LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

26
LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN “GEJALA SERANGAN HAMA TANAMAN” LAPORAN DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Gejala Serangan Hama Tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti kita ketahui bahwa tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia. Sebagian besar produk/hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan hidup dan kehidupannya. Namun sebaliknya, produk/hasil tanaman tersebut juga diminati makhluk hidup lain yaitu hama. Fenomena inilah yang menyebabkan manusia harus senantiasa berusaha agar produk/hasil tanaman yang dibudidayakan tersebut terhindar dari gangguan organisme pengganggu tanaman. Dalam agro- ekosistem, tanaman yang kita usahakan dinamakan produsen, sedangkan herbivora yang makan tanaman dinamakan konsumen pertama, sedangkan karnivora yang makan konsumen pertama adalah konsumen kedua. Herbivora yang berada pada tanaman tidak semuanya menimbulkan kerusakan. Ada herbivora yang keberadaannya dikehendaki ada juga yang tidak. Herbivora yang keberadaannya tidak dikehendaki karena dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan disebut hama. Jadi selama keberadaannya ditanaman tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomis, maka herbivora tersebut belum berstatus hama. Hama adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia secara ekonomis. Akibat serangan hama

Transcript of LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

Page 1: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN “GEJALA SERANGAN

HAMA TANAMAN”

LAPORAN DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN Gejala Serangan Hama Tanaman

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seperti kita ketahui bahwa tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang memiliki

manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia. Sebagian besar produk/hasil

tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.

Namun sebaliknya, produk/hasil tanaman tersebut juga diminati makhluk hidup lain yaitu

hama. Fenomena inilah yang menyebabkan manusia harus senantiasa berusaha agar

produk/hasil tanaman yang dibudidayakan tersebut terhindar dari gangguan organisme

pengganggu tanaman. Dalam agro-ekosistem, tanaman yang kita usahakan dinamakan

produsen, sedangkan herbivora yang makan tanaman dinamakan konsumen pertama,

sedangkan karnivora yang makan konsumen pertama adalah konsumen kedua. Herbivora

yang berada pada tanaman tidak semuanya menimbulkan kerusakan. Ada herbivora yang

keberadaannya dikehendaki ada juga yang tidak. Herbivora yang keberadaannya tidak

dikehendaki karena dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan disebut

hama. Jadi selama keberadaannya ditanaman tidak menimbulkan kerusakan secara ekonomis,

maka herbivora tersebut belum berstatus hama.

Hama adalah semua herbivora yang dapat merugikan tanaman yang dibudidayakan manusia

secara ekonomis. Akibat serangan hama produktivitas tanaman menjadi menurun, baik

kualitas maupun kuantitasnya, bahkan tidak jarang terjadi kegagalan panen. Oleh karena itu

kehadirannya perlu dikendalikan, apabila populasinya di lahan telah melebihi batas Ambang

Ekonomik. Dalam kegiatan pengendalian hama, pengenalan terhadap jenis-jenis hama (nama

umum, siklus hidup, dan karakteristik) serta gejala kerusakan tanaman menjadi sangat

penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian.

Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut ekonomi,

demikian juga penyakit tanamannya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan

dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain

disebabkan oleh karena hilangnya hasil ternyata juga dapat melalui cara lain yaitu

menimbulkan gangguan terhadap konsumen dengan adanya racun yang dihasilkan oleh jamur

dalam hasil pertanian tersebut.

Page 2: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

Tumbuhan menjadi sakit apabila tumbuhan tersebut diserang oleh pathogen (parasit) atau

dipengaruhi oleh agensia abiotik (fisiopath). Oleh karena itu, untuk terjadinya penyakit

tumbuhan, sedikitnya harus terjadi kontak dan terjadi interaksi antara dua komponen

(tumbuhan dan patogen). Interaksi ketiga komponen tersebut telah umum digambarkan

sebagai suatu segitiga, umumnya disebut segitiga penyakit (disease triangle).

Setiap sisi sebanding dengan total jumlah sifat-sifat tiap komponen yang memungkinkan

terjadinya penyakit. Sebagai contoh, jika tumbuhan bersifat tahan, umumnya pada tingkat

yang tidak menguntungkan atau dengan jarak tanam yang lebar maka segitiga penyakit – dan

jumlah penyakit – akan kecil atau tidak ada, sedangkan jika tumbuhan rentan, pada tingkat

pertumbuhan yang rentan atau dengan jarak tanam rapat, maka sisi inangnya akan panjang

dan jumlah potensial penyakit akan bertambah besar. Dengan cara yang sama, patogen lebih

virulen, dalam jumlah berlimpah dan dalam keadaan aktif, maka sisi patogen akan bertambah

panjang dan jumlah potensial penyakitnya lebih besar. Juga keadaan lebih menguntungkan

yang membantu patogen, sebagai contoh suhu, kelembaban dan angin yang dapat

menurunkan tingkat ketahanan inang, maka sisi lingkungan akan menjadi lebih panjang dan

jumlah potensial penyakit lebih besar.

1.2 Tujuan

Untuk dapat mengenal cirri-ciri perubahan morfologi bagian tanaman dan membedakan

penyebab perubahan tersebut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mengenal kerusakan pada tanaman yang disebabkan oleh berbagai pengganggu akan sangat

membantu dalam diagnosis. Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil

diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan

suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Sebagai contah

klasik dikemukakan oleh Fry (1982) pada pertanaman bit gula dipinggiran kota New York

terjadi masalah kekerdilan tanaman. Dugaan awal kekerdilan tersebut disebabkan oleh karena

kekurangan hara. Namun ternyata aplikasi pemupukan tidak menyelesaikan masalah.

Konsultasi dengan ahli penyakit tanaman menyimpulkan bahwa tanaman terserang oleh

nematoda Heterodera schachtii. Dengan demikian diagnosis yang baik harus memiliki

efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil

diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat,

Page 3: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

sehingga hasil tidak dapat diselamatkan. Disamping efektif dan cepat, diagnosis juga harus

murah. Biaya diagnosis yang mahal tidak akan terjangkau oleh petani kecil, sehingga mereka

enggan pergi ke klinik untuk memeriksakan tanaman.

Ganguan merupakan suatu proses interaksi anatara berbagai factor yang mempengaruhi.

Hasil proses interaksi tersebut dapat dilihat dengan adanya kerusakan pada tanaman, Karena

tanaman yang terganggu oleh pengganggu tertentu sering menunjukkan kerusakan akan

tertentu pula. Beberapa jenis hama tidak hanya memakan bagian tubuh tanaman tetapi juga

mengeluarkan substansi tertentu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Beberapa

jenis hama yang lain akan meninggalkan bebas aktivitas yang khas.

Banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang mempunyai arti

ekonomi penting. Setiap macam tanaman dapat diserang oleh banyak macam patogen

tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada kemungkinan dapat menyerang sampai

berpuluh-puluh tanaman. Sering pula terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat

menyerang satu macam organ tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ

tanaman. Sebagai akibat dari reaksi tersebut maka suatu kerusakan tertentu akan tampak pada

tanaman. Perkembangan selanjutnya, bagian pathogen atau pathogen itu sendiri dapat

menampakkan diri pada permukaan tanaman inang yang abnormal. Abnormalitas atau

perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sakit sebagai akibat adanya serangan

agensia penyakit-penyakit (pathogen) tersebut disebut gejala, sedangkan pengenal yang

ditunjukkan oleh selain reaksi tanaman inang disebut tanda. Contoh tanda penyakit misalnya

miselium jamur, spora atau konidi jamur, badan buah jamur, mildew, sklerosium, koloni

baketri yang berupa lendir, dan sejenisnya.

Parasit yang menyebabkan penyakit pada tanaman pada umumnya membentuk bagian

vegetatifnya di dalam jaringan tanaman sehingga tidak tampak dari luar. Tetapi walaupun

demikian ia membentuk bagian reproduktifnya pada permukaan tanaman yang diserangnya

atau hanya sebagian tampak pada permukaan tersebut. Selan itu sering pula pembentukan

propagul dalam bentuk istirahat pada permukaan tanaman.

Pada beberapa kasus hampir seluruh bagian dari parasit termasuk, propagul vegetatif dan

generatif terdapat pada bagian luar tanaman sehingga dapat dilihat. Dalam hubungan ini

untuk penamaan penyakit dapat didasarkan pada struktur patogen yang terlihat:

• Mildew

Merupakan penyakit tanaman dimana patogen terlihat sebagai pertumbuhan pada permukaan

luar dari bagian tanaman yang terserang. Biasanya tampak dalam bentuk yang berwarna

keputih-putihan pada daun, cabang atau buahnya.

Page 4: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

• Downy Mildew

Merupakan pertumbuhan yang ditandai dengan lapisan seperti bulu-bulu kapas.

• Powdery Mildew

Merupakan bentuk yang terdapat pada permukaan tanaman yang tampak sebagai lapisan

pupur.

• Karat

Gejala pada permukaan tanaman seperti karat. Hal ini karena adanya kumpulan spora yang

keluar dari stomata dengan warna seperti karat (merah kecoklat-coklatan).

• Smut (Gosong)

Gejala ini menyerupai tepung berwarna kehitam-hitaman dan terdapat pada organ

perbungaan, batang, daun dan sebagainya.

• Kudis

Patogen (tubuh buah) yang muncul pada permukaan bagian yang terserang berbentuk agak

kasar seperti kudis.

• Cacar

Bagian tanaman biasanya daun muda yang terserang mengelupuh (seperti cacar) dan pada

bagian yang menonjol terbentuk lapisaan tubuh buah.

• Bercak ter (Tarspot)

Bagian yarig terserang agak menonjol dan berwarna hitam. Bagian yang hitam tersebut terdiri

dari tubuh buah cendawan.

Perubahan yang ditunjukkan suatu penyakit dapat hanya setempat atau menyeluruh.

Abnormalitas yang timbul hanya setempat atau hanya terbatas pada daerah tertentu saja di

bagian tubuh tanaman disebut abnormalitas lesional atau local, sedangkan abnormalitas yang

timbul pada seluruh tubuh tanaman disebut abnormalitas sistemik. Abnormalitas yang tampak

sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan sel-sel bagian tanaman yang bersangkutan.

Penyakit dapat dikenal dengan mata telanjang dari gejalanya atau simptomnya. Penyakit

tumbuhan dialam yang belum ada campur tangan manusia adalah hasil interaksi antara

pathogen, inang dan lingkungan. Sedangkan penyakit tanaman yang terjadi setelah campur

tangan manusia adalah hasil interaksi antara pathogen, inang, lingkungan dan manusia.

Tanaman individual dapat menunjukkan gejala: perubahan warna, perubahan bentuk,

kelayuan, dan pertanaman dapat menunjukkan kelompok gejala yang membentuk gambaran

penyakit atau sindrom. Dari gambaran penyakit ini orang menentukan penyebabnya atau

mengadakan diagnosis. Untuk diagnosis biasanya dilakukan dilapangan atau di laboratorium.

Penyakit disebabkan oleh penyebab abiotik dan biotik. Penyebab penyakit abiotik disebut

Page 5: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

fisiopath, sedang penyebab penyakit yang biotic disebut pathogen. Gejala morfologi penyakit

tumbuhan dibedakan atas tiga pokok yaitu : nekrosis (matinya sel, jaringan atau seluruh

organ), hipoplasia (terjadinya hambatan pertumbuhan), dan hyperplasia (terjadinya

pertumbuhan yang luar biasa).

1. gejala nekrosis

Yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel atau kerusakan

bagian sel atau matinya sel. Terdapat berbagai bentuk gejala nekrotik yang disebabkan oleh

berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:

Bercak. Sel-sel yang rnati hanya terjadi pada luasan terbatas dan biasanya bewarna

kecoklat-coklatan. Sebelum terjadi di kematian sel warnanya agak kekuning-kuningan.

Bagian jaringan yang mati seringkali sobek dan terpisah dari jaringan yang ada sekitarnya

yang. masih sehat. Gejala tersebut disebut shot-hole atau tembus peluru. Bentuk, lesio dari

bercak ini dapat bundar, segi empat bersudut, atau tidak teratur. Sisi bercak berwarna jingga,

coklat, dan sebagainya seringkali pada bercak tersebut terlihat adanya tubuh buah.

Streak dan shipe. bagian yang nekrotik memanjang masing-masing sepanjang tulang daun

dan di antara tulang daun

Kanker. Terjadi kematian sel kulit batang terutama pada tanaman berkayu. Permukaan

bercaknya agak tertekan kebawah atau bagian kulitnya pecah sehingga terlibat bagian

kayunya. Pada bagian yang pecah tersebut dapat terlihat adanya tubuh buah cendawan.

Blight. Menyerupai bentuk yang terbakar. Gejala ini terjadi jika sel-sel organ tanaman mati

secara cepat (daun, bunga, ranting dan sebagainya). Bagian tanaman tersebut menjadi coklat

atau hitam.

Damping – off (lodoh). Keadaan di mana batang tanaman diserang permukaan tanah.

Bagian tanaman yang terserang disekitar permukaan tanah tertekan sehingea tidak mampu

untuk menahan beban yang berat dari bagian atas tanaman.

Terbakar, scald atau scorch. Bagian tanaman yang sukulen mati atau berwarna coklat akibat

temperatur tinggi.

Busuk. Bagian yang terserang mati, terurai dan berwarna coklat. Hal ini disebabkan oleh

serangan cendawan dan bakteri yang menguraikan ikatan antara dinding sel oleh berbagai

enzym. Tergantung dari bagian tanaman yang, terserang maka terdapat berbagai gejala busuk

seperti busuk akar, busuk batang, busuk- pucuk, busuk buah. Tergantung pada tipe

pembusukan maka terdapat busuk basah, busuk lunak, busuk kering.

Layu. Efek dari gejala layu ini daunnya kehilangan ketegarannya dan layu. Gejala ini

diakibatkan oleh kerusakan bagian perakaran, penyumbatan saluran air atau oleh senyawa

Page 6: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

yang beracun yang dikeluarkan oleh patogen yang terbawa oleh aliran air kebagian atas

tanaman.

Die-back. Terjadi kematian ranting atau cabang dari bagian ujung atasnya dan meluas

kebagian sebelah bawahnya.

Gugur daun, bunga, buah sebelum waktunya. Hal ini disebabkan oleh gangguan fisiologi

atau sebagai akibat tidak langsung oleh gangguan patogen.

Perubahan organ tanaman (transportasi) dari organ tanaman jadi bentuk lain. Bagian

tanaman diganti oleh struktur cendawan, seperti bunga yang baru terbuka mengandung

kumpulan. spora (smut) atau perbungaan yang seharusnya dibentuk dirubah menjadi bentuk

daun (filodi).

Klorosis karena rusaknya klorofil.

2. Gejala Hipoplasia

Yaitu type kerusakan yang disebabkan karena adanya ambatan atau terhentinya pertumbuhan

(underdevelopment) sel atau bagian sel. Terdapat berbagai bentuk gejala hipoplastik yang

disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada bagian tanaman yang, diserangnya:

Etiolasi : tumbuhan menjadi pucat, tumbuh memanjang dan mempunyai daun-daun yang

sempit karena mengalami kekurangan cahaya.

iasanya.Kerdil (atrophy) : gejala habital yang disebabkan karena terhambatnya

pertumbuhan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil daripada b

Klorosis : terjadinya penghambatan pembentukan klorofil sehingga bagian yang seharusnya

berwarna hijau menjadi berwarna kuning atau pucat. Bila pada daun hanya bagian sekitar

tulang daun yang berwarna hijaumaka disebut voin banding. Sebaliknnya jika bagian-bagian

daun di sekitar tulang daun yang menguning disebut voin clearing.

Perubahan simetri : hambatan pertumbuhan pada bagian tertentu yang tidak disertai dengan

hambatan pada bagian di depannya, sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan bentuk.

Roset : hambatan pertumbuhan ruas-ruas (internodia) batang tetapi pembentukan daun-

daunnya tidak terhambat, sebagai akibatnya daun-daun berdesak-desakan membentuk suatu

karangan.

Klorosis karena terhambatnya pembentukan klorofil.

3. gejala hiperplasia

Yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel atau

bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan biasa. Terdapat berbagai

Page 7: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

bentuk gejala hipoplastik yang disebabkan oleh berbagai patogen yang berbeda pada bagian

tanaman yang, diserangnya:

Erinosa : terbentuknya banyak trikom (trichomata) yang luar biasa sehingga pada

permukaan alat itu (biasanya daun) terdapat bagian yang seperti beledu.

Fasiasi (Fasciasi, Fasciation) : suatu organ yang seharusnya bulat dan lurus berubah

menjadi pipih, lebar dan membelok, bahkan ada yang membentuk seperti spiral.

Intumesensia (intumesoensia) : sekumpulan sel pada daerah yang agak luas pada daun atau

batang memanjang sehingga bagian itu nampak membengkak, karena itu gejala ini disebut

gejala busung (cedema).

Kudis (scab) : bercak atau noda kasar, terbatas dan agak menonjol. Kadang-kadang pecah-

pecah. Di bagian tersebut terdapat sel-sel yang berubah menjadi sel-sel gabus. Gejala ini

dapat dijumpai pada daun, batang, buah atau umbi.

Menggulung atau mengeriting : gejala ini disebabkan karena pertumbuhan yang tidak

seimbang dari bagian-bagian daun. Gejala menggulung terjadi apabila salah satu sisi

pertumbuhannya selalu lebih cepat dari yang lain, sedang gejala mengeriting terjadi apabila

sisi yang pertumbuhannya lebih cepat bergantian.

Pembentukan alat yang luar biasa terdiri atas Antolisis (antholysis) : perubahan dari bunga

menjadi daun-daun kecil dan Enasi : pembentukan anak daun yang sangat kecil pada sisi

bawah tulang daun.

Perubahan Warna : perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang bukan klorosis

yang terjadi pada suatu organ (alat tanam).

Prolepsis : berkembangnya tunas-tunas tidur atau istirahat (dormant) yang berada dekat di

bawah bagian yang sakit, berkembang menjadi ranting-ranting segar yang tumbuh vertikal

dengan cepat yang juga dikenal dengan tunas air.

Rontoknya alat-alat : rontoknya daun, bunga atau buah yang terjadi sebelum waktunya dan

dalam jumlah yang lebih besar dari biasanya. Rontoknya alat tersebut karena terbentuknya

lapisan pemisah (abcission layar) yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk bulat dan satu sama

lain terlepas.

Sapu (witches broom) : berkembangnya tunas-tunas ketiak atau samping yang biasanya

tidur (latent) menjadi seberkas ranting-ranting rapat. Gejala ini umumnya disertai dengan

terhambatnya perkembangan ruas-ruas (internodia) batang, daun pada tunas baru.

Sesidia (cecidia) atau tumor : pembenkakan setempat pada jaringan tumbuhan sehingga

terbentuk bintil-bintil atau bisul-bisul. Bintil ini dapat terdiri dari jaringan tanaman dengan

Page 8: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

atau tanpa koloni patogennya.

Klorosis karena pigmen maupun klorofil yang berlebihan.

4. gejala Injury

Yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya aktivitas hama tertentu atau setiap

bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktivitas atau serangan OPT.

BAB III

METODOLOGI

1.1 Alat dan Bahan Praktikum

1.1.1 Alat

• Loup

1.1.2 Bahan

• Tanaman/ bagian tanaman yang tidak normal.

1.2 Cara kerja

1. Memperhatikan dengan teliti dan menggambar skematis tanaman atau bagian tanaman

sampel yang tersedia, terutama pada bagian yang mengalami kerusakan.

2. Mencatat apa saja yang berubah jika dibandingkan dengan yang normal

3. Mengamati dan menggambar ada tidaknya tanda penyakit atau keberadaan binatang hama

serta menuliskan cirri-ciri yang membedakan dari kerusakan lainnya.

4. Menjelaskan bagaimana mekanisme terjadinya kerusakan tersebut.

BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Hasil

01. Daun Berlobang

Nama inang : Kedelai

Jenis Hama : Belalang

Gejala serangan : terdapat bercak-bercak yang khas berwarna coklat muda atau kelabu, dan

terdapat juga lobang-lobang besar memanjang pada daun.

02. Bulir Kepipis

Page 9: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

Nama inang : Padi

Jenis Hama :

Gejala serangan : bulir padi kempes/layu dan berubah warna menjadi agak kecoklatan..

03. Buah Berlobang

Nama inang : Buah coklat

Jenis Hama :

Gejala serangan : terdapat lubang-lubang pada permukaan buah berwarna hitam. kerusakan

terjadi akibat adanya aktivitas hama tertentu.

04. Daun Keperakan

Nama inang : Daun Beringin

Jenis Hama : Thrips

Gejala Serangan : daun-daun bawah mempunyai bercak-bercak, dan menggulung. Gejala ini

banyak disebabkan oleh beberapa jenis hama.

05. Batang Digerek

Nama inang : Ubi kayu

Jenis Hama :

Gejala Serangan : Pada batang ubi menjadi berwarna hitam pada bagian tengah batang.

06. Gall pada Umbi

Nama inang : Kentang

Jenis Hama :

Gejala Serangan : Terdapat tonjolan-tonjolan kecil pada bagian permukaan buah. Kerusakan

ini disebabkan oleh nemathoda.

07. Gall pada Akar

Nama inang :

Jenis Hama :

Gejala kerusakan : Terdapat bintil-bintil pda bagian akar. Kerusakan ini disebabkan oleh

nemathoda.

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa mekanisme terjadinya

Page 10: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

kerusakan penyakit pada tanaman dapat terjadi oleh beberapa penyebab pathogen dan hama.

Pada tanaman kedelai salah satu penyakit yang timbul adalah bercak-bercak. Penyakit ini

disebabkan oleh jamur Cercospora sojina Hara yang juga disebut sebagai C. daizu Miura.

C.sojina bertahan pada daun dan batang maupun biji. Hama pada tanaman kedelai yang

mengakibatkan daun berlobang ini memiliki tipe alat mulut penggigit pengunyah, contohnya

pada belalang. Konidium dipencarkan oleh angin, khusunya pada saat tanaman mulai masak.

Gejala-gejala yang timbul pada tanaman yang sakit adalah terdapat bercak-bercak yang khas

berwarna coklat muda atau kelabu pada daun, dengan tepi coklat ungu atau coklat

kemerahan. Di sekitar bercak tedapat jaringan klorotik, dan terdapat juga lobang-lobang besar

memanjang pada daun.

Hama yang terdapat pada tanaman padi adalah Walang sangit (Leptocorixa acuta) walang

sangit sering sekali menjadi penyebab utama rusaknya bulir padi, sehingga bulir pada jadi

hampa dan kempes. Walang sangit memiliki cirri-ciri yaitu : mempunyai dua pasang sayap,

sepasang tebal dan sepasang lagi seperti selaput, memiliki tipe alat mulut menusuk mengisap,

dan metamorfosisnya tidak sempurna. Penyebab kerusakannya adalah Leptocorixa acuta,

aktifnya pagi hari, warna serangga hijau kekuning-kuningan sesuai dengan warna bulir padi

yang disenanginya. Telur diletakkan dalam kelompok pada permukaan daun, bentuknya

seperti biji gulma. Gejala serangan : Butir padi stadium matang susu menjadi hampa atau

setengah hampa karena cairannya dihisap oleh hama ini, terdapat lubang bekas tusukan

berwarna abu-abu kekuning-kuningan. Kadang-kadang di sekeliling lubang berubah menjadi

coklat karena adanya serangan cendawan Helmintosperium oryzae. Serangga ini berbau tidak

enak bila dipegang.

Pada buah coklat hama yang menyebabkan terjadinya kerusakan adalah hama dengan tipe

alat mulut pencucuk pengisap. Gejala serangan dengan cara membuat liang gerakan pada

bagian yang diserang, larva memakan dan merusak jaringan keping batang sehingga bagian

yang terserang tampak berwarna hitam/kecoklatan. Serangan yang berat mengakibatkan

jaringan kulit terputus, batang menjadi layu dan mengering, karena akar tidak berfungsi

normal untuk menghisap air dan unsure hara dari dalam tanah.

Pada hama thrips dengan tipe alat mulut pemarur-penghisap, gejala serangan yang

ditimbulkan yaitu Daun-daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan tumbuh tegak.

Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa

kecokelatan dengan kepala hitam. Didaun terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan,

kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan

melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran

Page 11: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapat satu hamparan. Dengan

pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips. Pengendalian jenis

serangga ini dengan memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper),

dengan cara digulung dan digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman. Gunakan

pengendalian dengan insektisida secara bijaksana.

Pada batang yang digerek oleh hama akan memiliki tanda pada daun tanaman yang terserang

terdapat bercak-bercak putih bekas gerekan yang tidak teratur. Bercak putih ini menembus

kulit luar daun. Gejala serangan pada batang ubi ditandai adanya lobang gerek pada

permukaan batang. Apabila ruas-ruas batang tersebut dibelah membujur maka akan terlihat

lorong-lorong gerek yang memanjang. Gerekan ini kadang-kadang menyebabkan titik

tumbuh mati, daun muda layu atau kering. Biasanya dalam satu batang terdapat lebih dari

satu ulat penggerek. Telur penggerek batang diletakkan pada permukaan atas maupun bawah

daun. Biasanya dalam kumpulan yang terdiri dari 7 – 30 telur yang tersusun seperti genting,

dalam 2 – 3 baris atau 3 – 5 baris. Larva yang baru menetas panjangnya + 2,5 mm, dan

berwarna kelabu. Semakin tua umur larva, warna badan berubah menjadi kuning coklat dan

kemudian kuning putih, disamping itu warna garis-garis hitam membujur pada permukaan

abdomen sebelah atas juga semakin jelas. Larva muda yang baru menetas hidup dan

menggerek jaringan dalam pupus daun yang masih menggulung, sehingga apabila gulungan

daun ini nantinya membuka maka akan terlihat luka-luka berupa lobang grekan yang tidak

teratur pada permukaan daun. Setelah beberapa hari hidup dalam pupus daun, larva kemudian

akan keluar dan menuju ke bawah serta menggerek pelepah daun hingga menembus masuk

ke dalam ruas batang. Selanjutnya larva hidup dalam ruas-ruas batang tebu. Di sebelah luar

ruas-ruas muda yang digerek akan didapati tepung gerek. Apabila ruas terserang dibelah

secara membujur, maka terlihat lorong-lorong gerek yang lebar dan jalannya tidak teratur.

Pada satu ruas dapat ditemukan lebih dari satu ekor larva. Kepompong penggerek batang

agak keras dan berwarna coklat kehitaman. Kepompong betina biasanya mempunyai badan

lebih besar daripada yang jantan. Imago mempunyai sayap dan dada berwarna kecoklatan.

Abdomen imago betina biasanya juga lebih besar daripada yang jantan. Pengendalian

penggerek batang pada ubi dapat dilakukan dengan cara yaitu:

1. Memilih bibit, bagal, rayungan yang bebas penggerek.

2. Menanam varietas tahan, yakni M 442-51, F 156, Nco 376, Ps 46, Ps 56 s/d 58, dan Ps 61.

3. Menjaga kebersihan kebun dari tanaman glagah dan rumput-rumputan.

4. Pergiliran tanaman (apabila dimungkinkan).

Puru akar/umbi (gall)

Page 12: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

Ada dua teori mengenai terbentuknya puru akar:

1. Terjadi akibat bergabungnya beberapa sel menjadi satu, kemudian dindingnya larut.

2. Terjadi sebagai akibat adanya pembelahan sel yang giat tetapi tidak diikuti oleh

terbentuknya dinding pemisah, sehingga dalam satu sel .

Pada tanaman yang kita teliti dari praktikum ini yaitu:

Tanaman kentang yang mengalami puru pada umbi dengan adanya bintil-bintil yang timbul

di permukaan umbi kentang, dan tanaman yang mengalami puru pada akar dengan adanya

bintil-bintil yang timbul pada akar tanaman.

Puru akar (root knot) akibat adanya nematoda endoparasit yg masuk ke dalam akar tanaman,

sehingga akar bereaksi membentuk puru/gall (Meloidogyne sp.). Tumbuhan yg terinfeksi

nematoda puru akar, luka akar, akar bercabang lebih lebat, ujung akar rusak, busuk akar,

diikuti gejala tanpa ciri-ciri khas di atas permukaan tanah. Efek infeksi nematoda yg paling

menonjol mengurangi pertumbuhan. Tanda utama serangan nematoda adanya tanaman dg

pertumbuhan jelek pd tempat tertentu di antara tanaman yg sehat.

PENGENDALIAN NEMATODA PARASITIK TUMBUHAN

A. Sanitasi:

1. Karantina tanaman mencegah penyebaran nematoda ke tanaman/daerah lain.

2. Disinfeksi tanaman mencelupkan bibit tanaman ke dalam air panas yg mengandung

nematisida.

3. Mencegah penyebaran nematoda oleh air irigasi menahan air yg mengandung/tertular

nematoda di dalam bak penampungan sampai nematoda mengendap.

B. Kultur Teknis:

1. Pergiliran tanaman ketidaksesuaian nematoda dg tanaman inang

2. Pemberoan

3. Penggenangan

4. Pengaturan waktu tanam

5. Penanaman tanaman perangkap

6. Penanaman tanaman tahan nematoda

7. Penggunaan bibit bebas nematoda

C. Fisik:

1. Pembakaran

2. Penguapan panas

3. Pencelupan ke dalam air panas

D. Hayati:

Page 13: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

1. Parasit Artrobotrys oligospora, Meria conoispora, Bacillus penetrans

2. . Predator Mononchus sp.

3. Tanaman yg mengeluarkan zat nematisidal Tagetes sp., Crotalaria sp., Asparagus sp.

BAB V

KESIMPULAN

Dari penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa mekanisme terjadinya

kerusakan penyakit pada tanaman dapat terjadi oleh beberapa penyebab pathogen dan hama.

Ganguan merupakan suattu proses interaksi anatara berbagai factor yang mempengaruhi.

Abnormalitas atau perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sakit sebagai

akibat adanya serangan agensia penyakit-penyakit (pathogen) tersebut disebut gejala,

sedangkan pengenal yang ditunjukkan oleh selain reaksi tanaman inang disebut tanda.

Gejala nekrotik yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya kerusakan pada sel

atau kerusakan bagian sel atau matinya sel. Contoh: bercak (nekrose), hawar (bligh), busuk

(rot), mato ujung (die back), klorosis karena rusaknya klorofil.

Gejala Hipoplastik yaitu type kerusakan yang disebabkan karena adanya ambatan atau

terhentinya pertumbuhan (underdevelopment) sel atau bagian sel. Contoh: kerdil, roset,

atropi, klorosis karena terhambatnya pembentukan klorofil.

Gejala hiperplastik yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya pertumbuhan sel

atau bagian sel atau bagian sel yang melebihi (overdevelopment) dari pada pertumbuhan

biasa. Contoh : sapu (withes broom), tunas air (proplepsis), tumor, erinose, keriting (curling),

fasiasi, kudis (scab), klorosis karena pigmen maupun klorofil yang berlebihan.

Gejala yaitu tipe kerusakan yang disebabkan karena adanya aktivitas hama tertentu atau

setiap bentuk penyimpangan fisiologis tanaman sebagai akibat aktivitas atau serangan OPT.

Babarapa gejala serangan hama pada tanaman yang diteliti pada praktikum ini, yaitu:

1. Daun berlobang, disebabkan oleh hama belalang yang memiliki tipe alat mulut penggigit

pengunyah. Gejala kerusakannya daun menjadi berlobang.

2. Bulir padi kepipis, disebabkan oleh hama walang sangit yang memiliki tipe alat mulut

pencucuk pengisap. Gejala kerusakannya bulir padi menjadi hampa/tidak berisi dan kempes.

3. Buah berlobang, disebabakan oleh hama dengan tipe alat mulut pencucuk pengisap. Gejala

kerusakannya buah berlobang dan berwarna hitam/kecoklatan.

4. Daun keperakan, disebabkan oleh hama thrips dengan tipe alat mulut pemarut penghisap.

Gejala kerusakannya adanya daun-daun baru yang akan membuka menjadi tergulung dan

Page 14: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

tumbuh tegak, dan terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan.

5. Batang digerek, disebabkan oleh hama penggerek batang yang memiliki tipe alat mulut

penggerek. Gejala kerusakannya terdapat lobang gerek pada permukaan batang dan bagian

tengah batang akan terdapat warna hitam memanjang.

6. Gall pada buah dan akar, disebabkan oleh nemathoda. Gejala kerusakannya adanya bintil-

bintil yang timbul di permukaan umbi dan adanya bintil-bintil yang timbul pada akar

tanaman.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional.

Surabaya.

Hari. 2008. Capung Langka.

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHa300.dir/doc.pdf//

hansamunahito.multiply.com/journal/item/1/Capunge_Langka

Purnomo,B. 2009. Penuntun Praktikum Daslintan. Ps agroekotek. Faperta Unib; Bengkulu

Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama dan Gulma Pada Tanaman Perkebunan.

Kanius.Yogyakarta.

Triharso. 2004. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta

Wagiman, F.X. 2003. Hama Tanaman : Cemiri Morfologi, Biologi dan Gejala Serangan.

Jurusan Hama Dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.

Yogayakarta.

Wiyono, Suryo. 2007. Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit Tanaman. IPB;

http://disbunjatim.co.cc/hama_tanaman/penggerek_batang.htm

http://agroekoteknologifp.wordpress.com/laporan-dasarperlindungan-tanaman-gejala-serangan-

hama-tanaman/

Page 15: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

beberapa contoh hama yang sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari

adalah sebagai berikut.

Belalang setan (Aularches miliaris), menyebabkan kerusakan terhadap

tanaman besar, misalnya berbagai jenis pisang, kelapa, pinang, dan jeruk.

Lalat buncis (Agromyza phaseoli), menyebabkan kerusakan pada bagian

batang, daun, dan buah tanaman buncis. Lalat ini biasanya membuat

saluran-saluran di daun, batang, dan tangkai daun. Dengan adanya

saluran ini tanaman menjadi layu. Tanaman yang masih muda dapat mati,

sedangkan tanaman yang telah tua akan terhambat pertumbuhannya.

Tungau bercak dua (Tetranichus urticae), memakan hampir semua jenis

tanaman budidaya seperti buncis, kacang tanah, mentimun, semangka,

apel, jeruk, dan jagung. Tanaman yang diserang oleh tungau daunnya

akan menjadi bercakcercak dan berwarna kekuningan.

Hama penggerek umbi kentang. Hama pada umbi kentang ini adalah ulat

berwarna kelabu Phthorimaea aperculella dengan panjang tubuh 1 cm,

yang akan tumbuh menjadi ngengat berwarna kelabu.

Hama pemakan daun kubis. Hama yang menyerang daun kubis adalah

ulat berwarna hijau muda, berbulu hitam, kepala kekuningan dengan

bercak-bercak gelap, dan ukuran tubuhnya sekitar 9 mm.

Hama pada bawang putih, berupa ulat berwarna hijau atau cokelat tua

dengan garis kekuningan, tubuhnya berukuran 25 mm. Bawang putih

yang terkena hama daunnya berlubang dan ada bekas gigitan berwarna

putih atau daun menjadi berselaput tipis dan layu.

Hama penggerek buah mangga, berupa ulat dengan warna tubuh

berselang-selang merah dan putih dan ulat cokelat kehitaman. Buah

mangga yang terserang hama menjadi berlubang-lubang dan di

sekitarnya terdapat kotoran yang meleleh dari dalam. Lubang ini dapat

menembus sampai ke biji. Jika buah dibelah, maka bagian dalamnya

sudah rusak dan busuk.

Hama tikus, sering menyerang tanaman padi dan palawija.

Belalang, juga sering menyerang tanaman padi.

Burung pipit, dalam jumlah yang besar dapat menyerang tanaman padi

dengan memakan biji padi yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Hama wereng, selain sebagai hama tanaman padi, wereng juga menjadi

vektor penyebar virus penyebab penyakit tungro.

Babi hutan, menyerang tanaman budidaya terutama umbiumbian.

Kera, menyerang tanaman budidaya buah-buahan dan sayuran.

Page 16: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

Untuk menanggulangi serangan hama, dapat dilakukan dengan memberikan

pestisida. Terdapat beberapa jenis pestisida buatan, misalnya insektisida (untuk

menanggulangi serangan serangga), molisida (menanggulangi serangan

Mollusca), dan rodentisida (untuk menanggulangi serangan rodensia/binatang

pengerat).

Namun demikian penggunaan pestisida buatan berdampak buruk terhadap

lingkungan, sehingga sekarang banyak dikembangkan biopestisida. Contoh

biopestisida untuk memberantas serangga dengan memanfaatkan ekstrak daun

mimba dan daun paitan.

Selain cara di atas, untuk menanggulangi hama dapat dilakukan dengan

memanfaatkan musuh alaminya, misalnya tikus ditanggulangi dengan burung

hantu. Teknik lain yang digunakan untuk mencegah perkembangan serangga

adalah dengan teknik jantan mandul. Caranya dengan dibiakkan serangga jantan

mandul, lalu dilepaskan pada musim kawin. Serangga betina yang kawin dengan

jantan mandul tidak akan menghasilkan telur fertil dan keturunan, sehingga

populasi hama akan menurun.

2.    Penyakit pada Tanaman

Tanaman dikatakan sakit apabila ada perubahan atau gangguan pada organ-

organ tanaman. Tanaman yang sakit menyebabkan pertumbuhan dan

perkembangannya tidak normal. Penyakit tanamandisebabkan oleh

mikroorganisme misalnya jamur, virus, dan bakteri. Selain itu penyakit tanaman

dapat disebabkan karena kekurangan salah satu atau beberapa jenis unsur hara.

Page 17: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

Penyakit pada Tanaman

Tanda-tanda tanaman yang terkena penyakit adalah sebagai

berikut.

Layu, tanaman yang layu karena sakit berbeda dengan yang kekurangan

air. Kamu dapat mengujinya dengan menyiram tanaman dengan air. Jika

tanaman tetap layu setelah disiram air, kemungkinan ada bagian akar dan

jaringan dalam batang yang rusak oleh bakteri atau virus.

Rontok, bila kerontokan terjadi pada daun, ranting, buah, dan bunga

secara bersamaan dapat dipastikan bahwa tanaman tersebut menderita

sakit. Penyebabnya dapat karena parasit, nonparasit, atau serangan

hama.

Perubahan warna, misalnya daun menjadi berwarna kuning, redup, atau

hijau pucat dalam jumlah banyak mengindikasikan bahwa tanaman itu

sakit. Tetapi perubahan warna pada daun juga dapat disebabkan oleh

rusaknya klorofil atau karena kekurangan cahaya matahari.

Daun berlubang, biasanya diawali oleh bercak berbentuk lingkaran,

kemudian kering dan terbentuk lubang.

Kerdil, terjadi pada daun, buah, atau bagian lainnya.

Daun mengeriting

Busuk pada batang, daun, atau buah

Semai roboh

Beberapa contoh penyakit yang menyerang tumbuhan adalah

Page 18: LAPORAN DASARPERLINDUNGAN TANAMAN.docx

sebagai berikut.

Penyakit layu cabai. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri. Cabai yang

terkena penyakit ini mempunyai ciri-ciri daun muda layu diikuti dengan

menguningnya daun-daun tua.

Penyakit hawar daun kentang. Disebabkan oleh jamur, gejalanya pada

tepi-tepi daun ditemukan bercak-bercak terutama pada suhu rendah,

kelembapan tinggi, dan curah hujan tinggi.

Penyakit busuk daun bawang merah. Disebabkan oleh jamur, gejalanya di

dekat ujung daun timbul bercak hijau pucat, di permukaan daun

berkembang jamur berwarna putih ungu, daun menguning, layu, dan

mengering. Daun yang telah mati akan berwarna putih dan banyak

terdapat jamur hitam.

Penyakit tungro pada tanaman padi. Penyakit ini menyebabkan padi

tumbuh kerdil dan tidak normal. Disebabkan oleh virus tungro dengan

perantaraan wereng.

Penyakit mosaik, banyak menyerang tanaman tembakau yang disebabkan

oleh virus TMV (Tobacco Mosaic Virus).

Tanaman yang terkena penyakit karena kekurangan unsur hara dapat dicegah

dan ditanggulangi dengan melakukan pemupukan yang tepat. Sedangkan

penyakit karena mikroorganisme dapat ditanggulangi dengan memberikan

pesitisida, misalnya bakterisida (memberantas bakteri parasit) dan fungisida

(memberantas jamur parasit). Selain pestisida buatan, sekarang telah banyak

dibuat pestisida alami yang lebih aman terhadap lingkungan. Contohnya jamur

dapat diberantas dengan bubur bordeaux yaitu campuran yang mengandung

kalsium karbonat dan senyawa tembaga.

Baca juga materi biologi tentang gerak pada tumbuhan.