Laporan 3 roku-cokgul (Pendahuluan)
-
Upload
lukman-al-attas -
Category
Documents
-
view
27 -
download
0
description
Transcript of Laporan 3 roku-cokgul (Pendahuluan)
I. PENDAHULUAN
I.1. Teori Dasar
1. Daya Serap Terigudan Kandungan Gluten
Tepung merupakan butiran-butiran halus yang berukuran sangat kecil
tergantung pada jenis asalnya serta mengandung amilosa dan amilopektin. Tepung
terigu pada umumnya digunakan untuk membuat kue dan bahan masak-memasak
lainnya. Selain itu, tepung juga digunakan untuk pengentalan makanan,
kemampuan pengentalan tepung ini disebabkan oleh daya serapnya terhadap air
sehingga butiran-butiran tepung tersebut membesar dan apabila dipanaskan maka
granula tersebut akan rusak dan pecah sehingga terjadi proses gelatinisasi. Pada
peristiwa gelatinisasi tepung, viskositas bahan akan meningkat karena air telah
masuk kedalam butiran tepung dan tidak bisa bergerak bebas lagi (Moehyl, 1992).
Pada umumnya tepung terigu memiliki kandungan protein berkisar antara 8% -
9%, 10.5% - 11.5 % dan 12 % - 14 %. Ciri khas tepung terigu yaitu mengandung
gluten yang tidak dimiliki oleh jenis tepung lainnya. Gluten adalah suatu senyawa
pada tepung terigu yang bersifat kenyal dan elastis, yang diperlukan dalam
pembuatan roti agar dapat mengembang dengan baik, yang dapat menentukan
kekenyalan mie serta berperan dalam pembuatan kulit martabak telur supaya tidak
mudah robek. Umumnya kandungan gluten menentukan kadar protein tepung
terigu, semakin tinggi kadar gluten, semakin tinggi kadar protein tepung terigu
tersebut. Kadar gluten pada tepung terigu, yang menentukan kualitas pembuatan
suatu makanan, sangat tergantung dari jenis gandumnya.
Protein yang terdapat dalam tepung terigu tidak terlarut didalam air. Protein-
protein yang tidak larut dalam air ini disebut gliadin dan glutein. Glutein adalah
bentuk dari protein yang tidak larut didalam air jika tepung dipanaskan dan
dicampurkan dengan air. Glutein bisa diekstrak dengan cara mencucinya dengan
air hingga patinya hilang. Glutein yang telah diekstrak memiliki sifat elastis dan
kohesi. Jika gliadin dan glutenin dipisahkan dari gluten maka gliadin akan bersifat
seperti substansi sirup yang menggumpal dan saling terikat serta glutenin akan
menghasilkan kekerasan yang berkemungkinan memperbesar kekuatan tekstur
bahan (Parker, 2003).
Pada Gandum, kandungan gluten tidak tersebar merata pada keseluhuran
butiran endosperm biji gandum, tetapi berpusat didalam bagian badan protein
yang mengandung jaringan lemak. Bagian ini bertindak sebagai pusat untuk
sintesis gliadin dan glutenin. Tepung gandum mengandung kurang lebih 0,5%
hingga 0,8% pentosa yang larut dalam air dan kurang lebih 0,8% lipida bebas
serta 1,0% lipida yang terikat (Desrosier, 2008).
2. Aktivitas Ragi Roti
Ragi adalah fungi uniseluler yang beberapa jenis spesiesnya umum digunakan
untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan produk olahan
fermentasi tradisional lainnya. Kebanyakan ragi merupakan anggota divisi
Ascomycota, walaupun ada juga yang digolongkan dalam Basidiomycota.
Beberapa ragi, seperti Candida albicans, dapat menyebabkan infeksi pada
manusia.
Selain itu, ragi adalah mikroorganisme hidup yang dapat ditemukan dimana –
mana. Ragi berasal dari keluarga fungi bersel satu dari genus Saccaromyces,
spesies cerevisiae, dan memiliki ukuran 6 – 8 mikron. Dalam 1 gram ragi padat,
terdapat kurang lebih 10 milyar sel hidup. Ragi ini berbentuk bulat telur, dan
dilindungi oleh dinding membran yang semi berpori (semi permeabel), melakukan
reproduksi dengan cara membelah diri, dan dapat hidup dilingkungan tanpa
oksigen (anaerob) maupun dengan oksigen (aerob). Untuk bertahan hidup, ragi
membutuhkan air, makanan dan lingkungan yang sesuai.
Ragi yang digunakan tentu saja berbeda – beda sesuai dengan produk yang
diinginkan. Ada tiga jenis ragi yang umum dikenal, yaitu ragi tape, ragi roti, dan
ragi tempe. Ragi tape berwujud padat dengan bentuk bulat pipih berwarna putih,
ragi roti berbentuk butiran, sedangkan ragi tempe berbentuk bubuk.
3. Gula dan Sirup Gula
Sirup glukosa yang mempunyai nama lain dectrose adalah salah satu produk
bahan pemanis makanan dan minuman yang berbentuk cairan, tidak berbau dan
tidak berwarna tetapi memiliki rasa manis yang tinggi. Sirup glukosa atau sering
juga disebut gula cair dibuat melalui proses hidrolisis pati. Perbedaannya dengan
gula pasir yaitu, gula pasir (sukrosa) merupakan gula disakarida, sedangkan sirup
glukosa adalah monosakarida, terdiri atas satu monomer yaitu glukosa. Sirup
glukosa dapat dibuat dengan cara hidrolisis asam atau dengan cara enzimatis. Dari
kedua cara tersebut, pembuatan sirup glukosa secara enzimatis dapat
dikembangkan di pedesaan karena tidak banyak menggunakan bahan kimia
sehingga aman dan tidak mencemarilingkungan. Bahan lain yang diperlukan
adalah enzim amilase.
Pengujian sirup gula yang dilakukan adalah dengan melelehkan gula
hingga suhu-suhu yang ditentukan, kemudian diambil sedikit sirup gula dan
dijatuhkan ke dalam air es sehingga terbentuk permen gula. Pengujian gula perlu
diketahui agar hasil yang diperoleh dalam pembuatan kembang gula memuaskan
serta tidak mengalami kegagalan. Pengujian gula sebaiknya menggunakan
termometer candy dengan cara yang benar yaitu ujung termometer tidak boleh
menyentuh dasar panci atau alat yang digunakan untuk memanaskan gula atau
bahan lainnya dalam pembuatan kembang gula. Cara yang sederhana atau dengan
menggunakan tangan dilakukan bagi yang sudah berpengalaman dalam
pembuatan kembang gula. Uji dengan tangan ini terdiri dari beberapa tahapan
yaitu long thread stage (105°C), soft ball stage (115°C), hard ball stage (122°C),
small crack stage (138°C) dan yang terakhir hard crack stage (154°C).
4. Cokelat
Coklat kualitas premium mengandung lebih banyak cocoa liquor atau sari biji
kakao yang berbentuk pasta (cairan berwarna coklat pekat), cocoa butter dan
cocoa solid. Makin tinggi kandungan cocoa liquor maka makin terasa sensasi
pahit dari coklat tersebut. Coklat dengan kualitas premium memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
Coklat cepat meleleh karena tingginya kandungan cocoa butter.
Dark chocolate berwarna coklat gelap, bukan berwarna hitam.
Permukaan cokelat terlihat halus, mengilap dan warnanya rata.
Saat coklat dipatahkan, tekstur patahan seperti kulit pohon.
Bila dimakan, tidak terasa seperti berpasir atau seperti mengandung lapisan
lilin. Namun terasa halus, creamy, dan tidak berminyak.
I.2. Tujuan Prakitkum
1. Mengetahui tingkat daya serap tepung terigu dan karakteristiknya.
2. Mengetahui kadar gluten dari berbagai macam tepung.
3. Mengetahui karakteristik dari tepung (Tepung Terigu).
4. Mengetahui aktivitas ragi roti pada setiap jenis tepung terigu.
5. Mengetahui tingkat kelarutan dari berbagai jenis gula.
6. Mengetahui tingkat kelelehan dari berbagai jenis cokelat.