Lap.hidrologi
-
Upload
m-nashrayansar -
Category
Documents
-
view
415 -
download
4
Transcript of Lap.hidrologi
![Page 1: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/1.jpg)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya,
peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan
lingkungannya, termasuk hubungannya dengan mahluk-mahluk hidup
(International glossary of Hidrologi, 1974). Karena perkembangannya yang
begitu cepat, hidrologi telah menjadi dasar dari pengelolaan sumberdaya-
sumberdaya air rumah tangga yang merupakan pengembangan, agihan dan
penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara terencana. Banyak proyek
di dunia (rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan
lain-lain) dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan survey kondisi-
kondisi hidrologi yang cukup.
Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi
tanah menentukan jumlah air yang masuk dalam tanah dan mengalir pada
permukaan tanah. Jadi tanah tidak hanya berperan sebagai media
pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur tata air.
Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi terjadi berupa kehilangan
unsure hara dan bahan organik, menurunnya kapasitas infiltrasi dan
kemampuan tanah menahan air, dan meningkatnya kepadatan tanah serta
berkurangnya kemantapan struktur tanah.
1
![Page 2: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/2.jpg)
Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan
zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses
fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan
menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi.
Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang
diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman
sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman
menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk
bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung
pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk.
Segera setelah pembasahan, tanah yang dalam dan terdraenase baik
akan memiliki lebih banyak air pada lapisan permukaan daripada di lapisan di
bawah permukaan. Dengan demikian gradian potensial tetap ada dan
menyebabkan aliran ke bawah terus berlangsung meskipun setelah infiltrasi
permukaan berhenti. Aliran ini memindahkan air dari horizon atas ke horizon
bawah yang lebih kering. Sesudah dua sampai tiga hari, laju draenase
menjadi sangat lambat dan kandungan hampir konstan. Kandungan air pada
saat ini dinamakan kapasitas lapang.
Berdasarkan uraian di atas maka dilaksanakanlah praktikum ini untuk
untuk mengetahui nilai kapasitas lapang dan titik layu permanen pada
tanaman jagung (Zea mays L.) dan tanaman kacang hijau (Phaseolus
radiatus).
2
![Page 3: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/3.jpg)
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tingkat evaporasi,
transpirasi, evapotranspirasi dan kadar air pada tanah Alfisol dengan
berbagai perlakuan.
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi di dalam
pola penerapan pengelolaan lahan pertanian terhadap besarnya laju
evaporasi dan transpirasi yang terjadi.
3
![Page 4: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/4.jpg)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Hidrologi
Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus hidrologi atau
siklus air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian
mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau
mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut,
menguap lagi dan seterusnya (Asdak,1995).
Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi
tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada
permukaan tanah. Besarnya jumlah aliran permukaan dan jumlah air yang
dapat masuk ke dalam tanah akan menentukan jumlah air yang bermanfaat
bagi manusia ataupun menentukan fluktuasi debit air di sungai yang terdapat
pada suatu daerah penampungan (Pairunan A, dkk. 1997).
Air yang masuk ke dalam tanah sebahagian dimanfaatkan tanaman
untuk membentuk bahan organik dalam proses fotosintesa, sebagian
diluapkan melalui proses transpirasi. Air yang masuk dalam tanah dapat
tertahan dalam tanah sebelum diserap oleh tanaman, atau bergerak ke atas
melalui pipa kapiler kemudian menguap dari permukaan tanah, dapat juga
terus bergerak sebagai air perkolasi yang tidak dapat dimanfaatkan tanaman,
(Pairunan A, dkk. 1985).
4
![Page 5: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/5.jpg)
Pergerakan air di bumi yang merupakan suatu sistem yang tertutup,
yang berarti pergerakan air pada sistem tersebut selalu tetap berada pada
sistemnya. Energi panas matahari dan faktor-faktor iklim lainnya
menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan
tanah, di laut dan badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses
evaporasi akan terbawa oleh angina melintasi daratan yang bergunung
maupun pada daerah datar dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan
sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air
hujan (Hakim, 1986 ).
Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan
zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses
fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan
menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi.
Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang
diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman
sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman
menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk
bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung
pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk (Asdak,
1995).
5
![Page 6: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/6.jpg)
2. 2. Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan
bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika. Dua unsur
utama untuk berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan
ketersediaan air. Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya
perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses
evaporasi tersebut diatas. Oleh karenanya, kondisi fisika yang
mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada kedua proses alamiah
tersebut. Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain cahaya matahari, suhu
udara, dan kapasitas kadar air dalam udara. Proses evaporasi yang
disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia (Asdak, 1995).
Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan
penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah
(evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan
internal terjadi dalam pori-pori tanah (Hakim dkk, 1986).
Air yang masuk ke dalam tanah sebagian dimanfaatkan tanaman
untuk membentuk bahan organik dalam proses fotosintesis, sebagian
diuapkan melalui proses transpirasi. Air yang masuk dalam tanah dapat
tertahan dalam tanah sebelum diserap oleh tanaman, atau bergerak ke atas
melalui pipa kapiler kemudian menguap (Pairunan A.K dkk, 1997)
6
![Page 7: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/7.jpg)
Karena transpirasi adalah proses evaporasi air dari permukaan
tumbuhan, maka faktor-faktor iklim yang mempengaruhi evaporasi secara
umum juga berpengaruh terhadap transpirasi. Kenyataan di lapangan kedua
proses, evaporasi dari permukaan tanah dan transpirasi dari tumbuhan sulit
dipisahkan, sehingga keduanya disebut evaporatranspirasi (Hakim dkk, 1986)
2. 3. Transpirasi
Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman
melalui pori-pori daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya di
balut lapisan mati yang disebut kulit air (cuticle) yang kedap uap air. Sel-sel
hidup daun dan cabang terletak di bawah permukaan tanaman, dibelakang
pori-pori daun dan cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak
langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya
pori-pori tersebut (Asdak, 1995).
Transpirasi adalah suatu proses ketika air diuapkan ke uadara dari
permukaan daun/tajuk vegetasi. Oleh karenanya, faktor-faktor yang
mengendalikan besar kecilnya transpirasi suatu vegetasi adalah sama
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi, yaitu radiasi
panas matahari, suhu, kecepatan angina, dan gradient tekanan udara.
Dalam hal ini, besarnya transpirasi, dalam batas tertentu, juga dipengaruhi
oleh karakteristik dan kerapatan vegetasi seperti struktur tajuk, perilaku pori-
poeri daun, dan lain-lain, (Seyhan, 1990).
7
![Page 8: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/8.jpg)
Adalah sulit mengukur evaporasi dari permukaan tanah yang
bervegetasi. Selain harus memperhatikan jumlah air yang tersedia dan
kemampuan atmosfer untuk menyerap dan mengangkut uap air, masih harus
mempertimbangkan mekanisme transpirasi vegetasi. Beberapa teknik
pengukuran transpirasi telah dilakukan pada beberapa jenis tanaman dalam
plot-plot percobaan. Teknik tersebut antara lain ; (1). Plot pengukuran
dengan menggunakan alat lysimeter, (2). Pengukuran berkurangnya
kelembaban tanah dalam plot percobaan, (3). Pemangkasan cabang-cabang
tanaman dan menimbangnya untuk mengukur besarnya laju kehilangan air,
dan (4). Menganalisis dengan menggunakan neraca air, (Asdak, 1995).
2. 4. Evapotranspirasi
Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan
penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah
(evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan
internal terjadi dalam pori-pori tanah (Hakim dkk, 1986).
Air yang mempunyai permukaan secara langsung berinfiltrasi kedalam
tanah atau melintas diatas pemukaan tanah. Sebagian darinya, secara
langsung atau setelah penyimpanan permukaan. Hilangnya dalam bentuk
evaporasi yaitu proses dimana air menjadi uap, dan transpirasi yaitu proses
dimana air menjadi uap melalui metabolisme tanaman (Asdak, 1995).
Perkiraan evaporasi dan transpirasi adalah sangat penting dalam
pengkajian-pengkajian hidrometeorologi. Pengaruh langsung evaporasi dan
8
![Page 9: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/9.jpg)
evaportranspirasi dari air ataupun permukaan lahan yang benar adalah tidak
mungkin pada saat ini. Akan tetapi, jika keragaman waktu evaporasi
permukaan maka air bebas berbanding langsungdengan radiasi bersih, kita
dapat mengharapkan nilai-nilai maksimum pada siang hari (Seyhan, 1990).
Evaportranspirasi akan berlangsung hanya bila pasokan air tidak
terbatas bagi stomata tanaman dan permukaan tanah, lebih dekat pada fase
dengan radiasi matahari karena hanya sedikit panas disimpan oleh tanaman
dan juga karena stomata menutup pada malam hari. Evaportranspirasi ini
biasanya dipengaruhi oleh faktor meteorologi, geografi dan lainnya seperti
kandungan lengas tanah, karakteristik kapiler tanah, jeluk muka air tanah dan
sebagainya (Seyhan, 1990).
2. 5 Faktor yang mempengaruhi (Kadar Air)
Air mempunyai fungsi penting dalam tanah, dimana air penting dalam
pelapukan mineral dan bahan organik, reaksi yang menyiapkan hara laut bagi
pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar
hara tanaman. Bila air terlalu banyak, hara-hara yang lewat atau ada yang
tercuci dan hilang dari perakaran atau bila tinggi evaporasinya, garam-garam
terlarut mungkin terangkut ke lapisan atas tanah dan kadang-kadang
tertimbun dalam jumlah yang banyak sehingga dapat merusak tanaman
(Hardjowigeno,1987).
Kemapuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekanan dan tekstur tanah mempunyai gaya menahan air
9
![Page 10: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/10.jpg)
lebih kecil dari tanah tekstur halus. Oleh karena itu tanaman yang ditanam
pada tanah bertekstur lempung dan liat (Pairunan, dkk, 1997).
Air antara kejenuhan dan kapasitas lapangan (air gravitasi)
mempunyai tegangan rendah dan lebih mudah diserap oleh akar tumbuhan.
Akan tetapi, air gravitasi sedikit gunanya pada kebanyakan tanah sebab air
ini memeras air ke bawah dengan cepat. Selain itu, adanya air gravitasi
meniadakan udara yang diperlukan akar untuk pernafasan dan banyak
kegiatan biologi lainnya. Gerakan ait ke bawah oleh air gravitasi menarik
udara ke dalam tanah (Syarief, 1986).
Kehilangan air oleh transpirasi menimbulkan kekuatan utama yang
mendorong untuk penyerapan air oleh akar tanaman yang bertranspirasi.
Tegangan yang terjadi pada daun oleh hilangnya air transpirasi di
transmisikan ke xilem batang dan akhirnya ke akar. Apabila tegangan air
dalam akar lebih besar dari tegangan yang mengikat air dalam tanah, air
bergerak ke dalam akar (Foth, 1994).
10
![Page 11: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/11.jpg)
III. BAHAN DAN METODE
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum Kadar Air dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, pada bulan April
hingga Mei 2009 pukul 16.00 WITA sampai selesai.
3. 2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah Alfisol lapisan I,
air, benih jagung, label, talang dan kantong plastik.
Alat-alat yang digunakan adalah label, talang, kantong plastik, pot,
ember, gelas ukur, meteran atau mistar, alat laboratorium, timbangan, dan
alat tulis menulis.
3. 3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan satu buah ember (mengukur beratnya) untuk
pengukuran evaporasi pada permukaan air bebas (diameter
permukaannya harus sama dengan diameter permukaan pot).
2. Menyiapkan 3 buah pot yang dilubangi bagian bawahnya untuk
pengukuran evaporasi pada permukaan tanah dan evapotranspirasi,
dan menimbang berat masing-masing pot.
3. Mengambil sampel tanah lapisan atas (horison A) dari lokasi yang
dipilh, kemudian mengayak dengan ayakan 2 mm.
11
![Page 12: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/12.jpg)
4. Memasukkan sample tanah sebanyak 5 kg untuk setiap pot.
5. Menjenuhkan masing-masing pot (1,2,dan 3) dan mengamati sampai
air tidak menetes dari lubang di bagian bawah pot. Mengambil
sampel sekitar 20 gram dan ukur kadar air kapasitas lapangnya.
6. Menanami pot 2 dan 3 dengan tanaman semusim yang berbeda
7. Melakukan penyiraman setiap hari dengan volume air sesuai
kapasitas sample tanah memegang air (dihitung dari kadar air
kapasitas lapang)
8. Melakukan pengamatan setelah tanaman berumur 2, 3, dan 4
minggu
9. Setelah tanaman berumur 2 minggu melakukan penyiraman dengan
volume air kapasitas lapang, menimbang berapa beratnya, setelah
24 jam menimbang kembali berapa berat dari pot tersebut. Selisih
beratnya adalah kehilangan air karena evaporasi dan
evapotranspirasi. Selisih kehilangan air padaa pot 1 dan pot 2 atau
3 adalah besarnya transpirasi
10. Pada saat yang bersamaan mengisi ember dengan air yang
digunakan menyiram sebanyak 5 liter dan melakukan pengamatan
sampai dengan point 9. selisih berat adalah kehilangan air karena
evaporasi pada permukaan air bebas
11. Melakukan point 9 dan 10 pada umur tanaman 3 dan 4.
12
![Page 13: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/13.jpg)
B A B I
P E N D A H U L U A N
1. 1 Latar Belakang
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air, bumi yang ada di alam
semesta. Siklus hidrologi meliputi kejadian-kejadian air yang menguap ke
atas, kemudian menjadi hujan masuk ke dalam tanah atau mengalir ke
permukaan tanah. Karena perkembangannya begitu cepat, hidrologi menjadi
dasar dari pengelolaan sumber daya air yang merupakan pengembangan
dan penggunaan sumber air secara terencana. Banyak proyek di dunia
( Rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air, dll )
dilakukan terlebih dahulu mengadakan survey kondisi-kondisi yang cukup.
Survey-survey tersebut meliputi prosedur-prosedur pengumpulan data di
lapangan, sampai pemprosesan data dan karena itu menghasilkan data
sesuai dengan tujuan yang telah dilaksanakan.
Siklus hidrologi sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah. Kondisi tanah
sebagian dimanfaatkan tanaman untuk membentuk bahan organic dalam
proses fotosintesis melalui proses transpirasi. Air yang masuk ke dalam
tanah dapat bertahan atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler kemudian
menguap dari permukaan tanah dan dapat bergerak ke atas sebagai air
perkolasi yang tidak dimanfaatkan oleh tanaman.
13
![Page 14: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/14.jpg)
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilaksanakan praktikum ini
karena pengetahuan mengenai siklus hidrologi membantu kita memahami
jumlah air yang dapat tersedia bagi tanaman selama beberapa waktu dalam
setahun dan pengaruh air pada tanah dan tanaman.
1. 2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui tingkat laju
evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi dan kadar air pada tanah Alfisol
dengan menggunakan tanaman jagung dan kedelai.
Kegunaan dilaksanakannya percobaan ini adalah agar dapat memahami
dan mengerti perbedaan antara evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi serta
kadar air pada tanaman jagung dan sawi serta dapat menjadi bahan
informasi.
14
![Page 15: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/15.jpg)
B A B II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Hidrologi
Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya. Siklus air atau siklus
hidrologi meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara. Kemudian
mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau
mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut,
menguap lagi dan seterusnya
( Pairunan A. K, 1985 ).
Pergerakan air di bumi yang merupakan suatu system yang tertutup,
yang berarti pergerakan air pada system tersebut selalu tetap berada pada
sistemnya. Energi panas matahari dan faktor-faktor iklim lainnya
menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan
tanah, di laut dan badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses
evaporasi akan terbawa oleh angina melintasi daratan yang bergunung
maupun pada daerah datar dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan
sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air
hujan ( Soewarno, 1991 ).
2. 2 Evaporasi
Evaporasi aadalah penguapan air dari permukaan tanah, air dan bentuk
permukaan bukan vegetasi lainnya oleh proses fisika. Dua unsur utama untuk
15
![Page 16: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/16.jpg)
berlangsungnya evaporasi adalah energi ( radiasi ) matahari dan
ketersediaan air.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi tersebut yaitu panas,
suhu, udara, kapasitas kadar air dalam udara, udara di atas permukaan
bidang penguapan, dan sifat alamiah bidang penguapan ( Asdak, 1995 ).
Proses evaporasi dapat berlangsung pada permukaan tajuk vegetasi
basah dan permukaan vegetasi tajuk kering, tetapi apabila berlangsung pada
permukaan tajuk basah terutama vegetasi hutan maka proses akan lebih
cepat dibandingkan yang terjadi pada vegetasi kering. Besarnya proses
evaporasi pada tajuk vegetasi baasah kemungkinan tidak dikendalikan oleh
faktor keseimbangan radiasi matahari melainkan lebih ditentukan sebagai
penampung energi adveksi yang berasal dari atmosfer ( Rutter, 1971 ).
2. 3 Transpirasi
Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui
pori-pori daun oleh proses fisiologi. Daun dan cabang umumnya dibalut
lapisan mati yang disebut kulit air ( cuticle ) yang kedap uap air. Sel-sel hidup
daun dan cabang terletak di bawah permukaan tanaman, di belakang pori-
pori daun atau cabang. Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung
ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori
tersebut ( Asdak, 1991 ).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tumbuh pada
sebidang tanah akan menyerap sejumlah air yang terdapat dalam tanah
16
![Page 17: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/17.jpg)
melalui system perakarannya, yang kemudian melalui proses transpirasi akan
melepaskan air ke udara ( atmosfer ) dalam bentuk uap air. Persinggungan
antara permukaan tanah yang terbuka dengan atmosfer yang tidak jenuh
uap air akan memungkinkan berlangsungnya penguapan air di tempat itu
( permukaan tanah tersebut ). Proses penguapan air ini dikendalikan oleh
keadaan atmosfer dan sifat tanah yang erat kaitannya dengan ketersediaan
air dalam tanah ( Kartasapoetra, 1991 ).
2. 4 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah jumlah air total yang dikembalikan lagi ke
atmosfer dari permukaan tanah, badan air, dan vegetasi oleh adanya
pengaruh factor-faktor iklim dan fisiologis vegetasi. Sesuai dengan namanya,
evapotranspirasi juga merupakan gabungan antara proses-proses evaporasi,
intersepsi dan transpirasi ( Asdak, 1995 ).
Penguapan yang terjadi dipermukaan sangat tergantung dari
ketersediaan kelembaban di lapisan bawahnya. Oleh sebab itu, dalam
beberapa model di cari ketergantungan antara laju penguapan
( evapotranspirasi ) dan kelembaban tanah di lapisan bawahnya.
Evapotranspirasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu evapotranspirasi
potensial ( PET ) dan evatranspirasi actual ( AET ). Evapotranspirasi
potensial dipengaruhi oleh factor-faktor meteorology dan evapotranspirasi
aktual lebih dipengaruhi oleh faktor fisiologi tanaman dan unsur tanah
( Hakim, 1986 ).
17
![Page 18: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/18.jpg)
2. 5 Faktor yang mempengaruhi (Kadar Air)
Kadar air dapat dinyatakan sebagai perbandingan berat air tanah
terhadap berat tanah basah, perbandingan berat air tanah terhadap berat
tanah kering dan perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah. Di
mana berat tanah kering dapat diartikan sebagai tanah yang telah
dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C tekanan atmosfer sampai
mencapai berat tetap. Tanah yang kandungan litany tinggi sekali pada
keadaan tersebut masih mengandung air ( Sarief, 1985 ).
Air juga berpengaruh penting pada sifat fisik tanah. Kandungan air dalam
tanah sangat berpengaruh pada konsistensi tanah, dan kesesuaian tanah
untuk diolah. Begitu pula variasi kandungan air mempengaruhi daya dukung
tanah. Kandungan air dalam tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara.
Sering dipakai istilah-istilah nisbi, seperti basah dan kering. Kedua-duanya
adalah kisaran yang tidak pasti tentang kandungan air dank arena itu dapat
ditafsirkan bermacam-macam. Begitu pula halnya dengan istilah jenuh dan
tidak jenuh. Jenuh menunjukkan pori-pori yang penuh berisi air, dan tidak
jenuh menunjukkan setiap kandungan air kurang dari jenuh
( Pairunan, 1985 ).
18
![Page 19: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/19.jpg)
III. BAHAN DAN METODE
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum Kadar Air dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar, pada bulan April hingga Mei 2009 pukul
16.00 WITA sampai selesai.
3. 2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel tanah Alfisol lapisan I,
air, benih kacang, label, talang dan kantong plastik.
Alat-alat yang digunakan adalah label,cangkul, sekop, pot, ember,
gelas ukur, meteran atau mistar, alat laboratorium, timbangan, dan alat tulis
menulis.
3. 3 Prosedur Kerja
1. Menyiapkan satu buah ember (mengukur beratnya) untuk pengukuran
evaporasi pada permukaan air bebas (diameter permukaannya harus
sama dengan diameter permukaan pot).
2. Menyiapkan 3 buah pot yang dilubangi bagian bawahnya untuk
pengukuran evaporasi pada permukaan tanah dan evapotranspirasi,
dan menimbang berat masing-masing pot.
19
![Page 20: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/20.jpg)
3. Mengambil sampel tanah lapisan atas (horison A) dari lokasi yang
dipilh, kemudian mengayak dengan ayakan 2 mm.
4. Memasukkan sample tanah sebanyak 5 kg untuk setiap pot.
5. Menjenuhkan masing-masing pot (1,2,dan 3) dan mengamati sampai
air tidak menetes dari lubang di bagian bawah pot. Mengambil sampel
sekitar 20 gram dan ukur kadar air kapasitas lapangnya.
6. Menanami pot 2 dan 3 dengan tanaman semusim yang berbeda
7. Melakukan penyiraman setiap hari dengan volume air sesuai kapasitas
sample tanah memegang air (dihitung dari kadar air kapasitas lapang)
8. Melakukan pengamatan setelah tanaman berumur 2, 3, dan 4 minggu
9. Setelah tanaman berumur 2 minggu melakukan penyiraman dengan
volume air kapasitas lapang, menimbang berapa beratnya, setelah 24
jam menimbang kembali berapa berat dari pot tersebut. Selisih
beratnya adalah kehilangan air karena evaporasi dan
evapotranspirasi. Selisih kehilangan air padaa pot 1 dan pot 2 atau 3
adalah besarnya transpirasi
10.Pada saat yang bersamaan mengisi ember dengan air yang digunakan
menyiram sebanyak 5 liter dan melakukan pengamatan sampai
dengan point 9. selisih berat adalah kehilangan air karena evaporasi
pada permukaan air bebas
11.Melakukan point 9 dan 10 pada umur tanaman 3 dan 4.
20
![Page 21: Lap.hidrologi](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022013011/5571f41e49795947648f09df/html5/thumbnails/21.jpg)
21