LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... ·...

67

Transcript of LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... ·...

Page 1: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran
Page 2: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran
Page 3: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAU NOMOR :

TANGGAL :

STATUS CAGAR BUDAYA TIDAK BERGERAK PERINGKAT PROVINSI

I. SITUS CAGAR BUDAYA

1 Nama Situs : Kompleks Makam Ali Malana

Alamat : Koto Pangean

Kelurahan : Koto Pangean

Kecamatan : Pangean

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚ 25’ 37,4” dan E 101˚ 40’ 51,5”

Batas-batas : Utara : Hutan Ujung Tae

: Selatan : Hutan Ujung Tae

: Barat : Hutan Ujung Tae

: Timur : Hutan Ujung Tae

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Agak sulit, karena objek berada di dalam hutan. Untuk menuju lokasi dari jalan kampung bersemen kita melewati jalan setapak ± 200 m.

Deskripsi

Arkeologis

: Kompleks Makam berada dalam cungkup. Di

dalam kompleks makam terdapat sekitar 15 makam. Makam yang menggunakan jirat berjumlah 4 buah, bentuk jirat kempat makam

sama, yaitu terbuat dari keramik berwaran merah. Jirat dan cungkup ini merupakan hasil

penambahan baru yaitu pada 29 Desember 2007 oleh Pemda Kuantan Singingi. Makam Ali Kelana sendiri berada di makam yang berjirat urutan

kedua dari sisi timur. Nisan makam terbuat dari kayu sungkai.

Luas : Luas Lahan : 15 m x 20 m

Luas Bangunan : 10 m x 15 m

Kondisi Saat Ini : Utuh

Status Kepemilikan dan/atau

pengelolaan

: Masyarakat

Page 4: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

2 Nama Situs : Kompleks Makam Guru Datuak Baroman Bosi

Alamat : -

Kelurahan : Koto Pangean

Kecamatan : Koto Pangean

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚ 25’ 43,1” E 101˚ 40’ 36,6”

Batas-batas : Utara : Kebun Karet

: Selatan : Kebun Karet

: Barat : Lapangan bola kaki

: Timur : Kebun Karet

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar

Budaya

: Mudah, karena objek berada di areal pemukiman

penduduk. Bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4.

Deskripsi Arkeologis

: Kompleks Makam berada dalam cungkup. Di dalam kompleks makam terdapat sekitar 8

makam, dari 8 buah makam 7 makam berjirat dan 1 buah makam tak berjirat. 6 makam berjirat keramik merah dan 1 buah makam berjirat dari

plesteran semen berprofil. Dari 8 buah makam yang ada di kompleks makam ini, 4 buah makam

nisannya terbuat dari kayu, 1 buah makam nisannya terbuat dari batu dengan bentuk nisam tipe Aceh, 2 buah makam tanpa nisan, 1 buah

makam (tak berjirat) nisannya terbuat dari kayu. Makam Datuak Baroman Bosi sendiri berjirat plesteran semen berprofil. Ukuran jirat 260 cm x

130 cm, dan tinggi 1 m. Nisan makam terbuat dari kayu sungkai dan yang terlihat hanya nisan

bagian kepala karena makam ini ditumbuhi tanah rayap. Ukuran nisan tersebut 15 cm x 15 cm x 55 cm.

Luas : Luas Lahan : 20 m x 11 m

Luas Bangunan : Cungkup 15 m x 6 m

Kondisi Saat Ini : Utuh

Status Kepemilikan dan/atau pengelolaan

: Masyarakat

Page 5: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

3 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Keramat Ashar

Alamat : Jl. Sudirman

Kelurahan : Pasar

Kecamatan : Kuantan Tengah

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚31’43.3” dan E 101˚34’23.1”

Batas-batas : Utara : Jalan Sudirman

: Selatan : Pasar rakyat

: Barat : Jalan Diponegoro

: Timur : Jalan Sudirman

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena lokasi situs berada di dekat jalan raya beraspal sehingga dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau empat.

Deskripsi

Arkeologis

: Makam keramat Ashar berada di tepi jalan raya

utama. Makam ini terletak di persimpangan Jalan Sudirman. Makam keramat Ashar

merupakan makam tunggal yang telah diberi cungkup. Cungkup makam juga berfungsi sebagai tempat para peziarah. Sekeliling lantai

cungkup makam telah diberi keramik. Jirat makam telah diberi keramik dan diberi kelambu berwarna hijau yang menutupi sekeliling jirat

makam. Nisan makam terbuat dari batu tanpa pengerjaan. Bentuk nisannya hampir sama

dengan nisan-nisan yang ada di kompleks makam Syech Burhanuddin Ulakan Padang Pariaman. Di dalam jirat juga terdapat kemo

(Kemo adalah wadah air yang terbuat dari cangkang kerang berukuran besar. Air kemo

dipercaya oleh masyarakat mengandung keramat dan berkhasiat. Kemo umumnya ditemukan di makam-makam yang ada di daerah Padang

Pariaman). Sementara di sekeliling makam telah diberi pagar besi dan dibuat taman. Dari segi

arsitektur, makam ini telah mengalami perubahan dan tidak memperlihatkan nilai arkeologisnya lagi.

Luas : Luas Lahan : 14,5 X 20 m (290 m²)

Luas Bangunan : 6 X 2,8 m (16,8 m²)

Kondisi Saat Ini : Utuh dan terawat.

Status Kepemilikan dan/atau pengelolaan

: Pemerintah Daerah Kuantan Singingi

Page 6: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

4 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Umar Usman

Alamat : Jl.Datuak Bisai, Dusun Simpang 3

Desa/Kelurahan : Koto

Kecamatan : Kuantan Tengah

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚32’01.0” E 101˚34’04.0”

Batas-batas : Utara : Mushola Baitul Akbar

: Selatan : Jl. Koto

: Barat : Rumah penduduk

: Timur : Sungai

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena lokasi situs berada di dekat jalan raya beraspal sehingga dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau empat.

Deskripsi

Arkeologis

: Lokasi makam ini terletak di sisi jalan raya.

Secara keseluruhan, makam ini telah mengalami perubahan, yaitu penambahan keramik pada

lantai dan jirat makam serta gapura pada pintu masuk. Makam ini merupakan makam tunggal yang sekeliling lantainya telah diberi keramik dan

diberi pagar tembok keliling. Jirat makam terbuat dari keramik yang dibentuk berundak. Makam ini memakai nisan yang di bagian kepalanya (sisi

utara) terdapat replika bambu runcing dari bahan besi dan diberi warna cat kuning. Di

depan jirat, bagian selatan terdapat prasasti terbuat dari beton yang dibentuk seperti pohon besar yang terpotong. Prasasti tersebut berisi

uraian tentang perjuangan Usman Umar dan peresmian pemugaran makam.

Luas : Luas Lahan : 15 x 12.8 m (192 m²)

Luas Bangunan : 3.4 x 2.3 m (7.82 m²)

Kondisi Saat Ini : Utuh dan terawat.

Status Kepemilikan

dan/atau pengelolaan

: Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

Page 7: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

5 IDENTITAS

Nama Situs : Kompleks Makam Japura I

Alamat : -

Kelurahan : Japura Laut

Kecamatan : Lirik

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00°21’43,7” E 102°20’52,4”

Batas-batas : Utara : Kompleks Pertamina

: Selatan : Kompleks Pertamina

: Barat : Kompleks Pertamina

: Timur : Kompleks Pertamina

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Relatif mudah, untuk sampai ke lokasi bisa menggunakan roda 2 atau 4.

Deskripsi

Arkeologis

: Kompleks makam Japura I berada di dalam lokasi

tanah milik Pertamina. Pada kompleks makam ini terdapat 17 makam. Nisan yang ada di kompleks

makam ini terdiri dari nisan type Aceh dan tipe Riau. Pada keempat sisi kompleks makam diberi talud yang berupa susunan batu bata dan di beri

pagar keliling dengan kawat berduri.

Luas : Luas Lahan : 19,5 m x 29,2 m

Luas Bangunan : 19,5 m x 29,2 m

Kondisi Saat Ini : Utuh dan terawat. Secara fungsional, kompleks makam ini masih memiliki kesinambungan fungsi.

Hal ini karena kompleks makam ini sampai sekarang masih difungsikan sebagai makam.

Status

Kepemilikan dan/atau pengelolaan

: Pertamina dan dikelola bersama Pemerintah

Daerah Kabupaten Indragiri Hulu dan BPCB Prov. Sumatera Barat, Riau, dan Kep. Riau.

Page 8: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

6 IDENTITAS

Nama Situs : Kompleks Makam Narasinga II

Alamat : -

Desa/Kelurahan : Desa Kota Lama

Kecamatan : Rengat Barat

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00°20’57,5” E 102°23’46,2”

Batas-batas : Utara

: Makam Raja Usman Fadillah Dt. Bendahara dara putih

: Selatan : Benteng

: Barat : Makam Narasinga II

: Timur : Benteng

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Relatif mudah, untuk sampai ke lokasi bisa menggunakan roda 2 atau 4.

Deskripsi

Arkeologis

: Pada kompleks makam ini terdapat sebelas

makam. Makam yang penting pada kompleks

makam ini adalah makam Narasinga II dan

makam Sultan Usuluddin. Makam Narasingga II

berada pada tanah yang paling tinggi

dibandingkan dengan makam lainnya. Sekeliling

makam terdapat parit tanah yang cukup dalam

(sekitar 4 m ). Parit ini mengelilingi kompleks

makam mengikuti bentukan tanah makam yang

makin ke utara makin rendah. Narasinga II adalah

sebagai Raja Kerajaan Indragiri ke - 4 yang

menetap di Rengat. Nisan makam Narasinga II

terbuat dari bahan granit, sedangkan jirat dari

bahan batu andesit dengan arah orientasi utara-

selatan. Jirat berbentuk susunan berupa tiga

undakan. Nisan berukuran tinggi 84 cm, lebar 49

cm dan tebal 21 cm. Pada bagian badan nisan

terdapat tulisan yang diukir dengan bahasa Arab.

Bentuk nisan berbentuk tipe aceh dengan hiasan

kombinasi antara lengkung-lengkung stiliran dan

garis-garis vertikal yang dibuat secara timbul.

Pada Makam Raja Nara Singa II terdapat dua buah

Batu Nisan tipe Aceh yang terbuat dari batu jenis

Andesit dan sebuah jerat asli yang terbuat dari

batu jenis Granit. yang di dalamnya tedapat

sebelas makam pendamping,diantaranya adalah :

Makam Sultan Usuluddin,Putra Mahkota Raja

Nara Singa II,Sultan Kerajan Indragiri ke V.

Makam Jendral Verdicho Marloce,seorang

panglima perang Portugis yang di tawan Narasinga

II ketika merebut Kota Malaka dari kekuasaan

Portugis dan Makam Para Mentri Kerajaan

Indragiri semasa pemerintahan Raja Narasinga II

menjadi Sultan Kerajaan Indragiri ke IV. Batu

Page 9: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

Nisan Makam Raja Narasing II terbuat dari batu

Andesit dengan ukuran :

Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM.

Bagian pinggang berukuran lebar : 31 CM,dengan

ketebalan 21 CM.

Bagian Sayap/ Tanduk, berukuran : 49 X 21 CM.

Dengan ukuran Tinggi : 78 CM

Pada bagian atas Batu Nisan terdapat Relif atau

ukiran yang berbentuk Tri Sula membentuk

sebuah Mahkota Raja,yang mengandung makna

Keagungan Filosofi Adat sebagai sendi dasar

kehidupan yang berbunyi Adat bersendi

Syarak,dan Syarak bersendikan Kitabullah. Jirat

asli dari Makam Raja Nara Singa II berada di

tengah dengan posisi antara dua batu nisan,jerat

terbuat dari Batu Geranit,berukuran 39 X 254

CM.

Sedangkan jerat tambahan yang dibangun Pemda

Inhu terdiri dari batu mermer dengan ukuran :

3,78 X 1.45 Cm.

Luas : Luas Lahan : 16,19 Ha

Luas Bangunan : 21,3 x 32,5 m

Kondisi Saat Ini : Utuh dan terawat. Secara fungsional, kompleks

makam ini masih memiliki kesinambungan fungsi. Hal ini karena kompleks makam ini sampai sekarang masih difungsikan sebagai

makam.

Status Kepemilikan dan/atau pengelolaan

: Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu

Page 10: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

7 IDENTITAS

Nama Situs : Kompleks Makam Sultan Kasedengan

Alamat :

Desa/Kelurahan : Desa Kota Lama

Kecamatan : Rengat Barat

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00°20’55,2” E 102°23’41,2”

Batas-batas : Utara : Benteng

: Selatan : Taman

: Barat : Makam Narasinga II

: Timur : Makam Raja Usman Fadillah Dt.

Bendahara Dara Putih

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Relatif mudah, untuk sampai ke lokasi bisa menggunakan roda 2 atau 4.

Deskripsi

Arkeologis

: Makam Sultan Kasedengan berada di sebelah

barat kompleks makam Narasinga II dengan jarak lebih kurang 100 meter. Nisan makam Sultan

Kasedengan terbuat dari granit dan jirat dilapisi porselin warna putih dengan panjang jirat 235 cm dan lebar 122 cm. Nisannya berbentuk

tanduk kerbau yang bagian atasnya terdapat ragam hias ceplok bunga dan pilin. Tinggi nisan 70 cm, lebar 31 cm dan tebal 13 cm. Bagian

dasar nisan berbentuk segi empat dengan dua ukiran berbentuk segi empat yang dipahat serta

di bagian atasnya ada satu bonggolan yang dibagian tengahnya berbentuk segitiga.

Luas : Luas Lahan : 16,19 Ha

Luas Bangunan : 5,7 x 13 m

Kondisi Saat Ini : Utuh dan terawat. Secara fungsional, kompleks

makam ini masih memiliki kesinambungan fungsi. Hal ini karena kompleks makam ini

sampai sekarang masih difungsikan sebagai makam.

Status Kepemilikan dan/atau

pengelolaan

: Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu dikelola bersama BPCB Prov. Sumatera Barat,

Riau, dan Kep. Riau

Page 11: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

8 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Raja Jumat Dan Makam Raja Muda Yusuf

Alamat :

Desa/Kelurahan : Kampung Pulau

Kecamatan : Rengat

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : 0°21' 56.2963" 102°32' 4.4532"

Batas-batas : Utara : Kebun, makam

: Selatan : Kebun penduduk

: Barat : Jalan kampung

: Timur : Kebun penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Relatif mudah, untuk sampai ke lokasi bisa menggunakan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Makam Raja Jumaat dan Raja Muhammad Yusuf

berada dalam area kompleks pemakaman yang

diberi pagar keliling BRC. Jumlah makam yang

berada di kompleks ini sekitar 34 buah makam.

Makam Raja Jumaat dan Raja Muhammad Yusuf

berada dalam cungkup beratap seng. Dalam

cungkup ini terdapat 3 (tiga) buah makam, ketiga

makam berjirat dari keramik putih berukuran 20

cm x 10 cm. Makam Raja Jumaat berada di sisi

barat dengan nisan terbuat dari batu andesit

berbentuk tipe Riau (gada oktagonal/segi 8).

Ukuran nisan kepala tinggi 90 cm dan lebar 21

cm, sedangkan ukuran nisan kaki tinggi 84 cm

dan lebar 21 cm. Makam Raja Muhammad Yusuf

berada di tengah dengan nisan terbuat dari kayu

ulin berbentuk gada segi 4. Ukuran nisan kepala

panjang 77 cm dan lebar 14 cm, sedangkan

ukuran nisan kaki panjang 29 cm (bagian kaki

nisan patah) dan lebar 13 cm.

Luas : Luas Lahan : 14,8 m x 27 m

Luas Bangunan : 14,8 m x 27 m

Kondisi Saat Ini : Utuh

Status Kepemilikan

dan/atau pengelolaan

: Pemda Kab. Inderagiri Hulu

Page 12: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

9 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Keramat Pasir Kuala (Makam Syech Abdur Rauf Singkili)

Alamat : -

Desa/Kelurahan : Danau Baru

Kecamatan : Rengat Barat

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : 0° 20’ 14,4” LS 102° 23’ 29,4” BT

Batas-batas : Utara : Kebun karet

: Selatan : Kebun karet

: Barat : Kebun karet

: Timur : Kebun karet

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Relatif mudah, untuk sampai ke lokasi bisa menggunakan roda 2 atau 4.

Deskripsi

Arkeologis

: Lokasi makam ini berjarak sekitar 1 km ke arah

selatan dari kawasan Kota Lama. Makam ini

berada di tengah kebun karet. Makam ini

merupakan makam tunggal, berjirat keramik biru

berukuran 10 cm x 20 cm. Ukuran jirat 122 cm x

396 cm. Nisan terbuat dari batu andesit bertipe

aceh, dengan ukuran nisan kaki : 46 cm x 14 cm x

17 cm dan ukuran nisan kepala : 31 cm x 18 cm x

12 cm.

Luas : Luas Lahan : ± 100 m²

Luas Bangunan : 122 cm x 396 cm

Kondisi Saat Ini : Utuh

Status

Kepemilikan dan/atau pengelolaan

: Datuak Johan

Page 13: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

10 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Raja Uwok

Alamat : -

Kelurahan : Kampung Dagang

Kecamatan : Rengat

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : 0°22' 12.3242" 102°31' 0.2342"

Batas-batas : Utara : Rumah Penduduk

: Selatan : Jalan Raya Narasinga

: Barat : Rumah penduduk

: Timur : Mushalla/surau istiqomah

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Relatif mudah, untuk sampai ke lokasi bisa menggunakan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Makam ini berada dalam kompleks pemakaman

yang terbagi dua bagian, dimana makam Raja

Uwok berada di bagian dalam yang diberi pagar

keliling dari tembok namun tak bercungkup

merupakan hasil pemugaran Pemda Inderagiri

Hulu tahun 2007/2008. Dalam pagar keliling ini

terdapat 2 buah makam. Makam ini telah diberi

jirat keramik warna krem ukuran 30 cm 30 cm.

Dua buah makam ini etrdiri dari makam Raja

Uwok dan istrinya. Nisan Raja uwok berbentuk

tipe gada terbuat dari coran semen kerikil, nisan

kepala berukuran : 26 cm x 11cm x 11 cm, nisan

kaki berukuran : 19 cm x 11 cm x 11 cm. Di sisi

barat makam Raja Uwok terdapat makam istrinya

dengan nisan terbuat dari coran semen kerikil

berbentuk pipih. Nisan kepala berukuran 30 cm x

15 cm x 8 cm, nisan kaki berukuran 24 cm x 14

cm x 6 cm.

Luas : Luas Lahan : 15 m x 5,9 m

Luas Bangunan : 15 m x 5,9 m

Kondisi Saat Ini : Utuh

Status Kepemilikan

dan/atau pengelolaan

: Keluarga Raja Tatang

Page 14: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

11 IDENTITAS

Nama Situs : Kompleks Makam Sultan Mahmud

Alamat : Jl. Hang Lekir

Desa/Kelurahan : Desa Kampung Besar Kota

Kecamatan : Rengat

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00°22’04,7” E 102°32’31,3”

Batas-batas : Utara : Makam Raja-raja Indragiri di Rengat

: Selatan : Makam Raja-raja Indragiri di Rengat

: Barat : Makam Raja-raja Indragiri di Rengat

: Timur : Masjid Raya Rengat

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Mudah, lokasi berada di daerah pemukiman kota

dan di dekat jalan raya, sehingga bisa menggunakan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Kompleks makam ini berada di sebelah barat masjid, tepatnya di belakang mihrab. Pada

kompleks makam ini terdapat 3 buah makam, yaitu Makam Sultan Ibrahim, Makam Sultan Mahmud, dan Makam Sultan Isa Mudayatsyah.

Sultan-sultan yang dimakamkan di kompleks makam ini adalah Sultan Isa Mudoyat-syah, Sultan Ibrahim, dan Sultan Mahmudsyah. Posisi

ketiga makam tersebut secara berurutan berjajar dari barat ke timur. Nisan makam Sultan Isya

Mudayatsyah berbentuk nisan tipe Riau. Bahan nisan terbuat dari batuan andesit halus. Pada nisan bagian kepala terdapat tulisan berhuruf

Arab Melayu dengan bingkai berbentuk lingkaran. Nisan makam Sultan Ibrahim juga berbentuk

nisan type Riau yang terbuat dari bahan batuan andesit halus. Pada nisan bagian kepala juga terdapat inskripsi berhuruf Arab Melayu, di

dalamnya tertulis angka tahun 1338 dan 1919. Pada sebelah atas di bagian tengah-tengah inskripsi tersebut terdapat hiasan bulan bintang.

Adapun nisan makam Sultan Mahmudsyah berbentuk nisan persegi empat dengan ujung

bagian atasnya meruncing.

Luas : Luas Lahan : ±500 m2

Luas Bangunan : 5 m x 3,2 m

Kondisi Saat Ini

: Utuh dan terawat. Secara fungsional, kompleks makam ini masih memiliki kesinambungan fungsi. Hal ini karena kompleks makam ini sampai

sekarang masih difungsikan sebagai makam.

Status

Kepemilikan dan/atau pengelolaan

: Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu

dikelola bersama BPCB Prov. Sumatera Barat, Riau, dan Kep. Riau

Page 15: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

12 IDENTITAS

Nama Situs : Kompleks Makam Raja-Raja Kepenuhan

Alamat :

Desa/Kelurahan : Kel. Kepenuhan Tengah

Kecamatan : Kepenuhan

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 01 04’ 38,1” E 100 32’ 33,3” dengan ketinggian 40 m dpl.

Batas-batas : Utara : Perkebunan

: Selatan : Perkebunan

: Barat : Perkebunan

: Timur : Sungai

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Situs berada dalam areal bentang lahan datar

dengan kontur dataran rendah. Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua.

Deskripsi Arkeologis

: Secara umum kompleks Pemakaman Raja-Raja

Kepenuhan terletak pada areal semak belukar.

Pada umumnya makam-makam yang berada disini

gundukannya terbuat dari tanah dengan nisan

yang hampir sama dengan nisan yang ada pada

pemakaman Raja-raja Rambah. Orientasi dari

makam ini utara selatan. Dari beberapa nisan yang

didata ada beberapa nisan yang memiliki ukiran

berbentuk kelopak bunga/flora. Dari sekian banyak

makam yang ada dalam kompleks pemakaman

tersebut, yang bisa diketahui sampai sekarang

hanyalah satu makam yaitu makam Tuan Badarah

Putih yang memiliki ukuran gundukan dengan

panjang 3 meter dan lebar 2 meter. Makam

tersebut tidak memiliki nisan.

Luas kompleks pemakaman ini sekitar 1,5 hektar dengan panjang 150 meter dan lebar 100 m.

Sekarang pemakaman ini tidak dipakai lagi untuk kuburan. Sekeliling dari kompleks pemakaman ini ditanami pohon sawit.

Luas : Luas Lahan : ±1.500 m2

Luas Situs : Panjang 150 m dan lebar

100 m

Kondisi Saat Ini

: Utuh

Status Kepemilikan

dan/atau pengelolaan

: Ahli waris Kerajaan Kepenuhan

Page 16: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

13 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Tengku Joman

Alamat : Lubuk Bendahara

Desa/Kelurahan : Lubuk Bendahara

Kecamatan : IV Koto Rokan

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00 41’ 07,2” E 100 28’ 50,0” dengan ketinggian 90 m dpl.

Batas-batas : Utara : Jalan Kampung/Kebun sawit

: Selatan : Kebun sawit

: Barat : Kebun sawit

: Timur : Kebun sawit

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Situs berada dalam areal bentang lahan datar

dengan kontur dataran rendah. Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan dua.

Deskripsi Arkeologis

: Makam Tengku Joman terbuat dari susunan batu kali yang masih intak dan di bentuk segi empat

bersilangan bersusun tiga. Segi empat pertama yang merupakan bagian dasar panjang jiratnya 5

m, segi empat kedua yang yang ada di tengah panjang 3,25 m, dan jirat ketiga yang berada paling atas mempunyai panjang 2 m, dan lebar

1,60 m. Sedangkan tinggi masing-masing jirat I, II, dan III adalah 60 cm, 30 cm, dan 20 cm. Tinggi nisan 40 cm dan lebar bagian tengah 9 cm,

terbuat dari bahan batu granit. Bangunan makam Tengku Joman tersebut dikelilingi oleh sebuah

parit , yang lebar paritnya 2m, panjang rata-rata 14 m.

Luas : Luas Lahan : 16,65 x 16,65 m

Luas Situs : Panjang 4,9 m dan lebar

4,9 m

Kondisi Saat Ini

: Utuh

Status Kepemilikan dan/atau

pengelolaan

: BPCB Batusangkar dan masyarakat

Page 17: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

14 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Sutan Laut Api

Alamat : Dusun Haiti

Desa/Kelurahan : Desa Rambah T. Barat

Kecamatan : Rambah

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat :

Batas-batas : Utara : Perkebunan

: Selatan : Perkebunan

: Barat : Perkebunan

: Timur : Perkebunan

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Situs berada dalam areal bentang lahan datar

dengan kontur dataran rendah. Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan

dua.

Deskripsi Arkeologis

: Makam ini berada di samping rumah Suri Andung Jati dengan jarak sekitar 50 meter pada bagian timur. Makam ini berbentuk gundukan dengan

tinggi 1 m, panjang 5 m, lebar 2,5 meter dengan luas 12,5 m2. makam ini sudah ditembok dan diberi keramik sehingga sudah menghilangkan

keaslian dari makam ini. Selain itu makam ini juga memiliki nisan bertipe Nisan aceh. dengan

posisi nisan miring keluar. Makam ini berorientasi utara selatan.

Luas : Luas Lahan : 12,5 m2

Luas Situs : 5 m x 2,5 m

Kondisi Saat

Ini

: Utuh

Status

Kepemilikan dan/atau pengelolaan

: Ahli waris (Parlindungan Nasution)

Page 18: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

15 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Kahar (Raja Tambusai)

Alamat : Jalan lintas Pasir Pengaraian-Tarutung

Dusun : Benteng

Desa/Kelurahan : Kel. Tambusai Tengah

Kecamatan : Tambusai

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 01°04'57.9" E 100°15'09"

Batas-batas : Utara : Pemukiman

: Selatan : Pemukiman

: Barat : Jalan lintas Pasir Pengaraian-

Tarutung

: Timur : Pemukiman

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Situs berada dalam areal bentang lahan datar

dengan kontur dataran rendah. Untuk menuju lokasi dapat digunakan kendaraan roda empat dan

dua.

Deskripsi

Arkeologis

: Makam ini berada dalam kompleks pemakaman

Raja-raja Tambusai yang sekarang digunakan oleh masyarakat. Saat pendaatan dilakukan makam ini

dikelilingi oleh parit dengan kedalaman 1 meter. Makam ini berbentuk gundukan tanah yang mempunyai jirat/nisan yang berbentuk piala yang

menandakan yang dimakam dilokasi ini adalah laki-laki. Ukuran luas dari makam 16 meter2.

Makam ini berorientasi utara-selatan. Pada nisan bagian kepala terdapat tulisan arab melayu yang bacaannya Kahar. Menurut jenis nisan tipe nisan

ini bertipe nisan Aceh.

Luas : Luas Lahan : 16 m2

Luas Situs : Panjang 4 m dan lebar 4

m

Kondisi Saat Ini

: Utuh

Status Kepemilikan dan/atau

pengelolaan

: Ahli waris Kerajaan Tambusai dan masyarakat

Page 19: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

16 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Raja-Raja Rambah

Alamat : Jl. Raya Lintas Pasir Pangarayan- Dalu-Dalu

Dusun : Parak Pisang

Desa/Kelurahan : Desa Rambah Tengah

Kecamatan : Rambah

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00°55'27.9" E 100°20'31.2"

Batas-batas : Utara : Hutan

: Selatan : Hutan

: Barat : Hutan

: Timur : Hutan

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Areal sekitar Cagar Budaya merupakan lahan yang

ditumbuhi semak belukar dan pepohonan dengan

bentang lahan yang datar. Untuk mencapai lokasi

dapat menggunakan roda empat dan roda dua.

Deskripsi

Arkeologis

: Pemakaman ini merupakan kompleks pemakaman

raja-raja Rambah yang kedua. Lokasi pertama

berada di Kampung Rambahan Tanjung Beling.

Secara arkeologis, makam raja-raja rambah

mengunakan nisan tipe Aceh. Keberadaan

kompleks makam ini diperkirakan mulai ada pada

awal tahun 1800-an. Kompleks pemakaman ini

dahulunya berada dalam kompleks istana Kerajaan

Rambah yang berada di pinggir sungai Rokan

Kanan dengan jarak sekitar 250 meter dari jalan

raya Pasir Pangarayan - Dalu-Dalu dengan jalan

menuju lokasi pemakaman sudah ditembok. Luas

dari komplek pemakaman Raja-Raja Rambah ini

sekitar 600 m2 dengan panjang 30 meter dan lebar

20 meter. Luas keselurahan dari lokasi ini menurut

data yang diperoleh seluas 4 ha. Dalam areal 600

m2 tersebut terdapat 27 makam besar dan kecil.

Menurut data makam yang kecil merupakan

makam keluarga dari keluarga kerajaan.

Sekeliling dari kompleks pemakaman ini dilindungi

parit dengan lebar 2 dengan kedalaman sekitar 2

s.d 3 meter. Lingkungan dari kompleks pemakaman

ini dilindungi oleh pohan beringin sehingga

menyebabkan beberapa makam yang berada dalam

akar-akar pohon tersebut menjadi terancam

kerusakan.

Makam ini berorientasi utara-selatan dengan tipe

nisan Aceh. Selain itu makam ini juga membedakan

Page 20: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

antara laki-laki dan perempuan. Jenis tipe nisan

laki-laki berbentuk bulat sedangkan perempuan

berbentuk pipih yang tiap makam memiliki motif

yang berbeda. Tinggi dari nisan yang masih utuh

sekitar 50 s.d 100 cm. dari hasil pantauan pada

salah nisan terdapat angka tahun yang

menunjukkan 1292 H atau sekitar 1871 m.

Sekitar pemakaman tersebut terdapat sebuah

kolam yang merupakan tempat pemandian dari

keluarga raja. Kolam tersebut sampai sekarang

masih ada yang terbuat dari tanah liat. Raja

Rambah yang dimakamkan di lokasi ini

diantaranya adalah YDM. T. Muh. Syarif, YDM. T

Jumadil Alam. Makam ini terakhir digunakan

pada tahun 1902.

Luas : Luas Lahan : 600 m2

Luas Situs : Panjang 30 m dan lebar 20 m

Kondisi Saat

Ini

: Utuh

Status

Kepemilikan

dan/atau

pengelolaan

: Masyarakat dibawah koordinasi Kerajaan Rambah

Page 21: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

17 IDENTITAS

Nama Situs : Makam Raja-Raja Rokan

Alamat :

Dusun : Rokan Koto Ruang

Desa/Kelurahan : Rokan Koto Ruang

Kecamatan : IV Koto Rambah

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00 33’ 58,1” E 100 24’ 23,0” dengan ketinggian 92 m dpl.

Batas-batas : Utara : Rumah penduduk

: Selatan : Musholla As Solihin

: Barat : Sungai Rokan

: Timur : Jalan Desa Rokan

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Situs berada dalam areal bentang lahan datar. Untuk mencapai lokasi dapat menggunakan roda

empat dan roda dua.

Deskripsi Arkeologis

: Makam Raja-Raja Rokan terletak di desa Rokan, Kecamatan Rokan, Kabupaten Rokan Hulu. Batas-batas situs adalah Sebelah barat berbatasan

dengan Sungai Rokan, sebelah Timur berbatasan dengan jalan raya, sebelah utara berbatasan dengan halaman rumah penduduk dan sebelah

selatan berbatasan dengan Mushala As Solihin. Makam Raja-raja Rokan terletak satu kompleks

dengan pemakaman umum. Bentuk makam raja Rokan sangat sederhana tanpa jirat sama dengan makam- makam yang ada disekitarnya. Pada

makam raja-raja Rokan terdapat dua bentuk nisan yaitu, bentuk nisan pertama berbetuk bulat

seperti gada dengan ukuran 64 x 18 cm, sedangkan nisan kedua berbentuk kerucut dengan ukuran 43 x 18 cm. Kedua bentuk nisan ini

terbuat dari batu andesit yang berbentuk gada.

Luas : Luas Lahan : 15,5 m x 8,25 m

Luas Situs : -

Kondisi Saat Ini

: Utuh

Status Kepemilikan

dan/atau pengelolaan

: Ahli waris Kerajaan Rokan, BPCB Batusangkar dan masyarakat

Page 22: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

18 IDENTITAS

Nama Situs :

a. Kampong Daloe-daloe (Kampung Dalu-dalu)

b. Kubu Awuo Duri (Ind. Kubu Aur Duri)

c. Benteng Tujuh Lapih (Benteng Tujuh Lapis)

d. Benteng Tuanku Tambusai

Alamat : Jl. Tengku Zainal Abidin Syah, Dusun Benteng

Kelurahan : Kel. Tambusai Tengah

Kecamatan : Tambusai

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Orbisitas Situs

(km)

- Ibukota

Kabupaten : 33 km

- Ibukota

Provinsi : 167 km

Koordinat : N 01° 05’ 06,1” E 100° 15’ 12,6”

Batas-batas : Utara : kebun kelapa sawit masyarakat

: Selatan

: pemukiman penduduk dan

pekuburan

: Barat : kebun kelapa sawit masyarakat

: Timur : Sungai Batang Sosah

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Dapat dicapai menggunakan transportasi roda dua

dan empat. Pintu gerbang masuk situs terhubung

langsung dengan Jl. Tengku Zainal Abidin Syah.

Ada akses jalan dalam lokasi benteng, bernama Jl.

Benteng. Kenderaan roda empat leluasa bergerak di

beberapa titik dalam kawasan benteng.

Deskripsi

penamaan situs

: Benteng ini kembali dikenal sejak Tuanku

Tambusai diangkat menjadi pahlawan Nasional.

Penamaan ‘Benteng Tuanku Tambusai’ patut

dipertimbangkan untuk dokumen ini. Penamaan

emik adalah Kubu Awuo Duri. Dalam sketsa peta

29 Desember 1938 tertulis toponimi “Kampong

Daloe daloe” (Lih. Gen. Major H.J.J.L. Rider de

Stuers “De Vestinging en uitbreiding der

Nederlanders ter Westkuns van Sumatra”, Deel II,

1850). Penamaan Benteng Tujuh Lapis karena

menurut keterangan ahli sejarah, Kubu Aur Duri

ini masuk dalam kubu pertahanan ke-7 dan

terakhir dalam perjuangan Tuanku Tambusai.

Penamaan Kubu Aur Duri karena menurut cerita

masyarakat, di sepanjang tanggul benteng

tersebut tumbuh jenis bambu aur duri. Ditanam

rapat sebagai dinding penghalang serangan

musuh.

Page 23: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

Deskripsi

Riwayat Tuanku

Tambusai

: Haji Muhammad Saleh gelar Fakih Saleh gelar

Tuanku Tambusai gelar Tuanku Beliau digelar De

Padriesche Tijger van Rokan atau Harimau Padri

dari Rokan. Ayahandanya bernama Imam Maulana

Kali bin Ibrahim gelar Sutan Mlenggang (berasal

dari Rambah, sedangkan Sutan Mlenggang adalah

gelar soko dalam suku Ampu). Ibundanya bernama

Munah. (asli Tambusai, dari suku Kandang

Kopuh). Si bayi diberi nama Muhammad Saleh.

Lahir malam Jum’at 5 November 1784 di Ngoi

Lamo Daludalu. Masa kerajaan Tambusai bertapak

di Ngoi Lamo (Negeri Lama) Daludalu, masa

pemerintahan Rajo Lelo Momat gelar Sultan

Ibrahim gelar Duli Yang Dipertuan Besar nan

Gagok.

Pada masa remaja Saleh menuntut ilmu ke Rao

Pasaman pada para tuanku (ulama) yang ada di

sana. Setamatnya beliau diberi gelar Fakih

Muhammad Saleh.

Perang padri (1821-1837) melawan kompeni

Belanda mendorong diri Fakih Muhammad Saleh

ikut berjuang dengan tujuan jihad fi sabilillah.

1823, pangkalan Inggris di Natal terancam oleh

serangan pasukan Tuanku Tambusai sehingga

mereka meminta bantuan ke Bengala.

1830, kubu Rao dibangun dan dipertahankan oleh

Tuanku Rao bersama Tuanku Tambusai.

1831, Letkol. Elout memohon bantuan Gubernur

Jenderal karena merasa terdesak oleh pasukan

Tuanku Tambusai dan serangan pasukan laut

Aceh pimpinan Sidi Mara.

1832, Mayor van Amerongen menyerang benteng

Rao namun gagal. Pasukan tambahan dikirim dari

Padang hingga akhirnya benteng direbut setelah

perang selama 16 hari. Tuanku Rao menyingkir ke

Air Bangis sedangkan Tuanku Tambusai mundur

ke Mandahiling Tapanuli.

1832, Benteng Rao diserang Pasukan Tuanku

Tambusai, meski gagal namun menimbulkan

banyak korban di pihak kafir. Sejak itu Tuanku

Tambusai digelar Belanda De Padriesche Tijger van

Rokan. Kekhawatiran pada pasukan tertangguh

padri ini menyebabkan Belanda memohon bala

tentara, logistik, dan persenjataan ke Batavia.

Page 24: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

Oktober 1832, Tuanku Tambusai menerima pesan

tantangan dari Bevervoorda untuk bertemu Elout

di Padang Matinggi. Tuanku Tambusai datang

seorang diri dengan gagah berani memerintahkan

kafir Belanda keluar dari Tanah Jawi. Ketika Elout

mengancam “Dimana kekuatan Belanda datang, di

sana dibuat kuburannya”, dijawab Tuanku

Tambusai “Sedialah bedil!”

1833, Mayor Eilers ditugaskan oleh Gubernur

Jendral Batavia van Den Bosch untuk menyerang

Tuanku Tambusai di benteng Rao. Hanya

lingkungan benteng saja yang berhasil dikuasai

Belanda sedangkan wilayah luar benteng masih

dikuasai padri. Tuanku Rao ditawan Belanda

namun berhasil diselamatkan oleh Tuanku

Tambusai saat akan digantung. Lundar diserang

dan seluruh pasukan Belanda tewas.

Oktober 1833, Fort Amerongen yang diduduki Let.

Roland dan Let. Dischoff menerima serangan

bertubi-tubi dari Tuanku Tambusai, menyebabkan

Mayor Eilers menyarankan penghematan logistik

dan amunisi. Perang di Fort Amerongen

berlangsung sejak Oktober hingga November 1833.

Hasilnya Let. Popje dan Let. Roland menemui ajal.

Markas Belanda di Lundar berhasil direbut. Sisa

pasukan Kopral Fivelier mundur menuju Fort

Amerongen namun sebagian besar personel tewas

setelah mendapat serangan di tengah perjalanan.

Jendral Riesz di Padang coba menggertak dengan

pengiriman kapal De Vlieg yang berlabuh di Natal

sambil membujuk rayu Tuanku Tambusai supaya

berbaik hati melepaskan sisa pasukan di Fort

Amerongen dengan selamat keluar dari benteng.

Ketika itu Mayor Eliers di Fort Amerongen telah

putus asa karena menyangka bala bantuan dari

Padang tidak kunjung tiba sehingga memaksakan

diri keluar dari benteng hingga mengalami nasib

tragis di tangan pasukan Tuanku Tambusai.

Mei 1834, Let. Dresse menyatakan bahwa Tuanku

Tambusai menggabungkan pasukan padri untuk

serangan ke Air Bangis. Letkol. Beuwer berusaha

mencegah namun tidak berhasil sehingga pasukan

Belanda mengalami trauma psikis luar biasa.

Juni 1834, Kapt. Von Beethoven berusaha

berunding dengan Tuanku Tambusai yang duduk

di Pionghai namun ditolak matah oleh beliau.

Page 25: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

Mei 1835, Beethoven berusaha menyerang benteng

Balong, kampung Lubuk, dan Padang Matinggi

berhasil diduduki Belanda.

Juli 1835, Tuanku Tambusai aktif melakukan

serangan dan penyergapan.

Agustus 1835, dikirim berita dari Fort Sevenhoven

bahwa seluruh rakyat Rao mendukung Tuanku

Tambusai. Von Beethoven berhasil menahan

serangan Tuanku Tambusai di kampung Langong,

Kota Raja, dan Padang Matinggi tetapi tidak

berhasil di Durian Tinggi.

1837, Belanda mengerahkan seluruh pasukan di

Barat Sumatera untuk menyerang Simanabun

sehingga Tuanku Tambusai menarik diri ke kubu

Portibi. Kol. Michiels dan Beethoven berhasil

menguasai Portibi, Tuanku Tambusai mundur ke

Kota Pinang kemudian ke Daludalu. Tuanku

Tambusai bertahan di Kubu Aur Duri sambil

membangun kubu Godong, kubu Baling-baling,

Kubu Goti, dan kubu Talikumain.

November 1837 Gubernur Militer Kol. Michiels

minta bantuan 4 kompi pasukan batalion ke-6

ditambah gabungan pasukan pengkhianat pribumi.

Mayor Beethoven dengan 1500 personel bergerak

dari Lubuk Sikaping menuju Angkola Jae

sedangkan Mayor Westernberg bersama dua kompi

dan gabungan pengkhianat bangsa menyerang

Portibi dan Padang Lawas.

Januari - November 1838, seluruh pasukan

gabungan diperintahkan oleh Kol. Michiels

menyerang Daludalu sambil mengatur siasat

bertahan di Kampung Raja Mondang. Serangan

terus dilancarkan namun tidak berjaya mendekati

Daludalu.

Akhirnya 28 Desember 1838 Belanda menembus

kubu Aur Duri setelah mengalami kerugian besar.

Mayor Beethoven dan Kapt. Schaen mati

sedangkan Mayor Westenberg dan Mayor Hoevel

mengalami luka. Diperlukan 14 bulan untuk

menduduki kubu Aur Duri. Tuanku Tambusai

tiada tertaklukkan sebagaimana kafir Belanda

menjebak Pangeran Diponegoro (1830) dan Tuanku

Imam Bonjol menjadi tawanan (1837).

Tuanku Tambusai ditakuti oleh Belanda dan para

pengkhianat bangsa karena beliau sengaja

Page 26: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

meninggalkan kampung halamannya demi

panggilan jihad melawan kafir penjajah. Beliau

meneruskan perjuangan sampai akhir hayatnya

dan pantang ditipu dan pantang menyerah. Setelah

menyingkir dari kubu Aur Duri beliau meneruskan

perjuangannya ke negeri lain. Terakhir mastautin

di Kampung Rasah (1840), Seremban, Negeri

Sembilan dan wafat di sana 12 November1882.

Deskripsi

Arkeologis

: 1. Struktur: benteng tanah berbentuk tanggul

persegi keliling dan tanggul-tanggul di bagian

dalam dilengkapi struktur parit di sekeliling

bagian luar dan beberapa titik dalam lokasi

benteng seperti tertera dalam gambar peta Gen.

Major H.J.J.L. Rider de Stuers. Kedalaman parit

dan ketinggian tanggul bervariasi. Saat ini

tinggi tanggul sudah berkurang disebabkan

erosi dan upaya penggerusan oleh manusia.

Parit benteng telah mengalami pendangkalan

sebab sedimentasi.

2. Benteng Tuanku Tambusai ini diperkokoh

dengan beberapa kubu-kubu kecil; 1)Kubu

Baling-baling, 2)Kubu Talikumain, 3)Kubu

Godong, 4)Kubu di Muara Sungai Talikumain,

5)Kubu Otan Gotah, dan 6)Kubu Batang Kajuh.

Enam kubu ditambah Kubu Aur Duri inilah

yang disebut Benteng Tujuh Lapis. Dengan

demikian, kawasan Benteng Tujuh Lapis ini

sangat luas.

3. Benda temuan; dalam lokasi benteng

ditemukan pecahan keramik, gerabah dan

benda fragmen logam. Menurut penuturan

masyarakat pernah ditemukan peluru bedil,

peluru meriam, mata uang dll. Telah ditemukan

gagang pedang berbahan tembaga campuran,

korosi sekitar 15 %, kondisi bagian penjepit

mata pedang telah patah atau hancur sebab

korosi. Ditemukan ... pucuk meriam besi di

dalam Sungai Batang Sosah, persis berdekatan

dengan lokasi Kubu Godong.

4. Posisi persegi benteng sejajar mengarah kiblat.

Dipastikan bahwa benteng ini dahulunya

adalah perkampungan milik bangsa Melayu

yang sudah memeluk Islam.

5. Belum pernah dilakukan ekskavasi penggalian

arkeologis.

Page 27: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

Kondisi saat ini : 1. Bagian tepi sungai dilindungi turab beton untuk

antisipasi erosi akibat hantaman arus Sungai

Batang Sosah.

2. Tebing yang runtuh bertambah jika

dibandingkan dengan peta 9 Desember 1938.

3. Perkampungan dalam benteng terdiri dari

rumah masyarakat, masjid, dan surau suluk

yang masih dihuni dan difungsikan.

4. Pintu gerbang peremanen (milik pemerintah)

masih berdiri di pintu masuk benteng.

5. Jalan di dalam benteng telah diaspal.

6. Beberapa titik tanggul telah diratakan oleh

penghuni kampung dalam benteng.

7. Di dalam benteng telah dipasang tiang listrik

penerangan umum dengan visual kamuflase

pohon kelapa dan telah dipasang gazebo. Proyek

inisisasi Kemendiknas tahun anggaran 2016.

Luas

: Luas

Lahan

: Luas lahan : 105.000 m2 (10, 5

Ha)

Luas Situs : Panjang 350 m, lebar 300 m

Status Situs : Keputusan Bupati Rokan Hulu No. 187, tahun

2011.

Status

Kepemilikan dan/atau

pengelolaan

: Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hulu dan

Masyarakat Tambusai

Page 28: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

19 IDENTITAS

Nama Situs : Situs Padang Candi

Alamat :

- Jalan : Botuong

- Desa/Kelurahan : Sangau

- Kecamatan : Kuantan Mudik

- Kabupaten : Kuantan Singingi

- Provinsi : Riau

Orbitrasi Situs

(km):

- Ibukota

Kabupaten

: 25 km

- Ibukota Provinsi : 190 km

Koordinat : S 0° 39′ 44.654″ E 101° 28′ 57.834″

Batas-batas : Utara : Kebun Karet

Selatan : Kebun Karet

Barat : Kebun Karet

Timur : Kebun Karet

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar

Budaya

: Agak sulit, karena situs berada di daerah

perkebunan dan agak jauh dari jalan raya. Setelah

mengendarai roda empat atau roda dua, untuk

sampai ke lokasi harus berjalan kaki sejauh 100

m. Dari jalan raya Sangau, jalan menuju ke lokasi

bisa ditempuh dengan dua jalur, pertama melalui

jembatan gantung dan kedua melalui hutan karet.

Deskripsi Historis : Periodesasi Situs Padang Candi merupakan

tinggalan masa Kerajaan Sriwijaya yang

diperkirakan antara abad VI s.d. XIII M. Beberapa

penelitian telah dilakukan di situs ini, baik oleh

Balai Arkeologi Medan maupun Pemerintah

Daerah Provinsi Riau bekerjasama dengan Pusat

Penelitian Arkeologi Nasional, berhasil

mengungkapkan temuan –temuan yang cukup

penting dari situs in1i. Temuan-temuan tersebut

antara lain berupa perhiasan, batu bata kuno,

arca, tembikar, keramik asing, serta lempengan

prasasti emas. Berdasarkan penelusuran literatur,

situs ini merupakan sebuah candi pemujaan dari

masa Hindu Buddha.

Deskripsi

Arkeologis

: Situs Padang Candi berada di areal perkebunan

warga masyarakat dengan luas sekitar 2 ha. Saat

ini sebaran bata sudah tidak terlihat lagi karena

lokasinya sudah berubah menjadi lahan

perkebunan. Pada bulan Juli 2010 yang lalu telah

dilakukan ekskavasi oleh Puslitarkenas Jakarta di

Page 29: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

situs ini. Sayangnya, sampai saat ini belum

didapatkan laporan hasil ekskavasi tersebut.

Menurut informasi masyarakat setempat, sebaran

bata yang dulunya banyak terdapat di situs ini

banyak digunakan oleh penduduk sekitar untuk

membuat rumah.

Luas : Luas lahan : ±2 Ha

Luas Situs : ±2 Ha

Kondisi Saat Ini : Utuh

Status Kepemilikan : Hamidar – Baida

Pengelola : Hamidar – Baida

Page 30: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

II. BANGUNAN CAGAR BUDAYA

1 IDENTITAS

Nama Situs : Masjid Jami’ Air Tiris

Alamat : Pasar Usang

Kelurahan : Tanjung Berulak

Kecamatan : Kampar

Kabupaten : Kampar

Provinsi : Riau

Koordinat : X: 733051.687

Y: 41276.189

Batas-batas : Utara : Sungai Kampar : Selatan : Rumah Penduduk : Barat : Pasar Usang

: Timur : Rumah Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan

kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis : Rumah ibadah ini memiliki banyak keunikan.

Ada 2 menara bertingkat yang memiliki

kesamaan bentuk dengan Masjid Demak. Bila

dilihat, arsitektur masjid ini menunjukkan

adanya perpaduan gaya arsitektur Melayu dan

Cina, dengan atap berbentuk limas. Keunikan

masjid ini adalah, bahwa seluruh bagian

bangunan terbuat dari kayu, tanpa

menggunakan besi sedikitpun, termasuk paku,

melainkan hanya pasak kayu. Pada dinding

bangunan, terdapat ornamen ukiran yang

mirip dengan ukiran yang terdapat di dalam

masjid di Pahang, Malaysia.

Bentuk masjid ini konon merupakan campuran arsitektur “Rumah Lentik” Melayu Kampar dan Cina. Masjid dengan bahan konstruksi utama kayu ini terdiri dari

bangunan induk yang ukuran aslinya 30X40 m, mihrab 7X5 m, menara, dengan tinggi bangunan 24 m, serta dilengkapi dengan 2

mimbar, 1 buah telaga, dan 3 buah kulah air. Atapnya berupa limas tiga tingkat yang

meruncing ke atas dengan tiang dan konstruksi kayu yang masih asli terlihat sangat indah. Demikian pula dindingnya yang

miring, penuh dengan ornamen atau ukiran yang mirip dengan ukiran yang terdapat di

dalam sebuah masjid di Pahang, Malaysia. Engku Mudo Sangkal juga menukilkan ukiran di depan mimbar dan pada dua tonggak

panjang dalam masjid masing-masing basmallah dan dua kalimah syahadat.

Page 31: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

Pada keadaan aslinya dulu, atapnya pun

berupa kepingan-kepingan papan kayu tetangu yang tahan berhujan panas dengan panjang 1 meter. Pada tahun 1971 dilakukan

rehabilitasi bagian-bagian masjid yang sudah lapuk sehingga hari ini masih berdiri dengan megahnya dan banyak dikunjungi peziarah.

Di luar masjid terdapat bak air yang di dalamnya terendam batu besar yang mirip kepala kerbau. Konon, batu tersebut selalu

berpindah tempat tanpa ada yang memindahkannya.

Luas : Luas Lahan : 1.296 m2

Luas Bangunan : 324 m2

Kondisi Saat Ini : Kondisi Masjid Jami’ Air Tiris saat ini bersih

dan terawat.

Status Kepemilikan

dan/atau Pengelolaan

: Masyarakat dan Pemerintah Daerah

Kabupaten Kampar

Page 32: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

2 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Adat Bendang Kenagarian 50 Koto

Alamat :

Desa : Rana

Kecamatan : Kampar

Kabupaten : Kampar

Provinsi : Riau

Koordinat : X: 735571.747

Y: 399994.676

Batas-batas : Utara : Rumah Penduduk : Selatan : Rumah Penduduk

: Barat : Rumah Penduduk : Timur : Rumah Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar

Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman

penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis : Arsitektur bangunan ini merupakan

perpaduan antara arsitektur Minangkabau dan

Arsitektur Melayu. Bahan bangunan ini

terbuat dari kayu. Atap terbuat dari seng yang

berbentuk gonjong yang meruncing ke atas

dan pada ujung gonjong terdapat ukiran.

Rumah ini terdiri dari 4 ruang. Pada dinding

bagian luar bangunan ini terdapat ukiran pada

sisi utara, sisi barat, dan sisi timur, sedangkan

dinding bagian dalam yang diukir adalah

dinding pembatas ruangan yang satu dengan

yang lain. Pintu masuk menghadap ke Barat

Daya. Rumah ini sekarang difungsikan sebagai

tempat musyawarah oleh suku Bendang,

Mandailing, Kampar, dan Wiliang.

Motif rumah ini sendiri adalah rumah

panggung berbentukkan sampan. Di depan rumah tersebut terdapat 2 buah Lumbung (tempat penyimpanan padi) karna mayoritas

masyarakat Bendang dulu bekerja sebagai petani. Keunikan rumah ini adalah pintu dan

jendelanya tidak pakai ensel, namun hanya kayu yang dilobangkan sebagai tempat kaitan pintu tersebut, terdapat lebih dari 10 pintu

utama dan 28 titik jendela kecil yang berukuran kurang lebih 50x80 Centimeter.

Luas : Luas Lahan : 672 m2 Luas Bangunan : 220 m2

Kondisi Saat Ini : Kondisi Rumah Adat Bendang Kenagarian 50

Koto saat ini cukup terawat.

Status Kepemilikan dan/atau Pengelolaan

: Masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar

Page 33: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

3 IDENTITAS

Nama Situs : Bangunan Jil (Jail) Belanda

Alamat : Jl. Pahlawan

Kelurahan : Bengkalis Kota

Kecamatan : Bengkalis Kota

Kabupaten : Bengkalis

Provinsi : Riau

Koordinat : 0º20'9,7” LU dan 100º38'31,3” BT

Batas-batas : Utara : Rumah Penduduk : Selatan : Jalan Pahlawan

: Barat : Tanah kosong kawasan Jil (Jail) : Timur : Rumah Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman

penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Bangunan Jil (Jail) Bengkalis merupakan

bangunan penjara masa kolonial Belanda terdiri

dari 4 (empat) bangunan. Keempat bangunan

tersebut dikelilingi oleh dinding pagar keliling

pasangan bata berukuran 40 x 50 m tinggi 2,5 – 3

m tebal 30 cm. Pondasi bangunan diperkirakan

dari pasangan bata, sedangkan dinding bangunan

dari pasangan bata berspesifikasi campuran

semen merah, kapur dan pasir. Tebal dinding

bagian luar 30 cm dan 15 cm untuk bagian dalam,

tinggi dinding 4,5 m kecuali bangunan dapur dan

gudang makanan, tinggi dinding 3,25 m.

Atap bangunan berbentuk limasan dari genteng

terakota/ tanah liat berukuran sekitar 24 x 16 cm

tebal 1 cm dan penutup genteng atap ukuran 20

cm x 11 cm tebal 0,5 cm. Dengan keluasan 1 m

persegi atap berisi 80 buah genteng terakota dan

70 buah penutup genteng. Atap bertumpu

langsung pada usuk kayu berukuran 5/7 jarak 20

cm, tanpa menggunakan reng. Usuk kayu

bertumpu pada balandar kayu ukuran 10/12,

gording ukuran 10/10, nok ukuran 10/12 dan

dudur ukuran 10/10. Konstruksi kap kuda-kuda

kayu terdiri atas balok tarik ukuran 12/16, ander

12/12 dan kaki kuda-kuda 12/14, jarak antar

kuda-kuda berkisar 3,5 – 3,75 m. Kemiringan atap

genteng sekitar 350, pada bagian bawah atap

genteng dikelilingi lisplank kayu ukuran 2/20 dan

talang air hujan yang terbuat dari seng plat tebal

2 mm berbentuk setengah lingkaran dengan lebar

20 cm dan tinggi 15 cm. Plafon atap terbuat dari

papan kayu ukuran 2/20 yang berada di atas

gelagar ukuran 12/16, jarak antar gelagar sekitar

Page 34: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

125 cm

Lantai bangunan terbuat dari spesi campuran

yang diplester PC (lantai plester) tebal ± 5 cm.

Ukuran bata yang digunakan untuk bangunan

tebal 5 cm, lebar 11 cm, dan panjang 35 cm.

Pintu masuk ke dalam Bangunan Jil (Jail) hanya

ada di sisi selatan yaitu melalui pintu gerbang

utama terbuat dari 2 buah daun pintu masing-

masing dengan ukuran 1 m x 3 m dan kusen

pintu ukuran 12/16. Di atas pintu gerbang

terdapat teralis besi plat berbentuk lengkung

setinggi 1 m. Di sebelah kanan dan kiri pintu

gerbang terdapat pola hiasan pasangan bata

berbentuk geometris mengitari kusen pintu.

Deskripsi masing-masing bangunan dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Bangunan A

Bangunan A adalah perkantoran yang terdiri

dari 3 ruangan, yaitu Kantor Kepala Tahanan,

Ruang Tunggu Pengunjung, dan ruang Kantor

Wakil Kepala. Di dalam bangunan terdapat 4

buah pintu yaitu 1 buah pintu gerbang, 2 buah

pintu panel, dan 1 buah pintu teralis besi

ukuran 2m x 3,5m. Jendela ada 6 buah, yaitu

2 buah jendela ukuran 95cm x 148cm dan 4

buah jendela ukuran 92cm x 172cm. Tiap

jendela mempunyai 2 buah daun jendela panil

dan 4 buah engsel terbuat dari besi tempa tebal

0,3cm panjang 37cm. Dibagian sebelah dalam

diperkuat dengan jeruji besi diameter 1.

Disebelah kiri bangunan perkantoran terdapat

ruang rangsum, ruang dapur, ruang peralatan

dapur dan ruang tungku. Sedangkan disebelah

kanan terdapat ruang gudang beras, gudang

sayur mayur dan gudang makanan. Pada

bagian dinding utara bangunan perkantoran

terdapat sisa-sisa balok kayu bekas teras/

emperan ukuran 10/12cm dan dibagian bawah

terdapat latai plester panjang 1,5m dan bekas

dudukan tiang kayu ukuran 13/15m.

Page 35: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

b. Bangunan B

Bangunan B adalah bangunan tahanan sisi

barat, terdiri dari 4 buah ruang tahanan

ukuran 3,6m x 4,5m, 4 buah ruang tahanan

ukuran lebih kecil, yaitu 1,75m x 4,5m, dan 2

buah ruang tempat menyiapkan makanan.

Kuda-kuda kayu pada Bangunan B, C dan D

bertumpu di atas gelagar, kayu papan dan

diperkuat dengan 9 buah baut angkur besi.

Pada beberapa gelagar pertemuan balok kuda

dengan dinding bata bagian luar juga diperkuat

degan besi plat. Dinding luar bagian sisi timur

dan selatan terdapat sisa balok kayu 10/12

bekas teras, sedangkan pada bagian dinding

luar sisi barat terdapat bekas sisa-sisa konsul

kayu penyangga atap genteng bagian emperan.

Disisi sebelah utara Bangunan B terdapat 1

buah sumur pasangan bata diameter 110 cm

dan 1 buah bak penampungan air ukuran 120

x 195cm tinggi 90cm dan 3 buah kloset

jongkok.

Di dalam bangunan terdapat 10 buah pintu

yang berbentuk lengkung. Pintu tersebut

merupakan pintu masuk ke ruang tahanan dan

mempunyai 2 buah daun pintu. Daun pintu

bagian dalam adalah pintu teralis besi ukuran

8cm x 204cm dan bagian luar adalah pintu

panel (papan kayu) ukuran 80cm x 204cm.

Engsel pintu bagian luar maupun dalam

menempel/ melekat pada batu pasir yang

tertanam pada dinding bata. Ukuran batu pasir

untuk pintu besi adalah 20cm x 28cm, tebal

19cm dan ukuran batu pasir untuk pintu panil

adalah 18cm x 18cm teal 10cm. Jendela panel

ada 4 buah berukuran 79cm x 150cm.

Dibagian dalam jendela panel diperkuat dengan

teralis besi diameter 1. Di atas pintu dan

jendela terdapat 24 buah ventilasi teralis besi

diameter 1 ukuran 80cm x 50cm.

c. Bangunan C

Bangunan C adalah bangunan ruang tahanan

yang terletak di sisi utara, bangunan terdiri

dari 3 buah ruang tahanan ukuran besar 4,6m

x 6,65m tinggi 4,5m. Di dalam bangunan

terdapat 3 buah pintu besi, 3 buah pintu panel,

6 buah jendela panel dan 18 buah ventilasi

Page 36: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

teralis besi. Bentuk dan ukuran dari masing-

masing pintu, jendela dan ventilasi sama

dengan di Bangunan B. Bekas adanya atap

teras/ emperan yang menempel pada dinding

sisi selatan dan utara juga terlihat di

Bangunan C ini, sama seperti di Bangunan B.

Konstruksi kuda-kuda kayu, plafon kayu dan

lantai plester sama dengan Bangunan B.

d. Bangunan D

Bangunan D adalah bangunan tahanan sisi

timur terdiri dari 4 buah ruang tahanan

ukuran 3,6m x 4,5m dan 4 buah ruang

tahanan ukuran kecil 1,75m x 4,5m serta 2

ruangan untuk tempat menyiapkan makanan.

Bentuk dan ukuran bangunan serta bentuk

dan jumlah pintu, jendela, ventilasi sama

dengan yang ada di Bangunan B. Selain itu

juga ada tanda adanya bekas teras yang

menempel pada dinding luar sisi timur, selatan

dan barat. Untuk sisi selatan dan barat ada

penyangga balok dari tiang kayu, sedangkan

untuk sisi timur ada penyangga konsol kayu

ukuran 8/10 – 2,5m sebanyak 7 buah.

Luas : Luas Lahan : 11.000 m2

Luas Bangunan : 50 x 50 m2

Kondisi Saat Ini : Kondisi Bangunan Jil (Jail) Belanda terawat

Status Kepemilikan dan/atau

Pengelolaan

: Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis

Page 37: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

4 IDENTITAS

Nama Situs : Masjid Raja Pauh Ranap

Alamat : Jl. Sultan Ibrahim

Kelurahan : Pauh Ranap

Kecamatan : Peranap

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : 0°32' 23.8423" 107°58' 40.3806"

Batas-batas : Utara

: Makam Raja Usman Fadillah Tun Kecik Mangku Buni Indragiri

: Selatan

: Benteng Gundukan Tanah dan Parit

: Barat

: Benteng Aur Berduri Danau

Mendayun

: Timur : Benteng Gundukan Tanah dan

Kuburan Masyarakat

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, untuk menuju lokasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat.

Deskripsi Arkeologis

: Pada bangunan sebuah Masjid Radja Pauh Ranap

ini terdapat suatu keunikan arsitektur dengan

bentuk sisi, sudut dan bahan bangunan yang

terbuat dari kayu dengan kekuatan dasar tanpa

paku ( menggunakan pasak ) berdiri diatas

ketinggian + 27 meter dari dasar tanah mencapai

puncak bangunan Masjid. Bangunan utamanya

membentuk sudut persegi delapan dengan sisi

antara sudut berukuran 6,5 meter. Dari sisi-sisi

antara sudut terdapat 5 (lima) buah pintu masuk

ruang utama (pintu sabung)dan 4 (empat) buah

buah tingkap (jendela) yang berdekatan dengan

mimbar dan juga membentuk sudut persegi

delapan dengan bahan bangunan semen dan batu.

Pada ruangan utama yang dikelilingi sisi dan sudut

persegi delapan terdapat 4 (empat) buah pilar tiang

penyanggah yang berukuran 25,5 cm yang

dilengkapi dengan relif ukiran nuansa melayu

dengan ketinggian + 7,5 meter mencapai loteng

tingkat dua dari bangunan masjid tersebut. Pada

bagian atas pelapon dan loteng diantara sisi dan

sudut terdapat pentilasi yang berbentuk model

Ram.Pada sisi kanan depan ruang utama bangunan

masjid ini terdapat terdapat satu unit tangga yang

menghubungkan antara lantai dasar ruang utama

naik menuju loteng ( lantai dua ) dan dari loteng

menuju kuba ( lantai tiga ), dari lantai dasar ruang

utama menuju loteng (lantai dua)bangunan Mesjid

Radja Pauh Ranap terdapat 39 anak tangga dan

dari loteng tingkat dua bangunan menuju kuba

lantai tiga bangunan terdapat 15 anak tangga yang

membentuk lingkaran 900 dengan khasanah motif

Page 38: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

dan ukiran melayu. Menurut keterangan sumber,

yang disampaikan oleh Abdullah selaku sekretaris

desa Pauh Ranap dan Azhar selaku Gharin

(Nojo)atau pengurus Masjid tersebut menjelaskan

bahwa ; fungsi tangga yang terdapat pada

bangunan tersebut adalah sebagai sarana

penghubung seorang bilal Masjid untuk

melaksanakan aktivitas Azan di saat waktu sholat

tiba dan penyampaian maklumat-maklumat

lainnya yang berkaitan dengan kepentingan agama

dan maklumat-maklumat (pengumuman)

kepentingan masyarakat di Radja. Pada bagian

kuba ( lantai tiga ) pada bangunan masjid Radja

tersebut terdapat sebuah ruangan juga membentuk

sudut persegi delapan yang dilengkapi dengan 7

buah bangku atau kursi kayu melingkar atau

mengikuti sisi dari sebuah tetawak atau ( gong

)besar yang digunakan untuk pertanda alarm atau

tanda bunyian sebagai isyarat himbauan , sampai

saat ini masih utuh. Menurut keterangan sumber,

ruangan kuba persegi delapan dengan ukuran sisi

3,5 meter dan tinggi + 4 meter ini oleh Raja juga

digunakan sebagai tempat atau ruangan sidang

tertutup yang hanya dihadiri oleh Pembesar

Kerajaan dan tokoh agama. Pada bagian belakang

pada sisi kedelapan arsitektur bangunan masjid ini

dihubungkan dengan sebuah mi’rab dengan bentuk

sudut empat persegi dengan sisi berukuran 4 x 4

m2 . didalam ruangan mi’rab masjid ini terdapat

dua buah makam. Makam tersebut adalah makam

Raja Muda Pauh ranap yang bernama Muhammad

Ibrahim bersama permainsurinya bernama

Encik.FE’A pada ruangan kuba tersebut terdapat

sebuah pintu yang menghubungkan ruangan

utama dengan mi’rab diatas ambangsebuah pintu

tersebut terdapat sebuah prasasti yang bertuliskan

arab melayu yang berisikan tulisan tahun pendirian

bangunan masjid tersebut dengan angka 1929.

Pada mi’rab tersebut juga terdapat sebuah pintu

yang menuju halaman belakang bangunan. Pada

bagian atas ( kuba ) dari arsitektur bangunan

mi’rab mesjid ini juga membentuk sudut limas

persegi delapan. Pada bagian depan ruangan utama

dilengkapi dengan teras membentuk sudut persegi

tujuh melingkar membentuk ruangan 3,2 m.1

Untuk mencapai kawasan lokasi masjid Radja Pauh

Ranap ini para pengunjung dapat menggunakan

dua jalan alternatif, jika ingin menggunakan

kendaraan bermotor roda empat pengunjung harus

1 Ibid

Page 39: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

menempuh jarak tempuh + 10 km dari pusat

perkantoran kecamatan peranap dengan melewati

route perjalanan darat melewati dua desa yang

berdekatan dengan kawasan tersebut. Dua desa

yang dilewati tersebut adalah Desa Napal dan Desa

Semelinang Tebing (Semelinang Laut). Alternatif

lain pengunjung dapat menggunakan sepeda motor

atau jenis kendaraan roda dua lainnya untuk

menuju lokasi atau berjalan kaki menuju lokasi

dengan route perjalanan pasar peranap menuju

dermaga penyeberangan ke desa pauh ranap

dengan menggunakan alat penyeberangan kompang

(perahu motor). Dari pasar peranap untuk

mencapai lokasi Mesjid Radja Pauh Ranap ini harus

menempuh jarak dengan jarak tempuh + 3 Km

dengan menggunakan kendaraan roda dua atau

berjalan kaki. Untuk memperlancar hubungan arus

transportasi penyeberangan menuju lokasi dan

akses lainnya saat ini sedang dibangun jembatan

penyeberangan yang menghubungkan

desa/kelurahan peranap dengan desa pauh ranap

tempat/ lokasi Masjid Radja Pauh Ranap berada.

Sebuah jembatan yang dibangun sebagai upaya

pengembangan Infrastruktur adalah program

lanjutan prakarsa Bapak Drs. H. R. Thamsir

Rachman. M.M. Raja muda Indragiri yang

dipertuan muda semasa menjabat sebagai Bupati

Indragiri Hulu.

Luas : Luas Lahan : 50 x 50 m2

Luas Bangunan : 21,3 x 32,5 m2

Kondisi Saat Ini

: Utuh dan terawat

Status Kepemilikan dan/atau

Pengelolaan

: Masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu

Page 40: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

5 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Amir Nikmat Kelayang

Alamat : Jl. II

Desa : Desa Lubuk Sikarak

Kecamatan : Rakit Kulin

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00°28’42,0” E 102°07’54,3”

Batas-batas : Utara : Kebun Penduduk : Selatan : Kebun Penduduk

: Barat : Jalan Desa : Timur : Kebun Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Mudah, lokasi berada di daerah pemukiman kota

dan di dekat jalan raya, sehingga bisa menggunakan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Bangunan ini berarsitektur tipe rumah panggung belah bubung berada dipinggiran Sungai Indragiri,

dengan posisi menghadap ke Sugai Indragiri. Seluruh konstruksi bangunannya terbuat dari kayu, mulai dari tiang, dinding, dan lantai, kecuali

tangga masuk yang terbuat dari semen dan atap yang terbuat seng. Bagian dalam rumah terbagi

menjadi beberap ruang ruang, seperti ruang tamu dan beberapa kamar tidur. Di belakang rumah terdapat sumur dan dapur.

Luas : Luas Lahan : 30 m x 50 m (1500 m²)

Luas Bangunan : 21,80 m x 9,80 m

Kondisi Saat Ini

: Utuh dan terawat. Secara fungsional, rumah ini memang tidak memiliki kesinambungan fungsi. Hal ini karena rumah ini tidak difungsikan lagi sebagai

rumah hunian.

Status Kepemilikan dan/atau

Pengelolaan

: Dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hulu dan dikelola bersama BPCB Prov. Sumatera Barat, Riau, dan Kep. Riau; Prov. Riau

Page 41: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

6 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Menteri Kerajaan Indragiri

Alamat : Jl. Hang Lekir No, 9

Desa : Desa Kampung Besar Kota

Kecamatan : Rengat

Kabupaten : Indragiri Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : 0°22' 2.3483" 102°32' 27.9146"

Batas-batas : Utara : Jl. Hang Lekir : Selatan : Pemukiman Penduduk

: Barat : Jl. Rumah Tinggi : Timur : Pemukiman Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Berada di daerah Pemukiman penduduk,mudah

diakses dengan berjalan kaki dan menggunakan kenderaan roda dua dan kenderaan roda empat.

Deskripsi Arkeologis

: Rumah ini sebagian besar komponen bangunannya dari kayu, terutama bagian dinding,

tiang, lantai atas, plafon, dan tulang-tulang bangunan. Lantai bawah berupa lantai semen. Bagian atap berupa atap seng. Bagian dinding

seluruhnya dicat dengan warna kuning. Bangunan ini terletak di tengah-tengah halaman. Sekeliling

halaman diberi pagar tembok bata. Pada bagian depan terdapat anjungan yang menjorok ke muka dengan ukuran panjang 9 m dan lebar 4,6 m.

Bagian lantai bawah mempunyai 4 pintu yang terdiri dari pintu utama di bagian tengah, pintu samping di kanan-kiri pintu utama, dan pintu

belakang yang berada di bagian tengah-tengah dinding belakang. Jendela yang ada di lantai

bawah terdiri dari delapan buah yang terletak di samping kiri dan kanan masing-masing empat buah. Untuk menuju lantai atas terdapat tangga

yang terletak di samping kiri bagian anjungan. Tangga ini berupa tangga yang terbuat dari

tembok batu bata. Pintu yang terdapat di lantai atas hanya satu buah dan jendela berjumlah dua belas buah. Pada bagian beranda depan lantai

atas dan bagian anjungan lantai atas diberi pagar jeruji dari kayu setinggi 1 meter.

Luas : Luas Lahan : 70 m x 40 m Luas Bangunan : 26,4 m x 20,8 m

Kondisi Saat Ini : Utuh dan terawat. Secara fungsional, rumah ini masih memiliki kesinambungan fungsi. Hal ini karena rumah ini sampai sekarang masih

difungsikan sebagai rumah hunian.

Status

Kepemilikan dan/atau Pengelolaan

: Status kepemilikan dimiliki oleh ahli waris dan

dikelola bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Inderagiri Hulu dan BPCB Prov. Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau.

Page 42: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

7 IDENTITAS

Nama Situs : Istana Koto Rajo

Alamat :

Desa : Koto Rajo

Kecamatan : Kuantan Hilir Seberang

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : X: 0802547

Y: 9947894

Batas-batas : Utara : Jalan : Selatan : Rumah Penduduk

: Barat : Rumah Penduduk : Timur : Rumah Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman

penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Dengan arsitektur bertipe rumah panggung. Seluruh konstruksi bangunannya terbuat dari

kayu, mulai dari tiang, dinding, dan lantai, kecuali tangga masuk yang terbuat dari semen dan atap yang terbuat seng.

Luas : Luas Lahan : 760 m2

Luas Bangunan : Bangunan depan 155 m2;

Bangunan belakang 32 m2

Kondisi Saat

Ini

: Kondisi Istana Koto Rajo utuh dan terawat.

Status

Kepemilikan dan/atau

Pengelolaan

: Status kepemilikan yaitu milik Masyarakat Koto

Rajo dan dikelola bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

Page 43: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

8 IDENTITAS

Nama Situs : Masjid Jami Koto Pangean 1932

Alamat :

Desa/Kelurahan : Koto Pangean

Kecamatan : Pangean

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚ 25’ 37,6” dan E 101˚ 40’ 41,6”

Batas-batas : Utara : Balai Nikah : Selatan : Ladang

: Barat : Rumah Penduduk : Timur : Jalan kampung

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman

penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Masjid Jami’ Pangean berukuran 13,5 m x 16 m atau luasnya adalah 216 m². Pada awalnya masjid

ini merupakan bangunan kayu dengan bentuk panggung. Pada tahun 1998 dilakukan pemugaran oleh masyarakat setempat menjadi bangunan

tembok yang terbuat dari bata berspesi semen. Dari facadenya bangunan ini terlihat telah mengalami

pemugaran, terlihat dari pemberian warna cat, penambahan keramik pada dinding dan lantai. Pondasi bangunan masjid telah mengalami

perubahan, pada awalnya berbentuk panggung yang terbuat dari kayu menjadi pondasi yang terbuat dari coran batu kerikil. Bangunan masjid

ini terdiri dari satu lantai. Lantai juga telah berubah dari papan kayu menjadi lantai keramik

berwarna putih berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 30 x 30 cm.

Atap masjid berbentuk atap limas tumpang

tiga, antara atap kedua dan ketiga paling atas diberi ruang untuk penempatan pengeras suara,

dengan penutup atap terbuat dari genteng berwarna hijau. Plafon terbuat dari susunan papan kayu yang di beri cat warna putih. Masjid Jami’

Pangean tidak memiliki pagar keliling, pada sisi selatan terdapat pagar yang terbuat dari kayu sebagai pembatas dengan balai adat (balairung).

Halaman depan berdenah persegi panjang, sepanjang halaman telah ditutup dengan

lempengan balok-balok yang terbuat dari coran beton berwarna abu-abu. Masjid ini telah mengalami penambahan bangunan, yaitu di bagian

sisi timur laut terdapat ruangan tempat berwudhu. Selain tempat berwudhu, di sisi kiri ruang wudhu

terdapat tempat parkir. Bangunan Masjid Jami’ Pangean ini bergaya

arsitektur tradisional. Terlihat dari bentuk atapnya

berbentuk limasan tumpang 3. Untuk penggambaran deskripsi bangunan masjid dibagi dalam empat bagian pendeskripsian, yaitu bagian

Page 44: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

ruang utama, mihrab, serambi, bangunan

pendukung, dan bangunan penyerta. 1) Ruang Utama

Denah ruangan utama berbentuk empat persegi. Lantai

pada ruangan utama terbuat dari keramik

putih berukuran 30 x 30 cm. Dindingnya berupa dinding bata

berlepa yang telah dilapisi oleh keramik biru berukuran 10 cm x 20 cm.

Ketebalan dinding sekitar 15 cm. Plafonnya terbuat dari papan kayu berwarna

putih. Ruang utama masjid ini

mempergunakan tiang penyangga berjumlah 5

buah, terdiri dari 1 buah tiang utama (tiang macu) terbuat dari kayu ulin dan 4 buah tiang

pendamping yang berada di sisi tiang utama terbuat dari kayu resak. Tiang-tiang penyangga tersebut berbentuk oktagonal (segi delapan).

Keempat tiang tersebut melambangkan 4 suku yang ada di daerah Pangean, yaitu Suku

Mandihiliang, Suku Melayu, Suku Camin, dan Suku Piliang.

Jumlah jendela sebanyak 17 (tujuh belas)

buah, yang terdapat pada dinding ruangan utama sisi utara dan selatan masing-masing 5 (lima) buah,

sisi barat di sebelah kanan-kiri bagian mihrab masing-masing 2 (dua) buah, dan sisi timur berjumlah 3 (tiga) buah . Ukuran jendela ada dua,

yaitu 140 cm x 120 cm dan 125 cm x 118 cm. Pada sisi timur ruang utama terdapat ruang

tambahan yang dibatasi oleh 2 buah tiang

berbentuk balok yang dilapisi keramik putih. Pada ruang tambahan ini terdapat 3 buah pintu masuk

yang berada di sisi timur, selatan, dan utara. Jendela di ruangan ini berjumlah 6 buah dengan konsen jendela terbuat dari kayu. Daun jendela

terbuat dari kaca berangka kayu. Lantai di ruang pendopo terbuat dari keramik putih berukuran 30 cm x 30 cm dan lebih tinggi dari ruang utama

sekitar 5 cm. Pintu masuk ke ruang utama terletak di sisi

timur, utara, dan selatan masing-masing 1 buah. Pintu di sisi utara berukuran 120 cm x 185 cm, pintu di selatan berukuran 125 x 184 cm, dan

pintu di sisi dengan daun pintu berjumlah dua buah, yang masing-masing daun pintu terdiri dua

buah pintu kayu berpanil.

Page 45: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

2) Mihrab

Bagian mihrab berukuran 420 x 380 cm dengan atap berbentuk limasan tumpang 2 dan penutup atap terbuat dari genteng berwarna hijau. Pada

dinding mihrab terdapat 6 buah jendela, yaitu pada sisi barat, utara, dan selatan masing-masing terdapat 2 (dua) buah jendela. Mimbar yang

terdapat di bagian mihrab merupakan mimbar yang masih asli terbuat dari kayu, berukuran

panjang 271 cm, lebar 112 cm, dan tinggi 222 cm. Seluruh mimbar ini dipahat dengan hiasan yang cukup raya bermotif suluran dan bunga-bungaan.

3) Serambi

Masjid Jami’ Pangean dikelilingi oleh serambi di sisi utara, selatan, timur, dan barat. Sekeliling serambi diberi pagar yang terbuat dari besi dan

tiang balok dilapisi keramik berwarna merah. Pintu masuk ke bagian serambi ini berada di sisi timur dan utara.

4) Bangunan Pendukung

Bangunan pendukung masjid berupa bangunan tempat berwudhu, selain itu di sisi timur sedang dilakukan pembangunan sebuah gedung baru yang

digunakan sebagi tempat menikah. Bangunan masjid ini tidak dilengkapi kamar mandi.

5) Bangunan Penyerta Bangunan penyerta di Masjid Jami’ Pangean

adalah bangunan lain yang ada di halaman masjid yaitu makam. Kompleks makam ini berada di sisi utara. Kompleks makam diberi pagar kayu pada

sisi barat.

Struktur Kaki

Struktur kaki dalam bangunan ini adalah pondasi. Pondasi

Masjid Jami’ Pangean terbuat coran semen dan kerikil. Struktur pondasi ini telah

mengalami perubahan, karena pada awalnya bangunan ini merupakan bangunan kayu dengan

kontruksi panggung.

- Struktur dinding Bagian struktur dinding terdiri dari dinding dan tiang. Struktur dinding terbuat dari bata berlepa

dengan spesi semen, dinding ini juga diberi lapisan keramik. Bagian struktur tiang terbuat dari kayu

berbentuk oktagonal.

Page 46: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

Struktur atap

Bagian struktur rangka atap terdiri dari rangka atap dan langit-langit/Plafon. Rangka atap berbentuk gording. Bagian langit-langit terbuat

potongan-potongan papan kayu yang disusun secara linier dan diberi cat warna putih. Atap

masjid berbentuk tumpang 3, pembatas antara tumpang terbuat dari papan kayu dengan pengerjaan di bagian tengahnya diberi lubang.

Pembatas ini juga berfungsi sebagai lubang ventilasi.

Luas : Luas Lahan : 33,5 m x 24 m

Luas Bangunan : 13,5 m x 16 m

Kondisi Saat

Ini

: Kondisi Rumah Jami Koto Pangean 1932 saat ini

utuh dan terawat.

Status Kepemilikan dan/atau

Pengelolaan

: Status kepemilikan yaitu milik Masyarakat dan dikelola bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

Page 47: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

9 IDENTITAS

Nama Situs : Masjid Tuo Sentajo (Raudhatul Jannah)

Alamat :

Desa /

Kelurahan : Koto Sentajo

Kecamatan : Sentajo Raya

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚ 29’ 38,8” E 101˚ 36’ 03”

Batas-batas : Utara : Rumah Penduduk

: Selatan : Jalan kampung

: Barat : Jalan kampung dan Rumah Penduduk

: Timur : Rumah Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan

kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Masjid Raudhatul Jannah berukuran 14,5 m x 14 m m atau luasnya adalah 203 m². Dari facadenya bangunan ini terlihat telah mengalami pemugaran,

terlihat dari pemberian warna cat, penambahan keramik pada dinding dan lantai. Pondasi

bangunan masjid tidak diketahui, karena tertutup bangunan dan tidak terlihat. Bangunan masjid ini terdiri dari satu lantai. Lantai juga telah berubah

menjadi lantai keramik berwarna putih berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 40 cm x 40 cm. Atap masjid berbentuk atap limas tumpang

tiga dengan penutup atap terbuat dari genteng seng berwarna merah. Masjid tidak diberi plafon

(langit-langit), rangka atap dibiarkan terlihat. Pagar keliling Masjid Raudhatul Jannah terbuat dari besi. Halaman depan berdenah persegi panjang,

halaman di sisi utara terbuat dari coran beton berwarna abu-abu, dan keramik berwarna merah.

Halaman di sisi barat dan selatan berupa tanah yang ditutupi rumput. Masjid ini telah mengalami penambahan bangunan, yaitu di bagian sisi timur

laut terdapat ruangan tempat berwudhu. Bangunan Masjid Raudhatul Jannah ini

bergaya arsitektur perpaduan kolonial dan

tradisional. Arsitektur kolonial terlihat dari dinding bangunan yang terbuat dari bata berspesi kapur

dengan ketebalan dinding sekitar 31 cm, selain itu arsitektur kolonial terlihat dari bentuk lengkung (arch) pada jendela dan pintu. Arsitektur

tradisional terlihat pada atap berbentuk limasan tumpang 3 dan penggunaan tiang-tiang kayu di

ruang utama masjid. Untuk penggambaran deskripsi bangunan masjid dibagi dalam empat bagian pendeskripsian, yaitu bagian ruang utama,

mihrab, serambi, bangunan pendukung, dan bangunan penyerta.

Page 48: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

1) Ruang Utama

Ruang utama Masjid Raudhatul Jannah berdenah persegi panjang dengan ukuran 13,48 m x 13,40 m. Lantai pada ruangan utama terbuat dari

keramik putih berukuran 40 x 40 cm. Dindingnya berupa dinding bata berlepa yang telah dilapisi oleh keramik warna hijau berukuran 20 cm x 25 cm.

Ketebalan dinding sekitar 31 cm. Masjid Raudhatul Jannah tidak menggunakan flapon. Ruang utama

masjid ini mempergunakan tiang penyangga berjumlah 17 buah, terdiri dari 1 buah tiang utama (tiang macu) berdiameter 46 cm, 4 buah tiang

pendamping berdiameter 60 cm yang mengelilingi tiang utama, dan 12 buah tiang pendamping

berdiameter 26 cm yang berada di bagian luar 4 buah tiang pendamping. Tiang-tiang penyangga tersebut berbentuk oktagonal (segi delapan).

Jumlah jendela sebanyak 9 (sembilan) buah, yang terdapat pada dinding ruangan utama sisi

timur 2 buah, sisi barat 2 buah, utara 2 buah, dan selatan 3 buah. Jendela-jendela tersebut berbentuk lengkung tanpa konsen dengan ukuran jendela-

jendela tersebut 140 cm x 82 cm. Di setiap masing-masing jendela masih terdapat engsel daun jendela yang masih asli. Sebagian besar jendela sudah

tidak memiliki daun jendela, jendela yang masih memiliki daun jendela yang masih asli terdapat di

ruangan mihrab. Jendela tersebut memiliki jendela be

Pintu masuk ke ruang utama terletak di sisi timur dan utara masing-masing 1 buah. Pintu tersebut berdaun 2 dan tidak berkonsen kayu. Pintu di sisi

utara berukuran 80 cm x 210 cm, pintu di timur berukuran 43 cm x 208 cm. Atap bangunan

terbuat dari genteng seng berwarna merah, bentuk atap limasan tumpang 3.

2) Mihrab

Ruangan mihrab berbentuk persegi panjang berukuran 338 cm x 443,5 cm, ruangan mihrab ini lebih tinggi dari ruang utama sekitar 4 cm. Lantai

mihrab terbuat dari keramik berwarna putih berukuran 40 cm x 40 cm. Atap mihrab terbuat

dari genteng seng berwarna merah dan berbentuk limasan. Ruang mihrab ini dilengkapi dengan mimbar yang terbuat dari bata berspesi pasir dan

semen dengan ketebalan 20 cm. Mimbar ini berukuran panjang 173 cm, lebar 114 cm, dan

tinggi 208 cm. Tangga mimbar berada di belakang, pada awalnya tangga mimbar berada di bagian depan kemudian direhab sehingga bagian depan

tertutup dan dipindahkan ke bagian belakang, namun tahun perubahan tidak diketahui.

Page 49: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

3) Serambi

Serambi masjid hanya berada di sisi utara, serambi ini merupakan bangunan baru. Serambi berbentuk

ruangan tertutup yang dilengkapi jendela 8 buah, yaitu 2 buah di sisi barat, 4 buah di sisi utara, dan 2 buah di sisi selatan. Dinding terbuat dari bata

berspesi semen dengan ketebalan dinding 15 cm dan diberi cat warna kuning muda, sedangkan lantai terbuat dari keramik berwarna putih dan

merah. Pintu masuk utama berada di sisi timur dan sisi utara dengan dengn bentuk pintu

lengkung tanpa konsen dan berdaun 2 yanhg terbuat dari kayu.

4) Ruang Pendukung Bangunan pendukung masjid berupa bangunan

tempat berwudhu namun tidak dilengkapi kamar mandi. Tempat berwudhu ini berada di sisi timur terdiri dari 2 ruangan, yaitu tempat berwudhu laki-

laki dan perempuan. Tempat berwudhu ini merupakan bangunan baru, terbuat dari bata berplester yang berspesi semen dan diberi cat

warna merah muda.

- Struktur Kaki Struktur kaki dalam bangunan ini adalah pondasi.

Pondasi Masjid Raudhatul Jannah tidak diketahui. Untuk mengetahui struktur kaki bangunan Masjid Raudhatul Jannah perlu dilakukan ekskavasi.

- Struktur dinding Bagian struktur dinding terdiri dari dinding dan tiang. Struktur dinding terbuat dari bata berlepa

dengan kapur, dinding ini juga diberi lapisan keramik berawrna hijau. Bagian struktur tiang

terbuat dari kayu berbentuk oktagonal.

- Struktur atap Bagian struktur rangka atap terdiri dari rangka atap dan penutup atap. Rangka atap berbentuk

gording (Gording merupakan bentuk susunan rangka atap yang terdiri dari balok-balok kayu

yang dipasang secara horizontal). Atap masjid

Page 50: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

berbentuk tumpang 3, sedangkan penutup atap

berbentuk seperti genteng namun terbuat dari seng. Pembatas antara tumpang terbuat dari papan kayu dengan pengerjaan di bagian

tengahnya diberi lubang. Pembatas ini juga berfungsi sebagai lubang ventilasi.

Luas : Luas Lahan : 20 m x 20 m

Luas Bangunan : 14,5 m x 20 m

Kondisi Saat

Ini

: Utuh dan terawat.

Status

Kepemilikan dan/atau Pengelolaan

: Status kepemilikan yaitu milik Masyarakat dan

dikelola bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

Page 51: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

10 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Chaniago Penghulu Rajo Pucuk

Alamat :

Desa /

Kelurahan : Sentajo

Kecamatan : Sentajo Raya

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚ 29’ 34,8” dan E 101˚ 36’ 01,5”

Batas-batas : Utara : Rumah Penduduk

: Selatan

: Masjid Tua Sentajo (Raudhatul Jannah)

: Barat : Jalan kampung

: Timur : Rumah Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman

penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan

kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi

Arkeologis

: Rumah Chaniago Penghulu Rajo Pucuk Koto

Sentajo tepat berada di seberang Masjid Raudathul

Jannah. Rumah ini merupakan rumah adat

tempat hunian Penghulu Rajo Pucuk, bangunan

berarsitektur tradisional Minangkabau daerah

Rantau. Rumah ini menghadap ke arah selatan

yaitu ke arah sungai Rutopang dengan dominasi

warna putih dan kuning. Bangunan berupa rumah

panggung besar setinggi 135 cm yang

berkonstruksi kayu. Atap rumah berbentuk

Kajang Padati tumpang dua terbuat dari seng.

Bangunan ini terdiri dari 5 ruangan, yaitu di

bagian depan barando (sisi selatan), dibagian

dalam terdiri dari ruang tamu dan ruang tengah

(sisi barat) yang dipisahkan oleh dinding kayu

yang dipasang secara vertikal, sebuah kamar tidur

(sisi barat), dan ruang dapur (sisi utara) berada di

bagian belakang. Tinggi lantai sebagian ruang

berbeda. Lantai ruang dalam lebih tinggi 30 cm

dari ruang barando, sementara tinggi lantai ruang

tamu dan ruang tengah lebih tinggi 20 cm dari

lantai yang berada disis timur yang langsung

menuju ruang dapur. Bagian depan Barando

Page 52: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

diberi dinding setinggi ± 50 cm berupa pagar yang

dibuat dari tralis papan, ukuran barando 2 m x

2,55 m. Tangga masuk berada di sisi kanan

barando (sisi timur). Pintu masuk berada di sisi

selatan berukuran 173 cm x 76 cm. Sementara

jendela berjumlah 6 buah yaitu, 3 buah di sisi

selatan (bagian depan), 1 buah berada di sisi

barat, dan 2 buah berada di bagian belakang,

yaitu ruang dapur (sisi utara). Dinding rumah

terbuat dari papan yang dipasang vertikal. Jendela

di bagian depan ukurannya sampai ke arah lantai

yang diberi penutup (pagar) dari papan kayu

setinggi 50 cm. Pada dinding sisi selatan (depan)

bagian tengah terdapat tedapat hiasan berupa

terawangan berbentuk sulur-suluran.

Luas : Luas Lahan : 17,5 m x 11 m

Luas Bangunan : 12,5 m x 5 m

Kondisi Saat Ini

: Utuh dan terawat.

Status Kepemilikan

dan/atau Pengelolaan

: Status kepemilikan yaitu milik Halimah Keturunan

Penghulu Rajo Pucuk dan dikelola bersama

Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi

Page 53: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

11 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Godang Datuak Bisai

Alamat : Teratak Padang

Desa /

Kelurahan : Pulau Aro

Kecamatan : Kuantan Tengah

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚33’04.4” E 101˚33’55.4”

Batas-batas : Utara : Jalan kampung beraspal

: Selatan : Kebun : Barat : Rumah Penduduk : Timur : Rumah Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman

penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan

kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi

Arkeologis

: Rumah Godang Datuak Bisai merupakan rumah

tradisional daerah rantau Kuantan. Arsitekturnya

mempunyai ciri khas rantau yang terlihat dari

bentuk atap tidak bagonjong, tetapi berbentuk

atap tumpang dua tingkat dengan model kajang

padati (Atap kajang padati merupakan atap dengan

bentuk seperti atap pelana yang kedua ujungnya

ditinggikan), terbuat dari seng. Lantai rumah ini

berbentuk panggung dengan tangga di pangkal (di

sisi timur laut), sementara pintu masuk berada di

sisi timurnya. Rumah Godang ini terdiri dari 2

lantai. Lantai pertama digunakan sebagai tempat

bermusya-warah dan acara-acara adat lainnya. Di

lantai ini juga terdapat tiga buah kamar, dua buah

kamar berada di samping kiri dan kanan,

sedangkan sebuah kamar yang ditengah berfungsi

sebagai sebagai lemari. Kondisi lantai pertama

sebagaian telah hancur. Sementara lantai dua

dipergunakan sebagai tempat menyimpan barang/

peralatan perlengkapan adat. Bangun-an rumah

berdenah persegi panjang berukuran 16,40 m x 6,6

m yang disangga oleh 22 buah tiang kayu. Untuk

sirkulasi udara Rumah Godang di kedua lantainya

dilengkapi oleh jendela. Di lantai pertama terdapat

Page 54: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

5 jendela, 3 jendela besar berada di sisi depan

pintu masuk, tepatnya di sisi timur, 2 jendela kecil

berada di sisi barat. Jendela di lantai dua

berjumlah 8 buah, masing-masing 4 buah berada

di sisi tenggara dan barat laut. Ruang-an dapur

yang berada di sisi utara, kondisinya sekarang

telah hancur, hanya tinggal dinding sisi utara,

timur lantainya pun telah hancur. Di sisi barat

laut dari Rumah Godang ini sekitar 7,8 m terdapat

rangkiang (lumbung padi). Lumbung padi

(Rangkiang) ini ber-ukuran 2,5 m x 4,2 m, dengan

tonggak sebanyak 6 buah. Kondisi rangkiang ini

sudah rusak berat dan sebagian besar dinding dan

lantainya sudah hancur. Sayangnya rumah ini

sekarang sudah tidak dihuni lagi, sehingga

kondisinya sangat memprihatinkan dan rusak

berat.

Luas : Luas Lahan : 42 x 37,5 m (1575 m²)

Luas Bangunan : 16,4 x 6,6 m (108,24 m²)

Kondisi Saat

Ini

: Utuh

Status

Kepemilikan dan/atau Pengelolaan

: Ahli waris/ (Suku Ompek)

Page 55: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

12 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Godang Datuak Juanso

Alamat : Jl. M. Soham, Dusun Dua

Desa /

Kelurahan : Toar

Kecamatan : Gunung Toar

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚36’22.4” dan E 101˚29’25.5”

Batas-batas : Utara : Kebun

: Selatan : Rumah keluarga : Barat : Rumah Godang Datuak Sanguik : Timur : Jl. H. Soham

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Rumah Godang Datuak Juanso merupa-kan rumah tradisional beratap rumah lontiak. Hal ini

terlihat dari atap tumpang dua yang berbentuk kajang. Sebagai rumah panggung, pintu masuk

berada di sisi timur dengan tangga berada di pangkal. Denah bangunan utama persegi panjang dengan disangga oleh 20 buah tiang kayu. Jumlah

tiang ini melam-bangkan 20 buah undang-undang yang ada di daerah Toar yang harus ditaati. Pada ruang utama terdapat pembatas bangunan yang

berfungsi sebagai pembatas antara ruang laki-laki dan perempuan. Sebagai Rumah Godang Koto

Piliang, Rumah Godang Datuak Juanso lantainya bertingkat dua seba-gai tempat tempat duduk penghulu dan masyarakat biasa. Salah satu

keunikan Rumah Godang ini, pada bagian dinding luar kaya akan lukisan ragam hias berbentuk wajik (geometris), selain ragam hias lukisan juga

terdapat ragam hias yang terbuat dari tempelan cermin-cermin kecil berbentuk lingkaran yang

bagian dalam-nya dilapisi lempengan putih bertuliskan bahasa Belanda dengan gambar mahkota. Rangkiang Rumah Godang Datuak

Juanso telah dirobohkan dan diganti dengan sumur dan tempat penampungan air. Rumah

Godang ini kondisinya masih sangat terawat, karena sampai sekarang masih dihuni oleh keturunan Datuok Juanso.

Luas : Luas Lahan : 1 Ha Luas Bangunan : 13,5 x 6,20 m (83,7 m²)

Kondisi Saat Ini

: Utuh

Status Kepemilikan

dan/atau Pengelolaan

: Keturunan Datuok Juanso

Page 56: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

13 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Godang Datuak Sunguik

Alamat : Jl. M. Soham, Dusun Dua

Desa : Toar

Kecamatan : Gunung Toar

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚36’22,7” dan E 101˚29’26,1”

Batas-batas : Utara : Kebun : Selatan : Rumah Dt. Sinaro Garang

: Barat : Rumah Dt. Juanso : Timur : Sungai Batang Kuantan

DESKRIPSI

Aksesibilitas

Cagar Budaya

: Mudah, karena lokasi situs berada di sisi jalan

kampung beraspal, sehingga dapat ditempuh

dengan kendaraan roda dua atau roda empat.

Deskripsi Arkeologis

: Rumah Godang Datuak Sunguik terletak di sisi

timur (di belakang) Rumah Godang Datuak

Juanso. Rumah Godang Datuak Sunguik

menghadap ke arah timur yaitu ke arah sungai

Kuantan. Antara Rumah Godang Datuak juanso

dan Rumah Godang Datuak Sunguik dipisahkan

oleh rumah kecil (rumah keluarga) yang berfungsi

sebagai rumah singgah sementara (rumah transit)

sebelum menempati Rumah Godang. Sebagai

rumah tradisional Minangkabau khas rantau

Kuantan, arsitektur rumah ini memiliki cirri khas

tersendiri. Atap tumpang dua dengan model

kajang padati. Sebagai rumah Panggung, pintu

masuk rumah berada di sisi timur. Bangunan

utama rumah ini mempunyai denah persegi

panjang dan disangga oleh 20 buah tiang kayu.

Jumlah 20 buah ini melambangkan adanya

undang-undang adat yang ada di Kampung Toar

sebanyak 20 buah yang harus ditaati. Secara

keseluruhan bentuk rumah ini hampir sama

dengan Rumah Godang Datuak Juanso. Pada

ruang utama terdapat pembatas bangunan yang

berfungsi untuk membedakan antara ruang laki-

laki dan ruang perempuan. Sementara itu, pada

bagian panil bangunan terdapat ragam hias flora

Page 57: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

dan sulur-suluran berbentuk Aka Cino Tangah

Duo Gagang. Kondisi bangunan Rumah Godang

Datuak Sunguik saat ini rusak berat, karena tidak

dihuni. Sebagian dindingnya pada bagian dapur

dan bagian depan sudah tidak ada. Rangkiang

terdapat di sisi selatan yang berjumlah tiga buah.

Rangkiang ini juga menjadi pembatas antara

Rumah Godang Datuak Sunguik dengan Rumah

Godang Datuak Sinaro Garang. Kondisi ketiga

rangkiang ini juga sudah rusak berat dan sebagian

dindingnya telah hancur.

Luas : Luas Lahan : 1 Ha

Luas Bangunan : 14 x 6,2 m (86,8 m²)

Kondisi Saat Ini

: Utuh

Status Kepemilikan dan/atau

Pengelolaan

: Keturunan Datuak Sanguik

Page 58: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

14 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Godang Datuak Sinaro Garang

Alamat : Jl. M. Soham, Dusun Dua

Desa /

Kelurahan : Toar

Kecamatan : Gunung Toar

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚36’22.9” dan E 101˚29’25,6”

Batas-batas : Utara

: Rumah Godang Datuak Juanso dan

Rumah Godang Datuak Sanguik : Selatan : Rumah Penduduk : Barat : Rumah keluarga dan jalan M.Soham

: Timur : Sungai Batang Kuantan

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena lokasi situs berada di sisi jalan kampung beraspal, sehingga dapat ditempuh

dengan kendaraan roda dua atau roda empat.

Deskripsi Arkeologis

: Rumah Godang Datuak Sinaro Garang terletak di sisi selatan (di samping) Rumah Godang Datuak Juanso dan Rumah Godang Datuak Sanguik.

Rumah Godang Datuak Sinaro Garang meng-hadap ke arah utara. Antara Rumah Godang

Datuak Sanguik dan Rumah Godang Datuak Sinaro Garang dipisah-kan oleh tiga buah rangkiang. Sebagai rumah tradisional

Minangkabau khas Rantau Kuantan, Rumah Godang ini mempunyai ciri khas arsitektur dengan atap tumpang dua dan berbentuk kajang padati. Secara keseluruhan bentuk rumah ini hampir sama dengan Rumah Godang Datuak Juanso dan

Rumah Godang Datuak Sanguik. Bang-unan utama rumah ini mempunyai denah persegi panjang dan disangga oleh 20 buah tiang kayu.

Jumlah 20 buah ini melambangkan adanya undang-undang adat yang ada di Kampung Toar

sebanyak 20 buah yang harus ditaati. Pada ruang utama terdapat pembatas bangunan yang berfungsi untuk membedakan antara ruang laki-

laki dan ruang perempuan. Sementara itu, pada bagian panil bangunan terdapat ragam hias flora

dan sulur-suluran berbentuk Aka Cino Tangah Duo Gagang. Sebagai rumah panggung, pintu

masuk berada di sisi utara dengan tangga di pangkal ruang utama rumah ini. Rumah Godang Datuak Sinaro Garang kondisinya kurang terawat

meskipun sampai saat ini masih dihuni.

Luas : Luas Lahan : 1 Ha

Luas Bangunan : 14 x 6,2 m (86,8 m²)

Kondisi Saat

Ini

: Utuh

Status Kepemilikan

dan/atau Pengelolaan

: Keturunan Datuak Sinaro Garang

Page 59: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

15 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Godang Suku Chaniago Sentajo

Alamat : Dusun Koto Sentajo

Desa / Kelurahan

: Sentajo

Kecamatan : Sentajo Raya

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚ 29’ 37,3” dan E 101˚ 36’ 03”

Batas-batas : Utara : Rumah Penduduk : Selatan : Jalan kampung : Barat : Jalan kampung dan Rumah Penduduk

: Timur : Rumah Penduduk

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman

penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan

kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi

Arkeologis

: Rumah Godang adalah bangunan berupa rumah

panggung besar konstruksi kayu, terdiri dari tiga

ruang, yaitu, di bagian depan ruang barando,

dibagian tengah ruang tengah, berderet dari depan

ke belakang pada sisi kiri dan kanan terdapat

lebih dari lima kamar tidur. Rumah Godang

Chaniago merupakan tempat perkumpulan bagi

para keturunan suku Chaniago. Saat Hari Raya

Lebaran biasanya para keturunan berkumpul

untuk sekadar bersilaturahmi. Rumah Godang

jadi tempat untuk bermusyawarah menyelesaikan

berbagai masalah yang menyangkut adat diantara

para keturunan suku. Rumah Godang Suku

Chaniago Koto Sentajo yang sekarang merupakan

Rumah Godang hasil pemugaran tahun 2010 oleh

Pemda Kuantan Singingi. Rumah Godang Suku

Chaniago merupakan rumah adat berarsitektur

tradisional Minangkabau daerah Rantau. Rumah

Godang ini menghadap ke arah tenggara yaitu ke

arah sungai Rutopang dengan dominasi warna

hijau dan kuning. Bangunan berupa rumah

panggung besar setinggi 165 cm yang

berkonstruksi kayu dengan arah hadap ke

Page 60: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

tenggara. Atap rumah berbentuk Kajang Padati

terbuat dari seng. Bangunan ini terdiri dari 3

ruangan, yaitu di bagian depan baranda, dibagian

tengah ruang tengah, dan sebuah kamar

diperuntukkan untuk menyimpan alat-alat

perlengkapan adat Suku Chaniago. Dibagian

ruang tengah seperti terdiri dari 4 ruang yang

tidak diberi sekat sehingga terlihat menyerupai

lorong yang berderet dari sisi depan (tenggara) ke

sisi belakang (barat laut), antara ruang tengah

dengan ruang tengah bagian belakang

setengahnya diberi dinding dari susunan papan

kayu yang dipasang horisontal,. Antara lorong

bagian depan Barando diberi dinding berupa

setinggi ± 90 cm berupa pagar yang dibuat dari

tralis papan, ukuran barando 3 m x 3,5 m. Tangga

masuk berada di sisi kiri barando (sisi barat daya).

Pintu masuk berada di sisi tenggara berukuran

182 cm x 119 cm. Sementara jendela berjumlah 12

buah yaitu, di sisi tenggara berjumlah 5 buah, di

sisi barat laut berjumlah 3 buah, di sisi timur laut

berjumlah 2 buah, dan di sisi barat daya

berjumlah 2 buah. Dinding rumah terbuat dari

papan yang dipasang diagonal.

Luas : Luas Lahan : 30 m x 20 m

Luas Bangunan : 16,60 m x 5,50 m

Kondisi Saat Ini

: Utuh dan terawat.

Status Kepemilikan

dan/atau Pengelolaan

: Suku Chaniago

Page 61: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

16 IDENTITAS

Nama Situs : Rumah Olaysyah

Alamat : Dusun Koto Sentajo

Desa /

Kelurahan : Sentajo

Kecamatan : Sentajo Raya

Kabupaten : Kuantan Singingi

Provinsi : Riau

Koordinat : S 00˚ 29’ 34,8” E 101˚ 36’ 01,5”

Batas-batas : Utara : Rumah Penduduk

: Selatan : Rumah Penduduk dan Jalan : Barat : Rumah Adat Caniago : Timur : Rumah Penduduk/Kebun

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman

penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan

kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Rumah Olaysyah Koto Sentajo tepat berada di

belakang Rumah Chaniago Panghulu Rajo Pucuk.

Rumah Olaysyah merupakan rumah tempat

hunian masyarakat biasa yang berarsitektur

tradisional Minangkabau daerah Rantau. Rumah

ini menghadap ke arah selatan yaitu ke arah

sungai Rutopang dan tidak diberi cat jadi masih

merupakan warna asli kayu. Bangunan berupa

rumah panggung besar setinggi 135 cm yang

berkonstruksi kayu. Atap rumah berbentuk

Kajang Padati yang terbuat dari seng. Bangunan

ini terdiri dari 5 ruangan, yaitu di bagian depan

barando (sisi timur) dengan tangga masuk berada

di sisi selatan, dibagian dalam terdiri dari ruang

tamu dan ruang tengah (sisi barat) yang

dipisahkan oleh dinding kayu yang dipasang

secara vertikal, sebuah kamar tidur (sisi barat),

dan ruang dapur (sisi utara) berada di bagian

belakang. Tinggi lantai sebagian ruang berbeda.

Lantai ruang dalam lebih tinggi 30 cm dari ruang

barando, sementara tinggi lantai ruang tamu dan

ruang tengah lebih tinggi 20 cm dari lantai yang

berada disis timur yang langsung menuju ruang

dapur. Bagian depan Barando diberi dinding

Page 62: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

setinggi ± 50 cm berupa pagar yang dibuat dari

tralis papan, ukuran barando 2 m x 2,55 m.

Tangga masuk berada di sisi kanan barando (sisi

timur). Pintu masuk berada di sisi selatan

berukuran 173 cm x 76 cm. Sementara jendela

berjumlah 6 buah yaitu, 3 buah di sisi selatan

(bagian depan), 1 buah berada di sisi barat, dan 2

buah berada di bagian belakang, yaitu ruang

dapur (sisi utara). Dinding rumah terbuat dari

papan yang dipasang vertikal. Jendela di bagian

depan ukurannya sampai ke arah lantai yang

diberi penutup (pagar) dari papan kayu setinggi 50

cm. Pada dinding sisi selatan (depan) bagian

tengah terdapat tedapat hiasan berupa

terawangan berbentuk sulur-suluran.

Luas : Luas Lahan : 20 m x 25 m

Luas Bangunan : 6 m x 8 m

Kondisi Saat Ini

: Utuh

Status Kepemilikan

dan/atau Pengelolaan

: Olaysyah

Page 63: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

17 IDENTITAS

Nama Situs : Controleur Belanda (Rumah Dinas Wakil Bupati Kabupaten Rokan Hulu)

Alamat : Jl. Veteran / Riau

Desa / Kelurahan : Kel. Pasir Pangaraian

Kecamatan : Rambah

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00 51’ 57,9” E 100 17’ 46,6” dengan ketinggian 64 m dpl.

Batas-batas : Utara : Perumahan Penduduk : Selatan : Jalan Riau / Imam Bonjol

: Barat : Jalan Imam Bonjol

: Timur : Rumah Dinas Wakil Bupati Kab. Rokan Hulu

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Cagar Budaya terletak di daerah yang padat

dengan pemukiman serta kantor pemerintahan

dengan bentang lahan datar. Untuk mencapai

lokasi dapat menggunakan roda empat dan roda

dua.

Deskripsi Arkeologis

: Bangunan ini berbentuk panggung dengan jarak

dari tanah 1 meter. Bangunan ini memiliki

panjang 12 meter dengan lebar 8 meter. Pada

bagian samping kanan terdapat bangunan

tambahan yang menyatu dengan bangunan induk

dengan ukuran 30 meter x 3 meter. Pada dasarnya

bangunan ini belum mengalami perubahan.

Bangunan ini terbuat dari kayu dengan alas

bawah (yang berhubungan langsung dengan tanah

terbuat dari semen/tembok.

Secara umum bangunan berbahan kayu (dinding)

dan semen/tembok pada bagian lantai.

Luas : Luas Lahan : 1.302 m2

Luas Bangunan : 8 m x 12 m

Kondisi Saat Ini : Utuh dan terawat. Dari awalnya berdirinya

sampai dengan sekarang bangunan ini

difungsikan sebagai rumah hunian.

Status

Kepemilikan dan/atau Pengelolaan

: Masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten

Rokan Hulu

Page 64: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

18 IDENTITAS

Nama Situs : Istana Rokan dan Rumah Hulubalang

Alamat : Dusun Rokan Koto Ruang

Desa / Kelurahan : Rokan Koto Ruang

Kecamatan : IV Koto Rokan

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00 34’ 00,9” E 100 24’ 25,9” dengan ketinggian 102 m dpl.

Batas-batas : Utara : Rumah Penduduk : Selatan : Rumah Penduduk : Barat : Sungai Rokan

: Timur : Jalan Kampung

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan

kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi Arkeologis

: Lokasi situs berada di sebelah barat pasar Rokan,

kurang lebih 1 km. Bangunan tersebut berada

pada sebidang tanah yang dipagari dengan pagar

BRC. Batas-batas situs adalah sebelah barat

berbatasan dengan Sungai Rokan, sebelah timur

berbatasan dengan Jalan Raya, sebelah utara dan

selatan berbatasan dengan rumah penduduk.

Kondisi bangunan istana masih cukup baik.

Bentuk istana merupakan rumah panggung.

Lantai terbuat dari papan yang memiliki

ketinggian 2 meter dari tanah. Jumlah tiang

penyangga bangunan berjumlah 18 buah dengan

diameter tiang 25 cm. Tiang-tiang luar diberi

hiasan tempel ukir-ukiran. Tiang dibagian tangga

pintu masuk berjumlah 6 buah pada bagian atas

tiang di bentuk seperti kuncup bunga melati

dalam 2 tingkatan. Bagian dinding bangunan

tingkat bawah dan tingkat atas bermotof polos.

Hanya pada lis dasar dinding bagian bawah diberi

ukir-ukiran.

Bangunan istana bertingkat tiga yang

keseluruhan komponen bangunan terbuat dari

kayu. Pintu masuk istana terdapat pada bagian

timur istana. Untuk masuk istana kita harus

melewati tangga yang terbuat dari kayu. Pintu

satu lagi terdapat di bagian barat istana,

mempunyai tangga dari kayu juga. Lantai

pertama dibagi menjadi dua bagian, yaitu

ruangan depan yang berukuran 14,9 x 4,2 meter,

dan ruangan belakang yang berukuran 4,1 x 8,9

m. Antara ruangan depan dan ruangan belakang

dihubungkan oleh sebuah pintu. Di samping kiri

Page 65: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

kanan ruang belakang terdapat ruangan kecil

(kamar) yang berukuran masing-masing 4,1 x 3

meter. Pada masing-masing kamar dapat sebuah

pintu. Jendela yang terdapat pada bangunan

tingkat pertama berjumlah 11 buah ,yaitu 4 buah

dibagian muka, 1 buah di samping kiri, 1 buah di

samping kanan dan 5 buah di bagian belakang.

Tinggi ruangan tingkat pertama 3,1 meter.

Tingkat kedua merupakan sebuah ruangan

berdenah empat persebi panjang dengan ukuran

14,45 x 7,8 meter. Ruangan ini tanpa jendela,

tanpa dinding. Pada keempat sisi ruangan

berbatasan langsung dengan atap seng. Cahaya

masuk melalui dua buah atap asbes/plastik yang

dipasang sebagai penerang ruangan. Tinggi

ruangan ini 2,25 meter.

Sedangkan tingkat ketiga/paling atas merupakan

terdapat ruangan yang berukuran 3,1 x 9,2 meter.

Tinggi ruangan bagian tengah 4,11 meter, tinggi

bagian tepi ruangan 1,92 meter. Terdapat 8

jendela, yaitu bagian muka dan belakang terdapat

3 buah jendela dan bagian samping terdapat

masing – masing 1 buah. Jenis jendela adalah

kombinasi antara jendela panin dan jendela

jalusi.

Atap bangunan terdiri dari dua tingkat yang terbuat dari seng. Dua buah atap seng diganti

dengan atap transparan sebagai penerang ruangan tingkat kedua.

Luas : Luas Lahan : 30,5 x 44 m

Luas Bangunan : Panjang 15,5 m dan lebar

8,25 m

Kondisi Saat Ini : Utuh dan terawat.

Status Kepemilikan dan/atau

Pengelolaan

: Kerajaan Rokan dan dikelola oleh Kerajaan Rokan, BPCB Batusangkar dan Pemda Kab. Rokan Hulu

Page 66: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran

19 IDENTITAS

Nama Situs : Kantor KPU Kabupaten Rokan Hulu (Kantor Controleur)

Alamat : Jl. Riau/Imam Bonjol

Desa / Kelurahan : Kel. Pasir Pangaraian

Kecamatan : Rambah

Kabupaten : Rokan Hulu

Provinsi : Riau

Koordinat : N 00 51’ 56,6” E 100 17’ 44,7” dengan ketinggian 64 m dpl

Batas-batas : Utara : Rumah Penduduk : Selatan : Jl. Riau/Imam Bonjol

: Barat : Jalan Imam Bonjol

: Timur : Rumah Dinas Wakil Bupati Kab.

Rokan Hulu

DESKRIPSI

Aksesibilitas Cagar Budaya

: Mudah, karena berada di daerah pemukiman penduduk. Untuk menuju bisa menggunakan kendaraan roda 2 atau 4.

Deskripsi

Arkeologis

: Bangunan ini berbentuk persegi panjang dengan

20, 3 meter x 14, 3 meter dengan tinggi 5.5 meter.

Pada beberpa bagian tertentu bangunan ini sudah

mengalami perubahan terutama pada bagian

dalam yang sudah dibuat sekat-sekat untuk

ruangan yang terbuat dari bahan triplek. Selain

dari itu, plafon dari bangunan ini juga telah

mengalami perubahan dari papan ke triplek.

Sekarang bangunan ini memiliki 6 ruangan yang

digunakan untuk perkantoran. Atap dari

bangunan ini telah mengalami perubahan dari

genteng tanah ke seng, sedangkan dinding

bangunan ini terbuat dari kayu. Pada bagian

depan tiang sudah diganti dengan beton.Lokasi

bangunan ini berada di pemukiman penduduk

dan perkantoran dengan luas lahan 2500 m2 (50

meter x 50 meter).

Secara umum bangunan berbahan kayu (dinding), beton (tiang), dan seng (atap).

Luas : Luas Lahan : 290,29 m2

Luas Bangunan : Panjang 20, 3 m, lebar

14, 3 m

Kondisi Saat Ini : Utuh dan terawat.

Status Kepemilikan dan/atau

Pengelolaan

: Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu

Page 67: LAMPIRAN : KEPUTUSAN GUBERNUR RIAUkebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/... · 2020. 9. 6. · Bagian Tapak bawah berukuran : 32 X 47 CM. Bagian pinggang berukuran