Laporan Fisiologi Hewan - Sistem Respirasi
-
Upload
syarif-hidayat-amrullah -
Category
Documents
-
view
1.286 -
download
33
Transcript of Laporan Fisiologi Hewan - Sistem Respirasi
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan unit IV dengan judul “Sistem
Respirasi” disusun oleh :
Nama : Syarif Hidayat A.
Nim : 071 404 092
Kelas/Kelompok : B/VII
setelah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.
Makassar, Mei 2009
Koordinator asisten Asisten
Sitti Zainab Syamsia, S.Pd Nim: 051404083
MengetahuiDosen Penanggung Jawab
Drs. Adnan, M.SNIP: 131 722 271
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup memiliki fungsi tertentu yang dimiliki oleh setiap organ
tubuhnya. Ilmu fisiologi yang merupakan salah satu cabang ilmu dari biologi adalah
ilmu yang membahas tentang fungsi dari alat-alat atau organ tubuh. Termasuk ke
dalamnya fungsi sel, molekul, dan zat-zat yang terkandung di dalamnya sehingga
dapat mempengaruhi kerja suatu individu. Terkait dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), maka ilmu fisiologi ini tidak dapat dipisahkan
dari cabang-cabang ilmu lainnya seperti morfologi, anatomi dan sebagainya. Hal ini
disebaban ilmu fisiologi juga memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan.
Untuk mengetahui fungsi dari suatu alat atau organ tubuh, harus diketahui
terlebih dahulu tentang segala macam proses yang terjadi dalam organ tubuh tersebut.
Fisiologi dari sebuah organ misalnya jantung dapat diketahui jika sebelumnya kita
mengetahui bahwa jantung merupakan organ yang fungsinya memompakan darh ke
seluruh bagian tubuh organisme. Proses yang terjadi dalam tubuh merupakan proses
kimia dan fisika yang sangat kompleks. Karena itu diperlukan juga adanya
keseimbangan antara prinsip ilmu kimia, fisika dan biologi yang masing-masing
bergerak dalam bidang science. Jika salah satu dari prinsip ilmu ini tidak diketahui,
maka prinsip dari ilmu fisiologi itu pun akan terganggu.
Tubuh manusia tersusun atas beberapa sistem organ yang bekerja dalam
tubuh. Sistem organ tersebut disusun oleh organ-organ tertentu yang mengandung
beberapa jenis jaringan yang tersusun atas bermacam-macam sel. Salah satu sistem
yang ada dalam tubuh manusia adalah sistem respirasi. Berdasarkan dari uraian di
atas, maka kami akan melakukan praktikum tentang sistem respirasi tersebut dengan
mengamati beberapa kejadian tentang sistem respirasi.
B. Tujuan Praktikum
1. Untuk membuktikan bahwa oksigen dibutuhkan dalam berespirasi.
2. Untuk membuktikan bahwa di dalam proses pernafasan dihasilkan CO2.
3. Untuk membuktikan bahwa dalam proses respirasi dihasilkan H2O.
4. Untuk membuktikan bahwa di dalam jaringan atau organ berlangsung proses
oksidasi.
5. Menghitung kecepatan pernafasan dan volume udara pernafasan.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah mahasiswa
akan lebih memahami tentang fisiologi hewan khususnya pada organ-organ yang
menyusun sistem respirasi serta zat-zat yang dihasilkan setelah proses respirasi
tersebut.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat
sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi
akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan. Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+
yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di
dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi
melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan
respirasi atau proses pernafasan selain dari karbondioksida atau CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan
tingkat tinggi (Anonim, 2009).
Pernafasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam
jaringan (pernafasan dalam), yang terjadi di dalam paru-paru atau respirasi eksternal,
oksigen dihisap melalui hidung dan mulut. Pada waktu bernafas, oksigen masuk
melalui batang tenggorok atau trakea dan pipa bronchial ke alveoli dan erat
hubungannya dengan darah di dalam kapiler pulmonalis (Irianto, 2004).
Menurut Wulangi (1993), respirasi dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Respirasi luar
Respirasi luar merupakan proses pertukaran gas (O2 dan CO2) antara atmosfer
dengan paru-paru pada hewan yang hidup di darat atau pertukaran antara medium
air dengan insang pada hewan yang hidup di air.
2. Pengangkutan gas O2 dan CO2
Pengangkutan gas ini meliputi pengangkutan O2 dari kapiler paru-paru.
3. Respirasi dalam
Respirasi dalam merupakan reaksi oksidasi reduksi, di mana O2 dikonsumsi dan
CO2 diproduksi.
Bernafas dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara udara di
luar dan udara di dalam paru-paru. Perbedaan ini timbul karena terjadinya kontraksi
otot pernafasan yang diatur oleh pusat nafas di medulla oblongata. Yang dimaksud
dengan satu kali bernafasas adalah satu kali menghirup udara dan satu kali
melepaskan dengan jumlah oksigen rata-rata yang terhirup adalah 500cc
(Adnan, 2009).
System respirasi pada manusia dimulai dari lubang hidung, tetapi udara (dapat
juga masuk melalui rongga mulut). Dari sini kemudian masuk ke cavum nasi yang
oleh adanya septum nasi terpisah kiri dan kanan. Permukaan dari cavum nasi
diperluas dengan adanya lekukan tlang rawan yang disebut dengan conchanasalis, ada
3 pasang, yaitu: superior, medical dan inferior. Cavum nasi dilapisis oleh epitel
mukosa yang berfungsi untuk melembabkan dan menyaring udara yang masuk.
Penyaringan lebih sempurna oleh adanya sekresi mucus dan adanya rambut yang
tumbuh pada bagian anterior. Udara masuk dari cavum nasi ke pharynx, melalui
glottis dan masuk ke kelarynx (Gadjahnata, 1989).
Paru-paru mammalian terletak dalam rongga dada. Paru-paru mammalian
mempunyai struktur yang mirip spons dan bentuk seperti sarang lebah dengan
epithelium lembab yang berfungsi sebagai permukaan respirasi. Luas total permukaan
epithelium (sekitar 100m2 pada manusia) sudah cukup untuk melakukan pertukaran
gas untuk keseluruhan tubuh. Sebuah system saluran yang bercabang mengirimkan
udara ke paru-paru (Campbell, 2004).
Hewan menggunakan oksigen dan menghasilkan karbondioksida selama
proses respirasi sel. Organism yang diameternya lebih kecil dari 0,5 mm dapat
mengunakan difusi saja untuk pertukaran gas. Seiring dengan bertambah besarnya
organism, jarak difusi meningkat dan rasio daerah permukaan terhadap volume
mengecil. System sirkulasi dan respirasi pada hewan yang lebih besar berkembang
untuk mempermudah pertukaran gas (Bresnick, 2003).
BAB IIIMETODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Kamis, 16 April 2009
Waktu : Pukul 13.00 s.d. 16.30 WITA
Tempat : Laboratorium lantai II Barat Jurusan Biologi FMIPA UNM
Makassar.
B. Alat dan Bahan
Kegiatan I (oksigen dibutuhkan dalam berespirasi)
1. Alat :
a. Respirometer sederhana
b. Kapas
c. Syringe dan jarum suntik
d. Stopwatch
e. Vaselin
2. Bahan :
a. KOH dan NaOH
b. Larutan safranin
c. Belalang dan Kecoa
Kegiatan II (Proses pernafasan menghasilkan CO2)
1. Alat :
a. Gelas piala 250 ml 2 buah
b. Sedotan plastik 2 buah
c. Stopwatch
2. Bahan :
a. Air kapur jenuh
b. Air suling
Kegiatan III (Membuktikan bahwa H2O dihasilkan dalam pernapasan)
1. Alat :
a. Cermin
Kegiatan IV (Membuktikan bahwa di dalam jaringan berlangsung proses
oksidasi)
1. Alat
a. Spoit
b. Botol bius
c. Papan seksi
d. Perangkat alat seksi
e. Stopwatch/Hp
2. Bahan
a. Katak
b. Metilen Blue
c. Kapas
d. Kloroform
e. Kertas kuarto
Kegiatan V (Menghitung kecepatan pernafasan dan menghitung volume
udara pernafasan)
1. Alat :
a. Sphirometer
b. Pipa tiup
c. Ember
2. Bahan :
a. Air
b. Kapas
c. Alkohol 70 %
C. Prosedur Kerja
Kegiatan I (Oksigen dibutuhkan dalam berespirasi)
1. Menimbang hewan yang akan dijadikan sebagai bahan percobaan.
2. Memasukkan 1-2 biji Kristal KOH dan NaOH ke dalam tabung respirometer
dengan cara membungkusnya dengan kapas.
3. Memasukkan hewan uji kedalam tabung respirometer. Bagian pertemuan
antara tabung dengan penutup diolesi dengan vaselin.
4. Meletakkan respirometer pada dudukannya, selanjutnya meletakkan
respirometer pada tempat yang rata.
5. Memasukkan larutan eosin ke dalam pipa kapiler respirometer sepanjang 1-2
mm dengan menggunakan Syringe dan jarum suntik.
6. Mengamati pergerakan larutan eosin ke dalam pipa respirometer untuk setiap
satuan waktu.
Kegiatan II (Proses pernafasan menghasilkan CO2)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memasukkan air kapur jernih sekitar 100 mL ke dalam gelas
kimia.
3. Meniup air kapur tersebut dengan menggunakan pipet/selang
plastik selama 1 menit.
4. Mengamati perubahan yang terjadi pada air kapur.
5. Mencatat hasil pengamatan
Kegiatan III (Membuktikan bahwa H2O dihasilkan dalam pernapasan)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menghembuskan napas di depan cermin.
3. Mengamati perubahan yang terjadi pada permukaan kaca.
4. Mencatat hasil pengamatan.
Kegiatan IV (Membuktikan bahwa di dalam jaringan berlangsung proses
oksidasi)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyuntik dengan metilen blue sebanyak 1 mL bagian abdmen katak
sampai menembus lambung kemudian didiamkan selama 30 menit.
3. Membius katak dengan kloroform yang diteteskan pada kapas kemudian
dimasukkan bersama katak ke dalam botol bius.
4. Meletakkan katak di atas papan seksi yang telah dilapisi dengan kertas
kuarto.
5. Membedah katak tersebut kemudian mengamati perubahan warna yang
terjadi pada darah, otot, pankreas, hati, jantung, limpha dan ginjal.
6. Mencatat hasil pengamatan.
7. Mendiamkan kembali katak yang sudah dibedah selama 15 menit kemudian
mengamati kembali warna pada organ-organ yang diamati sebelumnya.
8. Mencatat hasil pengamatan.
Kegiatan V (Menghitung kecepatan pernafasan dan menghitung volume
udara pernafasan)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menyusun perangkat sphirometer yang lain yaitu pipa tiup.
3. Mengisi sphirometer dengan air sampai pada batas 1 liter.
4. Menghitung volume pernapasan seorang propandus yaitu:
a. Inspirasi normal, ekspirasi normal,
b. Inspirasi normal, ekspirasi kuat,
c. Inspirasi kuat, ekspirasi normal,
d. Inspirasi kuat, ekspirasi kuat
5. Menghitung volume pernapasan propandus yang lain dengan terlebih
dahulu membersihkan pipa tiup dengan kapas yang ditetesi alkohol 70%.
6. Mencatat semua data hasil pengamatan.
BAB IVHASIL DAN PENGAMATAN
A. Hasil Pengamatan
Kegiatan I (oksigen dibutuhkan dalam berespirasi)
Hewan
Pengamatan menit ke-
I II III IV V VI VII VIII IX X
Kecoa besar
0,09 0,17 0,25 0,34 0,43 0,50 0,59 0,70 0,78 0,81
Belalang kecil
0,09 0,18 0,23 0,28 0,32 0,35 0,37 0,39 0,40 0,41
Kegiatan II (Proses pernafasan menghasilkan CO2)
Kegiatan III (Membuktikan bahwa H2O dihasilkan dalam pernapasan)
Indikator Sebelum diberi napas
Setelah diberi napas
Cermin Jernih Berembun
Larutan Sebelum ditiup Setelah ditiup
Air suling Jernih Jernih dan terdapat
embun pada dinding
gelas
Air kapur keruh Tidak berubah
warna dan terdapat
bercak kapur pada
dinding gelas
Kegiatan IV (Membuktikan bahwa di dalam jaringan berlangsung proses oksidasi)
Pada bagian lambung katak disuntikkan metilen blue dan terbukti setelah 30 menit
organ-organ dan jaringan di dalam tubuh katak berubah warna menjadi warna yaitu:
Organ/ jaringan Berubah warna menjadi
Darah Biru
Otot Biru
Pangkreas Biru
Hati Biru (pada bagian permukaan)
Jantung Merah
Limpha Merah kecoklatan
Ginjal Merah
Kegiatan V (Menghitung kecepatan pernafasan dan menghitung volume udara
pernafasan)
Nama Normal-normal
Normal-kuat Kuat-normal Kuat-kuat
Miftah 1600 1900 2000 2800Abdi 1400 1800 1500 2700Zibar 1100 2500 2600 3100Ulfi 900 1800 1500 1700Ghio 1500 2700 1200 2800
Irwan 1800 2200 2000 2500Tira 2000 1900 1000 1400Lina 1300 1300 2600 800
B. Pembahasan
1. Kegiatan I (oksigen dibutuhkan dalam berespirasi)
Pernafasan terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara udara
diluar dan udara didalam paru-paru. Perbedaan ini timbul karena terjadinya
kontraksi otot pernafasan yang diatur oleh pusat nafas dimedula oblongata.
Yang dimaksud dengan satu kali bernafas satu kali menghirup dan satu kali
melepaskan dengan sejumlah oksigen yang terhirup rata-rata 500 cc. Pada
praktikum kali ini, digunakan hewan uji (belalang dan kecoa) untuk melihat
pergerakan eosin dan membuktikan bahwa oksigen dibutuhkan dalam
berespirasi. Pada kecoa besar menit pertama pergerakan eosinya yaitu, 0,09
dan pada menit ke-10 pergerakan eosinnya mencapai 0,81. Sedangkan pada
belalang kecil pergerakan eosin pada menit pertama , 0,09 dan pada menit
ke-10 pergerakan eosinnya mencapai 0,41. Jika dibandingkan keduanya,
pergerakan kedua hewan tersebut sangat berbeda jauh, dimana kebutuhan
kecoa besar lebih besar kebutuhannya akan oksigen. Sedangkan belalang
kecil kebutuhan akan oksigen sangat kecil pula. Kebutuhan oksigen tiap-tiap
organisme ditentukan oleh ukuran dari organisme itu sendiri, semakin besar
organisme tersebut, maka semakin besar pula kebutuhannya akan
oksigen,begitu pula sebaliknya.
2. Kegiatan II (Proses pernafasan menghasilkan CO2)
Pada praktikum ini dilakukan percobaan pada air kapur yang telah
didiamkan selama 1 malam, kemudian ditiup selama 1 menit dengan
menggunakan sedotan plastik. Pengamatan ini diperuntukkan pada pengujian
pernafasan menghasilkan CO2 dimana menunjukkan bahwa setelah ditiup,
air kapur menjadi keruh. Pernafasan ini adalah pernafasan menghasilkan
CO2. Kekeruhan yang dihasilkan didasari atas keluarnya CO2 pada saat
peniupan dilaksanakan. Persamaan reaksinya sebagai berikut:
Ca(OH)3 + CO2 CaCO3 + H2O
CaCO3 disinilah yang diindikasikan sebagai zat kapur.
Berikut dijelaskan mengenai difusi gas CO2 dari pembuluh darah
kapiler ke udara alveolus, menuju ke lingkungan luar. Proses oksidasi
biologis dalam sel menghasilkan zat sisa berupa air dan CO2. Makin besar
penggunaan O2 untuk respirasi, makin besar pula CO2 yang dihasilkan. Bila
jumlah CO2 dalam tubuh berlebihan, akan menimbulkan gangguan. Oleh
sebab itu, zat ini harus dikeluarkan. Di dalam jaringan bila CO2 diproduksi
secara terus-menerus mengakibatkan tekanan parsial CO2 jaringan
meningkat. Akibatnya, tekanannya lebih tinggi daripada tekanan parsial CO2
dalam vena dan udara bebas. Hal ini memungkinkan terjadinya aliran CO2
dari jaringan ke vena kemudian ke udara bebas. Perlu diketahui bahwa
tekanan parsial CO2 dalam jaringan sebesar 60 mmHg, dalam darah nadi 41
mmHg, dalam vena 47 mmHg dan dalam alveolus 35 mmHg. Tubuh
manusiadalam keadaan biasa mampu menghasilkan 200 cc CO2, padahal
darah hanya mampu melarutkan 4,5 cc CO2. Di dalam darah, CO2 akan
bereaksi dengan air membentuk senyawa H2CO3 yang bersifat asam.
Keadaan ini menyebabkan darah juga bersifat asam (pH = 4,5). Hal ini akan
membahayakan bagi jaringan, tetapi karena adanya pengaruh ion Na+ dan
ion K+ darah dapat dinetralkan kembali. Tidak semua CO2 yang diangkut
darah melalui paru-paru dibebaskan ke udara bebas. Darah yang melewati
paru-paru hanya membebaskan 10 % CO2, sedangkan sisanya sebesar 90 %
tetap bertahan di dalam darah dalam bentuk ion-ion bikarbonat. Ion-ion
bikarbonat dalam darah isebagai buffer/penyangga karena mempunyai peran
penting dalam menjaga stabilitas pH darah.
Menurut Wulangi (1993), CO2 berdifusi dari sel jaringan menuju ke
dalam darah yang terdapat di kapiler jaringan dan setelah diangkut ke kapiler
paru-paru atau insang, CO2 kemudian berdifusi melintasi membran respirasi
menuju ke lingkungan luar.
3. Kegiatan III (Membuktikan bahwa H2O dihasilkan dalam pernapasan)
Pada praktikum ini dilakukan percobaan pada cermin yang ditiup.
Pengamatan ini diperuntukkan pada pengujian pernafasan menghasilkan O2
dimana menunjukkan bahwa setelah ditiup, pada cermin terdapat uap air
(H2O). Pernafasan ini adalah pernafasan menghasilkan H2O. Permukaan
cermin tampak kabur akibat adanya H2O dalam bentuk uap air yang
dihasilkan dalam proses respirasi. Uap air ini adalah hasil reduksi dari O2.
Gas O2 oleh sel jaringan dipergunakan untuk pernapasan sel, yaitu
reaksi oksidasi zat makanan (glukosa) untuk membebaskan energi yang
tersimpan dalam zat makanan tersebut. Pada reaksi oksidasi tersebut
terbebas energi, gas CO2, dan uap air. Energi yang terbentuk adalah energi
kimia dan panas. Berikut persamaan reaksinya:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + E
4. Kegiatan IV (Membuktikan bahwa di dalam jaringan berlangsung proses
oksidasi
Pada praktikum ini dilakukan percobaan pada katak sawah yang
diberi suntikan metylen blue pada bagian kiri tubuhnya tepat pada
lambungnya. Pengamatan ini diperuntukkan pada pengujian oksidasi
jaringan setelah penyuntikan menunjukkan hasil dimana pada sesaat setelah
pembedahan sebagian besar organ dalam katak berwarna biru tua seperti
darah, pancreas, hati, jantung, limfa dan ginjal. Hanya pada otot saja yang
memberikan hasil yang berbeda yaitu berwarna biru kehijauan. Metylen
blue yang terdapat pada lambung berdifusi ke sebagian besar organ-organ
dalam dan jaringan pada katak. Namun setelah didiamkan selama 10-15
menit, keadaan organ-organ tersebut diharapkan kembali pada keadaan atau
warna yang sebenarnya, tapi hal yang diharapkan tidak terjadi melainkan
organ-organ ini masih ada yang berwarna biru. Darah berwarna hitam. Otot
tetap berwarna biru kehijauan. Pancreas, limpa dan ginjal berwarna biru tua.
Hati berwarna coklat tua dan jantung berwarna coklat. Hal ini didasari oleh
adanya kesalahan pada saat penyuntikan. Penyuntikan metylen blue
dilakukan pada bagian dalam organ katak yaitu pada bagian abdomen
sehingga semua organ pada katak terkontaminasi dengan metylen blue yang
mengakibatkan seluruh bagian tubuh katak menjadi biru. Padahal
seharusnya bagian yang disuntik adalah bagian kiri tubuh katak yaitu tepat
pada bagian lambungnya sehingga metylen blue mampu berdifusi ke organ-
organ tertentu saja yang diharapkan.
Berikut dijelaskan mengenai systema respiratoria pada katak.
Respirasi adalah suatu proses penyediaan oksigen bagi tubuh pengambilan
kembali carbon dioksida akibat metabolisme. System ini terdiri atas paru-
paru (pulmo) dan cutan (kulit), serta lapisan rongga kulit. Alat-alat ini
mempunyai permukaan yang basah (lapisan epithelium yang banyak
mengandung pembuluh darah). Oksigen yang berasal dari udara larut dalam
cairan permukaan respirasi/alat dengan jalan difusi masuk ke pembuluh
darah. Dalam proses ini haemoglobin memegang peranan dalam oksidasi
yang selanjutnya akan dibawa ke jaringan-jaringan tubuh yang memerlukan.
Sebagian besar carbon dioksida diangkut oleh plasma darah dari jaringan ke
alat respirasi. Paru-paru katak terdiri atas dua saku yang elastis yang berisi
lipatan yang membentuk kamar-kamar kecil yang disebut alviola, yang
masing-masing diliputi oleh pembuluh-pembuluh kapiler. Masing-masing
saku paru-paru dihubungkan dengan saluran bronchi yang pendek,
kemudian kedua bronchi bersatu menuju ke larynx (kotak suara) dengan
lubangnya yang disebut glottis. Dengan gerakan yang teratur, udara dapat
masuk ke dalam cavum oris melalui nares dan peristiwa ini disebut
inspirasi. Kemudian dalam cavum oris ditekan masuk ke dalam pulmo,
karena kontraksinya otot daging dasar mulut. Selanjutnya udara dari pulmo
dikeluarkan ke cavum oris dengan bantuan desakan dari dinding badan dan
juga karena elastisitas pulmo. Ini kita sebut expirasi dan pada waktu itu klep
nares interna terbuka, sehingga udara keluar. Pada waktu inspirasi klep
nares interna menutup. Otot daging yang bekerja pada waktu pernafasan
yaitu sepasang musculus sub mandibularis, sepasang musculus
sternohyoideus, musculus genio hyoideus kecuali itu pada waktu expirasi
dibantu oleh musculus obliqus externa. Pernafasan melalui kulit dilakukan
terutama pada waktu hibernasi (tidur). Berudu melakukan pernafasan
dengan insang, yang merupakan perluasan epithel larynx yang banyak
mengandung pembuluh darah. Larynx diperkuat oleh tulang rawan dan di
dalamnya terentang tali suara yang menggetar bila udara terhembus dari
paru-paru. Nada suara diatur dengan mengencangkan dan mengendorkan
pita tersebut (Jasin, 1992).
5. Kegiatan V (Menghitung kecepatan pernafasan dan menghitung volume
udara pernafasan)
Pada kegiatan ini, volume udara pernapasan dihitung dengan
menggunakan sphirometer. Ke dalam sphirometer ini diisi air sampai pada batas 1
liter. Secara bergantian, satu persatu praktikan meniupkan udara pernapasan
melalui pipa yang terdiri dari inspirasi normal-ekspirasi normal, inspirasi kuat-
ekspirasi normal, inspirasi normal-ekspirasi kuat dan inspirasi kuat-ekspirasi kuat.
Maka diperoleh data sebagai berikut :
NamaNormal-normal
Normal-kuat
Kuat-normal
Kuat-kuat
Miftah 1600 1900 2000 2800Abdi 1400 1800 1500 2700Zibar 1100 2500 2600 3100Ulfi 900 1800 1500 1700Ghio 1500 2700 1200 2800Irwan 1800 2200 2000 2500Tira 2000 1900 1000 1400Lina 1300 1300 2600 800
Terjadinya perbedaan pada kedelapan data di atas dapat disebabkan
oleh banyak faktor, antara lain: faktor umur, berat badan, tinggi badan,
kemampuan dan kebiasaan bernapas serta kondisi kesehatan. Perbedaan
besarnya volume udara pernapasan juga dapat disebabkan oleh kekurang
telitian dalam membaca angka/skala yang ditunjukkan pada saat perhitungan
volume udara pernapasan tersebut. Pengertian pernafasan atau respirasi
adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran
karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam
bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan.
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Air kapur menjadi keruh ketika ditiup, sebagai salah satu contoh pernapasan
menghasilkan CO2. Berikut persamaan reaksinya :
Ca(OH)3 + CO2 CaCO3 + H2O
2. Permukaan cermin menampakkan uap air ketika ditiup, sebagai salah satu
contoh pernapasan menghasilkan H2O. Berikut persamaan reaksinya :
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + E
3. Metylen blue yang digunakan mengindikasikan proses oksidasi jaringan
dengan berdifusi dari lambung ke bagian organ-organ dalam seperti darah,
otot, pankreas, hati, jantung, limpa dan ginjal. Sebagian besar ikut berwarna
biru.
4. Oksidasi adalah proses kegiatan enzim-enzim yang mengambil hydrogen dari
suatu subtract yang beroksidasi dan menggabungkannya dengan oksigen.
Peristiwa ini dapat terjadi dalam organ atau jaringan pada hewan dan manusia,
misalnya pada darah, otot, pangkreas, limpha, dan hati
5. Volume udara pernapasan setiap orang tidak sama. Hal tersebut dapat
diakibatkan oleh faktor umur, berat badan, kemampuan dan kebiasaan
bernapas serta kondisi kesehatan. Akan tetapi, secara umum volume tidal
paru-paru sebanyak 500 cc, volume cadangan ekspirasi kira-kira 1250 cc,
volume cadangan inspirasi adalah 3000 cc, kapasitas vitas paru-paru sebanyak
4750 cc dan volume residu adalah 1200 cc.
B. Saran
1. Diharapkan agar praktikan memahami prosedur kerja dalam melakukan
praktikum agar kegiatan praktikum dapat berjalan lancar.
2. Diharapkan kedisiplinan praktikan dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Halifah Pagarra. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Makassar: FMIPA UNM
Anonim. 2009. Sistem Respirasi. http://www.belajar-biologi.co.id. Diakses tanggal 18 Maret 2009.
Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokrates.
Campbell, N.A. dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Gadjahnata, K.H.O. 1989. Biologi Kedokteran I. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Irianto, Kus. 2004. Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung: Yrama Widya.
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Kependidikan Proyek Pembinaan.
SISTEM RESPIRASIhttp://www.belajar-biologi.co.id
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Contoh: Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya: C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi(gluLosa)
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :
1. Glikolisis.2. Daur Krebs.3. Transpor elektron respirasi.
1. Glikolids:Peristiwa perubahan :Glukosa Glulosa - 6 - fosfat Fruktosa 1,6 difosfat 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat.Jadi hasil dari glikolisis :1.1. 2 molekul asam piravat.1.2. 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi
tinggi.1.3. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.
2. Daur Krebs (daur trikarbekdlat):Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia
Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs
3. Rantai Transportasi Elektron Respiratori:Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi.
Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
PROSES AKSEPTOR ATP
1. Glikolisis: Glukosa ——> 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP
2. Siklus Krebs:2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2 ATP2 asetil KoA ——> 4 CO2 6 NADH 2 PADH2
3. Rantai trsnspor elektron respirator:10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 30 ATP2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20 4 ATP
Total 38 ATP
Kesimpulan :Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi sebanyak 38 ATP.