE DI RUANG EMERGENSI DI RS FATMAWATI TAHUN 2012 OLEH : SUWARDI NPM : 2010727196 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2012

Transcript of LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

Page 1: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

Unggul dalam IPTEK Kokoh dalam IMTAQ

LAPORAN HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT TERHADAP

KEMAMPUAN TINDAKAN INVASIF : PEMASANGAN INFUS

PADA ANAK DIARE DI RUANG EMERGENSI

DI RS FATMAWATI TAHUN 2012

OLEH :

SUWARDI

NPM : 2010727196

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2012

USER
Typewriter
PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN-UMJ
Page 2: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …
Page 3: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …
Page 4: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

i

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Skripsi , Juli 2012

S U W A R D I

Hubungan karakteristik perawat terhadap kemampuan tindakan infasif : pemasangan infuse pada anak diare ri ruang emergency RSUP Fatmawati Jakarta tahun 201

VII Bab + 32 halaman + 2 tabel + lampiran

ABSTRAK

Pasien yang mengalami diare yang datang ke ruang emergency RSUP Fatmawati yang perlu di lakukan tindakan pemasangan infus guna memberikan kebutuhan cairan yang adekuat,sehingga mengurangi angka kematian anak . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik(umur,pendidikan,masa lama kerja) perawat terhdap kemampuan tindakan invasive : pemasangan infus pada anak diare di emergenci.Desain penelitian yang di gunakan adalah desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluru perawat (total sepel) dengan jumblah 43 reaponden. ternyata menurut umur perawat > 30 th sebanyak 14 (63,6%)p value : 0,227 dengan OR 2,333 tidak ada hubungan yang bermakna, masa lama kerja perawat sebanyak 14(60,9%) p value 0,366 dengan OR 1,901 yang artinya ada hubungan yang bermakna dan pendidikan perawat sebanyak 17(68%) p value 0,033 dengan OR 4,250 yang artinya ada hubungan yang bermakna.Hasil analisis bivariat, variabel tidak ada hubungan yang bermakna dengan kemampuan memberikan tindakan yaitu umur perawat>30 th (p = 0,227 dan OR 2,333), pendidikan (p = 0,33 dan OR 4,250)ada hubungan yang bermakna dan lama bekerja (p = 0,366 dan OR 1,901)yang bermakna. Kesimpulan , ternyata ada hubungan antara usia, pendidikan dan masa lama bekerja terhadap kemampuan tindakan invasif pada anak diare. Saran untuk perawat, instasi rumah sakit dan peneliti lain ini perlu di lanjutkan dan di kembangkan variabel-variabel yang akan di teliti sehingga hasilnya lebih bermanpaat dan menggunakan metoda observasional sehingga hasilnya lebih akurat. Kata kunci: hubungan karakteristik perawat, terhadap kemampuan, tindakan invasif: pemasanga infuse pada anak diare diruang emergensi RSUP Fatmawati 2012.

Page 5: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

ii

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan

hidayahnya sehingga kita masih diberikan sehat iman dan islam, salawat serta salam

semoga selalu tercurahkan pada nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita

dari zaman jahiliah sampai zaman modernisasi seperti saat ini.

Do’a dan harapan penulis lakukan agar apa yang dicita-citakan dapat diraih dengan

hasil yang memuaskan dan selalu diridhai ALLAH SWT, berbagai macam rintangan

dan halangan selalu terjadi ketika penyusunan penelitian ini dibuat, namun

alhamdulilah atas segala usaha yang senantiasa diiringi oleh do’a, akhirnya penelitian

ini dapat terselesaikan dan rampung untuk prasyarat proses ujian akhir semester tiga ,

maka dari itu penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait atas

terselesaikannya penelitian ini, diantaranya adalah :

1. Ibu Dr. Andi Wahyuningsi, SpAn, Direktur Rumas Sakit Umum Pusat

Fatmawati.

2. Ibu Dr. E. Ruhayati Sadili, M.Kes, selaku Kepala Diklit Rumah Sakit Umum

Fatmawati.

3. Ibu Sugih Asih, S.Kep, M.Kep, selaku Kepala Bidang Keperawatan.

4. Ibu Miciko Umeda, SKp. M.Biomed, Dosen pembimbing Koordinator Mata

Ajar.

Page 6: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

iii

5. Bapak Muhammad Hadi SKM,M.Kep, Dosen Pembimbing Proposal Penelitian

riset Keperawatan Universitas muhammadiyah Jakarta.

6. Kedua orang tua dan mertua yang senantiasa memberikan dukungan baik berupa

moril dan material.

7. Istriku, anak-anakku dan keluargaku tercinta yang telah memberikan dukungan,

doa, materi, dan tenaga.

8. Teman-teman satu angkatan yang selalu bersemangat dan memberikan

semangat.

9. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu

baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan penelitian ini.

Dengan demikian berbagai keterbatasan, Peneliti menyadari bahwa Penelitian ini

belum sempurna untuk itu peneliti mengharapkan masukkan dan saran demi

kesempurnaan penelitian ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga

penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Jakarta,Juni 2012

Peneliti

Page 7: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………..........i

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................ii

ABSTRAK....................................................................................................................iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………......iv

DAFTAR ISI................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL........................................................................................................ix

BIODATA PENELITI.................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Masalah Penelitian

C. Pertanyaan peneliti

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Hasil Penelitian

F. Ruang Lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perawat

1. Definisi perawat

2. Karakteristik perawat

3. Defenisi kemampuan.

B. Pemasangan infus

C. Indikasi pemasangan infus

Page 8: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

v

D. Diare

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN

HPOTESIS

A. Kerangka konsep penelitian

B. Hipotesis penelitian

C. Definisi operasional

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

B. Populasi dan sempel

C. Tempat dan waktu penelitian

D. Etika peneliti

E. Metode pengumpulan data

F. Pengolahan Data

G. Analisa data

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Hasil analisa Univariat

B. Hasil analisis Bivariat

BAB VI PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Keterbatasan penelitian

B. Hasil penelitian

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 9: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

vi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lembar permohonan

Lembar persetujuan menjadi responden

Instrumen kuesioner

Surat ijin penelitian dari institusi

Page 10: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi data demografi Responden di Rumah Sakit Fatmawati 2012

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan gradasi keterampilan di rumah sakit

fatmawati 2012.

Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan gradasi keterampilan (trampil dan tidak trampil) di rumah sakit fatmawati 2012.

Page 11: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare merupakan penyakit yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi

defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja

(menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir (Suraatmaja, 2007). Diare

disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam usus. Di

seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare setiap

tahunnya, dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di Negara

berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi. Gangguan diare dapat

melibatkan lambung dan usus (gastroenteritis), usus halus (enteritis), kolon

(colitis), atau kolon dan usus (enterokolitis). Diare biasanya diklasifikasikan

sebagai diare akut dan kronis (Wong, 2009).

Menurut catatan WHO (world health organitation 2010) diare membunuh 2 juta

anak di dunia setiap tahun. Kematian terbanyak anak diare biasanya di sebabkan

oleh kekurangan cairan, di Negara berkembang, diare menyebabkan kematian

Sekitar 3 juta penduduk di setiap tahun.

Salah satu sasaran pembangunan kesehatan dalam rangka mewujudkan Indonesia

sehat 2010 meningkatkan status gizi masyarakat melalui program perbaikan

gizi,yang bertujuan meningkatkan status gizi masyarakat maupun institusi dalam

rangka meningkatkan kemandirian, intelek, dan produktivitas sumber daya

manusia (depkes 2001). Menurut UU No 23 tahun 1992 yaitu kesehatan adalah

Page 12: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

2

keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosialyang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomi maka pembangunan kesehatan harus

senantiasa di upayakan setinggi-tingginya untuk mewujudkan kesehatan

masyarakat sesuai dengan defenisi tersebut sebagai modal dalam pembangunan

SDM. Berbicara mengenai sumber manusia maka kita harus meperhatikan kondisi

kesehatan anak Indonesia yang merupakan generasi penerus. Pertumbuhan fisik

dan berkembang mereka sangat di pengaruhi oleh kondisi kesehatan saat ini, yang

pada akhirnya akan menentukan kualitas mereka sebagai sumber daya pada masa

yang akan datang.

Menurut catatan medical record RSUP Fatmawati, pasien diare khususnya di

ruang emergensi pada bulan Januari-Desember 2011 berjumblah 2000 orang yang

terkena diare, sedangkan pasien anak yang menderita diare berjumlah 900 orang

(45% ), dan 800 orang (90 %) pasien anak dengan diare yang perlu di lakukan

tindakan invasif : pemasangan infus guna di berikan kebutuhan cairan yang sesuai

dengan tingkat dehidrasi sehingga kebutuhan cairannya terpenuhi, sehingga

mengurangi angka kematian anak khususnya yang terkena penyakit diare.

Terapi parenteral adalah suatu tindakan kolaboratif yang dilakukan oleh seorang

perawat kepada pasien dengan indikasi tertentu berdasarkan program klinis dari

dokter yang dilakukan dengan cara memberikan cairan, baik berupa cairan

elektrolit maupun nutrisi yang di lakukan dengan tindakan steril. Dimana seorang

perawat memerlukan kemampuan tindakan invasif dalam melekukan pemasangan

infus sesuai dengan satuan oprasional prosedur yang benar, sehingga diperlukan

pengalaman bekerja, usia dan tingkat pendidikan perawat. ( Sarwono,2001 )

Page 13: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

3

Dalam menghadapi berbagai bentuk dan jenis diare pada anak seperti tersebut di

atas diperlukan kesigapan dan ketangkasan dari pihak perawat yang akan

berkolaborasi. Kematangan seseorang perawat dalam berkolaborasi untuk

melakukan tindakan pemasangan infuse sangat di pengaruhi oleh beberapa factor,

seperti : umur, tingkat pendididkan dan masa lama kerja perawat. Berdasarkan

karakteristik perawat tersebut diatas maka akan didapatkan sejumlah informasi

yang dapat mengarahkan suatu tindakan kolaboratif instrusional dari seorang

dokter kepada perawat akan bergantung kepada kematangan karakteristik perawat

itu sendiri.

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

guna mengetahui apakah ada “ Hubungan karakteristik perawat terhadap

kemampuan tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare di ruang

emergensi untuk mengatasi masalah cairan pada anak diare di RS Fatmawati

tahun 2012 “.

B. Masalah Penelitian

Dari 43 perawat yang diobservasi dan diwawancarai perawat yang melakukan

tindakan invasif pemasangan infus pada umumnya tanpa persiapan alat yang

lengkap, perawat sering gagal melakukan tindakan khususnya pemasangan infus

karena anak-anak akan mengalami prosedur ini cenderung untuk memperlihatkan

reaksi negatif seperti, menyepak, berteriak-teriak dan perlawanan sampai tingkat

diperlukan pengendalian fisik. Disinilah perawat diperlukan keterampilan khusus

untuk melakukan tindakan infasif : pemasangan infus.

Page 14: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

4

C. Pertanyaan peneliti

Apakah ada hubungan karakteristik perawat, umur, tingkat pendidikan dan masa

kerja terhadap keterampilan pemasangan infuse pada anak diare.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui hubungan karakteristik perawat umur, pendidikan dan lama

bekerja terhadap kemampuan tindakan invasif : pemasangan infus pada anak

diare di ruang emergensi di RS Fatmawati.

2. Tujuan khusus

1. Teridentifikasinya gambaran karakteristik perawat umur,tingkat pendidikan

dan masa lama kerja perawat dalam melakukan tindakan invasif :

pemasangan infus

2. Ada hubungan antara karakteristik perawat umur, tingkat pendidikan dan

lama bekerja perawat dalam melakukan tindakan invasif : pemasangan

infus

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Bagi penelliti

Untuk mengetahui hubungan karakteristik perawat umur, tingkat pendidikan

dan masa kerja, tentang kemampuan perawat terhadap kemampuan tindakan

invasif : pemasangan infus pada anak diare di ruang emergensi.

Page 15: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

5

2. Bagi rumah sakit

Untuk memberikan informasi dan gambaran tentanng perawat dalam

kemampuan terhadap tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare di

ruang emergensi RSUP Fatmawati.

3. Bagi institusi pendidikan

- Untuk memberikan informasi dan gambaran tentang tingkat kemampuan

perawat dalam tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare di

ruang emergensi RS Fatmawati.

- Untuk memberikan informasi kepada mahasiswa lain agar melakukan

penelitian dengan masalah ini berdasarkan metode dan teknik penelitian

lain.

F. Ruang Lingkup

1. Lingkup waktu

Peneliti ini di laksanakan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2012 diruang

emergensi RSUP Fatmawati

2. Lingkup tempat

Penelitian ini dilaksanakan di ruang emergensi RSUP Fatmawati.

3. Lingkup materi dalam penelitian ini di batasi pada karakteristik perawat (umur,

masa kerja dan tingkat pendidikan ).

Page 16: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perawat

1. Definisi perawat

Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pedidikan

keperawatan, berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan

kesehatan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit serta pelayanan terhadap pasien (Kepmenkes RI No 1239/ Menkes /

SK/XI/ 2001) jadi karakteristik perawat adalah merupakan salah satu tenaga

tim kesehatan yang mempunyai watak, sifat dan akhlak yang berbeda yang

mengadakan kontak dengan pasien.

2. Karakteristik perawat

Karakteristik menurut kamus umum Bahasa Indonesia yang di susun oleh : W.

J. S Poerjawadarmita ( dalam literatur) adalah tabiat - tabiat watak, sifat – sifat,

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang

lain,yang dipengaruhi beberapa faktor yaitu :

a. Umur

Perkembangan orang dewasa bahwa setengah bagian pertama dari

kehidupan orang dewasa muda adalah pencarian kopetensi diri, kebahagiaan

dalam masa ini utamanya dicari melalui kinerja dan pencapaian kemampuan.

Setengah bagian yang kedua begitu seorang menjadi semakin dewasa ia

Page 17: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

7

mulai mengulur waktu yang tersisa, kebutuhannya berubah menjadi

integritas, nilai – nilai dan keberadaan diri.

Secara fisiologis pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat

digambarkan dengan pertambahan umur, peningkatan umur diharapkan

terjadi pertambahan kemampuan motorik sesuai dengan tumbuh

kembangnya, akan tetapi pertumbuhan dan perkembangan seseorang pada

titik tertentu akan terjadi kemunduran akibat factor degeneratif.

Menurut Susilo Sumarliyo bahwa usia lanjut umumnya lebih bertanggung

jawab dan lebih teliti dibanding dengan usia muda, hal ini terjadi

kemungkinan usia yang muda kurang berpengalaman, berbeda dengan hasil

mengenai dan memillih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil.

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon

terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi lebih

rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya mermacam cara

usaha pembaharuan,ia akan lebih dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai

perubahan pendidikan yang di capai seseorang di harapkan menjadi factor

determinan prodiktifitas antara lain knowledge, skills, abililites, attitude, dan

behavior, yang cukup dalam menjalankan sktifitas pekerjanya.

Page 18: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

8

c. Masa Kerja

Masa kerja biasanya dikaitkan dengan waktu mulai bekerja, dimana

pengalaman kerja juga dapat menentukan kinerja seseorang, semangkin lama

bekerja maka kecakapan akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri

dengan pekerjaannya. Seseorang akan mencapai kepuasan tertentu bila

sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.semangkin lama

karyawan bekerja mereka cenderung lebih terpuaskan akan pekerjaan

mereka.para karyawan yang relatip baru cenderung kurang terpuaskan

karena berbagai pengarapan yang lebih tinggi. Penelitian Eni Suhaeni tahun

2005 menyatakan semangkin lama kerja, maka semangkin banyak

pengalaman yang di miliki dalam memberikan pelayanan di banding dengan

yang baru.

3. Defenisi kemampuan.

Dalam kamus bahasa Indonesia kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam

melakukan suatu perbuatan individu untuk melakukan beragam dalam suatu

pekerjaan dan sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan

seseorang.

Menurut Mohamamad Zain dalam milman Yudi (2010:10) mengartikan bahwa

kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan

diri sendiri.

Page 19: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

9

Menurut Anggita M.Sinaga dan Sri Hadiati (2001:34) mendefenisikan

sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sanagat berhasil.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan

(Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai

keahlian dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu

pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang.

B. Pemasangan infus

Melakukan kanulasi vena perifer ( pemasangan infus ), merupakan kemampuan

dasar untuk semua dokter dan perawat meskipun ini merupakan prosedur operasi

yang invasif yang paling sederhana untuk menguasainya diperlukan kemampuan

pemasangan infus berdasarkan usia pasien (Notoatmodjo, 2007).

Kanulasi vena perifer (pemasangan infus) adalah memasukan sebuah tabung ke

dalam saluran tubuh atau rongga, dilakukan untuk memberikan akses ke sirkulasi

untuk pemberian terapi jangka pendek (Scales,2005) pemasangan infus digunakan

untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi

atau shok, untuk memberikan garam yang diperlukan untuk mempertahankan

keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan metabolism, atau untuk

memberikan medikasi.

Page 20: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

10

C. Indikasi pemasangan infus

Menurut Aryani (2009), keadaan – keadaan yang umumnya memerlukan

pemasangan infus adalah :

1. Pedarahan dalam jumblah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen

darah).

2. Trauma abdomen berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah).

3. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi).

4. Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh).

5. Dehidrasi.

D. Diare

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena

frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau

cair (Suradi & Rita 2001). Sedangkan Hippocrates mendefinisikan diare sebagai

pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair (Hasan & Rusepno 2007).

Dibagian ilmu kesehatan anak FKUI/RSCM, diare diartikan sebagai buang air

besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih

banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar

sudah lebih dari 4 kali sehari, sedangkan untuk baru berumur lebih 4 kali sehari,

(Hasan & Rusepno 2007).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia mendefinisikan diare sebagai suatu

penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk atau konsistensi tinja melembek

Page 21: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

11

sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya

atau lazimnya tiga kali sehari atau lebih dalam sehari(Depkes RI 2000).

Diare adalah buang air besar dengan bentuk yang lembek/ cair bahkan dapat

berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasa 3 kali atau

leibh) dalam sehari (Depkes RI, 2003).

Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO,2010 maka dehidrasi dibagi menjadi tiga

yaitu :

1. Dehidrasi ringan

Tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok, tandanya anak terlihat agak

lesu, haus, dan agak rewel

2. Dehidrasi sedang

Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala sebagai berikut :

1) Gelisah, cengeng

2) Kehausan

3) Mata cekung

4) Kulit keriput, misalnya kita cubit kulin dinding perut, kulit tidak segera

kembali keposisi semula.

3. Dehidrasi berat

Tandanya ditemukan 2 gejala atau lebih gejala sebagai berikut :

1) Buang air besar cair terus menerus

2) Muntah terus – menerus

3) Kesadaran menurun, lemas luar biasa, dan terus mengantuk

4) Tidak bisa minum, tidak mau makan

Page 22: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

12

5) Mata cekung, bibir kering

6) Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik

7) Tidak kencing 6 jam atau lebih, frekuensinya buang air kecil berkurang

8) Kadang -kadang dengan kejang dan panas tinggi

Jenis diare dapat di kategorikan menjadi :

a. Diare akut Diare akut adalah buang air besar lembek atau cair yang frekuensinya lebih

sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari), dan berlangsungnya

kurang dari 14 hari. Beberapa hal yang menyebabkan diare akut adalah

keracunan makanan, infeksi bakteri, infeksi virus, dan alergi makanan

(Depkes RI. 2002).

Istilah menunjukkan diare yang terjadi secara akut dan berlangung kurang

dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran

tinja yang lunak atau cairan yang sering dan tanpa darah. Mungkin disertai

muntah dan panas. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi dan bila masuk

makanan berkurang,juga mengakobatkan kekurangan gizi. Kematian terjadi

karena dehidrasi. Penyebab terpenting diare caira akut pada anak-anak

berkembang adalah rotavirus, escherichia coli, enterotoksigenik, shigella,

campylobacter jajuni, dan cryptosporidium (Depkes RI, 1999).

Page 23: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

13

b. Diare kronik

Diare kronik adalah diare akut yang berkelanjutan sampai 14 hari atau

lebih. Beberapa penyebab berlanjutnya diare akut menjadi diare kronik

adalah sebagai berikut :

1) Usia bayi kurang dari empat bulan

2) Tidak mendapat ASI

3) KEP (keluarga energi protein)

4) Diare akut denang etiologi bakteri invasif

5) Tatalaksana diare akut yang tidak tepat seperti pemakaian antibiotik

yang tidak rasional (Depkes RI.2002).

Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi

berbagai macam komplikasi seperti :

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipopotik, isotonik, atau hipertonik)

b. Renjatan hipovolemik

c. Hipokalemia

d. Hipoglikemia

e. Intoleransi laktosa sekunder

f. Kejang

g. Malnutrisi energi protein

(Hasan, Rusepno, 2007)

Page 24: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

14

Penatalaksanaan medis

1. Medis

Dasar pengobatan diare adalah :

a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah

pemberiannya.

1) Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral

berupa cairan yang bersifat NaCL dan NaHCO³ dan glukosa. Untuk

diare akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar natrium 90

mEg/L. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-

sedang kadar natrium 50-60 mEg/L. Formula lengkap disebut oralit,

sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang tidak

lengkap karena banyak mengandung NaCL dan sukrosa.

2) Cairan parenteral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian

sebagai berikut :

- Untuk anak umur 1 bl – 2 th berat badan 3 – 10 kg

1 jam pertama : 40 ml/KgBB/menit = 3 tts/KgBB/mnt (infus

set berukuran 1 ml = 15 tts atau 13 tts/KgBB/mnt (set infus 1

ml = 20 tts)

7 jam berikutnya : 12 ml/KgBB/menit = 3 tts/KgBB/mnt

(infus set berukuran 1 ml = 15 tts atau 4 tts/KgBB/mnt (set

infus 1 ml = 20 tts)

16 jam berikutnya : 125 ml/KgBB/oralit.

- Untuk anak lebih dari 2-5tahun dengan berat badan 10-15 kg

Page 25: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

15

1 jam pertama : 30 ml/KgBB/menit atau 8 tts/KgBB/mnt (1 ml

= 15 tts atau 10 tts/KgBB/mnt (1 ml = 20 tts)

- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

1 jam pertama : 20 ml/KgBB/menit atau 5 tts/KgBB/mnt (1 ml

= 15 tts atau 7 tts/KgBB/mnt (1 ml = 20 tts)

7 jam berikutnya : 10 ml/KgBB/menit = 2,5 tts/KgBB/mnt (1

ml = 15 tts atau 3 tts/KgBB/mnt (set infus 1 ml = 20 tts)

16 jam berikutnya : 105 ml/KgBB oralit per oral

- Untuk bayi baru lahir rendah

Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250

ml/kg/BB/24jam, jenis cairan 4:1(4 bagian glukosa 5% + 1

bagian NaHCO³ 1½%

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/Kg/BB/jam atau 6 ,

tts/kgBB/mnt (1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mnt (1ml = 20 tts)

Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan : 250 ml/kg/BB/24jam, jenis cairan 4 : 1 ( 4

bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO³ 1½%)

Page 26: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

16

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HPOTESIS

A. Kerangka konsep penelitian

Berdasarkan kerangka teori pada bab sebelumnya, jelas bahwa hubungan

karakteristik perawat terhadap kemampuan tindakan invasif : pemasangan infus dapat

terjadi karena berbagai faktor, faktor-faktor tersebut adalah umur, tingkat pendidikan

dan masa kerja.

Dengan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka peneliti hanya meneliti

variabel – variabel dibawah ini yang terdiri dari variabel dependent dan independent.

Variabel dependent adalah ketrampilan/kemampuan melakukan tindakan invasif :

pemasangan infus pada anak diare , sedangkan variabel independent adalah usia,

tingkat pendidikan dan masa kerja.

Dengan demikian kerangka konsep tersebut adalah sebagai berikut:

Skema kerangka konsep penelitian

Independent Dependent

rampil

faktor penyebab :

Kondisi anak/pasien

Kondisi lingkungan

Sarana dan prasarana

Karakteristik perawat :

1. Umur

2. Masa kerja

3. Pendidikan

Kemampuan

Tindakan invasif

Pemasangan infus

Page 27: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

17

B. Hipotesis penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang perlu di uji kebenarannya adanya

keterkaitan suatu hubungan karakteristik perawat terhadap kemampuan tindakan

invasif : pemasangan infus pada anak diare di ruang emergensi RSUP Fatmawati,

sesuai dengan kajian pustaka, kerangka konsep yang dikembangkan, maka peneliti

mengambil suatu hipotesis antara lain :

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ada hubungan karakteristik perawat umur, tingkat pendidikan, dan masa kerja

perawat terhadap kemampuan tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare

di ruang emergensi RSUP Fatmawati.

C. Definisi operasional N

o

Variabe

l

Definisi

operasional

Alat ukur Cara

pengukuran

Hasil ukur

Skala

ukur

Variabel bebas ( independent )

1 Umur Masa hidup

seseorang

yang di

tentukan dari

sejak lahir

sampai

dengan ulang

tahun

berikutnya

Kuisioner Responden

mengisi lembar

kuesioner yang

berisi ttg

pertanyaan

mengenai

umur

1. < 30

th

2. > 30

th

ordinal

2 Tingkat

pendidi

Tahun sukses

pendidikan

Kuisioner Responden

mengisi lembar

1. Renda

h,

Ordina

l

Page 28: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

18

kan formal yang

dimiliki oleh

perawat

(sumber study

pendahuluan)

kuesioner yang

berisi ttg

pertanyaan

tingkat

pendidikan

DIII

2. Tinggi

, S I

3 Masa

kerja

Waktu

seseorang

mulai bekerja

pada suatu

instansi

Kuisioner Mengisi

lembar

kuesioner

yang berisi

tentang

pertanyaan

bekerja pada

unit

emergensi

1. Baru

(<4th)

2. Lama

(>4th)

Nomin

al

Variabel terkait ( Dependent )

1 Kemamp

uan

tindakan

invasif :

pemasan

gan infus

pada

anak

diare

Pemberian

cairan yang

di berikan

melalui

pembuluh

dara vena

Kuisioner Wawancara

dan

observasi

1. Tera

mpil

2. Tidak

teram

pil

Nomin

al

Page 29: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

19

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian

Penelitian ini bersifat dengan metode Cross sectional untuk mengetahui

hubungan antara variabel terikat ( tindakan invasif ) dan variabel bebas ( umur,

tingkat pendidikan dan masa kerja ) dalam satu periode tertentu.

Desain penelitian ini digunakan dengan alasan mudah dilaksanakan karena

hemat segi waktu dan hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.

B. Populasi dan sempel

1. Populasi

Suatu populasi menampilkan pada sekelompok subyek yang menjadi obyek

atau sasaran penelitian ( Notoatmodjo , 2002). Populasi adalah subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan ( Sugiyono, 2005).Ada

dua jenis populasi yaitu populasi target dan populasi terjangkau. Populasi

terjangkau adalah bagian dari populasi target yang di batasi oleh tempat dan

waktu, populasi terjangkau inilah akan di pilih sample yang terdiri subyek

yang akan di teliti. Dalam penelitian ini populasi berjumblah 43 orang yang

terdiri dari 20 perawat laki-laki dan 23 perawat perempuan adalah perawat

pelaksana di ruang emergensi RSUP Fatmawati, dengan karakteristik, usia,

pendidikan dan masa kerja yang variatif.

Page 30: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

20

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan subyek yang di teliti

dan di anggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2005). Tehknik

sampling adalah suatu proses seleksi sample yang di gunakan dalam

penelitian dari populasi sehingga jumblah sampel akan mewakili jumblah

keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007) sedangkan tehnik sampling

yang di pakai dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu di ambil

keseluruhan sample yang ada di tempat penelitian , kriteria inklusi adalah

karakteristik yang di dapat masukkan atau layak untuk di teliti ( Nursalam &

siti pariani , 2000,:65 )Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah perawat

berdasarkan usia, jenis,pendidikan dan masa lama kerja terhadap kemampuan

tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare di ruang emergensi

RSUP Fatmawati.

C. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini di lakukan di ruang emergensi RSUP Fatmawati Jakarta.alasan

peneliti memilih RSUP Fatmawati Jakarta karena peneliti bekerja di rumah sakit

tersebut sehingga akan sangat membantu efisiensi serta efektifitas waktu dan

biaya, serta meperoleh hasil yang lebih akurat. Waktu penelitian di lakukan dari

bulan maret sampai juni 2012.

Page 31: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

21

D. Etika peneliti

Penelitian ini menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh bertentangan

dengan etik ( Setiadi, 2007 ).Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak responden

harus di lindungi. Pada penelitian ini, maka peneliti mendapat surat pengantar dari

Fakultas ilmu kedokteran dan kesehatan program study ilmu keperawatan

Universitas muhammadiyah Jakarta untuk melakukan penelitian di RSUP

Fatmawati Jakarta.

Setelah mendapat persetujuan, baru melekukan penelitian dengan menekankan

masalah etika meliputi :

1. Informed consent ( persetujuan menjadi responden )

Peneliti ini menjelaskan kepada responden bahwa informasi yang di berikan tidak

akan di gunakan untuk mengancam mereka. Untuk melindungi hak-hak responden

, peneliti akan membuat informed consent. Setelah itu peneliti membagikan

angket kepada responden dan menjelaskan cara penelitiannya.

2. Anonymity ( tanpa nama )

Untuk menjaga kerahasian responden yang akan di teliti,peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden dan lembar pengumpulan data, cukup dengan

member kode pada masing-masing lembar tersebut untuk memudahkan

pengelolaan data.

3. Confidentially ( kerahasiaan )

Kerahasian informasi responden yang akan di teliti di jamin oleh peneliti.

Alat dan cara pengumpulan data:

Page 32: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

22

Instrumen yang di gunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

berupa kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini berisi pertanyaan ataupun

pertanyaan tertutup ( closed enden ) dengan skala lickert dan skala Guttman. Pada

skala ini responden di minta setuju atau tidak setuju terhadap suatu hal. Pendapat

ini di nyatakan dalam berbagai tingkat persetujuan terhadapyang di susun peneliti

( Nursalam ,2003 ).

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti menggunakan 1 macam kuesioner,

Data Demografi, yaitu terdiri dari umur, tingkat pendidikan dan masa lama kerja,

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan menanyakan 19 pertanyaan

tentang kemampuam perawat dalam tindakan invasif : pemasangan infus pada

pasien diare. Penilaian atau scoring berdasarkan skala Lickert yaitu 1-5 untuk

masing- masing pertanyaan. Pertanyaan terdiri 5 kategori yaitu , selalu, sering,

kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah, yang di rancang oleh peneliti dengan

mengacu pada literature, kerangka konsep dan tujuan peneliti yang telah di

konsultasikan dengan pembimbing.

E. Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1. Setelah kuesioner dan proposal di setujui oleh pembimbing dan pihak

fakultas, peneliti mulai mengumpulkan data dengan membagikan kuesioner

pada responden yang telah mendatatangani surat persetujuan.

Page 33: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

23

2. Selama responden mengisi kuesioner, peneliti berada di samping responden,

apa bila ada pertanyaan dari responden, peneliti dapat langsung menjawab dan

menjelaskan.

3. Responden akan menyerahkan seluruh kuesioner setelah pengisian kuesioner

selesai.

4. Mengumpulkan kuesioner yang telah selesai diisi dan bila ada kuesioner yang

belum lengkap, lansung di lengkapi saat itu juga.Bila kuesioner sudah lengkap

maka peneliti mengakhiri pertemuan dan mengucapkan terima kasih kepada

responden atas kesediaan dalam membantu penelitian ini.

F. Pengolahan Data

Semua kuesioner yang telah di isi oleh responden di kumpulkan dan selanjutnya di

lakukan pengolahan data dan diproses melalui tahapan, menurut Notoatmodjo

(2010 ) sebagai berikut :

1. Editing data

Kegiatan yang di lakukan setelah selesai menghimpun data lapangan. Data

yang ada seluruhnya di teliti apakah sudah benar, jelas dan lengkap sesuai

yang di inginkan.

2. Coding data

Data yang sudah di edit di beri identitas sesuai dengan pertanyaan dan

kelompoknya sehingga memiliki arti tertentu pada saat di analisis.

3. Sorting

Adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokan data menurut jenis –

jenis yang di kehendaki ( klasifikasi data ).

Page 34: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

24

4. Entry

Data jawaban – jawaban yang sudah di beri kode kategori kemudian di

masukan dalam tabel dengan cara frekuensi data.

5. Cleaning

Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.

G. Analisa data

Analisa data peneliti dilakukan ada 2, yaitu :

1. Analisis univariat

Adalah untuk mendeskripsikan/menjelaskan hasil penelitian untuk masing-

masing variabel,tergantung dari jenis variabel. Data yang di sajikan dalam

bentuk tabel distribusi, yaitu untuk mengetahui faktor internal dan ekternal

pekerja.

2. Analisis Bivariat

Adalah menggunakan analisa statistik menggunakan uji chi-scuare, data

independent adalah untuk mengukur variabel independent ( skala nominal / skala

ordinal ), variabel dependent ( skala interval ). Dasar pengambilan keputusan

apabilah di peroleh nilai p< 0,05 maka Ho di tolak, yang artinya ada hubungan

yang di signifikan antara variabel independent terhadap variabel dependent dan

jika p > 0,05 maka Ho di terima Ha di tolak, artinya tidak ada hubungan yang

sugnifikan antara variabel independent terhadap variabel dependent.

Page 35: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

25

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil penelitian dengan judul “ Hubungan

karakteristik perawat terhadap kemampuan tindakan invasive : pemasangan infus pada

anak diare. Hasil penelitian tersebut dalam bentuk analisa univariat yang terdiri dari

data demografi dan analisa bivariat yang terdiri dari variabel penelitian yaitu

ketrampilan tindakan invasif : pemasangan infus.

A. Hasil analisa Univariat

Dalam analisa univariat ini menjelaskankan secara deskritif, mengenai

variabel-variabel penelitian yang terdiri dari karakteristik. Demografi seperti usia,

pendidikan dan lama bekerja. Dan hasil pengumpulan data sesuai dengan variabel

penelitian. Data-data ini akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.

1. Karakteristik responden berdasarkan variabel penelitian

Tabel 5.1 Distribusi data demografi

Responden di Rumah Sakit Fatmawati 2012 Karakteristik Kategori Frekuensi

N : 43 Persen (%)

Umur < 30 th 21 48.8 > 30 th 22 51.2

Pendidikan Rendah 18 41.9 Tinggi 25 58.1

Masa kerja Baru ( < 4 th ) 20 46.5 Lama ( > 4 th ) 23 53.5

Page 36: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

26

a. Umur

Berdasarkan tabel 5.1. diatas dapat di lihat menurut umur adalah umur < 30

th sebanyak 21 (48.8%).

b. Pendidikan

Berdasarkan data tabel 5.1. di atas dapat dilihat menurut pendidikan

berpendidikan tinggi 25 ( 58.1%).

c. Masa kerja

Berdasarkan data tabel 5.1 di atas dapat dilihat yang bekerja lama sebanyak

23 ( 53.5%).

2. Karakteristik responden berdasarkan gradasi keterampilan berdasarkan

variabel penelitian

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan gradasi keterampilan uji statistik di unit emergensi RSUP Fatmawati 2012.

Kategori Frekuensi Persentase n.43

Valud Kumulatif(%)

Tidak mampuh 23 53.5 53.5 100.0 Mampuh 20 46.5 46.5 46.5

Berdasarkan data tabel 5.2 diatas dapat dilihat menurut ketrampilan adalah

responden yang trampil 20 (46,5%) dan responden yang tidak trampil 23 (53,5%).

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden di rumah sakit Fatmawati

khususnya di ruang emergensi belum begitu trampil.

Page 37: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

27

B. Hasil analisis Bivariat

Sebagaimana desain penelitian ini adalah deskritif dengan pendekatan cross

sectional yaitu menjelaskan hubungan karakteristik perawat dalam kemampuan

berkolaborasi (pemberian cairan parenteral pada anak diare dengan dehidrasi

berat). Analisis bivariat bertujuan menjelaskan secara statistik hubungan 2

variabel (variabel dependent dan independent).

Variabel dependent yaitu trampil dan tidak trampil terhadap kemampuan

memberikan terapi parenteral pada pasie diare dengan dehidrasi berat, sedangkan

variabel independentnya yaitu usia, pendidikan dan lama bekerja perawat,

khususnya dalam kemampuan memberikan terapi cairan parenteral seperti

pemasangan infus pada pasien diare dengan dehidrasi berat di ruang emergensi

RSUP Fatmawati 2012, yaitu dengan menggunakan uji chi-square.

Page 38: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

28

Tabel 5.3

1. Hubungan antara umur perawat terhadap kemampuan tindakan invasif :

pemasangan infus pada anak diare

Pada tabel 5.3 di atas didapatkan data usia perawat > 30 th dengan jumlah 14

(63,6%) hasil uji statistic didapatkan p value 0,225 yang bermakna bahwa tidak

adanya hubungan yang signifikan antara usia perawat dengan kemampuan

melakukan tindakan invasif ; pemasangan infus pada anak diare dan nilai OR

2,333 yang artinya, responden yang umur > 30 th memiliki peluang sebanyak

2,333 kali untuk melakukan tindakan invasif pemasangan infus pada anak diare

dengan trampil.

Karakter

istik

Kategori

Gradasi ketrampilan Total

P value

OR Confide

nce Interval

CI 95%

Tdk trampil

Trampil lower upper

N % N % P % Umur <30th 12 57,1

% 9 42,9

% 21 100

% 0,227 2,333 0,685 7,946

>30th 8 36,4%

14 63,6%

22 100%

Pendidikan

Rendah 12 66,7%

6 33,3%

18 100%

0,033 4,250 1,169 15,454

Tinggi 8 32% 17 68% 25 100%

Lama bekerja

Baru(<4th) 11 55% 9 45% 20 100%

0,366 1,901 0,564 6,410

Lama(>4th) 9 39,1%

14 60,9%

23 100%

Page 39: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

29

2. Hubungan antara pendidikan perawat terhadap kemampuan tindakan

invasif : pemasangan infus pada anak diare

Pada tabel 5.3 di atas dapat di gambarkan pada data pendidikan perawat yang

tinggi dengan jumblah 17 ( 68 % ). Hasil uji statistik di dapatkan nilai p value

0,033 yang bermakna, bahwa ada hubungan yang signivikan antara pendidikan

perawat yang tinggi dengan kemampuan melakukan tindakan invasif ;

pemasangan infus. Hasil analisa juga menunjukan nilai OR sebesar 4,250 yang

artinya, responden yang berpendidikan tinggi memiliki peluang sebanyak 4,250

kali untuk melakukan tindakan invasif pemasangan infus pada anak diare yang

trampil.

3. Hubungan antara masa lama kerja perawat terhadap kemampuan tindakan

invasif : pemasangan infus pada anak diare.

Pada tabel 5.2 di atas di dapatkan data lama bekerja sebanyak 14(60,9%) dengan

nilai p value 0,366 yang bermakna adanya hubungan yang signifikan antara

lamanya bekerja dengan melakukan tindakan invasif pemasangan infus. Dan nilai

OR 1.901 yang artinya lama bekerja memiliki peluang sebanyak 1,901 kali untuk

terampil melakukan tindakan invasif pemasangan infus pada anak diare yang

trampil.

Page 40: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

30

BAB VI

PEMBAHASAN PENELITIAN

Pada bab ini penelitian akan membahas mengenai hasildalam penelitian mulai dari

analisa univariat dan analisa bivariat tentang variabel penelitian yaitu hubungan

karakteristik perawat dalam kemampuan tindakan invasif : pemasangan infus pada

anak diare. Sebelum peneliti membahas hasil tersebut terlebih dahulu di kemukakan

keterbatasan dari penelitian yang di lakukan.

A. KETERBATASAN PENELITIAN

1. Instrumen atau alat ukur

Pengumpulan data dengan kuesioner mungkin responden menjawab

pertanyaan dengan tidak jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan yang di

maksud sehingga kurang mewakili secara kualitatif.

2. Keterbatasan validasi instrumen penelitian

Kuesioner pertama kali baru digunakan walaupun uji validitas dan realibitas

sudah cukup baik namun baru terbatas pada satu rumah sakit sehingga akan

menjadi lebih valid apabila dilakukan uji coba pada rumah sakit lainya.

3. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional sehingga

Hubungan yang ditentukan dari variabel indevenden dan devenden bukanlah

merupakan hubungan sebab akibat, karena penelitian dilakukan dalam waktu

bersama dan tanpa adanya follow up.

Page 41: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

31

B. Hasil penelitian

1. Hasil analisa Bivariat

a. Hubungan antara umur perawat terhadap kemampuan tindakan

invasif : pemasangan infus pada anak diare.

Berdasarkan hasil analisa bivariat kemampuaan umur < 30 th perawat yang

melakukan tindakan invasif ; pemasangan infus sebanyak 21 perawat dan

umur >30 th perawat yang melakukan tindakan invasif : pemasangan

infuse sebanyak 22 perawat.setelah di uji statistic dengan menggunakan

chi-sguere ternyata p.value : 0,227 yang artinya tidak ada hubungan antara

umur perawat dengan kemampuan melakukan tindakan invasif :

pemasangan infus pada anak diare.

(Notoatmodjo, 2007) menyatakan sebagian besar kemampuan manusia di

pengarui paktor umur dan diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran,

Kemampuan seorang merupakan dasar untuk terbentuknya untuk

melakukan tindakan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat susilo sumarliyo usia lanjut

umumnya lebih bertanggung jawab dan lebih telitih di banding dengan usia

muda,hal ini terjadi kemungkinan usia yang muda kurang berpengalaman,

berbeda dengan hasil mengenai dan memilih berbagai obyek sehubungan

tindakan yang akan di ambil.

Page 42: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

32

b. Hubungan antara pendidikan perawat terhadap kemampuan

tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare.

Berdasarkan analisa bivariat pendidikan perawat yang rendah untuk

melakukan tindakan invasif : pemasangan infus yang tidak terampil

sebanyak 18 perawat dan perawat berpendidikan tinggi untuk melakukan

tindakan invasif : pemasangan infus yang terampil sebanyak 25 perawat.

Setelah diuji statistikdengan menggunakan jhi-sguare ternyata p.value

0,033 yang artinya ada hubungan antara pendidikan perawat terhadap

kemampuan tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat (Menurut Gilmer dalam flazer,

1992) tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam memberikan respon

terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi

akan lebih rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya

bermacam cara usaha pembaharuan ,ia akan lebih dapat menyesuaikan diri

terhadap berbagai perubahan pendidikan yang di capai

seseorang,diharapkan menjadi factor determinan produktifitas antara

lain,skills, attitude, dan behavior yang cukup dalam menjalankan sktifitas

pekerjanya.

c. Hubungan antara masa lama kerja perawat terhadap kemampuan

tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare.

Berdasarkan analisa bivariat masa lama kerja perawat terhadap

kemampuan melakukan tindakan invasif : pemasangan infus yang tidak

terampil sebanyak 20 perawat dan yang terampil melakukan tindakan

Page 43: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

33

invasif : pemasangan infus sebanyak 23 perawat.Setelah diuji statistik

dengan menggunakan chi-sguere ternyata p. value : 0,366 yang artinya ada

hubungan antara masa lama kerja perawat dengan kemampuan tindakan

invasif : pemasangan infus pada anak diare.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat ( Eni suhaeni, 1992). Masa

kerja biasanya di kaitkan dengan waktu mulai bekerja,di mana pengalaman

kerja juga dapat menentukan kinerja seseorang, semangkin kama bekerja

maka kecakapan akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri dengan

pekerjaanya. dalam melalukan tindakan keperawatan,semangkin lama

karyawan bekerja mereka cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan

mereka.

Page 44: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

34

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Tidak ada hubungan antara usia perawat terhadap kemampuan tindakan

invasif : pemasangan infus dengan nilai p value 0,227 yang bermakna bahwa

tidak adanya hubungan yang signifikan antara usia perawat dengan

keterampilan tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare.

2. Ada hubungan antara pendidikan perawat terhadap kemampuan Tindakan

invasif : pemasangan infus pada anak diare dengan p : 0,33 < 0,005. Hasil

analisa juga menunjukan nilai OR sebesar 4,250 yang artinya,respon yang

berpendidikan tinggi memiliki peluang sebanyak 4,250 kali untuk melakukan

tindakan invasif : pemasangan infus pada anak diare.

3. Ada hubungan antara masa kerja perawat terhadap kemampuan tindakan

invasif : pemasangan infus pada anak diare, dengan p :0,366 yang bermakna

adanya hubungan yang signifikan antara lamanya kerja dengan melakukan

tindakan invasif pemasangan infus.dan nilai OR 1.901 yang artinya lama

bekerja memiliki peluang sebanyak 1,901 kali untuk trampil melakukan

tindakan invasif pemasangan infus.

Page 45: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

35

B. SARAN

1. Untuk perawat

Untuk tenaga kesehatan khususnya perawat yang bertugas di ruang

emergency meningkatkan keterampilan dalam melekukan tindakan invasif

pemasangan infus sesuai dengan SOP yang berlaku.

2. Institut rumah sakit

Untuk meningkatkan keterampilan perawat dalam kemampuan memberikan

,tindakan infasif pemasangan infus sekiranya perlu di adakan pelatihan-

pelatihan,uji kopetensi secara periodic dan berkesinambungan.

3. Peneliti lain

Kepada peneliti lain di lanjutkan dan di kembangkan variabel-variabel yang

akan di teliti sehinga hasilnya lebih bervariatif dan menggunakan metoda

observasional sehingga hasilnya lebih adekuat.

Page 46: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, (2008).prilaku organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Behrman Nelson, Arvin Kliegman. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 Vol 1. Jakarta: Penerbit Buku EGC. Dewi Lia Nanny Vivian. (2000). Asuhan Neonates Bayi dan Anak Balita. Jakarta :

Penerbit Buku Salemba Medika. Hastono Priyo Sutanto. (2007). Analisa Data Kesehatan. Jakarta : Penerbit FKM

UI. Supartini Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : Penerbit Buku EGC.Ajar Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Salemba Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Bineka Cipta. Nursalam, Susilaningrum Rekawati, Utami Sri. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta: Penerbit Buku Salemba Medika. Medical Record RSUP Fatmawati ruang emergensi Tahun 2011 – 2012 (tidak dipublikasikan). Muhammad Zain dalam milman Yudi,(2010) tentang defenisi kemampuan, Jakarta: penerbit buku Bineka Cipta. Wong L Donna, Eaton Berry Hoken Marlyn, Wilson David, Winkelstein L Marilyn, Scwartz Patricia. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik , Edisi 6 Vol 6. Jakarta Buku EGC.

Literature-literatur : Aryani, 2009, tentang proses pemasangan infuse. Dep-kes 2001, status gizi. Catatan W H O (2010) tentang kasus diare pada anak. W.J.S.Poerjawadarmita, tentang karakteristik perawat.

Page 47: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

LAMPIRAN:

Berikut ini adalah tehnik pemasangan infus yang baik :

a. Perlengkapan dan peralatan

Perlengkapan dan peralatan yang umum diperlukan untuk terapi intravena

meliputi:

- Standar infus

- Set infus

- Cairan sesuai program medik

- Jarum infus sesuai dengan ukuran

- Tuorniguet

- Kapas alcohol

- Plester

- Gunting

- Kasa

- Bethadin

- Sarung tangan

b. Menurut Scale (2005) Prosedur pemasangan infus tahapannya sebagai berikut:

- Jelaskan prosedur yang akan di lakukan

- Cuci tangan

- Hubungkan cairan infus set dengan menusukan kebagian karet atau akses

selang kebotol infus

Page 48: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

- Isi cairan kedalam cairan infus dengan menekana tetesan hingga terisi

sebagian dan buka klem selang hingga cairan memenuhi slang dan udara

selang keluar

- Letakan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan di lakukan

penginfusan

- Lakukan pembendungan dengan tourniguet (karet pembendung) 10-12cm

di atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam

dengan gerakan sirkular (bila sadar)

- Gunakan sarung tangan steril

- Desinfeksi daerah yang akan di tusuk dengan kapas alcohol

- Lakukan penusukan pada vena dengan meletakan ibu jari di bagian bawah

vena dan posisi jarum (abocats) mengarah ke atas

- Perhatikan keluarnya darah melalui jarum (abocats/surflo). Apabila saat

penusukan terjadi pengeluaran darah melalui jarum maka tarik keluar

bagian dalam (jarum) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena.

- Setelah bagian jarum di dalam di lepas, tahan bagian atas vena dengan

menekan menggunakan jari tangan agar darah tak keluar kemudian

bagian infus di hubungkan dengan selang infus.

- Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dosis.

- Lakukan fiksasi dengan steril.

- Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum.

- Mengukur tetesan infus sesuai program

- Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Page 49: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

- Catat jenis tetesan cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran dan tipe

jarum infus.

- Evaluasi masukan cairan ½ jam setelah dan 1 jam sesudah cairan masuk

- Pendokumentasian

Page 50: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : SUWARDI

NIM : 2010727196

Judul Penelitian : Hubungan karakteristik perawat terhadap kemampuan

tindakan invasive : pemasangan infuse pada anak diare di

ruang emergency di RS Fatmawati 2012

Nomor Telepon : (081280800029)

No. Hari / Tanggal Materi Masukan Pembimbing TTD

Pembimbing

Page 51: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth ……………………..

Di tempat

Dengan Hormat

Saya mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan

Kesehatan Universitas Mehammadiyah Jakarta bermaksud untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Karakteristik Perawat terhadap kemampuan

tindakan invasive : pemasangan infuse pada anak diare di RS Fatmawati tahun 2012”.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan saudara untuk

menjadi responden penelitian ini, jawaban saudara akan saya jaga kerahasiaannya dan

hanya digunakan untuk penelitian. Saya menjamin jawaban yang saudara berikan dan

peneliti ini tidak akan merugikan saudara. Apabila saudara bersedia mengisi angket,

saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden (terlampir)

dan dikembalikan kembali setelah diisi.

Jakarta, Juni 2012

Peneliti

Page 52: LAPORAN HASIL PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK …

Lampiran

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Judul peneliti : Hubungan Karakteristik Perawat terhadap kemampuan tindakan

invasive : pemasangan infuse pada anak diare di ruang

emergency di RS Fatmawati tahun 2012.

Peneliti : Suwardi

Pembimbing :

Saya memberikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti. Saya

mengerti bahwa saya menjadi bagian dari peneliti yang bertujuan untuk mengetahui

Hubungan Karakteristik Perawat terhadap kemampuan tindakan invasive :

pemasangan infuse pada anak diare di ruang emergency di RS Fatmawati tahun 2012.

Saya telah diberitahu jawaban terhadap kuesioner tidak akan diberitahukan kepada

siapa pun. Partisipasi saya, atau penolakan saya untuk menjawab kuesioner ini tidak

akan merugikan saya. Saya mengerti bahwa tujuan penelitian ini akan sangat

bermanfaat bagi tenaga kesehatan dan masyarakat pada umumnya untuk

meningkatkan derajat kesehatan.

Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya

bersedi berperan serta dalam penelitian ini.

Jakarta, Juni 2012

Tanda Tangan Responden TandaTangan Peneliti