Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 · tentang Panduan Penyusunan Laporan...

91
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) lingkup Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabilitas Kinerja lingkup BBSDLP ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja lingkup BBSDLP TA 2014 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Dalam dokumen PK tersebut ditetapkan 2 (dua) sasaran strategis dengan 5 (lima) indikator kinerja yang ingin dicapai oleh lingkup BBSDLP pada TA 2014. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh seluruh balai di lingkup BBSDLP yakni: BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra, dan Balingtan yang bekerja sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja lingkup BBSDLP Tahun 2014 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja lingkup BBSDLP selanjutnya. Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar, Dr. Ir. Dedy Nursyamsi, M.Sc. NIP. 19640623 198903 1 002 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i

Transcript of Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 · tentang Panduan Penyusunan Laporan...

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) lingkup Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) Tahun 2014 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja lingkup BBSDLP dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja lingkup BBSDLP ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja lingkup BBSDLP TA 2014 yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian. Dalam dokumen PK tersebut ditetapkan 2 (dua) sasaran strategis dengan 5 (lima) indikator kinerja yang ingin dicapai oleh lingkup BBSDLP pada TA 2014. Secara operasional, kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan oleh seluruh balai di lingkup BBSDLP yakni: BBSDLP, Balittanah, Balitklimat, Balittra, dan Balingtan yang bekerja sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja lingkup BBSDLP Tahun 2014 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja lingkup BBSDLP selanjutnya.

Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini. Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Januari 2015 Kepala Balai Besar,

Dr. Ir. Dedy Nursyamsi, M.Sc. NIP. 19640623 198903 1 002

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

IKHTISAR EKSEKUTIF iv

I PENDAHULUAN 1

II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 4

2.1. Perencanaan Strategis 4

2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2014 14

2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2014 15

III AKUNTABILITAS KINERJA 16

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2014 16

3.2. Analisis Capaian Kinerja 17

3.3. Akuntabilitas Keuangan 78

3.4. Kegiatan Kerjasama 81

PENUTUP 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN 84

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ii

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

DDAAFFTTAARR LLAAMMPPIIRRAANN

HHaallaammaann

LLaammppiirraann 11.. TTiimm PPeennyyuussuunn LLAAKKIIPP BBBBSSDDLLPP TTAA 22001144 8844

LLaammppiirraann 22.. SSttrruukkttuurr OOrrggaanniissaassii BBaallaaii BBeessaarr LLiittbbaanngg SSuummbbeerrddaayyaa 8855

LLaahhaann PPeerrttaanniiaann

LLaammppiirraann 33.. PPaagguu ddaann RReeaalliissaassii AAnnggggaarraann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001144 8866

LLaammppiirraann 44.. FFoorrmmuulliirr RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss BBBBSSDDLLPP TTaahhuunn 22001100 –– 22001144 9999

LLaammppiirraann 55.. RReennccaannaa KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001144 110033

LLaammppiirraann 66.. PPeenneettaappaann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001144 110044

LLaammppiirraann 77.. PPeenngguukkuurraann KKiinneerrjjaa TTaahhuunnaann LLiinnggkkuupp BBBBSSDDLLPP TTAA 22001144 110055

LLaammppiirraann 88.. TTaarrggeett ddaann CCaappaaiiaann KKiinneerrjjaa BBBBSSDDLLPP TTaahhuunn 22001100––22001144 110066

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iii

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

IIKKHHTTIISSAARR EEKKSSEEKKUUTTIIFF

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BBSDLP tahun 2010-2014 (edisi revisi) sebagai berikut: (1) Menghasilkan data dan informasi sumber daya lahan dalam bentuk spasial dan tabular, (2) Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pengelolaan lahan sawah, lahan kering dan lahan rawa, serta formulasi pupuk anorganik, organik, hayati, dan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan berkelanjutan, (3) Menghasilkan dan mengembangkan sistem informasi agroklimat, dan inovasi teknologi pengelolaan air, (4) Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan pertanian, (5) Menghasilkan rekomendasi kebijakan peruntukan, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian industrial, (6) Menjalin kerjasama dan kemitraan penelitian dan pengembangan dengan lembaga nasional dan internasional serta mempercepat diseminasi inovasi teknologi dan informasi sumber daya lahan pertanian, dan (7) Meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme sumber daya manusia untuk mencapai good and clean governance. Tujuan utama BBSDLP tahun 2010-2014 tersebut, menjadi dasar dalam menentukan sasaran strategis yang ingin dicapai BBSDLP pada tahun anggaran 2014 yang dituangkan dalam Penetapan Kinerja (PK) Lingkup BBSDLP yakni: (1) Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian dengan 4 (empat) indikator kinerja, dan (2) Terselenggaranya diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian dengan 1 (satu) indikator kinerja.

Berdasarkan hasil Pengukuran Pencapaian Kinerja (PPK) sampai akhir bulan Desember 2014, seluruh indikator kinerja sasaran yang ditetapkan untuk TA 2014 telah berhasil diselesaikan dengan rata-rata persentase capaian 175,1% (sangat berhasil).

Faktor-faktor penghambat yang dihadapi peneliti dalam upaya pencapaian sasaran kegiatan selama TA 2014 adalah: faktor alam berupa kondisi cuaca dan serangan hama & penyakit tanaman, dan faktor SDM berupa terbatasnya jumlah SDM berkualitas/berkeahlian khusus. Untuk mengatasi kendala serangan hama akibat cuaca yang buruk, peneliti mengintensifkan pengamatan dan segera melakukan pemberantasan hama saat serangan hama terdeteksi secara dini, akan tetapi jika serangan hama sudah sangat parah, maka peneliti mengulang lagi dengan tanaman yang baru. Untuk mengatasi cuaca ekstrim, peneliti mengatasinya dengan pembuatan embung untuk mengatasi kekeringan, dan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iv

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

membuat parit/saluran irigasi atau menanam varietas yang adaptif terhadap genangan air. Keterbatasan jumlah SDM berkualitas/berkeahlian khusus telah diatasi dengan cara memaksimalkan SDM yang ada dan dengan melibatkan tenaga luar yang memenuhi kualifikasi sesuai kebutuhan.

Untuk membiayai pencapaian sasaran strategis di lingkup BBSDLP, pada tahun anggaran 2014, lingkup BBSDLP berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) revisi terakhir mendapat anggaran (termasuk hibah) sebesar Rp. 107.319.041.000,- dengan rincian per Satker: BBSDLP sebesar Rp 32.445.108.000,- , Balittanah Rp 22.305.111.000,- , Balitklimat Rp 12.190.546.000,- , Balittra Rp 16.574.515.000,- , dan Balingtan Rp 23.803.761.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output sebagaimana yang tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 18 peta tematik potensi sumber daya lahan tingkat tinjau dan semi detail, 2) menghasilkan 37 teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, 3) menghasilkan 5 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim, 4) menghasilkan 10 rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global, dan 5) menghasilkan 1000 Eks Kalender Tanam dan 250 unit Test Kit yang terdistribusikan.

Dari total anggaran sebesar Rp. 107.319.041.000,- dana yang bersumber dari APBN sebesar Rp. 99.092.560.000,-, sedangkan sisanya sebesar Rp. 8.226.481.000,- berasal dari dana hibah dengan rincian: sebesar Rp. 7.639.900.000,- dikelola oleh BBSDLP, dan sebesar Rp. 586.581.000,- dikelola oleh Balittanah.

Hingga akhir Desember 2014, total realisasi anggaran yang berhasil diserap lingkup BBSDLP sebesar Rp. 98.308.882.423,- atau 91,60% dengan rincian: BBSDLP Rp. 31.079.313.699,- atau 95,79%, Balittanah Rp. 20.783.034.386,- atau 93,18%, Balitklimat Rp. 11.633.832.507,- atau 95,43%, Balittra Rp. 15.958.979.466,- atau 96,29%, dan Balingtan Rp. 18.853.722.365,- atau 79,20%. Dengan demikian sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 9.010.158.577,- atau 8,4%. Meskipun anggaran yang terserap hanya sebesar 91,60%, akan tetapi seluruh kegiatan dapat terselesaikan dengan capaian fisik lebih dari 100%. Pencapaian target sasaran yang berhasil direalisasikan oleh lingkup BBSDLP hingga akhir Desember adalah sebagai berikut : 1) menghasilkan 28 peta tematik potensi sumber daya lahan tingkat tinjau dan semi detail dari target 18 peta, 2) menghasilkan 40 teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan dari target 37 teknologi, 3) menghasilkan 5 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian v

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

mitigasi perubahan iklim dari target 5 teknologi, 4) menghasilkan 10 rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global dari target 10 rekomendasi, dan 5) menghasilkan 5000 Eks Kalender Tanam dari target 1000 eks, dan 192 unit Test Kit yang terdistribusikan dari target 250 unit. Khusus untuk jumlah Test Kit yang hanya bisa menuhi 192 unit dari target 250 unit, disebabkan adanya kebijakan dari stake holders untuk lebih memfokuskan pada perbanyakan Kalender Tanam dengan menggunakan sebagian anggaran perbanyakan Test Kit. Dengan efisiensi sejumlah itu, satker-satker lingkup BBSDLP telah dapat melaksanakan kegiatan dengan pencapaian sasaran strategis sangat berhasil.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vi

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

BAB I

PENDAHULUAN

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

(BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No

37/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis

di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan

penelitian pengembangan sumber daya lahan pertanian. Dalam melaksanakan

tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program,

rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan

sumber daya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumber daya

lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan

pemanfaatan sumber daya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan

komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumber daya lahan

pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan

pengembangan sumber daya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan

sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian;

serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan

perlengkapan BBSDLP.

Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan

Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006

mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang

bersifat lintas sumber daya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan

lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah – Bogor, Balai

Penelitian Agroklimat dan Hidrologi – Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

– Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian –

Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Koordinasi difokuskan untuk mensinergikan

pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan dan untuk

menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT.

Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang

Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG),

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan mekanisme kerjasama atau

jejaring konsorsium.

Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi

semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumber daya lahan dan

pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan

global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya

diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut,

BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus

berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan

dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki.

Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif

penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi

untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian

status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus

dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi

pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna

menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja

sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku

usaha nasional maupun internasional.

Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh sumber

daya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data

per 31 Desember 2013, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 519 orang dengan

komposisi SDM menurut kelompok fungsional sebagai berikut: Tenaga Peneliti

sebanyak 135 orang, Peneliti Non Klasifikasi sebanyak 10 orang, Teknisi Litkayasa

sebanyak 82 orang, Pustakawan sebanyak 2 orang, Arsiparis sebanyak 5 orang,

Pranata Komputer sebanyak 1 orang, dan Fungsional Umum (Fungsional lainnya)

sebanyak 298 orang.

Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumber Daya Lahan

Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa

instalasi laboratorium tanah; rumah kaca; kebun percobaan lahan kering di

Tamanbogo yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan

lahan kering; kebun percobaan lahan rawa di Banjarbaru yang terdiri dari: KP.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Belandean (Lahan Pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (Lahan Lebak-tadah hujan),

KP. Handil Manarap (Lahan Tadah hujan), KP. Binuang (lahan kering-tadah hujan-

lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (Lahan Lebak dangkal-tengahan); dan kebun

percobaan Jakenan. Pemanfaatan kebun percobaan ini masih harus terus

dioptimalkan.

Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu)

laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium

mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1)

Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika

& biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1)

Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga)

Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca

(Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC)

tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2

dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3)

Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam

berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya

mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP

sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas

rumah kaca secara langsung di lapangan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

BAB II

PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumber daya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2010-2014 (edisi revisi) merupakan

lanjutan dari Renstra 2005-2009, yang disesuaikan dengan dinamika lingkungan

strategis global maupun nasional, terutama dalam aspek sumber daya lahan

pertanian. Renstra ini disusun dalam rangka memenuhi perintah INPRES No. 7

tahun 1999 tentang kewajiban bagi setiap K/L untuk menyusun Renstra dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Penyusunan Renstra BBSDLP 2010-2014 (edisi revisi) mengacu dan

berpedoman pada Renstra Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),

Renstra Kementerian Pertanian 2010-2014, dan Renstra Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 2010-2014. Secara operasional, Renstra ini menjadi acuan

dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BBSDLP yang dalam

penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis pembangunan

nasional dan respon stakeholders.

2.1.1. Visi

“Pada tahun 2014, menjadi lembaga litbang penyedia informasi dan teknologi

pengelolaan sumber daya lahan pertanian berkelas dunia untuk mewujudkan

pertanian industrial unggul berkelanjutan”

2.1.2. Misi BBSDLP

a. Menghasilkan, mengembangkan, dan mendiseminasikan data/informasi,

inovasi teknologi serta rekomendasi kebijakan di bidang sumber daya lahan

pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna

mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan serta

berkontribusi pada pengembangan Iptek,

b. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian sumber daya lahan serta

efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya, dan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

c. Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional dalam rangka

penguasaan Iptek dan peningkatan peran litbang sumber daya lahan dalam

pembangunan pertanian.

2.1.3. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan Utama

Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun 2010-2014 adalah sebagai

berikut:

1) Menghasilkan data dan informasi sumber daya lahan dalam bentuk spasial

dan tabular.

2) Menghasilkan dan mengembangkan teknologi pengelolaan lahan sawah,

lahan kering, dan lahan rawa, serta formulasi pupuk anorganik, organik,

hayati, dan pembenah tanah untuk meningkatkan produktivitas lahan

berkelanjutan.

3) Menghasilkan dan mengembangkan sistem informasi agroklimat, dan

inovasi teknologi pengelolaan air.

4) Menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi

perubahan iklim, serta teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan

pertanian.

5) Menghasilkan rekomendasi kebijakan peruntukan, pemanfaatan, dan

pengelolaan sumber daya lahan untuk mendukung terwujudnya sistem

pertanian industrial.

6) Menjalin kerjasama dan kemitraan penelitian dan pengembangan dengan

lembaga nasional dan internasional serta mempercepat diseminasi inovasi

teknologi dan informasi sumber daya lahan pertanian.

7) Meningkatkan kapabilitas dan profesionalisme sumber daya manusia untuk

mencapai good and clean governance.

b. Sasaran Strategis

Sasaran strategis yang ingin dicapai BBSDLP pada periode 2010-2014 adalah:

1) Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan

sumber daya lahan pertanian.

2) Terselenggaranya diseminasi inovasi teknologi sumber daya lahan

pertanian.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

2.1.4. Target Utama Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

Dalam lima tahun ke depan (2010 – 2014), Balai Besar Litbang Sumberdaya

Lahan Pertanian mempunyai beberapa target utama di berbagai bidang penelitian

dan diseminasi, yaitu:

1) Peta sumber daya lahan tingkat tinjau dan semi detil untuk

pengembangan komoditas unggulan dan sawah bukaan baru.

2) Peta lahan sub optimal/lahan rawa, lahan terlantar, dan terdegradasi.

3) Peta tematik status hara, kalender tanam, peta kekeringan, peta rawan

banjir, peta residu pestisida, peta cemaran logam berat, dan peta tematik

lainnya sesuai kebutuhan.

4) Prediksi dan sistem informasi iklim.

5) Sistem peringatan dini ancaman bencana (banjir, kekeringan, dan

organisme penggangu tanaman).

6) Perangkat uji cepat (test kit) tanah, pupuk, dan hara tanaman.

7) Formula pupuk anorganik, pupuk organik dan pupuk hayati, dan

pembenah tanah.

8) Teknologi pengelolaan kesuburan, konservasi tanah, dan pengelolaan air.

9) Teknologi reklamasi dan remediasi lahan terdegrasi/tercemar.

10) Rekomendasi kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan.

11) Rekomendasi kebijakan antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim.

12) Publikasi Iptek sumber daya lahan pertanian.

2.1.5. Arah Kebijakan

a. Arah Kebijakan Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (Fokus Pada Litbang SDL) Arah kebijakan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian

dalam mendukung program Badan Litbang Pertanian terkait dengan empat

sukses pembangunan pertanian difokuskan kepada:

1) Dukungan terhadap program intensifikasi sumber daya lahan eksisting

produktif:

a. Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi pengelolaan lahan

dan pemupukan, baik pupuk organik, an-organik, hayati dan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

pembenah tanah, pemulihan lahan serta teknologi inovasi

pengelolaan air dan iklim;

b. Memprioritaskan penyediaan dan diseminasi inovasi teknologi tanah

dan pemupukan, efisiensi air, dan kesesuaian iklim untuk

peningkatan produktivitas sumber daya lahan.

2) Dukungan terhadap upaya optimalisasi sumber daya lahan terlantar dan

terdegradasi (bongkor, lahan tidur) dan lahan sawah bukaan baru:

a. Memfokuskan pada penciptaan teknologi inovasi teknologi

pengelolaan lahan reklamasi, pemupukan, dan pengelolaan air untuk

perbaikan dan peningkatan kesuburan lahan.

b. Menyediakan informasi potensi dan karakteristik sumber daya lahan

terlantar, terdegradasi, dan sawah bukaan baru.

c. Memprioritaskan penyediaan dan diseminasi inovasi teknologi tanah

dan pemupukan, efisiensi air, dan kesesuaian iklim untuk

peningkatan produktivitas sumber daya lahan terlantar, terdegradasi,

dan sawah bukaan baru.

3) Dukungan terhadap upaya pengamanan produksi pertanian akibat

ancaman variabilitas dan perubahan iklim serta bencana lainnya:

a. Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi pengelolaan lahan

dan air adaptif untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dan

bencana lainnya.

b. Mengembangkan sistem informasi iklim, sistem informasi geografi

(GIS), dan remote sensing sumber daya lahan wilayah rentan dan

rawan bencana.

c. Memprioritaskan penyediaan dan diseminasi inovasi teknologi

pengelolaan tanah, pemupukan, dan air yang adaptif terhadap

perubahan iklim dan ancaman bencana lainnya.

4) Dukungan terhadap program ekstensifikasi dan pengembangan sumber

daya lahan pertanian:

a. Memfokuskan pada pembangunan data dan informasi tabular dan

spasial (peta) karakteristik dan potensi sumber daya lahan potensial

untuk pengembangan pertanian.

b. Mengembangkan sistem data base, teknologi remote sensing, dan

sistem informasi geografi (GIS) sumber daya lahan potensial.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

c. Memprioritaskan penyediaan dan penyebarluasan data dan informasi

tabular dan spasial (peta) karakteristik dan potensi sumber daya

lahan potensial untuk pengembangan pertanian.

b. Strategi Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

1) Pendekatan penelitian dimulai dengan menetapkan luaran yang akan

dihasilkan (output oriented). Luaran yang dihasilkan harus mempunyai

nilai tambah ilmiah dan komersial, dihasilkan dalam waktu singkat serta

dapat dimanfaatkan oleh pengguna.

2) Menyempurnakan manajemen penelitian dari mulai perencanaan sampai

mencapai hasil penelitian yang akuntabel dan good governance.

3) Meningkatkan jaringan kerjasama dengan lembaga penelitian, dunia

usaha, dan mitra kerja lainnya perlu dilakukan dalam rangka menggali

dan meningkatkan dana penelitian; pengakuan ilmiah internasional

(scientific recognation).

4) Mempercepat dan meningkatkan diseminasi, promosi serta penjaringan

umpan balik inovasi teknologi, dan kebijakan sumber daya lahan dalam

rangka meningkatkan manfaat dan dampak inovasi teknologi yang

dihasilkan.

5) Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kapabilitas sumber daya penelitian

melalui pelatihan SDM, penambahan sarana dan prasarana, dan struktur

penganggaran yang sesuai dengan kebutuhan institusi litbang sumber

daya lahan yang berkelas dunia.

6) Mendorong inovasi teknologi yang mengarah pada pengakuan dan

perlindungan HaKI (Hak Kekayaan Intelektual) secara nasional dan

internasional.

Selanjutnya berdasarkan kekuatan atau potensi dan kendala/kelemahan,

serta peluang dan tantangan, strategi litbang sumber daya lahan dipilih atas:

1) Penguatan inovasi teknologi dan informasi SDLP yang berorientasi ke

depan, memecahkan masalah SDL, berwawasan lingkungan, serta

dihasilkan dalam waktu yang relatif cepat, efisien, dan berdampak luas

(ST).

2) Outsourcing pendanaan dan tenaga ahli melalui aliansi

strategis/kerjasama penelitian dan pengembangan dengan lembaga

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

internasional/nasional dalam rangka memacu peningkatan produktivitas

dan kualitas penelitian untuk memenuhi peningkatan kebutuhan

pengguna dan pasar (WO).

3) Optimalisasi sumber daya penelitian SDL dalam rangka memacu

peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian untuk mendukung

peningkatan produktivitas komoditas unggulan (SO).

4) Optimalisasi kapasitas unit kerja untuk meningkatkan produktivitas dan

kualitas penelitian SDL dalam rangka menghasilkan produk penelitian

dan pengembangan SDL yang berwawasan lingkungan serta dihasilkan

dalam waktu yang singkat, efisien, dan berdampak luas (WT).

5) Peningkatan efektifitas rekomendasi kebijakan antisipatif dan responsif

SDLP dalam kerangka pembangunan pertanian untuk memecahkan

berbagai masalah dan isu-isu pembangunan pertanian/SDLP yang

sedang berkembang (WT).

2.1.6. Program dan Kegiatan

Pada periode 2010-2014 Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan

alokasi sumber daya Litbang menurut komoditas prioritas ditetapkan oleh

Kementerian Pertanian terdiri dari padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu. Sementara

yang termasuk dalam 35 fokus komoditas yaitu: Pangan (padi, kedele, jagung, ubi

kayu, dan kacang tanah), Hortikultura (kentang, cabe merah, bawang merah,

mangga, manggis, pisang, anggrek, durian, rimpang, dan jeruk), Perkebunan

(kelapa sawit, karet, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, tanaman serat, tebu,

tembakau, dan cengkeh), serta Peternakan (sapi potong, kambing, domba, babi,

ayam buras, dan itik).

Berdasarkan orientasi outputnya, program penelitian dan pengembangan di

masing-masing unit kerja penelitian diarahkan pada 2 kategori, sebagai berikut:

a. Program Bertujuan Nilai Tambah Ilmiah (Scientific Recognation) adalah kegiatan untuk menghasilkan inovasi teknologi, diseminasi, dan

kelembagaan pendukung untuk peningkatan produksi 5 komoditas

prioritas dan 30 fokus komoditas pertanian.

b. Program Bertujuan Nilai Tambah Komersial (Impact Recognation) adalah kegiatan Litbang untuk mendukung program

strategis Kementerian Pertanian.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Berdasarkan sasarannya, maka dalam pelaksanaannya, program litbang

sumber daya lahan pertanian dipilah atas tiga koridor atau klaster utama, yaitu:

a. Program penelitian “in house” yang lebih hulu dan berorientasi untuk

menghasilkan invensi, paten, dan produk-produk ilmiah termasuk Karya

Tulis Ilmiah (KTI).

b. Program Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung Program Empat

Sukses Pembangunan Pertanian.

a. Program Penelitian dan Pengembangan untuk memecahkan masalah-

masalah strategis dan global, seperti fenomena perubahan iklim, krisis

energi, dan lain-lain.

Prioritas penelitian yang akan dikerjakan oleh Balai Besar Litbang SDLP dan

keempat balai koordinasinya adalah identifikasi, karakterisasi, evaluasi, dan

pengelolaan sumber daya lahan pertanian (tanah, iklim, rawa, dan lingkungan

pertanian), serta teknologi dan pengelolaan pupuk, untuk mendukung

pengembangan Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan.

Dalam lima tahun mendatang Balai Besar Litbang SDLP, berinisiatif untuk juga

mengambil peran di depan dalam merespons berbagai isu sumber daya lahan dan

lingkungan hidup. Antisipasi, adaptasi, dan mitigasi Perubahan Lingkungan

Pertanian ditujukan mengantisipasi perubahan lingkungan pertanian karena

pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global dan lahan terdegradasi.

Seluruh kegiatan penelitian tersebut dilaksanakan oleh UPT di lingkup Balai Besar

Litbang SDLP.

a. Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

1) Inventarisasi dan Evaluasi Potensi Sumber Daya Lahan Pertanian meliputi

pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang

dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM)

berbasis GIS.

2) Penelitian Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Daya Lahan, berupa

pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

(sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim, dan air), formulasi pupuk

(anorganik, organik, dan hayati) dan formulasi pembenah tanah,

mendukung P2BN, hortikultura, dan tanaman pangan lainnya.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

3) Program Mitigasi dan Adapatasi Perubahan Lingkungan Pertanian terdiri dari

perakitan teknologi mengantasipasi pencemaran lingkungan pertanian,

perubahan iklim global dan degradasi lahan, mendukung program strategis

dan hortikultura.

b. Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian

Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertaian diharapkan

dapat menjembatani apa yang dilaksanakan Puslit/BB/LRPI dengan apa yang

dibutuhkan pengguna di berbagai tingkatan di daerah. Upaya memadukan apa yang

dihasilkan berbagai UK/UPT litbang dengan lokal genius yang dikembangkan

masyarakat merupakan inti dari program pengkajian dan percepatan diseminasi

inovasi pertanian, sehingga dapat meningkatkan diseminasi hasil-hasil penelitian

sumber daya lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, dan Lingkungan Pertanian).

c. Pengembangan Kelembagaan dan Komunikasi Hasil Litbang

Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya

kerja inovatif, reformasi birokrasi, pengembangan sumber daya Litbang (SDM,

sarana, dan prasarana) diikuti pengembangan standardisasi dan akreditasi lembaga

dan pranata Litbang. Guna memicu output optimal, maka diperlukan pengembangan

manajemen teknologi informasi dan sistem informasi serta koordinasi jaringan

kerjasama penelitian dan pengkajian. Reformasi perencanaan dan penganggaran,

penyempurnaan sistem monitoring dan evaluasi.

1) Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Litbang Sumber Daya Lahan

Pertanian.

2) Pengembangan Sarana dan Prasarana Litbang Sumber Daya Lahan

Pertanian.

3) Pengembangan Sistem Informasi, Komunikasi, dan Umpan Balik Inovasi

Penelitian Sumber Daya Lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, Lingkungan

Pertanian).

4) Peningkatan Kapasitas Penerbitan Publikasi dan Dokumentasi Hasil-hasil

Penelitian Sumber Daya Lahan (Tanah, Air, Pupuk, Iklim, Lingkungan

Pertanian).

5) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi

Pertanian.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

6) Peningkatan kerjasama penelitian dan pengembangan dengan lembaga

internasional/nasional.

d. Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan

Akan menghasilkan hasil analisis kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan

pertanian untuk menentukan kebijakan pengelolaan sumber daya lahan yang akan

ditetapkan oleh pemerintah. Isu dan permasalah yang diperkirakan akan

mengemuka berkaitan dengan sumber daya lahan pertanian di masa akan datang

adalah: perubahan iklim global, emisi gas rumah kaca, perlindungan lahan pertanian

pangan berkelanjutan, degradasi lahan dan lahan terlantar, masalah pencemaran

lingkungan pertanian, kekeringan, dan banjir. Kegiatannya adalah:

1) Analisis dan Sintesis Kebijakan Peruntukkan, pemanfaatan, dan pengelolaan

Sumber daya Lahan Pertanian.

2) Analisis dan Sintesis Kebijakan Pupuk dan Pemupukan.

3) Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Sumber Daya Lahan.

2.1.7. Indikator Kinerja Utama

Untuk mencapai tujuan dan sasaran BBSDLP yang telah ditetapkan, telah

disusun Program Utama 2010 – 2014 dengan rencana tindak dan Indikator Kinerja

Utama (IKU) seperti disajikan pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Langkah Operasional dan Indikator Kinerja Utama BBSDLP 2010-2014.

Rencana Tindak Indikator Kinerja Utama

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

• Jumlah Peta Potensi Sumber Daya Lahan Tingkat Tinjau di P. Papua dan Kalimantan serta Tingkat Semidetil di P. Kalimantan, P. Sulawesi, P. Nusa Tenggara, P. Sumatera, P. Maluku, dan P. Papua.

• Jumlah Informasi dan paket komponen teknologi pengelolaan SDL (lahan kering, lahan sawah, dan lahan rawa, air, teknologi adaptasi, mitigasi perubahan lingkungan pertanian) mendukung P2BN dan tanaman pangan lainnya.

• Jumlah formula pupuk dan pembenah tanah, perangkat uji, perangkat lunak.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian

• Jumlah intensitas 30 kali diseminasi inovasi teknologi litbang sumber daya lahan pertanian.

Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Litbang Pertanian

• Meningkatnya penggunaan dan pemanfaatan tujuh kebun percobaan.

• Tersusunnya standar baku SDM di 5 UPT lingkup BBSDLP.

• Terselenggaranya reformasi birokrasi, perencanaan dan penganggaran di 5 UPT lingkup BBSDLP.

• Diperolehnya dan dipertahankannya sertifikat ISO 9001 2008 di 5 UPT lingkup BBSDLP.

• 100% laboratorium di Balit & BB terakreditasi ISO/IEC 17025: 2005.

Analisis dan Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Pertanian

• Jumlah rekomendasi (Policy Brief) tentang kebijakan sumber daya lahan pertanian.

• Jumlah makalah kebijakan tentang isu-isu mutakhir bidang sumber daya lahan pertanian diantaranya masalah perubahan iklim, model pengembangan lahan kering beriklim kering.

Sedangkan target capaian IKU BBSDLP pada tahun 2014 sebagaimana yang tercantum dalam lampiran Renstra BBSDLP 2010-2014 edisi revisi adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Target IKU yang ingin dicapai BBSDLP pada TA 2014

Nomor IKU Target

1 Jumlah informasi/peta potensi sumber daya lahan 14

2. Jumlah informasi, komponen teknologi pengelolaan SDL, formula pupuk dan pembenah tanah, test kit, dan perangkat lunak

23

3. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

10

4. Jumlah Publikasi SDLP 5

5. Jumlah Seminar Nasional 1

6. Jumlah teknologi SDLP terdiseminasi 3

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2014

Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2014,

telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya

pencapaian sasaran pada TA 2014.

Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai

yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan

Teknologi Varietas Unggul Berdaya Saing. Kegiatan utama yang telah ditetapkan

adalah Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian. Dari kegiatan

tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan lingkup BBSDLP, TA 2014

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

- Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

1. Jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian

18 peta

2. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah

37 teknologi

3. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

6 teknologi

4. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

10 rekomendasi

- Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL

5. Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan : a. Kalender Tanam Terpadu b. Test Kit

1.000 eks 250 unit

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2014, BBSDLP merencanakan untuk:

(1) menghasilkan 18 peta tematik sumber daya lahan pertanian, (2) menghasilkan

37 teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta

formula pupuk dan pembenah tanah, (3) menghasilkan 6 teknologi dan manajemen

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, (4) terdistribusikannya 1000 eks

Kalender Tanam Terpadu, dan 250 unit test kit.

2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2014

Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, selanjutnya diajukan kepada Kepala

Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja. Berdasarkan

penetapan yang ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian pada tanggal

31 Januari 2014, maka Penetapan Kinerja BBSDLP untuk Tahun Anggaran 2014

adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Penetapan Kinerja Kegiatan Utama lingkup BBSDLP tahun 2014

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

- Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

1. Jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian

18 peta

2. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah

37 teknologi

3. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

5 teknologi

4. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

10 rekomendasi

- Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL

5. Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan : a. Kalender Tanam Terpadu b. Test Kit

1.000 eks 250 unit

Pagu Anggaran sebelum revisi

Rp. 102.947.711.000,-

Pagu Anggaran setelah revisi

Rp. 107.319.041.000,-

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target),

sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah

dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori

keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100

persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59

persen.

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2014

Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2014 dilakukan dengan cara

membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.

Dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2014,

Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian mempunyai 2 (dua) Sasaran

Strategis dengan 5 indikator kinerja sasaran yang ingin dicapai.

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja BBSDLP hingga akhir tahun 2014,

Pencapaian Indikator Kinerja sasaran kegiatan utama BBSDLP adalah sebagai

berikut:

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2014

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

- Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

1. Jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian

18 peta 28 Peta 155,6

2. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah

37 teknlg 40 tekn 108,1

3. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

5 teknlg 5 Tekn 100

4. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

10 Rekom 11 Rekom 110

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

- Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL

5. Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan : a. Kalender Tanam Terpadu b. Test Kit

1.000 eks 250 unit

5000 Eks 192 Unit

500 76,8

Pagu Anggaran Rp. 107.319.041.000,-

Realisasi Anggaran Rp. 98.308.882.423,- (91,60)

Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator kinerja sasaran lingkup BBSDLP

tahun 2014 untuk sasaran pertama mencapai rata-rata 118,43% menunjukkan

tingkat keberhasilan sangat berhasil, sedangkan untuk sasaran kedua mencapai

288,4% dengan katagori tingkat capaian sangat berhasil. Dengan demikian

capaian kinerja keseluruhan BBSDLP TA 2014 adalah 175,1% dengan katagori

tingkat capaian Sangat Berhasil.

Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran

tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus,

serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan

tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan

terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan

komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran yang telah

ditetapkan.

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Analisis akuntabilitas kinerja tahun 2014 BBSDLP dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Sasaran 1 : Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 4 (empat) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 6. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail

18 Peta 28 Peta 155,6

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2014 BBSDLP berhasil menyelesaikan 28 peta tematik atau 155,6% dari

target 18 peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja

1 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari

perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim

yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke

lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan

cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/RBI, radar, peta geologi,

peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian

dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan

yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan

pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan

penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi

lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, pH Trough, Abney Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form

pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk operasi lapang

lainnya.

Berbagai alat survey tanah

Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke

lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan

persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun

administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga

mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul

kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara

demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan

efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS

yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta

berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim

GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan,

seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh

ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk

mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai.

Data dari lapang Entri data base Perbaikan batas SPT

Alur Entri Data dan Perbaikan Batas SPT di lapang

Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan

form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP,

selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan

lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior

yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil

kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari

lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft

peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan

diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan

masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan

output yang dihasilkan.

Secara lengkap rincian output peta yang dihasilkan beserta kegunaannya

adalah:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat

1 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Ketapang-Kalimantan Barat

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu

2 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Seruyan – Kalimantan Tengah

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu

3 Peta Kesesuaian Lahan

untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Hulu Sungai Utara-Kalimantan Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

4 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Tabalong- Kalimantan Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu

5 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Tapin- Kalimantan Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu

6 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Kutai Kartanegara – Kalimantan Timur

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

7 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Sawit dan Tanaman Tebu skala 1:50.000 kabupaten Nunukan-Kalimantan Utara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit dan tebu

8 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Bawang Merah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Enrekang-Sulawesi Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman bawang merah dan cabai

9 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Bawang Merah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Halmahera Barat – Maluku Utara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman bawang merah dan cabai

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

10 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cengkeh dan Kelapa skala 1:50.000 kabupaten Halmahera Utara – Maluku Utara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cengkeh dan kelapa

11 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cacao dan Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Kolaka – Sulawesi Tenggara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cacao dan padi sawah

12 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cacao skala 1:50.000 kabupaten Kolaka Utara – Sulawesi Tenggara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cacao

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

13 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Cacao dan Tanaman Lada skala 1:50.000 kabupaten Luwuk Timur – Sulawesi Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa, cacao dan lada

14 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Cacao dan Tanaman Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Mamuju Utara – Sulawesi Barat

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa, cacao dan padi sawah

15 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cacao, Cengkeh dan Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Minahasa Selatan – Sulawesi Utara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cacao, cengkeh dan padi sawah

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

16 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cengkeh, Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Salak skala 1:50.000 kabupaten Minahasa Tenggara – Sulawesi Utara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cengkeh, padi sawah dan salak

17 Peta Kesesuaian Lahan

untuk Tanaman Jagung dan Tanaman Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Sidrap – Sulawesi Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman jagung dan padi sawah

18 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Cacao dan Padi Sawah skala 1:50.000 kabupaten Tojo Una Una – Sulawesi Tengah.

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cacao dan padi sawah

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

19 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Belu – Nusa Tenggara Timur

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai

20 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Flores Timur - Nusa Tenggara Timur

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai

21 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Kupang - Nusa Tenggara Timur

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

22 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Lombok Barat - Nusa Tenggara Barat

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai

23 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah dan Tanaman Cabai skala 1:50.000 kabupaten Sumba Timur - Nusa Tenggara Timur

Bermanfaat sebagai data dasar untuk pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman padi sawah dan cabai

24 Peta tipologi lahan rawa pasang surut tipe A, B, C, D dan lahan lebak dangkal, tengahan, dan dalam di pulau Sumatera (Propinsi Sumatera Selatan, Lampung, Jambi, dan Riau)

Dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usahatani pertanian di lahan pasang surut tipe A, B, C, dan D serta lahan lebak tipology dangkal, tengahan, dan dalam.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

25 Peta Kalender tanam lahan rawa hasil Updating data katam rawa di pulau Sumatera untuk padi

Dapat menentukan waktu tanam yang lebih akurat di lahan rawa pasang surut dan lebak pada kondisi iklim tahun basah, tahun kering, dan tahun normal

26 Peta tematik sebaran residu pestisida senyawa POP skala 1:50.000 (Aldrin, khlordan, DDT, dieldrin, endosulfan, endrin, heptaklor, lindan, mirex, dan toxaphen) pada lahan pertanian DAS Brantas Hulu Kota Batu)

Sebagai bahan pertimbangan penentuan prioritas perbaikan kualitas tanah sawah dan sebagai antisipasi dampak yang ditimbulkannya. Kelestarian sumberdaya lahan pertanian dengan terjaminnya keamanan produk pertanian.

27 Peta tematik sebaran logam berat skala 1:50.000 As, Cd, Pb, Cr, Co, Cu, Fe, Mn, Ni, dan Zn) pada lahan pertanian DAS Brantas Hulu Kota Batu

Remediasi lahan pertanian tercemar logam berat AS dan pengelolaan hara pada lahan pertanian mengalami defieinsi Cu, Mn dan Zn untuk meningkatkan produksi pertanian.

28 Peta Status Hara P & K Lahan Sawah skala 1:250.000 provinsi Banten.

Rekomendasi pemupukan padi dan arahan alokasi pupuk dapat ditetapkan berdasarkan sebaran kadar hara P dan K yang tertuang pada peta

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Dari seluruh output peta sumber daya lahan yang dihasilkan, 23 peta

dihasilkan oleh satker BBSDLP, masing-masing 2 peta dihasilkan oleh Balittra dan

Balingtan, sedangkan sisanya 1 peta dihasilkan oleh satker Balittanah. Salah satu

kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah

terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta).

Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume

pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun,

seluruh tenaga teknisi surveyor akan habis pada tahun 2020. Sementara itu

rekruitmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode 1978 – 1985

Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan

pelatihan asisten tenaga peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten

surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai

pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari

menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan

profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan

tersebut para calon asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti

dalam melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang

profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM

yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi

calon surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus

berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk

mengatasi keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, sejak tahun 2011

dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang

kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey.

Dengan semangat dan kemampuan yang masih tinggi, pada akhirnya seluruh tugas

pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga

surveyor, juga terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini

diatasi dengan mengangkat tenaga outsorching yang merupakan tenaga-tenaga

muda yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer.

Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumberdaya lahan

pertanian, dari tahun 2010 hingga 2014 dapat dilihat pada tabel berikut:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Tabel 7 : Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2014

No Indikator Kinerja Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail (peta)

6 peta (100%)

12 peta (150%)

24 peta (120%)

26 peta (186%)

28 peta (140%)

Peta-peta yang dihasilkan pada setiap tahunnya berbeda tema dan skalanya.

Pada tahun 2010 dan 2011, peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan

peta skala 1:250.000 yang cakupan arealnya sangat luas, dan data yangcukup

kasar. Peta-peta tersebut dihasilkan dari kegiatan pemetaan tingkat tingkat tinjau.

Sedangkan mulai tahun 2012 hingga 2014 peta-peta yang dihasilkan merupakan

peta skala 1:50.000 dengan cakupan luasan per kabupaten. Peta skala 1:50.000 ini

merupakan peta yang aplikatif dan dapat digunakan sebagai data dasar untuk

perencanaan pengembangan pertanian pada tingkat kabupaten. Tema-tema peta

pada skala 1:50.000 lebih diarahkan pada kesesuaian lahan untuk berbagai

komoditas pertanian. Dengan demikian capaian output peta antara tahun pertama

dan tahun berikutnya tidak bisa dibandingkan, karena target outputnya berbeda-

beda antara tahun yang satu dengan lainnya. Besarnya persentasi capaian,

disebabkan terjadinya perbedaan jumlah lokasi yang disurvei pada tahap

perencanaan dan pelaksanaan (setelah turunnya DIPA).

Tabel 8. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah

37 Teknologi 40 Teknologi 108,1

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2014 BBSDLP berhasil menghasilkan 40 teknologi pengelolaan sumber daya

lahan dan lingkungan berkelanjutan serta formula pupuk dan pembenah tanah atau

108,1% dari target 37 teknologi. Dengan demikian kategori keberhasilan

pencapaian indikator kinerja 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih

dari 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan hasil dari kerja

keras seluruh peneliti yang ada di Balittanah, Balingtan, dan Balittra. Dengan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

dukungan sarana penelitian yang memadai seperti: kebun percobaan, rumah kaca,

laboratorium, sarana pengolah data, dan peralatan penelitian lainnya yang berfungsi

dengan baik, menjadikan para peneliti dapat melaksanakan kegiatan penelitian

sesuai yang direncanakan. Selain itu fungsi pemantauan dan pengendalian yang

berjalan cukup baik, membuat seluruh kegiatan penelitian dapat terselesaikan

sesuai dengan proposal.

Secara lengkap rincian output teknologi beserta kegunaan/manfaatnya yang

dihasilkan adalah:

No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat

Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Lahan (tanah, air dan lingkungan pertanian)

1 Teknologi Pengelolaan Pemulihan Produktivitas tanah terdegradasi

Dengan memanfaatkan kompos yang berasal dari jerami padi, tingkat produktivitas lahan sawah dapat tetap dipertahankan

Proses pengomposan jerami

2 Teknologi Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Batu Bara

Optimalisasi rehabilitasi lahan bekas tambang batu bara

3 Teknologi Lahan Kering

Iklim Basah untuk Karbon Budget

Mereduksi kehilangan karbon dari aktivitas sistem usahatani dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga berdampak terhadap mitigasi pemanasan global dan perubahan iklim.

4 Teknologi pemulihan Kualitas Lahan Sawah Terdegradasi Akibat Intrusi Air Laut

Menurunkan salinitas tanah akibat intrusi air laut

5 Teknologi enkapsulasi pupuk hayati

Memperpanjang viabilitas dan efektivitas mikroba dalam pupuk hayati selama penyimpanan serta tahan terhadap kondisi ekstrim

Produk mikrokapsul (MCG) dan makrokapsul alginat

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

6 Teknologi perbanyakan Cyanobacter

Mempercepat produksi inokulan cyanobacter dan perbanyakan Cyanobakter dengan media biaya murah

Perbanyakan Cyanobacteria pada berbagai media pertumbuhan

7 Teknologi Percepatan Pengomposan Limbah Ternak Sapi

Meningkatkan mutu pupuk kandang dan pertumbuhan tanaman serta hasil panen

Kotak-kotak pengomposan

8 Teknologi adaptasi Rhizobium terhadap varietas kedelai dan jenis tanah

Isolat Rhizobium yang mampu beradaptasi dengan varietas kedelai dan jenis tanah tertentu mampu meningkatkan fiksasi nitrogen sehingga efisiensi penggunaan pupuk N, meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai

Adaptasi Rhizobium terhadap 3 varietas kedelai dan 2 jenis tanah (ultisol dan inceptisol)

Formula Pupuk dan Pembenah Tanah

9 Formula pupuk majemuk kedelai tervalidasi

Meningkatkan produktivitas kedelai

Formula pupuk majemuk dan tanaman kedelai yang menggunakannya

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

10 Formula pupuk majemuk cabai tervalidasi

Meningkatkan produktivitas cabai

Formula pupuk majemuk dan tanaman cabai yang menggunakannya

11 Formula pupuk Pitrophos Meningkakan produktivitas tanaman di tanah gambut

Formula pupuk Pitrophos

12 Formula mikroba multiguna

Pemanfaatan mikroba multiguna sebagai pupuk hayati dan bioamelioran dapat memperbaiki kesuburan dan produktivitas tanah mikroba multiguna Formula mikroba multiguna

13 Formula pupuk hayati cyanobacteria dan bakteri fotosintetik anoksigenik

Meningkatkan produktivitas sawah dan hasil padi

Cyanobacteria (kiri) dan skrining Bakteri Fotosintetik Anoksigenik (BFA)(kanan)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

14 Formula bakteri decomposer yang diperkaya I harzianum

Mempercepat pengomposan dan meningkatkan kualitas kompos limbah organik

Formula bakteri decomposer yang diperkaya I harzianum

15 Formula konsorsia bakteri Rhizobium untuk kacang tanah

Efisiensi pemupukan Urea, SP-36 dan KCL, mengurangi dampak pencemaran akibat pemupukan, ramah lingkungan, peningkatan pendapatan petani.

Kultur Rhizobia yang bersimbiosis dengan kacang tanah dan siap digunakan sebagai inokulan benih kacang tanah

Teknologi Pengelolaan Lahan Sawah dan Kering 16 Teknologi pengelolaan hara

untuk padi lahan sawah tadah hujan dalam system tanam padi gogo dan gogo rancah

Meningkatkan produksi padi gogo dan gogo rancah

Areal pertanaman padi gogo

17 Teknologi pengelolaan hara S dan Zn untuk meningkatkan produktivitas lahan sawah intensifikasi

Meningkatkan produktivitas lahan sawah intensifikasi

Hara Zn (kiri) dan S (kanan)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

18 Teknologi pengelolaan lahan sawah bukaan baru berumur 2 – 4 tahun

Meningkatkan produktivitas Sawah Bukaan Baru

Dusun Kleseleon Dusun Umaklaran

Panen di Dusun Umaklaran

Produksi padi pada lahan sawah bukaan baru

19 Teknologi ameliorasi lahan kering masam pada system tumpangsari tanaman pangan dan tanaman perkebunan

Optimalisasi lahan kering masam untuk tanaman padi dan kedelai yang ditanam tumpangsari

Kedelai Padi gogo

Areal pertanaman kedelai dan padi gogo diantaran tanaman karet

20 Teknologi pengelolaan lahan kering iklim kering : konservasi tanah dan karbon

Optimalisasai Lahan kering Iklim Kering melalui penerapan teknik konservasi tanah dan air serta konservasi karbon

Kebekolo dan tabatan watu yang telah diperkuat tanaman

rumput pakan ternak

21 Teknologi konservasi tanah dan air pada pertanaman cabai

Teknik konservasi tanah dan air dapat menurunkan erosi dan aliran permukaan tanah sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman cabai di dataran tinggi

0,00,20,40,60,81,01,21,41,61,8

1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40

Kedalaman tanah (cm)

Keta

hana

n pe

netra

si (M

Pa)

KTA-0KTA-1KTA-2KTA-3KTA-4KTA-5

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

22 Teknologi produksi pupuk dan pembenah tanah layak komersial

Formula pupuk yang layak diproduksi secara komersial oleh pihak ketiga

Prototipe Test Kit 23 Perangkat Uji Pupuk (PUP) Dapat dihindari penggunaan pupuk yang tidak sesuai dengan

komposisi hara pada kemasan, terjadi peningkatan produksi petani, dan terjaganya kelestarian lingkungan pertanian dengan penggunaan pupuk sesuai dengan kualitasnya

Perangkat Uji Pupuk (PUP)

24 Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) Hortikultura

Penyusunan rekomendasi pemupukan untuk sayuran dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sesuai dengan kadar hara di tanah yang menngacu pada jenis varietas

Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) Hortikultura

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

25 Perangkat Uji Hara Sawit (PUHS)

Respon pemupukan tanaman sawit yang lama dapat diantisipasi dengan penggunaan uji hara daun, sehingga kekurangan hara dapat segera dikoreksi. Dengan pemupukan yang baik tanaman kelapas sawit akan dapat mencapai produksi yang terbaik.

Perangkat Uji Hara Sawit (PUHS)

Perangkat lunak sistem informasi pengelolaan tanah 26 Sistem Informasi Kesuburan

Tanah Memberikan solusi dalam merumuskan teknologi pengelolaan lahan yang mampu meningkatkan dan mempertahankan produktivitas lahan sawah irigasi teknis

27 Sistem informasi Konservasi Tanah

Memberikan solusi dalam merumuskan teknologi pengelollaan lahan

28 Sequestrasi karbon tanah mineral (Modeling)

Menjaga dan meningkatkan cadangan karbon pada lahan pertanian sehingga produktivitas tanah dapat lestari

Teknologi Pengelolaan Pertanian Lahan Rawa

29 Teknologi pengelolaan Air Sistem tata air satu arah dan tabat konservasi (SISTAK) di lahan pasang surut sulfat masam

Meningkatkan indek pertanaman padi menjadi IP 200 di lahan sulfat masam.

SASA

Saluran Kuarter

Saluran Kuarter

SSALURAN SEKUNDER

SALU

RAN

TER

SIERE

R

SALU

RAN

TER

SIERE

R

SALU

RAN

TER

SIERE

R

Saluran Kuarter

Saluran Kuarter Saluran Kuarter

Saluran Kuarter

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

30 Teknologi percepatan peningkatan produktivitas tanah sulfat masam terdegradasi Pada tipe luapan B untuk pertanaman padi melalui percepatan oksidasi dengan inokulasi bakteri pengoksidasi pirit dan pelindian serta water treatment air buangan.

Meningkatkan produktivitas lahan dan pertumbuhan tanaman padi di lahan sulfat masam.

31 Teknologi bioleaching di lahan sulfat masam menggunakan bakteri pengoksidasi pirit

Meningkatkan produksi padi dan produktivitas lahan sulfat masam

32 Formula pupuk hayati sebagai dekomposer, penambat N, pelarut P lahan sulfat masam menggunakan bahan pembawa biochar untuk efisiensi pemupukan anorganik dan peningkatan produktivitas lahan sulfat masam

Meningkatkan produktivitas lahan sulfat masam untuk tanaman kelapa sawit

33 Formula pupuk hayati sebagai penambat N dan pelarut P untuk lahan gambut menggunakan bahan pembawa biochar untuk efisiensi pemupukan anorganik dan peningkatan produktivitas lahan lahan gambut

Meningkatkan produksi kelapa sawit dan produktivitas lahan gambut

34 Formula inokulum mikroba pengoksidasi pirit di lahan sulfat masam menggunakan bakteri pengoksidasi pirit

Mempercepat oksidasi pirit kemudian dilindi di lahan sulfat masam.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

35 Peta Kalender tanam lahan rawa melalui Updating data katam rawa di pulau Sumatera untuk padi

Dapat menentukan waktu tanam yang lebih akuran di lahan rawa pasang surut dan lebak pada kondisi iklim tahun basah, tahun kering, dan tahun normal.

36 Peta Database sumberdaya pertanian lahan rawa melalui Updating data sumberdaya pertanian lahan rawa pulau Sumatera

Berguna untuk basis data pertanian lahan rawa yang dapat diakses melalui internet

37 Model prediksi hama dan penyakit utama di lahan rawa untuk wilayah lahan rawa pulau Sumatera

Dapat membantu mengurangi serangan hama dan penyakit utama padi di lahan pasang surut dan lebak berdasarkan fenomena iklim yang berkembang

Hubungan antara tungro dan curah hujan di lahan pasang surut.

38 Teknologi pengelolaan air sistem tabat untuk mitigasi GRK di lahan gambut

Menghasilkan rekomendasi teknologi pengelolaan lahan rawa gambut pasang surut melalui tata air dan pemberian biochar yang dapat memperbaiki kesuburan lahan, meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kelangsungan produktivitas lahan serta dapat menekan emisi gas rumah kaca, dan aman bagi lingkungan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Teknologi Remediasi Lahan Tercemar 39 Teknologi remediasi residu

pestisida senyawa POP (klordan, endosulfan, dieldrin, dan endrin)

Sebagai pertimbangan dalam memperbaiki kualitas tanah sawah tercemar bahan agokimia (residu pestisida, logam barat) untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan terutama beras. Urea arang aktif tempurung kelapa (UAATK) dan urea arang aktif tempurung kelapa mikorba (UAATKM) dapat menurunkan residu POPs (klordan, endosulfan, dieldrin, dan endrin) lebih dari 70% pada contoh tanah, dan contoh air, serta –pada contoh beras dibandingkan kontrol. Dampaknya kualitas lingkungan pertanian (tanah dan air) dan produk pertanian akan meningkat. Nilai tambah yang diperoleh adalah Meningkatnya kualitas lingkungan pertanian dari cemaran residu insektisida. Meningkatnya kualitas produk pertanian dalam rangka penyiapan persingan perdagangan bebas.

Residu klordan (a) residu endosulfan (b), residu dieldrin (c), dan residu endrin (d)

40 Teknologi remediasi logam berat (Pb, Cd, Co)

Sebagai pertimbangan dalam memperbaiki kualitas tanah sawah tercemar bahan agokimia (residu pestisida, logam barat) untuk mendukung terwujudnya swasembada pangan terutama beras. Pemanfaatan mikroriza (FMA) yang dipadukan dengan pupuk organic cair dapat meremediasi tanah sawah tercemar logam berat Pb, Cd, dan Co.

Penelitian remediasi lahan pertanian tercemar logam berat di rumah kaca dan lapang (lisimeter)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Tabel 9. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

5 Teknologi 5 Teknologi 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2014 BBSDLP berhasil menghasilkan 5 teknologi manajemen antisipasi,

adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim atau 100% dari target 5 teknologi. Dengan

demikian kategori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah berhasil, karena capaiannya mencapai 100%. Secara lengkap rincian output teknologi yang

dihasilkan beserta kegunaan/manfaatnya adalah sebagai berikut :

No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat

1 Sistem informasi kalender tanam terpadu tanaman padi dan palawija (jagung dan kedelai)

Untuk mengidentifikasi secara spasial dan tabular awal tanam, pola tanam, luas tanam potensial, wilayah rawan banjir dan kekeringan, potensi serangan OPT, rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk, rekomendasi varietas padi, jagung, dan kedelai pada level kecamatan seluruh Indonesia

Tampilan Web Katam Terpadu

2 Teknologi monitoring katam terpadu dan CCTV

Untuk validasi dan pemantauan pelaksanaan tanam di lapang secara on line

Desain Sistem CCTV

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

3 Teknologi pengelolaan air di lahan kering iklim kering melalui model Food Smart Village(FSV)

Untuk mendesain (menyusun rancang bangun) teknik pemanfaatan potensi sumberdaya air (jaringan irigasi dengan pipa tertutup) dari sumber ke lahan berdasarkan jenis dan potensi sumberdaya air, bentang lahan, panjang jalur distribusi saluran, dan pilihan komoditas

Food Smart Village

4 Teknologi pemanfaatan sumber energi alamiah untuk pengelolaan sumber daya air (pompa air tenaga surya)

Pompa air ini tidak memerlukan biaya energi penggerak, tidak direpotkan oleh ketersediaan bahan bakar atau listrik sehingga sangat cocok untuk daerah yang belum terjangkau listrik PLN atau daerah yang sulit diakses. Pompa air tenaga surya dapat dikembangkan di wilayah yang memiliki energi surya berlimpah dengan sumber air terbatas. Air yang ditampung dapat digunakan sebagai sumber air suplementer untuk memasok kebutuhan air pada saat defisit, pompa air ini dapat menghemat energi dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga tepat guna, efisien, dan ekonomis

Pompa air tenaga surya

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

5 Teknologi nano hydrogel untuk efisiensi irigasi

Hydrogel berbasis teknologi nano menghasilkan smart hydrogel yang mudah, murah dan ramah lingkungan yang meringankan petani dalam aplikasi irigasi karena hydrogel mampu menyerap air sehingga meningkatkan water holding capacity sehingga irigasi yang diberikan lebih hemat

Nano Hydrogel untuk efisiensi irigasi

Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output indikator

kinerja kedua dan ketiga di atas secara umum antara lain: kondisi cuaca,

keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan

penyakit, dan ketersediaan data pendukung.

Kendala cuaca antara lain menyebabkan terhambatnya pelaksanaan

penelitian lapangan di Balittanah, Balingtan, dan Balittra; di Balittra akibat cuaca

yang selalu hujan mengakibatkan lahan percobaan di rawa lebak selalu tergenang

dan gagal ditanami sehingga menghambat pelaksanaan penelitian. Akibat faktor

cuaca yang kurang bersahabat, juga telah menyebabkan serangan hama dan

penyakit meningkat dan menyebabkan terganggunya areal pertanaman percobaan.

Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus juga menjadi kendala bagi

semua balit dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penelitian, analisis

laboratorium dan pengolahan data.

Untuk mengatasi kendala cuaca, bila areal pertanaman kekeringan karena

terlambatnya musim hujan, digunakan air yang berasal dari embung seperti yang

dilakukan pada penelitian di Tamanbogo dan Balingtan-Jakenan, atau dilakukan

penyiraman secara manual seperti yang dilakukan di Balittra-Banjar Baru.

Sedangkan jika areal pertanaman kelebihan air (tergenang) akibat hujan yang terus-

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

menerus, semula dilakukan penanaman ulang hingga dua kali tanam, akan tetapi

ternyata air tidak kunjung surut sehingga akhirnya penelitian dihentikan/digagalkan.

Untuk mengatasi serangan penyakit blast (Pirycularia oryzae) pada tanaman

padi yang banyak menyerang lahan percobaan di lahan gambut Balittra, dilakukan

dengan pencegahan berupa seed treatment dan aplikasi fungisida tambahan selain

perlakuan dengan dosis yang sama untuk semua perlakuan.

Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus cukup dirasakan

menyulitkan bagi para peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Di

Balittanah dan Balingtan keterbatasan SDM sangat dirasakan oleh para penelliti

terutama untuk membantu mengamati dan pelaksanaan perlakuan terhadap

tanaman percobaan di rumah kaca maupun di lapangan, programmer, dan tenaga

analis. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya yakni dengan memaksimalkan

SDM yang ada dan dengan cara menggunakan tenaga dari luar yang memenuhi

kualifikasi.

Keberhasilan yang dicapai dalam menghasilkan output pada indikator kinerja

kedua dan ketiga merupakan buah dari komitmen peneliti dan tenaga pendukung

untuk mengasilkan target yang ditetapkan. Selain itu fungsi pemantauan dan

evaluasi yang berjalan cukup baik menjadikan seluruh kegiatan terlaksana sesuai

yang diharapkan. Setiap bulan seluruh penanggungjawab diwajibkan melaporkan

perkembangan kegiatannya. Tim monev yang dibentuk pada masing-masing balai

melakukan monitoring lapangan pada saat penelitian berjalan, dan selanjutnya

dilakukan evaluasi berdasarkan hasil temuan pada saat monitoring yang dilakukan

oleh para peneliti senior. Dengan cara demikian target yang ditetapkan telah dapat

dicapai dengan baik.

Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 4

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

10 Rekomendasi 11 Rekomendasi/ Policy Breaf

110%

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2014 BBSDLP berhasil menghasilkan 11 rekomendasi kebijakan/policy breaf pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global atau 110% dari target

10 rekomendasi. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

kinerja 4 adalah sangat berhasil, karena capaiannya melebihi 100%. Secara

lengkap rincian rekomendasi/policy breaf berikut sinopsis yang dihasilkan adalah:

Tabel 11 : Judul dan Sinopsis Makalah Kebijakan Sumber Daya Lahan Tahun 2014

No Tema Makalah Kebijakan Sinopsis

1. Rekomendasi Kebijakan dalam upaya percepatan implementasi UU no 41/2009 dalam mengendalikan konversi lahan sawah

UU No 41/2009 tentang perlindungan lahan pertanaian pangan berkelanjutan (LP2B) sudah tersedia, termasuk 4 PP turunannya. Akan tetapi implementasi dari regulasi tersebut masih terkendala dan belum efektif. Sekitar 78,9% (atau 401 dari 508 kab/kota) di Indonesia belum menetapkan LP2B dalam Perda RTRWnya, sehingga diperkirakan sekitar 62,2% (5,04 juta ha) lahan masih rawan dialihfungsikan. Namun demikian, ada beberapa kabupaten yang telah memberikan insentif berupa keringanan 50% pajak lahan sawah melalui APBD dan mempersulit alih fungsi lahan sawah melalui perda, yaitu harus melewati satu pintu dan disepakati 9 SKPD untuk membebaskan lahan sawah > 1.000 m2.

2. Arahan dan Pengembangan Kedelai di Indonesia

Peta kesesuaian lahan kedelai telah dibuat pada tahun 1992, dan pada tahun 2014 telah dilakukan pembaharuan dengan menggunakan data terbaru pada skala 1:250.000. Peta kesesauain lahan telah ditumpangtepatkan dengan peta penggunaan lahan dan peta kawasan hutan, sehingga diperoleh sebaran lahan yang sesuai baik di lahan sawah, tegalan, perkebunan, serta lahan2 terlantar baik yang berada di kawasan APL, HGU/HTI maupuan HPK

3. Respon cepat dalam menghadapi bencana erupsi gunung api berbasis inovasi teknologi

Indonesia dikenal sebagai negara yang mempunyai gunung berapi aktif terbanyak di dunia, yaitu sekitar 127 gunung berapi aktif dengan kurang lebih 5 juta penduduk yang berdiam di sekitarnya. Tindakan cepat yang harus di sektor pertanian pasca erupsi gunung berapi adalah adalah: (1). Bersama-sama instansi terkait menyusun klasifikasi wilayah bencana, (2). Membuat zonasi ketebalan tutupan abu vulkanik untuk perencanaan perbaikan atau reklamasi lahan pertanian, (3). Membuat zonasi tingkat kerusakan tanaman berdasarkan jenis komoditas (4). Memetakan keadaan hidrologi dan kerusakan berbagai sarana dan prasarana irigasi yang ada di daerah bencana (6) Melakukan rekomendasi tata cara rehabilitasi lahan pertanian dan penyelamatan serta rehabilitasi tanaman yang rusak, melakukan percepatan tanam (ulang) dengan dukungan dan bantuan perbenihan dan saprodi lainnya yang disesuaikan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat. (7). Melakukan advokasi, sosialisasi dan pembinaan terhadap petani dan masyarakat (8). Jika ada penduduk yang harus direlokasi, maka perlu membantu melakukan pemilihan lahan yang akan dijadikan areal relokasi pengungsi .

4. Kebijakan pengelolaan lahan terdegradasi mendukung keamanan dan ketahanan pangan

Kondisi lahan cadangan pertanian masa depan merupakan lahan sub optimal yang sudah terdegradasi dan menghadapi berbagai kendala, sehingga dalam pengembangannya diarahkan untuk memperbaiki beberapa aspek, yaitu produktivitas, efisiensi produksi, kelestarian sumberdaya dan lingkungan, serta kesejahteraan petani. Keempat sasaran tersebut dapat diwujudkan melalui dukungan inovasi teknologi dan kelembagaan yang suda tersedia. Prioritas utama pemanfaatan lahan cadangan adalah lahan terdegradasi dan terlantar, baik di kawasan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

budidaya pertanian maupun kawasan budidaya kehutanan. Sebaliknya lahan dengan tutupan hutan alami tetap dipertahankan sebagai hutan, dimanapun lahan tersebut berada, baik di kawasan budidaya pertanian maupun kawasan budidaya kehutanan.Tahapan berikutnya adalah pemilahan lahan sesuai dengan agroekosisitemnya (lahan rawa pasang surut, rawa lebak, rawa gambut, lahan kering masam, dan lahan kering iklim kering), sehingga jelas peruntukan dan kesesuaiannya untuk pengembangan komoditas pangan, energi atau untuk perkebunan, dengan didukung oleh inovasi teknologi pengelolaan lahan (tanah dan air), alsintan, serta penyediaan infrastruktur (jalan, irigasi, sistem drainase, eksplorasi sumberdaya air, dan lainnya). Perluasan areal lahan cadangan perlu didukung pula oleh penyediaan tenaga kerja. Program peningkatan transmigrasi dari daerah padat (Jawa dan Bali) ke wilayah sasaran perlu dilakukan sehingga dapat meningkatkan luas kepemilikan lahan per kapita dan menurunkan jumlah petani gurem secara nasional. Perluasan areal diutamakan untuk masyarakat petani secara masal dan tidak untuk perkebunan besar swasta yang dimiliki segelintir orang.

5. Arah dan kebijakan penelitian dan pengembangan di lahan gambut

Penelitian ICCTF Fase II menyimpulkan bahwa lebih dari 3 juta ha lahan gambut berada dalam keadaan terdegradasi yang ditumbuhi semak belukar yang peka terhadap kebakaran atau dalam keadaan terbuka (bare). Lahan ini perlu direhabilitasi untuk mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan nilai ekonominya. Di samping itu sesuai dengan perkembangan pembangunan dan kebijakan, penetapan kriteria lahan gambut terdegradasi berdasarkan kedalaman muka air tanah lebih dari 0,4 m (Peraturan Pemerintah No. 71/2014) masih menjadi kontroversi. Pendugaan emisi dari kebakaran gambut, juga dihadapkan pada ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi. Dengan demikian penelitian lima tahun yang akan datang diprioritaskan pada: a. Enabling condition (status lahan, keadaan sosial ekonomi, kelembagaan pendukung dan keadaan biofisik) rehabilitasi lahan gambut, b. Pengelolaan tanah dan tanaman, produktivitas dan keuntungan usahatani di lahan gambut, c. Variasi spasial dan temporal kedalaman muka air tanah dan hubungannya dengan masalah lingkungan serta produktivitas tanaman pertanian, d. Partisi subsiden menjadi dekomposisi, kebakaran dan pemadatan, e. Emisi dari saluran drainase, f. Pengaruh rewetting terhadap besaran emisi, g. Metode penetapan data aktivitas kebakaran gambut, h. Teknologi tanpa bakar dan pengendalian kebakaran, i. Paludiculture

6. Strategi pengelolaan kesuburan tanah menghadapi adanya kebijakan pengurangan subsidi pupuk

Ketergantungan petani akan pupuk anorganik menyebabkan alokasi anggaran subsidi pupuk meningkat tajam, sehingga diperlukan upaya untuk mengurangi dosis pupuk anorganik melalui penerapan sejumlah strategi pengelolaan kesuburan tanah yang tepat dan berkesinambungan, diantaranya adalah 1) tidak membakar saat penyiapan lahan, 2) pengomposan sisa tanaman dan mengembalikannya ke lahan, 3) konservasi tanah untuk mencegah erosi dan aliran permukaan, 4) pemupukan berimbang sesuai rekomendasi, 5) menyirami tanaman atau mengairi lahan sesuai kebutuhan, dan 6) penyiangan. Agar strategi ini dapat diadopsi oleh petani, diperlukan adanya insentif terhadap petani yang telah melaksanakannya dengan tepat dan benar, berupa bantuan pembayaran premi asuransi tanaman,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

penyediaan modal usahatani dengan bunga sangat rendah, jaminan harga hasil panen dan bantuan pemasaran.

7. Kebijakan rekomendasi pemupukan tebu untuk mendukung swa sembada gula

Para pengambil kebijakan tebu yaitu Ditjenbun, PTPN, BUMN, Pabrik Gula Swasta, RPN (P3GI) dan Badan Litbang Pertanian telah sepakat untuk secara bersama-sama mengembangkan dan merumuskan rekomendasi tanaman tebu mendukung swasembada tebu. Untuk itu perlu dibentuk Tim Kecil dan sebagai focal point ditunjuk Balai Penelitian Tanah (Balittanah) dan Balai Penelitian Tanaman Serat dan Pemanis (Balittas). Ditjenbun sebagai institusi Kementerian Pertanian yang mempunyai program kebijakan peningkatan produktivitas dan rendemen gula nasional untuk mendukung swasembada gula diharapkan dapat mendukung dan memberikan fasilitasi kegiatan diatas. Dalam jangka pendek melakukan penyempurnaan rekomendasi pemupukan berbasis inovasi dengan mengkaji berbagai metoda/pendekatan yang telah dilakukan oleh stakeholder tebu, dan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan data penelitian jangka pendek dan jangka panjang untuk penyempurnaan teknologi pemupukan terkait penelitian dan pengembangan di bidang tanah, tanaman, pupuk.

8. Rasionalisasi data potensi, ketersediaan, dan kebutuhan sumberdaya lahan pertanian

Luas lahan pertanian Indonesia adalah 70,2 juta ha yang sebagain besar berupa perkebunan kelapa sawit dan karet, disusul tegalan dan sawah. Sejak dua dekade terakhir, perkembangan luas lahan sawah dan tegalan relatif lambat, bahkan stagnan, sementara luas lahan perkebunan meningkat dengan pesat. Pada tahun 2013, perkebunan sawit dan karet telah mencapai 21,62 juta ha, sementara lahan sawah hanya 8,13 juta ha. Lahan pertanian tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Hampir seluruh kebutuhan bahan pangan strategis, seperti padi, jagung, kedelai, tebu/gula, dan daging dipenuhi dari impor. Pada tahun 2015, kebutuhan beras nasional sebesar 35,12 juta ton, pada tahun 2020 diprediksi akan kekurangan sebesar 1,09 juta ton, dan defisit akan terus meningkat mencapai 12,25 juta ton pada tahun 2045 bila tidak dilakukan penambahan lahan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan sampai tahun 2045 diperlukan penambahan lahan sawah seluas 5 juta ha, dan lahan kering 9 juta ha. BBSDLP pada tahun 2014 melakukan analisis pada peta tinjau skala 1:250.000 dan menunjukkan bahwa tersedia lahan potensial untuk pengembangan pertanian seluas 34,70 juta ha, namun lahan potensial tersedia tersebut sudah sangat terbatas di APL, demikian pula di HPK, sementara di kawasan HP cukup luas. Permasalahannya adalah lahan HP masih cukup sulit untuk dikonversi ke APL karena perlu penggantian lahan di APL. Lahan potensial tersedia untuk tanaman pangan lahan basah (sawah) di APL hanya 1,45 juta ha dan di HPK 1,86 juta ha, sementara yang dibutuhkan 5 juta ha. Demikian pula untuk tanaman pangan lahan kering, lahan potensial tersedia di APL dan HPK hanya 3,0 juta ha, sementara lahan yang dibutuhkan sekitar 9 juta ha. Hal ini menunjukkan bahwa lahan potensial tersedia sudah sangat terbatas, bahkan lebih rendah dari lahan yang dibutuhkan. Untuk itu perlu kebijakan dan keberpihakan pemerintah terhadap alokasi lahan potensial untuk pangan. Lahan potensial untuk pengembangan tanaman pangan tidak diperuntukkan untuk tanaman tahunan (kelapa sawit, karet, kakao, dll), baik pada lahan APL maupun lahan HPK sebagai lahan cadangan. Disamping itu, lahan hutan produksi (HP) perlu

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

dipertimbangkan sebagai lahan cadangan karena lahan yang ada sudah tidak mencukupi untuk kebutuhan sampai dengan tahun 2045. Hasil analisis BBSDLP tahun 2014 masih bersifat indikatif (skala tinjau, 1:250.000) bila digunakan untuk perencanaan di tingkat kabupaten/kota. Untuk perencanaan di tingkat kabupaten/kota diperlukan data sumberdaya lahan pada tingkat yang lebih detil, yaitu skala 1:50.000 atau lebih besar.

9. Arah dan Strategi untuk Antisipasi dampak Anomali iklim (elnino)

Fenomena perubahan dan keragaman iklim, serta anomali iklim merupakan kejadian alamiah yang akan berlangsung terus, dengan demikian aksi adaptasi terhadap variabilitas dan perubahan iklim tetap dilakukan secara terus menerus. Pengamatan cuaca dan pengelolaan data iklim melalui Sistem Informasi Iklim Pertanian dan Sistem informasi Katam Terpadu adalah kegiatan yang selalu diupdate secara periodik. Updating memerlukan komunikasi yang kontinyu dengan lembaga sumber data, juga memerlukan sumberdaya manusia yang memadai. Untuk itu komunikasi dengan berbagai sumber data seperti BMKG, LAPAN, BPS, Ditjen Tanaman Pangan, BIG perlu dipelihara dan ditingkatkan terus menerus, disertai penyiapan sumberdaya manusia yang optimal.

Beberapa informasi iklim yang dihasilkan dari lembaga sumber tidak langsung dapat dicerna dengan baik oleh berbagai pemangku kepentingan atau pengguna, khususnya birokrasi, petani dan penyuluh. Balai Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian memiliki potensi dan keahlian dalam menginterpretasikan dan menterjemahkan informasi tersebut kemudian meneruskannya kepada pengguna lainnya. Untuk itu perlu adanya peningkatan komunikasi dengan sektor lainnya dan subsektor lingkup kementerian pertanian untuk menumbuhkan keseragampahaman, menghimpun komitmen bersama pada semua subsektor dan stake holders, serta menyamakan persepsi pada kasus cross cutting issues antar sektor, dan mensosialisasikannya pada pihak terkait.

10. Kebijakan Pemanfaatan lahan pasang surut untuk mendukung kedaulatan pangan nasional

Lahan pasang surut merupakan sumberdaya yang sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan nasional sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan laju alih fungsi lahan sawah terutama di Jawa. Potensi lahan rawa pasang surut sangat luas, diperkirakan seluas 24,7 juta ha yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi. Dari luas lahan tersebut, diantaranya 9,53 juta ha sesuai untuk budidaya pertanian dan potensial menjadi sumber pertumbuhan baru produksi pertanian. Dari pengalaman di beberapa lokasi pasang surut, jika lahan tersebut dikelola dengan baik, mampu menghasilkan produksi padi yang cukup tinggi. Dalam pemanfaatan lahan rawa pasang surut menuju kedaulatan pangan nasional, perlu beberapa langkah strategi meliputi : penguatan inovasi teknologi melalui kegiatan litbang; penguatan kerjasama secara harmonis, sinergis dan partisipatif antar pihak-pihak yang berkepentingan; regulasi pengembangan lahan rawa pasang surut; zonasi wilayah pengembangan dan pewilayahan komoditas; pengembangan infrastruktur pendukung; penguatan distribusi dan pemasaran produk pertanian.

11. Kebijakan politik tata kelola lahan dalam mendukung pembangunan pertanian ke depan

Menjelang 100 tahun kemerdekaan RI (tahun 2045), diperlukan tambahan lahan sekitar 14,8 juta ha, yang terdiri atas 4,9 juta ha lahan sawah; 8,7 juta ha lahan kering; dan 1,2 juta ha lahan rawa. Lahan potensial untuk pengembangan pertanian seluas 25,8

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

juta ha lahan kering dan 7,6 juta ha lahan rawa. Dari luasan tersebut, sekitar 5,8 juta ha (22,5%) lahan kering dan 1,5 juta ha (19,7%) lahan rawa berada di kawasan budidaya pertanian (areal penggunaan lain-APL), dan sisanya berada di kawasan budidaya kehutanan (hutan produksi konversi-HPK dan hutan produksi-HP). Prioritas utama pemanfaatan lahan cadangan adalah lahan terdegradasi dan terlantar, baik di kawasan budidaya pertanian maupun kehutanan. Sebaliknya lahan dengan tutupan hutan alami harus tetap dipertahankan sebagai hutan, dimanapun lahan tersebut berada, baik di kawasan budidaya pertanian maupun kawasan budidaya kehutanan.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, merupakan buah dari

kegigihan dari para Profesor Riset dan peneliti senior di lingkup BBSDLP. Meskipun

memiliki jadwal kegiatan yang sangat padat pada berbagai kegiatan penelitian, akan

tetapi tetap memiliki komitmen yang tinggi untuk mengerahkan kekuatan

intektualnya guna membahas, merumuskan hingga menetapkan berbagai

rekomendasi kebijakan terkait pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim

global.

Sasaran 2 : Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator

kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat

digambarkan sebagai berikut:

Tabel 12. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan: a. Kalender Tanam Terpadu b. Test Kit

1.000 eks 250 unit

5000 eks 192 unit

500% 76,8%

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada

tahun 2014 BBSDLP telah memperbanyak peta katam terpadu 5000 eksemplar atau

500% dari target 1000 eks. Peta katam tersebut telah didistribusikan ke seluruh

kecamatan di Indonesia. Sedangkan untuk Test Kit sebanyak 192 unit atau 76,8%

dari target 250 unit. Seluruh test Kit telah didistribusikan kepada BPTP, Pemda,

Balitbangtan, dan Ditjen PSP. Dengan demikian secara keseluruhan realisasi jumlah

produk inovasi yang terdistribusikan sebesar 288,4%, sehingga katagori

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis ke 2 adalah sangat berhasil, karena

capaiannya melebihi 100%.

Beberapa dokumentasi saat penyerahan CD dan Peta Katam Terpadu serta Testkit

kepada pengguna

Kegiatan Diseminasi

Selama tahun 2014, banyak sekali kegiatan diseminasi yang dilakukan dan

diikuti oleh BBSDLP, baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Berikut

ini beberapa kegiatan diseminasi yang diikuti dan diselenggarakan oleh BBSDLP :

1) Seminar Pedometrik

Seminar dengan bahasan topik khusus tentang Pedometrik telah

dilaksanakan pada 22 Januari 2014. Acara tersebut merupakan bagian dari

kerjasama GlobalSoilMap.net-Oceania dengan BBSDLP - Badan Litbang Pertanian.

Seminar yang diadakan di BBSDLP tersebut menghadirkan tiga pembicara yakni

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

David Palmer dari Landcare Research New Zealand, Dr. Yiyi dari BBSDLP (BBSDLP)

dan Dr. Makruf Nurudin dari UGM (Universitas Gadjah Mada).

Hadir pada acara tersebut para peneliti dari berbagai kalangan antara lain

peneliti lingkup BBSDLP (BBSDLP, Balittanah, Balittra, Balitklimat, dan Balingtan),

tamu undangan dari beberapa universitas di Indonesia dan beberapa mahasiswa

dari beberapa perguruan tinggi yang saat ini sedang magang di BBSDLP.

Seminar ini bertujuan untuk saling berbagi pengalaman tentang teknik

pemetaan tanah digital yang saat ini berkembang di berbagai negara, khusus di

Australia, New Zealand dan Indonesia.

Dalam kesempatan ini, baik Palmer, Yiyi, Makruf Nurudin berbagi

pengalaman dan bertukar informasi seputar kegiatan pemetaan dan pedometrik. Di

BBSDLP sendiri pemetaan dengan cara ini telah diuji coba dan diterapkan oleh para

peneliti. Seminar ini dinilai sangat menarik, melalui seminar ini diharapkan para

peneliti, para dosen dan mahasiswa ilmu tanah dapat menambah memperluas

wawasan baru tentang perkembangan teknik pemetaan tanah digital yang saat ini

banyak dikembangkan di berbagai negara.

2) Technical Workshop on Application of Isotopes for Assessing Improved Crop Genotype Response to Water and Nutrient Use

Workshop yang dilaksanakan pada 3-7 Februari 2014 di Bali, terselenggara

atas kerjasama Balitbangtan, IAEA (International Atomic Energy Agency), dan

BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional.

Tujuan dari workshop adalah untuk meninjau kemajuan yang dibuat tahun

2012 dan 2013 oleh negara-negara anggota pada pelaksanaan kegiatan proyek,

mengevaluasi kapasitas nasional pada penggunaan teknik isotop dan nuklir untuk

menilai respon genotipe tanaman terhadap air dan nutrisi, mengidentifikasi kendala

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

dan strategi untuk mengatasi kendala tersebut, serta memperbaiki rencana kerja

nasional dan kegiatan proyek pada masa berikutnya.

Lebih dari sepuluh makalah yang dipresentasikan selama workshop,

dengan pembicara dari Bangladesh, China, Kamboja, Indonesia, Philipina, Myanmar,

Malaysia, Sri Lanka, dan Thailand.

3) Rapat Kerja Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

Dalam upaya mendukung pertanian

bioindustri berkelanjutan, selain strategi dan arah

yang tepat juga harus didukung oleh inovasi

teknologi yang tepat dan handal. Inovasi

teknologi Sumber Daya lahan merupakan salah

satu pilar utama dan strategis dalam pengembangan

pertanian bioindustri berkelanjutan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka BBSDLP

harus segera merespon dengan melakukan reorientasi dan akselerasi dalam

pengembangan inovasi melalui penelitian dan pengembangan SDLP serta didukung

oleh manajemen penelitian efektif dan efisien. Untuk itu, BBSDLP melaksanakan

Rapat Kerja di Bandung pada tanggal 25-28 Februari 2014, dengan tema:

”Reorientasi Penelitian dan Pengembangan serta Penguatan Sistem Informasi Sumber Daya Lahan Pertanian Mendukung Pembangunan Pertanian Bioindustri Berkelanjutan”, yang diharapkan

mampu menghasilkan dan merumuskan

implementasi dari berbagai pokok pikiran di atas

melalui pendekatan program, manajemen, dan

sistem informasi yang berlandaskan

Science.Innovation.Networks.

Rapat Kerja yang dibuka oleh Kepala Balitbangtan terdiri atas sidang pleno

dengan pembicara antara lain, Direktur Pupuk dan Pestisida, Kepala Biro Organisasi

dan Kepegawaian, selain Kepala Balitbangtan sebagai keynote speaker. Selain itu,

juga dilakukan sidang kelompok yang terdiri atas empat kelompok, yaitu : (1) Ke

rangka Umum Renstra SDLP tahun 2015 – 2019, (2) Model Diseminasi Korporasi

Hasil Penelitian SDLP: Pembelajaran 2009-2014 dan Strategi Pengembangan 2015-

2019. (3) Manajemen Sumber Daya Manusia, dan (4) AEZ, Status Hara dan

Kerentanan Iklim.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Rapat Kerja menghasilkan butir-butir rumusan yang terkait dengan:

Langkah Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung dan gunung Kelud,

Reorientasi Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kebijakan

Perpupukan dan Pengelolaan Lahan, Pengembangan Bioindustri Pertanian, Rencana

Strategis BBSDLP 2015-2019, dan Sistem Informasi Spasial (Peta AEZ skala

1:50.000).

4) Workshop KATAM Terpadu MT II 2014

Workshop Katam Terpadu MT II 2014 telah dilaksanakan di Bogor pada

tanggal 11-13 Februari 2014. Acara dibuka oleh Kepala Balitbangtan yang diwakili

oleh Kepala BBP2TP Dr. Agung Hendriadi. M.Eng. Untuk laporan pelaksanaan

kegiatan disampaikan oleh Plh. Ka.BBSDLP, Dr. Edi Husen. Acara berjalan lancar

dan banyak masukan yang dapat dijaring dari hasil diskusi. Diantara yang strategis

adalah, perlunya dilakukan peningkatan Akurasi Informasi Katam Terpadu dalam

rangka meningkatkan efektivitas penggunaannya di lapangan.

Banyak harapan dari seluruh peserta, agar kegiatan Katam Terpadu

dapat menjadi kegiatan yang bersifat Coorporate Programe, dengan alokasi

anggaran yang memadai. Ada wacana pada diskusi, perlu adanya kerjasama

dengan pihak IPB dan ITB untuk meningkatkan prediksi iklim, disamping

menggunakan data-data dan informasi yang didapat dari BMKG. Bila ini akan

diwujudkan, mungkin bisa menggunakan pola pilot project pada lokasi terpilih

terlebih dahulu sebelum di scallingup secara nasional. Prof. Dr. Suyamto

menyampaikan bahwa terdapat dua simpul kritis dalam pengembangan Katam

Terpadu yaitu: Akurasi informasi data/informasi Katam Terpadu, dan Efektivitas

Penerapan Katam Terpadu. Beliau menyampaikan Katam sebagai Coorporate

Dissemination di Balitbangtan. Pada acara pembukaan, peserta dan undangan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

yang hadir lebih dari 150 orang. Kepala BPTP yang hadir sebanyak 15 orang dan

Kepala Balit 4 orang.

Workshop hari kedua diawali dengan Outlook Research SI Katam Terpadu

yang disampaikan oleh Prof. Dr. Irsal Las. Historis revolusi kalender tanam sejak

masih berupa Atlas Kalender Tanam, Kalender Tanam Dinamik sampai dengan

state of the art dari Kalender Tanam terpadu disajikan dengan begitu jelas dan

sistematis. Tantangan dan peluang pengembangan SI Katam Terpadu

disampaikan beliau dengan memperkatikan juga science base penelitian kalender

tanam seperti yang disampaikan dari pihak IPB dan ITB pada hari pertama.

Hari kedua juga diwarnai dengan acara penjelasan mengenai Data

Bencana Banjir dan OPT (Ir. Erni Susanti, M.Sc), Teknologi pengelolaan Sumber

Daya air serta Kebutuhan air tanaman dan integrasi neraca air irigasi dengan

katam (Dr. Budi Kartiwa), Pelatihan PUTS, PUTK, PUP, dan PUTR (Ir. A. Kasno,

MS/Endang Hidayat), DSS Kebutuhan Pupuk Rawa (Dr. Arifin Fahmi), Pelatihan

AWS Cimel dan Telemetri (Dr. Aris Pramudia/ Dr. Bayu

Budiman/Haryono.SP.,MM). Pada saat praktek bongkar AWS telemetri, peserta

banyak yang tertarik dan ingin mencoba bongkar dan pasang sendiri, tetapi

karena keterbatasan waktu, hanya beberapa peserta saja yang mendapat

kesempatan merakit AWS telemetri.

Hari ketiga sangat penting karena diawali oleh pengarahan dari Kepala

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Dr. Haryono.

Beliau menyampaikan dukungan yang luar biasa untuk terciptanya program

Katam terpadu sebagai Coorporate Programe. Dalam sambutannya Bapak Ka.

Balitbangtan menyampaikan bahwa katam Terpadu mendapat urutan rangking

pertama dalam sistem informasi dan corporate manajemen..selamat kepada Tim

katam, baik Pusat maupun Tim Gugus Tugas sukses ini merupakan cambuk, untuk

bekerja lebih baik lagi.

Seteleh selesai pengarahan Ka. Badan dilanjutkan dengan Pelatihan ulang

penggunaan SMS dan Android Katam oleh Fadhlullah Ramadhani, SKom, MSc

acara sesi ini sangat menarik, karena setiap peserta harus menggunakan HP sendiri,

bagaimana cara mengakses info katam dengan SMS, ada beberapa peserta yang

tidak dapat mengakses setelah di teliti lebih lanjut ternyata tidak ada pulsa..dan ini

membuat suasana pelatihan semakin meriah dilanjutkan dengan Informasi katam

lewat HP berbasis Android. Disini rupanya belum semua peserta memiliki Android,

walau ada sebagian yang sudah punya tapi belum bisa akses untuk melihat info

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 54

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

katam, banyak peserta yang belum memilik Android diharapkan mendapat atau di

kasih oleh panitia sayangnya panitia juga tidak memiliki dana untuk beli HP Android

padahal info katam dengan Android lebih mudah dibanding SMS.

Pelatihan dilanjutkan dengan Entry Data Katam Online menggunakan

Google Drive, disini semua peserta kembali ke Laptop masing-masing dengan

catatan harus menggunakan software tertentu peserta mencoba memahami dan

serius karena diharapkan setelah selesai latihan, bisa masukan data dari daerah

masing-masing secara langsung, pada sesi akhir diperlihatkan bagaimana

Monitoring Online dari beberapa CCTV yang telah selesai dipasang di 54 titik lokasi

sawah irigasi mulai Lampung, seluruh Jawa dan Bali, dan terakhir adalah

penayangan hasil evaluasi varitas dan analisi MT II 2014 serta ketersediaan benih

oleh Dr. Yayan Apriyana. Sebelum penutupan, diadakan diskusi umum yang dipandu

oleh Ka. Balitklimat Dr. Haris Syahbuddin, DEA; Prof. Dr. Irsal Las; dan Dr. Eleonora

Runtunuwu.

5) Pameran Agrinex Expo 2014 Pameran Agrinex Expo digelar lagi

di Jakarta Convention Center, tanggal 28-

30 Maret 2014. Pameran ini diikuti oleh

sejumlah kementerian selain Kementerian

Pertanian, seperti Kementerian

Perindustrian, Kementerian Kesehatan,

dan Kementerian Riset dan Teknologi.

Selain itu, juga diikuti oleh Pertamina,

Telkom, Antam, Inotek, Perum Perhutani,

Yayasan Astra, Bank Mandiri, Bank

Indonesia, Timah, Kibif, Harfam, BKPM,

Indofood, Agro Tunas Teknik, dan

perusahaan swasta lainnya. Rifda

Ammarina, Ketua Penyelenggara Agrinex Expo 2014 menjelaskan bawa Agrinex

tahun ini ingin memperkenalkan konsep rumah hijau, atau konsep rumah yang

memanfaatkan pekarangan rumah untuk tanaman pangan dengan memproduksi

sendiri pupuk organik dari sampah organik rumah tangga. Selanjutnya menjadikan

halaman sebagai lahan pangan sekaligus resapan air. "Agrinex Expo ingin

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

melakukan edukasi dan promosi Rumah Hijau, Taman Kota Hijau, Taman

Agrowisata, Rumah Horti," katanya.

Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) yang berpartisipasi dengan mengisi

stand Kementerian Pertanian mengedepankan sukun sebagai salah satu bahan

pangan alternatif. Dalam stand pameran, Balitbangtan menyediakan bibit sukun,

selain mendisplay produk seperti mesin pengupas, mesin penepung, dan produk

olahan sukun.

6) Keikiutsertaan BBSDLP pada Pameran Indogreen Forestry

Pameran yang dilaksanakan tanggal 11-14 April 2014 di Jakarta Convention

Centre mengambil tema “Low Carbon Economic Forestry Development”. Acara yang

rutin dilaksanakan sejak tahun 2009 merupakan pameran kehutanan terbesar di

Indonesia yang diikuti oleh sekitar 182 peserta terdiri atas dinas kehutanan kota,

kabupaten dan provinsi serta pengusaha dan pihak terkait di sektor kehutanan.

Menteri Kehutanan saat mengunjungi stand BBSDLP dan sambutan meriah dari para

pelajar

Acara yang dibuka oleh Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan diharapkan dapat

menjadi sarana informasi serta edukasi dan promosi produk-produk di sektor

kehutanan untuk masyarakat. Dalam sambutannya, Zulkifli Hasan mengharapkan

sektor kehutanan dapat menjadi pelopor pembangunan ramah lingkungan. Pameran

yang dibuka untuk umum ini disambut antusias oleh yang hadir serta siswa-siswi

sekolah baik tingkat dasar maupun menengah dan mahasiswa yang menjadikan

pameran ini sebagai sarana edukasi inovatif bagi para siswanya.

Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) berpartisipasi dengan mengisi salah

satu booth yang menampilkan berbagai macam informasi seputar pertanian dan

pengolahan lahan yang dikemas dalam bentuk demo, display IRGA, buku, flyer serta

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 56

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

video perubahan iklim. Pengunjung booth Balitbangtan berasal dari berbagai macam

kalangan, antara lain pengusaha, mahasiwa dan siswa-siswa sekolah dasar dan

menengah. BBSDLP dan Baligtan menjadi info guide bagi booth Litbang Pertanian

ini. Selama 4 hari acara berlangsung, booth Litbang tidak pernah sepi pengunjung.

7) Seminar Issu Khusus

Seminar Issu Khusus Teknologi Inovasi Sumber Daya Lahan yang

dilaksanakan di Royal Safari Garden Resort & Convention pada tanggal 16 April

2014 dihadiri oleh kepala badan, kepala balai lingkup BBSDLP, peneliti, professor

riset serta tamu undangan. Seminar bertujuan untuk menghimpun dan membahas

berbagai materi yang berkaitan dengan teknologi inovasi Sumber Daya lahan dan

diseminasi penelitian.

Acara diawali dengan

sambutan Plh Kepala BBSDLP,

Dr. Edi Husen, MSc. Dalam

sambutannya Plh Kepala

BBSDLP menekankan dan

sekaligus untuk mengawal

semua kegiatan yang ada di

lingkup BBSDLP agar berjalan

sesuai arahan kepala badan.

Materi-materi yang disampaikan antara lain:

• Penyusunan Peta AEZ dan Status Hara oleh Ir. Mas Teddy Sutriadi, M.Si dari

BBSDLP.

• Agromap Info oleh Dr. Yiyi Sulaeman, M.Sc dari BBSDLP.

• Pemaparan PUPO oleh Dr. Ali Jamil selaku kepala Balittanah.

• KATAM oleh Dr. Haris Syahbuddin, DEA selaku kepala Balitklimat.

• PPRN II oleh Dr. Dedy Nursyamsi, M.Agr selaku kepala Balittra.

• POPs, Codex, dan Open House oleh Dr. Prihasto Setyanto, M.Sc selaku kepala

Balingtan.

Plh Kepala Balai menyampaikan beberapa hal untuk penyempurnaan tiap-

tiap materi yang disampaikan. Misalnya terkait Peta AEZ dan Status Hara, beliau

berharap agar data-data yang sudah ada dapat diperbarui lagi. Sedangkan Agromap

Info berbasis WebGIS sudah cukup baik karena berisi data dan Sumber Daya

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 57

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

teknologi pertanian yang bersifat dinamis sehingga diharapkan dapat menjadi media

diseminasi hasil-hasil litbang yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

8) Pertemuan IT (Informasi Teknologi) lingkup Balitbangtan Bogor dalam Persiapan Tim Katam terpadu

Pada tanggal 15 April 2014 bertempat di Balai Penelitian Agroklimat dan

Hidrologi telah dilaksanakan Pertemuan para ahli atau pengguna IT lingkup

Balitbangtan Bogor, khususnya pengguna dan pendukung System Informasi Katam

Terpadu. Acara pertemuan ini digagas dalam rangka mempersiapkan kederisasi tim

pendukung sistem Informasi Katam terpadu.

Sebelum pertemuan dilaksanakan Ka BBSDLP Dr Agung Hendardi. M.Eng di

dampingi Ka Balittanah Dr. Ali Jamil dipandu oleh Ka Balitklimat Dr. Haris

Syahbuddin, DEA berkesempatan keliling meninjau ruangan, dari ruang peneliti, ruang

display dan ruang rapat.

Pertemuan di pandu oleh Bapak Ka

Balitklimat Dr. Haris Syahbuddin, DEA

sebagai tuan rumah, dilanjutkan dengan

Pengarahan dari Bapak plh Ka BBSDLP Dr.

Agung Hendardi, M.Eng.

Kemudian presentasi oleh Fadhullah

Ramadhani, S.Kom, M.Sc tentang dapurnya

Sistem informasi Katam terpadu; apa,

bagaimana dan siapa yang mengerjakan.

Dari beberapa tayangan banyak yang

menarik adalah, 37 software yang harus

dikuasai, kemudian berapa hardware dan

jumlah jaringan yang dibutuhkan, kemudian personil yang di butuhkan, yaitu 12

orang, dan yang paling menarik adalah sikap perilaku seorang IT adalah;

• Jangan merasa paling hebat, diatas langit pasti ada langit.

• Selalu aktif mengikuti perkembangan teknologi tapi jangan terlalu reaktif, baik

di nasional dan dunia.

• Keluar dari zona nyaman, jangan seperti katak dalam tempurung, harus siap

menghadapi pasar bebas ASEAN.

• Jangan segan meminta maaf jika terjadi kesalahan.

• Jangan suka mengkambinghitamkan orang, selalu melihat kesalahan diri

sendiri, baru melempar kesalahan ke orang lain.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 58

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

• Beberapa kali melakukan kesalahan adalah wajar, tapi jika tidak ada perbaikan,

berarti kurang cerdas.

• Jangan segan mencontek teknologi lain yang sudah mapan.

• Pengguna adalah raja, sistem informasi merupakan sarana untuk

menyenangkan raja.

• Jangan pernah menghitung berapa uang yang didapat.

• Jam kerja 7.30 sampai dengan target pekerjaan selesai hari itu.

• Jangan menunda pekerjaan.

• Jangan sekali-kali berbohong atau memberikan angin surga.

• Jika ada masalah di satu bahasa pemrograman, jangan ragu pindah ke bahasa

lain yang bisa menyelesaikan masalah.

• Jadi orang yang 90%, karena mencapai 100% membutuhkan waktu yang

lama, dan bisa kehilangan momentum, tapi harus siap dikoreksi orang lain dan

sigap. memperbaikinya tanpa ada sakit hati.

• Selalu siap mendengarkan masukkan, koreksi, bahkan kritik yang panas baik

dari atasan, bawahan, dan orang lain.

Peserta Rapat di hadiri oleh para IT berbagai UK atau UPT lingkup

Balitbangtan Bogor, yaitu Puslitbangbun Iwa Nura dan Herwindo; BB Biogen Bu

Asmawati dan Hakim Kurniawan; BBSDLP Syaefoel Bachri dan Nurdiyanto AP;

PSEKP Djoko Triojoyo dan Rangga D Yoga; Puslitbangtan Wratsongko, B Tanah

Tagus Vadari, Moch. Iskandar dan A Kasno, BPATP adalah Irwan A sedangkan dari

Tim Katam Pusat atau Balitklimat adalah Aris Pramudia, Eleonora Runtunuwu, Woro

Estiningtyas, Suciantini, Erni Susanti, Anindito, Husna Alfiani, Budi Kartiwa, Ganjar

Jayanto, Fadhlullah Ramadani dan Haryono.

Pada acara diskusi, banyak pertaanyaan dan kesan, hampir keseluruhan

menyampaikan sangat apresiasi terhadap Katam terpadu dan berat melaksanakan,

sehingga terlihat untuk penawaran gabung dengan Tim Katam terpadu belum ada

yang secara langsung menyatakaan berminat. Kami dari Tim Web balitklimat, ikut

menyampaikan sekiranya Mas Dani (begitu biasa kita memanggil ahli sistem katam)

jadi sekolah ke Amerika Antara bahagia dan sedih bercampur menjadi satu, kalau

bahasa anak muda sedang galau, nah sekali lagi mengucapkan selamat

belajar..sukses terus untuk Tim katam semoga dengan sekolah nya ahli Katam akan

bermunculan ahli sistem Katam muda sebagai generasi penerus.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 59

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

9) Focus Group Discussion (FGD) Pedoman Umum Pengelolaan Lahan Rawa Lebak Untuk Pertanian Berkelanjutan

Dalam rangka memperingati 40 tahun Badan Litbang Pertanian, Balai

Penelitian Pertanian lahan Rawa akan meluncurkan beberapa buku, diantaranya

“Pedoman Umum Pengelolaan Lahan Rawa Lebak untuk Pertanian Berkelanjutan”.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pada tanggal 17 April 2014, digelar FGD

untuk penyusunan pedoman tersebut. Acara dibuka oleh kepala BBSDLP Dr. Agung

Hendriadi, dilanjutkan penyampaian Pedum oleh Dr. M. Alwi. Sebagai nara sumber

adalah : Prof. Dr. Supiandi Sabiham, M.Agr. dari IPB, Prof. Irsal Las, MS dari

BBSDLP, Prof. Robianto, MSc dari Unsri, Prof. Dr. Ir. Masganti, MS dari BPTP Riau.

Suasana FGD dan foto bersama beserta narasumber

10) Kunjungan Kemenkokesra ke Balingtan

Balingtan menerima kunjungan tamu dari Kementerian Koordinator Bidang

Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) yaitu Staf Ahli Bidang Pencapaian

Pembangunan Milenium Dr. H. Tubagus Rachmat Sentika, Sp.A, MARS, Staf Ahli

Bidang Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana Drs. Asep Djembar Muhammad, M.Si,

Staf Ahli Bidang Multikulturalisme dan Resolusi Konflik Dr. Hartoyo Soehari, MPA,

Staf Ahli Bidang Kreativitas dan Inovasi Teknologi Dr. Ir. Maruhum Batubara, MPA, Kepala BPTP Jateng Dr. Ir. Moh. Ismail Wahab, M.Si., dan Plt. BBSDLP – Kepala

BBP2TP Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng. Kedatangan rom diterima oleh Kepala Balai

beserta jajarannya yang terdiri dari Kasubbag Tata Usaha dan para peneliti. Acara

kunjungan diawali dengan penyampai profil Balingtan oleh Kepala Balai Dr. Ir.

Prihasto Setyanto, M.Sc., dilanjutkan kunjungan lapang ke Laboratorium Terpadu,

kawasan Integrasi Tanaman Ternak yang Ramah Lingkungan, serta ke laboratorium

emisi gas rumah kaca.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 60

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Penyampaian Profil Balingtan, Penyerahan buku 300 Teknologi Badan Litbang

Pertanian serta Kunjungan Lapang.

11) 4th Indonesia Climate Change Education Forum & Expo

Balitklimat bersama-sama UK/UPT yang tergabung dalam lingkup Badan

Litbang Kementerian Pertanian berpartisipasi dalam acara 4thIndonesia Climate Change Education Forum & Expo yang dilaksanakan pada tanggal 1-4 Mei 2014

yang bertempat di Jakarta Convention Center (Hall B), Jakarta. Acara tersebut

bertemakan “Peran Perempuan dan Pemuda dalam Solusi Perubahan Iklim”.

Balitklimat hadir bersama lingkup Balitbangtan dalam memandu pameran, memberi

informasi mengenai seputar Agroklimat dan Hidrologi, membagikan brosur/leaflet

dan hasil-hasil publikasi Balitklimat.

Sebelumnya Pembukaan acara ini dilaksanakan pada hari kamis kemarin,

selain pameran, terdapat beberapa acara yang sudah terjadwalkan antara lain:

seminar, workshop, pemutaran film dan acara panggung harian berupa dialog

interaktif, musik, dsb. Para peserta forum edukasi dan pameran terdiri dari

Kementerian-kementerian Republik Indonesia, Perusahaan BUMN, Perusahaan

Swasta/Asing, Pemkot/Pemda, Lembaga Pemerintah Non Kementerian Republik

Indonesia, Lembaga Nirlaba/Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi dan Sekolah

Menengah Atas, serta beberapa media cetak, radio dan televisi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 61

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

4th Indonesia Climate Change Education Forum & expo: Let's Save Our One and Only Earth, Now!

12) Seminar Peat Emission Research and Modeling

Seminar Peat Emission Research and Modeling dilaksanakan pada hari

Senin, 21 Juli 2014 di Ruang Rapat Lantai 2 BBSDLP, dihadiri oleh para peneliti

BBSDLP, Balittanah, dan ICRAF.

Dalam seminar tersebut dipresentasikan dua makalah, yaitu Understanding Peat Dynamics: Beyond Mud and Muddle Models (Meine van Noordwijk, Judith de

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 62

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Jager, Ni’matul Khasanah/ICRAF) dan Research Update of GHG Emissions from Peatland (Prof. Dr. Fahmuddin Agus/Balittanah).

Dalam presentasinya, Prof. Dr. Fahmuddin Agus menguraikan mengenai :

pemetaan lahan gambut (area, kedalaman, drainase), emisi CO2 dari dekomposisi,

emisi dari lahan gambut yang terbakar, penurunan tanah gambut, penelitian pada

masa yang akan datang.

13) Yang Baru Dari Balitbangtan Perjalanan kita (Balitbangtan) begitu

cepatnya bergerak ke arah tatanan

yang baru, sehingga Balitbangtan harus

juga dinamis menuju ke arah kebaikan.

Tahun 2014 merupakan tahun transisi

berakhirnya pemerintahan Kabinet

Pembangunan Jilid II, dan transisi

pemerintahan baru. Tiga pesan Ka

Balitbangtan : (1) selesaikan kegiatan

TA 2014 sebaik-baiknya, untuk 2014 ada program khusus 100 hari berakhirnya

pemerintah yang sekarang, cari terbaik : kemungkinan produksi padi, variteas

unggul, katam, upbs, BPTP (2) Siapkan kegiatan 2015-2019 sebaik-baiknya, (3)

Siapkan mental.

Yang baru dari Balitbangtan tahun 2015, menurut Ka Balitbangtan pada

evaluasi program dan anggaran 2015, saat ini adalah : (a) ada aset tak berwujud

(ATB) yang dicacat dalam neraca keuangan; serah terima kegiatan litbang secara

berjenjang dari peneliti, Ka Balit/BPTP/Loka, ke Eselon II, dan Ka Balitbangtan. (b)

Renstra hanya satu, yaitu Renstra Balitbangtan, (c) Balitbangtan ingin mempunyai

platform daya saing pertanian di 33 propinsi, (d) Balitbangtan ingin mempunyai

indek pertanian di 33 propinsi, (e) Peta AEZ skala 1:50.000 tuntas kabupaten se

Indonesia, (f) peta lahan (penceraman lingkungan, land suitibility); sehingga

bioindustri harus berdasar pada dolumen/catatan-catatan tersebut. (g) Inovasi hulu-

hilir pertanian dari pengelolaan lahan-iklim-panen, pasca panen dsb.

14) Kunjungan Kerja Kepala Badan Litbang Pertanian

Tanggal 11 Juli 2014, Balingtan menerima kunjungan kerja Kepala Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Dr. Ir. Haryono, MSc.) bersama

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 63

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

rombongan: Kepala Pusat dan Balai Besar lingkup Balitbangtan antara lain: BBSDLP,

Balitklimat, Dirjen Tanaman Pangan, Pustaka, Dirjen Perlindungan Tanaman,

Peramalan OPT, Dinas Pertanian Provinsi, Dirjen Perkebunan, BPTP, untuk melihat

pembangunan dan kegiatan yang ada di Balingtan. Acara kunjungan diawali dengan

presentasi mengenai profil Balingtan yang disampaikan oleh Ka. Balingtan (Dr. Ir.

Prihasto Setyanto, M.Sc.). Balingtan memiliki konsep pertanian ramah lingkungan

dan penerapan bioindustri berkelanjutan di lahan sub optimal. Acara dilanjutkan

dengan kunjungan lapang ke lokasi pembangunan laboratorium Terpadu, demplot

surjan, embung, laboratorium Gas Rumah Kaca (GRK) kawasan pertanian bioindustri

berkelanjutan.

Balitbangtan melalui Balingtan menawarkan konsep pertanian bioindustri

berkelanjutan di lahan sub optimal. Adapun konsep pertanian di lahan sub optimal

adalah:

1. Meningkatnya produktivitas

2. Konservasi tanah dan air

3. Termanfaatkannya limbah pertanian secara optimal

4. Adaptif terhadap perubahan iklim

5. Diterapkannya pengendalian hama terpadu

6. Termanfaatkannya sumber daya lokal

7. Rendahnya cemaran logam berat

8. Turunnya emisi Gas Rumah Kaca

9. Terjaganya Biodiversitas

10. Integrasi Tanaman-Ternak

Konsep Bioindustri berkelanjutan yang dikembangkan Balingtan diharapkan diikuti

dan diterapkan oleh semua jajaran lingkup Balitbangtan.

Kunjungan kerja Kepala Balitbangtan beserta rombongan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 64

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

15) Seminar Nasional dan Temu Stakeholder ICCTF

Seminar Nasional dan Temu

Stakeholder dengan tema “Penelitian Pengelolaan

Berkelanjutan Lahan Gambut Terdegradasi untuk

Mitigasi Emisi GRK dan Mengoptimalkan

Produktivitas Tanaman” dilaksanakan pada

tanggal 18-19 September 2014, di Le Meridien

Hotel, Jakarta.

Acara dihadiri oleh peneliti lingkup

Badan Litbang Pertanian, Staf Ahli Menteri Bidang

Lingkungan, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit,

Himpunan Gambut Indonesia (HGI), dan instansi

terkait lainnya.

Temu Stakeholder yang dikemas dalam

format Talkshow menghadirkan pembicara Ir.

Mukti Sardjono, MS (SAM Bidang Lingkungan),

Dr. Agung Hendriadi (Sekretaris Balitbangtan),

dan Prof. Dr. Supiandi Sabiham (Ketua HGI)

dengan pemandu dr. Lula Kamal. Materi yang

dibahas meliputi berbagai upaya dalam

pengelolaan lahan gambut terdegradasi.

Acara Talkshow yang berjalan hingga siang hari dilanjutkan dengan sidang

pleno yang menghadirkan pembicara : Dr. Asmadi Saad (Universitas Jambi), Prof.

Dr. Supiandi Sabiham, MSc (Ketua HGI), Prof. Dr. Fahmuddin Agus, MSc

(Kementan), Prof. Dr. Irsal Las (FKPR), dan Winarna (Pusat Penelitian Kelapa

Sawit). Seminar Nasional dilaksanakan pada hari kedua yang dibagi ke dalam 3

komisi.

16) Sosialisasi Kegiatan ICCTF di Papua Luas lahan gambut Indonesia saat ini

adalah sekitar 14,9 juta hektar. Sebagian lahan

gambut tersebut sudah digunakan untuk

pertanian dan sebagian lain terlantar atau

terdegradasi yang ditumbuhi semak belukar.

Selain tidak produktif, lahan gambut terlantar ini

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 65

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca (GRK). Sehubungan dengan itu Badan

Litbang Pertanian bekerjasama dengan Indonesia Climate Change Trust Fund

(ICCTF)-Bappenas telah melaksanakan berbagai penelitian pengelolaan lahan

gambut terdegradasi untuk menurunkan emisi GRK dan meningkatkan produktivitas

tanaman sejak tahun 2010.

Dalam rangka mengkomunikasikan hasil

penelitian pengelolaan berkelanjutan lahan

gambut terdegradasi dilakukan Sosialisasi

Kegiatan ICCTF di Papua pada tanggal 27

Agustus 2014 di Hotel Horison, Jayapura.

Acara diawali dengan ucapan selamat

datang dari Asisten Daerah mewakili Gubernur

Provinsi Papua, dilanjut dengan arahan Kepala Balitbangtan yang dibacakan oleh

Kepala Balittanah. Dalam sosialisasi dipresentasikan 5 materi yang terdiri atas :

project overview (PM ICCTF), Diseminasi hasil (Kabid KSPHP), Hasil kegiatan

penelitian GRK (Kepala Balingtan), Kebijakan (Prof. Dr. Irsal Las), dan RAD

penurunan emisi GRK di Papua (Kepala Badan Litbang Provinsi Papua).

17) Kunjungan Tamu dari ICRAF

Tamu dari International Centre for Research on Agroforestry (ICRAF), Dr.

Sonya Dewi, berkunjung ke BBSDLP dalam rangka menjajagi kemungkinan

menyelenggarakan side event bersama BBSDLP yang mewakili Kementerian

Pertanian pada acara Conference of the Parties (COP) 20 di Peru pada bulan

Desember 2014.

Berkaitan dengan hal tersebut, dilakukan diskusi yang dihadiri oleh Dr. Dedi

Nursyamsi (Ketua Tim Pelaksana Perubahan Iklim Kementan), Dr. Prihasto Setyanto,

Dr. Fahmuddin Agus, Dr. Husnain, Dr. Haris Syahbuddin, Dr. Edi Husen, dan Dr. Ai

Dariah.

Dalam kegiatan COP 20 yang digagas oleh United Nations Framework

Convention on Climate Change (UNFCCC) tersebut, ICRAF mengajukan usulan topik

yang akan diusung bersama dengan Kementan, yaitu “Linking REDD Readiness and

Agriculture in the UNFCCC Land Use Context: Case Studies from Indonesia and

Elsewhere”. Diskusi juga menghasilkan rencana mempresentasikan 9 judul tentatif

makalah dari ICRAF dan BBSDLP.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 66

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

18) Temu Lapang dan Workshop Pengembangan Lahan Kering Iklim Kering Bima, Nusa Tenggara Barat

Temu lapang dan workshop Pengembangan Lahan Kering Iklim Kering telah

diselenggarakan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 15-17

September 2014. Acara ini diselenggarakan bersama BBSDLP (Balai Besar Litbang

Sumber Daya Lahan Pertanian), FKPR (Forum Profesor Research), Sinas 2014

(Program Kerjasama Penelitian antara Menristek dan Badan Litbang Pertanian).

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan penelitian dan

pengembangan lahan kering beriklim kering dan mendiskusikan rencana tindak

lanjut kegiatan ini.

Temu lapang yang diselenggarakan di Desa Mbawa, Kecamatan Donggo,

Kabupaten Bima, telah menunjukkan bahwa introduksi inovasi teknologi pengelolaan

lahan, diantaranya melalui identifikasi sumber mata air dan membangun dam parit,

serta aplikasi irigasi suplemen telah mampu meningkatkan Indeks Pertanaman dari

IP-100 (Padi gogo) menjadi IP-300 (Padi gogo-jagung-kacang hijau). Untuk

meningkatkan efisiensi penggunaan air dan perbaikan kualitas tanah telah dilakukan

aplikasi pembenah tanah berbahan dasar biochar dan kompos, serta penggunaan

mulsa sisa tanaman. Pada acara temu lapang ini telah dilakukan panen jagung yang

merupakan hasil pertanaman MT-2 dan penanaman kacang hijau (MT-3). Acara ini

dihadiri oleh Bupati Bima berserta Kepala Dinas terkait (Bappeda, Pertanian,

Kehutanan), Kepala Badan Litbang Pertanian (yang diwakili kepada BBSDLP),

Menristek (diwakili Asdep Produktivitas Riptek Strategis), Forum Profesor Riset,

Peneliti Lingkup Badan Litbang Pertanian, dan Kelompok Tani di Kabupaten Bima

(Gambar di bawah). Pada acara temu lapang ini telah dilakukan pula dialog dengan

petani, khususnya tentang pengelolaan lahan kering beriklim kering.

Panen jagung pada lokasi penelitian dan pengembangan lahan kering beriklim

kering dilanjutkan dialog dengan petani dari sekitar lokasi kegiatan

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 67

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Acara workshop dilaksanakan di Hotel Marina, Bima. Pemaparan makalah

dilakukan oleh Ketua Bappeda Kabupaten Bima, Perwakilan Forum Profesor Riset,

dan Konsorsium Sistem Pertanian Terpadu Lahan Kering Iklim Kering, BPTP NTB

dan NTT. Beberapa rumusan penting yang dihasilkan dari acara workshop ini

adalah: Pihak Pemda Bima akan melanjutkan usaha optimalisasi lahan kering iklim

kering di wilayahnya, diantaranya dengan menambah pembangunan dam parit.

Perlu dilakukan pembinaan terhadap petani khususnya dalam hal (a) pengelolaan

ternak, yaitu diarahkan ke sistem pengelolaan ternak dengan sistem kandang, (b)

optimalisasi pemanfaatan bahan organik, selain ditujukan untuk meningkatkan

kualitas tanah, juga untuk mengefisienkan pemanfaatan pupuk an-organik, dan (c)

introduksi varietas unggul, baik untuk tanaman maupun ternak. Model

pengembangan lahan kering iklim kering perlu dilakukan pada skala yang lebih luas

karena memungkinkan untuk mengimplementasikan sistem agribisnis secara

lengkap (komprehensif), mengintegrasikan/mensinergikan berbagai program,

sektor/sub-sektor/stakeholder.

Acara workshop pengembangan lahan kering iklim kering yang dilaksanakan di

Kabupetem Bima, NTB.

19) Research Management Training di USA Dalam rangka peningkatan capacity

building, Balitbangtan mengirimkan peneliti dan

pejabatnya untuk melaksanakan ke USA. Tim

Research Management Training dilaksanakan

dengan tujuan utama untuk meningkatkan

kemampuan staf Badan Litbang Pertanian,

peningkatan Networking untuk dapat menjalin kerjasama jangka panjang untuk

kerjasama penelitian, pengembangan SDM baik untuk sekolah S2-S3, scientific

exchange, post doctoral, dll. Topik-topik pembicaraan selama di USA antara lain (a)

Planning, Design and Organization of Agricultural Research, (b) Research Extension

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 68

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Linkages, (c) Intelectual Property Management dan

Komunikasi, (d) Monev and Impact Assessment, (e)

Research Experimental Station, (f) Pertemuan

dengan Penyuluh MSU dan Petani.

Staf penyuluh dari MSU berperan sangat

penting bagi petani, stakeholder dan masyarakat

negara bagian Michigan. Mereka mempunyai

networking yang sangat bagus dengan konsultan

pertanian swasta, petani, perusahaan swasta dan

pemerintah daerah. Petani di Michigan tentu saja

sangat berbeda kondisinya dengan petani di

Indonesia baik dalam aspek tingkat pendidikan dan kepemilikan lahan. Petani di

Michigan tergolong penduduk kaya sehingga mampu investasi dalam research yang

dilakukan oleh MSU.

20) Focus Group Discussion Asian Productivity Organization (APO)

Asean Productivity Organization (APO) menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) mitigasi perubahan iklim di sektor

pertanian dengan tema “Forum on Climate Change and Good Practices for Mitigating Negative Effect of Climate Change on Agriculture” pada tanggal 30

September s.d 3 Oktober 2014 Hotel Swiss-

Belresort Watu Jimbar, Sanur, Bali.

Kegiatan tersebut merupakan hasil

kesepakatan dalam Workshop Meeting of Heads of NPOs 54th pada 29-31 Oktober 2013 di Fiji, dimana

Balitbangtan (Kemtan) diminta menjadi

penyelenggara bersama-sama dengan sekretariat

APO dan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan

dan Produktivitas, Kementerian Tenaga Kerja

(Kode Proyek 14-AG-01-16-GE-TRC-B).

Focus group discussion (FGD) diikuti oleh 72

peserta yang berasal dari 15 negara anggota APO

(Bangladesh, Cambodia, Republic of China, India,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 69

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Indonesia, Iran, Japan, Korea, Mongolia, Nepal, Pakistan, Philippines, Sri Lanka,

Thailand, dan Vietnam). Lima negara tidak mengirimkan delegasinya, yaitu Fiji,

Hong Kong, Lao PDR, Malaysia, Singapore. Peserta dari Indonesia, selain dari

Balitbangtan, berasal dari NPO Indonesia (KLN dan Kemenakertrans), Ditjen P2HP,

Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Dinas Pertanian Provinsi Bali, Universita

Udayana, IPB, dan Disnakertrans Provinsi Bali.

Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk FGD dengan mempresentasikan 20

judul makalah, yang terdiri atas 14 judul makalah dipresentasikan oleh 8 pembicara

luar negeri dan 6 judul makalah dipresentasikan oleh 6 pembicara dalam negeri (3

pembicara dari Balitbangtan dan masing-masing 1 orang dari BMKG, IPB, dan

CIFOR).

Pada akhir kegiatan, Forum menghasilkan kesepakatan yang disebut “The Bali Declaration on Climate Change Adaptation and Mitigation in Agriculture in the Asia-Pacific”.

21) Synthetic Aperture Radar RICEscape Training

SAR RICEscape yang dilaksanakan di BBSDLP ini merupakan kegiatan yang

ketiga kalinya, berlangsung tanggal 13-16 Oktober 2014. Peserta training berjumlah

21 orang yang terdiri atas peneliti dan teknisi lingkup Badan Litbang Pertanian,

dengan narasumber Mr. Francesco Collivignarelli dari SARMAP, Swiss.

Materi training terdiri atas pengenalan dan penggunaan MAPScape & QGIS,

serta Terra SAR-X. Acara yang dibuka oleh Dr. Edi Husen, mewakili Kepala BBSDLP

ini terdiri atas teori dan praktek, serta kunjungan lapang ke Subang untuk

mengumpulkan data yang dijadikan bahan praktek.

22) Temu Lapang Penggunaan Fosfat Alam Secara Langsung di

Pelalawan, Riau

Penelitian Kerjasama Balitbangtan dengan OCP Maroko telah berjalan

selama 2 tahun dari 3 tahun yang direncanakan. Penelitian dilaksanakan di

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 70

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Pelalawan, Propinsi Riau dengan komoditas kelapa

sawit, Lampung Timur dengan komoditas jagung,

dan Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan dengan

komoditas jagung dan kelapa sawit.

Temu lapang dan Sosialisasi Kegiatan

Penelitian “Pemanfaatan Fosfat Alam (FA) dan

Teractif untuk Meningkatkan Produktivitas Kelapa

Sawit” di Kebun Wilmar Group di Sei Kijang,

Pelalawan, Riau. Temu lapang dihadiri oleh Dr.

Abderrahim Natsir dan Mr. Jafar Isham (OCP-SA,

Maroko), Balitbangtan (BBSDLP dan BPTP Riau),

penyuluh Kab. Pelalawan, perangkat Kecamatan dan

Desa Sei Kijang, petani sawit, serta kebun staf dan

manajer PT Sinar Siak Dian Permai. Penggunaan

fosfat alam dapat meningkatkan produksi sawit 5

t/ha/tahun lebih tinggi dibandingkan dosis

rekomendasi kebun. Selain itu menurut para

penyuluh, pelepah daun sawit lebih membuka,

artinya calon tandan akan menjadi lebih besar.

Setelah mendapatkan melihat sendiri keragaan kelapa sawit dan penjelasan

hasil penelitian, petani dan penyuluh menanyakan keberadaan fosfat alam tersebut

di lapang, fosfat alam tersebut dapat didapatkan dimana dan berapa harganya.

Beberapa penyuluh juga ingin membuktikan efektivitas FA tersebut untuk tanaman

lain seperti horti dan tanaman sayuran. Menanggapi pertanyaan petani dan

penyuluh, Dr. Sri Rochayati menyampaikan bahwa untuk penggunaan FA secara

langsung, tanah harus dianalisis dahulu pH tanahnya, karena FA yang digunakan

secara langsung hanya efektif bila tanahnya masam. Jika tanahnya netral atau basa,

maka FA tidak akan efektif. Terkait dengan tanah di Riau yang datar dan berlereng,

Dr. Neneng L. Nurida menyampaikan bahwa pemberian FA sebaiknya dibenam

untuk mengurangi kehilangan hara P terbawa erosi dan aliran permukaan.

Dalam sambutannya Ka Balittanah, Dr. Wiratno, mewakili Ka BBSDLP

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam

kegiatan temu lapang ini. Selanjutnya Dr. Husnain (penanggungjawab kegiatan) dan

Dr. Irawan mempresentasikan hasil penelitian dari produksi, dan sosial ekonomi.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 71

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Sebelum pelaksanaan temu lapang di Riau, penanggungjawab kegiatan

mempresentasikan hasil-hasil penelitian kerjasama dengan OCP-SA di Kantor Balai

Penelitian Tanah di Bogor. Dalam acara tersebut diserahkan plakat Balitbangtan

kepada perwakilan OCP-SA, Maroko.

Perbandingan Capaian K inerja TA 2013 dengan TA 2014

Perbandingan Capaian kinerja antara tahun anggaran 2013 dengan tahun

anggaran 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 13. Perbandingan Capaian Akhir Indikator Kinerja Sasaran BBSDLP Tahun 2013 dan 2014

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET REALISASI TARGET REALISASI

2013 2013 2014 2014

Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian

- Tersedianya data, informasi, dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian

1. Jumlah peta potensi sumber daya lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail

25 Peta 26 peta (104%)

18 Peta 28 Peta (155,6%)

2. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan berkelanjutan

26 Tekn 28 tekn (107,7%)

37 Tek 40 Tek (108,1%)

3. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

6 Tekn 8 Tekn (133,3%)

5 Tek 5 Tek (100%)

4. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

7 Rek 7 Rekom (100%)

10 Rek 11 Rek (110%)

- Terselenggaranya diseminasi inovasi pengelolaan SDL

5. Jumlah diseminasi hasil penelitian sumber daya lahan pertanian

13 Lap

19 Lap (146%)

1000 eks Katam

Terpadu 250 Unit Test Kit

5000 Eks (500%)

192 Unit (76,8%)

Pagu Anggaran 2013 Rp. 117.324.518.000,-

Realisasi Anggaran 2013 Rp. 114.584.068.350,- (97,7%)

Pagu Anggaran 2014 Rp. 107.319.041.000,-

Realisasi Anggaran 2014

Rp. 98.308.882.423,- (91,60%).

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 72

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas, pada tahun anggaran 2013, target jumlah peta

yang harus dicapai adalah sebanyak 25 peta. Dari target tersebut terealisasikan

sebanyak 26 peta atau 104%. Sedangkan untuk Tahun Anggaran 2014, telah

dihasilkan 28 peta atau 155,6% dari target 18 peta yang harus dicapai. Dengan

demikian untuk indikator kinerja pertama terjadi kenaikan % capaian dari 104%

menjadi 155,6%.

Untuk target dan capaian Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan

dan lingkungan berkelanjutan, pada tahun 2013 telah diperoleh 28 teknologi

(107,7%) dari target 26 teknologi yang harus dicapai, sedangkan pada tahun 2014

telah diperoleh 40 teknologi (108,1%) dari target 37 teknologi yang harus dicapai.

Dengan demikian terjadi kenaikan capaian dari 107,7% menjadi 108,1%. Indikator

kinerja Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi dan mitigasi

perubahan iklim, pada tahun 2013 menghasilkan 8 teknologi (133,3%) dari target 6

teknologi, sedangkan pada tahun 2014 menghasilkan 5 teknologi (100%) dari target

5 teknologi. Untuk indikator kinerja Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan

sumber daya lahan dan perubahan iklim global, pada tahun 2013 menghasilkan 7

Rekomendasi (100%), sedangkan pada tahun 2014 menghasilkan 11 Rekomendai

(110%) dari target 10 rekomendasi.

Capaian Indikator K inerja Utama (IKU) BBSDLP 2010-2014 pada Tahun 2014

Capaian indikator kinerja utama (IKU) Balai Besar Litbang Sumber Daya

Lahan Pertanian 2010 – 2014 pada tahun 2014 disajikan dalam Tabel 24 berikut ini.

Tabel 14. Target dan Capaian IKU BBSDLP pada TA 2014

Nomor IKU Target Realisasi

Jumlah %

1 Jumlah informasi/peta potensi sumber daya lahan

14 28 200

2. Jumlah informasi, komponen teknologi pengelolaan SDL, formula pupuk dan pembenah tanah, test kit, dan perangkat lunak

23 45 195,7

3. Jumlah rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan dan perubahan iklim global

10 10 100

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 73

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa target capaian IKU TA 2014

telah terpenuhi bahkan untuk indikator kinerja (1) Jumlah informasi/peta potensi

sumber daya lahan, dan (2) Jumlah informasi, komponen teknologi pengelolaan

SDL, formula pupuk dan pembenah tanah, test kit, dan perangkat lunak capaiannya

lebih dari 100%.

Capaian k inerja BBSDLP tahun 2010 – 2014

Output yang dihasilkan oleh BBSDLP secara garis besar terdiri dari peta,

teknologi dan rekomendasi/makalah kebijakan. Peta-peta yang dihasilkan dari tahun

ke tahun sangat bervariasi mulai dari skala peta hingga tema dan peruntukan peta.

Selain itu lokasi/areal serta luas kegiatan pemetaan (inventarisasi sumber daya

lahan) yang dilakukan selalu berganti setiap tahunnya. Dengan demikian cukup sulit

untuk membandingkan antara capaian output tahun ini dengan tahun berikutnya

atau tahun sebelumnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data yang dapat

disampaikan dalam LAKIP ini berupa data target dan realisasi capaian indikator

kinerja peta tematik sumber daya lahan pertanian dari tahun 2010 – 2014. Pada

tahun 2010 target peta yang dihasilkan adalah 9 peta potensi sumber daya lahan

pertanian, sedangkan realisasinya sebanyak 10 peta (111%). Pada tahun 2011

target peta yang dihasilkan sebanyak 15 peta potensi sumber daya lahan pertanian

tingkat tinjau dan semi detail untuk pembukaan lahan sawah baru, lahan terlantar

dan lahan terdegradasi, residu pestisida, status hara tanah, peta arahan lahan rawa,

prediksi iklim, kekeringan dan rawan banjir; sedangkan realisasinya dihasilkan 20

peta (133%). Pada tahun 2012 target peta yang dihasilkan sebanyak 20 Peta

Tematik Potensi Sumber Daya Lahan Pertanian, Status Hara Tanah, Rawan Banjir,

dan Neraca Air Lahan Rawa, sedangkan realisasinya dihasilkan 24 peta (120%).

Beberapa contoh peta yang dihasilkan pada tahun 2010-2012 adalah sebagai

berikut:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 74

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Target capaian peta pada tahun 2013 sebanyak 25 peta potensi sumber daya

lahan pertanian tingkat tinjau dan semidetail, sedangkan realisasinya dihasilkan 26

peta (104%). Target capaian peta pada tahun 2014 sebanyak 18 peta tematik

sumber daya lahan tingkat tinjau dan semi detail, sedangkan realisasinya dihasilkan

28 peta (155,6%). Beberapa contoh peta yang dihasilkan pada tahun 2013 adalah

sebagai berikut:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 75

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Sejak dua tahun terakhir (2013-2014) peta-peta yang dihasilkan sebagian

besar merupakan peta kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian dan perkebunan

skala 1:50.000 yang merupakan skala operasional. Pada peta skala 1:50.000

informasi yang disajikan lebih rinci mengenai sifat-sifat tanah, kelas kesesuaian

lahan untuk berbagai jenis komoditas pertanian, kendala atau faktor penghambat

biofisik lahan, serta luas dan penyebarannya pada suatu wilayah, sehingga cukup

memadai untuk perencanaan operasional lapangan pada tingkat kabupaten.

Capaian teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan

pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk dan pembenah tanah; serta

teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim dari

tahun 2010-2014, juga sama tidak dapat dibandingkan antara capaian output tahun

ini dengan tahun berikutnya atau tahun sebelumnya baik secara kuantitatif maupun

kualitatif. Hal tersebut disebabkan teknologi yang dihasilkan dari tahun ke tahun

sebagian besar berbeda atau adakalanya merupakan komponen teknologi yang baru

akan menjadi teknologi utuh pada tahun terakhir dari suatu kegiatan penelitian,

contoh teknologi Katam Terpadu yang merupakan hasil akhir dari suatu rangkaian

penelitian dari beberapa tahun. Data yang dapat disajikan dalam LAKIP ini berupa

data target dan realisasi capaian indikator kinerja yang menghasilkan teknologi

maupun komponen teknologi dari tahun 2010 – 2014.

Beberapa contoh teknologi yang dihasilkan dari tahun 2010-2014 adalah

sebagai berikut:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 76

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

(a) (b)

Teknologi Pengelolaan Sumberdaya Air Skala DAS Mikro (2010). Terjunan air terbuat dari bambu, batu atau kayu (a) dan penggunaan cover crop (b)

Prototype test kit digital PUTS dan Perangkat uji tanah rawa (PUTR)

Alur Sistem Monitoring Online Katam Menggunakan CCTV

Kalender Tanam Rawa

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 77

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Rincian jumlah target dan realisasi peta, teknologi dan rekomendasi yang

dihasilkan BBSDLP pada tahun 2010-2014 dapat dilihat pada lampiran.

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan lingkup BBSDLP pada

umumnya cukup berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Untuk membiayai

operasional seluruh kegiatan lingkup BBSDLP pada tahun 2014 pada mulanya

mendapat anggaran sebesar Rp. 121.285.463.000,- selanjutnya mengalami

beberapa kali revisi termasuk dimasukkannya dana hibah sehingga total anggaran

berdasarkan DIPA revisi terakhir menjadi Rp. 107.319.041.000,- dengan rincian per

Satker: BBSDLP sebesar Rp 32.445.108.000,- , Balittanah Rp 22.305.111.000,- ,

Balitklimat Rp 12.190.546.000,- , Balittra Rp 16.574.515.000,- , dan Balingtan Rp

23.803.761.000,-. Dari total anggaran tersebut yang berasal dari APBN sebesar Rp.

99.092.560.000,- yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan dengan target

capaian output : 1) menghasilkan 18 peta tematik potensi sumber daya lahan

tingkat tinjau dan semi detail, 2) menghasilkan 37 teknologi baru pengelolaan

sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, 3)

menghasilkan 5 teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi

perubahan iklim, 4) menghasilkan 10 rekomendasi kebijakan pemanfaatan sumber

daya lahan dan perubahan iklim global, dan 5) mendistribusikan 1000 eks Katam

Terpadu dan 250 Test Kit. Sedangkan yang berasal dari dana hibah sebesar Rp.

8.226.481.000,- (BBSDLP Rp. 7.639.900.000,- dan Balittanah Rp. 586.581.000,-)

digunakan untuk membiayai 4 (empat) kegiatan yang ditargetkan menghasilkan 4

(empat) laporan kegiatan.

APBN 92,3%

Hibah 7,7%

Proporsi anggaran berdasarkan sumbernya

Besaran proporsi anggaran tiap satker dapat dilihat pada gambar di bawah

ini:

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 78

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

BBSDLP 30,2%

Balittanah 20,8%

Balitklimat 11,4%

Balittra 15,4%

Balingtan 22,26%

Proporsi Anggaran APBN Per Satker lingkup BBSDLP TA 2014

Berdasarkan komposisi pagu anggaran di atas memperlihatkan BBSDLP

menempati pagu anggaran tertinggi, yaitu sebesar 30,2%, sedangkan pagu

anggaran terendah adalah Satker Balitklimat yakni 11,4%.

Belanja dalam rangka operasional kegiatan lingkup BBSDLP dilakukan dengan

mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap

menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan

dalam Penetapan Kinerja. Pagu BBSDLP dialokasikan untuk belanja pegawai,

barang, dan modal, dimana persentase masing-masing belanja dapat dilihat pada

gambar berikut:

Belanja Pegawai34,4%

Belanja BarangOperasional 8,5%

Belanja Barang NonOperasional 33,6%

Belanja Modal23,5%

Perbandingan anggaran berdasarkan jenis belanja

Berdasarkan gambar di atas, menunjukkan bahwa proporsi Belanja Pegawai

menempati proporsi terbesar yakni 34,4%, sedangkan Belanja Barang Non

Operasional menempati proporsi kedua sebesar 33,6%. Selanjutnya secara

berurutan Belanja Modal dan Belanja Barang Operasional masing-masing

menempati proporsi ke 3 dan 4. Besarnya proporsi Belanja Barang Non Operasional

yang besarnya hampir sama dengan Belanja Pegawai menunjukkan bahwa

anggaran BBSDLP untuk kegiatan penelitian dan diseminasi menempati proporsi

yang cukup besar.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 79

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Hingga akhir Desember 2014, total realisasi anggaran yang berhasil diserap

lingkup BBSDLP sebesar Rp. 98.308.882.423,- atau 91,60% dengan rincian: BBSDLP

Rp. 31.079.313.699,- atau 95,79%, Balittanah Rp. 20.783.034.386,- atau 93,18%,

Balitklimat Rp. 11.633.832.507,- atau 95,43%, Balittra Rp. 15.958.979.466,- atau

96,29%, dan Balingtan Rp. 18.853.722.365,- atau 79,20%. Dengan demikian sisa

anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 9.010.158.577,- atau 8,4%. Selengkapnya

realisasi per jenis belanja untuk masing-masing satker dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 15. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Lingkup BBSDLP tanggal 31 Desember 2014

Jenis Belanja Pagu (Rp.) Realisasi (Rp.) %

BBSDLP 32.445.108.000 31.079.313.699 95,79%

Belanja Pegawai 8.219.714.000 7.583.731.228 92,26%

Belanja Barang Operasional 2.695.155.000 2.643.641.507 98,09%

Belanja Barang Non Operasional 19.662.994.000 18.989.827.314 96,58%

Belanja Modal 1.867.245.000 1.862.473.650 99,74%

BALITTANAH 22.305.111.000 20.783.034.386 93,18%

Belanja Pegawai 12.313.548.000 10.968.360.844 89,08%

Belanja Barang Operasional 1.955.000.000 1.953.820.761 99,94%

Belanja Barang Non Operasional 6.712.263.000 6.699.242.281 99,81%

Belanja Modal 1.324.300.000 1.161.610.500 87,72%

BALITKLIMAT 12.190.546.000 11.633.832.507 95,43%

Belanja Pegawai 4.155.058.000 3.701.862.487 89,09%

Belanja Barang Operasional 1.479.530.000 1.433.509.620 96,89%

Belanja Barang Non Operasional 2.789.308.000 2.769.304.500 98,89%

Belanja Modal 3.766.650.000 3.729.155.900 99,00%

BALITTRA 16.574.515.000 15.958.979.466 96,29%

Belanja Pegawai 8.372.698.000 7.827.610.322 93,49%

Belanja Barang Operasional 1.707.760.000 1.641.948.895 96,15%

Belanja Barang Non Operasional 3.976.014.000 3.976.014.000 100,00%

Belanja Modal 2.518.043.000 2.513.406.249 99,82%

BALINGTAN 23.803.761.000 18.853.722.365 79,20%

Belanja Pegawai 3.878.622.000 3.728.831.014 96,14%

Belanja Barang Operasional 1.262.464.000 1.261.784.043 99,95%

Belanja Barang Non Operasional 2.644.915.000 2.644.298.735 99,98%

Belanja Modal 16.017.760.000 11.218.808.573 70,04%

Jumlah 107.319.041.000 98.345.680.743 91,60%

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 80

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIP ini baru dapat menginformasikan

realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan adanya efisiensi

penggunaan sumber daya. Hal ini karena sampai saat ini sistem penganggaran yang

ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu komponen untuk

mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum ditetapkan oleh

instansi yang berwenang.

3.4. Kegiatan Kerjasama

Pada tahun 2014, BBSDLP melakukan kegiatan kerjasama dengan mitra kerja

dalam negeri maupun luar negeri. Secara lengkap data kerjasama yang

dilaksanakan oleh BBSDLP pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 16. Daftar kerjasama penelitian BBSDLP dengan mitra luar negeri maupun dalam negeri pada tahun 2014

No. Judul Kegiatan Mitra Kerjasama Penanggungjawab

A. LUAR NEGERI 1 Biochar on Acidic Agricultural Lands in South-East

Asia: Sequestering Carbon and Improving Crop Yield

Research Council of Norway

Dr. Neneng L. Nurida

2 Mechanisms and Socio-Economics of Carbon Sequestration and Soil Quality Improvement of Biochar in Weathered Agricultural Lands

Research Council of Norway

Dr. Neneng L. Nurida

3 Sustainable management of degraded peat land to mitigate green house gas emissions and optimize crop productivity

ICCTF Dr. Muhrizal Sarwani, MSc

B. DALAM NEGERI

1 Pemanfaatan Teknologi, Data dan Informasi Penginderaan Jauh Satelit dan Pesawat Tanpa Awak (UAV) untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN)

Dr. Muhrizal Sarwani, MSc

2 Penelitian dan Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Lahan Sub Optimal (Lahan Kering Masam dan Lahan Kering Iklim Kering) Berbasis Inovasi Teknologi)

Kementerian Riset dan Teknologi

Prof. Dr. Irsal Las, MS

3 Diseminasi dan Promosi Inovasi Hasil Litkaji Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian melalui Media Cetak

Badan Litbang Pertanian

Dr. Edi Husen, MSc

4 Identifikasi dan Karakterisasi Potensi Peningkatan Produksi Padi Lahan Pasang Surut di Kecamatan Kuala Kampar

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kab. Pelalawan

Ir. Hikmatullah, MSc

5 Form on Mitigating Negative Effects of Climate Change on Agiculture

Sekretariat Badan Litbang Pertanian

Dr. Edi Husen, MSc

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 81

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

6 Kajian dampak erupsi gunung sinabung terhadap kondisi sumberdaya lahan dan sosial ekonomi untuk pengembangan pertanian

Sekretariat Badan Litbang Pertanian

Ir. Suparto, MP

Seluruh kegiatan untuk tahun anggaran 2014 telah selesai dilaksanakan dan

telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah MoU.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 82

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

PENUTUP

Capaian sasaran BBSDLP tahun 2014 diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja.

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2014 seluruhnya telah

tercapai dan melebihi target yang ditetapkan, dengan rata-rata tingkat capaian di

atas 100% (sangat memuaskan). Keberhasilan pencapaian sasaran secara umum

didukung oleh sumber daya yang handal, terutama SDM peneliti, litkayasa, analis,

operator komputer, dan tenaga administrasi yang menunjukkan kegigihan dan

komitmen yang tinggi. Selain dukungan dari SDM, juga didukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai untuk terlaksananya seluruh kegiatan.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain

SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama dan penyakit, serta kondisi

cuaca masih dialami pada pelaksanaan kegiatan penelitian di lingkup BBSDLP. Selain

itu juga terdapat kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian tertentu.

Dengan komitmen yang kuat, seluruh kendala tersebut bisa diatasi sehingga seluruh

kegiatan dapat terselesaikan tepat waktu.

Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja,

dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap seluruh

jajaran di lingkup BBSDLP dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan,

meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumber daya

yang ada, serta memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan

dan pemantauan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 83

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

LLAAMMPPIIRRAANN--LLAAMMPPIIRRAANN

Lampiran 1. Tim Penyusun LAKIP Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian TA 2014

No N a m a Jabatan dalam Tim

1. Dr. Ir. Dedy Nursyamsi, M.Sc. Ka. BB Litbang SDLP Penanggungjawab/ Nara Sumber

2. Ir . Mas Teddy Sutriadi, M.Si. Ka. Bid. Program dan Evaluasi BBSDLP

Nara Sumber

3. Sulaeman, SP, M.Si. Kasie. Evaluasi BBSDLP

Ketua

4.

Efi Hanafiah, S.IP. Staf Bidang Program dan Evaluasi

Anggota

5. Erwan Mardi, S.IP. Staf Bidang Program dan Evaluasi

Anggota

6. Wahyu Wahdini M. SE., MM. Kasie. Program BBSDLP

Kontributor

7. Drs. Paidi R., MM., M.Si. Kabag TU BBSDLP Kontributor

8. Dra. Atin Kentjanasari Balittanah Kontributor

9. Rasta S., SE., M.Si Balitklimat Kontributor

10. Suharsih, SP. Balingtan Kontributor

11. Ir. Muhammad Balittra Kontributor

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 84

Laporan Akuntabilitas Kinerja BBSDLP Tahun 2014

Lampiran 2.

Struktur Organisasi Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian

KEPALA BBSDLP Dr. Dedy Nursyamsi

Sulaeman, SP., M.Si.

Dr. Wiratno

BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA

(BALITTRA)

Dr. Herman Subagyo

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 85