Laporan Hasil Kajian Kota Bogor
-
Upload
anditya-muchlisin -
Category
Documents
-
view
38 -
download
0
description
Transcript of Laporan Hasil Kajian Kota Bogor
![Page 1: Laporan Hasil Kajian Kota Bogor](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081803/55cf98ca550346d03399b45e/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN
HASIL KAJIAN PEMBIAYAAN FASILITAS KESEHATAN KOTA BOGOR
Oleh: Bachrul Elmi
1. Rekomendasi
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar (basic need) masyarakat. Pemerintah
Kota Bogor telah mengagendakan sebagai kota sehat yang hendak dicapai paling lambat
tahun 2006. Alokasi APBD tahun 1998/1999 sebagian besar (57,25 persen) untuk belanja
pegawai, sementara itu untuk biaya kesehatan hanya 4,0 persen.
Sejak pelaksanaan otonomi daerah, penyediaan dana kesehatan dari APBN,
disatukan dalam Dana Alokasi Umum (DAU), hal ini berakibat semakin kurang
transparannya penyediaan dana kesehatan dalam APBD. Agar Dinas Kesehatan Kota dapat
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat golongan miskin direkomendasikan sebagai
berikut:
• Dilakukan subsidi silang, melalui peningkatan pelayanan kepada golongan mampu
dengan tarif pengobatan lebih tinggi, agar dapat membantu biaya pengobatan golongan
miskin, antara lain untuk pelayanan dari dokter spesialis.
• Alokasi dana APBD untuk Puskesmas, termasuk biaya pelayanan dan pengadaan obat
bagi pasien dan masyarakat agar disediakan sesuai dengan “biaya standar orang sehat”.
• Melalui alokasi belanja pembangunan agar disediakan dana untuk penambahan fasilitas
RSUD dan Puskesmas.
• Penyediaan pelayanan kesehatan dapat diprogramkan melalui partisipasi masyarakat.
2. Permasalahan
Kesehatan adalah salah satu faktor yang dibutuhkan untuk meningkatkan
produktivitas masyarakat. Biaya-biaya yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat semakin mahal, namun anggaran biaya yang dialokasikan
selalu kurang mencukupi. Disamping itu faktor-faktor seperti urbanisasi dan meningkatnya
F:\bapekki\kajian\Bachrul - Laporan P.Bachrul.doc
![Page 2: Laporan Hasil Kajian Kota Bogor](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081803/55cf98ca550346d03399b45e/html5/thumbnails/2.jpg)
jumlah orang miskin perkotaan telah meningkatkan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Sebelum pelaksanaan otonomi daerah tahun 2001, sejumlah pembiayaan kesehatan
dialokasikan melalui program Inpres Kesehatan. Dengan berlakunya otonomi daerah,
kebutuhan pembiyaan kesehatan digabungkan ke dalam Dana Alokasi Umum, sehingga
Pemerintah Daerah Kota Bogor juga menentukan prioritas dan program serta
pembiayaannya untuk suatu tahun anggaran. Artinya bisa saja terjadi pergeseran prioritas
pembiayaan yang lebih besar jumlahnya, yang misalnya disediakan untuk membiayai
pembangunan prasarana jalan kota, pasar, terminal dan sebagainya.
3. Tujuan Penelitian
Kota Bogor sebagai salah satu linterland dari Metropolitan DKI Jakarta, dalam
beberapa tahun terakhir telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, seperti dalam
peningkatan jumlah urbanisasi, jumlah bangunan, prasarana jalan dan sebagainya. Selain
dari itu kota ini menjadi salah satu tempat wisata dan tempat tinggal bagi orang-orang
Jakarta. Konsep pengembangan kota sebelumnya yaitu “Jabotabek” sepertinya telah
berubah karena mulai tahun 2001 dilaksanakan otonomi daerah.
Menyikapi keadaan tersebut, Dinas Kesehatan Kota menyusun program “Bogor
Kota Sehat” tahun 2006. Kemudian muncul pertanyaan, akankah pemerintah kota ini dapat
mewujudkan visi pembangunan kota tersebut, mengingat masih banyak program-program
pembangunan yang cenderung lebih diprioritaskan.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada,
kemudian mengamati kebutuhan masyarakat atas pelayanan kesehatan serta alokasi dana
dalam APBD untuk pelayanan tersebut. Selanjutnya diidentifikasi juga dampak kebijakan
otonomi daerah terhadap pola pembiayaan pelayanan kesehatan Kota Bogor.
4. Metodologi Penelitian
a. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup studi ini mencakup pertama, kajian terhadap keadaan pada beberapa
jenis prasarana yang sangat signifikan dampaknya terhadap kegiatan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat secara umum yang meliputi prasarana dalam bidang fasilitas
F:\bapekki\kajian\Bachrul - Laporan P.Bachrul.doc
![Page 3: Laporan Hasil Kajian Kota Bogor](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081803/55cf98ca550346d03399b45e/html5/thumbnails/3.jpg)
umum yaitu air bersih, pelayanan dasar yaitu pendidikan dan kesehatan, serta dalam
bidang transportasi yaitu jalan. Kedua, analisis terhadap sumber-sumber dan pola
pembiayaan prasarana yang mencakup pembiayaan terhadap investasi (pembangunan fisik)
serta pembiayaan operasi dan pemeliharaan (OM).
b. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis komparatif
dengan menggunakan metode statistik deskriptif sederhana. Analisis deskriptif dilakukan
untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai kondisi kesenjanganan
prasarana yang terjadi di daerah penelitian, serta mengetahui berbagai faktor yang
menyebabkan terjadinya kesenjangan tersebut. Analisis komparatif dilakukan untuk
melihat perkembangan kondisi prasarana dan pembiayaan pembangunan prasarana dari
waktu ke waktu khususnya pada masa sebelum dan sesudah pelaksanaan otonomi daerah
dan desentralisasi fiskal.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Pemilihan sampel dalam kajian ini dilakukan dengan metode purposive sampling,
yaitu Kota Bogor. Pemilihan sampel tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan
keterbatasan dana yang tersedia dan pengenalan yang cukup luas atas kota yang menjadi
obyek penelitian. Disamping itu pemilihan sampel tersebut juga didasarkan atas
pertimbangan pesatnya perkembangan penduduk dan urbanisasi di kota yang digunakan
sebagai sampel dan relatif kompleksnya permasalahan prasarana di kota tersebut, sehingga
dengan demikian dengan dana yang sangat terbatas dapat diperoleh hasil penelitian yang
cukup representatif dalam menggambarkan permasalahan yang sedang dihadapi.
d. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang digunakan dalam melakukan analisis adalah berupa data primer
dan data sekunder. Pengumpulan data primer akan dilakukan melalui survei ke lapangan
secara langsung yang disertai dengan wawancara terbuka dan tertutup yang dilakukan
dengan pejabat dalam ruang lingkup penelitian. Data yang diperlukan meliputi keadaan
F:\bapekki\kajian\Bachrul - Laporan P.Bachrul.doc
![Page 4: Laporan Hasil Kajian Kota Bogor](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081803/55cf98ca550346d03399b45e/html5/thumbnails/4.jpg)
prasarana baik secara kuantitatif (coverage) maupun secara kualitatif, perkembangan
investasi, serta sumber-sumber pembiayaannya. Data sekunder diperoleh dari publikasi
instansi yang bertanggung jawab terhadap jenis prasarana tertentu antara lain seperti
publikasi pemerintah kota yang menjadi obyek penelitian, publikasi BPS, dan publikasi
lainnya.
F:\bapekki\kajian\Bachrul - Laporan P.Bachrul.doc
![Page 5: Laporan Hasil Kajian Kota Bogor](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081803/55cf98ca550346d03399b45e/html5/thumbnails/5.jpg)
5. Temuan
Alokasi APBD
% APBDA. PENDAPATAN
1. Pajak Daerah Rp 7.179.340 2. Retribusi Rp 7.221.860
Pelayanan Kesehatan Rp 696.753 Sampah Rp 1.230.347 KTP dan Catatan Sipil Rp 119.228 Pemakaian Kekayaan Daerah Rp 36.450 Peruntukan Tanah Rp 62.057 Izin Trayek Rp 120.792 Laba BUMD Rp 683.356 Lain-lain Rp 548.750
3. Penerimaan Subsidi Rp 69.590.056 Pemerintah PusatBagi Hasil Pajak Rp 10.589.945 Bagi Hasil Non Pajak Rp 250.000 A Rp 44.928.470 Pembangunan Rp 12.462.057 Lain-lain Rp 1.687.499
B. BELANJA Rp 72.217.329 1. Belanja Rutin Rp 46.618.484 2. Belanja Barang Rp 13.844.462 3. Pemeliharaan Rp 1.265.425 4. Perjalanan Rp 162.900 5. Operasional Perusahaan Umum Rp 2.903.000 6. Angsuran Pinjaman Rp 669.260 7. Sumbangan ke Desa Rp 579.699 8. Lain-lain Rp 6.174.099
C. PENGELUARAN PEMBANGUNAN Rp 38.303.796 1. Sektor Industri Besar Rp 19.231.898 50,22. Sektor Pertanian dan Kehutanan Rp 50.000 3. Sektor Sumber Daya Air dan Irigasi Rp 315.514 4. Sektor Sumber Tenaga Kerja Rp 250.000 5. Sektor Perdagangan, Pengembangan Rp 35.000 Usaha Nasional6. Sektor Transportasi Rp 1.829.925 4,77. Sektor Pariwisata Rp 4.817.308 12,58. Sektor Pembangunan Permukiman Rp 70.000 9. Sektor Lingkungan Hidup Rp 877.100 10. Sektor Pendidikan Kebudayaan Rp 1.211.687 3,1 Nasional11. Sektor Kependudukan Rp 3.467.299 9,012. Sektor Kesehatan, Kesejahteraan Rp 1.557.354 4,0 Sosial13. Sektor Perumahan dan Permukiman Rp 666.773 14. Sektor Agama Rp 617.000 15. Sektor IPTEK Rp 125.000 16. Sektor Hukum Rp 165.000 17. Sektor Aparatur Pemerintah Rp 2.626.938 6,818. Sektor Politik, Penerangan dan Rp 375.000 Komunikasi19. Ketertiban Umum Rp 15.000
(Ribuan Rp.)APBD Kota Bogor 2000
Sesuai alokasi APBD di atas, sektor kesehatan hanya mendapat jatah 4,0 persen,
pendidikan kebagian 3,1 persen dan sektor transportasi 4,7 persen. Bagian terbesar APBD
F:\bapekki\kajian\Bachrul - Laporan P.Bachrul.doc
![Page 6: Laporan Hasil Kajian Kota Bogor](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081803/55cf98ca550346d03399b45e/html5/thumbnails/6.jpg)
2000 Kota Bogor adalah sektor Industri Besar dan Pariwisata. APBD itu masih bersifat
birokrat dan belum mengutamakan pemberian pelayanan kepada rakyat miskin.
Dana APBD Untuk Kesehatan
a. Jumlah Belanja Pegawai Rp 253.116 Rp 419.441 Rp 377.497 Rp 4.379.904 Jumlah Belanja Barang Rp 123.350 Rp 154.350 Rp 96.800 Rp 125.952 Jumlah Belanja Pemeliharaan Rp 20.000 Rp 17.500 Rp 18.000 Rp 33.200 Jumlah Belanja Perjalanan Dinas Rp 12.500 Rp 10.000 Rp 7.200 Rp 25.000
b. Belanja Modal/Investasi/Proyek Rp 187.117 Rp 4.050 Rp 165.000 Rp 1.998.000
(Ribuan Rp.)TAHUN ANGGARANALOKASI DANA BIDANG KESEHATAN
1998/1999 1999/2000 2000 2001
Prasarana dan Sarana Kesehatan
1. Berapa Jumlah Rumah Sakit yang adaTahun Anggaran 1996 s/d. 2000a. RSUD 1) Kapasitas Inap
2) Rawat Jalanb. R.S. Swastac. Puskesmasd. Puskesmas Pembantu
2. Tenaga Dokter dan Paramedisa. Berapa jumlah dokter yang bertugas di masing-
masing Rumah Sakit dan Puskesmas1) Dokter Umum 33 36 74 29 85 29 85 292) Dokter Spesialis 50 0 58 0 61 0 64 03) Bidan 20 87 27 87 127 88 127 884) Perawat 62 166 82 172 137 93 137 935) Pegawai TU (non medik) 1103 106 1112 171 1267 176 1273 176
b. Jumlah pasien yang dilayani rata-rata perbulan 7550 19380 15100 16210oleh masing-masing Rumah Sakit dan Puskesmas 332067 361375 327521 227776Jenis penyakit yang diderita pasien
c. Sarana Pengobatan yang tersedia di Rumah Sakitdan Puskesmas1) BP Umum 5) Pencegahan Peny. Menular2) BP Gigi 6) Penanggulangan Gizi Buruk3) KIA/KB 7) Pemberantasan Peny. Menular4) Spesialis 8) Penyuluhan Kes. Masyarakat
3. Biaya-biaya pengobatan pasiena. Biaya Pemeriksaanb. Pemakaian Obat
4. Pencegahan penyakit menular% Pelayanan
2000 2001PRASARANA DAN SARANA KESEHATAN
40%
8501000
1999/2000
RS
45%
8501500
45%
8501500
45%
8501500
Tidak adaTidak adaTidak ada
RS Pusk PuskRSPuskRSPusk
0
2023400
0
2319
442317
0
23
0
17
4
Tidak ada
1998/1999
00
F:\bapekki\kajian\Bachrul - Laporan P.Bachrul.doc
![Page 7: Laporan Hasil Kajian Kota Bogor](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081803/55cf98ca550346d03399b45e/html5/thumbnails/7.jpg)
Dana APBD untuk kesehatan tahun anggaran 1998/1999 sebesar 42,4 persen untuk
membayar gaji, tahun 1999/2000 belanja pegawai menjadi 69,2 persen dan tahun anggaran
2000 belanja pegawai sebesar 50,7 persen untuk tahun 1998/1999, 25,4 persen tahun
1999/2000 dan 14,5 persen tahun 2000. hal ini sebagai salah satu indikasi terjadinya
penurunan pelayanan kesehatan pada beberapa tahun terakhir.
F:\bapekki\kajian\Bachrul - Laporan P.Bachrul.doc