Laporan Fisika
-
Upload
brianlabfisikaunjani -
Category
Education
-
view
248 -
download
23
Transcript of Laporan Fisika
Laboratorium Fisika 2015
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
FISIKA DASAR
Diajukan Untuk memenuhi Syarat Praktikum Fisika Dasar
Oleh :
M. Fajrul Tio Rahman 2113141032
Razyb RR 2113141034
Riki A 2113141033
Encep 2113141036
LABORATORIUM FISIKA FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI BANDUNG
Kelompok 44 Page 1
Laboratorium Fisika 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah memberikan karunia-Nya, sehingga penyusun
laporan akhir praktikum fisika dapat terselesaikan.
Laporan ini untuk menyatakan bahwa kami sudah
melaksanakan praktikum fisika.
Laporan ini disusun berdasarkan aturan penulisan
laporan akhir praktikum. Dalam laporan ini, materinya
disusun dan disesuaikan dengan praktikum yang sudah
dilaksanakan sebelumnya dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami.
Kami menyadari ,dalam penyusunan laporan
akhir pratikum ini masih jauh dari sempurna . namun
berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak
akhirnya laporan ini dapat terselesaikan. Maka dari itu
dengan segala kerendahan hati kami juga ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
Kelompok 44 Page 2
Laboratorium Fisika 2015
1. Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil , serta
kesabaran dan perhatian yang amat besar kepada
pratikan dan selalu mengiringi dengan doa dan
restunya.
2. Seluruh asisten laboraturium fiska teknik
metalurgi Universitas Jendral Achmad Yani
Bandung.
3. Kepada asitens wali kelompok 40 Pratikum fisika
dasar Ahmad Brian
4. Teman-teman angkatan 2014 teknik mesin
Universitas Jendral Achmad Yani Bandung.
5. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebut
satu persatu.
Akhir kata pratikan berharap semoga laporan akhir
pratikum Fisika Dasar ini dapat bermanfaat bagi pratikan
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Bandung, April 2015
Penulis,
Kelompok 44
Kelompok 44 Page 3
Laboratorium Fisika 2015
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR INI TELAH DITERIMA SEBAGAI SALAH
SATU SYARAT KELULUSAN
PRAKTIKUM FISIKA DASA
DI LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BANDUNG
BANDUNG, 14 APRIL 2014
MENGETAHUI :
Ahmad Brian 2613131001
PENGUJI I PENGUJI II
Diajeng Septyera Siti Purnama
2613131009
Kelompok 44 Page 4
Laboratorium Fisika 2015
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan Djonoputro, 1984 teori ketidakpastian. Energi, Gelombang dan Medan PDK 1975. Sears Zemansky, Colleg Physis, Addison Wesley
1960 Tyler F, A laboratory Manual of Physics, 1967 Laboratorium Fisika. 2014. Modul Praktikum
Fisika Dasar. Bandung : Jurusan Teknik Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas Jenderal Achmad Yani.
Halliday,Resnick, Walker. 2011. Fundamental of physic 8th Edition. New York : Prentice Hall.
Kelompok 44 Page 5
Laboratorium Fisika 2015
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................ iii
DAFTAR ISI.......................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................. 11
1.2 Rumusan Masalah............................................ 13
1.3 Tujuan Penelitian……………………………. 14
1.4 Pembatasan Masalah dan Asumsi …………. 16
1.4.1 Pembatasan Masalah………………….. 16
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengukuran Dasar.............................................. 17
2.2 Pesawat Atwood…………………………........ 20
2.3 Modulus Elastisitas............................................ 21
2.4 Bandul Sederhana ……………………………. 23
2.5 Resonansi Pada Pegas Heliks............................. 26
2.6 Hambatan Listrik…............................................ 29
2.7 Elektromagnet…... ……………………………. 30
2.8 Kalorimeter……………..................................... 32
Kelompok 44 Page 6
Laboratorium Fisika 2015
BAB III ALAT,BAHAN DAN TATA CARA PRATIKUM
3.1 Alat dan Bahan………………………………. 33
3.1.1 Pengukuran Dasar............................ 33
3.1.2 Pesawat Atwood.............................. 34
3.1.3 Modulus Elastisitas.......................... 34
3.1.4 Bandul Sederhana............................. 35
3.1.5 Resonansi Pada Pegas Heliks........... 36
3.1.6 Hambatan Listrik……….................. 36
3.1.7 Elektromagnet………….................. 37
3.1.8 Kalorimeter….………….................. 37
3.2 Tata cara Pratikum……………………………. 38
3.2.1 Pengukuran Dasar............................ 39
3.2.2 Pesawat Atwood.............................. 41
3.2.3 Modulus Elastisitas.......................... 44
3.2.4 Bandul Sederhana............................. 45
3.2.5 Resonansi Pada Pegas Heliks........... 46
3.2.6 Hambatan Listrik……….................. 46
3.2.7 Elektromagnet………….................. 47
3.2.8 Kalorimeter….………….................. 48
Kelompok 44 Page 7
Laboratorium Fisika 2015
38BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengukuran Dasar…………………………….. 49
4.1.1 Pengumpulan Data............................. 49
4.1.2 Pengolahan Data................................ 68
4.2 Pesawat Atwood……………............................. 55
4.2.1 Pengumpulan Data............................ 55
4.2.2 Pengolahan Data................................ 77
4.3 Modulus Elastisitas……………......................... 58
4.3.1 Pengumpulan Data............................. 58
4.3.2 Pengolahan Data................................ 83
4.4 Bandul Sederhana..…………….........................
4.4.1 Pengumpulan Data............................. 59
4.4.2 Pengolahan Data................................ 92
4.5 Resonansi Pada Pegas Heliks……………..........
4.4.1 Pengumpulan Data............................. 63
4.4.2 Pengolahan Data................................. 93
4.6 Hambatan Listrik…………….............................
4.6.1 Pengumpulan Data............................. 65
Kelompok 44 Page 8
Laboratorium Fisika 2015
4.6.2 Pengolahan Data................................ 93
4.7 Elektromagnet………………….........................
4.7.1 Pengumpulan Data............................. 66
4.8 Kalorimeter…………………….........................
4.8.1 Pengumpulan Data............................. 68
4.8.2 Pengolahan Data................................ 94
BAB V ANALISIS
5.1 Pengukuran Dasar.............................................. 96
5.2 Pesawat Atwood…………………………........ 97
5.3 Modulus Elastisitas............................................ 97
5.4 Bandul Sederhana ……………………………. 98
5.5 Resonansi Pada Pegas Heliks............................. 101
5.6 Hambatan Listrik…............................................ 101
5.7 Elektromagnet…... ……………………………. 102
5.8 Kalorimeter……………..................................... 103
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan…………………………………... 104
6.1.1 Pengukuran Dasar............................ 104
Kelompok 44 Page 9
Laboratorium Fisika 2015
6.1.2 Pesawat Atwood.............................. 105
6.1.3 Modulus Elastisitas.......................... 106
6.1.4 Bandul Sederhana............................. 107
6.1.5 Resonansi Pada Pegas Heliks........... 108
6.1.6 Hambatan Listrik……….................. 108
6.1.7 Elektromagnet………….................. 109
6.1.8 Kalorimeter….………….................. 110
6.2 Saran…………………………………………... 110
DAFTAR PUSTAKA..........................................................
Kelompok 44 Page 10
Laboratorium Fisika 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas
dari ilmu fisika, dimulai dari yang ada dari diri kita
sendiri seperti gerak yang kita lakukan setiap saat,energi
yang kita pergunakan setiap hari sampai pada sesuatu
yang berada diluar diri kita,seperti yang ada dilingkungan
kita.
Dalam jenjang perguruan tinggi, seorang mahasiswa
diharapkan tidak hanya mengikuti perkuliahan dengan
baik, namun lebih dari itu juga dituntut untuk mendalami
dan menguasai disiplin ilmu yang dipelajarinya sehingga
nantinya akan menghasilkan sarjana-sarjana yang
berkualitas dan mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata dan bermanfaat bagi masyarakat.
Disiplin ilmu teknik merupakan disiplin ilmu yang eksak
dan banyak menerapkan ilmu-ilmu murni yang
diterapkan kepada masalah-masalah yang dihadapi dalam
Kelompok 44 Page 11
Laboratorium Fisika 2015
kehidupan sehari-hari. Sehingga ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan bidang-bidang keteknikan mutlak
untuk dikuasai mahasiswa teknik, tidak hanya dari segi
teori juga dari segi prakteknya. Apalagi dalam
menghadapi era globalisasi saat ini, serta pasar bebas
yang akan segera kita masuki, lebih menuntut
penguasaan dan penerapannya dalam menghadapi
masalah-masalah yang kompleks.
Ternyata dalam aplikasi ilmu tersebut, tugas yang
diberikan kepada mahasiswa tidak akan dikuasai
sempurna tanpa adanya praktek-praktek yang merupakan
salah satu sarana yang baik untuk menguasai ilmu
sekaligus mempraktekannya. Demikian juga dengan
praktikum Fisika Dasar II ini.
Fisika dalam bidang teknik khususnya Teknik
Mesin merupakan hal yang sangat penting dan benar-
benar harus dikuasai secara teori dan praktek. Dengan
latar belakang itulah, maka kami mahasiswa teknik mesin
semester II diberi tugas praktikum mata kuliah Fisika
Dasar yang dilaksanakan di Laboratorium dibawah
bimbingan dosen dan team asisten pembantu dosen.
Kelompok 44 Page 12
Laboratorium Fisika 2015
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara menggunakan alat ukur
dasar?
2. Bagaimana cara menggunakan pesawat
atwood modern dan konvensional?
3. Bagaimana cara menentukan modulus
elastisitas?
4. Bagaimana cara menentukan bandul
sederhana dan resonasi bandul sederhana?
5. Bagaimana cara menentukan gelombang
berdiri pada pegas heliks?
6. Bagaimana cara menentukan hambatan
listrik?
1.3 Tujuan Praktikum
I. PENGUKURAN DASAR
1. Mempelajari penggunaan alat ukur dasar.
Kelompok 44 Page 13
Laboratorium Fisika 2015
2. Menuliskan dengan benar bilangan bilangan
berarti hasil pengukuran dasar atau perhitungan
3. Menghitung besaran lain berdasarkan besaran
yang terukur langsung.
II. PESAWAT ATWOOD MODERN DAN
KONVENSIONAL
1. Mempelajari penggunaan hukum newton II.
2. Mempelajari gerak lurus beraturan dan berubah
beraturan.
3. Menentukan moment inersia roda atau katrol.
III. MODULUS ELASTISITAS
1. Mentukan modulus elastisitas young (E) berbagai
kayu dengan pelenturan.
IV.BANDUL SEDERHANA DAN RESONASI
BANDUL SEDERHANA.
1. Dapat menentukan periode bandul T.
Kelompok 44 Page 14
Laboratorium Fisika 2015
2. Menjelaskan karakter fisis bandul sederhana
berdasarkan hubungan periode bandul T dan
panjang bandul, dan hubungannya dengan massa
bandul.
3. Menentukan frekuensi resonasi bandul sederhana.
V. GELOMBANG BERDIRI PADA PEGAS
HELIKS
1. Dapat menentukan frekuensi dasar dan frekuensi
harmonic gelombang berdiri pada pegas helik.
VI. HAMBATAN LISTRIK
1. Memahami hubungan antara tegangan dan arus
dalam suatu penghantar (Hukum Ohm).
2. Menentukan hambatan suatu penghantar
menggunakan volt meter dan ammeter, dan dapat
mengamati hubungan antara hambatan dengan
panjang pengantar, dan antara hambatan dengan
luas penampang penghantar.
VII. ELEKTOMAGNET
Kelompok 44 Page 15
Laboratorium Fisika 2015
1. Dapat menggambarkan sketsa garis garis medan
listrik disekitar penghantar lurus.
2. Dapat menggambarkan sketsa garis garis medan
magnet disekitar penghantar melingkar.
3. Dapat mengambarkan sketsa garis garis medan
magnet disekitar solenoida yang dialiri arus.
1.4 Pembatasan Masalah Dan Asumsi
1.4.1 Pembatasan masalah
Dalam laporan akhir praktikum fisika
ini,masalah yg akan kami bahas mengenai ada
atau tidaknya pengaruh
PENGUKURAN DASAR
BAB II TEORI
Kelompok 44 Page 16
Laboratorium Fisika 2015
Setiap pengukuran besaran fisis selalu dihinggapi oleh batas ketelitian dan kesalahan pengukuran. Hal ini karena keterbatasan manusia dalam pembuatan alat maupun keterbatasan dalam kemampuan membaca serta secara membacanya. Karena itu setiap hasil pengukuran harus dilaporkan secara benar yang memp[rlihatkan ketelitian pengukuran tersebut.
Pemakaian alat ukur harus diperhatikan :
a. Titik nol alat, yaitu angka yang ditunjukan alat sebelum digunakan.
b. Nilai skala terkecil alat yaitu skala terkecil yang diperlihatkan alat.
c. Batas ukur alat, yaitu batas maksimum yang dapat diukur alat tersebut.
d. Cara pemakaian alat
x = xo ± ∆x
Keterangan :
x : Besaran yang dicari
xo : Nilai besaran yang “sebenarnya”
∆x : Simpangannya
Besaran xo dan ∆x ini tergantung pada cara didapatnya besaran x yang akan dibahas dibelakang .
Pengenalan alat
Kelompok 44 Page 17
Laboratorium Fisika 2015
1. Jangka sorong, mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam untuk mengukur diameter dalam, rahang luar untuk mengukur diameter bagian luar sedangkan penduga untuk mengukur kedalaman. Roda penggerak rahang dan pengunci rahang setelah besaran yang diukur terukur. Skala jangka sorong diperhalus dengan nonius, skala utamanya ada dalam satuan cm atau inchi. Adapun nonius ada yang 9 skala utama menjadi 40 skala nonius.
2. Mikrometer sekrup, alat ini hanya bisa digunakan untuk mengukur bagian luar. Caranya putarkan roda bagian pemutar kasar, jika sudah dekat putarkan bagian pemutar halus. Jika sudah pas dikunci dengan penguat. Skala besarnya adalah bagian yang horizontal sedangkan skala penghalusnya bagian vertikal.
3. Neraca teknis, prinsip benda ini adalah keseimbangan untuk itu bidang kerjanya harus mendatar, ini dapat dengan memutar sekrup dengan unting-unting.
MODUL 2
Hukum 1 newton menyatakan jika resultan gaya yang bekerja pada suatu sistem (benda) sama dengan nol makan sistem
Kelompok 44 Page 18
Laboratorium Fisika 2015
dalam keadaan seimbang sedangkan hukum newton II memberikan pengertian bahwa:
1. Arah dan percepatan sama dengan arah gaya bekerja pada benda
2. Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya3. Bila gaya bekerja pada benda , maka benda
mengalami percepatan tentu ada gaya penyebabnya.
Sistem total gaya yang konstan akan menyebabkan percepatan yang tetap atau konstan dan pada sistem akan berlaku persamaan gerak yang disebut sebagai gerak lurus berubah beraturan. Bila sebuah benda bergerak melingkar melalui porosnya, maka persamaan-persamaan geraknya ekivalen dengan persamaan gerak linear. Tapi dalam hal ini ada besaran fisis “momen inersia” (momen kelembaman) I yang memainkan peranan seperti besaran fisis.
Massa pada gerak linear, momen gaya ekivalen dengan gaya dan seterrusnya secara umum , momen inersia I suatu benda terhadap poros teretntu harganya sebanding dengan massa benda tersebut dan sebanding dengan ukuran atau jarak benda pangkat dua terhadap poros.
Untuk katrok dengan beban dengan menerapkan hukum newtonII dan beranggapan bahwa m2 dan m3 lebih besar dari m1 maka berlaku persamaan :
A=(m1-m2+m3) g
Pada saat m1 dijepit m2 serta m3 berada di A. Jika kemudian m1 dilepaskan maka (m2+m3) akan turun dari A ke B dengan
Kelompok 44 Page 19
Laboratorium Fisika 2015
gerak lurus yang dipercepat. Oada saat melalui B, m3 akan tertinggal shingga gerak dari B ke C merupakan gerak lurus beraturan karena m1=m2
MODUL 3
Kelompok 44 Page 20
Laboratorium Fisika 2015
3.1 Dasar Teori
Modulus elastisitas adalah sebuah ukuran yang digunakan untuk merepresentasikan kekakuan suatu bahan. Makin besar nilai modulus elastisitas, maka makin kecil regangan elastis yang dapat dihasilkan dari ³
Modulus ini diperlukan dalam perhitungan kelenturan batang dan struktur yang lain yang akan digunakan saat aplikasi. Oleh karena itu, modulus elastisitas merupakan besaran yang cukup penting dalam bidang teknik.
Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya ikat antar atom. Gaya atom ini tidak dapat diubah tanpa terjadinya perubahan mendasar dari sifat bahannya. Oleh karena itu, Modulus elastisitas merupakan sifat mekanik bahan yang tidak mudah untuk diubah.
Modulus elastisitas hanya dapat berubah dalam jumlah tertentu oleh perlakuan panas, atau pengerjaan dingin, atau penambahan paduan tertentu. Modulus elastisitas umumnya diukur pada temperatur tinggi dengan metoda dinamik.
Kelompok 44 Page 21
Laboratorium Fisika 2015
Batang R diletakan di atas tumpuan T dan kail K di pasang di tengah tengah. Pada K di beri beban-beban B yang di ubah besaranya. Pada K terdapat Garis rambut G, Di belakang G ditempatkan Skala S dengan disampingnya.
( GAMBAR)
Bila B di tambah/dikurang, maka G akan turun/naik, kedudukan G dapat di baca pada skala S. Untuk mengurangi kesalahan paralaks maka pembacaan harus di usahakan supaya berimpit dengan bayangan pada cermin
Pelenturan F ( Pada penambahan beban )
F = BL ³ / 48Ei - BL³/4Ebh³
Kelompok 44 Page 22
Laboratorium Fisika 2015
Dimana :
E : Modulus elastisitas
B : Lebar Batang
H : Tebal batang
L : Panjang dari tumpuan ke satu tumpuan
I : Momen inersia linier batang terhadap garis netral
MODUL 4
2.4 Bandul dan Resonansi pada Bandul Sederhana
Resonansi adalah keadaan tertentu yang terjadi
pada suatu benda, ketika adanya pengaruh dari luar
berupa gaya periodik yang frekuensinya sama dengan
frekuensi alamiah benda itu dapat bergetar. Akibat
Kelompok 44 Page 23
Laboratorium Fisika 2015
keadaan resonansi, benda bergetar dengan amplitudo
terbesar yang mungkin dapat ditimbulkan oleh gaya
periode tersebut. Resonansi disebut juga ikut bergetarnya
sebuah benda karena memilikk persamaan frekuensi.
Frekuensi adalah gerakan bolak – balik yang terjadi pada
bandul.
Bandul sederhana merupakan suatu benda kecil
(disebut bob), besarnya berupa berebntuk bola padat
digantun pada seutas tali yang massanya dapat diabaikan
dibandingkan dengan massa bola dan panjang bandul
sangat besar dibandingkan jari – jari bola. Ujubg lain tali
digantung pada suatu gantungan tetap. Jika
memperhatikan gambar skema pendulum sederhana, titik
O adalah posisi setimbang.
Jika pendulyum diberi simpangan kecil dan
kemudian dilepaskan, pendulum akan berosilasi antara
dua titik, (misalnya titik A dan B) dengan periode osilasi
yang tetap, yaitu T. Satu osilasi didefinisikan sebagai
gerak bola dari A ke B dan kembali ke A, atau dari B ke
A dan kembali ke B, atau gerak titik O ke A ke B dan
kembali ke titik O.
Kelompok 44 Page 24
Laboratorium Fisika 2015
Penurunan rumus secara teoritis pada periode T
bandul sederhana yang simpangannya kecil (lebih kecil
dari 7°) memberikan persamaan:
T = 2π √ lg
l = panjang bandul
g = gravitasi bumi (percepatan)
panjang bandul l adalah jarak dari titik gantung tetap ke
titik pusat massa bola pejal. Untuk bola pejal, titik pusat
massa bola ada di titik tengah bola.
Dalam praktikum kali ini, resonansi dapat
diartikan juga sebagai suatu kondisi (keadaan) osilasi
atau getaran suatu system ketika menanggapi (merespon)
gaya pengerak bolak – balik yang mempenggaruhinya
dengan ampliyudo maksimum. Contohnya, sebuah
bandul sederhana ada dalam keadaan resonansi jika
bandul itu menghasilkan amplitudo osilasi maksimum
pada waktu merespon terhadap suatu gaya berubah bolak
– balik dengan frekuensi tertentu yang diadakan
kepadanya. Percobaan ini akan menentukan frekuensi
gaya bolak – balik (gaya osilasi) yang menyebabkan
bandul berosilasi dengan amplitudo maksimum.
Kelompok 44 Page 25
Laboratorium Fisika 2015
Frekuensi ini akan dibandingkan dengan frekuensi
alamiah bandul.
MODUL 5
2.5 Resonansi pada Pegas Heliks
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu
benda karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki
frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Pada percobaan kali ini, akan membahas
resonansi pada pegas heliks.
Kelompok 44 Page 26
Laboratorium Fisika 2015
Dimensi pegas yang digunakan pada suspensi
kendaraan akan berpengaruh terhadap respon getaran
yang ditimbulkan pada saat kendaraan itu melaju diatas
jalan. Jika jalan mempunyai profil yang sangat tidak rat,
maka respon akan besar. Untuk tujuan kenyamanan dan
kestabila, respon yang diinginkan terjadi adalah
penyimpangan amplitudo yang minimum. Terjadinya
amplitudo minimum sangat dipengaruhi oleh besaran
desain pegas yang menentukan konstanta pegas. Dengan
demikian tanpa melibatkan proses optimasi desain pegas,
persyaratan perilaku kendaraan dapat dicapai sesuai
dengan standar dimana percepatan vertikal dari
pengendara dapat dijadikan indikator pengukuran.
Frekuensi dari pemakaian tersebut dalam
menahan beban yang bervariasi akan mempengaruhi
kelelahan pada pegas heliks, sehingga besarnya konstanta
pada pegas heliks makin lama akan mengecil dan
akibatnya tidak dapat memberikan respon yang baik.
Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis.
Elastis adalah kemampuan benda untuk dapat kembali ke
bentuk awal ketika gaya luar yang diberikan dihilangkan.
Getaran adalah gerak bolak – balik secara periodik yang
Kelompok 44 Page 27
Laboratorium Fisika 2015
selalu melalui titik kesetimbangan. Periode (waktu getar)
adalah waktu yang digunakan untuk mencapai satu
getaran penuh (T). Frekuensi adalah banyaknya getaran
tiap detik (f/ Hertz). Amplitudo adalah simpangan
maksimum dari suatu getaran (A).
Modul 6
6.5 Resonansi pada Pegas Heliks
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan
menggunakan pegas heliks k = 4.5 N/m dapat
disimpulkan bahwa apabila gaya diberikan pada pegas,
maka pegas tersebut akan bertambah panjang. Dalam
melakukan satu kali percobaan, tingkat kecepatannya
akan berkurang. Dapat disimpulkan juga bahwa besarnya
beban dan frekuensi pemakaian akan mempengaruhi
Kelompok 44 Page 28
Laboratorium Fisika 2015
konstanta pegas. Dengan pembebannan berulang- ulang
menyebabkan defleksi yang beruba – ubah, sehingga
pegas heliks akan mengalami kelelahan, pada akhirnya
pegas tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan cara ini akan diprediksikan dalam beberapa
siklus pegas tersebut dipakai.
MODUL 7
Kelistriikan dan kemagnetan telah lama dikenal. Namun
para ilmuwan belum mengetahui bahwa ada hubungan
antara keduanya. Hubungan antara keduanya baru
diketahui ketika Hans Christian Oersted menunjukan
bahwa kompas yang berada dibawah atau disekitar kawat
konduktor berarus akan menyimpang. Besarnya induksi
Kelompok 44 Page 29
Laboratorium Fisika 2015
magnet pada kawat konduktor lurus berarus yang panjang
tak berhingga dituliskan secara matematis
B = μi
2 πa
Dimana:
B = induksi magnet (T)
i = arus (A)
a = jarak (m)
Pada percobaan Hans Crishtian Oersted (1777 –
1851), Oersted membuat kesimpulan
sebagai berikut:
I. Disekitar kawat (penghantar) yang dialiri arus
listrik terdapat atau timbul medan magnet.
II. Arah gaya magnet yang menyimpangkan jarum
kompas bergantung pada arah arus listrik yang
mengalir dalam penghantar.
III. Besarnya medan magnet disekitar kawat berarus
listrik bergantung pada kuat arus listrik dan
jaraknya terhadap kawat.
Untuk menunjukan arah medan magnet disekitar
kawat lurus berarus listrik, genggamlah kawat
dengan tangan kananmu. Sesuai dengan kaidah
Kelompok 44 Page 30
Laboratorium Fisika 2015
tangan kanan, arah ibu jari menunjukan arah arus,
sedangkan arah keempat jari lain menunjukan
arah medan magnet. Kaidah tangan kanan pun
dapat digunakan untuk menentukan arah medan
magnet pada kawat mengalir yang berarus ini, ibu
jari menunjukan arah medan magnet sementara
keempat jari yang lain menunjukan arah arus
listrik.
MODUL 8
Kalor meter merupakan salah satu bentuk energi, maka kalor merupakan besaran fisika yang memiliki satuan. Kalor tidak dapat dilihat oleh mata, tetapi pengaruhnya dapat kita rasakan atau kita ketahui, pengukuran-peengukuran kalor sangat berkaitan dengan kalor jenis zat pengukuran kalor menggunakan alat yang di namakan kalori meter.
Kelompok 44 Page 31
Laboratorium Fisika 2015
Kalori meter merupakan alat untuk menentukan kalor jenis dari suatu zat. Kalori meter terdiri dari sebuah bejana logam yang jenisnya suadah diketahui.
Sedangkan aplikasi penggunaan kalori meter dalam kehidupan sehari-hari misalnya setrika listrik,rice cooker dan lain-lain dimana alat-alat tersebut mempunyai prinsip kerja yaitu energi listrik diubah menjadi kalor,seperti pada kalori meter.
BAB III ALAT DAN BAHAN
III.1Pengukuran Dasar Alat
1. Jangka sorong2. Micrometer sekrup3. Neraca teknis4. Balok yang diukur5. Bejana gelas 6. Bangku tumpu
Kelompok 44 Page 32
Laboratorium Fisika 2015
Bahan1. Spesimen Tembaga2. Spesimen Kuningan3. Spesimen Besi4. Balok yang diukur
III.2PESAWAT ATWOODII.1. Alat dan bahan
Tiang berskala 2 beban dengan tali Beban tambahan (2 buah ) Katrol Penjepit beban Penyangkut bebat Meja akhir
Stop watch
3.3 Modulus Elastisitas
1 Set modulus elastisitas Meja M Tumpuan T Kait dengan tumpuan K Beban B Skala Dengan cermin S Garis rambut G Meteran Panjang dan jangak sorong
Kelompok 44 Page 33
Laboratorium Fisika 2015
Batang K yang akan di ukur elastisitasnya K
3.4 Resonansi Pada Pegas Heliks
1. Dasar statif
2. Kaki statif
3. Batang statif , 250mm
4. Batang statif, 500mm
5. Bosh head bulat
6. Bosh head universal
7. Bola bandul 35gr
8. Tali nilon
9. Pasak penumpu
10. Stopwatch
11. Lembar kerja/ data
3.5
Dasar Statif Batang Statif Bosshead Universal Bosshead Bulat Pasak Penumpu Pegas heliks 4,5 N/m Pegas Heliks 25 N/m
Kelompok 44 Page 34
Laboratorium Fisika 2015
Mistar
3.6 Hambatan Listrik
Catu Daya Skalar PST Kabel penghubung Resistor 8w/50Ω Resistor 100Ω Ampere Meter Volt Meter
3.7 Elektro Magnet
1. Catu daya
2. Saklar SPST
3. Kabel penghubung
4. Penghantar arus
5. Kompas perajah
6. Serbuk besi
7. Penghantar melingkar
8. Solenoida
3.8 Kalorimeter
Kelompok 44 Page 35
Laboratorium Fisika 2015
ALAT DAN PERLENGKAPAN
-Termometer -Tali Nilon
-Kalori meter -Klem Universal
-Gelas kimia 250ml - Boss Head
-Kubus materi
-Neraca 311
-Pembakar spirtus
-Batang statif
TATA CARA PRAKTIKUM
III.2.1 TATA CARA PRAKTIKUM
Percobaan yang harus dilakukanJangka Sorong
a. Benda yang akan diukur dijepit pada rahang a-b, rahang a-b untuk mengukur bagian luar dari benda dan rahang c-d untuk mengukur diameter dalam specimen.
b. Jepit benda pada rahang lalu kunci dengan lingkaran yang ada pada jangka sorong Agar benda rapat dengan jangka sorong.
Kelompok 44 Page 36
Laboratorium Fisika 2015
c. Lihat skala utama dan skala monius itu yang menunjukan hasil pengukuran.
d. Catat hasil pengukuranMikrometer Sekrup
a) Putarkan roda bagian pemutar kasar untuk memperpanjang jarak A-B
b) Kemudian masukan benda keantara A-Bc) Putarkan roda pemutar kasar sehingga benda terjepit d) Kemudian putarkan roda pemutar haluse) Jika sudah pas kunci dengan penguatf) Hitung dan catat hasil pengukuran
Neraca Teknis
a. Datarkan dahulu neraca yang akan dipakai karena neraca teknis harus seimbang, caranya jarum yang menggantung sampai ketitik tengah.
b. Timbanglah beban yang akan diukur yang ditempatkan disalah satu lengan neraca tersebut.
c. Untuk mengukurnya dapat menyimpan beban bernilai pada lengan yang lainnya untuk mengetahui berat beban yang diukur.
d. Hitung beban yang bernilai untuk mengetahui beban yang diukur .
e. Catat hasil penimbangannya.
III.2.2 PESAWAT ATWOOD
Kelompok 44 Page 37
Laboratorium Fisika 2015
Gerak Lurus Beraturan (GLB)1. Siapkan pesawat atwood yang terdiri dari
tiang beskala, 2 buah beban dengan tali, dua buah beban tambahan, katrol, penjeit beban, penyangkut beban, meja akhir dan stop watch.
2. Setelah itu pasang tali katrol, penyangkut beban dan meja akhir sesuai dengan jarak yang telah ditentukan
3. Kemudian tambahkan beban penambah, setelah itu tekan penjepit beban, lalu beban pertama akan meluncur keatas dan beban kedua akan meluncur kebawah melewati penahan beban.
4. Setelah itu catat waktu peluncuran tersebut untuk menentukan GLB sehungga akan didapatkan nilai dari suatu kecepatan (V).
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
1. Aturlah kembali seperti percobaan gerak lurus berubah beraturan
2. Catatlah kedudukan A&B. Catatlah selalu jarak AB dan waktu yang diperlukan
3. Bila beban m1 dilepas maka m2 dan m3 akan melakukan gerak lurus berubah berturan antara A dan B. Catatlah selalu jarak AB dan waktu yang diperlukan.
Kelompok 44 Page 38
Laboratorium Fisika 2015
4. Ulangilah percobaan diatas dengan mengubah beban m3.
II.2.2. Pesawat Atwood Modern
Jika beban tak sama maka system akan bergerak lurus dipercepat beraturan, dan jika beban sama maka system akan bergerak beraturan.
Siapkan 3 batang kayu berbeda ukuran, 1 set modulus elastisitas lalu ukuer ke 3 batang kayu tersebut dengan meteran untuk mencari panjang, lebar dan tinggi sebanyak 5x pengukuran sampai batas ketelitiannya
Siapkan 1 set modulus elastisitas dan siapkan beban ½ Kg sebanyak 8 buah. Kemudian batang kayu pertama ( kecil ) yang telah di ukur tadi di beri beban ½ Kg hingga mencapai 4Kg, amati percobaan tersebut dan lihat perubahan yang terjadi yaitu besarnya nilai lenturan setelah dilakukan penambahan beban
Setelah itu catat asil percobaan tersebut, lakukan pengukuran yang sama untuk batang kayu II ( sedang ) dan batang kayu III ( Kecil )
III.2.3 BANDUL SEDERHANA
Bandul sederhana
1. Beri simpangan pada bandul kira – kira 3cm dari
titik kesetimbangan.
Kelompok 44 Page 39
Laboratorium Fisika 2015
2. Lepaskan bandul, ketika praktikum sudah dalam
keadaan siap, jalankan jam henti pada saat bola
pejal melewati titik O kearah tertentu.
3. Baca waktu T yang tertera pada stopwatch dan
catat pada lembar kerja/ data.
4. Hitunglah periode T berdasarkan rumusan T =
1/20 t, dan catat nilai yang di dapat pada lembar
kerja/ data.
5. Ulangi langkah 1 sampai 4 menggunakan tali
(bandul) yang berbeda (20cm, 40cm, 60cm).
Resonansi Bandul Sederhana
1. Beri simpangan pada bandul kira – kira 3cm dari
titik kesetimbangan.
2. Lepaskan bandul, ketika praktikan sudah siap,
jalankan stopwatch pada saat bola pejal melewati
titik O ke arah tertentu.
3. Baca waktu T yang tertera pada stopwatch dan
catat pada lembar kerja/ data.
Kelompok 44 Page 40
Laboratorium Fisika 2015
4. Tentukan periode To menggunakan rumus To = t/
20 dan frekuensi fo = 1/ To lalu catat hasilnya
pada lembar kerja/ data.
5. Lepaskan bandul dari titik tumpuannya. Pegang
ujung tali bandul sepanjang 50cm tali dengan jari
tangan (panjang bandul tidak diubah).
6. Ayunkan tangan perlahan ke kiri dan ke kanan
dengan amplitudo kira – kira 2 – 5cm.
7. Naikan frekuensi dengan amplitudo lebih kurang
tetap sampai ditemukan frekuensi maksimum.
8. Tentukan frekuensi dan periode bandul dengan
cara yang sama pada langkah 4, namakan
frekuensi dan periode tersebut fr dan Tr. Catat
hasil yang di dapat pada lembar kerja/ data.
9. Ulangi langkah percobaan 1 sampai 8 untuk
panjang bandul 25cm. Catat hasil yang di dapat
pada ruang tersisa di dalam tabel pada lembar
kerja/ data.
1. Siapkan satu set alat yang dibutuhkan pada
praktikum resonansi pada pegas heliks (dasar
Kelompok 44 Page 41
Laboratorium Fisika 2015
statif, batang statif, bosshead universal, bosshead
bulat, pasak penumpu, pegas heliks 4.5 N/m, 25
N/m, dan mistar).
2. Gantungkan pegas heliks 4.5 N/m, lalu tarik
sepanjang 3 cm ke arah bawah dan 3 cm dari atas.
3. Setelah itu, tarik 3 kali lalu lepaskan hingga pegas
melakukan gerak naik turun yang konstan.
4. Bersamaan dengan di lepaskannya pegas heliks
4.5 N/m, lakukan hitungan waktu sampai pegas
heliks 20 kali naik turun, dan catat waktu yang
telah didapat.
5. Lakukan hal yang sama pada pegas heliks 25
N/m.
6. Buatlah catatan perhitungan dari data yang
didapat.
3.2.5 Resonansi Pada Pegas Heliks
1. Alat uji telah dipersiapkan
2. Beri simpangan pada pegas lalu tarik ke bawah
dengan jarak 3cm titik kesetimbangannya
Kelompok 44 Page 42
Laboratorium Fisika 2015
3. Lepaskan bebean tersebut dan tentukan prioda
pada pegas
4. Hitung waktu bebean saat mengayun sebanyak
20 ayunan
5. Hitung frekuensi yang dialami pegas
6. Kemudian lakukan dengan manual dengan cara
memegang ujung atas pegas dengan tangan
7. Gerakan tangan keatas dan kebawah secara
perlahan dengan simpangan 3cm
8. Dan tambahkan bebean hingga 200gam. Lakukan
percobaan seperti langkah berikutnya dengan
pegas yang berbeda
3.2.6 Hambatan listrik
1. Hubungkan kabel dari catu daya ke sumber arus listrik
2. Hubungkan kabel penghubung catu daya ke ampere
meter dan volt meter
3. Lalu hubungkan kabel penghubung dari volt meter
dan ampere meter ke resistor 8w
4. Nyalakan saklar spst dari catu daya bersamaan
dengan dinyalakanya volt meter dan ampere meter
Kelompok 44 Page 43
Laboratorium Fisika 2015
5. Apa bila sudah terhubung atur teganganya
( 0,2,4,6,8,10 dan 12 v) catu daya
6. Selama tegangan di atur pada setiap tegangan akan
muncul nilai arus listrik pada volt meter dan ampere
meter lalu catat pada lembar data
7. Lakukan hal tersebut pada setiap pergantian
pengaturan tegangan
8. Hal diatas juga berlaku dilakukan pada resistor 4w
3.2.7 Elektro magnet
Siapkan alat sesuai daftar
Susun rangkaian, pastikan catu daya mati dan saklar
rangkain terbuka, pilih tegangan keluar catu daya 2 U
DC
Periksa kembali rangkaian yang sudah anda buat
Percubaan I Medan magnet
Tempatkan beberapa kompas perajah pada permukaan kotak transparan mengitari salah satu penghantar lurus vertikal amatilah arah jarum kompas
Kelompok 44 Page 44
Laboratorium Fisika 2015
Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian Amatilah arah jarum kompas perajah Angkat kompas perajah kemudian taburkan
serbuk besi secara merata disekitar penghantar melingkar
Pukul-pukul bagian pinggir alas penghantar melingkar sevara perlahan pada saat mengamati serbuk besi. Serbuk besi akan memebntuk pola tertentu yang menunjukan bentuk garis medan magnet disekitar kawat melingkar
Gambar pola magnet pada bagian hasl pengamatan
Percobaan III Medan magnet disekitar solenoida
Tempatkan beberapa kompas perajah di dalam dan di luar soleinda
Nyalakan catu daya dan tutup saklar rangkaian Amati arah jarum kompas perajah Angkat kompas perajah kemudian taburkan
serbuk besi secara merata di dalam dan di luar solenoida
Pukul pukul bagian pinggir alas solenoida secara perlahan pada saat mengamati serbuk besi
Pukul-pukul bagian pinggir alas seloinda secara perlahan pada saat mengamati serbuk besi, seruk besi akan membentuk pola tertentu yang menunjukan bentuk garis medan magnet disekitar solenoida
Kelompok 44 Page 45
Laboratorium Fisika 2015
Gambar polmedan magnet pada bagian hasil pengamatan
3.2.8 kalorimeter
TATA CARA PRAKTIKUM
- Siapkan alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan daftar alat diatas
- Ikat salah satu blok logam, misalnya besi dengan benang
- Kalori meter dimasukan kedalam bejana pelindung kemudian tutup. Termometer pasang dan suhu awal air di baca
- Bahn yang akan di tentukan kalor jenisnya di timbang- Bahan yang akan di tentukan kalor jenisnya di
timbang- Bahan tersebut d panaskan di dalam pemanas
sehingga suhu mencapai minimal 250 C
Kelompok 44 Page 46
Laboratorium Fisika 2015
- Suhu benda di catat sebagian kemudian di masukan kedalam kalori meter dengan cepat di tutp rapat-rapat
- Melalui pengadukan yang telag tersedia, di aduk perlahan-lahan suhu air akan naik turun lagi,suhu tertinggi yang diperoleh
BAB IV
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN
DATA
4.1 PENGUMPULAN DATA
4.1.1 Pengukuran Dasar
Benda kerja 1 ( BK -1 ) Besi
1. Menggunakan jangka sorong
Kelompok 44 Page 47
Laboratorium Fisika 2015
4.1 tabel
Bagian Panjang (P) lebar (L)Tinggi/ Tebal
(T)1 45.10 mm 25.20 mm 17.50 mm2 45.10 mm 25.00 mm 17.50 mm3 45.10 mm 25.10 mm 17.50 mm4 45.00 mm 25.10 mm 17.58 mm5 45.10 mm 25.10 mm 17.50 mm∑ 225.2 mm 125.5 mm 87.58 mmX 45.08 mm 25.1 mm 17.516 mm
∑xı 10161.04 mm 3150.07 mm 1534.05 mm(∑xı)² 50805.24 mm 15750.25 mm 7670.25 mm
Volume bk−2 (v )=p×l ×t mm3
= 45.08x25.1x17.516 mm3
= 19819.49 mm3
2. Mengukur dengan micrometer sekrup
Bagian Tinggi/Tebal (T)
1 17.36 mm
2 17.96 mm
3 17.55 mm
Kelompok 44 Page 48
Laboratorium Fisika 2015
4 17.36 mm
5 17.46 mm
3. Mengukur dengan neraca tiknis
Massa BK -1 (m1)= 155.049 gram
Benda Kerja 2 (BK-2) Kuningan
Benda kerja 1 ( BK -1 ) Besi
1. Menggunakan jangka sorong
Bagian Panjang (P) lebar (L)Tinggi/ Tebal
(T)1 45.02 mm 25.00 mm 17.06 mm
Kelompok 44 Page 49
Laboratorium Fisika 2015
2 45.02 mm 25.00 mm 17.50 mm3 45.02 mm 25.00 mm 17.50 mm4 45.02 mm 25.00 mm 17.60 mm5 45.02 mm 25.00 mm 17.60 mm∑ 225.1 mm 125 mm 85.26 mmX 45.02 mm 25.00 mm 17.052 mm
∑xı 10134.002 mm 3125 mm 1454.66 mm(∑xı)² 2026.80 mm 15625 mm 7269.26 mm
Volume bk−2 (v )=p×l ×t mm3
=45.02x25.00x17.052 mm3
= 19192.026 mm3
2. Mengukur dengan micrometer sekrup
Bagian Tinggi/Tebal (T)
Kelompok 44 Page 50
Laboratorium Fisika 2015
1 18.60 mm
2 18.40 mm
3 18.50 mm
4 18.40 mm
5 18.60 mm
3. Mengukur dengan neraca tiknis
Massa BK -2 (m2)= 166.05 gram
Benda kerja 3 ( BK - 3 ) Tembaga
Kelompok 44 Page 51
Laboratorium Fisika 2015
1. Menggunakan jangka sorong
Bagian Panjang (P) lebar (L)Tinggi/ Tebal
(T)1 47.70 mm 27.60 mm 18.04 mm2 47.50 mm 27.50 mm 18.30 mm3 47.70 mm 27.40 mm 18.30 mm4 47.70 mm 27.40 mm 18.60 mm5 47.70 mm 27.50 mm 18.60 mm∑ 238.3 mm 137.4 mm 91.84 mmX 47.66 mm 27.48mm 18.368 mm
∑xı 11357.41 mm 3775.78 mm 1687.14 mm(∑xı)² 56786.89 mm 18878.76 mm 8434.58 mm
Volume bk−2 (v )=p×l ×t mm3
= 47.66x27.48x18.368mm2
= 19819.49 mm3
2. Mengukur dengan micrometer sekrup
Bagian Tinggi/Tebal (T)
1 17.70 mm
Kelompok 44 Page 52
Laboratorium Fisika 2015
2 17.30 mm
3 17.20 mm
4 17.50 mm
5 17.50 mm
3. Mengukur dengan neraca tiknis
Massa BK -3 (m3)= 176.03 gram
4.2 Pesawat Atwood Modern Dan Konvensional
Beban m1 : 0,0835 kg
Beban m2 : 0,0835 kg
r katrol : 0,00625 m
Percobaan GLB
Kelompok 44 Page 53
Laboratorium Fisika 2015
Percobaan 1 :
Beban m3 : 0,004 kg
No Jarak A-B (m) Waktu (detik)
kecepatan
1 0,4 3,27 s 0,1222 0,6 3,62 s 0,1653 0,8 4,07 s 0,1964 1 4,93 s 0,202
Percobaan 2 :
Bebean m3 : 0,006 kg
No Jarak A-B (m) Waktu (detik)
kecepatan
1 0,4 1,63 s 0,2452 0,6 2,53 s 0,2373 0,8 3,06 s 0,2614 1 3,30 s 0,303
Percobaan 1 GLBB :
Beban m3 : 0,004 kg
Jarak A-B : 0,5 m
Kelompok 44 Page 54
Laboratorium Fisika 2015
No Jarak B-C (m)
Waktu (detik)
Kecepatan (m/detik)
Percepatan (m/detik2)
1 0,2 0,71 s 0,29 0,2332 0,3 1,07 s 0,262 0,2333 0,4 1,72 s 0,232 0,2334 0,5 3,10 s 0,16 0,233
Percobaan 2 GLBB :
Beban m3 : 6 g : 0,006 kg
Jarak A-B : 0,5 m
No Jarak B-C
(m)
Waktu
(detik)
Kecepatan
(m/detik)
Percepatan
(m/detik2)
1 0,2 0,76 s 0,263 0,346
2 0,3 0,78 s 0,384 0,346
3 0,4 0,97 s 0,412 0,346
4 0,5 1,33 s 0,375 0,346
Kelompok 44 Page 55
Laboratorium Fisika 2015
Menggunakan pesawat atwood modern
Percobaan 1 GLB :
Beban m3 : 10 g
No Jarak B-C (m) Waktu
(detik)
Kecepatan
1 0,4 1,798 s 0,222
2 0,6 2,208 s 0,271
3 0,8 2,749 s 0,291
4 1 3,062 s 0,326
Percobaan 2 GLB :
Beban m3 : 20 g
No Jarak B-C (m) Waktu
(detik)
Kecepatan
1 0,4 982,9 s 0,407
2 0,6 1,275 s 0,470
3 0,8 1,486 s 0,538
4 1 1,698s 0,588
Kelompok 44 Page 56
Laboratorium Fisika 2015
Percobaan 1 GLBB
Beban m3 : 10 g
Jarak A-B : 0,5 m
No Jarak B-C (m)
Waktu (detik)
Kecepatan (m/detik)
Percepatan (m/detik2)
1 0,2 220,2 m/s 0,908 0,476
Percobaan 2 GLBB
Kelompok 44 Page 57
Laboratorium Fisika 2015
Beban m3 : 20 g
Jarak A-B : 0,5 m
No Jarak B-C (m)
Waktu (detik)
Kecepatan (m/detik)
Percepatan (m/detik2)
1 0,2 86,33 m/s 2,316 0,952
4.1.3 Modulus Elastisitas
Batang 1
Pengukuran : kayu kecil
Panjang tumpuan L₀= 774,75 mm
Daerah pengukuran Panjang batang Lebar Tebal
Luas penampang
p b h A (mm²)I 993 12.10 11.60 140.36II 994 11.10 10.80 119.88III 993 11.80 10.20 120.36IV 993 11.80 10.90 128.62V 994 11.20 10.80 120.96
p = 4967 b = 58 h = 54.3 A = 630.18Jumlah Beban Kedudukan G
(kg) Pada Penambahan Pada Rata-
Kelompok 44 Page 58
Laboratorium Fisika 2015
pengurungan Rata0.0 0 0 00.5 6 6 61.0 10 10 101.5 18 18 182.0 22 22 222.5 2 27 23.0 32 32 323.5 36 36 364.0 41 41 41 Batang II
Pengukuran :kayu sedang
Daerah pengukuran Panjang batang Lebar Tebal
Luas penampang
p B h A (mm²)I 990 21.10 10.20 215.22II 1000 20.70 9.60 198.72III 1010 21.50 9.10 195.65IV 1000 20.90 10.10 193.92V 1000 21.20 9.60 203.52
p = 5000 b = 105.4 h = 48.6 A = 1007.03Panjang tumpuan L₀= 750 mm
Jumlah Beban Kedudukan G (kg) Pada Penambahan Pada Rata-
Kelompok 44 Page 59
Laboratorium Fisika 2015
pengurungan Rata0.0 0 0 00.5 7 7 71.0 13 13 131.5 17 17 172.0 21 21 212.5 25 25 253.0 29 29 293.5 33 33 334.0 39 39 39
Batang III
Pengukuran : Kayu besar
Panjang tumpuan L₀= 750 mm
Daerah pengukuran Panjang batang Lebar Tebal
Luas penampang
Kelompok 44 Page 60
Laboratorium Fisika 2015
p B h A (mm²)I 990 15.70 17.90 281.03II 990 16.80 17.40 300.72III 1000 17.00 17.90 304.3IV 1000 16.80 17.91 300.72V 1000 17.20 17.50 301
p = 4980 b = 83.5 h = 88.6 A = 1487.77
Jumlah
Beban Kedudukan
G
(kg)
Pada Penambaha
n
Pada pengurunga
n
Rata-
Rata0.0 0 0 00.5 1 1 11.0 2 2 21.5 3 3 32.0 4 4 42.5 5 5 53.0 6 6 63.5 7 7 7
Kelompok 44 Page 61
Laboratorium Fisika 2015
4.1.4 Bandul Sederhana Dan Resonasi Bandul
Sederhana
Hasil pengamatan bandul sederhana
Tabel 4.1 Hubungan antara T dan I, m dibuat tetap
Tabel 4.2 Hubungan antara T dan m, I dibuat tetap
Panjang bandul
(m)
Massa bola
bandul
35 gram 70 gram
Waktu untuk 20
ayunan t (s)
32 31
Perioda T (s) 1,6 1,55
T2 2,56 2,40
Kelompok 44 Page 62
T2 1 1,57 2,56
Perioda T (s) 1 1,25 1,6
Waktu untuk 20 ayunan t (s) 20 25 32
Panjang bnadul (m) 0,20 0,40 0,60
Massa bola bandul 35 gram
Laboratorium Fisika 2015
Tabel 4.3 hasil pengamatan resonasi bandul sederhana
Panjang
bandul
(cm
Perioda
To (s)
Perioda
Tr (s)
Fo (Hz) Fr (Hz)
50 1 2 1 0,038
25 1 21 1 0,047
4.1.5 Gelombang Berdiri Pada Pegas Heliks
1) Hasil percobaan (pegas 40 N)
Massa
Gram
Perioda T0
(s)
Perioda T1
(s)
Fo
Hz
F1
Hz
100 0,4 0,45 2,5 2,22
200 0,55 0,6 1,9 1,7
2) Hasil percobaan (pegas 10 N)
Massa
Gram
Perioda
T0
(s)
Perioda
T1
(s)
Fo
Hz
F1
Hz
Kelompok 44 Page 63
Laboratorium Fisika 2015
100 0,6 0,6 1,7 1,7
200 0,9 0,9 1,11 1,11
4.1.6 Hambatan Listrik
Hasil Pengamatan Hukum Ohm.
Bagian 1(resistor 50 ohm)
No V (volt) I (ampere) v/i12345
246810
37807350109101447017860
0,00052910,00054420,000550,00055290,0005599
Bagian 2 (resistor 100 ohm)
No V (volt) I (ampere) v/i1 2 2000 0,001
Kelompok 44 Page 64
Laboratorium Fisika 2015
2345
46810
3900580077009600
0,001020,001030,0010390,001041
4.1.7 Elekromagnet
Kelompok 44 Page 65
Laboratorium Fisika 2015
Kawat Selenoida
Kawat Melingkar
Kelompok 44 Page 66
Laboratorium Fisika 2015
Kawat Lurus
Kelompok 44 Page 67
Laboratorium Fisika 2015
4.2 PENGOLAHAN DATA
4.2.1Pengukuran Dasar
A. Benda kerja 1 (Bk-1)
1. NilaiKetidakpastian :ΔP : ΔL : ΔT dan
nilai intervalnya
Δp =1n√n∑ P 12−¿¿¿¿
= 15
√5 × 6177,6122−30870,492
5−1
= 15
×√4,3925
= 15
×2,095
= ± 0,419 mm
P1 = p+Δp
= 35,14 + 0,0419
Kelompok 44 Page 68
Laboratorium Fisika 2015
= 35,559 mm
P2 = p –Δp
= 35,14 – 0,419
= 34,721 mm
34,721¿35,14<35,559
ΔL = 1n√n∑ L12−(∑ L 1)2
= 15
√5 ×15702−7849,962
5−1
= 15
×√0,01
= 15
× 0,1
= 0,02 mm
L1 = L + ΔL
Kelompok 44 Page 69
Laboratorium Fisika 2015
= 17,72 + 0,02
= 17,74 mm
L2 = L – ΔL
= 17,72 – 0,02
= 17,7 mm
17,7¿17,72<17,74
ΔT = 1n
√n ∑T 12−(∑T 1)2
n−1
= 15
×√0
= 15
× 0 = 0
Kelompok 44 Page 70
Laboratorium Fisika 2015
T1 = T+ΔT
= 8,84 + 0 = 8,84
T2 = T – ΔT
= 8,84 – 0
= 8,84
8,84¿8,84<8,84
2. Nilaiketadakpastian volume
dannilaiintervalnyanilaiketidakpastian( ΔV).
ΔV = ( Δ PP
+ Δ LL
+ ΔTT
¿×V
= ( 0,41935,14
+ 0,02
17,72+ 0
8,84¿×5504,49
= 0,012×5504,49
= 66,05388→ Nilai ketidakpastian
V1 = V + ΔV
= 5504,49 + 66,05388
Kelompok 44 Page 71
Laboratorium Fisika 2015
= 5570,5439
V2 = V – ΔV
= 5504,49 – 66,05388
= 5438,436
5438,436¿5504,49<5570,5439
1. Nilai Massa jenisbendadannilaintervalnya
P = mv
= 45
5504,49
= 0,0081
P1 = m
V 1
= 45
5570,5439
Kelompok 44 Page 72
Laboratorium Fisika 2015
= 0,0080
P2 = m
V 2
= 45
5438,436
= 0,0082
0,0082¿0,0081<0,0080
Benda Kerja 2 ( Bk – 2) : Tembaga
1. NilaiKetidakpastian( ΔP : ΔL : ΔT)
dannilaiintervalnya.
ΔP = 1n√n∑ P 12−¿¿¿
= 15
√5 .11390,77−56953,82255−1
= 15√0,006875
= 15
× 0,082
= 0,0,0164 mm
P1 = P + ΔP
= 47,73 + 0,0164 = 47,7464 mm
P2 = P – ΔP
= 47,73 – 0,0164 = 47,7136 mm
Kelompok 44 Page 73
Laboratorium Fisika 2015
ΔL = 15
√5 ×3778,5−18892,505−1
= 15
×√0,0125
= 15
× 0,1118
= 0,02236 mm
L1 = L + ΔL
= 27,49 + 0.02236 = 27,5 mm
L2 = L – ΔL
= 27,49 – 0,02236 = 27,48 mm
ΔT = 15
√5 ×1704,22722−8521,1365−1
= 15
×√0,000025
= 15
×1,005
= 0,001 mm
T1 = T + ΔT
= 18,462 + 0,001 = 18,463 mm
Kelompok 44 Page 74
Laboratorium Fisika 2015
T2 = T – ΔT
= 18,462 – 0,001 = 18,461 mm
2. NilaiKetidakpastian volume dannilaiintervalnya
ΔV = ( ΔPP
+ ΔLL
+ ΔTT
) ×V
= (0,016447,73
+ 0,02236
27,49 +
0,00118,463
)
×24225,26
= 0,0012101×24225,26
= 29,314987mm3
V1 = V + ΔV
= 24225,26 + 29,314987
= 24254,6mm3
V2 = V – ΔV
= 24225,26– 29,314987
= 24195,94501mm3
24195,94501<24225,26<24254,6
Kelompok 44 Page 75
Laboratorium Fisika 2015
3. Nilai Massa Jenisbendadannilaiintervalnya
P = mv
= 214
24225,26
= 0,00883
P1 = mv 1
= 214
24254,6
= 0,00882
P2 = mv 2
= 214
24195,94501
= 0,00884
0,00882¿0,00883<0,00884
Kelompok 44 Page 76
Laboratorium Fisika 2015
4.2.2 Pesawat Atwood Modern Dan Konvensional
Percobaan 1 GLB :
Beban m1 : 0,0835 kg
Beban m2 : 0,0835 kg
r katrol : 0,00625 m
Beban m3 : 0,004 kg
1. V = st
= 0,4
3,27 = 0,122 m/s
Kelompok 44 Page 77
Laboratorium Fisika 2015
2. V = st
= 0,6
3,62 = 0,165 m/s
3. V = st
= 0,8
4,07 = 0,196 m/s
4. V = st
= 1
4,93 = 0,202 m/s
Percobaan 2 GLB :
Beban m3 : 0,006 kg
1. V = st
= 0,41,63
= 0,245 m/s
2. V = st
= 0,6
2,53 = 0,237 m/s
3. V = st
= 0,8
3,06 = 0,261 m/s
4. V = st
= 1
3,30 = 0,303 m/s
Percobaan 1 GLBB
Beban m3 : 0,004 kg
Jarak A-B : 0,5 m
Kelompok 44 Page 78
Laboratorium Fisika 2015
Menghitung kecepatan
1. V = st
= 0,2
0,71 = 0,29 m/s²
2. V = st
= 0,3
1,07 = 0,280 m/s²
3. V = st
= 0,41,72
= 0,232 m/s²
4. V = st
= 0,5
3,10 = 0,161 m/s²
Menghitung percepatan
a1 = m3
m1+m2+m3 x g
= 0,004
0,0835+0,0835+0,004 x 10
= 0,233 m/s²
Percobaan 2 GLBB
Beban m3 : 0,006 kg
Kelompok 44 Page 79
Laboratorium Fisika 2015
Jarak A-B : 0,5 m
Menghitung kecepatan
1. V = st
= 0,2
0,76 = 0,263 m/s²
2. V = st
= 0,3
0,78 = 0,384 m/s²
3. V = st
= 0,4
0,97 = 0,412 m/s²
4. V = st
= 0,5
0,33 = 0,375 m/s²
Menghitung percepatan
a1 = m3
m1+m2+m3 x g
= 0,006
0,0835+0,0835+0,006 x 10
= 0,346 m/s2
Kelompok 44 Page 80
Laboratorium Fisika 2015
Menggunakan pesawat atwood modern
Percobaan 1 GLB :
Beban m3 : 10 g
1. V = st
= 0,4
1,798 = 0,222 m/s²
2. V = st
= 0,6
2,208 = 0,271 m/s²
3. V = st
= 0,8
3,749 = 0,291 m/s²
4. V = st
= 1
3,062 = 0,326 m/s²
Percobaan 2 GLB
Beban m3 : 20 g
1. V = st
= 0,4
982,9 = 0,407 m/s
2. V = st
= 0,6
1,275 = 0,470 m/s
Kelompok 44 Page 81
Laboratorium Fisika 2015
3. V = st
= 0,8
1,486 = 0,538 m/s²
4. V = st
= 1
1,698 = 0,588 m/s²
Percobaan 1 GLBB
Beban m3 : 10 g
m1 : 100 g
m2 :100 g
g : 10
Jarak A-B: 0,5 m
Menghitung kecepatan
1. V = st
= 0,2
202,2 = 0,908 m/s²
Menghitung percepatan
a1 = m3
m1+m2+m3 x g
= 10
100+100+10 x 10
Kelompok 44 Page 82
Laboratorium Fisika 2015
= 0,476 m/s2
Percobaan 2 GLBB
Beban m3 : 20 g
m1 : 100 g
m2 :100 g
g : 10
Jarak A-B: 0,5 m
Menghitung kecepatan
1. V = st
= 0,2
86,33 = 2,316 m/s
Menghitung percepatan
a1 = m3
m1+m2+m3 x g
= 20
100+100+10 x 10
= 0,952 m/s2
Momen Inersia
Percobaan I GLBB
Kelompok 44 Page 83
Laboratorium Fisika 2015
I=m3 . ga
- (m1 – m3) r²
¿ 0,004 . 9,80,233
−¿ (0,0835 – 0,004) 0,00625²
= 0,1682 – 0,0795 . 3,90625x10-5
= 3.46484375 X10-6
.
Percobaan II GLBB
I=m3 . ga
- (m1 – m3) r²
¿ 0,006 .9,80,346
−(0,0835−0,006 ) 0,00625 ²
= 0,1699 – 0.0775 . 3,90625x10-5
= 3.609375 X10-6
4.2.3 Modulus Elastisitas
Batang I = kayu kecil
Kelompok 44 Page 84
Laboratorium Fisika 2015
1. A = b.h 4. A = b.h
= 12,10. 11,60 = 11,80. 10.90
= 140,36 mm² = 128,62 mm²
2. A = b.h 5. A = b.h
= 11,10. 10,80 = 11,20. 10,80
= 119,88 mm = 120,96 mm²
3. A = b.h
= 11,80. 10,20
= 120,36 mm²
pU ¿4967
5=993,4 m m2 b ̄0 =58
5=11,6 mm ²
Ᾱ ¿630,18
5=126 mm2 h 0̄ =54,3
5=19,86 m m2
Kelompok 44 Page 85
Laboratorium Fisika 2015
Rata−rata= penambahan+ pengurangan2
1. Rata−rata=6+62
= 6
2. Rata−rata=10+102
= 10
3.Rata−rata=18+182
= 18
4. Rata−rata=22+222
= 22
5. Rata−rata=27+272
= 27
6. Rata−rata=32+322
= 32
7. Rata−rata=36+362
= 36
8. Rata−rata=41+412
= 41
Batang II = kayu sedang
1. A = b.h 4. A = b.h
Kelompok 44 Page 86
Laboratorium Fisika 2015
= 21,10. 10,20 = 20,90. 10,10
= 215,22 mm² = 128,62 mm²
2. A = b.h 5. A = b.h
= 20,70. 9,60 = 21,20. 9,60
= 198,72 mm² = 203,52 mm²
3. A = b.h
= 21,50. 9,10
= 195,65 mm²
pU ¿5000
5=1000 mm2 b ̄0 =105,4
5=21,08 mm ²
Ᾱ ¿1007,03
5=126 mm2 h̄=48,6
5=9,72 mm2
Kelompok 44 Page 87
Laboratorium Fisika 2015
Rata−rata= penambahan+ pengurangan2
1. Rata−rata=7+72
= 7
2. Rata−rata=13+132
= 13
3.Rata−rata=17+172
= 17
4. Rata−rata=21+212
= 21
5. Rata−rata=25+252
= 25
6. Rata−rata=29+292
= 29
7. Rata−rata=33+332
= 33
8. Rata−rata=39+392
= 39
Batang III = kayu besar
1. A = b.h 4. A = b.h
Kelompok 44 Page 88
Laboratorium Fisika 2015
= 15,70. 17,9 = 16,80. 17.90
= 281,03 mm² = 300,72 mm²
2. A = b.h 5. A = b.h
= 16,80. 17,40 = 17,20. 17,50
= 292,32 mm = 301 mm²
3. A = b.h
= 17,00. 17,90
= 304,3 mm²
pU ¿4980
5=996 mm2 b̄=83,5
5=16,7 mm ²
Ᾱ
¿ 1479,375
=295,874 m m2 h̄=88,65
=17,72 mm2
Kelompok 44 Page 89
Laboratorium Fisika 2015
Rata−rata= penambahan+ pengurangan2
1. Rata−rata=1+12
= 1
2. Rata−rata=2+22
= 2
3.Rata−rata=3+32
= 3
4. Rata−rata=4+42
= 4
5. Rata−rata=5+52
= 5
6. Rata−rata=6+62
= 6
7. Rata−rata=7+72
= 7
8. Rata−rata=8+82
= 8
Tegangan, Regangan Dan Modulus Elastisitas
Tegangan
Kelompok 44 Page 90
Laboratorium Fisika 2015
σ= FA
=m. gA
¿0,0 x9,81
126,36=0
σ= FA
=m. gA
¿0,5 x9,81
126,36=0,038
σ= FA
=m. gA
¿1,0 x 9,81
126,36=0,077
σ= FA
=m. gA
¿1,5 x 9,81
126,36=0,116
σ= FA
=m. gA
¿2,0 x 9,81
126,36=0,155
σ= FA
=m. gA
¿2,5 x 9,81
126,36=0,2
σ= FA
=m. gA
¿3,0 x 9,81
126,36=0,232
σ= FA
=m. gA
Kelompok 44 Page 91
Laboratorium Fisika 2015
¿3,5 x 9,81
126,36=0,28
σ= FA
=m. gA
¿4,0 x 9,81
126,36=0,310
Regangan
ℰ = ∆ LL₀
= 0774,75
=0
ℰ = ∆ LL₀
= 6774,75
=0,007
ℰ = ∆ LL₀
= 10774,75
=0,012
ℰ = ∆ LL₀
= 18774,75
=0,023
ℰ = ∆ LL₀
= 22774,75
=0,028
ℰ = ∆ LL₀
= 27774,75
=0,032
ℰ = ∆ LL₀
= 32774,75
=0,044
ℰ = ∆ LL₀
= 36774,75
=0,050
ℰ = ∆ LL₀
= 41774,75
=0,052
Modulus Elastisitas
Kelompok 44 Page 92
Laboratorium Fisika 2015
E = σE
= 00=0
E = σE
= 0,0380,007
=5,01
E = σE
= 0,0770,012
=6,01
E = σE
= 0,1160,023
=5,01
E = σE
= 0,1550,128
=5,47
E = σE
= 0,2
0,034=5,73
E = σE
= 0,2320,034
=6,65
E = σE
= 0,28
0,047=6
E = σE
= 0,310
0,0529=5,86
4.2.4 Bandul Sederhana Dan Resonasi Bandul
Sederhana
a) 1. Perioda T(s) = 1/20 . t
Kelompok 44 Page 93
Laboratorium Fisika 2015
= 20/20 = 1
2. T = 1/20 . t = 25/20 = 1,25
3. T = 1/20 . t = 32/20 = 1,6
b) 1. T2 = 12
= 1 S2
2. T2 = 1,25
= 1,57
3 T2 = 1,62
= 2,56 S2
Panjang bandul 0,60 m massa 70 gram
a) Periode T (s) = 1/20 . t
= 31/20 = 1,55
b) T2 = 1,552
2,40 S2
Resonasi bandul sederhana 35 gram
Pada 50 cm Fo = 1/T0 = 1/1
= 1
Kelompok 44 Page 94
Laboratorium Fisika 2015
Fr = 1/T1= 1/26 = 0,038 Hz
Pada 25 cm Fo = 1/T0 = 1/1
= 1
Fr = 1/T1= 1/21 = 0,047 Hz
4.2.5 Gelombang Berdiri Pada Pegas Heliks
1) Pegas 40 N
100g : To = 8/20 = 0,4 s
Tr = 9/20 = 0,45 s
200g : To = 11/20 = 0,55 s
Tr = 12/20 = 0,6 s
2) Pegas 10 N
100g = To = 12/20 = 0,6 s
Tr = 12/20 = 0,6 s
200g = To = 18/20 = 0,9 s
Tr = 18/20 = 0,9 s
Kelompok 44 Page 95
Laboratorium Fisika 2015
fo = 1/0,4 = 2,5 Hz
% f o= f of r+f o
x100 %
fr = 1/0,45 = 2,22 Hz
% 2,5= 2,224,7+1,9
x100 %
fo = 1/0,55 = 1,9 Hz
¿ 2,226,6
x100 %
fr = 1/0,6 = 1,7 Hz = 33, 67
fo = 1/0,6 = 1,7 Hz
% f r= f rf o+f r
100 %
fr = 1/0,6 = 1,7 Hz
%1,7= 1,71,11+1.11
100 %
fo = 1/0,9 = 1,11 Hz ¿ 1,72,22
100 %
fr = 1/0,9 = 1,11 Hz = 76,57
4.2.6 Hambatan Listrik
Bagian 1, resistor 50 ohm
Kelompok 44 Page 96
R1=VI= 2
3780=0,0005291
Laboratorium Fisika 2015
Bagian 2, Resistor 100 ohm
Kelompok 44 Page 97
R2=VI= 4
7350=¿
R3=VI= 6
10910=¿0,00055
R4=VI= 8
14470=¿
R5=VI= 10
17860=0,0005599
R1=VI= 2
2000=0,001
R2=VI= 4
3900=¿0,00102
R3=VI= 6
5800=¿0,00103
R4=VI= 8
7700=¿0,001039
R5=VI= 10
9600=0,001041
Laboratorium Fisika 2015
BAB V ANALISA
Pengukuran Dasar
Ketika melakukan pengukuran, kita bisa menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup, serta neraca teknis. Alat pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan fungsi yang berbeda juga. Pada alat jangka sorong memiliki fungsi untuk mengukur ketebalan, diameter luar, diameter dalam dan kedalaman suatu benda. Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nenius.
Mikrometer sekrup memiliki fungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda. Sedangkan neraca teknis berfungsi untuk mengukur massa suatu benda.
Kelompok 44 Page 98
Laboratorium Fisika 2015
5.3 Modulus Elastisitas
Modulus hanya bergantung pada komposisi benda (jenis benda) dab diperoleh dari perbandingan antara tegangan dan regangan
Semakin besar nilai modulus maka semakin kecil ke elastisitas bahan/benda begitupun sebaliknya
5.4 Bandul Sederhana dan resonansi Bandul
Dari percobaan yang telah dilakukan, kita dapat
menganalisa grafik hasil percobaan atau pengamata n
pada bandul sederhana dari data pada tabel hubungan
antara T dan l, m dibuat tetap. Sesuai dengan data yang
terdapat pada tabel tersebut, dapat dianalisa hubungan
antara T2 terhadap l, dan dapat dibuat grafik sebagai
berikut:
Kelompok 44 Page 99
Laboratorium Fisika 2015
Dari grafik yang dibuat dapat dianalisa bahwa semakin
panjan benan atau tali pada bandul, maka perioda kuadrat
yang di dapat akan semakin besar.
Sedangkan dari data tabel hubungan antara T dan m, l
dibuat tetap dapat dibuat grafik sebagai berikut (T2
terhadap m):
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin besar/
berat beban yang diberikan, maka periode kuadtrat yang
didapat/ dibutuhkan akan semakin kecil, begitu pula
sebaliknya.
Analisa hubungan rumus:
T = 2π √lg
Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali
dikemukakan pada tahun 1602 oleh Galileo Galilei,
bahwa perioda (lama gerak osilasi satu ayunan, T)
dipengaruhi oleh panjang tali dan percepatan gravitasi
seperti dari rumus diatas, dimana panjang tali adalah
percepatan
Kelompok 44 Page 100
Laboratorium Fisika 2015
5.5
Setelah melaksanakan praktikum ini, dapat dianalisa
bahwa pada pegas yang 4.5 N/m ketika diberi beban
sebanyak 100 gram dan melakukan gaya tarik pada
pegas, maka akan didapat perioda To sebesar 0.8735
sekon dan perioda T1 selama 0.0901 sekon. Sedangkan
frekuensi fo didapat sebesar 1.4481 Hz dan fr sebesar
1.1098 Hz. Apabila pegas k = 4,5 N/m diberi beban
sebanyak 200 gram, maka akan didaoat perioda To =
1.2485 sekon, Tr = 1.2415 sekon, dan fo = 0.8009 Hz, fr
= 0.8054 Hz.
Dipercobaan kedua, digunakan pegas dengan
konstanta sebesar 25 N/m diberi beban yang sama yaitu
100 gram dan 200 gram. Pada massa 100 gram, data yang
didapat yaitu perioda To selama 0.0437 sekon, perioda Tr
selama 0.435 sekon dengan frekuensi fo sebanyak 2.0682
Hz. Sedangkan jika diberi beban sebesar 200 gr, maka
akan didapat data To selam 0.0063 sekon, Tr selama
0.635 sekon dan fo sebesar 158.7301 Hz serta fr
sebanyak 15.302 Hz.
Kelompok 44 Page 101
Laboratorium Fisika 2015
Data – data diatas didapat dari hasil pengukuran
dan perhitungan rumus:
To = 1
20 x waktu
Tr = 1
20 x waktu
Fo = 1¿
Fr = 1Tr
Kelompok 44 Page 102
Laboratorium Fisika 2015
5.6 Hambatan Listrik
Dari praktikum yang sudah dilakukan , dapat dianalisa
bahwa semakin besar tegangan yang dialirkan pada
resistor maka arusnya akan semkain besar pula sehingga
hambatan yang di dapat akan sesuai dengan data di dapat
dari hasil tegangan (V) dibagi dengan arus yang mengalir
( I ). Dalam praktikum ini digunakan ke 2 jenis resistor
yang berbeda kekuatnya yaitu 4w dan 8 w
Dari 2 resistor tersebut juga terdapat perbedaan apabila
resistor 4w diberi tegangan dan arus listrik nilai yang di
dapat akan kecil apabila tdiberi tegangan dan arus listrik
dnilai yang terdapat akan lebih besar namun
hambatannya lebih kecil.
Kelompok 44 Page 103
Laboratorium Fisika 2015
5.7 Elektro Magnet
Bila suatu penghantar dilalui arus listrik, selama
itu penghantar tersebut akan timbul medan
elektromagnet. Untuk mengetahui arah medan
elektromagnetik disekitar penghantar dapat
menggunakan kompas perajah. Sebuah kompas
akan selalu menunjukan arah kutub utara dan
kutub selatan, namun bila ada arus mengalir
disekitar jarum kompas akan mengubah
kedudukan secara otomatis. Dari hasil
pengamatan ternyata arah gerak kkutub utara
searah dengan arus yang mengalir pada
penghantar tersebut.
Dari kejadian itu bila kompas – kompas
perajah diletakan disekitar penghantar, jarum –
jarum kutub utara kompas akan menunjukan arah
yang sama (segaris). Arah jarum kompas ini
selanjutnya diartikan sebagai arah medan
elektromagnet. Jika garis – garis elektromagnetik
Kelompok 44 Page 104
Laboratorium Fisika 2015
dipotong oleh sebuah penghantar lurus atau
kumparan, maka dikedua ujung kumparan
tersebut akan timbul gaya gerak listrik (ggl). Ggl
yang dibangkitkan pada penghantar ini disebut
tegangan listrik induksi.
Kumparan merupakan gulungan kawat
penghantar yang terdiri atas beberapa lilitan.
Kumparan seperti itu disebut juga besi dalam
solenoida
5.8 KALORIMETER
Pada percobaan kalori meter ini bertujuan untuk menentukan besarnya energi panas yang di lepaskan dalam kalori meter, menentukan besarnya nilai kalor yang di terima, kalorimeter dan menentukan kesetaraan kalor listrik
Pada prinsipnya kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat di musnahkan dan ciptakan melainkan hanya dapat diubah dari suatu bentuk energi ke energi lain.
Kelompok 44 Page 105
Laboratorium Fisika 2015
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum fisika dasar,
kami dapat menyimpulkannya sebagai berikut ini :
6.1.1 Pengukuran Dasar
Dalam setiap proses pengukuran hasil pengukuran
tidak selalu sama pada 1 bidang
Perbedaan hasil pengukuran benda yang tidak
sama pada satu bidang dapat dikarenakan alat
ukur yang sudah tidak presisi ataupun kesalahan
pada orang yang mengukur.
Pengukuran dengan alat ukur mikrometer dan
jangka sorong hanya bisa pada bidang tertentu.
Terdapat perbedaaan ketelitian pada etiap alat
ukur.
Kelompok 44 Page 106
Laboratorium Fisika 2015
6.1.2 Pesawat Atwood
Pesawat atwood merupakan percobaan yang
menggunakan system etika hukum newton II
yang menitik beratkan pada pergerakan gaya yang
konstan sehingga menghasilkan percepatan yang
tetap/konstan.
system yang menghasilkan GLB dan GLBB
dengan menggunakan dapur meluncur.
Dapat menentukan momen inersia yang terjadi.
6.1.3 Modulus Elastisitas
Semakin kecil luas penampang pada suatu benda,
maka semakin besar pelenturan yang terjadi pada
benda tersebut.
Semakin besar beban yang disimpan pada suatu
benda, maka momentum elastisitas benda terjadi.
Jarak dari dua tumpuan, dapat mempengaruhi
kepada benda yang diberikan beban tersebut,
sehingga momentum elastisitas semakin besar
Kelompok 44 Page 107
Laboratorium Fisika 2015
Faktor yang mempengaruhi keelastisita suatu
benda yaitu :
1. Luas penampang
2. Massa
3. Gaya
4. Panajang batang
5. Posisi pengukuran
6. Jarak tumpuan
Bila benda diberi gaya melewati batas
keelastisitasannya maka benda tersebut akan
patah.
6.1.4 Resonansi Bandul Sederhana
Panjang tali bandul berpengaruh terhadap nilai T.
Semakin panjang tali, maka semakin besar
priodenya karena waktu yang dibutuhkan untuk
20 ayunan lebih lama.
Dari hasil pengamatan massa bandul 35gram dan
70gram memiliki priode yang hamper sama
Kelompok 44 Page 108
Laboratorium Fisika 2015
karena perbedaan waktu 20 ayunan yang berbeda
sedikit.
Massa bandul tidak terlalu berpengaruh terhadap
jarak simpangan dan waktu yang dibutuhkan
untuk 1 gelombang.
6.1.5 Resonansi Pada Pegas Heliks
Memahami pengertian resonansi yang artinya
bergetarnya suatu benda dikarenakan ada benda
lain yang bergetar memicunya.
Besar perpindahan nilai frekuensinya berbeda
tergantung dar massanya.
Perbandingan frekuensi resonansi dan frekuensi
alamiah pegas adalah hampir sama untuk pegas
berkostanta 45N/m sangat berbeda dengan yang
berkostanata 25N/m.
Kelompok 44 Page 109
Laboratorium Fisika 2015
6.1.6 Hambatan Listrik
Nilai hambatan berbanding terbalik dengan nilai
kuat arusnya . jika hambatan besar , maka nilai
kuat arusnya kecil . begitu pula sebaliknya.
Hokum ohm menyatakan bahwa kuat arus listrik
sebanding dengan beda potensial yang diberikan
dan berbanding terbalik dengan hambatan
rangkain dapat disimbolkan dengan : V = IR
6.1.7 Elektromagnet
Dari kuat arus/medan listrik dapat menghasilkan
medan magnet.
Besar magnet dipengaruhi oleh 3 hal yaitu :
1. Kuat arus
2. Jari-jari/panjang/jarak titik
3. Lilitan kawat
Kelompok 44 Page 110
Laboratorium Fisika 2015
Dari kawat lurus hanya terdapat 1 kutub hal ini
trlihat dari serbuk besi yang mengelilingi ujung
kawat
Dari kawat melingkar memiliki 2 kutub yang
sejenis terlihat dari pola ynag dihasilkan serbuk
besi pada saat percobaan berlangsung.
6.1.8 Kalorimeter
Kalor yang mengalir selalu dari benada yang
bersuhu tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah.
Kalor adalh bagian dari energy yang tidak dapat
dimusnahkan tetapi dapat berpindah dan
dikonversikan ke media lain (Asas Black) sesuai
dengan percoabaan yang dilakukan.
Kalor sebanding dengan massa benda, kalor jenis
benda dan perubahan suhu.
Alat untuk mengukur kalor disebut kalorimeter.
Kelompok 44 Page 111
Laboratorium Fisika 2015
6.2 Saran
Sebagai evaluasi, kami menyarankan hal-hal
berikut ini menegenai praktikum Fisika Dasar :
1. Selama praktikum berlangsung diharapkan
pengajar atau asisten lebih komunikatif.
2. Untuk penulisan laporan sementara sebaiknya
tidak menggunakan buku permodul 1, karena
kurang efektif dan sangat membuang kertas
apalagi untuk modul yang bahsannya sangat
sedikit seperti areometer.
3. Untuk kedepan sebaiknya praktikum Fisika ini
dilakukan per modul agar praktikan benar-benar
mengerti apa yang dipraktikumkan.
4. Untuk penggunaan alat sebaiknya diperbaiki
agar terdapat ukuran yang tepat dan presisi.
5. Dalam pelaksanaan praktikum modul 5 ini,
sebaiknya dilakukan percobaan dengan sebaik-
baiknya sehingga kami dapat mengerti tentang
penggunaan Amperemeter dan voltmeter.
6. LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Kelompok 44 Page 112
Laboratorium Fisika 2015
Presensi Asistensi
Asistensi ke :
Nama praktikum
Paraf Paraf asisten
1.
Hari, Tanggal :
2.
3.
Nama Asisten :
4.
5.
Hasil Asistensi
Kelompok 44 Page 113
Laboratorium Fisika 2015
7.
Kelompok 44 Page 114