Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA...

27
Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA VARIETAS P88, BORBOR DAN TIMTIM DALAM UPAYA MENINGKATKAN 50% KETERSEDIAAN BIBIT DI DATARAN TINGGI GAYO Oleh : Yufniati ZA Idawanni Fenty Ferayanti Firdaus M. Ismail BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NAD BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2011

Transcript of Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA...

Page 1: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

Laporan Akhir Kegiatan

PEMBIBITAN KOPI ARABIKA VARIETAS P88, BORBORDAN TIMTIM DALAM UPAYA MENINGKATKAN 50%KETERSEDIAAN BIBIT DI DATARAN TINGGI GAYO

Oleh :

Yufniati ZAIdawanni

Fenty FerayantiFirdaus

M. Ismail

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) NADBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN2011

Page 2: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

Karunia-Nya penulis beserta tim telah dapat menyelesaikan laporan akhir kegiatan

Pengkajian Pembibitan kopi arabika varietas P88, borbor dan timtim dalam upaya

meningkatkan 50% ketersediaan bibit di Dataran Tinggi Gayo.

Laporan akhir ini disusun berdasarkan kegitan yang telah dilaksanakan

selama pelaksanaan pengkajian di Kebun Percobaan (KP) Gayo. Kegiatan ini

didukung oleh DIPA BBP2TP TA. 2011. Pengkajian ini merupakan upaya untuk

pemecahan masalah yang dihadapi oleh petani kopi Arabika terutama untuk mencari

teknologi spesifik lokasi yang adaptif dan dapat diterapkan oleh petani guna

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya. Usaha tersebut tentunya tidak

mudah dilaksanakan karena menemui berbagai masalah terutama permodalan

petani kopi, sarana dan prasarana penunjang yang terbatas dan lemahnya akses

petani terhadap sumber informasi. Oleh karena itu untuk mencapai kesejahteraan

petani perlu adanya keterpaduan semua sektor dalam membina petani.

Sehubungan dengan pelaksanaan pengkajian, kami sangat berterima kasih

kepada seluruh pihak terutama pegawai KP Gayo yang telah membantu kegiatan

tersebut mulai dari perencanaan hingga akhir kegiatan. Semoga Laporan Akhir

Kegiatan ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Banda Aceh, Desember 2011Penanggung Jawab Kegiatan,

Ir. Yufniati ZANIP. 19570304 198303 2 002

Page 3: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

ii

ABSTRAK

Yufniati dkk, Kopi Arabika Varietas P88, Borbor dan Timtim merupakan kopi unggul yangsangat potensial untuk dikembangkan di Dataran Tinggi Gayo khususnya di Kabupaten BenerMeriah. Namun saat ini masih terkendala dalam penyediaan bibit dengan performa yangbaik. Sementara itu pupuk kandang dan kompos limbah kulit kopi belum dimanfaatkansecara optimal oleh petani. Pengkajian ini bertujuan untuk memenuhi ketersediaan bibit kopiArabika varietas P88, Borbor dan Timtim dalam upaya meningkatkan 50% ketersediaan bibitkopi Arabika melalui teknologi pembibitan yang dilaksanakan dari bulan Juni sampai denganbulan Desember 2011. Pengkajian yang dilakukan yaitu perbaikan teknologi budidaya melaluipembibitan kopi Arabika varietas P88, Borbor dan Timtim dengan menggunakan pupukpelengkap cair dan naungan. Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalahRancangan Split Plot Design dengan 3 ulangan. Dari hasil pengamatan diperoleh rata-ratatinggi tanaman pada 30 HSP untuk masing–masing naungan (N) yaitu 6,0 cm dan pada umur60 HSP 7,5 cm. Rata–rata diameter batang umur 30 dan 60 HSP hanya berkisar 1 mm.

Kata Kunci : Varietas Kopi Arabika, naungan, pupuk pelengkap cair

Page 4: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

iii

ABSTRACT

Yufniati et al, Arabica coffee varieties P88, Borbor and Timtim is a very excellent potentialfor development in the Highlands, especially in Bener Meriah district. But it is still constrainedin the provision of seeds with a good performance. Meanwhile, manure and compost coffeeleather waste has not been used optimally by the farmers. This assessment aims to meet theavailability of varieties of Arabica coffee seedlings P88, Borbor and East Timor in an effort toincrease the availability of 50% Arabica coffee seedlings through nursery technologyconducted from June to December 2011. Studies made the improvement of cultivationtechnology through breeding varieties of Arabica coffee P88, Borbor and East Timor by usingcomplementary liquid fertilizer and shade. The design to be used in these experiments weresplit plot design with three replications Design. From the observations obtained by theaverage plant height at 30 HSP for each shade (N) of 6.0 cm and at the age of 60 HSP 7.5cm. Average of average age 30 and a trunk diameter of 60 HSP is only about 1 mm.

Keywords : Varieties of Coffee Arabica, shade, fertilizer liquid supplement

Page 5: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

iv

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN................................................................ i

KATA PENGANTAR....................................................................... ii

RINGKASAN ............................................................................... iii

ABSTRACT .................................................................................. iv

DAFTAR ISI ................................................................................ v

DAFTAR TABEL ........................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ............................................. 1

Latar Belakang ............................................. 1

Perumusan Masalah ............................................. 2

Tujuan ............................................. 2

Perkiraan Output

Perkiraan Outcome

Perkiraan Benefit

Perkiraan Dampak

.............................................

.............................................

.............................................

.............................................

.............................................

2

2

2

3

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................. 4

III. METODOLOGI ............................................. 7

Ruang Lingkup ............................................. 7

Lokasi dan waktu penelitian ............................................. 7

Bahan dan Alat ............................................. 7

Rancangan Pelaksanaan percobaan ............................................. 8

Pengamatan dan Analisis Data ............................................. 10

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 12

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................. 17

VI. DAFTAR PUSTAKA ............................................. 18

VII. DAFTAR LAMPIRAN ............................................. 20

Page 6: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

5

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang menjadi komoditas ekspor

dan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pendapatan dan

kesejahteraan petani. Produksi kopi di Indonesia meningkat menjadi lima kali

lebih besar sejak abad ke-20. Hal ini menyebabkan kopi menjadi komoditi

andalan Indonesia dalam meningkatkan devisa dengan volume ekspor mencapai

420.000 ton dan nilai ekspor ±900 juta dolar AS pada tahun 2008.

Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor penting yang diharapkan

mampu memberikan nilai tambah penerimaan devisa baik bagi negara pada

umumnya maupun untuk daerah sentra produksi khususnya. Di Indonesia

daerah–daerah produksi kopi tersebar dihampir semua propinsi dengan sentra

produksi utama yaitu Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,

Lampung, Bengkulu, Sulawesi Selatan, Jateng, Jatim, NTT dan Bali (Direktorat

Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004).

Perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat dengan

total areal 1,06 juta ha atau 94,14%, sementara areal perkebunan besar negara

39,3 ribu ha (3,48%) dan perkebunan besar swasta 26,8 ribu ha (2,38%). Areal

perkebunan rakyat tersebut dikelola oleh sekitar 2,12 juta kepala keluarga petani

(Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan, 2004). Menurut International

Coffee Organization (ICO) tahun 2004, Indonesia merupakan negara penghasil

kopi terbesar keempat di dunia dengan kontribusi sebesar 60% produksi kopi

dunia.

Provinsi Aceh merupakan daerah penghasil kopi Arabika terbesar di

Indonesia dengan pusat pengembangannya terletak di dataran tinggi Gayo yaitu

di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah yang keseluruhannya

merupakan usaha perkebunan rakyat. Pada tahun 2009 luas perkebunan rakyat

di dataran tinggi Gayo adalah 87.492 ha dengan rincian 48.001 ha di Kabupaten

Aceh Tengah dan 39.491 ha berada di Kabupaten Bener Meriah (Dinas

Perkebunan dan Kehutanan Provinsi NAD, 2009). Akan tetapi dari luasan areal

perkebunan rakyat tersebut produksi yang dihasilkan hanya berkisar ±27.444 ton

dengan tingkat produktivitas per hektarnya ±718 kg/tahun. Tingkat produksi dan

Page 7: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

6

produktivitas tersebut masih relatif rendah jika dibandingkan dengan

produktivitas kopi Arabika nasional yang mencapai ±85.236 kg/tahun.

1.2. Perumusan Masalah

Pembibitan merupakan tahapan yang sangat penting dalam budidaya

tanaman kopi karena akan menentukan kemampuan hidup tanaman pada tahap

selanjutnya di lapangan. Bibit yang bermutu merupakan hasil interaksi tanaman

dan faktor lingkungan. Rendahnya produktivitas kopi Arabika di dataran tinggi

Gayo disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya secara benar,

sehingga berpengaruh besar terhadap hasil produksi. Karena itu, upaya

peningkatan produktivitas, mutu dan citarasa melalui varietas–varietas unggulan

terus ditingkatkan.

Kebutuhan bibit bermutu dirasakan menjadi salah satu masalah dalam

peremajaan dan pengembangan kebun petani. Keadaan ini dirasakan petani kopi

di sentra produksi kopi Arabika di dataran tinggi Gayoyang merupakan sentra

produksi kopi Arabika di Provinsi Aceh.

Untuk itu perbaikan teknologi budidaya melalui pembibitan harus

dilakukan dengan tepat sehingga mampu menghasilkan bibit kopi varietas unggul

bermutu sesuai dengan syarat teknis pembibitan.

1.3. Tujuan :

Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi ketersediaan bibit kopi Arabika

varietas P88, Borbor dan Timtim dalam upaya meningkatkan 50% ketersediaan

bibit kopi Arabika melalui teknologi pembibitan.

1.4. Keluaran

Tersedianya bibit kopi Arabika varietas P88, Borbor dan Timtim melalui

teknologi pembibitan sebanyak 8.000 batang per varietas.

1.5. Perkiraan Hasil

Teradopsinya teknologi pembibitan di tingkat petani penangkar dalam

rangka peningkatan pendapatan.

Page 8: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

7

1.6. Perkiraan Manfaat dan Dampak

Diharapkan petani petangkar bibit dapat bertambah dari 10 orang

menjadi 15 orang dengan peningkatan pendapatan mencapai 30%.

1.7. Perkiraan Dampak

Meningkatnya produksi dan produktivitas kopi dengan penggunaan ketiga

varietas unggul di dataran tinggi Gayo yang akhirnya meningkatkan pendapatan

petani.

Page 9: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Permasalahan Kopi di Aceh

Tanaman kopi (Coffea Sp.) merupakan tanaman perkebunan yang

termasuk ke dalam famili Rubiaceae yang memiliki ±100 spesies/jenis, tetapi

hanya dua jenis saja yang banyak di budidayakan dan diperdagangkan yaitu jenis

kopi Arabika dan Robusta. Kedua jenis kopi ini mempunyai perbedaan yang nyata

baik dari segi fisik maupun kualitas buah yang dihasilkan dimana kopi Arabika

menghasilkan kualitas buah kopi yang lebih baik dibandingkan kopi Robusta.

Permasalahan yang dihadapi dalam pengusahaan kopi di Indonesia pada

umumnya dan di dataran tinggi Gayo khususnya adalah masih rendahnya

produktivitas dan mutu kopi Arabika yang dihasilkan. Untuk itu pemerintah telah

mengeluarkan kebijakan kopi nasional di bidang budidaya kopi. Salah satunya

adalah optimalisasi penggunaan bahan tanam/bibit unggul yang sesuai kondisi

agroklimat tempat penanaman (Retno Hulupi, 1999).

Bibit kopi yang berkualitas baik antara lain memiliki kriteria antara lain

bibit berasal dari pohon induk yang terpilih, tumbuhnya merata, dan tidak

terserang hama penyakit (Joko Roesmanto, 1991). Rendahnya produktivitas dan

mutu kopi arabika disebabkan oleh belum diterapkannya teknologi budidaya

secara benar, sehingga berpengaruh besar terhadap hasil produksi. Oleh karena

itu pembibitan perlu mendapat perhatian khusus, karena bibit yang berkualitas

baik merupakan salah satu faktor yang akan memberikan jaminan produksi

tinggi.

Ketersediaan bibit tanaman yang berkualitas, baik jenis maupun

kondisinya merupakan salah satu modal penting dalam suatu usahatani. Untuk

mendapatkan bibit tanaman berkondisi baik adalah melalui perawatan yang

intensif pada masa-masa pembibitan. Salah satu usaha pemeliharaan yang

penting di pembibitan adalah aspek pemupukan. Tanaman kopi selama masa

pertumbuhannya selalu memerlukan unsur hara, baik unsur hara makro maupun

mikro (Baon, J et. al., 2003).

2.2 Upaya Pembibitan

Tanaman yang dipupuk secara optimal dan teratur akan memiliki daya

tahan yang lebih besar, dengan demikian tanaman tidak mudah dipengaruhi oleh

Page 10: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

9

keadaan yang ekstrim, misalnya kekurangan air pada musim kemarau yang

terlalu panjang, temperatur yang terlalu tinggi atau rendah. Tujuan dari

pemupukan itu sendiri adalah menambah ketersediaan unsur hara yang

dibutuhkan oleh tanaman guna meningkatkan produksi baik kualitas maupun

kuantitasnya (Saifuddin Sarief, 1990).

Pemupukan terhadap tanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

pemupukan melalui akar, dan daun. Pada pemupukan melalui akar, proses

penyerapan unsur hara tidak selalu berjalan dengan mulus, sering kali hara

mengalami pengurangan seperti gangguan gulma, penguapan, tercuci atau

terserap oleh partikel lain. Dengan demikian efektivitas dan efesiensi pemupukan

yang diharapkan tidak tercapai.

Pemupukan melalui daun dilakukan untuk menghindari larutnya unsur

hara sebelum dapat diserap oleh akar tanaman atau mengalami fiksasi dalam

tanah yang berakibat tidak dapat diserap oleh tanaman (Djoehana Setyamidjaja,

1986). Adapun kelebihan pemberian pupuk pelengkap cair menurut Muslim

(1993) adalah untuk mengatasi kekurangan hara yang dibutuhkan tanaman

karena pengaruhnya yang cepat dan langsung pada tanaman, lebih efisien

karena jumlah yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan melalui tanah atau

akar.

Selain unsur hara, naungan juga berpengaruh terhadap bibit kopi. Bagi

tanaman kopi, naungan diperlukan untuk mengurangi pengaruh buruk akibat

sinar matahari yang terik dan memperpanjang umur produktif (Iskandar, 1988).

Naungan akan mempengaruhi jumlah intensitas cahaya matahari yang mengenai

tanaman yang berguna dalam proses fotosintesis yang maksimal.

Pemerintah bekerjasama dengan Forum Kopi Aceh, Aceh Partnership

Economic Development (APED), Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan

BPTP NAD telah melakukan suatu penelitian awal dengan melakukan identifikasi

dan seleksi terhadap 10 varietas kopi Arabika yang dibudidayakan di dataran

tinggi Gayo. Dari hasil penelitian ini telah diperoleh tiga varietas kopi yang sesuai

dengan ketinggian tempat yaitu P88, Borbor, dan Timtim. Adapun identifikasi

ketiga varietas tersebut menurut Surip, et. al (2008) adalah sebagai berikut :

1. P88

Merupakan hasil seleksi individual pada keturunan Catimor koleksi introduksi

dari Thailand yang diuji di Balai Penelitian Kopi Gayo, dapat tumbuh pada

Page 11: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

10

ketinggian >1000 m dpl. Agak tahan terhadap serangan nematoda parasit

dan tahan penyakit karat daun (Hemilea vastatrix). Produktivitas 1.000-1.500

kg/ha untuk populasi 2.000 pohon/ha.

2. Borbor

Merupakan hasil seleksi individual pada keturunan Arabusta Timtim yang

dilakukan oleh petani atau pekebun di Gayo, tahan penyakit karat daun

(Hemilea vastatrix). Dapat tumbuh pada ketinggian >1000 m dpl dengan

produktivitas 1.000-1.500 kg/ha untuk populasi 1.600 pohon/ha.

3. Timtim

Merupakan Arabika asal Timor Timur (sekarang Timor Leste), yang telah

beradaptasi di dataran tinggi Gayo. Ketahanan terhadap penyakit karat daun

(Hemilea vastatrix) antar individu tanaman sangat beragam mulai dari agak

rentan–tahan. Dapat tumbuh pada ketinggian >1000 m dpl dengan

produktivitas 900-1.500 kg/ha untuk populasi 1.600 pohon/ha.

Page 12: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

11

III. METODOLOGI

3.1 Ruang Lingkup

Penelitian ini merupakan kegiatan lapangan yang bersifat partisipatif dan

kemitraan antara peneliti/penyuluh BPTP NAD, PPL, kelompok tani serta

melibatkan instansi terkait yaitu Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah, BPP

Kecamatan, Lembaga Desa dan lain-lain. Penelitian yang akan dilakukan yaitu

perbaikan teknologi budidaya melalui pembibitan kopi Arabika varietas P88,

Borbor dan Timtim dengan menggunakan pupuk pelengkap cair dan naungan.

3.2 Waktu dan Lokasi Pengkajian

Pengkajian ini akan dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Gayo

Kecamatan Bandar Kabupaten Bener Meriah yang terletak pada ketinggian

>1200 m dpl. Pengkajian dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan bulan

Desember 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah:

- biji kopi varietas P88, Borbor, dan Timtim

- pupuk pelengkap cair

- sarlon/paranet 25%, 50%, dan 75%

- polibag ukuran 15 x 25 cm

- kompos limbah kulit kopi

- insektisida dan fungisida (untuk tindakan preventif terhadap serangan

hama dan penyakit)

Sedangkan alat–alat yang digunakan terdiri dari, meteran, cangkul,

bambu, tali plastik, plat penomoran, jangka sorong serta alat tulis.

3.3 Rancangan Pengkajian

a. Kerangka Pemikiran

Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan

Split Plot Design dengan 3 ulangan. Yang menjadi petak utama adalah

persentase naungan, sedangkan anak petak adalah varietas dan dosis pupuk

pelengkap cair. Notasi perlakuan adalah sebagai berikut :

Page 13: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

12

N1 : 25% P1 : 2,5 ml/1 liter air V1 : Varietas P88

N2 : 50% P2 : 5,0 ml/1 liter air V2 : Varietas Borbor

N3 : 75% P3 : 7,5 ml/1 liter air V3 : Varietas Timtim

dimana :

N = intensitas naungan/paranet

P = dosis pupuk pelengkap cair

V = varietas kopi Arabika

Jadi ada sembilan plot/perlakuan/anak petak untuk tiap petak utama

yang tiap plot/perlakuan terdiri dari 185 bibit tanaman dengan 18 bibit sebagai

sampel. Notasi kombinasi perlakuan adalah sebagai berikut :

N1 N2 N3

V1 P1 V1 P2 V1 P3

V2 P2 V2 P2 V2 P3

V3 P3 V3 P2 V3 P3

Tata letak percobaan dapat dilihat seperti di bawah ini :

BLOK I BLOK II BLOK III

N1 N2 N3

V1 P1 V2 P3 V1 P1 V2 P3 V1 P1 V1 P1 V2 P3 V1 P1 V1 P1

V2 P1 V1 P3 V3 P1 V1 P3 V2 P1 V3 P1 V1 P3 V2 P1 V3 P1

V3 P1 V3 P3 V2 P1 V3 P3 V3 P1 V2 P1 V3 P3 V3 P1 V2 P1

V2 P2 V2 P1 V2 P2 V2 P1 V2 P2 V2 P2 V2 P1 V2 P2 V2 P2

V1 P2 V1 P1 V3 P2 V1 P1 V1 P2 V3 P2 V1 P1 V1 P2 V3 P2

V3 P2 V3 P1 V1 P2 V3 P1 V3 P2 V1 P2 V3 P1 V3 P2 V1 P2

V3 P3 V2 P2 V2 P3 V2 P2 V3 P3 V2 P3 V2 P2 V3 P3 V2 P3

V2 P3 V3 P2 V1 P3 V3 P2 V2 P3 V1 P3 V3 P2 V2 P3 V1 P3

V1 P3 V1 P2 V3 P3 V1 P2 V1 P3 V3 P3 V1 P2 V1 P3 V3 P3

Adapun pelaksanaan kegiatan di lapangan disesuaikan dengan beberapa tahapan

berikut:

a. Persiapan lahan untuk persemaian dan pembibitan serta media tanam

Lahan yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu

dibersihkan dari gulma, sisa-sisa tumbuhan dan sampah lainnya. Untuk kegiatan

persemaian, terlebih dahulu dibuat bedengan dengan ukuran lebar ±80-120 cm

Page 14: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

13

sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan jumlah biji yang akan disemai

dan tinggi bedengan ±20 cm. Persemaian dilakukan dengan cara membenamkan

biji sedalam ±0,5 cm ke dalam tanah dengan jarak tanam 3 cm x 5 cm.

Persemaian ini dilakukan ±2 bulan.

Media tanam yang akan digunakan adalah campuran dari tanah,kompos

dan pasir dengan perbandingan 3:2:1, sedangkan wadah yang akan digunakan

berupa polibag ukuran 15 cm x 25 cm.

b. Pemindahan bibit ke polibag dan pengaturan bibit

Setelah media tanam siap, selanjutnya pemindahan biji yang telah

berkecambah atau berumur ±2 bulan dari bedeng persemaian ke dalam polibag.

Bibit yang dijadikan bahan penelitian telah dipilih berdasarkan karakteristik

fisiknya yang sama. Ada tiga blok ulangan yang masing–masing bloknya terdiri

dari 27 plot perlakuan yang setiap plot perlakuannya terdiri dari 185 tanaman

sehingga jumlah bibit untuk seluruh plot adalah 5.000 bibit/blok ualangan. Total

bibit seluruhnya 15.000. ( per varietas 5.000 bibit )

c. Pemeliharaan bibit di dalam polibag

Pengendalian terhadap gulma di dalam polibag dilakukan dengan cara

mencabutnya, frekuensi penyiangan disesuaikan dengan keadaan gulmanya.

Kemudian untuk pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan tindakan

preventif dengan cara mengaplikasikan insektisida Decis 25 EC dan fungisida

Dithane M-45 dengan rentang waktu 2 minggu sekali.

d. pelaksanaan perlakuan

Sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pengukuran awal

terhadap tinggi bibit, jumlah daun bibit dan diameter batang pada setiap plot

perlakuan. Data ini merupakan tolok ukur terhadap pengamatan–pengamatan

selanjutnya. Penggunaan naungan dan pupuk pelengkap cair baru akan

dilakukan dua minggu setelah bibit dipindahkan ke polibag baru. Penggunan

pupuk pelengkap cair dilakukan dengan cara disemprotkan pada daun, batang

sampai basah dan merata. Penyemprotan dilakukan sebanyak empat kali untuk

setiap perlakuan dengan interval 1, 3, 6 dan 9 bulan setelah tanaman (BST).

3.4 Pengamatan dan Analisis Data

Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman yang

meliputi :

Page 15: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

14

- Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai titik tumbuh

tanaman. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman berumur 1, 3, 6, dan 9

BST.

- Diameter batang (mm), diukur 3 cm di atas permukaan tanah dengan

menggunakan jangka sorong, yang diukur pada saat tanaman berumur 1, 3,

6, dan 9 BST.

- Jumlah daun (sepasang), dihitung pada saat seluruh daun telah terbuka

secara sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 1, 3,

6, dan 9 BST.

Data agronomis ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif

menggunakan uji F dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 0,05%. Untuk

mengukur tingkat kemampuan pengembalian atas biaya usahatani pembibitan

kopi dengan penerapan teknologi introduksi digunakan analisis kelayakan

usahatani berupa R/C Ratio, sedangkan untuk mengetahui atau mengukur

kelayakan teknologi introduksi dalam memberi nilai tambah terhadap teknologi

petani digunakan MBCR (Marginal Benefit Cost Ratio).

Analisis data kelayakan usahatani dianalisis berdasarkan rumus (Rahim, A. &

D.R.D, Hastuti, 2008) :

R/C , dimana:

R/C = Nisbah penerimaan dan biaya

R = Penerimaan (Rp/ha); C = Biaya (Rp/ha)

Dengan keputusan :

R/C > 1, usahatani secara ekonomi menguntungkan

R/C = 1, usahatani secara ekonomi berada pada titik impas (BEP)

R/C < 1, usahatani secara ekonomi tidak menguntungkan (rugi)

Marginal Benefit Cost Ratio (MBCR) dihitung berdasarkan formulasi berikut

(Gupta, P.C. & J.C. O Toole, 1986):

Penerimaan kotor (I) - Penerimaan kotor (P)MBCR =

Total biaya (I) - Total biaya (P)

dimana : I = Teknologi introduksi

P = Teknologi petani

Page 16: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

15

Perhitungan MBCR menjelaskan jika nilainya <2, berarti teknologi introduksi tidak

berpotensi secara ekonomis untuk dikembangkan, sebaliknya jika >2, artinya

teknologi tersebut berpotensi secara ekonomis untuk dikembangkan (Suhaeti dan

Basuno, 2004).

Hasil yang diharapkan dapat diketahui dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Dosis pupuk pelengkap cair yang tepat pada pembibitan kopi Arabika

varietas P88, Borbor dan Timtim

Pengaruh naungan terhadap pertumbuhan bibit kopi Arabika varietas P88,

Borbor dan Timtim

Tersedianya bibit kopi Arabika varietas P88, Borbor dan Timtim sebanyak ±

8.000 batang per varietas.

Page 17: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

16

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan koordinasi pada pengkajian Pembibitan Kopi Arabika Varietas

P88, Borbor dan Timtim dalam Upaya Meningkatkan 50% Bibit di Dataran Tinggi

Gayo dilakukan bersama dengan Kepala KP Gayo. Pertemuan ini bertujuan untuk

sinkronisasi rencana kegiatan antara lain lokasi/tempat kegiatan pembibitan

dilaksanakan dan juga menentukan beberapa orang staf KP Gayo yang akan

membantu kegiatan ini di lapangan.

Selain itu juga persiapan lokasi pembibitan yang di mulai dengan

pembersihan lahan dari rumput, sampah dan juga batu-batuan untuk dijadikan

tempat atau bedeng persemaian. Lokasi tempat persemaian merupakan lahan

datar yang tidak terlindung oleh pepohonan sehingga dapat menerima cahaya

matahari secara sempurna

Pembibitan dalam bercocok tanam kopi merupakan langkah yang sangat

penting. Pengadaan bahan tanam tanaman kopi dapat dilakukan melalui dua

cara, yaitu secara generatif menggunakan biji dan secara vegetatif menggunakan

sambungan (grafting/entring) atau stek (cutting). Kedua cara pengadaan bahan

tanam tersebut pada dasarnya sama, yaitu harus melalui dua tahap pembibitan.

Pertama melalui persemaian (pre nursery), kedua melalui pembibitan (main

nursery).

Dalam persemaian kopi sebaiknya areal penyemaian datar dan tidak

tergenang air, dekat dengan sumber air, tanah bebas dari hama dan penyakit,

tata air dan pengudaraan yang baik. Tahapan- tahapan yang dilakukan pada

persemaian kopi ini adalah lahan yang akan digunakan sebagai tempat

persemaian dalam penelitian ini terlebih dahulu dibersihkan dari gulma, sisa-sisa

tumbuhan dan sampah lainnya, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar

±80-120 cm sedangkan panjang bedengan disesuaikan dengan jumlah biji yang

akan disemai dan tinggi bedengan ±20 cm. Petak–petak bedengan diberi

pembatas dari papan untuk masing–masing varietas yang akan digunakan

dengan jumlah biji kopi sebanyak 6.000 biji di antara bedengan dibuat jalan

selebar ±40 cm. Arah bedengan utara-selatan. Kemudian lapisan tanah top soil

setelah dihaluskan dimasukan ke dalam masing–masing petak bedengan. Setelah

itu media disiram sampai keadaan jenuh air.

Page 18: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

17

4.7.1. Pengamatan Tinggi Tanaman

Pengamatan I tinggi bibit tanaman kopi dilakukan pada umur 30 hari

setelah pindah (HSP), lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 1, dimana rata-rata

tinggi tanaman pada semua perlakuan dan varietas tidak terdapat perbedaan

yang nyata. Rata-rata tinggi tanaman sebesar 5,0 cm dan pada umur 60 HSP

paling rendah 6,10 cm dan yang paling tinggi sebesar 8,70 cm dari seluruh

perlakuan pupuk cair dan naungan.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman bibit kopi pada umur 30 dan 60 hari setelahpindah (cm)

VarietasPupuk N1 N2 N3

30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSPV1P1 5.65 6.45 5.25 8.17 6.38 6.61V1P2 5.80 6.45 6.20 6.92 6.36 6.68V1P3 5.88 6.10 6.40 7.79 6.56 6.80

V2P1 6.48 8.70 6.30 8.06 6.50 8.24V2P2 6.39 8.20 6.33 7.97 6.53 7.83V2P3 6.19 7.68 6.32 6.64 6.59 7.79

V3P1 6.30 7.88 6.23 7.06 6.71 8.20V3P2 6.49 8.51 6.35 7.65 6.75 7.76V3P3 6.41 7.63 6.45 7.22 6.48 7.69

Selanjutnya salah satu parameter pertumbuhan bibit kopi yang diamati adalah

diameter batang, secara lebih lengkap dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Rata-rata diameter batang tanaman bibit kopi pada umur 30 dan 60 harisetelah pindah (mm)

VarietasPupuk N1 N2 N3

30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSPV1P1 1.00 1.01 1.00 1.01 1.00 1.01V1P2 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00V1P3 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00 1.01

V2P1 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00 1.01V2P2 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.01V2P3 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

V3P1 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00 1.01V3P2 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00V3P3 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00 1.00

Page 19: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

18

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa secara bersama pupuk dan

kombinasi naungan memberikan respon yang sama terhadap diameter batang

tanaman pada seluruh varietas. Penambahan diameter batang dari umur 30 HSP

ke 60 HSP hanya berkisar 0,01 mm.

Tabel 3. Rata-rata jumlah daun bibit tanaman pada umur 30 dan 60 hari setelahpindah (pasang)

VarietasPupuk N1 N2 N3

30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSP 30 HSP 60 HSPV1P1 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V1P2 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V1P3 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00

V2P1 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V2P2 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V2P3 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00

V3P1 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V3P2 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00V3P3 1.00 2.00 1.00 2.00 1.00 2.00

4.7.3. Pengamatan Jumlah Daun

Bibit kopi kedua varietas sama pada umur 30 HST mempunyai satu

pasang daun selanjutnya pada umur 60 HST bertambah menjadi 2 pasang daun

sempurna , artinya bibit kopi memiliki penambahan 1 pasang daun setiap 30 hari.

Penambahan jumlah daun tersebut kemungkinan karena sifat genetik dari kedua

varietas.

Secara keseluruhan, hasil pengamatan secara visual menunjukkan kondisi

tanaman pada awalnya relatif seragam, dimana kotiledon pada bibit sudah pecah

sehingga pada saat bibit diberikan perlakuan sudah mempunyai daun lembaga.

Perkembangan selanjutnya terjadi perbedaan pertumbuhan untuk masing-masing

perlakuan sebagai tanggapan terhadap kondisi lingkungan tempat tumbuh.

Dimana masing-masing jenis tanaman kopi tumbuh sesuai dengan karakteristik

genetiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumiarsi dan Priyadi (2003), yang

menyatakan bahwa pertumbuhan awal sangat dipengaruhi oleh kondisi bibit

disamping faktor genetik.

Page 20: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

19

Gambar 1. Pembuatan bedeng persemaian

Persemaian biji kopi telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2011.

Penyemaian biji kopi terbagi atas dua tingkat, yaitu: tingkat perkecambahan, dan

dederan bibit (pemindahan dari perkecambahan). Tempat persemaian biji kopi

mempunyai syarat-syarat antara lain :

Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur, dan banyak

mengandung bunga tanah.

Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan

pemeliharaan pada musim kemarau, terutama dalam melakukan

penyiraman.

Ada pohon pelindung, agar dapat menahan terik matahari dan percikan

air hujan yang lebat, sehingga tidak merusakkan bibit.

Terhindar dari bibit penyakit dan hama, tempat‐tempat yang akan

dipergunakan sebagai persemaian sebaiknya diselidiki terlebih dahulu

terhadap kemungkinan adanya infeksi penyakit dan hama. Sehingga

apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan pencegahan dan

pemberantasan.

Pada tempat perkecambahan dibentuk bedengan-bendengan dengan

ukuran lebar 1,2 m dan panjang 2,4 m. Selanjutnya pada bedengan itu dilapisi

pasir setebal 5-10 cm, dan di atas bedengan diberi atap. Semua biji dibenamkan

pada lapisan pasir menghadap ke bawah, artinya bagian punggung di atas, dan

bagian perut menghadap ke bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa

sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan

secara berderet dalam satu baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan

BedenganPersemaian

Page 21: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

20

lainnya 5 cm. Sedangkan jarak antara biji dengan biji 2,5 cm. Setiap 1 m bisa

memuat 2.0003.000 biji kopi, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya biji

dan jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit

tanduk. Tetapi lebih baik biji kopi tersebut dilepas kulit tanduknya, sehingga

mereka akan lebih cepat tumbuh dan tidak menjadi sarang penyakit.

Setelah selesai pembenaman, bijibiji kopi tersebut diberi pasir lagi,

tipis‐tipis saja. Tempat perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab.

Untuk menjaga kelembaban biji-biji tersebut, di atas bedengan yang tertutup

pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau jerami yang dipotongpotong

antara 0,51 cm, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali sehari.

Setelah berumur 48 minggu, biji kopi tersebut akan berkecambah, kemudian

dapat dipindahkan ke persemaian atau tempat dederan.

Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di

dataran rendah yang beriklim panas, perkecambahan itu makan waktu 34

minggu. Sedangkan di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan

makan waktu 68 minggu.

Varietas Kopi

Page 22: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

21

Gambar 2. Tiga Varietas Kopi Arabika yang digunakan untuk pembibitan.

Gambar 3. Kegiatan persemaian biji kopi Arabika untuk tiga varietas

Dari hasil pengamatan terhadap ketiga varietas kopi arabika (Gayo 1,

Gayo 2, dan P88) yang telah disemai pada tanggal 28 Juni 2011 terlihat telah

tumbuh dengan persentase mencapai 90%, kecuali varietas P88 yang hanya

sekitar 80%. Terlihat benih telah tumbuh sekitar 3 cm muncul di atas permukaan

tanah, dengan demikian alang-alang yang digunakan untuk menutup benih dapat

disisihkan karena benih telah cukup kuat beradaptasi dengan suhu udara mikro

di sekelilingnya.

Selama proses perkecambahan, cotyledoncotyledon dan embrio kecil

pada biji kopi membengkak dengan menghisap endosperma, kemudian akar kecil

(radicula) dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya hypocotyl muncul dari tanah dengan

bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat cotyledoncotyledon

Persemaian Biji Kopi

Page 23: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

22

yang masih tertutup oleh endosperma dan kulir ari. Pertumbuhan pada tingkat

demikian sering disebut "soldatje" atau serdadu.

Dalam pertumbuhan soldatje itu untuk sementara berhenti tumbuh lebih

kurang 1 bulan. Kemudian mulai tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar

sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian endoscarp lepas. Selanjutnya

cotyledon terangkat seolaholah masih melekat, kemudian terpisah, tumbuh

sepasang keping daun yang disebut "kepel". Semai dalam tingkat ini sudah

berumur 23 bulan, selanjutnya dapat dipindahkan ke persemaian.

Pembibitan adalah tempat atau areal untuk memproses benih menjadi

bibit yang siap tanam di lapangan. Penanaman benih ke lapangan dapat

dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung yang berarti harus

disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian.

Tujuan pembuatan pembibitan adalah untuk memperoleh keberhasilan

penanaman baik itu dari segi kualitas dan kuantitas yang diharapkan, penyediaan

bibit siap tanam tepat waktu yaitu di awal musim penghujan. Luas lahan yang

digunakan untuk pembibitan tergantung kebutuhan. Pelaksanaannya meliputi

persiapan lapangan (pemberian batas lapangan yang jelas dan dipetakan).

Pembersihan lahan dari semak dan rumput, pengolahan/pencangkulan tanah

dengan baik dan meratakannya serta pembuatan naungan

Gambar 4. Pembuatan naungan menggunakan sarlon untuk tempat pembibitansetelah pindah tanam dari persemaian

Sarlon/Paranet TempatPembibitan

Page 24: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

23

Gambar 5. Pengisian media pembibitan

Gambar 6. Pengaturan polybag pada bedeng pembibitan

Pengisian media dan pemindahan bibit ke lokasi Pembibitan

Page 25: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

24

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Secara umum pertumbuhan bibit kopi arabika dari ketiga varietas, perlakuan

pupuk dan naungan terlihat baik. Pertumbuhan paling tinggi terlihat pada

varietas P88 dengan naungan 75%.

2. Terjadi interaksi antara varietas, dosis pupuk, dan naungan terhadap tinggi

tanaman, diameter batang, dan jumlah daun.

5.2. Saran

1. Untuk kesinambungan data yang telah diperoleh, perlu kegiatan lanjutan

pada masa yang akan datang agar bibit yang ada di lapangan untuk dilihat

tingkat produktivitas masing-masing perlakuan.

2. Diharapkan bibit varietas P-88 yang telah dihasilkan dari pengkajian ini dapat

disalurkan kepada petani untuk dikembangkan di Dataran Tinggi Gayo.

Page 26: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

25

DAFTAR PUSTAKA

AEKI, 1997. Statistik Kopi. Jakarta.

Darmawijaya, I, 1975. Klasifikasi Tanah Kopi. Komisi teknis Perkebunan V.Budidaya Kopi-Coklat. Tretes.

Dinas Perkebunan dan Kehutan Provinsi NAD, 2008. Laporan Tahunan. BandaAceh.

Karim, A. 1996b. Hubungan Antara Elevasi dan Lereng dengan Produksi KopiArabika Catimor di Aceh Tengah. Jurnal Penelitian Pertanian, FakultasPertanian, UISU, Medan.

Karim, A dan Darusman. 1997a. Potensi Bahan Baku Pupuk Organik SumberLokal pada Perkebunan Kopi Organik di Aceh Tengah. Makalah Disajikanpada Seminar Bulanan Fakultas Pertanian Unsyiah, Darusalam, BandaAceh, 22 September 1997.

Nur, A.M, 1992, Pemangkasan Tanaman Kopi. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,Jawa Timur.

Nur, A.M, 1996. Aspek Agronomi Diversifikasi Kopi Arabika dengan TanamanJeruk Keprok Gayo di Aceh Tengah.

Renes, H. 1989. Arabika Coffee in Aceh Tengah, Projek PPW-LTA 77- Canard/a.Small Holder Coffeee Development in Aceh Tengah, Consultan Report AnAplloed Arabika Coffee Research, May 1985 – Juni 1989.

Retno Hulupi. 2008. Bahan Tanam Kopi Arabika Anjuran Nasional yang SesuaiUntuk Dataran Tinggi Gayo. Panduan Budidaya dan Pengolahan KopiArabika Gayo. Pusat Penelitiab Kopi dan Kakao Indonesia. Jakarta.

Sarief, E S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan tanah Pertanian. Pustaka Buana.Bandung. 197 hal.

Sitompul, S. M. Dan B. Guritno. 1995. Analisis pertumbuhan tanaman. GadjahMada University Press, Yogyakarta.

Soekadar Wiryadiputra, 2008. Hama-hama Utama pada Kopi Arabika. PanduanBudidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo. Pusat Penelitian Kopi danKakao Indonesia. Jakarta.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor. Bogor. 217 hal.

Sofyan Souri, 2001. Penggunaan Pupuk Kandang Meningkatkan Produksi Padi.Folder ARMP. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi PertanianMataram. Mataram.

Page 27: Laporan Akhir Kegiatan PEMBIBITAN KOPI ARABIKA …nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/...Rancangan yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Split Plot Design

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PEMBIBITAN KOPI ARABIKA DI DATARAN TINGGI GAYO TA.2011

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nanggroe Aceh DarussalamJl. P. Nyak Makam No. 27 Lampineueng, Banda Aceh – 23125. Telp (0651) 7551811 Fax. (0651) 7552077

Email : [email protected] ; [email protected]:http://nad.litbang.deptan.go.id

26

Sumiarsi, N dan D. Priyadi. 2003. Interaksi antara Variasi Konsentrasi Hormondan Interaksi Penyinaran Matahari pada Pertumbuhan Biji Serdang,Agrista 7 (3): 255-258.

Winaryo, 2003. Standart dan Sertifikasi Perkebunan Organik. MakalahDisampaikan pada Ekspose Teknologi PHT di Jogya.

Winaryo, Usman dan S. Mawardi. 1994. Pengaruh Komposisi Bahan Baku danLama Pengomposan Terhadap Kualiatas Kompos. Laporan Penelitian.Proyek Penelitian Kopi Arabika, Balai Penelitian Kopi Gayo, Pondok Gajah,Aceh Tengah.