LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH...
Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH...
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
LAKIP BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA
SUMATERA BARAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2018
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA SUMATERA BARAT
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TAHUN 2018
Foto Sampul: Tim Pemugaran Candi Muara Takus 2018
i
Kata Pengantar
Puji Syukur kita ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat--Nya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)
Sumatera Barat wilayah kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan
Kepulauan Riau berhasil menyelesaikan laporan kinerja tahun 2018
dengan tepat waktu. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006
Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah telah mengamanatkan kepada setiap
instansi pemerintah untuk menyusun laporan kinerja setiap tahun.
Laporan ini menyajikan informasi kinerja atas pencapaian sasaran
strategis beserta indikator kinerjanya sebagaimana tertuang dalam
Perjanjian Kinerja BPCB Sumatera Barat tahun 2018.
BPCB Sumatera Barat wilayah kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan
Kepulauan Riau pada tahun 2018 menetapkan satu sasaran strategis
dan tiga indikator kinerja. Secara umum BPCB Sumatera Barat telah
berhasil merealisasikan target kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian
kinerja.
Meskipun telah banyak capaian keberhasilan, namun masih banyak
permasalahan yang perlu diselesaikan di tahun mendatang.
Permasalahan tersebut diantaranya manajemen pelaksanaan anggaran,
program dan kegiatan masih belum dapat berjalan dengan baik sesuai
jadwal yang telah ditentukan; Kesulitan dalam pengadaan bahan baku
ii
pemugaran berupa batu bata merah; Masih kurangnya pemahaman
pihak-pihak terkait pengadaan barang dan jasa pemerintah tentang
penggunaan aplikasi SIMPEL; Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM
Pelestari dibanding luas dan banyaknya objek kerja; Keterbatasan
kualitas dan kuantitas PPNS dalam penanganan kasus pelanggaran
pelestarian cagar budaya; Kurangnya pengawasan, pengamanan dan
pengendalian pelestarian cagar budaya bawah air; Pelibatan dan peran
aktif pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak-[pihak terkait masih
kurang maksimal dalam pelestarian cagar budaya; Ketidakseragaman
organisasi yang membidangi kebudayaan khususnya pelestarian cagar
budaya di daerah otonom; dan Daerah Otonom masih belum memiliki
Tim Ahli Cagar Budaya untuk melakukan pemeringkatan cagar budaya.
Dengan dukungan dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan,
diharapkan permasalahan yang dihadapi tersebut dapat segera
terselesaikan.
Melalui laporan kinerja ini diharapkan dapat memberikan gambaran
objektif tentang kinerja yang dihasilkan BPCB Sumatera Barat pada
tahun 2018. Semoga laporan kinerja ini bermanfaat sebagai bahan
evaluasi perencanaan program/kegiatan dan anggaran, perumusan
kebijakan bidang pendidikan dan kebudayaan serta peningkatan kinerja
di tahun mendatang.
Batusangkar, Januari 2019
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat,
Drs. Nurmatias
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar [] ___ i
Daftar Isi [] ___ iii
Ikhtisar Eksekutif [] ___ v
Bab 1 Pendahuluan [] ___ 1
A. Gambaran Umum [] ___ 1
B. Dasar Hukum [] ___ 2
C. Tugas dan Fungsi serta Struktur Organisasi []___ 2
D. Isu-Isu Strategis/Permasalahan [] ___ 3
Bab 2 Perencanaan Kinerja [] ___ 5
Bab 3 Akuntabilitas Kinerja [] ___ 7
A. Capaian Kinerja Organisasi [] ___ 7
B. Realisasi Anggaran [] ___ 25
Bab 4 Penutup [] ___ 26
Lampiran-Lampiran
1. Dokumen Perjanjian Kinerja
2. Formulir Pengukuran Kinerja
iv
v
Ikhtisar Eksekutif
Laporan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat wilayah
kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau menyajikan tingkat
pencapaian 1 (satu) sasaran strategis dengan 3 (tiga) indikator kinerja
sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja tahun 2018. Tingkat ketercapaian
dan ketidakcapaian indikator kinerja lebih detail diuraikan pada Bab III.
Secara umum, capaian kinerjanya adalah sebagai berikut:
Beberapa permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya pencapaian target
antara lain:
1. Perubahan/penambahan anggaran dan kegiatan di tahun berjalan yang
memerlukan waktu untuk revisi anggaran dan penyesuaian jadwal kegiatan
sehingga pelaksanaan beberapa kegiatan masih belum sesuai dengan jadwal
kegiatan yang sudah ditentukan;
2. Bahan pemugaran cagar budaya khususnya batu bata merah yang sesuai
dengan kebutuhan pemugaran candi sulit didapatkan;
vi
3. Cara/metode pelaksaan kegiatan secara swakelola/kontrak serta kewajiban
untuk menggunakan aplikasi SIMPEL dalam pengadaan barang/jasa masih
perlu disosialisasikan kepada stakeholders terkait;
4. Keterbatasan kuantitas dan kualitas SDM Pelestari dibandingkan dengan
banyak dan luasnya objek kerja, ditambah lagi adanya permintaan tenaga dari
pemerintah daerah;
5. Dari segi pengamanan dan pengendalian cagar budaya, kurangnya
pengawasan cagar budaya, sehingga terjadi pencarian ilegal terutama cagar
budaya bawah air;
6. Kurangnya kesadaran, pemahaman dan peran aktif pemerintah daerah,
masyarakat, dan pihak-[pihak terkait akan pentingnya pelestarian cagar
budaya;
7. Ketidakseragaman organisasi yang membidangi kebudayaan khususnya
pelestarian cagar budaya di daerah otonom;
8. Masih ada beberapa daerah otonom yang belum memiliki Tim Ahli Cagar
Budaya sehingga belum terlaksananya pemeringkatan cagar budaya di tingkat
kab/kota dan provinsi;
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan/kendala yang muncul
antara lain:
1. Menyusun timeline kegiatan per bulan, per triwulan, per semester dan per
tahun sehingga jika terjadi perubahan/penambahan anggaran,
program/kegiatan, pelaksanaannya dapat segera disesuaikan;
2. Berusaha mendapatkan bahan baku berupa batu bata yang sesuai kualitas dan
kuantitasnya dengan kebutuhan pemugaran;
3. Peningkatan sosialisasi penggunaan aplikasi SIMPEL dalam pengadaan
barang/jasa kepada stakeholders;
vii
4. Melibatkan tenaga eksternal yang berkompeten di bidang pelestarian cagar
budaya;
5. Meningkatkan pengaman dan pengendalian cagar budaya terutama cagar
budaya bawah air dengan pelatihan PPNS;
6. Peningkatan sosialisasi kepada pemerintah daerah, masyarakat dan pihak-
pihak terkait tentang pentingnya upaya pelestarian cagar budaya;
7. Perlu meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam rangka
pelestarian cagar budaya;
8. Perlu tindak lanjut dan dorongan kepada pemerintah daerah otonom untuk
membentuk Tim Ahli Cagar Budaya.
viii
^
____^*^____
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 1
BAB I Pendahuluan
A. GAMBARAN UMUM
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat wilayah kerja Provinsi
Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau merupakan satuan kerja/Unit Pelaksana
Teknis (UPT) yang berada di bawah pembinaan Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. BPCB Sumatera Barat pertama kali
dibentuk pada tahun 1989 dengan nama Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbaka
(SPSP) sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:
0767/0/1989 tanggal 7 Desember 1989 tentang Organisasi dan Tata Kerja Suaka
Peninggalan Sejarah dan Purbaka.
Selanjutnya, pada tahun 2002, ketika SPSP tidak lagi berada di bawah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan bergabung ke sektor Pariwisata,
namanya dirubah menjadi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) sesuai
dengan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata No.
KEP-06/BP BUDPAR/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian
Peninggalan Purbakala. Pada akhir tahun 2011 terjadi perubahan kementerian
yang salah satunya mengakibatkan sektor Kebudayaan kembali bergabung dengan
sektor ke Pendidikan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mengikuti perubahan di atas, pada tahun 2012 BP3 dirubah namanya lagi
menjadi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 52 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pelestarian Cagar Budaya. Terakhir, pada tahun 2015 BPCB mengalami
pembenahan rumusan tugas dan fungsi sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 30 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pelestarian Cagar Budaya.
2 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Sejak bulan Januari tahun 2016, BPCB Sumatera Barat dipimpin oleh Drs.
Nurmatias. Jumlah SDM yang ada sebanyak 76 orang PNS (24 diantaranya adalah
PNS Juru Pelihara Cagar Budaya), 24 orang Pegawai Non PNS, dan 117 orang Juru
Pelihara Cagar Budaya Non PNS. BPCB Sumatera Barat mempunyai tiga wilayah
kerja yaitu Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.
B. DASAR HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
3. PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja;
4. Permendikbud Nomor 9 Tahun 2016 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di
Lingkungan Kemendikbud;
5. Permendikbud Nomor 30 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pelestarian Cagar Budaya;
6. Permendikbud Nomor 31 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas Balai Pelestarian
Cagar Budaya;
C. TUGAS DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI
Tugas:
Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya, BPCB Sumatera
Barat mempunyai tugas:
“melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya
dan yang diduga cagar budaya di wilayah kerjanya”.
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 3
Fungsi:
Balai Pelestarian Cagar Budaya (Sumatera Barat) mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan penyelamatan dan pengamanan cagar budaya dan yang
diduga cagar budaya;
b. Pelaksanaan zonasi cagar budaya dan yang diduga cagar budaya;
c. Pelaksanaa pemeliharaan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya;
d. Pelaksanaan pengembangan cagar budaya dan yangdiduga cagar
budaya;
e. Pelaksanaan pemanfaatan cagar budaya dan yangdiduga cagar budaya;
f. Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi cagar budaya dan yang diduga
cagar budaya;
g. Pelaksanaan kemitraan di bidang pelestarian cagar budaya dan yang
diduga cagar budaya; dan
h. Pelaksanaan urusan ketatausahaan.
D. ISU-ISU STRATEGIS/PERMASALAHAN
Beberapa permasalahan/isu strategis yang menjadi perhatian antara lain:
1. Manajemen pelaksanaan anggaran, program dan kegiatan masih belum dapat
berjalan dengan baik sesuai jadwal yang telah ditentukan;;
2. Kesulitan dalam pengadaan bahan baku pemugaran berupa batu bata merah;
3. Masih kurangnya pemahaman pihak-pihak terkait pengadaan barang dan jasa
pemerintah tentang penggunaan aplikasi SIMPEL;
4. Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM Pelestari dibanding luas dan
banyaknya objek kerja;
5. Keterbatasan kualitas dan kuantitas PPNS dalam penanganan kasus
pelanggaran pelestarian cagar budaya;
6. Kurangnya pengawasan, pengamanan dan pengendalian pelestarian cagar
budaya bawah air;
4 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
7. Pelibatan dan peran aktif pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak-[pihak
terkait masih kurang maksimal dalam pelestarian cagar budaya;
8. Ketidakseragaman organisasi yang membidangi kebudayaan khususnya
pelestarian cagar budaya di daerah otonom;
9. Daerah Otonom masih belum memiliki Tim Ahli Cagar Budaya untuk
melakukan pemeringkatan cagar budaya.
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 5
BAB II Perencanaan Kinerja
Visi Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat 2015 – 2019
“Terwujudnya Cagar Budaya yang Lestari di Provinsi Sumatera Barat, Riau,
dan Kepulauan Riau”
Misi
Tujuan Strategis
Kode Misi Misi
M1 Mewujudkan penyelamatan dan pengamanan Cagar Budaya
M2 Mewujudkan zonasi Cagar Budaya
M3 Mewujudkan pemeliharaan dan pemugaran Cagar Budaya
M4 Mewujudkan pengembangan Cagar Budaya
M5 Mewujudkan pemanfaatan Cagar Budaya
M6 Mewujudkan dokumentasi dan publikasi
Kode Tujuan Tujuan
T1 Peningkatan penyelamatan dan pengamanan Cagar Budaya
T2 Peningkatan zonasi Cagar Budaya
T3 Peningkatan pemeliharaan dan pemugaran Cagar Budaya
T4 Peningkatan pengembangan Cagar Budaya
T5 Peningkatan pemanfaatan Cagar Budaya
T6 Peningkatan dokumentasi dan publikasi Cagar Budaya
T7 Peningkatan kemitraan Cagar Budaya
6 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Dalam rangka mencapai tujuan strategis, BPCB Sumatera Barat menetapkan target
tahunan yang akan dicapai, yaitu melalui perjanjian kinerja tahun 2018. Berikut
ringkasan Perjanjian Kinerja BPCB Sumatera Barat tahun 2018:
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Anggaran
1 Meningkatnya
pelestarian cagar
budaya di Provinsi
Sumatera Barat, Riau
dan Kepulauan Riau
Jumlah peserta
internalisasi cagar
budaya
2000 Peserta 1.827.558.000,-
Julah naskah
pelestarian cagar
budaya
27 Naskah 1.000.000.000,-
Cagar Budaya yang
dilestarikan
72 Cagar
Budaya
3.807.198.000,-
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 7
BAB III Akuntabilitas Kinerja
A. CAPAIAN KINERJA BPCB SUMATERA BARAT
Sesuai perjanjian kinerja tahun 2018, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB)
Sumatera Barat, menetapkan 1 (satu) sasaran dengan 3 (tiga) indikator kinerja.
Berikut informasi tingkat ketercapaiannya selama tahun 2018.
Sasaran #1 Meningkatnya pelestarian Cagar Budaya di Provinsi Sumatera
Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.
Indikator kinerja:
1. Jumlah peserta internalisasi Cagar Budaya
2. Jumlah naskah pelestarian Cagar Budaya
3. Jumlah Cagar Budaya yang dilestarikan
IKK #1. Jumlah Peserta Internalisasi Cagar Budaya
Realisasi 2017
Tahun 2018 Target Akhir Renstra
2019
% Capaian Realisai Terhadap Target Akhir
Renstra 2019
Target Realisasi %
2.000 2.000 2.000 100 10.000 80
8 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan dukungan program/kegiatan
sebagai berikut:
1. Layanan informasi Cagar Budaya di Media Massa
2. Pemutaran Film Cagar Budaya melalui Bioskop Keliling
3. Sosialisasi Pelestarian Cagar Budaya kepada masyarakat dan pemangku
kepentingan
4. Dialog Interaktif Cagar Budaya di Radio/TV
5. Pameran Cagar Budaya
6. Kemah Cagar Budaya
Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian
target antara lain:
1. Kurangnya antusias sebagian peserta (masyarakat) dalam mengikuti kegiatan
internalisasi;
2. Kurangnya dukungan pemerintah daerah dalam memfasilitasi kegiatan
internalisasi Cagar Budaya.
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 9
Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat
tercapai antara lain:
1. Melakukan inovasi dan variasi metode dan teknik kegiatan internalisasi Cagar
Budaya;
2. Melakukan koordinasi yang lebih intens kepada Pemerintah Daerah.
Foto-Foto
Kegiatan Internalisasi Cagar Budaya
Pameran Hari Pers Nasional
Kemah Cagar Budaya
10 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Publikasi Cagar Budaya melalui Media Massa (Radio)
Pemutaran Film Cagar Budaya di Sekolah
Pemutaran Film Cagar Budaya di Masyarakat Umum
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 11
Dialog Interaktif Cagar Budaya
IKK #2. Jumlah Naskah Pelestarian Cagar Budaya
Realisasi 2017
Tahun 2018 Target Akhir Renstra
2019
% Capaian Realisai Terhadap Target Akhir
Renstra 2019
Target Realisasi %
23 27 27 100 100 90
12 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan dukungan program/kegiatan
sebagai berikut:
1. Kajian Pelestarian Cagar Budaya;
2. Pendokumentasian Cagar Budaya.
Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian
target antara lain:
1. Kurangnya kuantitas dan kualitas SDM yang kapabel dalam melaksanakan
kegiatan Kajian Pelestarian Cagar Budaya
2. Kurangnya tingkat koneksivitas daerah-daerah di wilayah kerja karena terpisah
oleh laut dan kepulauan.
Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat
tercapai antara lain:
1. Melakukan penambahan dan pembelajaran SDM terhadap metode dan teknik
terbaru dalam pelaksananaan Kajian Pelestarian Cagar Budaya.
2. Melakukan survei jalur dan media transportasi di wilayah kerja (terutama di
Provinsi Riau dan Kepulauan Riau).
Foto-Foto
Kegiatan Kajian Pelestarian Cagar Budaya
Kajian Pelindungan Situs Pulau Basing Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau
Persiapan Pembuatan Kotak Ekskavasi Pengambilan Foto Udara
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 13
Pengambilan Data Teknis
Penggalian dengan Metode Test Pit Excavation
pada Salah Satu Kotak Galian
Penggalian dan Pembersihan Permukaan
Struktur Dugaan Pondasi
Diskusi Lapangan bersama Kasi BPCB Sumatera
Barat, Tim Ahli, dan Pemilik Pulau
Pengukuran Sisa Struktur Dinding Penahan Tanah
Situs Pulau Basing
Persiapan Pembuatan Kotak Ekskavasi
14 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Pelaksanaan Forum Diskusi Terpumpun Kajian
Pelindungan Pulau Basing
Pelaksanaan Forum Diskusi Terpumpun Kajian
Pelindungan Pulau Basing
Kajian Adaptasi Kompleks Menhir Belubus,
Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat
Diskusi Lapangan bersama Tim Ahli terkait
Rancangan Museum Megalit Situs Menhir
Belubus
Diskusi Lapangan bersama Tim Ahli terkait
Tata Lansekap Situs Menhir Belubus
Pengambilan Data Teknis Lapangan Wawancana bersama Tokoh Masyarakat Belubus
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 15
Diskusi terkait Strategi Pelestarian Situs Menhir
Belubus bersama Pihak Pemerintah Kabupaten
Lima Puluh Koto
Sesi Tanya-Jawab pada Forum Diskusi Terpumpun
Kajian Adaptasi Situs Menhir Belubus, dihadiri
berbagai instansi
Forum Diskusi Terpumpun Kajian Adaptasi
Situs Menhir Belubus, dihadiri berbagai
Instansi
Foto Bersama seusai Forum Diskusi Terpumpun
Kajian Adaptasi Situs Menhir Belubus
Kajian Kelayakan Juru Pelihara
Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat
Pengisian Form Instrumen Penilaian Kelayakan
Juru Pelihara di Situs Candi Pulau Sawah
Pengisian Form Instrumen Penilaian Kelayakan Juru
Pelihara di Situs Candi Padang Roco
16 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Diskusi BPCB Sumatera Barat bersama Tim Ahli
terkait Penyusunan Instrumen Penilaian
Diskusi dan Pengambilan Data
di Gedung Djoang BPPI, Kota Padang
Foto- Foto
Kegiatan Pendokumentasian Cagar Budaya
Pendataan Cagar Budaya di kabupaten Siak
Pendataan Cagar Budaya di kabupaten Indragiri Hulu
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 17
IKK #3. Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan
Realisasi 2017
Tahun 2018 Target Akhir Renstra
2019
% Capaian Realisai Terhadap Target Akhir
Renstra 2019
Target Realisasi %
72 72 72 100 330 85,7
Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan dukungan program/kegiatan
sebagai berikut:
1. Penyelamatan Cagar Budaya
2. Pengamanan Cagar Budaya
3. Zonasi Cagar Budaya
4. Pemeliharaan Cagar Budaya
5. Pemugaran Cagar Budaya
6. Adaptasi Cagar Budaya
7. Revitalisasi Cagar Budaya
8. Pemanfaatan Cagar Budaya
9. Kemitraan Cagar Budaya
18 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam upaya pencapaian
target antara lain:
1. Kurangnya dukungan masyarakat sekitar situs dan pemilik Cagar Budaya
dalam pelestarian Cagar Budaya.
2. Kurangnya dukungan pemerintah daerah dalam memfasilitasi kegiatan
pelestarian Cagar Budaya.
3. Kurangnya dukungan regulasi di bidang pelestarian Cagar Budaya, seperti:
a. belum terbitnya Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
b. belum adanya Pedoman (NSPK) Pelestarian Cagar Budaya yang disusun
berdasar regulasi terbaru tentang Cagar Budaya yaitu Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
4. kurangnya kuantitas dan kualitas SDM pelestari di Balai Pelestarian Cagar
Budaya Sumatera Barat
Beberapa langkah antisipasi yang dilakukan agar target indikator kinerja dapat
tercapai antara lain:
1. Melakukan peningkatan sosialisasi dan internalisasi Cagar Budaya ke
masyarakat dan seluruh pemangku kepentiangan.
2. Melakukan koordinasi yang lebih intens kepada Pemerintah Daerah.
3. Mendorong Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman untuk
mempercepat proses penerbitan Peraturan Pemerintah tentang Pelestarian
Cagar Budaya dan memproduksi Pedoman-Pedoman Teknis tentang
Pelestarian Cagar Budaya
4. Mengusulkan tambahan formasi pegawai ASN dan melakukan peningakatan
kapasitas SDM aparatur dengan mengikutsertasi ke dalam diklat-diklat dan
pendidikan lanjutan.
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 19
Foto – Foto
KegiatanPenyelamatan Cagar Budaya
Foto. Proses ekskavasi Munggu XI
Foto. Hasil ekskavasi (Lanjutan) Munggu XI Situs Candi Pula Sawah Dharmasraya
Kegiatan Pengamanan Cagar Budaya (Penanganan Kasus) Pencarian Ilegal di Kep. Riau
20 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Kegiatan Pengamanan Cagar Budaya (Penanganan Kasus) Pencarian Ilegal di Kep. Riau
Kegiatan Pengamanan Cagar Budaya dengan cara Pemberian Kompensasi kepada
Masyarakat Penemu
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 21
FOTO-FOTO
PEMELIHARAAN CAGAR BUDAYA
Studi Keterawatan Cagar Budaya di Padang Ranah Sijunjung
Konservasi Surau Atap Ijuk
Perbaikan Fasilitas Cagar Budaya Situs Menhir Talago Gunung
22 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
FOTO-FOTO
PEMUGARAN CAGAR BUDAYA
Pemugaran Candi Muara Takus
Pemugaran Makam Kerkhof Belanda
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 23
FOTO-FOTO
STUDI KELAYAKAN ADAPTASI
Penggambaran Eksisting Rumah Raja Daud, Pulau Penyengat
Peninjauan pada Sebaran Munggu di Kompleks Candi Pulau Sawah
Kabupaten Dharmasraya
STUDI TEKNIS ADAPTASI
Peninjauan Gedung Landrad, Kabupaten Siak
24 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
STUDI KELAYAKAN REVITALISASI
Penggambaran Foto Aerial Kawasan Benteng Dalu-dalu, Kabupaten Rokan Hulu
Sebagai Data Eksisting Kelayakan Revitaliasi
Wawancara bersama Masyarakat sekitar Rumah Tan Malaka, Kabupaten Lima Puluh Koto
Terkait Kelayakan Revitalisasi
STUDI KELAYAKAN PEMANFAATAN
Tingginya Kunjungan Pemanfaatan pada Makam Syekh H. A. Rahman Sidik,
Kabupaten Indragiri Hilir
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 25
Peninjauan Kondisi Interior Kantor PDRI, Koto Tinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota
Sebagai Data Teknis Kelayakan Pemanfaatan
B. REALISASI ANGGARAN
Pagu anggaran Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat dalam
DIPA tahun 2018 sebesar Rp. 16.604.924.000,-. Dari pagu anggaran tersebut
berhasil direalisasikan sebesar Rp 15.412.906.331,- dengan persentase daya serap
sebesar 92,8 %.
Pagu sebesar tersebut di atas digunakan untuk membiayai pencapaian 1
(satu) sasaran dengan 3 (tiga) indikator kinerja. Berikut rincian penyerapan
anggaran pada masing-masing sasaran/indikator kinerja.
No Sasaran Strategis Indikator
Kinerja Anggaran Realisasi
% Daya
Serap
1 Meningkatnya
pelestarian cagar
budaya di Provinsi
Sumatera Barat,
Riau dan
Kepulauan Riau
Jumlah peserta
internalisasi
cagar budaya
1.827.558.000,- 1.780.603.600,- 97.43
Jumlah naskah
pelestarian cagar
budaya
1.000.000.000,- 822.358.950,- 82.24
Cagar Budaya
yang dilestarikan
3.807.198.000,- 3.270.696.711,- 85.91
26 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
BAB IV Penutup
Selama tahun 2018, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatera Barat berhasil
melaksanakan seluruh kegiatan untuk mendukung pencapaian target yang
ditetapkan. Berikut ringkasan pencapaian indikator kinerja dan kinerja keuangan.
Dari hasil evaluasi kinerja, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian antara
lainpenjadwalan pelaksanaan kegiatan yang masih kurang ketat sehingga
mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan yang pada akhirnya
mempengaruhi kecepatan dan ketepatan daya serap anggaran
Untuk meningkatkan kinerja organisasi, beberapa fokus perbaikan yang akan
dilakukan ke depan antara lain memperketat jadwal pelaksanaan kegiatan dan
memperketat pengawasan pelaksanaan kegiatan dan anggaran di level pelaksanaa
kegiatan.
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 27
Lampiran-Lampiran
1. Dokumen perjanjian kinerja
2. Formulir pengukuran kinerja
28 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat dengan
Direktur Jenderal Kebudayaan
TUGAS
Melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya di wilayah kerja (Provinsi Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau).
FUNGSI
1. Pelaksanaan penyelamatan dan pengamanan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya;
2. Pelaksanaan zonasi cagar budaya dan yang diduga cagar budaya; 3. Pelaksanaan pemeliharaan dan pemugaran cagar budaya dan yang diduga cagar
budaya; 4. Pelaksanaan pengembangan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya; 5. Pelaksanaan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya; 6. Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi cagar budaya dan yang diduga cagar budaya; 7. Pelaksanaan kemitraan di bidang pelestarian cagar budaya dan yang diduga cagar
budaya; 8. Pelaksanaan urusan ketatausahaan BPCB.
TARGET CAPAIAN
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN
(Rp.)
Meningkatnya pelestarian Cagar Budaya di Provinsi Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau
1 Jumlah peserta
internalisasi cagar budaya 2000 orang
1.827.558.000,-
2 Jumlah Naskah Pelestarian
Cagar Budaya 27
Naskah 1.000.000.000,-
3 Jumlah Cagar Budaya Yang Dilestarikan
72 CB
3.807.198.000,-
Total Jumlah Anggaran Kegiatan Pelestarian dan Pengelolaan Peninggalan Purbakala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat sebesar Rp. 16.604.924.000,-(enam belas milyar enam ratus empat juta sembilan ratus dua puluh empat ribu rupiah).
[LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018] 29
Rencana Penyerapan Anggaran 2018
Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Penyerapan Bulanan
370.128 512.765 716.305 1.012.425 1.030.170 1.298.884 1.728.706 1.667.264 1.914.738 1.662.292 1.972.997 2.718.250
Penyerapan Kumulatif
370,128 882,893 1,599,198 2,611,623 3,641,793 4,940,677 6,669,383 8,336,647 10,251,385 11,913,677 13,886,674 16,604,924
% Penyerapan
2.3 5.4 9.8 16.0 22.3 30.3 40.9 51.1 62.8 73.0 85.1 100.0
EVALUASI
Bagi unit kerja yang realisasi kinerjanya mencapai dan melebihi dari target yang sudah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, diberikan penghargaan oleh Mendikbud, berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid
Jakarta, Januari 2018 Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat, Nurmatias
30 [LAKIP BPCB Sumatera Barat 2018]
Formulir Pengkuran Kinerja
Unit Kerja : Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat
Tahun : 2018
Sasasan
Strategis
Indikator
Kinerja
Target Anggaran Realisasi
Target % Anggaran %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Meningkatnya
pelestarian
Cagar Budaya
di Provinsi
Sumatera
Barat, Riau,
dan Kepulauan
Riau
Jumlah
peserta
internalisasi
cagar
budaya
2000
orang
1.827.558.000 2000 100 1.780.603.600 97,4
Jumlah
Naskah
Pelestarian
Cagar
Budaya
27
Naskah
1.000.000.000 27 100 822.358.950 82,2
Jumlah
Cagar
Budaya
Yang
Dilestarikan
72
Cagar
Budaya
3.807.198.000 72 100 3.807.198.000 85,9