LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI … · dirumuskan solusinya untuk peningkatan kinerja di...
Transcript of LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI … · dirumuskan solusinya untuk peningkatan kinerja di...
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2017
,r\$6r$fffi
T(ATA PEIIIGAilT*R
,* sefuri*rffi rmbt/ardnr**drlterata&dr-
er{ffir*ssd*m rrHEFeppSen sydnrle ffif$ah SfiJT, kalffiah rM tui ri*B lfya Hr RSg ffi. Br. R $aetwso Suderb @merqfffi| @ Wry ercrest #ar l4san idctl$ilikKrHF trffiEi knerirhh f-Atff) T&rt 2{J17-
lrytrr ini dulrstm s@ai ffiS kerSbm RSO ffi. Dr- R ffitarsoSurffi sffirai lnskd$i PresilHl tknw ? Tdnsr ts9 ffirg WanAtrxffi KsErF lrsftnsi krredr#r, PstilsiP*tlffi iknor 53 Tatrun 2t!14
terrhrq P€frsrir* Tekn*s Pe*ian$an Kirmia, P*poran tsrsia &n Tda Csa Hs.tu
A# t an lr#si lffilL Fer*ran *ki l(#n Rl $,{srs
241ffihr*eslFerfJ$[Et]tt ffiq rum]* Pffisr l@n Kreria tutPdapwsl rff*trffib l(merla l n#rtm t(sffir RI sta grnil&n Beren
Perqre*S$Pld. B. R Seftarss$rrffi-
fugnt#afut baffir/a @rsr *t' rasft Awqpa*lre*rlsrya*, #r lwera ilu
ffi &* sar* $arq iliernkqrm s€* #Erapkr rffe* psbaihri-
It**rre uffiFl lsina td &I perqfsgar yery tdrc alsar*pitsan
lcep* *rx*r SfrfEk # upya #r ierft pydrqfa pqg teHr rnermrr**an
HryE #t stiran set*rygn @oran inf @ dissm dat rmga Tuhan Yarqg
AiHra Esasss*iasa trs*&r pe*x$*serh nsnffir**uatart kepda ki{a
*rs#l &n r#samka* @faffi k*e*E*r. Sensgtr taporen ini epst"bemaffibqi#nutrftrt*
tdassdamu' al ail+u m Wara h m atu llah
Januari 2O18
t r:o" Sp. OT. {K}.
t+qztAhsffitalfirnriaRX, kd- k- L Hrus 3r&a ?*xrlt ?Ilt?
198S31003
|-APTORAil AKUXTAB|LITAS tgiER.tA U*STAT(iI PEIERtr{TAH (LAtOp}RSO PROF. T'R RSOEHARSO SI'RAI(ARrA
TA{UXAr17
DISIAPKAII DAII IXBUAT OLEH TXREKSI
th- e- Fdildii t bmo, Str O?- (l$.NrP 1W(U81989031&)3
2 Dief&r H< dat Keperffir
ar-k*yana, Sp. OT{r}NtP {SBrOtl0r98s12.l001
3 Drel<tn t&ilrn, SDI{, dan Penditikan 3
dr. R Safil Rudrarto H, Sp- Rad, lfl-NrP 1362082813891 g1 002
a DirelfrrKaargan
Irr3EC$bu.,U.S.NIP 1965041519trr)31001
iSO hd- I}. R. So.h e 9rdEtaTh ml7
Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
harus dapat dipertanggung jawabkan
komitmen yang kuat guna
governance) yang mengedepankan akuntabilitas publik
Dalam konteks ini menjadi penting adanya alat ukur atau indikator yang bisa
dijadikan dasar penilaian penetapan kinerja yaitu dalam bentuk Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Surakarta Tahun 2017.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Soeharso Surakarta Tahun 201
kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan dalam mencapai tujuan, visi dan
misinya. Tahun 2017 merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
”Menjadi Rumah Sakit Ortopedi Unggulan Dengan Pelayanan Prima di ASEAN
dengan misi : ”Mewujudkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi
terintegrasi pendidikan dan penelitian secara paripurna
rumah sakit dengan kaidah bisnis yang seha
mewujudkan sumber daya manusia
mewujudkan jejaring pelayanan yang berkelanjutan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
BLU berdasar
839/Menkes/Per/VII/2007 tanggal 20 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
RSO Prof. dr. R. Soeharso Surakarta
Laporan Akuntabilitas kinerja
jawaban kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan
tidak langsung. Sebagai bahan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun
RINGKASAN EKSEKUTIF
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam kurun waktu tahun 201
harus dapat dipertanggung jawabkan kepada publik serta dilandasi d
guna melaksanakan tata kepemerintahan yang baik (
) yang mengedepankan akuntabilitas publik.
Dalam konteks ini menjadi penting adanya alat ukur atau indikator yang bisa
dijadikan dasar penilaian penetapan kinerja yaitu dalam bentuk Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSO Prof. Dr. R.
Tahun 2017, disusun dengan menyajikan hasil pengukuran
kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan dalam mencapai tujuan, visi dan
merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2015-2019 yang mengusung visi:
akit Ortopedi Unggulan Dengan Pelayanan Prima di ASEAN
Mewujudkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi
terintegrasi pendidikan dan penelitian secara paripurna, mewujudkan manajemen
rumah sakit dengan kaidah bisnis yang sehat, efektif, efisien dan akuntabel
daya manusia yang profesional, inovatif dan kreatif
ewujudkan jejaring pelayanan yang berkelanjutan.
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam menjalankan operasionalnya sebagai
kepada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :
839/Menkes/Per/VII/2007 tanggal 20 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
RSO Prof. dr. R. Soeharso Surakarta.
Laporan Akuntabilitas kinerja ini sebagai sarana penyampaian pertanggung
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta kepada Direktorat Jenderal
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sebagai bahan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
iv
tahun 2017 ini
serta dilandasi dengan
melaksanakan tata kepemerintahan yang baik (good
Dalam konteks ini menjadi penting adanya alat ukur atau indikator yang bisa
dijadikan dasar penilaian penetapan kinerja yaitu dalam bentuk Laporan
Prof. Dr. R. Soeharso
RSO Prof. Dr. R.
, disusun dengan menyajikan hasil pengukuran
kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan dalam mencapai tujuan, visi dan
merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis
2019 yang mengusung visi:
akit Ortopedi Unggulan Dengan Pelayanan Prima di ASEAN ”
Mewujudkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi
ewujudkan manajemen
efisien dan akuntabel,
yang profesional, inovatif dan kreatif serta
dalam menjalankan operasionalnya sebagai
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor :
839/Menkes/Per/VII/2007 tanggal 20 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
sebagai sarana penyampaian pertanggung
kepada Direktorat Jenderal
baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sebagai bahan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) ti
keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 201
memuat kendala atau kekurangan
dirumuskan solusinya untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang.
Berdasarkan rangkuman hasil pencapaian kinerja tahun 2017,
tiga) indikator kinerja yang diterapkan RSO Prof. Dr. R. S
pada tahun 2017, sebanyak 33 (tiga puluh tiga) indikator dapat mencapai /
melampaui target yang ditetapkan, sementara 10 (sepuluh) indikator belum
mencapai target. Apabila data tersebut dipersentasekan maka capaiannya sebesar
76,7 %. Rincian pencapaian sasaran strategis tersebut diuraikan di bawah ini :
Perwujudan kehandalan sarana dan prasarana melalui perhitungan
equipment dan effectiveness
proper tercapai biru, pengembangan sistem
handal melalui capaian
optimal (12,5 %).
Perwujudan SDM yang
dengan perkembangan
ortopedi telah mendapatkan
karyawan telah mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam, 6
telah mendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun
mahasiswa kedokteran
15,6 %.
Perwujudan budaya kerja
100 %. Dimana penyusunan kontrak kinerja di dalam Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP) untuk 475 Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah terealisasi 100 %. dan akan
segera disusun penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) untuk pegawai BLU.
Perwujudan pengembangan
perkembangan iptekdok
tercapai sebesar 70 %, p
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun
Pemerintah (LAKIP) tidak hanya menyajikan informasi yang berisi tentang
keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2017
memuat kendala atau kekurangan - kekurangan yang ada sehingga dapat
dirumuskan solusinya untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang.
rangkuman hasil pencapaian kinerja tahun 2017, dari 43 (empat puluh
tiga) indikator kinerja yang diterapkan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
pada tahun 2017, sebanyak 33 (tiga puluh tiga) indikator dapat mencapai /
melampaui target yang ditetapkan, sementara 10 (sepuluh) indikator belum
pabila data tersebut dipersentasekan maka capaiannya sebesar
Rincian pencapaian sasaran strategis tersebut diuraikan di bawah ini :
erwujudan kehandalan sarana dan prasarana melalui perhitungan
eness (OEE) tercapai sebesar 71,7 % dan tingkat penilaian
engembangan sistem informasi manajemen rumah
modul IT masih belum tercapai pada tahap integrated I
SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi (profesional) sesuai
erkembangan ilmu dan teknologi kedokteran yaitu : seluruh dokter
mendapatkan sertifikat sub spesialis / konsultan (100 %), 94 %
karyawan telah mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam, 69,9 % staf di area kritis
mendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun, 1 dosen telah membimbing 5
kedokteran, karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
erja pegawai terkait sasaran kinerja pegawai
penyusunan kontrak kinerja di dalam Sasaran Kinerja Pegawai
Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah terealisasi 100 %. dan akan
segera disusun penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) untuk pegawai BLU.
engembangan pelayanan subspesialistik ortopedi traumatologi
ptekdok yaitu : pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
, pelayanan unggulan telah terlaksana 100 % yaitu : S
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
v
dak hanya menyajikan informasi yang berisi tentang
7 tetapi juga
kekurangan yang ada sehingga dapat
dirumuskan solusinya untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang.
dari 43 (empat puluh
oeharso Surakarta
pada tahun 2017, sebanyak 33 (tiga puluh tiga) indikator dapat mencapai /
melampaui target yang ditetapkan, sementara 10 (sepuluh) indikator belum
pabila data tersebut dipersentasekan maka capaiannya sebesar
Rincian pencapaian sasaran strategis tersebut diuraikan di bawah ini :
erwujudan kehandalan sarana dan prasarana melalui perhitungan overall
ingkat penilaian
manajemen rumah sakit yang
integrated I yang
rofesional) sesuai
dokter spesialis
(100 %), 94 %
staf di area kritis
telah membimbing 5
lanjut sebesar
telah tercapai
penyusunan kontrak kinerja di dalam Sasaran Kinerja Pegawai
Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah terealisasi 100 %. dan akan
segera disusun penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) untuk pegawai BLU.
raumatologi sesuai
pelayanan medik sub spesialistik
100 % yaitu : Skoliosis,
Plexus Brachialis Injury
Paraplegia dan pertumbuhan
tercapai 5,1 % (102 % dari target).
Perwujudan kualitas penelitian
based terkait pertumbuhan
% dengan 3 jenis penelitian
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Penderita Clubfoot, Hasil
Palsy Spastic Diplegic
Multilevel Surgery) di
Technology Acceptance Model
Perwujudan hospital tourism
pembangunan gedung pelayanan
(100 % dari target).
Perwujudan penyempurnaan
DPJP terkait jenis pelayanan
DPJP telah tercapai 14 j
Perwujudan jejaring kerja
pertumbuhan jumlah institusi (pihak
melakukan kerjasama sebesar 52 kerjasama (58,5 dari target).
Perwujudan pelayanan
bermutu antara lain : Kegiatan a
(100 %), sasaran keselamatan
infeksi dengan indikator :
saluran kencing (ISK) (0
serta infeksi aliran darah
turun ke angka 37,6
pengembalian rekam medik
kejadian pasien jatuh, kepatuhan penggunaan formularium nasional terc
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun
Plexus Brachialis Injury, Developmental Dislocation of The Hip
ertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub spesialistik
tercapai 5,1 % (102 % dari target).
enelitian dan pengembangan rumah sakit berbasis
pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan telah terealisasi 27
% dengan 3 jenis penelitian yaitu Efektivitas Foot Abduction (FAB) Produksi
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Untuk Mempertahankan Koreksi Kaki Pada
Hasil Functional Mobility Scale (FMS) Pada Kasus
Palsy Spastic Diplegic Yang Ditangani Dengan Metode SEMLS (Single Event
Multilevel Surgery) di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta serta
Technology Acceptance Model Pada Manajemen Rumah Sakit.
ourism dengan program pelayanan terpadu terkait
pelayanan terpadu dan penunjangnya tercapai sebesar 54 %
enyempurnaan manajemen pelayanan dengan clinical
pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis clinical pathway
4 jenis (77.8 % dari target).
erja horizontal maupun vertikal yang berkelanjutan
institusi (pihak ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan yang
sebesar 52 kerjasama (58,5 dari target).
elayanan subspesialistik ortopedi traumatologi yang
Kegiatan akreditasi RS dalam persiapan re akreditasi KARS
eselamatan operasi tercapai sebesar 99.9 %, pengendalian
infeksi dengan indikator : Infeksi daerah operasi (1.71 %), dekubitus
(0 ‰), ventilator associated pneumonia (VAP) sebesar 5,26
arah perifer / phlebitis (0%), angka medication error
37,6 %, emergency response time II sebesar
medik lengkap dalam 1 x 24 jam tercapai 91,5 %, tidak ada
, kepatuhan penggunaan formularium nasional terc
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
vi
(DDH) serta
medik sub spesialistik
erbasis evidence
telah terealisasi 27
Produksi RSO
Untuk Mempertahankan Koreksi Kaki Pada
Pada Kasus Cerebral
Yang Ditangani Dengan Metode SEMLS (Single Event
serta Aplikasi
terkait kegiatan
tercapai sebesar 54 %
pathway dan
clinical pathway dan
erkelanjutan terkait
pelayanan / pendidikan yang
berkualitas /
dalam persiapan re akreditasi KARS
tercapai sebesar 99.9 %, pengendalian
(0 ‰), infeksi
sebesar 5,26 ‰
rror cenderung
sebesar 88,6 menit,
tercapai 91,5 %, tidak ada
, kepatuhan penggunaan formularium nasional tercapai
sebesar 99.5 %, tidak
sebesar 6,02 ‰, angka k
tes kritis radiologi dan laboratorium tercapai sebesar 100 % (
menit), pemberian pencegahan
99,7 %, serta angka bed
Perwujudan peningkatan
Kerja Karyawan tercapai sebesar 96 %
pelanggan telah ditindaklanjuti
80.7 %, waktu tunggu
operasi elektif tercapai sebesar 19
tercapai sebesar 2 jam 24 menit, w
sebesar 52,12 menit dan w
8.07 menit.
Perwujudan efisiensi p
biaya operasional (POBO
Umum RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebesar
sebesar : Rp. 978.218.711.863,0
Perwujudan alokasi dana yang
7,24 % (Rp. 165.597.832.281
sebesar Rp. 263.652.000.306
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun
adanya kejadian salah sisi, angka Nett death rate (NDR)
, angka kematian pasien di IGD sebesar 0.036 %, waktu
dan laboratorium tercapai sebesar 100 % (24 menit dan
pencegahan VTE pada pasien hip / knee arthroplasty
ed occupancy rate (BOR) tercapai sebesar 52,58 %.
eningkatan kepuasan pelanggan rumah sakit terkait Indeks
tercapai sebesar 96 % ( 107,9 % dari target), seluruh
ditindaklanjuti, survey kepuasan masyarakat dengan IKM sebesar
unggu rawat jalan tercapai sebesar 58.63 menit,
tercapai sebesar 19 jam 11 menit, waktu tunggu pelayanan
tercapai sebesar 2 jam 24 menit, waktu tunggu pelayanan laboratorium
sebesar 52,12 menit dan waktu tunggu pelayanan resep obat jadi tercapai sebesar
enggunaan dana terkait rasio pendapatan PNBP terhadap
POBO) sebesar 109,21 % dan tingkat kesehatan Badan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebesar 87,26 (AA) dengan nilai
978.218.711.863,00.
ana yang meningkat terkait pertumbuhan pendapatan
65.597.832.281,00 / 103,5 % dari target) dengan realisasi belanja
263.652.000.306,00 (84,9 %).
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2017
vii
Nett death rate (NDR)
aktu lapor hasil
24 menit dan 12, 3
knee arthroplasty tercapai
tercapai sebesar 52,58 %.
Indeks Kepuasan
seluruh keluhan
dengan IKM sebesar
waktu tunggu
elayanan radiologi
aboratorium tercapai
tercapai sebesar
an PNBP terhadap
adan Layanan
(AA) dengan nilai aset
pendapatan sebesar
dengan realisasi belanja
Tabel 1 Indikator Kinerja Utama KPI Tabel 2 KPI Rencana Strategis Tabel 3 Perjanjian Kinerja Tahun 2017Tabel 4 Capaian PerwujudanTabel 5 Perhitungan Tabel 6 Perbandingan Tabel 7 Capaian Perwujudan Tabel 8 Progress pengembangan SIMRS tahun Tabel 9 Perbandingan
Tabel 10 Capaian Perwujudan Tabel 11 Penyelenggaraan kegiatan pelatihan / lokakarya / workshop SDMTabel 12 Kegiatan Pendidikan Lanjut SDM RSOTabel 13 Perbandingan Tabel 14 Peta Ketenagaan Tabel 15 Perwujudan Tabel 16 Matriks Perhitungan AbsensiTabel 17 Capaian Perwujudan Tabel 18 Capaian Pengembangan Pelayanan RSTabel 19 Perbandingan Tabel 20 Capaian Pelaksanaan Pelayanan UnggulanTabel 21 Perbandingan Tabel 22 Capaian Perwujudan PenelitianTabel 23 Perbandingan CTabel 24 Perbandingan Tabel 25 Capaian Perwujudan Tabel 26 Capaian Pembangunan Gedung Pelayanan TerpaduTabel 27 Perbandingan CapTabel 28 Capaian Penyusunan Tabel 29 Rincian Indikator Tabel 30 Perbandingan Tabel 31 PerwujudanTabel 32 Perbandingan Capaian Tabel 33 Capaian pelayanan subspesialistik Tabel 34 Capaian Program AkreditasiTabel 35 Perbandingan Capaian Akreditasi Beberapa Tahun TerakhirTabel 36 Capaian Sasaran Keselamatan OperasiTabel 37 Perbandingan Capaian Indikator Tabel 38 Capaian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi PPITabel 39 Perbandingan CTabel 40 Capaian Medication ErrorTabel 41 Perbandingan Capaian Tabel 42 Capaian Emergency Respon Time IITabel 43 Perbandingan Capaian Tabel 44 Capaian Pengembalian Rekam Medik Tabel 45 Perbandingan Capaian Tabel 46 Capaian Kejadian Pasien JatuhTabel 47 Perbandingan Capaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
DAFTAR TABEL
Indikator Kinerja Utama KPI Rencana Strategis tahun 2015 – 2019.
Kinerja Tahun 2017 Capaian Perwujudan Kehandalan Sarana dan Prasarana Perhitungan Overall Equipment & Effectiveness OEE Perbandingan Capaian OEE Capaian Perwujudan Pengembangan SIMRS Progress pengembangan SIMRS tahun 2017 Perbandingan capaian level SIMRS Capaian Perwujudan SDM Yang Profesional Penyelenggaraan kegiatan pelatihan / lokakarya / workshop SDMKegiatan Pendidikan Lanjut SDM RSO Perbandingan capaian perwujudan SDM yang berkualitas Peta Ketenagaan Perwujudan Persentase Sasaran Kinerja Pegawai Matriks Perhitungan Absensi Capaian Perwujudan Pengembangan Pelayanan SubspesialistikCapaian Pengembangan Pelayanan RS Perbandingan Perwujudan Pengembangan Pelayanan Capaian Pelaksanaan Pelayanan Unggulan Perbandingan Capaian Perwujudan Pengembangan PelayananCapaian Perwujudan Penelitian Perbandingan Capaian Pertumbuhan Penelitian Perbandingan Capaian Jumlah Penelitian
Perwujudan Hospital Tourism Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu
Perbandingan Cap Pembangunan Gd Pelayanan Terpadu Penyusunan Clinical Pathway
Indikator Penyusunan Clinical Pathway Perbandingan Capaian Clinical Pathway Perwujudan Jejaring Kerja Horizontal Maupun Vertikal Perbandingan Capaian Pertumbuhan Kerjasama Capaian pelayanan subspesialistik ortopedi traumatologi Capaian Program Akreditasi Perbandingan Capaian Akreditasi Beberapa Tahun Terakhir
Sasaran Keselamatan Operasi Perbandingan Capaian Indikator Sasaran Keselamatan OperasiCapaian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi PPI Perbandingan Capaian Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi PPI
Medication Error Perbandingan Capaian Medication Error
Emergency Respon Time II Perbandingan Capaian Emergency Response Time II
Pengembalian Rekam Medik Perbandingan Capaian Pengembalian Rekam Medik
Kejadian Pasien Jatuh Perbandingan Capaian Kejadian Pasien Jatuh
Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
vii
Penyelenggaraan kegiatan pelatihan / lokakarya / workshop SDM
erwujudan SDM yang berkualitas
Pengembangan Pelayanan Subspesialistik
wujudan Pengembangan Pelayanan
Pelayanan Terpadu & Penunjang
Perbandingan Capaian Akreditasi Beberapa Tahun Terakhir
Sasaran Keselamatan Operasi
apaian Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi PPI
Tabel 48 Capaian KepatuhanTabel 49 Perbandingan Capaian Tabel 50 Capaian KejadianSalah SisiTabel 51 Perbandingan Capaian Tabel 52 Capaian Nett Death Rate NDRTabel 53 Perbandingan Capaian Tabel 54 Capaian Angka KTabel 55 Perbandingan Capaian Angka KTabel 56 Capaian WTabel 57 Perbandingan Capaian Tabel 58 Capaian Kinerja Mutu Pelayanan Patologi KlinikTabel 59 Perbandingan Capaian Kinerja Mutu Pelayanan Patologi KlinikTabel 60 Capaian PemberianTabel 61 Perbandingan Capaian Tabel 62 Capaian BORTabel 63 Perbandingan Tabel 64 Capaian Peningkatan Kepuasan Pelanggan Rumah SakitTabel 65 Kategori Pilihan Presentase Kepuasan KaryawanTabel 66 Perbandingan Capaian Tabel 67 Perbandingan Penanganan Keluhan PTabel 68 Capaian Indeks Tabel 69 Perbandingan Capaian Tabel 70 Capaian WaktuTabel 71 Perbandingan Tabel 72 Capaian WaktuTabel 73 Perbandingan Capaian WaktuTabel 74 Capaian WaktuTabel 75 Perbandingan Capaian WaktuTabel 76 Capaian WaktuTabel 77 Perbandingan Tabel 78 Capaian WaktuTabel 79 Perbandingan Capaian WaktuTabel 80 Capaian PerwujudanTabel 81 Rasio pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional Tabel 82 Perbandingan Capaian Tabel 83 Perhitungan Kinerja Badan Layanan UmumTabel 84 Perbandingan Capaian Tabel 85 Capaian Pertumbuhan Penerimaan Rumah STabel 86 Rincian penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso SurakartaTabel 87 Pertumbuhan Tabel 88 Rangkuman Capaian Kinerja Tabel 89 Laporan Penyerapan Anggaran Per BelanjaTabel 90 Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Per MAKTabel 91 Evaluasi Realisasi Anggaran Berbasis IKU Tabel 92 Matriks AbsensTabel 93 Resolusi Satuan Kerja Tabel 94 Pengelolaan Aset Yang Tercatat Pada SIMAKTabel 95 Laporan Posisi Barang Milik Negara di NeracaTabel 96 Perhitungan Tingkat Kesehatan BLU
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
Kepatuhan penggunaan Fornas Perbandingan Capaian Kepatuhan Penggunaan Fornas
KejadianSalah Sisi Perbandingan Capaian Kejadian Salah Sisi
ett Death Rate NDR Perbandingan Capaian Nett Death Rate NDR Capaian Angka Kematian pasien di IGD Perbandingan Capaian Angka Kematian Pasien di IGD
Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Radiologi Perbandingan Capaian Waktu Lapor Hasil Tes Kritis RadiologiCapaian Kinerja Mutu Pelayanan Patologi Klinik Perbandingan Capaian Kinerja Mutu Pelayanan Patologi Klinik
Pemberian pencegahan VTE Perbandingan Capaian Pemberian pencegahan VTE
BOR Perbandingan Capaian BOR Capaian Peningkatan Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit Kategori Pilihan Presentase Kepuasan Karyawan Perbandingan Capaian Indeks Kepuasan Kerja Karyawa Perbandingan Penanganan Keluhan Pelanggan Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat Perbandingan Capaian Kepuasan Pelanggan Capaian Waktu Tunggu Rawat Jalan WTRJ Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Rawat Jalan Capaian Waktu Tunggu Operasi Elektif WTE Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Operasi Elektif WTECapaian Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Pelayanan RadiologiCapaian Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Pelayanan LaboratoriumCapaian Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat JadiCapaian Perwujudan Efisiensi Penggunaan Dana Rasio pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional Perbandingan Capaian Persentase POBO Perhitungan Kinerja Badan Layanan Umum Perbandingan Capaian Kesehatan BLU Capaian Pertumbuhan Penerimaan Rumah Sakit Rincian penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso SurakartaPertumbuhan Penerimaan RS Rangkuman Capaian Kinerja Laporan Penyerapan Anggaran Per Belanja Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Per MAK Evaluasi Realisasi Anggaran Berbasis IKU Matriks Absens Resolusi Satuan Kerja Pengelolaan Aset Yang Tercatat Pada SIMAK-BMN Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca Perhitungan Tingkat Kesehatan BLU
Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
viii
adiologi
Perbandingan Capaian Kinerja Mutu Pelayanan Patologi Klinik
lektif WTE
adiologi
Laboratorium
Resep Obat Jadi
Rincian penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Diagram 1 Peta Ketenagaan Diagram 2 SDM Berdasarkan Kelompok Jabatan Diagram 3 Komposisi SDM Berdasarkan Diagram 4 Capaian Klinik Sub Spesialis Rawat JalanDiagram 5 Indeks Diagram 6 LaporanDiagram 7 Prosentase Capaian target kinerja tahun 2017Diagram 8 Laporan realisasi Penyerapan Anggaran DIPA RSDiagram 9 Laporan realisasi Penyerapan Anggaranper Mata Anggaran
Diagram 10 Pertumbuhan SDM 5 tahun terakhirDiagram 11 Pertumbuhan Realisasi Anggaran 5 tahun terakhirDiagram 12 Capaian
Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
DAFTAR DIAGRAM
Peta Ketenagaan SDM Berdasarkan Kelompok Jabatan Komposisi SDM Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan Capaian Klinik Sub Spesialis Rawat Jalan Indeks Kepuasan Masyarakat Laporan Realisasi Penerimaan Prosentase Capaian target kinerja tahun 2017 Laporan realisasi Penyerapan Anggaran DIPA RS Laporan realisasi Penyerapan Anggaranper Mata Anggaran
ertumbuhan SDM 5 tahun terakhir ertumbuhan Realisasi Anggaran 5 tahun terakhir apaian Overall equipment dan effectiveness (OEE)
DAFTAR GAMBAR
Struktur Organisasi dan Tata kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
ix
Laporan realisasi Penyerapan Anggaranper Mata Anggaran
Struktur Organisasi dan Tata kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
LEMBAR PERSETUJUAN iii
RINGKASAN EKSEKUTIF iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR DIAGRAM DAN GAMBAR viii
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang 1
Maksud dan tujuan 2
Tugas pokok dan fungsi 3
Peran Strategis 5
Sistematika penulisan 7
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Capaian Kinerja Organisasi 14
Rencana Kerja Tahunan dan Pernyataan Kinerja 11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian kinerja organisasi 15
Realisasi anggaran 91
Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 107
BAB IV SIMPULAN
Simpulan 115
Saran 118
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka terselenggaranya
penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan sah
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas
dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Setiap instansi pemerintah sebagi unsur penyelenggara pemerintahan negara
diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu
perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing
7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan
masing – masing, lembaga
Laporan tersebut menggambarkan kinerja yang bersangkutan melalui Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan untuk
mendukung tercapainya Vi
Rumah Sakit Ortopedi Unggulan Dengan Pelayanan Prima di ASEAN”
ditetapkan berbagai program yang telah disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, dengan mengutamakan upaya peningkatan dan p
kesehatan serta ketersediaan sumber daya yang ada
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kementerian Kesehatan RI. Memiliki kewajiban untuk menyusun
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilengkapi dengan
Penetapan Kinerja sesuai dengan
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kin
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam rangka terselenggaranya good governance diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan sah
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas
rupsi, kolusi, dan nepotisme.
Setiap instansi pemerintah sebagi unsur penyelenggara pemerintahan negara
diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu
aan strategis yang ditetapkan oleh masing – masing instansi (Inpres No.
7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).
Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan
lembaga – lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas.
Laporan tersebut menggambarkan kinerja yang bersangkutan melalui Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan untuk
mendukung tercapainya Visi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Rumah Sakit Ortopedi Unggulan Dengan Pelayanan Prima di ASEAN”
ditetapkan berbagai program yang telah disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, dengan mengutamakan upaya peningkatan dan p
kesehatan serta ketersediaan sumber daya yang ada.
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kementerian Kesehatan RI. Memiliki kewajiban untuk menyusun
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilengkapi dengan
Penetapan Kinerja sesuai dengan Peraturan MenPAN dan RB Nomor 53 tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
1
diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan sah
sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas
Setiap instansi pemerintah sebagi unsur penyelenggara pemerintahan negara
diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu
masing instansi (Inpres No.
Pertanggungjawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan
pengawasan dan penilai akuntabilitas.
Laporan tersebut menggambarkan kinerja yang bersangkutan melalui Sistem
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan untuk
yaitu “Menjadi
Rumah Sakit Ortopedi Unggulan Dengan Pelayanan Prima di ASEAN” telah
ditetapkan berbagai program yang telah disesuaikan dengan prioritas masalah
kesehatan, dengan mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kementerian Kesehatan RI. Memiliki kewajiban untuk menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang dilengkapi dengan
Peraturan MenPAN dan RB Nomor 53 tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Untuk mempertanggungjawabkan
apakah tujuan dan sasaran program mencapai hasil yang diharapkan, berhasil
guna dan berdaya guna yang optimal dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat serta dapat meningkatkan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
(UPT) Pemerintah dalam bidang pelayanan kesehatan juga dituntut
laporan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) selama tahun 2017
Nomor 7 tahun 1999 yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah
penyelenggaraan pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber
daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh
masing-masing instansi, berdasarkan
memadai.
Selain berisi informasi capaian kinerja dan alat komunikasi pertanggungjawaban,
Laporan Akuntabilitas
Tahun 2017 juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai dan alat pendorong
Dengan demikian diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran secara
komprehensif pencapaian kinerja di setiap unit satuan kerj
Soeharso Surakarta selama
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud disusunnya laporan ini adalah untuk
pelaksanaan program yang diselenggarakan, apakah tujuan dan sasaran
program mencapai hasil yang diharapkan, berhasil guna dan berdaya guna
optimal.
Adapun tujuan penyusunan laporan ini dimaksudkan sebagai pelaksanaan
Instruksi Presiden (Inpres)
Instansi Pemerintah,
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2
Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan program yang dilaksanakan
apakah tujuan dan sasaran program mencapai hasil yang diharapkan, berhasil
guna dan berdaya guna yang optimal dalam meningkatkan derajat kesehatan
a dapat meningkatkan kinerja pembangunan kesehatan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
emerintah dalam bidang pelayanan kesehatan juga dituntut
laporan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
tahun 2017, sebagai pelaksanaan dari Instruksi Presiden (Inpres)
Nomor 7 tahun 1999 yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah
pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan
tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber
daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh
masing instansi, berdasarkan suatu sistem akuntabi
informasi capaian kinerja dan alat komunikasi pertanggungjawaban,
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai dan alat pendorong
Dengan demikian diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran secara
komprehensif pencapaian kinerja di setiap unit satuan kerja RSO Prof. Dr. R.
selama tahun 2017.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud disusunnya laporan ini adalah untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan program yang diselenggarakan, apakah tujuan dan sasaran
program mencapai hasil yang diharapkan, berhasil guna dan berdaya guna
tujuan penyusunan laporan ini dimaksudkan sebagai pelaksanaan
den (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Peraturan MenPAN dan RB Nomor 53 tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
2
pelaksanaan program yang dilaksanakan
apakah tujuan dan sasaran program mencapai hasil yang diharapkan, berhasil
guna dan berdaya guna yang optimal dalam meningkatkan derajat kesehatan
kinerja pembangunan kesehatan.
sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
emerintah dalam bidang pelayanan kesehatan juga dituntut menyusun
laporan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
, sebagai pelaksanaan dari Instruksi Presiden (Inpres)
sebagai unsur
pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan
tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber
daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh
suatu sistem akuntabilitas yang
informasi capaian kinerja dan alat komunikasi pertanggungjawaban,
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai dan alat pendorong.
Dengan demikian diharapkan laporan ini dapat memberikan gambaran secara
RSO Prof. Dr. R.
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan program yang diselenggarakan, apakah tujuan dan sasaran
program mencapai hasil yang diharapkan, berhasil guna dan berdaya guna
tujuan penyusunan laporan ini dimaksudkan sebagai pelaksanaan
Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Peraturan MenPAN dan RB Nomor 53 tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
uran Menteri Kesehatan RI Nomor
Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah sebagai unsur Penyelenggara Negara untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
kewenangan pengelolaan sumber daya
akuntabilitas yang memadai
Selain itu, laporan ini diharapkan dapat m
Instansi Pemerintah yang digun
dan peningkatan kinerja
pendorong penyeleggaraan kegiatan
Soeharso Surakarta.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1. Tugas Pokok
Tugas pokok RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 839/Menkes/Per/VII/2007 tanggal
20 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSO Prof. dr. R. Soeharso
Surakarta adalah melaksanakan upaya keseh
pelatihan, penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi di bidang
ortopedi traumatologi dan rehabilitasi medik.
2. Fungsi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Selanjutnya dalam melaksanakan tugas tersebut, maka
Soeharso Surakarta
Pasal (3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 839/Menkes/Per/VII/2007
tanggal 20 Juli 2007 adalah :
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan paripurna di bidang ortopedi traumatologi dan
rehabilitasi medik tingkat
2. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka
meningkatkan kema
pelayanan kesehatan di bidang ortopedi traumatologi dan rehabilitasi
medik;
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2
elaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan yang mewajibkan setiap
Instansi Pemerintah sebagai unsur Penyelenggara Negara untuk
gungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan
akuntabilitas yang memadai.
Selain itu, laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi capaian kinerja
emerintah yang digunakan sebagai komunikasi pertanggungjawaban
dan peningkatan kinerja serta sebagai (1) alat kendali (2) alat penilai dan (3)
pendorong penyeleggaraan kegiatan - kegiatan di lingkungan RSO Prof. dr. R.
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sesuai Pasal (2)
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 839/Menkes/Per/VII/2007 tanggal
20 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSO Prof. dr. R. Soeharso
Surakarta adalah melaksanakan upaya kesehatan paripurna, pendidikan dan
pelatihan, penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi di bidang
ortopedi traumatologi dan rehabilitasi medik.
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Selanjutnya dalam melaksanakan tugas tersebut, maka RSO
Soeharso Surakarta menyelenggarakan fungsi sesuai yang tercantum dalam
Pasal (3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 839/Menkes/Per/VII/2007
tanggal 20 Juli 2007 adalah :
emeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan paripurna di bidang ortopedi traumatologi dan
rehabilitasi medik tingkat sekunder dan tersier;
elaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pemberian
pelayanan kesehatan di bidang ortopedi traumatologi dan rehabilitasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
3
mewajibkan setiap
Instansi Pemerintah sebagai unsur Penyelenggara Negara untuk
gungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta
suatu sistem
emberikan informasi capaian kinerja
komunikasi pertanggungjawaban
alat kendali (2) alat penilai dan (3) alat
RSO Prof. dr. R.
sesuai Pasal (2)
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 839/Menkes/Per/VII/2007 tanggal
20 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSO Prof. dr. R. Soeharso
atan paripurna, pendidikan dan
pelatihan, penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi di bidang
RSO Prof. Dr. R.
menyelenggarakan fungsi sesuai yang tercantum dalam
Pasal (3) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor : 839/Menkes/Per/VII/2007
emeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan paripurna di bidang ortopedi traumatologi dan
elaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka
mpuan sumber daya manusia dalam pemberian
pelayanan kesehatan di bidang ortopedi traumatologi dan rehabilitasi
3. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di
bidang ortopedi traumatologi dan rehabilitasi medik;
4. Pelaksanaan administrasi rumah sakit.
3. Struktur Organisasi
Mengacu pada Permenkes nomor 839/Menkes/Per/VII/2007 tentang Struktu
Organisasi dan Tata kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso
BLU, disebutkan bahwa organisasi RS. Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso
Surakarta terdiri dari Direktorat Medik dan Keperawatan, Direktorat Umum,
SDM dan Pendidikan, Direktorat Keuangan dan u
Direktorat dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Utama (eselon IIa).
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2
elaksanaan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di
ortopedi traumatologi dan rehabilitasi medik;
elaksanaan administrasi rumah sakit.
Struktur Organisasi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Mengacu pada Permenkes nomor 839/Menkes/Per/VII/2007 tentang Struktu
Organisasi dan Tata kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai
BLU, disebutkan bahwa organisasi RS. Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso
Surakarta terdiri dari Direktorat Medik dan Keperawatan, Direktorat Umum,
SDM dan Pendidikan, Direktorat Keuangan dan unit-unit non struktural.
Direktorat dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Direktur Utama (eselon IIa).
Gambar 1. Struktur Organisasi dan Tata kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
4
elaksanaan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan di
Mengacu pada Permenkes nomor 839/Menkes/Per/VII/2007 tentang Struktur
Surakarta sebagai
BLU, disebutkan bahwa organisasi RS. Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso
Surakarta terdiri dari Direktorat Medik dan Keperawatan, Direktorat Umum,
unit non struktural.
Direktorat dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggung
D. PERAN STRATEGIS
Visi Kementerian Kesehatan
“Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan.
Upaya Kesehatan Tahun 2019 adalah Meningkatkan
Kesehatan Yang Terjangkau dan Berkualitas Bagi Masyarakat.
Sesuai dengan perjalanan dan perkembangan pembangunan RSO Prof
Soeharso Surakarta selama ini, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi,
permasalahan, tantangan dan peluang yang ada serta mempertimbangkan
budaya yang hidup dalam masyarakat, maka
Soeharso Surakarta sebagai berikut
1. Visi, Misi dan Budaya Kerja
Visi RSO Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta yang hendak dicapai dalam kurun
waktu lima tahun adalah “
Pelayanan Prima di ASEAN”
Dalam mewujudkan Visi RSO Prof. DR. R. Soeharso
kerjasama dan tekad yang baik agar permasalahan yang dihadapi akan
mudah diselesaikan, sehingga misi rumah sakit dirumuskan sebagai berikut :
a. Mewujudkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi terintegrasi
pendidikan dan pene
b. Mewujudkan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang sehat,
efektif, efisien dan akuntabel
c. Mewujudkan
serta;
d. Mewujudkan jejaring pelayanan yang berkelanjutan
Tercapainya visi dan misi
dipengaruhi oleh nilai
kepentingan di lingkungan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Adapun
tata nilai-nilai yang mendasari pencapaian visi d
for the individual, Excellent, Cost Effectiveness, Integrity
pemahaman makna sebagai berikut :
a. Integrity yang dimaksud adalah setiap
R.Soeharso Surakarta dalam melaksanakan tugasnya harus dijiwai nilai
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2
PERAN STRATEGIS RSO PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
Visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan Tahun 2019 adalah Meningkatkan Akses Pelayanan
g Terjangkau dan Berkualitas Bagi Masyarakat.
Sesuai dengan perjalanan dan perkembangan pembangunan RSO Prof
Soeharso Surakarta selama ini, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi,
permasalahan, tantangan dan peluang yang ada serta mempertimbangkan
budaya yang hidup dalam masyarakat, maka visi dan misi RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta sebagai berikut :
Visi, Misi dan Budaya Kerja
isi RSO Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta yang hendak dicapai dalam kurun
waktu lima tahun adalah “Menjadi Rumah Sakit Ortopedi Unggulan Dengan
Pelayanan Prima di ASEAN”.
Dalam mewujudkan Visi RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta diperlukan
kerjasama dan tekad yang baik agar permasalahan yang dihadapi akan
mudah diselesaikan, sehingga misi rumah sakit dirumuskan sebagai berikut :
Mewujudkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi terintegrasi
pendidikan dan penelitian secara paripurna;
Mewujudkan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang sehat,
efisien dan akuntabel;
Mewujudkan sumber daya manusia yang profesional, inovatif dan kreatif
Mewujudkan jejaring pelayanan yang berkelanjutan.
Tercapainya visi dan misi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sangat
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang disepakati oleh seluruh pemangku
kepentingan di lingkungan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Adapun
nilai yang mendasari pencapaian visi dan misi tersebut :
for the individual, Excellent, Cost Effectiveness, Integrity
pemahaman makna sebagai berikut :
yang dimaksud adalah setiap karyawan RS Ortopedi Prof.
R.Soeharso Surakarta dalam melaksanakan tugasnya harus dijiwai nilai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
5
DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
tahun 2019 adalah
Visi Direktorat Jenderal Bina
Akses Pelayanan
Sesuai dengan perjalanan dan perkembangan pembangunan RSO Prof .Dr. R.
Soeharso Surakarta selama ini, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi,
permasalahan, tantangan dan peluang yang ada serta mempertimbangkan
visi dan misi RSO Prof. Dr. R.
isi RSO Prof.Dr. R. Soeharso Surakarta yang hendak dicapai dalam kurun
Menjadi Rumah Sakit Ortopedi Unggulan Dengan
Surakarta diperlukan
kerjasama dan tekad yang baik agar permasalahan yang dihadapi akan
mudah diselesaikan, sehingga misi rumah sakit dirumuskan sebagai berikut :
Mewujudkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi terintegrasi
Mewujudkan manajemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang sehat,
yang profesional, inovatif dan kreatif,
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sangat
nilai yang disepakati oleh seluruh pemangku
kepentingan di lingkungan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Adapun
an misi tersebut : ”Respect
for the individual, Excellent, Cost Effectiveness, Integrity”, dengan
karyawan RS Ortopedi Prof. Dr.
R.Soeharso Surakarta dalam melaksanakan tugasnya harus dijiwai nilai –
nilai dalam hubungannya dengan rekan kerja,pelanggan dan stake holder
dengan penuh kejujuran (tidak korupsi) , kepercayaan, dan saling
menghormati sikap terbuka (tranparan) , jujur , ta
b. Respect for the individual
pelanggan dan karyawan terciptakan komunikasi yang baik, sehingga
memudahkan tujuan untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan
pasien.
c. Excellent yang dimaksud bahwa se
dan etos kerja yang profesional guna mewujudkan kualitas pelayanan
yang excelent / ultimate
d. Cost Effectivenes
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta melaksanakan setiap tu
didasari atas kesungguhan dan pendayagunaan
dengan prinsip efesiensi di segala bidang untuk
mensejahterakan/menyehatkan masyarakat;
2. Arah Strategis
Arah sebuah institusi publik yang hendak diwujudkan di masa depan a
sangat bergantung pada dinamika tuntutan
keberadaan institusi public tersebut. Kondisi ini juga berlaku bagi
Dr. R. Soeharso Surakarta
mengidentifikasi harapan, kekhawatiran serta tuntutan
merupakan salah satu tahap kritis awal dalam menentukan arah dan prioritas
strategis pengelolaan
menjalankan misi layanan, pendidikan dan penelitiannya di masa
mendatang.
3. Tantangan Strategis
Memperhatikan dinamika tuntutan stakeholders kunci dan informasi dari
benchmark, maka tantangan strategis yang akan dihadapi oleh
R. Soeharso Surakarta
a. Menjadi RS Ortopedi Pusat Nasional;
b. RSO sebagai RS Kolegium Ortopedi Nasional
c. Kawasan perdagangan bebas (
d. Perkembangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2
nilai dalam hubungannya dengan rekan kerja,pelanggan dan stake holder
dengan penuh kejujuran (tidak korupsi) , kepercayaan, dan saling
menghormati sikap terbuka (tranparan) , jujur , tanggung jawab.
Respect for the individual, atas dasar saling hormat menghormati antara
pelanggan dan karyawan terciptakan komunikasi yang baik, sehingga
memudahkan tujuan untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan
yang dimaksud bahwa setiap karyawan harus memiliki sikap
dan etos kerja yang profesional guna mewujudkan kualitas pelayanan
yang excelent / ultimate;
Cost Effectivenes dimaksudkan bahwa setiap individu dalam organisasi
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta melaksanakan setiap tu
didasari atas kesungguhan dan pendayagunaan sumber daya yang ada
dengan prinsip efesiensi di segala bidang untuk mencapai tujuan
mensejahterakan/menyehatkan masyarakat;
Arah sebuah institusi publik yang hendak diwujudkan di masa depan a
sangat bergantung pada dinamika tuntutan stakeholders kunci terhadap
keberadaan institusi public tersebut. Kondisi ini juga berlaku bagi
Dr. R. Soeharso Surakarta dalam mewujudkan visi dan misi. Kemampuan
mengidentifikasi harapan, kekhawatiran serta tuntutan stakeholders
merupakan salah satu tahap kritis awal dalam menentukan arah dan prioritas
strategis pengelolaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
menjalankan misi layanan, pendidikan dan penelitiannya di masa
Tantangan Strategis
Memperhatikan dinamika tuntutan stakeholders kunci dan informasi dari
, maka tantangan strategis yang akan dihadapi oleh
Surakarta untuk periode tahun 2015 – 2019 sebagai berikut :
jadi RS Ortopedi Pusat Nasional;
RSO sebagai RS Kolegium Ortopedi Nasional;
Kawasan perdagangan bebas (AFTA ) tahun 2015;
Perkembangan Rumah Sakit Pesaing di sekitar;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
6
nilai dalam hubungannya dengan rekan kerja,pelanggan dan stake holder
dengan penuh kejujuran (tidak korupsi) , kepercayaan, dan saling
nggung jawab.
saling hormat menghormati antara
pelanggan dan karyawan terciptakan komunikasi yang baik, sehingga
memudahkan tujuan untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan
karyawan harus memiliki sikap
dan etos kerja yang profesional guna mewujudkan kualitas pelayanan
dimaksudkan bahwa setiap individu dalam organisasi
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta melaksanakan setiap tugas
sumber daya yang ada
mencapai tujuan
Arah sebuah institusi publik yang hendak diwujudkan di masa depan akan
kunci terhadap
keberadaan institusi public tersebut. Kondisi ini juga berlaku bagi RSO Prof.
dalam mewujudkan visi dan misi. Kemampuan
stakeholders kunci
merupakan salah satu tahap kritis awal dalam menentukan arah dan prioritas
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam
menjalankan misi layanan, pendidikan dan penelitiannya di masa
Memperhatikan dinamika tuntutan stakeholders kunci dan informasi dari
, maka tantangan strategis yang akan dihadapi oleh RSO Prof. Dr.
2019 sebagai berikut :
e. Sulitnya mendapatkan SDM
kesehatan lainnya
f. Ketimpangan ketersediaan sarana dan prasara
iptekdok;
g. Organisasi & Tata kel
h. Regulasi pembiayaan pelayanan kesehatan yang masih berkembang
serta keterbatasan
i. Pengembangan teknologi informasi
j. Pengembangan penelitian.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Surakarta (LAKIP)
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
2014 tentang Petunjuk
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Bab I Pendahuluan
Pada bab
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan
utama
Bab II Perencanaan
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun
yang bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai
dengan hasil
pernyataan kinerja sasaran
capaian kinerja sebagai berikut
1.
2.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2
Sulitnya mendapatkan SDM sub spesialis ortopedi dan tenaga
kesehatan lainnya;
Ketimpangan ketersediaan sarana dan prasarana dengan perkembangan
Organisasi & Tata kelola RS yang efektif dan efisien;
Regulasi pembiayaan pelayanan kesehatan yang masih berkembang
batasan anggaran / dana;
engembangan teknologi informasi;
Pengembangan penelitian.
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso
(LAKIP) Tahun 2017 sesuai dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah sebagai berikut :
Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi,dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan
Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun
yang bersangkutan.
Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis
capaian kinerja sebagai berikut :
Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun
ini;
Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian
kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
7
i dan tenaga
na dengan perkembangan
Regulasi pembiayaan pelayanan kesehatan yang masih berkembang
RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Peraturan Menteri
Nomor 53 Tahun
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
adalah sebagai berikut :
ini disajikan penjelasan umum organisasi,dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai
pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap
strategis tersebut dilakukan analisis
Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun
Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian
kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun
3.
4.
5.
6.
7.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan
dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi
sesuai de
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian
organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan
organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Lampiran 1) Perjanjian Kinerja
2) Lain
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2
terakhir;
Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi;
Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional (jika ada);
Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau
peningkatan / penurunan kinerja serta alternative solusi
yang telah dilakukan;
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan
ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).
Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan
dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi
sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Penutup
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian
organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan
organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Perjanjian Kinerja
Lain-lain yang dianggap perlu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
8
mbandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
kegagalan atau
penurunan kinerja serta alternative solusi
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
kegiatan yang menunjang keberhasilan
ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja).
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan
dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja
organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Dalam Rencana Strategis RSO
2019 ditetapkan sasaran strategis dan Indikator
berbagai perspektif, secar
Tabel1. Indikator Kinerja Utama (KPI) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Di dalam
PERSPEKTIF SASARAN STRATEGIS
LEARNING & GROWTH
1.
2.
3.
4.
BUSINESS PROCESS
5.
6.
7.
8.
9.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
RENCANA STRATEGIS
Dalam Rencana Strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2015
sasaran strategis dan Indikator Kinerja Utama (KPI) dari
berbagai perspektif, secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Indikator Kinerja Utama (KPI) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Di dalam Rencana Strategis Tahun 2015 – 2019
SASARAN STRATEGIS KPI
Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana
1. Overall EquipmEffectiveness (OEE)
Terwujudnya pengembangan SIM Rumah Sakit yang handal
2. Level IT yang terintegrasi
Terwujudnya SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran
3. Persentase doktermendapatkan sertifikat spesialis / konsultan
4. Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
5. Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
Terwujudnya budaya kerja pegawai
6. Persentase Sasaran Kinerja Pegawai
Terwujudnya pengembangan pelayanan sub spesilistik ortopedi traumatologi sesuai perkembangan iptekdok
7. Persentase jumlah pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
8. Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub spesialistik
Terwujudnya kualitas penelitian dan pengembangan rumah sakit berbasis evidence based.
9. Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan.
Terwujudnya hospital tourisme dengan program pelayanan terpadu
10. Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu penunjangnya
Terwujudnya Penyempurnaan Manajemen Pelayanan dengan Clinical Pathway dan DPJP
11. Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis Clinical Pathway dan DPJP
Terwujudnya jejaring kerja horizontal maupun vertikal yang berkelanjutan
12. Persentase pjumlah institusi (pihak ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan yang kerjasama dengan RSO
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
9
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2015 –
Kinerja Utama (KPI) dari
dibawah ini :
Indikator Kinerja Utama (KPI) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Overall Equipment & (OEE)
yang terintegrasi
ter spesialis yg sertifikat sub
spesialis / konsultan Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih
karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
Persentase Sasaran Kinerja
Persentase jumlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub
Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan.
Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan
jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis
dan DPJP
Persentase pertumbuhan (pihak ketiga)
pendukung pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan RSO
10.
CUSTOMER/STAKEHOLDER
11.
FINANCIAL 12.
13.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Rencana Strategis
Surakarta menuangkan KPI dalam bentuk matriks yang memuat target per tahun
selama periode Renstra tahun 2015
Tabel 2. KPI Rencana Strategis selama peri
NO
1 Overall Equipme(OEE)
2 Level IT yang terintegrasi
3 Persentase dokmendapatkan / konsultan
4 Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
5 Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
6 Persentase Sasaran Kinerja Pegawai
7 Persentase jumlah pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
8 Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub spesialistik
9 Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan.
10 Persentase jumlah pembangunan gedung pelayanan terpadu & penunjangnya
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
Terwujudnya pelayanan sub spesilistik ortopedi traumatologi yang berkualitas / bermutu.
13. Akreditasi RS
14. Sasaran Keselamatan Operasi
15. Infeksi Daerah Operasi
16. Medication Error
17. Emergency Respon Time II
18. Pengembalian RLengkap Dalam 1 x 24 Jam
Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan rumah sakit
19. Indeks Kepuasan kerja Karyawan
20. Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
21. Indeks Kepuasan Masyarakat
Terwujudnya efisiensi penggunaan dana
22. Persentase POBO
23. Kesehatan Badan Layanan Umum
Tersedianya alokasi dana yang meningkat
24. Pertumbuhan pendapatan RS
Untuk mencapai tujuan tersebut, Rencana Strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta menuangkan KPI dalam bentuk matriks yang memuat target per tahun
Renstra tahun 2015 – 2019.
Rencana Strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta per tahun selama periode Renstra tahun 2015 – 2019.
KPI TARGET
2015 2016 2017 2018Overall Equipment & Effectiveness 45% 55% 65%
Level IT yang terintegrasi Siloed II Integrated
Integrated II
Advenc
Persentase dokter spesialis yg sertifikat sub spesialis
64% 64% 65%
Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20
60% 61% 62%
karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
20% 20% 21%
Persentase Sasaran Kinerja Pegawai 85% 87% 90%
Persentase jumlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub
20% 40% 60%
Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub spesialistik
5 % 5% 5 %
Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan.
7% 8% 9%
Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu & penunjangnya
18% 36% 54%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
10
Sasaran Keselamatan Operasi
Infeksi Daerah Operasi
Emergency Respon Time II
Pengembalian Rekam Medik 1 x 24 Jam
Indeks Kepuasan kerja
Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti Indeks Kepuasan Masyarakat
Persentase POBO
Badan Layanan
Pertumbuhan pendapatan RS
RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta menuangkan KPI dalam bentuk matriks yang memuat target per tahun
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta per tahun
2018 2019 70% 75%
Advenced
Advanced II
65% 70%
63% 64%
22% 24%
93% 95%
80% 100%
5% 5 %
10% 11%
72% 100%
11 Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis Pathway dan DPJP
12 Persentase pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan RSO
13 Akreditasi RS
14 Sasaran Keselamatan Operasi
15 Infeksi Daerah Operasi
16 Medication Error
17 Emergency Respon Time II
18 Pengembalian Rekam Medik Lengkap Dalam 1 x 24 Jam
19 Indeks Kepuasan kerja Karyawan
20 Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
21 Indeks Kepuasan Masyarakat
22 Persentase POBO
23 Kesehatan Badan Layanan umum
24 Pertumbuhan pendapatan RS
B. RENCANA KERJA TAHUNAN dan PERNYATAAN KINERJA Perjanjian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
ditandatangi oleh Direktur Utama RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dan
dikirimkan kepada Direktur Jenderal
Republik Indonesia pada
bawah ini.
Tabel 3. Perjanjian
SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN
NO SASARAN KEGIATAN
(1) (2) 1 Terwujudnya kehandalan
sarana dan prasarana
2 Terwujudnya pengembangan sisteminformasi manajemen rumah sakit yang handal
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis Clinical
dan DPJP
10 jenis 15 jenis 20 jenis 25
ertumbuhan jumlah (pihak ketiga) pendukung
pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan RSO
5% 6% 7%
JCI JCI KARS
Sasaran Keselamatan Operasi 100 % 100 % 100 % 100 %
Infeksi Daerah Operasi <1,5% <1,5% <1,5% <1,5%
Medication Error 5% 5% 5%
Emergency Respon Time II ≤ 4 Jam ≤ 4 Jam ≤ 4 Jam ≤ 4 Jam
Pengembalian Rekam Medik Lengkap Dalam 1 x 24 Jam
80% 80% 80%
Indeks Kepuasan kerja Karyawan 88 % 88% 89% 89 %
Persentase keluhan pelanggan yang
80% 81% 82%
Indeks Kepuasan Masyarakat 85% 85% 85%
Persentase POBO 81% 80,% 76%
Kesehatan Badan Layanan umum AA AA AA
Pertumbuhan pendapatan RS 4 % 7% 6,7% 6,3
RENCANA KERJA TAHUNAN dan PERNYATAAN KINERJA
Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
ditandatangi oleh Direktur Utama RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dan
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pada tanggal 06 Januari 2017. Seperti tercantum pada tabel di
rjanjian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
PERJANJIAN KINERJA : RS ORTOPEDI PROF.DR.R.SOEHARSO SURAKARTA
: 2017
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
(3) Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana
1 Overall equipment dan effectiveness(OEE)
2 Tingkat penilaian proper
engembangan sistem manajemen
andal
3 Persentase capaian modul IT per tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
11
25 jenis 30 jenis
8% 9%
JCI JCI
100 % 100 %
<1,5% <1,5%
5% 5%
≤ 4 Jam ≤ 4 Jam
80% 80%
89 % 89%
83% 83%
86% 86%
74% 73%
AA AA
6,3% 6%
RENCANA KERJA TAHUNAN dan PERNYATAAN KINERJA
Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017 telah
ditandatangi oleh Direktur Utama RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dan
Kesehatan Kementerian Kesehatan
Seperti tercantum pada tabel di
Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
RS ORTOPEDI PROF.DR.R.SOEHARSO SURAKARTA
TARGET
(4) eness 65%
Biru
modul IT per tahun Integrated I
NO SASARAN KEGIATAN
(1) (2) 3 Terwujudnya SDM yang
mempunyai kualitaskompetensi (profesional) sesuai denganperkembangan ilmuteknologi kedokteran
4 Terwujudnya bkerja pegawai
5 Terwujudnya pengembangan pelayanan subspesiortopedi traumatologisesuai perkembanganiptekdok
6 Terwujudnya kualitaspenelitian pengembangan sakit berbasis evidencebased.
7 Terwujudnya hospitaltourism dengan programpelayanan terpadu
8 Terwujudnya penyempurnaan manajemen pelayanandengan clinical pathwaydan DPJP
9 Terwujudnya jejaringkerja horizontal mvertikal yang berkelanjutan
10 Terwujudnya pelayanansubspesialistik ortopeditraumatologi yangberkualitas / bermutu.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
(3) Terwujudnya SDM yang
ualitas dan rofesional)
dengan lmu dan
edokteran
4 Persentase dokter spesialis ortopedi yang mendapatkan sertifikat sub spesialis / konsultan
5 Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
6 Persentase staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun
7 Rasio dosen dengan mahasiswakedokteran
8 Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
budaya 9 Persentase sasaran kinerja pegawai
pesialistik raumatologi
erkembangan
10 Persentase jumlah pengembanganpelayanan medik sub spesialistik
11 Persentase pelayanan unggulanterlaksana
12 Pertumbuhan jumlah cakupanpelayanan medik sub spesialistik
ualitas dan
rumah vidence
13 Persentase pertumbuhan hasilpenelitian yang dipublikasikan.
14 Jumlah penelitian yang dipublikasikan
ospital rogram
15 Persentase jumlah kegiatanpembangunan gedung pelayananterpadu dan penunjangnya
elayanan athway
16 Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis clinical pathwaydan DPJP
ejaring maupun
ertikal yang
17 Persentase pertumbuhan jumlahinstitusi (pihak ketiga) pendukungpelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan RSO
elayanan rtopedi
raumatologi yang ermutu.
18 Akreditasi RS
19 Sasaran keselamatan operasi
20 Pengendalian infeksi RS :
Infeksi daerah operasi
Dekubitus
Infeksi saluran kencing (ISK)
Ventilator associated pneumonia (VAP)
Infeksi aliran darah perifer (Phlebitis)
21 Medication error
22 Emergency response time II
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
12
TARGET
(4) ortopedi
sertifikat sub 100 %
Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20
62%
staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam / orang per
70%
mahasiswa 1.5
karyawan yang 21%
100 %
pengembangan 60 %
unggulan 100 %
cakupan 5 %
hasil 9 %
2 buah
kegiatan pelayanan
54 %
medik yang clinical pathway
18 jenis
jumlah ketiga) pendukung
pelayanan / pendidikan yang
7 %
KARS
100 %
2 %
1.5 ‰
4,7 ‰
neumonia 5,8 ‰
erifer 5 %
20 %
200 menit
NO SASARAN KEGIATAN
(1) (2)
11 Terwujudnya peningkatankepuasan pelangganrumah sakit
12 Terwujudnya efisiensipenggunaan dana
13 Tersedianya alokasiyang meningkat
Jumlah Anggaran Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2017
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
(3) 23 Pengembalian rekam medik lengkap
dalam 1 x 24 jam 24 Persentase kejadian pasien jatuh
25 Kepatuhan penggunaan FormulariumNasional (Fornas)
26 Tidak ada kejadian salah sisi
27 Nett death rate (NDR)
28 Kematian pasien di IGD
29 Waktu lapor hasil tes kritis radiologi
30 Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium
31 Pemberian pencegahan VTE pada pasien hip / knee arthroplasty
32 Bed occupancy rate (BOR)
eningkatan elanggan
33 Indeks kepuasan kerja karyawan
34 Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
35 Indeks kepuasan masyarakat
36 Waktu tunggu rawat jalan (WTRJ)
37 Waktu tunggu operasi elektif (WTE)
38 Waktu tunggu pelayanan radiologi
39 Waktu tunggu pelayanan laboratorium
40 Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi (WTOJ)
fisiensi 41 Persentase POBO
42 Kesehatan Badan Layanan Umum
lokasi dana 43 Pertumbuhan pendapatan RS
Jumlah Anggaran Tahun 2017 : Rp. 310.612.556.000,00,- (Tiga ratus sepuluh milyar enam ratus dua
belas juta lima ratus lima puluh enam rupiah)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
13
TARGET
(4) lengkap 80 %
3 %
Formularium 90%
0%
24 ‰
2 %
100%
aboratorium 100%
ada 100%
70 % <BOR < 80 % 89 %
pelanggan yang 80 %
85 %
60 menit
48 jam
3 jam
aboratorium 2 jam
bat 30 menit
83,35 %
AA
7 %
enam ratus dua belas juta lima ratus lima puluh enam ribu
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
13 (tiga belas) sasaran strategis yang akan dicapai RSO Prof.
Surakarta pada tahun 201
program / kegiatan yang relevan.
Pengukuran tingkat capaian
dilakukan dengan cara membandingk
serta target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.
Rincian tingkat capaian kinerja masing
seperti di bawah ini.
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
1. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana
Sasaran strategis ini memuat 2 (dua)
Tabel 4. Capaian Perwujudan
KPI Indikator kinerja /
keberhasilan1 2
1 Overall equipeffectiveness
2 Tingkat penilaian proper
a. KPI 1. Overall equipment
Tingkat kehandalan sarana dan prasarana atau
effectiveness (OEE)
prasarana tertentu yang dilihat dari tiga aspek yaitu : ketersediaan, kinerja
dan kualitas dengan rumus perhitungan :
- Availability ratio
menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi
mesin vital di rumah sakit (mesin genset, mesin gas medis dan mesin pompa
air sentral serta IPAL
kerja sesuai best practise
- Performance ratio
menggambarkan
barang/produk. Atau kemampuan yang ada dibagi kemampuan tersedia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
13 (tiga belas) sasaran strategis yang akan dicapai RSO Prof. Dr. R. Soeharso
ahun 2017 diterjemahkan dalam 43 (empat puluh tiga
program / kegiatan yang relevan.
Pengukuran tingkat capaian kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
dilakukan dengan cara membandingkan antara pencapaian tahun lalu, target Renstra
serta target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.
Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran tersebut
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana
Sasaran strategis ini memuat 2 (dua) indikator kinerja seperti berikut :
Capaian Perwujudan Kehandalan Sarana dan PrasaranaIndikator kinerja /
keberhasilan Sat
Target 2017
Realisasi2016 2017
2 3 4 5
equipment dan eness (OEE)
% 65 80.3 71,7
Tingkat penilaian proper Indikator warna
Biru Biru Biru
Overall equipment dan effectiveness (OEE)
Tingkat kehandalan sarana dan prasarana atau overall equipment
effectiveness (OEE) adalah hasil pengukuran kehandalan sarana dan
prasarana tertentu yang dilihat dari tiga aspek yaitu : ketersediaan, kinerja
dan kualitas dengan rumus perhitungan :
Availability ratio (rasio ketersediaan) merupakan suatu rasio yang
menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi
vital di rumah sakit (mesin genset, mesin gas medis dan mesin pompa
serta IPAL) atau jumlah hari mesin beroperasi dibagi
best practise.
Performance ratio (rasio kinerja) merupakan suatu ratio yang
menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan
barang/produk. Atau kemampuan yang ada dibagi kemampuan tersedia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
14
Dr. R. Soeharso
empat puluh tiga) indikator
O Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2017
, target Renstra
masing indikator sasaran tersebut diuraikan
ator kinerja seperti berikut :
rasarana Realisasi Naik
turun 2017 6 7
71,7 ↓
Biru -
overall equipment
adalah hasil pengukuran kehandalan sarana dan
prasarana tertentu yang dilihat dari tiga aspek yaitu : ketersediaan, kinerja
(rasio ketersediaan) merupakan suatu rasio yang
menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi
vital di rumah sakit (mesin genset, mesin gas medis dan mesin pompa
beroperasi dibagi jumlah hari
suatu ratio yang
kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan
barang/produk. Atau kemampuan yang ada dibagi kemampuan tersedia.
- Quality ratio (rasio kualitas)
kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan
standar. Prasarana fasilitas yang dinilai adalah mesin genset, mesin gas
medis, mesin pompa air
Tujuan yang ingin dicapai dengan pengukuran ini yaitu terwujudnya sarana,
prasarana, fasilitas dan teknologi sesuai
kerja yang nyaman dan kondusif dengan dimensi mutu yaitu efisien,
efektivitas dan keselamatan pasien.
OEE
Availability ratio (rasio ketersediaan)
Performance ratio
Quality ratio (rasio kualitas)
Capaian :
- Pada tahun 2016 terealisasi sebesar
target yang ditetapkan maka telah memenuh
dibawah ini :
C. Tabel 5. Perhitungan
NO NAMA ALAT
1 2
1 GENSET 1 (Belakang)
2 GENSET 2 (WK)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
(rasio kualitas) merupakan suatu rasio yang menggambarkan
kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan
standar. Prasarana fasilitas yang dinilai adalah mesin genset, mesin gas
medis, mesin pompa air serta IPAL.
Tujuan yang ingin dicapai dengan pengukuran ini yaitu terwujudnya sarana,
prasarana, fasilitas dan teknologi sesuai best practice dalam lingkungan
kerja yang nyaman dan kondusif dengan dimensi mutu yaitu efisien,
efektivitas dan keselamatan pasien. Dengan metode perhitungan :
= Ar x Pr x Qr
(rasio = loading time -
(downtime
loading time
Performance ratio (rasio kinerja) = processed amount x theoretical cycle time
operation time
(rasio kualitas) = processed amount – (defect amount
processed amountB.
Pada tahun 2016 terealisasi sebesar 80,3 %, bila dibandingkan dengan
target yang ditetapkan maka telah memenuhi target seperti pada tab
Perhitungan Overall Equipment & Effectiveness (OEE)
URAIAN
3
GENSET 1 (Belakang)
Jml hari alat beroperasi
Jml hari alat tsb direncanakan beroperasi
KETERSEDIAAN
Kemampuan alat yang ada
kemampuan ideal alat
KINERJA
Keluaran yang baik yang dihasilkan alat tsb
total keluaran alat tsb
KUALITAS OEE
GENSET 2 Jml hari alat beroperasi
Jml hari alat tsb direncanakan beroperasi
KETERSEDIAAN
Kemampuan alat yang ada
kemampuan ideal alat
KINERJA
Keluaran yang baik yang dihasilkan alat tsb
total keluaran alat tsb
KUALITAS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
15
merupakan suatu rasio yang menggambarkan
kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan
standar. Prasarana fasilitas yang dinilai adalah mesin genset, mesin gas
Tujuan yang ingin dicapai dengan pengukuran ini yaitu terwujudnya sarana,
dalam lingkungan
kerja yang nyaman dan kondusif dengan dimensi mutu yaitu efisien,
metode perhitungan :
downtime)
loading time
theoretical cycle time
operation time defect amount)
processed amount
80,3 %, bila dibandingkan dengan
seperti pada tabel
Overall Equipment & Effectiveness (OEE)
CAPAIAN
4
: 24
: 24
: 100%
: 79%
: 100%
: 79%
: 79%
: 100%
: 79.0%
: 62.4%
: 36
: 36
: 100%
: 94%
: 100%
: 0.94
: 94%
: 100%
: 0.94
NO NAMA ALAT
1 2
3 GENSET 3 (cadangan blkng)
4 GAS MEDIS 1 (Belakang)
5 GAS MEDIS 2 (WK)
6 GAS MEDIS 3 (IGD)
7 POMPA AIR 1 (blkng)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
URAIAN
3
OEE
GENSET 3 (cadangan
Jml hari alat beroperasi
Jml hari alat tsb direncanakan beroperasi
KETERSEDIAAN
Kemampuan alat yang ada
kemampuan ideal alat
KINERJA
Keluaran yang baik yang dihasilkan alat tsb
total keluaran alat tsb
KUALITAS OEE
(Belakang)
Jml hari alat beroperasi
Jml hari alat tsb direncanakan beroperasi
KETERSEDIAAN
Kemampuan alat yang ada
kemampuan ideal alat
KINERJA
Keluaran yang baik yang dihasilkan alat tsb
total keluaran alat tsb
KUALITAS OEE
Jml hari alat beroperasi
Jml hari alat tsb direncanakan beroperasi
KETERSEDIAAN
Kemampuan alat yang ada
kemampuan ideal alat
KINERJA
Keluaran yang baik yang dihasilkan alat tsb
total keluaran alat tsb
KUALITAS OEE
Jml hari alat beroperasi
Jml hari alat tsb direncanakan beroperasi
KETERSEDIAAN
Kemampuan alat yang ada
kemampuan ideal alat
KINERJA
Keluaran yang baik yang dihasilkan alat tsb
total keluaran alat tsb
KUALITAS OEE
Jml hari alat beroperasi
Jml hari alat tsb direncanakan beroperasi
KETERSEDIAAN
Kemampuan alat yang ada
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
16
CAPAIAN
4
: 88.4%
: 10
: 24
: 41.7%
: 88.0%
: 100%
: 89%
: 90%
: 90%
: 1
: 37.1%
: 365
: 365
: 100%
: 92%
: 100%
: 0.92
: 90%
: 100%
: 0.9
: 82.8%
: 365
: 365
: 100%
: 90%
: 100%
: 90%
: 88%
: 100%
: 0.88
: 79.2%
: 365
: 365
: 100%
: 93%
: 100%
: 0.93
: 92%
: 100%
: 0.92
: 85.6%
: 345
: 365
: 94.52%
: 90%
NO NAMA ALAT
1 2
8 POMPA AIR 2 (WK)
9 MESIN IPAL
- Terjadi penurunan
dimana angka
- Penurunan ini dikarenakan cara perhitungan yang berbeda dari tahun lalu;
- Untuk tahun ini ada penambahan alat yang
Pengolahan Limbah (IPAL).
Kendala :
- Usia peralatan yang semakin tua
- Jadwal pemadaman dari PLN yang
Upaya Tindak Lanjut
- Pemeliharaan dan monitoring secara berkesinambungan terhadap
sarana maupun prasarana
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
URAIAN
3
kemampuan ideal alat
KINERJA
Keluaran yang baik yang dihasilkan alat tsb
total keluaran alat tsb
KUALITAS OEE
AIR 2 (WK) Jml hari alat beroperasi
Jml hari alat tsb direncanakan beroperasi
KETERSEDIAAN
Kemampuan alat yang ada
kemampuan ideal alat
KINERJA
Keluaran yang baik yang dihasilkan alat tsb
total keluaran alat tsb
KUALITAS OEE
Jml hari alat beroperasi
Jml hari alat tsb direncanakan beroperasi
KETERSEDIAAN
Kemampuan alat yang ada
kemampuan ideal alat
KINERJA
Keluaran yang baik yang dihasilkan alat tsb
total keluaran alat tsb
KUALITAS OEE
Rata - rata capaian OEE
Terjadi penurunan capaian dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
dimana angka Overall Equipment Effectiveness tercapai sebesar
Penurunan ini dikarenakan cara perhitungan yang berbeda dari tahun lalu;
un ini ada penambahan alat yang dihitung yaitu Instalasi
Pengolahan Limbah (IPAL).
Usia peralatan yang semakin tua.
Jadwal pemadaman dari PLN yang mendadak.
Upaya Tindak Lanjut :
Pemeliharaan dan monitoring secara berkesinambungan terhadap
sarana maupun prasarana.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
17
CAPAIAN
4
: 100%
: 0.9
: 90%
: 90%
: 1
: 85.1%
: 355
: 365
: 97.26%
: 80%
: 100%
: 0.8
: 80%
: 100%
: 0.8
: 62.2%
: 355
: 365
: 97.3%
: 80%
: 100%
: 80.0%
: 80%
: 100%
: 80%
: 62.2%
71.7%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
sebesar 71,7 %;
Penurunan ini dikarenakan cara perhitungan yang berbeda dari tahun lalu;
dihitung yaitu Instalasi
Pemeliharaan dan monitoring secara berkesinambungan terhadap
Perbandingan capaian
menengah (Renstra) sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS
1
Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana
b. KPI 2. Tingkat Penilaian Proper
Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 06 tahun
2013 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup,
program penilaian terhadap upaya penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan dalam mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Kriteria
penilaian PROPER terdiri dari dua kategori, yaitu kriteria penilaian ketaatan
dan kriteria penilaian lebih dari yang dipersy
(beyond compliance
warna, yaitu Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam.
Dengan formula :
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ling
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2013
Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Capaian :
Hasil Uji Kesling (UKL dan UPL)
(self assessment)
digambarkan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah
pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku (telah memenuhi semua aspek yang dipersyaratan
oleh KLH) ini adalah nilai minimal yang harus dicapai dalam bidang:
- Pelaksanaan kegiatan UKL/UPL dilaporkan secara rutin setiap enam
bulan sekali ke Badan Lingku
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
capaian OEE beberapa tahun terakhir serta
(Renstra) sebagai berikut :
Tabel 6. Perbandingan capaian OEE
IKU
CAPAIAN 2015 2016 2017
2 3 4 5
sarana dan
Overall Equipment & Effectiveness (OEE)
81.7 % 80,3 % 71,7 %
Tingkat Penilaian Proper
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 06 tahun
2013 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa PROPER adalah
program penilaian terhadap upaya penanggung jawab usaha dan/atau
n dalam mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Kriteria
penilaian PROPER terdiri dari dua kategori, yaitu kriteria penilaian ketaatan
dan kriteria penilaian lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan
beyond compliance ). Peringkat dibedakan menjadi 5 bagian dalam bentuk
warna, yaitu Emas, Hijau, Biru, Merah dan Hitam.
Dengan formula : Sesuai penilaian KLH Undang-undang No 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2013
Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Hasil Uji Kesling (UKL dan UPL) yang dilaksanakan sendiri oleh petugas
(self assessment) proper lingkungan / KLH tercapai Biru. Hal ini
digambarkan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah melakukan upaya
pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau
yang berlaku (telah memenuhi semua aspek yang dipersyaratan
oleh KLH) ini adalah nilai minimal yang harus dicapai dalam bidang:
elaksanaan kegiatan UKL/UPL dilaporkan secara rutin setiap enam
bulan sekali ke Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
18
serta target jangka
TARGET 2018 2019
6 7
70% 75%
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 06 tahun
2013 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
disebutkan bahwa PROPER adalah
program penilaian terhadap upaya penanggung jawab usaha dan/atau
n dalam mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup serta pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Kriteria
penilaian PROPER terdiri dari dua kategori, yaitu kriteria penilaian ketaatan
aratkan dalam peraturan
). Peringkat dibedakan menjadi 5 bagian dalam bentuk
undang No 32 Tahun 2009
kungan Hidup dan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2013
Tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam
yang dilaksanakan sendiri oleh petugas
KLH tercapai Biru. Hal ini
melakukan upaya
pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau
yang berlaku (telah memenuhi semua aspek yang dipersyaratan
oleh KLH) ini adalah nilai minimal yang harus dicapai dalam bidang:
elaksanaan kegiatan UKL/UPL dilaporkan secara rutin setiap enam
ngan Hidup Kabupaten Sukoharjo;
- Pemantauan terhadap air buangan sesuai
berlaku;
- Mempunyai ijin pembuangan limbah
- melakukan pemantauan kualitas air limbah
bulan sekali pada l
- Pengendalian
terhadap sumber emisi dan udara ambient di lingkungan RSO secara
rutin setiap enam bulan sekali;
- Pengelolaan Limbah B3 dengan cara melakukan identifikasi dan
pencatatan terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan dan
- Melakukan
ketiga yang berkompeten menangani limbah B3 serta
- Melakukan pelaporan manifest limbah B3 sesuai dengan ketentuan.
RSO sudah memiliki TPS B3 dan sudah berijin dari Bupati Sukoharjo.
Dengan demikian h
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
ditetapkan.
Kendala :
- Penanganan limbah lemak pada I
- Pompa pengangkat air limbahsering tersumbat
- Pembangunan landscape banyak menimbulkan permasalahan
- Kerjasama pengelolaan limbah B3 dengan pihak ketiga tersendat akibat
dari vendor pelaksana mengalami permasalahan dengan Kementerian
Lingkungan Hidup.
Upaya Tindak Lanjut
- Mengedukasi petugas gizi
membersihkan bak penampung lemak;
- Rutin melakukan pengecekan terhadap pompa pengangkat air limbah;
- Mengedukasi pelaksana pembangunan landscape untuk melakukan
normalisasi jaringan air limbah
- Mencari vendor lain yang b
melaksanakan pembakaran sendiri untuk mengurangi volume limbah B3.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Pemantauan terhadap air buangan sesuai dengan peraturan yang
Mempunyai ijin pembuangan limbah cair;
melakukan pemantauan kualitas air limbah secara rutin setiap satu
bulan sekali pada laboratorium yang terakreditasi;
Pengendalian pencemaran udara dengan melakukan pemantauan
terhadap sumber emisi dan udara ambient di lingkungan RSO secara
rutin setiap enam bulan sekali;
Pengelolaan Limbah B3 dengan cara melakukan identifikasi dan
pencatatan terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan dan
pengelolaan limbah B3 dengan bekerjasama melalui pihak
ketiga yang berkompeten menangani limbah B3 serta,
elakukan pelaporan manifest limbah B3 sesuai dengan ketentuan.
RSO sudah memiliki TPS B3 dan sudah berijin dari Bupati Sukoharjo.
Dengan demikian hasil Uji Kesling (UKL dan UPL) proper lingkungan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah sesuai dengan target yang
Penanganan limbah lemak pada Instalasi Gizi;
Pompa pengangkat air limbahsering tersumbat;
Pembangunan landscape banyak menimbulkan permasalahan
Kerjasama pengelolaan limbah B3 dengan pihak ketiga tersendat akibat
dari vendor pelaksana mengalami permasalahan dengan Kementerian
Lingkungan Hidup.
Upaya Tindak Lanjut :
Mengedukasi petugas gizi maupun petugas kebersihan untuk rutin
membersihkan bak penampung lemak;
Rutin melakukan pengecekan terhadap pompa pengangkat air limbah;
Mengedukasi pelaksana pembangunan landscape untuk melakukan
normalisasi jaringan air limbah;
Mencari vendor lain yang bergerak di jasa pengolahan limbah B3 dan
melaksanakan pembakaran sendiri untuk mengurangi volume limbah B3.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
19
dengan peraturan yang
secara rutin setiap satu
dengan melakukan pemantauan
terhadap sumber emisi dan udara ambient di lingkungan RSO secara
Pengelolaan Limbah B3 dengan cara melakukan identifikasi dan
pencatatan terhadap seluruh limbah B3 yang dihasilkan dan;
pengelolaan limbah B3 dengan bekerjasama melalui pihak
elakukan pelaporan manifest limbah B3 sesuai dengan ketentuan.
RSO sudah memiliki TPS B3 dan sudah berijin dari Bupati Sukoharjo.
asil Uji Kesling (UKL dan UPL) proper lingkungan / KLH
telah sesuai dengan target yang
Pembangunan landscape banyak menimbulkan permasalahan ;
Kerjasama pengelolaan limbah B3 dengan pihak ketiga tersendat akibat
dari vendor pelaksana mengalami permasalahan dengan Kementerian
maupun petugas kebersihan untuk rutin
Rutin melakukan pengecekan terhadap pompa pengangkat air limbah;
Mengedukasi pelaksana pembangunan landscape untuk melakukan
ergerak di jasa pengolahan limbah B3 dan
melaksanakan pembakaran sendiri untuk mengurangi volume limbah B3.
2. Terwujudnya pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit
yang handal
Sasaran strategis ini memuat
Tabel
KPI Indikator kinerja /
keberhasilan1 2
3 Persentasemodul IT per tahun
KPI 3. Persentase capaian modul IT per tahun
Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai tingkatan atau
klasifikasi kemapanan sistem informasi terintegrasi yang dijelaskan sbb :
Basic/siloed 1 Enteprise
informasi disiapkan untuk (a) sistem rawat jalan terintegrasi dengan admisi,
rawat inap, billing system serta instalsi penunjang diagnostik
Siloed 2 : Infrasturktur dan platform mengacu pada integrasi instala
inap, penunjang diagnostik d
seluruh system
pemeliharannya
Standar/ Integrated Enteprises
operasional rmah sakit m
Procurement
Advanced/ Extended Enteprises
kemampuan otomatisasi manajemen, peningkatan kemanan dan kebijakan
yang memungkinkan
Capaian :
Uraian level pengembangan IT pada tahap integrated I pada tahun 2017 seperti pada
table di bawah ini
NO
SASARAN STRATEGIS
1 2
1 Tercapainya kemandirian dalam pengembangan aplikasi SIRS
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Terwujudnya pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit
Sasaran strategis ini memuat 1 (satu) indikator kinerja seperti berikut
Tabel 7. Capaian Perwujudan Pengembangan SIMRS Indikator kinerja /
keberhasilan Sat
Target 2017
Realisasi2016 2017
2 3 4 5
Persentase capaian modul IT per tahun
Level IT Integrated I
Sioled II Integrated I
(12,5 %)
Persentase capaian modul IT per tahun
Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai tingkatan atau
klasifikasi kemapanan sistem informasi terintegrasi yang dijelaskan sbb :
Basic/siloed 1 Enteprise : infrastruktur dan platform terpasang, system
informasi disiapkan untuk (a) sistem rawat jalan terintegrasi dengan admisi,
rawat inap, billing system serta instalsi penunjang diagnostik
: Infrasturktur dan platform mengacu pada integrasi instala
inap, penunjang diagnostik dan back-office (keuangan, sdm dll) sehingga
system saling terhubung dan memudahkan perawatan dan
pemeliharannya
Standar/ Integrated Enteprises : infrastuktur dan platform lebih mendukung
operasional rmah sakit misal aset/BMN, e-clinical HR, e
Advanced/ Extended Enteprises : infrastuktur dan platform mengacu pada
kemampuan otomatisasi manajemen, peningkatan kemanan dan kebijakan
yang memungkinkan self positioning sebagai suatu system dashbo
Uraian level pengembangan IT pada tahap integrated I pada tahun 2017 seperti pada
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2017
CAPAIAN
3 4
a Terciptanya level pengembangan IT Integrated 11) Bridging Sistem 4 keg 4 Keg2) E MR Rawat Jalan 1 keg 3) Pemakaian BHP Medis 1 keg 4) Antrian Poli 1 keg 5) Utilitas Alat Medis 1 keg 6) Pengelolaan Guest House 1 keg
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
20
Terwujudnya pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit
ator kinerja seperti berikut :
Realisasi Naik
turun 2017 6 7
Integrated I
(12,5 %)
-
Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai tingkatan atau
klasifikasi kemapanan sistem informasi terintegrasi yang dijelaskan sbb :
: infrastruktur dan platform terpasang, system
informasi disiapkan untuk (a) sistem rawat jalan terintegrasi dengan admisi,
rawat inap, billing system serta instalsi penunjang diagnostik
: Infrasturktur dan platform mengacu pada integrasi instalasi rawat
(keuangan, sdm dll) sehingga
saling terhubung dan memudahkan perawatan dan
: infrastuktur dan platform lebih mendukung
clinical HR, e-Planning, e-
: infrastuktur dan platform mengacu pada
kemampuan otomatisasi manajemen, peningkatan kemanan dan kebijakan
system dashboard.
Uraian level pengembangan IT pada tahap integrated I pada tahun 2017 seperti pada
CAPAIAN 2017
%
5 6
Terciptanya level pengembangan IT Integrated 1 4 Keg 100 %
- - - - - - - - - -
Dari table diatas, capaian pada tahun 2017 dari 10 (sepuluh ) modul yang
direncanakan baru pada modul
Progress pengembangan SIMRS tahun
ini :
= 1 modul (12,5 %)10 modul (100 %)
Tabel 8.NO URAIAN
1 2
1 Software (90 %)2 Hardware (10 %)
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa capaian
informasi rumah sakit (SIRS)
Untuk level pengembangan
lebih mendukung operasional rumah sakit seperti aset / BMN,
Planning, serta e procurement
memudahkan perawatan dan pemeliharaannya. Belum tercapainya target
kinerja pada tahun ini karena baru
I yang tersusun.
Perbandingan capaian
target jangka menengah
Tabel SASARAN
STRATEGIS
1
Terwujudnya
pengembangan
SIMRS yang
handal
Kendala :
Dari bulan Januari
tercapai 100 %
seluruh modul yang telah direncanakan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
7) E-Planning 1 keg 8) Dashboard Basic 1 keg 9) Penyempurnaan Billing
System 1 Keg
10) E-Office 1 keg
Dari table diatas, capaian pada tahun 2017 dari 10 (sepuluh ) modul yang
direncanakan baru pada modul bridging system yang dapat terlaksana (12,5 %).
gress pengembangan SIMRS tahun 2017 ini tergambar pada tabel di bawah
1 modul (12,5 %) x 100% = 12,5 %
10 modul (100 %)
Tabel 8. Progress pengembangan SIMRS tahun 2017 JENIS PEKERJAAN CAPAIAN
3
(90 %) Mini Lab Capaian 12.5 % (10 %) Unit on site (proses pemasangan) Capaian 100 %
tabel diatas dapat dijelaskan bahwa capaian kinerja pelayanan sistem
informasi rumah sakit (SIRS) masih belum sesuai dari target yang ditetapkan.
Untuk level pengembangan IT pada level Integrated, infrastuktur dan
lebih mendukung operasional rumah sakit seperti aset / BMN, e-
e procurement sehingga seluruh sistem saling terhubung dan
memudahkan perawatan dan pemeliharaannya. Belum tercapainya target
kinerja pada tahun ini karena baru 1 (satu) modul pengembangan
capaian level SIMRS beberapa tahun terakhir
target jangka menengah (Renstra) sebagai berikut :
Tabel 9 Perbandingan capaian level SIMRS
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2018
2 3 4 5 6
yang
Level IT
yang
terintegrasi
Siloed I Siloed II Integrated
I (12,5 %)
Advenced
Januari sampai dengan Desember 2017 capaian modul IT
dikarenakan dari pihak penyedia belum dapat menyusun
seluruh modul yang telah direncanakan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
21
- - - - - -
- -
Dari table diatas, capaian pada tahun 2017 dari 10 (sepuluh ) modul yang
yang dapat terlaksana (12,5 %).
2017 ini tergambar pada tabel di bawah
2017 CAPAIAN
4
Capaian 12.5 % Capaian 100 %
kinerja pelayanan sistem
masih belum sesuai dari target yang ditetapkan.
, infrastuktur dan platform
-clinical HR, e-
sehingga seluruh sistem saling terhubung dan
memudahkan perawatan dan pemeliharaannya. Belum tercapainya target
pengembangan IT Integrated
serta dengan
TARGET
2018 2019
6 7
Advenced Advance
d II
modul IT belum
dikarenakan dari pihak penyedia belum dapat menyusun
Upaya Tindak Lanjut
- Membuat kajian kekurangan penyusunan modul kepada panitia
pengadaan untuk melengkapi berkas persyaratan kepada pihak III yaitu
untuk modul :
E MR Rawat Jalan
Pemakaian BHP Medis
Antrian Poli
Utilitas Alat Medis
Pengelolaan
E-Planning
Dashboard Basic
Penyempurnaan
E-Office
- Membuat rencana p
berupa : infrastuktur dan
sakit misal asset
3. Terwujudnya
(profesional) sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
kedokteran
Tabel
KPI Indikator kinerja /
keberhasilan1
4 Persentaseortopedi yang mendapatkansertifikat sub spesialis / konsultan
5 Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
6 Persentaseyang mendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun
7 Rasio dosenkedokteran
8 Persentasemendapatkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Upaya Tindak Lanjut :
Membuat kajian kekurangan penyusunan modul kepada panitia
pengadaan untuk melengkapi berkas persyaratan kepada pihak III yaitu
:
E MR Rawat Jalan
Pemakaian BHP Medis
Antrian Poli
Utilitas Alat Medis
Pengelolaan Guest House
Planning
Dashboard Basic
Penyempurnaan Billing System
Membuat rencana penyusunan modul pada level integrated
berupa : infrastuktur dan platform lebih mendukung operasional rumah
asset / BMN, e-clinical HR, e-Planning, e-Procurement
Terwujudnya SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi
(profesional) sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
Tabel 10. Capaian Perwujudan SDM Yang ProfesionalIndikator kinerja /
keberhasilan Sat
Target 2017
Realisasi2016 2017
2 3 4 5
Persentase dokter spesialis yang mendapatkan
sertifikat sub spesialis /
% 100 100
Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
% 62 54
Persentase staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun
% 70 72 69,9
dosen dengan mahasiswa kedokteran
rasio 1.5 1.5
Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
% 21 21,8 15,6
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
22
Membuat kajian kekurangan penyusunan modul kepada panitia
pengadaan untuk melengkapi berkas persyaratan kepada pihak III yaitu
level integrated enterprise
lebih mendukung operasional rumah
Procurement.
SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi
(profesional) sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi
Yang Profesional Realisasi Naik
turun 2017 6 7
100 -
94 ↑
69,9 ↓
1.5 -
15,6 ↓
Sasaran strategis ini memuat
a. KPI 4. Persentase dokter spesialis ortopedi yang mendapatkan
sertifikat sub spesialis / konsultan
Adalah persentase dok
spesialis / konsultan adalah jumlah dokter spesialis ortopedi traumatologi
yang telah mendapatkan sertifikat konsultan
Dengan formula perhitungan yaitu :
=
Jumlah dokter spesialis
Capaian :
Persentase dokdiknis yang mendapatkan TOT
tercapai sebesar 100 %. Dari 1
mendapatkan sertifikat sub spesialis / konsultan.
= 10 dokter
10 dokter
Kendala :
- Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan
bersamaan dengan kegiatan tupoksi;
- Keterbatasan SDM sehingga jika ada
tidak ada pengganti untuk melaksanakan kegiatan tupoksinya.
Upaya Tindak Lanjut
- Berusaha untuk mengikutsertakan seluruh
traumatologi dan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik
untuk mengikuti pelatihan guna mendapatkan
b. KPI 5. Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20
jam
Rata-rata jam pelatihan per karyawan adalah total realisasi jam pelatihan
karyawan dalam satu tahun dibagi
Dengan metode perhitungan yaitu :
= jumlah karyawan yang mendapatkan pelatihan 20 jam pelatihan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Sasaran strategis ini memuat 5 (lima) indikator kinerja seperti berikut :
Persentase dokter spesialis ortopedi yang mendapatkan
sertifikat sub spesialis / konsultan
ersentase dokter spesialis yang mendapatkan sertifikat
spesialis / konsultan adalah jumlah dokter spesialis ortopedi traumatologi
yang telah mendapatkan sertifikat konsultan.
Dengan formula perhitungan yaitu :
Jumlah dokter spesialis ortopedi traumatologi yang telah
mendapatkan sertifkat konsultan
seluruh jumlah dokter ortopedi
Persentase dokdiknis yang mendapatkan TOT pada tahun 2017
tercapai sebesar 100 %. Dari 10 Dokter Pendidik Klinis, seluruhnya telah
mendapatkan sertifikat sub spesialis / konsultan.
dokter x 100% = 100 %
dokter
Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan sub spesialis / konsultan
bersamaan dengan kegiatan tupoksi;
Keterbatasan SDM sehingga jika ada dokter yang melaksanakan pelatihan
tidak ada pengganti untuk melaksanakan kegiatan tupoksinya.
Upaya Tindak Lanjut :
Berusaha untuk mengikutsertakan seluruh dokter spesialis ortopedi
traumatologi dan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik
untuk mengikuti pelatihan guna mendapatkan sertifkat konsultan
KPI 5. Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20
rata jam pelatihan per karyawan adalah total realisasi jam pelatihan
karyawan dalam satu tahun dibagi jumlah karyawan dikali 20 jam
Dengan metode perhitungan yaitu :
jumlah karyawan yang mendapatkan pelatihan 20 jam pelatihan
jumlah seluruh karyawan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
23
ator kinerja seperti berikut :
Persentase dokter spesialis ortopedi yang mendapatkan
sertifikat sub
spesialis / konsultan adalah jumlah dokter spesialis ortopedi traumatologi
ortopedi traumatologi yang telah
x 100%
tahun 2017 ini telah
Dokter Pendidik Klinis, seluruhnya telah
sub spesialis / konsultan
yang melaksanakan pelatihan
tidak ada pengganti untuk melaksanakan kegiatan tupoksinya.
dokter spesialis ortopedi
traumatologi dan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik
sertifkat konsultan.
KPI 5. Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20
rata jam pelatihan per karyawan adalah total realisasi jam pelatihan
jumlah karyawan yang mendapatkan pelatihan 20 jam pelatihan x 100%
Capaian :
Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
tahun ini meningkat dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 54 %
dimana pada tahun 2017 ini tercapai sebesar
, yang mendapatkan
= 561 pegawai
597 pegawai
. Rincian penyelenggaraan pendidikan
kebutuhan pelayanan seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 11. Penyelenggaraan kegiatan pelatihan / lokakarya / workshop SDM
INDIKATOR KINERJA
Pelatihan / lokakarya / 1 Pelatihan Medis 2 Pelatihan Keperawatan 3 Pelatihan Manajemen Kesehatan 4 Pelatihan Penunjang Medis Pelatihan / lokakarya / workshop SDM Non Kesehatan1 Pelatihan Manajemen RS 2 Pelatihan Akuntansi dan Keuangan
Kendala :
- Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan
tupoksi karyawan
- Keterbatasan SDM sehingga jika ada pegawai yang melaksanakan
pelatihan tidak ada pengganti untuk melaksanakan kegiatan tupoksinya.
Upaya Tindak Lanjut
- Perhitungan analisa beban kerja untuk semua unit kerja;
- Komunikasi dengan pihak terkait jika pegawai melaksanakan kegiatan
pelatihan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
tahun ini meningkat dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 54 %
da tahun 2017 ini tercapai sebesar 94 %. Dari 597 total pegawai
, yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam sebesar 561 pegawai.
561 pegawai x 100% = 94 %
597 pegawai
cian penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Penyelenggaraan kegiatan pelatihan / lokakarya / workshop SDM
INDIKATOR KINERJA TARGET TH.2017
REALISASI2017
1 2 3
Pelatihan / lokakarya / workshop SDM Kesehatan 1 Pelatihan Medis 33 org 31 org
4 keg 11 keg2 Pelatihan Keperawatan 150 org 258 org
5 keg 8 keg3 Pelatihan Manajemen Kesehatan 90 org 250 org
4 keg 7 keg4 Pelatihan Penunjang Medis 50 org 58 org
10 keg 11 kegPelatihan / lokakarya / workshop SDM Non Kesehatan 1 Pelatihan Manajemen RS 500 org 555 org
9 keg 27 keg2 Pelatihan Akuntansi dan Keuangan 4 org 12 org
2 keg 4 keg
Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan bersamaan dengan kegiatan
tupoksi karyawan
Keterbatasan SDM sehingga jika ada pegawai yang melaksanakan
pelatihan tidak ada pengganti untuk melaksanakan kegiatan tupoksinya.
Lanjut :
Perhitungan analisa beban kerja untuk semua unit kerja;
Komunikasi dengan pihak terkait jika pegawai melaksanakan kegiatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
24
karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam pada
tahun ini meningkat dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar 54 %
597 total pegawai
sebesar 561 pegawai.
dan pelatihan sesuai dengan
Penyelenggaraan kegiatan pelatihan / lokakarya / workshop SDM
REALISASI 2017
%
4
org 93.9 % keg 275 % org 172 %
keg 160 % org 277.8 %
keg 175 % org 116 % keg 110 %
org 111 % keg 300 % org 300 %
keg 200 %
bersamaan dengan kegiatan
Keterbatasan SDM sehingga jika ada pegawai yang melaksanakan
pelatihan tidak ada pengganti untuk melaksanakan kegiatan tupoksinya.
Komunikasi dengan pihak terkait jika pegawai melaksanakan kegiatan
c. KPI 6. Persentase staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam /
orang per tahun
Staf di area kritis
staf tenaga kesehatan yang bertugas di area kritis seperti IGD, HCU/ICU,
HD, ICCU, unit pelayanan kritikal lainnya sesuai kebutuhan RS yang telah
mendapat pelatihan khusus sesuai gap kompetensi dan ke
kerjanya sebanyak minimal 20 jam/ staf/tahun
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Staf nakes di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam per orang per tahun
Capaian :
Dari seluruh staf di area k
Intensif yang telah mendapat pelatihan pada tahun ini baru tercapai sebesar
67 % dari 70 % target yang ditetapkan.
tahun lalu mengalami penurunan sebesar 5 % d
sebesar 72 %.
NO
1 Ruang Anestesi dan Reanimasi2 Inst. Rawat Intensif3 IGD 4 IBS Jumlah
= 79 p113
Kendala :
- Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan
tupoksi karyawan.
- Keterbatasan SDM sehingga jika ada pegawai yang melaksanakan
pelatihan tidak ada pengganti untuk melaksanakan kegiatan tupoksinya.
Upaya Tindak Lanjut
- Percepatan pelatihan
- Prioritas pelatihan di area kritis;
- Mengkomunikasikan SDM di area kritis.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Persentase staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam /
orang per tahun.
Staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun adalah
staf tenaga kesehatan yang bertugas di area kritis seperti IGD, HCU/ICU,
HD, ICCU, unit pelayanan kritikal lainnya sesuai kebutuhan RS yang telah
mendapat pelatihan khusus sesuai gap kompetensi dan ke
kerjanya sebanyak minimal 20 jam/ staf/tahun.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Staf nakes di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam per orang per tahun
Jumlah Staf nakes di area kritis
Dari seluruh staf di area kritis yang terdapat di IGD, IBS dan Instalasi Rawat
Intensif yang telah mendapat pelatihan pada tahun ini baru tercapai sebesar
67 % dari 70 % target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan capaian
tahun lalu mengalami penurunan sebesar 5 % dimana pada tahun
SATKER JML
PEGAWAI JML PEG YG
PELAT 20 JAM / THAnestesi dan Reanimasi 15
Inst. Rawat Intensif 16 21 61
113
79 pegawai x 100% = 69,9 %
113 pegawai
Waktu pelaksanaan kegiatan pelatihan bersamaan dengan kegiatan
tupoksi karyawan.
Keterbatasan SDM sehingga jika ada pegawai yang melaksanakan
pelatihan tidak ada pengganti untuk melaksanakan kegiatan tupoksinya.
Upaya Tindak Lanjut :
Percepatan pelatihan IHT / pelatihan kirim;
Prioritas pelatihan di area kritis;
Mengkomunikasikan SDM di area kritis.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
25
Persentase staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam /
yang mendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun adalah
staf tenaga kesehatan yang bertugas di area kritis seperti IGD, HCU/ICU,
HD, ICCU, unit pelayanan kritikal lainnya sesuai kebutuhan RS yang telah
mendapat pelatihan khusus sesuai gap kompetensi dan kebutuhan unit
Staf nakes di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam per orang per tahun
dan Instalasi Rawat
Intensif yang telah mendapat pelatihan pada tahun ini baru tercapai sebesar
dibandingkan dengan capaian
da tahun lalu tercapai
JML PEG YG PELAT 20 JAM / TH
9 16 16 38 79
bersamaan dengan kegiatan
Keterbatasan SDM sehingga jika ada pegawai yang melaksanakan
pelatihan tidak ada pengganti untuk melaksanakan kegiatan tupoksinya.
d. KPI 7. Rasio dosen dengan mahasiswa kedokteran
Rasio Dosen di RS Pendidikan dengan Mahasiswa Kedokteran yang
dimaksud adalah Perbandingan jumlah dokter
Pendidikan yang sudah memenuhi kriteria sebagai dosen
pembimbing/supervisor klinik, pendidik atau penguji, dan sudah
mendapatkan TOT/OSCE, dan mempunyai rekomendasi dari Dekan
Fakultas Kedokteran mitra kerjasamanya serta mempun
Pengangkatan sebagai Dosen sesuai peraturan perundangundangan
dengan mahasiswa kedokteran
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Dihitung per SMF
Capaian :
Capaian rasio dosen dengan mahasiswa kedokteran
dosen berbanding 5 mahasiswa. Hal ini telah sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
= 7 dokdiknis
35 m
Kendala :
- Institusi yang melkukan kerjasama
Surakarta masih belum optimal
- Komunikasi yang belum maksimal antar institusi.
Upaya Tindak Lanjut :
- Mengkomunikasikan secara intensif draf kirim balik institusi secara 2 (dua)
arah.
e. KPI 8. Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
Adalah persentase
maupun S2) adalah jumlah
baik program Diploma, Strata 1 maupun Strata 2 baik dibiayai
maupun mandiri dibandingkan jumlah seluruh karyawan rumah sakit.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Rasio dosen dengan mahasiswa kedokteran
Rasio Dosen di RS Pendidikan dengan Mahasiswa Kedokteran yang
dimaksud adalah Perbandingan jumlah dokter spesialis yang bekerja di RS
Pendidikan yang sudah memenuhi kriteria sebagai dosen
pembimbing/supervisor klinik, pendidik atau penguji, dan sudah
mendapatkan TOT/OSCE, dan mempunyai rekomendasi dari Dekan
Fakultas Kedokteran mitra kerjasamanya serta mempunyai Surat Keputusan
Pengangkatan sebagai Dosen sesuai peraturan perundangundangan
dengan mahasiswa kedokteran.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah dosen per SMF atau Per Departemen
Dihitung per SMF / Per Departemen, dijumlahkan, dibagi rata rata
SMF yang ada
asio dosen dengan mahasiswa kedokteran pada tahun ini
dosen berbanding 5 mahasiswa. Hal ini telah sesuai dengan target yang telah
dokdiknis =
1
35 mahasiswa 5
Institusi yang melkukan kerjasama dengan RSO Prof. Dr. R. Soeharso
masih belum optimal.
Komunikasi yang belum maksimal antar institusi.
Upaya Tindak Lanjut :
Mengkomunikasikan secara intensif draf kirim balik institusi secara 2 (dua)
Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
ersentase karyawan yang menempuh pendidikan lanjut (D3,S1,
adalah jumlah karyawan yang menempuh pendidikan lanjut
baik program Diploma, Strata 1 maupun Strata 2 baik dibiayai
maupun mandiri dibandingkan jumlah seluruh karyawan rumah sakit.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
26
Rasio Dosen di RS Pendidikan dengan Mahasiswa Kedokteran yang
spesialis yang bekerja di RS
Pendidikan yang sudah memenuhi kriteria sebagai dosen
pembimbing/supervisor klinik, pendidik atau penguji, dan sudah
mendapatkan TOT/OSCE, dan mempunyai rekomendasi dari Dekan
yai Surat Keputusan
Pengangkatan sebagai Dosen sesuai peraturan perundangundangan
rata dengan jumlah
ahun ini sebesar 1
dosen berbanding 5 mahasiswa. Hal ini telah sesuai dengan target yang telah
RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Mengkomunikasikan secara intensif draf kirim balik institusi secara 2 (dua)
Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
karyawan yang menempuh pendidikan lanjut (D3,S1,
karyawan yang menempuh pendidikan lanjut
baik program Diploma, Strata 1 maupun Strata 2 baik dibiayai rumah sakit
maupun mandiri dibandingkan jumlah seluruh karyawan rumah sakit.
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah karyawan yang menempuh pendidikan lanjut (D3,S1 maupun S2)
Capaian :
= 93 pegawai
597 pegawai
Capaian persentase
ini sejumlah 93 pegawai (15.6 %) dari total seluruh pegawai. Program ini
bekerjasama dengan D3 Manajemen Informatika AUB Surakarta, Fakultas
Ilmu Kesehatan
Manajemen UNS Surakarta.
Tabel
NO URAIAN
1 2
1
Tercapainya kegiatan pendidikan lanjut SDM RSO
* Sumber data : Lakip Bagian Diklit Tahun 2017
Kendala :
Belum optimalnya sosialisasi pendidikan lanjut.
Informasi pendaftaran pendidikan lanjut yang kurang optimal.
Upaya Tindak Lanjut
Sosialisasi pendidikan lanjut lebih optimal.
Memfasilitasi SDM yang akan melaksanakan ijin belajar / tugas belajar.
Membantu pendaftaran SDM yang akan sekolah lanjut.
Perbandingan perwujudan SDM yang berkualitas dan kompeten (professional)
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
beberapa tahun terakhir
sebagai berikut :
Tabel
Persentase doktermendapatkan sertifikat konsultan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Dengan metode perhitungan yaitu :
karyawan yang menempuh pendidikan lanjut (D3,S1 maupun S2)
jumlah seluruh karyawan rumah sakit
93 pegawai x 100 % = 15,6 %
597 pegawai
Capaian persentase karyawan yang mengikuti pendidikan lanjut pada Tahun
sejumlah 93 pegawai (15.6 %) dari total seluruh pegawai. Program ini
bekerjasama dengan D3 Manajemen Informatika AUB Surakarta, Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta serta S2 Magister
Manajemen UNS Surakarta.
Tabel 12. Kegiatan Pendidikan Lanjut SDM RSO
URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TH. 2017
REALISASI2017
3 4
Tercapainya
pendidikan lanjut
D3 manajemen Informasi
62 org 62 org
Profesi Ners 20 org 20 orgS2 Magister Manajemen 11 org 11 org
* Sumber data : Lakip Bagian Diklit Tahun 2017
Belum optimalnya sosialisasi pendidikan lanjut.
pendaftaran pendidikan lanjut yang kurang optimal.
Upaya Tindak Lanjut :
Sosialisasi pendidikan lanjut lebih optimal.
Memfasilitasi SDM yang akan melaksanakan ijin belajar / tugas belajar.
Membantu pendaftaran SDM yang akan sekolah lanjut.
erwujudan SDM yang berkualitas dan kompeten (professional)
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
beberapa tahun terakhir serta dengan target jangka menengah
Tabel 13 Perbandingan capaian perwujudan SDM yang berkualitas dan kompeten
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 1 2 3 4
ter spesialis yg sertifikat sub spesialis /
100 % 100 % 100 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
27
karyawan yang menempuh pendidikan lanjut (D3,S1 maupun S2)
mengikuti pendidikan lanjut pada Tahun
sejumlah 93 pegawai (15.6 %) dari total seluruh pegawai. Program ini
bekerjasama dengan D3 Manajemen Informatika AUB Surakarta, Fakultas
Universitas Muhammadiyah Surakarta serta S2 Magister
REALISASI2017
%
5 6
62 org 100 %
20 org 100 % 11 org 100 %
pendaftaran pendidikan lanjut yang kurang optimal.
Memfasilitasi SDM yang akan melaksanakan ijin belajar / tugas belajar.
erwujudan SDM yang berkualitas dan kompeten (professional)
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
dengan target jangka menengah (Renstra)
TARGET 2018 2019
5 6
65% 70%
Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
4. Terwujudnya budaya kerja pegawai
Gambaran sumber daya manusia RSO
Desember 2017, dapat dijelaskan seperti tabel di bawah ini :
Diagram 1. Peta Ketenagaan RSO Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
NO JENIS 1
1 PNS 2 BLU3 CBLU4 Kontrak5 Dokter mitra Jumlah
* Sumber data : Lakip Bagian SDM
Dari diagram dan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah SDM RSO Prof.
Dr. R. Soeharso Surakarta per 31 Desember 2017
dengan komposisi PNS sebesar 79,2 %, pegawai BLU dan CBLU sebesar 17,4
%, pegawai kontrak sebesar 2,5 % serta dok
Diagram
* Sumber data : Lakip Bagian SDM Tahun 201
Berdasarkan kelompok jabatan, komposisi SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta meliputi tenaga medis sebanyak 38 pegawai (6,3%), tenaga
keperawatan sebanyak 182 pegawai (30,3 %), tenaga kesehatan lain sebanyak
135 pegawai (22,5 %), tenaga non medis sebany
Medis
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
51 % 54 % 94 %
karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
18.3 % 21.8 % 15.5 %
Terwujudnya budaya kerja pegawai
Gambaran sumber daya manusia RSO Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta per 31
Desember 2017, dapat dijelaskan seperti tabel di bawah ini :
Peta Ketenagaan RSO Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta Per 31 Desember 2017
Tabel 14. Peta Ketenagaan RSO Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
JENIS KETENAGAAN JUMLAH % 2 3 4
PNS 475 79.2 % BLU 103 17.2 % CBLU 1 0.2 % Kontrak 15 2.5 % Dokter mitra 3 0.5 % Jumlah 597 100 %
* Sumber data : Lakip Bagian SDM Tahun 2017
Dari diagram dan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah SDM RSO Prof.
Dr. R. Soeharso Surakarta per 31 Desember 2017 sebesar 597
dengan komposisi PNS sebesar 79,2 %, pegawai BLU dan CBLU sebesar 17,4
%, pegawai kontrak sebesar 2,5 % serta dokter mitra 0,5 %.
Diagram 2. SDM Berdasarkan Kelompok Jabatan Per 31 Desember 2017
* Sumber data : Lakip Bagian SDM Tahun 2017
Berdasarkan kelompok jabatan, komposisi SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta meliputi tenaga medis sebanyak 38 pegawai (6,3%), tenaga
keperawatan sebanyak 182 pegawai (30,3 %), tenaga kesehatan lain sebanyak
135 pegawai (22,5 %), tenaga non medis sebanyak 242 pegawai (40,3 %).
80%
17%0%
3%
0%PNS
BLU
CBLU
Kontrak
Dokter Mitra
6%
30%
23%
41%
Keperawatan Tenaga Kesehatan Lain Non Medis
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
28
63% 64%
22% 24%
Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta per 31
Peta Ketenagaan RSO Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
Dari diagram dan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah SDM RSO Prof.
sebesar 597 pegawai,
dengan komposisi PNS sebesar 79,2 %, pegawai BLU dan CBLU sebesar 17,4
Berdasarkan kelompok jabatan, komposisi SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta meliputi tenaga medis sebanyak 38 pegawai (6,3%), tenaga
keperawatan sebanyak 182 pegawai (30,3 %), tenaga kesehatan lain sebanyak
ak 242 pegawai (40,3 %).
Sedangkan berdasarkan klasifikasi pendidikan, SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta dapat diuraikan seperti di bawah ini.
Diagram 3. Komposisi SDM Berdasarkan
* Sumber data :
Dari diagram di atas, dapat dijelaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) RSO
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
ke atas sebesar (73,4
Diploma III sebesar
sebesar 23,6 %.
Tabel
KPI Indikator kinerja /
keberhasilan1
9 Persentasepegawai
KPI 9. Persentase sasaran
Adalah Persentase
seluruh pegawai R
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Rata –
Capaian :
= 597 pegawai
597 pegawai
Setiap hari semua p
Laporan Kinerja
penilaian pegawai (5 P) yaitu :
P1 : Kemampuan mencapai hasil kerja (target)
P2 : Kecepatan dan Kecermatan
P3 : Sesuai Prosedur / SPO
P4 : Sikap menghadapi pelanggan (5S dan Komunikasi)
P5 : Inovasi dan Kreatifita
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Sedangkan berdasarkan klasifikasi pendidikan, SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta dapat diuraikan seperti di bawah ini.
Komposisi SDM Berdasarkan Klasifikasi PendidikanPer 31 Desember 2017
* Sumber data : Lakip Bagian SDM Tahun 2017
Dari diagram di atas, dapat dijelaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) RSO
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang telah berada pada level professional
73,4%). Berdasar tingkat pendidikan urutan terbesar yait
Diploma III sebesar 30,7 %, S1 dan S1 Profesi sebesar 26 % serta SLTA
15. Perwujudan Persentase Sasaran Kinerja PegawaiIndikator kinerja /
keberhasilan Sat
Target 2017
Capaian2016 2017
2 3 4 5
Persentase sasaran kinerja % 100 100 100
Persentase sasaran kinerja pegawai
Adalah Persentase sasaran Kinerja Pegawai adalah capaian
seluruh pegawai RS berdasarkan penilaian 5 P
Dengan metode perhitungan yaitu :
rata capaian kinerja pegawai berdasarkan 5 P
target kinerja pegawai
597 pegawai x 100 % = 100 %
597 pegawai
semua pegawai di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
(log book) yang kemudian dirumuskan dalam program
penilaian pegawai (5 P) yaitu :
P1 : Kemampuan mencapai hasil kerja (target)
P2 : Kecepatan dan Kecermatan
P3 : Sesuai Prosedur / SPO
P4 : Sikap menghadapi pelanggan (5S dan Komunikasi)
P5 : Inovasi dan Kreatifitas
3% 23%
31%6%
26% 11% SLTA KE BAWAHSLTA D IIID IVS1 / ProfesiS2 / SPESIALIS
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
29
Sedangkan berdasarkan klasifikasi pendidikan, SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Klasifikasi Pendidikan
Dari diagram di atas, dapat dijelaskan bahwa sumber daya manusia (SDM) RSO
professional / D3
urutan terbesar yaitu
% serta SLTA
Persentase Sasaran Kinerja Pegawai Capaian Naik
turun 2017 6 7
100 -
sasaran Kinerja Pegawai adalah capaian nilai kinerja
x 100%
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta membuat
) yang kemudian dirumuskan dalam program
SLTA KE BAWAHSLTA
S1 / ProfesiS2 / SPESIALIS
Disamping penilaian terhadap target kinerja, setiap pegawai juga wajib
menjalankan absensi secara disiplin dimana setiap keterlambatan ataupun
pulang awal akan dikenakan sanksi sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel
URAIAN 1
Datang / Tugas
Pulang awal
Alpa
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta diakhir tahun ini mengadakan Rapat
Evaluasi Kinerja Pegawai Tahun 2017 Dan Penyusunan Kontrak Kinerja
Pegawai Tahun 2018 yang diikuti oleh Kepala Satuan Kerja terdiri dari Kepala
Bagian, Kepala Instalasi dan Kepala Ruang
mengevaluasi kinerja pegawai 2017 dan penyusunan kontrak kinerja pegawai
2018 yang mana semakin hari harus semakin baik dan terukur kinerjanya.
setiap pegawai harus mempunyai kontrak kinerja di tahun depan dan juga
harus mempunya
kedepan adalah merubah pola pikir, lingkungan,
Kendala :
- Penilaian kinerja sering dilakukan tanpa sasaran yang jelas.
- Penilaian berfokus pada pengisian formulir.
- Data kinerja jarang dikumpulkan terlebih dahulu.
- Tidak ada rencana kerja yang jelas.
- Subyektif penilaian.
Upaya Tindak Lanjut
- Memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik”, atau bahkan “karena saya
harus melakukannya”.
- Meninjau kembali kinerja di
perencanaan kinerja di waktu yang akan datang.
- Mengumpulkan data kinerja
- Tinjauan-tinjauan secara berkala
penilaian kinerja.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Disamping penilaian terhadap target kinerja, setiap pegawai juga wajib
menjalankan absensi secara disiplin dimana setiap keterlambatan ataupun
pulang awal akan dikenakan sanksi sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 16. Matriks Perhitungan Absensi WAKTU PENGURANG
2 3
< 07.15 0
07.16 - 07.30 0
07.31 - 08.00 -0,1
> 08.00 -0,2
≥ 15.30 0
15.00 - 15.29 -0,1
< 15.00 -0,2
-0,4
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta diakhir tahun ini mengadakan Rapat
Evaluasi Kinerja Pegawai Tahun 2017 Dan Penyusunan Kontrak Kinerja
Pegawai Tahun 2018 yang diikuti oleh Kepala Satuan Kerja terdiri dari Kepala
Bagian, Kepala Instalasi dan Kepala Ruangan. Kegiatan ini untuk
mengevaluasi kinerja pegawai 2017 dan penyusunan kontrak kinerja pegawai
2018 yang mana semakin hari harus semakin baik dan terukur kinerjanya.
setiap pegawai harus mempunyai kontrak kinerja di tahun depan dan juga
harus mempunyai satu resolusi perubahan. Salah satu resolusi perubahan
kedepan adalah merubah pola pikir, lingkungan, berubah menjadi lebih bagus.
enilaian kinerja sering dilakukan tanpa sasaran yang jelas.
Penilaian berfokus pada pengisian formulir.
Data kinerja jarang dikumpulkan terlebih dahulu.
Tidak ada rencana kerja yang jelas.
penilaian.
Upaya Tindak Lanjut :
emotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik”, atau bahkan “karena saya
harus melakukannya”.
eninjau kembali kinerja di waktu lampau untuk landasan data bagi
perencanaan kinerja di waktu yang akan datang.
Mengumpulkan data kinerja secara rutin yang telah dikerjakan
tinjauan secara berkala dicatat untuk referensi sebelum diada
penilaian kinerja.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
30
Disamping penilaian terhadap target kinerja, setiap pegawai juga wajib
menjalankan absensi secara disiplin dimana setiap keterlambatan ataupun
pulang awal akan dikenakan sanksi sebagaimana tabel di bawah ini :
PENGURANG
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta diakhir tahun ini mengadakan Rapat
Evaluasi Kinerja Pegawai Tahun 2017 Dan Penyusunan Kontrak Kinerja
Pegawai Tahun 2018 yang diikuti oleh Kepala Satuan Kerja terdiri dari Kepala
an. Kegiatan ini untuk
mengevaluasi kinerja pegawai 2017 dan penyusunan kontrak kinerja pegawai
2018 yang mana semakin hari harus semakin baik dan terukur kinerjanya. Dan
setiap pegawai harus mempunyai kontrak kinerja di tahun depan dan juga
i satu resolusi perubahan. Salah satu resolusi perubahan
rubah menjadi lebih bagus.
emotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik”, atau bahkan “karena saya
waktu lampau untuk landasan data bagi
yang telah dikerjakan.
t untuk referensi sebelum diadakan
5. Terwujudnya pe
traumatologi sesuai perkembangan iptekdok
KPI Indikator kinerja / keberhasilan
1
10 Persentasepelayanan medik sub spesialistik
11 Persentaseterlaksana
12 Pertumbuhanpelayanan
a. KPI 10. Persentase
spesialistik
Adalah jumlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu
pengembangan pelayanan medik sub spesialistik yang ditargetkan
direncanakan dalam waktu 5 tahun
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
Jumlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu /
jumlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
Capaian :
= 70 %
100 %
Tabel SASARAN
STRATEGIS 1
Terwujudnya pengembangan pelayanan sub spesilistik ortopedi traumatologi sesuai
a.
1)
2)3)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Terwujudnya pengembangan pelayanan subspesialistik ortopedi
traumatologi sesuai perkembangan iptekdok
Tabel 17. Capaian Perwujudan Pengembangan Pelayanan Subspesialistik
Indikator kinerja / keberhasilan Sat Target 2017
Realisasi2016
2 3 4 5
Persentase jumlah pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
% 60 60
Persentase pelayanan unggulan terlaksana
% 100 100
Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub spesialistik
% 5 4,55
Persentase jumlah pengembangan pelayanan medik sub
spesialistik
dalah jumlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah kegiatan
pengembangan pelayanan medik sub spesialistik yang ditargetkan
direncanakan dalam waktu 5 tahun
Dengan metode perhitungan yaitu :
umlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu /
jumlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik yang ditargetkan / direncanakan
x 100 % = 70 %
Tabel 18. Capaian Pengembangan Pelayanan RS
INDIKATOR KINERJA TARGET
2017 REALISASI 2017
2 3
a. Pengembangan sub spesialis ortopedi traumatologi dan rehabilitasi medis difokuskan Spine
1) Pelayanan sub spesialistik rawat jalan
6 keg 6 keg
2) Pengadaan peralatan medis 40 unit 40
3) Pelayanan subspesialistik rawat inap
6 keg 6 keg
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
31
ngembangan pelayanan subspesialistik ortopedi
Realisasi Naik turun 2017
6 7
70 ↑
100 -
5,1 ↑
pelayanan medik sub
dalah jumlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
jumlah kegiatan
pengembangan pelayanan medik sub spesialistik yang ditargetkan atau
umlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
x 100% jumlah kegiatan pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
REALISASI 2017
%
4 5
Pengembangan sub spesialis ortopedi traumatologi dan
6 keg 100 %
40 unit 100 %
6 keg 100 %
SASARAN STRATEGIS
1
perkembangan iptekdok
4)b.
1)2)
3)
4)
5)
6)
*) sumber data : Lakip Bidang Pelayanan Medik Tahun 2017
Perwujudan pengembangan pelayanan sub spesialistik
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada tahun
2017 ini dapat diuraikan sebagai berikut
1) Pelayanan sub spesialistik rawat jalan
Panduan Praktek Klinik (PPK) dengan jadwal yang telah ditentukan,
terdiri atas :
a) Sub Ortopedi
b) Sub Ortopedi
c) Sub Ortopedi Rekonstruksi;
d) Sub Hand
e) Sub Orto
f) Sub Ortopedi
2) Pengadaan Peralatan Medis
Pada tahun ini kegiatan pengadaan peralatan medis telah terealisasi
sebanyak 40 unit (100 %).
3) Pelayanan Subspesialistik Rawat Inap
Saat ini pelayanan subspesialis di rawat inap sudah berj
ada Panduan Praktek Klinik (PPK) dan
antara lain :
a) Spine (Lumbal Spinal Stenosis, Spondilitis Tubercolosa);
b) Oncologi (Muskukoskeletal Tumor
c) Rekonstruksi (TKR, THR);
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
INDIKATOR KINERJA TARGET
2017 REALISASI 2017
2 3
4) Pengembangan pelayanan spine 1 keg 1
b. Pengembangan pelayanan rehabilitasi medik
1) Scoliosis gathering ( tim spine) 1 pkt 0
2) Pemberian marker pada MSO (OP)
1 pkt 0
3) Pengembangan FAB (OP) 1 pkt 1 pkt
4) Evaluasi terapi pasien pediatri dengan Buku Perkembangan Anak ( Tim pediatri)
1 pkt 0
5) Teknik cognitif restructuring untuk pasien depresi pada pasien paraplegi ( Psi)
1 pkt 1 pkt
6) Alih fungsi pada pasien BPI (OT) 1 pkt 1 pkt
Rata – rata capaian *) sumber data : Lakip Bidang Pelayanan Medik Tahun 2017
Perwujudan pengembangan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada tahun
dapat diuraikan sebagai berikut :
Pelayanan sub spesialistik rawat jalan sudah berjalan dan telah ada
Panduan Praktek Klinik (PPK) dengan jadwal yang telah ditentukan,
Sub Ortopedi Spine;
Sub Ortopedi Pediatric;
Sub Ortopedi Rekonstruksi;
Hand and Micro Surgery;
Sub Ortopedi Sport Injury;
Sub Ortopedi Onkologi.
Pengadaan Peralatan Medis
Pada tahun ini kegiatan pengadaan peralatan medis telah terealisasi
sebanyak 40 unit (100 %).
Pelayanan Subspesialistik Rawat Inap
Saat ini pelayanan subspesialis di rawat inap sudah berjalan dan telah
ada Panduan Praktek Klinik (PPK) dan Clinical Pathways
antara lain :
Spine (Lumbal Spinal Stenosis, Spondilitis Tubercolosa);
Oncologi (Muskukoskeletal Tumor – Open Biopsy, GCT);
Rekonstruksi (TKR, THR);
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
32
REALISASI 2017
%
4 5
keg 100 %
0 pkt 0 %
0 pkt 0 %
1 pkt 100 %
0 pkt 0 %
1 pkt 100 %
1 pkt 100 %
70 %
ortopedi traumatologi
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran pada tahun
sudah berjalan dan telah ada
Panduan Praktek Klinik (PPK) dengan jadwal yang telah ditentukan,
Pada tahun ini kegiatan pengadaan peralatan medis telah terealisasi
alan dan telah
Clinical Pathways Subspesialis
Spine (Lumbal Spinal Stenosis, Spondilitis Tubercolosa);
Open Biopsy, GCT);
d) Hand Surgery (BPI);
e) CP Antebrachii;
f) Femur;
g) Collum femur;
h) Cruris.
4) Pengembangan pelayanan spine
5) Capaian untuk p
a) Scoliosis gathering
b) Pemberian marker pada
c) Pengembangan
d) Evaluasi terapi pasien pediatri dengan Buku Perkembangan Anak (
Tim pediatri)
e) Teknik
paraplegi ( Psi)
f) Alih fungsi pada pasi
Perbandingan perwujudan pengembangan pelayanan subspesialistik ortopedi
traumatologi sesuai perkembangan iptekdok dalam
serta dengan Renstra sebagai berikut :
Tabel 19. Perbandingan
IKU
1
Persentase jumlah pengembangan
pelayanan medik sub spesialistik
Kendala :
- Fasilitas pelayanan terkait
dipenuhi serta kondisi ideal pelayanan umum berpengaruh juga pada pola
pengembangan layanan kesehatan yang direncanakan.
- Kompetensi SDM
Upaya Tindak Lanjut :
- Merencanakan pemenuhan kebutuhan f
- Mengikutsertakan SDM untuk mengikuti
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Hand Surgery (BPI);
Antebrachii;
Collum femur;
Pengembangan pelayanan spine telah terlaksana.
Capaian untuk pengembangan pelayanan rehabilitasi medik, yaitu :
Scoliosis gathering ( tim spine) telah terealisasi.
Pemberian marker pada MSO (OP) belum terealisasi.
Pengembangan FAB (OP) telah terlaksana.
Evaluasi terapi pasien pediatri dengan Buku Perkembangan Anak (
Tim pediatri) belum terlaksana.
cognitif restructuring untuk pasien depresi pada pasien
paraplegi ( Psi) telah terealisasi.
Alih fungsi pada pasien BPI ( OT) telah terlaksana.
wujudan pengembangan pelayanan subspesialistik ortopedi
traumatologi sesuai perkembangan iptekdok dalam beberapa tahun terakhir
serta dengan Renstra sebagai berikut :
Perbandingan Perwujudan Pengembangan Pelayanan
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4
Persentase jumlah pengembangan
pelayanan medik sub spesialistik
50 % 60 % 70 % 80%
Fasilitas pelayanan terkait tuntutan kebutuhan layanan yang harus
dipenuhi serta kondisi ideal pelayanan umum berpengaruh juga pada pola
pengembangan layanan kesehatan yang direncanakan.
Kompetensi SDM.
Upaya Tindak Lanjut :
Merencanakan pemenuhan kebutuhan fasilitas pelayanan.
Mengikutsertakan SDM untuk mengikuti peningkatan kompetensi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
33
k, yaitu :
Evaluasi terapi pasien pediatri dengan Buku Perkembangan Anak (
untuk pasien depresi pada pasien
wujudan pengembangan pelayanan subspesialistik ortopedi
beberapa tahun terakhir
Pengembangan Pelayanan TARGET
2018 2019
5 6
80% 100%
untutan kebutuhan layanan yang harus
dipenuhi serta kondisi ideal pelayanan umum berpengaruh juga pada pola
peningkatan kompetensi.
b. KPI 11. Persentase
Pelayanan unggulan (atau dalam istilah internasional dikenal sebagai
excellent) merupakan suatu layanan yang penuh dengan inovasi, didukung
oleh teknologi terbaik
yang fokus pada suatu penyakit tertentu, serta tidak dimiliki oleh pesaing.
Untuk mendukung terjadinya suatu layanan unggulan, biasanya layanan ini
didukung oleh fasilitas fisik, dimana suatu layanan u
unit tersendiri yang seolah
pemisahan fisik ini, masyarakat maupun petugas kesehatan di RS lebih mudah
membedakan layanan unggulan ini dibandingkan dengan yang tidak unggulan.
Persentase pelayanan
unggulan yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu
pelayanan unggulan
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
jumlah kegiatan pelayanan
jumlah kegiatan pelayanan
Capaian :
= 100 % 100 %
Tabel SASARAN
STRATEGIS 1
Terwujudnya pengembangan pelayanan sub spesilistik ortopedi traumatologi sesuai perkembangan iptekdok
*) sumber data : Lakip Bidang Pelayanan Medik
Perwujudan pelaksanaan pelayanan unggulan
diuraikan sebagai berikut
a. Pelayanan skoliosis
Saat ini sudah berjalan dan telah ada Panduan Praktek Klinik
clinical pathways
b. Plexus Brachialis Injury
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Persentase pelayanan unggulan terlaksana
ayanan unggulan (atau dalam istilah internasional dikenal sebagai
) merupakan suatu layanan yang penuh dengan inovasi, didukung
oleh teknologi terbaik dibidangnya, biasanya komprehensif pada layanan klinik
yang fokus pada suatu penyakit tertentu, serta tidak dimiliki oleh pesaing.
Untuk mendukung terjadinya suatu layanan unggulan, biasanya layanan ini
didukung oleh fasilitas fisik, dimana suatu layanan unggulan merupakan satu
unit tersendiri yang seolah-olah terpisah dari layanan lain di RS. Dengan
pemisahan fisik ini, masyarakat maupun petugas kesehatan di RS lebih mudah
membedakan layanan unggulan ini dibandingkan dengan yang tidak unggulan.
pelayanan unggulan terlaksana adalah jumlah kegiatan pelayanan
yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dibagi jumlah kegiatan
unggulan yang ditargetkan atau direncanakan dalam waktu 5 tahun
Dengan metode perhitungan yaitu :
jumlah kegiatan pelayanan unggulan yang diselesaikan dalam kurun waktu tertentu
jumlah kegiatan pelayanan unggulan yang ditargetkan atau direncanakan dalam waktu 5 tahun
x 100 % = 100 %
Tabel 20. Capaian Pelaksanaan Pelayanan Unggulan SASARAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET 2017
REALISASI 2017
2 3 4
spesilistik ortopedi traumatologi sesuai
Pelayanan Unggulan Tahun 2017 a. Skoliosis 1 keg 1 kegb. Plexus Brachialis Injury 1 keg 1 kegc. DDH 1 keg 1 kegd. Paraplegia 1 keg 1 keg
*) sumber data : Lakip Bidang Pelayanan Medik Tahun 2017
Perwujudan pelaksanaan pelayanan unggulan pada tahun 2017 ini
diuraikan sebagai berikut :
Pelayanan skoliosis
Saat ini sudah berjalan dan telah ada Panduan Praktek Klinik
clinical pathways spine yaitu spondilitis TB dan lumbal spinal stenosis
Plexus Brachialis Injury
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
34
ayanan unggulan (atau dalam istilah internasional dikenal sebagai center of
) merupakan suatu layanan yang penuh dengan inovasi, didukung
dibidangnya, biasanya komprehensif pada layanan klinik
yang fokus pada suatu penyakit tertentu, serta tidak dimiliki oleh pesaing.
Untuk mendukung terjadinya suatu layanan unggulan, biasanya layanan ini
nggulan merupakan satu
olah terpisah dari layanan lain di RS. Dengan
pemisahan fisik ini, masyarakat maupun petugas kesehatan di RS lebih mudah
membedakan layanan unggulan ini dibandingkan dengan yang tidak unggulan.
dalah jumlah kegiatan pelayanan
jumlah kegiatan
direncanakan dalam waktu 5 tahun.
yang diselesaikan dalam kurun
x 100%
REALISASI 2017
%
4 5
1 keg 100 % 1 keg 100 % 1 keg 100 % 1 keg 100 %
pada tahun 2017 ini dapat
Saat ini sudah berjalan dan telah ada Panduan Praktek Klinik dan 2
lumbal spinal stenosis.
Sudah terlaksana dan telah ada Panduan Praktek Klinik (PPK) dan 2
(dua) clinical pathways
c. Developmental Dislocation of The Hip
d. Paraplegia telah berjalan.
Kendala :
- Pada RS Pemerintah, perlu disadari bahwa ini
rujukan terakhir. D
maker tertinggi perlu memberikan subsidi kepada masyarakat yang
membutuhkan layanan
- Layanan unggulan berbeda dari aspek jangkauan produk, pasar, posisi
dan kemampua
Upaya Tindak Lanjut :
- Tetap mempertahankan kinerja serta inovasi sesuai dengan arah
pengembangan RS ke depan yang terca
c. KPI 12. Pertumbuhan
Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik adalah rata
pertumbuhan capaian volume kegiatan pelayanan sub spesialistik tahun
berjalan / capaian volume kegiatan pelayanan sub spesialistik tahun
sebelumnya.
Dengan metode perhitungan yait
=
Jumlah capaian volume kegiatan pelayanan medik sub spesialistik
capaian volume kegiatan pelayanan medik sub spesialistik tahun
Capaian :
= 22.676 21.370
Sehingga pertumbuhan jumlah
tahun 2017 ini sebesar 6,1 %.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Sudah terlaksana dan telah ada Panduan Praktek Klinik (PPK) dan 2
clinical pathways yaitu : PBI dan CTS.
Developmental Dislocation of The Hip (DDH) telah berjalan.
telah berjalan.
Pada RS Pemerintah, perlu disadari bahwa ini mungkin merupakan RS
rujukan terakhir. Dalam hal ini Direktur sebagai pemilik dan
tertinggi perlu memberikan subsidi kepada masyarakat yang
membutuhkan layanan.
ayanan unggulan berbeda dari aspek jangkauan produk, pasar, posisi
dan kemampuan unik yang dimiliki oleh produk tersebut.
Upaya Tindak Lanjut :
Tetap mempertahankan kinerja serta inovasi sesuai dengan arah
pengembangan RS ke depan yang tercantum dalam Rencana Strategis.
Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub spesialistik
Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik adalah rata
pertumbuhan capaian volume kegiatan pelayanan sub spesialistik tahun
berjalan / capaian volume kegiatan pelayanan sub spesialistik tahun
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah capaian volume kegiatan pelayanan medik sub spesialistik tahun berjalan
capaian volume kegiatan pelayanan medik sub spesialistik tahun sebelumnya
x 100 % = 106.11 %
ertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub spesialistik
tahun 2017 ini sebesar 6,1 %.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
35
Sudah terlaksana dan telah ada Panduan Praktek Klinik (PPK) dan 2
telah berjalan.
merupakan RS
sebagai pemilik dan decision
tertinggi perlu memberikan subsidi kepada masyarakat yang
ayanan unggulan berbeda dari aspek jangkauan produk, pasar, posisi
Tetap mempertahankan kinerja serta inovasi sesuai dengan arah
ntum dalam Rencana Strategis.
spesialistik
Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik adalah rata – rata
pertumbuhan capaian volume kegiatan pelayanan sub spesialistik tahun
berjalan / capaian volume kegiatan pelayanan sub spesialistik tahun
Jumlah capaian volume kegiatan pelayanan medik sub spesialistik
x 100% capaian volume kegiatan pelayanan medik sub spesialistik tahun
cakupan pelayanan medik sub spesialistik
Diagram
Untuk komposisi kunjungan di pelayanan sub spesialis, capaian tertinggi ialah sub
ortopedi rekonstruksi,
kunjungan sebesar 22.676 ku
sebesar 21.370 kunjungan.
Perbandingan perwujudan pengembangan pelayanan subspesialistik ortopedi
traumatologi sesuai perkembangan iptekdok
dengan Renstra sebagai berikut :
Tabel 21 Perbandingan
IKU
1
Pertumbuhan jumlah cakupan
pelayanan medik sub spesialistik
Kendala :
- Persaingan dengan RS sekitar;
- Opini dari sebagian masyarakat tentang murah dan mudahnya pelayanan
sangkal putung.
Upaya Tindak Lanjut :
- Tetap mempertahankan
pada kepuasan pelanggan
6. Terwujudnya kualitas penelitian dan pengembangan rumah sakit
berbasis evidence based
KPI Indikator kinerja /
keberhasilan1
13 Persentasepenelitian yang dipublikasikan.
14 Jumlah penelitian yang dipublikasikan
-1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000
Sub Ort. Spine
TH 2016 5,018
TARGET 2017 5,269
REALISASI 2017 4,571
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Diagram 4. Capaian Klinik Sub Spesialis Rawat Jalan
Untuk komposisi kunjungan di pelayanan sub spesialis, capaian tertinggi ialah sub
, spine dan diikuti oleh sub ortopedi pediatric.
22.676 kunjungan. Capaian ini lebih tinggi dari tahun 2016
sebesar 21.370 kunjungan.
wujudan pengembangan pelayanan subspesialistik ortopedi
traumatologi sesuai perkembangan iptekdok dalam beberapa tahun terakhir
dengan Renstra sebagai berikut :
Perbandingan Capaian Perwujudan Pengembangan Pelayanan
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2018
1 2 3 4
Pertumbuhan jumlah cakupan
pelayanan medik sub spesialistik
4.41 % 4,55 % 6,1 % 5%
Persaingan dengan RS sekitar;
Opini dari sebagian masyarakat tentang murah dan mudahnya pelayanan
sangkal putung.
Upaya Tindak Lanjut :
Tetap mempertahankan mutu serta keselamatan pasien yang berimbas
pada kepuasan pelanggan .
Terwujudnya kualitas penelitian dan pengembangan rumah sakit
evidence based.
Tabel 22. Capaian Perwujudan Penelitian Indikator kinerja /
keberhasilan Sat
Target 2017
Realisasi2016
2 3 4 5
Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan.
% 9 8
penelitian yang dipublikasikan
buah 2 1
Sub Ort. Spine Sub Ort. Pediatric
Sub Ort.Rekonstruks
i
Sub Hand & Micro Surgery
Sub Ort. Sport Injury
5,018 4,547 4,583 3,084 2,010
5,269 4,774 4,812 3,238 2,111
4,571 4,492 4,941 2,797 3,829
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
36
Untuk komposisi kunjungan di pelayanan sub spesialis, capaian tertinggi ialah sub
. Dengan total
njungan. Capaian ini lebih tinggi dari tahun 2016
wujudan pengembangan pelayanan subspesialistik ortopedi
beberapa tahun terakhir serta
wujudan Pengembangan Pelayanan TARGET
2018 2019
5 6
5% 5%
Opini dari sebagian masyarakat tentang murah dan mudahnya pelayanan
mutu serta keselamatan pasien yang berimbas
Terwujudnya kualitas penelitian dan pengembangan rumah sakit
Realisasi Naik turun 2017
6 7
27 ↑
3 ↑
Sub Ort. Onkologi
2,128
2,234
2,046
a. KPI 13. Persentase
Pertumbuhan penelitian yang dipublikasikan
penelitian pada tahun berjalan yang dipublikasikan, dengan jumlah
penelitian pada tahun sebelumnya yang dipublikasikan.
Hasil penelitian yang dipublikasikan adalah penelitian yang telah
skreening tim TEPK dan dipublikasikan
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
jumlah penelitian
dipublikasikan
Target
Capaian :
= 3 buah
1 buah
Sehingga persentase
sebesar 27 %.
Capaian jumlah penelitian yang dipublikasikan
serta dengan target jangka menengah
Tabel 23 Perbandingan
Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan
Kendala :
- Kepustakaan
- Bahan diskusi temu ilmiah, hasil seminar, simposium atau lokakarya.
- Pengalaman atau observasi lapangan.
- Pendapatan pakar yang masih bersifat spekulatif.
Upaya Tindak Lanjut :
- Tetap mempertahankan motivasi bagi pegawai untuk melaksanakan
kegiatan penelitian
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan
Pertumbuhan penelitian yang dipublikasikan adalah perbandingan jumlah
penelitian pada tahun berjalan yang dipublikasikan, dengan jumlah
penelitian pada tahun sebelumnya yang dipublikasikan.
Hasil penelitian yang dipublikasikan adalah penelitian yang telah
ing tim TEPK dan dipublikasikan.
Dengan metode perhitungan yaitu :
jumlah penelitian yang
dipublikasikan tahun 2017 x
Target persentase pertumbuhan
jumlah penelitian yang
dipublikasikan tahun 2017
Target jumlah penelitian yang dipublikasikan tahun 2017
x 9 % x 100% = 27 %
1 buah
ersentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan
%.
umlah penelitian yang dipublikasikanbeberapa tahun terakhir
dengan target jangka menengah (Renstra) sebagai berikut :
Perbandingan Capaian Pertumbuhan Penelitian
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 1 2 3 4
Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan
4.67 % 8% 27 %
Bahan diskusi temu ilmiah, hasil seminar, simposium atau lokakarya.
Pengalaman atau observasi lapangan.
Pendapatan pakar yang masih bersifat spekulatif.
Upaya Tindak Lanjut :
Tetap mempertahankan motivasi bagi pegawai untuk melaksanakan
kegiatan penelitian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
37
penelitian yang dipublikasikan
bandingan jumlah
penelitian pada tahun berjalan yang dipublikasikan, dengan jumlah
Hasil penelitian yang dipublikasikan adalah penelitian yang telah melalui
Target persentase pertumbuhan
yang
2017 x 100%
2017
penelitian yang dipublikasikan
beberapa tahun terakhir
(Renstra) sebagai berikut :
TARGET
2018 2019 5 6
10% 11%
Bahan diskusi temu ilmiah, hasil seminar, simposium atau lokakarya.
Tetap mempertahankan motivasi bagi pegawai untuk melaksanakan
b. KPI 14. Jumlah penelitian yang dipublikasikan terealisasi.
Jumlah penelitian yang dipublikasikan
berjalan yang dipublikasikan
Hasil penelitian yang dipublikasikan adalah penelitian yang telah melalui
skreening tim TEPK dan dipublikasikan.
Dengan metode perhitungan yaitu :
= jumlah penelitian pada tahu
jumlah penelitian
= 3 2
Capaian :
Dari 2 (dua) pe
yaitu :
1) dr. Siswarni Sp. KFR berjudul Efektivitas
Produksi
Mempertahankan Koreksi Kaki Pada Penderita
2) dr. Seti Aji Hadinoto yang berjudul Hasil
(FMS) Pada Kasus
Dengan Metode SEMLS (Single Event Multilevel Surgery) d
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
3) Supriyati SKM berjudul Aplikasi
Manajemen Rumah Sakit.
Capaian jumlah penelitian yang dipublikasikan
dengan target jangka menengah
Tabel 24.
Jumlah penelitian yang dipublikasikan
Kendala :
- Kepustakaan,
lokakarya.
- Pengalaman atau observasi lapangan.
- Pendapatan pakar yang masih bersifat spekulatif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Jumlah penelitian yang dipublikasikan terealisasi.
penelitian yang dipublikasikan adalah jumlah penelitian pada tah
berjalan yang dipublikasikan.
penelitian yang dipublikasikan adalah penelitian yang telah melalui
skreening tim TEPK dan dipublikasikan.
Dengan metode perhitungan yaitu :
jumlah penelitian pada tahun berjalan yang dipublikasikan
jumlah penelitian yang direncanakan pada tahun berjalan
x 100% = 150 %
Dari 2 (dua) penelitian yang direncanakan, terealisasi 3 (tiga) penelitian
dr. Siswarni Sp. KFR berjudul Efektivitas Foot Abduction (FAB)
Produksi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Mempertahankan Koreksi Kaki Pada Penderita Clubfoot;
dr. Seti Aji Hadinoto yang berjudul Hasil Functional Mobility Scale
Pada Kasus Cerebral Palsy Spastic Diplegic Yang Ditangani
Dengan Metode SEMLS (Single Event Multilevel Surgery) d
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta;
Supriyati SKM berjudul Aplikasi Technology Acceptance Model
Manajemen Rumah Sakit.
umlah penelitian yang dipublikasikanbeberapa tahun terakhir
dengan target jangka menengah (Renstra) sebagai berikut :
Tabel 24. Perbandingan Capaian Jumlah Penelitian
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017
1 2 3 4
umlah penelitian yang dipublikasikan 2 buah 1 buah 3 buah
, bahan diskusi temu ilmiah, hasil seminar, simposium atau
Pengalaman atau observasi lapangan.
Pendapatan pakar yang masih bersifat spekulatif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
38
Jumlah penelitian yang dipublikasikan terealisasi.
jumlah penelitian pada tahun
penelitian yang dipublikasikan adalah penelitian yang telah melalui
n berjalan yang dipublikasikan x 100%
berjalan
terealisasi 3 (tiga) penelitian
Foot Abduction (FAB)
Surakarta Untuk
;
Functional Mobility Scale
Yang Ditangani
Dengan Metode SEMLS (Single Event Multilevel Surgery) di RSO
Technology Acceptance Model Pada
beberapa tahun terakhir serta
TARGET
2018 2019
5 6
1 buah 1 buah
seminar, simposium atau
Upaya Tindak Lanjut :
- Tetap mempertahankan motivasi bagi pegawai untuk melaksanakan
kegiatan penelitian
7. Terwujudnya hospital tourism
Tabel
KPI Indikator kinerja / keberhasilan
1
15 Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya
KPI 15. Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan
terpadu dan penunjangnya
Persentase kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan
penunjangnya adalah realisasi tahapan kegiatan pembangunan gedung
terpadu dan penunjangnya selama 5 tahun
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
Realisasi penyelesaian kegiatan pembangunan gedung pelayanan
Jumlah rencana kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu
Capaian :
= 54 % 54 %
Tahun 2017 ini RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menargetkan
pembangunan gedung pelayanan terpadu yang meliputi :
Tabel 26.
NO URAIAN
1 2
1 Pembangunan Gedung Yandu
2 Pembangunan I
3 Landscape 4 Selasar 5 Ruang Ranap Suite6 OTC (Renov Wk)7 Renov. Inst. GIZI
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Upaya Tindak Lanjut :
Tetap mempertahankan motivasi bagi pegawai untuk melaksanakan
kegiatan penelitian.
hospital tourism dengan program pelayanan terpadu
Tabel 25. Capaian Perwujudan Hospital Tourism
Indikator kinerja / keberhasilan Sat Target 2017
Realisasi2016 2017
2 3 4 5
Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya
% 54 53.1
Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan
terpadu dan penunjangnya
Persentase kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan
penunjangnya adalah realisasi tahapan kegiatan pembangunan gedung
terpadu dan penunjangnya selama 5 tahun.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Realisasi penyelesaian kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya tahun berjalan
Jumlah rencana kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya
x 100 % = 54 %
ini RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menargetkan
pembangunan gedung pelayanan terpadu yang meliputi :
Tabel 26. Capaian Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu
URAIAN JENIS PEKERJAAN BATAS WAKTU PENYELESAIAN
3 4
Pembangunan Gedung Yandu
Pekerjaan ME (Mechanical Electrical) & Pekerjaan Arsitektur
28 Okt 2017
Pembangunan IBS Penyelesaian Lantai 2 dan Lantai 1 (ICU & CSSD)
10 Nov 2017
Pekerjaan Fisik 07 Des 2017Pekerjaan Fisik 30 Nov 2017
Ruang Ranap Suite Pekerjaan Fisik 12 Des 2017(Renov Wk) Pekerjaan Fisik 06 Des 2017
Renov. Inst. GIZI Pekerjaan Fisik 25 NOV 2017Rata – rata capaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
39
Tetap mempertahankan motivasi bagi pegawai untuk melaksanakan
dengan program pelayanan terpadu.
Hospital Tourism Realisasi Naik
turun 2017 6 7
54 ↑
Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan
Persentase kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan
penunjangnya adalah realisasi tahapan kegiatan pembangunan gedung
Realisasi penyelesaian kegiatan pembangunan gedung pelayanan
x 100% Jumlah rencana kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu
ini RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menargetkan lanjutan
Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu BATAS WAKTU PENYELESAIAN
CAPAIAN
5
28 Okt 2017 100 %
10 Nov 2017 100 %
07 Des 2017 100 % 30 Nov 2017 100 % 12 Des 2017 100 %
2017 100 % 25 NOV 2017 100 %
100 %
Perwujudan hospital tourism
indikator persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan
terpadu dan penunjangnya rata
kegiatan pembangunan serta renovasi tersebut diatas
akhir tahun ini.
prima dan paripurna kepada pasien.
Perbandingan kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan
penunjangnya
menengah (Renstra) sebagai berikut
Tabel 27. Perbandingan
Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu & penunjangnya
Kendala :
- Kebutuhan anggaran yang
Upaya Tindak Lanjut :
- Kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya
berpedoman pada
(Masterplan).
8. Terwujudnya penyempurnaan manajemen pelayanan dengan
pathway dan DPJP
Tabel
KPI Indikator kinerja / keberhasilan
1
16 Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis clinical pathway
KPI 16. Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis
clinical pathway
Jenis pelayanan medik adalah jenis pelayanan medik yang diberikan pasien
berdasarkan diagnosa utama yang telah diatur dengan
DPJP –nya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
hospital tourism dengan program pelayanan terpadu
ersentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan
terpadu dan penunjangnya rata – rata telah tercapai 100 %.
kegiatan pembangunan serta renovasi tersebut diatas telah selesai pada
. Diharapkan dapat menunjang kegiatan pelayanan secara
prima dan paripurna kepada pasien.
kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan
penunjangnya beberapa tahun terakhir serta dengan target jangka
menengah (Renstra) sebagai berikut:
27. Perbandingan Capaian Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu Dan Penunjangnya
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 1 2 3 4
Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu & penunjangnya
18 % 53.1 % 54 %
Kebutuhan anggaran yang relatif besar.
Upaya Tindak Lanjut :
egiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya
berpedoman pada target jangka menengah (Renstra) serta jangka panjang
rwujudnya penyempurnaan manajemen pelayanan dengan
dan DPJP
Tabel 28. Capaian Penyusunan Clinical Pathway
Indikator kinerja / keberhasilan Sat Target 2017
Realisasi2016 2017
2 3 4 5
Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis clinical pathway dan DPJP
Jenis CP
18 13
Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis
clinical pathway dan DPJP
Jenis pelayanan medik adalah jenis pelayanan medik yang diberikan pasien
berdasarkan diagnosa utama yang telah diatur dengan Clinical Pathway
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
40
dengan program pelayanan terpadu dengan
ersentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan
Dari 7 (tujuh)
telah selesai pada
pelayanan secara
kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan
serta dengan target jangka
Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu
TARGET 2018 2019
5 6
72% 100%
egiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya
serta jangka panjang
rwujudnya penyempurnaan manajemen pelayanan dengan clinical
Realisasi Naik
turun 2017 6 7
14 ↑
Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis
Jenis pelayanan medik adalah jenis pelayanan medik yang diberikan pasien
Clinical Pathway dan
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
Jumlah Clinical Pathway & DPJP pelayanan medik setiap tahun yang
Jumlah Clinical Pathway & DPJP pelayanan medik setiap tahun yang
Capaian :
= 14 CP 18 CP
Tabel 29. Rincian
INDIKATOR KINERJA
a. Penyusunan Clinical Pathway
b. Pelaksanaan Clinical Pathway
c. Evaluasi Clinical Pathway*) sumber data : Lakip Bidang Pelayanan Medik
Pada tahun 2017 ini telah tersusun lima
demikian dari 18 (delapan belas) CP yang ditargetkan, baru
(empat belas) Panduan Praktek Klinik (PPK) dan
Sesuai standar akreditasi jumlah clinical pathway yang harus dilaksanakan
dan dievaluasi adalah 5
clinical pathway menunjukkan tingkat kepatuhan yang masih rendah, maka
pada tahun berikutnya clinical pathway dengan topik yang sama harus
dievaluasi kembali. Hal inilah yang menyebabkan capaian indikator
tercapai.
Ke 14 (empat belas) jenis
1) CF Antebrachy
2) CF Cruris
3) CF Femur
4) CF Collum Femur
5) CF Humeri
6) Tindakan
7) Tindakan
8) Carpal Tunnel Syndrome
9) Brachial Plexus Injury (BPI);
10) Lumbal Spinal Stenosis;
11) Spondilitis Tuberculosa,
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah Clinical Pathway & DPJP pelayanan medik setiap tahun yang
telah dilaksanakan dengan sempurna.
Jumlah Clinical Pathway & DPJP pelayanan medik setiap tahun yang
direncanakan
x 100 % = 77,8 %
Rincian Indikator Penyusunan Clinical Pathway
INDIKATOR KINERJA TARGET
2017 CAPAIAN
20171 2 3
Clinical Pathway Baru 5 kasus CP 5 kasus CP
Pelaksanaan Clinical Pathway RS 18 kasus CP 14 kasus CP
Clinical Pathway 18 kasus CP 14 kasus CP*) sumber data : Lakip Bidang Pelayanan Medik Tahun 2017
Pada tahun 2017 ini telah tersusun lima Clinical Pathway
demikian dari 18 (delapan belas) CP yang ditargetkan, baru
Panduan Praktek Klinik (PPK) dan clinical pathway
Sesuai standar akreditasi jumlah clinical pathway yang harus dilaksanakan
dan dievaluasi adalah 5 clinical pathway/tahun. Dalam hal hasil evaluasi
clinical pathway menunjukkan tingkat kepatuhan yang masih rendah, maka
pada tahun berikutnya clinical pathway dengan topik yang sama harus
dievaluasi kembali. Hal inilah yang menyebabkan capaian indikator
belas) jenis CP tersebut yaitu :
CF Antebrachy untuk umur > 40 tahun dan < 40 tahun;
CF Cruris untuk umur > 40 tahun dan < 40 tahun;
CF Femur untuk umur > 40 tahun dan < 40 tahun;
CF Collum Femur untuk umur > 40 tahun;
Humeri;
Tindakan TKR;
Tindakan THR;
Carpal Tunnel Syndrome(CTS);
Brachial Plexus Injury (BPI);
Lumbal Spinal Stenosis;
Spondilitis Tuberculosa,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
41
Jumlah Clinical Pathway & DPJP pelayanan medik setiap tahun yang
x 100% Jumlah Clinical Pathway & DPJP pelayanan medik setiap tahun yang
CAPAIAN
2017 %
3 4
kasus CP 100 %
kasus CP 77,8 %
kasus CP 77,8 %
baru. Namun
demikian dari 18 (delapan belas) CP yang ditargetkan, baru 14 tersusun
clinical pathway (CP) baru.
Sesuai standar akreditasi jumlah clinical pathway yang harus dilaksanakan
clinical pathway/tahun. Dalam hal hasil evaluasi
clinical pathway menunjukkan tingkat kepatuhan yang masih rendah, maka
pada tahun berikutnya clinical pathway dengan topik yang sama harus
dievaluasi kembali. Hal inilah yang menyebabkan capaian indikator ini tidak
12) Muskukoskeletal tumor
13) Giant Cell Tumor
14) Emergency Severity Indexs
Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis
dan DPJP beberapa tahun terakhir
(Renstra) sebagai berikut :
Tabel
IKU
Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis dan DPJP
Kendala :
- Minimnya evidence based
data 5 penyakit terbanyak dengan ketentuan
risk dan diprediksi sembuh.
Upaya Tindak Lanjut :
- Feedback hasil evaluasi kepatuhan
- Dilaksanakan dalam rapat
9. Terwujudnya jejaring kerja horizontal maupun vertikal yang
berkelanjutan.
Tabel 31. Perwujudan
KPI Indikator kinerja / keberhasilan
1
17 Persentase pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
KPI 17. Persentase pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga)
pendukung pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Adalah Persentase p
pelayanan / pendidikan yang
dalam upaya menunjang tugas pokok dan fungsi rumah sakit.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Muskukoskeletal tumor - open biopsy,
Giant Cell Tumor (GCT);
Emergency Severity Indexs (ESI).
umlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis clinical pathway
beberapa tahun terakhir serta dengan target jangka menengah
(Renstra) sebagai berikut :
Tabel 30. Perbandingan Capaian Clinical Pathway
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2011 2 3 4
jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis CP
9 jenis 13 jenis 14 jenis 25 jenis
evidence based terkait variasi proses asuhan klinis berdasarkan
data 5 penyakit terbanyak dengan ketentuan high volume, high cost, high
dan diprediksi sembuh.
Upaya Tindak Lanjut :
Feedback hasil evaluasi kepatuhan clinical pathway kepada dokter
Dilaksanakan dalam rapat rutin dokter Selas.
Terwujudnya jejaring kerja horizontal maupun vertikal yang
.
Perwujudan Jejaring Kerja Horizontal Maupun Vertikal
Indikator kinerja / keberhasilan Sat Target 2017
Realisasi2016 2017
2 3 4 5
Persentase pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan RSO Prof. Dr. R. Soeharso
% 7 5,9
Persentase pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga)
pendukung pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Persentase pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung
pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan
menunjang tugas pokok dan fungsi rumah sakit.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
42
clinical pathway
dengan target jangka menengah
Clinical Pathway TARGET
2018 2019 5 6
jenis 30 jenis
variasi proses asuhan klinis berdasarkan
high volume, high cost, high
kepada dokter
Terwujudnya jejaring kerja horizontal maupun vertikal yang
Jejaring Kerja Horizontal Maupun Vertikal Realisasi Naik
turun 2017 6 7
4,1 ↓
Persentase pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga)
pendukung pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan
(pihak ketiga) pendukung
melakukan kerjasama dengan rumah sakit
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
Jumlah institusi yang melakukan
kerja sama dengan rumah sakit
tahun
Target jumlah institusi yang melakukan kerja sa
Capaian :
= 52 inst
89
Pada tahun 2017 ini,
16 (enam belas) kerjasama di bidang pendidikan dan
kerjasama non pendidikan dengan berbagai pihak diantaranya :
1) Kerjasama Pendidikan, antara lain :
Kerjasama dengan BBPK Jakarta;
Kerjasama dengan Universitas Syah Kuala Banda Aceh
Kerjasama dengan Fak
Semarang
Kerjasama dengan Universitas Hassanudin Makassar;
Kerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang;
Kerjasama dengan Universitas Sam Ratulangi Manado;
Kerjasama dengan Universitas IAIN Surakarta (jurusan Bimb
Konseling Islam);
Kerjasama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Bangun
Nusantara Sukoharjo;
Kerjasama dengan Institut Ilmu Kesehatan Bhaksti Wiyata Kediri;
Kerjasama dengan SMK Analis Kesehatan Nasional Surakarta.
Kerjasama dengan
Kerjasama dengan Stikes Chari
Kerjasama dengan Akper Saifuddin Zuhri;
Kerjasama dengan Fakultas Kedokteran UMS Surakarta;
Kerjasama dengan Unair Surabaya;
Kerjasama dengan Akfis Widya Husada Semarang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah institusi yang melakukan
kerja sama dengan rumah sakit
tahun 2017
x
Target persentase pertumbuhan
jumlah institusi yang melakukan
kerja sama dengan rumah sakit
tahun 2017
jumlah institusi yang melakukan kerja sama dengan rumah sakit t
tahun 2017
x 7 % x 100% = 4,1 %
89 inst
ini, RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta telah melaksanakan
kerjasama di bidang pendidikan dan 36 (tiga puluh enam)
kerjasama non pendidikan dengan berbagai pihak diantaranya :
Kerjasama Pendidikan, antara lain :
Kerjasama dengan BBPK Jakarta;
Kerjasama dengan Universitas Syah Kuala Banda Aceh
Kerjasama dengan Fakultas Teknik Mesin Universitas Diponegoro
Kerjasama dengan Universitas Hassanudin Makassar;
Kerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang;
Kerjasama dengan Universitas Sam Ratulangi Manado;
Kerjasama dengan Universitas IAIN Surakarta (jurusan Bimb
Konseling Islam);
Kerjasama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Bangun
Nusantara Sukoharjo;
Kerjasama dengan Institut Ilmu Kesehatan Bhaksti Wiyata Kediri;
Kerjasama dengan SMK Analis Kesehatan Nasional Surakarta.
Kerjasama dengan IIK Kediri;
Kerjasama dengan Stikes Charitas Palembang;
Kerjasama dengan Akper Saifuddin Zuhri;
Kerjasama dengan Fakultas Kedokteran UMS Surakarta;
Kerjasama dengan Unair Surabaya;
Kerjasama dengan Akfis Widya Husada Semarang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
43
Target persentase pertumbuhan
jumlah institusi yang melakukan
ma dengan rumah sakit x 100%
ma dengan rumah sakit t
melaksanakan
tiga puluh enam)
ultas Teknik Mesin Universitas Diponegoro
Kerjasama dengan Universitas IAIN Surakarta (jurusan Bimbingan dan
Kerjasama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Bangun
Kerjasama dengan Institut Ilmu Kesehatan Bhaksti Wiyata Kediri;
Kerjasama dengan SMK Analis Kesehatan Nasional Surakarta.
2) Kerjasama Non Pendidikan, a
Kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan rumah sakit sebanyak
Kerjasama dengan FK Unibraw ( RSUD dr. Saiful Anwar Malang )
sebanyak 2 kerjasama;
Kerjasama dengan Dinkes Kabupaten / Kota sebanyak
Kerjasama dengan BBKPM Surakarta sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan
Kerjasama dengan Lab.
Kerjasama dengan
Kerjasama dengan PT. Aksara Solopos sebanyak
Kerjasama dengan PT. Radio Solo Audio Utama (Solopos FM) sebanyak
1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Jasa Medivest sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Prima Medika Raya sebanyak
Kerjasama dengan dokter mitra sebanyak
Kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Jasa Raharja Sukoharjo sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. BTN (Persero) cabang Surakarta sebanyak 1
kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Bank Mandiri sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Bengawan Kabel Vision sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan KPR
Kerjasama dengan Bank Muamalat sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan Loka Pengamanan
Surakarta sebanyak 1 kerjasama.
Pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan
yang melakukan kerjasama dengan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
beberapa tahun terakhir
sebagai berikut :
Tabel
Persentase pertumbuhan jumlah institusi
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Kerjasama Non Pendidikan, antara lain :
Kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 1 kerjasama;
ma dengan rumah sakit sebanyak 5 kerjasama;
Kerjasama dengan FK Unibraw ( RSUD dr. Saiful Anwar Malang )
sebanyak 2 kerjasama;
Kerjasama dengan Dinkes Kabupaten / Kota sebanyak 8 kerjasama;
Kerjasama dengan BBKPM Surakarta sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan Lab. PAFK UNS sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan Lab. Mikrobiologi FK UNS 1 kerjasama;
Kerjasama dengan CV. Dinding Emas sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Aksara Solopos sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Radio Solo Audio Utama (Solopos FM) sebanyak
kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Jasa Medivest sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Prima Medika Raya sebanyak 2 kerjasama
erjasama dengan dokter mitra sebanyak 2 kerjasama.
Kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Jasa Raharja Sukoharjo sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. BTN (Persero) cabang Surakarta sebanyak 1
sama dengan PT. Bank Mandiri sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Bengawan Kabel Vision sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan KPRI Kopersos sebanyak 2 kerjasama;
Kerjasama dengan Bank Muamalat sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan Loka Pengamanan Fasilitas Kesehatan (LPFK)
Surakarta sebanyak 1 kerjasama.
ertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan
yang melakukan kerjasama dengan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
beberapa tahun terakhir serta dengan target jangka menengah
Tabel 32. Perbandingan Capaian Pertumbuhan Kerjasama
IKU CAPAIAN
2015 2016 20171 2 3 4
ertumbuhan jumlah institusi 4.65 % 5,9 % 4,1 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
44
Kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan FK Unibraw ( RSUD dr. Saiful Anwar Malang )
kerjasama;
Kerjasama dengan BBKPM Surakarta sebanyak 1 kerjasama;
sebanyak 1 kerjasama;
Mikrobiologi FK UNS 1 kerjasama;
kerjasama;
kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Radio Solo Audio Utama (Solopos FM) sebanyak
Kerjasama dengan PT. Jasa Medivest sebanyak 1 kerjasama;
kerjasama.
Kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Jasa Raharja Sukoharjo sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. BTN (Persero) cabang Surakarta sebanyak 1
sama dengan PT. Bank Mandiri sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan PT. Bengawan Kabel Vision sebanyak 1 kerjasama;
Kerjasama dengan Bank Muamalat sebanyak 1 kerjasama;
Fasilitas Kesehatan (LPFK)
ertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan
yang melakukan kerjasama dengan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
dengan target jangka menengah (Renstra)
Kerjasama TARGET
2017 2018 2019 5 6
% 8% 9%
(pihak ketiga) pendukung pelayanan /
pendidikan yang melakukan kerjasama dengan
RSO
Kendala :
- Lamanya proses pembuatan draft perjanjian kerjasama.
- Terkendalanya proses tanda tangan kedua belah pihak.
- Komunikasi yang belum
Upaya Tindak Lanjut :
- Percepatan pembuatan draft perjanjian kerjasama.
- Percepatan proses tanda tangan kedua belah pihak.
- Mengkomunikasikan secara intensif draf kirim balik institusi secara 2 (dua)
arah.
10. Terwujudnya pelayanan sub
berkualitas / bermutu
Tabel 33. Capaian
KPI Indikator kinerja / keberhasilan
1
18 Akreditasi RS19 Sasaran keselamatan20 Pengendalian infeksi RS :
Infeksi daerah Dekubitus Infeksi saluran Ventilator a
(VAP) Infeksi aliran
(Phlebitis) 21 Medication error22 Emergency respon23 Pengembalian
lengkap dalam 1 x 24 jam24 Persentase kejadian25 Kepatuhan penggunaan
Formularium 26 Tidak ada kejadian27 Nett death rate (NDR)28 Kematian pasien di IGD29 Waktu lapor h
30 Waktu lapor hlaboratorium
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
(pihak ketiga) pendukung pelayanan /
melakukan kerjasama dengan
Lamanya proses pembuatan draft perjanjian kerjasama.
Terkendalanya proses tanda tangan kedua belah pihak.
Komunikasi yang belum maksimal antar institusi.
Upaya Tindak Lanjut :
Percepatan pembuatan draft perjanjian kerjasama.
Percepatan proses tanda tangan kedua belah pihak.
Mengkomunikasikan secara intensif draf kirim balik institusi secara 2 (dua)
Terwujudnya pelayanan subspesialistik ortopedi traumatologi yang
berkualitas / bermutu.
33. Capaian pelayanan subspesialistik ortopedi traumatologi
Indikator kinerja / keberhasilan Sat Target 2017
Realisasi2016 2017
2 3 4 5
Akreditasi RS KARS KARS 100 100eselamatan operasi % 100 99.8 99.9
Pengendalian infeksi RS : aerah operasi % 2 1,84 1.71
‰ 1.5 1,02 aluran kencing (ISK) ‰ 4,7 0,3
associated pneumonia ‰ 5,8 0 5,26
liran darah perifer
% 5 0
rror % 20 51,8 37,6esponse time II menit 200 233 88,6
Pengembalian rekam medik dalam 1 x 24 jam
% 80 89,1 91,5
kejadian pasien jatuh % 3 0 enggunaan Nasional (Fornas)
% 90 99.1 99,5
kejadian salah sisi % 0 0 Nett death rate (NDR) ‰ 24 6,53 6,02
asien di IGD % 2 0,89 0,36hasil tes kritis radiologi % 100 100 (37
mnt) 100 (34
mnt)hasil tes kritis
% 100 100 (8,45 mnt)
100 (12,3 mnt)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
45
Mengkomunikasikan secara intensif draf kirim balik institusi secara 2 (dua)
spesialistik ortopedi traumatologi yang
pelayanan subspesialistik ortopedi traumatologi Realisasi Naik
turun 2017 6 7
100 - 99.9 ↑
1.71 ↑
0 ↑ 0 ↑
5,26 ↓
0 -
37,6 ↑ 88,6 ↑ 91,5 ↑
0 - 99,5 ↑
0 6,02 ↑ 0,36 ↑
100 (34 mnt)
-
100 (12,3 mnt)
-
31 Pemberian pencegahan pasien hip / knee arthroplasty
32 Bed occupancy
a. KPI 18. Akreditasi RS
Akreditasi Rumah Sakit adalah kegiatan yang dilaksanakan rumah sakit
untuk meningkatkan mutu dan distandarisasi oleh badan yang diakui oleh
pemerintah (KARS dan JCI)
Capaian :
= Realisasi akreditasi
Target akreditasi
= KARSKARS
NO INDIKATOR KINERJA1
1 Pelaksanaan kegiatan akreditasi
a. Bimbingan akreditasi
b. Workshop Akreditasi
c. Pembinaan A
d. Persiapan Akreditasi
Internasional e. Evaluasi Akreditasi KARS
Guna memantapkan langkah meraih predikat Akreditasi Paripurna sebagai
pembaharuan Akreditasi tahun 2014, RSO Prof.
melaksanakan Survey Re
Survey yang dilaksanakan berupa telusur dokumen
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
pencegahan VTE pada knee arthroplasty
% 100 96,7 99,7
ccupancy rate (BOR) 70 % <-< 80 %
70 % <BOR < 80 %
51,82 52,58
Akreditasi RS.
Akreditasi Rumah Sakit adalah kegiatan yang dilaksanakan rumah sakit
untuk meningkatkan mutu dan distandarisasi oleh badan yang diakui oleh
pemerintah (KARS dan JCI)
Realisasi akreditasi x 100% = 100 %
Target akreditasi
KARS x 100% = 100 %
KARS
Tabel 34. Capaian Program Akreditasi INDIKATOR KINERJA TARGET 2017 REALISASI
2 3 4
Pelaksanaan kegiatan akreditasi
Bimbingan akreditasi 5 keg 5 keg
Workshop Akreditasi 3 keg 5 keg
Pembinaan Akreditasi 1 keg 3 keg
Persiapan Akreditasi Internasional
12 keg 12 keg
Evaluasi Akreditasi KARS 1 keg 1 keg
Rata – rata capaian
emantapkan langkah meraih predikat Akreditasi Paripurna sebagai
pembaharuan Akreditasi tahun 2014, RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
melaksanakan Survey Re-Akreditasi pada tanggal 6 - 8 Desember 2017.
Survey yang dilaksanakan berupa telusur dokumen dan telusur lapangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
46
99,7 ↑
52,58 ↑
Akreditasi Rumah Sakit adalah kegiatan yang dilaksanakan rumah sakit
untuk meningkatkan mutu dan distandarisasi oleh badan yang diakui oleh
REALISASI 2017 % 5
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
emantapkan langkah meraih predikat Akreditasi Paripurna sebagai
R. Soeharso Surakarta
8 Desember 2017.
dan telusur lapangan
dengan 3 (tiga) orang surveyor pembimbing dari Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS).
Dan pada tanggal 15 Januari 2018
untuk kali kedua mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Lulus
Paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Sertifikat ini, telah
diterima oleh Direktur Umum, Sumber Daya Manusia & Pendidikan dari
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di Jakarta.
Perbandingan capaian kegiatan akreditasi
Renstra seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 35. Perbandingan Capaian NO
IKU
1 2
1 Akreditasi RS
Kendala :
- Luas area dan besarnya jumlah unit kerja
- Keberagaman kemampuan unit kerja dalam pengelolaan mutu dan
keselamatan pasien
- Turn over yang tinggi (terutama peserta didik)
- Perubahan sta
- Besarnya pembiayaan untuk akreditasi
Upaya Tindak Lanjut :
- Tingkat korporat
Peningkatan kapasitas melalui berbagai program orientasi dan
pelatihan
Penetapan dan pemantauan penerapan standar mutu dan
keselamatan pasien serta pencapaian indikator prioritas
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
dengan 3 (tiga) orang surveyor pembimbing dari Komisi Akreditasi Rumah
Dan pada tanggal 15 Januari 2018 RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta
untuk kali kedua mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Lulus
dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Sertifikat ini, telah
diterima oleh Direktur Umum, Sumber Daya Manusia & Pendidikan dari
Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) di Jakarta.
capaian kegiatan akreditasi dalam beberapa tahun terakhir serta
Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
Perbandingan Capaian Akreditasi Beberapa Tahun TerakhirCAPAIAN TARGET
2015 2016 2017 20182 3 4 5 6
KARS KARS KARS JCI
Luas area dan besarnya jumlah unit kerja;
Keberagaman kemampuan unit kerja dalam pengelolaan mutu dan
keselamatan pasien;
yang tinggi (terutama peserta didik);
Perubahan standar Nasional dan International;
pembiayaan untuk akreditasi.
Upaya Tindak Lanjut :
Tingkat korporat
Peningkatan kapasitas melalui berbagai program orientasi dan
Penetapan dan pemantauan penerapan standar mutu dan
keselamatan pasien serta pencapaian indikator prioritas korporat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
47
dengan 3 (tiga) orang surveyor pembimbing dari Komisi Akreditasi Rumah
RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta
untuk kali kedua mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Lulus
dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Sertifikat ini, telah
diterima oleh Direktur Umum, Sumber Daya Manusia & Pendidikan dari
dalam beberapa tahun terakhir serta
Beberapa Tahun Terakhir TARGET
2018 2019 7
JCI JCI
Keberagaman kemampuan unit kerja dalam pengelolaan mutu dan
Peningkatan kapasitas melalui berbagai program orientasi dan
Penetapan dan pemantauan penerapan standar mutu dan
korporat
Peningkatan upaya koordinasi dan kolaborasi antar berbagai unit
kerja dalam upaya perbaikan berkelanjutan
Peningkatan berbagai upaya efisiensi pembiayaan
- Tingkat unit kerja
Penunjukan dan peningkatan kapasitas PJ Mutu unit kerja
Penerapan dan pemantauan penerapan standar mutu dan
keselamatan pasien serta pencapaian indikator prioritas unit kerja
Melaksanakan program kendali mutu dan kendali biaya secara
konsisten.
a. KPI 19. Sasaran K
Sasaran Keselamatan
tindakan medik operatif di kamar operasi
prosedur time out secara benar pada kegiatan operasi elektif di Instalasi
Bedah Sentral.
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah
Jumlah
Capaian :
Sasaran keselamatan operasi terdiri dari tiga kegiatan yakni
dan sign out. Pada tahun 2017 kegiatan
sedangkan kegiatan
kurangnya pemahaman pelaksana terkait pentingnya pelaksanaan
dalam menjamin keselamatan pasien
TabelNO BULAN1 2
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
Rata – rata capaian : 99.95 %
Perbandingan capaian indikator
tahun terakhir serta Renstra seperti pada tabel dibawah ini
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Peningkatan upaya koordinasi dan kolaborasi antar berbagai unit
kerja dalam upaya perbaikan berkelanjutan
Peningkatan berbagai upaya efisiensi pembiayaan
Tingkat unit kerja
Penunjukan dan peningkatan kapasitas PJ Mutu unit kerja
Penerapan dan pemantauan penerapan standar mutu dan
keselamatan pasien serta pencapaian indikator prioritas unit kerja
Melaksanakan program kendali mutu dan kendali biaya secara
Keselamatan Operasi
Sasaran Keselamatan Operasi (Kepatuhan pelaksanaan time out pada
tindakan medik operatif di kamar operasi) adalah tingkat pelaksanaan
prosedur time out secara benar pada kegiatan operasi elektif di Instalasi
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah sampel pasien operasi yang dilakukan timed out di kamar operasi dalam satu bulan
Jumlah seluruh sampel dalam satu bulan kali
Sasaran keselamatan operasi terdiri dari tiga kegiatan yakni sign in, time out
Pada tahun 2017 kegiatan sign dan time out tercapai 100 %,
sedangkan kegiatan sign out belum tercapai. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pemahaman pelaksana terkait pentingnya pelaksanaan
dalam menjamin keselamatan pasien.
Tabel 36. Capaian Sasaran Keselamatan Operasi BULAN CAPAIAN NO BULAN CAPAIAN
3 4 5
99,9 % 7 Juli
99,9 % 8 Agustus
99,93 % 9 September
99.9 % 10 Oktober
99.96 % 11 November
99.96 % 12 Desember
rata capaian : 99.95 %
capaian indikator Sasaran Keselamatan Operasi dalam beberapa
tahun terakhir serta Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
48
Peningkatan upaya koordinasi dan kolaborasi antar berbagai unit
Penunjukan dan peningkatan kapasitas PJ Mutu unit kerja;
Penerapan dan pemantauan penerapan standar mutu dan
keselamatan pasien serta pencapaian indikator prioritas unit kerja;
Melaksanakan program kendali mutu dan kendali biaya secara
epatuhan pelaksanaan time out pada
tingkat pelaksanaan
prosedur time out secara benar pada kegiatan operasi elektif di Instalasi
x 100%
sign in, time out
tercapai 100 %,
belum tercapai. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pemahaman pelaksana terkait pentingnya pelaksanaan sign out
CAPAIAN 6
99,9 %
99,9 %
99,9 %
99,9 %
99,9 %
99,93 %
dalam beberapa
Tabel
NO
IKU
1
1 Sasaran Keselamatan Operasi
Kendala :
- Belum optimalnya capaian
operasi.
Upaya Tindak Lanjut :
- Sosialisasi pentingnya sign out, langkah pelaksanaannya serta
capaian indikator sasaran keselamatan operasi
- Dilaksanakan dalam rapat ruang IBS
b. KPI 20. Pengendalian infeksi RS
Infeksi Daerah Operasi
operasi pada pasien yang dilakukan tindakan operasi bersih dalam kurun
waktu satu bulan pasca operasi tanpa implant atau satu tahun pasca operasi
dengan implant.
Pengendalian Infeksi ini erat kaitannya deng
safety yang datang ke rumah sakit
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah kejadian infeksi daerah operasi pada pasien yang
Jumlah seluruh pasien yang dilakukan tindakan
Capaian :
Tabel 38. Capaian NO
SASARAN STRATEGIS
1 2
1 Terlaksananya kegiatan surveilans infeksi yang menunjang terwujudnya pelayanan sub spesilistik ortopedi traumatologi yang berkualitas / bermutu.
* sumber data : Lakip Komite PPI Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Tabel 37. Perbandingan Capaian Indikator Sasaran Keselamatan Operasi
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 20182 3 4 5
Sasaran Keselamatan Operasi 99.13% 99, 8 % 99.95% 100 %
Belum optimalnya capaian sign out pada tindakan medik operatif di kamar
Lanjut :
Sosialisasi pentingnya sign out, langkah pelaksanaannya serta
capaian indikator sasaran keselamatan operasi
Dilaksanakan dalam rapat ruang IBS
Pengendalian infeksi RS
Infeksi Daerah Operasi adalah kejadian infeksi yang terjadi pada daerah
operasi pada pasien yang dilakukan tindakan operasi bersih dalam kurun
waktu satu bulan pasca operasi tanpa implant atau satu tahun pasca operasi
Pengendalian Infeksi ini erat kaitannya dengan keselamatan pasien (
yang datang ke rumah sakit).
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah kejadian infeksi daerah operasi pada pasien yang dilakukan tindakan operasi bersih
Jumlah seluruh pasien yang dilakukan tindakan operasi bersih
38. Capaian Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPISASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET 2017
REALISASI2017
3 4
Terlaksananya surveilans
pelayanan sub spesilistik ortopedi traumatologi yang
Penurunan insiden Rate HAIs
a) Infeksi Daerah Operasi (IDO)
2 % 1.71
b) ISK 4,7 ‰ 0 ‰c) HAP 5 ‰ 0 ‰d) IADP 5 ‰ 0 ‰e) VAP 5,8 ‰ 5.26
f) Dekubitus 1.5 ‰ 0 ‰g) Phlebitis 5 % 0 %
* sumber data : Lakip Komite PPI Tahun 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
49
TARGET 2018 2019
6 7
100 % 100 %
pada tindakan medik operatif di kamar
Sosialisasi pentingnya sign out, langkah pelaksanaannya serta feedback
adalah kejadian infeksi yang terjadi pada daerah
operasi pada pasien yang dilakukan tindakan operasi bersih dalam kurun
waktu satu bulan pasca operasi tanpa implant atau satu tahun pasca operasi
an keselamatan pasien (patient
x 100% operasi bersih
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) REALISASI
2017 %
5 6
71 % 116.9 %
0 ‰ 100 % 0 ‰ 100 % 0 ‰ 100 %
5.26 ‰ 110.3 %
0 ‰ 100 % 0 % 100 %
Perbandingan capaian indikator
terakhir serta Renstra seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 39. Perbandingan NO
IKU
1
1 Pengendalian infeksi RS : Infeksi daerah Dekubitus Infeksi saluran
(ISK) Ventilator associated
pneumonia (VAP) Infeksi aliran
(Phlebitis)
Kendala :
- Masih rendahnya kepatuhan serta pengetahuan
kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien
Upaya Tindak Lanjut :
- Untuk mempertahankan capaian diatas upaya yang terus dilakukan yaitu :
Untuk di kamar operasi dengan
Mensosialisasikan
dan benar;
Melakukan m
Pembersihan meja operasi
Pembersihan kamar operasi
Optimalisasi pembersihan besar kamar operasi
Pembersihan filter AC tiap bulan
Otimali
Perbaikan ventilasi udara menggunakan
pembatasan jam operasional kamar operasi tidak lebih dari 12
jam.
Untuk di rawat inap dengan
Mensosialisasikan
Mengop
dan sabun sebelum operasi
Melakukan pembersihan lokasi yang akan dioperasi
Merawat luka pada luka bersih / fraktur tertutup
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
capaian indikator Pengendalian infeksi RS dalam beberapa tahun
terakhir serta Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
Perbandingan Capaian Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi
CAPAIAN TARGET
2015 2016 2017 20182 3 4 5 6
Pengendalian infeksi RS : aerah operasi 0.86 % 1.84 % 1.71 % 1,5%
0.98 ‰ 1.02 ‰ 0 ‰ 1.5 ‰aluran kencing 0 ‰ 0.3 ‰ 0 ‰ 4 ‰
ssociated neumonia (VAP)
0 ‰ 0 ‰ 5.26 ‰ 5,8 ‰
darah perifer 0.42 ‰ 0 ‰ 0 ‰ 5 %
Masih rendahnya kepatuhan serta pengetahuan pasien,
kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien terkait infeksi.
Upaya Tindak Lanjut :
Untuk mempertahankan capaian diatas upaya yang terus dilakukan yaitu :
di kamar operasi dengan :
ensosialisasikan secara kontinyu cuci tangan bedah dengan
dan benar;
elakukan melaksanakan preparasi kulit;
embersihan meja operasi sebelum dan sesudah digunakan;
embersihan kamar operasi sebelum dan sesudah digunakan:
ptimalisasi pembersihan besar kamar operasi;
embersihan filter AC tiap bulan: serta
timalisasi pemanfaatan filter udara:
erbaikan ventilasi udara menggunakan air handling unit
pembatasan jam operasional kamar operasi tidak lebih dari 12
rawat inap dengan :
ensosialisasikan kembali cuci tangan dengan baik dan benar;
engoptimalkan personal hygiene pasien untuk mandi dengan air
dan sabun sebelum operasi;
elakukan pembersihan lokasi yang akan dioperasi;
erawat luka pada luka bersih / fraktur tertutup;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
50
dalam beberapa tahun
Pengendalian Infeksi (PPI) TARGET
2018 2019 7
1,5% 1,5% 1.5 ‰ 1.5 ‰ 4 ‰ 4 ‰
5,8 ‰ 5,8 ‰
5 % 5 %
asien, petugas
Untuk mempertahankan capaian diatas upaya yang terus dilakukan yaitu :
an bedah dengan baik
sebelum dan sesudah digunakan;
sebelum dan sesudah digunakan:
air handling unit
pembatasan jam operasional kamar operasi tidak lebih dari 12
i tangan dengan baik dan benar;
pasien untuk mandi dengan air
Memberi edukasi kepada pasien dan keluarga tentang gaya hidup
bersih.
Sedangkan untuk di
Pembersihan/disinfeksi bed pasien sebelum dan sesuda
luka di ruang tindakan;
Penggunaan APD sesuai prosedur untuk rawat luka
Pembatasan Instrument rawat luka satu alat untuk satu pasien.
c. KPI 21. Medication
Adalah jumlah kesalahan yang terjadi dalam tahap peresepan yang dapat
teridentifikasi sebelum pasien terpapar akibat dari kesalahan tersebut.
Kesalahan peresepan obat yang dimaksud adalah kesalahan yang
teridentifikasi pada verifikasi
benar obat, benar dosis, benar rute, benar waktu pemberian, tidak ada
duplikasi, tidak ada interaksi obat.
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah lembar resep yang teridentifikasi kesalahan setelah
Tiap bulan diambil 50 lembar sampel resep yang ditulis oleh DPJP dan 50
lembar resep yang ditulis oleh PPDS. Data diolah sesuai kamus indikator,
belum semua dokter menulis rute obat di lembar
akreditasi dan belum semua dokter menulis dosis obat di lembar resep atau
dokter menulis dosis tetapi tidak tepat dan tidak sesuai dengan bentuk sediaan
yang ada.
Capaian :
Berdasarkan laporan dari Instalasi Farmasi tahun ini angka
masih di atas ambang maksimal yaitu sebesar 37,6 %. Indikator dalam
penilaian medication error
dinilai 7 (tujuh) unsur yaitu : benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute,
benar waktu pember
dianggap tidak lengkap bila salah satu tidak ada atau tidak benar.
BULAN 1
Januari
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
emberi edukasi kepada pasien dan keluarga tentang gaya hidup
.
Sedangkan untuk di rawat jalan dengan :
embersihan/disinfeksi bed pasien sebelum dan sesuda
luka di ruang tindakan;
enggunaan APD sesuai prosedur untuk rawat luka;
embatasan Instrument rawat luka satu alat untuk satu pasien.
Medication error
umlah kesalahan yang terjadi dalam tahap peresepan yang dapat
teridentifikasi sebelum pasien terpapar akibat dari kesalahan tersebut.
Kesalahan peresepan obat yang dimaksud adalah kesalahan yang
teridentifikasi pada verifikasi resepoleh Instalasi farmasi meliputi benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar rute, benar waktu pemberian, tidak ada
duplikasi, tidak ada interaksi obat.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah lembar resep yang teridentifikasi kesalahan setelah diverifikasi
jumlah lembar resep yang ditulis dokter
Tiap bulan diambil 50 lembar sampel resep yang ditulis oleh DPJP dan 50
lembar resep yang ditulis oleh PPDS. Data diolah sesuai kamus indikator,
belum semua dokter menulis rute obat di lembar resep sesuai standar
akreditasi dan belum semua dokter menulis dosis obat di lembar resep atau
dokter menulis dosis tetapi tidak tepat dan tidak sesuai dengan bentuk sediaan
Berdasarkan laporan dari Instalasi Farmasi tahun ini angka me
masih di atas ambang maksimal yaitu sebesar 37,6 %. Indikator dalam
medication error didasarkan pada pemberian resep dimana r
unsur yaitu : benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute,
benar waktu pemberian, tidak ada duplikasi, tidak ada interaksi. Resep
dianggap tidak lengkap bila salah satu tidak ada atau tidak benar.
Tabel 40. Capaian Medication Error TARGET ( % ) (DPJP) (PPDS)
2 3 4
20 46 44
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
51
emberi edukasi kepada pasien dan keluarga tentang gaya hidup
embersihan/disinfeksi bed pasien sebelum dan sesudah rawat
serta
embatasan Instrument rawat luka satu alat untuk satu pasien.
umlah kesalahan yang terjadi dalam tahap peresepan yang dapat
teridentifikasi sebelum pasien terpapar akibat dari kesalahan tersebut.
Kesalahan peresepan obat yang dimaksud adalah kesalahan yang
resepoleh Instalasi farmasi meliputi benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar rute, benar waktu pemberian, tidak ada
diverifikasi x 100%
Tiap bulan diambil 50 lembar sampel resep yang ditulis oleh DPJP dan 50
lembar resep yang ditulis oleh PPDS. Data diolah sesuai kamus indikator,
resep sesuai standar
akreditasi dan belum semua dokter menulis dosis obat di lembar resep atau
dokter menulis dosis tetapi tidak tepat dan tidak sesuai dengan bentuk sediaan
medication error
masih di atas ambang maksimal yaitu sebesar 37,6 %. Indikator dalam
didasarkan pada pemberian resep dimana resep
unsur yaitu : benar pasien, benar obat, benar dosis, benar rute,
ian, tidak ada duplikasi, tidak ada interaksi. Resep
dianggap tidak lengkap bila salah satu tidak ada atau tidak benar.
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Okt Nov Des
Perbandingan capaian indikator
serta Renstra seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 4NO
IKU
1 1 Medication error
Kendala :
- Masih belum optimalnya penulisan
tepat dan sesuai dengan bentuk sediaan
Upaya Tindak Lanjut
- Mensosialisasikan
obat di lembar resep sesuai standar akreditasi dan menulis dosis obat di
lembar resep dengan tepat dan sesuai dengan bentuk sediaan yang ada
guna mengurangi angka
- Mengembangkan
penulisan resep lengkap.
d. KPI 22. Emergency
Adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan operasi cito
ortopedi dan traumatologi
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
Jumlah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan
jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pasien yang diputuskan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
20 44 66 20 23.75 58 20 26,25 64 20 26,25 50 20 25 52 20 25 26 20 31 44 20 25 34 20 24 52 20 22 30 20 25 40
Rata – rata capaian : 37,6 %
capaian indikator Medication error dalam beberapa tahun terakhir
serta Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 41. Perbandingan Capaian Medication Error
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 20182 3 4 5
46.9% 51,8 % 37.6 % 5 %
Masih belum optimalnya penulisan dosis obat di lembar resep dengan
tepat dan sesuai dengan bentuk sediaan oleh DPJP dan PPDS
Upaya Tindak Lanjut
ensosialisasikan kembali kepada DPJP dan PPDS untuk menulis rute
obat di lembar resep sesuai standar akreditasi dan menulis dosis obat di
lembar resep dengan tepat dan sesuai dengan bentuk sediaan yang ada
guna mengurangi angka medication error engembangkan e - prescribing sebagai salah satu cara mendorong
penulisan resep lengkap.
Emergency response time II
Adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan operasi cito
ortopedi dan traumatologi.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan operasi cito
jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pasien yang diputuskan operasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
52
dalam beberapa tahun terakhir
TARGET 2018 2019
6 7 5 % 5 %
dosis obat di lembar resep dengan
DPJP dan PPDS.
kembali kepada DPJP dan PPDS untuk menulis rute
obat di lembar resep sesuai standar akreditasi dan menulis dosis obat di
lembar resep dengan tepat dan sesuai dengan bentuk sediaan yang ada
sebagai salah satu cara mendorong
Adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan operasi cito
Jumlah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan
x 100% jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pasien yang diputuskan
Capaian :
Tabel NO BULAN
1 2
1 Januari 2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
Rata – rata capaian
Berdasarkan laporan dari Instalasi Gawat Darurat diatas, waktu yang
dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan operasi cito (
rata tercapai sebesar
yaitu sebesar 2
Perbandingan capaian indikator
beberapa tahun terakhir serta Renstra seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 43. Perbandingan Capaian
NO IKU
1
1 Emergency ResponTime II
Kendala :
- Penyediaan OK cito, pelaksanaan SPO operasi cito, penyediaan
instrument (CSSD) serta SDM
PPDS, laboratorium, radiologi dan
belum siap
Upaya Tindak Lanjut
- Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan
antara lain:
Penyediaan OK cito, pelaksanaan SPO
instrument (CSSD) serta SDM yang melaksanakan.
Fasilitator koordinasi Tim OK dan Anestesi
Pelaporan DPJP sesegera mungkin
Penyegeraan
Penyegeraan persiapan
jaga (pendaftaran, perawat, PPDS, laboratorium, radiologi dan
manager)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Tabel 42. Capaian Emergency Respon Time II BULAN CAPAIAN NO BULAN CAPAIAN
3 4 5
153,38 mnt 7 Juli 81.86 mnt158.44 mnt 8 Agustus 76.43 mnt
135,26 mnt 9 September 82.18
73.33 mnt 10 Oktober 77.31 mnt
68.5 mnt 11 November 78.92
77.66 mnt 12 Desember 84.56
rata capaian : 88.6 menit
Berdasarkan laporan dari Instalasi Gawat Darurat diatas, waktu yang
dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan operasi cito (
rata tercapai sebesar 88,6 menit. ini telah memenuhi target yang ditetapkan
yaitu sebesar 200 menit (225.7 %).
Perbandingan capaian indikator Emergency Response Time II
beberapa tahun terakhir serta Renstra seperti pada tabel dibawah ini
Perbandingan Capaian Emergency Response Time II
IKU CAPAIAN TARGET
2015 2016 2017 20182 3 4 5 6
Emergency Response 235,45 menit
233 menit
88.6 menit < 4 jam
Penyediaan OK cito, pelaksanaan SPO operasi cito, penyediaan
instrument (CSSD) serta SDM penunjang seperti pendaftaran, perawat,
PPDS, laboratorium, radiologi dan duty manager) yang terkadang masih
Upaya Tindak Lanjut
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan
Penyediaan OK cito, pelaksanaan SPO operasi cito, penyediaan
instrument (CSSD) serta SDM yang melaksanakan.
Fasilitator koordinasi Tim OK dan Anestesi
Pelaporan DPJP sesegera mungkin
Penyegeraan rontgen dan pemeriksaan laboratorium bagi operasi
Penyegeraan persiapan pre operasi, peningkatan kerjasama antar tim
jaga (pendaftaran, perawat, PPDS, laboratorium, radiologi dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
53
CAPAIAN 6
81.86 mnt 76.43 mnt
82.18 mnt
77.31 mnt
78.92 mnt
4.56 mnt
Berdasarkan laporan dari Instalasi Gawat Darurat diatas, waktu yang
dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan operasi cito (ERT II) rata –
target yang ditetapkan
Time II dalam
beberapa tahun terakhir serta Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
Time II TARGET
2018 2019 6 7
< 4 jam < 4 jam
Penyediaan OK cito, pelaksanaan SPO operasi cito, penyediaan
pendaftaran, perawat,
yang terkadang masih
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan
operasi cito, penyediaan
bagi operasi cito
operasi, peningkatan kerjasama antar tim
jaga (pendaftaran, perawat, PPDS, laboratorium, radiologi dan duty
e. KPI 23. Pengembalian
Pengembalian rekam medik lengkap dalam 24 jam adalah jumlah dokumen
rekam medik pasien rawat inap yang diisi lengkap dan dikembalikan ke
pengelola rekam medik dalam waktu kurang atau sama dengan 24 jam setelah
pasien pulang. Kriteria lengkap me
2008 tentang rekam medis.
Dengan metode perhitungan
=
Jumlah dokumen rekam medis yang diisi lengkap dan dikembalikan dalam waktu
jumlah seluruh sampel atau jumlah pasien pulang kali 100%
Capaian :
Tabel NO BULAN1
1 Januari
2 Februari
3 Maret 4 April
5 Mei
6 Juni
Rata –
Hasil diatas telah melampaui target yang ditetapkan. Pen
terus dipertahankan sehingga dapat diperoleh kekinian informasi medis.
Pengembalian DRM akan berpengaruh pada proses pemberian pelayanan
kepada pasien.
Perbandingan capaian indikato
24 jam dalam beberapa tahun terakhir serta Renstra seperti pada tabel
dibawah ini :
Tabel 45.NO 1
1 Pengembalian rekam medik lengkap dalam 24 jam
Kendala :
- Kurangnya kedisiplinan dokter
resume medis
- Perawat lupa mengingatkan
tandatangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Pengembalian rekam medik lengkap dalam 1 x 24 jam
Pengembalian rekam medik lengkap dalam 24 jam adalah jumlah dokumen
k pasien rawat inap yang diisi lengkap dan dikembalikan ke
pengelola rekam medik dalam waktu kurang atau sama dengan 24 jam setelah
pasien pulang. Kriteria lengkap mengacu pada Permenkes nom
2008 tentang rekam medis.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah dokumen rekam medis yang diisi lengkap dan dikembalikan dalam waktu ≤ 24 jam setelah pasien pulang
jumlah seluruh sampel atau jumlah pasien pulang kali 100%
Tabel 44. Capaian Pengembalian Rekam Medik BULAN CAPAIAN NO BULAN CAPAIAN
2 3 4 5
Januari 85 % 7 Juli
Februari 85 % 8 Agustus
88 % 9 September 95 % 10 Oktober
96 % 11 November
96 % 12 Desember
– rata capaian : 91,5 %
Hasil diatas telah melampaui target yang ditetapkan. Pencapaian
terus dipertahankan sehingga dapat diperoleh kekinian informasi medis.
Pengembalian DRM akan berpengaruh pada proses pemberian pelayanan
kepada pasien.
Perbandingan capaian indikator Pengembalian rekam medik lengkap dalam
dalam beberapa tahun terakhir serta Renstra seperti pada tabel
5. Perbandingan Capaian Pengembalian Rekam Medik
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2 3 4 5
Pengembalian rekam medik lengkap dalam 24 jam
93.61 % 89,1 % 91,5 %
urangnya kedisiplinan dokter dalam pengisian rekam medis terutama
resume medis
Perawat lupa mengingatkan dokter untuk mengisi resume medis dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
54
dalam 1 x 24 jam
Pengembalian rekam medik lengkap dalam 24 jam adalah jumlah dokumen
k pasien rawat inap yang diisi lengkap dan dikembalikan ke
pengelola rekam medik dalam waktu kurang atau sama dengan 24 jam setelah
mor 269 Tahun
Jumlah dokumen rekam medis yang diisi lengkap dan dikembalikan
x 100%
CAPAIAN 6
94 %
86 %
88 % 95 %
96 %
93.9 %
capaian ini harus
terus dipertahankan sehingga dapat diperoleh kekinian informasi medis.
Pengembalian DRM akan berpengaruh pada proses pemberian pelayanan
Pengembalian rekam medik lengkap dalam
dalam beberapa tahun terakhir serta Renstra seperti pada tabel
Pengembalian Rekam Medik TARGET
2018 2019 6 7
80 % 80 %
dalam pengisian rekam medis terutama
dokter untuk mengisi resume medis dan
- Petugas khusus untuk mengantarkan
ada
- Tidak ada data tentang ketidaklengkapan rekam medis per dokter
- Belum ada kebijakan mengenai
rekam medis
- Belum ada kebijakan tertulis
DRM yang belum lengkap
- Ketidakpastian jam visite dokter spesialis
- DRM pasien BPJS harus masuk ke verifikasi
Upaya Tindak Lanjut
- Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
Mencatat data secara tepat waktu;
Pengembalian DRM yang diisi tidak lengkap oleh tenaga kesehatan harus
dikembalikan lagi agar dilengkapi catatan data medis dan dapat
dikembalikan tepat waktu
Mencatat data yang
Mencatat data secara cermat dan lengkap;
Membuat catatan yang dapat dipercaya dan menurut kenyataan;
Memilih data yang berkaitan dengan masalahnya; dan
Mencatat data secara objektif.
f. KPI 24. Persentase
Adalah jumlah pasien jatuh dengan ataupun tanpa cidera di perawatan rumah
sakit pada pasien yang beresiko jatuh
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah pasien jatuh dengan ataupun tanpa cidera
Jumlah seluruh pasien dengan resiko jatuh
Capaian :
NO BULAN1 2
1 Januari
2 Februari
3 Maret
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
s khusus untuk mengantarkan DRM ke bagian rekam medis tidak
Tidak ada data tentang ketidaklengkapan rekam medis per dokter
Belum ada kebijakan mengenai reward dan punishment untuk pengisian
Belum ada kebijakan tertulis tentang penggunaan tanda (post it) untuk
DRM yang belum lengkap
Ketidakpastian jam visite dokter spesialis
DRM pasien BPJS harus masuk ke verifikasi
Upaya Tindak Lanjut
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
Mencatat data secara tepat waktu;
Pengembalian DRM yang diisi tidak lengkap oleh tenaga kesehatan harus
dikembalikan lagi agar dilengkapi catatan data medis dan dapat
dikembalikan tepat waktu;
Mencatat data yang up to date;
Mencatat data secara cermat dan lengkap;
Membuat catatan yang dapat dipercaya dan menurut kenyataan;
Memilih data yang berkaitan dengan masalahnya; dan
Mencatat data secara objektif.
KPI 24. Persentase kejadian pasien jatuh
pasien jatuh dengan ataupun tanpa cidera di perawatan rumah
sakit pada pasien yang beresiko jatuh.
Dengan metode perhitungan yaitu :
pasien jatuh dengan ataupun tanpa cidera x 100%
Jumlah seluruh pasien dengan resiko jatuh
Tabel 46. Capaian Kejadian Pasien Jatuh BULAN CAPAIAN NO BULAN CAPAIAN
2 3 4 5
0 % 7 Juli
0 % 8 Agustus
0 % 9 September
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
55
DRM ke bagian rekam medis tidak
Tidak ada data tentang ketidaklengkapan rekam medis per dokter
untuk pengisian
tentang penggunaan tanda (post it) untuk
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan ada
Pengembalian DRM yang diisi tidak lengkap oleh tenaga kesehatan harus
dikembalikan lagi agar dilengkapi catatan data medis dan dapat
Membuat catatan yang dapat dipercaya dan menurut kenyataan;
pasien jatuh dengan ataupun tanpa cidera di perawatan rumah
x 100%
CAPAIAN 6
0 %
0 %
0 %
4 April 5 Mei 6 Juni Rata – rata capaian : 0 %
Berdasarkan laporan Instalasi
selama tahun ini
Perbandingan capaian indikator
beberapa tahun terakhir seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 4NO 1
1 Persentase
Kendala :
-
Upaya Tindak Lanjut
- Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya.
Menunjukkan pada pasien alat bantu panggilan darurat
alat bantu panggil darurat dalam jangkauan.
Posisikan barang
Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi, kamar dan
lorong.
Posisikan sandaran tempat tidur di posisi rendah ke
beristirahat
pasien tidak tidur.
Posisikan rem tempat tidur
Menjaga roda kursi roda di posisi terkunci ketika stasioner.
Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan.
Kondisikan perm
tumpahan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
0 % 10 Oktober 0 % 11 November 0 % 12 Desember
rata capaian : 0 %
Berdasarkan laporan Instalasi Rawat Inap, tidak ada kejadian pasien jatuh
ni.
Perbandingan capaian indikator persentase kejadian pasien
beberapa tahun terakhir seperti pada tabel dibawah ini :
7. Perbandingan Capaian Kejadian Pasien Jatuh
IKU CAPAIAN
2015 2012 3 4
Persentase kejadian pasien jatuh 0 % 0 %
Upaya Tindak Lanjut
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang
hal yang harus diperhatikan yaitu :
Membiasakan pasien dengan lingkungan sekitarnya.
Menunjukkan pada pasien alat bantu panggilan darurat
alat bantu panggil darurat dalam jangkauan.
Posisikan barang-barang pribadi dalam jangkauan pasien.
ediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi, kamar dan
Posisikan sandaran tempat tidur di posisi rendah ketika pasien sedang
beristirahat dan posisikan sandaran tempat tidur yang nyaman ketika
pasien tidak tidur.
Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat berada di bangsal.
Menjaga roda kursi roda di posisi terkunci ketika stasioner.
Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan.
Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering. Bersihkan semua
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
56
0 % 0 % 0 %
tidak ada kejadian pasien jatuh
pasien jatuh dalam
CAPAIAN
2016 2017 4 5
0 % 0 %
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan ada
dan posisikan
ediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi, kamar dan
tika pasien sedang
dan posisikan sandaran tempat tidur yang nyaman ketika
terkunci pada saat berada di bangsal.
Bersihkan semua
g. KPI 25. Kepatuhan Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (Fornas) adalah kesesuaian
penulisan resep oleh D
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah item resep (R/) yang sesuai Fornas
Jumlah total item resep (R/)
Capaian :
Tabel NO BULAN1 2
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April 5 Mei 6 Juni Rata – rata capaian : 99,46 %
Berdasarkan laporan dari Instalasi
formularium nasional rata
Perbandingan capaian indikator
Nasional (Fornas)
ini :
Tabel 49. Perbandingan Capaian NO 1
1 Kepatuhan Penggunaan Formularium
Nasional (Fornas)
Kendala :
-
Upaya Tindak Lanjut
- Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
Melakukan upaya sosialisasi secara kontinyu
sesuai formularium
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
KPI 25. Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (Fornas)
enggunaan Formularium Nasional (Fornas) adalah kesesuaian
penulisan resep oleh DPJP dengan Formularium Nasional untuk Pasien JKN
Dengan metode perhitungan yaitu :
umlah item resep (R/) yang sesuai Fornas x 100%
Jumlah total item resep (R/) Pasien JKN
Tabel 48. Capaian Kepatuhan penggunaan FornasBULAN CAPAIAN NO BULAN CAPAIAN
3 4 5
99.40 % 7 Juli
99.55 % 8 Agustus
99.52 % 9 September
99.25 % 10 Oktober 99.61 % 11 November 99.48 % 12 Desember
rata capaian : 99,46 %
Berdasarkan laporan dari Instalasi Farmasi kepatuhan penggunaan
formularium nasional rata – rata tercapai 99,46 %.
Perbandingan capaian indikator Kepatuhan Penggunaan Formularium
Nasional (Fornas) dalam beberapa tahun terakhir seperti pada tabel dibawah
Perbandingan Capaian Kepatuhan Penggunaan For
IKU CAPAIAN
2015 2012 3 4
Kepatuhan Penggunaan Formularium
Nasional (Fornas)
98,51 % 99.1
Upaya Tindak Lanjut
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
Melakukan upaya sosialisasi secara kontinyu terkait penulisan
sesuai formularium.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
57
Nasional (Fornas)
enggunaan Formularium Nasional (Fornas) adalah kesesuaian
untuk Pasien JKN
x 100%
nas CAPAIAN
6
99.47 %
99.47 %
99.43 %
99.32 % 99.45 % 99.56 %
Farmasi kepatuhan penggunaan
enggunaan Formularium
dalam beberapa tahun terakhir seperti pada tabel dibawah
enggunaan Fornas CAPAIAN
2016 2017 4 5
99.1 % 99,46 %
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan ada
penulisan resep
h. KPI 26. Tidak ada
Tidak adanya kejadian salah sisi yang dimaksud adalah tidak
operasi salah sisi.
Kejadian operasi salah sisi
yang dilakukan pada sisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya, hal tersebut tidak disadari oleh operator maupun oleh asisten
bedahnya.
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah pasien yang
Jumlah pasien yang dilakukan operasi
Capaian :
Tabel NO BULAN1 2
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April 5 Mei 6 Juni Rata – rata capaian : 0 %
Berdasarkan laporan dari Instalasi
kejadian pasien jatuh selama tahun ini.
Perbandingan capaian indikator
beberapa tahun terakhir seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 51
NO
1
1 Tidak adanya kejadian salah
Kendala :
-
Upaya Tindak Lanjut
- Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
Menyediakan informasi yang detail mengenai kasus yang sedang
dikerjakan, korfimasi
tim.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
ada kejadian salah sisi
Tidak adanya kejadian salah sisi yang dimaksud adalah tidak
operasi salah sisi.
Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian pembedahan di kamar operasi
yang dilakukan pada sisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya, hal tersebut tidak disadari oleh operator maupun oleh asisten
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah pasien yang dilakukan operasi salah sisi x 100 %
Jumlah pasien yang dilakukan operasi
Tabel 50. Capaian KejadianSalah Sisi BULAN CAPAIAN NO BULAN CAPAIAN
2 3 4 5 6
0 % 7 Juli 0 %
0 % 8 Agustus 0 %
0 % 9 September 0 %
0 % 10 Oktober 0 %0 % 11 November 0 %0 % 12 Desember 0 %
rata capaian : 0 %
Berdasarkan laporan dari Instalasi Bedah Sentral dan Sterilisasi
kejadian pasien jatuh selama tahun ini.
Perbandingan capaian indikator Tidak adanya kejadian salah sisi
beberapa tahun terakhir seperti pada tabel dibawah ini :
1. Perbandingan Capaian Kejadian Salah Sisi
IKU CAPAIAN
2015 2016 2 3 4
Tidak adanya kejadian salah sisi 0 % 0 %
Upaya Tindak Lanjut
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
enyediakan informasi yang detail mengenai kasus yang sedang
dikerjakan, korfimasi detail, penyuaraan fokus diskusi dan pembentukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
58
Tidak adanya kejadian salah sisi yang dimaksud adalah tidak terjadinya
adalah kejadian pembedahan di kamar operasi
yang dilakukan pada sisi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya, hal tersebut tidak disadari oleh operator maupun oleh asisten
%
CAPAIAN 6
0 %
0 %
%
0 % 0 % 0 %
Bedah Sentral dan Sterilisasi, tidak ada
Tidak adanya kejadian salah sisi dalam
CAPAIAN 2017
5
0 %
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan ada
enyediakan informasi yang detail mengenai kasus yang sedang
skusi dan pembentukan
Penggunaan ceklist kertas merupakan salah satu solusi karena ceklist
kertas dapat disediakan dengan cepat dan membutuhkan biaya sedikit,
selain itu ceklist kertas juga dapat disesuaikan ukuran dan bentu
sesuai dengan kebutuhan serta tidak memerlukan penguasaan teknolo
yang tinggi untuk mengisinya.
i. KPI 27. Nett Death Rate
Nett Death Rate
sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam
Jumlah seluruh pasien rawat inap yang keluar hidup dan mati
Capaian :
TabelNO BULAN1 2
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
Rata – rata capaian : 6.02
Data dari Instalasi Rekam Medis menunjukkan bahwa angka kematian
pasien < 24 jam (NDR) masih berada di bawah ambang batas.
Perbandingan capaian indikator
terakhir seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 53.
NO IKU
1
1 Nett Death Rate
Kendala :
-
Upaya Tindak Lanjut
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan ada
beberapa hal yang harus
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Penggunaan ceklist kertas merupakan salah satu solusi karena ceklist
kertas dapat disediakan dengan cepat dan membutuhkan biaya sedikit,
selain itu ceklist kertas juga dapat disesuaikan ukuran dan bentu
sesuai dengan kebutuhan serta tidak memerlukan penguasaan teknolo
yang tinggi untuk mengisinya.
Death Rate (NDR)
adalah banyaknya kejadian kematian pasien yang terjadi
sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam
Jumlah seluruh pasien rawat inap yang keluar hidup dan mati
Tabel 52. Capaian Nett Death Rate (NDR) BULAN CAPAIAN NO BULAN
3 4 5
15.35 ‰ 7 Juli
2.30 ‰ 8 Agustus
2.22 ‰ 9 September
2.49 ‰ 10 Oktober
4.93 ‰ 11 November
2.56 ‰ 12 Desember
rata capaian : 6.02 ‰
Data dari Instalasi Rekam Medis menunjukkan bahwa angka kematian
pasien < 24 jam (NDR) masih berada di bawah ambang batas.
Perbandingan capaian indikator Nett Death Rate dalam beberapa tahun
terakhir seperti pada tabel dibawah ini :
. Perbandingan Capaian Nett Death Rate (NDR)
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2 3 4 5
Nett Death Rate 5.67 ‰ 6,53‰ 6.02 ‰
Upaya Tindak Lanjut
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
59
Penggunaan ceklist kertas merupakan salah satu solusi karena ceklist
kertas dapat disediakan dengan cepat dan membutuhkan biaya sedikit,
selain itu ceklist kertas juga dapat disesuaikan ukuran dan bentuknya
sesuai dengan kebutuhan serta tidak memerlukan penguasaan teknologi
pasien yang terjadi
masuk rumah sakit.
x 100 %
CAPAIAN 6
0 ‰
10.73 ‰
7.50 ‰
13.13 ‰
9.64 ‰
2.18 ‰
Data dari Instalasi Rekam Medis menunjukkan bahwa angka kematian
dalam beberapa tahun
6.02 ‰
Untuk mempertahankan capaian tersebut di atas upaya yang dilakukan ada
- Mempertahankan dan meningkatkan kinerja rumah sakit yang terdiri
dari paramedis, non medis, dokter yang ahli dibidangnya, perawat yang
berpengalaman, untuk mendukung keberhasilan pelayanan rumah sakit
- Perlu diadakan penel
diagnosa dan perjalanan penyakit yang lebih terperinci.
j. KPI 28. Kematian
Kematian pasien di I
8 jam sejak pasien datang ke IGD
Dengan metode perhitungan yaitu :
= jumlah pasien meninggal di IGD
jumlah seluruh pasien yang ditangani di IGD
Capaian :
Tabel
NO
1 Kematian pasien
ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam) *) Sumber data : Lakip Instalasi Gawat Darurat Tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas, angka kematian pasien di IGD masih berada di
bawah ambang batas yang ditetapkan.
Perbandingan capaian indikator
tahun terakhir serta dibandingkan dengan target Renstra
dibawah ini :
Tabel 55. Perbandingan Capaian Angka
NO IKU
1
1 Kematian pasien di IGD
Kendala :
-
Upaya Tindak Lanjut
Upaya mempertahankan capaian di atas
- Pemeriksaan awal kasus gawat darurat, resusitasi dan stabilisasi secara
optimal;
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Mempertahankan dan meningkatkan kinerja rumah sakit yang terdiri
dari paramedis, non medis, dokter yang ahli dibidangnya, perawat yang
berpengalaman, untuk mendukung keberhasilan pelayanan rumah sakit
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penyebab kematian beserta
diagnosa dan perjalanan penyakit yang lebih terperinci.
KPI 28. Kematian pasien di IGD
Kematian pasien di IGD adalah kematian pasien yang terjadi dalam periode
8 jam sejak pasien datang ke IGD
Dengan metode perhitungan yaitu :
jumlah pasien meninggal di IGD ≤ 8 jam sejak datang
jumlah seluruh pasien yang ditangani di IGD
Tabel 54. Capaian Angka Kematian pasien di IGD
INDIKATOR KINERJA TARGET
2017
Kematian pasien < 24 jam di gawat darurat (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam)
2 %
*) Sumber data : Lakip Instalasi Gawat Darurat Tahun 2017
tabel diatas, angka kematian pasien di IGD masih berada di
bawah ambang batas yang ditetapkan.
Perbandingan capaian indikator Kematian pasien di IGD dalam beberapa
serta dibandingkan dengan target Renstra seperti pada tabel
55. Perbandingan Capaian Angka Kematian Pasien di IGD
IKU CAPAIAN TARGET
2015 2016 2017 20182 3 4 5 6
asien di IGD 0,31 ‰ 0.89 % 0.036 % 2 %
Upaya Tindak Lanjut
mempertahankan capaian di atas antara lain dengan :
Pemeriksaan awal kasus gawat darurat, resusitasi dan stabilisasi secara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
60
Mempertahankan dan meningkatkan kinerja rumah sakit yang terdiri
dari paramedis, non medis, dokter yang ahli dibidangnya, perawat yang
berpengalaman, untuk mendukung keberhasilan pelayanan rumah sakit
itian lebih lanjut tentang penyebab kematian beserta
terjadi dalam periode ≤
x 100 %
TARGET CAP. 2017
(0.036 %)
tabel diatas, angka kematian pasien di IGD masih berada di
dalam beberapa
seperti pada tabel
asien di IGD TARGET
2018 2019 7
2 % 2 %
Pemeriksaan awal kasus gawat darurat, resusitasi dan stabilisasi secara
- Melakukan penanganan kasus
- Kesiapan tim IGD Rumah Sakit sebagai active responder menerima korban
bencana, active
dan active responder
- Memiliki mapping disaster plan
regional, membuat area penanganan korban bencana, dan perlu
kerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah sekitarnya,
k. KPI 29. Waktu lapor
Waktu lapor hasil tes kritis radiologi adalah Waktu yang diperlukan untuk
memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil
pemeriksaan dan mulai dibaca oleh dokter spesialis radiologi sampai hasilnya
diterima oleh dokter yang mengirim (lisan atau tulisan).
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah pemeriksaan radiologi kritis yang dilaporkan < 60 menit
Jumlah
Capaian :
Tabel
NO INDIKATOR KINERJA
1
1 Waktu lapor hasil tes kritis radiologi *) Sumber data : Lakip Instalasi Radiologi Tahun 2017
Perbandingan capaian indikator
beberapa tahun terakhir
pada tabel dibawah ini
Tabel 57. Perbandingan Capaian NO
IKU
1
1 Waktu lapor hradiologi
Kendala :
- Petugas kurang disiplin atau lupa
- Sistem pencatatan pelaporan nilai kritis belum sempurna sehingga nilai
kritis yang sudah dilaporkan t
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Melakukan penanganan kasus true emergency maupun false emergency
Kesiapan tim IGD Rumah Sakit sebagai active responder menerima korban
active responder & coordinator tingkat lokal bagi RS sekitarnya,
active responder yang mampu bergerak ke tingkat nasional;
mapping disaster plan yang merupakan bagian dari
, membuat area penanganan korban bencana, dan perlu
asama dengan fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah sekitarnya,
apor hasil tes kritis radiologi
Waktu lapor hasil tes kritis radiologi adalah Waktu yang diperlukan untuk
memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil
pemeriksaan dan mulai dibaca oleh dokter spesialis radiologi sampai hasilnya
diterima oleh dokter yang mengirim (lisan atau tulisan).
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah pemeriksaan radiologi kritis yang dilaporkan < 60 menit
Jumlah seluruh pemeriksaan radiologi kritis
Tabel 56. Capaian Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Radiologi
INDIKATOR KINERJA TARGET
2017 CAPAIAN
2017 2 3 4
Waktu lapor hasil tes kritis radiologi 100 % 24 mnt (100*) Sumber data : Lakip Instalasi Radiologi Tahun 2017
Perbandingan capaian indikator waktu lapor hasil tes kritis radiologi
beberapa tahun terakhir serta dibandingkan dengan target Renstra
pada tabel dibawah ini :
57. Perbandingan Capaian Waktu Lapor Hasil Tes Kritis
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 20182 3 4 5
hasil tes kritis Blm terkaji 100 % 100 % 100 %
etugas kurang disiplin atau lupa dalam melaporkan hasil kritis
istem pencatatan pelaporan nilai kritis belum sempurna sehingga nilai
kritis yang sudah dilaporkan tidak terdokumentasi dengan baik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
61
false emergency.
Kesiapan tim IGD Rumah Sakit sebagai active responder menerima korban
tingkat lokal bagi RS sekitarnya,
yang mampu bergerak ke tingkat nasional;
yang merupakan bagian dari disaster plan
, membuat area penanganan korban bencana, dan perlu
asama dengan fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah sekitarnya,
Waktu lapor hasil tes kritis radiologi adalah Waktu yang diperlukan untuk
memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil
pemeriksaan dan mulai dibaca oleh dokter spesialis radiologi sampai hasilnya
x 100 %
adiologi CAPAIAN
%
5
24 mnt (100 %) 100 %
aktu lapor hasil tes kritis radiologi dalam
serta dibandingkan dengan target Renstra seperti
ritis Radiologi TARGET
2018 2019 6 7
100 % 100 %
dalam melaporkan hasil kritis;
istem pencatatan pelaporan nilai kritis belum sempurna sehingga nilai
idak terdokumentasi dengan baik;
Upaya Tindak Lanjut
- Optimalisasi
dengan unit-unit terkait (rawa
- Pelaporan nilai kritis
Konfirmasi).
- Melakukan sosialisasi berkesinambungan pada saat briefing operan shift
dan rapat bulanan
- Meningkatkan moni
kerjasama dari berbagai pihak yang terkait untuk tetap menjalankan
pelaporan nilai kritis sesuai dengan standart operasional pelayanan yang
sudah ada.
l. KPI 30. Waktu lapor
Waktu lapor hasil
memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil
pemeriksaan dan mulai dibaca oleh dokter spesialis patologi klinik sampai
hasilnya diterima oleh dokter yang me
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 meni
Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis
Capaian :
Tabel NO INDIKATOR KINERJA1
1 Waktu lapor tes kritis laboratorium *) Sumber data : Lakip Instalasi Patologi Klinik Tahun 2017
Perbandingan capaian indikator
beberapa tahun terakhir
pada tabel dibawah ini
Tabel 59. Perbandingan NO
IKU
1 1 Waktu lapor h
laboratorium
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Upaya Tindak Lanjut
komunikasi lintas unit, terutama antara Instalasi
unit terkait (rawat inap, rawat jalan, IGD, IBS);
Pelaporan nilai kritis menggunakan metode TULBAKON (Tulis Baca
elakukan sosialisasi berkesinambungan pada saat briefing operan shift
dan rapat bulanan;
eningkatkan monitoring pelaksanaan pelaporan nilai kritis serta
kerjasama dari berbagai pihak yang terkait untuk tetap menjalankan
pelaporan nilai kritis sesuai dengan standart operasional pelayanan yang
apor hasil tes kritis laboratorium
Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium adalah waktu yang diperlukan untuk
memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil
pemeriksaan dan mulai dibaca oleh dokter spesialis patologi klinik sampai
hasilnya diterima oleh dokter yang mengirim (lisan atau tulisan).
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 meni
Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis
Tabel 58. Capaian Kinerja Mutu Pelayanan Patologi KlinikINDIKATOR KINERJA TARGET 2017 CAPAIAN
2 3 4
Waktu lapor tes kritis laboratorium 30 mnt 12.29 menit*) Sumber data : Lakip Instalasi Patologi Klinik Tahun 2017
Perbandingan capaian indikator waktu lapor hasil tes kritis radiologi
beberapa tahun terakhir serta dibandingkan dengan target Renstra
pada tabel dibawah ini :
Perbandingan Capaian Kinerja Mutu Pelayanan Patologi Klinik
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 20182 3 4 5
hasil tes kritis
Blm terkaji 100 % 100 % (12,29 mnt)
100 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
62
Instalasi Radiologi
menggunakan metode TULBAKON (Tulis Baca
elakukan sosialisasi berkesinambungan pada saat briefing operan shift
toring pelaksanaan pelaporan nilai kritis serta
kerjasama dari berbagai pihak yang terkait untuk tetap menjalankan
pelaporan nilai kritis sesuai dengan standart operasional pelayanan yang
aktu yang diperlukan untuk
memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil
pemeriksaan dan mulai dibaca oleh dokter spesialis patologi klinik sampai
Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 menit x 100 %
Klinik CAPAIAN 2017 %
5
menit 244.1 %
aktu lapor hasil tes kritis radiologi dalam
serta dibandingkan dengan target Renstra seperti
Capaian Kinerja Mutu Pelayanan Patologi Klinik TARGET
2018 2019 6 7
100 % 100 %
Kendala :
- Petugas kurang disiplin atau lupa dalam melaporkan hasil kritis
- Sistem pencatatan pelaporan nilai kritis belum sempurna sehingga
kritis yang sudah dilaporkan t
- Selain itu terdapat kendala dari Unit Rawat Inap terkait kesulitan dalam
menghubungi DPJP untuk melaporkan hasil nilai kritis.
Upaya Tindak Lanjut
- Optimalisasi
dengan unit-unit terkait (rawa
- Pelaporan nilai kritis laboratorium menggunakan metode TULBAKON
(Tulis Baca Konfirmasi). Metode ini sangat efektif untuk menunjang
keberhasilan dalam pela
- Melakukan sosialisasi berkesinambungan pada saat briefing operan shift
dan rapat bulanan
- Meningkatkan monitoring pelaksanaan pelaporan nilai kritis serta
kerjasama dari berbagai pihak yang terkait untuk
pelaporan nilai kritis laboratorium sesuai dengan standart operasional
pelayanan yang sudah ada.
m. KPI 31. Pemberian
Hip and Knee arthroplasty
penanganan yang lama. Untuk mencegah venus trombo emboli dilakukan
pencegahan dengan pemberian obat anti trombo emboli.
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
Jumlah pasien yang diberikan pencegahan VTE pada operasi Hip
Jumlah pasien yang operasi hip dan knee arthroplaty
Capaian :
Tabel NO BULAN1 2
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April 5 Mei 6 Juni Rata – rata capaian : 99.75 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
etugas kurang disiplin atau lupa dalam melaporkan hasil kritis
istem pencatatan pelaporan nilai kritis belum sempurna sehingga
kritis yang sudah dilaporkan tidak terdokumentasi dengan baik
Selain itu terdapat kendala dari Unit Rawat Inap terkait kesulitan dalam
menghubungi DPJP untuk melaporkan hasil nilai kritis.
Upaya Tindak Lanjut
komunikasi lintas unit, terutama antara unit laboratorium
unit terkait (rawat inap, rawat jalan, UGD, IBS);
Pelaporan nilai kritis laboratorium menggunakan metode TULBAKON
(Tulis Baca Konfirmasi). Metode ini sangat efektif untuk menunjang
rhasilan dalam pelaporan nilai kritis laboratorium;
elakukan sosialisasi berkesinambungan pada saat briefing operan shift
at bulanan;
eningkatkan monitoring pelaksanaan pelaporan nilai kritis serta
kerjasama dari berbagai pihak yang terkait untuk tetap menjalankan
pelaporan nilai kritis laboratorium sesuai dengan standart operasional
pelayanan yang sudah ada.
KPI 31. Pemberian pencegahan VTE pada pasien hip / knee arthroplasty
Hip and Knee arthroplasty merupakan tindakan besar dan memerlukan wakt
penanganan yang lama. Untuk mencegah venus trombo emboli dilakukan
pencegahan dengan pemberian obat anti trombo emboli.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah pasien yang diberikan pencegahan VTE pada operasi Hip dan Knee arthroplasty
Jumlah pasien yang operasi hip dan knee arthroplaty
Tabel 60. Capaian Pemberian pencegahan VTE BULAN CAPAIAN NO BULAN
3 7 8
100 % 7 Juli
100 % 8 Agustus
100 % 9 September
100 % 10 Oktober 100 % 11 November 100 % 12 Desember
rata capaian : 99.75 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
63
etugas kurang disiplin atau lupa dalam melaporkan hasil kritis;
istem pencatatan pelaporan nilai kritis belum sempurna sehingga nilai
idak terdokumentasi dengan baik;
Selain itu terdapat kendala dari Unit Rawat Inap terkait kesulitan dalam
komunikasi lintas unit, terutama antara unit laboratorium
Pelaporan nilai kritis laboratorium menggunakan metode TULBAKON
(Tulis Baca Konfirmasi). Metode ini sangat efektif untuk menunjang
elakukan sosialisasi berkesinambungan pada saat briefing operan shift
eningkatkan monitoring pelaksanaan pelaporan nilai kritis serta
tetap menjalankan
pelaporan nilai kritis laboratorium sesuai dengan standart operasional
knee arthroplasty.
merupakan tindakan besar dan memerlukan waktu
penanganan yang lama. Untuk mencegah venus trombo emboli dilakukan
Jumlah pasien yang diberikan pencegahan VTE pada operasi Hip
x 100 %
CAPAIAN 9
100 %
100 %
100 %
97 % 100 % 100 %
Perbandingan capaian indikator
hip / knee arthroplasty
dengan target Renstra
Tabel 61NO
IKU
1
1 Pemberian pencegahan pasien hip / knee arthroplasty
Kendala :
- Pemberian VTE
data populasi di Eropa sehingga menimbulkan perbedaan pendapat perlu
tidaknya pemberiannya pada pasien di Indonesia. (Asia)
Upaya Tindak Lanjut
- Sosialisasi indikator pemberian
pada dokter
- Dilaksanakan dalam rapat rutin dokter Selasa.
n. KPI 32. Bed Occupancy
Bed Occupancy Rate
waktu tertentu.
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah hari perawatan di rumah sakit
Jumlah tempat tidur × Jumlah hari dalam satu periode
Capaian :
NO BULAN1 2
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
Rata – rata capaian : 52.58
Perbandingan capaian indikator
dibandingkan dengan target Renstra
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Perbandingan capaian indikator pemberian pencegahan VTE
knee arthroplasty dalam beberapa tahun terakhir serta dibandingkan
dengan target Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
1. Perbandingan Capaian Pemberian pencegahan
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 20182 3 4 5
pencegahan VTE pada knee arthroplasty
84.38 % 96.7 % 99.75 % 100 %
VTE memiliki dasar evidence based, namun menggunakan
data populasi di Eropa sehingga menimbulkan perbedaan pendapat perlu
tidaknya pemberiannya pada pasien di Indonesia. (Asia).
Upaya Tindak Lanjut
Sosialisasi indikator pemberian VTE pada pasien hip/knee arthroplasty
Dilaksanakan dalam rapat rutin dokter Selasa.
ccupancy Rate (BOR)
Bed Occupancy Rate adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah hari perawatan di rumah sakit x 100
Jumlah tempat tidur × Jumlah hari dalam satu periode
Tabel 62. Capaian BOR BULAN CAPAIAN NO BULAN
3 4 5
61.71 % 7 Juli
56.99 % 8 Agustus
56.22 % 9 September
48.67 % 10 Oktober
45.11 % 11 November
43.33 % 12 Desember
rata capaian : 52.58 %
Perbandingan capaian indikator BOR dalam beberapa tahun terakhir
dibandingkan dengan target Renstra seperti pada tabel dibawah ini
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
64
VTE pada pasien
serta dibandingkan
pencegahan VTE TARGET
2018 2019 6 7
100 % 100 %
, namun menggunakan
data populasi di Eropa sehingga menimbulkan perbedaan pendapat perlu
hip/knee arthroplasty
adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
%
CAPAIAN 6
49.93 %
53.02 %
49.03 %
55.45 %
56.11 %
55.35 %
dalam beberapa tahun terakhir serta
seperti pada tabel dibawah ini :
NO
IKU
1
1 Bed occupancy r
Kendala :
Ketidaktercapaian
kebijakan sistem rujukan BPJS yang berjenjang dimana RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta
Kesehatan Tingkat III);
Disamping itu
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Kurangnya pemasaran dan koordinasi lintas sektoral dengan insta
menjadi faktor lainnya
Upaya Tindak Lanjut
Upaya peningkatan
keselamatan pasien serta s
kasus kegawatan
sistem rujukan.
Disamping itu optimal
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
sektoral dengan instansi luar merupakan upaya
masalah.
11. Terwujudnya peningkatan kepuasa
Tabel 64. Capaian
KPI Indikator kinerja / keberhasilan
1
33 Indeks kepuasan34 Persentase keluhan
ditindaklanjuti35 Indeks kepuasan36 Waktu tunggu37 Waktu tunggu38 Waktu tunggu39 Waktu tunggu
laboratorium 40 Waktu tunggu
jadi (WTOJ)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Tabel 63. Perbandingan Capaian BOR
CAPAIAN TARGET
2015 2016 2017 20182 3 4 5 6
rate (BOR) 47.51 % 51.82 % 52,58 % 60 %
tidaktercapaian angka Bed Occupancy Rate (BOR) dikarenakan adanya
kebijakan sistem rujukan BPJS yang berjenjang dimana RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta merupakan RS rujukan tersier (Pusat Pelayanan
Kesehatan Tingkat III);
Disamping itu belum optimalnya kasus – kasus kegawatan yang
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta;
pemasaran dan koordinasi lintas sektoral dengan insta
menjadi faktor lainnya.
Upaya Tindak Lanjut
eningkatan mutu pelayanan yang berimbas pada kepuasan dan
keselamatan pasien serta strategi pemasaran yang efektif untuk
kasus kegawatan seperti optimalisasi ambulan 118 dan penyempurnaan
optimalisasi kasus – kasus kegawatan yang dirujuk ke RSO
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta serta pemasaran dan koordinasi lintas
sektoral dengan instansi luar merupakan upaya – upaya pemecahan
Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan rumah sakit
64. Capaian Peningkatan Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit
Indikator kinerja / keberhasilan Sat Target
2017 Realisasi
2016 20172 3 4 5
kepuasan kerja karyawan % 89 89.1 keluhan pelanggan yang
ditindaklanjuti % 80 100
epuasan masyarakat % 85 80,68 80.85unggu rawat jalan (WTRJ) menit 60 48.8 58.63unggu operasi elektif (WTE) jam 48 19.8 19unggu pelayanan radiologi jam 3 1,05 2unggu pelayanan
jam 2 1,01 0.5
unggu pelayanan resep obat
menit 30 5.9 8.07
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
65
TARGET 2018 2019
7
60 % 70 %
dikarenakan adanya
kebijakan sistem rujukan BPJS yang berjenjang dimana RSO Prof. Dr. R.
merupakan RS rujukan tersier (Pusat Pelayanan
kasus kegawatan yang dirujuk ke
pemasaran dan koordinasi lintas sektoral dengan instansi luar
kepuasan dan
untuk kasus –
penyempurnaan
dirujuk ke RSO
serta pemasaran dan koordinasi lintas
upaya pemecahan
ingkatan Kepuasan Pelanggan Rumah Sakit Realisasi Naik
turun 2017 6 7
96 ↑ 100 -
80.85 ↓ 58.63 ↓ 19,6 ↑ 2,25 ↓ 0.52 ↑
8.07 ↓
a. KPI 33. Indeks kepuasan
Indeks Kepuasan Karyawan adalah angka kepuasan karyawan menurut skala
likert dengan dilakukan penelitian berdasarkan kuesioner
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Persentase pegawai yang memberikan penilaian puas
jumlah seluruh
Capaian :
Survey untuk mengukur indeks kepuasan kerja karyawan mulai dilaksanakan
bulan triwulan IV tahun 2017 untuk penyebaran kuesioner dan analisis data.
Jenis penelitian adalah survey dengan menggunakan kuesioner.
Metode pengukuran tingkat kepuasan kerja karyawan adal
dengan 4 (empat) kategori pilihan. Penyajian data deskriptif berupa presentase
kepuasan karyawan. Adapun hasil sebagaimana terlihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 65.KATEGORI
1
Sangat tidak puas Tidak puas Puas Sangat puas Jumlah
Metode pengukuran di atas menggunakan 4 (empat) kategori pernyataan
karyawan terhadap item pertanyaan yang
setuju, cukup setuju, setuju dan sangat setuju. Total kuesioner sebanyak 30
(tiga puluh) pernyataan, sehingga di
dan nilai maksimal adalah 120. Dari hasil tabulasi didapatkan kesimp
bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan adalah 96%.
Berdasarkan target
karyawan ditetapkan sebesar 89%, sedangkan dari hasil survey diperoleh data
jumlah karyawan yang puas dan sangat puas adalah seb
demikian Indikator kepuasan kerja karyawan targetnya terlampaui.
Perbandingan sasaran perwujudan peningkatan kepuasan pelanggan rumah
sakit dalam beberapa tahun terakhir serta
dibawah ini :
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
kepuasan kerja karyawan
Indeks Kepuasan Karyawan adalah angka kepuasan karyawan menurut skala
likert dengan dilakukan penelitian berdasarkan kuesioner
Dengan metode perhitungan yaitu :
Persentase pegawai yang memberikan penilaian puas x 100 %
seluruh kuesioner yang dikembalikan
untuk mengukur indeks kepuasan kerja karyawan mulai dilaksanakan
bulan triwulan IV tahun 2017 untuk penyebaran kuesioner dan analisis data.
Jenis penelitian adalah survey dengan menggunakan kuesioner.
Metode pengukuran tingkat kepuasan kerja karyawan adalah
dengan 4 (empat) kategori pilihan. Penyajian data deskriptif berupa presentase
kepuasan karyawan. Adapun hasil sebagaimana terlihat pada tabel sebagai
Tabel 65. Kategori Pilihan Presentase Kepuasan KaryawanKATEGORI SKOR JUMLAH PROSENTASE
2 3 4
30 – 44 0 45 – 59 2 60 – 89 31 90 – 120 17
50
Metode pengukuran di atas menggunakan 4 (empat) kategori pernyataan
karyawan terhadap item pertanyaan yang disampaikan yaitu : sangat tidak
setuju, cukup setuju, setuju dan sangat setuju. Total kuesioner sebanyak 30
(tiga puluh) pernyataan, sehingga diperoleh nilai minimal pernyataan adalah 30
dan nilai maksimal adalah 120. Dari hasil tabulasi didapatkan kesimp
bahwa tingkat kepuasan kerja karyawan adalah 96%.
target perjanjian kinerja tahun 2017, indeks kepuasan kerja
karyawan ditetapkan sebesar 89%, sedangkan dari hasil survey diperoleh data
jumlah karyawan yang puas dan sangat puas adalah sebesar 96%. Dengan
demikian Indikator kepuasan kerja karyawan targetnya terlampaui.
Perbandingan sasaran perwujudan peningkatan kepuasan pelanggan rumah
sakit dalam beberapa tahun terakhir serta dengan Renstra seperti pada tabel
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
66
Indeks Kepuasan Karyawan adalah angka kepuasan karyawan menurut skala
%
untuk mengukur indeks kepuasan kerja karyawan mulai dilaksanakan
bulan triwulan IV tahun 2017 untuk penyebaran kuesioner dan analisis data.
ah rating scale
dengan 4 (empat) kategori pilihan. Penyajian data deskriptif berupa presentase
kepuasan karyawan. Adapun hasil sebagaimana terlihat pada tabel sebagai
an Presentase Kepuasan Karyawan ROSENTASE
4
0 % 4 %
62 % 34 %
100 %
Metode pengukuran di atas menggunakan 4 (empat) kategori pernyataan
disampaikan yaitu : sangat tidak
setuju, cukup setuju, setuju dan sangat setuju. Total kuesioner sebanyak 30
nilai minimal pernyataan adalah 30
dan nilai maksimal adalah 120. Dari hasil tabulasi didapatkan kesimpulan
perjanjian kinerja tahun 2017, indeks kepuasan kerja
karyawan ditetapkan sebesar 89%, sedangkan dari hasil survey diperoleh data
esar 96%. Dengan
demikian Indikator kepuasan kerja karyawan targetnya terlampaui.
Perbandingan sasaran perwujudan peningkatan kepuasan pelanggan rumah
seperti pada tabel
Tabel 66. Perbandingan NO
IKU
1
1 Indeks kepuasan
Kendala :
- Kurang jelasnya sasaran yang harus dicapai pegawai
- Komunikasi yang
- Ego sektoral kadang masih muncul
Upaya Tindak Lanjut
Upaya untuk mempertahankan capaian indik
atas antara lain :
- Merumuskan s
untuk tetap fok
- Melibatkan pegawai
- Memberi pengakuan
- Komunikasi yang intens.
- Memberi kesempatan
meningkatkan poten
- Kerjasama seluruh lini.
b. KPI 34. Persentase
Penanganan Komplain
yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan yang di respon dan
ditindaklanjuti oleh
dibandingkan dengan jumlah semua komplain tertulis yang dilaporkan ke unit
pengelola komplain dalam tahun yang sama (berjalan). Standar
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
Jumlah komplain tertulis yang pelanggan yang di respon dan ditindaklanjuti oleh manajemen rumah
jumlah semua komplain tertulis yang dilaporkan ke unit pengelola komplain dalam tahun yang sama (berjalan)
Capaian :
= 51 komplain
51 tindak lanjut
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Perbandingan Capaian Indeks Kepuasan Kerja Karyawan
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2012 3 4 5
kepuasan kerja karyawan 88 % 89.1% 96 % 89 %
nya sasaran yang harus dicapai pegawai.
omunikasi yang kurang optimal.
Ego sektoral kadang masih muncul.
Upaya Tindak Lanjut
tuk mempertahankan capaian indikator kepuasan kerja karyawan
Merumuskan sasaran yang jelas dan tegas sehingga membantu individu
tetap fokus pada tujuan yang realistis.
pegawai untuk memikirkan langkah-langkah pengembangan
pengakuan non-financial berupa pujian.
omunikasi yang intens.
kesempatan seluruh pegawai untuk berkont
meningkatkan potensi.
seluruh lini.
Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
Penanganan Komplain / Persentase Komplain: adalah jumlah komplain tertulis
yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan yang di respon dan
ditindaklanjuti oleh manajemen rumah sakit dalam waktu satu tahun
dibandingkan dengan jumlah semua komplain tertulis yang dilaporkan ke unit
pengelola komplain dalam tahun yang sama (berjalan). Standar ≥ 60 %
Dengan metode perhitungan yaitu :
umlah komplain tertulis yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan yang di respon dan ditindaklanjuti oleh manajemen rumah
sakit dalam waktu satu tahun jumlah semua komplain tertulis yang dilaporkan ke unit pengelola
komplain dalam tahun yang sama (berjalan) x 100 %
51 komplain x 100 % = 100 %
51 tindak lanjut
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
67
Kepuasan Kerja Karyawan TARGET
2018 2019 6 7
89 % 89%
ator kepuasan kerja karyawan di
embantu individu
langkah pengembangan.
untuk berkontribusi dan
dalah jumlah komplain tertulis
yang dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan yang di respon dan
manajemen rumah sakit dalam waktu satu tahun
dibandingkan dengan jumlah semua komplain tertulis yang dilaporkan ke unit
≥ 60 %
dilaporkan ke unit pengelola pelayanan pelanggan yang di respon dan ditindaklanjuti oleh manajemen rumah
x 100 % jumlah semua komplain tertulis yang dilaporkan ke unit pengelola
Pada tahun ini seluruh masukan melalui media kotak saran,
facebook sebanyak
target response time
Perbandingan capaian p
dalam beberapa tahun terakhir serta
dibawah ini :
Tabel 67. Perbandingan Penanganan Keluhan PNO
IKU
1
1 Persentase keluhanyang ditindaklanjuti
Kendala :
- Rumitnya pendaftaran
- Petugas tidak ramah
- Berkas pendaftaran
- Antrian pemeriksaan yang lama
- Prosedur pemeriksaan rumit
Upaya Tindak Lanjut
Pemecahan masalah
- Pembenahan sistem pendaftaran via SMS / WA
- Pengaturan alur
- Penataan berkas
- Optimalisasi proses
- Pembenahan alur
- Pembinaan kepada
disiplin dengan berorientasi pada budaya kerja yang melayani.
c. KPI 35. Indeks kepuasan
Kepuasan Pelanggan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap
jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan pelanggan
dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui
harapan pelanggan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
ini seluruh masukan melalui media kotak saran, SMS, email
sebanyak 51 kegiatan telah dapat ditindaklanjuti sesuai dengan
response time penanganan.
capaian persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
dalam beberapa tahun terakhir serta dengan Renstra seperti pada tabel
67. Perbandingan Penanganan Keluhan Pelanggan Rumah Sakit
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2012 3 4 5
keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
100 % 100 % 100 % 83%
endaftaran via SMS / WA
Petugas tidak ramah
pendaftaran lama
Antrian pemeriksaan yang lama
Prosedur pemeriksaan rumit
Upaya Tindak Lanjut
Pemecahan masalah terkait keluhan pelanggan anatara lain dengan :
Pembenahan sistem pendaftaran via SMS / WA
Pengaturan alur antrian;
erkas rekam medis berdasar 5R
Optimalisasi proses pemeriksaan;
Pembenahan alur pelayanan serta;
Pembinaan kepada petugas sehingga lebih ramah, professional dan
n dengan berorientasi pada budaya kerja yang melayani.
epuasan masyarakat
Kepuasan Pelanggan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap
jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan pelanggan
dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui
harapan pelanggan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
68
SMS, email serta
telah dapat ditindaklanjuti sesuai dengan
ersentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
seperti pada tabel
Rumah Sakit TARGET
2018 2019 6 7
83% 83%
anatara lain dengan :
professional dan
n dengan berorientasi pada budaya kerja yang melayani.
Kepuasan Pelanggan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap
jasa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RS. Kepuasan pelanggan
dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau melampaui
Hal ini dapat diketahui de
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan
pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan
ketentuan sebagimana diatur dalam pedoman umum penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat unit layanan instansi pemerintah (KepMenPan nomor
KEP-25/M.PAN/2/2004)
Dengan metode perhitungan yaitu :
Capaian :
*) sumber data : Lakip Sub Bag. HOP
Tabel
NO SATUAN KERJA
1
1 Poliklinik Reguler2 Poliklinik VIP3 VIP Sekar Jagad4 Ceplok Kembang & Sriwedari5 Parang Kusumo & Seling6 IGD 7 Inst. Rehab Medik8 Inst. Radiologi9 Inst. PK
10 Inst. Farmasi
74
76
78
80
82
84
86
78.65 78.9579.11
SMT I
SMT II
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Hal ini dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan pelanggan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan
pelanggan berdasarkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan
gimana diatur dalam pedoman umum penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat unit layanan instansi pemerintah (KepMenPan nomor
25/M.PAN/2/2004)
Dengan metode perhitungan yaitu : Sesuai dengan IKM
Diagram 5. Indeks Kepuasan Masyarakat
sumber data : Lakip Sub Bag. HOP
Tabel 68. Capaian Indeks Kepuasan Masyarakat
SATUAN KERJA NILAI IKM 2017
SMT I SMT II 2 3 4
Poliklinik Reguler 78.65 (B) 79,11 (B) Poliklinik VIP 78.95 (B) 77,89 (B) VIP Sekar Jagad 82.13 (A) 82,15 (A) Ceplok Kembang & Sriwedari 78.01 (B) 81,37 (B) Parang Kusumo & Seling 84.74 (A) 83,28 (A)
82.57 (A) 82,69 (A) Inst. Rehab Medik 78.52 (B) 78,75 (B) Inst. Radiologi 80.02 (B) 80,54 (B)
82.69 (A) 82,54 (A) Inst. Farmasi 80,14 (B)
Rata – rata 80.70(B) 80.85 (B)
78.95
82.13
78.01
84.74
82.57
78.52
80.02
82.69
77.89
82.1581.37
83.2882.69
78.75
80.54
SMT II
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
69
ngan melakukan survey kepuasan pelanggan untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dengan mengacu pada kepuasan
Pengukuran IKM dilaksanakan di lokasi layanan sesuai dengan metode dan
gimana diatur dalam pedoman umum penyusunan Indeks
Kepuasan Masyarakat unit layanan instansi pemerintah (KepMenPan nomor
KET
5
Naik Turun Naik Turun Turun Naik Naik Naik Turun Naik
82.69 82.54
80.14
Melihat data tabel diatas dimana dari
dilakukan penelitian terkait kepuasan pelanggan pada
mendapat hasil rata
hasil tersebut di
sejauh mana tingkat kepercayaan pasien terhadap unit
sehingga langkah perbaikan serta peningkatan kualitas pelayanan yang
bermuara pada kepuasan pelanggan
Perbandingan capaian
terakhir serta dengan Renstra
Tabel 69. Perbandingan Capaian NO
IKU
1 2
1 Indeks kepuasan
Kendala :
- Rumitnya alur p
- Petugas yang kurang ramah;
- Lama waktu tunggu b
- Lama waktu a
- Prosedur pemeriksaan
Upaya Tindak Lanjut
Pemecahan masalah
- Pembenahan sistem
- Pengaturan alur
- Penataan berkas
- Optimalisasi proses
- Pembenahan alur
- Pembinaan kepada
disiplin dengan berorientasi pada bu
d. KPI 36. Waktu Tunggu
Waktu tunggu rawat jalan (WTRJ) adalah rata
mulai dari pasien yang sudah terdaftar tiba di poliklinik sampai dilayani dokter
Dengan metode perhitungan yaitu :
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Melihat data tabel diatas dimana dari 10 (sepuluh) unit pelayanan yang telah
dilakukan penelitian terkait kepuasan pelanggan pada semester II
mendapat hasil rata – rata sebesar 80,85 dengan predikat B (baik). Dengan
atas maka diharapkan manajemen dapat melihat sampai
ana tingkat kepercayaan pasien terhadap unit – unit pelayanan
sehingga langkah perbaikan serta peningkatan kualitas pelayanan yang
bermuara pada kepuasan pelanggan.
capaian Indeks kepuasan masyarakat dalam beberapa tahun
dengan Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
69. Perbandingan Capaian Kepuasan Pelanggan
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 201 3 4 5
epuasan masyarakat 76.75 80,68 80.85 % 86%
Rumitnya alur pendaftaran;
yang kurang ramah;
Lama waktu tunggu berkas pendaftaran;
Lama waktu antrian pemeriksaan;
Prosedur pemeriksaan yang rumit.
Upaya Tindak Lanjut
Pemecahan masalah terkait keluhan pelanggan anatara lain dengan :
Pembenahan sistem pendaftaran via SMS / WA
Pengaturan alur antrian;
erkas rekam medis berdasar 5R
Optimalisasi proses pemeriksaan;
Pembenahan alur pelayanan serta;
Pembinaan kepada petugas sehingga lebih ramah, professional dan
n dengan berorientasi pada budaya kerja yang melayani.
unggu Rawat Jalan (WTRJ)
Waktu tunggu rawat jalan (WTRJ) adalah rata-rata waktu yang diperlukan
mulai dari pasien yang sudah terdaftar tiba di poliklinik sampai dilayani dokter
Dengan metode perhitungan yaitu :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
70
) unit pelayanan yang telah
semester II tahun ini
dengan predikat B (baik). Dengan
atas maka diharapkan manajemen dapat melihat sampai
unit pelayanan
sehingga langkah perbaikan serta peningkatan kualitas pelayanan yang
dalam beberapa tahun
TARGET 2018 2019
6 7
86% 86%
anatara lain dengan :
professional dan
daya kerja yang melayani.
rata waktu yang diperlukan
mulai dari pasien yang sudah terdaftar tiba di poliklinik sampai dilayani dokter.
= Jumlah waktu pasien yang sudah terdaftar sejak tiba di poliklinik
Jumlah seluruh sampel atau seluruh pasien rawat jalan
Capaian :
Tabel 70. Capaian NO INDIKATOR KINERJA1
1 Waktu tunggu di rawat jalan
Perbandingan capaian
terakhir serta dengan Renstra
Tabel 71. Perbandingan
NO IKU
1
1 Waktu tunggu(WTRJ)
Kendala :
- Rumitnya alur p
- Lama waktu tunggu b
- Lama waktu a
Upaya Tindak Lanjut
Pemecahan masalah
- Pembenahan sistem pendaftaran via SMS / WA
- Pengaturan alur
- Penataan berkas
- Optimalisasi proses
e. KPI 37. Waktu Tunggu
Waktu Tunggu Operasi Elektif
masuk rawat inap
dilaksanakan.
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah waktu tunggu operasi yang
Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pasien dengan operasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Jumlah waktu pasien yang sudah terdaftar sejak tiba di poliklinik sampai dengan dilayani dokter
Jumlah seluruh sampel atau seluruh pasien rawat jalan
70. Capaian Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ) INDIKATOR KINERJA TARGET 2017 CAP 2017
2 3 4
Waktu tunggu di rawat jalan 60 mnt 58.63 mnt
Perbandingan capaian Waktu tunggu rawat jalan dalam beberapa tahun
dengan Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
71. Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Rawat Jalan
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2 3 4 5
unggu rawat jalan 37.3 mnt 48.8 mnt 58.63 mnt 60 mnt
Rumitnya alur pendaftaran;
Lama waktu tunggu berkas pendaftaran;
Lama waktu antrian pemeriksaan;
Upaya Tindak Lanjut
Pemecahan masalah terkait keluhan pelanggan anatara lain dengan :
Pembenahan sistem pendaftaran via SMS / WA
Pengaturan alur antrian;
erkas rekam medis berdasar 5R
Optimalisasi proses pemeriksaan;
unggu Operasi Elektif (WTE)
Waktu Tunggu Operasi Elektif adalah rata-rata tenggat waktu
masuk rawat inap dengan rencana operasi sampai dengan operasi
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah waktu tunggu operasi yang terencana Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pasien dengan operasi
yang terencana
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
71
Jumlah waktu pasien yang sudah terdaftar sejak tiba di poliklinik x 100 %
CAP 2017 % 5
mnt 102.7%
dalam beberapa tahun
Tunggu Rawat Jalan TARGET
2018 2019 6 7
60 mnt 60 mnt
anatara lain dengan :
rata tenggat waktu sejak pasien
dengan operasi
x 100 % Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pasien dengan operasi
Capaian :
Tabel NO INDIKATOR KINERJA
1
1 Waktu tunggu operasi elektif
Perbandingan capaian
terakhir serta dengan Renstra
Tabel 73. Perbandingan Capaian NO
IKU
1 2
1 Waktu tunggu o
Kendala :
- Ketersediaan kamar di rawat inap menyebabkan tingginya daftar tunggu
dan berpengaruh terhadap lama waktu tunggu operasi
- Ketersediaan kamar operasi di Instalasi Bedah Sentral yang masih belum
optimal dan SDM yang belum memadai sehingga terjadi pembatasan
operasi per hari;
- Penundaan pelaksanaan operasi pasien oleh operator ke hari berikutnya;
- Kondisi fisiki pasien yang menuru
Upaya Tindak Lanjut
- Mengupayakan penjadwalan operasi menggunakan sistem informasi;
- Meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan terhadap tanggungjawab dan
waktu kerja;
- Menga;okasikan anggaran pendidikan dan penelitian untuk SDM di
Instalasi Bedah Sentral agar kualitas SDM yang ada semakin kompeten
sehingga pelayanan terhadap pasien semakin optimal.
f. KPI 38. Waktu tunggu
Waktu tunggu pelayanan radiologi adalah rata
pasien mulai mendaftar
radiografer sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertise dan
divalidasi dokter spesialis radiologi
Dengan metode perhitungan yaitu :
=
Jumlah kumulatif waktu tunggu mulai pasien mendaftar di loket radiologi sampai dengan keluar hasil yang sudah diekspertise
Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan radiologi
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Tabel 72. Capaian Waktu Tunggu Operasi Elektif (WTEINDIKATOR KINERJA TARGET 2017 CAP 2017
2 3 4
Waktu tunggu operasi elektif 48 jam 19 jam 11 mnt
Perbandingan capaian Waktu tunggu operasi elektif dalam beberapa tahun
dengan Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
73. Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Operasi Elektif (WTE
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 201 3 4 5 6
operasi elektif 23,88 jam 19.8 jam 19,6 jam 48 jam
Ketersediaan kamar di rawat inap menyebabkan tingginya daftar tunggu
dan berpengaruh terhadap lama waktu tunggu operasi.
Ketersediaan kamar operasi di Instalasi Bedah Sentral yang masih belum
optimal dan SDM yang belum memadai sehingga terjadi pembatasan
operasi per hari;
Penundaan pelaksanaan operasi pasien oleh operator ke hari berikutnya;
Kondisi fisiki pasien yang menurun pada hari jadwal operasi.
Upaya Tindak Lanjut
Mengupayakan penjadwalan operasi menggunakan sistem informasi;
Meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan terhadap tanggungjawab dan
Menga;okasikan anggaran pendidikan dan penelitian untuk SDM di
Instalasi Bedah Sentral agar kualitas SDM yang ada semakin kompeten
sehingga pelayanan terhadap pasien semakin optimal.
unggu pelayanan radiologi
Waktu tunggu pelayanan radiologi adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan
pasien mulai mendaftar di loket radiologi dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh
radiografer sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertise dan
divalidasi dokter spesialis radiologi.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah kumulatif waktu tunggu mulai pasien mendaftar di loket radiologi sampai dengan keluar hasil yang sudah diekspertise
Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan radiologi konvensional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
72
(WTE) % 5
251.2 %
dalam beberapa tahun
lektif (WTE) TARGET
2018 2019 6 7
48 jam 48 jam
Ketersediaan kamar di rawat inap menyebabkan tingginya daftar tunggu
Ketersediaan kamar operasi di Instalasi Bedah Sentral yang masih belum
optimal dan SDM yang belum memadai sehingga terjadi pembatasan
Penundaan pelaksanaan operasi pasien oleh operator ke hari berikutnya;
Mengupayakan penjadwalan operasi menggunakan sistem informasi;
Meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan terhadap tanggungjawab dan
Menga;okasikan anggaran pendidikan dan penelitian untuk SDM di
Instalasi Bedah Sentral agar kualitas SDM yang ada semakin kompeten
rata waktu yang dibutuhkan
di loket radiologi dilanjutkan dengan pemeriksaan oleh
radiografer sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di ekspertise dan
Jumlah kumulatif waktu tunggu mulai pasien mendaftar di loket radiologi sampai dengan keluar hasil yang sudah diekspertise
x 100 % Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan radiologi
Capaian :
Tabel
NO INDIKATOR KINERJA
1
1 Waktu tunggu hasil pelayanan
Perbandingan capaian
terakhir serta dengan Renstra
Tabel 75. Perbandingan Capaian
NO
1
1 Waktu tungguradiologi
Kendala :
- Belum optimalnya waktu tunggu di sesi pemeriksaan, pencetakan foto,
pembacaan foto, serta pengeluaran ekspertise.
Upaya Tindak Lanjut
Untuk meningkatkan
- Analisa beban kerja bagi petugas di Instalasi
- Penggunaan system elektronik nomor antrean dengan mesin pencetak;
- Melakukan integrasi SIRS di Instalasi Radiologi sehingga pelayanan yang
diberikan kepada pasien dapat lebih cepat.
g. KPI 39. Waktu tunggu
Waktu tunggu pelayanan laboratorium adalah rata
sejak pasien mulai mendaftar di loket laboratorium dilanjutkan dengan
pengambilan sampel darah sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di
ekspertise dan divalidasi oleh dokter spesialis patolog
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket
laboratorium sampai dengan keluarnya hasil yang sudah diekspertiseJumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan darah rutin
Capaian :
Tabel 76. Capaian W
NO INDIKATOR KINERJA
1
1 Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Tabel 74. Capaian Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi
INDIKATOR KINERJA TARGET
2017 CAP 2017
2 3 4
Waktu tunggu hasil pelayanan Radiologi 3 jam 2 jam 24 mnt
Perbandingan capaian Waktu tunggu operasi elektif dalam beberapa tahun
dengan Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
75. Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Pelayanan R
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2 3 4 5
unggu pelayanan 59 mnt 1 jam 32 mnt
2 jam 24 mnt
Belum optimalnya waktu tunggu di sesi pemeriksaan, pencetakan foto,
pembacaan foto, serta pengeluaran ekspertise.
Upaya Tindak Lanjut
meningkatkan capaian diatas, upaya yang terus dilakukan yaitu :
Analisa beban kerja bagi petugas di Instalasi Radiologi;
Penggunaan system elektronik nomor antrean dengan mesin pencetak;
Melakukan integrasi SIRS di Instalasi Radiologi sehingga pelayanan yang
diberikan kepada pasien dapat lebih cepat.
unggu pelayanan laboratorium
pelayanan laboratorium adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan
sejak pasien mulai mendaftar di loket laboratorium dilanjutkan dengan
pengambilan sampel darah sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di
ekspertise dan divalidasi oleh dokter spesialis patologi klinik
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket laboratorium sampai dengan keluarnya hasil yang sudah diekspertiseJumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan darah rutin
76. Capaian Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium
INDIKATOR KINERJA TARGET
2017 CAP
2 3 4
Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium 120 menit 52.12
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
73
adiologi CAP 2017
%
5
2 jam 24 mnt 125 %
dalam beberapa tahun
Radiologi TARGET
2018 2019 6 7
180 mnt 180 mnt
Belum optimalnya waktu tunggu di sesi pemeriksaan, pencetakan foto,
capaian diatas, upaya yang terus dilakukan yaitu :
Penggunaan system elektronik nomor antrean dengan mesin pencetak;
Melakukan integrasi SIRS di Instalasi Radiologi sehingga pelayanan yang
rata waktu yang dibutuhkan
sejak pasien mulai mendaftar di loket laboratorium dilanjutkan dengan
pengambilan sampel darah sampai dengan keluarnya hasil yang sudah di
Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien mendaftar di loket laboratorium sampai dengan keluarnya hasil yang sudah diekspertise x 100 % Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pemeriksaan darah rutin
Laboratorium
CAP 2017 %
4 5
52.12 menit 230,2 %
Perbandingan capaian
terakhir serta dengan Renstra
Tabel 77. Perbandingan Capaian WaktuNO
IKU
1 2
1 Waktu tunggu plaboratorium
Kendala :
- Klinisi / pasien
permintaan
- Transportasi
- Permasalahan pra
- Stabilitas pasokan listrik.
Upaya Tindak Lanjut
- Monitoring secara kontinyu terhadap pemantauan waktu pemeriksaan
- Peningkatan kemampuan petugas dalam hal
post analitik
- Monitor dan evaluasi terhadap performa alat dan reagen.
h. KPI 40. Waktu tunggu
Waktu tunggu pelayanan resep ob
dibutuhkan sejak pasien m
dengan menerima/mendapatkan obat jadi dari
jalan.
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien menyerahkan resep
di loket apotek sampai dengan menerima obatJumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh resep obat jadi
Capaian :
Tabel 78. Capaian NO INDIKATOR KINERJA1
1 Waktu tunggu pelayanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Perbandingan capaian waktu tunggu operasi elektif dalam beberapa tahun
dengan Renstra seperti pada tabel dibawah ini :
77. Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Pelayanan Laboratorium
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2013 4 5
pelayanan 75.17 mnt 68.62 mnt 52.12 mnt 140 mnt
inisi / pasien ancounter rawat jalan / rawat inap dan
permintaan;
ransportasi specimen;
Permasalahan pra – analitik, analitik dan post analitik;
Stabilitas pasokan listrik.
Upaya Tindak Lanjut
Monitoring secara kontinyu terhadap pemantauan waktu pemeriksaan
Peningkatan kemampuan petugas dalam hal pra – analitik, analitik dan
post analitik;
Monitor dan evaluasi terhadap performa alat dan reagen.
unggu pelayanan resep obat jadi (WTOJ)
Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi adalah rata-rata waktu
dibutuhkan sejak pasien menyerahkan resep obat di loket apotek sampai
ima/mendapatkan obat jadi dari petugas farmasi di apotik rawat
Dengan metode perhitungan yaitu :
Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien menyerahkan resep di loket apotek sampai dengan menerima obat
Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh resep obat jadi
78. Capaian Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat JadiINDIKATOR KINERJA TARGET 2017 CAP 2017
2 3 4
Waktu tunggu pelayanan obat jadi 30 menit 8.07 menit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
74
dalam beberapa tahun
Laboratorium TARGET
2018 2019 6 7
140 mnt 140 mnt
rawat jalan / rawat inap dan generalisasi
Monitoring secara kontinyu terhadap pemantauan waktu pemeriksaan;
analitik, analitik dan
Monitor dan evaluasi terhadap performa alat dan reagen.
rata waktu yang
apotek sampai
petugas farmasi di apotik rawat
Jumlah kumulatif waktu tunggu sejak pasien menyerahkan resep x 100 %
Resep Obat Jadi 2017 % 5
menit 371.7 %
Perbandingan capaian
beberapa tahun terakhir serta
Tabel 79. Perbandingan Capaian NO
IKU
1 2
1 Waktu tunggu presep obat jadi (WTOJ)
Kendala :
- Peresepan elektronik belum berjalan
- Tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket;
- Proses screening lama dan satu loket,
Upaya Tindak Lanjut
- Jadwal pelayanan Dokter Spesialis Rawat Jalan lebih awal, sehingga
tidak terjadi penumpukan resep karena pelayanan yang bersamaan;
- Membedakan loket umum dan BPJS.
- Melakukan sistem komputerisasi untuk pencatatan hasil pemeriksaan
dokter (medical record) dan terapi yang diberikan (resep), yang bisa
online langsun
- Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan dokter terutama
dokter spesialis untuk memberikan obat sesuai dengan Standar
Formularium yang berlaku sehingga mengurangi waktu untuk konfirmasi
resep.
12. Terwujudnya efisiensi penggunaan dana
Tabel 80.
KPI Indikator kinerja / keberhasilan
1
41 Persentase POBO42 Kesehatan Badan
a. KPI 41. Persentase POBO
Pendapatan BLU merupakan PNBP BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas
barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang
berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Perbandingan capaian Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi
beberapa tahun terakhir serta dengan Renstra seperti pada tabel dibawah ini
79. Perbandingan Capaian Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2013 4 5
pelayanan adi (WTOJ)
5.2 mnt 5.10 mnt 8.07 menit 8 mnt
Peresepan elektronik belum berjalan
Tempat penerimaan resep BPJS dan umum jadi satu loket;
Proses screening lama dan satu loket,
Upaya Tindak Lanjut
Jadwal pelayanan Dokter Spesialis Rawat Jalan lebih awal, sehingga
tidak terjadi penumpukan resep karena pelayanan yang bersamaan;
Membedakan loket umum dan BPJS.
Melakukan sistem komputerisasi untuk pencatatan hasil pemeriksaan
dokter (medical record) dan terapi yang diberikan (resep), yang bisa
online langsung ke Instalasi Farmasi
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan dokter terutama
dokter spesialis untuk memberikan obat sesuai dengan Standar
Formularium yang berlaku sehingga mengurangi waktu untuk konfirmasi
efisiensi penggunaan dana
80. Capaian Perwujudan Efisiensi Penggunaan Dana
Indikator kinerja / keberhasilan Sat Target
2017 Realisasi
2016 20172 3 4 5
Persentase POBO % 83,35 106,91 % 109,21 %adan Layanan Umum AA AA AA AA
Persentase POBO
Pendapatan BLU merupakan PNBP BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas
barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang
berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
75
Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dalam
seperti pada tabel dibawah ini :
Resep Obat Jadi TARGET
2018 2019 6 7
8 mnt 8 mnt
Jadwal pelayanan Dokter Spesialis Rawat Jalan lebih awal, sehingga
tidak terjadi penumpukan resep karena pelayanan yang bersamaan;
Melakukan sistem komputerisasi untuk pencatatan hasil pemeriksaan
dokter (medical record) dan terapi yang diberikan (resep), yang bisa
Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan dokter terutama
dokter spesialis untuk memberikan obat sesuai dengan Standar
Formularium yang berlaku sehingga mengurangi waktu untuk konfirmasi
Efisiensi Penggunaan Dana Realisasi Naik
turun 2017 6 7
9,21 % ↑ AA -
Pendapatan BLU merupakan PNBP BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas
barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang
berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga
keuangan, dan lain
dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
Biaya operasional merupakan seluruh biaya langsung yang terkait dengan
pelayanan kepada masyarakat meliputi biaya pegawai, biaya bahan, biaya
jasa layanan, biaya pemeliharaan, biaya daya dan jasa, dan biaya langsung
lainnya yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Satker BLU,
baik yang sumber dananya berasal dari Rupiah Murni APBN maupun
pendapatan operasional Satker BLU.
Dengan metode perhitu
POBO = ����������
����������������
Capaian :
Per 31 Desember 2017, pendapatan BLU RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta tercapai sebesar
sebesar Rp. 178.284.335.910
biaya operasional
Tabel 81. Rasio pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional Rasio pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional :
Pendapatan BLU
PB =
Biaya Operasional
Capaian diatas telah melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 83,35 %
(127.3 %). Indikator di atas merupakan salah satu indikator dalam penilaian
kesehatan Badan Layanan Umum pada aspek keuangan dimana skor PB di
atas telah melampaui PB > 65 % dengan skor 2,5.
Perbandingan Persentase POBO
Renstra seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 82. Perbandingan Capaian NO
IKU
1 2
1 Persentase POBO
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung
dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
Biaya operasional merupakan seluruh biaya langsung yang terkait dengan
pelayanan kepada masyarakat meliputi biaya pegawai, biaya bahan, biaya
nan, biaya pemeliharaan, biaya daya dan jasa, dan biaya langsung
lainnya yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Satker BLU,
baik yang sumber dananya berasal dari Rupiah Murni APBN maupun
pendapatan operasional Satker BLU.
Dengan metode perhitungan yaitu :
�������������
������������100%
Per 31 Desember 2017, pendapatan BLU RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta tercapai sebesar Rp. 194.696.604.958,00 dengan biaya operasional
78.284.335.910,00 sehingga rasio pendapatan PNBP terhadap
sebagaimana pada tabel di bawah ini:
Rasio pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional Rasio pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional :
Pendapatan BLU 194.696.604.958
x 100% x 100 %
Biaya Operasional 178.284.335.910
diatas telah melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 83,35 %
(127.3 %). Indikator di atas merupakan salah satu indikator dalam penilaian
kesehatan Badan Layanan Umum pada aspek keuangan dimana skor PB di
atas telah melampaui PB > 65 % dengan skor 2,5.
Persentase POBO dalam beberapa tahun terakhir serta
seperti pada tabel dibawah ini :
82. Perbandingan Capaian Persentase POBO CAPAIAN
2015 2016 2017 201 3 4 5 6
Persentase POBO 109.03 % 106,91 % 109,21 % 74%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
76
idak berhubungan secara langsung
dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
Biaya operasional merupakan seluruh biaya langsung yang terkait dengan
pelayanan kepada masyarakat meliputi biaya pegawai, biaya bahan, biaya
nan, biaya pemeliharaan, biaya daya dan jasa, dan biaya langsung
lainnya yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Satker BLU,
baik yang sumber dananya berasal dari Rupiah Murni APBN maupun
Per 31 Desember 2017, pendapatan BLU RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
biaya operasional
rasio pendapatan PNBP terhadap
Rasio pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional
100 % = 109,21 %
diatas telah melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 83,35 %
(127.3 %). Indikator di atas merupakan salah satu indikator dalam penilaian
kesehatan Badan Layanan Umum pada aspek keuangan dimana skor PB di
dalam beberapa tahun terakhir serta dengan
TARGET 2018 2019
6 7
4% 73%
Kendala :
- Kenaikan pendapatan
- Kenaikan langganan daya jasa, bahan makanan, obat,
- Pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya.
Upaya Tindak Lanjut
- Melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai
sumber, terumama dalam pelayanan medik dan melakukan efisiensi
pengeluaran belanja beban.
- Mengupayakan alternatif lainnya sebagai sumber pendapatan baru rumah
sakit.
b. KPI 42. Kesehatan Badan Layanan Umum
Tingkat Kesehatan Badan Layanan Umum adalah penilaian kinerja BLU
berdasarkan Perdirjen No 54 Tahun 2013.
Dengan metode perhitungan yaitu :
Penjumlah nilai skor kinerja keuangan + nilai skor kinerja pelayanan + nilai
skor mutu & manfaat bagi masyarakat
Capaian :
Seperti terganbar pada tabel perhitungan di bawah ini :
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
pendapatan masih dikisaran < 10 %;
enaikan langganan daya jasa, bahan makanan, obat,
Pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya.
Upaya Tindak Lanjut
Melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai
sumber, terumama dalam pelayanan medik dan melakukan efisiensi
pengeluaran belanja beban.
Mengupayakan alternatif lainnya sebagai sumber pendapatan baru rumah
Kesehatan Badan Layanan Umum
Tingkat Kesehatan Badan Layanan Umum adalah penilaian kinerja BLU
berdasarkan Perdirjen No 54 Tahun 2013.
metode perhitungan yaitu :
Penjumlah nilai skor kinerja keuangan + nilai skor kinerja pelayanan + nilai
skor mutu & manfaat bagi masyarakat.
Seperti terganbar pada tabel perhitungan di bawah ini :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
77
Pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya.
Melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai
sumber, terumama dalam pelayanan medik dan melakukan efisiensi
Mengupayakan alternatif lainnya sebagai sumber pendapatan baru rumah
Tingkat Kesehatan Badan Layanan Umum adalah penilaian kinerja BLU
Penjumlah nilai skor kinerja keuangan + nilai skor kinerja pelayanan + nilai
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 3
I. INDIKATOR KEUANGAN
A. ASPEK KEUANGAN
1. RATIO KEUANGAN NO INDIKATOR1 2
1 Ratio Kas (Cash Ratio) Kas & Setara Kas RK = Current Liabilities
2 Rasio Lancar (Current Ratio) Current Assets RL/CR= Current Liabilities
3 Collection Period - Periode Penagihan Piutang (PPP) Piutang Usaha x 360 PPP 2016 = Pendapatan Usaha
4 Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset Turnover) Pendapatan Operasional PAT= Aset Tetap
5 Imbalan atas Aktiva Tetap (Return on Fixed Asset) Surplus/Defisit ROFA= Aset Tetap
6 Imbalan Ekuitas (Return on Equity) Surplus/Defisit ROE= Ekuitas
7 Perputaran Persediaan (PP Total Persediaan x 360 PP =
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
78
Tabel 83. Perhitungan Kinerja Badan Layanan Umum RSO Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta
Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2017 (Self Assessment)
INDIKATOR BOBOT HAPER 3
140.391.947.998 x 100 % 2 x 2.566.441.322
193.166.872.143 x 100 % 2,5 x 2.566.441.322
Periode Penagihan Piutang (PPP) 11.604.850.732.080 x 1 hr 2 x 194.496.956.958
Fixed Asset Turnover) 194.496.956.958
x 100 % 2 x 1.155.585.088.040
Return on Fixed Asset) 58.976.129.781 x 100 % 2 x 1.155.585.088.040
58.976.129.781 x 100 % 2 x 1.092.767.208.142
7.482.214.083.346 x 1 hari 2 x
Self Assessment)
HAPER SKOR 4 5
100 % 5470,30 % 0,25
100 % 7526,64 % 2,5
1 hr 59,67 hr 1
100% 16,83 x 1,5
100 % 5,10 % 1,7
100 % 5,40 % 1,4
1 hari 27,56 hr 1,5
NO INDIKATOR1 2
Total Pendapatan Usaha
8 Rasio pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional Pendapatan BLU PB = Biaya Operasional
9 Rasio Subsidi Biaya Pasien Rumah Sakit Subsidi SBP = Pendapatan BLU
2. ASPEK KEPATUHAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLUNO
1
1 Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA Definitif)
a. Jadwal Penyusunan b. Kelengkapan Ditandatangani oleh Pimpinan BLU Diketahui oleh Dewan Pengawas Disetujui dan ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga Kesesuaian format dengan PMK No.92/PMK.05/2011
2 Laporan Keuangan Berdasarkan SAK a. Laporan Keuangan I
b. Laporan Keuangan III c. Laporan Keuangan III d. Laporan Keuangan Tahunan e. Audit Laporan Keuangan Tahunan f. Hasil Audit Laporan Keuangan
3 Surat Perintah Pengesahan Pendapatan & Belanja BLU (SP3B BLU a. SP3B BLU I
b. SP3B BLU II c. SP3B BLU III d. SP3B BLU IV
4 Tarif Layanan
5 Sistem Akuntansi
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
79
INDIKATOR BOBOT HAPER 3
271.533.710.890
Rasio pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 194.496.956.958 x 100% 2,5 x 178.284.335.910
Rasio Subsidi Biaya Pasien Rumah Sakit 5.831.975.691 x 100% 2 x 271.533.710.890 19
KEPATUHAN PENGELOLAAN KEUANGAN BLU INDIKATOR BOBOT
2 3
Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA Definitif) 2
Ditandatangani oleh Pimpinan BLU
Disetujui dan ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga Kesesuaian format dengan PMK No.92/PMK.05/2011
Laporan Keuangan Berdasarkan SAK 2
Audit Laporan Keuangan Tahunan
Surat Perintah Pengesahan Pendapatan & Belanja BLU (SP3B BLU) 2
1
1
HAPER SKOR 4 5
100 % 109,21 % 2,5
100% 2,15 % 1 13,35
BOBOT HAPER SKOR
4 5
2
0,4
0,4 0,4 0,4 0,4
2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 1
0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 1
2 0,5 0,5 0,5 0,5
0,5 0,5 0,5 0,5
1 1
1
NO
1
a. Sistem Akuntansi Keuangan b. Sistem Akuantansi Biaya c. Sistem Akuntansi Aset Tetap
6 Persetujuan Rekening a. Rekening Pengelolaan Kas
b. Rekening Operasional c. Rekening Dana Kelolaan
7 8 9 10 11
SOP Pengelolaan Kas SOP Pengelolaan Piutang SOP Pengelolaan Utang SOP Pengadaan Barang & Jasa SOP Pengelolaan Barang Inventaris
TOTAL SKOR ASPEK KEUANGAN
NO INDIKATOR 1 2
II PERSPEKTIF PROSES A PERTUMBUHAN PRODUKTIFITAS1 Rata – rata kunjungan rawat jalan per hari
= Rata – rata kunjungan RJ / hari Th 2017
Rata – rata kunjungan RJ / hari Th 20162 Rata – rata kunjungan rawat darurat / hari
= Rata – rata kunjungan RD / hari Th 2017
Rata – rata kunjungan RD / hari Th 20163 Hari perawatan
= Jumlah hari perawatan pasien RI Th 2017
Jumlah hari perawatan pasien RI Th 20164 Rata – rata pemeriksaan radiologi / hari
= Rata rata pemeriksaan radiologi /hari Th 2017
Rata rata pemeriksaan radiologi/hari Th 20165 Pemeriksaan laboratorium / hari
= Rata rata pemeriksaan lab / hr Th 2017
Rata rata pemeriksaan lab / hr Th 20166 Rerata operasi / hari = Rata rata operasi per hari Th 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
80
INDIKATOR BOBOT
2 3
0,5
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
11,00
TOTAL SKOR ASPEK KEUANGAN 30
BOBOT HAPER3 4
35 PERTUMBUHAN PRODUKTIFITAS
rata kunjungan rawat jalan per hari rata kunjungan RJ / hari Th 2017
2 = 74.588 :
rata kunjungan RJ / hari Th 2016 67.683 : rata kunjungan rawat darurat / hari
rata kunjungan RD / hari Th 2017 2 =
5.548 : rata kunjungan RD / hari Th 2016 5.606 :
Jumlah hari perawatan pasien RI Th 2017
2 =
Jumlah hari perawatan pasien RI Th 2016
rata pemeriksaan radiologi / hari Rata rata pemeriksaan radiologi /hari Th 2017
2 = 35.830 :
Rata rata pemeriksaan radiologi/hari Th 2016 34.930 :
Rata rata pemeriksaan lab / hr Th 2017 2 =
79.277 : Rata rata pemeriksaan lab / hr Th 2016 76.429 :
Rata rata operasi per hari Th 2017 2 = 6.350 :
BOBOT HAPER SKOR
4 5
0,6 0,2 0,2
0,6 0,2 0,2
0,5 0,1 0,3 0,1
0,1 0,3 0,1
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
11,00 11
24,35
HAPER NILAI 5
26.75
248 =
300,8 1,10 2
248 272.9
365 =
15,2 0.99 1,25
365 15.3
= 26.483
1,01 1,5 26.173
365 =
98.2 1.03 1.5
365 95.7
365 =
217.2 1,04 1,5
365 209.4
365 = 17.4 1,01 1,5
Rata rata operasi per hari Th 20167 Rerata rehab medik /hari
= Rata rata rehab medik per hari Th 2017
Rata rata rehab medik per hari Th 20168 Pertumbuhan peserta didik pendidikan kedokteran
= Jumlah peserta didik Th 2017
Jumlah peserta didik Th 2016 9 Penelitian yang dipublikasikan
= Jumlah penelitian yang dipublikasikan Th 2017
Jumlah penelitian yang dipublikasikan Th 2016 JUMLAH
NO INDIKATOR 1 2
B EFEKTIFITAS PELAYANAN 1 Kelengkapan rekam medik >24 jam selesai pelayanan2 Pengembalian rekam medik 24 jam setelah pasien pulang3 Angka pembatalan operasi 4 Angka kegagalan hasil radiologi 5 Penulisan resep sesuai formularium6 Angka pengulangan pemeriksaan Patologi Klinik7 BOR JUMLAH
NO INDIKATOR 1 2
III PERSPEKTIF PERTUMBUHAN PEMBELAJARAN1 Rata – rata jam pelatihan / karyawan2 Persentase Dokdiknis yang mendapatkan TOT3 Ada/tidaknya reward dan punishment JUMLAH
II C. ASPEK MUTU DAN MANFAAT BAGI MASYARAKAT
NO INDIKATOR 1 2
MUTU A MUTU PELAYANAN 1 Emergency response time rate 2 Waktu tunggu rawat jalan 3 LOS (Lenght Of Stay) 4 Kecepatan pelayanan resep obat jadi
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
81
Rata rata operasi per hari Th 2016 6.277 :
Rata rata rehab medik per hari Th 2017 2 =
188.854 : Rata rata rehab medik per hari Th 2016 185.210 :
Pertumbuhan peserta didik pendidikan kedokteran
2 =
Jumlah penelitian yang dipublikasikan Th 2017
2 =
Jumlah penelitian yang dipublikasikan Th 2016 18
BOBOT HAPER 3 4
Kelengkapan rekam medik >24 jam selesai pelayanan 2 91,50 % Pengembalian rekam medik 24 jam setelah pasien pulang 2 91,50 %
2 1.16 % 2 0,8 %
Penulisan resep sesuai formularium 2 99,6 % Angka pengulangan pemeriksaan Patologi Klinik 2 1.81 %
2 52,58 % 14
BOBOT HAPER 3 4
RSPEKTIF PERTUMBUHAN PEMBELAJARAN rata jam pelatihan / karyawan 1 94 %
Persentase Dokdiknis yang mendapatkan TOT 1 100% punishment 1 Ada program dilaksanakan sepenuhnya
3
II C. ASPEK MUTU DAN MANFAAT BAGI MASYARAKAT
BOBOT HAPER 3 4
2 1,62 menit 2 58.63 mnt 2 5,16 hari
an pelayanan resep obat jadi 2 8.07 menit
365 17.2
312 =
605.3 1,02 1.5
312 593.6 657
1,26 2 522 3
3 2 1 14.75
NILAI 5
2 2
1.5 2 2
1.5 1
12
NILAI 5
1 1
Ada program dilaksanakan sepenuhnya 1 3
NILAI 5
2
1,5 2
1,5
5 Waktu tunggu sebelum operasi 6 Waktu tunggu hasil Patologi Klinik 7 Waktu tunggu hasil radiologi JUMLAH B MUTU KLINIK 1 Angka kematian di gawat darurat 2 Angka kematian > 48 jam 3 Post operatif death rate 4 Angka infeksi nosokomial a. Dekubitus b. Phlebitis c. Infeksi Saluran Kemih (ISK) d. Infeksi luka operasi (ILO) 5 Angka kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecacatan/kematian JUMLAH B KEPEDULIAN PADA MASYARAKAT1 Pembinaan kepada puskesmas dan sarana kesehatan
lainnya 2 Penyuluhan kesehatan (PKMRS) 3 Ratio tempat tidur kelas III JUMLAH C KEPUASAN PELANGGAN 1 Penanganan / pengaduan komplain2 Kepuasan pelanggan (IKM tingkat kepuasan) JUMLAH D KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN1 Kebersihan lingkungan (Program RS Berseri)2 Proper Lingkungan
JUMLAHASPEK MUTU DAN MANFAAT BAGI MASYARAKAT
TOTAL ASPEK MUTU & MANFAAT BAGI MASYARAKAT
NO INDIKATOR 1 2
1 Indikator kinerja keuangan 2 Indikator kinerja pelayanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
82
2 19 jam 11 mnt 2 52.12 menit 2 2 jam 24 mnt 14 2 0.036 % 2 6,02 % 2 0% 1 0 % 1 0 % 1 0 % 1 1.71 %
ejadian pasien jatuh yang berakibat 2 0 %
12 DULIAN PADA MASYARAKAT
Pembinaan kepada puskesmas dan sarana kesehatan 1 Ada program dilaksanakan sepenuhnya
1 Ada program dilaksanakan sepenuhnya2 55.21 % 4
Penanganan / pengaduan komplain 1 100% Kepuasan pelanggan (IKM tingkat kepuasan) 1 80,85%
2 DULIAN TERHADAP LINGKUNGAN
Kebersihan lingkungan (Program RS Berseri) 2 8.355 1 Biru, upaya pengelolaan lingkungan dilaksanakan
sesuai ketentuan dan atau perundang -
JUMLAHASPEK MUTU DAN MANFAAT BAGI 3
TOTAL ASPEK MUTU & MANFAAT BAGI 35
BOBOT HAPER 3 4
30 24.35 35 29.75
2 2 2
13 2 2 2 1 1 1
0,75 2
11,75
Ada program dilaksanakan sepenuhnya 1
Ada program dilaksanakan sepenuhnya 1 2 4 1
0,81 1,81
2
Biru, upaya pengelolaan lingkungan dilaksanakan undangan
0,6
2,6
33.16
3 Indikator kinerja mutu dan manfaat bagi masyarakat Jumlah total
Keterangan :
TINGGI, yang terdiri dari : AAA apabila total skor ( TS ) lebih besar dari 95
AA apabila 80 < TS < 95 A apabila 65 < TS < 80
SEDANG, yang terdiri dari : BBB apabila 50 < TS < 65
BB apabila 40 < TS < 50 B apabila 30 < TS < 40
RENDAH, yang terdiri dari : CC apabila 15 < TS < 30
C apabila 0 < TS < 15
Hasil penilaian kinerja RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta untuk periode yang berakhir pada tanggal 3
(self assessment) mempunyai total skor
Perbandingan Tingkat Kesehatan Badan Layanan
tabel dibawah ini :
NO IKU
1 2
1 Kesehatan Badan Layanan Umum
Kendala :
- Kenaikan pendapatan masih dikisaran < 10 %;
- Kenaikan langganan daya jasa, bahan makanan, obat,
- Pemban gunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
83
Indikator kinerja mutu dan manfaat bagi masyarakat 35 33,16 100 87,26
apabila total skor ( TS ) lebih besar dari 95
Hasil penilaian kinerja RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta untuk periode yang berakhir pada tanggal 3
mempunyai total skor 87,26 dengan kategori TINGGI (AA) yaitu berada pada angka 80 <
Kesehatan Badan Layanan Umum dalam beberapa tahun terakhir serta
Tabel 84. Perbandingan Capaian Kesehatan BLU CAPAIAN TARGET
2015 2016 2017 2018 2019 3 4 5 6 7
Kesehatan Badan Layanan Umum AA AA AA AA AA
masih dikisaran < 10 %;
enaikan langganan daya jasa, bahan makanan, obat,
gunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya.
Hasil penilaian kinerja RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017
) yaitu berada pada angka 80 < TS < 95.
dalam beberapa tahun terakhir serta dengan Renstra seperti pada
Upaya Tindak Lanjut
- Melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai
sumber, terumama dalam pelayanan medik dan melakukan efisiensi
pengeluaran belanja beban.
- Mengupayakan alternatif lainnya sebagai sumber pendapatan baru.
13. Tersedianya alokasi dana yang meningkat
Tabel
KPI Indikator kinerja / keberhasilan
1
43 Pertumbuhan
KPI 43. Pertumbuhan
Pertumbuhan Penerimaan
jumlah Penerimaan
Dengan metode perhitungan yaitu :
= Realisasi penerimaan tahun
Capaian :
= 165.597.832.281
160.000.002.000
Diagram 6.
* Sumber data : Lakip Bagian PMD Tahun 2017
Rincian penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 86 Rincian penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
NO BULAN
1 2
1 Januari 2 Februari
-
100,000,000,000
200,000,000,000
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Upaya Tindak Lanjut
Melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai
sumber, terumama dalam pelayanan medik dan melakukan efisiensi
pengeluaran belanja beban.
Mengupayakan alternatif lainnya sebagai sumber pendapatan baru.
alokasi dana yang meningkat Tabel 85. Capaian Pertumbuhan Penerimaan Rumah S
Indikator kinerja / keberhasilan Sat Target
2017 Realisasi
2016 20172 3 4 5
Pertumbuhan Penerimaan RS % 7 % 7,4 % 7,24 %
Pertumbuhan Penerimaan RS
Penerimaan RS adalah jumlah Penerimaan tahun berjalan /
Penerimaan tahun lalu
Dengan metode perhitungan yaitu :
Realisasi penerimaan tahun berjalan
x Target persentase pertumbuhan penerimaan tahun 2017
Target penerimaan 2017
165.597.832.281 x 7 % x 100% = 7.24 %
160.000.002.000
6. Laporan Realisasi Penerimaan Rumah Sakit
Sumber data : Lakip Bagian PMD Tahun 2017
Rincian penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta per bulan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Rincian penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
BULAN PENERIMAAN
TARGET REALISASI 3 4
16.528.000.000 6.926.460.536Februari 12.368.000.000 13.043.187.017
-
100,000,000,000
200,000,000,000
TH 2016 TARGET 2017 REALISASI 2017
158,093,620,095 160,000,002,000 165,597,832,281
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
84
Melakukan upaya untuk meningkatkan pendapatan melalui berbagai
sumber, terumama dalam pelayanan medik dan melakukan efisiensi
Mengupayakan alternatif lainnya sebagai sumber pendapatan baru.
Pertumbuhan Penerimaan Rumah Sakit Realisasi Naik
turun 2017 6 7
7,24 % ↓
tahun berjalan /
Target persentase pertumbuhan penerimaan tahun 2017 x 100%
Surakarta per bulan dapat
Rincian penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
%
5
6.926.460.536 41,91% 13.043.187.017 105,46%
REALISASI 2017
165,597,832,281
3 Maret 4 April 5 Mei 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 September
10 Oktober 11 Nopember12 Desember
Total
Penerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
tercapai sebesar Rp.
sebesar Rp. 160.000.00
Perbandingan sasaran tersedianya alokasi dana yang meningkat dalam
beberapa tahun terakhir serta
Tabel NO
IKU
1 1 Pertumbuhan pendapatan RS
Kendala :
- Tarif mengacu pada penetapan
Kementerian Kesehatan;
- RS dengan status Badan Layanan Umum
Upaya Tindak Lanjut
- Meningkatkan
menuju pelayanan prima.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
13.072.000.000 15.024.558.93612.960.000.000 22.248.923.15813.072.000.000 16.279.542.92413.072.000.000 14.286.129.67313.072.000.000 14.224.582.942
13.072.000.000 20.037.243.799September 13.328.000.000 3.079.477.714
13.312.002.000 8.442.396.138Nopember 13.072.000.000 16.445.974.005Desember 13.072.000.000 15.559.355.439
Total 160.000.002.000 165.597.832.281
enerimaan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2017
tercapai sebesar Rp. 165.597.832.281,00 (103,5 %) dari target yang ditetapkan
0.000.002.000,00.
Perbandingan sasaran tersedianya alokasi dana yang meningkat dalam
beberapa tahun terakhir serta dengan Renstra seperti pada tabel dibawah ini
Tabel 87 Pertumbuhan Penerimaan RS
IKU CAPAIAN
2015 2016 2017 2012 3 4 5
Pertumbuhan pendapatan RS 9.4 % 7,4 % 7,24 % 6,3
Tarif mengacu pada penetapan tarif oleh Kementerian Keuangan dan
ementerian Kesehatan;
RS dengan status Badan Layanan Umum bukan berorientasi profit.
Upaya Tindak Lanjut
Meningkatkan mutu pelayanan serta mengutamakan keselamatan pasien
menuju pelayanan prima.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
85
15.024.558.936 114,94% 22.248.923.158 171,67% 16.279.542.924 124,54% 14.286.129.673 109,29% 14.224.582.942 108,82% 20.037.243.799 153,28% 3.079.477.714 23,11% 8.442.396.138 63,42%
16.445.974.005 125,81% 15.559.355.439 119,03%
165.597.832.281 103,50%
pada tahun 2017 ini telah
%) dari target yang ditetapkan
Perbandingan sasaran tersedianya alokasi dana yang meningkat dalam
seperti pada tabel dibawah ini :
TARGET 2018 2019
6 7 6,3% 6%
f oleh Kementerian Keuangan dan
bukan berorientasi profit.
mutu pelayanan serta mengutamakan keselamatan pasien
Capaian Kinerja Secara Keseluruhan
Capaian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Tabel 88. Rangkuman Capaian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2017
NO SASARAN KEGIATAN
NO KPI
(1) (2) (3) 1 Terwujudnya
kehandalan sarana dan prasarana
1 Overal(OEE)
2 Tingkat penilaian proper
2 Terwujudnya pengembangan sistem informasi manajemen rumah sakit yang handal
3 Persentase
3 Terwujudnya SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi (profesional) sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran
4 Persentaseyang mendapatkanspesialis / konsultan
5 Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
6 Persentasemendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun
7 Rasiokedokteran
8 Persentasemendapatkan
4 Terwujudnya budaya kerja pegawai
9 Persentase
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
86
Capaian Kinerja Secara Keseluruhan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2017, secara keseluruhan tergambar pada
88. Rangkuman Capaian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2017
INDIKATOR KINERJA SAT TARGET
2017
Realisasi TAHUN
(4) (5) (6) Overall equipment dan effectiveness (OEE)
% 65
Tingkat penilaian proper Indikator Warna
Biru
Persentase capaian modul IT per tahun Level IT Integrated I Integrated(12,5 %)
Persentase dokter spesialis ortopedi yang mendapatkan sertifikat sub spesialis / konsultan
% 100
Persentase karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
% 62
Persentase staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun
% 70
Rasio dosen dengan mahasiswa kedokteran
rasio 1.5
Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
% 21
Persentase sasaran kinerja pegawai % 100
pada tahun 2017, secara keseluruhan tergambar pada tabel berikut :
88. Rangkuman Capaian Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2017
Realisasi TAHUN
2017
PERSENTASE CAP. TH. 2017
CAP. TARGET / UKURAN
KEBERHASILAN
(7) (8) (9) 71,7 110,3 % √
Biru 100 % √
Integrated I (12,5 %)
12,5 % x
100 100 % √
94 151.6 % √
69,9 99,8 % x
1 : 5 100 % √
15.6 74.3 % x
100 100 % √
NO SASARAN KEGIATAN
NO KPI
(1) (2) (3) 5 Terwujudnya
pengembangan pelayanan subspesialistik ortopedi traumatologi sesuai perkembangan iptekdok
10 Persentasepelayanan medik sub spesialistik
11 Persentaseterlaksana
12 Pertumbuhanpelayanan
6 Terwujudnya kualitas penelitian dan pengembangan rumah sakit berbasis evidence based.
13 Persentasepenelitian yang dipublikasikan.
14 Jumlah
7 Terwujudnya hospital tourism dengan program pelayanan terpadu
15 Persentasepembangunanterpadu
8 Terwujudnya penyempurnaan manajemen pelayanan dengan clinical pathway dan DPJP
16 Jumlahdilaksanakandan DPJP
9 Terwujudnya jejaring kerja horizontal maupun vertikal yang berkelanjutan
17 Persentaseinstitusi (pihakpelayanan / pendidikan yang melakukan
10 Terwujudnya pelayanan subspesialistik ortopedi traumatologi yang berkualitas / bermutu.
18 Akreditasi RS19 Sasaran20 Pengendalian infeksi RS :
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
87
INDIKATOR KINERJA SAT TARGET
2017
Realisasi TAHUN
(4) (5) (6) Persentase jumlah pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
% 60
Persentase pelayanan unggulan terlaksana
% 100
Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub spesialistik
% 5
Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan.
% 9
Jumlah penelitian yang dipublikasikan buah 2
Persentase jumlah kegiatan pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya
% 54
Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis clinical pathway dan DPJP
jenis 18
Persentase pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan RSO
% 7
Akreditasi RS Akreditasi KARS Sasaran keselamatan operasi % 100 Pengendalian infeksi RS :
Infeksi daerah operasi % 2 Dekubitus ‰ 1.5
Realisasi TAHUN
2017
PERSENTASE CAP. TH. 2017
CAP. TARGET / UKURAN
KEBERHASILAN
(7) (8) (9) 70 166.7 % √
100 100 % √
5,1 102 % √
10 111.1 % √
3 150 % √
54 100 % √
14 77.8 % x
4,1 58,6 % x
KARS 100 % √ 99.9 99.9 % x
1.71 116.9 % √
0 100 % √
NO SASARAN KEGIATAN
NO KPI
(1) (2) (3)
21 Medication 22 Emergency 23 Pengembalian
dalam 1 x 24 jam24 Persentase25 Kepatuhan
Nasional (Fornas)26 Tidak27 Nett death rate (NDR)28 Kematian29 Waktu30 Waktu31 Pemberian
pasien32 Bed
11 Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan rumah sakit
33 Indeks34 Persentase
ditindaklanjuti35 Indeks36 Waktu37 Waktu38 Waktu39 Waktu
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
88
INDIKATOR KINERJA SAT TARGET
2017
Realisasi TAHUN
(4) (5) (6) Infeksi saluran kencing (ISK) ‰ 4,7 Ventilator associated pneumonia
(VAP) ‰ 5,8
Infeksi aliran darah perifer (Phlebitis)
% 5
Medication error % 20 Emergency response time II menit 200 Pengembalian rekam medik lengkap dalam 1 x 24 jam
% 80
Persentase kejadian pasien jatuh % 3 Kepatuhan penggunaan Formularium Nasional (Fornas)
% 90
Tidak ada kejadian salah sisi % 0 Nett death rate (NDR) ‰ 24 Kematian pasien di IGD % 2 Waktu lapor hasil tes kritis radiologi % 100 Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium % 100 Pemberian pencegahan VTE pada pasien hip / knee arthroplasty
% 100
Bed occupancy rate (BOR) % 70 % <BOR < 80 %
Indeks kepuasan kerja karyawan % 89 Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
% 80
Indeks kepuasan masyarakat % 85 Waktu tunggu rawat jalan (WTRJ) menit 60 Waktu tunggu operasi elektif (WTE) jam 48 19 jam Waktu tunggu pelayanan radiologi jam 3 2 jam 24 mntWaktu tunggu pelayanan laboratorium jam 2 52.12 mnt
Realisasi TAHUN
2017
PERSENTASE CAP. TH. 2017
CAP. TARGET / UKURAN
KEBERHASILAN
(7) (8) (9) 0 100 % √
5.26 110.3 % √
0 100 % √
37.6 53.2 % x 88.6 225.7 % √ 91.5 114.4 % √
0 100 % √ 99.5 110.5 % √
0 100 % √ 6.02 100 % √
0.036 100 % √ 100 100 % √ 100 100 % √ 99.7 99.7 % x
52.58 75.1 % x
96 107,9 % √ 100 125 % √
80.85 95.1 % x 58.63 102.7 % √
jam 11 mnt 251.2 % √ 2 jam 24 mnt 125 % √
52.12 mnt 230.2 % √
NO SASARAN KEGIATAN
NO KPI
(1) (2) (3) 40 Waktu
jadi (WTOJ)12 Terwujudnya efisiensi
penggunaan dana 41 Persentase POBO42 Kesehatan
13 Tersedianya alokasi dana yang meningkat
43 Pertumbuhan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
89
INDIKATOR KINERJA SAT TARGET
2017
Realisasi TAHUN
(4) (5) (6) Waktu tunggu pelayanan resep obat adi (WTOJ)
menit 30 8.07 m
Persentase POBO % 83,35 10Kesehatan Badan Layanan Umum Kategori AA Pertumbuhan pendapatan RS % 7
Realisasi TAHUN
2017
PERSENTASE CAP. TH. 2017
CAP. TARGET / UKURAN
KEBERHASILAN
(7) (8) (9) 8.07 menit 371.7 % √
109,21 131 % √ AA 100 % √
7,24 103,4 % √
Berdasarkan tabel diatas, dari 43 (empat puluh tiga) indikator kinerja yang
diterapkan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
33 (tiga puluh tiga) indikator dapat mencapai / melampaui
ditetapkan, sementara 10 (sepuluh) indikator belum mencapai target.
Dan apabila data tersebut
Capaian kinerja pada tahun 201
dibandingkan dengan tahun 201
sebesar 65,5% dengan komposisi
tidak tercapai dari 29
Diagram
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Berdasarkan tabel diatas, dari 43 (empat puluh tiga) indikator kinerja yang
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada tahun 2017
33 (tiga puluh tiga) indikator dapat mencapai / melampaui
ditetapkan, sementara 10 (sepuluh) indikator belum mencapai target.
Dan apabila data tersebut dipersentasekan maka capaiannya sebesar 7
Capaian kinerja pada tahun 2017 secara keseluruhan meningkat jika
dibandingkan dengan tahun 2016, dimana pada tahun 2016 terealisasi capaian
% dengan komposisi 19 indikator mencapai target dan
29 indikator yang ditetapkan.
Diagram 7. Prosentase Capaian target kinerja tahun 201
77%
23%
Tercapai Belum tercapai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
90
Berdasarkan tabel diatas, dari 43 (empat puluh tiga) indikator kinerja yang
pada tahun 2017, sebanyak
33 (tiga puluh tiga) indikator dapat mencapai / melampaui target yang
ditetapkan, sementara 10 (sepuluh) indikator belum mencapai target.
maka capaiannya sebesar 76,7 %.
secara keseluruhan meningkat jika
terealisasi capaian
9 indikator mencapai target dan 10 indikator
Prosentase Capaian target kinerja tahun 2017
B. REALISASI ANGGARAN
Program pengelolaan anggaran sesuai pagu dalam DIPA dan laporan seperti
tersaji di bawah ini :
Diagram 8.
Sedangkan rincian
Diagram
Tabel
* Sumber data : Lakip Bagian PMD Tahun 2017
Pengelolaan anggaran belanja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang
dikelola selama tahun 2017 baru terealisasi sebesar Rp.263.652.000.306,00
dari pagu anggaran tahun 2017 sebesar Rp.310.612.556.000,00.
Untuk rincian pengelolaan
Surakarta per mata anggaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 90.
i. PENYERAPAN ANGGARAN APBN 2017KODE URAIAN
1 2
024.04.07 Program Pembinaan Pelayanan
0
200,000,000,000
400,000,000,000
0
50,000,000,000
100,000,000,000
150,000,000,000
200,000,000,000
BELANJA PEGAWAI
39,875,705,000
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
REALISASI ANGGARAN
rogram pengelolaan anggaran sesuai pagu dalam DIPA dan laporan seperti
tersaji di bawah ini :
8. Laporan realisasi Penyerapan Anggaran DIPA RS
Sedangkan rincian pembayaran belanja dapat dilihat seperti dibawah ini :
Diagram 9. Laporan realisasi Penyerapan Anggaran per Mata Anggaran
Tabel 89. Laporan Penyerapan Anggaran Per BelanjaJENIS BELANJA %
1 2
Belanja pegawai 84.5 Belanja barang 83.9 Belanja modal 86.6 Total 84.9
* Sumber data : Lakip Bagian PMD Tahun 2017
anggaran belanja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang
dikelola selama tahun 2017 baru terealisasi sebesar Rp.263.652.000.306,00
dari pagu anggaran tahun 2017 sebesar Rp.310.612.556.000,00. (
Untuk rincian pengelolaan anggaran belanja RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta per mata anggaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
90. Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Per MAK
PENYERAPAN ANGGARAN APBN 2017 URAIAN PAGU REALISASI
2 3 4
Program Pembinaan Pelayanan 85.497.041.000 76.837.105.932 8.659.935.068
PAGU 2017 REALISASI 2017
310,612,556,000263,652,000,306
BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL
39,875,705,000
168,577,507,000
102,159,344,000
33,684,151,946
141,448,338,004
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
91
rogram pengelolaan anggaran sesuai pagu dalam DIPA dan laporan seperti
Laporan realisasi Penyerapan Anggaran DIPA RS
pembayaran belanja dapat dilihat seperti dibawah ini :
Laporan Penyerapan Anggaran Per Belanja
anggaran belanja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang
dikelola selama tahun 2017 baru terealisasi sebesar Rp.263.652.000.306,00
(84,9 %).
Dr. R. Soeharso
Penyerapan Anggaran Per MAK
SALDO %
5 6
8.659.935.068 89,87%
BELANJA MODAL
102,159,344,000 88,519,510,356
PAGU TH. 2017REALISASI 2017
KODE URAIAN
1 2
Kesehatan 2094 Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan
2094.506 Gedung Layanan008 Pembangunan Gedung dan
Bangunan 533111 Belanja Modal Gedung dan
Bangunan Pembangunan Gedung
Pelayanan Terpadu Tahap II2094.508 Alat Kesehatan 051 Pengadaan Alat KesehatanB Pengadaan Peralatan Medis
APBNP 532111 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin 2094.512 Obat-obatan dan Bahan Medis
Habis Pakai 005 Pengadaan Obat
Bahan Medis Habis PakaiB Pengadaan Obat
BHP Alat Kesehatan APBN521811 Belanja Barang Untuk
Persediaan Barang Konsumsi Pengadaan Obat Pengadaan Obat
(APBNP) 2094.994 Layanan Perkantoran001 Pembayaran Gaji dan
Tunjangan 511111 Belanja Gaji Pokok PNS511119 Belanja Pembulatan Gaji PNS511121 Belanja Tunj. Suami/Istri PNS511122 Belanja Tunj. Anak PNS511123 Belanja Tunj. Struktural PNS511124 Belanja Tunj. Fungsional PNS511125 Belanja Tunj. PPh PNS511126 Belanja Tunj. Beras PNS511129 Belanja Uang Makan PNS511134 Belanja Tunj. Kompensasi
Kerja PNS 511151 Belanja Tunjangan Umum PNS512211 Belanja Uang Lembur002 Operasional dan Pemeliharaan
Kantor A Langganan Daya dan Jasa522111 Belanja Langganan Listrik Langganan Listrik522112 Belanja Langganan Telp Langganan Telp522113 Belanja Langganan Air Langganan Air C Pemeliharaan Gedung &
Halaman RS (APBN)
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
URAIAN PAGU REALISASI
2 3 4
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Pelayanan
85.497.041.000 76.837.105.932 8.659.935.068
Gedung Layanan 31.738.317.000 30.681.283.200 1.057.033.800 Pembangunan Gedung dan 31.738.317.000 30.681.283.200 1.057.033.800
Belanja Modal Gedung dan 31.738.317.000 30.681.283.200 1.057.033.800
Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu Tahap II
31.738.317.000 30.681.283.200 1.057.033.800
3.589.640.000 3.511.462.000 Pengadaan Alat Kesehatan 3.589.640.000 3.511.462.000 Pengadaan Peralatan Medis 3.589.640.000 3.511.462.000
Belanja Modal Peralatan dan 3.589.640.000 3.511.462.000
obatan dan Bahan Medis 1.880.526.000 1.880.415.770
Pengadaan Obat-obatan dan Bahan Medis Habis Pakai
1.880.526.000 1.880.415.770
Pengadaan Obat-obatan dan BHP Alat Kesehatan APBN
1.880.526.000 1.880.415.770
Belanja Barang Untuk Persediaan Barang Konsumsi
1.880.526.000 1.880.415.770
Pengadaan Obat-Obatan 880.526.000 880.417.821 Pengadaan Obat-Obatan 1.000.000.000 999.997.949
Layanan Perkantoran 48.288.558.000 40.763.944.962 7.524.613.038 Pembayaran Gaji dan 39.875.705.000 33.684.151.946 6.191.553.054
Belanja Gaji Pokok PNS 28.247.529.000 23.184.336.480 5.063.192.520 Belanja Pembulatan Gaji PNS 370.000 312.157 Belanja Tunj. Suami/Istri PNS 1.773.740.000 1.647.376.184 Belanja Tunj. Anak PNS 527.044.000 489.153.736
Struktural PNS 367.430.000 330.505.000 Belanja Tunj. Fungsional PNS 2.275.560.000 2.049.619.000 Belanja Tunj. PPh PNS 227.791.000 69.388.309 Belanja Tunj. Beras PNS 1.336.081.000 1.232.878.080 Belanja Uang Makan PNS 3.864.960.000 3.809.364.000 Belanja Tunj. Kompensasi 292.890.000 185.550.000
Belanja Tunjangan Umum PNS 461.790.000 406.355.000 Belanja Uang Lembur 500.520.000 279.314.000 Operasional dan Pemeliharaan 8.412.853.000 7.079.793.016 1.333.059.984
Langganan Daya dan Jasa 3.049.296.000 2.272.261.734 Belanja Langganan Listrik 2.869.296.000 2.149.899.391 Langganan Listrik 2.869.296.000 2.149.899.391 Belanja Langganan Telp 120.000.000 71.091.343 Langganan Telp 120.000.000 71.091.343 Belanja Langganan Air 60.000.000 51.271.000
60.000.000 51.271.000 Pemeliharaan Gedung & Halaman RS (APBN)
5.168.917.000 4.616.971.282
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
92
SALDO %
5 6
8.659.935.068 89,87%
1.057.033.800 96,67% 1.057.033.800 96,67%
1.057.033.800 96,67%
1.057.033.800 96,67%
78.178.000 97,82% 78.178.000 97,82% 78.178.000 97,82%
78.178.000 97,82%
110.230 99,99%
110.230 99,99%
110.230 99,99%
110.230 99,99%
108.179 99,99% 2.051 100,00%
7.524.613.038 84,42% 6.191.553.054 84,47%
5.063.192.520 82,08% 57.843 84,37%
126.363.816 92,88% 37.890.264 92,81% 36.925.000 89,95%
225.941.000 90,07% 158.402.691 30,46% 103.202.920 92,28% 55.596.000 98,56%
107.340.000 63,35%
55.435.000 88,00% 221.206.000 55,80%
1.333.059.984 84,15%
777.034.266 74,52% 719.396.609 74,93% 719.396.609 74,93% 48.908.657 59,24% 48.908.657 59,24% 8.729.000 85,45% 8.729.000 85,45%
551.945.718 89,32%
KODE URAIAN
1 2
523111 Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Biaya Cleaning Service Gedung dan Bangunan
PemeliharaanGedung/Bangunan Kantor Bertingkat
PemelihaaanGedung/Bangunan Kantor Tidak Bertingkat
Pemeliharaan Halaman Gedung/Bangunan
Biaya Cleaning Service Halaman dan Taman
D Honorarium Operasional Satuan Kerja
521115 Honor Pengelola Keuangan Honorarium Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran Honorarium Pejabat Pembuat
Komitmen Honorarium Pejabat Penguji
Tagihan & Penandatangan SPM
Honorarium Bendahara Pengeluaran
Honorarium Bendahara Pengelola PNBP
II. PENYERAPAN ANGGARAN BLU TA 2017
KODE URAIAN
1 2
024.04.07 Program Pembinaan Pelayanan
Kesehatan
2094 Dukungan Manajemen dan pelaksanaaan tugas teknis lainnya pada program pembinaan pelayanan kesehatan
2094.506 Gedung Layanan008 Pembangunan Gedung dan
Bangunan 537113 Belanja Modal Gedung dan
Bangunan Lanjutan Pembangunan
Pengganti Ruang Operasi IBS Kekurangan Pekerjaan Fisik
Gedung YanDu Tahap I2094.509 Layanan Operasional RS005 Dukungan Penyelenggaraan
Layanan Operasional RS525112 Belanja Barang Pengadaan bahan makan
pasien RS Jawa Tengah051 Pembayaran Remunerasi525111 Belanja Gaji dan a. Remunerasi Pegawai b. Gaji Tenaga Non PNS
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
URAIAN PAGU REALISASI
2 3 4
Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
5.168.917.000 4.616.971.282
Biaya Cleaning Service Gedung
1.937.892.000 1.577.851.992
PemeliharaanGedung/Bangunan Kantor Bertingkat
956.103.000 888.186.000
PemelihaaanGedung/Bangunan Kantor Tidak Bertingkat
814.020.000 817.739.300
Pemeliharaan Halaman Gedung/Bangunan Kantor
475.522.000 468.448.990
Biaya Cleaning Service Halaman dan Taman
985.380.000 864.745.000
Honorarium Operasional 194.640.000 190.560.000
Honor Pengelola Keuangan 194.640.000 190.560.000 Honorarium Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran
57.240.000 57.240.000
Honorarium Pejabat Pembuat 55.560.000 55.200.000
Honorarium Pejabat Penguji Penandatangan
29.280.000 29.280.000
Honorarium Bendahara 25.440.000 25.440.000
Honorarium Bendahara Pengelola PNBP
27.120.000 23.400.000
PENYERAPAN ANGGARAN BLU TA 2017 URAIAN PAGU REALISASI
2 3 4
Program Pembinaan Pelayanan 225.115.515.000 186.814.894.374
Dukungan Manajemen dan pelaksanaaan tugas teknis lainnya pada program pembinaan pelayanan
Gedung Layanan Pembangunan Gedung dan 17.893.257.000 14.741.510.450
Belanja Modal Gedung dan 17.893.257.000 14.741.510.450
Lanjutan Pembangunan Ruang Operasi IBS
16.548.021.000 13.454.982.000
Kekurangan Pekerjaan Fisik Gedung YanDu Tahap I
1.345.236.000 1.286.528.450
Layanan Operasional RS Dukungan Penyelenggaraan
Operasional RS
Belanja Barang 3.471.150.000 2.908.769.603 Pengadaan bahan makan pasien RS Jawa Tengah
3.471.150.000 2.908.769.603
Pembayaran Remunerasi Belanja Gaji dan Tunjangan 64.000.000.000 51.160.726.140 a. Remunerasi Pegawai 59.454.616.000 46.860.387.014 b. Gaji Tenaga Non PNS 1.430.000.000 1.466.377.340
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
93
SALDO %
5 6
551.945.718 89,32%
360.040.008 81,42%
67.917.000 92,90%
(3.719.300) 100,46%
7.073.010 98,51%
120.635.000 87,76%
4.080.000 97,90%
4.080.000 97,90% - 100,00%
360.000 99,35%
- 100,00%
- 100,00%
3.720.000 86,28%
SALDO %
5 6
38.300.620.626 82,99%
3.151.746.550 82,39%
3.151.746.550 82,39%
3.093.039.000 81,31%
58.707.550 95,64%
562.380.397 83,80% 562.380.397 83,80%
12.839.273.860 79,94% 12.594.228.986 78,82%
(36.377.340) 102,54%
KODE URAIAN
1 2
c. UM Tenaga Non PNS d. PPDS e. Honor Dewas f. Asuransi Direksi dan Dewas g. Jaminan kesehatan Tenaga
Non PNS 052 Operasional dan Pemeliharaan
RS 525112 Belanja Barang a. Langganan Gas b. Bahan penunjang
operasional lainnya c. Jamuan Tamu/Lauk Pauk d. Operasional Genset e. Bahan pembersih f. Bahan RT RS g. Pengadaan Linen h. Pakaian Dinas
Pegawai/Perawat i. Pakaian dinas Dokter j. Penyelenggaraan sanitasi RS k. Pengadaan alat tulis kantor
(ATK) l. Cetakan catatan medis m. Biaya rapat intern n. Langganan koran o. Langganan internet p. Biaya Foto Copy q. Penambah daya tahan tubuh r. Perlengkapan sarana
informasi dan publikasi525113 Belanja Jasa a. Audit Eksternal b. Kegiatan PKRS dan
pemasaran c. Rapat Dewas d. Operasional RS lainnya e. Jasa Konsultan Hukum f. Honorarium Satpam g. Pengiriman PosB Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana RS 525114 Belanja Pemeliharaan a. Pemeliharaan jaringan (air,
listrik, telepon, dan b. Pemeliharaan medis c. Pemeliharaan peralatan non
medis d. Pemeliharaan Gedung Tidak
Bertingkat e. Pemeliharaan Halaman
Gedung/Bangunan Kantor (JaTeng)
f. Pemeliharaan Gedung Bertingkat
525115 Belanja PerjalananD Pemeliharaan Kendaraan Roda
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
URAIAN PAGU REALISASI
2 3 4
c. UM Tenaga Non PNS 633.600.000 551.120.000 548.856.000 516.260.000
e. Honor Dewas 1.292.235.000 1.213.333.643 f. Asuransi Direksi dan Dewas 350.002.000 275.844.600 g. Jaminan kesehatan Tenaga 290.691.000 277.403.543
Operasional dan Pemeliharaan
Belanja Barang 8.639.576.000 5.266.437.423 a. Langganan Gas 234.540.000 213.885.000 b. Bahan penunjang operasional lainnya
1.005.300.000 838.323.627
c. Jamuan Tamu/Lauk Pauk 600.000.000 264.948.988 d. Operasional Genset 59.955.000 50.651.750
Bahan pembersih 136.500.000 63.473.530 f. Bahan RT RS 591.564.000 470.530.251 g. Pengadaan Linen 902.689.000 470.015.500 h. Pakaian Dinas Pegawai/Perawat
289.872.000 215.268.250
i. Pakaian dinas Dokter 19.200.000 - j. Penyelenggaraan sanitasi RS 729.000.000 77.149.000 k. Pengadaan alat tulis kantor 1.013.764.000 667.797.750
Cetakan catatan medis 280.602.000 213.334.500 m. Biaya rapat intern 99.000.000 31.672.000 n. Langganan koran 69.984.000 14.278.000 o. Langganan internet 329.580.000 135.720.000 p. Biaya Foto Copy 199.236.000 134.675.543 q. Penambah daya tahan tubuh 1.622.790.000 1.179.068.210 r. Perlengkapan sarana informasi dan publikasi
456.000.000 225.645.524
3.652.990.000 2.756.557.833 a. Audit Eksternal 130.105.000 108.900.000 b. Kegiatan PKRS dan 100.100.000 41.852.200
c. Rapat Dewas 148.200.000 - d. Operasional RS lainnya 1.818.618.000 1.274.807.873 e. Jasa Konsultan Hukum 100.000.000 47.000.000 f. Honorarium Satpam 1.318.767.000 1.258.199.208 g. Pengiriman Pos 37.200.000 25.798.552 Pemeliharaan Sarana dan
Belanja Pemeliharaan 17.123.040.000 16.129.232.739 a. Pemeliharaan jaringan (air, listrik, telepon, dan SIRS)
984.855.000 1.088.543.490
b. Pemeliharaan medis 2.824.000.000 2.298.693.400 c. Pemeliharaan peralatan non 1.116.876.000 761.696.849
d. Pemeliharaan Gedung Tidak 3.024.872.000 2.907.141.000
e. Pemeliharaan Halaman Gedung/Bangunan Kantor
8.251.623.000 8.162.344.000
f. Pemeliharaan Gedung 920.814.000 910.814.000
Belanja Perjalanan 1.688.300.000 1.266.792.982 Pemeliharaan Kendaraan Roda
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
94
SALDO %
5 6
82.480.000 86,98% 32.596.000 94,06% 78.901.357 93,89% 74.157.400 78,81% 13.287.457 95,43%
3.373.138.577 60,96% 20.655.000 91,19%
166.976.373 83,39%
335.051.012 44,16% 9.303.250 84,48%
73.026.470 46,50% 121.033.749 79,54% 432.673.500 52,07% 74.603.750 74,26%
19.200.000 0,00% 651.851.000 10,58% 345.966.250 65,87%
67.267.500 76,03% 67.328.000 31,99% 55.706.000 20,40%
193.860.000 41,18% 64.560.457 67,60%
443.721.790 72,66% 230.354.476 49,48%
896.432.167 75,46% 21.205.000 83,70% 58.247.800 41,81%
148.200.000 0,00% 543.810.127 70,10% 53.000.000 47,00% 60.567.792 95,41% 11.401.448 69,35%
993.807.261 94,20% (103.688.490) 110,53%
525.306.600 81,40% 355.179.151 68,20%
117.731.000 96,11%
89.279.000 98,92%
10.000.000 98,91%
421.507.018 75,03%
KODE URAIAN
1 2
4 dan 2 525114 Belanja Pemeliharaan a. Biaya Pemeliharaan dan
Operasional Kend Roda 4 b. Biaya Pemeliharaan dan
Operasional Kend Roda 2E Peningkatan Kapasitas SDM
(BLU) 525119 Belanja Penyediaan Barang
dan Jasa BLU Lainnya a. Biaya Diklat Kesehatan b. Biaya Diklat Non Kesehatan c. Biaya Diklat Pimpinan d. Penelitian Kesehatan e. Pendidikan lanjut f. Peningkatan Kapasitas
Pegawai g. Akreditasi RS2094.512 Obat-obatan dan Bahan Medis
Habis Pakai 525112 Belanja Barang a. Bahan kebutuhan rehabilitasi
medik b. Kebutuhan bank darah c. Kebutuhan laboratorium d. Kebutuhan radiologi e. Kebutuhan Implant ortopedi f. Pengadaan bahan dan alat
medis habis pakai pasien g. Pengadaan obat2094.508 Alat Kesehatan 051 Pengadaan Alat kesehatan537112 Belanja modal peralatan dan
mesin 2094.507 Sarana dan Prasarana051 Pengadaan Sarana dan
Prasarana A Pengadaan peralatan non
medis (BLU) 537112 Belanja Modal Peralatan dan
mesin B Pengadaan Peralatan Pengolah
data (BLU) 537112 Belanja Modal Peralatan dan
mesin
Melihat data di atas, penyerapan anggaran
Meskipun demikian asas efisien dan efektivitas terkait penggunaan anggaran
belanja di RSO Prof. Dr. R. So
Kendala :
- Adapun permasalahan permasalahan yang dihadapi antara lain diakibatkan
keterlambatan dalam proses pencairan dan pertanggung jawaban keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
URAIAN PAGU REALISASI
2 3 4
Belanja Pemeliharaan 461.340.000 193.401.725 a. Biaya Pemeliharaan dan Operasional Kend Roda 4
453.440.000 189.089.375
b. Biaya Pemeliharaan dan Operasional Kend Roda 2
7.900.000 4.312.350
Peningkatan Kapasitas SDM
Belanja Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya
4.600.587.000 2.328.692.284
a. Biaya Diklat Kesehatan 962.250.000 524.049.052 b. Biaya Diklat Non Kesehatan 500.000.000 300.130.007 c. Biaya Diklat Pimpinan 143.337.000 11.810.000 d. Penelitian Kesehatan 70.000.000 - e. Pendidikan lanjut 225.000.000 - f. Peningkatan Kapasitas 1.200.000.000 829.479.558
g. Akreditasi RS 1.500.000.000 663.223.667 obatan dan Bahan Medis
Belanja Barang 54.647.145.000 50.477.518.489 a. Bahan kebutuhan rehabilitasi 1.324.272.000 1.227.516.206
b. Kebutuhan bank darah 1.082.790.000 938.817.000 c. Kebutuhan laboratorium 2.332.083.000 2.238.799.700 d. Kebutuhan radiologi 4.740.000.000 2.491.779.139
Implant ortopedi 26.100.000.000 24.832.583.809 f. Pengadaan bahan dan alat medis habis pakai pasien
9.468.000.000 8.780.713.746
g. Pengadaan obat-obatan 9.600.000.000 9.967.308.889
Pengadaan Alat kesehatan 26.343.969.000 23.665.924.561 Belanja modal peralatan dan 26.343.969.000 23.665.924.561
Sarana dan Prasarana Pengadaan Sarana dan 22.594.161.000 15.919.330.145
Pengadaan peralatan non 19.399.542.000 14.378.158.945
Belanja Modal Peralatan dan 19.399.542.000 14.378.158.945
Pengadaan Peralatan Pengolah 3.194.619.000 1.541.171.200
Belanja Modal Peralatan dan 3.194.619.000 1.541.171.200
Melihat data di atas, penyerapan anggaran pada tahun ini masih relative
Meskipun demikian asas efisien dan efektivitas terkait penggunaan anggaran
belanja di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta terus menerus diupayakan.
dapun permasalahan permasalahan yang dihadapi antara lain diakibatkan
keterlambatan dalam proses pencairan dan pertanggung jawaban keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
95
SALDO %
5 6
267.938.275 41,92% 264.350.625 41,70%
3.587.650 54,59%
2.271.894.716 50,62%
438.200.948 54,46% 199.869.993 60,03% 131.527.000 8,24% 70.000.000 0,00%
225.000.000 0,00% 370.520.442 69,12%
836.776.333 44,21%
4.169.626.511 92,37% 96.755.794 92,69%
143.973.000 86,70% 93.283.300 96,00%
2.248.220.861 52,57% 1.267.416.191 95,14%
687.286.254 92,74%
(367.308.889) 103,83%
2.678.044.439 89,83% 2.678.044.439 89,83%
6.674.830.855 70,46%
5.021.383.055 74,12%
5.021.383.055 74,12%
1.653.447.800 48,24%
1.653.447.800 48,24%
relative rendah.
Meskipun demikian asas efisien dan efektivitas terkait penggunaan anggaran
diupayakan.
dapun permasalahan permasalahan yang dihadapi antara lain diakibatkan
keterlambatan dalam proses pencairan dan pertanggung jawaban keuangan
sehingga upaya optimalisasi penyerapan anggaran terkendala oleh alokasi
waktu dan sumber daya
dipertegas.
Upaya Tindak Lanjut :
- Percepatan proses pencairan dan pertanggung jawaban keuangan
- Mempertegas kebijakan atau SOP.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
sehingga upaya optimalisasi penyerapan anggaran terkendala oleh alokasi
waktu dan sumber daya manusia yang ada, kebijakan atau SOP yang perlu
proses pencairan dan pertanggung jawaban keuangan
kebijakan atau SOP.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
96
sehingga upaya optimalisasi penyerapan anggaran terkendala oleh alokasi
manusia yang ada, kebijakan atau SOP yang perlu
proses pencairan dan pertanggung jawaban keuangan
B. EVALUASI REALISASI ANGGARAN BERBASIS
Tabel 91. Evaluasi Realisasi Anggaran Berbasis IKU Tahun 2017
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
1 Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana
a. Overall equipmnet & effectifeness(OEE)
65 % 1) Pengelolaan manajemen risiko sarana dan prasarana RS
2) Pemeliharaan bangunan / gedung, halaman, taman & jalan yang memadai, aman, nyaman dan siap pakai
3) Pemeliharaan jaringan yang aman, tersedia dan siap pakai dalam waktu 1 x 24 jam x 7 hari
4) Pemeliharaan peralatan medis yang siap pakai, aman dengan presisi tinggi
5) Pemelihperalatan non medis yang siap pakai, aman dan nyaman
6) Pemelihperalatan pendingin / AC yang siap pakai, aman dan nyaman
7) Terwujupeningkatan mutu
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
97
EVALUASI REALISASI ANGGARAN BERBASIS IKU TAHUN 2017
Tabel 91. Evaluasi Realisasi Anggaran Berbasis IKU Tahun 2017
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
Pengelolaan manajemen risiko sarana dan prasarana RS
a) Mitigasi resiko sarpras medis 1 keg
b) Mitigasi resiko sarpras non medis 1 keg
c) Mitigasi resiko sarpras jaringan RS 1 keg
Pemeliharaan bangunan / gedung, halaman, taman & jalan yang memadai, aman, nyaman dan siap pakai
a) Pemeliharaan preventif 2520 keg
b) Pemeliharaan corective ringan 300 keg
c) Pemeliharaan corective berat 23 keg
Pemeliharaan jaringan yang aman, tersedia dan siap pakai dalam waktu 1 x 24 jam x 7 hari
a) Pemeliharaan preventif 7560 keg
b) Pemeliharaan corective ringan 720 kegc) Pemeliharaan corective berat 14 keg
Pemeliharaan peralatan medis yang siap pakai, aman dengan presisi tinggi
a) Pemeliharaan preventif 3.840 keg
b) Pemeliharaan corective ringan 180 keg
c) Pemeliharaan corective berat 20 kegd) Kalibrasi alat 300 keg
Pemeliharaan peralatan non medis yang siap pakai, aman dan nyaman
a) Pemeliharaan preventif 2520 keg
b) Pemeliharaan corective ringan 180 keg
c) Pemeliharaan corective berat 15 keg
Pemeliharaan peralatan pendingin / AC yang siap pakai, aman dan nyaman
a) Pemeliharaan preventif 1260 keg
b) Pemeliharaan corective ringan 180 keg
c) Pemeliharaan corective berat 25 keg
Terwujudnya peningkatan mutu
a) Kecepatan waktu menanggapi laporan kerusakan sarpra
15 mnt
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
1 keg 30.764.765.000 27.876.648.787 88.6 %
1 keg
1 keg
2520 keg
300 keg
23 keg
7560 keg
720 keg 14 keg
3.840 keg
180 keg
20 keg 300 keg
2520 keg
180 keg
15 keg
1260 keg
180 keg
25 keg
15 mnt
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
pemeliharaan sarana dan prasarana RS
b. Tingkat Penilaian Proper
Biru Pelayanan penyehatan lingkungan dalam rangka mewujudkan kebijakan Green Hospital
2 Terwujudnya pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang handal
Persentase modul IT per tahun yang terintegrasi baik internal maupun eksternal
Integrated I
Pengembangan SIM RS terintegrasi
3 Terwujudnya SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi (profesional) sesuai dengan perkembangan
a. Persentase dokter spesialis ortopedi yang mendapatkan sertifikat sub spesialis / konsultan
100 % Sertifikasi Dokter Subspesialis (
b. Persentase 62 % 1) Pendidikan dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
98
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
pemeliharaan sarana dan prasarana RS
b) Kecepatan waktu analisis perbaikan sarpra
1 x 24 jam
c) Kecepatan waktu analisis perbaikan dengan tenaga ahli
2 x 24 jam
d) Kalibrasi alat tepat waktu 100 %e) Jumlah komplain pemeliharaan sarpra < 5 komplain
Pelayanan penyehatan lingkungan dalam rangka mewujudkan kebijakan Green Hospital RSO
1) Pengelolaan limbah RS 890 keg
2) Penyehatan air 976
3) Penyuluhan kesehatan lingkungan 6 keg
4) Penyehatan ruang bangunan dan halaman RS
548 keg
5) Pengendalian vektor dan binatang pengganggu
76 keg
6) Sanitasi makanan minuman dan linen 12 keg
7) Sterilisasi dan Disinfeksi 53 keg
8) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) RS
87 keg
Pengembangan SIM RS terintegrasi
Pengembangan SIM RS Tahap Integrated I :
6 pkt
a. Bridging System 1 pkt
b. Dashboard Executive Summary 1 pkt
c. e – Planning 1 pktd. e – HRD 1 pkt
e. e – office 1 pkt
f. e – Medical Record Rawat Jalan 1 pkt
Sertifikasi Dokter Subspesialis (Fellowship)
Pendidikan Dokter Konsultan Anestesi (Konsultan Intensive Care)
1 orang
Pendidikan dan a) Pelatihan Medis 33 orang
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
1 x 24 jam
2 x 24 jam
100 % < 5 komplain
890 keg 865.500.000 140.622.530 28.5 %
976 keg
6 keg
548 keg
76 keg
12 keg
53 keg
87 keg
6 pkt 3.524.199.000 1.676.891.200 44,7 %
1 pkt
1 pkt
1 pkt 1 pkt
1 pkt
1 pkt
1 orang
33 orang 962.250.000 524.049.052 54.5 %
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
ilmu dan teknologi kedokteran
karyawan yang mendapatkan pelatihan lebih dari 20 jam
pelatihan kesehatan dan non kesehatan
2) Diklat Pimpinan
c. Persentase staf di area kritis yang mendapat pelatihan 20 jam / orang per tahun
70 % Pendidikan dan pelatihan kesehatan
d. Rasio dosen
dengan mahasiswa kedokteran
1:5 Pembelajaran dan pertumbuhan
e. Persentase karyawan yang mendapatkan pendidikan lanjut
21 % Pendidikan lanjut karyawan
4 Terwujudnya budaya kerja pegawai
Persentase Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
100% a. Pengembangan sistem informasi kepegawaian
b. Penerapan dasar penilaian
c. Optimalisasi budaya “5S & 5R” untuk seluruh karyawan
d. Penyusunan sasaran kinerja unit & individu (SKU & SKI)
5 Terwujudnya pengembangan
a. Persentase jumlah
60% Pengembangan sub spesialis ortopedi
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
99
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
pelatihan kesehatan dan non kesehatan
b) Pelatihan Keperawatan 150 orang
c) Pelatihan Penunjang Medis 50 orangd) Pelatihan Manajemen Kesehatan 90 orang
e) Pelatihan Manajemen RS 500 orang
f) Pelatihan Keuangan 4 orang
Diklat Pimpinan a) Diklatpim Tk II 2 orangb) Diklatpim Tk III 0 orang
c) Diklatpim Tk IV 3 orang
Pendidikan dan pelatihan kesehatan
1) Diklat Gawat Darurat 10 orang2) Diklat Rawat Intensif (sub spesialisasi
spine) 2 orang
3) Diklat Rawat Intensif(magang 3 bulan) 2 orang
4) Diklat bedah dan anestesi 30 orangPembelajaran dan pertumbuhan
Rasio dosen dengan mahasiswa kedokteran
Rasio
Pendidikan lanjut karyawan
1) Pendidikan lanjut D3 manajemen Informasi
62 orang
2) Pendidikan lanjut Profesi Ners 20 orang
3) Pendidikan lanjut S2 Magister Manajemen
11 orang
Pengembangan sistem informasi kepegawaian
Pengembangan sistem informasi kepegawaian
1 keg
Penerapan dasar penilaian pegawai
Log Book Pegawai Semua pegawai
Optimalisasi budaya “5S & 5R” untuk seluruh karyawan
1) Lomba 5 R 3 keg2) Lomba terkait Akreditasi 1 keg
Penyusunan sasaran kinerja unit & individu (SKU & SKI)
Penyusunan sasaran kinerja unit & individu (SKU & SKI)
1 keg
Pengembangan sub spesialis ortopedi
1) Pelayanan Sub Spesialistik Rawat Jalan
6 keg
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
150 orang
50 orang 90 orang
500 orang 500.000.000 300.130.007 60 %
4 orang
2 orang 143.337.000 11.810.000 8.2 %0 orang
3 orang
10 orang 962.250.000 524.049.052 54.5 %2 orang
2 orang
30 orang Rasio 1: 5
62 orang 225.000.000 0 0 %
20 orang
11 orang
1 keg
Semua pegawai
3 keg 1 keg
1 keg
6 keg
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
pelayanan sub spesilistik ortopedi traumatologi sesuai perkembangan iptekdok
pengembangan pelayanan medik sub spesialistik
traumatologi dan rehabilitasi medis difokuskorthopaedi
b. Persentase pelayanan unggulan terlaksana
100% 1) Pelayanan Unggulan Th 2017
2) Pengembangan Rehab Medik
c. Pertumbuhan jumlah cakupan pelayanan medik sub spesialistik
5% Peningkatan Cakupan Pelayanan Medik
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
100
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
traumatologi dan rehabilitasi medis difokuskan spine orthopaedi
2) Pengadaan Peralatan Medis 1 keg
3) Pelayanan Subspesialistik Rawat Inap 6 keg4) Optimalisasi tim subspesialis spine 1 keg
5) Pengembangan Keperawatan spine 1 keg
Pelayanan Unggulan Th 2017
a) Skoliosis 1 pkt
b) Plexus Brachialis Injury 1 pktc) DDH 1 pkt
d) Paraplegia 1 pkt
Pengembangan Rehab Medik
a) Scoliosis gathering ( tim spine) 1 pktb) Pemberian marker pada MSO (OP) 1 pkt
c) Pengembangan FAB (OP) 1 pktd) Evaluasi terapi pasien pediatri
dengan Buku Perkembangan Anak ( Tim pediatri)
1 pkt
e) Teknik cognitif restructuring untuk pasien depresi pada pasien paraplegi ( Psi)
1 pkt
f) Alih fungsi pada pasien BPI ( OT) 1 pkt
Peningkatan Cakupan Pelayanan Medik
1) Pelayanan Pengunjung 86.331 pengunjung
2) Pelayanan Kunjungan 195.770 kunjungan
3) Pelayanan Rawat Jalan 71.067 kunjungan
4) Pelayanan Gawat Darurat 5.886 kunjungan
5) Pelayanan Rawat Inap 5.320 pasien
6) Pelayanan Operasi 6.591 tindakan7) Pelayanan Anestesi 5.273 tindakan
8) Pelayanan Rawat Intensif 735 pasien
9) Konsultasi dan tindakan oleh Sp. KFR.
44.059tindakan
10) Pelayanan Fisioterapi 92.409 tindakan
11) Pelayanan Okupasi Terapi 3.661 tindakan
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
1 keg 29.933.609.000 27.177.386.561 90.8 %
6 keg 1 keg
1 keg
1 pkt
1 pkt 1 pkt
1 pkt
1 pkt 1 pkt
1 pkt 1 pkt
1 pkt
1 pkt
86.331 pengunjung
23.626.950.000 17.382.834.921 63.6 %
195.770 kunjungan
71.067 kunjungan
5.886 kunjungan
5.320 pasien 13.841.839.000 12.159.498.849 76.2 %
tindakan 26.334.540.000 25.046.468.809 93.2 %5.273 tindakan
735 pasien
44.059 tindakan
1.342.272.000 1.227.516.206 92.7 %
92.409 tindakan
tindakan
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
6 Terwujudnya kualitas penelitian dan pengembangan rumah sakit berbasis evidence based.
a. Persentase pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan.
9 % Pengembangan Penelitian Ilmiah
b. Jumlah penelitian yang dipublikasikan
2keg Publikasi hasil penelitian
7 Terwujudnya hospital tourism dengan program pelayanan terpadu
Persentase jumlah pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya
54 % Investasi Gedung Pelayanan Terpadu dan Gedung Instalasi Bedah Sentral
8 Terwujudnya penyempurnaan manajemen pelayanan dengan clinical pathway dan DPJP
Jumlah jenis pelayanan medik yang dilaksanakan berbasis clinical pathway dan DPJP
18 jenis Implementasi pathway pengembangan pelayanan ortopedi traumatologi
9 Terwujudnya jejaring kerja horizontal
Persentase pertumbuhan jumlah institusi (pihak
7 % a. Peningkatan jejaring pendidikan dan penelitian
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
101
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
12) Pelayanan Psikologi 1.412 tindakan
13) Pelayanan Ortotik Prostetik 3.661 tindakan14) Pelayanan Terapi Wicara 1.633 tindakan
15) Pelayanan PSM 40.409 tindakan
16) Pelayanan Radiologi 36.676 tindakan
17) Pelayanan Patologi Klinik 80.250 tindakan
18) Pelayanan Farmasi 436.358 resep
Pengembangan Penelitian Ilmiah
1) Penelitian Kesehatan 2 penelitian
2) Penelitian Non Kesehatan 1 penelitian
Publikasi hasil penelitian Penerbitan Jurnal Penelitian 2 keg
Investasi Gedung Pelayanan Terpadu dan Gedung Instalasi Bedah Sentral
a. Pembangunan Gedung Pelayanan Terpadu Tahap II (lantai 1 & 2 operasional)
1 paket
b. Lanjutan Pembangunan Gedung IBS Tahap III
1 paket
Implementasi clinical pathway sesuai dengan pengembangan pelayanan ortopedi traumatologi
a) Penyusunan Clinical Pathway Baru 5 kasus pathway
b) Pelaksanaan Clinical Pathway RS 18kasus clinical
pathway
c) Evaluasi Clinical Pathway 18 kasus clinical
pathway
Peningkatan jejaring pendidikan dan penelitian
Kerja sama pendidikan dan penelitian (Networking pendidikan dan penelitian)
15 institusi
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
1.412 tindakan
3.661 tindakan 1.633 tindakan
40.409 tindakan
36.676 tindakan
4.740.000.000 2.491.779.139 52.6 %
80.250 tindakan
3.414.873.000 3.177.616.700 91.4 %
436.358 resep 11.550.526.000 11.917.724.659 101.6%
2 penelitian 70.000.000 70.000.000 100 %
1 penelitian
2 keg
1 paket 33.083.553.000 31.967.811.650 96.6 %
1 paket 16.548.021.000 13.454.982.000 81.3 %
5 kasus clinical pathway
18kasus clinical
pathway
18 kasus clinical
pathway
15 institusi
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
maupun vertikal yang berkelanjutan
ketiga) pendukung pelayanan / pendidikan yang melakukan kerjasama dengan RSO
b. Peningkatan jejaring pelayanan
10 Terwujudnya pelayanan sub spesilistik ortopedi traumatologi yang berkualitas/ bermutu.
a. Akreditasi RS KARS Internasio
nal
1) Persiapan Akreditasi Internasional
2) Akreditasi KARS 3) Akreditasi RS
Pendidikan b. Sasaran
keselamatan operasi
100 % Penerapan dan Manajemen Risiko Keselamatan Operasi
c. Pengendalian infeksi RS
100 % Penerapan pengendalian Infeksi RS
d. Medication error 20 % Efektivitas dan keselamatan pasien rawat inap
e. Emergency response time II
200 mnt Ketepatan waktu pelayanan
f. Pengembalian rekam medik lengkap dalam 1 x 24 jam
80 % Monitoring dan evaluasi kelengkapan rekam medik
g. Persentase kejadian pasien jatuh
3 % Kepatuhan dalam pelaksanaan standar pelayanan
h. Kepatuhan penggunaan
90% Efektivitas dan keselamatan pasien JKN
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
102
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
Peningkatan jejaring pelayanan
Kerja sama pelayanan kesehatan (networking pelayanan)
43 institusi
Persiapan Akreditasi Internasional
Persiapan Akreditasi Internasional 9 keg
Akreditasi KARS Akreditasi KARS 1 kegAkreditasi RS Pendidikan
a) Persiapan Akreditasi RS Pendidikan 1 keg
b) Akreditasi RS Pendidikan 1 kegPenerapan Assesment dan Manajemen Risiko Keselamatan Operasi
1) Pelaporan Penerapan Sign In 12 keg
2) Pelaporan Penerapan Time Out 12 keg
3) Pelaporan Penerapan Sign Out 12 keg
4) PelaporanPenerapan Marking Site 12 keg
Penerapan pengendalian Infeksi RS
1) Infeksi Daerah Operasi 1,5 %
2) Dekubitus < 1.5 ‰
3) Infeksi Saluran Kencing (ISK) < 4,7 ‰4) Ventilator Associated Pneumonia
(VAP) < 5,8 ‰
5) Infeksi Aliran Darah Perifer (Phlebitis) < 5 %
Efektivitas dan keselamatan pasien rawat inap
Pelaporan kesalahan peresepan obat 12 keg
Ketepatan waktu pelayanan
Laporan optimalisasi pelayanan operasi cito
12 keg
Monitoring dan evaluasi kelengkapan rekam medik
Laporan kelengkapan catatan medik 12 keg
Kepatuhan dalam pelaksanaan standar pelayanan
Laporan tidak adanya kejadian pasien jatuh
12 keg
Efektivitas dan keselamatan pasien JKN
Laporan efisiensi pelayanan obat kepada pasien JKN
12 keg
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
43 institusi
9 keg 1.500.000.000 663.223.667 44.2 %
1 keg 1 keg
1 keg 12 keg
12 keg
12 keg
12 keg
1,5 %
1.5 ‰
4,7 ‰ 5,8 ‰
5 %
12 keg
12 keg
12 keg
12 keg
12 keg
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
formularium nasional (Fornas)
i. Tidak ada kejadian salah sisi
0% Kepatuhan dalam pelaksanaan standar pelayanan
j. Nett death rate (NDR)
24 ‰ Efektivitas dan keselamatan pasien
k. Kematian pasien di IGD
2 % Efektivitas dan keselamatan pasien
l. Waktu lapor hasil tes kritis radiologi
100% Efisiensi, kesinambungan pelayanan
m. Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium
100% Efisiensi, efektivitas dan kesinambungan pelayanan
n. Pemberian pencegahan VTE pd pasien hip / knee arthroplasty
100% Mutu layanan dan keselamatan pasien
o. Bed occupancy rate (BOR)
70 % < BOR
< 80 %
Efektivitas dan pelayanan
p. Audit medik 1 kasus/KF
T
Efektivitas dan mutu pelayanan
q. Program SPI, Komite dan Tim
100% 1) Komite
2) Komite
3) Komite Etik dan Hukum
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
103
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
Kepatuhan dalam pelaksanaan standar pelayanan
Laporan tidak terjadinya operasi salah sisi 12 keg
Efektivitas dan keselamatan pasien
Laporan kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam
12 keg
Efektivitas dan keselamatan pasien
Laporan kejadian kematian pasien di IGD < 8 jam
12 keg
Efisiensi, efektivitas dan kesinambungan pelayanan
Laporan pemeriksaan radiologi kritis < 60 mnt
12 keg
Efisiensi, efektivitas dan kesinambungan pelayanan
Laporan pemeriksaan laboratorium kritis < 30 mnt
12 keg
Mutu layanan dan keselamatan pasien
Laporan pemberian obat anti trombo emboli pada pasien hip dan knee arthroplasty
12 keg
Efektivitas dan mutu pelayanan
Laporan persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu
12 keg
Efektivitas dan mutu pelayanan
Laporan audit medik kepada diterktur 5 kegiatan
Komite Medik Pelaksanaan Program Komite Medik 12 keg
Komite Keperawatan Pelaksanaan Program Komite Keperawatan
12 keg
Komite Etik dan Hukum
Pelaksanaan Program Komite Etik dan Hukum :
12 keg
a) Penyelesaian pelanggaran etik 10 kegb) Pembinaan Pegawai 2 keg
c) Sinergisme dg komite lain/ instalasi 2 keg
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
12 keg
12 keg
12 keg
12 keg
12 keg
12 keg
12 keg
5 kegiatan
12 keg 1.312.000.000 834.145.293 55.2 %
12 keg
12 keg
10 keg 2 keg
2 keg
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
4) Komite PMKP
5) Komite PPI
6) Panitia Farmasi dan Terapi
7) Tim K3
8) Tim PKRS
9) SPI
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
104
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
lain dan direktorat lain.
d) Penyusunan data base utk pegawai-pegawai yg bermasalah.
1 keg
e) Mendorong keterbukaan dalam rekruitmen termasuk rekruitmen utk jabatan-jabatan tertentu
1 keg
f) Penyusunan legal formal RSO utk mengantisipasi perlindungan hukum
1 keg
g) Mendorong pendidikan magister hukum untuk karyawan RSO
1 keg
Komite PMKP Pelaksanaan Program Komite PMKP 12 keg
Komite PPI PelaksanaanProgram Komite PPI 12 keg
Panitia Farmasi dan Terapi
PelaksanaanProgram Panitia Farmasi dan Terapi :
12 keg
a) Evaluasi formalirium
b) Penyusunan paket obat sesuai diagnosa
Tim K3 PelaksanaanProgram Tim K3 : 10 keg
Pengurangan kejadian tertusuk jarum suntik (needle stick injury)
Tim PKRS PelaksanaanProgram Tim PKRS : 12 kega) Member i edukasi kepada pasien
dan keluarga (Ranap, Rajal, Komunitas)
b) Dialog interaktif melalui media cetak dan eletronik
c) Menjalin kerjasama dengan sumber kesehatan lain
SPI PelaksanaanProgram SPI :
a) Program Kerja Pemeriksaan Adm. Keuangan
9 keg
b) Program Kerja Pemeriksaan Adm. Umum & Kepegawaian
4 keg
c) Program Kerja Pemeriksaan Adm. Pelayanan
11 keg
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
1 keg
1 keg
1 keg
1 keg
12 keg
keg
12 keg
10 keg
12 keg
9 keg
4 keg
11 keg
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
10) TIM TEPK
11 Terwujudnya peningkatan kepuasan pelanggan rumah sakit
a. Indeks Kepuasan kerja Karyawan
89 % Program Retensi Pegawai.
b. Persentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
80 % Penerapan Excellent
c. Indeks Kepuasan Masyarakat
85% Pengembangan dan peningkatan sistem marketing RS terpadu
12 Terwujudnya efisiensi penggunaan dana
a. Persentase POBO
83,35% 1) Program efisiensi biaya belanja barang dan jasa
2) Implementasi Sistem Akuntansi Biaya
3) Efisiensi BHP
b. Kesehatan AA 1) Pembangunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
105
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
TIM TEPK Hasil penelitian kesehatan RSO memenuhi standar jurnal
1 keg
Program Retensi Pegawai.
1) Capacity building Karyawan Seluruh pegawai
2) Pemberian reward & consequence pada pegawai
4 keg
3) Survey Kepuasan karyawan 1 keg
4) Penerapan remunerasi berbasis kinerja 13 keg
Penerapan Service Excellent
1) Gathering bersama stake holder 2 keg
2) Pelaporan tindak lanjut komplain pelanggan
12 dok
Pengembangan dan peningkatan sistem marketing RS terpadu
1) Reorganisasi Tim Pemasaran 1 keg
2) Pemasaran internal RS 3 keg
3) Pemasaran eksternal RS 4 keg
4) Survey indeks kepuasan pelanggan didasarkan pd unit Kerja
2 keg
5) Advokasi kemasyarakatan 1 keg
6) Waktu Tunggu Rawat Jalan (WTRJ) 60 mnt
7) Waktu Tunggu Operasi Elektif (WTE) 48 jam
8) Waktu Tunggu Pelayanan Radiologi 3 jam9) Waktu Tunggu Pelayanan
Laboratorium <2 jam
10) Waktu Tunggu Pelayanan Resep Obat Jadi (WTOJ)
30 mnt
Program efisiensi biaya belanja barang dan jasa
Perhitungan POBO 2 keg
Implementasi Sistem Akuntansi Biaya
Penyusunan Akuntansi Biaya 1 keg
Efisiensi BHP Monitoring & Evaluasi BHP Satuan Kerja 12 keg
Pembangunan Penyusunan DIPA/RKAKL, RUP, RPK dan 1 keg
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
1 keg
Seluruh pegawai
1.200.000.000 829.479.558 69.1 %
4 keg 43.320.974.000 36.527.247.614 70.8 %
1 keg
13 keg 59.454.616.000 46.860.387.014 78,8%
2 keg 600.000.000 264.948.988 44,2%
12 dok
1 keg
3 keg 456.000.000 225.645.524 49,5%
4 keg 100.100.000 41.852.200 41,8%
2 keg
1 keg 100.000.000 47.000.000 47,0%
60 mnt
48 jam
3 jam 2 jam
30 mnt
2 keg
1 keg
12 keg
1 keg 1.873.700.000 1.292.591.534 48.1 %
\O SASARAN
STRATEGIS IKU TARGET
1 2 3 4
Badan Layanan umum
Sistem Perencanaan, Penganggaran dan Pengadaan Terintegrasi
2) Pengadaan Terpadu
3) Penyusunan anggaran berbasis kinerja
4) Pengelolaan Keuangan Akuntabel
5) Pelaporan dan Evaluasi Keuangan
13 Tersedianya alokasi dana yang meningkat
Pertumbuhan pendapatan RS
7% a. Optimalisasi Klaim Piutang RS
b. Penyesuaian tarif c. Pengelolaan
Penerimaan satu pintu
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
106
PROGRAM KEGIATAN VOL
5 6 7
Sistem Perencanaan, Penganggaran dan Pengadaan Terintegrasi
RPD, pelaksanaan pengadaan serta pembayaran Terintergrasi
Pengadaan Terpadu pelaksanaan pengadaan serta pembayaran Terpadu
1 keg
Penyusunan anggaran berbasis kinerja
Penyusunan RBA (Indikatif, Pagu Sementara, Definitif) Th 2018
3 keg
Pengelolaan Keuangan Akuntabel
a) Pelaksanaan anggaran sesuai peraturan yang berlaku
12 bulan
b) Penyerapan tepat sesuai dengan target
4 keg
Pelaporan dan Evaluasi Keuangan
a) Penyusunan Laporan Keuangan RS BLU
4 keg
b) Penyusunan Laporan Keuangan RS SAI
4 keg
c) Audit Eksternal 1 keg
d) Pelaksanaaan Pengadaan yang efisien, efektif, dan akuntabel sesuai PP & UU
1 keg
Optimalisasi Klaim Piutang RS
Penagihan Piutang RS 12 keg
Penyesuaian tarif Penyusunan Tarif RS 1 kegPengelolaan Penerimaan satu pintu
1) Verifikasi seluruh pembayaran meliputi pelayanan kepada pasien dan non pasien (tepat entry,tepat tarif)
365 hari
2) Penerimaan melalui satu Bank 365 hari
VOL ALOKASI DIPA REALISASI %
7 8 9 10
1 keg
3 keg
12 bulan
4 keg
4 keg
4 keg
1 keg 130.105.000 108.900.000 83,7%
1 keg
12 keg
1 keg 365 hari
365 hari
ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai satuan kerja Badan Layanan Umum
dituntut untuk terus meningkatkan kinerja terutama kinerja BLU dalam
meningkatkan pelayanan dengan tetap megutamakan keselamatan pasien serta
pendapatan setiap tahunnya.
Peningkatan pelayanan dan
keberlangsungan BLU
diperlukan analisis untukpemenuhan dan penggunaan sumber daya
Pemenuhan dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat
sumber dana (anggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
dalam pemenuhan dan penggunaan sumberdaya maupun sumber dana.
pelaksanaan kegiatan efis
I. Sumber Daya Manusia
Keadaan sumber daya manusia (SDM) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
dari tahun 2013
Diagram 10. Pertumbuhan SDM RSO Prof.
Dari diagram di atas,
Soeharso Surakarta selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan
tren minus growth
Manajemen rumah sakit terus mengupayakan program pemberdayaan
sumber daya manusia melalui moratorium penerimaan pegawai, hal ini
dilaksanakan guna efisiensi serta efektifitas kinerja yang berimbas pada
profesionalisme kerja yang bermuara pada kesejahteraan
di lingkungan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Untuk analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya manusia, secara umum RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta langsung memberi tanggungjawab kinerja kepada
630
560
580
600
620
640
660
2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai satuan kerja Badan Layanan Umum
dituntut untuk terus meningkatkan kinerja terutama kinerja BLU dalam
meningkatkan pelayanan dengan tetap megutamakan keselamatan pasien serta
pendapatan setiap tahunnya.
layanan dan pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan BLU RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sehingga sangat
diperlukan analisis untukpemenuhan dan penggunaan sumber daya.
Pemenuhan dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat
nggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta melakukan beberapa analisis dan efisiensi
dalam pemenuhan dan penggunaan sumberdaya maupun sumber dana.
pelaksanaan kegiatan efisiensi sumber daya dapat diuraikan seperti di bawah ini :
Sumber Daya Manusia
Keadaan sumber daya manusia (SDM) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
dari tahun 2013 – 2017 sebagaimana tergambar pada diagram dibawah ini.
ertumbuhan SDM RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta5 tahun terakhir
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa jumlah SDM RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan
minus growth dengan rata – rata pertumbuhan sebesar – 1,3
Manajemen rumah sakit terus mengupayakan program pemberdayaan
sumber daya manusia melalui moratorium penerimaan pegawai, hal ini
dilaksanakan guna efisiensi serta efektifitas kinerja yang berimbas pada
profesionalisme kerja yang bermuara pada kesejahteraan seluruh karyawan
di lingkungan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Untuk analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya manusia, secara umum RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta langsung memberi tanggungjawab kinerja kepada
647
629
617
2014 2015 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
107
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai satuan kerja Badan Layanan Umum
dituntut untuk terus meningkatkan kinerja terutama kinerja BLU dalam
meningkatkan pelayanan dengan tetap megutamakan keselamatan pasien serta
endidikan akan sangat berpengaruh terhadap
ehingga sangat
Pemenuhan dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat dengan
nggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja
melakukan beberapa analisis dan efisiensi
dalam pemenuhan dan penggunaan sumberdaya maupun sumber dana. Rincian
iensi sumber daya dapat diuraikan seperti di bawah ini :
Keadaan sumber daya manusia (SDM) RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
2017 sebagaimana tergambar pada diagram dibawah ini.
Dr. R. Soeharso Surakarta
dapat dilihat bahwa jumlah SDM RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta selama kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan
1,3 %.
Manajemen rumah sakit terus mengupayakan program pemberdayaan
sumber daya manusia melalui moratorium penerimaan pegawai, hal ini
dilaksanakan guna efisiensi serta efektifitas kinerja yang berimbas pada
seluruh karyawan
di lingkungan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Untuk analisis atas
efisiensi penggunaan sumber daya manusia, secara umum RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta langsung memberi tanggungjawab kinerja kepada
597
2017
bagian yang berhubungan dengan
melaksanakan kinerja sesuai tupoksi masing
pegawai di RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
(log book) yang kemudian dirumuskan dalam program penilaian pegawai (5
P) yaitu :
P1 : Kemampuan mencapai hasil kerja (target)
P2 : Kecepatan dan Kecermatan
P3 : Sesuai Prosedur / SPO
P4 : Sikap menghadapi pelanggan (5S dan Komunikasi)
P5 : Inovasi dan Kreatifitas
Disamping penilaian terhadap target kinerja, setiap pegawai juga wajib
menjalankan absensi secara disiplin dimana setiap keterlambatan ataupun
pulang awal akan dikenakan sanksi sebagaimana tabel di bawah ini :
URAIAN
1
Datang/Tugas
Pulang awal
Alpa
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta diakhir tahun ini mengadakan Rapat
Evaluasi Kinerja Pegawai Tahun 2017 Dan Penyusunan Kontrak Kinerja
Pegawai Tahun 2018 yang diikuti oleh Kepala Satuan Kerja terdiri dari
Kepala Bagian, Kepala Instalasi dan Kepala Ruang
mengevaluasi kinerja pegawai 2017 dan penyusunan kontrak kinerja pegawai
2018 yang mana semakin hari harus semakin baik dan terukur kinerjanya.
Dan setiap pegawai harus mempunyai kontrak kinerja di tahun depan dan
juga harus mempunya
perubahan kedepan adalah merubah pola pikir, lingkungan,
lebih bagus.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
bagian yang berhubungan dengan target kinerjanya dan setiap pegawai
melaksanakan kinerja sesuai tupoksi masing - masing. Setiap hari
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta membuat Laporan Kinerja
) yang kemudian dirumuskan dalam program penilaian pegawai (5
P1 : Kemampuan mencapai hasil kerja (target)
P2 : Kecepatan dan Kecermatan
P3 : Sesuai Prosedur / SPO
P4 : Sikap menghadapi pelanggan (5S dan Komunikasi)
P5 : Inovasi dan Kreatifitas
Disamping penilaian terhadap target kinerja, setiap pegawai juga wajib
menjalankan absensi secara disiplin dimana setiap keterlambatan ataupun
pulang awal akan dikenakan sanksi sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 92. Matriks Absensi
WAKTU PENGURANG
2 3
< 07.15 0
07.16 - 07.30 0
07.31 - 08.00 -0,1
> 08.00 -0,2
≥ 15.30 0
15.00 - 15.29 -0,1
< 15.00 -0,2
-0,4
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta diakhir tahun ini mengadakan Rapat
Evaluasi Kinerja Pegawai Tahun 2017 Dan Penyusunan Kontrak Kinerja
Pegawai Tahun 2018 yang diikuti oleh Kepala Satuan Kerja terdiri dari
Kepala Bagian, Kepala Instalasi dan Kepala Ruangan. Kegiatan ini untuk
mengevaluasi kinerja pegawai 2017 dan penyusunan kontrak kinerja pegawai
2018 yang mana semakin hari harus semakin baik dan terukur kinerjanya.
Dan setiap pegawai harus mempunyai kontrak kinerja di tahun depan dan
harus mempunyai satu resolusi perubahan. Salah satu resolusi
perubahan kedepan adalah merubah pola pikir, lingkungan, berubah menjadi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
108
target kinerjanya dan setiap pegawai
etiap hari semua
membuat Laporan Kinerja
) yang kemudian dirumuskan dalam program penilaian pegawai (5
Disamping penilaian terhadap target kinerja, setiap pegawai juga wajib
menjalankan absensi secara disiplin dimana setiap keterlambatan ataupun
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta diakhir tahun ini mengadakan Rapat
Evaluasi Kinerja Pegawai Tahun 2017 Dan Penyusunan Kontrak Kinerja
Pegawai Tahun 2018 yang diikuti oleh Kepala Satuan Kerja terdiri dari
an. Kegiatan ini untuk
mengevaluasi kinerja pegawai 2017 dan penyusunan kontrak kinerja pegawai
2018 yang mana semakin hari harus semakin baik dan terukur kinerjanya.
Dan setiap pegawai harus mempunyai kontrak kinerja di tahun depan dan
i satu resolusi perubahan. Salah satu resolusi
rubah menjadi
II. Sumber Daya Anggaran
Dari tahun 2013
Surakarta dapat dilihat
Diagram 11. Pertumbuhan Realisasi Anggaran RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Selama kurun waktu lima tahun terakhir realisasi anggaran RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta menunjukkan tren
pertumbuhan sebesar
Dari diagram di atas,
berjalan. Sedangkan untuk analisis atas efisiensi penggunaan sumber dana
(anggaran), RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta melaksanakan
kinerja dengan menyesuaikan kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran
dengan prinsip efektif dan efesien.
(output dan outcome
terlihat dari adanya
dilakukan tanpa mengurangi
Penggunaan sumber dana tidak terlepas dari pemenuhan sumber dana
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
dana. Selain dengan peningkatan mutu
peningkatan jumlah
membentuk unit bisnis yang dapat berperan aktif dalam peningkatan BLU.
III. Sumber Daya Pelayanan
Dalam rangka mewujudkan efisiensi pelayanan terkait reformasi birokrasi
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
(WBK dan WBBM) sesuai dengan Keputusan Dirut RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta nomor : Hk.02.04/II.2.2/1221/20
Perubahan Satuan Kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tanggal 13
93.6%
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
2013
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Sumber Daya Anggaran
Dari tahun 2013 – 2017 trend realisasi anggaran RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
ertumbuhan Realisasi Anggaran RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta5 tahun terakhir
Selama kurun waktu lima tahun terakhir realisasi anggaran RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta menunjukkan tren minus growth dengan rata
sebesar – 1,5 %.
Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa upaya efisiensi anggaran telah
berjalan. Sedangkan untuk analisis atas efisiensi penggunaan sumber dana
(anggaran), RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta melaksanakan
kinerja dengan menyesuaikan kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran
dengan prinsip efektif dan efesien. Prinsip efektif terlihat dari target kinerja
outcome) yang hampir tercapai keseluruhan. Prinsip efesien
dari adanya penghematan anggaran atas setiap kinerja yang
dilakukan tanpa mengurangi output atau outcome yang dihasilkan.
Penggunaan sumber dana tidak terlepas dari pemenuhan sumber dana
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta terus berinovasi untuk pemenuhan sumber
Selain dengan peningkatan mutu pelayanan yang seiring dengan
peningkatan jumlah kunjungan, RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
membentuk unit bisnis yang dapat berperan aktif dalam peningkatan BLU.
Sumber Daya Pelayanan
Dalam rangka mewujudkan efisiensi pelayanan terkait reformasi birokrasi
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
(WBK dan WBBM) sesuai dengan Keputusan Dirut RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta nomor : Hk.02.04/II.2.2/1221/2017 tentang Resolusi
Perubahan Satuan Kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tanggal 13
93.6% 89.9%
75.2%
84.1%
2014 2015 2016
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
109
2017 trend realisasi anggaran RSO Prof. Dr. R. Soeharso
ertumbuhan Realisasi Anggaran RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Selama kurun waktu lima tahun terakhir realisasi anggaran RSO Prof. Dr. R.
dengan rata – rata
dapat dilihat bahwa upaya efisiensi anggaran telah
berjalan. Sedangkan untuk analisis atas efisiensi penggunaan sumber dana
(anggaran), RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta melaksanakan setiap
kinerja dengan menyesuaikan kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran
Prinsip efektif terlihat dari target kinerja
Prinsip efesien
penghematan anggaran atas setiap kinerja yang
yang dihasilkan.
Penggunaan sumber dana tidak terlepas dari pemenuhan sumber dana RSO
terus berinovasi untuk pemenuhan sumber
yang seiring dengan
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta juga
membentuk unit bisnis yang dapat berperan aktif dalam peningkatan BLU.
Dalam rangka mewujudkan efisiensi pelayanan terkait reformasi birokrasi
menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani
(WBK dan WBBM) sesuai dengan Keputusan Dirut RSO Prof. Dr. R.
17 tentang Resolusi
Perubahan Satuan Kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tanggal 13
84.9%
2017
Maret 2017 maka setiap satuan kerja wajib memiliki resolusi perubahan pada
tahun ini seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 93. Resolusi Satuan Kerja RSO Prof. Dr. R.NO SATKER1 2
I Direktorat Medik dan Keperawatan1 Bidang
Pelayanan Medik2 Bidang
Pelayanan Keperawatan
3 IGD 4 Inst. Rawat Jalan
5 Inst. Rawat Inap
6 IBS
7 Inst. Rawat Intensif
8 Inst. Rekam medik
9 Inst. Radiologi 10 Inst. Farmasi 11 Inst. Patologi
Klinik 12 Inst. Rehab
Medik a. Psikologi
b. Okupasi Terapi
c. Fisioterapi
d. Ortotik
Prostetik e. PSM
II Direktorat Umum, SDM dan Pendidikan1 Bag. Umum
2 Bag. SDM
3 Bag. Diklit
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Maret 2017 maka setiap satuan kerja wajib memiliki resolusi perubahan pada
tahun ini seperti pada tabel dibawah ini :
Tabel 93. Resolusi Satuan Kerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso SATKER RESOLUSI PELAYANAN
3
Direktorat Medik dan Keperawatan
Pelayanan Medik Ketepatan laporan Direktur Medik dan Keperawatan tanggal 10 setiap bulan
Pelayanan Keperawatan
Ketepatan laporan Direktur Medik dan tanggal 10 setiap bulan
Pemenuhan standart ERT 2 selama 120 menit Inst. Rawat Jalan Penggunaan 1 instrument utk 1 pasien dalam rawat
luka Respon time proses rawat inap
Inst. Rawat Inap Penggunaan 1 instrument utk 1 pasien luka
Respon time proses administrasi pasien pulang 3 jam setelah instruksi pulang dari DPJP
Tercapainya irisan pertama jam 7 30 WIB Jeda antara operasi 30 menit
Inst. Rawat Kelangkapan dan ketepatan pengisian lembar IRIN ICU
Inst. Rekam Tersedianya rekam medik sampai di rawat jalan 30 menit
Inst. Radiologi Efisiensi BHP medis sebanyak 25% Inst. Farmasi Kesesuaian kartu stok dengan barang yang ada 100%
Patologi Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien masuk RS kurang dari 90 menit
Inst. Rehab Pemantauan TB / BB pada pasien AIS yang imatur tiap 6 bulan 96 %
Psikologi Pengisian lembar assesment psikologi dasarpasien baru
Okupasi
Kelengkapan pengisian FIM pd pasien OT di rawat inap
Fisioterapi Tes sensibilitas kulit pada pasien baru FT yang akan diberikan tindakan elektroterapi
SPIP
Prostetik ketepatan waktu pembuatan AFO (3 hari)
Respons time kelengkapan berkas JKN rawat inap 24 jam hari kerja
Direktorat Umum, SDM dan Pendidikan Bag. Umum Respon time surat cito diterima satuan kerja dalam 1
x 24 jam Ketepatan waktu pelaporan indikator kinerja individu
Dirut sebelum tanggal 8 setiap bulan Penyampaian informasi kenaikan pangkat pegawai
(6 bln sebelum KP) Optimalisasi pengelolaan web rso dalam
meningkatkan branding image Ketepatan waktu pertanggungjawaban keuangan
kegiatan Bag. Diklit dalam 2 minggu Peningkatan revenue center 5 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
110
Maret 2017 maka setiap satuan kerja wajib memiliki resolusi perubahan pada
Soeharso
Ketepatan laporan Direktur Medik dan Keperawatan
Ketepatan laporan Direktur Medik dan Keperawatan
Pemenuhan standart ERT 2 selama 120 menit Penggunaan 1 instrument utk 1 pasien dalam rawat
Penggunaan 1 instrument utk 1 pasien dalam rawat
Respon time proses administrasi pasien pulang 3
Tercapainya irisan pertama jam 7 30 WIB
Kelangkapan dan ketepatan pengisian lembar IRIN ICU
Tersedianya rekam medik sampai di rawat jalan 30
Kesesuaian kartu stok dengan barang yang ada 100% Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium pada
Pemantauan TB / BB pada pasien AIS yang imatur tiap
Pengisian lembar assesment psikologi dasar pada
Kelengkapan pengisian FIM pd pasien OT di rawat inap
Tes sensibilitas kulit pada pasien baru FT yang akan
Respons time kelengkapan berkas JKN rawat inap < 3 x
Respon time surat cito diterima satuan kerja dalam 1
Ketepatan waktu pelaporan indikator kinerja individu
Penyampaian informasi kenaikan pangkat pegawai
Optimalisasi pengelolaan web rso dalam
Ketepatan waktu pertanggungjawaban keuangan
NO SATKER1 2
4 Inst. Kesling & K3
5 Inst. Laundry6 IPPAPP
7 IPSRS
8 Inst. SIRS 9 Inst. Gizi
10 Inst. Logistik
III Direktorat Keuangan1 Bag. Akuntansi 2 Bag. PMD
IV SPI 1 SPI
Dengan adanya program resolusi perubahan ini
pelayanan menuju RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menjadi Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK dan WBBM)
dimana tujuan utamanya yaitu kepuasan pelanggan serta terjaganya mutu serta
keselamatan pasien yang datang.
IV. Sumber Daya Sarana Prasarana
Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta terkait a
sebagai berikut :
Tabel 94. Pengelolaan Aset Yang Tercatat
1) BMN Intrakomtable
Posisi Awal (1 Januari 201PenambahanPenguranganPosisi akhir (3
2) BMN Ekstrakomtable
Posisi Awal (1 Januari 201PenambahanPenguranganPosisi akhir (3
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
SATKER RESOLUSI PELAYANAN 3
Inst. Kesling & Presentase keluhan satuan kerja terhadap kebersihan ruangan target 0 %
Inst. Laundry Operasional laundry pukul 07.30 WIB Tersedianya alat penunjang pelayanan rumah sakit siap pakai 80 % Respon time menanggapi keluhan pemeliharaan dari satker < 15 menit
Implementasi aplikasi SISRUTE 100 % Ketepatan waktu pelayanan makan pasien rawat inap
Inst. Logistik Kesesuaian kartu stok dengan barang yang ada (riil) 100 %
Direktorat Keuangan Bag. Akuntansi Verifikasi tagihan max. 2 x 24 jam
Ketepatan & kepatuhan penyelesaian tagihan APBN sejak penyedia barang / jasa
Menyampaikan tagihan kepada PPK sampai dengan SPM terkirim ke KPPN (80%)
Pemeriksaan kas dilakukan setelah tanggal penutupan kas
Pemutakhiran data tindak lanjut audit eksternal 100 % tuntas
Dengan adanya program resolusi perubahan ini upaya perwujudan efisiensi
pelayanan menuju RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menjadi Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK dan WBBM)
dimana tujuan utamanya yaitu kepuasan pelanggan serta terjaganya mutu serta
pasien yang datang.
Sumber Daya Sarana Prasarana
Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana RSO Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta terkait aset yang tercatat pada SIMAK-BMN per 31 Desember 2017
Tabel 94. Pengelolaan Aset Yang Tercatat Pada SIMAK-BMNPer 31 Desember 2017
BMN Intrakomtable
Posisi Awal (1 Januari 2017) : Rp. 490.249.892.423Penambahan : Rp. 701.157.266.977Pengurangan : Rp. 33.648.722.783Posisi akhir (31 Desember 2017) : Rp. 1.157.722.436.617
Ekstrakomtable
Posisi Awal (1 Januari 2017) : Rp. 1.378.250.686Penambahan : Rp. 64.739.847Pengurangan : Rp. 27.611.975Posisi akhir (31 Desember 2017) : Rp. 1.415.378.558
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
111
Presentase keluhan satuan kerja terhadap kebersihan
rumah sakit siap
Respon time menanggapi keluhan pemeliharaan dari
Ketepatan waktu pelayanan makan pasien rawat inap Kesesuaian kartu stok dengan barang yang ada (riil)
Ketepatan & kepatuhan penyelesaian tagihan APBN
Menyampaikan tagihan kepada PPK sampai dengan
Pemeriksaan kas dilakukan setelah tanggal
Pemutakhiran data tindak lanjut audit eksternal 100
upaya perwujudan efisiensi
pelayanan menuju RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menjadi Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK dan WBBM)
dimana tujuan utamanya yaitu kepuasan pelanggan serta terjaganya mutu serta
Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana RSO Prof. Dr. R. Soeharso
BMN per 31 Desember 2017
BMN
490.249.892.423,00 701.157.266.977,00
648.722.783,00 1.157.722.436.617,00
1.378.250.686,00 64.739.847,00 27.611.975,00
1.415.378.558,00
3) BMN Gabungan
Posisi Awal (1 PenambahanPenguranganPosisi akhir (3
4) BMN Aset tak berwujud
Posisi Awal (1 Januari 201Ak. Amortisasi Beban amortisasiPosisi akhir (3
5) Konstruksi dalam pengerjaan
Posisi Awal (1 Januari 201PenambahanKDP yg mjd aset definitifPosisi akhir (3
*Sumber data : Laporan SIMAK BMN Tahun 2017
Tabel 95
KODE 1
117111 Barang konsumsi117113 Bahan untuk Pemeliharaan117114 Suku cadang117131 Bahan baku117191 Persediaan untuk tujuan strategis / berjaga
jaga 117199 Persediaan lainnya131111 Tanah 132111 Peralatan dan Mesin133111 Gedung dan Bangunan134111 Jalan dan Jembatan134112 Irigasi 134113 Jaringan 135121 Asset tetap lainnya136111 Konstruksi dalam pengerjaan137111 Akumulasi penyusutan peralatan dan mesin137211 Akumulasi penyusutan gedung dan
bangunan137311 Akumulasi penyusutan jalan dan jembatan 137312 Akumulasi 137313 Akumulasi penyusutan jaringan137411 Akumulasi penyusutan aset teap lainnya162151 Software162191 Aset tak berwujud lainnya162311 Aset tak berwujud dalam pengerjaan166112 Aset tetap yang tidak digunakan dalam
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
abungan Intrakomtable dan Ekstrakomtable
Posisi Awal (1 Januari 2017) : Rp. 491.628.143.109Penambahan : Rp. 701.222.006.824Pengurangan : Rp. 33.712.334.758Posisi akhir (31 Desember 2017) : Rp. 1.159.137.815.175
BMN Aset tak berwujud (software)
Posisi Awal (1 Januari 2017) : Rp. 689.700.000,00Ak. Amortisasi : Rp. Beban amortisasi : Rp. Posisi akhir (31 Desember 2017) : Rp. 689.700.000,00
Konstruksi dalam pengerjaan
Posisi Awal (1 Januari 2017) : Rp. 81.245.348.960Penambahan : Rp. 56.622.059.379,
aset definitif : Rp. 137.867.408.339Posisi akhir (31 Desember 2017) : Rp. *Sumber data : Laporan SIMAK BMN Tahun 2017
95 Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca Per 31 Desember 2017
AKUN NERACA JUMLAH
URAIAN 2
Barang konsumsi 1.879.179.696Bahan untuk Pemeliharaan Suku cadang 13.772.006.699Bahan baku Persediaan untuk tujuan strategis / berjaga –
Persediaan lainnya 3.884.331.784680.004.317.000
Peralatan dan Mesin 245.746.885.946Gedung dan Bangunan 213.905.970.339Jalan dan Jembatan 14.193.476.000
1.521.093.650Asset tetap lainnya Konstruksi dalam pengerjaan Akumulasi penyusutan peralatan dan mesin (178.629.061.557)Akumulasi penyusutan gedung dan bangunan
(5.573.742.615)
Akumulasi penyusutan jalan dan jembatan (12.934.856.118)Akumulasi penyusutan irigasi Akumulasi penyusutan jaringan (762.975.134)Akumulasi penyusutan aset teap lainnya Software Aset tak berwujud lainnya Aset tak berwujud dalam pengerjaan Aset tetap yang tidak digunakan dalam 2.137.348.577
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
112
491.628.143.109,00 222.006.824,00
33.712.334.758,00 1.159.137.815.175,00
689.700.000,00 0,00 0,00
689.700.000,00
81.245.348.960,00 56.622.059.379,00
137.867.408.339,00 0,00
JUMLAH
3
1.879.179.696 515.218.209
13.772.006.699 530.883.971
0
3.884.331.784 680.004.317.000 245.746.885.946 213.905.970.339 14.193.476.000
147.216.000 1.521.093.650
66.129.105 0
629.061.557) (5.573.742.615)
(12.934.856.118) (70.264.470)
(762.975.134) (16.220.092) 689.700.000
0 0
2.137.348.577
KODE 1
operasi pemerintahan169122 Akumulasi penyusutan aset tetap yang tidak
digunakan 169315 Akumulasi amortisasi
* Sumber data : Laporan SIMAK BMN Tahun 2017
Jumlah aset RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang
per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 978.
Diagram 12. capaian
Selama kurun waktu tiga tahun terakhir rata
dan effectiveness (OEE)
sebesar 80%. Tujuan yang ingin dicapai dengan pengukuran ini yaitu
terwujudnya sarana, prasarana, fasi
dalam lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif dengan dimensi mutu yaitu
efisien, efektivitas dan keselamatan pasien.Tingkat kehandalan sarana dan
prasarana atau overall equipment effectiveness (OEE)
kehandalan sarana dan prasarana tertentu yang dilihat dari tiga aspek yaitu :
ketersediaan, kinerja dan kualitas.
upaya efisiensi terkait sarana prasarana telah dan terus diupayakan.
Pada tanggal 7 Nove
apresiasi berupa Piagam Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi yang tertuang
dalam Piagam Penghargaan Kepmenkes RI Nomor :
HK.02.02/Menkes/559/2017 kepada RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
sebagai Unit Kerja Yang
(WBK) Tahun 2017 seperti dibawah ini :
80%
81.7%
50%
60%
70%
80%
90%
2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
AKUN NERACA JUMLAH
URAIAN 2
operasi pemerintahan Akumulasi penyusutan aset tetap yang tidak digunakan
(2.120.364.327)
Akumulasi amortisasi software (649.450.000)JUMLAH 978.2
* Sumber data : Laporan SIMAK BMN Tahun 2017
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta yang tercatat pada SIMAK
per 31 Desember 2017 sebesar Rp. 978.236.822.663,00.
capaian Overall equipment dan effectiveness (OEE)
Selama kurun waktu tiga tahun terakhir rata – rata capaian Overall equipment
(OEE) sebesar 80,7%. Capaian tersebut masih di atas target
Tujuan yang ingin dicapai dengan pengukuran ini yaitu
terwujudnya sarana, prasarana, fasilitas dan teknologi sesuai best practice
dalam lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif dengan dimensi mutu yaitu
efisien, efektivitas dan keselamatan pasien.Tingkat kehandalan sarana dan
overall equipment effectiveness (OEE) adalah hasil p
kehandalan sarana dan prasarana tertentu yang dilihat dari tiga aspek yaitu :
ketersediaan, kinerja dan kualitas. Dari diagram di atas, dapat dilihat bahwa
upaya efisiensi terkait sarana prasarana telah dan terus diupayakan.
Pada tanggal 7 November 2017, Kementerian Kesehatan RI memberikan
apresiasi berupa Piagam Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi yang tertuang
dalam Piagam Penghargaan Kepmenkes RI Nomor :
HK.02.02/Menkes/559/2017 kepada RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
sebagai Unit Kerja Yang Menerapkan Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK) Tahun 2017 seperti dibawah ini :
80% 80%
80.3%
71.7%
2016 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
113
JUMLAH
3
(2.120.364.327)
(649.450.000) 978.236.822.663
tercatat pada SIMAK-BMN
(OEE)
Overall equipment
Capaian tersebut masih di atas target
Tujuan yang ingin dicapai dengan pengukuran ini yaitu
best practice
dalam lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif dengan dimensi mutu yaitu
efisien, efektivitas dan keselamatan pasien.Tingkat kehandalan sarana dan
adalah hasil pengukuran
kehandalan sarana dan prasarana tertentu yang dilihat dari tiga aspek yaitu :
dapat dilihat bahwa
upaya efisiensi terkait sarana prasarana telah dan terus diupayakan.
mber 2017, Kementerian Kesehatan RI memberikan
apresiasi berupa Piagam Penghargaan Wilayah Bebas Korupsi yang tertuang
dalam Piagam Penghargaan Kepmenkes RI Nomor :
HK.02.02/Menkes/559/2017 kepada RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Menerapkan Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi
71.7%
STANDAR
CAPAIAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
114
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
115
BAB IV SIMPULAN
A. SIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan selama tahun 2017 mengacu kepada Tugas Pokok
& Fungsi Organisasi dan Tata Kerja yang dijabarkan dalam Rencana Strategis.
Pencapaian RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2017 dalam
meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas
dilihat melalui hasil pengukuran pencapaian ta
mendukung sasaran program Pembinaan Upaya Kesehatan sesuai Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015
kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi di tiap
Secara umum kinerja pelaksanaan kegiatan yang mendukung program
yang ada telah mencapai atau mendekati pencapaian sesuai target yang
direncanakan, terindikasi dari ukuran sesaran kinerja dan indikatornya,
Berdasarkan rangkuman pengukuran ki
indikator kinerja yang diterapkan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada
tahun 2017, sebanyak 33 (tiga puluh tiga)
melampaui target yang
mencapai target. Dan apabila data tersebut dipersentasekan maka capaiannya
sebesar 76,7 %. Dengan uraian
1. Perwujudan kehandalan sarana dan prasarana melalui perhitungan
equipment dan
untuk tingkat penilaian proper
2. Perwujudan pengembangan sistem
handal melalui
integrated I yang optimal (12,5 %).
3. Perwujudan SDM yang
sesuai dengan
dokter spesialis
konsultan (100 %), 94 %
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan selama tahun 2017 mengacu kepada Tugas Pokok
Organisasi dan Tata Kerja yang dijabarkan dalam Rencana Strategis.
Pencapaian RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2017 dalam
meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas-tugas teknis dapat
dilihat melalui hasil pengukuran pencapaian target tiap-tiap indikator yang
mendukung sasaran program Pembinaan Upaya Kesehatan sesuai Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 - 2019 dan capaian dari
kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi di tiap - tiap Unit Kerja
Secara umum kinerja pelaksanaan kegiatan yang mendukung program
yang ada telah mencapai atau mendekati pencapaian sesuai target yang
direncanakan, terindikasi dari ukuran sesaran kinerja dan indikatornya,
rangkuman pengukuran kinerja, dari 43 (empat puluh tiga)
indikator kinerja yang diterapkan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada
sebanyak 33 (tiga puluh tiga) indikator dapat m
melampaui target yang ditetapkan, sementara 10 (sepuluh) indikator b
Dan apabila data tersebut dipersentasekan maka capaiannya
Dengan uraian sebagaimana berikut :
Perwujudan kehandalan sarana dan prasarana melalui perhitungan
dan effectiveness (OEE) tercapai sebesar 71,7
ingkat penilaian proper tercapai biru.
engembangan sistem informasi manajemen rumah
melalui capaian modul IT masih belum tercapai pada tahap
yang optimal (12,5 %).
SDM yang mempunyai kualitas dan kompetensi (
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran
spesialis ortopedi telah mendapatkan sertifikat sub spesialis /
(100 %), 94 % karyawan telah mendapatkan pelatihan lebih dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
115
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSO Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan kegiatan selama tahun 2017 mengacu kepada Tugas Pokok
Organisasi dan Tata Kerja yang dijabarkan dalam Rencana Strategis.
Pencapaian RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2017 dalam
tugas teknis dapat
tiap indikator yang
mendukung sasaran program Pembinaan Upaya Kesehatan sesuai Rencana
2019 dan capaian dari
Unit Kerja.
Secara umum kinerja pelaksanaan kegiatan yang mendukung program-program
yang ada telah mencapai atau mendekati pencapaian sesuai target yang
direncanakan, terindikasi dari ukuran sesaran kinerja dan indikatornya,
dari 43 (empat puluh tiga)
indikator kinerja yang diterapkan RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta pada
indikator dapat mencapai /
ditetapkan, sementara 10 (sepuluh) indikator belum
Dan apabila data tersebut dipersentasekan maka capaiannya
Perwujudan kehandalan sarana dan prasarana melalui perhitungan overall
% sedangkan
manajemen rumah sakit yang
masih belum tercapai pada tahap
ompetensi (profesional)
yaitu : seluruh
sertifikat sub spesialis /
karyawan telah mendapatkan pelatihan lebih dari
20 jam, 69,9 %
per tahun, 1 dosen
yang mendapatkan
4. Perwujudan bu
tercapai 100 %.
Kinerja Pegawai (SKP) untuk 4
terealisasi 100 %. dan akan segera disusun penilaian Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) untuk pegawai BLU.
5. Perwujudan pengembangan
sesuai perkembangan
spesialistik tercapai sebesar
% yaitu : Skoliosis,
The Hip (DDH
pelayanan medik
6. Perwujudan kualitas
evidence based
telah terealisasi 27 % dengan 3 jenis penelitian
Abduction (FAB)
Mempertahankan Koreksi Kaki Pada Penderita
Mobility Scale (FMS)
Ditangani Dengan Metode SEMLS (S
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Model Pada Manajemen Rumah Sakit.
7. Perwujudan hospital
kegiatan pembangunan
tercapai sebesar 54 %
8. Perwujudan penyempurnaan
pathway dan
berbasis clinical pathway
target).
9. Perwujudan jejaring
terkait pertumbuhan
pendidikan yang melakukan
target).
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
% staf di area kritis telah mendapat pelatihan 20 jam / orang
dosen telah membimbing 5 mahasiswa kedokteran
yang mendapatkan pendidikan lanjut sebesar 15,6 %.
udaya kerja pegawai terkait sasaran kinerja pegawai
tercapai 100 %. Dimana penyusunan kontrak kinerja di dalam Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP) untuk 475 Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah
terealisasi 100 %. dan akan segera disusun penilaian Sasaran Kinerja
Pegawai (SKP) untuk pegawai BLU.
engembangan pelayanan subspesialistik ortopedi
erkembangan iptekdok yaitu : pengembangan pelayanan medik sub
tercapai sebesar 70 %, pelayanan unggulan telah terlaksana
koliosis, Plexus Brachialis Injury, Developmental Dislocation of
DDH) serta Paraplegia dan pertumbuhan jumlah
medik sub spesialistik tercapai 5,1 % (102 % dari target).
ualitas penelitian dan pengembangan rumah s
ased terkait pertumbuhan hasil penelitian yang dipublikasikan
telah terealisasi 27 % dengan 3 jenis penelitian yaitu : Efektivitas
Abduction (FAB) Produksi RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Mempertahankan Koreksi Kaki Pada Penderita Clubfoot, Hasil
Mobility Scale (FMS) Pada Kasus Cerebral Palsy Spastic Diplegic
Ditangani Dengan Metode SEMLS (Single Event Multilevel Surgery) di
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta serta Aplikasi Technology Acceptance
Pada Manajemen Rumah Sakit.
ospital tourism dengan program pelayanan terpadu
pembangunan gedung pelayanan terpadu dan penunjangnya
tercapai sebesar 54 % (100 % dari target).
enyempurnaan manajemen pelayanan dengan
DPJP terkait jenis pelayanan medik yang dilaksanakan
clinical pathway dan DPJP telah tercapai 14 jenis
ejaring kerja horizontal maupun vertikal yang
pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung
pendidikan yang melakukan kerjasama sebesar 52 kerjasama (58,5 dari
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
116
mendapat pelatihan 20 jam / orang
kedokteran, karyawan
pegawai telah
penyusunan kontrak kinerja di dalam Sasaran
Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah
terealisasi 100 %. dan akan segera disusun penilaian Sasaran Kinerja
rtopedi traumatologi
pelayanan medik sub
terlaksana 100
Developmental Dislocation of
jumlah cakupan
% dari target).
sakit berbasis
penelitian yang dipublikasikan
Efektivitas Foot
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Untuk
Hasil Functional
Cerebral Palsy Spastic Diplegic Yang
ingle Event Multilevel Surgery) di RSO
Technology Acceptance
erpadu terkait
penunjangnya
dengan clinical
medik yang dilaksanakan
(77.8 % dari
ertikal yang berkelanjutan
ketiga) pendukung pelayanan /
sebesar 52 kerjasama (58,5 dari
10. Perwujudan p
berkualitas / bermutu
Kegiatan akreditasi RS
sasaran keselamatan
dengan indikator :
saluran kencing (ISK)
sebesar 5,26 ‰
medication error
time II sebesar
24 jam tercapai 91,5 %, tidak ada
penggunaan formularium nasional tercapai sebesar 99.5 %, t
kejadian salah
kematian pasien di IGD
radiologi dan laboratorium tercapai sebes
pencegahan VTE
angka bed occupancy
11. Perwujudan peningkatan
Kepuasan Kerja
telah ditindaklanjuti
%, waktu tunggu
operasi elektif tercapai sebesar 19
radiologi tercapai sebesar 2 jam 24 menit, w
laboratorium tercapai sebesar 52,12 menit dan w
resep obat jadi tercapai sebesar 8.07 m
12. Perwujudan efisiensi
terhadap biaya operasional
kesehatan Badan
sebesar 87,26 (AA) dengan nilai
13. Perwujudan alokasi
sebesar 7,24 % (
realisasi belanja sebesar Rp.
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
pelayanan subspesialistik ortopedi traumatologi yang
ermutu antara lain :
kreditasi RS dalam persiapan re akreditasi KARS (1
eselamatan operasi tercapai sebesar 99.9 %, pengendalian infeksi
dengan indikator : Infeksi daerah operasi (1.71 %), dekubitus
encing (ISK) (0 ‰), ventilator associated pneumonia (VAP)
‰ serta infeksi aliran darah perifer / phlebitis
rror cenderung turun ke angka 37,6 %, emergency
88,6 menit, pengembalian rekam medik lengkap
tercapai 91,5 %, tidak ada kejadian pasien jatuh
penggunaan formularium nasional tercapai sebesar 99.5 %, t
sisi, angka Nett death rate (NDR) sebesar 6,02
asien di IGD sebesar 0.036 %, waktu lapor h
dan laboratorium tercapai sebesar 100 % (12, 3 menit), p
VTE pada pasien hip / knee arthroplasty tercapai 99,7 %, serta
ccupancy rate (BOR) tercapai sebesar 52,58 %.
eningkatan kepuasan pelanggan rumah sakit
Kerja Karyawan tercapai 107,9 %, seluruh keluhan
ditindaklanjuti, survey kepuasan masyarakat dengan IKM sebesar 80.7
unggu rawat jalan tercapai sebesar 58.63 menit,
tercapai sebesar 19 jam 11 menit, waktu tunggu
tercapai sebesar 2 jam 24 menit, waktu tunggu
tercapai sebesar 52,12 menit dan waktu tunggu
tercapai sebesar 8.07 menit.
fisiensi penggunaan dana terkait rasio pendapatan PNBP
terhadap biaya operasional (POBO) sebesar 109,21 %
adan Layanan Umum RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
(AA) dengan nilai aset sebesar : Rp. 978.218.711.863,0
lokasi dana yang meningkat terkait pertumbuhan
% (Rp. 165.597.832.281,00 / 103,5 % dari target
realisasi belanja sebesar Rp. 263.652.000.306,00 (84,9 %).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
117
raumatologi yang
dalam persiapan re akreditasi KARS (153.5 %),
engendalian infeksi
(0 ‰), infeksi
neumonia (VAP)
hlebitis (0%), angka
mergency response
lengkap dalam 1 x
jatuh, kepatuhan
penggunaan formularium nasional tercapai sebesar 99.5 %, tidak adanya
sebesar 6,02 ‰, angka
hasil tes kritis
ar 100 % (12, 3 menit), pemberian
tercapai 99,7 %, serta
terkait Indeks
seluruh keluhan pelanggan
dengan IKM sebesar 80.7
waktu tunggu
unggu pelayanan
unggu pelayanan
unggu pelayanan
asio pendapatan PNBP
dan tingkat
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
978.218.711.863,00.
ertumbuhan pendapatan
% dari target) dengan
Terkait RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya didukung oleh Anggaran DIPA APBN dan DIPA BLU
sebesar Rp. 310.612.556.000,00,
263,652,000,306,00
1. Belanja pegawai
penyerapan terealisasi 84,5 % sebesar Rp.
2. Belanja barang dengan pagu anggaran sejumlah Rp
penyerapan terealisasi 83,9 % sebesar Rp.
3. Belanja modal dengan pagu anggaran sejumlah Rp
penyerapan terealisasi 86,6 % sebesar Rp.
Pencapaian kinerja rumah sakit berdasarkan In
sebagai berikut :
Tabel 96. Perhitungan Tingkat Kesehatan BLUNO
1
1 Indikator kinerja keuangan
2 Indikator kinerja pelayanan
3 Indikator kinerja mutu dan manfaat bagi
masyarakat
B. SARAN
Dari rangkuman capaian indikator kinerja di bab III, s
pencapaian sasaran strategis
tidak mengalami hambatan yang
dan bahkan peningkatan kinerja di masa mendatang perlu kiranya beberapa
saran sebagai berikut :
1. Peningkatan Koordinasi perlu ditingkatkan baik di tingkat pimpinan
maupun antara pimpinan d
penting untuk menjaga kualitas dari hasil program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
2. Peningkatan Kompetensi Pelaksana. Pelaksana program dan kegiatan
adalah tulang punggung dari keberhasilan pencapaian sasaran kinerja
pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan, penelitia
pelatihan;
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Terkait RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya didukung oleh Anggaran DIPA APBN dan DIPA BLU
sebesar Rp. 310.612.556.000,00,- penyerapan terealisasi 84,9 % sebesar Rp.
263,652,000,306,00 dengan rincian sebagai berikut :
pegawai dengan pagu anggaran sejumlah Rp 39,875,705,000
penyerapan terealisasi 84,5 % sebesar Rp. 33,684,151,946,
Belanja barang dengan pagu anggaran sejumlah Rp 168,577,507,000
an terealisasi 83,9 % sebesar Rp. 141,448,338,004
Belanja modal dengan pagu anggaran sejumlah Rp 102,159,344,000
penyerapan terealisasi 86,6 % sebesar Rp. 88,519,510,356,
Pencapaian kinerja rumah sakit berdasarkan Indikator Kinerja BLU
Tabel 96. Perhitungan Tingkat Kesehatan BLU INDIKATOR BOBOT NILAI REALISASI
2 3
Indikator kinerja keuangan 30
Indikator kinerja pelayanan 35
Indikator kinerja mutu dan manfaat bagi 35
NILAI TOTAL 100
KATEGORI AA
rangkuman capaian indikator kinerja di bab III, secara umum upaya
pencapaian sasaran strategis RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
tidak mengalami hambatan yang berarti, namun demikian untuk menjaga kinerja
dan bahkan peningkatan kinerja di masa mendatang perlu kiranya beberapa
saran sebagai berikut :
Peningkatan Koordinasi perlu ditingkatkan baik di tingkat pimpinan
maupun antara pimpinan dengan pelaksana program dan kegiatan. Hal ini
penting untuk menjaga kualitas dari hasil program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta;
Peningkatan Kompetensi Pelaksana. Pelaksana program dan kegiatan
punggung dari keberhasilan pencapaian sasaran kinerja
pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan, penelitian, pendidikan maupun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
118
Terkait RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya didukung oleh Anggaran DIPA APBN dan DIPA BLU
penyerapan terealisasi 84,9 % sebesar Rp.
39,875,705,000,-,
,- ;
168,577,507,000,-,
141,448,338,004,- ;
102,159,344,000,-,
,- .
a BLU tahun 2017
REALISASI 2017
4
24.35
29,75
33,15
87,26
AA (SEHAT)
ecara umum upaya
RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta tahun 2017
emikian untuk menjaga kinerja
dan bahkan peningkatan kinerja di masa mendatang perlu kiranya beberapa
Peningkatan Koordinasi perlu ditingkatkan baik di tingkat pimpinan
engan pelaksana program dan kegiatan. Hal ini
penting untuk menjaga kualitas dari hasil program dan kegiatan yang
Peningkatan Kompetensi Pelaksana. Pelaksana program dan kegiatan
punggung dari keberhasilan pencapaian sasaran kinerja
n, pendidikan maupun
3. Penciptaan Iklim yang lebih kondusif
faktor dominan penentu kinerja org
menciptakan iklim dan budaya kerja yang sehat dalam lingkungan kerja.
4. Perlu dibuat atau penyempurnaan kebijakan
dengan indikator kinerja;
5. Secara lebih teknis hal
a. Percepatan perwujudan
rumah sakit yang
b. Mengikutsertakan
dengan tupoksinya guna peningkatan
c. Optimalisasi jejaring
terkait pertumbuhan
pendidikan yang melakukan
d. Optimalisasi perwujudan
yang berkualitas
pelaksanaan sign out
mensosialisasikan
obat di lembar resep sesuai standar akreditasi dan menulis dosis obat di
lembar resep dengan tepat dan sesuai dengan bentuk sediaan yang ada
guna mengurangi angka m
rumah sakit.
e. Peningkatan mutu serta pelayanan kepada pasien secara prima yaitu
dengan memberikan p
membuat pasien merasa terpuaskan dan lebih dihargai
IKM dapat meningkat
f. Percepatan realisasi pengelolaan
pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa dengan kegiatan pra
DIPA.
Demikian uraian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 201
sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Laporan Akuntabilitas Kinerja RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Th 2017
Penciptaan Iklim yang lebih kondusif. Iklim kerja merupakan salah satu
faktor dominan penentu kinerja organisasi. Dalam kaitan ini pimpinan perlu
menciptakan iklim dan budaya kerja yang sehat dalam lingkungan kerja.
Perlu dibuat atau penyempurnaan kebijakan-kebijakan/SOP yang berkaitan
dengan indikator kinerja;
Secara lebih teknis hal – hal yang segera harus mendapat perhatian yaitu :
Percepatan perwujudan pengembangan sistem informasi
sakit yang handal melalui pembuatan modul IT.
engikutsertakan karyawan untuk mengikuti pendidikan lanjut
dengan tupoksinya guna peningkatan kompetensi.
ejaring kerja horizontal maupun vertikal yang
pertumbuhan jumlah institusi (pihak ketiga) pendukung
pendidikan yang melakukan kerjasama.
Optimalisasi perwujudan pelayanan subspesialistik ortopedi
erkualitas / bermutu terkait peningkatan angka kepatuhan
sign out pada tindakan medik operatif di kamar operasi
ensosialisasikan kembali kepada DPJP dan PPDS untuk menulis rute
obat di lembar resep sesuai standar akreditasi dan menulis dosis obat di
lembar resep dengan tepat dan sesuai dengan bentuk sediaan yang ada
guna mengurangi angka medication error serta optimalisasi tingkat
eningkatan mutu serta pelayanan kepada pasien secara prima yaitu
dengan memberikan pelayanan yang memuaskan bahkan harus bisa
membuat pasien merasa terpuaskan dan lebih dihargai sehingga angka
IKM dapat meningkat.
realisasi pengelolaan anggaran belanja dengan percepatan
pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa dengan kegiatan pra
Demikian uraian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017
sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi RSO
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Th 2017
119
Iklim kerja merupakan salah satu
anisasi. Dalam kaitan ini pimpinan perlu
menciptakan iklim dan budaya kerja yang sehat dalam lingkungan kerja.
kebijakan/SOP yang berkaitan
segera harus mendapat perhatian yaitu :
informasi manajemen
pendidikan lanjut sesuai
ertikal yang berkelanjutan
ketiga) pendukung pelayanan /
rtopedi traumatologi
eningkatan angka kepatuhan
pada tindakan medik operatif di kamar operasi,
kembali kepada DPJP dan PPDS untuk menulis rute
obat di lembar resep sesuai standar akreditasi dan menulis dosis obat di
lembar resep dengan tepat dan sesuai dengan bentuk sediaan yang ada
serta optimalisasi tingkat hunian
eningkatan mutu serta pelayanan kepada pasien secara prima yaitu
memuaskan bahkan harus bisa
sehingga angka
anggaran belanja dengan percepatan
pelaksanaan proses pengadaan barang dan jasa dengan kegiatan pra
yang disusun
dan fungsi RSO
LAMPIRAN
[Et'td,F^-ffi =INDONESIA .,,,,,.XiNS.gEns.$s #t *r:lr"*r{dups.h.r f,5 2Ol8
LAPORAN TAHUNANBARANG MILIK NEGARA ( BMN
TAHUN ANGGARAN 2017
,iL E\',qs'i:iii:.j:li
] *-"I"ItIII
-.J
U,,.1",*,*.11,. .l '. : .,
[$.0rtorcdi P]01. llt B. Soefiarco $urafia]IaJl. Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta 5T162
Telp. (0271) 714458 (hunting) | IGD 24 Jaml. (O2T1l T1gOt9Fax. (0271) 714058 | Email: [email protected]
FB : RSO Prof.Dr.R.Soeharso I Website: wwwrso.go.id
LJ
L-L-
L-
L:L-l-
l.,=--
LAPORAN NERACA
E--I -
KEMENTERIAN KEsEHA',AN
1-. DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN
H, ronwrr-Llb-.
t_l-=
LAPORAN POSISI BARANG MILIK NEGARA DI NERACA
POSISI PER TANGGAL 3I DESEMBER 2017
TAHUN ANCGARAN 20 17
NAMA UAKPB r024.04.03.415567.000 RS. OTOPEDI PROF. DR.R. SOIHARSO SURAKARI'A
Tangga r17-01-2018
Kode Lap :LBAPKT
,\KUN NERACA JUML,\H
KODI URAIAN
2 .l
Tlllr17113
Barang Konsumsi
Bahan untuk Pemeliharaan
Suku Cadang
I ,879.1 79,696
5r5,2r8.209
13.772.006.699
530,883,971
I17ll4
t17131 Bahan Baku
I 1719 I Persediaan untuk tujuan strategis,/berjaga - jaga 0
1t7199 Persediaan Lainnya 3,884,33 r 784
13t111 Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan dan Jembatan
680,004.117.000
245.746.885.946
2r3,905,970,339
14,193,476,000
li2l l I
133111
r34t l l
l34tt2
l34l l3I's"t'Jaringan
Aset Tetap Lainnya
KonstluLsi Dalam pengerjaan
Akumulasi Penlrusutan Peralatan dan Mesin
14',7.2t6,000
r,52 1,093,650
66. r 29. 105
0
( 178,629,06 l ,557)
( s,513,742,615)
( 12,934,856.1 18)
( 70.264.410)
( 762,975.134)
( 16.220,092)
689.700.000
13512t
l]6 1
137111
t372t1
13731I
t37312
I 173 l3
1314 t I
162151
Akumulasi Pen)usutan Gedung dan Bangunan
Akumulasi Penlarsutan Jalan dan Jembatan
akr.!.., P:l*:utan lrigasi
Akumulasi Penlusutan Jaringan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya
Software
162191 Aset Tak Berwujud Lainnya 0
t623 | |
t66t t2
I69 t22
1693 i5
Aset Tak Belwujud Dalam Pengcr.jaan
Asct Tctap yang tidak digunakan dalam operasi pcmcrintahan
Akumulasi Pcnyusutan Asct Tetap yang lidak digunakan dalarn opcrasi
Akumulasi Amortisasi software
JUMLAH
2.]]7.348,577
( 2.120.364.127)
( 649.450.000)
978,236,822,663
dr. Pamudi, Utomo,Sp.OT(KNtP 1 96202281 989031003
--
---
---:
-
---=
EL
tL__;-
Desember 2017
ii[\1E\TERIAN KESEHATAN
DITJE\ BINA UPAYA KESEHATAN
KOR\\ IL
LAPORAN POSISI BARAN6 MIt-IK N.EGARA DI ^\ERACAPOSISI PER TANGCAL 3 I DI]SEMBER 20 I7
TAIIUN ANGGARAN 20 ]7
NAMA UAKPB | 024.04.03.415567 .000 RS. OTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
Tanggal :17-01-2018Halaman : 1
Kode Lap. : LBAPKS
I
L
Surakarta, 31 Desember 2017
Penanggung.lawab UAKPB
( oi,er,tyf ura., (
AKUN NERACA JIJMI-AII
KOI)li UIIAIAN NII-AI IJMN AKM, PI]NYUSLl'AN NILAI Nl| t O
2 3 4 )
7lll Barang Konsumsi 1,879.t79,696 0 |,819,t19,696
llilr3 Bahan LrDtuk Pcmeliharaan 5 t5.218.209 0
0
0
0
- -'llll':19't 3 . t12,006.699
530.881.971
0
1.884.1t 1.784
Il7tI4
it.]t
Suku Cadang
tlahan Baku
Persediaan uniuk tuluao slralegis/bc aga - laga
l].772.006.699
510.8tt.9r I
0
1,884,131,7u4
ll9t
rl]t99 Persediaan Lainnya
0llllll 'lanah 680,004,117.000 680.004.1 t7,000
ll2t1l Pcralalan dan Mesin 245.7:16,885.946 17E,629,061.557
5,571,7,12.615
67.117.824,189
l]]lll Gedung dan BBnguDan 2 t3,905,970,319 208,332,221,724
t.258.6 t9.882
76.95I .5t0
B4llt
Blll2
I1.11Il
14.191,47rr.000 t2,914.856. t l8
10264.410Irigasi 141.116.000
1,52 r.09t.650 't 62,91 5 .t 3 4 758,t18.516
t.l512l Aset Teiap Lainnya 66.t29,105 r6,220.092 19,909.011
n61 Koostruksi Dalam pengcrjaan 0 0 0
t62 t5 t
t62191
t6t-t I I
t66 t t2
Soltware
Ascl lak Berwuiu.l Lainnya
Asct Tak BerwLrlud Dalam I'engerjaa|
689,700,000
0
649..150.000
0
40.250,000
0
0
2,t31,348.511
0 1)
Asel letap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan 2,t20 ,364 ,321 16.984,2s0
JUMLAH I ,t.t 8,993 ,156.916 :i)0,756,9.14,1 l .l 978.236,822,663
dr. Pamudi -o.S o.OT(KN P 1962 2281989031003
'_--
----
-i--
t---
I
E-_I
fi---i--
LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA INTRAKOMPTABEL
6
f!<*;
?-lzi-.
a:l
ozJz
-- o-
r, 1
ctts
= !-z)
Fo
z
33r3338P
:333
iFz:l
c=Zz
Z
crrraa"T
o'
: -i
o -i
r r
o :'
-€.ir-oa.n+
a::!
F.
z)
=?.,
=+
.at==
c:->
5
iddin a;di
3; a
(,zoJJ,]
:zZ
zsac
au):. .. :
.+
I.r.. 1
LL-aL-Ll._-l-rL-L-r-1Lt,lLr.
I
Lrltrlt_-lrL-t_L_L-L-L-L-i----.a
L-L'L_-L-J
zz)<(,
t-z-zc4r'i
<=
6rco X
rr L! ./
fi<x<
ai:9a\Jrr\J;9C
z-.)-.
<-7.L
ct <
3?-t'
-z:F/--d
<q
)i;oa&L!oad,c,o!Lo&a.oLllc.(JFoa
z<S
F6
t:t:<
(]l<
!r'l
:
i<
;:1
!u<=
=
o:<
o-
=r
--=
-
c=a)z)@
;
Iz
,' .i
,' a
) t'
: t:
. :'
o ''
: ';
r:r:.1 .t.:-
-,1 1n,.r,
1^1 :.lt
rr..a 1
1.1 -.ta
-, \.!2
-:l
iFz
l
ozl
ZF!z
:cs
Jz
rl t
a -
- i
; c'
,i
i-.zf
d.=
o4'il6<:
-.,]
z
=
=3=
3t333 33ee3310333--1r.
vl 1--
_1 v-9 rr-.
3 f
Rra:9-?
S*sR
g+lF
ri5-
i F
-
FFz)
,_22r{i;
oz.ccc;itzzf
z=
ztva
s: ii
i i
) '. n
eo-/
") 1=
z ;
v - ) = '.
, I
tr: -::,
- Z
'- =
==
?) ,=
2 ! ;
= :2
=
= j
Z<
='.i7'./.<
= 1 =
i - '" "; i '=
-p1=
>
a
/, /
) \
<
) /.7
/. ?
=
a <
1) =
a
=
-<i
n -
i r
- ::
q =
:.o
ac
:. .. :.+
qq r*
l.ri-ll.--L-l
LL_aLrlLrll_rtLilrrlLLrlL-Lr1L-trl_f-_-J
t_r---aL-trLrlL-r----J
L"L-_-a
zzt-Ze<
z'-Y
aAZ
6<;<
:tt-z
Zz*a
) i<
>
:n:^-
O>
=
'-,)
-))9<o-
./?=:,J,U
.o.J7&L!.1(JU
)
deo!,-o&Eglo.oFoa&\cn+q$OlaAv)z
zFZ
+<-
<
r.l
)/zaa
:co1ia>
-d::i=
oY
OV
=fie,og<
2;
Jz:
.:
=zf
!f
Ozf
JZ
.i
i!z3
I!
IziFz
'if2z
Z:-z
F:':iz.i:tE
E!lE
5::E
',zo-l:z.v
ZI
.-ii1
)_=iii
<t=
:i>=
-<)=
v;
=
4 i2
i7_i1 1,=
i :-i,
..'.:i =
,1 ._
a!x=\)>
-
= =
r;z=Lri=
; it=
Z
zii
:".i,;:1;_?=i
I:: *:
i..<
, >
+ i
: a 1 !
:_ a...r<!-1<
;
* i :_ 5
i.));=i:i*
3 t, 1. 1'. = ! ; ) i a, Z
'i a?'1-" ;'i t
aa//<<
/:<<
a = ; ; ; ; ; l,
i a ; : i : 1 a 1'.a 1 I
'. i a a a a l
i ii
- t
z1- Z
=
7 za -
<
aCs
=:i:q
.-'! z_'!,=
.==
.=')=
"i=3
-, :
2 Z
a Z
-
5 !
3 -
! t
-- =
io :
: a
i?r
=
a -;
r: ;:
e c
-:
zz)<o
l-Zr'<) ce*
'- <
=tlrE
Nr:!\7
6<;<
ed>1
.;2 Y
LJ
;'rJz-.,*<
-e;al:;!-o-l;2<
zl-z-
a'_ .t
<e<
fA
.t/=:!
oa&Elr'load,d,oL'iodp.oE
,]c'oFoad
z*F6
iH
:a,
*,,
.- i,
; -- ../
2-=
ti-, 2
lal z
f-La^Lt-Lr-lLtlLL--{
L-1_L-r-={L"r.
1
L-l-aL-rll-rlI--r/l
L-trt_-t_-..it-_l-L-r---a
1-5,:a:, ,, :
?]
5,1EIrlFI
sqz
E!?Ei-
c00_
ltd
Eod
=ie,cgQ
+Z
";
z!
!!z)
3)
cz:l
z
i
s=iz)
:Et--
Jziz
-f=-z
6<
Jz
:i
i--i--z!
FOzIoJ,nzz:l
zs)
-2i^a2zit
.z =7
2>-!.)<
J Z
1Z
ai=
.),,(,<
=e!-),
-+tZ
t>
)':=7
'!=:4.
7 a
=<
<
co91_:-q
:, ,, :.q
3E;
I-_t.Lt-
-.
L-trLl--l-L--.a
Lt-l---.-
L:-fL:rlLI.L-l-L:l_-t--
l_r-Il_=:,
zz3tzz clr
i .(=
(fJa.l
!-'. .l Y
<
l
-d-2.?
avazZ
Z*-
) ,<
=
:t-:U
4Z
-d,
an2t!)a
oadE!!ctJ7
dd.r.:o6c.l
Fo@&z-<f
\-F
rr<
61."
<_
4i n
!<a; \.,/
-1 =
:.. +
'4-:>
4=
az2-C
Z
=:J
2
LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA EKSTRAKOMPTABEL
a
oeoe;,!-'o;
Jz
i:EE
isEi?E
3=ffi
f =
3t.1 :;?
jz9._',;: :.i-'-i:,
io1. r.
^ ,.
^. i i
.: i.. 1, ..
2- o ;
7 ,,
z A
3 L
i -:
'!- -i-:li;-
i i
:; _-j
a-
iFz
FD
ozz= Fz)
:c!z
rji.i-i--i
v1 6n
F
trFzf
:i4z
Z
?.3.3-3e33C36338?
q 9
q' -
o -i
o .j
- .j
.i .j
- ;
i;9:-?.2229,,_9"69.
<
r !
s y
o -
.i n
5:.
H
;" -
t
Fz)
F!
5 2i3
3 ! 5 !
E
SE
EE
....crr...!a.6i5ai
OzPcJnz
zsloC
.+s9 i3i!
o
I.IiLl-LIILtrLIJLt-Lt-I
zz3t-ZT
att-'r
<=
ull!*'rO
co:l -
z<aa
L'FO
-\
<2/1
-:<
Yr!!Z
tJ;<!2 1.*i<
iza./-<
t<<
iF
-t.t
=<
lY
)<
lJC
Ooa&rr,loa&d,oL'iod,A
.
ELr.l
oF&oa&zJG
?*o n
?Az
!l<
Er<
Y
't.)P$
H;3
3J<
L:t o
a)^ .o
,:<?
o-
c)rd,F
co<
;>
-
,)
>:-
_- 2
@c
Eo
F
,. :!
',jh9
il=Io 3ta
2i!
ul
..]z
!
Fz)
IH
F li l"
EIEl-
:llj" ilz8 xl))-6 3l-
_l<l=lzt?
F" I IT-
;t.lt1eI;l i=
IS
llisll
'ffiil
:.
1-t- -
l-r-1Lr.- 1
LL-. 1
LEa
l---l-r,- _
LrlLzz<o
PZ
Z
c<F
oov_rra^-<;=
-irao:9S
vErg
4"2<F
7=d
al<l
,to<\d,<
:oadqload.&o!"o&AoE]
..oFdoU1
dnq9l
;v5z
z=o
.,2Jd.
'aZI
:. C
-:i
:l2t
aa
LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA GABUNGAN INTRAKOMPTABEL DAN EKSTRAKOMPTABEL
E--
L.I
t- r-=
L--
t_ ;;;
L.-. 9_E
e
L_ :+
fL.-
t_L.-.a
L-\-.aL-.HLL...I
dl-
.7!-
>n
ll..r >
t? V
,-t-
lEi
L-r <
?eia -
Efirox
L- Z
<H
eL--
n",>*
l -
5E90
I s?ey
E--
3E--<
r--.1 iiffz
. <
;
=
e :l
L *x=
=+
.=
lEZ
{
t- 42. l
L.-- =
; r
ji a
1-5iL-t
trBl--r
1
L:!L--
:
L-nL.r-
:
t_2L'L-ri
5LiI
,1 i =
I -
i; 3
I -<
+
L.- l>
!
L.I
L-fr=
IL-I
=-:
-:'
l_ r,i4 i
L.rI-
E
<2;
-lZiFz)
Iz)o
zhFZ:l
:(JZ=-Z:l
'1 l?z:
zi2l
-.-!:-
',zo3Zz)
zs)cCcoocooo
coqqciqq?eqc9??9q?
^,!
<?
z
.1 r,
1 .t.1
r:o9 -'1
6, 1a\11--.tn-
.,n
iFz:l
!-)
oz!
z
;3E-.1
r,.i &
r
iz;r
Izr
z
-aan-'-ci;o'^i!
n c'
; c
,'.i
; .')
.' a
:
iFZ
:
4a
a4.1 zv;<
z
3 339?3F
33: =
53FX
3).i lai;
- 3
F"',
= !-z:l
:::];s"'3n1r.v.-69
! !€
iiii i
E=
;.=
i .--
=
oZcoInOzzf
zIfcc?
- =
-
\ -
=.
r. =
.:;,
!1=33e3:r=
.a.;.-,r..;n-.-..
N6
t-_-f-_-a
1__r-.aLr--/rLl-La-L--l-L-r-it--l----
l--l-l--r--rl--l----
Lr----r--r--.r1--l-La--rLl-:r1--r---1--r---L-L-.I
.e
JL!o7</lZ
=)4;<
>zl^cZ
rJlZ
:-C
l!!N
6=??
'.Zj
i<ii
ziaa--
<a
''z?=)>
7<7)af-22-
e.
l. ,;
.lo-Y
)
<1
=<
ovd
;Eglothd.&otto'z AEL!t-oFo(hd
z*F6
7;.. -, :
a; !
<
IJJ
Aj
J<d; :Z
r=
4
t-Hl- r-=
L-L_ :,;
L.l_ sle
LIl-.L-t_HLL-L_L- ri
.Jfi
l-- ii
L,.I >
AI -
3Ys
L- <
r3Lr
<92=
t'- =
iidieL
2<*1
L-- -1>
gI
r lE
ad1-
53s?L.r
iCfii
I -
>60->
1- 43V
3E
i=
, 5
t_ ai"
g
L.I =
2 n'
I -
j=
-n
1-.645fleL-
!',
L'L:!LI=
t-EL'-
Jl:r-.2LIz=
---7 <
:
lrrE- -=
;
!.! --
l- iz
;L-
!:>
'lL.Ia
r a.-
rI
;=
:zEL.t
l_ iil- ;
l-l-
!
fr<9,;
--lz
: ;
3 3 ? 2 7. : a '. !
-,. : E
: 3 .
; r, 3
- .i
i-z)
-'_a-=
zIz
a
iFz).i
:c=
JZ
i,.: <
i5;ir e..io
:Z
=-:H
.Z:
Z
. t',
- o
o' j
i ,
5 ':
.
Fz
Fi:ri::E
4iail\f:];rl
oZCoJ?I7.7)
z3ao3
53334 65!
33-E
A.:l-q
5 - 3 3;3
a -
a 3 A ^
- i
L e 3:3.3t
=
^ ^;
v ^
16. -
=
5
-a
Z= i-.Z)
F)
z!
z
!.1
?a
= i-z
i-
z
o?tc-=,>
-4
;^i^i-r.i.i.id.L
= z)
=x2?<
Z
Zi,-z)
-at.=t=
;
ozx.@IcJ:z3
zl
<.,
t>
=
ll)2il--<
J-.:-r':zlt>
;<
>
c::;-...j'-7aar)F
-l:)->
-e--2<
-2<
).)z
izci<<
<)lL.z..
e
t. .. :.q
P'-E
E
L.L-t
L-ll-r
L_-l--r
L-t--rr
L*L.--
L-l. a
L-_l-
rt
L--l---
L--L-r
L_L_I
L--1--r
L-l--r
L-_l--r
L--l--r
L_L..II
L_a--.aa
L-l!-il
L--L-I
L-l---
L--l---
L-L-ra
L--L--ra
L_I'--
I-
'.,]lil@
z<<t-
5aaur-;<
>'.4 l?1a>
:(fo*NA
-zl-z2a,-/'<
)
i?:<U
ElJ<
a2z7./)-t'*'-
z F
5* i
zz q
oa-/A.i
caLrload,)o!-odELllAoFoa&
?EF6
t- t^
i-{:-<
J_E
i +
rr.-NLl-
z) .o
);VZ>
=tlri,,
:=
t-=,
IJ.Y
z
qz
Eo
ASET TAK BERWUJUD
o
NEofti
5
ogai;B;
JzFFz)
6Fl
.Jz!
rzF= z):
F
!zFFzP
H?
-5?z.i<
zzit-z)
Fozaa
ooJ:zzf
ZI)^JJF
<?
FF
;<
-oc
1r--tLr.--l_f----
l-.l--r
1-^l--r
1_---
l_r.tl-t-rl_I---,
t-^I._I
t-^L-r
l_-l--r
l_L--
t-.L--
1_.l--r
t_^l--r
L
zD<o
-7 cl
r-5.1
<:
65c0Xi>
Az
l:>Y
<112 *<
wr!v
?.<tt,
*Fd
-t-)t-ez;iio.5,a>
ti<
?<-z
f: d.
o- aa
<J
)aoa&E
]oa&&odo&6E
]o-oF&oad
?EF;
-S
!?il-o
sr-62
:1<
U,J<
Y
*<s
3i1 >
2 qr
ii <
, Lr,1
,2a\cO:d;
zz:t2--
2
il