Laporan Bru

8
1.1 Latar Belakang Secara garis besar, besarnya pendapatan usahatani diperhitungkan dari pengurangan besarnya penerimaan dengan besarnya biaya usahatani tersebut. Penerimaan suatu usahatani akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti luasnya usahatani, jenis dan harga komoditi usahatani yang diusahakan, sedang besarnya biaya suatu usahatani akan dipengaruhi oleh topografi, struktur tanah, jenis dan varietas komoditi yang diusahakan, teknis budidaya serta tingkat teknologi yang digunakan. Kentang merupakan komoditi yang dapat diperhitungkan oleh para petani. Usahatani kentang berperan dalam pembangunan nasional Indonesia, walaupun dalam skala usaha rumah tangga persatuan luas lahan yang kecil. Dalam kenyataannya di pasar, petani hanya diposisikan sebagai price taker yang tidak dapat mengendalikan harga di pasar. Oleh karena itu yang dapat dilakukan oleh petani kentang adalah bagaimana mengefisienkan usahataninya semaksimal mungkin. Untuk itulah analisis pendapatan merupakan cara yang tepat untuk mengetahui hasil usahatani kentang. Karena faktor produksi sebagian sudah dilakukan oleh rumah tangga petani sendiri, maka digolongkan sebagai biaya yang tidak riil dikeluarkan. Hal-hal lain yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan usahatani kentang adalah menyangkut biaya- biaya yang berbeda-beda antara usahatani kentang satu dengan usahatani kentang yang lainya sebagai karakteristik varietas.

description

Tugas Kewira

Transcript of Laporan Bru

Page 1: Laporan Bru

1.1 Latar Belakang

Secara garis besar, besarnya pendapatan usahatani diperhitungkan dari pengurangan

besarnya penerimaan dengan besarnya biaya usahatani tersebut. Penerimaan suatu usahatani

akan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti luasnya usahatani, jenis dan harga komoditi usahatani

yang diusahakan, sedang besarnya biaya suatu usahatani akan dipengaruhi oleh topografi,

struktur tanah, jenis dan varietas komoditi yang diusahakan, teknis budidaya serta tingkat

teknologi yang digunakan.

Kentang merupakan komoditi yang dapat diperhitungkan oleh para petani. Usahatani

kentang berperan dalam pembangunan nasional Indonesia, walaupun dalam skala usaha rumah

tangga persatuan luas lahan yang kecil. Dalam kenyataannya  di pasar, petani hanya diposisikan

sebagai price taker yang tidak dapat mengendalikan harga di pasar. Oleh karena itu yang dapat

dilakukan oleh petani kentang adalah bagaimana mengefisienkan usahataninya semaksimal

mungkin. Untuk itulah analisis pendapatan merupakan cara yang tepat untuk mengetahui hasil

usahatani kentang. Karena faktor produksi sebagian sudah dilakukan oleh rumah tangga petani

sendiri, maka digolongkan sebagai biaya yang tidak riil dikeluarkan. Hal-hal lain yang sangat

berpengaruh terhadap pendapatan usahatani kentang adalah menyangkut biaya-biaya yang

berbeda-beda antara usahatani kentang satu dengan usahatani kentang yang lainya sebagai

karakteristik varietas.

Page 2: Laporan Bru

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

 

1. Budidaya Tanaman

Kentang merupakan komoditi yang dapat diperhitungkan oleh para petani.

Kentang (Solanum Tuberosum) adalah tanaman sayuran umbi semusim yang berbentuk

perdu, yang berasal dari daerah subtropika. Batangnya bersegi empat, tetapi tidak begitu

kuat, dan mudah roboh ke tanah bila tertiup angin ataupun tertimpa hujan lebat. Umbinya

berbentuk bulat, lonjong, dan berkulit tipis serta banyak mata pada bagian ujungnya. Ras

umbinya enak terutama setelah direbus dan dijadikan makanan. Umbi kentang

mengandung vitamin A, B dan C yang merupakan  sumber karbohidrat dan banyak

mengandung unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh (Warsito, 1989).

Kentang termasuk ke dalam famili Solanaceae. Varietasnya banyak sekali,

diantaranya adalah :  Solanum Adigenum L, dan Solanum Demissum L. Varietas ini tahan

terhadap penyakit layu. Kentang yang banyak ditanam orang pada garis besarnya

mempunyai 3 golongan yaitu;

1. Kentang kuning

2. Kentang putih

3. Kentang merah

Kentang tidak hanya membutuhkan makan yang banyak tetapi juga membutuhkan

air yang banyak pula tetapi bukan berearti tanah menjadi becek. Kebutuhan air kentang

dicukupi dengan cara penyiramannya. Penyiraman ini hanya dilakukan bila tanah

kelihatan kering. Atau untuk tepatnya dilakukan pengukuran kelembaban tanahnya, bila

kelembabannya kurang dari yang diperlukan maka diperlukan. Kentang mengandung

racun solanin dalam umbinya, hal ini disebabkan karena tidak dilakukannya

pembumbunan dalam merawatnya. Pembumbunan adalah mempertinggi permukaan

tanah sehingga menutupi umbinya (Marsono, 1989).

Page 3: Laporan Bru

Kentang banyak sekali kegunaannya yaitu dimasak berbagai masakan, tepung,

pergedel, keripik, dan dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Daging umbi kentang

dapat dipergunakan untuk menghaluskan kulit dan menyembuhkan kulit mata yang

bengkak. Bagi penderita Diabetes Melitus diharuskan makan kentang sebagai pengganti

nasi (Soewito, 1989).

2. Landasan Teori

Usahatani adalah organisasi dari alam, tenaga kerja dan modal yang ditujukan

kepada produksi pertanian. Petani sebagai pengelola usahatani termasuk pembiayaannya

adalah seseorang yang membutuhkan dan berperan dalam perencanaan bisnis yang

meliputi penyediaan dan pengalokasian dana, menciptakan dana melalui pengendalian

sumber-sumber serta mengelolanya dalam kegiatan produksi seefektif mungkin. Dengan

demikian petani tidak boleh salah langkah dalam tindakannya untuk mencapai tujuan

produksi tersebut (Hernanto,1988).

Usahatani dapat dikatakan berhasil minimal harus dapat menghasilkan cukup

pendapatan untuk membayar biaya semua alat yang diperlukan, bunga modal, upah

tenaga kerja petani dan keluarganya yang digunakan untuk usahatani secara layak dan

dapat mempertahankan keadaan usahatani sedikitnya berada dalam keadaan semula

(Hadisaputro, 1973).

Ketika membicarakan laba, kebanyakan orang mengaitkannya dengan uang sisa dari pendapatan,

setelah dikurangi semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan itu. Laba

besarnya mengacu pada surplus atau kelebihan pendapatan atas biaya (keuntungan netto dari

suatu proses produksi). Menurut kami, laba adalah perbedaan antara pendapatan kotor (Gross

Income) dan biaya operasi (Operating Cost). Biaya operasi adalah jumlah semua biaya tidak

tetap ditambah biaya tetap untuk operasi (bukan biaya tetap total). Dengan kata lain, laba adalah

marjin kotor total kurang biaya tetap untuk operasi (Makeham, et al, 1999).

Imbalan usahatani berasal dari empat sumber utama :

Page 4: Laporan Bru

1)      Pendapatan usahatani, yaitu pendapatan uang berasal dari kegiatan usahatani dan

peternakan setiap tahun. Ada lima sumber umum dalam kategori pendapatan usahatani :

1. Penjualan produk tanaman, ternak dan hasil-hasil ternak (susu, kompos)

2. Produk-produk usahatani yang dikonsumsi oleh keluarga tani

3. Sisa hasil usaha (SHU) dari koperasi, kelompok tani dimana petani yang bersangkutan

menjadi anggota

4. Pendapatan non uang tunai yang berasal dari perubahan inventaris (stok ekstra yang ada

pada akhir tahun jual beli)

2)      Penerimaan keluarga, dari luar usahatani misalnya : penjualan kerajinan    tangan, laba

karena berdagang kecil-kecilan

3)      Penjualan barang modal dan mesin-mesin, yakni penjualan lahan, mesin atau modal

lainnya yang bukan merupakan produk normal dalam tahun operasi usahatani, penjualan

semacam itu tidak dipandang sebagai bagian dari pendapatan tahunan usahatani

4)      Uang pinjaman

(Makeham, et al, 1999).

Dalam pengaturan faktor-faktor produksi yang dalam keadaan minimal, petani harus memahami

sungguh kaitan atau relasi antara faktor-faktor minimal satu sama lain. Faktor-faktor dari

usahatani keluarga yang berada dalam keadaan minimal ialah : tanah dan modal. Kaitan-kaitan

yang kita maksud adalah :

1)      Peningkatan modal per tenaga kerja atau peningkatan intensitas modal akan mempengaruhi

pengelolaan usaha tani keluarga secara demikian :

1. Luas tanah garapan akan bertambah, tetapi luas tanah garapan per kesatuan modal akan

menurun, hal itu disebabkan karena perluasan tanah garapan jalannya lebih lamban dari

jalannya kenaikan intensitas modal

2. Hasil kerja per tenaga akan naik, tetapi kenaikannya lebih lambat daripada keniakan

intensitas modal

Page 5: Laporan Bru

2)      Modal per tenaga kerja atau intensitas menurun akan mendatangkan luas tanah garapan

menurun, menurunnya luas tanah garapan lebih lambat daripada menurunnya intensitas modal

3)      Jumlah tenaga kerja bertambah atau intensitas kerja naik akan mendatangkan :

1. Menurunnya intensitas modal (modal per tenaga kerja)

2. Luas total dari tanah garapan akan naik, kenaikan luas tanah jalannya tak sejajar dengan

kenaikan intensitas kerja, sebaliknya luas tanah per tenaga kerja menurun

3. Produksi total akan naik, tetapi produksi per tenaga kerja akan menurun, pun konsumsi

per tenaga kerja akan menurun

4. Daya penampungan tanah terhadap tenaga kerja tidak dipengaruhi

4)      Modal dan tenaga kerja bertambah akan mendatangkan hasil total naik dan luas tanah

garapan per tenaga kerja naik

5)      Pengurangan atas alat-alat produksi akan mendatangkan :

1. Produksi per tenaga kerja akan menurun

2. Kapasitas kerja akan menurun

3. Konsumsi akan menurun karena produksi per tenaga kerja menurun

(Tohir, 1991).

Efisiensi usahatani memberikan batas layak dan tidaknya suatu usahatani dilaksanakan.

Perhitungan efisiensinya menggunakan biaya dalam usahatani dianalisis melalui imbangan

antara penerimaan total dengan biaya total yang disebut Return and Cost Ratio (R/C ratio). Pada

metode ini mengandung arti bahwa tingkat efisiensi usahatani diukur atas dasar keuntungan

(Hernanto, 1988).

Efisiensi perlu diperhitungkan karena pendapatan usahatani yang tinggi tidak selalu

mencerminkan efisiensi yang tinggi pula, selanjutnya untuk mengetahui manfaat dari suatu

teknologi atau keragaman usahatani yang satu terhadap yang lain dapat dilakukan dengan

analisis B/C ratio.

Page 6: Laporan Bru

(Soeharjo, et al, 1977).

Selain BEP dan ROI yang digunakan dalam analisis usahatani adalah analisis yang bersifat

menyeluruh dan ada juga analisis untuk kelayakan usahatani. Analisis lebih menekankan pada

kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha-usaha untuk membandingkan,

mengukur serta menghitung tingkat hubungan suatu usahatani. Dan beberapa modal yang dapat

digunakan sebagai indikator dalam pengukuran analisis kelayakan. Model ini paling dianjurkan

karena perhitungannya masih dalam keadaan kotor. Rumusnya adalah sebagai berikut:

B/C =  Hasil penjualan

Modal produksi

(Rahardi, et al, 1999).