Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

12
LAPORAN DISKUSI TUTORIAL BLOK 3 MODUL IV SKENARIO 4 : TN. PASHA LUMPUH SEBELAH OLEH KELOMPOK 10-B Tutor : Dra. Nuzulia Irawati M.S Ketua : Putri Auliya – 091031 Sekretaris 1 : Resya I. Noer – 091031 Sekretaris 2 : Afifah muthmainnah - 0910312068 Anggota : Andre Andika Hamidi – 0910312096 Muflikal Hamdi – 0910312124 Nalia Maharani A.P – 0910312124 Rahmat Ramadhan – 0910311010 Putri Yuriandini Yulsam – 0910314180

Transcript of Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

Page 1: Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

LAPORAN DISKUSI TUTORIAL

BLOK 3 MODUL IV

SKENARIO 4 : TN. PASHA LUMPUH SEBELAH

OLEH

KELOMPOK 10-B

Tutor : Dra. Nuzulia Irawati M.S

Ketua : Putri Auliya – 091031

Sekretaris 1 : Resya I. Noer – 091031

Sekretaris 2 : Afifah muthmainnah - 0910312068

Anggota : Andre Andika Hamidi – 0910312096

Muflikal Hamdi – 0910312124

Nalia Maharani A.P – 0910312124

Rahmat Ramadhan – 0910311010

Putri Yuriandini Yulsam – 0910314180

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

PADANG

2009

Page 2: Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

I. Clarify Terminology

Stroke

Keadaan dimana otak kekurangan oksigen akibat pecahnya atau menyempitnya pembuluh darah ke otak secara mendadak

Iskemik

Defisiensi darah pada suatu bagian, biasanya akibat konstriksi fungsional atau obstruksi aktual pembuluh darah

Inkontinensia urineKetidakmampuan tubuh untuk mengendalikan pengeluaran urine

Kebas Ketidakmampuan tubuh untuk merasakan rangsangan dari luar

Afasia Gangguan kemampuan berbicara dan ekspresi yang biasanya disebabkan oleh trauma pada otak atau adanya tumor

Cerebrum hemisferSeparuh dari otak besar (kiri dan kanan)

Sistem saraf otonomSistem motorik eferen dan visceral

Saraf cranialSaraf perifer yang serabutnya berasal dari otak

II. Define Problem

a. Apa hubungan antara iskemik dengan stroke?b. Apa hubungan antara umur dengan stroke?c. Bagaimana terjadi kebas?d. Mengapa kebas terasa di tubuh bagian kiri padahal gangguan terdapat pada

otak sebelah kanan?e. Apa hubungan inkontinensia urine dengan sistem saraf otonom?f. Apa yang menyebabkan otot Tn. Pasha seolah-olah terlihat kekurangan

energi?g. Mengapa gangguan pada saraf cranial VII dan IX menyebabkan afasia?

Page 3: Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

III. Brainstorming Possible Hypothesis

a. Kekurangan darah yang masuk ke otot (iskemik) dapat menyebabkan kematian pada sel otak. Terjadinya iskemik menghentikan pembentukan asetilkolin (penghantar impuls) sehingga sel serabut saraf menghasilkan glutamat yang dapat merusak sel saraf itu sendiri

b. Semakin bertambahnya umur, pembuluh darah semakin menyempit dan kaku sehingga terjadi penurunan fungsi sel

c. Kebas terjadi karena kurangnya oksigen pada bagian tubuh. d. Adanya saraf yang menyilang pada korteks somatosensorik di traktus

piramidalis sehingga saraf menjalar kearah yang berlawanane. Pada penderita stroke, gangguan pada cerebrum menyebabkan hilangnya

kontrol dalam pengeluaran urinef. Adanya iskemik yang menyebabkan darah yang membawa energi ke otot

berkurang sehingga kontraksi otot terhambatg. Gangguan pada saraf cranial VII (saraf fasial) menyebabkan gangguan pada

ekspresi wajah (afasia) dan gangguan pada saraf cranial IX (saraf gastroesofaringeal) yang menyebabkan gangguan untuk berbicara

IV. Skema

V. Learning ObjektifMahasiswa/i mengetahui dan menjelaskan

1. Potensial listrik membrane sel otot dan sel saraf2. Transduksi saraf3. Fungsi system saraf sensorik4. Fungsi system saraf motorik5. Fungsi system saraf otonom6. Mekanisme kontraksi otot rangka, polos, dan jantung7. Konduksi impuls melalui motor and plate8. Biomekanika musculoskeletal

Fa’al Neuron

Kontraksi Otot

Fungsi

Sensorik Motorik

Otonom

Transduksi

Fa’al Otot

Potensial Listrik

Page 4: Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

VI. Information gathering and private studyVII. Share the result of information gathering and private study

1. Potensial listrik membrane sel otot dan sel saraf

Potensial membrane muncul akibat adanya difusi yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi ion pada kedua sisi membrane. Potensial membrane mengacu kepada pemisahan muatan-muatan diantara kedua sisi membrane/ perbedaan jumlah relarif kation dan anion di cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Muatan yang terpisah memiliki potensi listrik untuk melakukan kerja, sehingga pemisahan muatan di kedua sisi membrane disebut potensial membrane. Potensial diukur dalam satuan milivolt (mV)

Besarnya potensial membrane tergantung pada derajat pemisahan muatan-muatan yang berlawanan. Semakin banyak jumlah muatan yang dipisahkan, semakin besar potensialnya.

Penjalaran suatu potensial aksi ke terminal akson memicu pembukaan saluran kalsium gerbang voltase di terminal button. Kalsium difusi ke dalam button dan melakukan eksositosis vesikel asetilkolin (ach). Ach bedifusi dan berikatan dengan reseptor spesifiknya. Pengikatan ach dengan reseptornya menimbulkan pembukaan saluran gerbang zat perantara kimiawi di motor end plate.

Adanya pemeabilitas membrane motor end plate terhadap ion natrium dan kalium ketika saluran terbuka adalah setara dan perpindahan ion bergantung pada gaya-gaya elektrokimiawi. Pengikatan menyebabkan pembukaan saluran-saluran kation sehingga terjadi pemasukan ion natrium dalam jumlah besar ke dalam sel otot dibandingkan hasilnya potensial end plate. Aliran arus local antara end plate yang mengalami depolarisasi dan membrane di dekatnya menimbulkan potensial aksi yang menyebar ke seluruh serat otot untuk berkontraksi.

Untuk mengontrol kontraksi otot, aktivitas listrik di serat otot harus segera dimatikan. Respon listrik otot dihentikan oleh suatu enzim yaitu asetilkolinesterase. Sebagian molekul ach dengan cepat berikatan kembali dengan tempat reseptornya sehingga saluran tetap terbuka, tetapi sebagian berdifusi lebih dalam ke lipatan motor end plate, tempat ach berada.

Page 5: Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

2. Transduksi sarafTransduksi saraf adalah proses dimana suatu stimulus (bisa berupa stimulus

fisik/tekanan, suhu/panas, atau kimia/ substansi nyeri) yang akan dirubah menjadi suatu aktivitas listrik yang akan diterima di ujung-ujung saraf. Transduksi saraf merupakan transduksi rangsangan sensorik menjadi impuls saraf. Apapun macamnya stimulus yang merangsang reseptor, pengaruh yang segera terjadi adalah perubahan potensial listrik membrane reseptor. Perubahan potensial ini disebut potensial reseptor. Penyabab pokok perubahan potensial membrane adalah adanya perubahan pada permeabilitas membrane reseptor yang akan mempermudah difusi ion-ion melewati membrane yang akan mengubah potensial transmembran.

3. Fungsi saraf sensorik adalah menerima rangsangan dari reseptor dan meneruskannya ke system saraf pusat. Terdapat lima jenis dasar reseptor sensorik: a. Mekanoreseptor, mengenali kompresi mekanis/pereganganb. Termoreseptor, mengenali perubahan suhu (beberapa reseptor mengenali

suhu dingin dan yang lainnya panasc. Nosireseptor (reseptor nyeri), mengenali kerusakan jaringand. Reseptor elektromagnetik, mengenali cahaya yang sampai pada retina matae. Kemoreseptor, mengenali rasa/pengecapan dalam mulut, bau-bauan dalam

hidung, kadar oksigen dalam darah arteri, dan factor-faktor lain yang menyusun keadaan kimiawi tubuh.

Setiap macam reseptor sangat peka terhadap salah satu macam rangsangan yang dirancang untuknya dan hamper tidak memberi respon terhadap rangsangan sensorik jenis lain. Misalnya, reseptor rasa nyeri yang terdapat di kulit tidak pernah terangsang oleh perabaan yang biasa atau rangsang tekan, namun akan sangat aktif terhadap rangsangan raba hebat yang dapat merusak jaringan. Informasi sensorik ada yang sensasi somatic yaitu berasal dari permukaan tubuh, dan ada yang khusus yang berasal dari pendengaran, penglihatan, pengecapan, dan penghidu.

4. Fungsi saraf motorik adalah mentransmisikan informasi dari system saraf pusat ke otot dan kelenjar. Saraf motorik dibagi menjadi :a. System somatic (volunter) : berkaitan dengan perubahan lingkungan

eksternal dan pembentukan respon motorik volunteer pada otot rangka.b. System saraf otonom : mengendalikan seluruh respon involunter pada otot

polos, otot jantung, dan kelenjar dengan cara mentransmisikan impuls saraf melalui 2 jalur yaitu saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla spinalis. Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sacral pada medulla spinalis.

Page 6: Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

5. Fungsi saraf otonom (involunter) adalah untuk mempertahankan lingkungan internal yaitu mengatur aktivitas alat-alat dalam (visceral) yang dalam keadaan normal diluar kesadaran dan control volunter serta membantu mengatur tekanan arteri, motilitas dan sekresi gastrointestinal, pengosongan kandung kemih, berkeringat, suhu tubuh, dan lain-lain.System saraf otonom :a. Simpatis, meningkatkan respon-respon yang mempersiapkan tubuh untuk

melakukan aktivitas fisik yang berat dalam menghadapi situasi yang penuh stress/ darurat. Misalnya, denyut jantung cepat, pupil berdilatasi, tekanan pembuluh darah naik, saluran pernafasan terbuka lebar, glikogen dan simpanan lemak dipecah dan pembuluh darah berdilatasi.

b. Parasimpatis, memperlambat aktivitas yang ditingkatkan oleh system simpatis. Misalnya, denyut jantung melambat, gerakan peristaltic dan aktivitas meningkat.

6. Mekanisme otot rangkaa. Potensial aksi berjalan di sepanjang saraf motorik sampai ke ujungnya pada

serabut ototb. Di setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmitter atau

asetilkolin dalam jumlah sedikitc. Asetilkolin bekerja pada area membrane serabut otot untuk membuka

banyak kanal “bergerbang asetilkolin” melalui molekul-molekul protein yang terapung pada membrane

d. Terbukanya kanal bergerbang asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natrium untuk berdifusi ke bagian dalam membrane serabut otot. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi pada membrane

e. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membrane serabut ototf. Potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membrane otot dan banyak

aliran listrik potensial aksi mengalir melalui pusat serabut otot. Potensial aksi menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium

g. Ion-ion kalsium menimbulakan kekuatan menarik antara filament aktin dan myosin yang menyebabkan kedua filament tersebut bergeser dan menghasilkan proses kontraksi

h. Ion kalsium dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma oleh pompa membrane ion kalsium dan ion-ion ini tetap disimpan dalam reticulum sampai potensial aksi otot yang baru dating lagi

Page 7: Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

Mekanisme kontraksi otot polos

Filamen aktin dan myosin otot polos akan saling berinteraksi satu sama lain dengan cara yang hapir sama dengan otot rangka. Selanjutnya proses kontaraksi dilanjutkan untuk ion kalsium dan ATP dipecah menjadi ADP untuk memberikan energy untuk kontraksi. Kontraksi diatur oleh ion kalsium yang meningkat. Impuls saraf otonom:

a. Ion kalsium berikatan dengan kalmodulinb. Kombinasi kalmodulin-ion kalsium kemudian bergabung dengan sekaligus

mengaktifkan miosinkinase (enzim yang melakukan fosfolisasi)c. Salah satu rantai ringan dari setiap kepala myosin (disebut rantai pengatur),

mengalami fosforilasi sebagai respon terhadap myosinkinase. Bila ranrai ini mengalami fosforilasi, kepala myosin ini memiliki kemampuan untuk berikatan secara berulang dengan filament aktin dan bekerja melalui seluruh proses siklus “tarikan” berkala, sehingga menghasilkan kontraksi otot.

Mekanisme otot jantung

Otot jantung berkontraksi sesuai dengan mekanisme penggelinciran filament. Filament tipis otot jantung yang memiliki tempa kerja kalsium dalam mengaktifkan siklus jembatan silang. Selama eksitasi otot jantung, kalsium masuk ke sitosol dari reticulum sarkoplasma dan cairan ekstraseluler. Jantung memperlihatkan aktivitas pemacu yakni memulai potensial aksi sendir tanpa pengaruh eksternal apapun. Sel-sel jantung saling berhubungan melalui gap junction yang meningkatkan penyebaran potensial aksi ke seluruh tubuh.

7. Serabut saraf membentuk suatu kompleks terminal cabang saraf, yang berinvaginasi ke permukaan serabut otot tetapi terletak di luar membrane plasma serabut otot. Seluruh struktur ini disebut motor end plate (lempeng akhir motorik) yang ditutupi oleh satu atau lebih sel Schwann yang menyekatnya dari cairan di sekelilingnya. Terdapat partikel protein yang menembus membrane saraf yaitu kanal kalsium bergerbang voltase. Bila seluruh potensial aksi menyebar ke seluruh terminal, kanal ini akan terbuka dan ion kalsium berdifusi dari ruang sinaps ke bagian dalam terminal saraf. Ion-ion kalsium mempunyai pengaruh tarikan terhadap vesikel asetilkolin sehingga keluar ke ruang sinaps melalui proses eksositosis.

Page 8: Laporan Diskusi Tutorial Blok 3 Tut 4

Reseptor asetilkolin pada membrane otot terdiri dari 5 unit: 2 alfa, beta, delta, gama, yang terletak saling bersisian dalam suatu lingkaran untuk membentuk kanal tubular. Masuknya ion natrium, kalium, dan kalsium dalam kanal asetilkolin menyebabkan potensial end plate. Potensial end plate akan menimbulkan potensial aksi yang menyebar di sepanjang membrane otot dan menyebabkan kontraksi otot.

8. Biomekanika musculoskeletalBerkaitan dengan:

a. Statika (keseimbangan), sikap dudukdan berdiri.Tubuh akan stabil dan seimbang jika line of gravity tegak lurus pada bidang penyangga (base of support). Kestabilan tubuh dipengaruhi oleh luas bidang penyangga, tinggi/rendahnya titik berat total, dan besar kecilnya gesekan. Postur tubuh yang baik yaitu posisi tegak lurus dan seimbang. Dicapai jika tubuh merasa comfortable, tidak ada regangan pada ligament dan otot, aktivitas metabolic minimum, dan segmen-segmen tubuh lurus.

b. Dinamika (gerak), berjalan.Jenis gerak, gerak transisi yaitu sesuai garis misalnya menarik dan mendorong, gerak rotasi yaitu ada perubahan sudut misalnya mengangguk dan menggeleng, serta translator yaitu gabungan gerak transisi dan rotasi misalnya berjalan, berlari, dan melompat.