Laporan Biologi
description
Transcript of Laporan Biologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen di muka bumi
ini. Ada beberapa faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yaitu,
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
tumbuhan itu sendiri yang meliputi: auksin, giberelin, sitokinin, kalin, gas etilen, asam
absisat, dormin, dan asam traumalin. Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor yang berasal
dari luar tubuh tumbuhan yang meliputi: air, mineral, kelembapan udara, suhu, dan cahaya
matahari.
Yang akan dibahas adalah pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor internal itu sendiri terdiri atas gen dan
hormon. Sedangkan faktor eksternal meliputi cahaya matahari, suhu, pH, kelembapan tanah,
dan lain-lain.
Tumbuhan yang diletakkan di tempat yang terang mendapatkan penyinaran matahari
yang cukup untuk digunakan berfotosintesis dan arah pertumbuhannya selalu kearah cahaya
matahari sehingga batangnya tidaklurus atau bengkok. Sedangkan tumbuhan yang diletakkan
di tempat yang gelap tidak mendapatkan penyinaran matahari tetapi hanya mendapatkan
udara dari luar.
Oleh karena itu, kami mengadakan percobaan untuk mengetahui apakah benar faktor
internal dan eksternal berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
Periode pertumbuhan pada tanaman terjadi sepanjang hidupnya. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam laporan percobaan kali
ini kami akan membuktikan pengaruh faktor eksternal maupun internal terhadap
perkembangan dan pertumbuhan pada tumbuhan dikotil maupun monokotil.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini antara lain:
1. Mengetahui pengaruh faktor internal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman;
2. Mengetahui pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman;
3. Mengetahui tipe perkecambahan pada biji.
1.4 Hipotesis
1. Tanaman dikotil maupun monokotil dapat tumbuh di tempat gelap sekalipun, tetapi daun yang dihasilkan apabila tanaman diletakkan di tempat gelap akan berwarna kuning dan batang kurang kokoh, berbeda dengan tanaman yang diletakkan pada tempat terang yang menghasilkan daun yang berwarna hijau dan batang yang kokoh.
2. Tanaman yang tidak diberi cahaya, pertumbuhannya ke arah cahaya walaupun cahaya yang dihasilkan sangat sedikit. Sedangkan yang ditanam diluar ruangan akan tumbuh tegak ke atas.
3. Tanaman dikotil maupun monokotil yang diletakkan di tempat gelap(tidak terkena cahaya matahari) mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan pada tempat yang terang(terkena cahaya matahari)
1.5 Manfaat Praktikum
1. Mengetahui pengaruh faktor internal maupun eksternal dan dapat membedakan ciri-ciri yang timbul pada pertumbuhan.
2. Dapat mengetahui peranan faktor internal maupun eksternal pada tumbuhan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan
jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan
adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk
hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak
kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang
penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya
semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah
dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga
kelestariannya. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Jika hewan dan tumbuhan tidak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka akan mengalami kepunahan.
Pada tumbuhan, perkembangan ini menghasilkan bermacam-macam jaringan dan
organ tumbuhan. Perkembangan pada tumbuhan diawali dengan fertilisasi. Pada awal
perkembangannya, embrio mendapatkan makanan dari kotiledon. Kotiledon terdapat pada
biji tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan dikotil memiliki dua kotiledon, sedangkan monokotil
memiliki satu kotiledon.
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di meristem (titik tumbuh) yang terdapat pada
ujng akar dan batang. Meristem akan mengalami pembelahan mitosis. Oleh karena itu, ujung
batang dan ujung batang akan bertambah panjang dan besar.
Pertumbuhan disebabkan oleh pertambahan besar dan panjang sel-sel itu sendiri. Pada
batang terdapat dua jenis tunas, yaitu tunas yang letaknya di ujung batang yang disebut tunas
terminal dan mengandung meristem apikal, serta tunas samping yang nantinya membentuk
cabang batang, daun, dan bunga.
Batang tumbuhan selain bertambah panjang juga dapat bertambah besar. Hal ini
dikarenakan adanya aktivitas kambium, yang termasuk jaringan meristem yang sel-selnya
aktif membelah. Letak kambium di antara jaringan xilem dan floem. Kambium akan terus
membentuk jaringan xilem dan floem baru sehingga batang makin lama akan menjadi besar.
Aktivitas kambium meninggalkan batas yang jelas pada batang. Batas ini disebut lingkaran
tahun.
Selain pertumbuhan dan perkembangan dalam tumbuhan dikenal istilah
perkecambahan. Perkecambahan memiliki banyak arti yang di definisikan oleh banyak
ilmuwan. Misalnya, perkecambahan adalah munculnya pertumubuhan aktif yang
menyababkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai (Amen, 1963). Perkecambahan
merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam
tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah
perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan
muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan
komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi
tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji,
misalnya radikula dan plumula (Bagod Sudjadi, 2006). Perkecambahan merupakan proses
pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya
tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula
tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar
(Istamar Syamsuri, 2004). Perkecambahan merupakan sustu proses dimana radikula (akar
embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji. Di balik gejala morfologi dengan
pemunculan radikula tersebut, terjadi proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal
sebagai proses perkecambahan fisiologis (Salisbury, 1985).
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula
(calon batang). Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah
munculnya radikel menembus kulit benih. Sedangkan para agronomis menyatakan bahwa
perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting embrio dari dalam benih
dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal pada kondisi
lingkungan yang optimum.
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena
pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga
(calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
Struktur pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon)
di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio
yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan
Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat radikula (calon akar) adalah poros
embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang
terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu,
pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma
(cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan
hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang
meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif
tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal
hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke
permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak.
Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan
kedalaman tanam. Dan berikut adalah penjelasan mengenai tipe perkecambahan epigeal dan
perkecambahan hipogeal
1. Perkecambahan Epigeal
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon
melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.
Contoh: perkecambahan kacang hijau.
2. Perkecambahan Hipogeal
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas
permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan
Jagung (Zea mays)
Rangkaian peristiwa selama proses perkecambahan berlangsung, yaitu:
a. Imbibisi
b. Aktivasi Enzim
c. Perombakan simpanan cadangan
d. Inisiasi pertumbuhan embrio
e. Pemunculan radikel
f. Pemantapan kecambah
Pemacu kimiawi perkecambahan benih adalah :
a. Giberelin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah.
b. Sitokinin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah.
c. Etilen (C4H4): Turut mengatur penglepasan auksin pada perkecambahan benih.
d. H2O2: Menstimulir respirasi yang mempercepat perombakan cadangan makanan.
e. Auksin: dalam konsentrasi rendah bekerjasama dengan cahaya mempercepat
perkecambahan.
f. KNO3: bekerjasama dengan cahaya dan suhu memacu proses perkecambahan benih
g. Thiourea Membantu pembentukan pemacu perkecambahan, seperti giberelin.
Menurut (Sadjad,1994) tahap awal metabolisme untuk tumbuh benih dapat
diungkapkan sebagai tiga tipe yaitu perombakan bahan cadagan, translokasi dari bagian benih
kesatu bagian yang lain dan sintesa bahan-bahan yang baru. (Sutopo (2002) menjelaskan
tahapan proses perkecambahan sebagai berikut:
1. Tahap pertama dimulai dengan penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan
hidrasi oleh protoplasma.
2. Tahap kedua dimulai dengan kegitan sel-sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat
respirasi benih.
3. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat,
lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik
tumbuh.
4. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai di daerah
meristematik untuk menghasilkan energi dari kegiatan pembentukan komponen dalam
pertumbuhan sel-sel baru.
5. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran
dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh, pertumbuhan kecambah ini tergantung pada
persediaan makanan yang ada dalam biji.
Proses penyerapan air oleh biji merupakan proses imbibisi yang disebabkan oleh
perbedaan potensi air antara benih dengan media sekitarnya (Lakitan, 1996), sehingga kadar
air dalam benih mencapai presentase tertentu yaitu (50 sd 60) persen dan akan meningkat lagi
pada saat munculnya radikel sampai jaringan penyimpan dan kecambah yang sedang tumbuh
mempunyai kandungan air (70 sd 90) persen (Ching, 1972 dalam Sutopo, 2002). Akibat
terjadinya imbibisi, kulit biji akan menjadi lunak dan retak-retak (Kuswanto,1996).
Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permeable terhadap air dengan
tekanan osmosis tertentu (Kuswanto, 1996). Serapan air dan berbagai proses biokimia yang
berlangsung pada benih pada akhirnya akan tercermin pada pertumbuhan dan perkembangan
kecambah menjadi tanaman muda (bibit), kecuali jika benih tersebut dalam keadaan dorman
(Lakitan,1996)
2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada
Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal, berikut penjelasannya:
Faktor internal:
Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman terdiri
dari:
o Faktor Genetik
Faktor genetik terdapat dalam gen. Gen berpengaruh dalam menentukan pola
pertumbuhan tanaman, artinya tingkat optimalisasi pertumbuhan dimana pola pertumbuhan
kacang tanah tidak akan sama dengan jagung, atau lebih jelas pada usia dewasa kacang tanah
tidak akan mempunyai waktu dan tinggi serta berat yang sama diantara keduanya. Tanaman
yang mengandung gen yang baik dan didukung dengan kondisi lingkungan yang sesuai akan
memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik pula. Gen terdapat di kromosom
dalam inti sel. Gen ini mempengaruhi ukuran dan bentuk tubuh tumbuhan. Hal ini disebabkan
karena gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel.
Proses kimia dalam sel ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
tumbuhan.
o Faktor Hormon
Hormon adalah senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respons fisiologi
pada tumbuhan. Hormon tumbuhan bermacam-macam, tetapi ada lima hormon tumbuhan
yang sangat penting, yaitu:
a. Auksin
Auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi
pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas(terdiri atas batang dan daun), ujung akar,
daun muda, bunga, buah dan kambium.
Auksin sangat peka terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi
suatu zat yang justru menghambat terjadinya pembelahan sel-sel pada daerah pemanjangan
batang, sehingga pertumbuhan sel-sel batang yang terkena matahari akan lebih lambat
dibandingkan dengan sel-sel jaringan sisi pada batang yang tidak terkena matahari.
Selain merangsang perpanjangan sel-sel batang dan menghambat perpanjangan sel-sel
akar, juga berfungsi merangsang pertumbuhan akar samping(lateral) dan akar serabut yang
berfungsi sebagai penyerapan air mineral, mempercepat aktifitas pembelahan sel-sel titik
tumbuh kambium akar dan batang, menyebabkan terjadinya diferensiasi sel menjadi jaringan
berkas angkut xilem, dan merangsang terjadinya pembentukan bunga dan buah.
b. Sitokinin
Sitokinin dihasilkan oleh tumbuhan pada bagian akar dan diangkat ke organ lainnya.
Sitokinin adalah zat tumbuh yang pertama kali ditemukan pada batang tembakau. Hormon ini
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.
2) Menunda pengguguran dan penuaan daun.
3) Memperkecil dominasi apikal sehingga mendorong pertumbuhan tunas samping dan
perluasan daun.
4) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.
5) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji.
c. Giberelin
Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat seperti auksin. Giberelin
terdapat di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar.
Giberelin dihasilkan oleh tumbuhan pada bagian jaringan meristem akar, meristem batang,
dan daun muda. Giberelin memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.
2) Mempengaruhi perkembangan bunga dan buah.
3) Mempengaruhi perkecambahan biji.
4) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Untuk tumbuhan yang kerdil, jika diberi
giberelin akan tumbuh secara normal
d. Gas Etilen
Gas etilen dihasilkan oleh buah yang sudah tua, tetapi masih berwarna hijau yang
disimpan dalam kantung tertutup agar cepat masak. Gas etilen dihasilkan oleh tumbuhan
untuk mempercepat pematangan buah dan terutama dihasilkan oleh buah yang sudah tua. Gas
etilen dan asam absisat mengendalikan kerontokan daun, gas etilen dan auksin mempercepat
pembungaan pada tanaman mangga dan nanas, gas etilen dan giberelin mengendalikan
perbandingan antara bunga jantan dan betina yang dihasilkan pada beberapa tumbuhan
monosius. Gas etilen juga berfungsi memacu perkecambahan biji, menebalkan batang,
mendorong gugurnya daun, menunda pembungaan, dan menghambat pemanjangan batang
kecambah.
e. Asam Absisat
Asam absisat adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tumbuhan. Asam
absisat dianggap sebagai hormon penyebab dormansi tunas yang disintesis dalam
daun dan kemudian diangkut ke tunas-tunas untuk merangsang dormansi. Hormon ini sangat
diperlukan tumbuhan pada saat kondisi lingkungan tidak baik. Contohnya, pada saat musim
kering atau musim dingin, tumbuhan menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan
yang berlebihan. Hal ini dilakukan dengan cara mengatur penutupan dan pembukaan stomata,
terutama pada saat kekurangan air.
f. Asam Traumatin
Asam Traumatin merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi
sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup bagian yang luka. Jaringan
penutup luka disebut kalus.
g. Kalin
Kalin adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan organ pada tumbuhan. Kalin
dapat dibedakan atas: Rhyzokalin, merangsang pembentukan akar; Kaukalin, merangsang
pembentukan batang; Filokalin, merangsang pembentukan daun;Anthokalin, merangsang
pembentukan bunga.
Faktor Eksternal:
a. Intensitas cahaya
Cahaya sangat diperlukan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Proses ini
menghasilkan zat makanan yang diperlukan tumbuhan untuk pertumbuhannya dan untuk
disimpan sebagai cadangan makanan yang bisa dikonsumsi oleh manusia dan hewan.
Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk
pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi
laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang.
Cahaya matahari dapat merusak auksin. Kecambah di tempat gelap akan tumbuh lebih
cepat panjang daripada kecambah di tempat terang. Peristiwa ini disebut etiolasi.
b. Kelembaban
Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan dimana tumbuhan dapat
mendapatkan air lebih mudah.
c. Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi.
Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 –
38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas 40°C.
d. pH(Tingkat keasaman)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur
hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang
diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia
adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.
e. Ketersediaan mineral
Tumbuhan membutuhkan air dan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Nutrisi ini harus tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang. Nutrisi diambil tumbuhan dari
dalam tanah dan udara.
Unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
zat-zat organik dan anorganik. Zat organik, seperti C, H, O, dan N, sedangkan zat anorganik,
seperti Fe, Mg, K, dan Ca. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang
dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tanaman
menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan
tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat). Ada dua kelompok mineral yang
dibutuhkan yaitu makronutrien (C, H, O, N, S, P, K, Ca, Fe, Mg) dan mikronutrien (B, Mn,
Mo, Zn, Cu, Cl).
Selain faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terdapat pula faktor
yang mempengaruhi perkecambahan, meskipun diantara keduanya hampir sama namun
memiliki beberapa perbedaan. Dan berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
perkecambahan pada tanaman:
Faktor Internal
Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :
a. Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak
mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup
serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar
air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai
masak fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering
maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau
dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979)
b. Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih
banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang
terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada
saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat
permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).
c. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak
berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih
menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah
ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban
yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).
d. Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran
inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik
yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.
Faktor Eksternal
Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :
a. Air
Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit
pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air
yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air
turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air
belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan
umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih
mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu
basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya
benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).
Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air
dan fungsi air antara lain:
1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi
pengembangan embrio dan endosperm.
2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.
3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.
4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh,
dimana akan terbentuk protoplasma baru.
b. Suhu
Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan
benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara
26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan
perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan
zat tumbuh gibberallin.
c. Oksigen
Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya
oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002).
Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-
organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya
benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen
CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang
masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk
ke embrio kurang dari 3 persen.
d. Cahaya
Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada
jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan
tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran (Kamil, 1979).
Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap
perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya
mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan
dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat
berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.
e. Medium
Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik,
gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit
terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara
lain substrat kertas, pasir dan tanah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat : - Penggaris/Mistar
- Camera digital/HP
- Ember
- Plastik polybag
- Alat tulis
- Kardus (2)
Bahan : - 5 macam biji tanaman monokotil
- 5 macam biji tanaman dikotil
- Pupuk kompos
- Tanah
- Kertas label
- HVS
3.2 Langkah Kerja
Menyiapkan alat dan bahan
Menyiapkan polybag kecil sejumlah 20 buah
Tiap-tiap polybag diisi dengan tanah yang telah dicampur pupuk kompos dengan
perbandingan 1 : 1 dan dengan kedalaman 5 cm dari dasar polybag
Menyiapkan biji tanaman monokotil dan dikotil masing-masing 5 jenis dan tiap jenis
disiapkan 5 biji
Memasukkan 5 biji sejenis, baik monokotil ataupun dikotil kedalam tiap polybag
dengan cara disebar
Menambahkan campuran tanah dan pupuk sampai dengan 2,5 cm diatas permukaan
biji
Penamaan nama tanaman dan tempat peletakkannya dengan menggunakan kertas
label agar tidak tertukar dan mudah di identifikasi
Meletakkan tanaman sesuai kriterianya yaitu yang diletakkan didalam ruangan dan
diluar ruangan yang masing-masing berjumlah 10 tanaman
Melakukan perawatan berupa penyiraman secara teratur dan berkala pada tiap
polybag dengan volume yang sama
Melakukan pengawasan terhadap perubahan tinggi, warna daun, keadaan batang dan
lain-lain yang terjadi selama 8 hari lalu mencatat setiap pertumbuhan dan
perkembangannya
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian/Percobaan
Waktu : 29 Agustus 2013 – 5 September 2013
Tempat: Didalam ruangan dan diluar ruangan
3.4 Variabel Penelitian
Variabel Bebas : Intensitas cahaya matahari pada tempat peletakan tumbuhan
Variabel Terikat : Pertambahan tinggi batang, warna daun dan keadaan batang.
Variabel Kontrol : Tanah, jumlah air dan cahaya matahari
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
4.1 Tabel
a.Hari Jenis Biji Nama Tanaman
Tanaman1 2 3 4 5
Kamis 29/8 Monokotil Melon Luar - - - - -
Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 4,5 3,5 2 - -Selasa 3/9 7 5 4 - -Rabu 4/9 7,5 7 6 - -Kamis 5/9 10 8,5 7,5 3,5 -Kamis 29/8
Jagung Luar
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 2 - - - -Senin 2/9 8 7 6 - -Selasa 3/9 12 11,5 10,5 - -Rabu 4/9 18,5 16,7 13 5 -Kamis 5/9 24,5 22 16 11 -Kamis 29/8
Semangka Luar
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 4 - - - -Kamis 29/8
Anggur Luar
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -Kamis 29/8
Pepaya Luar
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -Kamis 29/8
DikotilKacang Merah
Luar
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 6 4 - - -Senin 2/9 12,5 11 3,4 - -
Selasa 3/9 18,5 17,5 6,5 - -Rabu 4/9 22 20 14 5 -Kamis 5/9 27 25 23 12 -Kamis 29/8
Kacang Hijau Luar
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 4 3 3 2,5 2Senin 2/9 10 10 9,5 9 9Selasa 3/9 15 14,8 14,5 14 13,7Rabu 4/9 16,5 16 15,5 15,2 15Kamis 5/9 18 18 17,5 17,5 17Kamis 29/8
Kacang Kedelai Luar
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 5 4 - - -Selasa 3/9 8 6,5 - - -Rabu 4/9 12 9 2 - -Kamis 5/9 17 14 5,5 3 -Kamis 29/8
Tomat Luar
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 1 0,5 - - -Selasa 3/9 5 4 3,5 2,5 -Rabu 4/9 5,5 4,5 4 3 2,5Kamis 5/9 5,8 5,3 4,8 4,5 4Kamis 29/8
Jeruk Luar
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -
b.Hari Jenis Biji Nama Tanaman
Tanaman1 2 3 4 5
Kamis 29/8Monokotil Melon Dalam
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -
Minggu 1/9 - -Senin 2/9 8 6 4 - -Selasa 3/9 14 13,5 11 2 -Rabu 4/9 18,5 18 16 6 -Kamis 5/9 22 20 18 13,5 -
Kamis 29/8
Jagung Dalam
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - -Senin 2/9 15,5 13 3 - -Selasa 3/9 20 18,5 6,5 - -Rabu 4/9 22,5 20 9 - -Kamis 5/9 33 31 18,5 - -
Kamis 29/8
Semangka Dalam
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 1 1 - - - Kamis 5/9 8 7,5 - - -
Kamis 29/8
Anggur Dalam
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -
Kamis 29/8
Pepaya Dalam
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -
Kamis 29/8
DikotilKacang Merah
Dalam
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - -Senin 2/9 8 7,5 - - -Selasa 3/9 15 12,5 - - -Rabu 4/9 21,5 19 3 - -Kamis 5/9 24 22 9 - -
Kamis 29/8 Kacang Hijau Dalam - - - - -
Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 -Senin 2/9 12 11 9,5 9,5 -Selasa 3/9 21 19,5 19 18,5 4Rabu 4/9 26,2 26 25,3 25 7Kamis 5/9 28 28 28 27 9
Kamis 29/8
Kacang Kedelai Dalam
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - -Senin 2/9 6,5 5 4 - -Selasa 3/9 9 8,5 6 - -Rabu 4/9 14,5 13,5 10 - -Kamis 5/9 18 16 12 - -
Kamis 29/8
Tomat Dalam
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 2,5 1 - - -Selasa 3/9 6 4 3 - -Rabu 4/9 9 8 7 - -Kamis 5/9 9,5 9 8 5 -
Kamis 29/8
Jeruk Dalam
- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -
4.2 Grafik
4,5 7 7,5 100
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Melon LuarMelon LuarMelon LuarMelon Luar
3 8 12 18,5 24,50
10
20
30
40
50
60
Jagung LuarJagung LuarJagung LuarJagung Luar
10
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Semangka Luar
Semangka Luar
6 12,5 18,5 22 270
10
20
30
40
50
60
70
Kacang Merah LuarKacang Merah LuarKacang Merah LuarKacang Merah Luar
4 10 15 16,5 180
5
10
15
20
25
30
35
40
Kacang Hijau LuarKacang Hijau LuarKacang Hijau LuarKacang Hijau Luar
5 8 12 170
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Kacang Kedelai LuarKacang Kedelai LuarKacang Kedelai LuarKacang Kedelai Luar
1 5 5,5 5,80
1
2
3
4
5
6
7
8
Tomat LuarTomat LuarTomat LuarTomat Luar
8 14 18,5 220
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Melon DalamMelon DalamMelon DalamMelon Dalam
15,5 20 22,5 330
5
10
15
20
25
30
35
Jagung DalamJagung Dalam
1 80
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Semangka Dalam
Semangka Dalam
8 15 21,5 240
2
4
6
8
10
12
Kacang Merah DalamKacang Merah DalamKacang Merah DalamKacang Merah Dalam
12 21 26,2 280
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kacang Hijau DalamKacang Hijau DalamKacang Hijau DalamKacang Hijau Dalam
6,5 9 14,5 180
2
4
6
8
10
12
Kacang Kedelai DalamKacang Kedelai DalamKacang Kedelai DalamKacang Kedelai Dalam
2,5 6 9 9,50
5
10
15
20
25
Tomat DalamTomat DalamTomat DalamTomat Dalam
4.3 Pembahasan
Bedasarkan hasil pengamatan pada tanaman monokotil, tanaman melon mulai
berkecambah pada hari ke-5 dengan panjang rata-rata 4cm, tidak hanya melon tapi tanaman
yg lainnya seperti jagung baru mulai berkecambah pada hari ke 4 atau hari ke 5 bahkan
tanaman tomat baru mulai berkecambah pada hari ke 7 dan ada yang sama sekali tidak
mengalami perkembangan apapun hingga hari ke 8. Perkecambahan yang terjadi pada
tanaman melon adalah perkecambahan hypogeal, yaitu perkecambahan yang ditandai dengan
pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan pumula keluar dan menembus
pada biji yang nantinya akan muncul diatas tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap
berada didalam tanah. Perkecambahan hypogeal ini juga terjadi pada tanaman jagung dan
semangka atau dapat dikatakan perkecambahan jenis ini biasanya terjadi pada tanaman
monokotil. Pertumbuhan tanaman melon lebih cepat terjadi tanaman yang diletakan didalam
dibandingkan dengan yang diletakan yang diluar namun.tanaman yang tumbuh pada tempat
yang tidak ada sinar matahari(gelap) ternyata memiliki daun yang kecil dan tipis bewarna
kekuning-kuningan, batangnya lemah dan akarnya tidak banyak. Berbanding terbalik dengan
tanaman yang diletakan pada tempat yang terkena sinar matahari yang memiliki daun yang
tumbuh diantara kotiledon, cepat menghijau dan tebal, batangnya kuat dan akarnya banyak hl
ini terjadi karena pada daun yang tidak mendapat sinar matahari akan mengandung air yang
lebih banyak sedangkan zat gulanya lebih sedikit.akibatnya jumlah jaringan mesofil
meningkat sehingga daun yang terbentuk menjadi lebar tipis. Adapun pada daun yang
mendapatkan sinar matahari akan mengandung sedikit air dan jumlah gulanya banyak,
akibatnya akan cepat mengadakan respirasi fotosintesis, sehingga daunnya menjadi lebih
tebal menghijau, jaringan palisadenya berlapis-lapis, lapisan kutikula menebal sehingga
berbentuk daun yang lebih tebal dan sempit, berwana hijau. Dari hasil pengamatan ini juga
dapat diketahui bahwa terdapat peranan hormone auksin pada pertumbuhan tanaman.
Kandungan auksin pada tanaman yang terkena cahaya lebih sedikit dibandingkan dengan
tanaman yang tidak terkena cahaya sehingga menyebabkan pertumbuhan yang lebih cepat
pada tanaman yang diletakkan pada tempat gelap selain itu sel-sel yang mengandung lebih
banyak auksin berukuran lebih panjang daripada yang mengandung sedikit auksin.
Akibatnya, batang membengkok., hal ini membuktikan bahwa tumbuhan memiliki iritabilitas
yang tinggi terhadap cahaya. Pembengkokan batang yang diakibatkan oleh arah datangnya
cahaya ternyata juga berhubungan dengan penyebaran auksin. Batang yang terkena cahaya
memiliki auksin yang lebih sedikit, karena auksin mengalami kerusakan jika terkena cahaya.
Bagian batang yang tidak terkena cahaya mempunyai lebih banyak auksin sehingga proses
tumbuh panjang terjadi lebih cepat.
Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman dikotil, tanaman kacang hijau mulai
berkecambah saat usia 4 hari, hal serupa juga terjadi pada tanaman kacang-kacangan yang
lainnya yang baru mulai terlihat pada hari ke 4 atau hari ke 5 dan ada pula yang tidak
mengalami perubahan sama sekali hingga hari ke 8. Saat hari ke 4 itu tanaman kacang hijau
terlihat kuncup batang mulai terlihat di atas permukaan tanah dengan panjang rata-rata 3 cm.
Perkecambahan yang terjadi pada tanaman kacang hijau adalah perkecambahan epigeal yang
mengkibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar kepermukaan tanah, sehingga kotiledon
terdapat diatas tanah. Perkecambahan epigeal juga terjadi pada tanaman kacang merah,
kacang kedelai dan tomat atau dapat dikatakan biasanya terjadi pada tanaman dikotil.
Tumbuhan kacang hijau yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan paling cepat
terjadi pada tumbuhan yang diletakkan didalam. Akar, batang, dan daunnya paling panjang
diantara yang lainnya. Namun kecepatan pertumbuhan tersebut mempengaruhi keadaan
tanaman. Hal ini dapat dilihat dari daun dan batangnya. Bentuk daun tipis, warnanya hijau
kekuningan dengan ukuran panjang namun sempit. Sedangkan bentuk batangnya kecil
dengan ukuran panjang dan berwarna hijau muda. Kondisi di atas berbanding terbalik dengan
kondisi tanaman kacang hijau yang diletakkan diluar. Tanaman kacang hijau yang diletakkan
diluar memang lebih pendek daripada tanaman kacang hijau yang terdapat didalam. Namun
kondisi tanamannya sangat baik. Batangnya lebih besar dan kuat dengan warna yang sama
yaitu hijau muda. Daunnya tebal, lebar, dan warnanya hijau segar. Semua pengamatan di atas
dipengaruhi oleh cahaya matahari. Tanaman yang diletakkan diluar terkena cahaya matahari
sehingga menyebabkan hormone auksin rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru
akan menghambat terjadinya sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih
lambat dibandngkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar
matahari. Kacang merah merupakan tumbuhan yang proses perkecambahannya di atas tanah
(epigeal) karena daun lembaganya(cotyledon) terangkat ke atas akibat adanya pembetangan
ruas batang yang berada dibawah daun lembaga. Perkecambahan pada biji kedelai termasuk
tanaman perkecambahan terjadi karena belum memenuhi unsur udara, air, cahaya serta panas
atau hanya terdapat 3 unsur saja dan perkecambahannya terjadi di atas tanah. Kecambah
kacang merah memilki bagian-bagian yaitu plumula, caulicula, yang terbagi atas epikotil
danhypokotil, daun lembaga (cotyledo), radicula dan calyptra. Plumula (puncuk lembaga)
adalah bagian dari lembaga yang merupakan calon-calon daun.Caulicula (batang lembaga)
merupakan calon batang yang terdiri dari epikotil atau ruas batang yang berada yang terdiri
dari epikotil atau ruas batang yang berada di atas daun lembaga dan hypokotil yaitu ruas
batang yang terletak di bawah daun lembaga. Kotiledon (daun lembaga) yaitu daun yang
pertama yg muncul pada suatu tumbuhan dan berfungsi sebagai cadangan makanan pada
masa perkecambahan. Radicula (akar lembaga) merupakan bagian lembaga yang terletak
dibagian pangkal dan terdapat kaliptra (tudung akar) yang berfungsi untuk melindungi akar
dan membantu untuk menembus tanah. Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat di tarik
kesimpulan yaitu kacang merah yang diletakkan di ruang tertutup pertumbuhanya lebih cepat
dibandingkan yang diletakkan di ruang terbuka dan terkena sinar matahari karena di sebabkan pusat
pertumubuhan auksin di ujung koleoptil. Jika terkena matahari, auksin akan menghambat
pertumbuhan, hal inilah yang menyebabkan bagian yang terkena mathari akan membengkok kearah
datangnya arah matahari (fototropisme).dan dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan yang signifikan
yaitu batang tumbuhan yang diletakkan di tempat tertutup mengalami pertumbuhan yang cacat
mengalami pucat dan keruh serta batangnya lemas berwarna kekuningan.sedangkan yang diletakkan
di luar sebaliknya tumbuh lambat akan tetapi batangnya kuat dan warnanya hijau. Perbedaan
keadaan daun dan batang tanaman dikotil maupun monokotil yang diletakkan diluar dan yang
diletakkan didalam sama, yaitu daun tanaman yang diletakkan didalam lebih tipis dan
berwarna kuning kehijauan selain itu batangnya lemah atau tidak kuat berbanding terbalik
dengan tanaman yang diletakkan diluar memiliki daun yang lebih tebal dan berwarna hijau
serta batangnya kokoh. Hal ini disebabkan oleh faktor cahaya matahari dan hormone auksin
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Jadi baik pada tumbuhan monokotil maupun tumbuhan dikotil pengaruh cahaya
matahari maupun hormone auksin ini sama-sama mempengaruhi dan dampak yang
ditimbulkan dari kedua faktor ini sama yaitu pertumbuhan tanaman yang diletakkan ditempat
gelap lebih cepat dibandingkan dengan yang diletakkan ditempat terang namun keadaan daun
pada tanaman yang diletakkan didalam terlihat kekuning-kuningan dan batangnya tidak kuat,
berbeda dengan tumbuhan yang diletakkan pada tempat terang yang keadaan daunnya hijau
segar dan batangnya kokoh, pertumbuhan batang kecambah yang tumbuh lebih panjang dari
ukuran normal yang terjadi pada tanaman yang diletakkan ditempat gelap disebut juga
etiolasi. Meskipun akibat dari cahaya matahari adalah terhambatnya pertumbuhan namun
bukan berarti tumbuhan tanpa cahaya lebih baik daripada tumbuhan yang terkena cahaya
karena tumbuhan tetap memerlukan energy dan sumber energy utama diperoleh dari
fotosintesis yang memerlukan cahaya matahari sebagai substratnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat beberapa factor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik internal maaupun eksternal yaitu hormone
auksin selaku factor internal menyebabkan pertumbuhan tanaman yang tidak terkena sinar
matahari lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang terkena sinar matahari dikarenakan
hormone auksin yang berfungsi dalam mempercepat pertumbuhan namaun hormone ini peka
terhadap sinar matahari. Sinar matahari tersebut dapat merusak hormone auksin sehingga
tanaman yang terkena sinar matahari mengandung auksin yang lebih sedikit karena rusak
oleh sinar matahari tersebut sedangkan tanaman yang tidak terkena sinar matahari
mengandung auksin yang lebih banyak yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman lebih
cepat. Selain itu cahaya matahari sebagai factor eksternal juga mempengaruhi tumbuhan
tanaman sebab sinar matahari merupakan sumber energi yang digunakan untuk proses
fotosintesis pada tanaman serta mengatur kandungan air dan zat gula sebagai contoh tanaman
yang tidak terkena cahaya matahari daunya bewarna kekuning-kuningan dan batangannya
lemah karena kandungan air yang lebih banyak dan zat gula yang sedikit berbeda dengan
tanaman yang mendapat sinar matahari akan mengandung sedikit air dan jumlah gulanya
banyak akibatnya tumbuhan akan cepat mengadakan respirasi dan fotosintesis sehingga
daunnya menjadi lebih tebal menghijau dan memeiliki batang yang kuat. Selain itu pada
proses pertumbuhan terjadi tipe perkecambahan yang berbeda yaitu pekecambahan hypogeal
yang kotiledonnya masig berda didalam tanah, tipe perkecambahan ini biasanya terjadi pada
tanaman monokotil. Selanjutnya adalah perkecmbahan epigeal yang kotiledonnya terangkat
keluar sampai kepermukaan tanah, tipe perkecambahan ini biasanya terjadi pada tanaman
dikotil.
4.3 Saran
Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas
dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat
terang dan berada ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern, seperti
bukan menggunakan mistar tetapi menggunakan auksanometer agar hasil lebih akurat. Dan
sebaiknya menanamnya di aqua gelas yang bening agar ketika difoto tampak jelas dari ujung
akar hingga ujung daun. Dan sebaiknya medium tempat tumbuh tanaman lebih besar agar
pertumbuannya dapat maksimal. Selain itu sebaiknya akses ke tempat peletakkan tanaman
tidak ada pembatasan terutama pada hari libur agar dapat dilakukan pemantauan dan bisa
didapatkan hasil pengamatan yang lengkap.
LAMPIRAN
Pembibitan Tanaman Monokotil dan Dikotil
Dan berikut adalah foto tanaman dikotil maupun monokotil dari hari pertama, tanggal 29
Agustus 2013 sampai dengan hari ke delapan, tanggal 5 September 2013
Monokotil dan Dikotil (Luar) - 29 Agustus
Monokotil (Dalam) – 29 Agustus 2013 Dikotil (Dalam) – 29 Agustus 2013
Monokotil dan Dikotil (Luar) – 1 September 2013
Monokotil (Dalam) – 2 September 2013 Dikotil (Dalam) – 2 September 2013
Monokotil dan Dikotil (Luar) - 2 September
Monokotil (Dalam) – 3 September 2013
Monokotil (Dalam) - 4 September Dikotil (Dalam) – 4 September
Monokotil dan Dikotil (Luar) – 4 September 2013
Monokotil dan Dikotil (Luar) – 5 September 2013