Laporan Ektan Deni

18
I. PENDAHULUAN A. Tujuan Praktikum 1. Menganalisis distribusi dan jenis tanaman yang dibudidayakan berdasarkan tingkat ketinggian tempat yang berbeda serta pengamatan terhadap faktor-faktor lingkungan. 2. Mengetahui keragaman dan distribusi agroekosistem pada wilayah pantai dengan berbagai keunikan system budidaya pertanian. 3. Mengetahui keragaman spesies yang ada di suatu ekosistem dan menghubungkan antar spesies dalam bentuk hubungan rantai makanan. B. Landasan Teori Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik

description

free

Transcript of Laporan Ektan Deni

Page 1: Laporan Ektan Deni

I. PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum

1. Menganalisis distribusi dan jenis tanaman yang dibudidayakan

berdasarkan tingkat ketinggian tempat yang berbeda serta pengamatan

terhadap faktor-faktor lingkungan.

2. Mengetahui keragaman dan distribusi agroekosistem pada wilayah pantai

dengan berbagai keunikan system budidaya pertanian.

3. Mengetahui keragaman spesies yang ada di suatu ekosistem dan

menghubungkan antar spesies dalam bentuk hubungan rantai makanan.

B. Landasan Teori

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan

lingkungannya dan yang lainnya. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk

hidup dan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor

lingkungan terhadap jasad hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi

adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan,

binatang dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana

kehidupannya dan mengapa mereka ada disitu.

Page 2: Laporan Ektan Deni

Agroekosistem adalah pertanian yg bersifat hubungan timbal balik antara

sekelompok manusia (masyarakat) dan lingkungan fisik dari lingkungan hidupnya

guna memungkinkan kelangsungan hidup kelompok manusia (masyarakat) itu.

Agroekosistem berasal dari kata sistem, ekologi dan agro.  Sistem adalah suatu

kesatuan himpunan komponen-komponen yang saling berkaitan dan pengaruh-

mempengaruhi sehingga di antaranya terjadi proses yang serasi. Ekologi adalah

ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya.

Sedangkan ekosistem adalah  sistem yang terdiri dari komponen biotic dan abiotik

yang terlibat dalam proses bersama (aliran energi dan siklus nutrisi). Pengertian

Agro adalah Pertanian dapat berarti sebagai kegiatan produksi/industri biologis

yang dikelola manusia dengan obyek tanaman dan ternak.  Pengertian lain dapat

meninjau sebagai lingkungan buatan untuk kegiatan budidaya tanaman dan ternak.

Pertanian dapat juga dipandang sebagai pemanenan energi matahari secara

langsung atau tidak langsung melalui pertumbuhan tanaman dan ternak.

Keanekaragaman jenis seringkali disebut heterogenitas, yaitu karakteristik

unik dari komunitas suatu organisasi biologi dan merupakan gambaran struktur

dari komunitas (Sitompul, 1996).

Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya (species

richness), jumlah spesies yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam

hubungannya dalam kelimpahan relatif (relative abundance) spesies. (Campbell,

2004)

Page 3: Laporan Ektan Deni

Komunitas yang mempunyai keanekaragaman tinggi lebih stabil dibandingkan

dengan komunitas yang memiliki keanekaaragaman jenis rendah.

Untuk mempelajari suatu wilayah yang luas dan belum diketahui keadaan

sebelumnya paling baik digunakan cara jalur transek. Cara ini paling efektif untuk

mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan

elevasi. Jalur-jalur contoh dibuat memotong garis – gasris topografi, misalnya dari

tepi laut kepedalaman memotong sungai dan mendaki atau menurun lereng

pegunungan.

Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan dipelajari / diselidiki.

Metode Transek bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan vegetasi dan

perubahan lingkungan serta untuk mengetahui hubungan vegetasi yang ada

disuatu lahan secara cepat.

1. Line Transect (transek garis)

Dalam metode ini garis – garis merupakan petak contoh (plot). Tanaman yang

berada tepat pada garis dicatat jenisnya dan beberapa kali terdapat/ dijumpai

2. Belt transek (transek sabuk)

Belt transek merupakan jalur vegetasi yang lebarnya sama dan sangat panjang.

Lebar jalur ditentukan oleh sifat – sifat vegetasinya untuk menunjukan bagan

yang sebenarnya. Lebar jalur untuk hutan antara 1 – 10 m. Transek 1 m

dugunakan jika semak dan tunas dibawah diikukan, tetapi bila hanya pohon –

pohonnya yang dewasa yang dipetakan, transek 10 m yang baik. Panjang transek

Page 4: Laporan Ektan Deni

tergantung tujuan penelitian. Setiap segment dipelajari vegetasinya ( Shukla et al.

1985).

Teknik Penelusuran Lokasi yang dilakukan pada praktikum Mata Kuliah

Ekologi Tanaman digunakan untuk mengkaji hubungan antara persebaran jenis

tanaman dengan faktor lingkungan seperti ketinggian tempat, suhu dan

kelembaban, intensitas cahaya, warna tanah, curah hujan, dan serta jarak dari satu

vegetasi ke vegetasi lain. Selain hubungan antar jenis tanaman dan

lingkungannya, juga terdapat hubungan antar organisme yang nantinya akan

menjadi rantai makanan. Kumpulan dari rantai makanan nantinya akan menjadi

sebuah jaring, yang sering disebut dengan jaring-jaring makanan.

Pada ekosistem, setiap organisme mempunyai suatu peranan, ada yang

berperan sebagai produsen, konsumen ataupun dekomposer. Produsen adalah

penghasil makanan untuk makhluk hidup sedangkan konsumen adalah pemakan

produsen. Produsen terdiri dari organisme-organisme berklorofil (autotrof) yang

mampu memproduksi zat-zat organik dari zat-zat anorganik (melalui fotosintesis).

Zat-zat organik ini kemudian dimanfaatkan oleh organisme-organisme heterotrof

(manusia dan hewan) yang berperan sebagai konsumen.

Dalam ekosistem rantai makanan jarang berlangsung dalam urutan linier,

tetapi membentuk jaring-jaring makanan (food web). Peran dekomposer ditempati

oleh organisme yang bersifat saprofit, yaitu bakteri pengurai dan jamur saproba.

Keberadaan dekomposer sangat penting dalam ekosistem. Oleh dekomposer,

hewan atau tumbuhan yang mati akan diuraikan dan dikembalikan ke tanah

menjadi unsur hara (zat anorganik) yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan.

Page 5: Laporan Ektan Deni

METODE PRAKTIKUM

A. Analisis Vegetasi

1. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan yaitu kertas plano, kertas karton, kamera,

luxmeter, altimeter, termohigrometer, pH meter, buku catatan,

spidol/krayon, penggaris dan alat tulis.

2. Prosedur Kerja

1) Alat dan bahan disiapkan.

2) Setelah sampai di lokasi praktikum, berjalanlah mengitari lahan

pertanian pada lintasan tertentu dan vegetasi yang ada di lahan

pertanian tersebut diamati dan difoto.

3) Ketinggian tempat, suhu dan kelembaban, intensitas matahari dan pH

diukur dengan menggunakan alat yaitu altimeter, termohigrometer,

luxmeter dan pH meter. Kemudian dicatat hasilnya.

4) Digambar transek analisis vegetasi di kertas manila dan diwarnai

sampai bagus.

5) Foto tanaman asli di tempel pada transek tersebut.

Page 6: Laporan Ektan Deni

B. Jaring Pangan

1. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan adalah kamera, penggaris, kertas plano,

spidol atau pensil warna, buku catatan dan alat tulis.

2. Prosedur Kerja

1) Alat dan bahan disiapkan.

2) Setelah sampai di lokasi praktikum, berjalanlah mengelilingi lokasi

praktikum dan diamati jaring pangan yang ada di lahan pertanian

tersebut, kemudian hewan dan tanaman yang terlibat dalam jaring

pangan tersebut difoto.

3) Dibuat gambar jaring pangan di kertas manila dan diwarna sampai

bagus.

4) Foto hewan dan tanaman di tempel pada gambar jaring pangan

tersebut.

C. Wawancara dengan Petani

1. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan yaitu kamera, buku catatan, kertas hvs

dan alat tulis.

Page 7: Laporan Ektan Deni

2. Prosedur Kerja

1) Alat dan bahan disiapkan

2) Dicatat pertanyaan yang akan ditanyakan.

3) Setelah sampai di lokasi praktikum, dilakukan wawancara dengan

petani jika ada di lahan praktikum.

4) Dicatat hasil wawancra tersebut.

5) Foto bersama dengan petani.

6) Hasil wawancara ditulis dalam kertas hvs.

Page 8: Laporan Ektan Deni

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Terlampir

B. Pembahasan

Kegiatan budidaya pertanian yang dilakukan oleh masyarakat akan sangat

tergantung pada keadaan alam. Menurut Syafei (1994), ada dua faktor yang

menentukan hasil produksi yaitu faktor genetik dan lingkungan. Salah satu faktor

yang termasuk dalam faktor lingkungan yaitu kondisi topografi atau kemiringan

tempat, sehingga tempat yang mempunyai topografi yang berbeda tentu usaha

budidaya yang dilakukan juga berbeda, perbedaan tersebut yaitu dalam cara

budidaya, jenis tanaman yang diusahakan, pola usaha tani, dan cara pengelolaan

sumber daya alam.

Adanya teknik pemetaan yang dikenal dengan transek akan memudahkan

untuk melakukan pendataan atau pemetaan terhadap berbagai sebaran vegetasi

yang berdasarkan atas perbedaan topogarafi. Teknik ini dilakukan dengan

melakukan pengamatan langsung lingkungan dan sumber daya, yaitu dengan cara

berjalan menelusuri suatu wilayah mengikuti lintasan tertentu yang selanjutnya

hasil pengamatan dituangkan dalam gambar irisan muka bumi tersebut.

Page 9: Laporan Ektan Deni

Dalam praktikum ekologi tanaman kali ini dilaksanakan pada hari sabtu, 3

Mei 2014 di Kecamatan Pangandaran yang termasuk dalam Kabupaten Ciamis.

Variable pengamatan lingkungan yang diamati sendiri yaitu jenis tanaman,

ketinggian tempat, suhu dan kelembaban, intesitas cahaya matahari, warna tanah,

tipe tanaman, tipe tanaman, distribusi tanaman, system tanaman, system irigasi,

jarak tanaman, warna tanah, dan informasi tambahan. Dari hasil pengamatan

transek yang telah dilakukan rombongan 4, jenis tanaman yang ada di lahan

tersebut yaitu padi, sereh, katuk, alpukat, temulawak, kunyit, kacang panjang,

rambutan, kelor, pandan, nangka, lengkuas, kelapa gading, kedondong, rumput

gajah, bengkuang, talas, cabai, ganyong, singkong, manga, jagung, kelapa, ubi

jalar, kacang tanah, albasia, nanas, papaya, jarak, mahoni dan sirih. ketinggian

tempat di lahan tersebut 0-5 m dpl, suhu udara berkisar 320 C, kelembaban udara

70 %, intensitas cahaya matahari 466 lux, warna tanah cokelat kehitaman dan tipe

tanah lempung berpasir. Sistem tanam di lahan tersebut termasuk multiple

cropping dengan tanaman utama ubi jalar. Distribusi tanaman yang paling banyak

adalah tanaman ubi jalar. Sistem irigasi menggunakan tadah hujan yaitu dengan

mengandalkan air hujan.

Berdasarkan hasil pengamatan transek kelompok 6, jenis tanaman yang

dibudidayakan di agroekosistem pantai Pangandaran yaitu pohon albasia, pohon

kelapa, pohon mahoni, jagung, pisang, kacang tanah, singkong, ubi jalar, nanas,

papaya, talas, jarak, dan sirih. Seluruh tanaman tersebut merupakan tanaman yang

memang hidup di dataran rendah, sehingga sangat cocok di tanam di daerah pantai

seperti di daerah pangandaran.

Page 10: Laporan Ektan Deni

Dari pengamatan yang dilakukan pada praktikum ini, diperoleh suhu udara

dan kelembaban sebesar 32o C dan 70 %. Ketinggian tempat sekitar 0-5 m dpl.

Suhu udara cukup tinggi karena cuaca cerah, sehingga kelembaban sedang. Suhu

dan kelembaban merupakan faktor penting dalam pertumbuhan dan produksi

tanaman.

Secara umum, ketinggian tempat sangat mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi tanaman karena ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara.

Semakin tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu

udaranya atau udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin

tinggi suhu udaranya atau udaranya semakin panas. Oleh karena itu ketinggian

suatu tempat berpengaruh terhadap suhu suatu wilayah. Perbedaan regional dalam

topografi, geografi dan cuaca menyebabkan terjadinya perbedaan dalam tanaman,

pola tanam, metode bercocok tanam dan situasi sosio-ekonomi. Pola tanam dari

beberapa tanaman yang ditanam terus menerus serta keadaan iklim yang cocok

akan meningkatkan dan kompleksnya serangan hama, penyakit dan gulma.

Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar

yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu

tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan

penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggolongkan tanaman

apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Ketinggian tempat dari

permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman

berbuahan yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan

dengan yang ditanam pada dataran tinggi.

Page 11: Laporan Ektan Deni

Untuk menghasilkan berat kering yang maksimal, tanaman memerlukan

intensitas cahaya penuh.  Namun demikian intensitas cahaya yang sampai pada

permukaan kanopi tanaman sangat bervariasi, hal ini merupakan salah satu sebab

potensi produksi tanaman aktual belum diketahui.

Tanah yang ada di lokasi transek kelompok 6 berwarna cokelat kehitaman,

tipe tanah ini termasuk lempung berpasir. Menurut Sudiharjo menyebutkan bahwa

tanah daerah pantai selatan termasuk kelas tidak sesuai untuk komoditas tanaman

pangan dan sayuran. Namun dari hasil pengamatan yang dilakukan, tanah banyak

digunakan untuk budidaya tanaman sayuran seperti caisim, timun dan cabai.

Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok untuk membudidayakan ubi jalar.

Jenis tanah yang paling baik adalah pasir berlempung, gembur, banyak

mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya baik, dan mempunyai derajat

keasaman tanah (pH ) 5,5-7,5. Oleh sebab itu maka banyak petani didaerah

tersebut yang membudidayakan tanaman tersebut disamping syarat tumbuh yang

sangat cocok, perawatan yang mudah dan biaya yang ekonomis, harga jual dari

ubi jalar sendiri cukup bersaing dipasaran.

Tanaman yang memiliki distribusi paling rendah adalah pohon albasia.

Pohon albasia yang ditemukan hanya hanya berjumlah 1. Tanaman albasia atau

yang lebih akrab kita sebut sengon, yang ditemukan pada lahan tersebut

merupakan tanaman pelindung. Tanaman albasia termasuk tanaman perkebuan.

Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran tinggi. Tanaman albasia

Page 12: Laporan Ektan Deni

dapat tumbuh pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung

berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat

trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan

zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata

lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua

disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh

hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut

konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging

(carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi

disebut konsumen puncak.