LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja...

78
LAPORAN AKHIR PENELITIAN KEARIFAN LOKAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENULARAN MALARIA PADA ANAK DAN IBU HAMIL DI KABUPATEN PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG OLEH : Santoso (Peneliti Madya) Indah Margarethy (Peneliti Pertama) I Gede Wempi DSP (Peneliti Pertama) Maya Arisanti (Peneliti Pertama) Rizki Nurmaliani (Calon Peneliti) Betriyon (Calon Litkayasa) Katarina Sri Rahayu (Teknisi Litkayasa Pelaksana) Zamriadi (Administrasi) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BATURAJA

Transcript of LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja...

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

LAPORAN AKHIR PENELITIAN

KEARIFAN LOKAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENULARAN MALARIA PADA ANAK DAN IBU HAMIL DI KABUPATEN

PESAWARAN, PROVINSI LAMPUNG

OLEH : Santoso (Peneliti Madya)

Indah Margarethy (Peneliti Pertama) I Gede Wempi DSP (Peneliti Pertama)

Maya Arisanti (Peneliti Pertama) Rizki Nurmaliani (Calon Peneliti)

Betriyon (Calon Litkayasa) Katarina Sri Rahayu (Teknisi Litkayasa Pelaksana)

Zamriadi (Administrasi)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG

BATURAJA

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

i

SK TIM PENELITI

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

ii

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

iii

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

iv

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

v

SUSUNAN TIM PENELITI

No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim

Keahlian/ Kesarjanaan

Uraian Tugas

1 Santoso Loka Litbang

Baturaja Ketua

Pelaksana S2-

Parasitologi

Bertanggung jawab terhadap seluruh aspek

penelitian

2 Indah

Margarethy Loka Litbang

Baturaja Peneliti S2- Sosiologi

Bertanggung jawab terhadap analisis data

kualitatif

3 I Gede Wempi

Loka Litbang Baturaja

Peneliti Dokter Hewan Bertanggung jawab

terhadap pemeriksaan RDT

4 Maya

Arisanti Loka Litbang

Baturaja Peneliti

S1-Kesehatan Masyarakat

Bertanggung jawab terhadap análisis data

sekunder

5 Rizki

Nurmaliani Loka Litbang

Baturaja Peneliti

S1-Kesehatan Masyarakat

Bertanggungjawab terhadap pengolahan

data sekunder

6 Betriyon Loka Litbang

Baturaja Litkayasa

S1-Kesehatan Masyarakat

Bertanggung jawab terhadap pemeriksaan

slide

7 Katarina Sri

Rahayu Loka Litbang

Baturaja Litkayasa SMA

Membantu pengumpulan data

8 Zamriadi Loka Litbang

Baturaja Administrasi SMA

Bertanggung jawab terhadap administrasi

penelitian

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

vi

ETHICAL CLEARANCE

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

vii

PERSETUJUAN ATASAN YANG BERWENANG

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmat-Nya maka laporan hasil penelitian yang berjudul: “Kearifan Lokal

yang Berhubungan dengan Penularan Malaria pada Anak dan Ibu Hamil di

Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan hasil penelitian ini memiliki kekurangan dan keterbatasan, sehingga

kami memngharapkan kritikan dan saran yang membangun guna perbaikan di masa

datang. Laporan yang disampaikan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan tim

peneliti maupun tim pendukung yang telah bekerjasama dengan kemampuan masing-

masing secara maksimal.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dan berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses pembuatan

proposal dan protokol penelitian, pelaksanaan kegiatan penelitian serta pembuatan

laporan hasil penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga laporan hasil penelitian ini dapat

bermanfaat sebagai masukan khususnya bagi Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,

khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran dalam upaya penanggulangan

Malaria serta bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan terutama dalam rangka

mendukung program Eliminasi Malaria di Indonesia.

Baturaja, Desember 2016

Ketua Tim Penelitian

Santoso, SKM., M.Sc.

NIP 197303161998031002

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

ix

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kearifan Lokal yang Berhubungan dengan Penularan Malaria pada Anak dan Ibu Hamil di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung

Santoso, Indah Margarety, I Gede Wempi DSP., Maya Arisanti, Rizki Nurmaliani, Betriyon, Katarina Sri Rahayu, Zamriadi

Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah endemis malaria. Jumlah

kabupaten endemis malaria sebanyak 12 dari 14 kabupaten yang ada. Kabupaten dengan

prevalensi tertinggi adalah Kabupaten Pesawaran dengan API sebesar 4,8‰. Tahun

2013 terjadi KLB malaria di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Peningkatan kasus

terjadi di Desa Lempasing dari Januari s/d Desember 2013 diwilayah ini ditemukan

penderita positif malaria sebesar 1.200 penderita (API 178‰) dan juga ditemukan 1

kematian ibu hamil akibat malaria.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi budaya lokal yang menunjang

pencegahan terhadap malaria pada penduduk, khususnya anak dan ibu hamil.

Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Hanura, Kabupaten

Pesawaran selama empat bulan (April–Juli 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah

ibu hamil dan balita yang ada di wilayah Puskesmas Hanura. Lokasi pemilihan adalah

Desa Sukajaya Lempasing yang merupakan desa dengan endemisitas tertinggi di

wilayah kerja Puskesmas Lempasing. Jumlah sampel minimal berdasarkan hasil

perhitungan sampel adalah 100 orang ibu hamil dan balita. Penentuan sampel terpilih

berdasarkan informasi dari Bidan Desa di lokasi penelitian. Bila sampel sudah mencapai

100 orang maka pengambilan darah dihentikan.

Pengambilan darah dilakukan dengan kunjungan ke rumah ibu hamil atau balita

dengan menggunakan dua metode, yaitu dengan rapid diagnostic test (RDT) dan secara

mikroskopis. Hasil pemeriksaan RDT dapat diketahui langsung hasilnya di lokasi

penelitian, sedangkan pemeriksaan mikroskopis dilakukan di Laboratorium Parasitologi

Loka Litbang P2B2 Baturaja. Selain pengambilan darah terhadap ibu hamil dan balita

juga dilakukan wawancara singkat terhadap ibu hamil dan orang tua atau wali dari balita

yang menjadi sampel. Pertanyaan dalam wawancara singkat ini meliputi riwayat

demam, perilaku pencegahan dan pengobatan malaria serta kondisi lingkungan di

sekitar rumahnya. Selain pengambilan darah juga dilakukan wawancara mendalam

terhadap petugas pengelola program malaria Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Dinas

Kesehatan Kabupaten Pesawaran dan Puskesmas Hanura. Pertanyaan dalam wawancara

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

x

mendalam mencakup masalah malaria, kegiatan penanggulangan serta pengobatannya

di wilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Kabupaten Pesawaran dan

Puskesmas Hanura. Penelitian ini semula juga akan melakukan wawancara mendalam

terhadap penduduk yang mengetahui tentang budaya setempat untuk mengetahui

kearifan lokal yang berhubungan dengan pencegahan malaria di lokasi penelitian,

namun karena adanya efisiensi anggaran penelitian maka kegiatan terakhir tidak dapat

dilakukan.

Hasil pengambilan darah terhadap 100 orang penduduk di Desa Lempasing,

Kabupaten Pesawaran yang terdiri dari 64 balita dan 36 ibu hamil mendapatkan tiga

orang positif malaria dengan menggunakan RDT (1 balita dan 2 ibu hamil). Hasil

konfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopis tidak menemukan adanya slide positif

malaria dalam darah sampel. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penduduk yang

pernah mengalami demam yang merupakan salah satu gejala klinis malaria adalah

sebesar 46%. Sebagian besar responden (84%) memiliki kebiasaan yang baik dalam

upaya pencegahan malaria yaitu dengan menggunakan kelambu pada saat tidur malam

hari. Perilaku pengobatan responden sebagian besar (94%) menunjukkan perilaku baik,

yaitu dengan berobat ke Puskesmas bila mengalami demam. Responden sebagian besar

(86%) memiliki kebiasaan tidur di atas jam 22.00 WIB dengan kebiasaan sebelum tidur

sebagian besar (65%) melakukan aktifitas di dalam rumah. Ketika melakukan aktifitas

di dalam maupun di luar rumah sebelum tidur sebagian besar (56%) tidak melakukan

upaya pencegahan gigitan nyamuk. Hasil observasi di lingkungan responden untuk

mengetahui keberadaan genangan air di sekitar rumah mendapatkan bahwa sebagian

besar (73%) lingkungan di sekitar rumah responden terdapat genangan air. Responden

yang pernah kontak dengan penderita malaria sebanyak 72%. Hasil analisis bivariat

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara signifikan antara riwayat demam

dengan riwayat kontak dengan penderita malaria. Hal ini menunjukkan bahwa

penduduk yang pernah kontak dengan penderita malaria sebelumnya memiliki risiko

untuk mengalami demam yang merupakan salah satu gejala klinis malaria.

Hasil wawancara mendalam terhadap petugas Dinas Kesehatan Provinsi

Lampung, Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran dan Puskesmas Hanura mendapatkan

bahwa permasalahan malaria masih belum menjadi masalah yang berarti bagi

masyaakat, meskipun pernah terjadi kematian karena malaria. Masyarakat masih

menganggap bahwa malaria merupakan penyakit yang biasa. Kerjasama lintas sector

dan lintas program telah dilaksanakan di tingkat provinsi, kabupaten maupun

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

xi

kecamatan. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pengelolaan bekas tambak udang yang

sudah tidak terpakai dengan menaburkan ikan pemakan jentik dan, reboisasi hutan

bakau. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan malaria di tingkat provinsi dan

puskesmas sudah cukup, namun di tingkat kabupaten masih kurang, karena terbatasnya

alat penyemprotan sehingga bila ada kegiatan maka harus meminjam dari instansi lain.

Sistem pelaporan malaria di seluruh tingkatan sudah berjalan dengan baik dan ada

evaluasi dari pelaporan tersebut. Masalah utama yang dihadapi Dinas Kesehatan

Kabupaten dalam penanggulangan malaria adalah keterbatasan anggaran yang

dialokasikan untuk kegiatan penanggulangan malaria sehingga pelaksanaan program

tidak berjalan dengan optimal.

Penduduk yang memiliki riwayat kontak dengan penderita malaria memiliki risiko

lebih besar untuk mengalami demam yang merupakan gejala awal malaria, sehingga

bila ditemukan penderita positif di keluarga atau di sekitar rumah maka perlu ada upaya

pencegahan gigitan nyamuk. Upaya pencegahan gigitan nyamuk perlu dilakukan baik

pada saat sebelum tidur maupun pada saat tidur malam. Upaya yang dapat dilakukan

untuk menghindari gigitan nyamuk sebelum tidur malam adalah dengan penggunaan

repellent (krim anti nyamuk), penggunaan obat anti nyamuk bakar, semprot maupun

elektrik pada saat melakukan aktifitas di dalam maupun di luar rumah pada malam hari.

Pencegahan gigitan nyamuk yang paling efektif pada saat tidur malam adalah dengan

penggunaan kelambu berinsektisida yang telah diberikan dari Puskesmas Hanura bagi

ibu hamil dan balita.

Baturaja, Desember 2016

Tim Peneliti

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

xii

ABSTRAK

Latar Belakang: Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah endemis malaria. Jumlah kabupaten endemis malaria sebanyak 12 dari 14 kabupaten yang ada. Kabupaten dengan prevalensi tertinggi adalah Kabupaten Pesawaran dengan API sebesar 4,8‰. Tahun 2013 terjadi KLB malaria di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Peningkatan kasus terjadi di Desa Lempasing dari Januari s/d Desember 2013 diwilayah ini ditemukan penderita positif malaria sebesar 1.200 penderita (API 178‰) dan juga ditemukan 1 kematian ibu hamil akibat malaria. Metode: Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Hanura, Kabupaten Pesawaran selama empat bulan (April–Juli 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil dan balita yang ada di wilayah Desa Sukaja Lempasing Puskesmas Hanura. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 100 orang ibu hamil dan balita. Informan dalam untuk wawancara mendalam adalah petugas pengelola program Dinkes Provinsi Lampung, Kabupaten Pesawaran dan Puskesmas Hanura. Hasil: Hasil pengambilan darah dengan RDT terhadap 100 sampel mendapatkan tiga sampel positif malaria falsiparum. Hasil pemeriksaan mikroskopis tidak ditemukan slide positif plasmodium. Penduduk yang pernah mengalami demam sebanyak 42%. Hasil analisis bivariat mendapatkan adanya hubungan yang bermakna antara riwayat demam dengan riwayat kontak dengan penderita malaria sebelumnya. Kesimpulan: Penggunaan kelambu pada saat tidur sudah merupakan kebiasaan masyarakat khususnya ibu hamil dan balita untuk mencegah gigitan nyamuk.

Kata kunci: malaria, kearifan lokal, KLB, Puskesmas Hanura

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

xiii

DAFTAR ISI

SK TIM PENELITI ......................................................................................................... i

SUSUNAN TIM PENELITI .......................................................................................... v

ETHICAL CLEARANCE ............................................................................................... vi

PERSETUJUAN ATASAN YANG BERWENANG ................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. viii

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................ ix

ABSTRAK ..................................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 3

C. Tujuan .......................................................................................................... 3

D. Manfaat ........................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5

A. Malaria pada Anak dan Ibu Hamil .............................................................. 5

B. Pengendalian Malaria .................................................................................. 7

C. Kearifan Lokal ............................................................................................. 7

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 9

A. Kerangka Teori ............................................................................................ 9

B. Kerangka Konsep ........................................................................................ 9

C. Variabel dan Definisi Operasional ............................................................ 10

D. Tempat dan Waktu .................................................................................... 11

E. Disain Penelitian ....................................................................................... 11

F. Populasi, Sampel dan Informan ................................................................ 11

G. Cara Penarikan Sampel dan Informan ....................................................... 12

H. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ..................................................................... 12

I. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data .................................................... 12

J. Manajemen dan Analisis Data ................................................................... 15

K. Pertimbangan Etik Penelitian .................................................................... 15

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

xiv

L. Pertimbangan Ijin Penelitian ..................................................................... 15

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................. 16

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ....................................................... 16

1. Provinsi Lampung ................................................................................ 16

2. Kabupaten Pesawaran ........................................................................... 19

3. Puskesmas Hanura ................................................................................ 23

B. Program Penanggulangan Malaria ............................................................ 26

1. Metode Pengendalian Vektor Malaria .................................................. 26

2. Kebijakan .............................................................................................. 28

C. Hasil Pemeriksaan Darah Pada Anak dan Ibu Hamil ................................ 28

1. Hasil Pemeriksaan Darah dan Karakteristik Sampel ............................ 28

4. Perilaku yang berhubungan dengan kejadian malaria .......................... 29

D. Kearifan Lokal ........................................................................................... 30

1. Pengelolaan tambak udang terlantar ..................................................... 31

2. Pengangkatan lumut di desa Hanura .................................................... 31

3. Pengendalian vektor ............................................................................. 31

E. Hasil wawancara mendalam terhadap Informan ....................................... 31

1. Endemisitas dan permasalahan malaria ................................................ 31

4. Peran lintas program dan lintas sektor .................................................. 33

5. Upaya penanggulanan malaria.............................................................. 35

6. Sarana prasarana penunjang kegiatan pengendalian malaria ............... 36

7. Pelaporan dan evaluasi ......................................................................... 38

BAB V PEMBAHASAN ........................................................................................... 40

A. Malaria pada Anak dan Ibu Hamil ............................................................ 40

B. Kearifan Lokal dalam Penanggulangan Malaria ....................................... 43

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 45

A. Kesimpulan ................................................................................................ 45

B. Saran .......................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 46

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................ 48

LAMPIRAN .................................................................................................................. 49

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variabel dan Definisi Operasional .................................................................. 10

Tabel 2. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Provinsi Lampung Tahun 2015 ................................................................... 17

Tabel 3. Distribusi Kasus dan Kematian Karena Malaria di Provinsi Lampung Tahun 2014 dan 2015 ...................................................................................... 19

Tabel 4. Distribusi Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Pesawaran Tahun 2016 ................................................................. 20

Tabel 5. Distribusi KLB Malaria di Kabupaten Pesawaran Tahun 2014-2015 ............ 21

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Status dan Kelompok Umur di Wilayah Puskesmas Hanura tahun 2016 ....................................................................... 29

Tabel 7. Karakteristik Sampel Berdasarkan Riwayat Demam, Riwayat Kontak dengan Penderita Malaria dan Lama Tinggal di Wilayah Puskesmas Hanura Tahun 2016 ......................................................................................... 29

Tabel 8. Distribusi Hubungan Perilaku Responden dengan Riwayat Demam pada Anak dan Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Hanura Tahun 2016 .................. 30

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................ 9

Gambar 2. Peta Provinsi Lampung .............................................................................. 16

Gambar 3. Grafik API di Kabupaten Pesawaran per Puskesmas Tahun 2014 dan 2015 ............................................................................................................ 22

Gambar 4. Peta Stratifikasi Desa Endemis Malaria di Kabupaten Pesawaran Tahun 2015 ................................................................................................. 23

Gambar 5. Distribusi AMI Per Desa di Wilayah Puskesmas Hanura Tahun 2015 ...... 25

Gambar 6. Angka Malaria Klinis Per Bulan (MoMI) per Desa di Wilayah Puskesmas Hanura sampai Bulan Mei 2016 .............................................. 25

Gambar 7. Angka Malaria Positif Per Bulan (MoPI) per Desa di Wilayah Puskesmas Hanura sampai Bulan Mei 2016 .............................................. 26

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malaria masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan profil

kesehatan tahun 2013, jumlah penduduk yang berisiko tertular malaria di Indonesia

sebanyak 248.422.956 dengan angka parasit per tahun (annual parasite

incidence/API sebesar 1,38 per 1000 penduduk). Penyebaran malaria di Sumatera

meliputi seluruh provinsi1. Malaria merupakan salah satu penyebab utama

kematian. Berdasarkan laporan WHO, kematian karena malaria di Indonesia sekitar

3000 per tahun2.

Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah endemis malaria. Jumlah

kabupaten endemis malaria sebanyak 12 dari 14 kabupaten yang ada. Kabupaten

dengan prevalensi tertinggi adalah Kabupaten Pesawaran dengan API sebesar

4,8‰3. Tahun 2013 terjadi KLB malaria di Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Peningkatan kasus terjadi di Desa Lempasing dari Januari s/d Desember 2013

diwilayah ini ditemukan penderita positif malaria sebesar 1.200 penderita (API

178‰) dan juga ditemukan 1 kematian ibu hamil akibat malaria4.

Penduduk yang memiliki risiko tinggi untuk terserang malaria adalah balita

dan ibu hamil. Salah satu upaya untuk mengurangi risiko kematian karena malaria

pada balita dan ibu hamil adalah dengan penggunaan kelambu berinsektisida, long-

lasting insecticidal net (LLIN). Penggunaan kelambu dengan tepat dapat

menghindari kontak dengan nyamuk vektor malaria, sehingga dapat mengurangi

risiko penularan malaria, khususnya pada bayi dan ibu hamil5.

Kegiatan pembagian kelambu dengan sasaran bayi dan ibu hamil di

Kabupaten Pesawaran telah dilakukan sejak tahun 2010. Kegiatan pembagian

kelambu merupakan upaya preventif, yaitu untuk mencegah gigitan nyamuk vektor

malaria. Pembagian kelambu perlu didukung dengan perilaku masyarakat,

khususnya bayi dan ibu hamil untuk memanfaatkan kelambu tersebut secara tepat3.

Upaya pengobatan malaria telah menggunakan metode pengobatan baru,

yaitu Artemisinin-based combination therapy (ACT) terhadap penderita malaria

dengan konfirmasi laboratorium (pemeriksaan slide) maupun rapid diagnostic test

(RDT). Permasalahan yang dihadapi oleh petugas kesehatan adalah perilaku

masyarakat yang sering melakukan pengobatan malaria sendiri tanpa konfirmasi

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

2

laboratorium. Hal ini menghambat program penemuan dan pengobatan malaria

secara rasional, efektif dan efisien4.

Penelitian sejenis pernah dilakukan, yaitu di Kabupaten Bulukumba yang

meneliti tentang penggunaan kelambu terhadap pengendalian malaria. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa 98% penduduk yang mendapatkan kelambu

menggunakan kelambu pada malam hari6. Penelitian sejenis yang dilakukan di

Kabupaten Tanah Bumbu mendapatkan mendapatkan bahwa penggunaan kelambu

terbukti dapat menurunkan kejadian malaria7.

Hasil analisis Riskesdas tahun 2007 mendapatkan adanya faktor pelayanan

kesehatan yang berhubungan dengan kesakitan malaria, yaitu waktu tempuh ke

sarana kesehatan dan pemanfaatan sarana kesehatan. Penggunaan kelambu juga

berhubungan dengan kejadian malaria8.

Penelitian lain yang membahas tentang persepsi dan pola kebiasaan

masyarakat berkaitan dengan malaria juga pernah dilakukan di Provinsi Sumatera

Utara9. Penelitian ini tidak mebahas tentang kearifan lokal yang berhubungan

dengan perilaku pencegahan atau perilaku berisiko terhadap malaria.

Penelitian yang membahas tentang budaya lokal berkaitan dengan malaria

juga pernah dilakukan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, namun dalam penelitian ini

tidak dihubungkan dengan perilaku pencegahan10.

Penelitian ini terdapat variabel yang belum pernah diteliti sebelumnya, yaitu

pengamatan perilaku penduduk (anak dan ibu hamil) pada sore hari sebelum tidur

menggunakan kelambu. Penelitian ini juga akan mengidentifikasi budaya lokal

yang berhubungan dengan penularan malaria, baik perilaku pencegahan maupun

perilaku berisiko. Selanjutnya, budaya yang berhubungan dengan perilaku berisiko

diharapkan dapat dicegah dan budaya mendukung pencegahan penularan malaria

diharapkan dapat diterapkan dalam masyarakat.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pemakaian kelambu dengan risiko kejadian malaria. Namun berdasarkan data

pembagian kelambu dan data kasus malaria yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten Pesawaran menunjukkan adanya permasalahan yang perlu diteliti lebih

lanjut, yaitu tentang perilaku masyarakat sebelum tidur. Penduduk berisiko telah

mendapat kelambu berinsektisida namun masih dapat terserang malaria, hal ini

diketahui dari data KLB malaria yang terjadi pada tahun 2013 dengan proporsi anak

yang terserang malaria sebesar 30% dan terdapat ibu hamil yang meninggal karena

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

3

malaria3. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kearifan lokal dalam pencegahan

malaria pada anak dan ibu hamil, karena risiko kematian akibat malaria pada anak

dan ibu hamil lebih besar dibandingkan dengan kelompok penduduk lain (penduduk

dewasa).

B. Rumusan Masalah

Pengobatan malaria dengan ACT dan pencegahan penularan malaria melalui

pembagian kelambu terhadap bayi dan ibu hamil telah dilakukan sejak tahun 2010,

namun masih terjadi peningkatan kasus dan kematian karena malaria pada ibu

hamil. Malaria bersifat lokal spesifik, sehingga dalam pengendalian malaria

diperlukan informasi tentang budaya lokal yang dapat mendukung kegiatan

penanggulangan malaria. Budaya lokal yang mendukung upaya pencegahan

penularan malaria seperti kebiasaan tidur dalam kelambu, kebiasaan menggunakan

pakaian panjang, kebiasaan gotong royong membersihkan lingkungan merupakan

suatu kearifan lokal, sehingga perlu diidentifikasi budaya tersebut dalam penelitian

ini.

Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian tentang kearifan lokal

yang berhubungan dengan perilaku pencegahan malaria pada anak dan ibu hamil.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi budaya lokal yang menunjang pencegahan terhadap

malaria pada penduduk, khususnya anak dan ibu hamil.

2. Tujuan Khusus

a. Identifikasi angka kejadian malaria pada bayi dan ibu hamil;

b. Identifikasi karakteristik subyek;

c. Identifikasi perilaku subyek yang berhubungan dengan malaria;

d. Identifikasi budaya lokal yang menunjang pencegahan penularan malaria.

D. Manfaat

1. Bagi Program Pengendalian Malaria

Melalui penelitian ini diharapkan dapat teridentifikasi kearifan lokal yang

menunjang upaya pencegahan penularan malaria khsususnya pada anak dan ibu

hamil.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

4

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu

pengetahuan tentang budaya lokal dalam pencegahan malaria di lokasi penelitian

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Malaria pada Anak dan Ibu Hamil

Ibu hamil dan bayi di bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang

memiliki risiko tinggi untuk terjadinya malaria berat. Hal ini karena pengobatan

malaria terhadap kelompok ini lebih sulit dibandingkan dengan kelompok lainnya.

Penanganan penyakit malaria yang tidak tepat terhadap kedua kelompok ini dapat

menghambat penyembuhan penyakit, bahkan dapat menimbulkan kematian.

Anak pada mulanya menjadi letargik (lemas), mengantuk atau gelisah,

anoreksia (tidak nafsu makan), pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala dan

mual. Demam selalu dijumpai tetapi bervariasi. Muntah, nyeri perut dan diare agak

jarang dijumpai. Pembesaran hati sering dijumpai pada anak. Pada serangan akut,

pembesaran hati biasanya terjadi pada awal perjalanan penyakit (padaakhir minggu

pertama) dan lebih sering terjadi daripada pembesaran limpa. Hati biasanya lunak

dan terus membesar sesuai dengan progresifitas penyakit, namun fungsinya jarang

terganggu dibandingkan dengan orang dewasa. Ikterus (kuning) dapat dijumpai

pada beberapa anak, terutama berhubungan dengan hemolisis. Kadar transaminase

darah sedikit meningkat untuk waktu singkat. Limpa yang membesar umumnya

dapat diraba pada minggu kedua; pembesaran limpa progresif sesuai dengan

perjalanan penyakit. Pada anak yang telah mengalami serangan berulang, limpa

dapat sangat besar dengan konsistensi keras. Anemia merupakan akibat penting

malaria tropika pada anak. Pada infeksi akut, beratnya anemia berhubungan

langsung dengan derajat parasitemia. Malaria ovale mempunyai gejala klinis lebih

ringan daripada malaria tertiana. Pada hari terakhir masa inkubasi, anak menjadi

gelisah, anoreksia sedangkan anak besar mengeluh nyeri kepala dan nausea.

Demam periodik tiap 48 jam tetapi stadium dingin dan menggigil jarang dijumpai

pada bayi dan balita. Selama periode demam, anak selalu merasa dingin dan

menggigil dalam waktu singkat. Demam sering terjadi pada sore hari. Pada anak

jarang terjadi parasitemia berat, terdapat pada kurang dari 2%. Malaria tertiana dan

ovale jarang disertai anemia berat. Hati pada umumnya membesar dan teraba pada

akhir minggu pertama. Bilirubin total dapat meningkat tetapi jarang disertai ikterus,

sedangkan kadar transaminase sedikit meningkat untuk waktu singkat. Limpa

bertambah besar selama serangan dan dapat teraba pada minggu kedua. Kejang

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

6

dapat terjadi pada saat demam tinggi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kematian

pada anak sangat jarang terjadi, tetapi dapat terjadi bila disertai berbagai penyakit

lain yang berat, gizi buruk, dan anemia berat. Pada malaria tertiana dan ovale

bentuk dormant dari parasit dapat tetap berada dalam hati dan dapat menyebabkan

relaps. Relaps dapat terjadi pada kasus yang mendapat pengobatan hanya dengan

obat skizontosida saja. Gambaran klinis malaria kuartana menyerupai malaria

tertiana, hanya periode demam terjadi tiap 72 jam. Sindrom nefrotik dapat terjadi

pada umur 2 sampai 12 tahun dengan puncak pada usia 5-7 tahun. Dijumpai edema

berat, proteinuria berat yang menetap, hipoproteinemia berat dan asites. Serum

albumin kurang dari 2g/dL bahkan pada 95% kurang dari l g/dL. Tekanan darah

biasanya normal dan tidak jelas adanya azotemia dan hematuria.11

Malaria pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai kelainan, tergantung

pada tingkat kekebalan seseotrang terhadap infeksi parasit malaria dan paritas

(jumlah kehamilan). Ibu hamil dari daerah endemi yang tidak mempunyai

kekebalan dapat. Strategi kontrol malaria saat ini untuk kehamilan masih

merupakan pemberian kemoprofilaksis anti malaria yang rutin yaitu klorokuin pada

setiap wanita hamil dalam daerah endemi malaria. Beberapa penelitian menunjukan

bahwa kemoprofilaksis dapat mengurangi anemia pada ibu dan menambah berat

badan lahir terutama pada kelahiran pertama. Resiko malaria dan konsekwensi

bahayanya tidak meningkat selama kehamilan kedua pada wanita yang menerima

kemoprofilaksis selama kehamilan pertama. Pada daerah endemisitas tinggi untuh

P. falciparun infeksi malaria selama kehamilan menyebabkan rendahnya berat bayi

lahir merupakan faktor resiko yang paling besar untuk mortalitas neonatal17.

Kemoprofilaksis yang diberikan selama kehamilan dapat meningkatkan berat

kelahiran rata-rata, terutama pada kehamilan pertama dn menurunkan tingkat

mortalitas bayi kira-kira 20%11. Rata-rata bayi yang dilahirkan pada kehamilan

pertama bagi ibu yang menerima kemoprofilaksis lebih tinggi daripada berat bayi

yang ibunya tidak menerima kemoprofilaksis. Kelahiran mati dan setelah mati lahir

lebih kurang pada bayi dan ibu-ibu yang menerima kemoprofilaksis dibandingkan

denghan bayi dari ibu-ibu yang tidak mendapat kemoprofilaksis12.

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

7

B. Pengendalian Malaria

Salah satu target dan indikator Millenium Development Goals (MDG’s) di

Indonesia adalah memerangi penyakit HIV AIDS, Malaria dan penyakit menular

lainnya. Guna mendukung program tersebut maka disusun suatu rencana promosi

kesehatan untuk eliminasi malaria dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat

yang hidup sehat dan terbebas dari malaria secara bertahap sampai tahun 2030.

Strategi yang diterapkan meliputi advokasi, bina suasana, pemberdayaan

masyarakat dan kemitraan13.

Penularan malaria disebabkan karena adanya interaksi antara host (pejamu),

agent (sumber penyakit) dan environment (lingkungan). Pejamu meliputi manusia

sebagai host intermediate dan nyamuk anopheles sebagai host devinitive.

Penanganan terhadap manusia sebagai host intermediate dengan cara pemberian

obat dan pencegahan kontak dengan nyamuk sebagai host definitive sehingga

plasmodium sebagai agent penyakit tidak dapat berkembang dalam tubuh manusia.

Penanganan terhadap nyamuk dengan cara pengendalian vektor untuk

menekan/mengendalikan kepadatan nyamuk. Agent penyakit malaria, yaitu

plasmodium dapat dikendalikan dengan pemberian obat untuk membunuh

plasmodium yang telah menginfeksi manusia. Lingkungan yang berperan dalam

penularan malaria meliputi lingkungan fisik (suhu dan kelembaban udara, curah

hujan, kecepatan dan arah angin, sinar matahari, dan arus air), kimiawi ( salinitas

dan pH air), biologi (keberadaan tanaman air dan hewan predator jentik nyamuk di

air), lingkungan social budaya (perilaku masyarakat, adat istiadat serta budaya

daerah). Faktor lingkungan budaya terkadang memiliki peran yang lebih besar

dalam penularan malaria, sehingga pengendalian malaria juga harus

mempertimbangkan aspek lingkungan sosial budaya setempat14.

C. Kearifan Lokal

Kearifan lokal merupakan suatu tradisi atau budaya daerah tertentu dan

menunjang kegiatan yang bersifat positif. Kearifan lokal sebenarnya sudah ada

dalam masyarakat yang berlangsung secara turun temurun. Budaya atau kearifan

lokal tersebut seringkali tidak disadari oleh masyarakat tersebut sebagai budaya

yang bernilai positif dan perlu dikembangkan karena dapat mendukung kegiatan

pengendalian penyakit. Contoh kearifan yang ditemui pada masyarakat di

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

8

Kabupaten Timor Tengah Utara yaitu adanya budaya Naketi. Budaya ini

merupakan suatu kearifan lokal yang dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu

hamil yang akan melahirkan. Naketi merupakan pengakuan dosa/kesalahan istri

kepada suami dan dilanjutkan dengan pengakuan dosa istri dan suami kepada

keluarga besar sebelum proses persalinan. Hal tersebut dapat mengurangi beban

psikologis istri pada saat melahirkan sehingga proses persalinan dapat berjalan

dengan lancar15.

Salah satu upaya pengendalian malaria di Indonesia adalah dengan

melakukan pengendalian vektor. Upaya pengendalian vektor perlu juga

memperhatikan kearifan lokan di daerah setempat. Kearifan lokal dalam

pengendalian vektor adalah teknologi lokal dalam pengendalian vektor yang telah

dibuktikan secara ilmiah memenuhi persyaratan keamanan dan efektifitas16.

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

9

BAB III METODE PENELITIAN

A. Kerangka Teori

Penularan malaria dapat terjadi karena adanya interaksi antara host, agent

dan lingkungan. Manusia adalah host (pejamu) yang bisa terinfeksi penyakit

malaria. Kerentanan manusia untuk terkena malaria tergantung beberapa faktor,

diantaranya umur, jenis kelamin, ras, sosial ekonomi, hereditas, status gizi dan

imunitas. Agent penyebab malaria adalah plasmodium (P.falciparum, P.vivax,

P.ovale, P.malariae). Lingkungan yang mempengaruhi penularan malaria meliputi

lingkungan fisik, biologi dan sosial ekonomi. Nyamuk termasuk dalam lingkungan

biologi yang dapat berperan sebagai vektor penular malaria. Keberadaan nyamuk

vektor malaria merupakan salah satu faktor yang dapat menularkan malaria.

Lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap penularan malaria diantaranya

perilaku, baik perilaku pencegahan maupun pengobatan malaria14. Perilaku berisiko

yang berhubungan dengan kejadian malaria diantaranya kebiasaan di luar rumah

pada malam hari dan kebiasaan menggunakan kelambu waktu tidur17. Kebiasaan

masyarakat dalam menggunakan kelambu merupakan merupakan salah satu

kearifan lokal yang dapat mencegah penularan malaria.

B. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori maka dibangun konsep penelitian yang akan

dilakukan mengidentifikasi determinan faktor risiko malaria terhadap bayi dan ibu

hamil. Berikut kerangka konsep penelitian:

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

PENDERITA

MALARIA

Karakteristik Subyek: - Jumlah anggota keluarga - Lama tinggal - Riwayat demam - Riwayat kontak dengan

penderita malaria

Kearifan Lokal: - Perilaku pencegahan terhadap

malaria - Tindakan terhadap malaria

Perilaku Suyek: - Kebiasaan sebelum tidur - Penggunaan kelambu - Lama pemakaian kelambu - Pencucian kelambu - Perilaku pengobatan

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

10

C. Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 1. Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara

Pengukuran/Cara mendapatkan

Hasil ukur

1 Kearifan lokal Pengetahuan dan budaya/kebiasaan masyarakat yang dapat mencegah penularan malaria di lokasi penelitian berdasarkan informasi maupun pengamatan

Observasi dan wawancara mendalam

2 Jumlah anggota keluarga

Banyaknya anggota keluarga yang tinggal dan tidur dalam satu rumah dengan penderita malaria/subyek penelitian

Wawancara …

3 Lama tinggal Lamanya subyek tinggal di lokasi penelitian terhitung sejak pertama kali menetap di lokasi penelitian sampai penelitian dilaksanakan

Wawancara … tahun

4 Riwayat demam Riwayat subyek mengalami demam dalam 1 tahun terakhir Wawancara 1. Tidak pernah 2. Ya, pernah

5 Riwayat kontak dengan penderita

Riwayat kontak dengan penderita malaria lain dalam keluarga atau tetangga terdekat

Wawancara 1. Ya 2. Tidak

6 Kebiasaan sebelum tidur

Kebiasaan yang dilakukan oleh ibu/balita sebelum tidur pada malam hari.

Wawancara 1.Nonton televisi 2.Ngobrol/main di luar rumah 3.Ngobrol/main di dalam rumah

7 Penggunaan kelambu Penggunaan kelambu pada waktu tidur malam hari Wawancara 1. Tidak 2. Ya

8 Lama pemakaian kelambu

Lama kelambu digunakan dari pertama kali mendapat dan menggunakan sampai penelitian dilakukan

Wawancara 1.> 5 tahun 2. 3-5 tahun 3.< 3 tahun

9 Pencucian kelambu Berapa kali kelambu dicuci semenjak mendapatkan dan menggunakan kelambu

Wawancara

10 Perilaku pengobatan saat demam

Perilaku pencarian pengobatan subyek penelitian pada saat mengalami demam

Wawancara mendalam

11 Perilaku pencegahan Adat atau kebiasaan masyarakat dalam upaya pencegahan penularan malaria

Wawancara mendalam

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

11

D. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan selama 10 bulan (Februari-November 2016) di

wilayah Puskesmas Hanura, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.

E. Disain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan

pendekatan anthropologi.

F. Populasi, Sampel dan Informan

1. Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh penduduk yang ada di Kabupaten

Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan target populasi adalah penduduk yang

tinggal di wilayah Puskesmas Hanura. Pemilihan Puskesmas Hanura sebagai

lokasi penelitian karena di wilayah Puskesmas ini angka malaria dilaporkan

paling tinggi dan pernah terjadi KLB dengan kematian ibu hamil.

2. Sampel

Jumlah sampel penduduk yang dibutuhkan untuk menentukan angka

malaria dalam penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah sampel minimal

dengan rumus18:

n =

���

��

� P(1 − P)N

d�(N − 1) + ���

��

� P(1 − P)

n = Jumlah sampel yang dibutuhkan (73)

Z1-/2 = Standar skor yang dikaitkan dengan taraf nyata diinginkan

P = Proporsi yang diharapkan (0,05)

N = Jumlah populasi (417.732)

d = Nilai presisi absolut yang dibutuhkan (5%)

Berdasarkan perhitungan besar sampel minimal yang dibutuhkan sebesar

73 orang anak/ibu hamil. Jumlah sampel ditambah 10% untuk antisipasi drop

out sehingga jumlah sampel menjadi 80.

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

12

3. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh

adat, tokoh pemuda serta orang yang memahami budaya lokat yang berkaitan

dengan pencegahan malaria. Jumlah informan yang dibutuhkan sebanyak 30

orang.

G. Cara Penarikan Sampel dan Informan

1. Sampel untuk pemeriksaan darah

Cara penarikan sampel untuk penentuan angka malaria berdasarkan

metode lingkaran obat nyamuk, yaitu dengan melakukan pemeriksaan terhadap

seluruh ibu hamil dan anak yang ada di wilayah Puskesmas Hanura.

Pemeriksaan dimulai dari rumah ibu hamil yang dilaporkan meninggal karena

malaria dan dilanjutkan dengan pemeriksaan pada ibu hamil/anak yang tinggal

di sekitarnya sampai jumlah sampel mencapai 80. Perbandingan antara ibu hamil

dan anak yang akan diperiksa tidak ditentukan.

2. Informan kualitatif untuk wawancara mendalam

Cara penarikan inrofman untuk penentuan wawancara mendalam

menggunakan metode snow ball.

H. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi

a. Penduduk yang pernah mendapat kelambu.

b. Bersedia terlibat penelitian.

2. Kriteria eksklusi

a. Menolak untuk diperiksa

b. Menderita penyakit berat yang berisiko terjadi komplikasi pengobatan

malaria apabila hasil pemeriksaan menunjukkan positif malaria.

I. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data bayi dan ibu hamil

adalah laporan dari Puskesmas di wilayah penelitian. Instrumen untuk

memperoleh data penderita adalah perlengkapan pengambilan darah dan

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

13

formulir untuk mencatat data hasil pemeriksaan darah. Instrumen untuk

identifikasi budaya lokal adalah peneliti, yaitu dengan melakukan wawancara

mendalam terhadap informan terpilih.

2. Cara pengumpulan data

a. Persiapan

Sebelum melakukan kegiatan penelitian, terlebih dahulu berkoordinasi

dengan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Dinas Kesehatan Kabupaten

Pesawaran untuk merencanakan teknis pengambilan data di lapangan.

Koordinasi dilakukan untuk menentukan titik lokasi penelitian, penentuan

petugas yang dapat membantu kegiatan penelitian serta teknik dalam

pengumpulan data di lapangan.

b. Persiapan alat dan bahan

Setelah dilakukan koordinasi dengan petugas terkait, maka disusun

kebutuhan alat dan bahan sesuai dengan jumlah sampel yang akan diambil di

tiap titik lokasi pengambilan sampel.

c. Pengambilan darah

Pengambilan darah dilakukan dengan cara kunjungan ke rumah subyek

terpilih sesuai dengan data jumlah bayi dan ibu hamil yang diperoleh dari

masing-masing Puskesmas. Pengambilan darah dilakukan pada pagi hingga

sore hari di rumah subyek penelitian.

Bahan dan alat pengambilan darah adalah: alkohol 70%, lanset, kapas,

RDT, kaca benda, soft click, giemsa, aquades dan mikroskop compound.

Pengambilan darah dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu dengan RDT untuk

menjaring penderita dan apabila hasilnya positif maka dilakukan pengambilan

kembali untuk pemeriksaan mikroskopis. Pengambilan darah pada bayi

dilakukan pada ujung ibu jari kaki bayi dengan menggunakan soft click.

Pengambilan darah pada ibu hamil dilakukan pada jari manis. Darah yang

telah diambil dan diteteskan pada slide dan diberi pewarnaan dengan giemsa

5% dan diperiksa di bawah mikroskop.

Prosedur pengambilan darah pada ibu hamil dilakukan dengan cara: 1)

membersihkan ujung jari manis bagian kiri dengan kapas alkohol; 2)

menusukkan lanset pada jari manis tersebut; 3) membersihkan darah pertama

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

14

yang keluar dari jari menggunakan kapas kering; 4) meneteskan darah ke

dalam RDT; 5) membaca hasil pemeriksaan. Bila pembacaan hasil

menunjukkan positif malaria, maka dilakukan pengambilan darah kembali

untuk pemeriksaan secara mikroskopis.

Prosedur pengambilan darah pada anak dilakukan dengan cara: 1)

membersihkan ujung ibu jari kaki/tangan dengan kapas alkohol; 2)

menusukkan lanset pada jari manis tersebut; 3) membersihkan darah pertama

yang keluar dari jari menggunakan kapas kering; 4) meneteskan darah ke

dalam RDT; 5) membaca hasil pemeriksaan. Bila pembacaan hasil

menunjukkan positif malaria, maka dilakukan pengambilan darah kembali

untuk pemeriksaan secara mikroskopis.

d. Identifikasi kearifan lokal

Pengumpulan data kearifan lokal dilakukan dengan wawancara

mendalam terhadap informan terpilih yang dianggap mengetahui tentang

budaya lokal yang berhubungan dengan pencegahan penularan malaria.

Jumlah informan yang dibutuhkan sebanyak 30 orang. Sumber informan yang

dapat dipilih diantaranya tokoh adat, tokoh agama, dukun bayi serta pemuka

adat lainnya.

Pengumpulan data dari informan dilakukan dengan cara terlibat

langsung dalam kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Tim peneliti akan

tinggal di salah satu rumah penduduk selama beberapa hari. Tim akan

membaur dengan penduduk setempat dan mencari informasi tentang kearifan

lokal setempat terhadap beberapa informan terpilih. Pengumpulan informasi

dilakukan pada pagi, siang atau malam hari sesuai dengan ketersediaan waktu

yang diberikan oleh informan. Informasi yang diberikan oleh informan

direkam dengan menggunakan alat perekam atau dicatat dalam log book

peneliti.

Wawancara mendalam juga dilakukan terhadap penduduk yang menjadi

subyek dalam pengambilan darah. Wawancara mendalam terhadap ibu hamil

dilakukan terhadap subyek penelitian langsung, sedangkan wawancara

mendalam pada anak dilakukan terhadap ibu atau orang terdekat yang

mengetahui riwayat/perkembangan anak.

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

15

Selain wawancara mendalam juga dilakukan pengamatan terhadap

kebiasaan/perilaku penduduk dalam pencegahan penularan malaria.

J. Manajemen dan Analisis Data

Analisis data kuantitatif dilakukan secara univariat dalam bentuk table dan

grafik, sedangkan analisis data kualitatif dilakukan dengan analisis content.

K. Pertimbangan Etik Penelitian

Penelitian ini akan melibatkan manusia sebagai subyek penelitian sehingga

perlu ada pertimbangan etik dari komisi etik Badan Litbangkes RI.

L. Pertimbangan Ijin Penelitian

Penelitian ini akan melibatkan masyarakat dan instansi pemerintah sehingga

perlu mendapatkan ijin penelitian dari instansi pemerintah di lokasi penelitian.

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

16

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Provinsi Lampung

Gambar 2. Peta Provinsi Lampung Sumber: http://bakosurtanal.go.id/peta-provinsi/

Daerah Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km²

termasuk pulau-pulau yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara

pulau sumatera, dibatasi oleh19:

Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu;

Sebelah Selatan dengan Selat Sunda;

Sebelah Timur dengan Laut Jawa;

Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia.

Ibukota Provinsi Lampung adalah Bandar Lampung yang merupakan

penyatuan antara dua kota yaitu Tanjungkarang dan Telukbetung. Secara

Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan: Timur - Barat berada

antara 103040' BT sampai 105050' BT dan Utara - Selatan 6045' LS sampai 3045'

LS.

Topografi Daerah Lampung dibagi dalam lima bagian yaitu: 1) Daerah

topografis berbukit sampai bergunung; 2) Daerah topografis berombak sampai

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

17

bergelombang; 3) Daerah dataran alluvial; 4) Daerah rawa pasang surut; dan 5)

Daerah river basin.

Temperatur udara pada daerah dengan ketinggian 30-60 meter di atas

permukaan laut berkisar antara 26-28oC. Temperatur maksimum yang sangat

jarang dialami adalah 33,4oC dan temperature minimum 21,7oC. Kelembaban

rata-rata berkisar antara 75-87%.

Provinsi Lampung terletak dibawah katulistiwa yaitu 50 LS, beriklim

Tropis humid dengan angin laut lembah yang bertiup dari Samudera Indonesia.

Setiap tahun ada dua musim angin yaitu November s/d Maret angin bertiup dari

arah barat dan barat laut dan Juli s/d Agustus angin bertiup dari arah timur dan

tenggara dengan kecepatan rata-rata 5,83 km/jam.

Jumlah Penduduk Provinsi Lampung tahun 2015 berdasarkan data diolah

oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung sebesar 8.117.268 jiwa yang

terdiri dari 4.162.437 jiwa laki-laki dan 3.954.831 jiwa perempuan. Secara

Administratif Daerah Provinsi Lampung, dibagi 15 Kabupaten dan Kota, 227

kecamatan dan 2643 desa/kelurahan20.

Tabel 2. Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan di Provinsi Lampung Tahun 2015

No Kabupaten Jumlah

Kecamatan

Jumlah Desa/

Kelurahan

Jumlah Penduduk

1 Lampung Barat 15 136 293.105 2 Tanggamus 20 302 573.940 3 Lampung Selatan 17 260 972.579 4 Lampung Timur 24 264 1.008.797 5 Lampung Tengah 28 314 1.239.096 6 Lampung Utara 23 247 606.092 7 Way Kanan 14 227 432.914 8 Tulang Bawang 15 151 429.515 9 Pesawaran 11 144 426.389 10 Pringsewu 9 131 386.891 11 Mesuji 7 105 195.682 12 Tulang Bawang Barat 8 96 264.712 13 Pesisir Barat 11 118 149.890 14 Bandar Lampung 20 126 979.287 15 Metro 5 22 158.415 Jumlah 227 2.643 8.117.268

Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2015

Provinsi Lampung merupakan daerah endemis malaria yang berpotensi

untuk berkembang seperti pedesaan yang mempunyai rawa-rawa, genangan air

payau di tepi laut dan tambak-tambak ikan yang tidak terurus.

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

18

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2014 disebutkan

bahwa desa endemis malaria diprovinsi Lampung berjumlah 223 desa atau 10%

dari seluruh jumlah desa yang ada, dengan angka kesakitan malaria per tahun

0,4‰.

Provinsi Lampung terdapat 12 species dari nyamuk Anopheles spp yaitu

An. Vagus, An, Sundaicus, An. Barbirotris, An. Acconitus, An. Indefinitus, An.

Kochi, An. Subpictus. An. Tesselatus, An. Minimus, An. Maculatus.

Sesuai dengan rencana strategis program malaria sampai dengan tahun

2020 Provinsi Lampung akan mencapai bebas malaria (Eliminasi Malaria).

Pencapaian program malaria di tahun 2015 adalah dari 15 Kabupaten/Kota yang

ada di Provinsi Lampung yang sudah menerima sertifikat bebas malaria

(eliminasi malaria) sebanyak 5 kabupaten yaitu Kota Metro, Kabupaten

Pringsewu, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat dan

Kabupaten Way Kanan. Jika dibandingkan tahun 2014 ada perbedaan kualitas

hasil kegiatan program malaria kasus malaria yang dikonfirmasi laboratorium

mulai mengalami peningkatan begitu pula dengan akses pengobatan terhadap

ACT, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan aktifitas kegiatan Program malaria

mempunyai dampak terhadap pencapaian tujuan program malaria.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Lampung, pada tahun 2014,

terdapat 3916 kasus malaria (API= 0,49/1000 penduduk beresiko) dengan 5

orang meninggal atau CFR 0,13. Tahun 2015 terdapat 3.248 kasus

(API=0,44/1000 penduduk beresiko) dengan 2 kematian atau CFR 0.06.

Sementara target rencana Strategi Kementerian Kesehatan untuk angka

kesakitan malaria (API/annual parasite incidence) tahun 2015 <1 per 1.000

penduduk berisiko. Dengan demikian cakupan API 2015 mencapai target

Renstra 2014.

Berdasarkan hasil evaluasi program P2 Malaria di Provinsi Lampung

tahun 2015, terlihat dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi

Lampung Kabupaten Pesawaran menduduki kasus tertinggi selama satu tahun

sebesar 4,5‰, sedangkan untuk kabupaten/kota yang lain kasus penderita

malaria sudah dapat di turunkan di bawah 1‰ sesuai dengan target Renstra di

Provinsi Lampung tahun 2015 yaitu kasus malaria yang ditemukan < 1‰.

Jumlah kasus dan kematian akibat malaria tahun 2014-2015 per kabupaten dapat

dilihat dalam tabel berikut ini:20

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

19

Tabel 3. Distribusi Kasus dan Kematian Karena Malaria di Provinsi Lampung Tahun 2014 dan 2015

No Kabupaten/ Kota Jumlah 2014 Jumlah 2015 API

(‰) Kasus Kematian Kasus Kematian 1 Lampung Barat 159 0 32 0 0,0 2 Tanggamus 38 0 23 0 0,0 3 Lampung Selatan 149 0 230 0 0,2 4 Lampung Timur 29 0 3 0 0,0 5 Lampung Tengah 26 0 8 0 0,0 6 Lampung Utara 20 0 0 0 0,0 7 Way Kanan 2 0 9 0 0,0 8 Tulang Bawang 28 0 0 0 0,0 9 Pesawaran 3.033 5 2.712 2 4,5 10 Pringsewu 16 0 0 0 0,0 11 Mesuji 11 0 4 0 0,0 12 Tulang bawang barat 3 0 3 0 0,0 13 Pesisir barat 0 0 0 0 0,0 14 Bandar lampung 561 0 486 0 0,5 15 Metro 0 0 0 0 0,0 Provinsi 3.916 5 3.510 2 0,44

Sumber: Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2015

2. Kabupaten Pesawaran

Secara geofrafis Kabupaten Pesawaran terletak pada koordinat 104,92º -

105,34º Bujur Timur dan 5,12º - 5,84º Lintang Selatan. Secara administratif luas

wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1.173,77 km2 dengan batas-batas wilayah

adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara dengan Kabupaten Lampung Tengah;

Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tanggamus;

Sebelah Barat dengan Kabupaten Tanggamus;

Sebelah Timur dengan Kabupaten Lampung Selatan dan Kota Bandar

Lampung.

Pada tahun 2007 hingga sekarang, jumlah kecamatan di Kabupaten

Pesawaran telah mengalami perubahan akibat adanya pemekaran dengan

penambahan 4 kecamatan sehingga total menjadi 11 kecamatan yaitu : Padang

Cermin, Punduh Pidada, Kedondong, Way Lima, Gedong Tataan, Negeri Katon,

Tegineneng, Marga Punduh, Way Khilau, Way Ratai, Teluk Pandan.

Luas Kabupaten Pesawaran secara keseluruhan adalah 117.377 Ha dengan

Kecamatan Negeri Katon sebagai kecamatan terluas, yaitu 15.269 Ha. Dari luas

keseluruhan Kabupaten Pesawaran tersebut,15.465 Ha digunakan sebagai lahan

sawah, sedangkan sisanya yaitu 101.912 Ha merupakan lahan bukan sawah dan

lahan bukan pertanian. Jenis penggunaan lahan sawah yang terbanyak adalah

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

20

irigasi teknis dengan dua kali penanaman padi dalam setahun. Sedangkan jenis

penggunaan lahan bukan sawah yang terbanyak adalah tagal/kebun.

Kabupaten Pesawaran merupakan daerah tropis, dengan curah hujan

ratarata sebesar 152,98 mm3/bulan, suhu udara rata-rata sebesar 26,690C/bulan,

dan rata-rata kelembaban udara sebesar 78,06%/bulan.

Kabupaten Pesawaran pada tahun 2014 terbagi dalam 9 kecamatan dan

144 desa. Semua desa sudah berstatus definitive. Penduduk Kabupaten

Pesawaran berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015 sebanyak 436.389 jiwa

yang terdiri atas 219.587 jiwa penduduk laki-laki dan 296.802 jiwa penduduk

perempuan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Pesawaran tahun 2015 mencapai

363,26 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang.

Kepadatan Penduduk di 11 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan

penduduk tertinggi terletak di kecamatan Gedong Tataan dengan kepadatan

sebesar 1.469 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Marga Punduh sebesar 106

jiwa/Km2. Distribusi jumlah dan kepadatan penduduk per kecamatan di

Kabupaten Pesawaran disajikan dalam Tabel 3 berikut: 21

Tabel 4. Distribusi Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Pesawaran Tahun 2016

No Kecamatan

Luas Area Penduduk Kepadatan

Penduduk

(orang/km²) Km² % Jumlah %

1 Punduh Pidada 113,19 9,64 13.390 3,11 118,30

2 Marga Punduh 127,34 10,85 13.512 3,14 106,11

3 Padang Cermin 67,00 5,71 27.405 6,33 409,03

4 Teluk Pandan 99,83 8,51 35.692 8,24 357,53

5 Way Ratai 97,06 8,27 34.505 8,17 355,50

6 Kedondong 152,69 13,01 33.707 7,91 220,75

7 Way Khilau 151,26 12,89 26.762 6,28 176,93

8 Way Lima 111,00 9,46 30.582 7,16 275,51

9 Gedung Tataan 64,11 5,46 94.204 22,29 1.469,41

10 Negeri Katon 77,34 6,59 64.707 15,21 836,66

11 Tegineneng 112,95 9,62 51.923 12,17 459,70

Total 1.173,37 100,00 426.389 100,00 363,26

Sumber: BPS, 2016

Kabupaten Pesawaran memiliki beberapa sungai yang berada di

Kecamatan Punduh Pidada, Padang Cermin, Kedondong. Way Lima, Gedong

Tataan, Negeri Katon, dan Tegineneng. Sungai terpanjang adalah Sungai Way

Semah di Kecamatan Gedong Tataan dengan panjang 54 km, dan sungai

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

21

terpendek adalah sungai Way Kepayang di Kecamatan Kedondong dengan

panjang 5 km.

Berdasarkan laporan bulanan penemuan dan pengobatan malaria Dinas

Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pesawaran, terdapat 3.037 kasus dan 3 kematian

akibat malaria tahun 2014 (CFR 0,10%) yang berada di wilayah kerja

Puskesmas Pedada (2 orang) dan Puskesmas Hanura (1 orang). Tahun 2015

terdapat 2.712 kasus dan 2 kematian akibat malaria (CFR sebesar 0,07%) yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Pedada (1 orang) dan Puskesmas Hanura (1

orang) (Tabel 5).

Tabel 5. Distribusi KLB Malaria di Kabupaten Pesawaran Tahun 2014-2015

Lokasi KLB Jumlah AR CFR

Puskesmas Desa Kasus Kematian Berisiko

Pedada Pahawang 14 (2014) 1 1.706 0,170 7,14

Pahawang 103 (2014) 1 1.445 7,130 0,97

Hanura Hanura 33 (2014) 1 8.051 1,930 3,03

Hanura Sukajaya 1 (2015) 1 27.732 0,004 100,00

Hurun 23 (2015) 1 34.713 0,07 4,35

Sumber Profil Kesehatan Kab. Pesawaran Tahun 2014 dan 2015

Kasus positif malaria selama tahun 2014 dan 2015, hanya terjadi di 3

wilayah kerja puskesmas. Puskesmas dengan kasus tertinggi pada tahun 2014

dan 2015 yaitu Puskesmas Hanura (dengan jumlah kasus terbanyak yaitu 2.276

kasus dengan API 65,65‰), Puskesmas Pedada (320 kasus dengan API 11,54),

dan Puskesmas Padang Cermin (116 kasus dengan API 4,91). Sedangkan 9

puskesmas lainnya bukan merupakan wilayah endemik malaria.

Berdasarkan data endemisitas malaria dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Pesawaran tahun 2015, menunjukkan bahwa sebagian besar desa di Wilayah

Kabupaten Pesawaran merupakan desa tanpa kasus malaria. Sebanyak 144 desa

yang ada terdapat 18 desa HCI (High case Insidence), dan 10 desa dengan MCI

dan 2 desa dengan LCI sedangkan 114 desa lainnya adalah desa tanpa kasus

malaria. Desa endemisitas malaria dengan LCI, MCI dan LCI hanya terdapat di

3 di wilayah Puskesmas Hanura, Pedada dan Padang Cermin. Berikut data

endemisitas malaria di Kabupaten Pesawaran Berdasarkan API tahun 2014 dan

2015 (Gambar 4)22–24.

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

22

Gambar 3. Grafik API di Kabupaten Pesawaran per Puskesmas Tahun 2014 dan 2015

Berdasarkan Gambar 3 terlihat bahwa tiga wilayah Puskesmas merupakan

daerah endemis malaria yang selalu ada kasus dari tahun 2014-2015.

Peningkatan kasus dari tahun 2014-2015 terjadi di wilayah Puskesmas Hanura

yang merupakan lokasi penelitian, yaitu dari API 51,6‰ pada tahun 2014

menjadi 65,6‰ pada tahun 2015.

38.3

10.1

0.0

51.6

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

11.5

4.9

0.0

65.6

0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.00.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

AP

I (‰

)

Puskesmas

API 2014 API 2015

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

23

Gambar 4. Peta Stratifikasi Desa Endemis Malaria di Kabupaten Pesawaran Tahun 2015 Sumber : Seksi P2P, Dinas Kesehatan Kab. Pesawaran, 2015

3. Puskesmas Hanura

Wilayah kerja UPT.Puskesmas Hanura terletak di Kecamatan Teluk

Pandan Kabupaten Pesawaran. Luas wilayah kerja Puskesmas Hanura adalah

9056,5 hektar, yang terdiri dari lahan dan kebun 45,2%, pemukiman dan

perkarangan 35,9%, hutan dan tambak 3,7%, dan laguna 1,9%.Sebagian besar

penduduk bermukim di pesisir pantai. Batas wilayah kerja Puskesmas Hanura

adalah:

Sebelah Barat dengan hutan kawasan dan Kabupaten Tanggamus

Sebelah Timur dengan pesisir Teluk Lampung

Sebelah Utara dengan wilayah Kota Madya Bandar Lampung.

Sebelah Selatan dengan wilayah kerja Puskesmas Padang Cermin

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

24

Puskesmas Hanura memiliki 10 desa binaan yaitu Desa Sukajaya

Lempasing, Hurun, Hanura, Sidodadi, Gebang, Tanjung Agung, Munca, Talang

Mulya, Cilimus, dan Batu Menyan. Beberapa wilayah kerja Puskesmas Hanura

(Talang Mulya, Tanjung Agung, Pancur, dan Pulau Tegal) berada di daerah

pebukitan dan memiliki sarana transportasi yang sulit. Bila hujan daerah tersebut

menjadi sulit untuk dilalui sehingga pelayanan kesehatan di daerah ini sangat

minim.

Sebagian wilayah kerja Puskesmas Hanura adalah daerah perbukitan dan

perkarangan. Hanya sebagian kecil saja yang merupakan daerah sawah dan

pemukiman. Data lengkapnya pihak Puskesmas Hanura tidak memilikinya.

Secara umum iklim di Puskesmas Hanura sama dengan wilayah Indonesia yang

lain yaitu beriklim tropis dengan curah hujan 2.264mm-2868mm dan jumlah hari

hujan 90-176hari/tahun.Suhu udara rata-rata tertinggi 36,6 C dan terendah 22 C ,

kelembaban udara antara 37-97% dengan kecepatan angin di antara 01-15 knot.

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah

dalam mengukur tingkat pembangunan manusia. Melalui pengetahuan,

pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan

yang dipengaruhi tingkat pendidikan merupakan faktor pencetus (predisposisi)

yang berperan dalam mempengaruhi seseorang mengambil keputusan untuk

berperilaku hidup sehat. Menurut data yang dimiliki puksesmas Hanura jumlah

murid sekolah (tahun 2014) murid SD 3996 siswa, SLTP 640 siswa dan SLTA

480 siswa dan juga 35 siswa Mts dan 32 siswa MA.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Haura pada tahun 2015

berjumlah 34.712 jiwa. Persebaran penduduk di wilayah Puskesmas Hanura

tahun 2011-2015 tertinggi berada di Desa Lempasing dan terendah di desa

Munca.

Kasus malaria di wilayah Puskesmas Hanura hamper menyebar di seluruh

desa. Jumlah desa endemis malaria sebanyak delapan dari 10 desa yang ada.

Kasus malaria tertinggi baik klinis maupun konfirmasi ditemukan paling banyak

di Desa Sukajaya Lempasing (Gambar 5). Kasus malaria tidak ditemukan di

Desa Tanjung Mulya dan Tanjung Agung.

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

25

Gambar 5. Distribusi AMI Per Desa di Wilayah Puskesmas Hanura Tahun 2015

Kasus malaria di wilayah Puskesmas Hanura sampai dengan Bulan Mei

2016 masih ditemukan di beberapa desa. Angka malaria klinis dan positif per

bulan paling tinggi ditemukan di Desa Sukayaja Lempasing (Gambar 6 & 7).

Gambar 6. Angka Malaria Klinis Per Bulan (MoMI) per Desa di Wilayah Puskesmas Hanura sampai Bulan Mei 2016

294.2

257.8

151.0132.7

63.7 55.0

24.96.3 0.4 0.8

169.8153.6

85.370.1

36.914.3 7.7 1.4 0.0 0.0

0.0

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

300.0

350.0

AM

I (‰

)

Desa

AMI (‰) API (‰)

16.9

47.5

50.7

47.5

30.2

15.6

21.0

10.2

29.1

6.5

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

Januari Februari Maret April Mei

AM

I (‰

)

Sukajaya Lempasing Muncak Hurun Cilimus

Tanjung Mulya Hanura Sidodadi Gebang

Batu Menyan Tanjung Agung

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

26

Gambar 7. Angka Malaria Positif Per Bulan (MoPI) per Desa di Wilayah Puskesmas Hanura sampai Bulan Mei 2016

B. Program Penanggulangan Malaria

1. Metode Pengendalian Vektor Malaria

Terdapat beberapa program pemberantasan malaria di Kabupaten

Pesawaran yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan maupun oleh puskesmas atau

puskesmas sebagai pelaksana program Dinas Kesehatan. Sebagian besar

kegiatan pengendalian proram malaria masih bersumber APBN dan APBD

Provinsi Lampung. Dukungan politis dan pendanaan bersumber APBD

Kabupaten Pesawaran masih dirasakan kurang. Berikut proram pembasmian

malaria yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/dilaporkan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Pesawaran.

a. Program kelambu berinsektisida (LLINs) massal

Terdapat laporan program kelambu berinsektida yang bersumber dari

dana APBN, sedangkan untuk operasional berasala dari Global Fund dan

APBD Provinsi Lampung selama tahun 2014 dan 2015. Bahan aktif yang

digunakan pada kelambu berinsektisida adalah cypermetrin. Pembagian

13.2

18.6

49.0

14.2

11.0

1.6

5.9

1.0 0.0 0.50.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

Januari Februari Maret April Mei

Mo

PI (

‰)

Sukajaya Lempasing Muncak Hurun Cilimus

Tanjung Mulya Hanura Sidodadi Gebang

Batu Menyan Tanjung Agung

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

27

kelambu telah dibagikan sejak tahun 2010-2015. Pada tahun 2014, terdapat

program pembagian kelambu sebanyak 287.245 buah. Kelambu tersebut

dibagikan secara massal ke penduduk di 9 wilayah puskesmas. Pada tahun

2015 sebanyak 6.869 buah kelambu dibagikan ke seluruh ibu hamil di

wilayah puskesmas Pedada, Padang Cermn dan Hanura yang merupakan

daerah dengan HCL dan MCL.

b. Program larvasidasi

Untuk pemberantasan malaria pada tahun 2014, Program larvasidasi

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran dengan bantuan

operasional dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran dan BOK Puskesmas

sedangkan untuk larvacida merupakan bantuan APBD Provinsi Lampung.

Jenis larvacida yang digunakan adalah Sumilarv. Kegiatan larvasidasi

dilaksanakan di 12 TPU (tempat periindukan vektor seperti laguna dan

tambak terlantar) di wilayah dengan HCI. Pada tahun 2015, kegiatan

larvasidasi dilakukan di 10 TPU juga di daerah dengan HCI. Pada tahun 2015

juga dilakukan IRS untuk 500 rumah pada dengan biaya dari Global Fund

IRS

Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran melakukan program Indoor

Residual Spraying (IRS) dengan jenis Lambdacihalotrin sejak tahun 2013.

Pada tahun 2014 dilakukan IRS di 2000 rumah di desa HCI/MCI.

c. Program Ikan pemakan jentik

Tidak terdapat program ikan pemakan jentik yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Pesawaran selama tahun 2014 dan 2015.

d. Program lainnya

Selain program pengendalian malaria yang telah dilakukan, masih ada

lagi program yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten yaitu

1) Pengadaan Alat dan Bahan meliputi Reagen Giemsa. kecuali untuk

pengadaan Reagen Giemsa sebagian ACT meggunakan dana APBD

Kabupaten Pesawaran.

2) Pembinaan Program Malaria bersamaan dengan kegiatan Bimbingan

Teknis (Bimtek) terutama untuk Puskesmas endemis Malaria yaitu

Puskesmas Hanura, Puskesmas Padang Cermin dan Puskesmas Pedada.

3) Mass Blood Survey (MBS) bersumber dana Global Fund (GF)

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

28

4) Skrining malaria pada Ibu Hamil menggunakan RDT

5) Kabupaten Pesawaran mendapat bantuan dalam bentuk dana dan

manajemen program untuk pengendalian malaria dari Global Fund (GF)

Sedangkan kegiatan pengendalian malaria yang dilakukan oleh

puskesmas yaitu:

1) Penjaringan kasus malaria melalui trias malaria dipuskesmas Gedung

Tataan

2) Penyuluhan secara berkala oleh puskesmas Trimulyo dan Bernung.

3) Jumat Bersih dengan gotong royong membersihkan lingkungan oleh

Puskesmas Hanura.

2. Kebijakan

Belum adanya kebijakan daerah Kabupaten Pesawaran dalam bentuk

payung hukum yang jelas tentang upaya pengendalian malaria seperti Perbup

atau Perda tentang Eliminasi Malaria. Kebijakan yang mendasari pelaksanaan

program pemberantasan malaria di tingkat dinas kesehatan dan tingkat

puskesmas hanya berupa buku pedoman dari pusat.

Sebagian besar Puskesmas telah memperlihatkan buku acuan malaria yang

digunakan sedangkan sebagian kecil lainnya tidak bisa menunjukkan buku yang

digunakan dengan alasan masih disimpan di gudang proses pindah puskesmas

atau dipinjam.Buku acuan yang digunakan hanya bersumber dari pusat yaitu

Direktoral Jenderal P2PL (pusat).

C. Hasil Pemeriksaan Darah Pada Anak dan Ibu Hamil

1. Hasil Pemeriksaan Darah dan Karakteristik Sampel

Pemeriksaan darah jari dilakukan terhadap 100 penduduk di wilayah

Puskesmas Hanura. Penduduk yang diperiksa terdiri dari 64 balita (64%) dan 36

ibu hamil (36%). Hasil pemeriksaan mendapatkan tiga sampel positif hasil

pemeriksaan dengan rapid diagnostic test (RDT) dengan angka parasit sebesar

3%. Hasil konfirmasi laboratorium dengan pemeriksaan mikroskopis tidak

ditemukan adanya slide positif malaria (Tabel 6).

Page 46: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

29

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Status dan Kelompok Umur di Wilayah Puskesmas Hanura tahun 2016

Kelompok

Umur

Status Jumlah

Balita Ibu Hamil

Diperiksa Positif Diperiksa Positif Diperiksa Positif

0-4 tahun 64 1 0 0 64 1

5-16 tahun 0 0 2 0 2 0

17-46 tahun 0 0 34 2 34 2

64 1 36 2 100 3

Umur ibu hamil yang paling muda hasil penelitian ini adalah 16 tahun dan

umur paling tua adalah 46 tahun. Selain dilakukan pemeriksaan darah juga

dilakukan wawancara singkat terhadap ibu hamil dan orang tua atau wali dari

balita tentang riwayat demam, lama tinggal dan riwayat kontak dengan penderita

malaria. Hasil wawancara singkat disajikan dalam Tabel 7 berikut:

Tabel 7. Karakteristik Sampel Berdasarkan Riwayat Demam, Riwayat Kontak dengan Penderita Malaria dan Lama Tinggal di Wilayah Puskesmas Hanura Tahun 2016

Karakteristik

Riwayat Demam Jumlah

Pernah Tidak pernah

n % n % n %

Riwayat kontak dengan

penderita malaria:

- Pernah 35 48,6 37 51,4 72 100,0

- Tidak pernah 7 25,0 21 75,0 28 1000,

Lama tinggal:

- > 10 tahun 7 70,0 3 30,0 10 100,0

- 6-10 tahun 7 70,0 3 30,0 10 100,0

- 1-5 tahun 20 35,7 36 64,3 56 100,0 - < 1 tahun 8 33,3 16 66,7 24 100,0 42 42,0 48 48,0 100 100,0

2. Perilaku yang berhubungan dengan kejadian malaria

Analisis hubungan antara perilaku dengan kejadian malaria tidak

menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, hal ini karena jumlah penderita

positif dari hasil pemeriksaan RDT hanya tiga sampel. Selanjutnya dilakukan

analisis hubungan antara riwayat demam yang merupakan gejala klinis malaria

dengan perilaku. Hasil analisis disajikan dalam Tabel 8 berikut:

Page 47: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

30

Tabel 8. Distribusi Hubungan Perilaku Responden dengan Riwayat Demam pada Anak dan Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Hanura Tahun 2016

Perilaku Riwayat Demam

Total OR 95%CI

P value

Pernah Tidak n % n % N %

Penggunaan kelambu: - Tidak - Ya

6 36

37,5 42,9

10 48

62,5 57,1

16 84

100,0 100,0

0,8 0,266-2,405

0,787

Perilaku pengobatan: - Buruk - Baik

3 39

50,0 41,5

3 55

50,0 58,5

6

94

100,0 100,0

1,4 0,270-7,358

0,694

Jam tidur malam: - > jam 22.00 - < jam 22.00

5 37

35,7 43,0

9 49

64,3 57,0

14 86

100,0 100,0

0,7 0,228-2,379

0,772

Kebiasaan sebelum tidur: - Main di luar rumah - Main di dalam rumah

15 27

42,9 41,5

20 38

57,1 58,5

35 65

100,0 100,0

1,0 0,460-2,425

1,000

Menghindari gigitan nyamuk: - Tidak - Ya

23 19

41,1 43,2

33 25

58,9 56,8

56 44

100,0 100,0

0,9 0,412-2,040

0,841

Keberadaan genangan air: - Ya - Tidak

30 12

41,1 44,4

43 15

58,9 55,6

73 27

100,0 100,0

0,9 0,358-2,125

0,821

Riwayat kontak penderita: - Pernah - Tidak

35 7

48,6 25,0

37 21

51,4 75,0

72 27

100,0 100,0

2,8 1,073-7,503

0,042

Jumlah 42 42,0 58 58,0 100 100,0

Berdasarkan hasil analisis bivariat pada Tabel 8 dapat diketahui bahwa

perilaku yang berhubungan dengan kejadian demam hanya pada variable riwayat

kontak dengan penderita malaria sebelumnya. Variabel yang lain tidak

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara signifikan.

D. Kearifan Lokal

Sesuai dengan metode penelitian dalam prorokol penelitian, identifikasi

kearifan lokal dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan yang

dianggap dapat memberikan informasi tentang budaya lokal. Selain wawancara

mendalam juga akan dilakukan pengamatan terhadap kebiasaan penduduk di lokasi

penelitian. Namun kegiatan tersebut tidak dapat dilakukan karena adanya

pemotongan anggaran penelitian, sehingga penelitian tidak dapat dilanjutkan

sampai selesai.

Informasi tentang kearifan lokal hanya diperoleh melalui wawancara

mendalam terhadap petugas malaria Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung,

Dinkes Kabupaten Pesawaran dan Puskesmas Hanura.

Page 48: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

31

Beberapa kegiatan yang merupakan kearifan lokal dalam pengendalian

malaria di wilayah Puskesmas Hanura diantaranya:

1. Pengelolaan tambak udang terlantar

Salah satu tempat pperkembangbiakan vektor malaria yang potensial

adalah tambak udang yang sudah tidak terpakai. Tambak udang tersebut

digenangi air yang dapat menjadi tempat bagi nyamuk Anopheles spp untuk

berkembangbiak. Upaya yang dilakukan masyarakat Desa Padang Cermin di

sekitar lokasi tambak udang tersebut adalah dengan dengan menabur ikan nila.

Semula kegiatan yang dilakukan bukan untuk membasmi malaraia, tapi sejak

adanya kegiatan pengelolaan tambak ikan terlantar tersebut, kasus malaria turun

secara drastis.

2. Pengangkatan lumut di desa Hanura

Kegiatan lain yang dilakukan masyarakat di Desa Hanura adalah dengan

membersihkan genangan air yang banyak ditumbuhi oleh lumut. Upaya tersebut

dilakukan agar air tidak tergenang dan tidak menjadi tempat perkembangbiakan

nyamuk vektor malaria.

3. Pengendalian vektor

Sedangkan kegiatan pengendalian vektor malaria lokal spesifk yang

dilakukan oleh masyarakat adalah reboisasi hutan bakau yang dilakukan oleh

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Desa Sidodadi yang berada dii wilayah

Puskesmas Hanura.

E. Hasil wawancara mendalam terhadap Informan

1. Endemisitas dan permasalahan malaria

Menurut petugas malaria Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, malaria di

Provinsi Lampung tidak termasuk dalam 10 besar penyakit dan secara

endemisitas termasuk dalam kategori low case incidence (LCI). Kabupaten yang

memiliki tingkat endemisitas tertinggi adalah Kabupaten Pesawaran yang masuk

dalam kategori moderate case incidence (MCI) dengan annual parasite

incidence (API) sebesar 4,5‰. Namun menurut petugas provinsi, Kabupaten

Pesawaran masuk kategori high case incidence (HCI). Hasil konfirmasi dari

laporan program malaria passive case detection (PCD) diketahui bahwa API di

Page 49: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

32

Kabupaten Pesawaran tahun 2015 sebesar 6,5‰ dan masuk dalam kategori HCI.

Meskipun di wilayah Kabupaten Pesawaran khususnya di Wilayah Puskesmas

Hanura termasuk daerah malaria tinggi, namun menurut informan, malaria

belum menjadi masalah yang mengganggu aktifitas penduduk, seperti

disampaikan oleh informan berikut:

… Yah jadi gini karena kita masuk low endemis kan untuk kabupaten dua kabupaten aja kita yang bermasalah yah pesawaran itu daerah high endemis kemudian lampung selatan jadi dampaknya kalo di pasawaran kan kita lihat dari 12 puskes di pesawaran itu hanya 3 puskes yang tinggi hanura, padang cermin, sama pidada. Dampaknya menurut saya sih sekarang ini kalo untuk sektor pariwisata belum begitu keliatan yah belum begitu misalnya e... ada stigma itu daerah endemis malaria jangan masuk situ itu belum belum muncul isu-isu kayak gitu….

(Dinkes Prov. Lampung)

… kalo secara langsung ya, secara langsung, ee, dampak ekonomi itu emang nggak nggak belum langsung dirasain ya sama masyarakat di sana ya, karena terutama, ee, mungkin juga kekurangtahuan juga masalahnya…

… Tapi kalo misalnya secara apa ya hitung-hitungan ekonominya, kami sendiri jujur aja dari kabupaten memang belum belum punya apa ya belum punya, data ya berapa sih kerugiannya kita misalnya orang yang kena malaria itu misalnya belum punya datanya, kemudian gimana sih dampaknya ke arah wisata belum belum ada. Kalo saya pribadi ya mbak ngeliatnya nggak tau kalo penelitian yang memang sudah pernah ngelakuin ya kalo saya sendiri ngeliat mereka tuh bahkan belum menganggap kadang kadang malaria itu bagi mereka itu bukan masalah loh mbak, kemarin aja yang waktu kita yang belum sempat ketemu kemarin ya dengan dengan tim ya, saya dateng, saya ngobrol dengan bapak itu, malaria itu nggak ada masalah kok bagi, bagi kami, dia bilang, bagi kami yang tinggal di sini karna kami udah nggak sakit kok kena malaria, digigit nyamuk biasa ajalah gitu tapi kalo orang pendatang nah itu anggaplah sebagai salam perkenalan itu, itu, itu, hampir hampir sering banyak yang ngomong kayak gitu mbak di situ…

(Dinkes Kab. Pesawaran) … kalau untuk saat ini sih permasalahannya belum ada, memang mungkin ada satu / dua orang pengunjung, mungkin ada yang pernah kena malaria, gitu, Cuma kita deteksi memang terkenanya di daerah sini…

… nah itu memang, salah satu memang masyarakat di lingkungan situ kan kumuh, rapat, kemudian banyak selokan – selokan yang kotor, sudah saya bicarakan dengan warga sebagian untuk kebersihan lingkungan itu penting ya masyarakat itu tanggapannya dia sudah terbiasa dengan lingkungan seperti itu, karena itu sudah menjadi pola hidup mereka, intinya mereka tidak mau mengubah pola hidup mereka, itulah yang menjadi kendalanya... (Puskesmas Hanura).

Page 50: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

33

4. Peran lintas program dan lintas sektor

Upaya penanggulangan malaria telah disampaikan pada kegiatan rapat

koordinasi dengan lintas sektor maupun lintas program baik di tingkat provinsi,

kabupaten maupun kecamatan. Kegiatan penanggulangan malaria yang

melibatkan lintas sektor difokuskan di Kabupaten Pesawaran yang merupakan

daerah malaria tertinggi. Dukungan dari pemerintah daerah (Pemda) khususnya

Pemda kabupaten belum optimal karena usulan kegiatan yang disampaikan

dalam kegiatan Rapat Kerja tidak sepenuhnya difasilitasi. Kerja sama lintas

sektor yang terbentuk hanya pada tingkat provinsi dan kabupaten, sementara

untuk tingkat Puskesmas menurut informan belum ada kerja sama, seperti

pernyataan informan berikut:

… Ada sering kita. Jadi kalo yang baru-baru ini yah kita kemaren ngadaian pertemuan lintas sektor lintas program di pemda pesawaran itu kita menghadirkan pembicara kita itu dari ini BTKL Jakarta kemudian Subdit Malaria diikutin oleh lintas sektor yang ada di Kabupaten Pesawaran ada bupati kemudian Bappeda, Dinas Perikanan, Pendidikan terus LSM sama Perikanan tadi sudah yah Perikanan Pendidikan terus e Bappeda Kehutanan satu lagi Kehutanan yah disitu kita bahas tentang e... gambaran situasi malarialah di Kabupaten Pesawaran yang tinggi yah di Lampung kan cuma disitu masalahnya terus masalahnya tuh banyak tambak-tambak yang selama ini menjadi tempat budidaya perikanan terlantar dijadikan breeding place anopheles itu…

… Ada itu kan kalo kita lihat di rawa-rawa kita di lagon kan ada ikan kepala timah kan itu salah satunya pernah kita tahun 2013 dibantu sama dinas perikanan dinas perikanan dari provinsi dan kabupaten dulu melepas ikan nila…

(Dinkes Provinsi). … Ya, jadi kita itu sebenernya sudah sering masukan ya mbak ya, masukan baik dari kayak gini penelitian ataupun kita sendiri nyadar juga ya karna kan malaria itu ada bantuan global fund mas nahh ada global fund mbak, jadi itulah, ee, kabupaten kami nih kan termasuk yang baru terbentuk, jadi dua ribu tujuh baru terbentuk kemudian perkembangan nya lambat sehingga kalo mereka sudah menge, seolah-olah ya saya ngerasanya kalo misalnya Pemda kami itu sudah dibantu oleh, ee, funding gitu ya sudah, dana yang ada tuh lebih baik dialihkan ke tempat lain gitu loh, jadi bukannya didukung gitu, jadi akhirnya kami ya sering juga bawain ini, misalnya kan apalagi global fund tuh sekarang tinggal 25 persen mas untuk ini nya kan apa ya namanya area cakupannya ya. Harapannya kan, ee, APBD nya bisa dibesarkan tapi ternyata nggak, akhirnya kami sudah bawa itu misalnya di pertemuan rapat, ee, rapat rapat koordinasi SKPD namanya, rapat koordinasi SKPD itu dipimpin bupati, jadi setiap satker itu bupati minta apa masalah anda, malaria itu

Page 51: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

34

sudah masuk, masuk terus, kita coba mas, waktu jaman yang kadis yang lama dan kadis yang baru nih selalu kita masukkan bahan rakor, walaupun disandingkan dengan masalah yang lain kan. Tapi selalu ya itulah mentok nya hanya dipembahasan-pembahasan aja, nggak punya nggak punya apa namanya action nya gitu, kita sudah rinci misalnya tugasnya ee dinas pekerjaan umum misalnya di malaria itu misalnya membuat self reduction misalnya, mengalirkan lagun yang terperangkap, air yang ter, terperangkap ke laut, itukan nggak mungkin puskesmas atau kami yang buat dari dinas kesehatan tapi PU, ya mereka cukup hanya tau aja akhirnya kayak nggak punya ini itu apa, karna, ya bagi mereka ya malaria itu ya diurus malaria ya sakit malaria itu diobatin lah sama, sama dinas kesehatan gitu loh, belum ada belum apa namanya belum terpadu gitu loh mas upaya pencegahannya…

… Yang yang ada itu sebetulnya justru dari LSM, jadi ada di sana itu yang namanya, ee, Mitra Bentala, jadi Mitra Bentala itu sebenarnya mereka tadinya nggak mikir itu bagus buat malaria tapi kami memandangnya gitu loh, karna dia itu punya prog, program penghijauan daerah sisi pantai mas, hutan bakau, nah itukan juga salah satu nya kalo misalnya bakau itu hidup di pinggir pantai itu kan dibawahnya akan ada ikan, kalo ada ikan kemudian ee dia bersarang di situ, misalnya ada jentik nyamuk yang mau, yang, yang, yang datang dari dari apa namanya sekitar pesisir itu, ya dia akan makan kan, dimakan sama ikan-ikan itukan, nah tapi kalo misalnya dibabat semua, ee, ini nya bakau nya, ya sudah, ikan nya bakal kabur dari situ kan, ya dia akan berkembang biak, nah dia, Mitra Bentala itu fokusnya pada penghijauan bakau mas, iya jadi dia reboisasi hutan, kemudian dia tanam di situ dihijaukan ya itu kami anggap sebagai sesuatu yang positif untuk mala, untuk program malaria, artinya mereka, ee, bisa mengurangi tempat perindukan vektor malaria, ya kami barusan ngingetin mereka, eh Pak Mitra Bentala, ternyata kamu juga mendukung kami gitu, oh kayak gitu ya Pak, dia juga baru kaget juga, ternyata kami mendukung malaria, dia juga baru tau gitu, waktu ya, rakor rakor itu...

(Dinkes Kabupaten)

… Untuk saat ini memang selama saya megang ini belum ada, cuma sudah kita sosialisasikan ke dinas kebersihan lingkungan, untuk membantu, sudah dikonsultasikan, namun tindakan mereka belum, belum ada gitu, tujuan saya itu untuk membantu salah satunya masalah tambak yang sudah tidak terpakai, gimana caranya tambak itu kalau bisa dibumi hanguskan saja, karena itu memang tempat perindukan nyamuk itu…

… kendala nya memang sebenarnya kegiatan irs, atau kegiatan larvaseding, atau kegiatan lain itu. Itu kan bukan rutin bu ya, khususnya penyemprotan ya, baik yang penyemprotan di tambak maupun yang di rumah itu seharusnya yang efektif, yang efektif itu ya seharusnya tiga bulan, cuma kan karena faktor hambatan biaya tadi, anggaran kan, sehingga kegiatan itu terkadang dilakukan enam bulan sekali…

(Puskesmas Hanura)

Page 52: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

35

5. Upaya penanggulanan malaria

Kegiatan penanggulangan malaria telah dilakukan di daerah endemis

malaria di wilayah Provinsi Lampung, khususnya di Kabupaten Pesawaran.

Kegiatan yang dilakukan meliputi upaya pencegahan dan pengobata. Upaya

pencegahan yang dilakukan diantaranya penyemprotan rumah (Indoor residual

Spraying/IRS), larvasiding dan pembagian kelambu berinsektisida. Upaya

penemuan dan pengobatan penderita dilakukan dengan mass blood survey

(MBS), yaitu pemeriksaan darah missal terhadap penduduk di daerah endemis

yang ditindaklanjuti dengan kegiatan pengobatan penderita positif, seperti

pernyataan informan berikut:

… Iya, kalo di kita yah kita kan ada kalo untuk pengobatan yah pengobatan itu kita kegiatannya penemuan aktif penderita jadi kita tidak hanya menemukan secara pasif di puskesmas pasien yang datang ke puskesmas tapi kita juga ada kegiatan-kegiatan aktif e... mbs itu yang kayak kemaren kita kerjakan itu terus mass vektor survei terus penyemprotan irs penyemprotan rumah yang larvasiding terus penyemprotan larvasiding terus mbs penyuluhan terus pembagian kelambu. Pembagian kelambu itu kelambu yang kita bagi di puskesmas daerah endemis yang tiga itu yah padang cermin hanura pidada itu rata-rata satu rumah itu tiga kelambu… … Ada dua kegiatan kita untuk kita kan yang rutin itu integrasi jadi pemberian pada kelambu pada kegiatan amc ibu hamil yang datang ke bidan setiap sekali anu satu dalam waktu kehamilannya dikasih satu kelambu terus kemudian ada lagi yang massal, massal itu pembagian yang gak melihat hamil dan tidak, itu kita bagi kelambu itu satu rumah dua…

(Dinkes Provinsi)

… malaria, eliminasi malaria mbak, he em, jadi kita sudah pernah punya, punya draf, draf untuk ee, perda awalnya, draf perda eliminasi malaria Kabupaten Pesawaran waktu itu kita buat kayak gitu, jadi tahapannya jelas mbak, saya saya nggak saya nggak bawa ya, tahapannya jelas betul waktu itu dalam satu dua tahun pertama ini kita mau daerah mana yang mau kita eliminasi, kemudian ee lima tahun berikutnya di mana, sampai tahun berapa kita harus eliminasi ada di situ, kemudian tugas satuan kerja lain itu jelas juga di situ, kemudian apa namanya evaluasinya juga begitu, dinas kesehatan itu mengevaluasi apa, kemudian PU mengevaluasi apa, kemudian ee, dinas kelautan perikanan itu mengevaluasi apa, tambak itu punya siapa perijinan dan sebagainya di situ jelas, tapi akhir nya terakhir kali karna sudah bener-bener nggak punya payung hukum kita di malaria itu, kita buat akhirnya kita buat pokja kemarin, kelompok kerja…

… ya, paling kita itu hanya dua ribu lima belas nggak ada ya mbak, kalo untuk dua ribu enam belas ini kita ada hanya penyemprotan rumah, ada penyemprotan rumah, kemudian ada larvasiding penaburan larva, ee, apa

Page 53: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

36

bubuk larvasida itu, kemudian ada juga kegiatan kita itu tu ee MBS, mass blood survey, mass blood survey, udah tiga itu aja, itupun IRS nya, itu operasionalnya yang kita mas, dana APBD, kemudian, larva, apa insektisida nya kita dari provinsi, kemudian yang larvasida juga sama yang apa namanya larvasiding, jadi kita operasionalnya, larvasida nya kita minta ke provinsi, jadi masih kegiatannya masih begitu lah, hanya sekitar, berapa ya saya lupa angkanya, cuma item kegiatannya kayak gitu mbak, jadi MBS, IRS, dengan larvasiding…

(Dinkes Kabupaten)

… kelambu sudah, di tahun 2015 akhir, bulan Desember, untuk lempasing sudah, paling banyak, untuk Gebang juga ada, tapi paling banyak lempasing. pembagian ini yaitu pendataan di RT, khususnya daerah-daerah yang endemis, minta data dari RT, kemudian dari RT data di kirim ke saya, kemudian saya kasih ke RT lagi, nanti RT yang membagikan kelambunya, alhamdulillah saya cek ya sampai ke warga… Kegiatan irs pun saya fokuskan ke daerah lempasing juga bu, di daerah yang endemis di desa suka jaya itu sama batumenyan… Larvasiding, ini penyemprotan di tambak-tambak yang sudah tidak terpakai, jentik-jentik nyamuk kan banyak… memang setiap ada kegiatan MBS gak harus ada kasus, ataupun wabah, memang itu pun saya arahkan ke desa lempasing juga bu, yang paling banyak, memang ada desa lain, itu memang ada, cuma gak begitu banyak, misalkan ada mbs tiga lokasi, dua lokasi untuk lempasing, satu lokasi untuk daerah lain, tapi desa lain itu saya pilih juga yang memang keamananya ada lumayan banyak juga…

(Puskesmas Hanura)

6. Sarana prasarana penunjang kegiatan pengendalian malaria

Sarana dan prasarana penunjang kegiatan pengendalian malaria di tingkat

provinsi dan kabupaten masih kurang, sementara di tingkat Puskesmas sudah

mencukupi. Hal ini karena untuk wilayah provinsi tidak semua kabupaten

merupakan daerah endemis malaria, sehingga sarana dan prasarana hanya

difokuskan pada kabupaten endemis malaria. Hal ini juga ditemukan pada

penanggulangan malaria di tingkat kabupaten yang hanya memfokuskan sarana

dan prasarana untuk Puskesmas yang endemis malaria, seperti pernyataan

informan berikut:

… Ya itu yang kalo di pesawaran yah, dengan tingkat endemisitas yang tinggi pertama kendala kita itu e... biaya apa yah operasional biaya operasional itu gak rutin, gak rutin dalam artian gini misalnya dalam satu tahun itu kita harus ada penyemprotan e... dua siklus gitu yah kadang-kadang kita terputus hanya satu siklus dua siklus berikutnya kita masih nunggu bahannya kalo gak misalnya kelambu yang mestinya harus kita bagikan di tahun ini karena tahun ini tidak ada kelambu akhirnya

Page 54: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

37

pembagian kelambu harus nunggu pengadaan. Jadi kendala-kendala kita itu yang sebenarnya pertama itu biaya operasional yang ini yang gak rutin itu biaya operasional yang masih kurang sarana dan prasarananya kemudian e... puskesmas sendiri tidak bisa untuk menggali dana sendiri secara swadaya masyarakat yah masih selama ini banyak menggandalkan dari pemerintah itu itu yang menjadikan kita itu menurut saya sih yang jadi ini jadi kegiatan kita itu tidak maksimal kalo misalya ada swadaya bantuan dari masyarakat ya misalnya masyarakat bisa swadaya membeli kelambu sendiri atau misalnya pas e... kegiatan-kegiatan larvasiding itu yah larvasiding kita gak usah lagi ngongkosin orang kan misalnya masyarakat dengan kesadaran sendiri mau membantu kita kita kasih bahannya obatnya gitu kan selama ini belum berjalan jadi selama ini banyak masyarakat banyak menggandalkan kegiatan-kegiatan operasional dari pemerintah dari kita sementara kita kan terbatas juga anggarannya. Kalo sudah 10 desa yang harus kita semprot insektisida kita hanya cukup cuma dua desa yang desa lainnya enggak. Kemudian harusnya dua siklus karena biaya operasional terbatas kadang-kadang kita nyemprot hanya satu siklus saja…

… Oh gak gak ada gak masalah kita seluruh sdm kita didaerah endemis kita cukup, dari bidan desa udah rata-rata sudah meng... Sudah pernah dilatih semua terus untuk petugas malarianya yang tiga puskes itu semua sudah dilatih kemudian kader-kader kita juga gitu jadi klo kita mau kegiatan operasional sebenarnya kalo ada bahan alat kemudian dana operasionalnya tersedia itu semua tenaganya udah pada siap semua…

(Dinkes Provinsi)

… Kalo kami ngerasa jauh bener lah mbak, jauh bener kurangnya jadi misalnya sarana, misalnya ya, itu spray-can misalnya spray-can aja ya yang untuk IRS itu paling paling sekarang, paling banyak hanya sekitar lima belas sampai dua puluh itu untuk kabupaten loh, sementara kan daerah endemik kita ada tiga atau lima itu, sudah itu misalnya, untuk ini, apa namanya, ee, larvasiding kalo larvasiding itu kan ada banyak alatnya ya ada vektobag yang untuk nyemprot itu loh mbak, nah itu kita selama ini, Alhamdulillah ya berbaik hati aja ya provinsi tuh mau minjemin gitu, minjemin, karna ya mungkin karna Pesawaran masih dianggep, masih belum mandiri lah ya, sudah itu masih tergolong tinggi di Provinsi Lampung jadi masih mereka pinjemin ya Alhamdulillah kami bisa pake, kalo yang punya daerah ya belum ada mbak, belum ada…

(Dinkes Kabupaten)

… untuk saat ini fasilitas sudah cukup ya, karena kita juga punya tenaga lab ada dua orang, dibantu dengan satu tenaga dari honor, jadi tiga, alhamdulillah setiap mbs biasanya satu kali lokasi mbs itu kan 500 persediaan darah ya, itu gak ada kewalahan gak ada, mereka sudah terlatih…, kalau untuk lab sih gak bu, tenaganya cukup, alatnya pun cukup, gak ada masalah…

(Puskesmas Hanura)

Page 55: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

38

7. Pelaporan dan evaluasi

Kegitan pencatatan dan pelaporan kasus malaria serta evaluasi hasil

laporan sudah berjalan dengan baik di semua tingkatan, seperti pernyataan

informan berikut:

… Ada laporan bulanan lewat assesmal, electronic surveilans malaria rutin bulanan jadi dari puskesmas nanti ngirim ke kabupaten kabupaten ke provinsi nanti provinsi rekap lagi ke pusat…, kan evaluasi kita kan tahunan ada laporan setengah tahunan tahunan terus nanti kan dampaknya yang kita kerjakan tadi kan berapa rumah yang disemprot berapa yang dilarvasiding kelambu yang dibagi berapa nanti dilihat dampaknya di angka apinya itu. Iya ada evaluasi tahunan sama setengah semesteran kan ngitungnya dampak aja pada angka api. Feedbacknya dari evaluasi ini kita ngadain monev kan setiap 6 bulan monev di provinsi jadi setiap tahun kita ada 2 kali monev nih pertemuan monitoring dan evaluasi satu semesteer sekali jadi satu tahun 2 kali jadi disitu kita paparin data-data kita, kita panggil lintas sektor lintas program untuk melihat data kita terus mana kira-kira yang bisa dikasih masukan dari data kita terus kemudian kita juga bikin itu data-data yang sudah kita rekap selama satu tahun kita feedbackkan ke pemda…

(Dinkes Provinsi).

… Kalo kita buat itu kita rutinkan biasa nya, cuma laporannya itu kita buat setel, kalo ada kegiatan misalnya IRS, IRS itu nggak tiap bulan laporannya mbak, kalo ada kegiatan aja, laporan IRS namanya, ada formatnya, kemudian MBS juga sama, ada yang dari mereka pada saat dateng ke masyarakat itu namanya MBS 01 isinya by name, kemudian yang dilaporkan mereka ke kita namanya MBS 02, itu sudah agregat mbak, trus yang dari kami ke provinsi namanya MBS 03, nahh itu kami laporkan rutin…, Kita ada di di bidang itu namanya evaluasi bidang mbak ya, memang evaluasi bidang nih, ee, agak, agak, agak terbatasnya karna P2PL itu menangani banyak juga kan penyakit menularnya banyak ada tujuh belas kalo nggak salah ya yang harus kita laporin ya, kemudian belum lagi yang surveilans, kemudian yang penyehatan lingkungan kan masuk subbid kita tuh, jadi kepala bidang itu nggak fokus ke dalam, ke dalam satu ini ya, satu penyakit, kalo kami sendiri menyadari mbak itu, kami analisa itu, jadi mungkin batasnya itu hanya sampai seksi ya, he eh, belum sampe bidang mbak, apa lagi dinas gitu loh, makanya mbak, mas fitra ini kemaren ngangguk-ngangguk dia, nih kok bagus amat data kamu ini man tapi nggak dipake oleh perencanaan untuk mem, membuat anggaran dia bilang gitu, itu advokasinya berarti lemah karna, apa namanya, pemanfaatan data nya nggak ada dia bilang gitu, kami menyadari benar, kami pada tiap seksi itu rutin membuat, kami satukan kan itu, evaluasi seksi P2 namanya, tapi hanya batas kami, nggak kami, jujur nggak kami, nggak kami laporkan buat resmi ke, perencanaan, ini laporan kami evaluasi kami mohon dimanfaatkan untuk pengusulan anggaran, nggak, diminta juga nggak juga, diminta juga hanya data-data per bulan gitu kan, nggak nggak analisis nya nggak… (Dinkes Kabpaten).

Page 56: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

39

… secara rutin alhamdulilllah setiap bulan, di awal bulan…. untuk laporan ada, salah satunya eksismal yang dilaporkan setiap awal bulan. kita ada data itu, ada yang pasien itu langsung datang ke puskesmas, berarti pemeriksaan dia lewat mikroskop, kemudian yang kedua ada data itu yang di ambil dari bidan desa, yaitu dari rdt, itu di kirim ke puskes, sehingga kita bentuk laporannya ada dua, di eksis maupun yang laporan bulanan itu, ada yang dia keterangannya dari mikroskop, ada dia yang dari rdt, kalau mikroskop sudah pasti pasien datang ke puskesmas, kalau rdt dia sudah pasti tidak datang ke puskesmas, melainkan ke bidan desa atau puskesmas pembantu…

(Puskesmas Hanura)

Page 57: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

40

BAB V PEMBAHASAN

A. Malaria pada Anak dan Ibu Hamil

Pemeriksaan pada ibu hamil dan balita dengan menggunakan metode RDT

mendapatkan angka insiden sebesar 3% yang terdiri dari dua orang ibu hamil dan

satu balita. Hasil pemeriksaan tidak mendapatkan slide positif, hal ini kemungkinan

karena ibu hamil dan balita tersebut sudah sembuh dari malaria karena sudah

mendapatkan pengobatan. Berdasarkan laporan dari Puskesmas Hanura, pada bulan

Mei 2016 dilaporkan bahwa angka malaria positif per bulan (Month Parasite

Incidence/MoPI) di Puskesmas Hanura pada Bulan Mei sebesar 3,1‰ dengan MoPI

tertinggi di Desa Sukajaya Lempasing yang merupakan lokasi penelitian, yaitu

sebesar 11,0‰25. Sedangkan angka malaria klinis per bulan (Month Malaria

Incidence/MoMI) dilaporkan pada bulan Mei sebesar 12,2‰ dengan MoMI

tertinggi juga ditemukan di Desa Sukajaya Lempasing sebesar 30,2‰. Angka kasus

malaria di wilayah Puskesmas Hanura pada tahun 2015 juga tinggi dan masuk

kategori High Case Incidence (HCI) karena memiliki AMI sebesar 120,8‰ dan

API sebesar 65,6‰. Angka kasus malaria tertinggi pada tahun 2015 juga ditemukan

di Desa Sukajaya Lempasing dengan AMI sebesar 294,2‰ dan API sebesar

170,1‰26.

Kejadian malaria pada ibu hamil dan balita di wilayah Puskesmas Hanura

relatif tinggi. Tahun 2015 dilaporkan kejadian malaria pada ibu hamil sebanyak 10

orang dan pada balita sebanyak 95 balita26. Sementara sampai dengan bulan Mei

2015, jumlah kasus malaria pada ibu hamil sebanyak tiga orang dan pada balita

sebanyak 47 balita25.

Ibu hamil dan balita merupakan kelompok risiko tinggi untuk terjadinya

kematian akibat malaria14. Hal ini juga terjadi di wilayah Puskesmas Hanura

dengan ditemukannya kematian karena malaria pada ibu hamil pada tahun 2013

sehingga Puskesmas Hanura dinyatakan telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB)

malaria4.

Risiko tinggi malaria pada ibu hamil karena malaria dapat mengakibatkan

anemia yang disebabkan karena pecahnya sel darah merah yang terinfeksi maupun

tidak terinfeksi. Risiko ibu hamil trimester pertama untuk menderita malaria berat

semakin meningkat karena tidak dapat dilakukan pengobatan terhadap ibu hamil tri

Page 58: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

41

mester pertama dengan pengobatan standar (Dihidroartemisinin + Piperaquine +

Primaquine) yang digunakan saat ini27.

Pencegahan dan pengendalian malaria pada ibu hamil sangat penting. Salah

satu upaya pencegahan malaria pada ibu hamil adalah dengan perilaku pencegahan

gigitan nyamuk dengan penggunaan kelambu berinsektisida. Kegiatan pembagian

kelambu berinsektisida kepada ibu hamil telah dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Hanura. Namun, meskipun ibu hamil telah mendapatkan kelambu

berinsektisida sebagai upaya pencegahan kontak dengan nyamuk, ibu hamil masih

memiliki risiko untuk terkena malaria. Perilaku pencegahan kontak dengan nyamuk

sebelum tidur juga perlu dipertimbangkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden tidak melakukan upaya pencegahan nyamuk pada saat

melakukan aktifitas sebelum tidur. Pemeriksaan dini terhadap ibu hamil untuk

diagnosis malaria juga perlu dilakukan untuk mencegah penyakit berkembang

menjadi berat28.

Upaya pencegahan malaria pada ibu hamil dapat dilakukan dengan pemberian

kemoprofilaksis anti malaria yang rutin, yaitu klorokuin. Pemberian

kemoprofilaksis terbukti dapat mengurangi anemia dan menambah berat badan ibu

hamil. Risiko dan bahaya malaria berat tidak meningkat selama kehamilan kedua

pada wanita yang mendapat kemoprofilaksis12.

Risiko balita untuk menderita malaria berat juga lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok umur lainnya. Hal ini karena penemuan dan pengobatan malaria

pada kelompok umur ini yang relatif lebih sulit. Gejala klinis awal penderita

malaria berupa demam merupakan gejala umum yang juga ditemukan pada

penyakit lain. Diagnosis pasti untuk menentukan seseorang menderita malaria atau

tidak adalah dengan pemeriksaan darah baik dengan RDT maupun mikroskopis.

Keterbatasan sarana dan prasarana serta tenaga mikroskopis yang terampil juga

merupakan kendala dalam penentuan atau diagnosis malaria secara pasti.

Berdasarkan kebijakan Kementerian Kesehatan RI, pengobatan malaria saat ini

sudah menggunakan obat baru, yaitu Artemisinin Combination Therapy (ACT).

Pengobatan malaria dengan ACT harus berdasarkan hasil pemeriksaan darah, baik

secara mikroskopis maupun dengan RDT27. Efek samping penggunaan obat anti

malaria dengan menggunakan ACT lebih berat dibandingkan dengan obat

sebelumnya (klorokuin), sehingga menimbulkan penurunan kepatuhan minum obat

khususnya balita yang menderita malaria. Efek samping berupa mual yang sering

Page 59: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

42

timbul akibat meminum obat ACT tersebut mengakibatkan dosis obat yang

diberikan tidak sesuai karena tidak semua obat tertelan oleh balita.

Pengawasan minum obat malaria, khususnya balita yang menderita malaria

sangat dibutuhkan agar balita yang menderita malaria dapat minum obat sesuai

dosis sehingga dapat sembuh dari malaria. Hasil studi tentang angka kesembuhan

malaria pada anak di Gabon telah dilakukan selama satu tahun (Juli 2004-Juni

2005). Sebanyak 61 anak penderita malaria diberikan pengobatan dengan ACT dan

dilakukan diperiksa pada hari ke-28 dengan menggunakan metode Polymerase

Chain Reaction (PCR) untuk mengetahui adanya plasmodium falciparum dalam

darahnya setelah pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok anak

yang mendapat pengawasan minum obat memiliki angka kesembuhan 86% (25 dari

29 anak; CI 69-95%) sedangkan pada anak yang tidak diawasi angka

kesembuhannya sebesar 63% (20 dari 32 anak; CI 45-77%) dengan nilai p sebesar

0,04. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kesembuhan antara

kelompok anak yang mendapat pengawasan minum obat dengan yang tidak

mendapat pengawasan, dengan tingkat kesembuhan lebih tinggi pada kelompok

anak yang mendapat pengawasan29.

Perilaku penggunaan kelambu pada ibu hamil dan balita menunjukkan

proporsi yang cukup tinggi (84%). Meskipun menurut informasi dari petugas

Puskesmas Hanura seluruh ibu hamil dan balita telah mendapat kelambu, namun

masih terdapat 16% ibu hamil dan balita yang tidak menggunakan kelambu.

Perilaku penggunaan kelambu amat penting untuk mencegah ibu hamil dan balita

kontak dengan nyamuk sehingga dapat mencegah penularan malaria. Tingkat

pendidikan kepala keluarga memegang peranan penting dalam upaya peningkatan

perilaku penggunaan kelambu. Hasil penelitian di Zambia menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan berpengaruh terhadap perilaku penggunaan kelambu30.

Perilaku pencarian pengobatan berpengaruh terhadap perkembangan penyakit

malaria. Penduduk yang sering melakukan pencarian pengobatan sendiri dan tidak

ke sarana kesehatan memiliki risiko untuk terjadinya resistensi terhadap obat anti

malaria. Hal ini karena pengobatan yang dilakukan sendiri tidak sesuai dengan

dosis, sehingga tidak menghilangkan seluruh plasmodium yang ada di dalam

darahnya. Perilaku pengobatan ibu hamil dan balita dalam penelitian ini sebagian

besar menunjukkan perilaku baik, yaitu berobat ke Puskesmas atau Bidan Desa.

Hasil penelitian di wilayah Kota Palu mendapatkan bahwa perilaku masyarakat

Page 60: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

43

pencarian pengobatan cukup baik, yaitu dengan melakukan pengobatan ke sarana

kesehatan. Namun demikian masih ditemukan adanya kepercayaan tentang

penyebab sakit dan cara penyembuhan penyakit yang berdasarkan aturan adat10.

Salah satu strategi dalam penanggulangan malaria dapat dilakukan dengan cara

pendekatan terhadap tokoh adat setempat. Hal ini karena tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap tokoh adat yang masih relative tinggi. Penyampaian informasi

tentang malaria, khususnya yang berkaitan dengan upaya pengenalan dan

penemuan penderita (gejala malaria), pengobatan serta pencegahan dapat

dilakukan melalui tokoh adat setempat.

Keberadaan genangan air di sekitar rumah dapat meningkatkan risiko tertular

malaria. Genangan air merupakan tempat berkembangbiak nyamuk penular malaria.

Hasil studi sebelumnya yang dilakukan di lokasi penelitian mendapatkan bahwa

lingkungan fisik (tempat perkembangbiakan nyamuk) dan perilaku (penggunaan

kawat kasa, pemakaian obat nyamuk, ke luar rumah malam hari) merupakan factor

risiko malaria31.

Penelitian yang dilakukan di daerah endemis Malaria di Kalimantan Selatan

mendapatkan bahwa faktor lingkungan berupa rawa-rawa dan kondisi kandang

ternak yang dekat dengan pemukiman memicu adanya tempat perkembangbiakan

vektor malaria sehingga menghambat upaya masyarakat dalam pencegahan

malaria32.

Penularan malaria terjadi karena adanya interaksi antara sumber penular

(agent), nyamuk sebagai vektor dan tuan rumah (host), baik orang sehat maupun

sakit. Keberadaan orang sakit malaria di suatu daerah dapat menjadi sumber

penular malaria bagi penduduk di sekitarnya. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara riwayat kontak dengan penderita malaria dengan

riwayat demam yang merupakan gejala klinis awal malaria.

B. Kearifan Lokal dalam Penanggulangan Malaria

Kearifan lokal dalam pengendalian malaria merupakan budaya atau kebiasaan

masyarakat setempat yang dapat menurunkan risiko penularan malaria. Informasi

kearifan lokal dalam penelitian ini tidak dapat diperoleh dari masyarakat setempat

karena tidak dilakukan pengumpulan data terhadap masyarakat baik wawancara

maupun observasi lingkungan.

Page 61: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

44

Kearifan lokal dalam upaya pengendalian malaria diperoleh dari data

sekunder baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran maupun Puskesmas

Hanura. Kegiatan yang dilakukan diantaranya dengan pengelolaan tambak udang

yang tidak terpakai, pengangkatan lumut pada genangan air, dan reboisasi hutan

bakau. Upaya tersebut dilakukan oleh masyarakat setempat secara gotong royong

dengan didukung oleh Pemerintah Daerah setempat dan LSM.

Aspek sosial budaya merupakan hal yang penting dalam upaya pengendalian

malaria di suatu daerah. Pengendalian malaria baik upaya pencegahan maupun

pengobatan harus memperhatikan aspek budaya setempat. Hasil penelitian di Kota

Palu, Sulawesi Tengah mendapatkan bahwa kepercayaan masyarakat tentang sakit

dan cara penyembuhannya masih berdasarkan aturan-aturan adat10. Kearifan lokal

tersebut dapat dimanfaatkan dalam upaya pengendalian malaria dengan melakukan

pendekatan terhadap orang yang dipercaya oleh masyarakat tersebut dalam

menentukan penyakit dan pengobatannya. Perlu adanya pendidikan dan penyuluhan

terhadap orang yang disegani oleh masyarakat tentang penyebab dan pengobatan

malaria, sehingga masyarakat dapat menerima dan melakukan pengobatan malaria

yang sesuai dengan standar.

Menurut pendapat Smith (2014), di beberapa daerah terdapat stigma negative

tentang malaria, yaitu bahwa risiko malaria hanya terjadi pada masyarakat

pinggiran dan minoritas, serta etnis tertentu. Stigma tersebut dapat menghambat

kegiatan pengendalian malaria karena kelompok yang tidak berisiko akan sulit

untuk menerima program pengendalian yang dilakukan. Pengendalian malaria

harus disertai dengan advokasi terhadap pengambil kebijakan serta masyarakat

tentang risiko malaria33.

Page 62: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Angka kejadian malaria pada penelitian ini sebesar 3% dengan penderita positif

ditemukan pada dua orang ibu hamil dan satu balita. Hasil konfirmasi dengan

pemeriksaan secara mikroskopis tidak ditemukan adanya slide positif

plasmodium.

2. Balita yang diperiksa sebanyak 64 balita dengan umur 0-4 tahun, sedangkan ibu

hamil yang diperiksa sebanyak 36 orang dengan usia termuda 16 tahun dan

tertua 46 tahun.

3. Variabel yang berhubungan dengan malaria adalah riwayat kontak dengan

penderita.

4. Kearifan lokal yang ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya kesadaran

masyarakat untuk membersihkan lingkungan, seperti tambak udang agar tidak

menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk dan kegiatan reboisasi hutan bakau.

B. Saran

1. Perlu dilakukan upaya pemeriksaan secara dini terhadap ibu hamil dan balita

yang menderita demam agar dapat terdeteksi sedini mungkin bila menderita

malaria serta dapat diberi tindakan pengobatan secara cepat.

2. Bila ditemukan penderita malaria di sekitar ibu hamil atau balita, maka perlu

upaya preventif terhadap ibu hamil dan balita agar tidak tertular malaria dengan

perlindungan terhadap gigitan nyamuk vektor malaria.

3. Perlu penelitian lebih lanjut yang mendalam untuk mengetahui budaya dan

kearifan lokal dalam upaya pencegahan dan pengendalian malaria agar dapat

dikembangkan dan diterapkan di masyarakat sesuai budaya setempat.

Page 63: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

46

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta; 2014:152.

2. Herdiana H, Fuad A, Asih PB, et al. Progress towards malaria elimination in Sabang Municipality, Aceh, Indonesia. Malaria journal. 2013;12(1):42. doi:10.1186/1475-2875-12-42.

3. Dinkes Prov. Lampung. Laporan Bulanan Program Malaria Tahun 2013. Bandar Lampung; 2014.

4. Dinkes Prov. Lampung. Laporan Investigasi Peningkatan Kasus Malaria Di Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung Tahun 2013. Bandar Lampung; 2014.

5. WHO. Methods for Use by Individuals and Communities. (JA R, ed.). Geneva: World Health Organization; 1997.

6. Faradila, Ishak H MH. Penggunaan Kelambu berinsektisida Terhadap Pengendalian Penyakit Malaria di Bonto Bahari. Repiratory.

7. Rahmadiliyani N, Noralisa. Hubungan penggunaan kelambu berinsektisida dan kejadian malaria di Desa Teluk Kepayang Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2013. Jurnal Buski. 2013;4(3):128-132.

8. Saikhu A. Faktor Risiko Lingkungan dan Perilaku yang Mempengaruhi Kejadian Kesakitan Malaria di Provinsi Sumatera Selatan (Analisis Lanjut Data Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007). ASPIRATOR. 2011;3(1):8-13.

9. Kasnodiharjo, Manalu HSP. Persepsi dan Pola Kebiasaan Masyarakat Kaitannya dengan Masalah Malaria di Daerah Sihepeng Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Media Penelit Kesehatan. 2008;18(2):69-77.

10. Ningsi, Erlan A P. Aspek Sosial Budaya dan Lingkungan Fisik Masyarakat Suku Da’a dalam Kaitannya dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kota Palu Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehat. 2011;21(1):18-31.

11. Malaria Pada Anak. Mediscus. http://mediskus.com/penyakit/malaria-pada-anak. Published 2016. Accessed October 28, 2016.

12. Indra C. Pengaruh Malaria Selama Kehamilan. USU digital library. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3764/1/fkm-indra c3.pdf. Published 2003. Accessed October 28, 2016.

13. Pusat Promosi Kesehatan. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Untuk Eliminasi Malaria. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2010:11-31.

14. Depkes RI. Modul Epidemiologi Malaria. Jakarta: Direktorat Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang, Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 1999.

15. Pramono MS, Suharmiati. PENGORGANISASIAN SISTEM SIAGA BERBASIS MASYARAKAT DAN NOEPESU , KECAMATAN MIOMAFFO BARAT ) Organizing Alert System in North Central Timor Regency ( Studies in Noeltoko and Noepesu Village , West Miomaffo District ). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2013;16(1):38-47.

Page 64: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

47

16. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 374/MENKES/PER/III.2010. 2010:97.

17. Harmendo. Faktor Risiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kenanga Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka. 2008.

18. Sugiarto. Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2003.

19. Dinkes Prov. Lampung. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2014. Bandar Lampung; 2014:1-341.

20. Dinkes Prov. Lampung. Profil Kesehatan Provinsi Lampung. Bandar Lampung; 2015.

21. BPS Pesawaran. Kabupaten Pesawaran Dalam Angka. Gedung Tataan; 2016.

22. Dinkes Kabupaten Pesawaran. Profil Kesehatan Kabupaten Pesawaran. Gedung Tataan; 2015.

23. Dinkes Kabupaten Pesawaran. Laporan Bulanan Penemuan Dan Pengobatan Malaria Di Kabupaten Pesawaran Tahun 2015. Gedung Tataan; 2016.

24. Dinkes Kabupaten Pesawaran. Laporan Bulanan Penemuan Dan Pengobatan Malaria Di Kabupaten Pesawaran Tahun 2014. Gedung Tataan; 2015.

25. Puskesmas Hanura. Laporan Bulanan Malaria Puskemas Hanura, Bulan Mei Tahun 2016. Hanura; 2016.

26. Puskesmas Hanura. Laporan Penemuan Dan Pengobatan Malaria Di Puskesmas Hanura Tahun 2015. Hanura; 2016.

27. Depkes RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal P2PL, Depkes RI; 2009:73.

28. Cohee LM, Kalilani-phiri L, Boudova S, et al. Submicroscopic malaria infection during pregnancy and the impact of intermittent preventive treatment. Malaria journal. 2014;13(1):1-9. doi:10.1186/1475-2875-13-274.

29. Oyakhirome S, Pötschke M, Schwarz NG, et al. Artesunate – amodiaquine combination therapy for falciparum malaria in young Gabonese children. Malaria journal. 2007;7:1-7. doi:10.1186/1475-2875-6-29.

30. Sichande M, Michelo C, Halwindi H, Miller J. Education attainment of head of households associated with insecticide-treated net utilization among five to nineteen-year old individuals : evidence from the malaria indicator survey 2010 in Zambia. Malaria journal. 2014;13(1):1-6. doi:10.1186/1475-2875-13-378.

31. Sulistianingsih E. Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dan Perilaku Dengan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Hanura Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran tahun 2010. Jurnal Kesehatan. 2010;I(2):191-196.

32. Suharjo. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Masyarakat Tentang Malaria di Daerah Endemis Kalimantan Selatan. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2015;25(1):23-32.

33. Smith C, Whittaker M. Malaria elimination without stigmatization : a note of caution about the use of terminology in elimination settings. Malaria journal. 2014;13(1):1-5. doi:10.1186/1475-2875-13-377.

Page 65: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

48

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan selesainya penulisan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat:

1) Kepala Badan Litbang Penelitian Kesehatan yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini;

2) Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat yang

telah memberikan dukungan dana dan bimbingan dalam kegiatan penulisan

proposal, protokol penelitian, pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan;

3) Kepala Lokalitbang P2B2 Baturaja yang telah memberikan memberikan

kesempatan untuk melakukan penelitian kepada penulis;

4) Drs. Kasnodihardjo, M.Kes. dan Bambang Sungkana, M.Kes sebagai reviewer

yang telah membimbing dalam pembuatan protokol dan penyusunan serta

penulisan laporan penelitian;

5) Dr. Inswiansri, M.Kes., yang telah memberikan pembinaan dalam penyusunan

laporan akhir

6) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung dan Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Pesawaran, berserta semua staf yang telah membantu selama

pelaksanaan penelitian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam kegiatan penelitian hingga penulisan laporan ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga segala bantuan dan dukungan dari semua pihak dalam

penyelesaian laporan ini mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Page 66: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

49

LAMPIRAN

Page 67: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

50

MATRIK HASIL PENELITIAN TAHUN 2016 SETELAH EFISIENSI

Judul Penelitian : Kearifan Lokal yang Berhubungan dengan Penularan Malaria pada Anak dan Ibu Hamil di Kabupaten Pesawaran,

Provinsi Lampung

Ketua Pelaksana : Santoso, SKM., M.Sc.

Lokasi : Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung

Anggaran : Rp. 274.170.000,-

Jumlah Pemotongan : Rp. 164.408.200,- (60%)

Realisasi Anggaran : Rp. 109.761.800,- (40%)

Tujuan Khusus Tercapai

atau tidak Implementasinya apa? Penyebabnya apa?

Identifikasi angka kejadian malaria pada bayi dan ibu hamil

Tercapai Diperoleh data kejadian malaria pada balita dan ibu hamil hasil pengambilan darah

-

Identifikasi karakteristik subyek Tercapai Diperoleh data karakteristik malaria pada balita dan ibu hamil hasil pengambilan darah dan wawancara singkat

-

Identifikasi perilaku subyek yang berhubungan dengan malaria

Tercapai Diperoleh data perilaku hasil pengambilan wawancara singkat

-

Identifikasi budaya lokal yang menunjang pencegahan penularan malaria

Tercapai sebagian

Diperoleh informasi budaya lokal yang berhubungan dengan malaria dari pengelola program malaria, namun tidak mendalam karena tidak dilakukan wawancara mendalam terhadap masyarakat

Wawancara mendalam terhadap informan yang meliputi masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda serta orang yang memahami budaya lokat yang berkaitan dengan pencegahan malaria tidak dapat dilakukan karena efisiensi anggaran.

Page 68: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

51

Laporan Tahunan Kasus Malaria di Provinsi Lampung Tahun 2015

No Puskesmas Jumlah

penduduk Malaria Klinis

AMI (‰)

Metode Diagnosis Positif

Mikroskop RDT Jumlah 0 - 11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn > 15 th Jumlah

Jumlah API Bumil L P L P L P L P L P L P

1 Lampung Selatan

953.957 1.583 1,66 905 658 1563 1 0 2 4 8 12 16 10 115 58 142 84 226 0,24 3

2 Lampung Barat 294.857 961 3,26 449 459 908 1 0 3 0 0 0 4 3 10 17 18 20 38 0,13 0

3 Tanggamus 560.871 2.571 4,58 1.002 1.569 2571 0 0 0 1 0 0 1 4 10 7 11 12 23 0,04 0

4 Way Kanan 430.919 790 1,83 147 643 790 0 0 0 0 0 0 0 0 5 3 0 3 3 0,01 0

5 Tulang Bawang

390.873 862 2,21 612 226 838 0 0 0 0 0 0 0 1 3 2 3 3 6 0,02 0

6 Pesawaran 417.921 6.681 15,99 4.523 2.158 6681 5 2 78 76 206 193 256 196 975 725 1.520 1192 2712 6,49 10

7 Teluk Betung Barat

253.429 1.058 4,17 839 197 1036 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0,00 0

8 Bandar Lampung

938.763 9.430 10,05 9.270 162 9432 0 3 24 12 41 45 37 29 254 186 54 35 89 0,09 0

9 Pringsewu 382.841 1.353 3,53 1.207 146 1353 0 0 0 1 0 0 0 0 6 1 0 2 2 0,01 0

10 Lampung Tengah

1.340.996 12 0,01 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

11 Lampung Utara

602.990 226 0,37 129 60 189 0 0 0 0 0 3 0 0 7 5 7 8 15 0,02 0

12 Lampung Timur

1.000.098 151 0,15 29 38 67 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 2 1 3 0,00 0

13 Kota Metro 149.697 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 2 2 0,01 0

14 Mesuji 194.564 58 0,30 27 13 40 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 3 1 4 0,02 0

15 Pesisir Barat 148.412 758 5,11 809 20 829 6 4 36 21 17 21 14 10 85 114 158 170 328 2,21 5

Total 8.061.188 26.494 3,29 19.948 6.349 26.297 13 9 143 115 272 275 328 254 1.478 1.120 2.234 1.773 3.451 0,43 18

Sumber: Laporan Program Malaria Pasive Case Detection (PCD) Dinkes Provinsi Lampung Tahun 2016

Page 69: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

52

Laporan Tahunan Penemuan Dan Pengobatan Malaria Kabupaten Pesawaran Tahun 2016

No Puskesmas Jumlah

penduduk Mal

Klinis AMI (‰)

Metode Diagnosis

Positif

Mik RDT 0 - 11 bln 1-4 thn 5-9 thn 10-14 thn >15 thn Jumlah

API Ibu

Hamil L P L P L P L P L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Pedada 27.732 958 34,54 0 958 0 0 6 2 13 19 22 16 152 90 193 127 11,54 2

2 Padang Cermin 23.620 280 11,85 166 114 0 0 2 0 2 4 5 2 75 26 84 32 4,91 0

3 Bunut 36.589 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

4 Hanura 34.712 5.044 145,31 3.964 1080 5 2 70 74 191 170 229 178 748 609 1.243 1.033 65,57 11

5 Kedondong 61.680 386 6,26 386 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

6 Kota Dalam 31.474 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

7 Gedong Tataan 49.762 4 0,08 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

8 Bernung 42.247 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

9 Kalirejo 33.197 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

10 Roworejo 32.186 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

11 Tegineneng 26.701 1 0,04 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

12 Trimulyo 26.489 8 0,30 2 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0

Total 426.389 6.681 15,67 4.523 2.158 5 2 78 76 206 193 256 196 975 725 1.520 1.192 6,36 13

Page 70: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

53

Laporan Tahunan Penemuan Dan Pengobatan Malaria di Puskesmas Hanura, Kabupaten Pesawaran Tahun 2016

NO DESA Jumlah

Penduduk

Jumlah Malaria Klinis

AMI (‰)

Metode Diagnosis Positif API (‰) B

um

il

Mikroskop RDT 0-11 Bln 1 - 4 Th 5 - 9 Th 10 - 14 Th > 15 Th Jumlah

L P L P L P L P L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 Sukajaya Lempasing 6.880 2.024 294 1.577 447 3 2 44 46 125 92 118 104 340 294 630 538 170,1 10

2 Muncak 1.440 9 6 7 2 - - - 1 - - - 1 - - - 2 1,4 0

3 Hurun 1.854 246 133 198 48 1 - 5 1 6 5 19 4 51 38 82 48 70,1 0

4 Cilimus 2.206 55 25 50 5 - - - 3 - 2 5 1 3 3 8 9 7,7 0

5 T.Mulya 2.533 1 0 1 - - - - - - - - - - - - - 0,0 0

6 Hanura 6.159 339 55 272 67 - - 2 4 3 3 6 6 41 23 52 36 14,3 0

7 Sidodadi 2.161 557 258 421 136 1 - 8 8 23 15 31 29 116 101 179 153 153,6 0

8 Gebang 5.312 802 151 559 243 - 9 14 29 47 40 27 157 130 235 218 84,9 1

9 B.Menyan 2.463 157 64 107 50 - - 2 2 5 6 10 6 40 20 57 34 36,9 0

10 T.Agung 3.704 3 1 3 - - - - - - - - - - - - - 0,0 0

Puskesmas 34.712 4.193 121 3.195 998 5 2 70 79 191 170 229 178 748 609 1.243 1.038 65,7 11

Page 71: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

54

Surat Perintah Pelaksanaan Penelitian (SP3)

Page 72: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

55

Rekomendasi penelitian

Page 73: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

56

Foto Kegiatan Penelitian

Foto Perijinan dan Koordinasi dengan Kepala Puskesmas Hanura

Foto Persiapan Survei Darah Jari pada Ibu Hamil dan Balita

Page 74: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

57

Foto Pengambilan Darah Jari pada Ibu Hamil

Foto Pengambilan Darah Jari pada Balita

Page 75: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

58

Foto Hasil Survei Darah Jari Dengan RDT

Foto Kondisi Lingkungan Lokasi Survei

Page 76: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

59

Foto Kondisi Perumahan di Lokasi Survei

Page 77: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

60

Foto Wawancara Mendalam dengan Petugas Dinkes Provinsi

Foto Wawancara Mendalam dengan Petugas Dinkes Kabupaten

Page 78: LAPORAN AKHIR PENELITIAN - e-riset.litbang.kemkes.go.id · SUSUNAN TIM PENELITI No Nama Unit Kerja Kedudukan dalam tim Keahlian/ Kesarjanaan Uraian Tugas 1 Santoso Loka Litbang Baturaja

61

Foto Wawancara Mendalam dengan Petugas Puskesmas Hanura

Foto Tim Bersama Kepala Puskesmas Hanura