laporan biologi tanah

22
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TANAH OBSERVASI DAN IDENTIFIKASI ORGANISME TANAH Disusun oleh : Dwi Indah Prawesti / 13308141002 Lisne Irawati / 13308141004 Triyono / 13308141012 Suryaningsih / 13308141027 Dwi Nurhayati / 13308141031 Rahayu Tri R / 13308141040 PRODI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

description

uny

Transcript of laporan biologi tanah

Page 1: laporan biologi tanah

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI TANAH

OBSERVASI DAN IDENTIFIKASI ORGANISME TANAH

Disusun oleh :

Dwi Indah Prawesti / 13308141002

Lisne Irawati / 13308141004

Triyono / 13308141012

Suryaningsih / 13308141027

Dwi Nurhayati / 13308141031

Rahayu Tri R / 13308141040

PRODI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Page 2: laporan biologi tanah

2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi

sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tumbuh

tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi

berfungsi sebagai gudang hara dan sumber penyuplai hara atau nutrisi

(meliputi: senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur

essensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, dan Cl), dan

secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang

berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif

(pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral

mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan

produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan,

maupun kehutanan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengamati mikroba tanah dengan metode slide

kontak dan rhizobium ?

2. Apa peran ekologis rhizobia dan mikroba tanah dalam menjaga

kesuburan tanah ?

3. Bagaimana cara pengamatan organisme yang hidup didalam

tanah ?

4. Bagaimana cara menentukan keanekaragaman mesofauna tanah

dalam area pengamatan ?

5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman

mesofauna tanah ?

C. Tujuan

1. Mampu mengamati mikroba tanah dengan metode slide contact

dan rhizobium dengan pengecatan sederhana.

Page 3: laporan biologi tanah

2. Menganalisis peran ekologis rhzobia dan mikroba tanah dalam

menjaga kesuburan tanah.

3. Mengetahui bagaimana cara pengamatan organism yang hidup

dalam tanah khususnya mesofauna tanah.

4. Menentukan keanekaragaman mesofauna tanah dalam area

pengamatan tertentu.

5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman

mesofauna tanah.

Page 4: laporan biologi tanah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Organisme tanah Edafon berarti organisme yang hidup di dalam tanah,

terdiri atas flora dan fauna tanah. kandungan organisme tanah berkisar antara 1%-

10% dari total berat bahan organik kering. Flora tanah meliputi bakteri,

actinomicetes, fungi, algae dan lichens. Sedangkan fauna tanah berdasarkan

ukurannya, fauna tanah dibedakan atas makrofauna (> 1 cm yaitu cacing tanah),

mesofauna (100 µm – 1 cm yaitu antropoda), dan mikrofauna (< 100 µm yaitu

protozoa dan nematoda) (Sutanto 2005).

Aktifitas organisme tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu iklim

(curh hujan, suhu udara, kelembaban, dan lain-lain), sifat tanah (kemasaman,

kelembaban tanah, suhu tanah, unsur hara dalam tanah, dan lain-lain). Keragaman

organisme dan bobot biomassa dari organisme tanah sangat besar, sedangkan

aktivitas organisme tanah dicirikan oleh jumlahnya dalam tanah, bobot tiap unit

isi atau luas tanah (biomassa) dan aktivitas metabolik. Klasifikasi menurut cara

hidup fauana tanah didasarkan pada morfologi dan fisiologi tergantung pada

kedalaman tanah. Fauna fitotropik memakan tanaman hidup, fauna zootropik

memakan materi binatang, fauana mikrotropik hidup dalam mikroorganisme dan

fauna saprofitik menggunakan materi organik yang telah mati. Melalui proses

mineralisasi materi yang telah mati akan menghasilkan garam-garam mineral yang

akan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. (Thomas & Mitchell, 1951)

Serangga tanah dapat dikelompokkan berdasarkan tempat hidupnya dan

menurut jenis makananya. Serangga berdasarkan tempat hidupnya menurut

Rahmawaty (2006) dan Lilies (1992) dibedakan menjadi :

1. Epigeon yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan tumbuh-

tumbuhan. Misalnya plecoptera, homoptera, dan lain-lain.

2. Hemiedafon yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan organik tanah.

Misalnya dermaptera, hymenoptera dan lain-lain.

3. Eudafon yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan mineral. Misalnya

protura dan collembola.

Page 5: laporan biologi tanah

Adanya cacing tanah yang dapat membuat lubang akan meningkatkan pori

aerasi di dalam tanah, sehingga dapat mengolah tanah dengan menurunkan

kepadatan tanah dan berlangsung secara terus-menerus sesuai dengan daya

dukungnya. Cacing tanah dari kelompok endogaesis dapat menghancurkan dan

mengangkat liat maupun bahan-bahan lain dari horison argilik kembali ke lapisan

atas (bioturbasi). Selain dapat mencampur tanah maupun bahan organik lapisan

atas dan bawah, kotoran cacing (casting) dapat memperbaiki agregat tanah dan

memperpanjang pendauran C-organik tanah. Lubang-lubang cacing tanah dapat

meningkatkan laju infiltrasi maupun perkolasi sehingga menurunkan aliran

permukaan, erosi maupun penghanyutan bahan organik di permukaan tanah serta

mendistribusikan bahan organik ke lapisan yang lebih dalam (Subowo 2008).

Keanekaragaman mesofauna dan makrofauna tanah berkaitan erat dengan

bahan organik tanaman yang ditambahkan pada tanah. Dari hasil penelitiannya,

dikatakan bahwa perubahan tata guna lahan, seperti perubahan dari lahan hutan

menjadi pertanian, dapat mempengaruhi keanekaragaman makrofauna tanah. Hal

ini diduga karena bahan organik yang dihasilkan oleh hutan lebih beragam

daripada lahan pertanian tanaman semusim. Tanah pertanian yang keberadaannya

terbatas, seringkali digunakan secara terus menerus tanpa memperhatikan

pemeliharaanya, dan tidak memberi kesempatan pada tanah untuk memperbaharui

diri secara alami, atau dipulihkan kembali kesuburannya sehingga dapat

menurunkan tingkat kesuburan tanah. Pengolahan tanah yang keliru dan

pengelolaan tanaman yang kurang baik, dapat menyebabkan menurunnya

kesuburan dan produktivitas tanah sehingga tanah menjadi rusak. Untuk

mengurangi dan mengantisipasi terjadinya kerusakan tanah, diperlukan langkah

yang tepat, aman sekaligus tidak mengeluarkan banyak biaya, misalnya dengan

pemberian bahan organik tanaman pada tanah. Pemberian bahan organik tanaman

pada tanah dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah (Wulandari

2005).

Para makrofauna adalah fauna yang paling mencolok dari tanah, dan juga

yang paling di dokumentasikan dalam hal biologi dan berdampak pada kesuburan

tanah mereka. Mereka termasuk beragam kelompok taksonomi yang

melintasi beberapa tingkat trofik. Misalnya, kaki seribu dan woodlice adalah

Page 6: laporan biologi tanah

konsumen utama dari puing-puing organik di dalam hutan, dan berbagai larva

serangga, seperti dari lalat derek (Tipulidae), adalah konsumen penting dari

bahan akar, sedangkan lipan, laba-laba, kalajengking, dan

kumbang cenderung menjadi predator dominan dalam tanah dan

sampah. Semut adalah kelompok lain dari makrofauna tanah dan salah satu

serangga yang paling banyak di planet ini (Bardgett 2005).

Salah satu dekomposer yaitu fauna tanah. Fauna tanah adalah fauna yang

hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang terdapat di

dalam tanah.  Beberapa fauna tanah, seperti herbivora, sebenarnya memakan

tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas akarnya, tetapi juga hidup dari tumbuh-

tumbuhan yang sudah mati. Jika telah mengalami kematian, fauna-fauna tersebut

memberikan masukan bagi tumbuhan yang masih hidup, meskipun adapula

sebagai kehidupan fauna yang lain. Fauna tanah merupakan salah satu kelompok

heterotrof    yaitu  makhluk hidup di luar tumbuh-tumbuhan dan  bakteria, yang

hidupnya tergantung dari tersedianya makhluk hidup produsen utama di dalam

tanah (Jani 2012).

Page 7: laporan biologi tanah
Page 8: laporan biologi tanah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu Penelitian

Hari tanggal : Rabu 7 September 205

Tempat : Hutan Biologi dan Laboratorium Lingkungan FMIPA UNY

B. Alat dan Bahan

- Pisau atau skapel tajam

- Silet

- Tanaman Kaang (bintil akar)

- Gelas benda dan gelas penutup

- Mikroskop binokuler

- Pipet tetes

- Air

- Sekop

- Plastik

- Hygrometer

- Thermometer udara dan tanah

- Soil tester

- Lumeter

- Alkohol 70 %

- Botol jam

- Gliserin

- Mikroskop stereo

- Kuas halus

- Tull green

- Gelas aqua

Page 9: laporan biologi tanah

D. Langkah Kerja

SUBTOPIK II. A. Observasi Mikroorganisme Tanah dengan Metode

Slide ontat dan pengeatan sederhana

a. Pengamatan Mikroba dengan Slide ontat

1. Menentukan lokasi yang akan diamati yaitu pada area hutan Biologi.

2. Menyiapkan gelas benda yang sudah dibersihkan kemudian

membenamkan gelas benda tersebut dengan arah vertikal sampai kira-

kira sedalam 5 m

3. Mengambil atau menabut kembali gelas benda tersebut dari tanah

kemudian menyimpannya kedalam kantong agar tetap steril.

4. Menginkubasi gelas slide tersebut selama 48 jam.

5. Setelah diinkubasi membersihkan gelas slide dari sisa-sisa tanah yang

masih menempel kemudian meng-kering-udarakan gelas slide tersebut.

6. Mengamati dengan mikroskop binokuler mikroba tanah yang

menempel pada gelas slide dan menggambar.

b. Pengamatan Rhizobium

1. Menyiapkan tanaman kaang-kaangan (Fabaeae/Leguminosae) yang

akarnya berbintil.

2. Membuat irisan melintang dan membujur bintil akar tersebut

menggunakan silet setipis mungkin.

3. Meletakkan irisan melintang dan membujur pada gelas benda yang

telah dibersihkan kemudian diberi sedikit air.

4. Mengamati dengan mikroskop bakteri yang terlihat pada irisan tersebut

kemudia menggambarnya.

SUBTOPIK II. B. Observasi Mesofauna Seara Sederhana

a. Pengambilan ontoh seresah

1. Menentukan lokasi tanah yang akan diambil seresahnya yaitu pada

bagian hutan iologi yang tidak

2. Mengukur klimatik dan edafiknya yaitu intensitas ahaya suhu udara

kelembaban udara pH tanah suhu tanah dan kelembaban tanah

Page 10: laporan biologi tanah

3. Mengambil seresah dengan sekop kemudian memasukkan ke dalam

plastik.

4. Memasukkan seresah ke tull green yang dibawahnya terdapat tempat

penampungan mesofauna yaitu gelas bekker berisi alkohol.

5. Menunggu selama 2 hari kemudian mengamati hewan berupa serangga

yang tertangkap pada gelas bekker dengan mikroskop streo.

b. Pengambilan sampel dengan metode pit fall trap

1. Menentukan lokasi yang akan dijadikan titik sampling.

2. Menyiapkan aqua gelas yang telah diisi alkohol 70% dan diolesi

gliserin (kurang lebih setengah gelas).

3. Menanam gelas aqua tersebut sampai area mulut aqua gelas

(permukaan tanah).

4. Menutup bagian samping atau sisi-sisi aqua gelas dengan seresah.

5. Menunggu selama 2 hari.

6. Setelah 2 hari aqua gelas tersebut diambil dan mesofauna yang ada

didalamnya diamati dan diidentifikasi dengan menggunakan

mikroskopstereo.

Page 11: laporan biologi tanah

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini yang dilakukan di hutan biologi FMIPA UNY ini yaitu

dengan menggunakan metode pit fall trap dan metode tull green. Metode pit fall

trap merupakan metoda pengumpulan hewan tanah dengan cara memasang

perangkap jebak. Metode ini dapat berupa tabung atau bejana tinggi sederhana

yang dibenamkan ke dalam tanah (biasanya menggunakan gelas aqua), hingga

mulut tabung itu rata dengan permukaan tanah atau serasah yang menutupinya,

dengan metode ini ditemukan serangga yaitu semut dengan berbeda warna dan

ukuran, yaitu semut hitam besar sejumlah 3, samut hitam sedang yaitu 1, semut

cokelat kecil sejumlah 1, dan semut cokelat sedang sejumlah 1. Jadi dengan

menggunakan metode pit fall trap ditemukan sebanyak 6 ekor semut dengan

berbeda ukuran dan warnanya.

Kemudian dengan menggunakan metode tull green, merupakan metode

pemilihan organism tanah dengan menggunakan cahaya. Cahaya akan membuat

organism tanah menjauhi cahaya, sehingga organism tanah masuk ke dalam

seresah, dan akhirnya jatuh ke tempat penampungan yang berisi alcohol. Hal ini

dikarenakan terdapat lubang pada bagian bawah dari tullgreen ini. Dengan metode

ini ditemukan larva sebanyak 2, semut hitam sedang sebanyak 3, dan laba-laba

kecil putih sebanyak 3. Jadi dengan menggunakan tull green serangga tanah yang

diperoleh lebih beragam.

Organisme tanah Edafon berarti organisme yang hidup di dalam tanah,

terdiri atas flora dan fauna tanah. fauna tanah dibedakan atas makrofauna (> 1 cm

yaitu cacing tanah), mesofauna (100 µm – 1 cm yaitu antropoda), dan mikrofauna

(< 100 µm yaitu protozoa dan nematoda) (Sutanto 2005).

Klasifikasi menurut cara hidup fauana tanah didasarkan pada morfologi dan

fisiologi tergantung pada kedalaman tanah. Fauna fitotropik memakan tanaman

hidup, fauna zootropik memakan materi binatang, fauana mikrotropik hidup

dalam mikroorganisme dan fauna saprofitik menggunakan materi organik yang

telah mati. Melalui proses mineralisasi materi yang telah mati akan menghasilkan

Page 12: laporan biologi tanah

garam-garam mineral yang akan digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. (Thomas &

Mitchell, 1951)

Serangga tanah dapat dikelompokkan berdasarkan tempat hidupnya dan

menurut jenis makananya. Serangga berdasarkan tempat hidupnya menurut

Rahmawaty (2006) dan Lilies (1992) dibedakan menjadi :

4. Epigeon yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan tumbuh-

tumbuhan. Misalnya plecoptera, homoptera, dan lain-lain.

5. Hemiedafon yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan organik tanah.

Misalnya dermaptera, hymenoptera dan lain-lain.

6. Eudafon yaitu serangga tanah yang hidup pada lapisan mineral. Misalnya

protura dan collembola.

Para makrofauna adalah fauna yang paling mencolok dari tanah, dan juga

yang paling di dokumentasikan dalam hal biologi dan berdampak pada kesuburan

tanah mereka. Mereka termasuk beragam kelompok taksonomi yang

melintasi beberapa tingkat trofik. Misalnya, kaki seribu dan woodlice adalah

konsumen utama dari puing puing organik didalam hutan, dan berbagai larva

serangga, seperti dari lalat derek (Tipulidae), adalah konsumen penting dari

bahan akar, sedangkan lipan, laba-laba, kalajengking, dan kumbang cenderung

menjadi predator dominan dalam tanah dan sampah. Semut adalah kelompok lain

dari makrofauna tanah dan salah satu serangga yang paling banyak di planet ini

(Bardgett 2005).

Salah satu dekomposer yaitu fauna tanah. Fauna tanah adalah fauna yang

hidup di tanah, baik yang hidup di permukaan tanah maupun yang terdapat di

dalam tanah.  Beberapa fauna tanah, seperti herbivora, sebenarnya memakan

tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas akarnya, tetapi juga hidup dari tumbuh-

tumbuhan yang sudah mati. Jika telah mengalami kematian, fauna-fauna tersebut

memberikan masukan bagi tumbuhan yang masih hidup, meskipun adapula

sebagai kehidupan fauna yang lain. Fauna tanah merupakan salah satu kelompok

heterotrof    yaitu  makhluk hidup di luar tumbuh-tumbuhan dan  bakteria, yang

hidupnya tergantung dari tersedianya makhluk hidup produsen utama di dalam

tanah (Jani 2012).

Page 13: laporan biologi tanah
Page 14: laporan biologi tanah

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Page 15: laporan biologi tanah

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Bargett, R 2005. The Biology of Soil. New York: Oxford University Press.

Jani 2012. Fauna Tanah. unila.ac.id. Diakses pada tanggal 25 April 2013

Moldenke 2001. Kelompok Arthropoda Tanah. http://repository.usu.ac.id. Diakses pada

tanggal 31 Mei 2013.

Subowo, G 2008. Prospek Cacing Tanah untuk Pengembangan Teknologi Resapan

Biologi Di Lahan Kering. Jurnal Litbang Pertanian. 27(4): 146-150

Sugiyarto 2004. Konservasi Makrofauna Tanah dalam Sistem

Agroforestri.http://pasca.uns.ac.id. Diakses pada tanggal 31 Mei 2013

Sugiyarto et al. 2007. Preferensi Berbagai Jenis Makrofauna Tanah terhadap Sisa Bahan

Organik Tanaman pada Intensitas Cahaya Berbeda. Jurnal Biodiversitas. 7(4):96-

100

Suin, N. M. 2003. Ekologi Hewan Tanah. Bumi AksaraJakarta. Pusat Antar Universitas

Ilmu Hayati. ITB.

Sutanto, R 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jogjakarta: Kanisius

Syekhfanis 2013. Cacing Tanah. http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id. Diakses pada

tanggal 31 Mei 2013.

Widyawati, IT 2008. Komunitas Collembola Permukaan Tanah pada Lima Tipe Habitat

di Kawasan Telaga Warna Kabupaten Bogor dan

Cianjur. http://repository.ipb.ac.id. Diakses pada tanggal 31 Mei 2013.

Wulandari, S 2005. Dekomposisi Bahan Organik Tanaman serta Pengaruhnya terhadap

Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna Tanah di Bawah Tegakan Sengon

(Paraserianthes falcataria). Jurnal Biosmart. 7(2):104-109

Page 16: laporan biologi tanah

LAMPIRAN

Pengambilan Sampel Tanah Pengukuran pH dan Kelembapan Tanah

Pengukuran Intensitas Cahaya Pengukuran Suhu Tanah