Laporan Biologi

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen di muka bumi ini. Ada beberapa faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri yang meliputi: auksin, giberelin, sitokinin, kalin, gas etilen, asam absisat, dormin, dan asam traumalin. Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan yang meliputi: air, mineral, kelembapan udara, suhu, dan cahaya matahari. Yang akan dibahas adalah pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor internal itu sendiri terdiri atas gen dan hormon. Sedangkan faktor eksternal meliputi cahaya matahari, suhu, pH, kelembapan tanah, dan lain-lain. Tumbuhan yang diletakkan di tempat yang terang mendapatkan penyinaran matahari yang cukup untuk digunakan berfotosintesis dan arah pertumbuhannya selalu kearah cahaya

description

laporan biologi

Transcript of Laporan Biologi

Page 1: Laporan Biologi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen di muka bumi

ini. Ada beberapa faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan yaitu,

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam

tumbuhan itu sendiri yang meliputi: auksin, giberelin, sitokinin, kalin, gas etilen, asam

absisat, dormin, dan asam traumalin. Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor yang berasal

dari luar tubuh tumbuhan yang meliputi: air, mineral, kelembapan udara, suhu, dan cahaya

matahari.

Yang akan dibahas adalah pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor internal itu sendiri terdiri atas gen dan

hormon. Sedangkan faktor eksternal meliputi cahaya matahari, suhu, pH, kelembapan tanah,

dan lain-lain.

Tumbuhan  yang diletakkan di tempat yang terang mendapatkan penyinaran matahari

yang cukup untuk digunakan berfotosintesis dan arah pertumbuhannya selalu kearah cahaya

matahari sehingga batangnya tidaklurus atau bengkok. Sedangkan tumbuhan yang diletakkan

di tempat yang gelap tidak mendapatkan penyinaran matahari tetapi hanya mendapatkan

udara  dari luar.

Oleh karena itu, kami mengadakan percobaan untuk mengetahui apakah benar faktor

internal dan eksternal berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan tanaman.

1.2 Rumusan Masalah

Page 2: Laporan Biologi

Periode pertumbuhan pada tanaman terjadi sepanjang hidupnya. Hal ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam laporan percobaan kali

ini kami akan membuktikan pengaruh faktor eksternal maupun internal terhadap

perkembangan dan pertumbuhan pada tumbuhan dikotil maupun monokotil.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini antara lain:

1. Mengetahui pengaruh faktor internal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman;

2. Mengetahui pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman;

3. Mengetahui tipe perkecambahan pada biji.

1.4 Hipotesis

1. Tanaman dikotil maupun monokotil dapat tumbuh di tempat gelap sekalipun, tetapi daun yang dihasilkan apabila tanaman diletakkan di tempat gelap akan berwarna kuning dan batang kurang kokoh, berbeda dengan tanaman yang diletakkan pada tempat terang yang menghasilkan daun yang berwarna hijau dan batang yang kokoh.

2. Tanaman yang tidak diberi cahaya, pertumbuhannya ke arah cahaya walaupun cahaya yang dihasilkan sangat sedikit. Sedangkan yang ditanam diluar ruangan akan tumbuh tegak ke atas.

3. Tanaman dikotil maupun monokotil yang diletakkan di tempat gelap(tidak terkena cahaya matahari) mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan pada tempat yang terang(terkena cahaya matahari)

1.5 Manfaat Praktikum

1. Mengetahui pengaruh faktor internal maupun eksternal dan dapat membedakan ciri-ciri yang timbul pada pertumbuhan.

2. Dapat mengetahui peranan faktor internal maupun eksternal pada tumbuhan.

Page 3: Laporan Biologi

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan

jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan

adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.

Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk

hidup. Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak

kecil, manusia memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang

penyakit. Tetapi, setelah tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya

semakin kuat sehingga kelangsungan hidupnya lebih terjamin.

Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah

dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga

kelestariannya. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Jika hewan dan tumbuhan tidak

mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka akan mengalami kepunahan.

Pada tumbuhan, perkembangan ini menghasilkan bermacam-macam jaringan dan

organ tumbuhan. Perkembangan pada tumbuhan diawali dengan fertilisasi. Pada awal

perkembangannya, embrio mendapatkan makanan dari kotiledon. Kotiledon terdapat pada

biji tumbuhan tingkat tinggi. Tumbuhan dikotil memiliki dua kotiledon, sedangkan monokotil

memiliki satu kotiledon.

Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi di meristem (titik tumbuh) yang terdapat pada

ujng akar dan batang. Meristem akan mengalami pembelahan mitosis. Oleh karena itu, ujung

batang dan ujung batang akan bertambah panjang dan besar.

Page 4: Laporan Biologi

Pertumbuhan disebabkan oleh pertambahan besar dan panjang sel-sel itu sendiri. Pada

batang terdapat dua jenis tunas, yaitu tunas yang letaknya di ujung batang yang disebut tunas

terminal dan mengandung meristem apikal, serta tunas samping yang nantinya membentuk

cabang batang, daun, dan bunga.

Batang tumbuhan selain bertambah panjang juga dapat bertambah besar. Hal ini

dikarenakan adanya aktivitas kambium, yang termasuk jaringan meristem yang sel-selnya

aktif membelah. Letak kambium di antara jaringan xilem dan floem. Kambium akan terus

membentuk jaringan xilem dan floem baru sehingga batang makin lama akan menjadi besar.

Aktivitas kambium meninggalkan batas yang jelas pada batang. Batas ini disebut lingkaran

tahun.

Selain pertumbuhan dan perkembangan dalam tumbuhan dikenal istilah

perkecambahan. Perkecambahan memiliki banyak arti yang di definisikan oleh banyak

ilmuwan. Misalnya, perkecambahan adalah munculnya pertumubuhan aktif yang

menyababkan pecahnya kulit biji dan munculnya semai (Amen, 1963). Perkecambahan

merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. Dalam

tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah

perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan

muda ini dikenal sebagai kecambah. Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan

komponen-komponen biji yang memiliki kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi

tumbuhan baru. Komponen biji tersebut adalah bagian kecambah yang terdapat di dalam biji,

misalnya radikula dan plumula (Bagod Sudjadi, 2006). Perkecambahan merupakan proses

pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya

tumbuhan kecil dari dalam biji. Proses perubahan embrio saat perkecambahan adalah plumula

tumbuh dan berkembang menjadi batang, dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar

(Istamar Syamsuri, 2004). Perkecambahan merupakan sustu proses dimana radikula (akar

embrionik) memanjang ke luar menembus kulit biji. Di balik gejala morfologi dengan

Page 5: Laporan Biologi

pemunculan radikula tersebut, terjadi proses fisiologi-biokemis yang kompleks, dikenal

sebagai proses perkecambahan fisiologis (Salisbury, 1985).

Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula

(calon batang). Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah

munculnya radikel menembus kulit benih. Sedangkan para agronomis menyatakan bahwa

perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting embrio dari dalam benih

dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal pada kondisi

lingkungan yang optimum.

Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji.

Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena

pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga

(calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).

Struktur pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon)

di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio

yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan

Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat  radikula (calon  akar) adalah poros

embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.

Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi

menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang

terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu,

pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.

Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma

(cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.

Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan

hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang

meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif

Page 6: Laporan Biologi

tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal

hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke

permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak.

Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan

kedalaman tanam. Dan berikut adalah penjelasan mengenai tipe perkecambahan epigeal dan

perkecambahan hipogeal

1. Perkecambahan Epigeal

Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon

melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk.

Contoh: perkecambahan kacang hijau.

2. Perkecambahan Hipogeal

Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas

permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan

Jagung (Zea mays)

Rangkaian peristiwa selama proses perkecambahan berlangsung, yaitu:

a. Imbibisi

b. Aktivasi Enzim

c. Perombakan simpanan cadangan

d. Inisiasi pertumbuhan embrio

e. Pemunculan radikel

f. Pemantapan kecambah

Pemacu kimiawi perkecambahan benih adalah :

a. Giberelin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah.

b. Sitokinin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah.

c. Etilen (C4H4): Turut mengatur penglepasan auksin pada perkecambahan benih.

d. H2O2: Menstimulir respirasi yang mempercepat perombakan cadangan makanan.

Page 7: Laporan Biologi

e. Auksin: dalam konsentrasi rendah bekerjasama dengan cahaya mempercepat

perkecambahan.

f. KNO3: bekerjasama dengan cahaya dan suhu memacu proses perkecambahan benih

g. Thiourea Membantu pembentukan pemacu perkecambahan, seperti giberelin.

Menurut (Sadjad,1994) tahap awal metabolisme untuk tumbuh benih dapat

diungkapkan sebagai tiga tipe yaitu perombakan bahan cadagan, translokasi dari bagian benih

kesatu bagian yang lain dan sintesa bahan-bahan yang baru. (Sutopo (2002) menjelaskan

tahapan proses perkecambahan sebagai berikut:

1. Tahap pertama dimulai dengan penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan

hidrasi oleh protoplasma.

2. Tahap kedua dimulai dengan kegitan sel-sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat

respirasi benih.

3. Tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat,

lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik

tumbuh.

4. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahan-bahan yang telah terurai di daerah

meristematik untuk menghasilkan energi dari kegiatan pembentukan komponen dalam

pertumbuhan sel-sel baru.

5. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran

dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh, pertumbuhan kecambah ini tergantung pada

persediaan makanan yang ada dalam biji.

Proses penyerapan air oleh biji merupakan proses imbibisi yang disebabkan oleh

perbedaan potensi air antara benih dengan media sekitarnya (Lakitan, 1996), sehingga kadar

air dalam benih mencapai presentase tertentu yaitu (50 sd 60) persen dan akan meningkat lagi

pada saat munculnya radikel sampai jaringan penyimpan dan kecambah yang sedang tumbuh

Page 8: Laporan Biologi

mempunyai kandungan air (70 sd 90) persen (Ching, 1972 dalam Sutopo, 2002). Akibat

terjadinya imbibisi, kulit biji akan menjadi lunak dan retak-retak (Kuswanto,1996).

Proses perkecambahan dapat terjadi jika kulit benih permeable terhadap air dengan

tekanan osmosis tertentu (Kuswanto, 1996). Serapan air dan berbagai proses biokimia yang

berlangsung pada benih pada akhirnya akan tercermin pada pertumbuhan dan perkembangan

kecambah menjadi tanaman muda (bibit), kecuali jika benih tersebut dalam keadaan dorman

(Lakitan,1996)

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada

Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal, berikut penjelasannya:

Faktor internal:

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman terdiri

dari:

o Faktor Genetik

Faktor genetik terdapat dalam gen. Gen berpengaruh dalam menentukan pola

pertumbuhan tanaman, artinya tingkat optimalisasi pertumbuhan dimana pola pertumbuhan

kacang tanah tidak akan sama dengan jagung, atau lebih jelas pada usia dewasa kacang tanah

tidak akan mempunyai waktu dan tinggi serta berat yang sama diantara keduanya. Tanaman

yang mengandung gen yang baik dan didukung dengan kondisi lingkungan yang sesuai akan

memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik pula. Gen terdapat di kromosom

dalam inti sel. Gen ini mempengaruhi ukuran dan bentuk tubuh tumbuhan. Hal ini disebabkan

karena gen berfungsi mengatur sintesis enzim untuk mengendalikan proses kimia dalam sel.

Proses kimia dalam sel ini yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh

tumbuhan.

Page 9: Laporan Biologi

o Faktor Hormon

Hormon adalah senyawa organik tumbuhan yang mampu menimbulkan respons fisiologi

pada tumbuhan. Hormon tumbuhan bermacam-macam, tetapi ada lima hormon tumbuhan

yang sangat penting, yaitu:

a. Auksin

Auksin merupakan senyawa kimia Indol Asetic Acid (IAA) dihasilkan dari sekresi

pada titik tumbuh yang terletak pada ujung tunas(terdiri atas batang dan daun), ujung akar,

daun muda, bunga, buah dan kambium.

Auksin sangat peka terhadap panas/sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi

suatu zat yang justru menghambat terjadinya pembelahan sel-sel pada daerah pemanjangan

batang, sehingga pertumbuhan sel-sel batang yang terkena matahari akan lebih lambat

dibandingkan dengan sel-sel jaringan sisi pada batang yang tidak terkena matahari.

Selain merangsang perpanjangan sel-sel batang dan menghambat perpanjangan sel-sel

akar, juga berfungsi merangsang pertumbuhan akar samping(lateral) dan akar serabut yang

berfungsi sebagai penyerapan air mineral, mempercepat aktifitas pembelahan sel-sel titik

tumbuh kambium akar dan batang, menyebabkan terjadinya diferensiasi sel menjadi jaringan

berkas angkut xilem, dan merangsang terjadinya pembentukan bunga dan buah.

b. Sitokinin

Sitokinin dihasilkan oleh tumbuhan pada bagian akar dan diangkat ke organ lainnya.

Sitokinin adalah zat tumbuh yang pertama kali ditemukan pada batang tembakau. Hormon ini

memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1)  Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.

2) Menunda pengguguran dan penuaan daun.

3) Memperkecil dominasi apikal sehingga mendorong pertumbuhan tunas samping dan

perluasan daun.

4) Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.

Page 10: Laporan Biologi

5) Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji.

c. Giberelin

Giberelin merupakan zat tumbuh yang memiliki sifat seperti auksin. Giberelin

terdapat di hampir semua bagian tanaman, seperti biji, daun muda, dan akar.

Giberelin dihasilkan oleh tumbuhan pada bagian jaringan meristem akar, meristem batang,

dan daun muda. Giberelin memiliki beberapa fungsi, antara lain:

1) Memacu perpanjangan secara abnormal batang utuh.  

2) Mempengaruhi perkembangan bunga dan buah.

3) Mempengaruhi perkecambahan biji.

4) Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel. Untuk tumbuhan yang kerdil, jika diberi

giberelin akan tumbuh secara normal

d. Gas Etilen

Gas etilen dihasilkan oleh buah yang sudah tua, tetapi masih berwarna hijau yang

disimpan dalam kantung tertutup agar cepat masak. Gas etilen dihasilkan oleh tumbuhan

untuk mempercepat pematangan buah dan terutama dihasilkan oleh buah yang sudah tua. Gas

etilen dan asam absisat mengendalikan kerontokan daun, gas etilen dan auksin mempercepat

pembungaan pada tanaman mangga dan nanas, gas etilen dan giberelin mengendalikan

perbandingan antara bunga jantan dan betina yang dihasilkan pada beberapa tumbuhan

monosius. Gas etilen juga berfungsi memacu perkecambahan biji, menebalkan batang,

mendorong gugurnya daun, menunda pembungaan, dan menghambat pemanjangan batang

kecambah.

e. Asam Absisat

Asam absisat adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tumbuhan. Asam

absisat dianggap sebagai hormon penyebab dormansi tunas yang disintesis  dalam

daun dan kemudian diangkut ke tunas-tunas untuk merangsang dormansi. Hormon ini sangat

diperlukan tumbuhan pada saat kondisi lingkungan tidak baik. Contohnya, pada saat musim

Page 11: Laporan Biologi

kering atau musim dingin, tumbuhan menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan

yang berlebihan. Hal ini dilakukan dengan cara mengatur penutupan dan pembukaan stomata,

terutama pada saat kekurangan air.

f. Asam Traumatin

Asam Traumatin merangsang sel-sel di daerah luka menjadi bersifat meristem lagi

sehingga mampu mengadakan pembelahan sel untuk menutup bagian yang luka. Jaringan

penutup luka disebut kalus.

g. Kalin

Kalin adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan organ pada tumbuhan. Kalin

dapat dibedakan atas: Rhyzokalin, merangsang pembentukan akar; Kaukalin, merangsang

pembentukan batang; Filokalin, merangsang pembentukan daun;Anthokalin, merangsang

pembentukan bunga.

Faktor Eksternal:

a.       Intensitas cahaya

Cahaya sangat diperlukan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Proses ini

menghasilkan zat makanan yang diperlukan tumbuhan untuk pertumbuhannya dan untuk

disimpan sebagai cadangan makanan yang bisa dikonsumsi oleh manusia dan hewan.

Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat metabolik untuk

pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis, intensitas cahaya mempengaruhi

laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang.

Cahaya matahari dapat merusak auksin. Kecambah di tempat gelap akan tumbuh lebih

cepat panjang daripada kecambah di tempat terang. Peristiwa ini disebut etiolasi.

b.      Kelembaban

Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan dimana tumbuhan dapat

mendapatkan air lebih mudah.

c.       Suhu

Page 12: Laporan Biologi

Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan reproduksi.

Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang dengan baik berkisar 10 –

38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada suhu 0°C dan diatas 40°C.

d. pH(Tingkat keasaman)

            Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan unsur

hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral unsur-unsur yang

diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun pada pH asam, unsur yang tersedia

adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni tubuh tumbuhan.

e.      Ketersediaan mineral

Tumbuhan membutuhkan air dan nutrisi untuk  pertumbuhan dan perkembangannya.

Nutrisi ini harus tersedia dalam jumlah cukup dan seimbang. Nutrisi diambil tumbuhan dari

dalam tanah dan udara.

Unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu

zat-zat organik dan anorganik. Zat organik, seperti C, H, O, dan N, sedangkan zat anorganik,

seperti Fe, Mg, K, dan Ca. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika salah satu unsur yang

dibutuhkan tidak terpenuhi. Misalnya, kurangnya unsur nitrogen dan fosfor pada tanaman

menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Kekurangan magnesium dan kalsium menyebabkan

tanaman mengalami klorosis (daun berwarna pucat). Ada dua kelompok mineral yang

dibutuhkan yaitu makronutrien (C, H, O, N, S, P, K, Ca, Fe, Mg) dan mikronutrien (B, Mn,

Mo, Zn, Cu, Cl).

Selain faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terdapat pula faktor

yang mempengaruhi perkecambahan, meskipun diantara keduanya hampir sama namun

memiliki beberapa perbedaan. Dan berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

perkecambahan pada tanaman:

Faktor Internal

Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

Page 13: Laporan Biologi

a. Tingkat kemasakan benih

Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak

mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup

serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar

air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai

masak fisiologos atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering

maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau

dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979)

b. Ukuran benih

Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih

banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang

terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada

saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan

pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat

permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).

c. Dormansi

Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak

berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah

memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih

menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah

ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban

yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).

d. Penghambat perkecambahan

Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran

inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik

yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.

Page 14: Laporan Biologi

Faktor Eksternal

Faktor luar utama yang mempengaruhi perkecambahan diantaranya :

a. Air

Penyerapan air oleh benih dipengaruhi oleh sifat benih itu sendiri terutama kulit

pelindungnya dan jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya, sedangkan jumlah air

yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benihnya, dan tingkat pengambilan air

turut dipengaruhi oleh suhu (Sutopo, 2002). Perkembangan benih tidak akan dimulai bila air

belum terserap masuk ke dalam benih hingga 80 sampai 90 persen (Darjadi,1972) dan

umumnya dibutuhkan kadar air benih sekitar 30 sampai 55 persen (Kamil, 1979). Benih

mempunyai kemampuan kecambah pada kisaran air tersedia. Pada kondisi media yang terlalu

basah akan dapat menghambat aerasi dan merangsang timbulnya penyakit serta busuknya

benih karena cendawan atau bakteri (Sutopo, 2002).

Menurut Kamil (1979), kira-kira 70 persen berat protoplasma sel hidup terdiri dari air

dan fungsi air antara lain:

1. Untuk melembabkan kulit biji sehingga menjadi pecah atau robek agar terjadi

pengembangan embrio dan endosperm.

2. Untuk memberikan fasilitas masuknya oksigen kedalam biji.

3. Untuk mengencerkan protoplasma sehingga dapat mengaktifkan berbagai fungsinya.

4. Sebagai alat transport larutan makanan dari endosperm atau kotiledon ke titik tumbuh,

dimana akan terbentuk protoplasma baru.

b. Suhu

Suhu optimal adalah yang paling menguntungkan berlangsungnya perkecambahan

benih dimana presentase perkembangan tertinggi dapat dicapai yaitu pada kisaran suhu antara

26.5 sd 35°C (Sutopo, 2002). Suhu juga mempengaruhi kecepatan proses permulaan

perkecambahan dan ditentukan oleh berbagai sifat lain yaitu sifat dormansi benih, cahaya dan

zat tumbuh gibberallin.

Page 15: Laporan Biologi

c. Oksigen

Saat berlangsungnya perkecambahan, proses respirasi akan meningkat disertai dengan

meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan CO2, air dan energi panas. Terbatasnya

oksigen yang dapat dipakai akan menghambat proses perkecambahan benih (Sutopo, 2002).

Kebutuhan oksigen sebanding dengan laju respirasi dan dipengaruhi oleh suhu, mikro-

organisme yang terdapat dalam benih (Kuswanto. 1996). Menurut Kamil (1979) umumnya

benih akan berkecambah dalam udara yang mengandung 29 persen oksigen dan 0.03 persen

CO2. Namun untuk benih yang dorman, perkecambahannya akan terjadi jika oksigen yang

masuk ke dalam benih ditingkatkan sampai 80 persen, karena biasanya oksigen yang masuk

ke embrio kurang dari 3 persen.

d. Cahaya

Kebutuhan benih akan cahaya untuk perkecambahannya berfariasi tergantung pada

jenis tanaman (Sutopo, 2002). Adapun besar pengaruh cahanya terhadap perkecambahan

tergantung pada intensitas cahaya, kualitas cahaya, lamanya penyinaran (Kamil, 1979).

Menurut Adriance and Brison dalam Sutopo (2002) pengaruh cahaya terhadap

perkecambahan benih dapat dibagi atas 4 golongan yaitu golongan yang memerlukan cahaya

mutlak, golongan yang memerlukan cahaya untuk mempercepat perkecambahan, golongan

dimana cahaya dapat menghambat perkecambahan, serta golongan dimana benih dapat

berkecambah baik pada tempat gelap maupun ada cahaya.

e. Medium

Medium yang baik untuk perkecambahan haruslah memiliki sifat fisik yang baik,

gembur, mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit

terutama cendawan (Sutopo, 2002). Pengujian viabilitas benih dapat digunakan media antara

lain substrat kertas, pasir dan tanah

Page 16: Laporan Biologi

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat : - Penggaris/Mistar

Page 17: Laporan Biologi

- Camera digital/HP

- Ember

- Plastik polybag

- Alat tulis

- Kardus (2)

Bahan : - 5 macam biji tanaman monokotil

- 5 macam biji tanaman dikotil

- Pupuk kompos

- Tanah

- Kertas label

- HVS

3.2 Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan polybag kecil sejumlah 20 buah

Tiap-tiap polybag diisi dengan tanah yang telah dicampur pupuk kompos dengan

perbandingan 1 : 1 dan dengan kedalaman 5 cm dari dasar polybag

Menyiapkan biji tanaman monokotil dan dikotil masing-masing 5 jenis dan tiap jenis

disiapkan 5 biji

Memasukkan 5 biji sejenis, baik monokotil ataupun dikotil kedalam tiap polybag

dengan cara disebar

Menambahkan campuran tanah dan pupuk sampai dengan 2,5 cm diatas permukaan

biji

Penamaan nama tanaman dan tempat peletakkannya dengan menggunakan kertas

label agar tidak tertukar dan mudah di identifikasi

Page 18: Laporan Biologi

Meletakkan tanaman sesuai kriterianya yaitu yang diletakkan didalam ruangan dan

diluar ruangan yang masing-masing berjumlah 10 tanaman

Melakukan perawatan berupa penyiraman secara teratur dan berkala pada tiap

polybag dengan volume yang sama

Melakukan pengawasan terhadap perubahan tinggi, warna daun, keadaan batang dan

lain-lain yang terjadi selama 8 hari lalu mencatat setiap pertumbuhan dan

perkembangannya

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian/Percobaan

Waktu : 29 Agustus 2013 – 5 September 2013

Tempat: Didalam ruangan dan diluar ruangan

3.4 Variabel Penelitian

Variabel Bebas : Intensitas cahaya matahari pada tempat peletakan tumbuhan

Variabel Terikat : Pertambahan tinggi batang, warna daun dan keadaan batang.

Variabel Kontrol : Tanah, jumlah air dan cahaya matahari

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1 Tabel

a.Hari Jenis Biji Nama Tanaman

Tanaman1 2 3 4 5

Kamis 29/8 Monokotil Melon Luar - - - - -

Page 19: Laporan Biologi

Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 4,5 3,5 2 - -Selasa 3/9 7 5 4 - -Rabu 4/9 7,5 7 6 - -Kamis 5/9 10 8,5 7,5 3,5 -Kamis 29/8

Jagung Luar

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 2 - - - -Senin 2/9 8 7 6 - -Selasa 3/9 12 11,5 10,5 - -Rabu 4/9 18,5 16,7 13 5 -Kamis 5/9 24,5 22 16 11 -Kamis 29/8

Semangka Luar

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 4 - - - -Kamis 29/8

Anggur Luar

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -Kamis 29/8

Pepaya Luar

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -Kamis 29/8

DikotilKacang Merah

Luar

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 6 4 - - -Senin 2/9 12,5 11 3,4 - -

Page 20: Laporan Biologi

Selasa 3/9 18,5 17,5 6,5 - -Rabu 4/9 22 20 14 5 -Kamis 5/9 27 25 23 12 -Kamis 29/8

Kacang Hijau Luar

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 4 3 3 2,5 2Senin 2/9 10 10 9,5 9 9Selasa 3/9 15 14,8 14,5 14 13,7Rabu 4/9 16,5 16 15,5 15,2 15Kamis 5/9 18 18 17,5 17,5 17Kamis 29/8

Kacang Kedelai Luar

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 5 4 - - -Selasa 3/9 8 6,5 - - -Rabu 4/9 12 9 2 - -Kamis 5/9 17 14 5,5 3 -Kamis 29/8

Tomat Luar

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 1 0,5 - - -Selasa 3/9 5 4 3,5 2,5 -Rabu 4/9 5,5 4,5 4 3 2,5Kamis 5/9 5,8 5,3 4,8 4,5 4Kamis 29/8

Jeruk Luar

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -

b.Hari Jenis Biji Nama Tanaman

Tanaman1 2 3 4 5

Kamis 29/8Monokotil Melon Dalam

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -

Page 21: Laporan Biologi

Minggu 1/9 - -Senin 2/9 8 6 4 - -Selasa 3/9 14 13,5 11 2 -Rabu 4/9 18,5 18 16 6 -Kamis 5/9 22 20 18 13,5 -

Kamis 29/8

Jagung Dalam

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - -Senin 2/9 15,5 13 3 - -Selasa 3/9 20 18,5 6,5 - -Rabu 4/9 22,5 20 9 - -Kamis 5/9 33 31 18,5 - -

Kamis 29/8

Semangka Dalam

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 1 1 - - - Kamis 5/9 8 7,5 - - -

Kamis 29/8

Anggur Dalam

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -

Kamis 29/8

Pepaya Dalam

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -

Kamis 29/8

DikotilKacang Merah

Dalam

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - -Senin 2/9 8 7,5 - - -Selasa 3/9 15 12,5 - - -Rabu 4/9 21,5 19 3 - -Kamis 5/9 24 22 9 - -

Kamis 29/8 Kacang Hijau Dalam - - - - -

Page 22: Laporan Biologi

Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 -Senin 2/9 12 11 9,5 9,5 -Selasa 3/9 21 19,5 19 18,5 4Rabu 4/9 26,2 26 25,3 25 7Kamis 5/9 28 28 28 27 9

Kamis 29/8

Kacang Kedelai Dalam

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - -Senin 2/9 6,5 5 4 - -Selasa 3/9 9 8,5 6 - -Rabu 4/9 14,5 13,5 10 - -Kamis 5/9 18 16 12 - -

Kamis 29/8

Tomat Dalam

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 2,5 1 - - -Selasa 3/9 6 4 3 - -Rabu 4/9 9 8 7 - -Kamis 5/9 9,5 9 8 5 -

Kamis 29/8

Jeruk Dalam

- - - - -Jum'at 30/8 - - - - -Sabtu 31/8 - - - - -Minggu 1/9 - - - - -Senin 2/9 - - - - -Selasa 3/9 - - - - -Rabu 4/9 - - - - -Kamis 5/9 - - - - -

4.2 Grafik

Page 23: Laporan Biologi

4,5 7 7,5 100

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1

Melon LuarMelon LuarMelon LuarMelon Luar

3 8 12 18,5 24,50

10

20

30

40

50

60

Jagung LuarJagung LuarJagung LuarJagung Luar

Page 24: Laporan Biologi

10

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Semangka Luar

Semangka Luar

6 12,5 18,5 22 270

10

20

30

40

50

60

70

Kacang Merah LuarKacang Merah LuarKacang Merah LuarKacang Merah Luar

Page 25: Laporan Biologi

4 10 15 16,5 180

5

10

15

20

25

30

35

40

Kacang Hijau LuarKacang Hijau LuarKacang Hijau LuarKacang Hijau Luar

5 8 12 170

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Kacang Kedelai LuarKacang Kedelai LuarKacang Kedelai LuarKacang Kedelai Luar

Page 26: Laporan Biologi

1 5 5,5 5,80

1

2

3

4

5

6

7

8

Tomat LuarTomat LuarTomat LuarTomat Luar

8 14 18,5 220

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Melon DalamMelon DalamMelon DalamMelon Dalam

Page 27: Laporan Biologi

15,5 20 22,5 330

5

10

15

20

25

30

35

Jagung DalamJagung Dalam

1 80

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Semangka Dalam

Semangka Dalam

Page 28: Laporan Biologi

8 15 21,5 240

2

4

6

8

10

12

Kacang Merah DalamKacang Merah DalamKacang Merah DalamKacang Merah Dalam

12 21 26,2 280

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kacang Hijau DalamKacang Hijau DalamKacang Hijau DalamKacang Hijau Dalam

Page 29: Laporan Biologi

6,5 9 14,5 180

2

4

6

8

10

12

Kacang Kedelai DalamKacang Kedelai DalamKacang Kedelai DalamKacang Kedelai Dalam

2,5 6 9 9,50

5

10

15

20

25

Tomat DalamTomat DalamTomat DalamTomat Dalam

4.3 Pembahasan

Page 30: Laporan Biologi

Bedasarkan hasil pengamatan pada tanaman monokotil, tanaman melon mulai

berkecambah pada hari ke-5 dengan panjang rata-rata 4cm, tidak hanya melon tapi tanaman

yg lainnya seperti jagung baru mulai berkecambah pada hari ke 4 atau hari ke 5 bahkan

tanaman tomat baru mulai berkecambah pada hari ke 7 dan ada yang sama sekali tidak

mengalami perkembangan apapun hingga hari ke 8. Perkecambahan yang terjadi pada

tanaman melon adalah perkecambahan hypogeal, yaitu perkecambahan yang ditandai dengan

pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan pumula keluar dan menembus

pada biji yang nantinya akan muncul diatas tanah, sedangkan kotiledonnya masih tetap

berada didalam tanah. Perkecambahan hypogeal ini juga terjadi pada tanaman jagung dan

semangka atau dapat dikatakan perkecambahan jenis ini biasanya terjadi pada tanaman

monokotil. Pertumbuhan tanaman melon lebih cepat terjadi tanaman yang diletakan didalam

dibandingkan dengan yang diletakan yang diluar namun.tanaman yang tumbuh pada tempat

yang tidak ada sinar matahari(gelap) ternyata memiliki daun yang kecil dan tipis bewarna

kekuning-kuningan, batangnya lemah dan akarnya tidak banyak. Berbanding terbalik dengan

tanaman yang diletakan pada tempat yang terkena sinar matahari yang memiliki daun yang

tumbuh diantara kotiledon, cepat menghijau dan tebal, batangnya kuat dan akarnya banyak hl

ini terjadi karena pada daun yang tidak mendapat sinar matahari akan mengandung air yang

lebih banyak sedangkan zat gulanya lebih sedikit.akibatnya jumlah jaringan mesofil

meningkat sehingga daun yang terbentuk menjadi lebar tipis. Adapun pada daun yang

mendapatkan sinar matahari akan mengandung sedikit air dan jumlah gulanya banyak,

akibatnya akan cepat mengadakan respirasi fotosintesis, sehingga daunnya menjadi lebih

tebal menghijau, jaringan palisadenya berlapis-lapis, lapisan kutikula menebal sehingga

berbentuk daun yang lebih tebal dan sempit, berwana hijau. Dari hasil pengamatan ini juga

dapat diketahui bahwa terdapat peranan hormone auksin pada pertumbuhan tanaman.

Kandungan auksin pada tanaman yang terkena cahaya lebih sedikit dibandingkan dengan

tanaman yang tidak terkena cahaya sehingga menyebabkan pertumbuhan yang lebih cepat

Page 31: Laporan Biologi

pada tanaman yang diletakkan pada tempat gelap selain itu sel-sel yang mengandung lebih

banyak auksin berukuran lebih panjang daripada yang mengandung sedikit auksin.

Akibatnya, batang membengkok., hal ini membuktikan bahwa tumbuhan memiliki iritabilitas

yang tinggi terhadap cahaya. Pembengkokan batang yang diakibatkan oleh arah datangnya

cahaya ternyata juga berhubungan dengan penyebaran auksin. Batang yang terkena cahaya

memiliki auksin yang lebih sedikit, karena auksin mengalami kerusakan jika terkena cahaya.

Bagian batang yang tidak terkena cahaya mempunyai lebih banyak auksin sehingga proses

tumbuh panjang terjadi lebih cepat.

Berdasarkan hasil pengamatan pada tanaman dikotil, tanaman kacang hijau mulai

berkecambah saat usia 4 hari, hal serupa juga terjadi pada tanaman kacang-kacangan yang

lainnya yang baru mulai terlihat pada hari ke 4 atau hari ke 5 dan ada pula yang tidak

mengalami perubahan sama sekali hingga hari ke 8. Saat hari ke 4 itu tanaman kacang hijau

terlihat kuncup batang mulai terlihat di atas permukaan tanah dengan panjang rata-rata 3 cm.

Perkecambahan yang terjadi pada tanaman kacang hijau adalah perkecambahan epigeal yang

mengkibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar kepermukaan tanah, sehingga kotiledon

terdapat diatas tanah. Perkecambahan epigeal juga terjadi pada tanaman kacang merah,

kacang kedelai dan tomat atau dapat dikatakan biasanya terjadi pada tanaman dikotil.

Tumbuhan kacang hijau yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan paling cepat

terjadi pada tumbuhan yang diletakkan didalam. Akar, batang, dan daunnya paling panjang

diantara yang lainnya. Namun kecepatan pertumbuhan tersebut mempengaruhi keadaan

tanaman. Hal ini dapat dilihat dari daun dan batangnya. Bentuk daun tipis, warnanya hijau

kekuningan dengan ukuran panjang namun sempit. Sedangkan bentuk batangnya kecil

dengan ukuran panjang dan berwarna hijau muda. Kondisi di atas berbanding terbalik dengan

kondisi tanaman kacang hijau yang diletakkan diluar. Tanaman kacang hijau yang diletakkan

diluar memang lebih pendek daripada tanaman kacang hijau yang terdapat didalam. Namun

kondisi tanamannya sangat baik. Batangnya lebih besar dan kuat dengan warna yang sama

Page 32: Laporan Biologi

yaitu hijau muda. Daunnya tebal, lebar, dan warnanya hijau segar. Semua pengamatan di atas

dipengaruhi oleh cahaya matahari. Tanaman yang diletakkan diluar terkena cahaya matahari

sehingga menyebabkan hormone auksin rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru

akan menghambat terjadinya sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih

lambat dibandngkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar

matahari. Kacang merah merupakan tumbuhan yang proses perkecambahannya di atas tanah

(epigeal) karena daun lembaganya(cotyledon) terangkat ke atas akibat adanya pembetangan

ruas batang yang berada dibawah daun lembaga. Perkecambahan pada biji kedelai termasuk

tanaman perkecambahan terjadi karena belum memenuhi unsur udara, air, cahaya serta panas

atau hanya terdapat 3 unsur saja dan perkecambahannya terjadi di atas tanah. Kecambah

kacang merah memilki bagian-bagian yaitu plumula, caulicula, yang terbagi atas epikotil

danhypokotil, daun lembaga (cotyledo), radicula dan calyptra. Plumula (puncuk lembaga)

adalah bagian dari lembaga yang merupakan calon-calon daun.Caulicula (batang lembaga)

merupakan calon batang yang terdiri dari epikotil atau ruas batang yang berada yang terdiri

dari epikotil atau ruas batang yang berada di atas daun lembaga dan hypokotil yaitu ruas

batang yang terletak di bawah daun lembaga. Kotiledon (daun lembaga) yaitu daun yang

pertama yg muncul pada suatu tumbuhan dan berfungsi sebagai cadangan makanan pada

masa perkecambahan. Radicula (akar lembaga) merupakan bagian lembaga yang terletak

dibagian pangkal dan terdapat kaliptra (tudung akar) yang berfungsi untuk melindungi akar

dan membantu untuk menembus tanah. Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat di tarik

kesimpulan yaitu kacang merah yang diletakkan di ruang tertutup pertumbuhanya lebih cepat

dibandingkan yang diletakkan di ruang terbuka dan terkena sinar matahari karena di sebabkan pusat

pertumubuhan auksin di ujung koleoptil. Jika terkena matahari, auksin akan menghambat

pertumbuhan, hal inilah yang menyebabkan bagian yang terkena mathari akan membengkok kearah

datangnya arah matahari (fototropisme).dan dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan yang signifikan

yaitu batang tumbuhan yang diletakkan di tempat tertutup mengalami pertumbuhan yang cacat

mengalami pucat dan keruh serta batangnya lemas berwarna kekuningan.sedangkan yang diletakkan

Page 33: Laporan Biologi

di luar sebaliknya tumbuh lambat akan tetapi batangnya kuat dan warnanya hijau. Perbedaan

keadaan daun dan batang tanaman dikotil maupun monokotil yang diletakkan diluar dan yang

diletakkan didalam sama, yaitu daun tanaman yang diletakkan didalam lebih tipis dan

berwarna kuning kehijauan selain itu batangnya lemah atau tidak kuat berbanding terbalik

dengan tanaman yang diletakkan diluar memiliki daun yang lebih tebal dan berwarna hijau

serta batangnya kokoh. Hal ini disebabkan oleh faktor cahaya matahari dan hormone auksin

yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Jadi baik pada tumbuhan monokotil maupun tumbuhan dikotil pengaruh cahaya

matahari maupun hormone auksin ini sama-sama mempengaruhi dan dampak yang

ditimbulkan dari kedua faktor ini sama yaitu pertumbuhan tanaman yang diletakkan ditempat

gelap lebih cepat dibandingkan dengan yang diletakkan ditempat terang namun keadaan daun

pada tanaman yang diletakkan didalam terlihat kekuning-kuningan dan batangnya tidak kuat,

berbeda dengan tumbuhan yang diletakkan pada tempat terang yang keadaan daunnya hijau

segar dan batangnya kokoh, pertumbuhan batang kecambah yang tumbuh lebih panjang dari

ukuran normal yang terjadi pada tanaman yang diletakkan ditempat gelap disebut juga

etiolasi. Meskipun akibat dari cahaya matahari adalah terhambatnya pertumbuhan namun

bukan berarti tumbuhan tanpa cahaya lebih baik daripada tumbuhan yang terkena cahaya

karena tumbuhan tetap memerlukan energy dan sumber energy utama diperoleh dari

fotosintesis yang memerlukan cahaya matahari sebagai substratnya.

Page 34: Laporan Biologi

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdapat beberapa factor

yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman baik internal maaupun eksternal yaitu hormone

auksin selaku factor internal menyebabkan pertumbuhan tanaman yang tidak terkena sinar

matahari lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang terkena sinar matahari dikarenakan

hormone auksin yang berfungsi dalam mempercepat pertumbuhan namaun hormone ini peka

terhadap sinar matahari. Sinar matahari tersebut dapat merusak hormone auksin sehingga

tanaman yang terkena sinar matahari mengandung auksin yang lebih sedikit karena rusak

oleh sinar matahari tersebut sedangkan tanaman yang tidak terkena sinar matahari

Page 35: Laporan Biologi

mengandung auksin yang lebih banyak yang mengakibatkan pertumbuhan tanaman lebih

cepat. Selain itu cahaya matahari sebagai factor eksternal juga mempengaruhi tumbuhan

tanaman sebab sinar matahari merupakan sumber energi yang digunakan untuk proses

fotosintesis pada tanaman serta mengatur kandungan air dan zat gula sebagai contoh tanaman

yang tidak terkena cahaya matahari daunya bewarna kekuning-kuningan dan batangannya

lemah karena kandungan air yang lebih banyak dan zat gula yang sedikit berbeda dengan

tanaman yang mendapat sinar matahari akan mengandung sedikit air dan jumlah gulanya

banyak akibatnya tumbuhan akan cepat mengadakan respirasi dan fotosintesis sehingga

daunnya menjadi lebih tebal menghijau dan memeiliki batang yang kuat. Selain itu pada

proses pertumbuhan terjadi tipe perkecambahan yang berbeda yaitu pekecambahan hypogeal

yang kotiledonnya masig berda didalam tanah, tipe perkecambahan ini biasanya terjadi pada

tanaman monokotil. Selanjutnya adalah perkecmbahan epigeal yang kotiledonnya terangkat

keluar sampai kepermukaan tanah, tipe perkecambahan ini biasanya terjadi pada tanaman

dikotil.

4.3 Saran

Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas

dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat

terang dan berada ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern, seperti

bukan menggunakan mistar tetapi menggunakan auksanometer agar hasil lebih akurat. Dan

sebaiknya menanamnya di aqua gelas yang bening agar ketika difoto tampak jelas dari ujung

akar hingga ujung daun. Dan sebaiknya medium tempat tumbuh tanaman lebih besar agar

pertumbuannya dapat maksimal. Selain itu sebaiknya akses ke tempat peletakkan tanaman

tidak ada pembatasan terutama pada hari libur agar dapat dilakukan pemantauan dan bisa

didapatkan hasil pengamatan yang lengkap.

Page 36: Laporan Biologi

LAMPIRAN

Pembibitan Tanaman Monokotil dan Dikotil

Page 37: Laporan Biologi

Dan berikut adalah foto tanaman dikotil maupun monokotil dari hari pertama, tanggal 29

Agustus 2013 sampai dengan hari ke delapan, tanggal 5 September 2013

Monokotil dan Dikotil (Luar) - 29 Agustus

Monokotil (Dalam) – 29 Agustus 2013 Dikotil (Dalam) – 29 Agustus 2013

Page 38: Laporan Biologi

Monokotil dan Dikotil (Luar) – 1 September 2013

Monokotil (Dalam) – 2 September 2013 Dikotil (Dalam) – 2 September 2013

Page 39: Laporan Biologi

Monokotil dan Dikotil (Luar) - 2 September

Monokotil (Dalam) – 3 September 2013

Page 40: Laporan Biologi

Monokotil (Dalam) - 4 September Dikotil (Dalam) – 4 September

Monokotil dan Dikotil (Luar) – 4 September 2013

Page 41: Laporan Biologi

Monokotil dan Dikotil (Luar) – 5 September 2013