lap_k3_slm

6
 1 PRAKTIKUM PENGUKURAN KEBISINGAN DENGAN SOUND LEVEL METER I. JUDUL PENGUKURAN KEBISINGAN DENGAN SOUND LEVEL METER II. TUJUAN Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada lingkungan kerja III. TEORI Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.  Untuk mengukur kebisingan digunakan sound level meter. Sound Level Meter adalah suatu alat yang digunakan untuk pengukuran suatu intensitas suara. Dalam menggunakan alat Sound Level Meter untuk pengukuran taraf intensitas bunyi dapat menggunakan sumber suara dari sirine. Membunyikan sirine ini dapat dengan cara memberikan variasi tegangan yang diberikan untuk sirine tersebut, sehingga berdengung keras atau kecilnya suara yang dihasilkan oleh sirine bergantung pada tegangan yang diberikan untuk sirine tersebut. Untuk menggunakannya, sirine diletakkan pada suatu titik, dan Sound Level Meter diletakkan pada  jarak yang ditentukan yaitu sekitar 5cm (bisa kurang ataupun lebih) dari arah yang  berhadapan dengan Sound Level Meter tersebut. Pada saat sirine dibunyikan, Sound Level Meter akan mencatat Intensitas bunyi dari sirine tersebut. Sound Level Meter ini digunakan untuk mengukur tingkat suara dalam desibel (dB). Sound Level Meter memiliki sebuah panel LCD, yang merupakan perangkat yang  berdiri sendiri dan digunakan untuk pembacaan pada alat ini. Pengukuran dengan menggunakan sound level meter ini biasanya digunakan dalam studi polusi suara untuk kuantifikasi kebisingan, tapi terutama untuk industri, lingkungan dan kebisingan pesawat.  Namun, pembacaan yang diberikan oleh sound level meter tidak berkorelasi dengan baik untuk kenyaringan suara manusia, karena ini meter kenyaringan diperlukan. Sound Level Meter ini terdiri atas mikropon dan sebuah sirkuit elektronik termasuk attenuator , 3 jaringan perespon frekuensi, skala indikator dan amplifier . Tiga  jaringan tersebut distandarisasi sesuai standar Sound Level Meter. Tujuannya adalah untuk memberikan pendekatan yang terbaik dalam pengukuran tingkat kebisingan total. Respon

Transcript of lap_k3_slm

Page 1: lap_k3_slm

5/13/2018 lap_k3_slm - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapk3slm 1/6

1

PRAKTIKUM PENGUKURAN KEBISINGAN DENGAN SOUND LEVEL METER 

I.  JUDUL

PENGUKURAN KEBISINGAN DENGAN SOUND LEVEL METER 

II.  TUJUAN

Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada lingkungan kerja

III.  TEORI Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat

mengganggu kesehatan, kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian.  Untuk mengukur 

kebisingan digunakan sound level meter. Sound Level Meter adalah suatu alat yang

digunakan untuk pengukuran suatu intensitas suara. Dalam menggunakan alat Sound Level

Meter untuk pengukuran taraf intensitas bunyi dapat menggunakan sumber suara dari sirine.

Membunyikan sirine ini dapat dengan cara memberikan variasi tegangan yang diberikan

untuk sirine tersebut, sehingga berdengung keras atau kecilnya suara yang dihasilkan oleh

sirine bergantung pada tegangan yang diberikan untuk sirine tersebut. Untuk 

menggunakannya, sirine diletakkan pada suatu titik, dan Sound Level Meter diletakkan pada

  jarak yang ditentukan yaitu sekitar 5cm (bisa kurang ataupun lebih) dari arah yang

 berhadapan dengan Sound Level Meter tersebut. Pada saat sirine dibunyikan, Sound Level

Meter akan mencatat Intensitas bunyi dari sirine tersebut.

Sound Level Meter ini digunakan untuk mengukur tingkat suara dalam desibel

(dB). Sound Level Meter memiliki sebuah panel LCD, yang merupakan perangkat yang

  berdiri sendiri dan digunakan untuk pembacaan pada alat ini. Pengukuran dengan

menggunakan sound level meter ini biasanya digunakan dalam studi polusi suara untuk 

kuantifikasi kebisingan, tapi terutama untuk industri, lingkungan dan kebisingan pesawat.

  Namun, pembacaan yang diberikan oleh sound level meter tidak berkorelasi dengan baik 

untuk kenyaringan suara manusia, karena ini meter kenyaringan diperlukan.

Sound Level Meter ini terdiri atas mikropon dan sebuah sirkuit elektronik 

termasuk  attenuator , 3 jaringan perespon frekuensi, skala indikator dan amplifier . Tiga

 jaringan tersebut distandarisasi sesuai standar Sound Level Meter. Tujuannya adalah untuk 

memberikan pendekatan yang terbaik dalam pengukuran tingkat kebisingan total. Respon

Page 2: lap_k3_slm

5/13/2018 lap_k3_slm - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapk3slm 2/6

manusia terhadap suara bermacam-macam sesuai dengan frekuensi dan intensitasnya.

Telinga kurang sensitif terhadap frekuensi lemah maupun tinggi pada intensitas yang rendah.

Pada tingkat kebisingan yang tinggi, ada perbedaan respon manusia terhadap berbagai

frekuensi. Tiga pembobotan tersebut berfungsi untuk mengkompensasi perbedaan respon

manusia.

Dalam melakukan pengukuran menggunakan Sound Level Meter, gelombang

  bunyi yang terukur bisa jadi tidak sama dengan nilai Intensitas gelombang bunyi yang

sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

1.  Adanya angin yang berhembus dari berbagai arah yang menyebabkan tidak akuratnya

nilai yang terukur oleh Sound Level Meter.

2.  Apabila melakukan pengukuran di tempat yang banyak tumbuhan, suara yang

dikeluarkan sirine terserap oleh tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitarnya. Sehingga

 pengukuran tidak maksimal.

3.  Adanya pengaruh kecepatan angin, yang menyebabkan nilai Intensitas gelombang bunyi

yang terukur lebih kecil dari hasil yang sebenarnya.

Karena hal-hal yang berpengaruh pada penjalaran gelombang bunyi yaitu kecepatan angin

dan benda-benda di sekitar sirine yang dapat menyerap gelombang bunyi.

IV. 

ALAT UKUR 

Manual

1.  Sound level meter 

2.  Stopwatch

3.  Alat tulis

V.  CARA KER JA

Cara menggunakan Soud Level Meter( untuk rion):

1.  Kalibrasi alat. pindahkan switch ke tanda cal. Dan function juga pada cal

Lihat angka yang muncul bila belum 94,0 diatur menjadi 94,0 (diputar mur 

disamping ada tulis cal dengan obeng) ke kiri ke kanan

2.  Pindahkan switch ke A

Page 3: lap_k3_slm

5/13/2018 lap_k3_slm - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapk3slm 3/6

3.  Function/ range diatur : jangan sampai keluar under atau over 

4.  Atur slektor : bila bunyinya kontinyu diatur fast, bila tidak kontinyu slow

5.  Alat diletakan setinggi telinga orang yang akan diukur 

6.  Microphone diarahkan ke sumber bunyi

7.  Dicatat angka yang muncul setiap 1-10 detik selama 15 menit

8.  Dari data yang terkumpul dicari MEAN, MODUS (TERGANTUNG STANDAR 

YANG DIGUNAKAN)

9.  Dibandingkan dengan NAB (NAB=85 dBA)

VI.  HASIL PENGAMATAN

INTENSITAS BUNYI SETIAP 10 DETIK 

DALAM dBA

44,0 43,9 52,0 41,0 48,5

51,3 42,9 61,0 61,8 56,2

51,2 49,1 52,2 48,8 45,1

57,9 54,2 48,1 48,4 47,8

47,8 52,3 45,5 41,5 54,4

47,7 52,6 47,3 47,9 47,8

48,2 55,7 42,0 52,3 51,2

41,9 46,5 54,5 56,2 41,2

41,3 43,2 42,1 55,7 39,6

41,0 50,6 38,1 54,3 41,2

41,7 41,0 39,5 50,8 45,6

44,4 46,5 44,0 59,2 43,2

40,1 44,1 42,1 42,0 44,4

40,8 49,4 43,9 57,0 44,5

43,3 41,5 42,7 44,5 51,4

40,6 37,6 39,1 41,3 55,0

40,2 38,1 38,6 44,0 54,3

45,8 52,4 41,5 44,0 47,9

Page 4: lap_k3_slm

5/13/2018 lap_k3_slm - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapk3slm 4/6

VII.  PERHITUNGAN

a.  Mean

Mean adalah rata-rata dari data yang dikumpulkan. Mean diperoleh dengan rumus:

Mean = jumlah seluruh data

Banyak data

44,0 + 51,3 + 51,2 + 57,9 + 47,8 + 47,7 + 48,2 + 41,9 + 41,3 + 41,0 + 41,7 + 44,4 + 40,1

+ 40,8 + 43,3 + 40,6 + 40,2 + 45,8 + 43,9 + 42,9 + 49,1 + 54,2 + 52,3 + 52,6 + 55,7 +

46,5 + 43,2 + 50,6 + 41,0 + 46,5 + 44,1 + 49,4 + 41,5 + 37,6 + 38,1 + 52,4 + 52,0 + 61,0

+ 52,2 + 48,1 + 45,5 + 47,3 + 42,0 + 54,5 + 42,1 + 38,1 + 39,5 + 44,0 + 42,1 + 38,1 +

39,5 + 44,0 + 42,1 + 43,9 + 42,7 + 39,1 + 38,6 + 41,5 + 41,0 + 61,8 + 48,8 + 48,4 + 41,5

+ 47,9 + 52,3 + 56,2 + 55,7 + 54,3 + 50,8 + 59,2 + 42,0 + 57,0 + 44,5 + 41,3 + 44,0 +

44,0 + 48,5 + 56,2 + 45,1 + 47,8 + 54,4 + 47,8 + 51,2 + 41,2 + 39,6 + 41,2 + 45,6 + 43,2

+ 44,4 + 44,5 + 51,4 + 55,0 + 54,3 + 47,9

90

= 4215

90

= 46,83

 b.  Modus

Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam data yang dikumpulkan. Dari data

  pengukuran kebisingan yang dikumpulkan diatas yang merupakan modus adalah 44,0

karena nilai inilah yang muncul paling banyak.

VIII. 

PEMBAHASANData diatas adalah hasil pengukuran yang dilaksanakan pada tanggal 27 September 2011,

 bertempat di halaman depan Padmasana Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar. Dalam

data tersebut terdapat peningkatan bunyi yang cukup signifikan dari yang sebelumnya

  berkisar antara 35-50 dBA menjadi 61 dBA bahkan lebih disebabkan karena pada saat

Page 5: lap_k3_slm

5/13/2018 lap_k3_slm - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapk3slm 5/6

  pengukuran ada pesawat yang melintas sehingga mempengaruhi pengukuran kebisingan

yang dilakukan.

Dari data yang diperoleh pada percobaan pengukuran kebisingan diperoleh hasil tingkat

kebisingan yang dikategorikan sangat tenang. Hal ini didasarkan pada teori sebagai berikut:

1.  Menurut Manuaba (1997), klasifikasi kebisingan di dalam ruangan adalah:

-  30-40 dBA sangat tenang

-  50-60 dBA cukup tenang

-  >60 dBA berisik 

-  70 dBA sangat berisik 

2.  Menurut Surat Keputusan Gubernur No. 8 tahun 2007 tentang standar baku mutu

lingkungan siang hari (jam 06.00-22.00) 58 dBA, malam hari (jam 22.00-06.00)

52 dBA.

3.  Menurut Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.51 Tahun 1999: nilai ambang

 batas untuk lingkungan kerja adalah 85 dBA.

IX.  KESIMPULAN

Dari hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa tingkat kebisingan di halaman depan

Padmasana Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar termasuk dalam kategori tenang.

Kesimpulan ini sesuai dengan teori diatas baik dari Manuaba, Surat Keputusan Gubernur No.

8 Tahun 2007, dan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51 Tahun 1999. Selain itu,nilai rata-rata yang diperoleh juga berada bibawah nilai ambang batas, yakni 46,63 masih

 jauh dibawah nilai ambang batas yang ditetapkan, yakni 85 dBA.

Page 6: lap_k3_slm

5/13/2018 lap_k3_slm - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lapk3slm 6/6

LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKAN

NAMA TANDA TANGAN

  Ni Wayan Suasih Lestari (P07134011003) (....................)

Luh Gede Yoni Asta Suri (P07134011007) (....................)

  Ni Lu Arnitasari (P07134011011) (....................)

Kadek Ayu Candra Duhita (P07134011015) (....................)

Komang Bayu Hendrawan (P07134011019) (....................)

I Putu Bayu Aryawan (P07134011023) (....................)

  Ni Komang Tri Widianingsih (P07134011027) (....................)

I Gede Widyantara (P07134011031) (....................)

  Ni Luh Mega Desyanti (P07134011035) (....................)

Coratry Shovariah Premilga (P07134011039) (....................)

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I  Pembimbing II

(I Gede Wayan Darmadi,SKM.,M.Erg) (Ida Ayu Made Sri Arjani,SIP.,M.Erg)

Pembimbing III Pembimbing IV

(Cok Dewi Widhya Hana Sundari,SKM.,M.Si) (Putu Theni Aryasih,SKM)