LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah...

32
LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) TERHADAP BERBAGAI DOSIS PUPUK ORGANIK HAYATI PADA LAHAN RAWA LEBAK BIDANG KEGIATAN: PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014) Sariyu Erwan 2014.01.0028 (2014) Norlian 2015.01.0024 (2015) SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AMUNTAI 2017

Transcript of LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah...

Page 1: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

LAPORAN AKHIR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS JAGUNG

MANIS (Zea mays saccharata Sturt) TERHADAP BERBAGAI

DOSIS PUPUK ORGANIK HAYATI

PADA LAHAN RAWA LEBAK

BIDANG KEGIATAN:

PKM - PENELITIAN EKSAKTA

Disusun oleh:

Khairiyah 2013.01.0023 (2013)

Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013)

Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

Sariyu Erwan 2014.01.0028 (2014)

Norlian 2015.01.0024 (2015)

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN

AMUNTAI

2017

Page 2: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)
Page 3: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Jagung Manis (Zea mays saccharata

Sturt) Terhadap Berbagai Dosis Pupuk Organik Hayati pada Lahan Rawa

Lebak

Khairiyah, Siti Khadijah, Muhammad Iqbal, Sariyu Erwan, Norlian

RINGKASAN

Permintaan jagung selalu meningkat, sehingga produksinya harus ditingkatkan, salah

satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan varietas yang tepat yang

memiliki respon yang baik dan dengan pemberian pupuk hayati. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui respon beberapa varietas jagung manis (Zea mays saccharata Sturt)

terhadap berbagai dosis pupuk organik hayati pada lahan rawa lebak, telah dilaksanakan di

Desa Tambalang Kecil Kecamatan Sungai Pandan dari bulan April sampai dengan Juli 2017.

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 faktor, yaitu:

Faktor pertama adalah varietas dengan 3 taraf: v1= Varietas F1 Janisa, v2= Varietas Bonanza

F1, dan v3= Varietas Super Sweet Corn. Faktor kedua adalah pupuk organik hayati Migro

Green dengan 3 taraf: h1 = 4 l.ha-1 setara dengan 1,38 ml.petak-1, h2 = 6 l.ha-1 setara dengan

2,06 ml.petak-1, h3 = 8 l.ha-1 setara dengan 2,75 ml.petak-1. Hasil analisis ragam

menunjukkan bahwa varietas berpengaruh nyata pada pada tinggi tanaman, diameter

batang umur 21 HST dan 28 HST, sedangkan pada pengamatan jumlah daun tidak

berpengaruh. Pupuk hayati “Migro Green” yang diuji tidak berpengaruh nyata pada

komponen pertumbuhan vegetatif, tetapi berpengaruh nyata pada komponen

pertumbuhan generatif dan komponen hasil. Interaksi antara varietas dengan pupuk

hayati “Migro Green” tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tetapi berpengaruh

nyata pada bobot tongkol tanpa kelobot.

Kata Kunci : Varietas, Jagung Manis, Pupuk Organik Hayati, Rawa Lebak

Page 4: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii

RINGKASAN .................................................................................................. iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 1

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

1.4 Luaran yang diharapkan ............................................................. 2

1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3

2.1 Jagung Manis ............................................................................. 3

2.2 Pupuk Hayati Migro Green ........................................................ 3

2.3 Lahan Rawa Lebak .................................................................... 4

BAB 3. METODE PENELITIAN................................................................... 5

3.1 Tempat dan Waktu ...................................................................... 5

3.2 Bahan dan Alat ............................................................................ 5

3.3 Rancangan Percobaan ................................................................. 5

3.4 Pengamatan ................................................................................. 5

3.5 Analisis Data ............................................................................... 6

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 7

BAB 5. PENUTUP ......................................................................................... 16

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 16

5.2 Saran ........................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

LAMPIRAN ..................................................................................................... 18

Lampiran 1. Penggunaan Dana .......................................................... 19

Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan ................................. 22

Page 5: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia dan

mempunyai peran strategis dalam perekonomian nasional, mengingat fungsinya yang

multiguna, sebagai sumber pangan, pakan, dan bahan baku industri. Kebutuhan

jagung dalam negeri yang terus meningkat, jika tidak diimbangi dengan peningkatan

produksi yang memadai, akan menyebabkan Indonesia harus mengimpor jagung

dalam jumlah besar (Moelyohadi et. al., 2012).

Salah satu faktor yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi jagung

adalah penggunaan varietas unggul dan pemupukan yang tepat. Varietas unggul

merupakan komponen lainnya dalam sistem produksi jagung (Rukmana, 2002).

Varietas unggul mempunyai kelebihan dibandingkan dengan varietas lokal dalam hal

produksi dan ketahanan terhadap hama dan penyakit serta respon terhadap

pemupukan, sehingga produksi yang diperoleh baik kuantitas maupun kualitas dapat

meningkat (Syafruddin et. al., 2012).

Tanah rawa lebak merupakan tanah yang terdapat pada lahan basah dan terdiri

atas tanah-tanah basah. Dalam kondisi alami, tanah rawa lebak merupakan tanah

yang selalu jenuh air atau tergenang sepanjang tahun atau dalam waktu yang lama,

beberapa bulan dalam setahun (Subagyo, 2006). Purwanto (2006) menambahkan

kendala lain adalah tingkat kesuburan tanah yang bervariasi, tingginya kemasaman

tanah yang tinggi serta adanya zat beracun Al dan Fe.

Penggunan pupuk organik merupakan salah satu pendekatan pertanian organik,

pendekatan yang lain adalah dengan menggunakan pupuk hayati. Aminah et. al.,

(2013) melaporkan bahwa pemberian pupuk hayati dengan jarak tanam berbeda

berpengaruh tidak nyata pada pertumbuhan, namun berpengaruh nyata pada

komponen hasil jagung di lahan pasang surut. Sedangkan Mahdiannoor (2014)

menyatakan terdapat respon pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis yang

diberikan pupuk hayati pada lahan rawa lebak dengan dosis terbaik 9 1.ha-1 atau

setara dengan 0,45 ml.petak-1.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Jagung Manis (Zea mays saccharata

Sturt) Terhadap Berbagai Dosis Pupuk Organik Hayati pada Lahan Rawa Lebak.”

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang diteliti adalah:

1.2.1 Bagaimana pengaruh interaksi antara varietas dengan dosis pupuk

organik hayati terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis pada lahan

rawa lebak?

1.2.2 Bagaimana pengaruh varietas terhadap pertumbuhan dan hasil jagung

manis pada lahan rawa lebak?

1.2.3 Bagaimana pengaruh dosis pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan

dan hasil jagung manis pada lahan rawa lebak?

Page 6: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

2

1.2.4 Adakah interaksi terbaik antara varietas dengan pupuk organik hayati

terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis pada lahan rawa lebak?

1.2.5 Adakah varietas terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis

pada lahan rawa lebak?

1.2.6 Berapakah dosis terbaik pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan dan

hasil jagung manis pada lahan rawa lebak?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:

1.3.1 Mengetahui pengaruh interaksi antara varietas dengan dosis pupuk

organik hayati terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis pada lahan

rawa lebak.

1.3.2 Mengetahui pengaruh varietas terhadap pertumbuhan dan hasil jagung

manis pada lahan rawa lebak.

1.3.3 Mengetahui pengaruh dosis pupuk organik hayati terhadap pertumbuhan

dan hasil jagung manis pada lahan rawa lebak.

1.3.4 Mendapatkan interaksi terbaik antara varietas dengan pupuk organik

hayati terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis pada lahan rawa

lebak.

1.3.5 Mendapatkan varietas terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil jagung

manis pada lahan rawa lebak.

1.3.6 Mendapatkan dosis pupuk organik hayati terbaik terhadap pertumbuhan

dan hasil jagung manis pada lahan rawa lebak.

1.4 Luaran yang diharapkan

Luaran yang diharapkan dari PKM-P ini adalah:

1.4.1 Publikasi artikel ilmiah akan dimasukan pada majalah ilmiah Ziraa’ah

Fakultas Pertanian UNISKA MAB Banjarmasin.

1.4.2 Teknologi tepat guna menentukan varietas jagung manis terbaik dan

dosis pupuk organik hayati terbaik.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dalam penelitian ini adalah dapat mengetahui dan

menentukan varietas jagung manis terbaik dan dosis pupuk organik hayati yang tepat

pada lahan rawa lebak, memberikan informasi tentang budidaya jagung manis pada

lahan rawa lebak kepada masyarakat, para petani dan kepada semua pihak yang

membutuhkan. Serta sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan varietas jagung manis dan dosis pupuk organik hayati pada lahan rawa lebak.

Page 7: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jagung Manis

Jagung merupakan tanaman semusim dengan batang tumbuh tegak, berakar

serabut dan mempunyai tinggi antara 1-3 m. Tanaman jagung banyak di budidayakan

karena penyebarannya sangat luas, serta kemampuan tanaman tersebut untuk mampu

beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan (Zubachtirodin et. al.,

2011).

Tanaman jagung menghendaki daerah yang beriklim sedang hingga subtropik

atau tropis yang basah dan di daerah yang terletak antara 0-500 LU hingga 0-400 LS.

Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Suhu optimum

yang dikehendaki adalah 21-340 C. Curah hujan yang ideal untuk tanaman jagung

adalah 85-200 mm/bulan dan harus merata. Tanah yang gembur, subur dan kaya

humus akan berproduksi optimal, pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan

air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih

dari 8%, ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-

600 m dpl (Galib, 2010).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari. Pada Jagung, varietas unggul mempunyai sifat

berproduksi tinggi, umur pendek, tahan serangan penyakit utama dan sifat-sifat lain

yang menguntungkan. Penggunaan varietas unggul (baik hibrida maupun komposit)

mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan produktivas jagung. Memilih

varietas hendaknya melihat deskripsi varietas terutama potensi hasilnya,

ketahanannya terhadap hama atau penyakit, ketahanannya terhadap kekeringan,

tanah masam, umur tanaman, warna biji dan disenangi baik petani maupun pedagang

(Sunihardi et. al., 2000).

2.2 Pupuk Organik Hayati Migro Green

Pemberian pupuk merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi

jagung. Pemberian pupuk yang efektif dan efisien dapat memperbaiki pertumbuhan,

mempercepat panen, memperpanjang masa atau umur produksi, dan dapat

meningkatkan hasil tanaman (Yasin, 2013).

Pupuk hayati Migro Green mengandung mikroorganisme unggul yang berguna

dalam menyuburkan tanah secara biologi dengan cara mengaktifkan kinerja

mikroorganisme lokal setempat, menambatkan N (Nitrogen) dari udara bebas,

melepaskan P (Phosphat) yang terikat didalam mineral liat tanah, menghancurkan

bahan organik yang terdapat di dalam tanah sehingga mendapatkan unsur lain seperti

K (Kalium) dan lainnya, serta berfungsi sebagai pengurai residu pestisida yang jatuh

di tanah. Mikroba tersebut diantaranya adalah Azotobacter sp., Azospirillium sp.,

Pseudomonas Fluorescense sp., Lactobacillius sp., Rhizobium sp., Streptomyces sp.

dan Bacillus sp. (CV. Tani Sukses Sejahtera, 2009).

Penggunaan pupuk hayati Migro Green dapat menghemat penggunaan pupuk

kimia sampai dengan 50%. Hasil penelitian di lapangan bahwa dengan 6 liter Migro

Page 8: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

4

Green dapat menghasilan N 100 kg atau setara dengan urea 220 kg, K 70 kg setara

dengan 110 kg KCL dan 50 P, karena ada penambahan mikroba untuk N ada

Rhizobium dan untuk selulolitik ada Streptomyces sp. (CV. Tani Sukses Sejahtera,

2009).

2.3 Lahan Rawa Lebak

Menurut Yasin (2013) hasil observasi lapang peneliti Balitra menunjukkan

bahwa tanah di lahan rawa lebak pada umunya berupa tanah mineral dan gambut

dengan tekstur liat dan tingkat kesuburan alami sedang tinggi serta pH 4-5 dan

drainase terhambat sedang. Dengan kondisi demikian, maka pengembangan lahan

lebak untuk usaha pertanian khususnya tanaman pangan dan hortikultura dalam skala

luas, memerlukan penataan lahan dan jaringan tata air serta pengelolaan lahan yang

sesuai dengan kondisi wilayahnya agar diperoleh hasil yang optimal.

Lahan lebak umumnya mengandung hara N-total sedang (0,33%), P tersedia

rendah (11,3 ml/100g), K sedang (0,20 ml/100g), dan C organik 10,8%. Lahan lebak

jenis mineral yang berasal dari endapan sungai cukup potensial untuk budidaya

tanaman pangan. Sedangkan jenis mineral yang berasal dari endapan marin

umumnya memiliki pirit (FeS2) cukup tinggi dan ini berbahaya bagi tanaman.

Sehingga ameliorisasi lahan dan pemberian pupuk berimbang harus dilakukan secara

teliti agar tanaman tumbuh dengan baik dan memberikan produksi tinggi

(Syahbuddin, 2011 dalam Djafar, 2013).

Lahan lebak dapat direkayasa dengan penerepan inovasi teknologi budidaya

yang tepat, pengembangan yang seimbang dan pengelolaan yang sesuai dengan

karakteristik, sifat dan kelakuan lahan rawa, lahan rawa dapat dijadikan sebagai

lahan pertanian yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (Noor et.

al., 2010). Teknologi tersebut antara lain adalah teknologi penataan lahan,

pengelolaan tanah dan air, teknologi amelorasi tanah dan pemupukan, pengunaan

varietas yang adaptif, teknologi pengendalian hama dan penyakit, alsintan, dan

rekayasa kelembagaan petani (Noor et. al., 2010).

Page 9: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tambalang Kecil Kecamatan Sungai

Pandan Kabupaten Hulu Sungai Utara pada bulan Maret sampai dengan Juli 2017.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih jagung manis Varietas F1

Janisa, Bonanza F1 dan Super Sweet Corn, lahan rawa lebak, pupuk kandang kotoran

sapi (pupuk dasar), pupuk organik hayati Migro Green (pupuk perlakuan), tugal, air

dan plang percobaan. Sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

hand traktor, cangkul, parang, meteran, gembor, hand sprayer, jangka sorong,

timbangan, alat tulis dan kamera.

3.3 Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah varietas jagung manis (v) terdiri

dari 3 taraf, yaitu v1 = F1 Janisa, v2 = Bonanza F1, v3 = Super Sweet Corn. Faktor

kedua adalah berbagai dosis pupuk organik hayati Migro Green terdiri dari 3 taraf,

yaitu h1 = 4 l.ha-1 setara dengan 1,38 ml.petak-1, h2 = 6 l.ha-1 setara dengan 2,06

ml.petak-1, h3 = 8 l.ha-1 setara dengan 2,75 ml.petak-1.

Dengan demikian untuk keseluruhan percobaan sebanyak 9 kombinasi

perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, sehingga didapatkan 27 satuan percobaan.

Dimana setiap satuan percobaan terdiri dari 16 tanaman dan setiap satuan percobaan

terdiri dari 4 tanaman sampel yang diamati.

Tabel 1. Kombinasi perlakuan tiga varietas jagung manis dan dosis pupuk organik

hayati

Varietas Jagung Manis Dosis Pupuk Organik Hayati

h1 h2 h3

v1 v1h1 v1h2 v1h3

v2 v2h1 v2h2 v2h3

v3 v3h1 v3h2 v3h3

3.4 Variabel Pengamatan

Variabel yang diamati pada penelitian adalah:

3.4.1 Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang atas dari permukaan tanah

sampai ujung tanaman tertinggi dengan cara merangkum daun tanaman.

Diukur pada saat tanaman berumur 14, 21, 28, 35 dan 42 hari setelah tanam,

satuan pengukuran dinyatakan dalam satuan cm.

3.4.2 Jumlah daun

Jumlah daun yang dihitung adalah daun yang sudah membuka dan

berwarna hijau atau masih segar. Dihitung pada saat tanaman berumur 14, 21,

28, 35 dan 42 hari setelah tanam, satuan perhitungan dinyatakan dalam satuan

helai.

Page 10: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

6

3.4.3 Diameter batang

Diameter batang diukur pada pertengahan batang dengan menggunakan

jangka sorong pada semua tanaman sampel. Dihitung pada saat tanaman

berumur 14, 21, 28, 35 dan 42 hari setelah tanam, satuan perhitungan

dinyatakan dalam satuan cm.

3.4.4 Umur berbunga

Umur berbunga ditetapkan apabila 75% tanaman dalam satuan percobaan

telah mengeluarkan bunga jantan, satuan perhitungan dinyatakan dalam satuan

hari.

3.4.5 Umur panen

Umur panen dilakukan pada saat pemanenan pada setiap varietas

tanaman, satuan perhitungan dinyatakan dalam satuan hari..

3.4.6 Panjang tongkol berkelobot pertanaman

Panjang tongkol berkelobot pertanaman diukur dari pangkal sampai

ujung tongkol. Perhitungan dilakukan setelah dipanen, satuan panjang

dinyatakan dalam cm.

3.4.7 Panjang tongkol tanpa kelobot pertanaman

Panjang tongkol tanpa kelobot pertanaman diukur dari pangkal tongkol

sampai ujung tongkol. Perhitungan dilakukan setelah dipanen dan kelobot

dilepas, satuan panjang dinyatakan dalam cm.

3.4.8 Bobot tongkol berkelobot pertanaman

Bobot tongkol berkelobot pertanaman ditimbang dengan kelobot tongkol.

Penimbangan dilakukan setelah dipanen, satuan berat dinyatakan dalam g.

3.4.9 Bobot tongkol tanpa kelobot pertanaman

Bobot tongkol tanpa kelobot pertanaman ditimbang dengan membuang

kelobot tongkol. Penimbangan dilakukan setelah dipanen dan kelobot dilepas,

satuan berat dinyatakan dalam g.

3.5 Analisis Data

Model linear aditif yang digunakan untuk menganalisis setiap variabel yang

diamati adalah :

Yijk= µ + αi + βj + (αβ)ij + ρk+ εijk

Tabel 2. Analisis ragam untuk setiap variabel yang diamati

Sumber

Keragaman Derajat

Bebas Jumlah

Kuadrat Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel 5% 1%

Kelompok 2 JKK KTK KTK/KTG 3,55 6,01

Perlakuan 8 JKP KTP KTP/ KTG

- Varietas (V) 2 JKA KTA KTB/KTG 3,55 6,01

- Dosis pupuk organik

hayati (H) 2 JKB KTB KTA/KTG 3,55 6,01

- Interaksi (V.H) 4 JKAB KTAB KTAB/KTG 2,93 4,58

Galat 18 JKG KTG Total 26 JKT

Page 11: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1 Komponen Pertumbuhan Vegetatif

Tinggi Tanaman

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap

tinggi tanaman pada umur 14-42 HST, sedangkan pada perlakuan pupuk hayati dan

interaksi varietas dengan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman

(Tabel 3).

Tabel 3. Hasil uji rata-rata tinggi tanaman jagung manis umur 14, 21, 28, 35 dan 42

HST

Perlakuan Rata-rata tinggi tanaman (cm)

14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST

Varietas (V)

v1 20,92a 34,22 58,39a 95,78a 118,58a

v2 23,92b 39,17 68,83b 100,53b 129,08b

v3 25,54b 40,06 78,64b 108,47c 136,97b

Dosis pupuk

hayati (H)

h1 22,50 36,34 64,83 94,89 122,03

h2 24,63 40,36 71,58 105,53 129,92

h3 23,25 36,75 69,44 104,36 132,70

Interaksi (V.H)

v1h1 20,83 31,17 48,50 83,33 107,00

v1h2 20,42 38,75 65,08 103,50 123,33

v1h3 21,50 32,75 61,58 100,50 125,42

v2h1 23,42 35,92 69,17 97,08 128,08

v2h2 24,17 41,00 69,50 100,33 126,42

v2h3 24,17 40,58 67,83 104,17 132,75

v3h1 23,25 41,92 76,83 104,25 131,00

v3h2 29,29 41,33 80,17 112,75 140,00

v3h3 24,08 36,92 78,92 108,42 139,92

Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukan perlakuan tersebut tidak berbeda nyata berdasarkan

DMRT pada taraf 5%

Dari Tabel 3 terlihat bahwa pada umur 14 HST perlakuan v3 menunjukan

tinggi tanaman paling tinggi yaitu 25,54 cm yang tidak berbeda nyata dengan

perlakuan v2 dan berbeda nyata dengan perlakuan v1. Pada umur 28 HST perlakuan

v3 menunjukan tinggi tanaman paling tinggi yaitu 78,64 cm yang berbeda nyata

dengan perlakuan v2 dan v1. Pada umur 35 HST perlakuan v3 menunjukan tinggi

tanaman paling tinggi yaitu 108,47 cm yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan v2

dan berbeda nyata dengan perlakuan v1. Pada umur 42 HST perlakuan v3

Page 12: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

8

menunjukan tinggi tanaman paling tinggi yaitu 136,97 cm yang tidak berbeda nyata

dengan perlakuan v2 dan berbeda nyata dengan perlakuan v1.

Jumlah Daun

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa varietas dan pupuk hayati tidak

berpengaruh terhadap jumlah daun, begitu juga pada interaksi varietas dengan pupuk

hayati juga tidak berpengaruh (Tabel 4).

Tabel 4. Hasil uji rata-rata jumlah daun tanaman jagung manis umur 14, 21, 28, 35

dan 42 HST

Perlakuan Rata-rata jumlah daun (helai)

14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST

Varietas (V)

v1 3,58 5,55 6,86 9,61 10,75

v2 3,84 5,83 7,86 9,83 11,19

v3 3,69 5,55 8,25 10,17 11,78

Dosis pupuk

hayati (H)

h1 3,59 5,61 7,30 9,33 10,69

h2 4,03 5,69 7,72 10,34 11,75

h3 3,50 5,64 7,95 9,94 11,28

Interaksi (V.H )

v1h1 3,67 5,33 6,08 8,67 9,83

v1h2 3,83 5,75 7,25 10,67 11,75

v1h3 3,25 5,58 7,25 9,50 10,67

v2h1 3,67 5,92 7,83 9,58 11,00

v2h2 3,92 5,83 7,58 9,42 10,83

v2h3 3,92 5,75 8,17 10,50 11,75

v3h1 3,42 5,58 8,00 9,75 11,25

v3h2 4,33 5,50 8,33 10,92 12,67

v3h3 3,33 5,58 8,42 9,83 11,42

Diameter Batang

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa varietas berpengaruh nyata terhadap

diameter batang pada umur 21 dan 28 HST, sedangkan pada perlakuan pupuk hayati

serta interaksi antara varietas dengan pupuk hayati tidak berpengaruh (Tabel 5).

Tabel 5. Hasil uji rata-rata diameter batang tanaman jagung manis umur 14, 21, 28,

35 dan 42 HST

Perlakuan Rata-rata diameter batang (cm)

14 HST 21 HST 28 HST 35 HST 42 HST

Varietas (V)

v1 0,64 0,68a 1,01a 1,68 1,75

v2 0,61 0,82b 1,30b 1,78 1,88

v3 0,65 0,81b 1,33b 1,88 1,99

Page 13: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

9

Dosis pupuk

hayati (H)

h1 0,63 0,76 1,10 1,63 1,73

h2 0,64 0,79 1,29 1,83 1,91

h3 0,63 0,75 1,25 1,88 1,97

Interaksi (V.H)

v1h1 0,70 0,64 0,87 1,41 1,54

v1h2 0,64 0,72 1,11 1,80 1,83

v1h3 0,58 0,67 1,06 1,83 1,88

v2h1 0,58 0,80 1,17 1,70 1,78

v2h2 0,61 0,85 1,30 1,70 1,75

v2h3 0,64 0,81 1,43 1,94 2,10

v3h1 0,62 0,85 1,25 1,78 1,88

v3h2 0,66 0,80 1,46 1,99 2,15

v3h3 0,66 0,77 1,27 1,86 1,94

Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukan perlakuan tersebut tidak berbeda nyata berdasarkan

DMRT pada taraf 5%

Dari Tabel 5 terlihat bahwa pada umur 21 HST perlakuan v2 menunjukan

diameter batang paling lebar yaitu 0,82 cm yang tidak berbeda nyata dengan

perlakuan v3 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan v1. Pada umur 28 HST

perlakuan v3 menunjukan diameter batang paling lebar yaitu 1,33 cm yang tidak

berbeda nyata dengan perlakuan v2 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan v1.

4.1.2 Komponen Pertumbuhan Generatif

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa varietas (V) berpengaruh sangat nyata

terhadap umur berbunga dan umur panen dan pupuk hayati berpengaruh nyata

terhadap umur berbunga serta berpengaruh sangat nyata terhadap umur panen, tetapi

interaksi kedua perlakuan tidak berpengaruh (Tabel 6).

Tabel 6. Hasil uji rata-rata umur berbunga dan umur panen tanaman jagung manis

pada perlakuan varietas dan pupuk hayati

Perlakuan Umur berbunga (hari) Umur panen (hari)

Varietas (V)

v1 48,03a 84,22a v2 43,89b 76,03c v3 42,28b 77,66b

Dosis pupuk hayati (H)

h1 45,28a 81,42a h2 44,30b 77,39c h3 44,61ab 79,11b B

Interaksi (V.H)

v1h1 48,42 86,92

Page 14: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

10

v1h2 47,75 80,50

v1h3 47,92 85,25

v2h1 44,00 77,50

v2h2 43,33 75,83

v2h3 44,33 74,75

v3h1 43,42 79,83

v3h2 41,83 75,83

v3h3 41,58 77,33

Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukan perlakuan tersebut tidak berbeda nyata berdasarkan

DMRT pada taraf 5%

4.1.3 Komponen Hasil

Perlakuan varietas dan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap komponen

hasil panen. Sedangkan interaksi kedua faktor perlakuan berpengaruh nyata terhadap

bobot tongkol tanpa kelobot (Tabel 7).

Tabel 7. Hasil uji rata-rata komponen hasil tanaman jagung manis

Perlakuan

Panjang tongkol (cm) Bobot tongkol (cm)

Berkelobot Tanpa

kelobot Berkelobot

Tanpa

kelobot

Varietas (V)

v1 23,17a 16,53a 171,47a 113,58a

v2 23,33a 17,78b 222,97b 173,78b

v3 25,45b 16,94ab 268,61c 211,44c

Dosis pupuk hayati (H)

h1 23,75a 17,28ab 203,39a 152,58a

h2 24,47a 16,42a 215,39a 170,19b

h3 23,72a 17,55c 244,28b 176,03b

Interaksi (V . H)

v1h1 21,92 16,58 153,67 89,00a

v1h2 24,33 15,67 170,08 117,83b

v1h3 23,25 17,33 190,67 133,92bc

v2h1 23,67 18,25 179,50 157,00cd

v2h2 23,58 17,00 197,33 170,25de

v2h3 22,75 18,08 292,08 194,08ef

v3h1 25,67 17,00 277,00 211,75fg

v3h2 25,50 16,58 278,75 222,50g

v3h3 25,17 17,25 250,08 200,08fg

Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang

sama menunjukan perlakuan tersebut tidak berbeda nyata berdasarkan

DMRT pada taraf 5%

Page 15: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

11

4.2 Pembahasan

Varietas

Hasil pengamatan pertumbuhan vegetatif tanaman jagung manis semakin

meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tetapi pada masing-masing variabel

pengamatan, pengaruh yang didapatkan dari perlakuan tiga varietas jagung manis

juga berbeda. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan varietas

berpengaruh terhadap tinggi tanaman. Hal ini diduga karena tinggi tanaman

dipengaruhi oleh faktor genetik. Penampilan pertumbuhan yang berbeda antar

varietas jagung disebabkan oleh adanya perbedaan kecepatan pembelahan,

perbanyakan dan pembesaran sel. Sesuai dengan pernyataan Gardner et. al., (1991)

bahwa pengaruh varietas terhadap variabel pengamatan disebabkan karena perbedaan

faktor genetik yang dimiliki oleh masing-masing varietas jagung dan kemampuan

adaptasinya terhadap lingkungan.

Pada variabel pengamatan jumlah daun perlakuan varietas tidak berpengaruh.

Hal ini diduga karena jumlah daun tidak dipengaruhi oleh varietas. Subekti et. al.,

(2007) menyatakan sesudah koleoptil muncul di atas permukaan tanah, daun jagung

mulai terbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula, dan pelepah daun yang

erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan jumlah buku batang. Jumlah

daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya daun yang terbuka

sempurna adalah 3-4 hari setiap daun.

Pada variabel pengamatan diameter batang perlakuan varietas jagung manis

hanya berpengaruh pada umur 21 dan 28 HST sedangkan pada umur 35 dan 42 HST

tidak dipengaruhi oleh varietas. Hasil penelitian Syafruddin et. al., (2012)

menunjukan bahwa diameter batang umur 15 HST saja yang dipengaruhi perlakuan

varietas, sebaliknya pada umur 30 dan 45 HST tidak dipengaruhi oleh varietas.

Menurut Subekti et. al., (2007) tanaman jagung mempunyai batang yang tidak

bercabang, berbentuk silindris dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada

buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas

berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen

jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler) dan

pusat batang (pith).

Sedangkan pada fase generatif perlakuan varietas berpengaruh terhadap umur

berbunga dan umur panen. Hal ini diduga karena umur berbunga dan umur panen

lebih dipengaruhi oleh faktor genetik. Menurut Lakitan (2004), tanaman akan

menghasilkan bunga jika mempunyai zat cadangan dan varietas yang digunakan.

Bila varietas yang digunakan berasal dari varietas yang sama, maka umur berbunga

tidak berbeda karena tanaman yang berasal dari varietas yang sama akan cenderung

mempunyai sifat-sifat yang sama pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Darjanto dan

Satifah (1990) bahwa peralihan dari masa vegetatif ke masa generatif sebagian

ditentukan oleh faktor dalam seperti genetik dan sebagian lagi oleh faktor luar seperti

suhu dan intensitas cahaya.

Page 16: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

12

Selain itu, perlakuan tunggal varietas juga berpengaruh terhadap panjang

tongkol berkelobot dan panjang tongkol tanpa kelobot serta berpengaruh sangat

nyata terhadap bobot tongkol berkelobot dan bobot tongkol tanpa kelobot. Hal ini

diduga karena tanaman jagung manis cenderung dipengaruhi oleh faktor genetik.

Djafar et. al., (1990) menjelaskan bahwa adanya bentuk-bentuk atau hal-hal yang

sama dari suatu varietas tanaman terjadi sebagai akibat dari faktor genetik dan

tanggapannya terhadap tempat tumbuhnya. Hasil ini sejalan dengan penelitian

Syafruddin et. al., (2012) bahwa bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa

kelobot, diameter tongkol tanpa kelobot, serta panjang tongkol tanpa kelobot

dipengaruhi oleh 3 macam varietas jagung manis. Hal senada juga dikemukakan

oleh Zainuddin (2005), melaporkan hal yang sama bahwa panjang tongkol dan

diameter tongkol juga dipengaruhi oleh 3 macam varietas jagung manis.

Berdasarkan hasil uji DMRT 5%, hasil rata-rata pada perlakuan v3

menunjukkan perlakuan varietas tertinggi yang tidak berbeda nyata dengan hasil

rata-rata pada perlakuan v2, sehingga didapatkan perlakuan terbaik pada perlakuan v2

atau pada Varietas Bonanza F1. Ini menunjukkan bahwa Varietas Bonanza F1 dan

Varietas Super Sweet Corn memiliki daya adaptasi yang lebih tinggi dibanding

Varietas F1 Janisa. Menurut Salisbury dan Ross (1995) dalam Marliah et. al., (2012)

bahwa setiap varietas memiliki ketahanan yang berbeda, beberapa tanaman dapat

melakukan adpatasi dengan cepat namun sebaliknya ada tanaman yang

membutuhkan waktu lama untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini

disebabkan setiap varietas memiliki potensi genetik yang berbeda dalam merespon

lingkungan tempat hidupnya. Lingkungan juga dapat menyebabkan sifat sifat yang

muncul beragam dari suatu tanaman. Suatu varietas mempunyai kemampuan

memberikan hasil yang tinggi, tetapi jika keadaan lingkungan yang tidak sesuai maka

varietas itu dapat menunjukan potensi hasil yang dimilikinya. Hermiati (200) dalam

Marliah et. al., (2012) menyatakan bahwa setiap varietas memiliki perbedaan dalam

kemampuannya untuk mempertahankan hidup dan pertumbuhan individu dari iklim

yang berbeda. Faktor genetik tanaman dan cara adaptasinya terhadap lingkungan

dapat menyebabkam pertumbuhan yang berbeda-beda.

Varietas merupakan kelompok tanaman dengan ciri khas yang seragam dan

stabil serta mengandung perbedaan yang jelas dari varietas lain. Demikian halnya

dengan tiga macam varietas jagung manis yang digunakan meskipun ketiganya

merupakan jenis unggul tetapi karena adanya perbedaan varietas sehingga sifat-sifat

yang dimunculkan juga berbeda dengan asumsi bahwa ketiganya ditanam pada suatu

kondisi lingkungan yang relatif sama (Yatim, 1991 dalam Kuruseng dan Muh.

Askari Kuruseng, 2008). Perbedaan-perbedaan yang muncul pada komponen

pengamatan vegetatif dan generatif dari tiga macam varietas merupakan pengaruh

perbedaan genetik dari tiga macam varietas tersebut.

Tiga varietas yang ditanam merupakan jenis jagung manis hibrida. Menurut

Riani et. al., (2001d) dalam Kuruseng dan Muh. Askari Kuruseng, (2008) jagung

hibrida merupakan hasil perkawinan antara kedua jenis jagung yang terdiri dari galur

Page 17: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

13

murni, sehingga terjadi perpaduan sifat unggul. Varietas hibrida mempunyai potensi

hasil yang tinggi, daya adaptasi luas, pertumbuhan dan hasil tanaman lebih seragam,

tahan penyakit bulai dan karat daun. Setiap hibrida menunjukkan pertumbuhan dan

hasil yang beragam sebagai akibat dari pengaruh genetik dan lingkungan, dimana

pengaruh genetik merupakan pengaruh keturunan yang dimiliki oleh setiap galur

sedangkan pengaruh lingkungan adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh habitat dan

kondisi lingkungan. Perbedaan penampilan (fenotipe) dari berbagai varietas hibrida

(perbedaan pada beberapa peubah pengamatan) diakibatkan pengaruh genetik dan

lingkungan. Gen-gen yang beragam dari masing-masing varietas mempunyai

karakter-karakter yang beragam pula. Lingkungan memberikan peranan dalam

rangka penampakan karakter yang sebenarnya terkandung dalam gen tersebut.

Pupuk Hayati

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa perlakuan tunggal pupuk hayati tidak

berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang (fase

vegetatif). Hal ini diduga respon akar terhadap penyerapan unsur hara masih dalam

jumlah yang sedikit, karena mikroba yang diberikan ke dalam tanah belum mampu

berfungsi secara optimal untuk membantu akar dalam penyerapan unsur hara yang

diberikan. Sehingga pemberian pupuk hayati belum mampu memenuhi kebutuhan

hara bagi tanaman dalam mendukung pertumbuhan tanaman jagung manis. Hasil

analisis tanah menunjukan bahwa unsur N dalam kriteria rendah (0,182 %), P yang

sedang (25,226 mg/100 g) dan K yang rendah (0,248 cmol/g).

Menurut Sutedjo (2010), pertumbuhan tanaman membutuhkan banyak unsur

N. Unsur N berguna untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,

merangsang pertumbuhan vegetatif dan berfungsi untuk sintesa asam amino dan

protein dalam tanaman. Novizan (2002) menambahkan bahwa nitrogen juga

dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting seperti klorofil, asam nukleat, dan

enzim. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah besar pada setiap tahap

pertumbuhannya, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif, seperti pembentukan

tunas dan daun. Tanaman akan dapat tumbuh dan berproduksi dengan sempurna

apabila unsur hara yang diperlukan cukup. Unsur N, P dan K merupakan unsur hara

yang sangat dibutuhkan tanaman pada awal pertumbuhan terutama pada tinggi

tanaman.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pupuk hayati bersifat lambat

dan baru terlihat pada fase akhir vegetatif atau memasuki fase generatif . Hal ini

sejalan dengan penelitian Husen (2013) bahwa respon tanaman jagung dan tomat

terhadap pupuk hayati HEG dan BTC yang tergolong lambat dan baru terlihat pada

fase akhir masa pertumbuhan vegetatif diduga terkait dengan rendahnya kepadatan

populasi mikroba (104 -107 per g atau ml bahan pembawa), sehingga beberapa

karakter fungsional mikroba dalam menambat N2, melarutkan P atau memacu

pertumbuhan tanaman belum bekerja secara optimal.

Page 18: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

14

Pada fase generatif perlakuan pupuk hayati berpengaruh terhadap umur

berbunga, umur panen, panjang tongkol berkelobot dan tanpa kelobot serta bobot

tongkol berkelobot dan tanpa kelobot. Hal ini diduga karena pada setiap perlakuan

kondisi unsur hara sudah cukup tersedia bagi tanaman sehingga dapat mendukung

pertumbuhan tanaman. Adanya unsur N dan P mampu mencukupi kebutuhan hara

yang dibutuhkan tanaman. Menurut Lakitan (2004), unsur P sangat diperlukan

tanaman dalam menentukan umur panen dan sangat mempengaruhi fotosintesis

tanaman, sehingga fotosintat yang dihasilkan pada daun dan sel-sel fotosintetik

lainnya dapat diangkut ke organ atau jaringan lain agar dapat dimanfaatkan oleh

organ dan jaringan tersebut untuk pertumbuhan atau ditimbun sebagai bahan

cadangan.

Menurut Taufik et. al., (2010) ketersediaan unsur hara tidak terlepas dari

proses pengisian biji. Unsur hara yang diserap akan diakumulasikan ke daun

menjadi protein yang membentuk biji. Akumulasi bahan hasil metabolisme pada

pembentukan biji akan meningkat, sehingga biji yang terbentuk memiliki ukuran dan

berat yang maksimal, hal ini terjadi apabila terpenuhinya kebutuhan unsur hara yang

menyebabkan metabolisme berjalan secara optimal.

CV. Tani Sukses Sejahtera (2009) menyebutkan bahwa pupuk Migro Green

mengandung mikroba Azotobacter yang berfungsi sebagai penambat N2. Mikroba

tersebut dapat bekerja secara maksimal dan dapat mengubah unsur hara yang tadinya

sulit untuk diserap tanaman menjadi unsur hara yang mudah diserap oleh tanaman.

Serta pada pupuk hayati juga mengandung unsur mikroba pelarut P yang berfungsi

meningkatkan ketersediaan unsur P pada tanah. Menurut Rosmarkam dan Yuwono

(2002), fosfor merupakan senyawa penyusun jaringan tanaman seperti asam nukleat,

fosfolipida, dan fitin. Unsur P ini diperlukan untuk pembentukan primordia bunga

dan organ tanaman untuk reproduksi. Menurut Adrianto (2009), faktor lingkungan

seperti suhu, kelembaban dan tata udara dalam tanah mempengaruhi kerja

mikroorganisme dalam tanah. Suhu tinggi dengan kelembaban yang rendah dapat

mendukung kerja mikroorganisme dalam tanah. Sehingga dengan adanya pengolahan

tanah yang dilakukan sebelum penanaman dan penyiraman dengan tujuan menjaga

kelembaban tanah, menyebabkan bakteri Azotobacter sp. yang berasal dari pupuk

Migro Green dapat berkerja maksimal dalam mengikat Nitrogen di udara.

Hasil analisis tanah menunjukan unsur P tergolong sedang yaitu 25,226

mg/100 g. Unsur hara P berperan banyak dalam proses pengisian biji tanaman

jagung manis, unsur hara P akan diserap oleh tanaman secara terus-menerus sampai

mendekati masa pematangan biji. Budiman (2004) menyatakan bahwa tersedianya

unsur P menyebabkan fotosintat yang dialokasikan ke buah menjadi lebih sehingga

ukuran buah menjadi lebih besar. Pertambahan panjang tongkol jagung manis

memungkinkan banyaknya biji yang akan terbentuk pada tongkol jagung manis. Hal

ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramanta (2008)

bahwa pemupukan anorganik dan pupuk hayati juga berpengaruh nyata pada

komponen hasil yang meliputi panjang tongkol, diameter tongkol, bobot kering

Page 19: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

15

tongkol tanpa kelobot, bobot kering pipilan, dan indeks panen. Namun tidak nyata

pada komponen bobot 100 biji.

Menurut Suryana (2008), suatu tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan

subur apabila unsur hara yang diberikan dapat diserap oleh suatu tanaman dan dalam

bentuk yang sesuai untuk diserap akar serta dalam keadaan yang cukup. Unsur hara

yang tersedia untuk pertumbuhan tanaman akan menyebabkan kegiatan penyerapan

hara dan fotosintesis berjalan dengan baik sehingga fotosintat yang terakumulasi juga

ikut meningkat dan akan berdampak terhadap bobot tongkol. Pembentukan tongkol

memerlukan unsur hara makro yaitu unsur P dan unsur K dalam jumlah optimum.

Siagian dan Harahap (2001) mengatakan bahwa unsur P berperan dalam

pertumbuhan generatif terutama pembentukan tongkol.

Berdasarkan hasil uji DMRT 5%, hasil rata-rata pada perlakuan h3

menunjukkan hasil tertinggi yang tidak berbeda nyata dengan hasil rata-rata pada

perlakuan h2, sehingga didapatkan perlakuan terbaik pada perlakuan h2 atau pada

dosis 6 ℓ.ha-1 setara dengan 2,06 mℓ.petak-1. Hal ini diduga jumlah unsur hara yang

terkandung dalam pupuk hayati berada dalam jumlah yang tepat.

Interaksi Varietas dengan Pupuk Hayati

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa interaksi varietas dengan pupuk hayati

tidak berpengaruh terhadap semua variabel pengamatan kecuali bobot tongkol tanpa

kelobot. Hal ini diduga karena kemampuan yang berbeda disetiap varietas dalam

menyerap unsur hara kandungan mikroba dalam pupuk hayati tersebut. Hal ini

sejalan dengan Iskandar (2002), kemampuan setiap mikroba di dalam tanah sangat

berbeda beda dalam menyuplai unsur hara, hal ini dapat disebabkan daya adaptasi

dan pertumbuhan mikroba tersebut seperti terhadap kemasaman tanah, suhu, kadar

air tanah, bahan organik maupun cahaya. Hasil penelitian Syafrudin et. al., (2102),

menunjukan bahwa interaksi antara perlakuan varietas dengan jenis pupuk tidak

berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun dikarenakan perbedaan respon

tanaman jagung manis akibat perlakuan beberapa varietas tidak bergantung pada

jenis pupuk yang diberikan begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan hasil uji DMRT 5% menunjukkan bahwa interaksi tertinggi

terdapat pada perlakuan Varietas Super Sweet Corn dengan dosis pupuk hayati 6

ℓ.ha-1. Hal ini dapat dilihat pada variabel bobot tongkol tanpa kelobot terberat yaitu

dengan rata-rata 222,50 g.

Page 20: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

BAB 5. PENUTUP

5.1 Penutup

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

1. Varietas Bonanza F1 tumbuh dan memberikan hasil panen yang lebih baik

dibandingkan Varietas Super Swet Corn dan F1 Janisa.

2. Dosis pupuk hayati 6 ℓ.ha-1 berpengaruh relatif lebih baik terhadap

pertumbuhan tanaman jagung manis dibandingkan perlakuan dengan dosis 4

ℓ.ha-1 dan 8 ℓ.ha-1.

3. Interaksi terbaik antara varietas dengan pupuk hayati didapatkan pada

perlakuan v3h2 (Varietas Super Sweet Corn dengan dosis 6 ℓ.ha-1) terhadap

variabel pengamatan bobot tongkol tanpa kelobot.

5.2 Saran

1. Varietas Bonanza F1 yang dikombinasi dengan pemberian pupuk hayati

pada dosis 6 l.ha-1 dapat disarankan untuk budidaya jagung manis pada

lahan rawa lebak.

2. Perlu dikaji lebih lanjut berbagai kombinasi jenis pupuk hayati dengan

beberapa takaran dosis yang berbeda.

Page 21: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

DAFTAR PUSTAKA

CV. Tani Sukses Sejahtera. 2009. Kandungan unsur hara pupuk hayati Migro

Green. Indonesia.

Djafar, Z. R. 2013. Kegiatan agronomis untuk meningkatkan potensi lahan lebak

menjadi sumber pangan. J. Lahan Suboptimal (2) 1.

Galib, R. 2010. Potensi Usahatani Jagung di Lahan Rawa Lebak Kalimantan

Selatan. Prosiding Pekan Serealia Nasional. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Kalimantan Selatan.

Mahdiannoor. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.

Var. Saccharata) dengan Pemberian Pupuk Hayati pada Lahan Rawa Lebak.

Ziraa’ah Vol 39 No. 3.

Moelyohadi, Y., Harun, M.U., Munandar, Hayati, R., dan Gofar, N. 2012.

Pemanfaatan berbagai jenis pupuk hayati pada budidaya tanaman jagung (Zea

mays L.) di lahan kering marginal. J. Lahan Suboptimal. I (1).

Noor, M, I. Las, A. Rachman, I.M. Subiksa, Sukarman, K. Nugroho, Isdijanto Ar-Riza, 2010. Pengembangan Lahan Rawa Berkelanjutan untuk Mendukung

Ketahanan Pangan Nasional. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan

Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian, Banjarbaru.

Purwanto, S. 2006. Kebijakan Pengembangan Lahan Rawa Lebak. Prosiding

Seminar Nasional Lahan Rawa Tahun 2006.

Rukmana, R. 2002. Usaha tani jagung. Kanisius, p. 16-79.

Subagyo, H. 2006. Lahan Rawa Lebak dalam Buku Karakteristik dan Pengelolaan

Lahan Rawa. Balai Penelitian dan Pengembangan Lahan Rawa.

Sunihardi, Yunastri, S., dan Kurniasih. 2000. Deskripsi varietas unggul palawija.

Puslitbangtan. Bogor. p. 43-48.

Syafruddin, Nurhayati dan Ratna, W. 2012. Pengaruh jenis pupuk terhadap

pertumbuhan dan hasil beberapa varietas jagung manis. J. Floratek 7:107-

114.

Yasin, M. 2013. Kajian Pengembangan Tanaman Jagung pada Lahan Rawa Lebak

di Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Serealia Lahan Rawa.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan.

Zubachtirodin, Bambang Sugiharto, Mulyono dan Deni Hermawan. 2011. Teknologi

Budidaya Jagung. Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Direktorat Budidaya Serealia. Jakarta.

Setiawan, A. 2009. Percobaan faktorial. http://smartstat.wordpress.com. Diakses

tanggal 2 Desember 2016.

Page 22: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

LAMPIRAN

Page 23: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

19

Lampiran 1. Penggunaan Dana

A. Pemasukan

No Sumber Jumlah (Rp)

1 Dikti 10.000.000

B. Pengeluaran

1. Barang penunjang

No Tanggal Material Kuantitas Harga

Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 18 Maret 2017 Cangkul 5 100.000 500.000

Parang 5 50.000 250.000

Tugal 5 20.000 100.000

Meteran 50

meter

1 120.000 120.000

Meteran 5

meter

5 65.000 325.000

2 27 Maret 2017 Gembor 5 60.000 300.000

Hand sprayer

(1 ℓ )

5 35.000 175.000

Hand sprayer

(15 ℓ)

1 300.000 300.000

3 2 April 2017 Timbangan

duduk 10 kg

1 130.000 130.000

Neraca

digital

1 360.000 360.000

4 8 April 2017 Kamera 1 980.000 980.000

5 23 April 2017 Map file 1 50.000 50.000

Kertas HVS

A4

3 rem 32.000 96.000

Tinta printer

hitam

2 pack 25.000 50.000

Tinta printer

warna

2 pack 25.000 50.000

Pulpen 1 pack 22.000 22.000

Pensil 1 pack 12.000 12.000

Mistar 5 2.000 10.000

Sub Total (Rp) 3.530.000

Page 24: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

20

2. Bahan habis pakai

No Tanggal Material Kuantitas Harga

Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 20 Maret 2017 Sewa mesin

pemotong

rumput

1 hari 50.000 50.000

Bensin 2 ℓ 7.500 15.000

Tenaga kerja 1 hari 100.000 100.000

2 21 Maret 2017 Analisis

tanah 1 paket 750.000 750.000

3 23 Maret 2017 Sewa alat

hand traktor 1 hari 100.000 100.000

Bensin 2 ℓ 7.500 15.000

4 27 Maret 2017 Benih jagung

Bonanza

F1

Super

Sweet

Corn

1

bungkus

(250 g)

2

bungkus

110.000

30.000

110.000

60.000

5 31 Maret 2017 Pupuk

kandang

kotoran sapi

100 kg 3.000 300.000

Abu sekam 200 kg 1.000 200.000

6 1 April 2017 Sewa lahan 4 bulan 400.000 1.600.000

7 3 April 2017 Spanduk

penelitian 3 buah 38.500 115.000

8 4 April 2017 Plang

penelitian 1 paket 165.000 165.000

9 13 April 2017 Benih jagung

Varietas F1

Janisa

2

bungkus 90.000 180.000

Pupuk hayati

Migro Green 2 ℓ 100.000 200.000

Sub Total (Rp) 3.960.000

Page 25: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

21

3. Perjalanan

No Tanggal Material Kuantitas Harga

Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 Perjalanan ke

tempat

penelitian

64 kali 15.000 960.000

2 21 Maret 2017 Perjalanan ke

Banjarbaru

untuk

mengantar

sampel tanah

1 hari 300.000 300.000

3 12 April 2017 Perjalanan ke

Banjarbaru

untuk

mengambil

hasil analisis

tanah

2 hari 270.000 540.000

Sub Total (Rp) 1.800.000

4. Lain-lan

No Tanggal Material Kuantitas Harga

Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1 17 April 2017 Instal

netbook 1 50.000 50.000

Service

printer 1 30.000 30.000

2 15 Juli 2017 Proposal

penelitian 2 eks 55.000 110.000

3 17 Juli 2017 Laporan

Kemajuan 4 eks 80.000 320.000

4 29 Juli 2017 Laporan

Akhir 2 eks 100.000 200.000

Sub Total (Rp) 710.000

C. Saldo

Pemasukan (Rp) Dikti Rp. 10.000.000

Pengeluaran (Rp) 1. Bahan penunjang 3.530.000 Rp. 10.000.000

2. Bahan habis pakai 3.960.000

3. Perjalanan 1.800.000

4. Lain-lain 710.000

Saldo Rp. 10.000.000

Page 26: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

22

Lampiran 2. Bukti Pembayaran

a. Bukti Pembayaran

(1) (2) (3)

(4) (5) (6)

(7) (8) (9)

Page 27: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

23

(10) (11) (12)

(13) (14) (15)

(16) (17) (18)

Page 28: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

24

(19) (20) (21)

(22)

Page 29: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

25

b. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Pembersihan lahan Gambar 2. Pengolahan lahan

Gambar 3. Pembuatan petak

penelitian

Gambar 4. Penggemburan petak

penelitian

Gambar 5. Penanaman Gambar 6. Pengaplikasian kedua

pupuk hayati umur 20 HST

Page 30: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

26

Gambar 7. Penyiangan umur 25 dan

26 HST

. Gambar 8. Pengaplikasian ketiga

pupuk hayati umur 30 HST

Gambar 9. Pengamatan umur

35 HST

Gambar 10. Pengamatan umur

42 HST

Gambar 11. Pengamatan panjang

tongkol

Gambar 12. Penimbangan bobot

tongkol

Page 31: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

27

Gambar 13. Hasil pengamatan

jagung manis berkelobot pada

perlakuan v1h1

Gambar 14. Hasil pengamatan

jagung manis berkelobot pada

perlakuan v3h2

Gambar 15. Hasil pengamatan

jagung manis tanpa kelobot pada

perlakuan v1h1

Gambar 16. Hasil pengamatan

jagung manis tanpa kelobot pada

perlakuan v3h2

Gambar 17. Hasil pengamatan

jagung manis berkelobot pada

satuan percobaan

Gambar 18. Hasil pengamatan

jagung manis tanpa kelobot pada

satuan percobaan

Page 32: LAPORAN AKHIR PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA …...PKM - PENELITIAN EKSAKTA Disusun oleh: Khairiyah 2013.01.0023 (2013) Siti Khadijah 2013.01.0037 (2013) Muhammad Iqbal 2014.01.0015 (2014)

28