LAPORAN AKHIR PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN UMN AL …€¦ · Kode/Nama Rumpun Ilmu: 775/Pendidikan...
Transcript of LAPORAN AKHIR PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN UMN AL …€¦ · Kode/Nama Rumpun Ilmu: 775/Pendidikan...
Kode/Nama Rumpun Ilmu: 775/Pendidikan IPA
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN TERAPAN UNGGULAN
UMN AL-WASHLIYAH
PEMBELAJARAN IPA BERMODEL TALKSHOW UNTUK
MENGETAHUI DIMENSI PROSES KOGNITIF PADA
LEVEL C4 DAN C5
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Ketua : Sujarwo, S. Pd., M. Pd.
NIDN : 0117128103
Anggota 1 : Wariyati, S. Pd., M. Hum.
NIDN : 0124078503
Anggota 2 : Febriani Siregar
NPM : 171434230
Dibiayai oleh Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah, sesuai
dengan Surat Persetujuan Rektor UMN Al Washliyah Nomor: 263a/LP2M
UMNAW/B.07/2019 Tentang Pelaksanaan Penelitian Bagi Dosen
Perguruan Tinggi Swasta Tahun Anggaran 2019
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN)
AL-WASHLIYAH
2019
i
DAFTAR ISI
Halam Sampul ...............................................................................................
Halaman Pengesahan .................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Ringkasan ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
Latar Belakang dan Permasalahan .......................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 3
A. State of The Art dalam Bidang yang diteliti ....................................... 3
B. Road Map ........................................................................................... 4
C. Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif ........................................ 5
D. Karakteristik IPA dan Belajar IPA ..................................................... 12
E. Model Pembelajaran .......................................................................... 16
F. Model Pembelajaran Talkshow .......................................................... 17
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .............................. 18
A. Tujuan Penelitian ............................................................................... 18
B. Manfaat Penelitian ............................................................................. 18
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 19
A. Metode Penelitian .............................................................................. 19
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................. 19
C. Data dan Sumber Data ....................................................................... 19
D. Metode Pengumpul Data.................................................................... 19
E. Analisis Data ...................................................................................... 20
F. Bagan Alir Penelitian, Luaran dan Indikatornya ................................ 20
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 21
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 21
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................. 23
BAB VI PENUTUP ....................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
BAB VII DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 19
ii
Lampiran
1. Biodata Ketua dan Anggota .................................................................. 22
2. Surat Penerimaan Penelitian .................................................................
3. Surat Pengumuman Pendanaan Penelitian ...........................................
4. Kontrak Penelitian ................................................................................
5. Instrumen Penelitian (Jika Ada) ...........................................................
6. Draft Jurnal Internasional .....................................................................
7. Draft Prosiding .....................................................................................
8. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas ................................... 28
9. Laporan Penggunaan Anggaran ........................................................... 20
10. Surat Izin Penelitian .............................................................................
11. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...............................
12. Borang Monev ......................................................................................
13. Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian ................................................
14. Poster ....................................................................................................
iii
RINGKASAN
Harapan dari setiap pembelajaran yang terjadi adalah terbentuknya proses kognitif
yang menghasilkan kemampuan berfikir tingkat tinggi (HOTS) yang terdiri
diantaranya adalah kemampuan berfikir pada level C4 dan kemampuan berfikir
pada level C5. Kemampuan berfikir pada level C4 menunjukkan bahwa mahasiswa
mampu berfikir analis. Sedangkan kemampun berfikir pada level C5 menunjukkan
bahwa mahasiswa mampu berfikir dalam hal mengetahui kelemahan dan
keunggulan dari bahan kajian yang dipelajari (evaluasi). Oleh karena itu, tujuan
penelitian ini adalah a) menghasilkan model talkshow untuk pembelajaran IPA, b)
mengetahui proses kognitif yang terjadi sehingga terlihat pada level C4 dan C5,
dengan menerapkan metode penelitian yang bersifat eksploratif. Model ditentukan
berdasarkan variabel aktivitas pembelajaran yaitu: a) mahasiswa, yang secara
sukarela mengajukan diri menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaraan
berbasis talkshow, b) mahasiswa, yang mampu memberikan pandangannya
berdasarkan bahan kajian secara argumentatif. Selain menghasilkan model
talkshow untuk pembelajaraan IPA, penelitian ini juga akan menghasilkan artikel
ilmiah (internasional) dan prosiding nasional. Target luaran tambahan adalah jurnal
(internasional atau jurnal nasional tidak terakreditasi). Penelitian ini dilaksanakan
pada program studi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) UMN Al-Washliyah
tahun 2019.
Kata kunci: Pembelajaran Bermodel Talkshow, Dimensi Proses Kognitif,
iv
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin….
Subhanalloh Walhamdulillah Walailahaillalloh Wollahu Akbar…
Segala puji hanya untuk Allah SWT yang selalu mencurahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada semua makhluk ciptaan-Nya. Sholawat dan salam mari senantiasa kita
hadiahkan keharibaan junjungan alam nabi Muhammad SAW, semoga dengan
mengamalkan seluruh sunnah-sunnahnya, ummatnya mendapatkan syafa’atnya
diyaumil mahsyar. Aamiin.
Bersyukur kami kepada Allah SWT atas terselesaikannya laporan penelitian ini
dengan judul Pembelajaran Ipa Bermodel Talkshow Untuk Mengetahui Dimensi
Proses Kognitif Pada Level C4 Dan C5. Oleh karena itu, kami ucapkan juga rasa
terimakasih kami yang mendalam kepada seluruh segenap sivitas akademika
khsususnya unit lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (LP2M)
UMN Al-Washliyah yang telah menyelenggarakan program penelitian bagi dosen
UMN Al-Washliyah tahun pelaksanaan 2019. Begitu juga Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) UMN Al-Washliyah yang telah memberikan kesempatan
untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian dengan judul dimaksud dapat
terlaksana dengan baik sesuai harapan.
Semoga hasil penelitian ini memberikan manfaat dan inspirasi bagi penelitian
selanjutnya demi tercapainya perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di UMN
Al-Washliyah.
Subhanallah…
Medan, 29 - 12 - 2019
Ketua Pelaksana
Sujarwo, S. Pd., M. Pd.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang dan Permasalahan
Pembelajaran yang dilakukan oleh setiap orang dari dimulainya
pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi adalah dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang melalui proses pendidikan.
Proses pendidikan yang terjadi adalah dimaksudkan untuk terciptanya
kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan pendidikan dan atau pembelajaran.
Kemampuan-kemampuan dimaksud adalah kemampun secara kognitif,
kemampuan secara afektif dan kemampuan secara psikomotorik. Ketiga
kemampuan tersebut merupakan kompetensi yang terdapat pada kurikulum yang
menjadi acuan setiap pendidik. Dari ketiga kemampuan dimaksud, yang manjadi
titik tolak atau menjadi pangkal untuk ketercapaian kemampuan selanjutnya adalah
kemampuan kognitif. Dengan demikian, jika kemampuan kognitif yang ingin
dicapai maka proses kognitif harus terjadi dan tak bisa diabaikan begitu saja.
Kemampuan-kemampuan dimaksud atau kemampuan kognitif dapat dicapai dari
berbagai bahan kajian (mata kuliah/mata pelajaran) yang dipelajari secara
berkelanjutan.
Namun dalam pembelajaran IPA, proses pembelajaran sangat menunjang
untuk terjadinya proses kognitif. Dalam pembelajaran IPA, proses kognitif yang
terjadi seharusnya dilakukan oleh semua mahasiswa yang menjadi peserta didik.
Tetapi kenyataannya adalah tidak semua mahasiswa yang tampak melakukan
proses kognitif. Secara empiris, hal ini terlihat jelas pada proses pembelajaran yang
terjadi, mahasiswa masih menunjukkan ketidakseriusannya ketika belajar sedang
terjadi, ada mahasiswa yang berbicara dengan teman sebelahnya, ada mahasiswa
yang sembunyi-sembunyi sedang berkomunikasi menggunakan gadgetnya, ada
mahasiswa yang tidak fokus memberikan perhatiannya untuk mendengarkan
penjelasan terkait bahan kajian, ada mahasiswa yang matanya merah (mengantuk),
ada mahasiswa terlambat, ada mahasiswa yang sedang menyelesaikan
keperluannya diluar kelas, ada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas mata
kuliah lain, ada mahasiswa yang seolah olah fokus konsentrasi dengan
2
menunjukkan arah pandangannya ke depan dan mendengarkan, tapi ketika ditanya
tidak memberikan respon atau argumentasi.
Memperhatikan dan mempelajari fakta di atas, bisa saja mahasiswa sangat
sungkan untuk menunjukkan responnya atau memberikan argumentasinya ketika
ditanya khususnya mahasiswa yang memberikan perhatiannya dan mendengarkan
penjelasan terkait bahan kajian. Karena ketika diperhatikan, jika sesama mereka
berbicara, tampak bahwa komunikasi yang terjadi berjalan dengan baik dan lancar
artinya mereka tidak sungkan dalam mengungapkan argumentasinya kepada
temannya bahkan seperti terjadi perdebatan. Proses kognitif yang terjadipun
menunjukkan bahwa mereka bisa menunjukkan pemahaman mereka.
Berdasarkan fakta-fakta yang telah dikemukakan di atas maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah tidak terjadinya proses kognitif
secara fundamental yang terjadi pada sebagian mahasiswa ketika proses
pembelajaran sedang terjadi sehingga hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak
fokus melaksanakan proses pembelajaran yang dapat berakibat pada tidak
tercapainya kompetensi kognitif khususnya pada kategori C4 dan C5.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. State of the Art dalam bidang yang diteliti
Sebagaimana yang dikutip Faisal (2015), Gunawan dan Palupi (2012) dalam
revisi taksonomi Bloom bahwa dimensi pengetahuan terdiri dari pengetahuan
faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural dan pengetahuan
metakognisi. Sedangkan dimensi proses kognitif terdiri dari (1) mengingat
(remember); (2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4)
menganalisis (analyze); (5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta
(create). Dua dimensi di atas ketika berinterkasi akan membentuk polanya
tersendiri. Dimensi pengetahuan berada pada baris-baris sedangan dimensi
proses kognitif berada pada kolom-kolom, pola inilah yang biasa dikenal dengan
istilah tabel taksnonomi. Dimensi pengetahuan dan proses kognitif merupakan
tujuan kerangka dasar dalam melakukan penyusunan tujuan-tujuan
pembelajaran, kurikulum dan sebagainya. Oleh karena itu, dimensi pengetahuan
dan dimensi proses kognitif memiliki peran yang sangat penting dalam
mensukseskan tujuan pembelajaran.
Dengan menerapkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif akan
mengetahui proses kognitif yang terjadi pada setiap peserta didik atau
mahasiswa. Salah satu dimensi pengetahuan adalah pengetahuan konsep yang
selanjutnya dapat juga dikatakan dengan pemahaman konsep. Mahasiswa yang
memiliki pemahaman konsep akan menunjukkan kompetensi sesuai dengan
konsep yang dipahami. Kompetensi yang dimiliki beraasal dari proses kognitif
terjada ketika pembelajaran berlangsung. Untuk itu, state of the art penelitian ini
adalah menunjukkan bahwa mahasiswa melakukan proses kognitif berdasarkan
informasi berupa pengetahuan yang terdiri dari faktual, konseptual, prosedural
dan metakognisi melalui bahan kajian yang disampaikan berdasarkan dimensi
proses kognitif.
4
B. Road Map
1
2019 Yang Dikerjakan
Pembelajaran IPA bermodel talkshow
pada dimensi proses kognitif
Menghasilkan Draft
Model Talkshow untuk
Pembelajaran IPA
Luaran Wajib: Jurnal Internasional,
Prosiding Nasional
Luaran Wajib: Jurnal Internasional,
Prosiding Nasional
2
2020 Yang dikerjakan Menguji Model
Talkshow untuk
Pembelajaran IPA
Tercapainya
model yang
siap terapkan
Bidang Unggulan:
Pusat studi ilmu pendidikan dan Pemberdayaan Keluarga (IPPK)
Sub Bidang Unggulan:
Pengembangan Penelitian Kualitas KBM
Topik Unggulan: Pengembangan Model-model KBM Berbasis TIK
5
C. Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan
dikonstruk peserta didik berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yang terdiri
dari empat kategori. Ke empat pengetahuan ini diasumsikan sebagai kontinum
dari hal yang bersifat konkrit ke abstrak. Empat kategori dimensi pengetahuan
dimaksud yaitu:
1. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan faktual adalah pengetahuan diskrit, berupa informasi yang
terpisah-pisah yang meliputi:
a. Pengetahuan terhadap istilah, misalnya simbol-simbol dan istilah-
istilah ilmiah;
b. Pengetahuan terhadap unsur-unsur yang spesifik, misalnya sumber-
sumber alam, sumber informasi, atau fakta-fakta yang bersifat praktis.
2. Pengetahuan Konseptual
Kemampuan kognitif dimensi konseptual, merupakan dasar untuk
mengembangkan dimensi pengetahuan pada level yang lebih tinggi.
Pengetahuan konseptual merupakan pengetahuan yang lebih kompleks
dan diorganisasi dari beberapa pengetahuan faktual. Pengetahuan
konseptual menyatakan hubungan antara pengetahuan faktual berupa
unsur-unsur dasar dengan struktur keilmuan yang lebih besar sehingga
memungkinkan terjadinya pengetahuan baru yang meliputi:
a. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, misalnya
pengelompokkan benda yang bersifat magnet dan tidak bersifat
magnet;
b. Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, misalnya prinsip
pesawat sederhana dan hukum Newton;
c. Pengetahuan tentang teori, model dan struktur, misalnya teori evolusi
dan teori atom, model lapisan tanah, struktur tubuh hewan dan
tumbuhan.
6
3. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Perolehan pengetahuan
prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan dengan
menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta
kriteria tertentu yang meliputi:
a. Pengetahuan tentang keterampilan dan algoritma, misalnya
keterampilan proses IPA dan langkah- langkah dan melakukan
penyelidikan (inquiry);
b. Pengetahuan tentang teknik dan metode, misalnya metode penelitian,
metode evaluasi, dan teknik pemecahan masalah;
c. Pengetahuan tentang kriteria yang digunakan untuk menunjukkan suatu
kegiatan atau prosedur dengan mempertimbangkan “when to do what”,
misalnya kriteria untuk menunjukkan prosedur statistik yang
menggunakan pengumpulan data dalam eksperimen.
4. Pengetahuan Metakognisi
Pengetahuan metakognisi merupakan pengetahuan tentang kognisi
(pikiran) secara umum, misal dalam hal kesadaran, dan pengetahuan
tentang kognisi diri sendiri yang meliputi:
a. Pengetahuan strategi, misalnya pengetahuan tentang strategi
perencanaan atau heuristik untuk memecahkan masalah;
b. Pengetahuan tentang tugas-tugas kognisi yaitu pengetahuan
konstekstual dan kondisional, misalnya pengetahuan tentang jenis-
jenis tes, pengetahuan tentang perintah kognitif untuk tugas yang
berbeda;
c. Pengetahuan diri sendiri (self-knowledge), misalnya pengetahuan
tentang cara mengkritisi kelemahan dan kelebihan pengetahuan sendiri.
7
Dimensi Proses Kognitif
Proses kognitif berkaitan dengan proses berpikir yang diasumsikan
sebagai suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk memperoleh
pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain
dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling
terkait dengan struktur yang mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan
macam-macam cara (Presseisen dalam Costa, 1985:43). Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Benjamin Bloom yang menyatakan suatu daftar proses
kognitif dan mengindikasikan jenis-jenis perilaku siswa yang menunjukkan
pencapaian tujuan belajar yang mencakup: 1) pengetahuan (knowledge); (2)
pemahaman (comprehension); (3) aplikasi (application); (4) analisis
(analysis); (5) sintesis (synthesis); dan (6) penilaian (evaluation), yang
selanjutnya mengalami revisi yang dilakukan oleh Anderson & Krathwolf
(2000) yang dikenal dengan istilah dimensi proses kognitif (cognitive process
dimension) yang merupakan proses berpikir dalam mengkonstruk pengetahuan
yang terdiri dari:
1. Mengingat (Remember)
Mengingat merupakan proses perolehan pengetahuan yang
relevan dari memori jangka panjang. Proses mengingat cukup esensial
untuk belajar bermakna dan pemecahan masalah karena pengetahuan yang
digunakan lebih kompleks.
Pada dimensi proses remember melibatkan proses kognitif
recognizing (identifying) dan recalling (retrieving). Proses kognitif
recognizing atau mengidentifikasi/mengenali merupakan proses
menemukan pengetahuan dalam memori jangka panjang (long-term
memory) yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan dipelajari.
Misalnya mengenali ciri-ciri makhluk hidup. Proses retrieving atau
memanggil merupakan proses memanggil pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang. Misalnya menyebutkan suhu air yang mendidih.
2. Memahami (Understand)
Memahami merupakan proses membangun makna dari informasi
yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis dan gambar grafik.
8
Seseorang disebut memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat
membuat hubungan antara pengetahuan “baru” yang diperolehnya dengan
pengetahuan awalnya. Secara khusus, pengetahuan baru diintegrasikan
dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
Proses kognitif dalam dimensi understand terdiri dari
menginterpretasi, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
3. Menerapkan (Apply)
Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau
prosedur yang dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau
pemecahan masalah. Kemampuan menerapkan berkaitan dengan
pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub unit sebelumnya.
Kemampuan menerapkan terdiri dari dua kategori proses kognitif, yaitu
melakukan latihan dan memecahkan masalah. Peserta didik dikatakan
melakukan latihan jika peserta didik tersebut secara rutin melakukan
prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Peserta didik dikatakan memecahkan
masalah jika peserta didik tersebut memilih dan menggunakan prosedur
yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang berbeda
dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Karena peserta didik harus memilih
prosedur yang akan digunakan, peserta didik tersebut harus memiliki
pemahaman jenis-jenis masalah yang dihadapinya.
4. Menganalisis (Analyze)
Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi
atau konsep ke dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan
menganalisis merupakan salah satu tujuan pembelajaran yang sangat
penting bagi peserta didik terutama pada peserta didik yang sudah dapat
berpikir abstrak. Peserta didik yang memiliki kemampuan menganalisis
diharapkan memiliki kemampuan membedakan fakta dari opini,
menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang
mendukung kesimpulan tersebut, menunjukkan hubungan gagasan yang
satu dengan gagasan lain, dan membedakan konsep-konsep yang relevan
9
dengan yang tidak relevan. Proses dimensi kognitif pada kemampuan
menganalisis meliputi kemampuan membedakan, mengorganisasi, dan
memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi pada peserta didik
jika peserta didik dapat membedakan infromasi-informasi yang relevan dan
tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang
penting.
5. Mengevaluasi (Evaluate)
Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan
adalah kriteria berdasarkan kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria
tersebut berlaku untuk guru dan peserta didik. Proses kognitif pada
mengevaluasi terdiri dari pengecekan (checking) dan peninjauan
(critiquing). Pengecekan merupakan pengujian terhadap
ketidakkonsistenan atau kesalahan dalam suatu kegiatan atau produk
pendidikan. Misalnya, pengecekan terjadi ketika peserta didik diuji apakah
peserta didik dapat membuat kesimpulan berdasarkan data hasil
pengamatan atau tidak, atau apakah data yang diperoleh mendukung pada
hipotesis atau sebaliknya. Peninjauan merupakan pembuatan keputusan
tentang produk atau kegiatan berdasarkan kriteria atau standar yang
diberikan secara eksternal. Pada saat peninjauan, peserta didik mencatat
ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk atau kegiatan, kemudian
membuat keputusan dengan membandingkan ciri-ciri tersebut dengan
kriteria yang ditetapkan. Proses kognitif peninjauan merupakan inti dari
proses berpikir kritis. Dalam istilah lain, peninjauan ini disebut juga
dengan pemberian keputusan.
6. Menciptakan (Create)
Menciptakan merupakan proses kognitif yang melibatkan
kemampuan mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik
dikatakan memiliki kemampuan proses kognitif menciptakan jika peserta
didik membuat suatu produk baru yang merupakan reorganisasi dari
beberapa konsep. Kemampuan yang mendasari proses kognitif
menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman belajar
10
siswa sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam
menciptakan merujuk pada hal yang dapat dilakukan siswa dan hal yang
akan dilakukan siswa. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks
ini merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau
konsep ke dalam bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada
menciptakan meliputi penyusunan (generating), perencanaan (planning),
dan produksi (producing). Proses berpikir kreatif dalam konteks ini terdiri
dari tiga hal, yaitu representasi masalah, perencanaan penyelesaian
masalah, dan penyelesaian masalah. Pada tahap representasi masalah,
peserta didik berusaha untuk memahami tugas-tugasnya dan membuat
dugaan-dugaan penyelesaian masalah. Pada tahap perencanaan, peserta
didik merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan untuk menguji dugaan-
dugaan. Pada tahap produksi, peserta didik melaksanakan rencana-rencana
yang sudah disusun dan menghasilkan suatu produk baru dengan
spesifikasi tertentu.
Dimensi proses kognitif di atas merupakan revisi terhadap proses
kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini dikenal sebagai
ranah kognitif. Keterkaitan dimensi proses kognitif dan ranah kognitif
Bloom dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
11
Tabel Taksonomi
Tabel taksonomi merupakan tabel dua dimensi yang menyatakan
hubungan antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif.
Dimensi pengetahuan yang menunjukkan kata benda, dimensi proses
kognitif yang menunjukkan kata kerja yang diilustrasikan dalam bentuk di
bawah ini:
Tabel Taksonomi
Berdasarkan tabel di atas dapat difahami bahwa, tabel taksonomi
menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi pada sel
dimensi proses kognitif mengingat dan dimensi pengetahuan faktual.
Proses berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif
12
menciptakan dan dimensi pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel
taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin tinggi proses berpikir yang
digunakan. Proses berpikir menciptakan pengetahuan metakognisi
membutuhkan kemampuan- kemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di
atas dan sebelah kirinya.
D. Karakteristik IPA dan Belajar IPA
1. Karakteristik IPA
IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam.
IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan
fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan
menggunakan metode ilmiah yang tidak hanya berlaku bagi IPA saja tetapi
juga berlaku untuk bidang ilmu lainnya. Hal yang membedakan metode
ilmiah dalam IPA dengan ilmu lainnya adalah cakupan dan proses
perolehannya. IPA meliputi dua cakupan yaitu IPA sebagai produk dan
IPA sebagai proses. Science is both of knowledge and a process (Trowbridge
and Sund, 1973:2). Oleh karena itu, IPA memiliki karakteristik yang
membedakannya dengan bidang ilmu lain, yaitu:
a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat
dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah
dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.
Contoh: nilai ilmiah ”perubahan kimia” pada lilin yang dibakar.
Artinya benda yang mengalami perubahan kimia, mengakibatkan benda
hasil perubahan sudah tidak dapat dikembalikan ke sifat benda
sebelum mengalami perubahan atau tidak dapat dikembalikan ke sifat
semula;
b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai
oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya
“metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu
13
rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai dan “sikapi
lmiah” (scientific attitudes) (Depdiknas, 2006);
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan
cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu
dengan cara yang lain;
d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan
bagan- bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil
eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan
observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006);
e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.
Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses
merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian hipotesis melalui
eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah dan konsep IPA
dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu tentang
obyek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat
yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui
prosedur yang benar.
2. Karakteristik Belajar IPA
Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik
tersendiri, yaitu:
a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh
proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Contoh, untuk
mempelajari pemuaian pada benda, diperlukan melakukan
serangkaian kegiatan yang melibatkan indera penglihat untuk
mengamati perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume),
melibatkan gerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang diukur dan
14
cara pengukuran yang benar, agar diperoleh data pengukuran
kuantitatif yang akurat. Misalnya data panjang awal benda sebelum
dipanaskan dan data panjang akhir benda setelah dipanaskan dalam
kurun waktu tertentu. Proses ini melibatkan alat indra untuk
mencatat data dan mengolah data agar dihasilkan kesimpulan yang
tepat;
b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara
(teknik). Misalnya, observasi, eksplorasi, dan eksperimentasi;
c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk
membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat
indera manusia itu sangat terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu
bila data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengamatan dengan
indera, akan memberikan hasil yang kurang obyektif, sementara itu
IPA mengutamakan obyektivitas. Misal, pengamatan untuk mengukur
suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu termometer.
Alat bantu ini membantu ketepatan pengukuran dan data pengamatannya
dapat dinyatakan secara kuantitatif. Jika pengukuran dilakukan
berulang-ulang dengan tingkat ketelitian yang sama maka data yang
diperoleh akan sama. Jika pengukuran dilakukan dengan panca
indera saja, maka data yang diperoleh akan berbeda-beda dan datanya
bersifat kualitatif karena didasarkan pada hal-hal yang dirasakan
orang yang melakukan pengukuran. Data kualitatif ini bersifat
subyektif, karena sangat mungkin keadaan panas benda yang sama,
dirasakan oleh dua orang atau lebih yang berbeda, hasilnya berbeda-
beda pula sehingga data yang diperoleh tidak obyektif;
d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah
(misal seminar, konferensi atau simposium), studi kepustakaan,
mengunjungi suatu objek, penyusunan hipotesis, dan yang lainnya.
Kegiatan tersebut kita lakukan semata-mata dalam rangka untuk
memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar obyektif.
Contoh, sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan
kebenaran, maka temuan tersebut harus dibawa ke persidangan ilmiah
15
lokal, regional, nasional, atau bahkan sampai tingkat internasional
untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan menghadirkan
ahlinya;
e. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu
yang harus peserta didik lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan
untuk peserta didik. Dalam belajar IPA, peserta didik mengamati
obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh
pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji
penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan
mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain. Keaktifan dalam
belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak secara fisik
atau hands-on dan aktif berpikir atau minds-on (NRC, 1996:20).
Keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA, peserta
didik juga harus memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan
berpikir dalam belajar IPA.
16
E. Model Pembelajaran
1. Pengertian Model Pembelajaran
Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51). Sedangkan menurut Joyce & Weil
(1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktifitas belajar mengajar.
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak
dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model
pembelajaran adalah:
a. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang
masuk akal. Maksudnya para pencipta atau pengembang membuat teori
dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta
tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya;
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan
yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan
bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu
masalah pembelajaran;
c. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah
laku mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita
mengajar selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya;
17
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang
kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu
aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.
2. Model Pembelajaran Talkshow
Dalam referensi yang dikutip dari wikipedia.org, talkshow
merupakan bahasa Inggris yang dapat berarti gelar wicara yang berbentuk
perbincangan atau diskusi baik perseorangan maupun tim terkait suatu topik
tertentu yang dipandu oleh pemandu gelar wicara seperti moderator dan
sebagainya. Perseorangan atau tim dimaksud merupakan orang atau
kelompok yang telah memiliki pengalaman atau mempelajari terkait dengan
isu yang sedang diperbincangkan.
Pembelajaran IPA bermodel talkshow merujuk pada uraian di atas,
sehingga dalam tahapan pelaksanaan pembelajaran akan mengadopsi
sebagaimana acara talkshow atau gelar wicara. Dengan demikian, tahapan
pembelajaran (sintaks) akan dikembangkan melalui proses penelitian yang
akan dilaksanakan kedepan.
18
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dimensi
proses kognitif pada level C4 dan C5, dan:
a. Menghasilkan model talkshow untuk pembelajaran IPA;
b. Tercapainya proses kognitif khususnya pada level C4 dan C5;
c. Menghasilkan jurnal internasional dan prosiding nasional.
Oleh karena itu, untuk mengetahui proses kognitif yang terjadi secara
akurat perlu dilakukan variasi pembelajaran yang mampu mengarahkan maksud
tersebut sebagai balasan terhadap fakta yang telah dikemukakan di atas. Variasi
pembelajaran dimaksud adalah pembelajaran IPA dengan model talkshow.
Model pembelajaran sebagaimana dimaksud belum ada dijumpai khususnya
dilokasi penelitian. Kekhususan model ini adalah sebagai pedoman pelaksanaan
pembelajaran khususnya untuk mengetahui proses kognitif yang fundamental
yang secara murni berasal dari mahasiswa. Selain itu, diharapkan, dengan model
ini dapat memberikan keleluasaan bagi mahasiswa untuk menyampaikan
pandangannnya sebagai proses kognitif yang terjadi terkait bahan kajian yang
sedang dipelajari.
B. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dimanfaatkan:
a. Untuk mengetahui proses kognitif yang terjadi dalam proses pembelajaran
dikelas maupun diluar kelas;
b. Sebagai acuan atau rujukan penelitian yang relevan dan terkini;
c. Sumber pengetahuan untuk pengembangan peningkatan kompetensi
khususnyaa paadaa level C4 dan C5;
d. Sebagai pedomanan dalam melaksanakaan proses pembelajaran khususnya
pada rumpun ilmu pengetahuan alam (IPA).
19
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan tahun 2019 dengan metode penelitian bersifat
eksploratif, bertujuan untuk membangun model talkshow pada pembelajaran
IPA. Model ditentukan berdasarkan variabel aktivitas pembelajaran yaitu: a)
mahasiswa, yang sukarela atau bersedia mengajukan diri maupun ditunjuk
menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaran berbasis talkshow, b)
mahasiswa, yang mampu memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian
secara argumentatif.
Penelitian dilakukan selama proses pembelajaran untuk menguji model
talkshow yang telah dibangun. Pada tahun kedua ini dihasilkan jurnal
internasional dan prosiding nasional. Pada tahap ini juga dilakukan analisis
kebijakan pendidikan terkait model pembelajaran. Analisis dilakukan untuk
menghasilkan model terbaik model talkshow untuk pembelajaran IPA.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tahun 2019 dilaksanakan September 2019 sampai Desember
2019. Penelitian dilakukan di program studi PGSD UMN Al Washliyah Jl. Garu
II No. 93 Medan 20147.
C. Data dan Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data terkait proses
kognitif yang terjadi ketika proses belajar sedang terjadi. Data proses kognitif
merupakan data primer yang diperoleh secara langsung selama proses belajar
terjadi. Data diperoleh berdasarkan variabel aktivitas pembelajaran yaitu: a)
mahasiswa, yang secara sukarela mengajukan diri menjadi narasumber dan
moderator pada pembelajaraan berbasis talkshow, b) mahasiswa, yang mampu
memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian secara argumentatif.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari sumber data sebagaimana dimaksud di atas
adalah dilakukan dengan metode observasi. Untuk memperkuat data yang
diperoleh dari observasi digunakan metode alternatif jika memang diperlukan
20
yakni metode kuesioner/angket. Pengumpulan data dilaksanakan ketika proses
belajar sedang terjadi berdasarkan variabel aktivitas pembelajaran yaitu: a)
mahasiswa, yang secara sukarela mengajukan diri menjadi narasumber dan
moderator pada pembelajaraan berbasis talkshow, b) mahasiswa, yang mampu
memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian secara argumentatif.
E. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dari hasil observasi selanjutnya dianalisis
secara deskriptif untuk membangun dan menguji model talkshow untuk
pembelajaran IPA. Tentunya analisis deskriptif dimaksud didukung dengan
sajian data kuantitatif.
F. Bagan Alir Penelitian, Luaran dan Indikatornya
Sebagaimana metode dan disain penelitian di atas maka bagan alir yang
menunjukkan tahapan penelitian ini adalah seperti pada bagan di bawah ini:
Menginformasikan
Materi
Membentuk
Kelompok
Peserta Didik Bereksplorasi
Mencari Bahan
Pembelajaran IPA bermodel
talkshow
Evaluasi Belajar (UTS, UAS)
Model Talkshow untuk
Pembelajaran IPA
Draft Model Talkshow
Pembelajaran IPA
Pengujian Draft Model
Talkshow Pembelajaran IPA
TAHUN
2
1
Luaran
Luaran Wajib: Jurnal Internasional, Prosiding
Nasional
Luaran Wajib: Jurnal Internasional, Porsiding
Nasional
21
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Data mahasiswa, yang sukarela atau bersedia mengajukan diri maupun
ditunjuk menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaran berbasis
talkshow
Data mahasiswa, yang sukarela atau bersedia mengajukan diri maupun
ditunjuk menjadi narasumber dan moderator pada pembelajaran berbasis
talkshow dikemukakan dalam bentuk gambar yang berasal dari proses
pembelajaran yang terjadi didalam kelas pada program studi pendidikan guru
sekolah dasar (PGSD)
22
2. Data mahasiswa, yang memberikan pandangannya berdasarkan bahan kajian
secara argumentatif
Data mahasiswa, yang mampu memberikan pandangannya berdasarkan
bahan kajian secara argumentatif dikemukakan dalam bentuk gambar yang
berasal dari proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas pada program
studi pendidikan guru sekolah dasar (PGSD)
Pada gambar tersebut
tampak seorang
mahasiswa mewakili
kelompoknya membahas
mengenai gerak lurus,
gerak semu, gerak
melingkar secara tertulis
yang menggunakan sumber dari internet sebagai panduannya. Serta
memberikan contoh mengenai gerak melingkar seperti ban sepeda motor,
gerak lurus seperti gerak mobil yang melintasi jalan tol sedangkan gerak semu
seperti benda-benda yang ada diluar mobil seolah bergerak padahal
kendaraanlah yang bergerak.
Pada gambar tersebut
tampak seorang
mahasiswa perwakilan
kelompok yang
membahas mengenai
gerak melingkar, gerak
semu, gerak lurus dan
gerak ganda menggunakan sumber dari internet dan memberikan contoh yang
berkaitan dengan pembahasan. Misalnya, gerak ganda adalah katrol, gerak
melingkar yaitu kompas, dan gerak lurus seperti buah kelapa yang bergerak
Gambar 1. Mahasiswa 3O menjelaskan materi gerak
Gambar 2. Mahasiswa 3A menjelaskan materi gerak
23
lurus jatuh ke tanah, sedangkan gerak semu yaitu bumi berputar pada
porosnya terhadap matahari.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
melakukan diskusi
kelompok mencari
sebuah vidio
pembelajaran yang akan
digunakan sebagai
contoh tentang gerak
ganda dan gerak katrol menggunakan sumber internet.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
melakukan aktivitas
kegiatan kelompok yang
terdiri dari penyaji dan
penanya untuk memerinci
atau menguraikan tentang
perubahan energi yang dihasilkan dari perubahan energi ginetik, perubahan
energi listrik yang menghasilkan perubahan energi panas , dan energi listrik
menghasilkan perubahan energi kalor. Contohnya setrika dari energi listrik
berubah menjadi energi kalor, energi kimia berubah menjadi energi panas
yaitu lampu, sedangkan keran air yang memiliki energi kinetik berubah
menjadi energi potensial dikarenakan apabila keran diputar maka keran air
tersebut akan mengecil dan membesar.
Gambar 3. Mahasiswa 3V melakukan diskusi
Gambar 4. Mahasiswa 3B: penyaji & penanya
24
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
melakukan diskusi
kelompok dalam mencari
contoh gerak dalam
bentuk vidio yang
bersumber dari internet
dan menuliskan hasil pembahasan berdasarkan vidio yang telaah ditemukan.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
melakukan diskusi yaitu
aktivitas mahasiswa yang
memuat kegiatan
menguraikan dan
menelaah hubungan
keterkaitan antara perubahan energi untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang tepat. Menguraikan suatu contoh yang berkaitan dengan
energi kimia, energi listrik, perubahan energi listrik menjadi energi gerak,
perubahan energi listrik menjadi energi gerak untuk memperoleh pengertian
dan pemahaman yang tepat, menelaah perubahan hubungan perubahan energi
kimia menjadi energi gerak, energi gerak menjadi energi panas.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
melakukan diskusi
dengan menggambarkan
kegiatan mahasiswa
menyebutkan dan
menjelaskan mengenai
pengertian dan contoh energi panas, energi listrik, energi kimia, perubahan
Gambar 5. Mahasiswa 3B melakukan diskusi
Gambar 6. Mahasiswa 3A melakukan diskusi
Gambar 7. Mahasiswa 3A melakukan diskusi
25
energi listrik menjadi energi gerak, perubahan energi listrik menjadi energi
cahaya.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
sedang mempersiapkan
eksperimen mengenai
perubahan wujud benda
menyublin dengan
menggunakan alat dan
bahan yang terdiri dari kapur barus, lilin, korek api, kaleng susu yang
dilakukan secara bertahap-tahap.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
sedang menunjukkan
suatu kegiatan percobaan
tentang perubahan wujud
benda mengkristal yang
menerapkan beberapa
metode dalam langkah-
langkah proses percobaan perubahan wujud benda mengkristal dengan bahan
utamanya dari es batu.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
sedang
mengkomunikasikan
hasil eksperimennya
dengan menggambarkan
kegiatan pratikum
melakukan eksperimen
Gambar 8. Mahasiswa 3O mempersipkan eksperimen
Gambar 9. Mahasiswa 3O bereksperimen sublimasi
Gambar 10. Mahasiswa 3O mengkomunikasikan hasil
26
untuk menunjukkan proses terjadinya perubahan wujud benda mengkristal
dengan menggunakan prosedur kerja yang diawali dengan perubahan wujud
benda padat ke cair, cair ke gas, gas menjadi kristal.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
menunjukkan kegiatan
dengan melakukan suatu
penilaian mengenai
induksi elegtromagnetik
pada proses cepat atau
lambatnya perputaran
yang terjadi pada timah yang menggunakan beberapa bahan dalam
penerapannya yaitu timah, baterai, magnet, dan uang logam.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
melakukan diskusi
dengan mengamati gerak
perputaran yang
ditunjukkan oleh kawat
timah dari rangkaian yang
telah disusun.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
melakukan kegiatan
diskusi dengan bertanya
dan menjawab untuk
mengetahui pengertian
dari energi kimia dan
perubahan energi listrik
Gambar 11. Mahasiswa 3V melakukan diskusi
Gambar 12. Mahasiswa 3A melakukan diskusi
Gambar 13. Mahasiswa 3B melakukan diskusi
27
menjadi energi kimia menggunakan contoh baterai handphone yang
mengandung energi kimia.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
menggambarkan proses
induksi elektromagnetik
tentang memeriksa dan
memvalidasi penyebab
terjadinya panas pada
baterai, penyebab timah
berputar, penyebab timah berputar kearah kanan dan kekiri, apabila
menggunakan uang logam.
Pada gambar tersebut
tampak mahasiswa
menunjukkan proses
pembuatan baterai alami
dengan memanfaatkan
baterai bekas menjadi
baterai baru dengan
mengunakan bahan dari jeruk.
Gambar 14. Mahasiswa 3A melakukan diskusi
Gambar 15. Mahasiswa 3A membuat baterai alami
28
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi proses kognitif yang terjadi dalam proses pembelajaran
sebagaimana yang ditunjukkan pada setiap gambar
Nomor Gambar Deskripsi Proses Kognitif
Gambar 1
Menunjukkan suatu proses pembelajaran berbasis
kelompok yang terdiri dari 3 kelompok yang
membahas mengenai gerak lurus, gerak semu, gerak
melingkar. Setiap kelompok memilih perwakilan dari
masing-masing kelompok untuk menjelaskan
pengertian dari gerak semu, gerak lurus, gerak
melingkar, secara tertulis yang menggunakan sumber
dari internet sebagai panduannya. Serta memberikan
contoh mengenai gerak melingkar seperti ban sepeda
motor, gerak lurus seperti gerak mobil yang melintasi
jalan tol sedangkan gerak semu seperti benda-benda
yang ada diluar mobil seolah bergerak padahal
kendaraanlah yang bergerak.
Gambar 2
Menunjukkan kegiatan mahasiswa yang mengikuti
proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran berkelompok yang terdiri dari 4
kelompok membahas mengenai gerak melingkar,
gerak semu, gerak lurus dan gerak ganda. Masing-
masing kelompok menjelaskan pengertian dari gerak
melingkar, gerak semu, gerak lurus dan gerak ganda
yang menggunakan sumber dari internet. Serta
memberikan contoh yang berkaitan dengan
pembahasan dari masing-masing kelompok. Contoh
dari gerak ganda adalah katrol, gerak melingkar yaitu
kompas, dan gerak lurus seperti buah kelapa yang
bergerak lurus jatuh ke tanah, sedangkan gerak semu
yaitu bumi berputar pada porosnya terhadap matahari.
Gambar 3
Menggambarkan kegiatan mahasiswa melakukan
diskusi kelompok mencari sebuah vidio yang
menggunakan sumber internet tentang gerak ganda
dan gerak katrol. Dapat mengetahui pengertian dari
gerak ganda dan gerak katrol berdasarkan vidio yang
diamati.
Gambar 4
Menunjukkan suatu aktivitas kegiatan kelompok yang
terdiri dari penyaji dan penanya untuk memerinci atau
menguraikan tentang perubahan energi yang
dihasilkan dari perubahan energi ginetik, perubahan
energi listrik yang menghasilkan perubahan energi
panas , dan energi listrik menghasilkan perubahan
energi kalor.
29
Contohnya setrika dari energi listrik berubah menjadi
energi kalor, energi kimia berubah menjadi energi
panas yaitu lampu, sedangkan keran air yang
memiliki energi kinetik berubah menjadi energi
potensial dikarenakan apabila keran diputar maka
keran air tersebut akan mengecil dan membesar.
Gambar 5
Menunjukkan kegiatan mahasiswa dalam mencari
contoh vidio yang bersumber dari internet dan
menuliskan hasil pembahasan berdasarkan contoh
vidio.
Gambar 6
Menggambarkan sebuah aktivitas mahasiswa yang
memuat kegiatan menguraikan dan menelaah
hubungan keterkaitan antara perubahan energi untuk
memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat.
Menguraikan suatu contoh yang berkaitan dengan
energi kimia, energi listrik, perubahan energi listrik
menjadi energi gerak, perubahan energi listrik
menjadi energi gerak untuk memperoleh pengertian
dan pemahaman yang tepat. Dan menelaah perubahan
hubungan perubahan energi kimia menjadi energi
gerak, energi gerak menjadi energi panas.
Gambar 7
Menggambarkan kegiatan mahasiswa menyebutkan
dan menjelaskan mengenai pengertian dan contoh
energi panas, energi listrik, energi kimia, perubahan
energi listrik menjadi energi gerak, perubahan energi
listrik menjadi energi cahaya.
Gambar 8
Menunjukan proses pembelajaran dilakukan dengan
mengimplementasikan suatu cara yang telah ada
mengenai perubahan wujud benda menyublin dengan
menggunakan alat dan bahan yang terdiri dari kapur
barus, lilin, korek api, kaleng susu yang dilakukan
secara bertahap-tahap. Langkah awal hidupkan lilin
dengan korek api letakkan di antara kaleng susu
lainnya, masukkan kapur barus kedalam kaleng susu
dan letakkan kaleng susu tersebut ditas lilin tunggu
beberapa menit agar kapus barus meleleh dan berubah
menjadi perubahan wujud benda menyublin.
Gambar 9
Menunjukkan suatu kegiatan percobaan tentang
perubahan wujud benda mengkristal yang
menerapkan beberapa metode dalam langkah-langkah
proses percobaan perubahan wujud benda mengkristal
dengan bahan utamanya dari es batu.
Gambar 10
Menggambarkan kegiatan pratikum melakukan
eksperimen untuk mengonsepkan proses terjadinya
perubahan wujud benda mengkristal dengan
menggunakan prosedur kerja yang diawali dengan
30
perubahan wujud benda padat ke cair, cair ke gas, gas
menjadi Kristal.
Langkah kerja yang dilakukan diawali dengan kapur
barus yang dipanaskan dengan menggunakan kaleng
susu, bagian atas kaleng ditutup dengan menggunakan
es batu, kemudian di letakkan diatas permukaan lilin.
Sehingga kabur barus tersebut akan menjadi cair dan
gas dari kapur barus naik keatas permukaan pada
tutup kaleng dan terkena dingin es yang telah mencair
pada tutup kaleng. sehingga membentuk Kristal pada
tutup kaleng.
Gambar 11
Menunjukkan kegiatan mahasiswa melakukan suatu
penilaian mengenai induksi elegtromagnetik pada
proses cepat atau lambatnya perputaran yang terjadi
pada timah yang menggunakan beberapa bahan dalam
penerapannya. Seperti timah, baterai, magnet, dan
uang logam, untuk menghasilkan aliran arus listrik.
Cara yang dilakukan diawali dengan letakkan uang
logam diatas magnet, setelah itu letakkan baterai
diatas uang logam dengan posisi kutub negatif berada
diatas, ukuran panjang timah mampu mengelilingi
area medan magnet.
Magnet dan uang logam saling tarik menarik yang
sangat kuat sehingga bermuatan arus listrik,
sedangkan baterai sebagai sumber arus dan mengalir
ke timah sebagai penghantar listrik.
Gambar 12
Menggambarkan kegiatan mahasiswa melakukan
diskusi dengan mengamati gerak perputaran yang
ditunjukkan oleh kawat timah dari rangkaian yang
telah disusun.
Gambar 13
Mengambarkan kegiatan mahasiswa yang saling
bertanya dan menjawab untuk mengetahui pengertian
dari energi kimia dan perubahan energi listrik menjadi
energi kimia menggunakan contoh baterai handphone
yang mengandung energi kimia.
Gambar 14
Menggambarkan proses pembelajaran model
berkelompok mengenai induksi elektromagnetik
tentang memeriksa dan memvalidasi penyebab
terjadinya panas pada baterai, penyebab timah
berputar, penyebab timah berputar kearah kanan dan
kekiri, apabila penghantar panasnya tidak
menggunakan uang logam.
Gambar 15
Menunjukkan proses pembelajaran praktek mengenai
merancang baterai bekas menjadi baterai baru dengan
mengunakan bahan dari jeruk. Yang dapat
menciptakan nilai guna suatu barang menjadi baterai
baru.
31
2. Klasifikasi proses kognitif yang terjadi dalam proses pembelajaran
sebagaimana yang ditunjukkan pada setiap gambar
Gambar 1
Proses
Kognitif→ C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas
Belajar Deskripsi
Pengetahuan ↓
Faktual
Menunjukkan
gambar gerak
benda mengenai
gerak ganda,
gerak melingkar,
gerak semu, dan
gerak lurus
dalam
kehidupan
sehari- hari.
Mengetahui dan
memahami pengertian
dari gerak lurus, gerak
semu dan gerak
melingkar
berdasarkan
pemahaman konsep
dalam memberikan
contoh gerak lurus
seperti gerak mobil
yang melintasi jalan
tol, gerak melingkar
seperti jarum jam dan
kompas sedangkan
gerak semu benda
diluar mobil seolah
bergerak padahal
kendaraanlah
bergerak.
Konseptual
Menerangkan
pengertian gerak
ganda, gerak
semu, gerak
lurus, dan gerak
melingkar
berdasarkan
contoh vidio.
Memberikan
contoh vidio
gerak benda
semu, gerak
benda ganda,
gerak benda
lurus dan gerak
benda
melingkar.
Prosedural
Metakognitif
32
Gambar 2
Proses Kognitif C1 C2 C3 C4 C5 C6
Uraian aktivitas
Belajar Deskripsi
Pengetahuan
Faktual
Menceritakan
yang dimaksud
dengan gerak
melingkar dan
gerak ganda.
Menunjukkan
contoh bentuk
dari gerak
melingkar dan
gerak ganda
Mengetahui
dan
memahami
pengertian
dari gerak
lurus, gerak
semu, gerak
melingkar,
gerak ganda
melalui
contoh yang
di tunjukkan.
Konseptual
Memberikan
contoh
mengenai
gerak ganda
dan gerak
melingkar
seperti jarum
jam dan kincir
angin melalui
vidio.
Prosedural
Metakogmisi
Gambar 3
Proses Kognitif → C1 C2 C3 C4 C5 C6
Uraian Aktivitas
Belajar Dekripsi
Pengetahuan ↓
Faktual Merangkum
pengertian
gerak ganda
dan gerak
katrol
melalui
contoh vidio Konseptual
1) Memberikan contoh
vidio gerak benda
mengenai gerak
ganda dan gerak
katrol ganda
menggunakan
sumber dari internet
secara kelompok.
Prosedural
Metakognitif
33
Gambar 4
Proses
Kognitif → C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas Belajar Dekripsi
Pengetahuan
↓
Faktual Memerinci dan
menguraikan
perubahan energi
yang dihasilkan
energi ginetik,
energy kimia
menjadi
perubahan energi
panas, energi
listrik menjadi
perubahan energi
kalor.
Konseptual
Prosedural
Metakognitif
2) Menguraikan
pembahasan
mengenai energi
ginetik, energi
kimia, energi listrik,
energi kalor, energi
potensial secara
individu.
3) Membandingkan
hubungan
perubahan energi
listrik dan energi
potensial
berdasarkan contoh
ilustrasi
berdasarkan
penggunaan keran
air.
4) Menanyai
perubahan yang
terjadi pada energi
ginetik.
5) Mempertentangkan
perubahan energy
yang dihasilkan dari
perubahan energy
ginetik.
34
Gambar 5
Proses
Kognitif→ C1 C2 C3 C4 C5 C6
Uraian Aktivitas
Belajar Deskripsi
Pengetahuan
↓
Faktual Menuliskan hasil
pembahasan
berdasarkan
contoh vidio.
Konseptual
Mencari vidio
mengenai materi
atau pembahasan
berdasarkan
kelompok melalui
sumber internet.
Prosedural
Metakognitif
Gambar 6
Proses
Kognitif → C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
C
6
Uraian Aktivitas
Belajar Deskripsi
Pengetahuan
↓
Faktual Memerinci, dan
menguraikan
berdasarkan
contoh tentang
perubahan energi
kimia menjadi
energi gerak dan
perubahan energi
listrik menjadi
energi gerak serta
menelaah
menelaah
hubungan
perubahan energi
kimia menjadi
energi gerak dan
Konseptual
Prosedural
Metakognitif
Menguraikan
pengertian energi
kimia dan energi
listrik berdasarkan
contoh energi
pada ace dan
mesin pada motor
berjalan yang
berada di
lingkungan umn.
35
Mengaitkan
hubungan antara
energi kimia
dengan energi
panas,antara
energi listrik
dengan energi
gerak dengan
contoh mesin
yang ada pada
motor.
Menanya tentang
contoh dan proses
yang
menghasilkan
energi kimia
dengan energi
kimia dengan
gerak, energi
kimia dengan
panas.
energi gerak
menjadi energi
panas.
Gambar 7
Proses
Kognitif→
C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
C
6
Uraian Aktivitas
Belajar Deskrisi
Pengetahuan
↓
Faktual
Menyebutkan
contoh energi listrik
menjadi energi
gerak, energi panas
menjadi energi
cahaya, energi
kimia menjadi
energi gerak, energi
potensial menjadi
energi gerak, energi
kimia menjadi
energi panas, seperti
kipas angin, lilin,
baterai handphone,
dan lampu.
Menyebutkan
contoh dan
menjelaskan
mengenai energi
listrik, energi
gerak dan energi
kimia.
Konseptual
Menjelaskan
perubahan energi
listrik, energi
ginetik dan energi
kimia dengan
36
perubahan energi
lainnya.
Prosedural
Metakognitif
Gambar 8
Proses Kognitif
→ C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas
Belajar
Deskripsi
Pengetahuan ↓
Faktual Menerapkan
suatu metode
atau cara yang
telah ada
dalam
melalukan
percobaan
perubahan
wujud benda
menyublin
dengan
menggunakan
bahan kapur
barus yang
prosesnya
dilakukan
secara
bertahap.
Konseptual
Prosedural
Membuktikan
praktikum
mengenai
perubahan wujud
benda menyublin
melalui kapur
barus sebagai
bahan awalnya.
Metakognitif
Gambar 9
Proses
Kognitif→ C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
C
6 Uraian Aktivitas Belajar Dekripsi
Pengetahuan ↓
Faktual Menerapkan
suatu cara
dalam
melakukan
pratikum
mengenai
perubahan
wujub benda
mengkristal
dengan bahan
dari es batu.
Konseptual
Prosedural
Menggunakan alat dan
bahan sebagai
pratikum mengenai
perubahan wujud
benda mengkristal
Metakognitif
37
Gambar 10
Proses Kognitif
→ C1 C2 C3 C4 C5 C6 Uraian Aktivitas
Belajar Deskripsi
Pengetahuan ↓
Faktual
Konseptual
Prosedural
Membuktikan
perubahan wujud
benda mencair, dan
mengkristal dan
mengembun.
Mengkonsepkan
perubahan wujud
benda padat
menjadi cair, cair
menjadi gas, padat
menjadi gas.
Menemukan
konsep dari
perubahan wujud
benda mengkristal.
Metakognitif
Gambar 11
Proses
Kognitif→ C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
C
6
Uraian
Aktivitas Belajar Deskripsi
Pengetahuan↓
Faktual Menilai kecepatan
dan lambatnya
perputaran timah
berdasarkan
kedalaman
cekungan timah.
Membuktikan
apabila timah
berputar dengan
cepat maka
kapasita baterai
akan juga cepat
menurun.
Konseptual
Prosedural
Mengevaluasi
proses lambat
dan cepatnya
perputaran timah
berdasarkan pada
cekungan timah
yang harus
melintasi area
magnet.
Mengecek
cekungan timah
yang terletak
pada kutub
positif baterai.
Metakognitif
38
Gambar 12
Proses Kognitif
→ C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
C
6
Uraian Aktivitas
Belajar Dekripsi
Pengetahuan ↓
Faktual Merangkum
pengertian
gerak ganda
dan gerak
katrol melalui
contoh vidio Konseptual
6) Memberikan contoh
vidio gerak benda
mengenai gerak
ganda dan gerak
katrol ganda
menggunakan
sumber dari internet
secara kelompok.
Prosedural
Metakognitif
Gambar 13
ProsesKognitif→ C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
C
6
Uraian Aktivitas
Belajar Deskripsi
Pengetahuan↓
Faktual Menjelaskan
pengertian
energi kimia
dan perubahan
yang terjadi
pada energi
listrik menjadi
energi kimia.
Konseptual
Menguraikan
pengertian dari
energi kimia
melalui ilustrasi
dari energi yang
terkandung pada
baterai handphone.
Prosedural
Metakognitif
Gambar 14
ProsesKognitif→ C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
C
6 Uraian Aktivitas Belajar
Deskrisi
Pengetahuan↓
Faktual Memeriksa
dan
memvalidasi
mengenai
penyebab
timah bisa
berputar,
penyebab
Konseptual
Prosedural Memvalidasi proses
yang terjadi pada
induksi
39
elektromagnetik
apabila penghantar
panasnya tidak
menggunakan uang
logam.
Menilai penyebab
terjadinya panas
pada baterai yang
disebab karena
perputaran timah
terlalu cepat
Menafsirkan proses
timah bisa berputar
dan berputar kekiri
dan kekanan.
timah dapat
berputar ke
kanan dan
kekiri,
penyebab
panas pada
baterai dan
pengaruh
apabila
penghantar
panas tidak
menggunakan
uang logam.
Metakognitif
Gambar 15
ProsesKognitif→ C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
C
6 Uraian Aktivitas Belajar
Deskripsi
Pengetahuan↓
Faktual Menciptakan
baterai bekas
menjadi
batera baru
menggunakan
bahan dari
jeruk.
Konseptual
Prosedural
Menciptakan
baterai baru dari
baterai bekas pada
jam dinding.
Memproduksikan
baterai bekas
dengan
menggunakan jeruk
menjadi baterai
baru.
Metakognitif
40
3. Rekapitulasi proses kognitif yang terjadi dalam proses pembelajaran
41
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran bermodel talkshow yang menunjukkan dimensi proses
kognitif yang terjadi pada gambar 1 sampai gambar 15 adalah terdapat pada
gambar 4, gambar 6, gambar 11, gambar 15 yakni:
No. Pengetahuan
Dimens
Proses
Kognitif
Nomor
Gambar
Proses Pembelajaran yang
terjadi
Metakognitif C4 4
1) Menguraikan pembahasan
mengenai energi ginetik,
energi kimia, energi listrik,
energi kalor, energi
potensial secara individu;
2) Membandingkan hubungan
perubahan energi listrik dan
energi potensial
berdasarkan contoh ilustrasi
berdasarkan penggunaan
keran air;
3) Menanyai perubahan yang
terjadi pada energi ginetik;
4) Mempertentangkan
perubahan energy yang
dihasilkan dari perubahan
energy ginetik.
Metakognitif C4 6
1) Menguraikan pengertian
energi kimia dan energi
listrik berdasarkan contoh
energi pada ace dan mesin
pada motor berjalan yang
berada dilingkungan UMN
Al-Washliyah;
2) Mengaitkan hubungan
antara energi kimia dengan
energi panas,antara energi
listrik dengan energi gerak
dengan contoh mesin yang
ada pada motor;
3) Menanya tentang contoh
dan proses yang
menghasilkan energi kimia
42
dengan energi kimia dengan
gerak, energi kimia dengan
panas.
Prosedural C5 11
1) Mengevaluasi proses
lambat dan cepatnya
perputaran timah
berdasarkan pada
cekungan timah yang harus
melintasi area magnet;
2) Mengecek cekungan timah
yang terletak pada kutub
positif baterai.
Prosedural C6 15
1) Menciptakan baterai baru
dari baterai bekas pada jam
dinding;
2) Memproduksikan baterai
bekas dengan
menggunakan jeruk
menjadi baterai baru.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat disarankan bahwa:
1. Bagi tenaga pendidik yang rumpun ilmuya sama agar melaksanakan proses
pembelajaran dengan memperhatikan kesiapan dan perhatian belajar peserta
didik agar kompetensi yang diharapkan dapat tercapai;
2. Bagi peneliti untuk dapat menelaah lebih dalam/jauh mengenai dimensi
proses kognitif dan pengetahuan dalam proses pembelajaran untuk
menunjang pencapaian kompetensi yang diharapkan;
3. Bagi perguruan tinggi untuk dapat melengkapai fasilitas belajar khususnya
pada rumpun ilmu IPA (Ilmu Pengetahuan Alam).
43
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Suhito. 2018. Menumbuhkan Kemampuan Kognitif Dimensi Konseptual dalam
Perkuliahan Geometri pada Jurusan Matematika FMIPA Unnes.
Prisma, Prosiding Nasional Seminar Nasional Matematika. Available
online:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/download/2013
3/9539/. Diakses 23 Juni 2019.
Yuliati, Lia. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Available online:
http://pjjpgsd.unesa.ac.id/
Anonim. 2019. Gelar Wicara. Available online:
https://id.wikipedia.org/wiki/Gelar_wicara. Diakses 24 Juni 2019.
Aina Mulyana. 2015. Model Pembelajaran dan Model Pengelolaan Pembelajaran.
Available online: https://ainamulyana.blogspot.com/2015/02/model-
pembelajaran-dan-model.html. Diakses 24 Juni 2019.
Soliha, Nisa. Juwaedah, Ade. Rahmawati, Yulia. 2018. Kompetensi Pengetahuan
“Metode Pembelajaran” Sebagai Kesiapan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga. Media
Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 7, No. 1, April 2018. Available
online:
http://ejournal.upi.edu/index.php/Boga/article/viewFile/11598/6970.
Diakses 24 Juni 2019.
Faisal. 2015. Menintegrasikan Revisi Taksonomi Bloom kedalam Pembelajaran
Biologi (Jurnal Sainsmat, September 2015, Hal. 102-112 Vol. IV, No.
2 ISSN 2086-6755. Avilable online:
http://ojs.unm.ac.id/sainsmat/article/download/1837/844. Diakses 24
Juni 2019.
Gunawan, Imam. Palupi, Anggarini Retno. 2012. Taksonomi Bloom – Revisi
Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran,
Dan Penilaian (Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar dan
Pembelajaran Vol 2, No 02 (2012). Available online: http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/download/50/47. Diakses 24
Juni 2019.
44
LAMPIRAN 1.
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA
A. Identitas Diri
1 Nama : Sujarwo, S. Pd., M. Pd.
2 Jenis Kelamin : Laki-laki
3 Jabatan Fungsional : Lektor
4 NIP/NIK/Identitas Lainnya : -
5 NIDN : 0117128103
6 Tempat dan Tanggal Lahir : Tanah Raja, 17 Des 1981
7 E-mail : [email protected]
8 Nomor Telepon/HP : 0813 1123 0997
9 Alamat Kantor : Jl Garu II No. 02 Medan
10 Nomor Telepon/Faks : 061 7867044
11 Lulusan yang telah dihasilkan : 35 Orang
12 Mata Kuliah yang diampu 1. Pembelajaran IPA SD
2. Metodologi Penelitian Pendidikan
B. Riwayat Pendidikan
No. S1 S2
Nama Perguruan Tinggi UMN Al-Washliyah UNJ
Bidang Ilmu Pendidikan Fisika Pendidikan Dasar
Tahun Masuk - Lulus 2001 - 2006 2007 - 2010
Judul Skripsi/Tesis Korelasi antara Gaya Belajar
dan Hasil Belajar Fisika
Pengaruh Strategi
Pembelajaran dan Gaya
Belajar terhadap
Hasil Belajar Matematika
Nama Pembimbing/Promotor
Dra. Rita Destini, M. Pd Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman
Drs. Marnanda Seragih Dr. Kinayati Djojosubroto, M. Pd.
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber* Jumlah (Juta
Rp)
1 2012 Pengaruh Metode Pembelajaran
dan Gaya Belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika
Ditlitabmas Dikti Rp 8,500,000
45
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian
Pendanaan
Sumber* Jumlah (Juta
Rp)
1 2013
Pengaruh Metode Pembelajaran
dan Gaya Kognitif Terhadap
Hasil Belajar Ilmu Kealaman
Dasar Mahasiswa FKIP UMN
Al-Washliyah
Ditlitabmas Dikti Rp
12,500,000
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/No./Thn.
1
2
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertem.
Ilmiah/Seminar Judul Artikel Waktu dan
Tempat
1 Seminar Fakultas Dampak Gaya Belajar Visual
terhadap Hasil Belajar Fisika
15-Feb-13
UMN
Al-Washliyah
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jmlh.
Halaman Penerbit
1
H. Perolehan HKI dalam 5 - 10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
1
I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang telah
diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1
2
46
1
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Wariyati, S.Pd, M.Hum.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIP/NIK/Identitas lainnya -
5 NIDN 0124078503
6 Tempat dan Tanggal Lahir Dalu Sepuluh B, 24 Juli 1985
7 Alamat E-mail [email protected]
8 No. Telp/Faks/HP +6285261058882
9 Alamat Kantor UMN AW Jln. Garu II No. 2 dan No 93
10 No. Telp/Faks 061 786 7044/ 061 786 2747
11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1= - org; S-2= - org ; S-3= -org
12 Mata kuliah yang diampu 1. Pronunciation
2. Language Test
A. Riwayat Pendidikan
A. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Perguruan Tinggi 1. UMN Al Washliyah UNIMED
Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris Linguistik Terapan Bahasa
Inggris
Tahun Masuk-Lulus 2006-2010 2011 – 2015
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Students’ Errors in Using
Degrees of Comparison of
Adverb
Lexical Change of Javanese
Language in Deli Serdang
Regency
Nama
Pembimbing/Promotor
1. Dr. H. Muhizar
Muchtar, MS
2. Drs. Abdul Mukhsin,
M.Sos.Sc
1.Prof. Dr. Busmin Gurning,
M.Pd
2. Dr. Anni Holila Pulungan,
M.Hum
C. Pengalaman penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2016
Pengembangan Korpus Bahasa
Indonesia melalui Analisis
Reflektif Korpus Bahasa
Inggris
Dana UMN
Al Washliyah Rp. 3 Juta
2
D. Pengalaman pengabdian Kepada masyarakat dalam 5 tahun terakhir
No Tahun Judul pengabdian kepada
Masyarakat Sumber
1
Pengajaran Dan Pembelajaran
Bahasa Inggris Komunikatif,
Interaktif Dan Menyenangkan
Pada Guru – Guru Tk & Ra
Jami’atul Qamar
Mandiri
2 2017
Penerapan Strategi
Pembelajaran Kooperatif
Untuk meningkatkan
kemampuan Matematika siswa
Dana UMN Al Washliyah
E. Publikasi Artikel Ilmiah dan Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/ Nomor/Tahun
1
Strategi Pewarisan dan
Usaha Pemeliharaan Ritual
Tolak Bala Pada
Masyarakat Melayu Pantai
Labu
Jurnal Ilmu
KULTURA
UMN Al
Washliyah ISSN:
1411 – 0229
Volume 18 No. 1 Desember
2017
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral Presentation) dalam 5 tahun terakhir
No Nama Pertemuan
Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1
Seminar Hasil
Lesson Study For
Learning
Community
(LSCL)
Penerapan Lesson Study Melalui
Model Pembelajaran Kolaboratif
Interaktif Collaborative And
Scaffolding Pada Mata Kuliah
Pronunciation
Medan 12 Desember
2017
G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman
1
3
4
Biodata Mahasiswa
5
LAMPIRAN 10.
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI/PELAKSANA
DAN PEMBAGIAN TUGAS
No. Nama/NIDN
Instan
si
Asal
Bid
ang
Ilmu
Alo
kasi
Wak
tu
(Jam/M
i
nggu Uraian Tugas
1 Sujarwo/0117128103
UM
N A
l-Wash
liyah
Pen
did
ikan
Fisik
a/Pen
did
ikan
Dasar
12
Melakukan observasi
awal penelitian;
Membagi kelompok-
kelompok kecil
Mengobservasi pola
aktivitas pembelajaran;
Menyusun prosedur
aktivitas pembelajaran;
Melakukan wawancara;
Mendata dan memetakan
pola aktivitas
pembelajaran;
Melakukan analisis data
Menyusun laporan
kemajuan; akhir
2 Wariyati/0124078503
UM
N A
l-Wash
liyah
Pen
d. B
ahasa In
ggris
10
Mengumpulkan data-
data sekunder;
Melakukan wawancara;
Mengevaluasi kondisi
belajar;
Membantu mendata pola
aktivitas pembelajaran;
Membantu mendata dan
memetakan pola
aktivitas pembelajaran;
Membantu melakukan
analisis data
Membantu menyusun
laporan kemajuan; akhir
3 Febriani
Siregar/171434230
UM
N
AW
PG
SD
5
Membantu ketua dan
anggota 1 melaksanakan
penelitian
6
LAMPIRAN 11. PENGGUNAAN ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
1. Gaji dan Upah
Honor Honor/Jam
(Rp)
Waktu
(Jam/Ming.)
Minggu Honor Per Tahun
Th. I
Ketua Rp 3,000 10 32 Rp 900,000
Anggota 1 Rp 3,000 7 20 Rp 600,000
Anggota 2 Rp 5,000 5 20 Rp 500,000
Sub Total (Rp) Rp 2,000,000
2. Peralatan Penunjang
Material
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Harga Peralatan
Penunjang (Rp)
Th. I
a. Kabel Sambung High Quality Alat Sambung Arus HQ 1 unit Rp 250,000 Rp 250,000
3. Bahan Habis Pakai
Material
Justifikasi Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Biaya Per Tahun (Rp)
Pemakaian Th. I
a. Kertas A4, Qto, F4 Cetak 4 rim Rp 45,000 Rp 200,000
b. Mistar Alumunium Pengukuran 1 buah Rp 50,000 Rp 45,000
c. Photo Paper Cetak Dokumentasi 5 bungkus Rp 20,000 Rp 100,000
d. Steples High Quality
Pemersatu Kertas 1 buah Rp 70,000 Rp 70,000
e. Anak Steples 1 buah Rp 10,000 Rp 10,000
f. Tinta 6 warna original Cetak 6 botol Rp 200,000 Rp 600,000
g. Pulsa Komunikasi/Browsing 5 x Rp 100,000 Rp 1.200,000
h. Kertas Karton Sampul 100 Buah Rp 2,000 Rp 200,000
i. Lakban Sampul 5 buah Rp 20,000 Rp 100,000
j. Cutter Kenko + Anaknya Pemotong Kertas 5 buah Rp 25,000 Rp 125,000
k. Flash Disk + SD Card Penyimpan Data 2 Buah Rp 100,000 Rp 200,000
l. Cartridge Cetak 4 Buah Rp 250,000 Rp 1.000,000
Sub Total (Rp) Rp 4 ,000,000
2424
4. Perjalanan
Perjalanan
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan (Rp)
Biaya Per Tahun (Rp)
Th. I
Perjalanan lokasi, toko atk Belanja bahan/alat 4 kali Rp 20,000 Rp 80,000
Perjalanan seminar Belanja perjalanan 1 x PP Rp 960,000 Rp 1.200,000
Sub Total (Rp) Rp 2.000,000
1. Lain-lain
Kegiatan
Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas
Harga
Satuan (Rp)
Biaya Per
Tahun (Rp)
Th. I
laporan 10 Rp 125,000 Rp 900,000
Seminar Seminar 1 Rp 500,000 Rp 500,000
Jurnal Jurnal 2 Rp 300,000 Rp 600,000
Rp 2.000,000
2525
Foto Dokumentasi Kegiatan Penelitian