Laporan Fluida Gaya Angkat
-
Upload
dian-kurvayanti-innatesari -
Category
Documents
-
view
369 -
download
2
description
Transcript of Laporan Fluida Gaya Angkat
LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA
“GAYA ANGKAT ZAT CAIR”
KELOMPOK 9 :
1. DIAN KURVAYANTI (12030654018)
2. DENYS ARLIANOVITA (12030654019)
3. BELLA FIDDINI R (12030654021)
4. ELLA WAHYUNI (12030654039)
5. NURUL FATHONAH (12030654050)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PRODI PENDIDIKAN SAINS
2014
ABSTRAKS
Praktikum gaya angkat ke atas ini bertujuan untuk menyelidiki gaya angkat dalam air dengan menggunakan metode menghitung berat benda diudara dan menghitung berat benda saat berada didalam fluida dimana kondisi benda tercelup pada kedalaman yang berbeda-beda. Hasil yang kami peroleh berat benda adalah 1 N serta berat benda didalam fluida pada kedalaman 2 cm; 4 cm; 6cm; 8 cm; 10 cm berturut-turut sebesar 0,2 N; 0,3 N; 0,4 N; 0,4 N; 0,4N. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada saat benda tercelup sebagian maka gaya angkat zat cair dipengaruhi oleh kedalaman benda. Tetapi, jika benda tercelup seluruhnya maka gaya angkatnya sama walaupun pada kedalaman yang berbeda.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar. Kapal laut
sangat penting untuk transportasi. Dalam kehidupan sehari-hari, tentu kita
pernah menjumpai kapal laut. Kapal laut yang memiliki massa yang
berton-ton dapat mengapung di air laut. Lain lagi dengan uang logam yang
jika dimasukkan kedalam bak mandi yang berisi air, maka uang logam
tersebut akan tenggelam. Padahal, kapal laut memiliki massa yang lebih
besar jika dibandingkan dengan uang logam. Jika kapal laut dapat
mengapung di permukaan air laut, berbeda dengan kapal selam yang dapat
melayang dan juga tenggelam didalam air laut. Karena kemampuannya
tersebut, kapal selam digunakan dalam bidang militer dan penelitian.
Untuk dapat mengetahui penyebab mengapa kapal laut dapat mengapung,
serta kapal selam yang dapat mengapung sekaligus tenggelam dan
melayang, maka dilakukan percobaan untuk menyelidiki gaya angkat zat
cair.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
yaitu bagaimana gaya angkat zat cair terhadap suatu benda ?
C. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menyelidiki gaya angkat zat
cair terhadap suatu benda
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Gaya Angkat Zat Cair
Suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair mendapat gaya ke atas
sehingga benda kehilangan sebagian beratnya (beratnya menjadi berat semu).
Gaya ke atas ini disebut sebagai gaya apung (buoyancy), yaitu suatu gaya ke
atas yang dikerjakan oleh zat cair pada benda. Munculnya gaya apung adalah
konsekuensi dari tekanan zat cair yang meningkat dengan kedalaman. Dengan
demikian berlaku :
Fa = Wu – Wf
Dengan,
Fa = gaya angkat
Wu = berat benda di udara
Wf = berat benda dalam zat cair
Gaya apung terjadi karena makin dalam zat cair, makin besar tekanan
hidrostatisnya. Ini menyebabkan tekanan pada bagian bawah benda lebih
besar daripada tekanan pada bagian atasnya. Jadi gaya apung dapat
dirumuskan sebagai:
Fa = ρf . Vbf . g
Dimana ρf adalah massa jenis fluida, hasil kali ρf . Vbf . g = m f . g
merupakan berat fluida yang mempunyai volum yang sama dengan volume
silinder. Dengan demikian gaya apung sama dengan berat fluida dipindahkan.
Hal ini merupakan penemuan Archimedes (287-212 SM) dan disebut sebagai
prinsip Archimedes.
Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada
kedalaman yang berbeda. Semakin dalam fluida (zat cair), semakin besar
tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida,
maka akan terdapat perbedaan tekanan antara fluida pada bagian atas benda
dan fluida pada bagian bawah benda. Fluida yang terletak pada bagian bawah
benda memiliki tekanan yang lebih besar daripada fluida yang berada di
bagian atas benda.
Gambar 2.1 Gaya angkat zat cair
Pada gambar di atas, tampak sebuah benda melayang di dalam air. Fluida
yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar
daripada fluida yang terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan
karena fluida yang berada di bawah benda memiliki kedalaman yang lebih
besar daripada fluida yang berada di atas benda (h2 > h1).
Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan
dari hukum newton juga. Bila gaya archimedes sama dengan gaya berat W
maka resultan gaya =0 dan benda melayang. Bila FA>W maka benda akan
terdorong keatas akan melayang
Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa telur maka agar
telur berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus
lebih kecil dari pada volume telur.Artinya tidak seluruhnya berada terendam
dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang
maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume telur dan
rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda. Jika rapat massa
benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami
gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh
tenggelam. Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke
dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat
(W) dan gaya ke atas (FA) dari zat cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa
yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya tersebut yaitu seperti berikut.
Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika
berat benda (W) lebih besar dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb >pf
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat
cair (p)
Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika
berat benda (W) sama dengan gaya ke atas (FA) atu benda tersebut tersebut
dalam keadaansetimbang
W = FA
pb Vb g = pf Vf g
pb = pf
Pada 2 benda atau lebih yang melayang dalam zat cair akan berlaku :
EA = Eb
Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika
berat benda (W) lebih kecil dari gaya ke atas (FA).
W > FA
pb Vb g > pf Vf g
pb > pf
BABIII
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Dasar statif 1buah Balok pendukung 1buah
Kaki statif 1buah Jepit penahan 1buah
Batang statif pendek 1buah Gelas kimia 1buah
Batang statif panjang 1buah Tabung berpeluru 1buah
Mistar 1buah Air 1buah
Neraca pegas 1buah
B. Rancangan Percobaan
Gambar 3.1 Rancangan percobaan gaya angkat zat cair
C. Variabel Percobaan
Variabel manipulasi : Kedalaman peluru tercelup ke dalam air
Variabel kontrol : Peluru, neraca pegas, volume air
Variabel respon : Gaya angkat zat cair
D. Langkah Percobaan
Pertama mengisi gelas kimia 1000 mL dengan air kira-kira 34
nya lalu
menimbang berat tabung plastik berpeluru di udara dengan neraca pegas,
misalnya berat peluru sebesar w. Kedua, menurunkan balok pendukung
sehingga alas tabung plastic berpeluru tercelup ke air sedalam 2 cm. Ketiga,
mengamati dan mencatat hasil yang ditunjukkan neraca pegas tersebut.
Mengulangi langkah kedua dan ketiga untuk keadaan alas tabung berpeluru
tercelup ke dalam air sedalam 4 cm, 6 cm, 8 cm, dan 10 cm.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Penunjuk neraca pegas wadah berpeluru di udara W = 1 N
Saat wadah berpeluru tercelup ke air se dalam
2 cm
(N)
4 cm
(N)
6 cm
(N)
8 cm
(N)
10 cm
(N)
Penunjukkan neraca pegas
(Wa)0,8 0,7 0,6 0,6 0,6
Gaya angkat Fa = W - Wa 0,2 0,3 0,4 0,4 0,4
B. Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan diperoleh bahwa pada
saat wadah berpeluru tercelup ke air sedalam 2 cm neraca pegas menunjukkan
Wa sebesar 0,8 N dan memiliki gaya angkat sebesar 0,2 N yaitu dari
pengukuran menggunakan neraca pegas diudara sebesar 1 N dikurangi
dengan Wa 0,8 maka gaya angkatnya adalah 0,2 N. Pada saat wadah
berpeluru tercelup ke air sedalam 4 cm penunjukkan neraca pegas Wa sebesar
0,7 N dan gaya angkat sebesar 0,3 N yang diperoleh dari pengukuran di udara
dikurangi dengan Wa yaitu 1 N diudara dikurangi 0,7 N maka diperoleh gaya
angkat sebesar 0,3 N. Pada saat wadah berpeluru tercelup ke air sedalam 6 cm
neraca pegas menunjukan Wa sebesar 0,6 N dan gaya angkat sebesar 0,4 N
yang diperoleh dari pengukuran di udara dikurangi dengan Wa yaitu 1 N
diudara dikurangi Wa 0,6 N maka diperoleh gaya angkat sebesar 0,4 N. Pada
saat wadah berpeluru tercelup ke air sedalam 8 cm penunjukkan neraca pegas
Wa sebesar 0,6 N dan gaya angkat sebesar 0,4 N yang diperoleh dari
pengukuran di udara dikurangi dengan Wa yaitu 1 N diudara dikurangi 0,6 N
maka diperoleh gaya angkat sebesar 0,4 N. Pada saat wadah berpeluru
tercelup ke air sedalam 10 cm penunjukkan neraca pegas Wa sebesar 0,6 N
dan gaya angkat sebesar 0,4 N yang diperoleh dari pengukuran di udara
dikurangi dengan Wa yaitu 1 N diudara dikurangi 0,6N maka diperoleh gaya
angkat sebesar 0,4 N.
C. Grafik
Grafik Gaya Angkat Zat Cair
Saat wadah berpeluru tercelup ke air sedalam
2 cm (N) 4 cm (N) 6 cm (N) 8 cm (N) 10 cm (N)
Penunjukan neraca pegas Wa 0,8 0,7 0,6 0,6 0,6
Gaya angkat Fa = W - Wa 0,2 0,3 0,4 0,4 0,4
2 4 6 8 100
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
Grafik gaya angkat zat cair
kedalaman wadah tercelup air (cm)
gaya
ang
kat F
a (N
)
BAB V
PEMBAHASAN
A. Diskusi
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh bahwa ketika
wadah berpeluru di timbang di udara, beratnya 1 N. sedangkan ketika
berada di air dengan kedalaman 2, 4, 6, 8, dan 10 cm diperoleh hasil
berturut – turut 0,8 N, 0,7 N, 0,6 N, 0,6 N, dan 0,6 N. Maka gaya angkat
yang dihasilkan berturut – turut juga 0,2 N, 0,3 N, 0,4 N, 0,4 N, dan 0,4 N.
Hasil penimbangan yang berbeda antara penimbangan di udara dan air
disebabkan karena ketika di dalam air, tidak hanya gaya berat yang
berpengaruh. Tapi juga gaya angkat dari zat cair, yang menyebabkan
beratnya ketika di air berkurang.
Berdasarkan teori, gaya apung berbanding lurus dengan kedalaman
benda. Semakin dalam benda itu masuk ke dalam zat cair, maka semakin
besar gaya yang diberikan. Hal ini terbukti, pada saat kedalaman benda 2
cm, gaya angkat yang terjadi sebesar 0,2 N sedangkan pada kedalaman 3
cm, gaya angkat fluida sebesar 0,3 N.
Pada data hasil timbngan kedalaman 6, 8, dan 10 cm di dapatkan gaya
angkat yang sama besar yaitu 0,4 N. ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan gaya apung berbanding lurus dengan kedalaman. Hal ini
dikarenakan pada kedalaman ini, tidak lagi terjadi gaya apung. Benda tidak
lagi terapung, namun keseluruhan volume benda sudah masuk ke dalam
fluida. Sehingga yang berlaku adalah hukum archimedes yang sesuai
dengan data yang diperoleh. Yaitu gaya angkat yang sama besar ketika
benda yang masuk memiliki volume yang sama besar pula.
B. Menjawab Pertanyaan
Soal :
Sebuah batu memiliki berat 30 N jika ditimbang di udara. Jika batu
tersebut ditimbang di dalam air beratnya 21 N. jika massa jenis air adalah
1 g/cm3, hitung massa jenis batu tersebut!
Jawaban :
Diket : Wudara=30 N :
Wair=21 N
ρ air=1g
cm3=1 .10−3 kg /m3
Dit : ρ batu=?
Jawab :
massa batu = Wudara:g
¿30 :10
¿3 kg
F=Wudara−Wair
ρf .Vf =Wudara−Wair
1.103 .Vb=30 – 21
Vb= 9
103=9. 10−3
Jadi, ρ batu=mbVb
= 39. 10−3=
103
3kg/m3
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya angkat zat
cair pada benda dipengaruhi oleh kedalaman benda. Semakin dalam benda masuk
ke dalam zat cair, maka gaya angkat yang diberikan semakin besar. hal ini berlaku
ketika benda terapung (sebagian volume benda saja yang masuk, bukan
keseluruhan). Namun jika benda telah masuk keseluruhan ke dalam fluida, maka
yang berpengaruh adalah volume benda, selama bendanya bervolume dan berat
sama, maka gaya angkatnya akan sama walaupun kedalamannya berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli. 2001. Fisika Edisi ke-5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Tim. 2014. Panduan Praktikum Fluida. Surabaya : Pendidikan Sains
______. 2011. Hukum Archimedes. http://www.crayonpedia. org/mw/
HukumArchimedes. Diakses tanggal 19 April 2014
LAMPIRAN GAYA ANGKAT ZAT CAIR
Gambar 1. Mengukur kedalaman (h)Gambar 2. Mengukur gaya angkat zat
cair ketika dicelupkan