LAPORAN GERINDA

download LAPORAN GERINDA

of 44

description

laporan praktikum gerinda. teori dasar disalin dari referensi2 yang ada

Transcript of LAPORAN GERINDA

  • COVER

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas

    berkat rahmat, dan kuasa-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum

    proses produksi II dengan judul Mesin Gerinda tepat pada waktunya. Shalawat

    serta salam tak lupa penulis ucapkan kepada junjugan nabi besar kita Muhammad

    SAW yang mana telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang

    dengan ilmu seperti pada saat ini. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat telah

    mengikuti praktikum proses produksi II dilaboratorium proses produksi Teknik

    Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Riau.

    Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada dosen pengampu

    matakuliah proses produksi II Bapak Yohannes,S.T.,M.T. yang telah memberikan

    kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Tidak lupa penulis

    mengucapkan terima kasih kepada para asisten dosen yang telah banyak memberi

    pengarahan dari mulainya praktikum hingga pembuatan laporan, dan para sahabat

    yang telah banyak membantu hingga selesainya laporan ini.

    Penulis berharap laporan ini dapat menjadi pegangan bagi pembaca yang

    ingin mengetahui atau mempelajari mesin gerinda. Penulis menyadari akan

    banyaknya kekurangan dari laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan saran

    dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini nantinya.

    Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

    Pekanbaru , juni 2015

    Penulis

  • DAFTAR ISI

  • DAFTAR GAMBAR

  • DAFTAR TABEL

  • DAFTAR NOTASI

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar belakang

    Perkembangan teknologi yang terus eningkat dengan pesat dizaman saat ini

    terutaa dalam bidang industry menuntut kita sebagai orang yang berlatar belakang

    teknologi utuk dapat mengimbangi perkembangan tersebut. Dimana nantinya kita

    selaku mahasiswa apabila akan terjun kedunia kerja, maka keahlian dan keterampilan

    mahasiswa sangat diperlukan agar dapat ja diperusahaan atau dapat mengaplikasikan

    ilmu yang didapat kedalam kehidupan sehari-hari.

    Mesin gerinda adalah salah satu alat yang digunakan dalam dunia industri,

    maka dari itu pengetahuan tentang gerinda sangat diperlukan agar mahasiswa dapat

    lebih mengerti kegunaan mesin gerinda. Mesin gerinda merupakan mesin yang

    bekerja dengan proses manual, dan memiliki teknologi yang tinggi sehingga

    ketelitiannya sangat tinggi. Praktikum mesin gerinda ini merupakan salah satu mata

    kuliah yang wajib diikuti oleh mahasiswa teknik mesin universitas riau pada mata

    kuliah proses produksi II.

    1.2. Tujuan

    Adapun tujuan diadakannya praktikum mesin gerinda ini adalah sebagai

    berikut:

    Mahasiswa dapat mengetahui dasar-dasar pengoperasian mesin gerinda

    Mahasiswa mengetahui cara kerja mesin gerinda

    Mahasiswa mampu melakukan finishing logam sehingga menjadi barang yang

    lebih baik menggunakan mesin gerinda.

  • 1.3. Manfaat

    Adapun manfaat yang dapat diambi dari praktikum mesin gerinda ini adalah

    sebagai berikut:

    Mahasiswa dapat melatih kedisiplinan dalam bekerja

    Mahasiswa dapat meningkatkan ketrampilan dalam bidang penggerindaan

    Mahasiswa mendapatkan wawasan dalam bidang mesin gerinda.

    1.4. Pelaksanaan praktikum

    1.4.1. Tempat pelaksanaan

    Adapun tempat pelaksanaan praktikum mesin gerinda permukaan

    adalah dilaboratorium teknologi produksi teknik mesin, fakultas teknik,

    universitas riau.

    1.4.2. Waktu pelaksanaan

    Waktu pelaksanaan praktikum mesin gerinda permukaan dilaksanakan

    pada tanggal 13 juni 2015 pada jam 08:00 hingga 17:00 WIB.

    1.5. Sistematika penulisan

    Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Pada bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan, manfaat, waktu

    pelaksanaan praktikum, dan sistematika penulisan

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini membahas tentang teori-teori mesin gerinda, batu gerinda beserta

    elemen pemesinan.

    BAB III METODOLOGI

  • Bab ini membahas alat da bahan yang digunaan dalam praktikum mesi

    gerinda ini.

    BAB IV PROSEDUR PENGERJAAN

    Bab ini berisikan tentang langkah-langkah dalam pelaksanaan praktikum

    mesin gerinda.

    BAB V PEMBAHASAN

    Bab ini berisikan perhitungan beserta analisa data mengenai praktikum mesin

    gerinda ini.

    BAB VI PENUTUP

    Bab ini berisikan kesipulan dan saran dari praktikum yang telah dilakukan.

    DAFTAR PUSTAKA

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pengertian

    Mesin Gerinda adalah salah satu mesin perkakas dengan mata potong jamak,

    dimana mata potongnya berjumlah sangat banyak yang digunakan untuk

    mengasah/memotong benda kerja dengan tujuan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda

    adalah batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi

    pengikisan, penajaman, pengasahan, atau pemotongan.

    Menggerinda berarti menggosok, mengauskan, dengan pelepasan logam oleh

    suatu roda amplas, putar, gerakannya mirip pemotongan frais. Mesin gerinda

    terutama dirancang untuk menyelesaikan pengerjaan permukaan benda kerja

    berbentuk :

    Silindris (cylindrical griding)

    Rata/datar (face grinding)

    Dalam (internal grinding)

    Pahat dan pemotong (tool and special grinding)

    2.2. Jenis-jenis mesin gerinda

    Menurut jenis benda kerja yang di gerinda terdapat beberapa jenis mesin gerinda

    presisi antara lain:

    2.2.1. Mesin gerinda datar / surface grinding machine

    adalah mesin gerinda dengan teknik penggerindaan mengacu pada

    pembuatan bentuk datar, bentuk, dan permukaan yang tidak rara pada sebuah benda

    kerja yang berada di bawah batu gerinda yang berputar. Pada umumnya mesin ini di

    gunakan untuk menggerinda permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal

    bolak-balik. Meja ini dapat diopersikan manual maupun otomatis. Pencekaman benda

    kerja dengan cara diikat pada kotak meja magnetic.

    Menurut sumbunya, mesin ini dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:

  • Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini

    digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan

    menyudut.

    Gambar 2. 1 Gerinda datar horizontal gerakan meja bolak-balik

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja berputar. Mesin jenis ini

    digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.

    Gambar 2. 2 Gerinda datar horizontal gerakan meja berputar

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    Mesin gerinda datar vertikal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini

    digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar

    serta menyudut.

  • Gambar 2. 3 Gerinda datar vertikal gerakan meja bolak-balik

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    Mesin gerinda datar vertikal dengan meja berputar, fungsi mesin ini sama

    dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik.

    Gambar 2. 4 Gerinda datar vertikal meja berputar

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    Berdasarkan prinsip kerjanya mesin gerinda dibagi menjadi 2 macam:

    Mesin gerinda datar semi-otomatis

    Mesin gerrinda datar otomatis

  • Bagian-bagian utama mesin gerinda datar:

    Gambar 2. 5 Bagian utama mesin gerinda datar

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    Keterangan:

    1) Spindel pemakanan batu gerinda

    Penggerak pemakanan batu gerinda

    2) Pembatas gerak langkah meja mesin/ stopper

    3) Sistem hidrolik mesin

    Penggerak langkah meja mesin dan pelumas mesin

    4) Spindel penggerak meja mesin naik turun

    5) Spindel penggerak meja memanjang

    6) Tuas kontrol meja mesin

    7) Panel control

    Bagian pengatur proses kerja mesin

    8) Meja mesin

    Tempat dudukan benda kerja yang akan digerinda permukaannya

    9) Spindel utama batu gerinda

    Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda dan gerakan

    pemakanan.

  • Perlengkapan mesin gerinda datar:

    Meja magnet listrik

    Meja magnet permanen

    Ragum mesin

    Meja sinus

    Meja sinus universal

    Blok pencekam khusus

    Pengasah batu gerinda/ dresser

    Gambar 2. 6 Dresser

    Metode penggerindaan :

    Terdapat dua metode yang sering dilakukan. Adapun metode penggerindaan

    tersebut adalah sebagai berikiut.

    Penggerindaan keliling

    Metode penggerindaan ini sangat cocok untuk penggerindaan

    permukaan, alur dan pasak. Dengan metode penggerindaan keliling

    ini, sebelum mesin kita jalankan, kita perlu mengatur langkah

    pergerakan mesin.

  • Gambar 2. 7 Penggerindaan keliling permukaan

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    Penggerindaan muka (depan)

    Penggerindaan muka secara teoritis memiliki waktu mesin

    yang lebih cepat dibandingkan penggerindaan keliling.

    Gambar 2. 8 penggerindaan muka

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    Perhitungan teoritis mesin gerinda datar

    1) Kecepatan putar batu gerinda

    Secara teoritis kecepatan putar batu gerinda dapat dihitung menggunakan

    rumus :

    n =

    Di mana :

  • n = kecepatan putar (rpm)

    Vc = kecepatan potong (m/det)

    d = diameter batu gerinda (mm)

    2) Waktu kerja mesin,

    Waktu kerja mesin merupakan waktu yang dibutuhkan oleh mesin untuk

    menyelesaikan suatu proses penggerindaan. Waktu kerja mesin bisa

    dihitung dengan menggunakan rumus :

    Tm =

    tanpa pemakanan kesamping

    Tm =

    dengan pemakanan kesamping

    Dimana;

    L = panjang penggerindaan (mm)

    = I+(jarak benda lebihan pemotongan)

    I = panjang benda kerja (mm)

    i = jumlah pemakanan (kali)

    V = kecepatan gerak meja (m/men)

    b = tebal benda kerja (mm)

    B = tebal penggerindaan / B=b (mm)

    s = pemakanan memanjang

    2.2.2. Mesin gerinda silindris

    Menggerinda silinder adalah salah satu proses pemotongan /

    pengasahan benda kerja yang berbentuk silinder dengan menggunakan alat

    potong (batu gerinda) yang berputar. Prinsip kerjanya ialah batu gerinda

    memotong benda kerja silinder dengan arah putaran yang berlawanan.

    Berdasarkan kontruksi mesinnya. Mesin gerinda silindris dibedakan

    menjadi 4 macam:

  • 1) Gerinda silindris luar

    Mesin Gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar

    benda kerja yang berbentuk silindris dan tirus.

    Gambar 2. 9 Gerinda silindris luar

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    2) Mesin gerinda silindris dalam

    Mesin Gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda

    dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus.

    Gambar 2. 10 Gerinda silindris dalam

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    3) Mesin Gerinda silinder luar tanpa center (centreless)

    Mesin Gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter

    luar dalam jumlah yang banyak/massal baik panjang maupun pendek.

  • Gambar 2. 11 Gerinda silinder luar centerless

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    4) Mesin Gerinda silindris universal

    Sesuai namanya, Mesin Gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda

    benda kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silindris.

    Gambar 2. 12 Mesin gerinda silindris universal

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    Bagian bagian utama Mesin Gerinda Silinder

    1. Kepala Utama (Head Stock)

    Berfungsi Sebagai penghasil gerak putaran batu gerinda.

    Ada dua jenis kepala utama yaitu :

    kepala utama dengan sudut yang dapat diatur

    kepala utama dengan sudut yang tidak dapat diatur

  • Gambar 2. 13 Kepala utama

    2. Spindle Utama dan Pengontrol Gerakan Meja.

    Gambar 2. 14 Spindel utama dan pengontrol gerakan meja

    Keterangan :

    a. Spindel Utama g. Knob pengontrol kecepatan meja

    b. Spindel pengatur gerak meja. h. Pengaturan pemberhentian kiri.

    c. Tuas pembalik i. Pengaturan pemberhentian kanan.

    d. Knob pengatur waktu j. pengatur pemakanan otomatis

    e. Pengaturan pemakanan bertahap k. Tuas utama

  • f. Pengunci spindle utama l. Tuas otomatis

    m. Pengatur langkah

    3. Kepala Lepas

    Digunakan sebagai penyangga apabila mencekam benda kerja dengan dua

    senter

    Gambar 2. 15 Kepala lepas gerinda

    .

    4. Bed atau Meja

    Sebagai tempat kedudukan kepala lepas dan spindle utama. Meja ini juga

    dapat diatur menyudut.

    Gambar 2. 16 Bed atau meja

  • 5. Panel Kontrol

    Pengontrol proses kerja mesin.

    Gambar 2. 17 Panel kontrol

    Perlengkapan Mesin Gerinda Silinder

    1. Chuck 3 rahang

    Digunakan untuk mencekam bendasilindris

    Dengan gigi chuck dapat bergerak secara bersamaan

    Digunakan untuk benda kerja dengan diameter besar.

    Gambar 2. 18 Chuck 3 rahang

  • 2. Collet

    Untuk mencekam benda kerja silindris

    Kolet mempunyai berbagai ukuran sesuai diameter benda kerja

    Biasa digunakan pada benda kerja dengan diameter kecil

    Gambar 2. 19 Collet

    3. Alat pembawa (Lathe dog)

    Alat untuk membawa benda kerjayang berhubungan dengan pelat pembawa.

    Gambar 2. 20 Lathe dog (pembawa)

  • 4. Face plate

    Digunakan untuk mencekam benda kerja yang tidak dapat dicekam

    dengan cekam 3 rahang ataupun collet.

    Digunakan untuk menggerinda permukaan diameter dalam benda

    kerja.

    5. Senter dengan ulir

    Digunakan sebagai senter penyangga dan dipasang pada spindle utama benda

    kerja untuk pencekaman dengan 2 senter.

    6. Senter tanpa ulir

    Senter , untuk menumpu benda kerja diameter kecil.

    Senter penuh, untuk menumpu benda kerja diameter besar.

    7. Cekam magnet

    Digunakan untuk mengikat benda kerja berdiameter agak besar namun

    pendek.

    8. Dial indicator

    Digunakan untuk mengatur kemiringan meja mesin.

    Gambar 2. 21 Dial indikator

    9. Pengasah batu gerinda (Dresser)

    Digunakan untuk mengasah batu gerinda.

  • Gambar 2. 22 Dresser

    10. Kunci Chuck.

    Gambar 2. 23 Kunci chuck

    Perhitungan Teoritis pada Mesin Gerinda Silindris

    1. Menghitung kecepatan putar batu gerinda.

    kecepatan putar batu gerinda secara teoritis dapat dihitung dengan rumus :

    Keterangan :

    = kecepatan putar (rpm)

    = kecepatan potong (m/detik)

  • = diameter batu gerinda (mm)

    2. Kecepatan Peripheral Benda Kerja Pada Mesin Gerinda Silindrik yaitu :

    Vw = 60000

    .. nwdw mm/s

    Keterangan :

    Vw = Kecepatan periheral benda kerja (m/s)

    Dw = Diameter mula-mula bekerja (mm)

    Nw = Putaran benda kerja (r/min)

    3. Rasio Kecepatan yaitu :

    q = Vw

    Vs

    Keterangan:

    q = Rasio kecepatan

    VS = Kecepatan batu gerinda (mm/s)

    VW = Kecepatan peripheral benda kerja (mm/s)

    4. Gerak Makan Radial yaitu :

    fr = ap + (1+k) mm/langkah

    Keterangan :

    Fr = Gerak makan radial yang diatur pada mesin (mm/ langkah)

    Ap = Kedalaman penggerindaan (mm)

  • K = Kompensasi karena kehausan batu gerinda

    5. Kecepatan Penghasil GeramUntuk pemakanan melintang yaitu :

    Z = . dw. Ap Vfa mm3/s

    6. Untuk pemakanan radial yaitu :

    Z = . dw. Bs. Vfr mm3/s

    Keterangan :

    Z = Kecepatan peng hasil geram (mm3/s)

    Dw = Dimeter benda kerja (mm)

    Ap = Kedalaman penggerindaan (mm)

    Vfa = Kecepatan gerak meja melintang / aksial (mm/s)

    Vfr = Kecepatan gerak makan radial (mm/s)

    Metode Penggerindaan pada Mesin Gerinda Silindris

    1) Penggerindaan diameter luar

    a) Penggerindaan memanjang diameter luar silindris diantara dua senter.

    Langkah meja pada saat pengerjaan benda kerja dengan metode ini,

    secara teoritis dapat dihitung dengan rumus :

    L = l + 2/3.b

    Di mana:

    L = panjang gerak meja mesin

    l = panjang benda kerja

    b = tebal batu gerinda

  • Gambar 2. 24 Penggerindaan Diameter Luar

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    b) Penggerindaan tegak lurus, digunakan pada penggerindaan silindris,

    konis dan bertingkat. Panjang bidang yang akan digerinda tidak

    melebihi tebal batu gerinda. Pada penggerindaan ini tidak ada gerakan

    memanjang

    Gambar 2. 25 Penggerindaan Tegak Lurus

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    c) Penggerindaan bentuk, prinsipnya sama dengan penggerindaan tegak

    lurus, perbedaannya terletak pada bentuk batu gerinda yang dibentuk.

  • Gambar 2. 26 Penggerindaan Bentuk

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    d) Penggerindaan tirus luar

    Penggerindaan ini dilakukan dengan cara menggeser meja bagian atas.

    Pergeseran maksimum adalah 12. Penggerindaan dilakukan seperti

    penggerindaan silindris memanjang.

    Gambar 2. 27 Penggerindaan Tirus Luar

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    2) Penggerindaan diameter dalam

    a) Penggerindaan diameter dalam dengan benda kerja berputar. Prinsipnya

    sama dengan penggerindaan diameter luar. Diameter roda gerinda tidak

    boleh lebih besar dari lubang diameter benda kerja.

  • Gambar 2. 28 Penggerindaan Benda Kerja Berputar

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    b) Penggerindan tirus dalam, dilakukan dengan cara menggeser meja

    sebesar sudut ketirusan (/2 ).

    Gambar 2. 29 penggerindaan tirus dalam

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    c) Penggerindaan dalam dengan benda kerja diam. Penggerindaan ini

    dilakukan jika ukuran dan bentuk benda kerja terlalu besar dan tidak

    dapat dicekam.

  • Gambar 2. 30 Penggerindaan dengan Benda Kerja Diam

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

    3) Penggerindaan muka

    Penggerindaan ini dilakukan untuk menggerinda muka (facing) sebuah

    silinder. Sebelum proses penggerindaan dimulai, batu gerinda harus

    ditruing 1 ke arah pusat, meja diatur tepat 90o, sehingga akan

    menghasilkan permukaan yang tegak lurus terhadap sisi memanjang

    diameter benda kerja.

    Gambar 2. 31 Penggerindaan Muka

    (Sumber : Widarto. Teknik Pemesinan. 2008)

  • 2.3. Batu gerinda

    Batu gerinda banyak digunakan di bengkel-bengkel pengerjaan logam. Batu

    gerinda sebetulnya juga menyayat seperti penyayatannya sangat halus, dan

    tatal/geramnya tidak terlihat seperti milling. Tatal hasil penggerindaan ini sangat kecil

    seperti debu.

    Komponen ini adalah salah satu faktor utama dalam penentuan hasil akhir

    penggerindaan. Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang maksimal, pemilihan

    batu gerinda dipengaruhi oleh beberapa hal yang akan dijelaskan di bawah.,

    sebenarnya batu gerinda terdiri dari 2 bahan penyusun utama, yaitu butiran asah /

    abrasive dan perekat / bond.

    a. Jenis-jenis abrasive

    oksida Alumunium (Al2O3), (A)

    paling banyak di aplikasi sebagai bahan pembuatan batu gerinda.

    Digunakan untuk menggerinda material dengan tegangan tarik

    tinggi.seperti baja karbon, baja paduan, HSS.

    Silikon karbida (SiC), (C)

    Butiran yang sangat keras dan mendekati kekerasan intan. Digunakan

    untuk menggerinda material dengan tegangan tarik rendah. Seperti besi

    tuang kelabu, grafit, alumunium, kuningan, dan karbida.

    Diamond/ intan (D)

    Butiran sangat keras, digunakan untuk menggerinda material dengan

    kekerasan sangat tinggi. Seperti carbida semen, keramik, kaca, granit,

    marmer, batun permata

    Boron nitride (BN), (CBN)

    Kristal bahan ini berbentuk kubus. Bahan ini digunakan untuk

    menggerinda benda kerja yang sangat keras seperti karbida, baja

    perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC.

    b. Jenis-jenis bond

    Tembikar / vitrified (V)

    memiliki sifat yang tidak mudah terpengaruh oleh air, minyak, ataupun

    perubahan suhu.

    Silikat / silicate (S)

    Digunakan untuk menggerinda material yang sensitif terhadap panas

    Bakelit/ resinoid (B)

  • Digunakan untuk menggerinda dengan kecepatan putar tinggi

    Karet / rubber (R)

    Di gunakan pada roda gerinda yang elastis

    Embalau / shellac (E)

    Digunakan untuk hasil penggerindaan yang sangat halus

    Perekat logam/ metal bond

    Di gunakan untuk mengikat abrasive boron nitride dan intan.

    2.3.1. Ukuran butir asahan

    Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin

    kecil angka menunjukan semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin

    besar angka maka ukuran butir abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan

    butir kasar (angka kecil) memiliki kemampuan potong yang baik tetapi

    hasilnya kasar sedangkan batu gerinda dengan butir halus (angka besar)

    memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil penggerindaan yang

    baik.

    Tabel 2. 1 Ukuran butir asahan

    Tingkat kekasaran Ukuran butir (mesh)

    Kasar 12, 14,16,20,24

    Sedang 30,36,46,56,60

    Halus 70,80,90,100,120

    Sangat halus 150,180,220,240

    Tepung 280,320,400,500,800,1200

    Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan

    tersebut memiliki lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari

    banyaknya lubang dalam saringan seluas 1 inchi2

    , ukuran lubang dinamakan

    dengan mesh.

    Sebagai contoh:

    1. jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat

    melewati/ lolos berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi.

    2. Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat

    melewati/ lolos berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi.

    Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar butir 1

    step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih kecil).

  • 2.3.2. Struktur batu gerinda

    Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh perbandingan

    2 faktor, yaitu ukuran butiran dan perekat yang digunakan. Perbandingan

    perekat dengan butir asah dalam batu gerinda berkisar antara 10-30 % dari

    volume total batu gerinda.

    Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:

    1. Struktur terbuka/ batu gerinda lunak

    Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam

    tekanan tertentu karena memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini

    di gunakan untuk menggerinda benda yang keras, karena sifat yang

    mudah melepas butir asah, maka permukaan benda kerja selalu

    mendapatkan butiran asah yang baru dan massih tajam. Percikan

    bunga api yang dihasilkan banyak karena selain partikel benda

    kerja, gesekan yang terjadi juga melepaskan butiran asah.

    2. Struktur tertutup/ batu gerinda keras

    Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam

    tekanan tertentu karena memiliki perekat yang banyak. Jenis ini

    cocok di gunakan untuk menggerinda benda yang lunak, karena

    sifat benda kerja yang lunak, maka mata asah dapat lebih awet

    karena partikel benda kerja akan terkikis terlebih dahulu dari pada

    terlepasnya butiran asah. Percikan bunga api yang dihasilkan oleh

    penggerindaan sedikit.

    2.3.3. Kekerasan batu gerenda

    Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang

    digunakan tetapi dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran

    abrasive dari tekanan tertentu ketika melakukan proses penggerindaan.

    Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet. Kekerasan

    batu gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :

    Tabel 2. 2 Kekerasan batu gerinda

    Tingkat kekerasan simbol

    Sangat lunak E,F,G

    Lunak H,I,J

    Sedang L,M,N,O

    Keras P,Q,R,S

    Sangat keras T,U,V,W

  • Tingkat kekerasan batu gerinda dapat dilihat pada identifikasi batu

    gerinda. Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang

    menyebutkan identitas batu gerinda tersebut. Indentitas batu berisi informasi,

    antara lain:

    Jenis bahan asah

    Ukuran butiran asah

    Tingkat kekerasan

    Susunan butiran asah

    Jenis bahan perekat

    Sebagai contoh:

    RG 38 A 36 L 5 BE,

    Artinya:

    38 : kode pabrik

    A : jenis abrasive

    36 : ukuran abrasive

    L : tingkat kekerasan

    5 : susunan abrasive

    V : jenis bond

    Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan abrasive

    oksida alumunium dengan ukuran 36 mesh dengan susunan sedang dan

    menggunakan perekat tembikar.

    2.3.4. Pemilihan batu gerenda

    Pemilihan roda gerinda biasanya berdasarkan pada,

    Bahan dan kekerasan benda yang digerinda, untuk bahan dengan

    kekuatan tarik tinggi, digunakan roda gerinda dari Aluminium

    oksida. Bahan tersebut antara lain, Baja karbon, Besi tempa,

    Perunggu kenyal, Tungsten, Baja campuran , dll.

    Untuk bahan dengan kekuatan tarik rendah, yaitu Besi kelabu,

    Kuningan, Perunggu, Aluminium, tembaga, granite, dll. Gunakan

    roda gerinda Silicon carbida. Selain itu, gunakan roda gerinda keras

    untuk bahan yang lunak, dan roda gerinda lunak untuk bahan yang

    keras.

    Volume bahan yang digerinda, untuk volume bahan buangan yang

    besar gunakan roda gerinda yang berbutir besar dan kasar, termasuk

    bahan yang liat. Sedangkan roda gerinda berbutir halus digunakan

  • untuk volume sedikit (tipis untuk finishing), termasuk bahan yang

    keras.

    Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur

    singgungan besar berarti luasan gesekan juga luas, maka roda

    gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak dengan

    butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau

    sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.

  • BAB III

    METODOLOGI

    3.1. Alat

    Adapun alat-alat yang digunakan selama praktikum Mesin Gerinda datar adalah

    sebagai berikut.

    1. Mesin gerinda datar permukaan datar

    Digunakan untuk melakukan proses gerinda hanya dengan benda kerja yang

    memiliki permukaan datar.

    Gambar 3. 1 Mesin Gerinda Permukaan Datar

    2. Mistar ingsut / jangka sorong

    Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja

    Gambar 3. 2 Kunci L

  • 3. Kaca mata

    Berfungsi untuk melindungi mata dari percikan beram yang ada pada proses

    pengerjaan.

    Gambar 3. 3 Kacamata

    4. Kuas

    Berfungsi untuk membersihkan mesin gerinda dari sisa-sisa beram dari proses

    pengerjaan.

    Gambar 3. 4 Kuas

    3.1. Benda Kerja Mesin Gerinda Datar

    Adapun benda kerja yang digunakan merupakan bahan dari material mild steel

    dengan gambar sebagai berikut.

  • BAB IV

    PROSES PENGERJAAN

    4.1. Prosedur Umum

    Adapun prosendur umum dalam oraktikum mesin gerinda permukaan adalah:

    1. Alat dan bahan dipersiapkan

    2. Benda kerja diukur dengan jangka sorong

    3. Pengukuran benda kerja diambil dengan membagi benda kerja kedalam 5

    bagian pengukuran

    4. Titik tertinggi benda kerja ditetapkan sebagai titik datum

    5. Setting mesin dilakukan untuk memulai pekerjaan dengan mengaktifkan

    panle kelistrikan dan menekan tombol-tombol control untuk memulai

    pekerjaan

    6. Setting benda kerja dilakukan dengan ,meletakkan benda kerja pada cekan

    magnet.

    7. Setting datum dilakukan dengan meletakkan/ mendekattkan titik datum benda

    kerja dengan batu gerinda hingga bersinggungan

    8. Proses penggerindaan dilakukan dengan memberikan pemakanan sedikit demi

    sedikit pada seluruh permukaan benda kerja hingga selesai seperti yang

    diinginkan

    9. Mesin dimatikan sesuai dengan prosedur pematian mesin

    10. Panel utama kelistrikan dinonaktifkan

    11. Mesin gerinda dibersihkan dari sisa-sisa beram dan coolant hasil

    penggerindaan hingga bersih seperti kondisi sebelum pemakaian

    4.2. Proses pengerjaan

    4.2.1. Setting mesin

    a) Panel kelistrikan diaktifkan dengan menekan tombol ON panel utama

    b) Kelistrikan mesin gerinda diaktifkan degan menekoan tombol ON

    MGP (mesin gerinda permukaan)

  • c) Switch pada mesin gerinda diputar pada posisi ON(searah jarum jam),

    untuk mengaktifkan mesin.

    d) Tombol emergency ditekan

    e) Pada penl hidraulik, tombol ON ditekan untuk mengaktifkan hidraulik

    agar mesin dapat dilumasi dengan cairan hidraulik

    f) Pada panel gerinda tombol ON ditekan untuk mengaktifkan putaran

    batu gerindaa

    g) Pada panel coolant, tombol ON ditekan untuk mengaktifkan coolant

    h) Pada panel operating mode, dapat dipilih pengerjaan otomatis atau

    manual, dengan menekan tombol tersebut.

    4.2.2. Setting benda kerja

    1. Benda kerja diletakkan oada cekam magnet

    2. Posisikan benda kerja pada tengah-tengah cekam magnet

    3. Benda kerja posisinya diatur dengan melihat garis bantu yang ada pada

    cekam magnet

    4. Pada panel chuck control, switch magnet diputar searah jarum jam

    hingga menunjuk angka 10, agar benda kerja dapat ditahan dengan

    kuat oleh magnet

    4.2.3. Setting datum

    a) Benda kerja didekatkan dengan gerinda dengan cara memutar eretan

    X,Y,Z.

    b) Eretan X bergerak kekanan dan kekiri dari operator

    c) Eretan Y bergerak mendekati da menjauhi operatir

    d) Eretan Z berrgerak keatas dan kebawah

    e) Titik datum diperoleh ketika telah terjadi singgungan antara benda

    kerja dengan batu gerinda atau terjadi sedikit percikan antara gerinda

    dengan benda kerja.

  • 4.2.4. Langkah kerja

    1. Setting mesin dilakukan

    2. Setting benda kerja dilakukan

    3. Setting datum dilakukan

    4. Pemakanan dilakukan dengan memutar eretan X, hingga seluruh

    bagian permukaan tergerinda pada arah sumbu X

    5. Dilanjutkan dngan memutar eretan Y, hingga seluruh permukaan

    tergerinda pada arah sumbu Y

    6. Kedua langkah diatas diulkang hingga luas permukaan benda kerja

    tergerinda seluruhnya

    7. Langkah selanjutnya adalah menambah pemakanan dengan memutar

    eretan Z sebesar 0,03mm

    8. Langkah-langkah diatas diulang hingga total pemakanan yang

    dilakukan mencapai 0,3 mm (diulang sebanyak 10 kali)

    9. Setelah selesai, pada operating mode pengerjaan otomatis ditekan.

    10. Selanjutnya, tuas otomatis diputar hingga mencapai angka 2,3.

    11. Panjang pergerakan meja magne t dapat diatur dengan mengatur

    sensornya.

    12. Eretan Y diputar hingga seluruh permukaan benda kerja tergerinda

    13. Eretan z diputar untuk menambah kedalaman pemakanan sebesar 0,02

    mm

    14. Pemakanan dikerjakan hingga kedalaman pemakanan sebesar 0,1 mm

    atau dengan kata lain prosedur diulang sebanyak 5 kali hingga selesai

    15. Prosedur pe non-aktifkan mesin dilakukan

    4.3. Prosedur akhir

    1. Tombol OFF untuk gerakan spindle batu gerinda, coolant, dan hidraulik

    ditekan

  • 2. Chuck control magnetic dimatikan dengan memutar tombol magnet ke angka

    nol

    3. Tombol untuk elektromagnetik ditekan

    4. Tombol emergency ditekan kembali

    5. Benda kerja diambil dari meja chuck magnetic

    6. Switch ON/OFF dipuar ke posisi off untuk menghentikan operasi mesin

    7. Tombol merah pada panel utama dengan kode MGP ditekan

    8. Tombol merah panel utama kelistrikan ditekan

    9. Ruang kerja dibersihkan dan dirapikan hingga terlihat seperti keadaan

    sebelum pemakaian.

  • BAB V

    PEMBAHASAN

    5.1. Perhitungan

    5.2. Analisa

    Setelah benda kerja/specimen dilakukan pengerjaan dengan mesin gerinda, maka

    tampak pada gambar bahwasanya permukaan benda kerja terlihat lebih baik, atau

    terlihat kekasaran permukaannya menurun.

    Keadaan diatas menunjukan fungsi mesin gerinda adalah sebagai mesin finishing

    hasil produksi. Namun, apabila hasil pengerjaan diperhatikan/diamati kembali, maka

    akan terlihat sedikit goresan. Hal ini disebabkan oleh keadaan batu gerinda yang

    sudah tidak lagi baik, batu gerinda perlu untuk diasah agar dapat menghasilkan

    penggerindaan yang baik.

    Pada saat awal penggerindaan, pengoperasian dilakukan dengan cara manual. Hasil

    yang didapat adalah tidak sebaik hasil penggerindaan otomatis. Hal ii dikarnakan

    keterbatasan kemampuan praktikan dalam mengoperasikan mesin. Praktikan tidak

    memberikan kecepatan yang konstan pada saat memutarsumbu-sumbu X dan Z,

    sehingga pemakanan yang dilakukan gerinda tidak maksimal. Ketika pengoperasian

    dilakukan secara otomatis, didapat hasil yang baik karna eretan sumbu X bergerak

    dengan kecepatan konstan.

  • BAB VI

    PENUTUP

    6.1. Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum gerinda adalah :

    Mesin gerinda ekerja dengan cara menyentuhksn batu gerinda yang berputar

    ke bena kerja atau sebaliknya, bergantung pada jenis mesinnya. Dari

    penyentuhan tersebut menyebabkan terjadinya pemakanan/pengasahan.

    Menggerinda adalah proses pengerjaan finishing bukan proses pengerjaan

    produksi.

    Pengoperasian mesin gerinda terutama mesin gerinda permukaan dapat

    dilakukan manual ataupun otomatis sesuai kebutuhan.

    6.2. Saran

    Adapun saran yang dapat diberikan penulis adalah:

    Sebaiknya praktikan menguasai teori tentang mesin gerinda terlebih dahulu

    sebelum praktik.

    Sebaiknya pengukuran dilakukan dengan teliti agar didapat titik yang tepat

    untuk datum

    Sebaiknya praktikan melakukan penggerindaan secara perlahan saja,

    mengingat kondisi batu gerinda yang sudah tidak baik lagi.

  • DAFTAR PUSTAKA