Laporan Bending Pre Test

13
POLITEKNIK TEKNIK PERKAPALAN PERMESINAN NEGERI KAPAL SURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103 3 UJI LENGKUNG ( BENDING TEST ) 3.1 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa mampu melakukan pengujian DT (Destructive Test) dengan beban lengkung terhadap suatu material. Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam pengujian lengkung (bending test). 2. Mahasiswa mampu menganalisa cacat yang terjadi pada pengelasan suatu material. 3. Mahasiswa mampu menganalisa kriteria kelulusan hasil pengujian berdasarkan standart. 3.2 Dasar Teori. Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil sambungan las baik di weld metal maupun HAZ. Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi mandrell ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu : ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 1

Transcript of Laporan Bending Pre Test

Page 1: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

3 UJI LENGKUNG

( BENDING TEST )

3.1 Tujuan Instruksional Umum :

Mahasiswa mampu melakukan pengujian DT (Destructive Test) dengan beban

lengkung terhadap suatu material.

Tujuan Instruksional Khusus :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam pengujian lengkung (bending

test).

2. Mahasiswa mampu menganalisa cacat yang terjadi pada pengelasan suatu

material.

3. Mahasiswa mampu menganalisa kriteria kelulusan hasil pengujian berdasarkan

standart.

3.2 Dasar Teori.

Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk

menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan untuk

mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil sambungan las

baik di weld metal maupun HAZ. Dalam pemberian beban dan penentuan dimensi

mandrell ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Kekuatan tarik (Tensile Strength)

2. Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C.

3. Tegangan luluh (yield).

Berdasarkan posisi pengambilan spesimen, uji bending dibedakan menjadi 2 yaitu

transversal bending dan longitudinal bending.

3.2.1 Transversal Bending.

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 1

Page 2: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

Pada transversal bending ini, pengambilan spesimen tegak lurus dengan arah

pengelasan. Berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian

transversal bending dibagi menjadi tiga :

a. Face Bend (Bending pada permukaan las)

Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las

mengalami tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar

3.1). Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan

tarik. Apakah timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya,

apakah di weld metal, HAZ atau di fussion line (garis perbatasan WM dan

HAZ ).

Gambar 3.1 Face Bend pada transversal Bending

b. Root Bend (Bending pada akar las)

Dikatakan Rote Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami

tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 3.2).

Pengamatan dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah

timbul retak atau tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di weld

metal. HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ)

Gambar 3.2 Root Bend pada transversal Bending

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 2

Page 3: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

c. Side Bend (Bending pada sisi las).

Dikatakan Side Bend jika bending dilakukan pada sisi las ( gambar 3.3 ).

Pengujian ini dilakukan jika ketebalan material yang di las lebih besar dari 3/8

inchi. Pengamatan dilakukan pada sisi las tersebut, apakah timbul retak atau

tidak. Jika timbul retak dimanakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau

di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).

Gambar 3. 3 Side Bend pada transversal Bending

3.2.2 Longitudinal Bending

Pada longitudinal bending ini, pengambilan spesimen searah dengan arah

pengelasan berdasarkan arah pembebanan dan lokasi pengamatan, pengujian

longitudinal bending dibagi menjadi dua :

a)Face Bend (Bending pada permukaan las)

Dikatakan Face Bend jika bending dilakukan sehingga permukaan las mengalami

tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 3.4)

Pengamatan dilakukan pada permukaan las yang mengalami tegangan tarik, apakah

timbul retak atau tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di Weld

metal, HAZ atau di fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 3

Page 4: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

Gambar 3.4 Face Bend pada longitudinal Bending

b)Root Bend (Bending pada akar las)

Dikatakan Root Bend jika bending dilakukan sehingga akar las mengalami

tegangan tarik dan dasar las mengalami tegangan tekan (gambar 3.5). Pengamatan

dilakukan pada akar las yang mengalami tegangan tarik, apakah timbul retak atau

tidak. Jika timbul retak di manakah letaknya, apakah di Weld metal, HAZ atau di

fusion line (garis perbatasan WM dan HAZ).

Gambar 3.5 Root Band pada longitudinal Bending

3.2.3 Kriteria kelulusan uji bending

Untuk dapat lulus dari uji bending maka hasil pengujian harus memenuhi kriteria

standar ASME sebagai berikut :

1. Cacat pada daerah WELD dan HAZ ukurannya tidak melebihi 1/8 inchi ( ±3,2

mm) yang diukur dari segala arah pemukaan.

2. Pada daerah pelapisan ukuran cacat maksimal 1.6 mm

3. Cacat pada sudut diabaikan kecuali akibat SI (Slag Inclusion) dan IF

(Incomplate Fusion) dan Internal Discontinuties

3.3 Material

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 4

Page 5: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

1. Spesimen uji bending untuk face transversal bend (2 buah)

2. Spesimen uji bending untuk root transversal bend (2 buah)

3. Batu gerinda kasar (1 buah)

4. Batu gerinda halus (1 buah)

3.4 Peralatan

1. Mesin Uji Bending

2. Gerinda tangan

3. Kacamata pelindung

4. Spidol

5. Kabel daya

6. Sarung tangan pelindung

7. Jangka sorong

3.5 Gambar Kerja

a. Luasan yang harus di gerinda pada face transversal bend

b.Luasan yang harus digerinda pada root transversal bend

Gambar 3.6 Spesimen uji transversal Bending

3.6 Langkah Kerja

1. Menyiapkan Spesimen

Ambil spesimen, gerinda pada permukaan yang akan diamati pada daerah weld

metal, HAZ, dan sedikit base metal. Panjang luasan yang digerinda sekitar 50

mm (gambar 3.6)

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 5

Page 6: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

Gerinda sudut-sudut spesimen sepanjang luasan di atas sehingga membentuk

radius

Dalam menggerinda, pertama kali gerinda dengan batu gerinda kasar terlebih

dahulu, setelah rata baru digerinda dengan batu gerinda yang halus.

Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.

2. Kodifikasi

Ambil spidol dan tandai tiap spesimen dengan kode sebagai berikut :

F untuk spesimen face bend

R untuk spesimen root bend

3. Pengukuran dimensi:

Ambil spesimen ukur dimensinya

Catat kode spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja

Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.

4. Pengujian pada mesin pengujian bending

Catat data mesin pada lembar kerja

Ambil spesimen dan letakkan pada tempatnya secara tepat

Atur beban dan berikan beban secara kontinyu

Ambil spesimen dan amati permukaannya. Bila terdapat cacat, ukur dan catat

pada lembar kerja bentuk, dimensi, tempat dan jenis cacat.

Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen

Standar dimensi percobaan

Root bend

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 6

Page 7: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

Gambar 3.7 Spesimen root transversal bend tampak atas dan samping

Face bend

Gambar 3. 8 Spesimen face transversal bend tampak atas dan samping

3.7 Hasil Pengujian dan Analisa

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan

Angle of Bend : 1800 Diameter Mandrell : 38,00 mm

No Penandaan specimen dan tipe bending

Lebar (mm)

Tebal (mm)

Hasil Pengujian Keterangan Jenis cacat Ukuran

cacat(mm)Lokasi cacat

Criteria

1 F 29,15 9,55 None - - Diterima 2 R 32,75 10,75 Open crack 3 x 1 Weld

part Diterim

a

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 7

Page 8: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

Menurut Standar ASME IX, dapat dinyatakan bahwa:

R F

Gambar 3.9 Hasil Pengujian

Spesimen F

Pengujiaan yang dilakukan dengan metode Face Bend, tidak mengalami cacat.

Maka spesimen F dapat diterima dengan kualitas pengelasan baik.

Spesimen R

Pengujiaan yang dilakukan dengan metode RootBend, mengalami cacat pada

bagian weld metal. Jenis cacatnya yaitu open crack dengan usuran 3 mm x 1mm.

Dari ukuran cacat tersebut pengujian spesimen R dinyatakan diterima, karena

ukuran cacatnya kurang dari kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh standar ASME

IX.

3.8 Kesimpulan

Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk

menentukan mutu suatu material secara visual serta untuk mengetahui kualitas dari

suatu pengelasan dapat diketahui apakah pengelasan itu layak untuk dipakai atau

tidak. Hasil dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

F diterima

R diterima

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 8

Page 9: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

DAFTAR PUSTAKA

1. ASME section IX, Article 1, Bending Test

2. Budi Prasojo, ST, 2002, Buku Petunjuk Praktek, Jurusan Teknik Permesinan

Kapal, PPNS.

3. M.M. Munir,[2000], Modul praktek Uji Bahan, Vol.1,Jurusan Teknik

Bangunan Kapal, PPNS.

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 9

Page 10: Laporan Bending Pre Test

POLITEKNIK TEKNIKPERKAPALAN PERMESINANNEGERI KAPALSURABAYA PRAKTEK UJI BAHAN 52103

Lampiran

- Tabel dan gambar penentuan diameter mandrell.

- Lembar kerja uji bending

ILMU PENGETAHUAN BAHAN Page 10