Laporan ekstraksi pelarut
-
Upload
junitrisuari -
Category
Documents
-
view
29 -
download
1
Transcript of Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut (cair-cair dan padat-cair)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komponen-komponen kimia yang terkandung di dalam bahan organik seperti yang
terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan sangat dibutuhkan oleh keperluan hidup manusia, baik
komponen senyawa tersebut digunakan untuk keperluan industri maupun untuk bahan obat-
obatan. Komponen tersebut dapat diperoleh dengan metode ekstraksi dimana ekstraksi
merupakan proses pelarutan komponen kimia yang sering digunakan dalam senyawa organik
untuk melarutkan senyawa tersebut dengan menggunakan suatu pelarut.
Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu ekstraksi
padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Pada ekstraksi cair-cair, bahan yang menjadi analit berbentuk cair
dengan pemisahannya menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur sehingga terjadi distribusi
sampel di antara kedua pelarut terebut. Pendistribusian sampel dalam kedua pelarut tersebut dapat
ditentukan dengan perhitungan KD (koefisien distribusi).
1Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat. Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti karet, dan lain-lain. Minyak kemiri ini berkualitas lebih rendah daripada tung oil, minyak serupa yang dihasilkan oleh Vernicia fordii (sin. Aleurites fordii) dari Cina.1[1]
Kadar lemak yang terdapat di dalam kemiri dapat ditentukan dengan metode ekstraksi
padat-cair. Pada metode ini, sampel berbentuk padatan akan diekstraksi menggunakan pelarut
1[1]“Kemiri”, Wikipedia.com. 16 Maret 2012. http://www.wikipedia.com (24 April 2012)
cair berupa kloroform dengan metode soxhletasi dan destilasi sederhana. Pada ekstraksi soxhlet
terjadi penyarian simplisia secara berkesinambungan dengan menggunakan pelarut yang
dipanaskan sehingga terjadi penguapan dan pelarut yang terkondensasi akan menyaring simplisia
yang terdapat di dalam selonsong. Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dilakukanlah
percobaan untuk melakukan ekstraksi secara cair-cair dan padat-cair.
B. Rumusan MasalahRumusan masalah dari percobaan ini, yaitu :
1. Berapa nilai KD untuk sistem organik/air dengan pemisahan cara ekstraksi pelarut?
2. Bagaimana cara menentukan kadar lemak dalam kemiri secara ekstraksi soxhlet?
C. TujuanTujuan dari percobaan ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut cair-cair.
2. Menentukan nilai KD untuk sistem organik/air.
3. Untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet.
4. Menentukan kadar lemak dalam kemiri secara ekstraksi soxhlet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ekstraksi
Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan atau
pengambilan zat terlarut dala m larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakan pelarut lain
(biasanya organik).2[2]
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute) di antara dua fasa cair
yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan
“bersih” baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk
analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan
anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling
sederhana), alat ekstraksi soxhlet sampai yang paling rumit berupa alat “Counter Current
Craig”.3[3]
4Menurut Estien Yazid (2005), berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair.
1. Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk padatan.
Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam usaha mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung
di dalam bahan alam seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.
2[2]Estien Yazid, Kimia Fisika untuk Paramedis (Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 181
3[3]Alimin MS, Muh Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik (Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2007), h. 51
2. Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran yang berbentuk cair.
Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat
seperti iod atau logam-logam tertentu dalam larutan air.
B. Ekstraksi Cair-cair
Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan senyawa atas dasar perbedaan kelarutan
pada dua jenis pelarut yang berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam
pelarut anorganik, maka pelarut yang digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya.4[4]
Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara bertahap (batch)
atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan adalah ekstraksi
bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur
dengan pelarut pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan sampai terjadi
kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut. Setelah didiamkan beberapa saat akan
terbentuk dua lapisan dan lapisan yang berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat
dipisahkan untuk dilakukan analisis selanjutnya.5[5]
Cara ini digunakan jika harga D cukup besar (˃ 1000). Bila hal ini terjadi, maka satu kali
ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut secara kuantitatif. Nmaun demikian, ekstraksi
akan semakin efektif jika dilakukan berulangkali menggunakan pelarut dengan volume sedikit
demi sedikit.6[6]
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak dapat campur, ada suatu
hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fase pada kesetimbangan. Nernst
pertama kalinya memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukun distribusi ketika pada tahun
4[4]Khamidinal, Teknik Laboratorium Kimia (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 138
5[5]Estien Yazid, op. cit., h. 183-184
6[6]Alimin MS, Muh Yunus dan Irfan Idris, op. cit., h. 67
1981 ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya antara dua cairan yang tak
dapat campur sedemikian rupa sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah
konstanta pada suatu temperatur tertentu:
= tetapan
menyatakan konsentrasi zat terlarut A dalam fase cair 1. Meskipun hubungan ini berlaku cukup
baik dalam kasus-kasus tertentu, pada kenyataannya hubungan ini tidaklah eksak. Yang benar,
dalam pengertian termodinamik, angka banding aktivitas bukannya rasio konsentrasi yang
seharusnya konstan. Aktivitas suatu spesies kimia dalam satu fase memelihara suatu rasio yang
konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam fase cair yang lain:
= KDA
Di sini menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase 1. Tetapan sejati KDA disebut koefisien
distribusi dari spesies A.7[7]
Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara
intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin.
Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang
pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat
ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang
sempit). Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar
haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan
tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan
bantuan perkakas pengaduk).8[8]
7[7]R.A. Day dan A.L. Underwood, Quantitative Analysis, terj. Iis Sopyan, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 457-458
8[8]Suparni Setyowati Rahayu, “Ekstraksi Cair”, chem.-is-try.org. 28 Agustus 2009. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi-cair/ (24 April 2012)
Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan menyebabkan
terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Turbulensi pada saat
mencampur tidak perlu terlalu besar. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya
penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan
sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah
terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan
berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain.9[9]
C. Ekstraksi Padat-cair
Ekstraksi padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada padatan
menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan diekstrak dilembutkan terlebih dahulu, dapat
dengan cara ditumbuk atau dapat juga diiris-iris menjadi bagian yang tipis-tipis. Kemudian
padatan yang telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang telah terbungkus kertas
saring dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Pelarut organik dimasukkan ke dalam pelarut
godog. Kemudian peralatan ekstraksi dirangkai dengan menggunakan pendingin air. Ekstraksi
dilakukan dengan memanaskan pelarut organik sampai semua analit terekstrak.10[10]
1. Taksonomi kemiri
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
9[9]Ibid
10[10]Khamidinal, op. cit., h. 139-140
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia purpurata (Vieill.) K. Schum
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya dimanfaatkan sebagai
sumber minyak dan rempah-rempah. Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat.
Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan untuk mengawetkan kayu, sebagai pernis atau
cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun, bahan campuran isolasi, pengganti karet, dan lain-
lain. Minyak kemiri ini berkualitas lebih rendah daripada tung oil, minyak serupa yang
dihasilkan oleh Vernicia fordii (sin. Aleurites fordii) dari Cina.11[11]
2. Soxhletasi
Pada prinsipnya, soxhletasi didasarkan atas penarikan komponen kimia yang dilakukan
dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan
dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke
dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai
permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler
hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak
tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.12[12]
11[11]“Kemiri”, loc. cit.
12[12]Dinda, “Ekstraksi”, medicafarma.blogspot.com. 11 September 2008. http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html (24 April 2012)
3. Destilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik
cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses destilasi terdapat
dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali
uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat peralatan destilasi menggunakan
alat pemanas dan alat pendingin. Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu
pendingin, proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar
kondensor), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus
dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran
homogen tersebut.13[13]
Alat yang digunakan dalam destilasi sederhana terdiri atas labu destilasi, still head, dan
kondensor dengan satu adaptor yang menghubungkan ujung kondensor dengan labu penampung
destilat. Ukuran alat gelas yang digunakan ditentukan oleh ukuran volume cairan yang akan
didestilasi. Destilasi sederhana hanya dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang
perbedaan titik didihnya paling kurang 80oC. Umumnya, destilasi ini digunakan untuk pemurnian
komponen-komponen volatil yang sudah hampir murni. Jika cairan relatif murni, sejumlah kecil
destilat mengandung pengotor bertitik didih rendah akan keluar ke penampungan destilat pada
waktu temperatur di still head masih meningkat, fraksi ini disebut sebagai fore-run. Segera
setelah temperatur di still head mencapai harga konstan, fraksi utama dapat dikumpulkan, dan
destilasi dapat dilanjutkan sampai sejumlah destilat diperoleh. Pengotor bertitik didih tinggi akan
tinggal sebagai residu dalam labu destilasi.Jika destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
13[13]Zulfikar, “Destilasi”, chem.-is-try.org. 2010. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/destilasi (23 November 2011)
dua komponen dengan perbedaan titik didih yang lebar, seharusnya temperatur di still head
diamati secara ketat. Sesaat setelah senyawa volatil terkumpul, temperatur akan mulai
meningkat, dan labu penampung harus diganti dengan labu kosong. Kumpulkan destilat tersebut
pada labu kedua selama temperatur masih meningkat. Destilat akan mengandung kedua
komponen (fraksi campuran), tetapi seharusnya hanya merupakan fraksi dengan volume yang
kecil.14[14]
BAB III
METODE PERCOBAANA. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini, yaitu sebagai berikut :
Hari/Tanggal : Rabu/ 25 April 2012
Pukul : 13.00 – 16.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Alauddin Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat
14[14]Firdaus Zenta dan H.A.S Kumanireng, Teknik Laboratorium Kimia Organik (Makassar: UNHAS, 2006), h. 54-55
Alat - alat yang digunakan pada percobaan ini adalah magnetic stirrer, neraca analitik,
neraca ohaus, buret asam 50 mL, penangas listrik, corong pemisah 50 mL, labu destilasi 250 mL,
aerator, kondensor, mortar, gelas kimia 600 mL dan 100 mL, erlenmeyer 250 mL, termometer
100oC, gelas ukur 100 mL dan 50 mL, pipet volume 25 mL dan 5 mL, pipet skala 10 mL, steel
head, receive adaptor, statif dan klem, ember, selang air, bulp, corong, botol semprot, tabung
reaksi, batang pengaduk, pipet tetes 3 mL dan spatula.
12
2. Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aluminium foil, asam sulfat
(H2SO4) 1 N, aquades (H2O), es batu, indikator kanji, kemiri, kloroform (CHCl3) pekat, natrium
tiosulfat (Na2S2O3) 0,01 M dan padatan iod.
C. Prosedur KerjaProsedur kerja pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut :
1. Ekstraksi Pelarut (cair-cair)
a. Menimbang 0,125 gram padatan ion dan melarutkannya dalam 50 mL air. Memasukkan larutan
ke dalam corong pemisah.
b. Menambahkan 5 mL kloroform ke dalam corong pemisah lalu mengocok larutan beberapa
menit. Mendiamkan larutan sebentar, kemudian mengeluarkan lapisan organiknya melalui keran
yang ada di bawah corong pemisah.
c. Menuangkan lapisan air ke dalam erlenmeyer melalui lubang bagian atas corong pemisah.
d. Menambahkan 4 mL larutan asam sulfat 1 N untuk mengasamkan suasana larutan dan
menambahkan 1 mL indikator kanji 0,2%.
e. Menitrasi larutan dengan natrium tiosulfat 0,01 M sampai warna biru larutan tepat hilang.
f. Menghitung gram iod yang tertinggal dalam air dengan mengetahui jumlah gram iod aslinya,
dapat dihitung jumlah gram ion yang terekstraksi dalam pelarut organik.
g. Menghitung KD ion untuk sistem organik/air.
2. Ekstraksi Pelarut (padat-cair)
a. Menghaluskan 50 gram kemiri dengan menggunakan mortar lalu menimbang kemiri yang telah
dihaluskan tersebut.
b. Membuat selonsong dengan menggunakan kertas saring dan kapas.
c. Memasukkan kemri yang telah dihaluskan ke dalam klonsong, kemudian merangkai alat
soxhletasi.
d. Memasukkan klonsong ke dalam alat soxhletasi.
e. Memasukkan 200 mL kloroform ke dalam labu pemanas dan memanaskan pelarut sampai 6 kali
sirkulasi.
f. Memasang labu pemanas ke alat destilasi sederhana.
g. Menguapkan pelarut sampai suhu 60 oC.
h. Memindahkan sampel ke dalam tabung reaksi lalu membiarkan sampel selama 2 hari untuk
menguapkan sisa pelarut yang masih tersisa di dalam sampel tersebut.
i. Menimbang hasil yang diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil
Hasil pengamatan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut :
1. Hasil Pengamatan
a. Ekstraksi pelarut (cair-cair)
Massa iod = 0,1289 gram
Volume A1 = 25 mL
Volume A2 = 23,1 mL
Volume O1 = 5 mL
Volume O2 = 4 mL
Volume Na2S2O3 = 2 mL
b. Ekstraksi pelarut (padat-cair)
Kemiri = 50 gram
Berat tabung reaksi = 18,6581 gram
Volume kloroform = 147 gram
Berat tabung reaksi + hasil = 33,6057 gram
Berat hasil = (berat tabung reaksi + hasil) – (berat tabung reaksi)
= 33,6057 – 18,6581 =14,9476 gram
15
2. Analisa Data
a. Ekstraksi pelarut (cair-cair)
1) Konsentrasi I2 Total
mol I2 = = = 5,07 x 10-4 mol
= = = 0,01014 M
2) Konsentrasi I2 air
Berdasarkan reaksi: perbandingan mol = perbandingan koefisien
2S2O3-2
+ I2 S4O6-2 + 2I-
=
Mol = volume mM = 2 ml
3) Konsentrasi I2 organik
4) Massa I2 yang tertinggal
b. Ekstraksi pelarut (padat-cair)
% lemak = x 100 % = x 100 % = 30 %
B. PembahasanPada praktikum ini dilakukan dua percobaan untuk mengekstraksi pelarut secara cair-cair
dan padat-cair. Percobaan pertama dilakukan untuk mengekstraksi pelarut secara cair-cair. Analit
yang digunakan adalah padatan iod yang telah dihaluskan, padatan ini berfungsi sebagai senyawa
yang akan ditentukan konsentrasinya dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur.
Penggunaan corong pemisah dilakukan untuk melakukan ekstraksi secara sederhana dengan dua
pelarut yang tidak saling bercampur dimana air bertindak sebagai pelarut polar dan kloroform
bertindak sebagai pelarut organik yang non polar. Pengocokan pada larutan dilakukan untuk
memisahkan larutan organik dan air dimana terjadi distribusi diantara kedua pelarut tersebut saat
terjadi pengocokan larutan. Penampungan lapisan organik yang berwarna ungu dilakukan dengan
pengeluaran lapisan tersebut melewati keran pada bagian bawah corong pemisah sehingga dapat
ditentukan volume dari lapisan organik setelah dilakukan pencampuran dengan pelarut yang
berbeda. Lapisan air dipindahkan ke dalam erlenmeyer dengan penambahan asam sulfat 1N
untuk membuat suasana larutan menjadi asam dan penambahan kanji sebagai indikator yang
berfungsi untuk memperlihatkan perubahan warna yang terjadi saat lapisan air dititirasi dengan
natrium tiosulfat.
Dari hasil analisa data diperoleh massa I2 yang tertinggal sebanyak 0,1217 gram, adalah
0,01014 M, adalah , dan adalah dimana nilai KD untuk sistem organik/air pada percobaan ini
adalah 22,42. KD merupakan suatu tetapan yang tidak bergantung dari konsentrasi total senyawa
x dan disebut teapan koefisien distribusi.
Percobaan kedua dilakukan untuk mengekstraksi pelarut secara padat-cair dimana sampel
yang digunakan adalah kemiri yang telah dihaluskan. Penghalusan kemiri dilakukan agar proses
ekstraksi pelarut dapat berjalan dengan baik sehingga pelarut dapat mengekstraksi lemak yang
terdapat di dalam sel kemiri tersebut. Lemak dalam buah kemiri diisolasi dengan metode
soxhletasi dan dimurnikan dengan metode destilasi sederhana.
Berdasarkan prinsip soxhletasi, sampel dimasukkan dalam klonsong dan pelarut akan
menyaring simplisia tersebut secara berkesinambungan. Pelarut yang digunakan adalah
kloroform dimana penggunaan kloroform dilakukan karena pelarut ini bersifat mudah menguap
dengan titik didih yang rendah dan merupakan pelarut yang dapat melarutkan minyak atau lemak
dengan baik sehingga cocok digunakan pada isolasi lemak yang terkandung di dalam buah,
kloroform juga tidak mudah terbakar sehingga bila bereaksi dengan udara tidak akan
menimbulkan ledakan. Sebelum melakukan pemanasan, penambahan batu didih harus dilakukan
terlebih dahulu agar tidak terjadi bumping pada saat proses pemanasan berlangsung. Pemanasan
pelarut organik dilakukan selama enam kali sirkulasi atau sampai pelarut tidak berwarna lagi
yang berarti bahwa pelarut sudah tidak membawa komponen yang ingin diisolasi. Pada proses
soxhletasi diperoleh lemak yang bercampur dengan pelarut yang digunakan yaitu kloroform.
Pemisahan lemak dengan kloroform dilakukan dengan menggunakan metode destilasi
sederhana.
Berdasarkan percobaan, massa minyak yang diperoleh adalah 14,9476 gram sehingga
diperoleh % lemak dari kemiri adalah 30%.
BAB V
PENUTUPA. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini, yaitu sebagai berikut :
1. Metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut cair-cair dilakukan dengan menggunakan
corong pemisah dimana terdapat dua pelarut yaitu pelarut air dan pelarut organik dimana pelarut
organik yang digunakan adalah kloroform.
2. Koefisien distribusi (KD) untuk sistem organik/air yang diperoleh dari ekstraksi pelarut cair-cair
adalah 22,42.
3. Cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet dilakukan dengan memasukkan sampel ke
dalam selonsong lalu memanaskan kloroform sebagai pelarut sampai enam kali sirkulasi.
4. Kadar lemak dalam kemiri yang diperoleh dari ekstraksi soxhlet adalah 30%.
B. Saran
Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan selanjutnya dilakukan
pemisahan pelarut menggunakan rotary evaporator sehingga dapat dibandingkan pemisahan
pelarut menggunakan metode destilasi sederhana dan rotary evaporator.
20
DAFTAR PUSTAKADinda, “Ekstraksi”, medicafarma.blogspot.com. 11 September 2008.
http://medicafarma.blogspot.com/2008/11/ekstraksi.html. Diakses pada tanggal 24 April 2012
“Kemiri”, Wikipedia.com. 16 Maret 2012. http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 24 April 2012
Khamidinal. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
MS, Alimin, Muh Yunus dan Irfan Idris. Kimia Analitik. Makassar: UIN Alauddin Makassar, 2007Rahayu, Suparni Setyowati Rahayu, “Ekstraksi Cair”, chem.-is-try.org. 28 Agustus 2009.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/ekstraksi-cair/. Diakses pada tanggal 24 April 2012
R.A. Day dan A.L. Underwood. Quantitative Analysis. Terj. Iis Sopyan. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga, 2001
Yazid, Estien Yazid. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: ANDI, 2005Zenta, Firdaus dan H.A.S Kumanireng, Teknik Laboratorium Kimia Organik. Makassar: UNHAS, 2006Zulfikar, “Destilasi”, chem.-is-try.org. 2010. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/destilas i . Diakses pada tanggal 23 November 2011
http://faradillahchemistry09.blogspot.com/2012/05/laporan-ekstraksi-pelarut-cair-cair-dan.html